You are on page 1of 59

ROLE PLAY

MANAJEMEN KEPERAWATAN

“CONTOH KASUS ANALISA SWOT DI RUANG TULIP LANTAI 2 RSUD SIDOARJO”

Disusun Oleh :

Rohimiah (1130117001)

Yuli Kumala Dewi (130117008)

Ayrdhena Reza S.C (1130117012)

PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2018
CONTOH KASUS

PENGKAJIAN

Dalam bab ini akan disajikan tentang tahapan proses pengkajian yang

meliputipengumpulan data.

3.1 Visi Misi dan Motto

3.1.1 Visi RSUD Sidoarjo

“Menjadi Rumah Sakit Mandiri dan prima dalam pelayanan,

pendidikan dan penelitian di bidang kesehatan pada Tahun 2015”

3.1.2 Misi RSUD Sidoarjo

1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang

prima,aman,informative,efektif,efisien dan manusiawi dengan

tetap memperhatikan aspek social.

2. Menyelenggarakan pelayanan rujukan di wilayahnya yang

berfungsi sebagai pusat rujukan tertinggi dengan menggunakan

teknologi modern

3. Membangun SDM Rumah Sakit yang professional

,akuntabel,berorientasi pada pelanggan serta mempunyai

integritas tinggi dalam member pelayanan

4. Melaksanakan proses pendidikan yang menunjang,Pelayanan

kesehan,prima berdasarkan standart nasional dan internasional

5. Melaksanakan penelitian yang mengarah pada pengembangan

ilmu teknologi bidang kedokteran dan pelayanan perumahsakitan.


6. Mengembangkan teknologi informatika dan manajemen keuangan

Rumah Sakit

(RSUD Sidoarjo)

3.1.3 Motto

“Kesembuhan Anda Adalah Kebahagiaan Kami”

3.1.4 Falsafah

“Ikhlaskan Diri Untuk Sehat, Terawat dan Penuh Manfaat”


3.2 1Sumber Daya Manusia (M1-Men)

A. Struktur organisasi

Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 17-19 November 2014

di ruang tulip lantai 2 RSUD Sidoarjo didapatkan bahwa model Asuhan

Keperawatan Profesional (MAKP) yang dilaksanakan adalah MAKP

model Tim. Pelaksanaan MAKP yaitu melakukan dengan membagi

tenaga keperawatan menjadi 2 Tim yaitu 1 Tim Barat dan 1 Tim Timur,

setiap Tim terdiri dari 1 Katim dan beberapa PP dengan kepala ruangan

berpendidikan S1 Kpeperawatan yang berpengalaman dan telah mengikuti

bermacam pelatihan, Katim adalah lulusan S1 Keperawatan. Perawat

Pelaksana ada yang lulusan S1 Keperawatan, D3 Keperawatan, dan D3

Kebidanan dengan menggunakan model pasien kelolaan. Adapun struktur

organisasinya dan Model Asuhan Keperawatannya adalah:

Struktur MAKP ruang Tulip II

KEPALA RUANG TULIP

LANTAI 2 LANTAI 3

KATIM 1 KATIM 2 KATIM 3 KATIM 4


Ruang A-H Ruang I-N
Ruang S-Z Ruang Obs-O

Ruang
ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA

PASIEN PASIEN PASIEN PASIEN


WADIR PELAYANAN

Dr. Atok Irawan Sp.P

KA. INSTALASI RAWAT INAP


Dr.Dian

KA. PERAWAT R.INAP

Titik Isbandiyah S,Kep Ns

Sub Mutu Sub Diklat Sub Logistik Administrasi dan


Pelayanan Ari Siswanto Aries S,Kep Ns Helper
Tenaga Medis Ruang Tulip
Hani Riska S,Kep Ns S,Kep Ns Galih,SKM

Gambar 3.2:Struktur Organisasi Keperawatan di Ruang Tulip RSUD Sidoarjo


Data petugas perawat Tulip lantai II Barat

No. Nama Pendidikan Masa Pelatihan Kompetesi


kerja Khusus
1. Titik Isbandiyah S1 17th Manajement Manajement
Keperawatan bangsal, bangsal
PPGD,
EKG, BLS,
ACLS, Ci,
BCLS
2. Asmaul D3 8th BLS, EKG
Keperawatan
3. Lilik D3 6th BLS
Keperawatan
4. Rita D3 3th BLS
Keperawatan
5. Ririn D3 3th BLS
Keperawatan
6. Angelina S1 1th BLS
Keperawatan
7. Dita D3 2th BLS
Keperawatan
8. Dia Metasari S1 7th BLS
Keperawatan
9. Diniar D3 6th BLS
Keperawatan
10. Selvi D3 3th BLS
Keperawatan
Tabel 3.3 data sekunder ketenagaan di ruang Tulip Januari 2015

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa tenaga keperawatan

yang ada sudah cukup mencukupi kualifikasi RSUD Sidoarjo, dimana perawat

ruang Tulip 2 bagian barat yang berpendidikan D3 Keperawatan sebanyak 7

orang perawat, S1 Keperawatan sebanyak 3 orang perawat, jadi sebagian besar

perawat di ruang Tulip berpendidikan D3 Keperawatan. Analisis ketenagaan

perawat mencakup jumlah tenaga keperawatan. Ruangan Tulip memiliki tenaga

perawat sebanyak 10 orang.

Diagram tenaga keperawatan

pendidikan perawat

30%

S1 keperawatan
70% D3 keperawatan
Gambar 3.4: gambar data ketenagakerjaan sesuai dengan tingkat pendidikan
perawat
Tenaga keperawatan yang ada sudah cukup memenuhi kualifikasi RSUD
sidoarjo, dimana perawat ruang tulip II sudah mendapat pelatihan seperti
pelatihan BLS 10 orang, BCLS 1 orang, PPGD 1 orang, ECG 2 orang, ACLS 1
orang.

pelatihan
BLS BCLS ECG ACLS PPGD

2% 2%
2% 4%

90%

Gambar 3.5: diagram keahlian atau pelatihan yang pernah diikuti tenaga

keperawatan yang ada di ruang tulip II RSUD sidoarjo.

Berdasarkan diagram di atas pelatihan tertinggi di ruang tulip adalah BLS

90%, BCLS 2%, ECG 4%,PPGD 2%, ACLS 1%.

1. Peta SDM tahun 2015 ruang tulip II RSUD sidoarjo

a. Karakteristik table peta SDM ruang tulip II RSUD Sidoarjo

No Jenis Tenaga Standart Jumlah Jumlah Pension Kebutuhan


Kompetensi Yang Saat Ini Dalam Tambahan
Dibutuhkan 5 Thn
1 Kepala Ruangan S1 Keperawatan 1 - -
2 Katim - -
3 CI - -
4 Perawat Pelaksana S1 Keperawatan 9 - -
D3 Keperawatan
5 Administrasi SKM 3 - -
S1 Ekonomi
STM
6 Helper SMA/SMK 4 - -
Tabel 3.3: gambaran struktur sebaran kebutuhan SDM yang ada di ruang tulip II

Berdasarkan table di atas kebutuhan ketenagakerjaan keperawatan adalah

S1 3 orang, D3 keperawatan 7 orang, administrasi 3 orang, helper 4 orang.

b. Tenaga medis ruang tulip

No Kualifikasi Jumlah
1 Dokter IPD 7
2 Dokter Bedah Ortho 3
3 Dokter Bedah Umum 4
4 Dokter Urologi 1
5 Dokter Bedah Plastic 1
6 Dokter Bedah Saraf 2
7 Dokter Mata 3
8 Dokter Jantung 2
9 Dokter Kulit 3
10 Dokter Saraf 3
11 Dokter Paru 2
12 Dokter Umum 5
13 Dokter Anak 4
Total 39
Table 3.4: karakteristik table tenaga medis ruang tulip II RSUD sidoarjo
c. Tenaga non keperawatan ruang tulip II
No Nama Pendidikan Masa Kerja
1 Yahya SMA 3 Thn
2 Arif SMA 3 Thn
3 Yono SMA 3 Thn
4 Safar SMK 3 Thn
5 Galih Retno N SKM 3 Thn
6 Kusnandar STM 29 Thn
7 Herlinawati S1 Ekonomi 10 Thn
Table 3.5: karakteristik table tingkat pendidikan tenaga non medis ruang tulip II

RSUD sidoarjo

Berdasarkan table di atas diketahui bahwa pendidikan tenaga non medis di

tuang tulip II RSUD sidoarjo adalah 83% SMA.

