You are on page 1of 13

JIPERA: Egidius Dewa, Metode Synectics pada model GI….

hal 44-56 ISSN: 2503-2534

Metode Synectics Pada Model GI Dalam Meningkatkan Kemampuan


Berpikir Kritis Siswa
Egidius Dewa
Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Unwira, Kupang
Email: egidiusdewa@gmail.com

Abstract

Application of the Synectics method on the Group Investigation (GI) model in the classroom
is a learning method that uses analogies to develop critical think ability, in this case the student makes
a direct analogy (similarity) between the studied material with material that has been studied
previously. The learning process like this leads to critical think ability of students and facilitate
teachers to see learning ability and interest in learning of each student. The purpose of this study were
1) To determine whether there are differences in critical think ability of physics students who are
taught through the application of Synectics method on a Group Investigation (GI) model with students
who are taught through the application of the Synectics method on the Jigsaw model, 2) To determine
whether physics students' critical thinkability are taught through the application of Synectics method
on a Group Investigation (GI) model higher than students who are taught through the application of
the Synectics method on the Jigsaw model. The sample in the study consisted of two classes, namely
class XI IPA.2 as a class experiment involving 35 students and class XI IPA.3 as control classes
involving 34 students. Sampling was conducted in Random Group (Cluster Random). Research
instrument in the form of Syllabus, Lesson Plan (RPP), Gazette Student Discussion (LDS) and the test
questions the critical think ability with a subjective matter (Essey). From the analysis using t-test and
test = 0.05 can be concluded that 1) There are with significance level differences in the of critical
think ability among students of students who are taught through the application of Synectics method
on the Group Investigation (GI) model with students who are taught through the application of the
Synectics method on the Jigsaw model. 2) critical think ability of students who are taught through the
application of the Synectics method on the group investigation (GI) model is higher than the critical
think ability of students who are taught through the application of the Synectics method on the Jigsaw
model.

Keyword: Synectics method, Group Investigation model, Jigsaw mode, critical think ability,

PENDAHULUAN yang produktif. Pendidikan yang


Pendidikan adalah proses yang berkualitas hanya akan muncul apabila
dilakukan secara sadar dan sengaja untuk terdapat sekolah yang berkualitas, karena
meningkatkan nilai perilaku seseorang itu upaya peningkatan mutu sekolah
atau masyarakat, dari keadaan tertentu ke merupakan titik strategis dalam upaya
suatu keadaan yang lebih baik. menciptakan pendidikan yang berkualitas.
Pendidikan sebagai pranata Tantangan sekolah menjadi semakin
pembangunan sumber daya manusia yang berat sebab selain harus menyelesaikan
berperan dalam pembentukan peserta kurikulum yang diterapkan, sekolah juga
didik agar menjadi aset bangsa yang harus mampu membekali peserta didik
diharapkan, supaya menjadi manusia

JIPERA Vol 1 Jilid 1 2016 44


JIPERA: Egidius Dewa, Metode Synectics pada model GI….hal 44-56 ISSN: 2503-2534

dengan berbagai ilmu pengetahuan dan atau suasana belajar yang interaktif, efektif
keterampilan dengan tuntutan riil. dan efisien.
Untuk menghadapi tantangan Pemilihan metode pembelajaran
tersebut, para pakar pendidikan terus harus dilandaskan pada pertimbangan
melakukan terobosan baru dalam bidang menempatkan siswa sebagai subjek belajar
pendidikan agar terjadi perubahan suasana yang tidak hanya menerima secara pasif
belajar mengajar di sekolah melalui teori- apa yang disampaikan oleh guru. Guru
teori yang mereka ciptakan dan harus menempatkan siswanya sebagai
mengharapkan agar setelah menyelesaikan insan yang secara alami memiliki
pendidikannya, peserta didik selain pengalaman, pengetahuan, keinginan, dan
mendapatkan ilmu pengetahuan juga dapat pikiran yang dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan keterampilan sesuai dengan belajar, baik secara individual maupun
ilmu dan pengetahuan yang dimilikinya. berkelompok. Salah satu metode
Kurikulum yang diberlakukan pembelajaran yang dikategorikan sesuai
sekarang menyatakan bahwa keberhasilan dengan metode tersebut adalah metode
proses belajar mengajar tidak hanya Synectics. Metode Synectics dikembangkan
ditentukan oleh hasil akhir saja, akan tetapi oleh William Gordon (Rahmat, 2008),
proses pembelajarannya juga diperhatikan. yang merupakan metode pembelajaran
Dalam penerapan Kurikulum Tingkat yang menggunakan analogi untuk
Satuan Pendidikan ini, guru dituntut untuk mengembangkan kemampuan berpikir dari
menyampaikan materi tidak hanya dalam berbagai sudut pandang.
bentuk hafalan-hafalan, melainkan harus Metode Synectics sebagai salah satu
menanamkan pemahaman yang mendalam metode pembelajaran mempunyai
kepada siswanya, yang pada akhirnya beberapa keuntungan, diantaranya adalah:
siswa dapat memahami dan (1) Mampu meningkatkan kemampuan
mengembangkan apa yang telah untuk hidup dalam suasana yang kompleks
diperolehnya. dan menghargai adanya perbedaan, (2)
Dalam pelaksanaannya guru harus Mampu merangsang kemampuan berfikir
dapat memilih metode pembelajaran yang kritis, (3) Mampu mengaktifkan kedua
sesuai dengan materi yang akan diajarkan, belahan otak, (4) Mampu memunculkan
sehingga siswa terhindar dari kejenuhan adanya pemikiran baru.
dan kebosanan dalam proses belajar Selain itu, kelebihan dari metode
mengajar sehingga dapat tercipta kondisi Synectics yang lainnya adalah bisa
dikombinasi dengan model pembelajaran

