You are on page 1of 19

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF DENGAN BANTUAN

MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA


SISWA KELAS V SDN SEGUGUS 10 KECAMATAN NARMADA
TAHUN PELAJARAN 2016/2017

JURNAL SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (SI)


Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh
MARIA ULFA
NIM. E1E 212 132

PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2016/2017

i
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS MATARAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Jln. Majapahit No.62 Telp. (0370) 623873 Fax. 634918 Mataram 83125

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN JURNAL SKRIPSI

Dengan Judul: “Pengaruh Model Pembelajaran Interaktif dengan Bantuan Media Video
Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN Segugus 10
Kecamatan Narmada Tahun Pelajaran 2016/2017”.

ii
ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF DENGAN BANTUAN


MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA
SISWA KELAS V SDN SEGUGUS 10 KECAMATAN NARMADA
TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Maria Ulfa, Lalu Hamdian Affandi, Ahmad Harjono


Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan, FKIP Universitas Mataram
e-mail: mariiaulfhaa910@gmail.com

Oleh:
MARIA ULFA
NIM. E1E 212 132

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh model pembelajaran interaktif
dengan bantuan media video pembelajaran terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V di SDN
Segugus 10 Kecamatan Narmada tahun pelajaran 2016/2017. Desain penelitian menggunakan
Nonequivalent control group design. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling.
Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas V SDN Segugus 10 Kecamatan Narmada,
sedangkan yang menjadi sampelnya adalah kelas VA sebagai kelas eksperimen dan kelas VB
sebagai kelas pembanding. Data hasil belajar IPA dianalisis menggunakan uji-t, diperoleh hasil
thitung > ttabel (8,487 >1,573 ) pada taraf kepercayaan 95%. Hal tersebut menunjukkan bahwa
hipotesis yang diterima adalah hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi terdapat pengaruh model
pembelajaran interaktif dengan bantuan media video pembelajaran terhadap hasil belajar IPA.
Sedangkan besar pengaruh model pembelajaran interaktif dengan bantuan media video
pembelajaran terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V diukur menggunakan Effect Size yaitu
0,48 berkategori sedang. Dengan demikian, model pembelajaran interaktif dengan bantuan media
video pembelajaran berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa. Peneliti menyarankan kepada
guru seyogyanya menggunakan model pembelajaran interaktif dengan bantuan media video
pembelajaran sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran IPA untuk meningkatkan hasil
belajar siswa.

Kata kunci: Model pembelajaran interaktif , media video pembelajaran, hasil belajar IPA

ii
ABSTRACT

EFFECT OF INTERACTIVE LEARNING MODEL TO HELP


MEDIA VIDEO LEARNING ON LEARNING OUTCOMES IPA
CLASS V SDN CLUSTER 10 SUB NARMADA
LESSON YEAR 2016/2017

Maria Ulfa, Lalu Hamdian Affandi, Ahmad Harjono


Study program Elementary School Teacher
Department of Education, Guidance and Counseling, University of Mataram
e-mail: mariiaulfhaa910@gmail.com

By:
MARIA ULFA
NIM. E1E 212 132

The purpose of this study was to examine the influence of interactive learning model with
the aid of video media learning for learning outcomes fifth grade science students at SDN cluster
of 10 Narmada District of academic year 2016/2017. The study design used Nonequivalent
control group design. The sampling technique is purposive sampling. The study population was
all students of class V SDN cluster of 10 subdistricts Narmada, while being the sample class as
an experimental class VA and VB class as the class benchmark. Science learning outcome data
were analyzed using t-test, the results obtained tcount> t table (8.487> 1.573) at the 95%
confidence level. It shows that most accepted hypothesis is the alternative hypothesis (Ha) which
says there are significant interactive learning model with the aid of video media learning on
learning outcomes IPA. While the influence of interactive learning model with the aid of video
media learning for learning outcomes fifth grade science students are measured using the Effect
Size category was 0.48. Thus, the model of interactive learning with the help of instructional
video media influence on student learning outcomes IPA. Researchers suggest the teacher should
use the model of interactive learning with the aid of video media as an alternative learning in
science teaching to improve student learning outcomes.

Keywords: Model of interactive learning, instructional video media, learning outcomes IPA

