You are on page 1of 27

MELAKUKAN PENCEGAHAN PENYAKIT DAN

PENANGANAN MASALAH KESEHATAN DENGAN


KOMPLEMENTER

OLEH :

1. NI LUH PUTU ARY APRILIYANTI ( P07120216017 )


2. NI MADE TARIANI ( P07120216018 )

D-IV KEPERAWATAN TINGKAT 3.A SEMESTER VI

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas
segala rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pencegahan
penyakit dan penanganan masalah kesehatan dengan komplementer”. Meskipun
banyak tantangan dan hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya,
tetapi kami berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah


meluruskan penulisan makalah ini, baik dosen maupun teman-teman yang secara
langsung maupun tidak langsung memberikan kontribusi positif dalam proses
pengerjaannya.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, diharapkan kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan makalah kami ini
untuk ke depannya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi peningkatan proses
belajar mengajar dan menambah pengetahuan kita bersama. Akhir kata kami
mengucapkan terima kasih.

Denpasar, 18 maret 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2

C. Tujuan penulisan .......................................................................................... 3

D. Manfaat Penulisan ........................................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 4

A. Pengertian Terapi Komplementer ................................................................ 4

B. Tujuan Terapi Komplementer ...................................................................... 5

C. Klasifikasi Terapi Komplementer ................................................................ 6

D. Teknik Terapi Komplementer ...................................................................... 6

E. Persyaratan Dalam Terapi Komplementer ................................................... 8

F. Obat – Obat Terapi Komplementer .............................................................. 8

H. Pencegahan Penyakit Dan Penanganan Masalah Kesehatan Dengan Teknik


Komplementer (Akupresur) ................................................................................ 9

I. Macam-Macam Akupresur......................................................................... 10

BAB III ................................................................................................................. 21

PENUTUP ............................................................................................................. 21

A. Simpulan .................................................................................................... 21

B. SARAN ...................................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 23

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengobatan komplementer merupakan suatu fenomena yang muncul
saat ini diantara banyaknya fenomena-fenomena pengobatan non konvensional
yang lain, seperti pengobatan dengan ramuan atau terapi herbal, akupunktur,
dan bekam. Definisi CAM (Complementary and Alternative Madacine) suatu
bentuk penyembuhan yang bersumber pada berbagai system, modalitas dan
praktek kesehatan yang didukung oleh teori dan kepercayaan (Hamijoyo, 2003)
Masyarakat luas saat ini mulai beralih dari pengobatan modern (Medis)
ke pengobatan komplementer, meskipun pemgobatan modern juga sangat
popular di perbincangkan di kalangan masyarakat, sebagai contoh banyak
masyarakat yang memilih mengobatkan keluarga mereka yang patah tulang ke
pelayanan non medis (sangkal putung) dari pada mengobatkan ke Rumah Sakit
ahli tulang. Sakit adalah suatu alasan yang paling umum untuk mencari
pengobatan demi memperoleh kesembuhan. Hal ini dibuktikan di salah satu
Negara modern (Israel), dimana dalam subuah penelitian tentang penggunaan
klinik pengobatan komplementer untuk pengobatan nyeri. Di negara tersebut
ada 395% terlihat warga yang mengunjungi klinik pengobatan komplementer,
69 pasien (46,6%) dengan nyeri punggung, nyeri lutut 65 (43,9%), dan 28
(32,4%) lainnya nyeri tungkai (Peleg, 2011).
Menurut World Health Organization (WHO, 2003) dalam Lusiana
(2006), Negara-negara di Afrika, Asia, dan Amerika Latin menggunakan obat
herbal sebagai pelengkap pengobatan primer yang mereka terima. Bahkan di
Afrika sebanyak 80% dari populasi menggunakan obat herbal untuk pengobatan
primer (WHO, 2003). Bahkan (WHO) merekomendasikan penggunaan obat
tradisional termasuk herbal dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat,
pencegahan, dan pengobatan penyakit, terutama untuk penyakit kronis,
penyakit degenerative, dan kanker. WHO juga mendukung upaya- upaya dalam
peningkatan keamanan dan khasiat dari obat tradisional.