JIPERA Vol 1 Jilid 1 2016 45


JIPERA: Egidius Dewa, Metode Synectics pada model GI….hal 44-56 ISSN: 2503-2534

lain. Kelemahan dari metode Synectics Synectics pada model kooperatif tipe
yaitu jika siswa salah memahami konsep Jigsaw.
analogi, maka ia akan salah juga Berdasarkan uraian masalah di atas,
memahami konsep target. Untuk penulis ingin melakukan penelitian dengan
meningkatkan kemampuan siswa dalam judul: “Penerapan Metode Synectics Pada
menganalogi konsep sehingga dapat Model Kooperatif Tipe Group
menghubungkan antara konsep abstrak ke Investigation (GI) Untuk Meningkatkan
dalam konsep yang kongkrit atau Kemampuan Berpikir Kritis Fisika Siswa”
sebaliknya, maka perlu diadakan desain Permasalahan yang diteliti dalam
metode pembelajaran yang mengharapkan penelitian ini adalah : Apakah terdapat
siswa dapat mengembangkan seluruh perbedaan kemampuan berpikir kritis
kemampuannya (Rahmat, 2008). fisika siswa yang diajar melalui penerapan
Desain model pembelajaran metode Synectics pada model Kooperatif
kooperatif tipe Group Investigation (GI) tipe Group Investigation (GI) dengan siswa
sebagai bentuk implementasi model dalam yang diajar melalui penerapan metode
konteks kelas memiliki yang langkah-lang- Synectics pada model kooperatif tipe
kah: (a) Informasi subtantif, (b) analogi Jigsaw? Apakah kemampuan berpikir kritis
langsung, yang disertai dengan kegiatan fisika siswa yang diajar malalui penerapan
membandingkan dan menjelaskan berbagai metode Synectics pada model Kooperatif
perbedaan, (c) analogi personal, (d) tipe Group Investigation (GI) lebih tinggi
eksplorasi dan (e) memunculkan analogi dibandingkan dengan siswa yang diajar
baru (Sutama, 2007). Pembelajaran melalui penerapan metode Synectics pada
kooperatif melalui diskusi kelompok kecil model kooperatif tipe Jigsaw? Tujuan dari
juga direkomendasikan sebagai strategi penelitian ini adalah: Untuk mengetahui
yang dapat meningkatkan kemampuan apakah terdapat perbedaan kemampuan
berpikir kritis (Resnick L., 1990; Rimiene, berpikir kritis fisika siswa yang diajar
2002; Gokhale, 2005). Dengan demikian, melalui penerapan metode Synectics pada
untuk melihat apakah dalam proses belajar model Kooperatif tipe Group Investigation
fisika dengan penerapan desain metode (GI) dengan siswa yang diajar melalui
Synectics pada model kooperatif tipe penerapan metode Synectics pada model
Group Investigation (GI) dapat kooperatif tipe Jigsaw. Untuk mengetahui
merangsang siswa untuk berpikir kritis, apakah kemampuan berpikir kritis fisika
maka yang menjadi pembanding dalam siswa yang diajar melalui penerapan
penelitian ini adalah penerapan metode metode Synectics pada model Kooperatif