iii
A. Pendahuluan
Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan oleh orang-
orang yang diserahi tanggung jawab untuk memengaruhi siswa sehingga
mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan. Pendidikan
merupakan faktor penting untuk memajukan SDM. Rusman dalam Suryanta dkk
(2014) mengemukakan bahwa di dalam dunia pendidikan, guru adalah seorang
pendidik, pembimbing, pelatih, dan pengembangan kurikulum yang dapat
menciptakan kondisi dan suasana belajar yang kondusif, yaitu suasana belajar
yang menyenangkan, menarik, memberi rasa aman, memberi ruang pada siswa
untuk berpikir aktif, kreatif, dan inovatif dalam mengeksplorasi dan
mengelaborasi kemampuannya. Guru yang profesional merupakan faktor penentu
proses pendidikan yang berkualitas.
Guru yang profesional hendaknya mampu memotivasi dan mengoptimalkan
hasil belajar siswa. Untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa, guru dapat
menggunakan model pembelajaran yang sesuai, ditambah dengan penggunaan
media yang mendukung. Proses pembelajaran yang berlangsung akan lebih
bermakna dan dapat berjalan dengan baik. Dalam membelajarkan siswa
hendaknya mampu mengoptimalkan hasil belajar dengan menggunakan model
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan kelas ditambah dengan penggunaan
media yang mendukung proses pembelajaran. Seperti yang kita ketahui
kemampuan siswa akan terpengaruh dengan cara guru membelajarkan siswa
disamping peran yang dimiliki siswa itu sendiri.
Salah satu hasil belajar yang diangkat peneliti dalam hal ini adalah hasil
belajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di sekolah dasar.
Pembelajaran IPA di sekolah dasar masih banyak dilaksanakan secara
konvensional. Para guru belum sepenuhnya melaksanakan pembelajaran secara
aktif dan kreatif dalam melibatkan siswa serta belum menggunakan berbagai
pendekatan atau strategi pembelajaran yang bervariasi berdasarkan karakter
materi pelajaran (Susanto, 2013). Padahal apabila dilihat dari hakikatnya, bahwa
IPA merupakan pembelajaran berdasarkan pada prinsip-prinsip, proses yang mana
dapat menumbuhkan sikap ilmiah siswa terhadap konsep-konsep. Oleh karena itu,
diharapkan dalam pembelajarannya, IPA disuguhkan dengan cara-cara yang
inovatif dan mampu merangsang aktivitas belajar siswa.
Upaya mengatasi permasalahan pembelajaran tersebut diperlukan suatu
inovasi model pembelajaran. Salah satu model pembelajaran menurut peneliti
yang memberikan peluang siswa dalam memahami konsep IPA adalah model
pembelajaran interaktif yang mendorong guru untuk merangsang aktivitas belajar
siswa baik dalam bertanya maupun menjawab pertanyaan supaya proses
pembelajaran berlangsung lebih efektif. Hal ini sesuai dengan pendapat seorang
ahli yang mengatakan bahwa model pembelajaran interaktif adalah suatu cara atau
teknik pembelajaran yang digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan
pelajaran dimana guru pemeran utama dalam menciptakan situasi interaktif yang
edukatif, yakni interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa dan siswa
dengan sumber pembelajaran (Komara, 2014).
Berdasarkan pada uraian tersebut, peneliti menawarkan suatu alternatif atau
solusi pembelajaran yaitu dengan menggunakan model pembelajaran interaktif

1
yang dapat memberikan keleluasaan pada siswa mengembangkan kemampuan
berfikir siswa. Sehingga, siswa akan terlibat lebih aktif dalam proses
pembelajaran. Kelebihan dari model pembelajaran ini yakni merupakan suatu
pembelajaran tidak hanya mendengarkan ceramah dari guru dalam menyampaikan
materi sehingga menyebabkan siswa merasa lebih cepat bosan dalam belajar,
melainkan ada kegiatan timbal balik yang berupa kegiatan tanya jawab guru
dengan siswa yang mendorong siswa untuk menjadi lebih aktif dan
menyenangkan.
Hal tersebut sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Piaget dalam
Kusprimanto (2014) perkembangan kognitif anak dapat dibedakan antara
beberapa tahap selanjutnya dengan usianya, yaitu: (a) 0-2 tahun: sensori motor;
(b) 2-6 tahun: praoperasional; (c) 7-11 tahun: operasional konkrit; (d) > 11 tahun:
operasional formal. Mengingat umumnya anak Indonesia mulai masuk sekolah
dasar pada usia 6-7 tahun dan rentang waktu belajar di SD selama 6 tahun maka
usia anak sekolah dasar bervariasi antara 6-12 tahun. Dengan demikian tahap
kognitif anak meliputi tahap akhir praoperasional sampai awal operasional formal.
Pada usia 6 – 12 tahun anak berada pada masa operasi konkret.
Berpijak pada rata-rata usia anak Sekolah Dasar di Indonesia yaitu antara 6
– 12 tahun dimana anak berada pada masa operasional konkret maka kehadiran
media sangat penting untuk menunjang pembelajaran IPA di kelas Sekolah Dasar
mengingat pada pembelajaran IPA banyak terdapat materi yang bersifat abstrak.
Pada periode ini anak baru mampu berfikir sistematis mengenai benda-benda dan
peristiwa-peristiwa yang konkret. Dengan kata lain siswa memerlukan suatu
media untuk memecahkan masalah yang rumit dan abstrak. Ketika siswa menemui
permasalahan atau materi yang bersifat abstrak, siswa merasa kesulitan dalam
memehami materi.
Oleh karena itu, peneliti berinovasi dengan menggunakan bantuan media
video pembelajaran. Hal ini akan memancing antusiasme siswa dalam belajar,
karena dengan media video pembelajaran tersebut sesuai dengan karakteristik
anak yang sangat senang menonton. Sehingga, pembelajaran interaktif yang
dibantu dengan media video pembelajaran akan mampu memicu aktivitas siswa
dalam belajar dan ini pada akhirnya diharapkan dapat memberikan pengaruh
terhadap hasil belajar siswa. Oleh karena itu, Peneliti merasa tertarik untuk
melakukan penelitian di SDN segugus`10 Kecamatan Narmada dengan
menggunakan model pembelajaran Interaktif yang di bantu dengan media video
pembelajaran terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V.