Tabel 3.6 Kasus Terbanyak di Tulip II RSUD Sidoarjo Bulan Januari 2015
No Diagnosa Jumlah
1 Diarrhoea and Gastroentritis of 63
presumed infectious orign
2 End Stage Renal Disease 57
3 Tuberculosis of lung,confirmed by 32
sputum microscopy with or withoth
culture
4 Non insulin dependent diabetes mellitus 20
with renal complications
5 Acute Haemorhagic Gastritis 17
6 Cerebral Infraction, Unspecified 14
7 Non insulin dependent diabetes militus 13
with other specified complication
8 Concussion 12
9 Hipertensive hearth disease with 12
(congestive) hearth failure
10 Vertigo of central origin 12
11 Non insulin dependent diabetes militus 11
with coma
12 Hepatitis a without hepatic coma 8
13 Melaena 8
14 Anemia, unspecified 7
15 Non insulin dependent diabetes militus 7
without complication
Total 293

(Sumber: Bagian Administrasi 06 Januari 2015)


d. Rencana pengembangan staf di ruang tulip II

a. Rencana usulan pelatihan:

1. ACLS

2. BLS

3. BCLS

4. ECG

Dalam rencana pengembangan staf di ruang tulip II dalam 1 thn biasanya

ada sekitar 4 orang yang dikirim untuk mengikuti pelatihan.

8. Pengaturan Ketenagaan

Jumlah tenaga yang diperlukan bergantung dari jumlah pasien dan tingkat

ketergantungannya. Klasifikasi derajat ketergantungan pasien dibagi menjadi tiga

kelompok, yaitu :

a) Perawatan minimal, memerlukan waktu 1-2 jam/24 jam


 Dapat melakukan kebersihan diri sendiri, mandi, ganti pakaian,
makan minum sendiri.
 Pengawasan dalam ambulasi atau gerakan
 Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap pergantian jaga
 Status psikologi stabil
 Pasien dirawat prosedur diagnostic
 Pasien operasi ringan
b) Perawatan intermediet, memerlukan waktu 3-4 jam/24 jam
 Perlu bagian perawat sebagian dalam kebersihan diri, makan
minum, berpakaian, ambulasi.
 Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam
 Pasca operasi minor ( 24 jam )
 Pakai kateter, intake output dicatat
 Terpasang infuse
 Fase awal penyembuhan
 Gangguan emosi ringan
c) Perawatan maksimal, memerlukan 5-6 jam/24 jam
 Semua kebutuhan pasien dibantu
 Pasien tidak sadar
 Pasien luka bakar luas
 Pasien memakai alat bantu pernafasan
 Observasi TTV tiap 2 jam
 Makan menggunakan NGT tube
 Perawatan luka kompleks
Tingkat Ketergantngan Pasien dan Kebutuhan Perawat

Kebutuhan tenaga perawatdi ruang tulip II berdasarkan hasil pengkajian


sebagai berikut.

a. Kebutuhan tenaga keperawatan secara keseluruhan di Ruang Tulip II

RSUD Sidoarjo tanggal 05-06 Januari 2015

Rata-rata jumlah pasien tanggal 05-06 Januari adalah 19 pasien:

Pasien total : 4 pasien

Parsial : 10 pasien

Minimal : 5 pasien

 Jumlah jam keperawatan langsung


- Ketergantungan minimal= 5 orang x 1 jam = 5 jam

- Ketergantungan partial = 10 orang x 3 jam = 30 jam

- Ketergantungan total = 4orang x 6 jam = 24 jam

Jumlah jam = 59 jam

 Jumlah hari/tahun : 364 hari

Hari minggu : 50 hari

Hari libur nasional : 16 hari

Cuti tahunan : 8 hari

Hari libur masing-masing perawat/tahun : 50+16+8 = 74 hari

 Jumlah keperawatan tidak langsung

19 orang klien x 1 jam = 19 jam

 Pendidikan Kesehatan = 19 orang klien x 0.25 = 5 jam

Sehingga Jumlah total jam keperawatan /klien/hari:

59𝑗𝑎𝑚 + 19 𝑗𝑎𝑚 + 5𝑗𝑎𝑚


= 4,3 𝑗𝑎𝑚/𝑘𝑙𝑖𝑒𝑛/ℎ𝑎𝑟𝑖
19 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔

 Jumlah tenaga yang dibutuhkan:

4.3𝑥19𝑥364 29739
= = 14.6 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 (15 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔)
(364 − 74)𝑥7 2030

 Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan secara keseluruhan 15 orang/hari

Sedangkan jumlah perawat yang dinas di Ruang Tulip II pada

tanggal 05-06 Januari 2015 adalah 4 perawat. Maka kekurangan

perawat dalam sehari adalah 11 orang.

 Gambaran umum jumlah keseluruhan tempat tidur di Ruang Tulip II Menurut

Perhitungan Ratna Sitorus


Tingkat ketergantungan Jumlah Kebutuhan Tenaga
Tingkat Ktg  Pasien PAGI
Minimal 5 5 x 0.17 = 0.85
Partial 10 10 x 0.27 = 2,7
Total 4 4 x 0.36 = 1,4
Jumlah 19 4.95
5
Tabel 3.6: Perhitungan jumlah ketenagaan tanggal 6 Januari 2015

Sumber: Data Primer Januari 2015

Total Tenaga Perawat:

Saat ini 9 orang

REKAPAN KEBUTUHAN TENAGA DI RAWAT INAP TULIP II


Jumlah Kebutuhan Tenaga Yang Ada Keterangan
Tenaga
15 9 KURANG 6
Tabel 3.7 : Rekapan Kebutuhan Tenaga Di Rawat Inap Tulip II RSUD

Sidoarjo

Sumber : Data Primer Januari 2015

 Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan secara keseluruhan tanggal 05-06

Januari 2015 sebanyak 15 orang/hari. Sedangkan jumlah perawat yang dinas

di Ruang Tulip II pada tanggal 05 – 06 Januari 2015 adalah 4 perawat.

Maka kekurangan perawat dalam sehari adalah 11 orang.

3.2.2. Keuangan (M2- MONEY)

Sebagian besar pembiayaan ruangan berasal dari rumahsakit yang

diperoleh dari BLUD Sedangkan pembiayaan pasien sebagian besar dari BPJS,

KSO (perjanjian kerjasama) dan biaya sendiri (umum). Biaya perawatan yang
berlaku saat ini sesuai dengan kelas perawatan. Di ruangTulip hanya ada kelas 1

dan terdapat ruang HCU yang non kelas.