JIPERA Vol 1 Jilid 1 2016 46


JIPERA: Egidius Dewa, Metode Synectics pada model GI….hal 44-56 ISSN: 2503-2534

tipe Group Investigation (GI) lebih tinggi pemahaman tentang kedudukan metode
dibandingkan dengan siswa yang diajar dalam proses pembelajaran yaitu: (1)
melalui penerapan metode Synectics pada Metode sebagai alat motivasi ekstrinsik,
model kooperatif tipe Jigsaw. (2) Metode sebagai strategi pengajaran, (3)
Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan
TINJAUAN TEORITIS Metode Synectics
Metode Mengajar
Istilah Synectics diambil dari bahasa
Metode dalam proses belajar
Yunani, yang merupakan gabungan kata
mengajar adalah suatu cara yang
Syn berarti menggabungkan dan ectics
dipergunakan guru untuk mencapai tujuan
berarti unsur yang berbeda (Weaver &
yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan
Prince, 1990). Dalam dunia keilmuan,
belajar mengajar, metode diperlukan oleh
Synectics biasanya berhubungan dengan
guru dan penggunaannya bervariasi sesuai
kreativitas dan pemecahan masalah, selain
dengan tujuan yang ingin dicapai setelah
itu juga berhubungan dengan dinamika
pengajaran berakhir. Seorang guru tidak
kelompok dalam latihan berfikir. Pada
akan dapat melaksanakan tugasnya bila dia
awalnya, Synectics dikembangkan dalam
tidak menguasai satu pun metode mengajar
dunia Industri namun dalam
yang telah dirumuskan dan dikemukakan
perkembangannya ternyata sukses
para ahli psikologi dan pendidikan
diterapkan dalam dunia pendidikan dan
(Djamarah, 1996:102).
dikenal sebagai salah satu metode
Kegiatan belajar mengajar di kelas
pembelajaran yang efektif untuk
mengharapkan agar melahirkan interaksi
mengembangkan kreativitas.
unsur-unsur manusiawi adalah sebagai
Metode Synectics dikembangkan
suatu proses dalam rangka mencapai
oleh William Gordon yang merupakan
tujuan pengajaran. Guru dituntut berusaha
metode pembelajaran yang menggunakan
mengatur lingkungan belajar agar
analogi untuk mengembangkan
bergairah bagi anak didik. Untuk mencapai
kemampuan berfikir dari berbagai sudut
tujuan tersebut maka guru harus mampu
pandang. Analogi dianggap mampu
memilih metode pembelajaran yang cocok.
mengembangkan kreativitas karena dalam
Dengan demikian pemilihan metode
analogi ada usaha untuk menghubungkan
pembelajaran yang tepat dapat menentukan
antara apa yang sudah diketahui dengan
kearah mana pembelajaran itu dan dapat
apa yang ingin dipahami.
tercapai sesuai yang diharapkan. Dari hasil
analisis yang dilakukan, lahirlah

JIPERA Vol 1 Jilid 1 2016 47


JIPERA: Egidius Dewa, Metode Synectics pada model GI….hal 44-56 ISSN: 2503-2534

Tahap-tahap pelaksanaan metode Model Group Investigation (GI)


Synectics dalam proses belajar mengajar Model kooperatif tipe GI sering
adalah sebagai berikut : (1) deskripsi dipandang sebagai model yang paling
kondisi saat ini yaitu siswa memaparkan kompleks dan paling sulit untuk
situasi yang sedang diamati, (2) proses dilaksanakan dalam pembelajaran
analogi langsung yaitu siswa kooperatif. Model ini melibatkan siswa
mengemukakan berbagai analogi, sejak perencanaan, baik dalam menentukan
selanjutnya memilih salah satu untuk topik maupun cara untuk mempelajarinya
dieksplorasi, (3) analogi personal yaitu melalui investigasi. Model ini menuntut
siswa menjadikan dirinya sebagai analogi siswa untuk memiliki kemampuan yang
dari keadaan yang dianalogikan pada tahap baik dalam berkomunikasi maupun dalam
sebelumnya, (4) konflik yang dipadatkan keterampilan proses kelompok (group
yaitu siswa mengambil apa yang process skills). Guru yang menggunakan
dipaparkan pada fase kedua dan ketiga, model GI umumnya membagi kelas
kemudian membuat beberapa konflik yang menjadi beberapa kelompok yang
dipadatkan dan memilih salah satu. beranggotakan 2 hingga 6 siswa dengan
Konflik yang dipadatkan ialah cara karakteristik yang heterogen.
mengkontraskan dua ide dengan memberi Pembagian kelompok dapat juga
label singkat, bisanya hanya dengan dua didasarkan atas kesenangan berteman atau
kata, misal “sangat galak dan sangat kesamaan minat terhadap suatu topik
ramah”, (5) analogi langsung yaitu siswa tertentu. Siswa memilih topik yang ingin
mengemukakan dan memilih analogi dipelajari, mengikuti investigasi mendalam
langsung yang lain berdasarkan pada terhadap berbagai subtopik yang telah
konflik yang dipadatkan. Analogi langsung dipilih, kemudian menyiapkan dan
merupakan perbandingan sederhana menyajikan suatu laporan di depan kelas
tentang dua obyek atau konsep, (6) secara keseluruhan (Kiranawati).
pengujian kembali tugas semula yaitu guru Model kooperatif tipe GI diyakini
mengarahkan siswa untuk kembali pada dapat memberi peluang siswa untuk terlibat
tugas awal dengan menggunakan analogi dalam diskusi, berpikir kritis, berani dan
yang terakhir (Joyce dan Weil, 1986 : mau mengambil tanggung jawab untuk
168). pembelajaran mereka sendiri (Gokhale,
1995:6).
Berikut adalah contoh sintaks desain
metode synectics pada model kooperatif

