Professional Documents
Culture Documents
A
tAs tuntunan Ida sang Hyang Widhi Wasa/tuhan yang
Maha Kuasa, buku ini dapat dirampungkan dalam tenggang
waktu yang direncanakan. Pemikiran untuk menulis buku
yang diberi judul : “ Kebun Eka Premana” ini berawal dari hobby
penulis menanam dan memelihara tumbuh-tumbuhan di sekitar
rumah kemudian disertai kesadaran bahwa memelihara tanaman
itu sangat penting, pertama untuk melestarian lingkungan, kedua
untuk mengenali secara lebih jauh tentang berbagai manfaat dari
tanaman tersebut, dan ketiga, menggunakannya untuk konsumsi
sendiri (untuk obat, untuk keperluan upakara, ataupun untuk
membuat lingkungan itu asri dan sejuk). Usaha menanam dan
melestarikan tumbuh-tumbuhan/tanaman merupakan penerapan
dari ajaran tri Hita Karana dan aplikasi dari ajaran Empu Kuturan
tentang sad Kerthih (ada 6 hal yang harus disucikan), antara lain
lingkungan (wana kerthih). terkait dengan hal tersebut hampir
semua agama mengajarkan bahwa manusia wajib melindungi alam
(lingungan), ternasuk di dalamnya alam tumbuh-tumbuhan. selain
merupakan penerapan ajaran agama, menanam dan memelihara
tumbuh-tumbuhan juga menunjang program penghijauan.
tanaman-tanaman yang dikoleksi juga dapat dimanfaatkan
iii
untuk beryadnya dalam wujud berbagi kepada warga masyarakat
sekitar yang memerlukannya. Pada saat ini, penulis mencoba
berbagi dalam jangkauan yang lebih luas, dengan membuat
foto dari tanaman-tanaman tersebut kemudian disusun dalam
bentuk buku sehingga para pembaca nanti dapat ikut mengenal
berbagai tanaman, mengetahui fungsinya dan tahu dimana
mendapatkannya apabila diperlukan. Diharapkan buku ini dapat
berguna sebagai referensi bagi masyarakat luas, seperti anak-anak
sekolah yang perlu melakukan penelitian, para sarati Banten yang
sering membuat upakara, ibu-ibu yang masih memanfaatkan obat-
obatan herbal dan juga para pencinta tanaman.
sebenarnya sudah banyak penulis buku yang menulis
tentang tanaman, seperti Pusat Penelitian dan Pengabdian pada
Masyarakat Universitas Udayana telah menerbitkan buku yang
diberi judul “taman Gumi Banten” memberi informasi tentang
tanaman khusus untuk upakara. Dra I Gusti segotri Putra juga
telah menulis buku tentang tanaman yang diberi judul” taru
Premana” yang memberikan informasi tentang fungsi berbagai
jenis tanaman. Gede Agus Budi Adnyana, dkk. telah menulis buku
tentang tanamam khususnya yang mempunyai kekuatan magis dan
mistik dalam bukunya yang berjudul: “tanaman Magis dan Mistik:
Kekuatan, Manfaat, dan Fungsinya” dan banyak lagi penulis lain
yang memberikan informasi tentang tanaman yang dikaitkan
dengan fungsinya sebagai pengobatan herbal dan tradisional,
seperti Herlina Widyaningrum beserta tim solusi Alternatif yang
menulis tentang tanaman Obat Nusantara.
Buku ini disusun untuk memperingati hari ulang tahun diksa
yang ke-2 yang jatuh pada tanggal 1 Juli 2017. sifatnya hanya
memberikan informasi secara global tentang tiga katagori tanaman
yaitu pertama yang tergolong tanaman hias (ornamental plants),
kedua yang tergolong tanaman upakara (ceremonial plants), dan
ketiga adalah tanaman-tanaman yang tergolong tanaman obat
(medical plants). Dalam penggolongan ini ada beberapa tanaman
iv
yang dapat dimasukkan sebagai tanaman hias juga sebagai tanaman
upakara maupun tanaman obat.
