Professional Documents
Culture Documents
LOGO
PERGURUAN
TINGGI
Disusun Oleh :
Nama Ketua Kelompok (NIM) Angkatan xxxx
Nama Anggota Kelompok 1 (NIM) Angkatan xxxx
Nama Anggota Kelompok 2 (NIM) Angkatan xxxx
1. JudulKaryaTulisIlmiah :
2. KetuaKelompok
a. Nama Lengkap :
b. NIM :
c. Jurusan :
d. Nama PTN/PTS :
e. AlamatRumah/Telp/HP :
f. Alamat email :
3. AnggotaKelompok : … Orang
4. DosenPembimbing
a. Nama LengkapdanGelar :
b. NIDN :
c. AlamatRumahdan HP :
(………………………………...) (…………….....)
NIP. NIM.
Dosen Pendamping,
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan / Wakil Dekan,
(Pilih salah satu, sesuai alur kampus)
(..................................................................) (………………….)
NIP. NIDN.
LEMBAR PERNYATAAN
Yang menyatakan
Materai
6000
(Nama Ketua)
NIM.
ABSTRAK
Abstrak: Energi listrik merupakan sumber energi yang sering dimanfaatkan dalam oleh
manusia didalam melakukan aktivitasnya. Di Indonesia, penggunaan energi listrik masih
belum tersebar secara merata di setiap daerah sehingga masih banyak daerah yang belum
memanfaatkan energi listrik. Persebaran pemanfaatan listrik yang belum merata di Indonesia
menjadi salah satu permasalahan untuk mewujudkan poin ke 7 dari Sustainable Development
Goals (SDGs) untuk mewujudkan terjaminnya energi yang mudah didapatkan dan
berkelanjutan bagi seluruh umat manusia pada tahun 2030 nanti. Sumber energi listrik dapat
diperoleh dari konversi bentuk energi lain ke energi listrik salah satunya energi bunyi.
Konversi energi bunyi menjadi energi listrik dapat diperoleh dengan memanfaatkan suatu
alat bernama Piezoelektrik. Prinsip kerja piezoelektrik dalam menghasilkan energi listrik
adalah menggunakan getaran mekanik dari bunyi untuk menghasilkan medan listrik akibat
reorientasi dipol muatan piezoelektrik. Efisiensi piezoelektrik dalam menghasilkan energi
listrik tergantung pada jenis material dan ukurannya. Aplikasi piezoelektrik dapat dilakukan
pada tempat yang menghasilkan sumber bunyi dengan intensitas yang tinggi salah satunya
pabrikgula. Mesin-mesin produksi pabrik yang menghasilkan sumber bunyi dengan intensitas
tinggi (diatas 60 dB) dapat dimanfaatkan untuk menggetarkan muatan dipol pada
piezoelektrik. Piezoelektrik juga dapat dimanfaatkan sebagai peredam bunyi dari mesin
pabrik sehingga dapat mengurangi polusi suara bagi yang dapat menyebabkan penyakit
seperti kehilangan pendengaran akibat paparan bunyi dengan intensitas tinggi selama bekerja
di pabrik. BeberapabagianpabrikgulaBungamayangdi lampungyaitustasiunpemasakan,
stasiunpemutaran, danPower House menghasilkanintensitasbunyi rata-rata sebesar 80-90
desibel yang dapatdikonversimenjadienergilistriksebesar±10 Volt untuksatu set
alatkonversipiezoelektrikdengan Villard multiplier.
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
rahmatNya karya tulis ilmiah yang berjudul “Piezosticker Energy Harvester” dapat
diselesaikan. Kami juga ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak – pihak yang telah
membantu kami dalam pembuatan karya tulis ini berupa sumber data penelitian yang
kami gunakan dalam karya tulis ini. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan
dalam penulisan kami ini dan siap menerima kritik dan saran yang konstruktif untuk
pengembangan karya tulis ini di masa mendatang. Semoga karya tulis yang telah kami
buat dapat bermanfaat bagi khalayak umum dalam mewujudkan Sustainable
Development Goals (SDG’s) pada tahun 2030 mendatang, terutama di bidang
terjaminnya energi yang bersih, murah, dan terjangkau bagi masuyarakat di berbagai
belahan dunia.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
Tabel IV.1. Intensitas bunyi pabrik gula Bungamayang ....................................................