1
Berdasarkan data dari Badan Kesehatan Dunia pada tahun 2005,
terdapat 75 – 80% dari seluruh penduduk dunia pernah menjalani pengobatan
non-konvensional. Beberapa rumah sakit di Indonesia, pengobatan
komplementer ini sudah mulai diterapkan sebagai terapi penunjang atau sebagai
terapi pengganti bagi pasien yang menolak pengobatan konvensional. Terapi
komplementer dapat dilakukan atas permintaan pasien sendiri ataupun atas
rujukan dokter. Diharapkan dengan penggabungan pengobatan konvensional
komplementer bisa didapatkan hasil terapi yang lebih baik. Di Indonesia,
Rumah Sakit Kanker “Dharmais “Jakarta merupakan salah satu dari
12 rumah sakit yang telah ditunjuk oleh Departemen Kesehatan untuk
melaksanakan dan mengembangkan pengobatan komplementer ini dan 12
rumah sakit lainnya adalah Rumah Sakit Persahabatan Jakarta, Rumah Sakit
Dokter Soetomo Surabaya, Rumah Sakit Kandou Manado, RSUP Sanglah
Denpasar, RSUP Dr. Wahidin Sudiro Husodo Makassar, RS TNI AL
Mintoharjo, Jakarta, RSUD Dr. Pringadi Medan, RSUD Saiful Anwar Malang,
RS Orthopedi Prof. Dr. R. Soeharso Solo, RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta,
RSUP Dr. Suraji Tirtonegoro Klaten (Kemenkes, 2011)

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian terapi komplementer ?
2. Apa tujuan terapi komplementer?
3. Apa saja klasifikasi terapi komplementer ?
4. Apa saja teknik komplementer ?
5. Apa saja persayaratan dalam komplementer ?
6. Apa saja obat-obatan terapi komplementer ?
7. Bagaimanakah peran perawat dalam pelaksanaan terapi komplementer
8. Bagaimana cara pencegahan dan penanganan masalah kesehatan dengan
komplementer (akupresure)
9. Apa saja macam-macam akupresure

2
C. Tujuan penulisan
1. Mahasiswa mampu memahami pengertian terapi komplementer ?
2. Mahasiswa mampu memahami tujuan terapi komplementer?
3. Mahasiswa mampu mengetahui klasifikasi terapi komplementer ?
4. Mahasiswa mampu mengetahui teknik komplementer ?
5. Mahasiswa mampu mengetahui persayaratan dalam komplementer ?
6. Mahasiswa mampu mengetahui obat-obatan terapi komplementer ?
7. Mahasiswa mampu mengetahui peran perawat dalam pelaksanaan terapi
komplementer
8. Mahasiswa mampu mengetahui pencegahan dan penanganan masalah
kesehatan dengan komplementer (akupresure)
9. Mahasiswa mampu mengetahui macam-macam akupresure

D. Manfaat Penulisan
Makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan di
bidang dokumentasi keperawatan komplementer sehingga mahasiswa mampu
menerapkannya dalam praktik sehari-hari dan bisa membuat dokumentasi
keperawatan dengan baik sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Terapi Komplementer


Terapi komplementer adalah cara Penanggulangan Penyakit yang
dilakukan sebagai pendukung kepada Pengobatan Medis Konvensional atau
sebagai Pengobatan Pilihan lain diluar Pengobatan Medis yang Konvensional.

Terapi Komplementer sendiri merupakan metode penyembuhan yang


caranya berbeda dari pengobatan konvensional di dunia kedokteran, yang
mengandalkan obat kimia dan operasi, yang dapat dilakukan oleh tenaga
kesehatan. Banyak terapi modalitas yang digunakan pada terapi komplementer
mirip dengan tindakan keperawatan seperti teknik sentuhan, masase dan
manajemen stress.
Terapi komplementer merupakan terapi tambahan bersamaan dengan
terapi utama dan berfungsi sebagai terapi suportif untuk mengontrol gejala,
meningkatkan kualitas hidup, dan berkontribusi terhadap penatalaksanaan
pasien secara keseluruhan.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan definisi pengobatan
komplementer tradisional – alternatif adalah pengobatan non konvensional
yang ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat meliputi
upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang diperoleh melalui
pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan dan efektifitas yang tinggi
berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik tapi belum diterima dalam
kedokteran konvensional. Dalam penyelenggaraannya harus sinergi dan
terintegrasi dengan pelayanan pengobatan konvensional dengan tenaga
pelaksananya dokter, dokter gigi dan tenaga kesehatan lainnya yang memiliki
pendidikan dalam bidang pengobatan komplementer tradisional – alternatif.
Selain itu menurut WHO (World Health Organization), Pengobatan
komplementer adalah pengobatan non-konvensional yang bukan berasal dari
negara yang bersangkutan. Jadi untuk Indonesia, jamu misalnya, bukan
termasuk pengobatan komplementer tetapi merupakan pengobatan tradisional.