NO TARIF KAMAR KELAS 1 VISITE KELAS 1


1 SEWA KAMAR 90.000 VISITE DOKTER 50.000
SPESIALIS
2 BIAYA MAKAN 40.000 VISITE DOKTER 30.000
UMUM
3 JASA 45.000 KONSUL AHLI 10.000
PELAYANAN GIZI
KESEHATAN
4 BAHP 25.000 VISITE 15.000
APOTEKER
5 KONSUL DOTER 55.000
SPESIALIS
DILUAR JAM
KERJA
JUMLAH 200.000
Tabel3.8 :Tabeldaftarbiayaperawatan di Ruang Tulip RSUD sidoarjo

Sumber : Data sekunder November 2014

Keterangan: BIAYA YANG TIDAK TERMASUK TARIF DI ATAS

1. Biaya penunjang (lab, radiologi, dan farmasi)


2. Biaya tindakan operatif dan non operatif
3. Biaya sewa alat

3.2.3. Sarana dan Prasarana (M3-Material)

Penerapan proses menejerial Keperawatan dan kegiatan pembelajaran

management keperawatan mahasiswa AKPER Bahrul ‘Ulum Tambak Beras

Jombang, mendapat tempat di Ruang Tulip II RSUD Sidoarjo. Pengkajian data


awal dilakukan pada tanggal 05-06 Januari 2015. Adapun data yang didapat

adalah sebagai berikut.

Ruang Tulip II secara fisik terdiri dari Tulip II yang masing-masing ruang

mempunyai, Ruang administrasi, Ruang Perawat, Nurse Station, Ruang

Tindakan, Ruang Observasi, Sentral gas, ruang Gizi, Toilet, Wastafel, Gudang

dan Spull Hock. Untuk ruang bagi mahasiswatidak ada, ruangan untuk kepala

ruangan jadi satu dengan ruangan perawat.

1. Lokasi dan Denah Ruangan

Lokasi penerapan proses menejerial keperawatan ini dilakukan pada

Ruanng Tulip II RSUD Sidoarjo adalah dengan uraian sebagai berikut:

1) Sebelah timur berbatasan dengan parker pegawai

2) Sebelah barat berbatasan dengan musholla

3) Sebelah utara berbatasan dengan parkir pegawai

4) Sebelah selatan berbatasan dengan taman


Spulhock R. Komite Jaga

Kamar Mandi

Ruang Gizi Ruang Ganti

Kamar O2 Kamar N2

Kamar P2 Kamar M2

Kamar Q2 Kamar L2

Kamar R2 Kamar K2

Ruang Observasi Kamar J2

Kamar Mandi Ruang Tindakan Ruang Observasi

Ruang Perawat Nurse station Lift Karyawan

Ruang dokter Nurse station Lift Pasien


jaga
Tangga

Kamar S2 Kamar H2

Kamar T2 Kamar G2

Kamar U2 Kamar F2

Kamar V2 Kamar E2

Kamar W2 Kamar D2

Kamar X2 Kamar C2

Kamar Y2 Kamar B2

Kamar Z2 Kamar A2

Gambar 3.6 Denah Ruangan Tulip Bawah RSUD Sidoarjo Januari 2015

a. Peralatan dan fasilitas


 Fasilitas untuk pasien
Tabel 3.8 daftar fasilitas untuk pasien Ruang Tulip lantai 2
No Nama Barang Jumlah Kondisi
1 Tempat tidur 32 Baik
2 Loker 28 Baik
3 Meja pasien 28 Baik
4 Kipas angin 14 Baik
5 Kursi kayu 28 Baik
6 Rak sepatu/sandal 14 Baik
7 Rak handuk 14 Baik
8 Tempat sampah non medis 7 Baik
9 Kamar mandi dan WC 11 Baik
10 Keset 10 Baik
11 Wastafel 12 Baik
12 Pispot urin + BAB 18 Baik
13 Baskom 10 Baik
14 Televisi 25 Baik
15 Jam dinding 27 Baik
16 Standart infuse 54 Baik
17 Kursi roda 5 Baik
18 Branchart 2 Baik
19 Bel pasien 54 Berfungsi
20 Kaca/ cermin 28 Baik
21 Gayung 28 Baik
 Alat tenun
Table 3.9 Peralatan tenun yang tersedia di ruang tulip RSUD Sidoarjo
Desember 2014
No Nama barang Jumlah Keadaan Keterangan
1 Sprei set 80 Baik
2 Bantal dagron 28 Baik
3 Guling Dacron 154 Baik
4 Laken set 177 Baik
5 Taplak meja 16 Baik
6 Alas brancard 10 Baik
7 Handuk westafel 50 Baik

Fasilitas untuk tenaga kesehatan


 Ruang kepala ruang tulip RSUD Sidoarjo
Tabel 3.10 fasilitas ruangan tulip RSUD Sidoarjo Desember 2014
No Nama barang Jumlah Kondisi
1 Meja 6 Baik
2 Lemari es 1 Baik
3 Locker perawat 1 Baik
4 Papan pengumuman 1 Baik
5 Komputer 1 Baik
6 Printer 1 Baik
7 Box file 1 Baik
8 Kalender 1 Baik
9 Kursi 8 Baik
10 Kipas angin 1 Baik
11 Lemari tempat instrumen 1 Baik
12 Televisi 1 Baik

Fasilitas untuk kepala ruangan berada di Tulip 1 lantai 2, sedangkan petugas

kesehatan menjadi satu dengan ruang pertemuan perawat, satu kamar mandi
perawat/WC jadi satu dengan ruang tindakan, nursing station berada di tengah

ruang pasien Tulip lantai 3. Gudang berada disebelah timur kamar pasien dengan

ruang pantry, spulhock dan ruang gizi.

b. Data Tempat Tidur Pasien

Dari data hasil pengkajian mulai tanggal 8 Desember 2014 didapatkan

gambaran kapasitas tempat tidur di Ruang Rawat Inap Kelas 1 (Tulip lantai 2)

Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo Kota Sidoarjo adalah sebanyak 24 tempat

tidur dengan perincian yang terlihat pada tabel berikut :

Tabel 3.11 Perincian Jumlah Tempat Tidur di Ruang Rawat Inap Kelas I
(Tulip lantai 2) Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo Kota Sidoarjo.
Ruangan Jumlah tempat tidur
Obs 2
khusus 1-3
J 1-3 2
K 1-3 2
L 1-3 2
M 1-3 2
N 1-3 2
O 1-3 3
P 1-3 2
Q 1-3 2
R 1-3 2
Obs 1-3 2

 Fasilitas dan alat kesehatan yang ada di ruang Tulip lantai 2


Tabel 3.11 daftar fasilitas dan alat kesehatan ruang Tulip lantai 2
No Nama Barang Jumlah Kondisi
1 Stetoskop 4 Berfungsi
2 Tensimeter 4 Berfungsi
3 EKG 1 Baik
4 Nebulizer 10 Baik
5 Alat pemadam kebakaran 4 Baik
6 Senter 1 Baik
7 Emergency lamp 3 Baik
8 Termometer 4 Baik
9 Com stenlist 2 Baik
10 Tabung O2 besar dan kecil 2&2 Baik
11 Bak injeksi 2 Baik
12 Tempat sampah medis 5 Baik
13 Tempat sampah jarum 2 Baik
(jirigen)
14 Korentang dan tempatnya 1 Baik
15 Bengkok 2 Baik
16 Gunting plester 4 Baik
17 Troli obat 2 Baik
18 Troli verbet 2 Baik
19 Almari laken 2 Baik
20 Lemari kaca 3 Baik
21 Lemari besi 1 Baik
22 Tong linen kotor 1 Baik
23 AC 1 Baik
24 Timbangan manual 2 baik, 1 rusak
25 Loker sentralisasi obat 6 Baik
26 Kulkas 1 Baik
27 Computer 2 Baik
28 Printer 2 Baik
29 Papan tulis/ whiteboard 2 Baik
31 Kotak tisu 2 Baik
32 Telepon 2 Baik
33 Telepon alarm/bel 1 Berfungsi
34 Suction 2 Berfungsi
35 Lampu baca foto 1 Berfungsi

Prasarana

jumlah alat dibandingkan rasio


pasien
cukup kurang

40%

60%

Gambar 3.8: diagram pie sarana dan prasarana

Berdasarkan diagram di atas dapat di simpulkan bahwa sarana prasarana

jumlah alat dibandingkan dengan rasio pasien adalah 60% cukup .