B. Kajian Pustaka Dan Hipotesis Penelitian


1. Kajian pustaka dalam penelitian ini yaitu:
a) Kajian Tentang Model pembelajaran interaktif Menurut Komara (2014)
Model pembelajaran interaktif adalah suatu cara atau teknik pembelajaran
yang digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pelajaran dimana guru
pemeran utama dalam menciptakan situasi interaktif yang edukatif, yakni
interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa dan siswa dengan
sumber pembelajaran dalam menunjang tercapainya tujuan belajar.
Pembelajaran interaktif juga dikenal dengan pendekatan pertanyaan. Guru

2
merancang agar siswa teransang untuk bertanya dan mampu menjawab
pertanyaan (Hartono, 2014). Model pembelajaran interaktif dirancang untuk
menjadikan suasana belajar mengajar berpusat pada siswa agar aktif
membangun pengetahuannya melalui penyelidikan terhadap pertanyaan yang
mereka ajukan sendiri. Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran interaktif yaitu model pembelajaran yang lebih menekankan
pada aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan cara memotivasi dan
merangsang siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan.
b) Kajian Tentang Media Video Pembelajaran. Daryanto (2010)
mengemukakan bahwa kata media berasal dari bahasa Latin, yang bentuk
tunggalnya adalah medium. Kata media dalam dunia pendidikan yaitu media
yang digunakan sebagai alat dan bahan kegiatan pembelajaran.Menurut
Munadi (2012), media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana
sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya
dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.Media video
merupakan suatu media yang menyajikan visualisasi yang bergerak secara
kontinu dengan memadukan bunyi dan atau suara untuk menyampaikan pesan
(Turmuzi, 2013). Sedangkan Video pembelajaran adalah media yang
menyajikan audio dan visual yang berisi pesan-pesan pembelajaran baik yang
berisi konsep, prinsip, prosedur, teori aplikasi pengetahuan untuk membantu
pemahaman terhadap suatu materi pembelajaran (Riyana, 2007). Dari
beberapa uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa media video pembelajaran
merupakan suatu media atau alat bantu yang dapat bergerak secara kontinu
dengan memadukan bunyi dan atau suara untuk menyampaikan pesan atau
materi ajar yang disampaikan guru kepada siswa dalam kegiatan
pembelajaran.
c) Kajian Tentang Belajar IPA di SD. Kata “IPA” merupakan singkatan kata
“Ilmu Pengetahuan Alam”. Kata-kata “Ilmu Pengetahuan Alam” merupakan
terjemahan dari kata-kata Bahasa Inggris “Natural Science” secara singkat
sering disebut “Science”. Natural artinya alamiah, Science artinya ilmu
pengetahuan. IPA berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan
alam. Jadi, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah usaha manusia dalam
memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta
menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga
mendapatkan suatu kesimpulan (Susanto, 2013). Pendidikan IPA diharapkan
dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam
sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di
dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada
pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar
menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah (Trianto, 2007).
d) Kajian Tentang Hasil Belajar. Pribadi (2011) mengungkapkan hasil belajar
sebagai kompetensi. Kompetensi ini mencerminkan pengetahuan,
keterampian, dan sikap yang dapat diperlihatkan oleh seseorang setelah
menempuh proses pembelajaran. Dalam proses pendidikan, kompetensi
peserta didik dijabarkan dalam bentuk indikator-indikator ketercapaian

3
kompetensi yang diperoleh melalui pengalaman belajar, serta dirumuskan
sebagai tujuan pembelajaran yang dinilai dan dapat diukur ketercapaiannya
melalui proses evaluasi hasil belajar (Jufri, 2013)Bloom (dalam Suprijono,
2014) mengemukakan bahwa hasil belajar mencakup kemampuan kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Ketiga kemampuan itu disebut Taksonomi Bloom.

2. Kerangka Berfikir
Keberhasilan suatu proses belajar mengajar ditentukan oleh berbagai faktor,
diantaranya siswa, guru, sarana dan prasarana. Semua faktor tersebut tidak berdiri
sendiri dan sangat tergantung pada kemampuan guru. Sebagian besar guru masih
belum mengoptimalkan proses pembelajaran. Pembelajaran yang disajikan masih
dalam bentuk konvensional saja, sehingga hasil belajar siswa masih sangat
rendah. Indikator rendahnya hasil belajar siswa ini dapat dilihat dari hasil ujian
semester genap kelas V pada mata pelajaran IPA SDN segugus 10 Kecamatan
Narmada.Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menciptakan suasana
belajar kreatif dan meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan menerapkan
model pembelajaran interaktif dalam proses pembelajaran. Pada model
pembelajaran interaktif, siswa akan lebih dituntut untuk aktif, baik dalam bertanya
maupun menjawab pertanyaan ketika pembelajaran berlangsung. Dalam proses
pembelajaran, guru berperan sebaagai fasilitator siswa untuk melakukan kegiatan
bertanya dan menjawab pertanyaan. Selain itu, penggunaan media video
pembelajaran akan memancing antusiasme siswa dalam belajar, karena media
tersebut sesuai dengan karakteristik anak yang sangat senang menonton.
Sehingga, pembelajaran interaktif yang dibantu dengan media video pembelajaran
akan mampu memicu aktivitas siswa dalam belajar dan ini pada akhirnya
diharapkan dapat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Oleh
karena itu, dalam penelitian ini model pembelajaran interaktif yang dibantu
dengan media video pembelajaran di dalam pembelajaran IPA dapat berpengaruh
positif terhadap hasil belajar siswa kelas V di SDN segugus 10 Kecamatan
Narmada tahun pelajaran 2016/2017.