JIPERA Vol 1 Jilid 1 2016 48


JIPERA: Egidius Dewa, Metode Synectics pada model GI….hal 44-56 ISSN: 2503-2534

tipe Group Investigation (GI) dalam dalam bahasa Indonesia berarti gergaji atau
pembelajaran Fisika di kelas terdiri atas zigzag. Tipe ini didesain untuk
enam tahap, dijelaskan seperti pada Tabel meningkatkan rasa tanggung jawab siswa
berikut: terhadap pelajarannya sendiri dan juga
pembelajaran orang lain. Siswa tidak
Tabel 1. Sintaks Desain Metode Synectics hanya mempelajari materi yang diberikan ,
pada model Group Investigation (GI)
Tahapan
tetapi mereka juga harus siap memberikan
Pelaksanaan Pembelajaran
Pembelajaran
Seleksi topik Siswa memilih berbagai subtopik
materi tersebut kepada kelompoknya.
yang biasanya digambarkan lebih
dahulu oleh guru. Siswa
Sehingga baik secara kemampuan kognitif
dikelompokan yang berorientasi
pada tugas yang beranggotakan 2
maupun sosial siswa sangat diperlukan
hingga 6 orang. Komposisi
kelompok heterogen baik dalam
(Abdul dkk, 2009:5).
jenis kelamin, etnik maupun
kemampuan akademik.
Tipe Jigsaw ini siswa dikelompokan
Merencanakan Siswa beserta guru merencanakan
kerjasama berbagai prosedur belajar khusus,
dalam kelompok-kelompok heterogen
tugas dan tujuan umum yang
konsisten dengan berbagai topik
yang beranggotakan 4 sampai 6 orang dan
dan subtopik yang telah dipilih dari
langkah awal.
setiap siswa mempunyai tanggung jawab
Implementasi Siswa membuat analogi langsung pada masing-masing materi tersebut. Ada 2
(kemiripan) antara materi yang
akan dipelajari dengan materi yang kelompok yaitu kelompok asal dan
sudah dipelajari sebelumnya. Guru
secara terus-menerus mengikuti kelompok ahli. Anggota dari kelompok-
kemajuan tiap kelompok dan
memberikan bantuan jika kelompok berbeda dengan topik yang sama
diperlukan Siswa menjelaskan
kemiripan dan perbedaan antara bertemu untuk diskusi (antar ahli) saling
materi yang akan dipelajari dengan
materi yang sudah dipelajari membantu satu sama lain, setelah dirasa
sebelumnya.
Analisis dan Siswa menganalisis dan sudah cukup pembelajarannya, siswa
sintesis mensintesis berbagai informasi
yang diperoleh pada langkah ke-3 kembali pada kelompok asalnya dan
dan merencanakan agar dapat
diringkaskan dalam suatu menjelaskan kembali kepada rekan
penyajian yang menarik di depan
kelas. setimnya tentang apa yang telah
Penyajian hasil Semua kelompok
akhir mempresentasikan topik yang dipelajarinya (Buchari dan Hurriyati,
telah dipelajari Presentasi
kelompok dikoordinir oleh guru. 2008:370).
Evaluasi Guru beserta siswa melakukan
evaluasi mengenai kontribusi tiap Sintaks desain metode synectics
kelompok terhadap pekerjaan
kelas sebagai suatu keseluruhan. pada model kooperatif tipe jigsaw dalam
Evaluasi dapat mencakup tiap
siswa secara individu atau pembelajaran Fisika di kelas yang terdiri
kelompok, atau keduanya.
atas tiga tahap, dijelaskan seperti pada
Model Kooperatif Tipe Jigsaw. Tabel berikut:
Model kooperatif tipe Jigsaw ini
dikembangkan oleh Elliot Aronson. Jigsaw