4
Pengobatan tradisional yang dimaksud adalah pengobatan yang sudah dari
zaman dahulu digunakan dan diturunkan secara turun – temurun pada suatu
negara. Tapi di Philipina misalnya, jamu Indonesia bisa dikategorikan sebagai
pengobatan komplementer.
Berdasarkan data yang bersumber dari Badan Kesehatan Dunia pada
tahun 2005, terdapat 75 – 80% dari seluruh penduduk dunia pernah menjalani
pengobatan non-konvensional. Di Indonesia sendiri, kepopuleran pengobatan
non-konvensional, termasuk pengobatan komplementer ini, bisa diperkirakan
dari mulai menjamurnya iklan – iklan terapi non – konvensional di berbagai
media.
Bagi perawat yang tertarik mendalami terapi komplementer dapat
memulai dengan tindakan – tindakan keperawatan atau terapi modalitas yang
berada pada bidang keperawatan yang dikuasai secara mahir berdasarkan
perkembangan teknologi terbaru.
Jadi, Keperawatan komplementer adalah cabang ilmu keperawaratan
yang menerapkan pengobatan non konvensional yang ditujukan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat meliputi upaya promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif yang berfungsi sebagai terapi suportif untuk mengontrol
gejala, meningkatkan kualitas hidup, dan berkontribusi terhadap
penatalaksanaan pasien secara keseluruhan, diperoleh melalui pendidikan
terstruktur dengan kualitas, keamanan dan efektifitas yang tinggi berlandaskan
ilmu pengetahuan biomedik tapi belum diterima dalam kedokteran
konvensional

B. Tujuan Terapi Komplementer


Terapi komplementer bertujuan untuk memperbaiki fungsi dari sistem –
sistem tubuh, terutama sistem kekebalan dan pertahanan tubuh agar tubuh dapat
menyembuhkan dirinya sendiri yang sedang sakit, karena tubuh kita sebenarnya
mempunyai kemampuan untuk menyembuhkan dirinya sendiri, asalkan kita
mau mendengarkannya dan memberikan respon dengan asupan nutrisi yang
baik lengkap serta perawatan yang tepat.

5
C. Klasifikasi Terapi Komplementer
a. Terapi pikiran tubuh (mind-body terapis)
memperkuat fungsi dan reaksi tubuh dengan pendayagunaan kekuatan
pikiran, misalnya : meditasi,hipnotis,berdoa dan mental healing.
b. Alternative medical systems
Pengganti dengan sistem pengobatan lengkap ( healing system ) yang
tidak diberikan oleh dokter biasanya. Sistem ini berkembang sebelum
ditemukan metode pengobatan konvensional, misalnya pengobatan ala
oriental ( oriental medicine ) , Ayurveda dan Naturopati.
c. Terapi berbasis biologi (biologikalli based terapis)
menggunakan bahan alami, misalnya herbal product (China,Barat dan
obat tradisional lainnya),diet khusus dan orthomolrcular remedies.
d. Terapi manipulatif dan berbasis tubuh (manipulative and body-based
methods)
Merangsang atau menggerakkan anggota tubuh untuk mengembalikan
fungsinya yang normal, misalnya chiropratic,osteopathic manipulation,
dan pijat (massage). Juga termasuk gerak dan latihan pernafasan seperti
yoga, Alexander technique, pilates, teknik buteyko, eucapanic breathing.
e. Terapi energi (energy therapy)
Mendayagunakan sumber energi untuk memperbaiki fungsi sistem tubuh
yang menggunakan tenaga yang berasal dari dalam atau luar tubuh untuk
mmengobati penyakit, yaitu : biofield therapies ( misalnya acupuncture,
acupressure, qi gong, reiki, refleksiologi, therapeutic touch ) dan
bioelectromagnetic-based therapies.
(Snyder & Lindquis, 2002).