3. Hipotesis Penelitian
Adapun penelitian eksperimen ini akan menguji hipotesa sebagai berikut
Ho : Tidak terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran interaktif dengan
bantuan media video pembelajaran terhadap hasil belajar yang dibuktikan
dengan perbedaan hasil belajar IPA siswa pada kelas eksperimen dengan
siswa pada kelas pembanding di SDN segugus 10 kecamatan Narmada
tahun pelajaran 2016/2017.
Ha : Terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran interaktif dengan
bantuan media video pembelajaran terhadap hasil belajar yang dibuktikan
dengan perbedaan hasil belajar IPA siswa pada kelas eksperimen dengan
siswa pada kelas pembanding di SDN segugus 10 kecamatan Narmada
tahun pelajaran 2016/2017.

4
C. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian Eksperimen jenis Quasi Experimental
Design tipe Nonequivalent Control Group Design. Menurut Sugiyono (2015),
penelitian tipe Nonequivalent Control Group Design ini merupakan penelitian
yang dilakukan terhadap dua kelompok yang tidak dipilih secara random, yakni
yang terdiri dari kelas eksperimen dan kelas pembanding. Pada kelas eksperimen
diberikan perlakuan berupa pembelajaran model pembelajaran interaktif dengan
bantuan media video pembelajaran, sedangkan pada kelas pembanding
pembelajaran dilakukan tanpa model pembealajaran interaktif dengan bantuan
media video pembelajaran. Peneliti memberikan tes sebagai data awal untuk pre-
test. Di akhir penelitian, untuk mendapatkan data akhir, dilakukan post test
terhadap kedua kelas, dengan demikian bentuk rancangan yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini:
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian
kelompok Pre-test Perlakuan Post-test
Eksperimen Oı X O₂
Pembanding

(Sugiyono, 2015)

2. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Peresak Gugus 10, Desa Tanak Tepong,
Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat. Waktu Penelitian dilakukan pada
bulan September mulai dari tanggal 26 sampai dengan tanggal 30 September
2016. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017.

3. Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu
penelitian (Arikunto, 2014).
1. Variabel Bebas
Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah model pembelajaran
interaktif dengan bantuan media video pembelajaran yang digunakan dalam
penelitian eksperimen di SDN segugus 10 Kecamatan Narmada tahun pelajaran
2016/2017.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah hasil belajar yang akan
pengaruhi oleh model pembelajaran interaktif dengan bantuan media video
pembelajaran dalam penelitian eksperimen di SDN segugus 10 Kecamatan
Narmada tahun pelajaran 2016/2017.

4. Subjek Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

5
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2015). Maka
dalam penelitian ini, populasinya adalah seluruh siswa kelas V SDN segugus 10
Kecamatan Narmada.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2015). Dalam penelitian ini, pengambilan sampel
dilakukan dengan menggunakan teknik Sampling Purposive. Teknik Sampling
Purposive ialah teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu
(Riduwan, dkk. 2008). Alasan peneliti mengambil sampel secara purposive
sampling yaitu dengan pertimbangan jenis penelitian yang akan dilakukan yaitu
penelitian eksperimen tipe Nonequivalent Control Group Design yang dalam
penelitian ini membutuhkan kelas paralel atau dua kelas, yaitu sebagai kelas
eksperimen dan kelas pembanding. Alasan lainnya yaitu karena jumlah sampel
tergolong cukup kecil sehingga mudah dikendalikan dan dikelola yakni dengan
jumlah siswa kelas V sebanyak 49 orang yang terdiri dari kelas V.A sebanyak 24
orang dan kelas V.B sebanyak 25 orang di SDN 1 Peresak gugus 10 Kecamatan
Narmada yang kemudian dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini.
5. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan:
1. Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang berarti barang-barang tertulis.
Dalam penelitian ini, dokumentasi yang dimaksudkan sebagai metode pengumpul
data yaitu berupa foto-foto pelaksanaan penelitian.
2. Tes
Menurut Subana (2000) tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, inteligensi, kemampuan,
atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.Tes yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pre test dan post test. Pre test dilakukan pada kedua kelas.
Sedangkan post test dilakukan setelah kelas eksperimen diberikan treatment
(perlakuan) untuk mendapatkan nilai hasil belajar siswa dan jenis tes yang
digunakan yaitu pilihan ganda dengan jumlah soal 20.

6. Uji Coba Instrumen


Menurut Purwanto (2011) instrumen adalah alat ukur yang digunakan untuk
mengukur dalam rangka mengumpulkan data. Adapun dalam penelitian ini,
instrumen yang digunakan yaitu dengan dokumentasi yang berupa foto-foto
pelaksanaan penelitian.
1. Uji Validitas
Menurut Purwanto (2011) Validitas berhubungan dengan kemampuan untuk
mengukur secara tepat sesuatu yang diinginkan diukur. Sebuah tes dikatakan
memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriterium, dalam arti memiliki
kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriterium.Untuk menentukan validitas
butir soal dalam penelitian ini digunakan rumus persamaan korelasi product
moment dengan angka kasar pada persamaan 1.1 di bawah ini.

rxy = (3.1)