3.2.4 Metode (Method – M4) Pemberian Asuhan Keperawatan

a. Penerapan MAKP

sebelum melanjutkan pada tahap penerapan praktek manajemen, perlu

diketahui arti dari kata manajemenkeperawatan itu sendiri. Manajemen

itu sendiri menurut beberapa pakar adalah sebagai berikut:

1. menurut gillies (1989) manajemenkeperawatan adalah suatu proses

bekerja melalui staf keperawatan untuk memberikan asuhan,

pengobatan, dan bantuan terhadap para pasien.


2. Menurut ratna sitorus (2006) MPKP yaitu suatu system dalam

(struktur proses dan nilai-nilai professional) yang memfasilitasi

perawat professional mengatur pemberian asuhan keperawatan

termasuk lingkungan yang dapat menopang asuhan keperawatan

tersebut.

3. Manajemen keperawatan menurut depkes RI (1994) adalah sebuah

sub system manajemen rumah sakit untuk operasional dan

manajemen asuhan keperawatan dan mempunyai fungsi manajemen

keperawatan antara lain perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan, pengawasan, yang harus dilakukan oleh manajer

keperawatan secara terus-menerus dalambentuk supervisi

Dari hasil kuisioner atau angket tentang model asuhan keperawatan yang

digunakan saat ini didapatkan bahwa model asuhan keperawatan yang digunakan

adalah model keperawatan TIM dan model yang digunakan sudah sesuai dengan

visi dan misi ruangan. Sebagian besar perawat mengatakan mengerti/memahami

model asuhan keperawatan yang digunakan.

Dari hasil kuisioner atau angket dan observasi serta data sekunder

sebagian besar perawat mengatakan model asuhan keperawatan dilakukan cukup

efektif. Berdasarkan angket yang disebar ke pasien mayoritas pasien terhadap

ruangan baik. Sebagian besar perawat mengatakan model keperawatan tim yang

digunakan saat ini sudah memenuhi kebutuhan pasien dan tidak membebani kerja

perawat.

b. Penerimaan pasien baru


Sebagian besar perawat mengatakan koordinasi penerimaan pasien

baru dari IGD dan poli klinik ke ruang tulip II berjalan dengan baik.

Komunikasi antar ruangan baik. Biasanya bila tidak ada halangan

perawat IGD atau poli yang langsung mengirim pasien keruangan tulip

II. Untuk konfirmasi pendahuluannya biasanya lewat telepon. Semua

perawat tulip II mengatakan mengerti akan prosedur dan alur

penerimaan pasien baru di ruang tulip II.

Pendelegasian penerimaan pasien baru adalah dari kepala ruangan

ke penanggung jawab shiff, penanggung jawab shiff ke perawat

pelaksana. Pendokumentasian penerimaan paasien baru baik dan

formatnya tersedia.

c. Timbang trima

Timbang trima dilakukan tiga kali dalam sehari, yaitu pada

pergantian shift malam ke pagi (07.00 WIB), pagi ke sore (14.00),

dan sore ke malam (21.00 WIB). Pelaporan timbang trima dicatat

dalam buku khusus yang akan ditandatangani oleh peraawat yang

melaporkan, perawat yang menerima laporan dan kepala ruang.

Pengetahuan tentang informasi yang harus disampaikan ketika

timbang terima. Semua responden, 100% tau tentang informasi

yang harus disampaikan ketika timbang terima, seperti jumlah

pasien, diagnose medis, masalah keperawatan, dan khusus pasien,

intervensi keperawatan yang sudah dilakukan dan yang akan

dilakukan, terapi dan rencana tindak lanjut dan dirapatkan 80%

perawat melakukan interaksi dengan pasien saat timbang terima


berlangsung minimal menanyakan apa yang dirasakan pasien saat

ini, semalam bisa tidur apa tidak. Dari hasil observasi didapatkan

bahwa perawat melakukan timbang terima sesuai dengan waktul.

Timbang trima sudah di lakukan dengan baik oleh perawat

ruangan Tulip II, perawat mendiskusikannya di Nurse Station,

kemudian berkeliling ke bed pasien untuk melihatnya secara

langsung dan menandatangani laporan timbang terima oleh

perawat jaga yang sebelumnya shift dengan perawata jaga yang

akan menggantikan shift.

D. Ronde keperawatan

Ronde keperawatan merupakan suatu kegiatan dalam mengatasi

masalah keperawatan klien yang dilaksanakan disamping klien,

membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan pada kasus tertentu

yang dilakukan oleh perawat primer, kepala ruangan, perawat associate

serta melibatkan seluruh anggota tim.

a. Kriteria yang dilakukan

 Klien dengan penyakit kronis.

 Klien dengan komplikasi.

 Klien dengan penyakit akut.

 Kasus langka

 Kasus dengan perawatan yang sulit dan lama

b. Karakteristik

 Klien dilibatkan secara langsung.

 Klien merupakan fokus kegiatan.


 Perawat asisten, Perawat Primer dan konselor melakukan

diskusi bersama.

 Konselor memfasilitasi kreatifitas.

 Konselor membantu mengembangkan kemampuan perawat

asistendan Perawat Primer untuk meningkatkan kemampuan

mengatasi masalah.

c. Prosedur pelaksanaan Ronde Keperawatan

 Persiapan

 Penetapan kasus minimal 1 hari sebelumnya waktu

pelaksanaan ronde.

 Pemberian informed consent kepada klien / keluarga.

d. Pelaksanaan ronde

 Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini

penjelasan difokuskan pada masalah keperawatan dan

rencana tindakan yang akan atau telah dilaksanakan dan

memilih prioritas yang perlu didiskusikan.

 Diskusi antar anggota tentang kasus tersebut.

 Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konselor /

kepala ruangan tentang masalah klien serta rencana

tindakan yang akan dilakukan.

 Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah

dan akan yang akan ditetapkan.

e. Pasca ronde
Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut

serta menetapkan tindakan yang perlu dilakukan.

f. Alur Ronde Keperawatan

Kepala Jaga
TAHAP PRA RONDE

Penetapan Pasien

Persiapan Pasien :

 Informed Concent
 Hasil Pengkajian/
Validasi data

 Apa diagnosis keperawatan?


Penyajian  Apa data yang mendukung?
TAHAP PELAKSANAAN  Bagaimana intervensi yang
DI NURSE STATION Masalah sudah dilakukan?
 Apa hambatan yang ditemukan?

TAHAP RONDE PADA


Validasi data
BED KLIEN

Lanjutan-diskusi di
Nurse Station

TAHAP PASCA RONDE Kesimpulan dan


rekomendasi solusi
masalah

e. Discharge planning

1) Pengertian

Perencanaan pelaksanaan discharge planning adalah suatu

dokumentasi untuk menyelesaikan masalah, tujuan, dan intervensi


pasien yang akan pulang dan asuhan keperawatan saat pasien di

rumah. Pelaksanaan discharge planning belum optimal karena

kebanyakan saat pasien pulang perawat jaga kurang dalam

pemberian Health Education. Di akrenakan kurangnya tenaga

keperawatan yang ada dan banyaknya pekrjaan yang di lakukan

perawat ruangan saat pasien pulang.

