You are on page 1of 2

26-03-2019 1/2 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Artikel ini diambil dari : www.depkes.go.id

AYO SUKSESKAN PIN POLIO TAHUN 2016


DIPUBLIKASIKAN PADA : JUMAT, 04 MARET 2016 00:00:00, DIBACA : 16.669 KALI

Jakarta, 4 Maret 2016

Pencapaian eradikasi polio (ERAPO) merupakan sebuah komitmen global. Diharapkan,


pada tahun 2020 kita akan mewujudkan Eradikasi Polio di seluruh dunia. Jika hal ini dapat
kita wujudkan, maka ini adalah sebuah prestasi besar kedua yang dicapai masyarakat
dunia di bidang kesehatan setelah pembasmian atau Eradikasi Cacar atau Variolla yang
dicapai pada tahun 1974.

Rangkaian strategi menuju pencapaian ERAPO dimulai pada tahun 1988, dan sejak saat
itu insidens atau angka kejadian kasus polio di dunia menurun hingga lebih dari 99%.
Negara endemis polio telah berkurang dari 125 negara menjadi hanya 2 negara yang
tersisa yaitu Pakistan dan Afganistan.

Indonesia, bersama dengan negara-negara di Regional Asia Tenggara telah mendapatkan


Sertifikat Bebas Polio dari World Health Organization (WHO) pada tanggal 27 Maret 2014. Namun, meskipun telah dinyatakan bebas polio, risiko penyebaran polio
di Indonesia tetap tinggi selama virus polio liar masih bersirkulasi di dunia dan faktor risiko untuk terjadi penularan masih tetap ada oleh karena kekebalan
masyarakat yang belum optimal yang disebabkan karena masih terdapatnya daerah-daerah kantong dengan cakupan imunisasi polio rutin yang rendah selama
beberapa tahun.

Penularan virus polio yang berasal dari luar negeri (importasi) pernah terjadi di Indonesia pada tahun 2005, padahal sebelumnya sudah 10 tahun Indonesia tidak
memiliki kasus polio. Kejadian tersebut dimulai dari kasus di Sukabumi pada Januari 2005, dan kemudian menyebar ke provinsi lain di pulau Jawa dan Sumatera,
dengan total kasus 305 anak. Virus polio import tersebut diduga berasal dari Nigeria yang menyebar melalui Timur Tengah. Penularan tersebut terjadi terutama
pada anak-anak yang rentan terhadap penyakit polio oleh karena belum mendapat imunisasi polio sama sekali atau imunisasi polio yang diperoleh belum lengkap.
Berdasarkan keadaan ini, maka Indonesia harus melakukan pemberian imunisasi tambahan polio untuk mendapatkan kekebalan masyarakat yang tinggi sehingga
akan dapat mempertahankan status bebas polio yang telah diperoleh dan juga sebagai upaya untuk mewujudkan Dunia Bebas Polio.

Imunisasi tambahan ini dikenal dengan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) yang akan dilaksanakan pada tanggal 8 s.d 15 Maret 2016 di seluruh wilayah Indonesia,
kecuali di DI Yogyakarta (hal ini dikarenakan DIY tidak lagi menggunakan vaksin polio tetes, sementara PIN Polio menggunakan vaksin polio tetes), dengan target
cakupan >95%. Sasaran kegiatan PIN adalah anak usia 0-59 bulan (balita), yang merupakan kelompok paling rentan untuk tertular virus polio. PIN dilaksanakan di
Pos PIN, Posyandu, Polindes, Poskesdes, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Rumah Sakit serta pos pelayanan imunisasi lainnya di bawah koordinasi Dinas
Kesehatan setempat (mis: sekolah, pasar, terminal, pelabuhan, dan bandara).

1
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2/2 26-03-2019

Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes
melalui nomor hotline (kode lokal) 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan email kontak[at]kemkes[dot]go[dot]id.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - 2 - Printed @ 26-03-2019 05:03

You might also like