Tabel IV.2. Intensitas bunyi Pabrik Gula Mumias, Kenya ..................................................
Tabel IV.3 Prediksi Intensitas bunyi Pabrik Gula Madukismo………………………….
Tabel IV.4. Hasil Konversi bunyi menjadi energi listrik dalam berbagai intesitas (dB) ....
DAFTAR GAMBAR
(jika ada)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Energi listrik merupakan sumber energi yang sering dimanfaatkan oleh manusia di dalam
melakukan aktivitasnya. Di Indonesia, penggunaan energi listrik masih belum tersebar
secara merata sehingga masih banyak daerah yang belum memanfaatkan energi listrik.
Persebaran pemanfaatan listrik yang belum merata di Indonesia menjadi salah satu
permasalahan untuk mewujudkan poin ke 7 dari Sustainable Development Goals (SDGs)
untuk mewujudkan terjaminnya energi yang mudah didapatkan dan berkelanjutan bagi
seluruh umat manusia pada tahun 2030 mendatang. Sumber energi listrik dapat diperoleh
dari konversi bentuk energi lain ke energi listrik salah satunya adalah energi bunyi. Konversi
energi bunyi menjadi energi listrik dapat diperoleh dengan memanfaatkan suatu alat bernama
Piezoelektrik
1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam karya tulis ilmiah “Piezoelectric Energy Harvester” ini
adalah untuk memberikan wawasan kepada pembaca mengenai pemanfaatan material
piezoelektrik sebagai sumber energi listrik alternatif dalam upaya mewujudkan SDG’s pada
tahun 2030 dan sebagai prasyarat lomba SNOW EPW ITS 2017.
1.4 Manfaat
Manfaat yang ingin dicapai dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah penggunaan
material piezoelektrik secara luas untuk menghasilkan energi listrik alternatif menggunakan
sumber bunyi mesin pabrik gula dan sebagai sumber literatur untuk penelitan selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. KonversiBunyiMenjadiListrik
Suara atau yang dikenal pada umumnya dengan bunyi bising, merupakan salah satu dari
sumber energi yang dapat digunakan secara tidak terbatas. Suara pada dasarnya adalah
gelombang mekanik yang berosilasi melalui sebuah medium (seperti air dan udara). Dengan
menganggap suara sebagai sebuah gelombang, maka kita dapat mengandaikan adanya
perpindahan energi dari satu titik ke titik lain melalui medium seperti udara. Perubahan
energi mekanik dari udara menjadi energi listrik dapat dipahami dengan mudah dengan
adanya hokum termodinamika (Gupta dkk, 2014)
Metode untuk mengubah gelombang bunyi menjadi energi listrik pada intinya adalah
suara sebagai gelombang mekanik, ketika berjalan melalui sebuah medium akan menganggu
partikel dari sebuah medium khusus dan gangguan pada medium ini akan menghasilkan
listrik. Ada beberapa cara untuk mengkonversi energi bunyi menjadi energi listrik, salah
satunya adalah dengan menggunakan efek dari material piezoelektrik.(Gupta dkk, 2014)
II.2. Efek Piezoelektrik
Material piezoelektrik merupakan material yang dapat digunakan untuk mengkonversi
energi bunyi menjadi energi listrik. Keramik piezoelektrik biasanya adalah material
polikristalin yang terbagi menjadi daerah-daerah dengan polarisasi yang sama (domain). Jika
sebuah medan elektrik diaplikasikan, dipole pada domain akan berkontraksi atau memanjang
(terjadi perubahan volume). Jika sebuah regangan diberikan kepada material piezoelektrik,
kali ini akan menghasilkan beda potensial. (Kour dan Charif, 2016)
III.1.Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini berupa data intensitas bunyi mesin
serta kapasitas produksi per tahun pabrik gula Bungamayang (Santoso, 2008), Pabrik
gula Mumias, Kenya (IUF Sugar & KUSPAW, 2014), dan alat pemanen energi
piezoelektrik (Fang dkk., 2017).