Jika anda membaca buku ini, sambil melihat-lihat gambar
tumbuh-tumbuhan yang ditampilkan dalam setiap bab, anda juga
dapat sambil menyanyikan lagu-lagu/tembang yang disajikan di
bagian depan setiap bab, baik dalam bahasa Indonesia maupun
dalam bahasa Bali. seperti misalnya, di bagian awal bab II disajikan
lagu anak-anak, yang dapat dinyanyikan dengan lagu seperti :
“ Lihat kebunku…….”. Pada bab-bab berikutnya, tiap bab diawali
dengan tembang Ginada dan sinom, disajikan bagi pembaca
yang senang gaguritan. Perlu disampaikan bahwa dalam lagu-
lagu (tembang) yang disajikan itu tidak lupa diselipi sedikit
pengetahuan tentang ajaran agama Hindu yang sifatnya ringan dan
sederhana, seperti misalnya konsep pangideran. Penulis berharap
supaya para pembaca mendapat informasi tentang berbagai jenis
tanaman dan pengetahuan tentang ajaran agama Hindu dan juga
terhibur. “sambil menyelam minum air” kata orang bijak.
Di bagian akhir buku ini juga dilampirkan informasi tentang
upakara dan upacara “tumpek Wariga” suatu hari suci umat
Hindu yang ada kaitannya dengan tumbuh-tumbuhan. semoga ada
gunanya.
v
KATA PENGANTAR
K
EANEKArAGAMAN flora dan fauna adalah sumberdaya
genetik tumbuhan dan hewan yang sering disebut sebagai
plasma nutfah. Keberadaan plasma nutfah selalu menjadi
perhatian dunia mengingat nilai penting dan multiguna plasma
nutfah tersebut untuk kesejahteraan manusia dan keseimbangan
ekosistem alam semesta. Perhatian yang besar terhadap
keberadaan plasma nutfah dapat dilihat dengan dicanangkannya
program Millinium Development Goals (MDGs) dan dilanjutkan
dengan program sustainable Development Goals (sDGs) serta
program inovatif lainnya yang kesemuanya didasarkan atas
kesepakatan Iternasional dalam Konvensi Keanekaragaman
Hayati.
Indonesia sebagai salah satu negara yang telah meratifikasi
Konvensi Keanekaragaman Hayati sudah selayaknya
melaksanakan perlindungan dan konservasi terhadap sumberdaya
plasma nutfah terlebih lagi Indonesia telah dikenal sebagai negara
Mega Biodiversitas. Berbagai aktivitas antropogenik (kegiatan
yang dilakukan oleh manusia) telah memberikan tekanan yang
besar terhadap keberadaan plasma nutfah Indonesia baik ragam
vi
maupun kualitasnya. selain tingginya keanekaragaman hayati,
Indonesia juga dilewati oleh beberapa garis Wallacea yang
memberikan ciri spesifik terhadap keberagaman sumberdaya
hayati pada kawasan terentu. Ciri spesifik keanekaragaman
hayati dapat dilihat dari habitasi yang sangat baik berbagai flora
dan fauna di berbagai pulau di Indonesia. Misalnya di Kawasan
timur Indonesia terkenal dengan habitasi pohon cendana,
kemiri dan sebagainya.
Di Bali, selain terdapat flora dan fauna yang beragam juga
terdapat flora fauna yang spesifik seperti pohon wani, salak gula
pasir, dan sebagainya. tekanan yang besar terhadap keberadaan
plasma nutfah di Bali juga telah terjadi sehingga keberadaan
plasma nutfah tersebut semakin langka dan nyaris mengalami
kepunahan. Fenomena tersebut di atas mengisyaratkan kita
semua bahwa perlindungan dan konservasi terhadap plasma
nutfah merupakan keharusan dan mendesak untuk dilakukan.
Kehilangan sumberdaya genetik adalah kerugian yang sangat
besar bagi pengembangan ilmu pengetahuan, keseimbangan
ekosistem dan kesejahteraan manusia. tumbuhan yang
beranekaragam adalah salah satu komponen lingkungan
yang paling strategis. Hewan dan manusia tidak akan dapat
melangsungkan hidupnya tanpa keberadaan tumbuhan. Leluhur
kita secara arif telah berpesan bahwa tumbuhan adalah saudara
manusia yang pertama, hanya tumbuhan yang mampu mengolah
komponen anorganik seperti air dan karbondioksida menjadi
bahan organik yakni karbohidrat yang akan dimanfaatkan oleh
mahluk hidup lainnya.