6
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi antar variabel X dan variabel Y
N = Jumlah siswa
∑X = Jumlah nilai variabel X
∑Y = Jumlah nilai variabel Y
∑XY = Jumlah nilai perkalian variabel X dan Y
(∑X2) = Jumlah nilai variabel X dikuadratkan
(∑Y2) = Jumlah nilai variabel Y dikuadratkan
∑X2 = Jumlah kuadrat nilai variabel X
∑Y2 = Jumlah kuadrat nilai variabel Y
Nilai rxy akan dikonsultasikan dengan tabel r product moment. Jadi
kemungkinan yang terjadi yaitu:
Jika rxy ≥ rtabel, maka soal tersebut dikatakan valid.
Jika rxy ≤ rtabel, maka soal tersebut dikatakan tidak valid.
Adapun hasil uji validitas yang diperoleh peneliti yaitu dengan
menggunakan rumus korelasi product moment pada taraf signifikansi 5%, terdapat
20 item soal yang valid dari 30 item yang telah diuji cobakan. Soal-soal yang
digunakan telah diuji coba kepada 38 orang siswa kelas V di SDN 43 Mataram.
Sehingga dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 20 soal valid yang telah
diuji cobakan.
2. Reliabilitas
Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat
dikatakan mempunyai kepercayaan tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil
yang tetap.Untuk mengetahui ketetapan ini pada dasarnya dilihat kesejajaran hasil.
Menurut Arikunto (2014) Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan
dengan teknik belah dua (split half) yang dianalisis dengan rumus Spearman
Brown.
(3.2)
Keterangan:
r11 = Koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan
= Korelasi antara skor-skor setiap belahan tes
Nilai r11 akan dikonsultasikan dengan tabel r-product momen. Jadi
kemungkinan yang terjadi yaitu:
a. Jika r11 > maka item dikatakan reliabel.
b. Jika r11 < maka item dikatakan tidak reliabel
Tabel 3.2 Kriteria Reliabilitas Soal
Harga r Keterangan
0,00 - 0,20 Sangat rendah
0,21 – 0,40 Rendah
0,41 - 0,60 Sedang
0,61 – 0,80 Tinggi
0,81 – 1,00 Sangat tinggi
(Arikunto, 2014)

7
Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas yang dilakukan oleh peneliti dengan
teknik belah dua (split half) yang dianalisis dengan rumus Spearman Brown yang
menghasilkan koefisien reliabilitas sebesar 0,631. Berdasarkan tabel kriteria
reliabilitas soal, rentang nilai koefisien reliabilitas antara 0,61 - 0,81 termasuk
dalam criteria tinggi. Oleh karena itu, instrumen hasil belajar yang digunakan ini
memiliki reliabilitas tinggi sehingga dapat digunakan dalam penelitian.
3. Uji tingkat kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar.
Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha
memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa
menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena
diluar jangkauannya (Arikunto, 2014). Menurut Arikunto (2014) analisis tingkat
kesukaran soal dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
(3.3)
Keterangan:
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Tabel 3.3 Klasifikasi Indeks Kesukaran Soal
No. Nilai Kategori
1 0,00 ≤ P ≤ 0,30 Sukar
2 0,31 ≤ P ≤ 0,70 Sedang
3 0,71 ≤ P ≤ 1,00 Mudah
(Arikunto, 2014)
Hasil analisis yang telah dilakukan peneliti dengan menggunakan rumus
diperoleh hasil uji taraf kesukaran soal, dari 30 item soal yang diuji, peneliti
mendapatkan 4 item soal dengan kategori sukar, 24 item soal dengan kategori
sedang, dan 2 item soal dengan kategori mudah.
4. Daya Pembeda
Daya beda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara
siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa berkemampuan rendah. Soal
dikatakan tidak memiliki daya beda pembeda jika memberikan hasil yang sama
jika diberikan kepada siswa yang berkemampuan tinggi maupun siswa
berkemampuan rendah. Untuk menentukan daya beda soal digunakan rumus
sebagai berikut: D  B  B  P  P
a b
A B
Ja Jb (3.4)

Keterangan :
D = daya pembeda (indeks diskriminasi)
Ba = banyak siswa kelompok atas yang menjawab benar
Bb = banyak siswa kelompok bawah yang menjawab benar
Ja= jumlah siswa kelompok atas
Jb= jumlah siswa kelompok bawah
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

8
Tabel 3.4 Kriteria Daya Pembeda yang Digunakan
No. Nilai Kategori
1 0,00 < D < 0,20 Jelek (poor)
2 0,21 < D < – 0,40 Cukup (statistifactory)
3 0,41< D < 0,70 Baik (good)
4 0,71 < D < 1,00 Baik Sekali (excellent)
(Arikunto, 2014)
Berdasarkan hasil analisis uji daya pembeda tiap butir soal yang diuji oleh
peneliti dari 30 butir soal, peneliti mendapatkan 4 item soal dengan kategori
cukup, 21 item soal dengan kategori jelek dan 5 item soal dengan kategori tidak
bisa digunakan. Uji daya pembeda ini dimaksudkan untuk mengetahui
kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang tergolong mampu dengan siswa
yang tergolong kurang mampu.