D. Teknik Terapi Komplementer


Di Indonesia ada 3 jenis teknik pengobatan komplementer yang telah
ditetapkan oleh Departemen Kesehatan untuk dapat diintegrasikan ke dalam
pelayanan konvensional, yaitu sebagai berikut :
1. Akupuntur
Akupunktur medik yang dilakukan oleh dokter umum berdasarkan
kompetensinya. Metode yang berasal dari Cina ini diperkirakan sangat

6
bermanfaat dalam mengatasi berbagai kondisi kesehatan tertentu dan juga
sebagai analgesi (pereda nyeri). Cara kerjanya adalah dengan mengaktivasi
berbagai molekul signal yang berperan sebagai komunikasi antar sel. Salah
satu pelepasan molekul tersebut adalah pelepasan endorphin yang banyak
berperan pada sistem tubuh.
2. Terapi hiperbarik,
Terapi heperbarik yaitu suatu metode terapi dimana pasien dimasukkan ke
dalam sebuah ruangan yang memiliki tekanan udara 2 – 3 kali lebih besar
daripada tekanan udara atmosfer normal (1 atmosfer), lalu diberi
pernapasan oksigen murni (100%). Selama terapi, pasien boleh membaca,
minum, atau makan untuk menghindari trauma pada telinga akibat
tingginya tekanan udara
3. Terapi herbal medik,
Terapi herbal medic yaitu terapi dengan menggunakan obat bahan alam,
baik berupa herbal terstandar dalam kegiatan pelayanan penelitian maupun
berupa fitofarmaka. Herbal terstandar yaitu herbal yang telah melalui uji
preklinik pada cell line atau hewan coba, baik terhadap keamanan maupun
efektivitasnya. Terapi dengan menggunakan herbal ini akan diatur lebih
lanjut oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Dari 3 jenis teknik pengobatan komplementer yang ada, daya


efektivitasnya untuk mengatasi berbagai jenis gangguan penyakit tidak bisa
dibandingkan satu dengan lainnya karena masing – masing mempunyai teknik
serta fungsinya sendiri – sendiri. Terapi hiperbarik misalnya, umumnya
digunakan untuk pasien – pasien dengan gangren supaya tidak perlu dilakukan
pengamputasian bagian tubuh. Terapi herbal, berfungsi dalam meningkatkan
daya tahan tubuh. Sementara, terapi akupunktur berfungsi memperbaiki
keadaan umum, meningkatkan sistem imun tubuh, mengatasi konstipasi atau
diare, meningkatkan nafsu makan serta menghilangkan atau mengurangi efek
samping yang timbul akibat dari pengobatan kanker itu sendiri, seperti mual dan
muntah, fatigue (kelelahan) dan neuropati.

7
E. Persyaratan Dalam Terapi Komplementer
Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu sebagai berikut :
1. Sumber daya manusia harus tenaga dokter dan atau dokter gigi yang sudah
memiliki kompetensi.
2. Bahan yang digunakan harus yang sudah terstandar dan dalam bentuk sediaan
farmasi.
3. Rumah sakit yang dapat melakukan pelayanan penelitian harus telah mendapat
izin dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan akan dilakukan
pemantauan terus – menerus.

F. Obat – Obat Terapi Komplementer


1. Bersifat natural yaitu mengambil bahan dari alam, seperti jamu – jamuan,
rempah yang sudah dikenal (jahe, kunyit, temu lawak dan sebagainya);
2. Pendekatan lain seperti menggunakan energi tertentu yang mampu
mempercepat proses penyembuhan, hingga menggunakan doa tertentu yang
diyakini secara spiritual memiliki kekuatan penyembuhan.

G. Keterlibatan Perawat dalam Pelaksanaan Terapi Komplementer


Dalam penerapan terapi komplementer perawat memiliki peran yang
sangat penting. Peran perawat meliputi :
1. Perawat berperan sebagai pemberi asuhan keperawatan dan care
giver
Berdasarkan tujuan dari keperawatan yang mengacu kepada teori
keperawatan peran perawat meliputi teori Florence Nightingale (1860),
peran perawat pada teori ini ditekankan pada pentingnya mengembangkan
lingkungan untuk penyembuhan dan pentingnya terapi dalam proses
penyembuhan . Selain itu, terapi komplementer meningkatkan kesempatan
perawat dalam menunjukkan caring pada klien (Snyder & Lindquis,
2002). Dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang
mebutuhkan pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan
proses keperawatan, perawat diharapkan dapat menentukan diagnosis
keperawatan agar bisa merencanakan dan melaksanakan terapi
komplementer yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan klien,