2) Langkah-langkah dalam perencanaan pulang

Pra Discharge Planning :

a. Kepala Jaga mengidentifikasikan pasien yang direncanakan untuk

pulang.

b. Kepala Jaga melakukan identifikasi kebutuhan pasien yang akan

pulang.

c. Kepala Jaga membuat perencanaan pasien pulang.

d. Melakukan kontrak waktu dengan pasien dan keluarga.

3) Tahap pelaksanaan Discharge Planning :

a. Menyiapkan pasien dan keluarga, peralatan, status, kartu dan

lingkungan.

b. Kepala Jaga dibantu perawat associate melakukan pemeriksaan

fisik sesuai kondisi pasien.

c. Kepala Jaga memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan

pasien dan keluarga untuk perawatan di rumah tentang : Aturan

diet, obat yang harus diminum di rumah, aktivitas, yang harus

dibawa pulang, rencana kontrol, yang perlu dibawa saat kontrol,

prosedur kontrol, jadwal pesan khusus.


d. Kepala Jaga memberikan kesempatan kepada pasien dan keluarga

untuk mencoba mendemonstrasikan pendidikan kesehatan yang

telah diajarkan.

e. Kepala Jaga memberikan kesempatan kepada pasien dan keluarga

untuk bertanya bila belum mengerti.

4) Tahap post pelaksanaan Discharge Planning:

a. Karu melakukan evaluasi terhadap perencanaan pulang

b. Karu memberikan reinforcement atau reward kepada pasien dan

keluarga jika dapat melakukan dengan benar apa yang sudah

dilaksanakan.

c. Follow up

5) Alur Discharge Planning

Dokter dan Tim Kesehatan Ka. Jaga dibantu P. asisten

Keadaan Pasien :

1. Klinis dan pemeriksaan


penunjang lain
2. Tingkat ketergantungan
pasien

Perencanaan Pulang

Penyelesaian Administrasi Lain – lain


Program HE :

- Kontrol dan obat /


perawatan
- Gizi
- Aktivitas dan istirahat
- Perawatan diri

Monitor (sebagai program service safety) oleh :

Keluarga dan Petugas


f. Pengelolaan logistic dan obat

Pengelolaan sentralisasi obat dilaksanakan oleh tenaga

keperawatan dengan metode ODD. Semua perawat mengerti

tentang sentralisasi obat dan berwenang mengurusi sentralisasi

obat. Pembagian obat ke pasien untuk obat oral dilakukan oleh

perawat ruangan dibantu oleh tenaga farmasi. Sentralisasi obat

sudah terlaksana secara optimal. Hambatan yang dialami adalah

banyak tugas yang harus dilaksanakan olehg perawat karena

keterbatasan jumlah perawat ruangan.

g. Supervisi

a. Pengertian

Secara teori, supervisi keperawatan adalah salah satu fungsi

pokok manajer berupa proses pemberian sumber-sumber yang

dibutuhkan perawat dalam menyelesaikan tugas –tugasnya untuk

pencapaian tujuan.

b. Tujuan

Pemenuhan dan peningkatan pelayanan pada klien dan

keluarga yang berfokus pada kebutuhan, keterampilan dan

kemampuan perawat dalam melaksanakan tugas.

c. Langkah-langkah Supervisi

i. Pra supervisi

1. Supervisor menetapkan kegiatan yang akan

disupervisi.
2. Supervisor menetapkan tujuan supervisi.

ii. Supervisi

1. Supervisor ikut dalam pendokumentasian

kegiatan pelayanan bersama-sama kepala

jaga danperawat pelaksana.

2. Supervisor meneliti dokumentasi status

pasien.

3. Supervisor mendapatkan hal-hal yang perlu

dilakukan pembinaan.

4. Supervisor memanggil ketua tim dan

perawat pelaksana. perawat pelaksana

yang perlu dilakukan pembinaan.

5. Supervisor mengklarifikasi permasalahan

yang ada.

6. Supervisor memberikan masukan kepada

Perawat primer danperawat asisten.

iii. Evaluasi

1. Supervisor mengevaluasi hasil bimbingan.

2. Supervisor memberikan reward atau

umpan balik kepada perawat primer

danperawat asisten.

d. Prinsip Supervisi

i. Supervisi dilakukan sesuai struktur organisasi


ii. Supervisi memerlukan pengetahuan dan

ketrampilan dasar manajemen, kemampuan

menerapkan prinsip manajemen dan

kepemimpinan

iii. Fungsi supervisi diuraikan dengan jelas,

terorganisir dan sesuai standart

iv. Supervisi merupakan proses kerjasama yang

demokrasi antara supervisor dan perawat

pelaksana

v. Supervisi menerapkan visi, misi, falsafah, tujuan

dan rencana yang spesifik

vi. Supervisi menciptakan lingkungan yang kondusif,

komunikasi efektif, kreativitas dan motivasi

vii. Supervisi mempunyai tujuan yang berhasil guna

dan berdaya guna dalam pelayanan keperawatan

yang memberi kepuasan klien, perawat dan

manajer.

e. Fungsi dan peran supervisor

Fungsi dan peran supervisor khususnya dalam supervisi

keperawatan mempertahankan keseimbangan manajemen pelayanan

keperawatan, manajemen sumber daya, dan manajemen anggaran

yang tersedia.
Manajemen pelayanan keperawatan meliputi : mendukung

pelayanan keperawatan, rencana program keperawatan,

implementasi dan evaluasi keperawatan.

i. Tugas supervisor.

1. Mempertahankan standart praktek

keperawatan.

2. Menilai kualitas asuhan keperawatan yang

diberikan.

3. Mengembangkan peraturan dan prosedur

pelayanan keperawatan, bekerja sama

dengan tenaga kesehatan lainnya.

4. Memantapkan kemampuan perawat.

5. Memastikan asuhan keperawatan

profesional dilaksanakan.

ii. Teknik supervisi

1. Secara langsung

Supervisi dilakukan secara langsung pada kegiatan yang

sedang berjalan.Supervisor terlibat dalam kegiatan,

memberikan reward dan perbaikan. Prosesnya :

a. Perawat asisten melakukan secara

mandiri suatu tindakan keperawatan

didampingi supervisor.
b. Selama proses, supervisor memberi

dukungan, reinforcement dan

petunjuk.

c. Supervisor dan perawat asisten

melakukan diskusi setelah kegiatan

selesai, yang bertujuan untuk

menguatkan cara yang telah sesuai

dan memperbaiki kekurangan dan

reinforcement positif dari

supervisor.

2. Secara tidak langsung

Supervisi dilakukan melalui laporan tertulis maupun lisan.

Supervisor tidak terlibat atau melihat langsung apa yang

terjadi di lapangan, sehingga mungkin terjadi kesenjangan

fakta. Umpan balik dapat diberikan secara tertulis

3. Alur supervisi

Ka. Bid Perawatan

Kasi Perawatan

Ka PerRuangan

Menetapkan kegiatan dan tujuan


Kepala Unit
serta instrument / alat ukur
Supervisi

Menilai kinerja Perawat Kepala Jaga Kepala Jaga


Keterangan : Supervisie
P asisten P asisten
 Feedback
 Koreksi atau pemecahan Pelaksana
masalah Kualitas Pelayanan Meningkat
 Reward / Reinforcement
Kegiatan supervisi

Delegasi dan Supervisi


h. Dokumen

Berdasarkan dari hasil analisis SWOT untuk ronde keperawatan

kelompok kami memilih masalah yang akan diatasi yaitu dengan

melengkapi segala pendokumentasian dalam status pasien dan

dalam pendokumentasian didapatkan data yang valid dan dapat

digunakan sebagai bukti dalam segala tindakan yang telah

dilakukan kepada pasien.

