You are on page 1of 13

ANALISIS WILAYAH

“ANALISIS EKONOMI WILAYAH”

Oleh

Kelompok 5 :

Silvia Kurnia Syahada

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2018
ANALISIS EKONOMI WILAYAH

A. Pengertian Ekonomi Wilayah

Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah


daerah dan masyarakatnya mengelola sumber daya yang ada dan membentuk suatu
pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sector swasta untuk menciptakan
suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi
(pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut (Arsyad, 2002:108).

Arsyad (2002) mengatakan bahwa faktor penentu utama pertumbuhan ekonomi


suatu daerah adalah berhubungan langsung dengan permintaan akan barang dan jasa
dari luar daerah. Pertumbuhan industri-industri yang menggunakan sumberdaya lokal,
termasuk tenaga kerja dan bahan baku untuk diekspor akan menghasilkan kekayaan
daerah dan menciptakan peluang kerja (job creation).

Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.20/PRT/M/2007 menyatakan


bahwa analisis aspek ekonomi wilayah adalah analisa untuk mengenali potensi lokasi,
potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan agar
dengan usaha yang minimum dapat memperoleh hasil optimum yang bertujuan untuk
mencapai pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh
masyarakat, serta terjadinya investasi dan mobilisasi dana. Penilaian ekonomi bagi
pengembangan wilayah atau kawasan adalah upaya untuk menemukenali potensi dan
sektor-sektor yang dapat dipacu serta permasalahan perekonomian, khususnya untuk
penilaian kemungkinan aktivitas ekonomi yang dapat dikembangkan pada wilayah
dan/atau kawasan tersebut.
B. Literatur Review Ekonomi Wilayah

1. Perspektif Teori Pertumbuhan Neoklasik

Model pertumbuhan regional neoklasik menggunakan referensi dari


teori pertumbuhan neoklasik atau disebut juga model pertumbuhan Solow-
Swan (Solow, 1956; Swan, 1956), dan selanjutnya diterapkan dalam lingkup
regional. Model pertumbuhan Solow memfokuskan pada empat variabel yaitu
output (Y), modal (K), tenaga kerja (L), dan pengetahuan atau efektivitas
tenaga kerja (A), dimana modal, tenaga kerja dan pengetahuan
dikombinasikan untuk menghasilkan output tertentu (Romer D., 2006).

Kunci utama pertumbuhan ekonomi regional adalah peningkatan


kegiatan produksi, yang ditentukan oleh tiga faktor utama, yaitu kemajuan
teknologi (A), penambahan modal atau investasi (K) dan peningkatan jumlah
atau kualitas tenaga kerja (L) (Adisasmita, 2005; Tarigan, 2006; Sjafrizal,
2008). Model yang dikembangkan oleh Solow (1956) dan Swan (1956) telah
menjadi paling berpengaruh terhadap teori pertumbuhan modern, terutama
karena bentuk fungsi produksi regional yang lebih umum, yang
memungkinkan untuk substitusi antara input produksi sesuai dengan fungsi
produksi yang menganggap hasil konstan terhadap skala dan elastisitas positif
substitusi antara input (Barro dan Sala-i-Martin 1999).

2. Perspektif Teori Geografi Ekonomi Baru

Model geografi ekonomi pada awalnya memfokuskan perhatiannya pada


eksplorasi terhadap struktur ekonomi dalam konteks keruangan dan organisasi
keruangan (spatial order) yang didasarkan pada berbagai pendekatan teori-
teori lokasi antara lain dari von Thünen (1826), Weber (1909), Christaller
(1933), Lösch (1940), Isard (1956), Hoover dan Vernon (1959) serta Alonso
(1964). Keterbatasan yang ada dalam teori-teori lokasi memunculkan
pendekatan baru dalam geografi ekonomi sebagaimana Krugman (1991)
memberikan kerangka kerja yang mengilustrasikan bagaimana terjadinya
interaksi diantara hasil/keuntungan yang makin meningkat pada tingkat
perusahaan, biaya-biaya transportasi dan faktor mobilitas dapat menyebabkan
struktur ekonomi spasial berkembang dan berubah (Fujita and Krugman,
2004).

C. Data/Peta yang dibutuhkan


1) Data PDRB wilayah kabupaten interval beberapa tahun tertentu
2) Data BPS Kabupaten agam dalam angka
3) Peta administrasi wilayah
4) Jumlah Penduduk Kabupaten pada tahun tertentu

D. Indikator Ekonomi Wilayah

Dalam menganalisis aspek ekonomi dalam suatu wilayah atau kawasan,


hal yang harus wajib diperhatikan yaitu mengetahui indikator dari aspek ekonomi
dalam suatu wilayah. Perkembangan ekonomi dalam suatu wilayah atau kawasan
dapat ditentukan dari beberapa indikator sebagai penentu perkembangan ekonomi
wilayah atau kawasan. Adapun indikator dari ekonomi wilayah yaitu:

1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB merupakan penjumlahan nilai output bersih perekonomian yang


ditimbulkan oleh seluruh kegiatan ekonomi di suatu wilayah tertentu (provinsi
dan kabupaten /kota), dan dalam satu kurun waktu tertentu (satu tahun
kalender). Kegiatan ekonomi yang dimaksud kegiatan pertanian,
pertambangan, industri pengolahan, sampai dengan jasa.