JIPERA Vol 1 Jilid 1 2016 49


JIPERA: Egidius Dewa, Metode Synectics pada model GI….hal 44-56 ISSN: 2503-2534

Tabel 2. Sintaks Desain Metode Synectics dalam proses mengambil keputusan untuk
pada model
Tahapan Pelaksanaan Pembelajaran
memecahkan masalah yang terjadi di alam
Pembelajaran
Tahap membaca Guru mengelompokkan siswa
dengan cara menganalisis dan
topik yang telah secara heterogen dengan
ditentukan guru. jumlah anggota kelompok (4-
menginterpretasi data sehingga dapat
6 orang), dan kelompok ini
dinamakan kelompok asal.
menemukan kesimpulannya.
Kemudian guru membagikan
tiap topik pelajaran untuk 2/3
Krulik dan Rudnik (Rochaminah,
peserta didik agar
menghindari kesalahan
2008:26), mendefinisikan berpikir kritis
pemahaman materi.
Diskusi kelompok Siswa membentuk kelompok
adalah berpikir yang menguji,
ahli ahli yang terdiri dari anggota
kelompok asal dengan topik
menghubungkan, dan mengevaluasi semua
yang sama. Guru
membagikan LDS pada
aspek dari situasi masalah. Termasuk
setiap kelompok ahli yang
sudah terbentuk. Siswa dalam
didalam berpikir kritis adalah
kelompok ahli berdiskusi
tentang materi yang dipelajari
mengelompokkan, mengorganisasikan,
dengan membuat analogi
langsung (kemiripan) antara
mengingat dan menganalisis informasi.
materi yang akan dipelajari
dengan materi yang sudah
Kemampuan berpikir kritis memuat
dipelajari sebelumnya. Guru
mengidentifikasi hasil
kemampuan pemahaman dan
analogi yang telah dibuat
siswa. Siswa menjelaskan
mengidentifikasi materi yang diperlukan
kemiripan dan perbedaan
antara materi yang akan
dengan yang tidak ada hubungan. Hal ini
dipelajari dengan materi yang
sudah dipelajari sebelumnya.
juga dapat menggambarkan kesimpulan
Siswa mengeksplorasi topik
yang bersifat original
dengan sempurna dari data yang diberikan,
sehingga menghasilkan suatu
produk melalui analogi
dapat menentukan ketidak konsistenan dan
langsung.
kontradiksi di dalam sekelompok data.
Laporan kelompok Siswa dari kelompok ahli
(kelompok asal) kembali ke kelompok asal Oleh karena itu orang yang berpikir kritis
dan mempersiapkan untuk
menyampaikan topik kepada tidak mudah menerima pendapat orang
anggota kelompoknya. Guru
memberikan dorongan lain, namun tidak berarti selalu
kepada masing-masing
anggota untuk bertanggunag menganggap salah terhadap semua
jawab pada rekan
sekelompoknya. Masing- pernyataan orang lain.
masing siswa secara
bergiliran menyampaikan Swart dan Perkin (Hassoubah,
materi dan anggota harus
berusaha mamahami dan 2004:7), menyatakan bahwa berpikir kritis
memberikan pertanyaan
untuk menguji rekan satu berarti mencari dan menghimpun informasi
kelompoknya.
yang dapat dipercaya untuk dipakai
Berpikir Kritis sebagai bukti yang dapat mendukung suatu
Kemampuan berpikir kritis penilaian. Dengan demikian berpikir kritis
merupakan proses mental yang sebagian besar terdiri dari mengevaluasi
terorganisasi dengan baik dan berperan argumen atau informasi dan membuat

JIPERA Vol 1 Jilid 1 2016 50


JIPERA: Egidius Dewa, Metode Synectics pada model GI….hal 44-56 ISSN: 2503-2534

kesimpulan yang dapat membantu tabel dan grafik. (3) Menarik kesimpulan
mengembangkan kepercayaan dan yaitu kemampuan siswa untuk menarik
mengambil tindakan serta membuktikan. kesimpulan dari hasil pengamatanya
Dengan demikian kemampuan berdasarkan pengetahuan yang
berpikir kritis dalam fisika merupakan dimilikinya. (4) Melakukan evaluasi yaitu
kemampuan berpikir dalam menyelesaikan kemampuan siswa untuk mengevaluasi
masalah-masalah fisika yang dapat dilihat hasil pengamatannya berdasarkan fakta
dari cara berpikir berkembang dari hasil dan berdasar prinsip atau pedoman, dan
pengamatan pada masalah tertentu, tujuan memberikan alternatif penyelesaian
pengajaran, guru sebagai pengontrol data masalah. (5) Melakukan deduksi yaitu
untuk menemukan pola hubungan kemampuan mendeduksi secara logis,
berdasarkan pengamatan siswa, kelas dapat melakukan interpretasi terhadap
dianggap sebagai laboratorium serta pertanyaan dengan menghubung-
generalisasi biasanya tercipta dari siswa hubungkan informasi baru dengan
dan guru harus mendorong siswa untuk pengetahuan yang sudah ada sebelumnya.
mengkomunukasikan generalisasi yang Peranan guru untuk mengembangkan
diperoleh siswa. berpikir kritis dalam proses belajar
Anggelo (Rochaminah, 2008:10), mengajar adalah sebagai pendorong,
berpikir kritis adalah mengaplikasikan fasilitator, dan motivator sehingga siswa
rasional dan merupakan kegiatan berpikir memiliki motivasi untuk bekerja dan
yang tinggi. Kegiatan berpikir kritis menemukan jawaban dari masalah tersebut
meliputi kegiatan menganalisis, dengan teman-teman dalam kelompok
mensintesis, mengenal permasalahan dan (Jumadi, 2010)
pemecahannya, menyimpulkan dan
mengevaluasi. METODE
Kriteria berpikir kritis hasil Penelitian ini dilaksanakan di SMAN
modifikasi dari Ennis (Rochaminah, 2 Kupang Tahun Ajaran 2010/2011.
2008:25), yaitu: (1) Merumuskan masalah Sampel dalam penelitian ini adalah dua
yaitu kemampuan siswa memformulasikan kelas pada kelas XI IPA. Desain penelitian
bentuk pertanyaan yang memberi arah dapat dijelaskan pada Tabel 3.
untuk memperoleh jawaban. (2) Tabel 3. Desain Penelitian
Sampel Test awal Perlakuan Test akhir
Melakukan induksi yaitu kemampuan Kelas T1 X1 T2
Eksperimen
melakukan investigasi/pengumpulan data, Kelas T2 X2 T2
Kontrol
membuat generalisasi dari data, membuat