3.2.5 Pemasaran ( M-5/ marketing, termasuk mutu )

a. Pemasaran dan humas

Rumah sakit umum daerah sidoarjo merupakan rumah sakit

pendidikan tipe B yang menjadi RS rujukan bagi masyarakat setempat.

Upaya promosi yang dilakukan oleh Rumah Sakit selama ini dengan

menggunakan media leaflet atau brosur, majalah RSUD Sidoarjo

menjalin kerja sama dengan beberapa asuransi seperti Askes, Astek,

BPJS, maupun Umum.Dan juga Ruang Tulip Lantai II ini dilengkapi

dengan Ruang Resepsionis dimana hal ini juga merupakan salah satu

bentuk promosi dari Rumah Sakit.

Tim Khusus untuk Humas dan Marketing Pemasaran melakukan

serangkaian program untuk membantumenarik customer agar lebih

mengenal Rumah Sakit RSUD Sidoarjo, beberapa contoh kegiatan yang

Pihak Rsud Sidoarjo melakukan berbagai cara untuk melakukan

pemasaran meliputi:
1. Menyelenggarakan seminar kesehatan gratis untuk umum setiap

bulan

2. Sosialisasi kesehatan ke setiap kecamatan

3. Pembuatan brosur-brosur setiap instalasi mengenai penyakit dan

bagikan gratis untuk pengunjung

4. Sosialisasi dan gathering dengan dokter-dokter Puskesmas

5. Pameran-pameran (missal, bekerja sama dengan pihak Dinas

Perhubungan dalam pengadaan pameran dan penanganan kecelakaan

yang pesertanya adalah Siswa SMA di kabupaten Sidoarjo)

6. Acara Peringatan Hari Anak Nasional di Poli Anak dan Ruang

Rawat Inap Anak

7. Pembuatan majalah dan brosur kesehatan gratis untuk pengunjung

Poli Spesialis RSUD Sidoarjo

8. Bekerja sama dan menyepakati MOU dengan berbagai perusahaan

swasta dan pihak asuransi yang saat ini jumlahnya mencapai 45

perusahaan.

b. BOR Pasien

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada hari Senin, 05-

06 Januari 2015 didapatkan gambaran kapasitas tempat tidur Ruang Tulip

lantai 2 Barat adalah 23 tempat tidur. Berdasarkan jumlah pasien yang

ada di Ruang Tulip 2 barat dan tersedianya tempat tidur didapatkan

jumlah BOR pasien perhari.


 Tanggal 05 Januari 2015

No. Shift Lantai 2 Barat BOR


1 Pagi 23 bed (5 18/23x100% = 78%
kosong)
Tabel 3.14: Tabel kapasitas tempat tidur yang ada di Ruang Tulip 2 Barat RSUD
Sidoarjo pada tanggal 05 Januari 2015

 Tanggal 06 Januari 2015

No. Shift Lantai 2 Barat BOR


1 Pagi 23 bed(4 19/23x100% = 82,6 % > 83%
kosong)
Tabel 3.15 :Tabel kapasitas tempat tidur yang ada di Ruang Tulip 2 barat RSUD
Sidoarjo pada tanggal 06 Januari 2015

Diagram BOR Di Ruang Tulip 2 Barat RSUD Sidoarjo

Market (BOR)
< 49% 50-59 % 60-69 % 70-80 %
0%
0% 0%

100%

Gambar 3.9: Diagram pie pelaksanaan dokumentasi

Dari hasil kuisioner yang telah diberikan kepada perawat didapatkan hasil

BOR 70-80 % yaitu 100 %. Hal ini telah memenuhi target BOR perhari yang

dimilii ruangan.

c. Mutu Pelayanan Keperawatan


Terdapat beberapa aspek penilaian penting dalam upaya

penjaminan mutu perawatan pasien, diantaranya:

a) Meningkatkan Mutu Pelayanan

Salah satu apek yang menjadi indikator penilaian mutu pelayanan

yaitu angka kematian pasien.

b) Upaya Pengurangan Infeksi Nosokomial (Inos)

- IV Catheter

- Flebitis

- Decubitus

- Patient savety

- Tepat dalam pemberian obat

c) Indikator Mutu

1. Tingkat Kepuasan Pasien

Berikut akan dipaparkan mengenai kepuasan pasien

terhadap kinerja perawta. Pelaksanaan evaluasi menggunakan

kuisioner yang berisi 20 soal berbentuk pertanyaan pilihan.

Pertanyaan pilihan mencakup pemberian penjelasan orientasi

ruangan, pemberian penjelaasan setiap prosedur tindakan, dan

sikap perawat selam memberikan asuhan keperawatan.

Jawaban pada pertanyaan pilihan terdiri atass 3 jawaban yaitu

“ya”, “kadang-kadang”, dan “tidak”. Adapun indikator

kepuasan klien terhadap pelayanan keperawtan dinilai

berdasarkan kuisioner yang berjumlah 20 pertanyaan, masing-

masing pertanyaan diberi nilai berdasarkan jawaban kemudian


ditotal tiap-tiap responden dan dijumlah secara keseluruhan.

Kriteria penilaian : Jika menjawab “ya” bernilai 2, “kadang-

kadang” bernilai 1, dan “tidak” bernilai 0. Penilaian kepuasan

dilakukan berdasarkan rentang presentase yang diadobsi dari

kriteria Notoadmodjo. Dimana < 56% menunjukkan kurang

puas, 56-75% menunjukkan cukup puas, dan 75-100%

menunjukkan puas. Pengkajian dilakukan pada 17responden.

Sales

1st Qtr
2nd Qtr
3rd Qtr
4th Qtr

Gambar 3.10: Digram pie kepuasan pasien

Berdasarkan kuisioner yang diberikan pada 17 responden didapatkan ...

responden (75-100%) mengatakan puas dengan pelayanan yang diberikan.

2. Keamanan pasien

- Kejadian Flebitis (tidak ada)

- Kejadian decubitus selama pengkajian tanggla 05-06 Januari

2015 Di Ruang Tulip lantai 2 barat (tidak ada)


- Kejadian pasien jatuh (tidak ada)

- Tidak tepat dalam pemberian obat (tidak ada)


ANALISIS SWOT
M1 (MAN)

No Strenght Bobot Rating Bobot x Rating


1 Struktur organisasi ruangan sudah sesuai 0,30 3 0,9
dengan kemampuan perawat.

Pembagian tugas sudah sesuai dengan struktur


2 0,30 3 0,9
organisasi yang ada.

Perawat menyatakan kepala ruangan sudah


3 optimal dalam melaksanakan tugas-tugasnya. 0,20 4 0,8

4 Adanya perawat yang mengikuti pelatihan. 0,10


2 0,2

Jumlah 1 3,1

No Weakness Bobot Rating Bobot x Rating

1. Jumlah perawat masih belum sebanding dengan 0,50 1 0,5


jumlah pasien
0,25 3 0,75
Di Ruang Tulip tingkat pendidikan pegawai
2.
mayoritas adalah Diploma.
0,25 2 0,5
3.
Total pegawai tidak sesuai dengan BOR harian.

Jumlah 1 `1,75
No Opportunity Bobot Rating Bobot x Rating

1. Adanya mahasiswa STIKES BU Jombang yang 0,55 4 2,2


melakukan Praktek di Rumah Sakit Umum
Daerah Sidoarjo.