7. Teknik Analisis Data


Data yang diambil dari kedua kelas berupa data awal (pre-test) dan data
akhir (post-test) sesuai dengan desain penelitian yang digunakan. Data awal dan
data akhir kemudian di uji dengan uji normalitas, uji homogenitas (untuk
mengetahui homogenitas sampel), dan uji-t.
1. Normalitas Data
Uji normalitas data dilakukan untuk data tes akhir. Pengujian ditujukan
untuk mengetahui apakah data tes akhir terdistribusi normal atau tidak. Uji
normalitas dicari dengan menggunakan rumus uji chi kuadrat, Sugiyono (2014):
(3.5)
Keterangan:
X2 = Chi kuadrat
Fh = Frekuensi yang diharapkan
F0 = Frekuensi yang diperoleh/diamati
 Jika X2hitung ≤ X2tabel, maka data terdistribusi normal
 ika X2hitung ≥ X2tabel, maka data terdistribusi tidak normal.
Data terdistribusi normal pada taraf signifikansi 5% dengan derajat
kebebasan db = k – 1, dengan k menyatakan kelas interval.
2. Homogenitas Data
Dalam penelitian ini, hipotesis yang akan diuji berdasarkan n (jumlah
sampel) yang tidak sama. Maka untuk menguji homogenitas varian atau uji-F.
Perumusannya menurut Sugiyono (2015), yakni:
F= (3.6)
Keterangan :
a. Jika > data tidak homogen.
b. jika < data homogen.
Uji homogenitas merupakan uji yang dilakukan terhadap data awal siswa,
yakni berupa tes awal. Selain itu, di dalam analisis penelitian ini, uji homogenitas
juga digunakan untuk mengolah data tes akhir. Uji homogenitas akhir bertujuan
untuk menentukan tindak lanjut uji beda (uji-t) yang akan digunakan.

9
3. Uji Hipotesis (uji-t)
Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran interaktif berbantuan
media video pembelajaran terhadap hasil belajar, digunakan uji-t dua pihak. Uji
hipotesis yang akan digunakan adalah uji-t dua pihak pada taraf signifikasi 5%
yaitu hipotesis yang tidak menunjukkan arah tertentu dengan hipotesis kerja
menggunakan rumus t-test (Sugiyono, 2015).
̅̅̅ ̅₂
(3.7)
₂ ₂
√ ( )
₂ ₂

Keterangan:
̅̅̅ = Nilai rata-rata kelas eksperimen
̅̅̅̅̅ = Nilai rata-rata kelas pembanding
= Jumlah siswa kelas eksperimen
= Jumlah siswa kelas pembanding
= Varians kelas eksperimen
Varians kelas pembanding
Setelah diperoleh harga thitung, kemudian dibandingkan dengan harga thitung
dengan db = n-1 dan taraf kepercayaan 95% (taraf signifikansi 5%). Kriteria
pengujiannya yaitu:
Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.
thitung < ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak.
Nilai ttabel dihitung dengan menggunakan rumus interpolasi karena nilai dk
pembilang tidak dapat langsung ditemukan pada tabel. Adapun rumus interpolasi
yang digunakan adalah sebagai berikut:

(3.8)
Keterangan:
C = nilai ttabel yang dicari
C0 = nilai ttabel pada awal nilai yang sudah ada
C1 = nilai ttabel pada akhir nilai yang sudah ada
B = nilai dk yang dicari
B0 = nilai dk pada awal nilai yang sudah ada
B1 = nilai dk pada akhir nilai yang sudah ada
4. Signifikansi Praktis
Hasil signifikansi dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan Effect
Size. Effect Size dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh model
pembelajaran interaktif dengan media video pembelajaran terhadap hasil belajar
IPA siswa. Effect Size dapat dicari dengan rumus dibawah ini:
̅ ̅
ES = (3.9)

Keterangan:
x 1 = nilai rata-rata kelas eksperimen
x 2 = nilai rata-rata kelas pembanding
SD2 = standar deviasi kelas pembanding
Tabel 3.5 Kriteria Effect Size

10
Harga r Keterangan
> 0,8 Sangat Besar
0,8 – 0,61 Besar
0,6 - 0,41 Sedang
0,4 – 0,21 Kecil
< 0,2 Tidak ada

D. Hasil Penelitian Dan Pembahasan


a. Hasil Penelitian
1) Hasil Pretest-Postest Siswa:
Pre-test Post-test
Eksperimen Pembanding Eksperimen Pembanding
Jumlah Siswa 24 25 24 25
Rata-rata 60 57 73,958 68
Nilai Tertinggi 85 80 95 90
Nilai Terendah 30 30 45 45
Dari data di atas, terlihat bahwa hasil pre-test eksperimen dan pembanding
sebelum diberikan treatment (perlakuan) memiliki kemampuan awal yang relatif
sama. Hal ini terlihat dari hasil analisis homogenitas pre-test yang dilakukan oleh
peneliti yang memproleh Fhitung < Ftabel atau 1,244 < 2,02. Dari keterangan tersebut,
dapat disimpulkan bahwa kedua kelas (eksperimen dan pembanding) homogen
dengan taraf signifikansi 5%. Sedangkan hasil post-test yang diperoleh oleh kelas
eksperimen setelah mendapatkan perlakuan berupa penerapan model
pembelajaran interaktif yang dibantu dengan media video pembelajaran lebih baik
dibandingkan dengan hasil post-test yang diperoleh oleh kelas pembanding tanpa
mendapatkan perlakuan berupa penerapan model pembelajaran interaktif yang
dibantu dengan media video pembelajaran.

2) Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar (Postes)


Kelompok (α=0,05) HasilUjiNormalitas

Eksperimen 3,782 11,070 Normal

Pembanding 1,572 11,070 Normal

Kriteria pengujiannya adalah data terdistribusi normal jika X2hitung ≤ X2tabel


pada taraf signifikansi 5% dan dengan db = k-1, dimana k adalah banyaknya kelas
interval.
Kelas eksperimen
Pada taraf signifikan 5% dan derajat kebebasan 7 (db=k-1=7-1=6), harga
x2tabel = 12,592 Jika x2hitung dibandingkan dengan x2tabel didapatkan bahwa x2hitung ≤
x2tabel yakni: 2,905 ≤ 12,592.
Kelas control

11
Pada taraf signifikan 5% dan derajat kebebasan 5 (db=k-1=5-1=4), harga
x2tabel = 9,488. Jika x2hitung dibandingkan dengan x2tabel didapatkan bahwa x2hitung >
x2tabel yakni: 2,026 ≤ 9,488
3) Uji homogenitas Data Hasil Post-Test
Kelompok (α=0.05) Uji Homogenitas

Eksperimen Homogen
1.346 2.02
Pembanding

Pada table di atas, dapat dilihat bahwa Fhitung Ftabel yaitu 1,346 2,02
dengan dbpembilang= 24 dan dbpenyebut= 25. Sesuai dengan kriteria homogenitas
bahwa Fhitung Ftabel, maka kedua kelas homogen.

4) Uji Hipotesis
Kelompok Jumlah Siswa (n) Rata – rata (varians) thitung ttabel
Eksperimen 24 74 178.383
Pembanding 25 68 155.301
Hipotesis alternatif (Ha) akan diterima dan hipotesis nol (H0) ditolak jika
thitung> ttabel. Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil thitung = 1,312 yaitu lebih
besar dari ttabel = 1,21 sehingga dapat disimpulkan Ha diterima. Hal ini
menunjukkan adanya pengaruh model pembelajaran interaktif dengan bantuan
media video pembelajaran terhadap hasil belajar IPA siswa.

5) Signifikansi Praktis
Hasil pengujian signifikansi dengan menggunakan Effect Size setelah
dihitung oleh peneliti diperoleh hasil sebesar 0,48 yang berkategori sedang.

b. Pembahasan Hasil Penelitan


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
interaktif dengan bantuan media video pembelajaran terhadap hasil belajar IPA
siswa kelas V SDN segugus 10 Kecamatan Narmada tahun pelajaran 2016/2017.
Pada bagian ini, data yang dideskripsikan adalah data hasil belajar IPA.
Analisis data dilakukan berdasarkan hasil pre-test dan post-test pada kedua
kelompok sampel. Sebelum diberikan perlakuan, kedua kelompok diberikan pre-
test dan setelah diberi perlakuan, kedua kelompok diberikan post-test.
Nilai rata-rata pre-test kelas ekperimen sebesar 60 dan kelas pembanding
sebesar 57, sedangkan nilai rata-rata post-test hasil belajar IPA kelas eksperimen
sebesar 73,958 dan kelas pembanding sebesar 68. Hasil ini menunjukkan adanya
perbedaan antara nilai rata-rata kelas eksperimen dan kelas pembanding. Hal ini
dimungkinkan karena adanya perbedaan perlakuan yang diberikan pada kedua
sampel tersebut. Perlakuan yang diberikan di kelas eksperimen adalah perlakuan
khusus yaitu dengan menerapkan model pembelajaran interaktif dengan bantuan
media video pembelajaran, sedangkan di kelas pembanding pembelajaran dengan
menggunakan media powerpoint yang cenderung konvensional.

12
Pembelajaran dengan model pembelajaran interaktif merupakan rancangan
pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk aktif dalam seluruh rangkaian
kegiatan pembelajaran. Selain itu didukung dengan menggunakan media video
pembelajaran yang dimana media video pembelajaran sesuai dengan karakteristik
siswa sekolah dasar khususnya siswa kelas V yang senang menonton. Hal ini juga
sejalan dengan teori Piaget yang menyebutkan bahwa masa anak sekolah dasar
berada pada masa operasional kongkret, maksudnya siswa pada tahap ini akan
lebih mudah paham dengan apa yang disampaikan oleh guru apabila disampaikan
dengan melihat atau menyaksikan secara langsung bentuk dari benda atau obyek
nyata yang disajikan sebagai contoh.
Setelah itu, untuk mengetahui adanya pengaruh model pembelajaran
interaktif dengan bantuan media video pembelajaran terhadap hasil belajar IPA
maka diperlukan uji lanjut dengan uji hipotesis menggunakan uji-t dua sampel
atau menggunakan t-tes polled varians. Hasil perhitungan uji-t dua sampel
diperoleh nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel yaitu pada taraf
kepercayaan 95% yang berarti bahwa ada pengaruh terhadap hasil belajar IPA
siswa yang belajar dengan menerapkan model pembelajaran interaktif dengan
bantuan media video pembelajaran dengan siswa yang tidak belajar dengan
menerapkan model pembelajaran interaktif dengan bantuan media video
pembelajaran
Mengacu pada pengujian di atas, maka hipotesis alternatif (Ha) yang
berbunyi terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara model pembelajaran
interaktif dengan bantuan media video pembelajaran dengan hasil belajar IPA
pada siswa kelas V SDN segugus 10 kecamatan Narmada tahun pelajaran
2016/2017, dinyatakan diterima dengan Effect Size sebesar 0,48 yang berkriteria
sedang.