JIPERA Vol 1 Jilid 1 2016 51


JIPERA: Egidius Dewa, Metode Synectics pada model GI….hal 44-56 ISSN: 2503-2534

Keterangan : S1=5,85 dan untuk kelas kontrol memiliki


X1 : Pengajaran dengan menerapkan
rentang 61-85 dari interval penskoran 0-
metode Synectics pada model
kooperatif tipe GI. 100 dengan nilai rata-rata X 2 = 69,79 dan
X2 : Pengajaran dengan menerapkan
metode Synectics pada model simpangan baku S2= 5,70.
kooperatif tipe Jigsaw. Uji Kesamaan Kemampuan Awal
T1 : Pemberian test awal untuk melihat
kemampuan berpikir kritis. Sampel
T2 : Pemberian test akhir untuk melihat Data yang dikumpulkan dalam
kemampuan berpikir kritis.
penelitian ini terdiri dari data skor tes awal

HASIL kemampuan berpikir kritis fisika siswa dari

Dalam penelitian ini menggunakan kelas eksperimen dengan jumlah siswa 35

soal bentuk subyektif (essey), soal-soal ini orang dan kelas kontrol dengan jumlah

digunakan untuk melihat kemampuan awal siswa 34 orang. Dari hasil tes kemampuan

dan tes kemampuan analisis berpikir kritis awal kelas eksperimen diperoleh nilai rata-

fisika siswa sedangkan kemampuan proses rata = 32,90. Nilai ini berada pada

dinilai melalui hasil Lembar Diskusi Siswa interval 16-46 dari interval penskoran 0-

(LDS) kedua nilai ini digabung menjadi 100 dengan simpangan baku S1= 8,00.
nilai akhir Kemampuan Berpikir kritis Sedangkan untuk kelas kontrol diperoleh

fisika siswa dengan total skor masing- nilai rata-rata X 2 = 32,09. Nilai ini berada
masing 100. pada interval 16-46 dari interval penskoran
Dari hasil penelitian dan analisis data 0-100 dengan simpangan baku S2= 8,65.
diperoleh, nilai tes awal siswa kelas Berdasarkan hasil analisis diperoleh
eksperimen dengan jumlah siswa 35 orang bahwa thitung= 0,404 < ttabel= 1,998, hal ini
memiliki rentang 16-46 dari interval berarti tidak ada perbedaan kemampuan
penskoran 0-100 dengan nilai rata-rata awal antara siswa yang diajar melalui

X 1 = 32,90 dan simpangan baku = 8,00. penerapan metode Synectics pada model

Untuk kelas kontrol dengan jumlah siswa Kooperatif tipe GI dengan siswa yang

34 orang memiliki rentang 16-46 dari diajar melalui penerapan metode Synectics

interval penskoran 0-100 dengan nilai rata- pada model Kooperatif tipe Jigsaw.
Uji Prasyarat Analisis Hipotesis
rata X 2 = 32,09 dan simpangan baku =
Uji prasyarat analisis hipotesis yang
8,65. Sedangkan nilai tes akhir siswa kelas
diperlukan dalam penelitian ini adalah uji
eksperimen memiliki rentang 64-85 dari
normalitas dan uji homogenitas. Kedua
interval penskoran 0-100 dengan nilai rata-
jenis uji ini dilakukan terhadap tes akhir
rata X 1 = 74,53 dan simpangan baku

JIPERA Vol 1 Jilid 1 2016 52


JIPERA: Egidius Dewa, Metode Synectics pada model GI….hal 44-56 ISSN: 2503-2534

hasil belajar fisika siswa kelas eksperimen ttabel=1,998 sehingga hipotesis nol (Ho)
dan kelas kontrol untuk mengetahui ditolak artinya ada perbedaan kemampuan
apakah populasi dalam penelitian berpikir kritis fisika siswa antara siswa
mengikuti model distribusi normal atau yang diajar melalui penerapan metode
tidak dan mempunyai varians yang Synectics pada model Kooperatif tipe GI
homogen atau tidak. dengan siswa yang diajar melalui
Untuk uji homogenitas pada data penerapan metode Synectics pada model
skor tes akhir diperoleh hasil 2hitung= 0,44 kooperatif tipe Jigsaw.
< 2tabel= 3,84 yang berarti bahwa populasi Uji Hipotesis Kedua
dalam penelitian ini mempunyai varians Persamaan statistik yang digunakan
yang homogen. untuk menguji hipotesis kedua adalah uji
Dari hasil perhitungan terhadap hasil t student yaitu uji pihak kanan. Dari hasil
tes berpikir kritis fisika siswa diperoleh perhitungan diperoleh thitung = 3,411 > ttabel

2hitung= 6,21 < 2tabel= 7,81 dapat = 1,669 sehingga hipotesis nol (Ho) ditolak

disimpulkan bahwa data skor tes akhir atau hipotesis satu (Ha) diterima. Hal ini

kemampuan berpikir kritis fisika siswa berarti kemampuan berpikir kritis fisika

kelas eksperimen beridistribusi normal. siswa yang diajar melalui penerapan

Begitu juga dengan kelas kontrol diperoleh metode synectics pada model kooperatif

hasil 2hitung = 7,55 < 2tabel= 7,81 tipe GI lebih tinggi dari pada siswa yang

menunjukkan bahwa data skor tes akhir diajar melalui penerapan metode Synectics

kemampuan berpikir kritis fisika siswa pada model kooperatif tipe Jigsaw.