8
kemudian mevaluasi tingkat perkembangannya. Hal ini juga di dukung
oleh teori Orem (1971) dimana tujuan keperawatan dari teori ini adalah
untuk merawat dan membantu klien mencapai perawatan diri secara total.
Rogers (1970) juga menyatakan dalam teorinya bahwa tujuan dari
keperawatan adalah untuk mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan,mencegah kesakitan, dn merawat serta merehabilitasi klien yang
sakit dan tidak mampu dengan pendekatan humanistic keperawatan.
2. Perawat berperan sebagai konsultan, advokasi dan edukator
Hal ini didasarkan pada teori Peplau (1952), dimana tujuan
keperawatan adalah untuk mengembangkan interaksi antara perawat dan
klien.
a. Peran konsultan, dilakukan perawat dalam mebantu pasien
menberikan konsultasi kepada pasien atau keluarga terkait masalah
atau tindakan keperawatan dan terapi komplementer yang tepat untuk
diberikan
b. Peran advokasi dilakukan perawat dalam mempertahankan dan
melindungi hak-hak pasien terkait pemberian terapi komplementer.
c. Peran edukator,dilakukan dengan membantu klien dalam
meningkatkan tingkat pengetahuan tentang penyakit klien dan
hubungan penyakit dengan terapi komplementer yang akan diberikan.
3. Perawat berperan sebagai peneliti di antaranya dengan melakukan
berbagai penelitian yang dikembangkan dari hasil evidence-based practice.
Hal ini masih berhubungan dengan teori Roger, yaitu untuk
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan pasien, diperlukan
penelitian yang lebih lanjut untuk perbaikan tindakan keperawatan
terutama penelitian tentang terapi komplementer.

H. Pencegahan Penyakit Dan Penanganan Masalah Kesehatan Dengan


Teknik Komplementer (Akupresur)
Salah satu teknik untuk melancarkan energi vital adalah dengan
akupresur , yaitu : menekan titik tertentu (yang dikenal dengan nama acupoint)
dengan menggunakan telunjuk maupun ibu jari untuk menstimulasi aliran

9
energi di meridian. Acupoint terletak di seluruh tubuh, dekat dengan permukaan
kulit dan terhubung satu sama lain melalui jaringan yang komplek dari
meridian. Setiap acupoint mempunyai efek khusus pada sistem tubuh, atau
organ tertentu. Menstimulasi dan memijat secara lembut titik tersebut akan
terjadi perubahan fisiologi tubuh dan akan mempengaruhi keadaan mental dan
emosional.
Acupoint ini merupakan titik yang sensitif dan mempunyai efek tertentu
yang terletak di sepanjang meridian akupuntur. Saat ini lebih dari 360 acupoint
di meridian seluruh tubuh dan sekarang banyak lagi ditemukan titik-titik
tambahan.
Acupoint ini mungkin terletak sedikit dalam, di antara tulang, otot, atau
tendon. Dengan latihan yang sering dan teratur akan semakin sensitif dan rasa
percaya diri akan bertambah. Semakin sering melakukan latihan, akan semakin
mudah untuk menemukan lokasi acupoints.
Pada bab ini akan dibahas beberapa accupoint untuk mengatasi beberapa
kondisi nyeri seperti : Sakit kepala tipe tegang , migren, sakit gigi, nyeri sendi, depresi
dan kecemasan, nyeri tulang belakang.

I. Macam-Macam Akupresur
1. Sakit kepala tipe tegang dan migren

10
Beberapa titik yang digunakan untuk mengurangi nyeri kepala adalah :
a. Titik yang terletak di puncak kepala ; pertemuan antara garis yang
menghubungkan kedua telinga dan garis yang ditarik dari bagian tengah
hidung (titik 1 a). Efek : mengurangi rasa tegang di kepala.
b. Titik yang terletak di bagian dalam alis mata, di atas sudut mata bagian
dalam ( titik 2 a ). Efek : mengurangi rasa tegang di dahi dan nyeri
sekitar mata.
c. Titik yang terletak di sudut mata bagian luar ( titik 2 b ). Efek :
mengurangi nyeri kepala, migren dan mata pedih.
d. Titik yang terletak di dahi sekitar 1 ibu jari di atas bagian tengah alis
(titik 2 c). Efek : menghilangkan nyeri kepala bagian depan dan
penglihatan kabur.
e. Titik yang terletak di bagian belakang kepala, pada perbatasan lekukan
antara bagian dasar tengkorak dengan otot leher ( titik 3 a ). Efek :
mengurangi nyeri kepala dan leher yang kaku.
f. Titik yang terletak di tengah segitiga yang dibentuk oleh tulang ibu jari
dan jari telunjuk (titik 4 a). Efek : mengurangi nyeri kepala dan mata
pedih.