PDRB merupakan salah satu indicator untuk mengetahui kondisi


perekonomian secara makro. Selain itu, angka PDRB ini juga bermanfaat
sebagai bahan untuk menjelaskan evaluasi hasil-hasil pembangunan yang
telah dilaksanakan.

Untuk menghitung pertumbuhan PDRB, maka digunakan formula


sebagai berikut:

𝑃𝐷𝑅𝐵𝑡 −𝑃𝐷𝑅𝐵𝑡−1
Pertumbuhan PDRB = x 100%
𝑃𝐷𝑅𝐵𝑡−1

Keterangan :

𝑃𝐷𝑅𝐵𝑡 = PDRB tahun yang dicari

𝑃𝐷𝑅𝐵𝑡−1 = PDRB tahun sebelumnya

Kategori pertumbuhan PDRB , yaitu:


> 7 % : pertumbuhan yang cepat
5 -7 % : pertumbuhan yang sedang
< 5 % : pertumbuhan yang lambat

Contoh :
Tahun Jumlah Total PDRB Persentase
2005 2.125.656,73 -
2006 2.255.102,49 6,28
2007 2.398.597,58 6,36
2008 2.545.801,73 6,14
2009 2.684.575,16 5,45
Sumber: Data PDRB Kabupaten 50 Kota Tahun 2005 – 2009
Tahun 2006

𝑃𝐷𝑅𝐵𝑡 −𝑃𝐷𝑅𝐵𝑡−1
Pertumbuhan PDRB = x 100%
𝑃𝐷𝑅𝐵𝑡−1

2255,10  2121,65
= X 100%
2121,65

= 6,28 %

2. PDRB per kapita


PDRB per kapita atas harga berlaku berguna untuk menunjukkan nilai
PDRB per-kepala atau satu orang penduduk. Sedangkan PDRB per kapita
atas dasar harga konstan berguna untuk mengetahui pertumbuhan nyata
ekonomi perkapita penduduk suatu daerah. Untuk mencari PDRB per
kapita digunakan formula sebagai berikut:
𝑃𝐷𝑅𝐵
𝑡
PDRB per kapita = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘

E. Metode Analisis Data

1. Analisis Sektor Potensial


Location Quotients (LQ)
Analisis ekonomi wilayah ini digunakan untuk menentukan
subsektor unggulan atau ekonomi basis suatu perekonomian wilayah.
Subsektor unggulan yang berkembang dengan baik tentunya mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah, yang
pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan daerah secara optimal.
Logika dasar Location Quotient (LQ) adalah teori basis ekonomi
yang intinya adalah karena industri basis menghasilkan barang-barang dan
jasa untuk pasar di daerah maupun di luar daerah yang bersangkutan,
maka penjualan keluar daerah akan menghasilkan pendapatan bagi daerah.
Secara umum metode analisis LQ dapat diformulasikan sebagai berikut
(Widodo dalam Saputra):

Keterangan :
LQ : Location Qoutient
Si : Jumlah komoditas wilayah perencanaan
Ni : Jumlah komoditas di wilayah yang lebih luas
S : Jumlah komoditas total di wilayah
N : Jumlah komoditas total di wilayah yang lebih Luas
Dari rumus di atas hasilnya dapat dikategorikan sebagai berikut :

- Jika LQ > 1, maka dapat dikategorikan wilayah perencanaan mempunyai


spesialisasi dalam sektor tertentu dibandingkan wilayah yang lebih luas.
Hasil produksi komoditi sangat mencukupi kebutuhan dalam daerah dan
cenderung diekspor.
- Jika LQ = 1, maka tingkat spesialisasi wilayah perencanaan dalam sektor
tertentu sama dengan wilayah yang lebih luas. Hasil produksi komoditi
mencukupi kebutuhan dalam daerah.
- Jika LQ < 1, maka dalam sektor tertentu, tingkat spesialisasi wilayah
berada di bawah wilayah yang lebih luas. Dan wilayah cenderung
mengimpor komoditi dari luar daerah untuk mencukupi kebutuhan di
dalam daerah.

Contoh penggunaan Analisis LQ untuk analisi ekonomi wilayah.