kelas kontrol juga berdistribusi normal. PEMBAHASAN

Uji Hipotesis Dari hasil penelitian menunjukkan

Hipotesis dalam penelitian ini diuji bahwa ada perbedaan kemampuan berpikir

dengan menggunakan uji-t. Dalam hal ini kritis fisika siswa yang diajar melalui

uji yang dilakukan adalah uji kesamaan penerapan metode Synectics pada model

(uji dua pihak) dan uji kesamaan dua rata- Kooperatif tipe GI dengan siswa yang

rata (uji pihak kanan). diajar melalui penerapan metode Synectics

Uji Hipotesis Pertama pada model kooperatif tipe Jigsaw pada

Persamaan statistik yang digunakan Pokok Bahasan Fluida Dinamis Siswa

untuk menguji hipotesis pertama adalah uji Kelas XI SMA Negeri 2 Kupang Tahun

t student yaitu uji dua pihak. Dari hasil Ajaran 2010/2011. Hal ini terjadi karena

perhitungan diperoleh thitung= 3,411 > pada penerapan metode Synectics pada
model kooperatif tipe GI di kelas

JIPERA Vol 1 Jilid 1 2016 53


JIPERA: Egidius Dewa, Metode Synectics pada model GI….hal 44-56 ISSN: 2503-2534

mempermudah proses pemahaman konsep peluang kepada siswa untuk terlibat dalam
siswa dengan menganalogi konsep diskusi, berpikir dan mau mengambil
sehingga dapat menghubungkan antara tanggung jawab untuk pembelajaran
konsep abstrak ke dalam konsep yang mereka sendiri. Proses belajar seperti ini
kongkrit. Penerapan metode ini juga mengarah kemampuan berpikir kritis siswa
merupakan usaha untuk membantu proses dan mempermudah guru untuk melihat
pemahaman siswa terhadap pengetahuan kemampuan belajar dan minat belajar
baru dengan cara membandingkannya setiap siswa.
dengan pengetahuan yang sudah dipelajari Untuk mempermudah penerapan
siswa sehingga proses belajar di kelas metode synectics pada model kooperatif
menjadi lebih bermakna. Kemampuan tipe GI di kelas, sebelum melakukan
berpikir kritis fisika siswa yang diajar penerapan terlebih dahulu guru
melalui penerapan metode synectics pada menjelaskan secara garis besar tentang
model kooperatif tipe GI lebih tinggi materi pembelajaran yang akan diajarkan
dibandingkan dengan siswa yang diajar kemudian membagi siswa dalam
melalui penerapan metode synectics pada kelompok-kelompok untuk berdiskusi
model kooperatif tipe Jigsaw. menganalogikan konsep-konsep baru
Selain itu, penerapan metode dengan konsep-konsep yang sudah
Synectics pada model kooperatif tipe GI ini dipelajari siswa sebelumnya. Setelah siswa
juga dapat menuntut siswa untuk memiliki memulai diskusi kelompok guru berperan
kemampuan yang baik dalam aktif mengontrol setiap kelompok untuk
berkomunikasi maupun dalam menghindari terjadinya kesalahan
keterampilan proses kelompok (group pemahaman konsep serta membimbing
process skills) dalam memahami konsep- siswa membuat sebuah kesimpulan dari
konsep baru yang bersifat teoritis yang hasil diskusi yang dilakukannya. Setiap
dianalogikan dengan konsep deskriptif akhir pelajaran guru memberikan tes untuk
yang sudah dipelajari siswa. Dalam hal ini, melihat pemahaman siswa terhadap materi
jika siswa menginginkan contoh untuk yang baru dipelajari.
membantu mereka memahami konsep- Sedangkan penerapan metode
konsep baru, guru yang berperan sebagai Synectics pada model kooperatif tipe
perancang, fasilitator dan pembimbing Jigsaw yang merupakan pola pembelajaran
proses pembelajaran bersama-sama dengan oleh teman sendiri (peer teaching) terjadi
siswa dapat menunjukan contoh nyata kendala karena setiap siswa dalam
yang ada. Dengan demikian memberi kelompok mempunyai perbedaan persepsi