11
g. Titik yang terletak di belakang pergelangan kaki (titik 5 a) . Efek :
mengurangi nyeri kepala dan leher kaku.
h. Titik yang terletak di tengah ,1 jari di atas batas rambut ( titik 1 b). Efek :
mengurangi nyeri kepala bagian depan dan mata pedih.
i. Titik yang terletak di tengah antara dua alis (titik 1 c). Efek : mengurangi
nyeri kepala bagian depan dan nyeri kepala akibat hidung tersumbat
j. Titik yang terletak 4 jari di bawah tempurung lutut ( titik 6 a ) . Efek :
merupakan titik penguat sistem pencernaan dan mengurangi nyeri
kepala akibat ketidakseimbangan sistem pencernaan, intoleransi
makanan, dan kelelahan.
k. Titik yang terletak 1 ibu jari dari ujung alis mata dan sudut luar mata
(titik 1 d) . Efek : mengurangi nyeri akibat migren dan nyeri mata.
l. Titik yang terletak 2 jari di atas telinga (titik 1 e). Efek : mengurangi
nyeri kepala migren.
m. Titik yang terletak di bagian luar dari lengan anda. 3 jari dari
pergelangan tangan , di lekukan antara dua tulang. (titik 7 a). Efek :
mengurangi nyeri akibat migren dan nyeri di pipi.
n. Titik yang terletak di atas telapak kaki, 2 jari di atas sendi jari kaki,
antara jari ke 4 dan 5. (titik 6 b). Efek : mengurangi nyeri migren,
penglihatan kabur dan nyeri mata.

2. Sakit gigi

Pada penekanan daerah muka dilakukan pada sisi yang tidak sakit.
a. Titik yang terletak di depan sudut tulang rahang (titik 1 f). Efek :
mengurangi nyeri gigi dan pembengkakan di muka.

12
b. Titik yang terletak pada tulang pipi. Di depan lubang telinga (titik 1
g).Efek : mengurangi nyeri gigi, nyeri pada wajah.
c. Titik yang terletak di depan siku tangan, pada saat siku ini ditekuk (titik
8 a). Efek : mengurangi nyeri gigi dan nyeri yang ada di mulut.

3. Kesehatan sendi

Beberapa acupoints dapat membantu menyehatkan sendi dan memperkuat


sendi di seluruh tubuh. Beberapa acupoints juga membantu menguatkan otot
yang menunjang sendi.
a. Titik yang terletak di belakang leher, sejajar dengan pundak, 2 jari di
samping tulang belakang. (titik 3 b). Efek : merupakan titik yang sangat
berpengaruh pada kesehatan sendi di seluruh tubuh, meningkatkan
kekuatan tubuh, tulang dan sendi yang sehat.
b. Titik yang terletak di bagian belakang lutut. 4 jari di atas tulang kaki
(titik 9a). Efek : menguatkan tulang di seluruh tubuh, khususnya tulang
dan sendi lutut.
c. Titik yang terletak di bagian luar dari kaki, di atas permukaan pertemuan
antara 2 tulang (titik 6 c). Efek : menguatkan tendon dan otot pada
seluruh tubuh, terutama : sendi kaki dan menguatkan otot kaki.

13
d. Titik yang terletak di titik tertinggi dari pundak (titik 3c) . Efek :
mengurangi kekakuan dan nyeri di daerah leher dan pundak.

4. Siku tangan

a. Titik 8 a. Efek : Menguatkan siku tangan.


b. Titik yang terletak di bagian luar dari tangan, 3 jari di atas pergelangan
tangan, di antara kedua tulang (titik 7 a). Efek : meningkatkan mobilitas
dari siku dan mengurangi nyeri di siku, lengan dan jari tangan.