Total produksi/
Produksi
N0 Komoditi kabupaten LQ Kategori
(ton/ekor)
(ton/ekor)
Produksi Tanaman Pangan
1 Padi sawah 7631 9251 1.00 ekspor
2 Jagung 114 164 0.85 impor
3 Ubi kayu 121.8 139.2 1.07 ekspor
4 Ubi Jalar 364 468 0.95 impor
Jumlah 8230.8 10022.2
Sumber: Padang Panjang Timur dalam angka (2011)

7631/8230.8
LQ padi sawah = 9251/10022.2

= 1.004

114/8230.8
LQ jagung = 164/10022.2

= 0.85

364/8230.8
LQ ubi kayu = 468/10022.2

= 1.07

7631/8230.8
LQ ubi jalar = 9251/10022.2

= 0.95
Total produksi/
Produksi
N0 Komoditi kabupaten LQ Kategori
(ton/ekor)
(ton/ekor)
Produksi Tanaman Pangan
1 Padi sawah 1428 2894 1.18 ekspor
2 Jagung 199 199 2.39 ekspor
3 Ubi kayu 85 240 0.85 impor
4 Ubi Jalar 169 1161 0.35 impor
Jumlah 1881 4494
Sumber: Padang Panjang Timur dalam angka (2014)

1428/1881
LQ padi sawah = 2894/4494

= 1.18

199/1881
LQ jagung = 199/10022.2

= 2.39

85/8230.8
LQ ubi kayu = 240/10022.2

= 0.85

169/8230.8
LQ ubi jalar = 1161/10022.2

= 0.35

Dari dua data diatas, maka dapat dilihat produksi padi sawah dan
jagung meningkat dari 1.004 dan 0.85 menjadi 1.18 dan 2.39

F. Langkah-Langkah Menganalisi Ekonomi Wilayah


Ada beberapa tahap yang dilakukan untuk menganalisis ekonomi
wilayah, yaitu :
1. Mengumpulkan dan mengelompokkan data sesuai dengan kebutuhan
setiap indikator sehingga akan didapat jumlah total dari setiap
indikator.
2. Mengidentifikasi hubungan antar pusat pengembangan dalam lingkup
nasional dan global.
3. Mengidentifikasi awal potensi lokasi bagi produksi komoditas
unggulan dan ikutannya.
4. Mengidentifikasi konsentrasi lokasi yang menjadi pusat pertumbuhan
dan perkembangan ekonomi wilayah.

G. Hasil atau keluaran dalam menganalisis aspek ekonomi wilayah


1. Indikasi adanya komoditas unggulan yang sudah dikembangkan.
2. Indikasi adanya komoditas unggulan yang belum dikembangkan
secara optimal.
3. Mendapatkan angka-angka pertumbuhan sebagai pertimbangan dalam
memproyeksikan tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat pertumbuhan
kegiatan sektor, serta investasi.

F. Tahapan Metode

Tabel 1
Sintesis Tahapan Analisis dan Metode Analisis

Tahapan Metode Data yang Alat yang


Tujuan
Analisis Analisis diperlukan diperlukan
I Mengetahui laju Pertumbu Data PDRB Mircosoft Excel
pertumbuhan PDRB han/laju Kabupaten ( Menghitung
Kabupaten PDRB beberapa tahun hasil dan
tertentu membuat grafik)

II Mengetahui PDRB Per Rumus Data PDRB Mircosoft Excel


Kapita Kabupaten PDRB Per Kabupaten dan Jumlah ( Menghitung
Kapita penduduk kabupaten hasil)

III Mengetahui sektor LQ Data PDRB Mircosoft Excel


unggulan yang ada di Kabupaten ( Menghitung
wilayah yang dapat dan seluruh hasil dan
kecamatannya tahun membuat grafik)
diketahui dari
tertentu
kemampuan daerah ArcGIS
tersebut melakukan ( Membuat
ekspor (basis). pemetaannya)
Flow Chart 1. Analisis Ekonomi Wilayah

Data PDRB Kabupaten Data jumlah seluruh


beberapa interval tahun penduduk kabupaten

Analisis dengan rumus Analisis dengan rumus


pertumbuhan PDRB PDRB per kapita

Laju pertumbuhan PDRB PDRB per kapita


Kabupaten selama
bebrapa tahun

DATA PRODUK
KABUPATEN BPS

BPS

MELAKUKAN ANALISI
DATA LQ

ANALISIS LQ

KOMODITAS UNGGULAN YANG KOMODITAS UNGGULAN YANG


SUDAH DIKEMBANGKAN DI BELUM DIKEMBANGKAN DI
KABUPATEN TERSEBUT KABUPATEN TERSEBUT
Daftar Pustaka

Santoso, Eko Budi dkk, 2012, “ Analisis Keterkaitan Wilayah secara Sektoral
Ditinjau dari Sektor Unggulan Kawasan GKS Plus terhadap Jawa Timur:
Implikasinya terhadap Pengembangan Perkotaan“. Seminar Nasional CITIES 2012,
volume 15, 1 Januari 2016

Yulianita, Anna, 4 Agustus 2012, “Analisis Sektor Unggulan Dan Pengeluaran


Pemerintah Di Kabupaten Ogan Komering Ilir “, Indonesia Journal Of Economic &
Development, volume 85, 1 Januari 2016

Putra, Aditya Nugraha, 28 Maret, “ Analisis Potensi Ekonomi Kabupaten Dan Kota
Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta”. Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Volume 184, 1 Januari 2016

Erawati, Ni Komang dkk, “ Analisis Pola Pertumbuhan Ekonomi Dan Sektor


Potensial Kabupaten Klungkung ” , Universitas Udayana (Unud), volume 77, 8
Januari 2016

You might also like