Ida Bhagawan Istri suwitra Pradnya ditengah-tengah
kesibukan beliau memberikan kuliah, membimbing mahasiswa
s1, s2, dan s3 di Fakultas Hukum Universitas Udayana serta
memberikan pencerahaan di Asrham Prasanthi Puri juga telah
menulis buku yang mengandung ajakan dan himbauan untuk
melakukan perlindungan dan konservasi terhadap berbagai
vii
tumbuhan yang disadari telah memberikan manfaat besar bagi
kehidupan dan kelestarian alam. Buku Kebun Eka Pramana yang
ditulis oleh Ida Bhegawan Istri suwitra Pradnya adalah sebuah
buku yang sangat penting dibaca dan dicermati oleh generasi
penerus bangsa, karena buku tersebut tidak saja mengulas
keanekaragaman tumbuhan juga memberikan petunjuk
pemanfaatannya untuk tanaman hias, tanaman upakara, dan
tanaman berkhasiat obat.
Pusat Penelitian dan Pengembangan tumbuhan Pakan
Universitas Udayana memberikan apresiasi yang sangat tinggi
dengan diterbitkannya buku Kebun Eka Pramana ini dan
terimakasih yang sebesar besanya karena telah memperluas
khasanah pengetahuan tentang tumbuhan atau tanaman yang
perlu dikembangkan untuk kelestarian alam dan lingkungan.
semoga buku Kebun Eka Pramana ini dapat menjadi pelita
dalam menelusuri multiguna tumbuhan lokal.
ttd
Prof. Dr. Ir. I Wayan suarna, M.s.
viii
KATA SAMBUTAN
s
AyA atas nama pribadi dan selaku pimpinan menyambut baik
terbitnya buku dari Ida Bhagawan Istri suwitra Pradnya yang
saat welaka nama beliau Prof. Dr. tjok Istri Putra Astiti,s.H.M.s,
salah seorang dosen senior Fakultas Hukum Universitas Udayana.
Adapun judul buku yang Beliau terbitkan saat ini berjudul “KEBUN
EKA PrEMANA, Koleksi tanaman Asrham Prasanthi Puri”, yang
berlokasi di Banjar Badung, Desa Melinggih Kecamatan Payangan
Kabupaten Gianyar, Bali. Buku ini terbit dirangkaikan juga dalam
rangka memperingati hari ulang tahun diksa Beliau ke-2 yang jatuh
pada tanggal 1 Juli 2017.
Buku ini menguraikan kecintaan Beliau terhadap berbagai
tumbuhan baik dalam rangka melestarikan Lingkungan Hidup
beserta fungsinya, maupun untuk mengenali secara lebih jauh
tentang berbagai manfaat tanaman untuk obat, keperluan upakara,
dan keasrian penempatannya. Pada pihak lain secara spiritual,
buku ini juga dipersembahkan dalam rangka mengejawantahkan
filosofi tri Hita Karana dan ajaran hampir semua agama yakni untuk
welas asih dengan lingkungan (back to nature) melalui kegiatan
melindungi dan mengasihi lingkungan alam, termasuk didalamnya
terhadap alam tumbuh-tumbuhan. Dalam kaitan itu, narasi buku
ix
Beliau disampaikan secara sederhana untuk mudah dipahami para
pembacanya. Berbagai foto tanaman, syair lagu yang memudahkan
mengingat, mengetahui, dan memahami kegunaan beserta upaya
menyayangi tanaman juga tertuang dalam buku ini.
Mendasarkan hal di atas, buku ini kiranya sangat tepat untuk
dibaca bagi kalangan spiritual dan praktisi di bidang upakara, serta
mereka yang mempunyai perhatian dalam bidang Lingkungan
Hidup. Banyak manfaat akan dapat dijumpai dan ditemukan dalam
buku ini untuk mewujudkan hidup yang berkelanjutan. Oleh
karena, manusia yang merusak dan/atau mencemarkan Lingkungan
Hidup (termasuk tumbuh-tumbuhan) pada hakikatnya secara tidak
sadar adalah telah merusak dan/atau mencemarkan dirinya sendiri
(manusia itu sendiri).
Akhir kata saya sampaikan selamat kepada Ida Bhegawan Istri
suwitra Pradnya atas diterbitkannya buku untuk menambahkan
koleksi karya ilmiah Beliau di bidang Hukum Adat. Ucapan selamat
juga disampaikan, karena dalam usia 70 tahun dan kesibukan
Beliau dalam melayani umat dan mahasiswa, masih mampu
menghasilkan karya tulis untuk generasi masa ini maupun masa
mendatang. semoga Ida sang Hyang Widhi Waça (tuhan yang
Mahaesa) senantiasa melimpahkan kesehatan dan kesejahteraan
agar dapat terus berkarya dan mengabdi bagi kesejahteraan umat
manusia dan alam semesta (Moksartham Jagadita ya ca iti Dharma).
terima kasih.