Jumlah 1 2,2

No Threat Bobot Rating Bobot x Rating

1. Adanya tuntutan tinggi dari masyarakat untuk 1 1 1


pelayanan yang profesional.

Jumlah 1 1
Titik x (Strenght-Weakness) = 3,1–1,75= 1,25
Titik y (Opportunity-Threat) =2,2– 1 = 1,2
Jadi, letak M1(Man)dalam diagram (x,y) adalah (1,25), (1,2) yaitu di kuadran 1

Diagram layang

2,55

1,25 x
ANALISIS SWOT
M2 (MONEY)

No Strength Bobot Rating Bobot X Rating

1 Tarif yang berlaku diruang rawat inap tulip 0,60 4 2,4


sudah terperinci.

Pembiayaan pasien sebagian besar dari asuransi


2
yang diperoleh dari hasil kerjasama dengan:
0,40 3 1,2

- BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial)


- Umum (Dana berasal dari pasien langsung)

Jumlah 1 3,6

No Weakness Bobot Rating Bobot X Rating

1 Sistem pelayanan administrasi di ruangan sudah 0,3 3 0,9


berjalan dengan baik.
Jumlah 1 1

No Opportunity Bobot Rating Bobot X Rating

1 Adanya kesempatan yang masih bisa dilakukan 0,9 4 3,6


pihak rumah sakit dalam mencari sumber
pendanaan dari pihak luar dari RS seperti
perusahaan maupun asuransi.

2 Biaya fasilitas dan pelayanan yang berlaku di 0,1 3 0,3


ruangan terjangkau

Jumlah 1 3,9

No Threat Bobot Rating Bobot X Rating

1 Gaji perawat tidak sesuai dengan kinerja yang 1 1 1


ada

Jumlah 1 1

Titik x ( strength – weakness ) = 3,6 – 1 = 2,6


Titik y ( opportunity – threat ) = 3,9 – 1 = 2,9
Jadi, M2 (Money) dalam diagram (x,y) adalah ( 2,6), ( 2,9 ) kuadran 1
Diagram Layang

Money (2,6),(2,9)

2,9

1,5

0,5

0.5 1 2 2,6 x
ANALISIS SWOT
M3 (MATERIAL)

No Strength Bobot Rating Bobot x Rating

1 Lokasi ruang rawat inap tulip berbatasan dengan 0,5 3 1,5


utara (paviliun anggrek), selatan (taman), barat
(teratai), dan timur (ruang manajemen RS).
2 0,2 4 0,8
Fasilitas diruang perawat dalam kondisi baik.

Apabila ada pasien yang KRS dan sembuh


3 maupun yang meninggal, sprei langsung diganti 0,2 3 0,6
dan yang kotor di taruh di kantong kain khusus
non medis
4. 0,1 3 0,3
Lantai ruangan serta kamar mandi di bersihkan
oleh cleaning service setiap waktu oleh
petugasnya sesuai jam kerja yang berlaku

Jumlah 1 3,2

No Weakness Bobot Rating Bobot x Rating

1 adanya kamar tindakan yang belum berjalan 0,4 1 0,4


secara maksimal.

Adanya ruang pantry yang tidak pernah


2 1 0,6
digunakan
0,6
Jumlah 1 1

No Opportunity Bobot Rating Bobot X Rating

1 Sistem informasi majanemen menggunakan 0,3 3 0,9


computer

Adanya kesempatan untuk penggantian alat-alat


2 0,4 2 0,8
yang tidak layak pakai

Jumlah 1 2,6

No Threat Bobot Rating Bobot X Rating

1 Adanya kesenjangan antara jumlah pasien 0,6 1 0,6


dengan peralatan yang di perlukan

Kurangnya alat emergency di ruangan


2 0,4 2 0,8

Jumlah 1 1,4

Titik x ( strength – weakness ) = 3,2 -1 = 2,2

Titik y ( opportunity – threat ) = 2,6 – 1,4 = 1,2

Jadi, letak M3(Material)dalam diagram (x,y) adalah ( 2,2 ), ( 1,2 ) kuadran 1


Diagram Layang

2
Material
((2,2),(1,2))

1.2

0,5

0.5 1 1.5 2 2,2 x


ANALISIS SWOT
M4 (METHOD)
a. MAKP

No Strenght Bobot Rating Bobot x Rating


1 Hasil wawancara perawat menyatakan bahwa 0,3 4 1,2
mengunakan Metode TIM
3 0,75
Memungkinkan pelayanan keperawatan yang
2 0,25
menyeluruh.
2 0,5
3 Terlaksananya komunikasi antar tim.
1 0,2
Adanya dokumentasi SOR
0,25

Jumlah 1 2,65

No Weakness Bobot Rating Bobot x Rating

1. Kurangnya komunikasi antar anggota tim 1 1 1

Jumlah 1 1

No Opportunity Bobot Rating Bobot x Rating

1 Adanya kesempatan untuk mengembangkan 0,4 3 1,2


MAKP yang digunakan.

Adanya mahasiswa profesi yang melakukan


2 0,3 2 0,6
praktik manajemen keperawatan di RSUD
Sidoarjo

3 Adanya kerja sama antara institusi STIKES B.U 0,3 1 0,3


Jumlah 1 2,1

No Threat Bobot Rating Bobot x Rating

1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari 1 1 1


masyarakat untuk mendapatkan pelayanan
keperawatan yang lebih baik.
Jumlah 1 1
Titik x (Strenght-Weakness) = 2,65 – 1 = 1,65
Titik y (Opportunity-Threat) =2,1 – 1 = 1,1
Jadi, letak MAKP dalam diagram (x,y) adalah
(1,65 ), (1,1) yaitu di kuadran 1

b. TimbangTerima

No Strength Bobot Rating Bobot X Rating

1 Adanya timbang terima yang dilakukan setiap 0,45 3 1,35


pergantian sift

0,39 2 0,78
Adanya laporan jaga tiap shift
2

Adanya buku/format khusus untuk laporan 0,16 1 0,16


3 timbang terima.

Jumlah 1 2,29
No Weakness Bobot Rating Bobot X Rating

1 Timbang terima menggunakan buku laporan 0,36 2 0,72


timbang terima bukan dengan buku status pasien

Tidak di ikuti oleh semua staf perawat yang sift


2 0,64 1 0,64
pada hari itu

Jumlah 1 1,36

No Opportunity Bobot Rating Bobot X Rating

1 Adanya mahasiswa profesi praktika manajemen 0,5 2 0,5


keperawatan

adanya Perawat ruangan yang banyak berminat


2 0,5 1 1
dalam pelatihan-pelatihan khususnya dalam
bidang keperawatan.

Jumlah 1 1,5
No Threat Bobot Rating Bobot X Rating

1 Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari 0,3 2 0,6


masyarakat untuk mendapatkan pelayanan
keperawatan yang lebih baik

Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang


2
tanggung jawab sebagai pembuat asuhan
keperawatan
0,7 1 0,7

Jumlah 1 1,3

Timbang terima
Titik x (Strenght-Weakness) = 2,29 –1,36 = 1,07
Titik y (Opportunity-Threat) =1,5 – 1,3 = 0,2
Jadi, letak timbang terima dalam diagram (x,y) adalah (1,07 ), ( 0,2) yaitu di kuadran 1

c. Supervisi Keperawatan

No Strength Bobot Rating Bobot x Rating

1 Supervisi 1 minggu 3 kali dan tidak terstruktur, 0,7 3 2,1

2 Bagi perawat yang melakukan kesalahan berat di 0,2 2 0,4


beri surat teguran

3 0,1 1 0,1
Bagi perawat yang melakukan kesalahan berat d
beri teguran.