JIPERA Vol 1 Jilid 1 2016 54


JIPERA: Egidius Dewa, Metode Synectics pada model GI….hal 44-56 ISSN: 2503-2534

dalam memahami suatu konsep yang pelajaran sehingga guru bisa memberikan
didiskusikan bersama dengan siswa lain. soal latihan yang membutuhkan analisis
Dalam hal ini, menghambat siswa dalam pada setiap akhir pelajaran. Dan juga
menyampaikan materi pada teman direkomendasikan untuk tipe siswa yang
sehingga sering terjadi “missconception”. mempunyai minat dan motivasi belajar
Dalam penerapan metode synectics pada yang sangat kurang.
model kooperatif tipe Jigsaw, guru harus
mempunyai kemampuan dalam menuntun PENUTUP
proses berpikir siswa dan memusatkan Berdasarkan hasil analisis data dan
perhatian siswa terhadap materi yang pembahasan hasil penelitian, maka dapat
dibahas serta mempunyai gagasan tentang dibuat kesimpulan sebagai berikut: (1) Ada
bahan atau materi kegiatan yang perbedaan kemampuan berpikir kritis
didiskusikan dalam LDS. fisika siswa antara siswa yang diajar
Dari hasil penelitian ditemukan melalui penerapan metode Synectics pada
keunggulan dari penerapan metode model kooperatif tipe GI dengan siswa
synectics pada model kooperatif tipe GI di yang diajar melalui penerapan metode
kelas adalah memudahkan siswa Synectics pada model kooperatif tipe
memahami konsep-konsep abstrak Jigsaw pada Pokok Bahasan Fluida
sehingga peran siswa lebih aktif dalam Dinamis Siswa Kelas XI SMA Negeri 2
diskusi kelompok. Adapun kelemahan dari Kupang Tahun Ajaran 2010/2011. (2)
penerapan metode synectics pada model Kemampuan berpikir kritis fisika siswa
kooperatif tipe GI di kelas yaitu menyita yang diajar melalui penerapan metode
banyak waktu pelajaran sehingga sulit bagi Synectics pada model kooperatif tipe GI
guru memberikan contoh soal yang lebih tinggi daripada kemampuan berpikir
membutuhkan analisis. Selain itu masih kritis fisika siswa yang diajar melalui
terdapat siswa yang kurang aktif dalam penerapan metode Synectics pada model
diskusi kelompok untuk menyelesaikan kooperatif tipe Jigsaw pada Pokok
Lembar Diskusi Siswa (LDS) sehingga Bahasan Fluida Dinamis Siswa Kelas XI
guru harus berperan aktif untuk SMA Negeri 2 Kupang Tahun Ajaran
mengontrol jalannya diskusi kelas. 2010/2011.
Penerapan metode Synectics pada Sesuai dengan hasil penelitian yang
model kooperatif tipe GI telah dikemukakan maka ada beberapa hal
direkomendasikan untuk mata pelajaran yang dapat disarankan penulis antara lain:
yang lebih memperhatikan alokasi waktu (1) Hasil penelitian yang telah dilakukan

JIPERA Vol 1 Jilid 1 2016 55


JIPERA: Egidius Dewa, Metode Synectics pada model GI….hal 44-56 ISSN: 2503-2534

memperlihatkan bahwa penerapan metode Djajadisastra, J. 1988. Metode-Metode


Mengajar. Bandung: Angkasa.
Synectics pada model kooperatif tipe GI
dapat meningkatkan kemampuan berpikir Depdiknas. (2003). Kurikulum 2004 Mata
Pelajaran Fisika untuk SMA dan
kritis fisika siswa sehingga disarankan
MA. Jakarta: Depdiknas
kepada guru-guru khususnya guru mata
Hassoubah, Z.I. 2004. Cara Berpikir
pelajaran fisika sebaiknya penerapan
Kreatif dan Kritis. Bandung:
metode Synectics pada model kooperatif Nuansa.
tipe GI diterapkan sebagai salah satu
Ibrahim, M. Dkk. 2000. Pembelajaran
alternatif dalam peningkatan kualitas Kooperatif. Surabaya.
pengajaran demi pencapaian prestasi siswa
Jumadi, S. K. 2010. Implementasi Metode
yang lebih baik. (2) Bagi para peneliti Problem Solving Laboratory
Untuk Meningkatkan
selanjutnya yang ingin melakukan
Kemampuan Berpikir Kritis
penelitian lebih lanjut sehubungan dengan Fisika Siswa Kelas X Sma Negeri
9 Kupang. Kupang: Skripsi S1
penerapan metode Synectics pada model
Pendidikan. Universitas Nusa
kooperatif tipe GI ini diharap Cendana
menggunakan pokok bahasan yang lain
Rahmat, A. 2008. Model Pembelajaran
dan lebih memperhatikan alokasi waktu Alternatif dalam
Mengembangkan Kemampuan
pelajaran sehingga guru bisa memberikan
Berfikir Kreatif. Malang: Jurnal
soal latihan yang membutuhkan analisis Pendidikan dan keagamaan.
pada setiap akhir pelajaran..
Riduwan. 2004. Belajar Mudah Penelitian
Untuk Guru, Kariawan dan Peneliti
Pemula. Bandung: Alfa Beta.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Sudjana. 1996. Metode Statistika.
Pendidikan. Jakarta: Bumi Bandung: Tarsito.
Aksara.
Sutejo. 2007. Fisika 2 Untuk SMA. Jakarta:
Arnyana, I. 2005. “Penerapan Model Balai Pustaka.
Problem Based Learning Dengan
Menggunakan Metode SQ3R
Untuk Meningkatkan
Keterampilan Berpikir
Kritis Siswa”. jurnal Pendidikan
dan Pengajaran. Vol.38, No. 4,
hal. 646. Singaraja: IKIP Negeri.

Djamarah, S.B. dan Zain, A. 1996. Strategi


Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta.

JIPERA Vol 1 Jilid 1 2016 56

You might also like