Dekan, ttd
x
xi
xii
Daftar Isi
KATA PENGANTAR/SAMBUTAN …….......
1 Kata Pengantar Penulis ……………..... iii
2 Kata Pengantar Kepala Puslitbang
Tumbuhan Pakan ………………..….….. VI
3 Kata Sambutan Dekan Fakultas
Hukum …………………......………......... IX
4 Kata Sambutan Ketua PHDI Bali …....... XI
DAFTAR ISI.....……………………………….. XIII
BAB-BAB …………………………………….
BAB I PENDAHULUAN …………......… 1
BAB II TANAMAN HIAS …………...…... 5
BAB III TANAMAN UPAKARA ……....… 37
BAB IV TANAMAN OBAT …………....… 63
BAB V PENUTUP ……………….........….. 89
REFERENSI …………………………….....…. 91
LAMPIRAN ………………………………....... 92
BIODATA PENULIS ………………............… 96
xiii
Bab-I
Pendahuluan
xiv
Bab-I
Pendahuluan
BAB I
PENDAHULUAN
D
ALAM susastra Hindu, tumbuh-tumbuhan merupakan
ciptaan Ida sang Hyang Widhi Wasa yang hanya dianugrahi
satu kemampuan, yaitu kemampuan bergerak (bayu), oleh
karenanya tumbuh-tumbuhan itu disebut eka premana. Walaupun
hanya mempunyai satu kemampuan, akan tetapi keberadaan
tumbuh-tumbuhan itu banyak membantu kehidupan makhluk
ciptaan tuhan yang lainnya yaitu binatang dan manusia yang
masing-masing dianugrahi dua kemampuan (bayu dan sabda) untuk
binatang, dan tiga kemampuan ( bayu sabda, idep) untuk manusia,
sehingga binatang juga disebut dwi premana dan manusia disebut
tri premana. tanpa tumbuh-tumbuhan, binatang dan manusia
tidak akan bisa hidup. Oleh karena itu, sudah sepantasnya
manusia yang dianugrani kemampuan paling sempurna, terutama
karena mempunyai “idep” (kemampuan untuk berpikir) berupaya
melestarikan keberadaan tumbuh-tumbuhan tersebut.
Dalam falsafah tri Hita Karana, menciptakan hubungan yang
harmonis antara manusia dan tumbuh-tumbuhan (lingkungan
hidup) merupakan salah satu penyebab tercapainya kebahagiaan.
Hubungan yang harmonis tersebut dapat diwujudkan secara
sekala dan niskala. secara niskala dengan melakukan ritual pada
hari suci “tumpek Wariga” yang bermakna sebagai ungkapan rasa
1
Bab-I
Pendahuluan
2
Bab-I
Pendahuluan
*****
3
4
BAB II
TANAMAN HIAS
(Ornamental Plants)
5
Bab-II
Tanaman Hias
U ---------------- S
6
Bab-II
Tanaman Hias
7
Bab-II
Tanaman Hias
8
Bab-II
Tanaman Hias
9
Bab-II
Tanaman Hias
10
Bab-II
Tanaman Hias
11
Bab-II
Tanaman Hias
12
Bab-II
Tanaman Hias
D H
13
Bab-II
Tanaman Hias
14
Bab-II
Tanaman Hias
15
Bab-II
Tanaman Hias
16
Bab-II
Tanaman Hias
17
Kebun Eka Premana
Tanaman Hias
18
Bab-II
Tanaman Hias
19
Bab-II
Tanaman Hias
No. 55 Melati
No. 54 Mawar putih (Jasminum sambac)
(Rozaceae) (Oleaceae)
20
Bab-II
Tanaman Hias
21
Bab-II
Tanaman Hias
22
Bab-II
Tanaman Hias
23
Bab-II
Tanaman Hias
24
Bab-II
Tanaman Hias
25
Bab-II
Tanaman Hias
26
Bab-II
Tanaman Hias
27
Bab-II
Tanaman Hias
28
Bab-II
Tanaman Hias
No. 87 No. 88
29
Bab-II
Tanaman Hias
No. 89 No. 90
No. 91 No. 92
30
Bab-II