Jumlah 1 2,6
No Weakness Bobot Rating Bobot x Rating

1 Supervisi tidak terjadwal 1 1 1

Jumlah 1 1

No Opportunity Bobot Rating Bobot X Rating

1 Adanya kesempatan bagi semua perawat untuk 0,6 4 0,8


meningkatkan kemampuanya

Adanya mahasiswa praktika manajemen


2 0,4 3 1,8
keperawatan

Jumlah 1 2,6

No Threat Bobot Rating Bobot X Rating

1 Adanya tuntutan pelayanan keperawatan yang 0,6 1 0,4


professional, menyebabkan perlunya supervisi
yang lebih baik

Luasnya area yang disupervisi, menyebabkan


2 yang dinilai hanya secara umum saja 0,4 2 0,6

Jumlah 1 1
Titik x ( strength – weakness ) = 2,6 – 1 = 1,6

Titik y ( opportunity – threat ) = 2,6 – 1 = 1,6

Jadi, letak supervisi dalam diagram (x,y) adalah ( 1,6 ), ( 1,6) kuadran 1

d. RondeKeperawatan
No Strength Bobot Rating Bobot X Rating

1 Tidak ada masalah keperawatan yang belum 0,6 4 2,4


teratasi

Terjalinnya kerjasama antar tim kesehatan.


2 0,4 1 0,4

Jumlah 1 2,8

No Weakness Bobot Rating Bobot X Rating

1 Ronde Keperawatan belum pernah dijalankan 1 1 1

Jumlah 1 1

No Opportunity Bobot Rating Bobot X Rating

1 Adanya mahasiswa praktika manajemen 1 2 2


keperawatan yang melakukan ronde
keperawatan.

Jumlah 1 2
No Threat Bobot Rating Bobot X Rating

1 Adanya tuntutan dari masyarakat yang lebih 1 1 1


tinggi untuk mendapatkan pelayanan
keperawatan yang professional

Jumlah 1 1

Titik x ( strength – weakness ) = 2,8 – 1 = 1,8


Titik y ( opportunity – threat ) =2– 1= 1
Jadi, ronde keperawatan dalam diagram (x,y) adalah ( 1,8), ( 1,0 ) kuadran 1

e. Pendokumentasian
No. Strenght bobot Rating Bobot x
rating
1 Semua lembar pendokumentasian ada di Rekam 0,5 4 2,00
Medik
2 Lembar RENPRA sudah ada formatnya semua 0,25 3 0,75
tinggal checklist untuk menentukan implementasi,
perawat pelaksana tinggal menulis SOAP
3 Lembar persetujuan sudah menjadi satu mulai dari 0,25 2 0,50
MRS, KRS, operasi, lembar konsul dengan dokter
sehingga tertata rapi
Jumlah 1 3,25

No Weakness Bobot Rating Bobot x rating

1 Tuntutan rumah sakit untuk format kelengkapan 1 1 1


Rekam Medik
Jumlah 1 1
No Opportunity Bobot Rating Bobot x Rating

1 Adanya komunikasi yang baik antara perawat 0,35 4 1,4


maupun tenaga medis lainnya
2 Adanya kerjasama antara manajemen RS dengan 0,35 3 1,05
seluruh pegawai RS

No Threat Bobot Rating Bobot x Rating

1 Semakin banyaknya saingan klinik dan RS 0,6 1 0,6


swasta lain
2 Banyaknya tuntutan dari masyarakat yang lebih 0,4 2 0,8
tinggi untuk mendapatkan pelayanan
keperawatan yang memuaskan
Jumlah 1,4

Titik x (Strenght-Weakness) = 3,25 - 1 = 2,25


Titik y (Opportunity-Threat) = 3,05 – 1,4 = 1,65
Jadi, letakpendokumentasiandalam diagram (x,y) adalah ( 2,25 ), ( 1,65 ) kuadran 1

f. Discharge Planing

No Strength Bobot Rating Bobot X Rating

1 Perawat memberikan Health Education kepada 0,5 4 2,0


pasien pulang

Format discharge planning sudah lengkap


2 0,35 3 1,05
Pasien yang ingin KRS menunggu visite dari
dokter, karena dokter yang akan menyampaikan
3 rencana pemulangan pada pasien 0,15 2 0,30

Jumlah 1 3,35
No Weakness Bobot Rating Bobot X Rating

1 Ada pasien yang akan KRS menunggu visite 1 1 1


dokter terlalu lama.

Jumlah 1 1

No Opportunity Bobot Rating Bobot X Rating

1 Perawat penanggung jawab yang 0,8 4 3,2


menginformasikan tentang kepulangan pasien.

Adanya mahasiswa praktika manajemen


keperawatan
2 0,2 3 0,6

Jumlah 1 3,8

No Threat Bobot Rating Bobot X Rating

1 Meningkatnya rasa keinginan tahunan pasien 0,7 1 0,7


tentang penyakitnya

Pasien yang ingin pulang paksa tanpa menunggu


2 0,3 2 0,6
visite dokter

Jumlah 1 1,3

Titik x ( strength – weakness ) = 3,35 – 1 = 2,35


Titik y ( opportunity – threat ) = 3,8 – 1,3 = 2,5
Jadi, discharge planningdalam diagram (x,y) adalah ( 2,35), ( 2,5 ) kuadran 1
Diagram Layang

y
Discharge Planning
2,5 ((2,35),(2,5))

Supervisi (1.6,1.6)
Pendokumentasian ((2,25),(1,65))
1,5

MAKP ((1,65),(1,1))

1 RondeKeperawatan ((1,8), (1))

0.5
TimbangTerima ((1,07),(0,2))

0 0.5 1 1.5 2 2,5 3,5 4

Keterangan :
MAKP x = 1,65
y = 1,1
Rondekeperawatan x = 1,8
y= 1,0
TimbangTerima x = 1,6
y = 0,2
Supervisi x = 1.6
y = 1,6
Discharge Planning x = 2,35
y = 2.5
Pendokumentasian x = 2.25
y = 1,65

2.7 Identifikasi Masalah


- M1 (Man)
a. Belum adanya lulusan S2 keperawatan spsialis di ruang tulip 2
b. 70% perawat masih berlatar pendidikan D3 keperawatan
- M2 (Material)
a. Adanya tuntutan yang tinggi dari masyarakat untuk melengkapi saran
dan prasana.
b. Adanya ruang pantry yang tidak pernah digunakan
c. Adanya ketidakseimbangan antara jumlah pasien dengan peralatan
yang di perlukan
- M3 (Method)
a. MAKP
 Kurangnya jumlah tenaga yang membantu optimalisasi penerapan
model yang digunakan
 Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan keperawatan yang profesional.
b. Timbang Terima
 100% timbang terima dilakukan dengan menggunakan buku bukan
status pasien
 Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan keperawatan yang profesional
 Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang tanggungjawab dan
tanggung gugat sebagai pembuat asuhan keperawatan
c. Supervisi
 Supervisi di lakukan 3 kali dalam 1 minggu tetapi tidak terstruktur
 Adanya tuntutan pelayanan keperawatan yang professional,
menyebabkan perlunya supervisi yang lebih baik
d. Pendokumentasian
 Tuntutan rumah sakit untuk format kelengkapan Rekam Medik
 Banyaknya tuntutan dari masyarakat yang lebih tinggi untuk
mendapatkan pelayanan keperawatan yang memuaskan
e. Discharge Planning
 Meningkatnya rasa keinginan tahuan pasien tentang penyakitnya

You might also like