Serta berdasarkan Literatur “Occupational Safety and Health Issues in Kenya’s Sugar
Sub-Sector” (IUF dan KUSPAW, 2014) diperoleh data-data seperti tabel diatas dengan nilai-
nilai seperti ini
Lokasi Intensitas Bunyi (dB)
Stasiun Masakan (Boiling) 89.4
Stasiun Puteran (Mills) 77.6
Power House (Turbines) 82.8
Rata-Rata 83.26
Tabel IV.2 Intensitas Pabrik Gula Mumias, Kenya.
60 0.017 0.024 0.009 Not activate 0.010 Not activate 0.031 Not activate
70 0.094 0.133 0.069 Not activate 0.053 Not activate 0.085 Not activate
Tabel IV.4. Hasil Konversi bunyi menjadi energi listrik dalam berbagai intesitas (dB)
IV.2. Pembahasan
IV.2.1. konversi bunyi pabrik gula menjadi energi listrik menggunakan material
piezoelektrik
Berdasarkan data pada tabel IV.2, semakin tinggi intensitas bunyi (dB) masukan maka
akan dihasilkan output tegangan yang semakin tinggi juga. Tegangan keluaran paling tinggi
dihasilkan apabila menggunakan multiplier Villard pada intensitas bunyi 90-96 desibel dan
menggunakan multiplier Dickson untuk intensitas bunyi 50-80 desibel. Persamaan rasio
konversi yang digunakan dalam table untuk ketiga multiplier adalah sebagai berikut :
𝑣𝑜𝑢𝑡
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐾𝑜𝑛𝑣𝑒𝑟𝑠𝑖 =
𝑣𝑚
∗ 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑣𝑚 = 1.414 𝑣𝑟𝑚𝑠
Pada multiplier Villard dan Dickson, tidak didapatkan rasio konversi karena multiplier
tegangan tidak teraktivasi pada intensitas bunyi dibawah 80 dB.
Dengan asumsi penggunaan alat yang sama dalam penelitian Fang dkk. (2017) untuk
menghasilkan energi listrik menggunakan sumber bunyi pabrik gula Madukismo,
perbandingan intensitas bunyi pabrik gula dengan rata-rata 80-90 desibel akan menghasilkan
output tegangan sebesar 1-3.3 Volt untuk sirkuit full wave, 3.2-9.8 Volt untuk Villiard
multiplier, dan 3.3-9 Volt untuk Dickson multiplier.
Output tegangan sebesar±10 Volt maksimum akan diperoleh apabila menggunakan trans
duser piezoelektrik dengan multiplier Villard untuk satu set alat tersebut. Jumlah tegangan
listrik yang dihasilkan akan lebih besar dengan bertambahnya jumlah set alat piezoelektrik
yang digunakan.
IV.2.2. Pemanfaatan alat konversi piezoelektrik dalam upaya mewujudkan Sustainable
Development Goals (SDGs)
Alat konversi transduser piezoelektrik dengan Villard multiplier yang menghasilkan
tegangan keluaran searah maksimum sebesar 10 Volt merupakan suatu terobosan yang
efisien dalam mewujudkan SGDs poin ke 7 yaitu energi yang murah dan bersih. Sumber
energi yang digunakan berupa energi bunyi tidak menghasilkan polusi sehingga termasuk
energi bersih dan jumlahnya yang tidak terbatas sehingga terbarukan. Selain itu, dapat pula
dihasilkan energi sebesar 30 dB apabila menggunakan tipe Q220-503YB-68Hz (Fang,
2017). Apabila dikalkulasi dengan persamaan (1), maka akan menghasilkan energi sebesar 1
W. Tetapi karena bunyi merambat ke segala arah dan ukurannya yang sangat kecil, maka
sangat memungkinkan untuk dipasang parallel sejumlah 1.000.000 unit untuk dipasang
sehingga menghasilkan energi sebesar 1.000.000 W atau 1 MW untuk seluruh instalasi.