Tanaman Hias
No. 95 No. 96
31
Bab-II
Tanaman Hias
No. 97 No. 98
32
Bab-II
Tanaman Hias
33
Bab-II
Tanaman Hias
34
Bab-II
Tanaman Hias
35
Biru Putih Pink
36
BAB III
TANAMAN UPAKARA
37
——
Mangkin ngawit kauningang
Entik-entikan puniki
Sane mangge upakara
Pejati lan suci iku
Banten caru lan ayaban
Dewa-dewi
Banten ne munggah ring surya
——
Taler banten ne tiosan
Masarana sarwa mentik
Ageng alit manut tattwa
Ngiring mangkin mangda rungu
Ring sarwa mentik punika
Ne nulungin
Iraga ngaryanin yadnya
——
38
Bab-III
Tanaman Upakara
39
Bab-III
Tanaman Upakara
40
Bab-III
Tanaman Upakara
41
Bab-III
Tanaman Upakara
42
Bab-III
Tanaman Upakara
43
Bab-III
Tanaman Upakara
44
Bab-III
Tanaman Upakara
No. 24 Jambu
45
Bab-III
Tanaman Upakara
46
Bab-III
Tanaman Upakara
47
Bab-III
Tanaman Upakara
48
Bab-III
Tanaman Upakara
49
Bab-III
Tanaman Upakara
50
Bab-III
Tanaman Upakara
51
Bab-III
Tanaman Upakara
52
Bab-III
Tanaman Upakara
53
Bab-III
Tanaman Upakara
54
Bab-III
Tanaman Upakara
55
Bab-III
Tanaman Upakara
56
Bab-III
Tanaman Upakara
57
Bab-III
Tanaman Upakara
58
Bab-III
Tanaman Upakara
59
Bab-III
Tanaman Upakara
60
Bab-III
Tanaman Upakara
No. 80 Ubi
61
62
BAB IV
TANAMAN OBAT
63
Bab-IV
Tanaman Obat
64
Bab-IV
Tanaman Obat
65
Bab-IV
Tanaman Obat
66
Bab-IV
Tanaman Obat
67
Bab-IV
Tanaman Obat
68
Bab-IV
Tanaman Obat
69
Bab-IV
Tanaman Obat
70
Bab-IV
Tanaman Obat
71
Bab-IV
Tanaman Obat
No. 27 Gendola
72
Bab-IV
Tanaman Obat
73
Bab-IV
Tanaman Obat
74
Bab-IV
Tanaman Obat
75
Bab-IV
Tanaman Obat
No. 43 Kem
76
Bab-IV
Tanaman Obat
77
Bab-IV
Tanaman Obat
78
Bab-IV
Tanaman Obat
No. 51 Nasi-nasi
79
Bab-IV
Tanaman Obat
80
Bab-IV
Tanaman Obat
81
Bab-IV
Tanaman Obat
82
Bab-IV
Tanaman Obat
83
Bab-IV
Tanaman Obat
84
Bab-IV
Tanaman Obat
85
Bab-IV
Tanaman Obat
86
Bab-IV
Tanaman Obat
87
Bab-IV
Tanaman Obat
88
BAB V
PENUTUP
89
Contoh-contoh tanaman katagori Padang (rumput).
Tanaman Mabun (malilit), Tanaman Perdu-perduan,
dan Pepohonan.
Padang-padangan Mabun/Malilit
Ambengan (ilalang) Daluman (Cincau)
(Imperata Cylindrica) (Cyclea Barbata)
Perdu-perduan Pepohonan
Andong (Cordyline stricta) Mangga (Mangifera Indica)
90
Referensi
Andri Wang, 2002, Menuju Hidup sehat dan Panjang Umur:
Mampukah Manusia Hidup sampai 100 tahun? (Lihat Lampiran 1),
Pt Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Chee Yoke Ling, 1994, Manusia wajib Melindungi Alam: Ajaran
Agama Islam, Kristen, taoisme dan Hinduisme tentang Perlindungan
Lingkungan, Konphalindo, Jakarta.
Gede Agus Budi Adnyana SPdBM Pd H, Kadek Agus Bayu Premana
s Pd, Gede Darmika, 2014, tanaman Magis dan Mistik, Kekuatan,
Manfaat, dan Fungsinya, Ganda Pura, Gianyar,
Herlina Widyaningrum & Tim Solusi Alternatif, 2011, Kitab
tanaman Obat Nusantara Medpress, yogyakarta.