E. Kesimpulan dan Saran


Berdasarkan hasil penelitian, analisis data, dan pembahasan maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran interaktif dengan
bantuan media video pembelajaran terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas
eksperimen di SDN segugus 10 Kecamatan Narmada tahun pelajaran 2016/2017.
Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis statistik menggunakan rumus t-tes dua
sampel diperoleh hasil thitung sedangkan ttabel thitung > atau ttabel pada
taraf kepercayaan 95% yang berarti bahwa H0 ditolak dan Ha diterima yang
berbunyi terdapat pengaruh model pembelajaran interaktif dengan bantuan media
video pembelajaran dengan hasil belajar IPA siswa. Dengan demikian
memperkuat kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara model
pembelajaran interaktif dengan bantuan media video pembelajaran dengan hasil
belajar IPA siswa kelas V SDN segugus 10 Kecamatan Narmada tahun pelajaran
2016/2017 dengan jumlah pengaruh yang diperoleh melalui perhitungan Effect
Size sebesar 0,48 yang berkriteria sedang.
Dalam skripsi ini masih terdapat kekurangan yang perlu diperbaiki untuk
keberhasilan penelitian selanjutnya, adapun saran dari peneliti adalah:

13
1. Bagi sekolah
Diharapkan dukungan dari pihak sekolah kepada guru dan siswa dengaan
meningkatkan mutu pembelajaran serta memperbanyak fasilitas pembelajaran
yang dapat menentukan keberhasilan proses pembelajaran di sekolah.
2. Bagi guru
Guru diharapkan dapat melanjutkan penggunaan Media gambar menjadi alternatif
media pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru dalam meningkatkan
kemampuan menulis permulaan siswa.
3. Bagi siswa
Dengan menggunakan media gambar siswa diharapkan dapat berperan aktif dalam
pembelajaran, sehingga materi yang dipelajari dapat dipahami dengan baik dan
pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.
4. Bagi peneliti lain
Bagi mahasiswa atau pihak yang lain yang ingin meneliti lebih lanjut tentang
media gambar disarankan untuk mencoba penelitian ini sebagai bahan perbaikan
agar hasil yang diperoleh lebih maksimal.

14
Daftar Pustaka

Arikunto, S. 2014. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Bandung: Satu Nusa
Hartono, R. 2014. Ragam Model Mengajar yang Mudah Diterima Murid. Jogjakarta:
DIVA Press
Jufri, A.W. 2013. Belajar dan pembelajaran Sains. Bandung: Pustaka Reka Cipta
Komara, E. 2014. Belajar dan Pembelajaran Interaktif. Bandung: Refika Aditama
Kusprimanto. 2014. Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Ipa Materi
Pencernaan Pada Manusia Untuk Siswa V Di SDN Pundung. Skripsi.
Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Pra Sekolah Dan Sekolah Dasar Fakultas Ilmu
Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta.
Majid, A. 2014. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Munadi, Y. 2012. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press.
Nazir, M. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia
Prayekti. 2008. Penerapan Model Pembelajaran Interaktif Pada Mata Pelajaran IPA di
SD. Jurnal Teknodik Pustekkom. Vol: 12, No: 1.
Pribadi, B.A. 2011. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Diam Rakyat
Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Riduwan, dan Akdon. 2008. Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung:
ALFABETA
Riyana, C. 2007. Pedoman Pengembangan Media Video. Jakarta: P3AI UPI
Suardani, K.E. 2013. Pengaruh Media Video Interaktif Berbantuan LKS Terhadap
Motivasi dan Hasil Belajar IPA Kelas Vdi SD 1, 2, 5 Banyuasri-Singaraja. E-
Journal Program Pascasarjana Universitas Ganesha. Vol. 3, No: 1, 65-70.
Subana. 2000. Statistik Pendidikan. Bandung: CV. Pustaka Setia
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan
R&D. Bandung: ALFABETA Statistika Untuk Penelitian. Bandung:
ALFABETA
2015. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: ALFABETA
Sulistyorini. 2007. Model Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dan Penerapannya dalam
KTSP. Yogyakarta: Tiara Wacana
Suprijono, A. 2014. Cooperatif Learning, 101 Cara Siswa Belajar Aktif. Bandung:
Nuansa Cendekia.
Suryanta, I. M, Abadi, I.B.G.S, dan Asri, I.A.S. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran
Scramble Berbantuan Media Gambar Animasi Terhadap Hasil Belajar IPA
Siswa Kelas V SD Yos Sudarso Denpasar. Jurnal Mimbar Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD. Vol: 2, No: 1.
Susanto, A. 2013. Teori Belajar Dan Pembelajaran Disekolah Dasar. Jakarta:
Prenadamedia Group
Susianawati, N. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Interaktif Pada Mata Pealajaran
IPA kelas IV Terhadap Hasil Belajar Siswa di SD. E-Journal Editech
Universitas Pendidikan Ganesha. Vol: 2, No: 1.
Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi
Pustaka
Turmuzi, M. 2013. Pengembangan Media dan Alat Peraga Matematika. Mataram: FKIP
PRESS

15

You might also like