Sehingga dapat digunakan untuk menghemat energi sebesar 5%, dengan estimasi
penggunaan energi untuk Pabrik Gula sebesar 20 MW (Ningsih, 2016). Memang nilainya
masih terlampau kecil, karena alat ini masih bersifat baru. Namun seiring perkembangan
zaman, akan ditemukan bahan yang mampu bergetar dan menghasilkan energi listrik lebih
besar sehingga alatnya mampu menjadi sumber energi utama.
Energi listrik yang dihasilkan ini diatas voltase baterai primer dan sekunder pada
umumnya sehingga dapat digunakan untuk menggantikan baterai konvensional di pasar.
Limbah baterai berupa logam berat seperti merkuri, cadmium, dan timbal yang merusak
lingkungan dapat diminimalisir dengan adanya sumber energi bersih hasil konversi
piezoelektrik ini. Pengurangan limbah baterai alkaline juga merupakan suatu upaya untuk
mewujudkan SDGs poin ke-13 yaitu mengantisipasi perubahan iklim yang terjadi di dunia.
BAB V
PENUTUP
.V.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang diambil berdasarkan data literatur yang diperoleh yaitu intensitas bunyi
rata-rata di sector pemasakan, pemutaran, dan power house pabrik gula Madukismo sebesar
desibel. tegangan output searah paling besar dihasilkan dengan menggunakan multiplier
Villiard untuk intensitas bunyi di kisaran 90 desibel keatas dan multiplier Dickson untuk
intensitas bunyi di kisaran 50-80 desibel. Energi listrik yang dihasilkan dari konversi energi
piezoelektrik termasuk energi bersih dan terbarukan karena tidak menghasilkan limbah dan
sumber bunyi yang melimpah.
V.2. Saran
Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai efisiensi konversi bunyi menjadi
energi listrik menggunakan material piezoelektrik
Perlu adanya sampling di berbagai pabrik gula lain agar diperoleh data yang lebih
akurat mengenai efisiensi alat konversi energi piezoelektrik.
DAFTAR PUSTAKA
Fang L.H., Hassan S.I.S., Rahim R.A., Isa M., Ismail B.B., 2017, Exploring Piezoelectric
for Sound Wave as Energy Harvester, Arau, Universiti Malaysia Perlis
Gupta A., Goel V., Yadav V., 2014, ‘Conversion of Sound to Electric Energy’, International
Journal of Scientific & Engineering Research, Vol. 5, No. 1
IUF Sugar and KUSPAW, 2014, Occupational Safety and Health Issues in Kenya’s Sugar
Sub-Sector, ada di http://www.iuf.org/sugarworkers/wp-content/uploads/2014/09/
PUB-KUSPAW-Research-documents-July-2014.pdf
Kinanti, C.T., 2014, PROSES PRODUKSI GULA SUPER HIGH SUGAR DI PG.
MADUKISMO BANTUL, Semarang, Universitas Katolik Soegijapranata
Kour R., dan Charif A., 2016, ‘Piezoelectric Roads: Energy Harvesting Method Using
Piezoelectric Technology’, Innovative and Energy Research,Vol. 5., No. 1., hh. 1-6
Ningsih, P.D., Zuhri, H., Syukurdi M., Tursina, I., Fujianti, D.S., Adhan. S., 2016,
Penggunaan Steam dan Electricity Pada Industri Gula, Banda Aceh, Universitas Syiah
Kuala
Oktavia, E., 2014, ANALISIS PROSES KERJA DALAM EFISIENSI PRODUKSI DI
PTPN VII UNIT USAHA BUNGAMAYANG, Bogor, Institut Pertanian Bogor
Santoso B., 2008, ANALISIS KEBISINGAN PADA PROSES PRODUKSI GULA PADA
STASIUN MASAKAN, PUTARAN, DAN POWER HOUSE DI PG BUNGAMAYANG,
LAMPUNG, Bogor, Institut Pertanian Bogor
LAMPIRAN
A. Daftar Riwayat Hidup