Inggit Puji Astuti, syamsul Hidayat, IBK Arinasa, 2000, traditional
Plant Usage in four Villages of Bali Aga : tenganan, spang,
tigawasa, and sembiran, Bali, Indonesia, the John D. and
Catherine t. Mac Athur Foundation Botanical Gardens of Indonesia,
Indonesian Institute of science, Bogor, Indonesia.
Junus Kartasubrata, 2010. sukses Budi Daya tanaman Obat, IPB
Press, Bogor.
LPPM Unud, 2002, taman Gumi Banten
Padma Herbal Training Center, tt. Materi Pelatihan Pengenalan dan
Pemanfaatan tanaman Obat, Buku I : Penyakit dan Pengobatannya.
tabanan.
Padma Herbal Training Center, tt. Materi Pelatihan Pengenalan dan
Pemanfaatan tanaman Obat, Buku II : Pengenalan tanaman Obat
dan khsiatnya, tabanan.
Segotri Putra, I Gusti, Dra. 1999, taru Premana
Trubus l Oktober 1992 No 275 tahun XXIII
Trubus 1 Novamber 1992, No 276 tahun XXIII
Vaidya Bhagwan Dask & Sukasini Ramaswanoy, 2006, Ayur Weda,
Ilmu Pengetahuan tradisional India, Paramita surabaya.
Yasant Lad dan Robert E Svoboda, 2000, Ayur Weda, Paramita,
surabaya.
91
LAMPIrAN:
t
UMPEK Wariga merupakan salah satu hari suci umat Hindu
yang jatuh tiap 210 hari (enam bulan), tepatnya pada hari
sabtu Kliwon Uku Wariga, 25 hari sebelum Hari raya
Galungan.
tumpek Wariga disebut juga tumpek Bubuh, tumpek Uduh,
dan tumpek Pengarah/Pengatag. Disebut tumpek Bubuh karena
upakaranya memakai bubuh sumsum berwarna warni (putih,
merah, kuning dan hijau). Bubur warna putih simbul tumbuh-
tumbuhan yang berumbi, malilit (seperti ubi dara, gadung, dll),
bubuh warna merah simbul tumbuh-tumbuhan yang tergolong
rerumputan (padang-padangan) seperti padi, ambengan, gandum,
dll. Bubur warna kuning simbul tumbuh-tumbuhan yang tergolong
perdu-perduan, dan bubur warna hijau untuk tumbuh-tumbuh
yang tergolong pepohonan (seperti mangga, durian, kelapa dll.)
92
Banten Ayaban : tumpeng 7, rayunan maulam sarwa mentik,
dan banten pangresikan (bea kaonan, pangulapan, prayascita)
93
(sumber: Drs. Ida Bagus Putu sudarsana, MBA,MM, 2003, Ajaran
Agama Hindu” Acara Agama” yayasan Darma Acarya)
94
i.......i......i.....i.....a......i.....u....a.....i
ka ki ka ki e ne gap gap an
ka ki ka ki buin sla e di na
a….o…..i….a…..i…..i…..u…..a…..i…..i…..a
Bu buh sum sum war na ne ma ge ne pan
Ga lu nga ne Bu da Kli won Du ngu lan
a….a….a….a….i…..i…..u……a….i….i….a
A da pu tih ba rak ku ning lan ga dang
I nge tang ja ka ki ma bu wah e nged
i…..o….e….o.….i…..o…e…..o….i
E ne da har a pang ma bwah enged
La kar ang gon ti yang ma yad nya
95
Biodata Penulis
P
ENULIs waktu walaka adalah
Prof. Dr. tjokorda Istri Putra
Astiti, sH.Ms, lahir di Puri
Agung Payangan Gianyar pada
tanggal 17 Nopember 1945. se-
karang berdomisili di Ashram Pra-
santhi Puri, Banjar Badung, Ke-
camatan Payangan.
96
Pengalaman menduduki jabatan antara lain: Ketua Dewan
redaksi Majalah Kertha Patrika, Ketua Pusat studi Wanita Unud,
Ketua Unit Penjaminan Mutu Program Pascasarjana Universitas
Udayana, Ketua Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Fakultas Hukum Universitas Udayana, sebagai tim Ahli
Pembangunan Propinsi Bali, dan sebagai anggota sabha Walaka
PHDI Pusat. terakhir, sebagai sulinggih sejak 1 Juli 2015.
97
Tulasi
98