5. Pergelangan tangan dan tangan

a. Titik 7 a. Titik yang terletak antara tendon di sisi dalam tangan, 3 jari di
atas pergelangan tangan
b. (titik 10 a). Mengurangi nyeri di siku , pergelangan tangan dan
merilekskan otot di lengan bawah.
c. Titik yang terletak di permukaan luar pergelangan tangan. Pada lekukan
antar tulang, jika pergelangan tangan dilekukkan ke arah atas , sejajar

14
dengan jari manis (titik 7 b) . Efek : mengurangi nyeri di pergelangan
tangan, telapak tangan dan jari-jari.

6. Kesehatan tulang belakang

Untuk menyehatkan tulang belakang dapat dilakukan penekanan titik-


titik untuk kesehatan sendi. Ditambah dengan beberapa titik berikut :

15
a. Titik yang terletak di puncak dari pundak, perbatasan dengan leher
(titik 3c). Efek : mengurangi nyeri di daerah pundak dan punggung
atas.
b. Titik yang terletak di dekat lipatan siku , pada saat siku dibengkokkan
(titik 8 a) . Efek : menghilangkan nyeri dan kekakuan pada tubuh
bagian atas.
c. Titik- titik yang terletak di bagian belakang tubuh (titik 11 a). Untuk
penekanan titik- titik daerah ini dapat menggunakan 2 buah bola tenis
yang dimasukkan dalam kaus kaki dan diletakkan dibelang
punggung. Efek : mengurangi nyeri pinggang bawah.
d. Titik yang terletak di bagian belakang lutut , diantara tendon (titik
9a). Efek : menghilangkan nyeri di daerah kaki dan tulang belakang.
e. Titik yang terletak di bagian belakang pergelangan kaki (titik 5a).
Efek : mengurangi nyeri di tulang belakang dan kaki.

7. Kesehatan sendi pinggul

Titik yang terletak di bagian pinggul anda (titik 11b) . Efek :


meningkatkan mobilitas dan mengurangi nyeri.

16
8. Kesehatan sendi lutut

a. Titik yang terletak di bawah lutut , pada lekukan tulang (knee


acupoint). Efek : mengurangi nyeri dan kekakuan di lutut.
b. Titik yang terletak di belakang pergelangan kaki (titik 5a) : efek
mengurangi nyeri di lutut dan tungkai bawah.

9. Kesehatan pergelangan kaki

a. Titik yang terletak di belakang pergelangan kaki (titik 5a). Efek :


mengurangi nyeri dan menguatkan pergelangan kaki.
b. Titik yang terletak pada bagian luar dari pergelangan kaki dan di
bagian luar dari tendon (titik 6c). Efek : mengurangi nyeri dan
pembengkakan di pergelangan kaki.

17
10. Kesehatan telapak kaki

a. Titik yang terletak di dasar telapak kaki, pada bagian lekukan dekat
dengan tonjolan telapak kaki (titik 12 a). Efek : megurangi nyeri
pada telapak kaki.
b. Titik-titik untuk kesehatan pergelangan kaki (titik 6b, 6c).

11. Acupoint untuk membantu anda lebih rileks

18
Beberapa acupoint di bagian tubuh dapat membuat anda lebih rileks.
Beberapa titik tersebut adalah :
a. Titik 1a . Efek : meningkatkan konsentrasi dan menyeimbangkan
pikiran anda.
b. Titik 4a . Efek : mengurangi kecemasan. Catatan : jangan menekan
titik ini terlalu keras pada wanita hamil.
c. Titik yang terletak di dekat pergelangan tangan sejajar dengan jari
ke 5 (titik 10 b). Efek : membuat rileks tubuh anda. Merupakan titik
kunci untuk mengurangi segala kecemasan dan gangguan tidur.
d. Titik yang terletak di antara tendon , tiga jari di atas pergelangan
tangan (gambar 10a). Efek : mengurangi kecemasan dan membuat
rileks tubuh anda.
Proses penyembuhan dengan akupresur terjadi secara ilmiah. Titik-titik
meridian yang dirangsangnya berhubungan dengan persarafan di tempat yang
mengalami gangguan.
1. Flu Dan Batuk

19
Pijatlah titik-titik meridian di: lekukan di bawah leher di kiri-kanan
hidung dan bila batuknya disertai banyak lendir pijatlah bagian betisnya dada
atas sisi kiri-kanan pelipis, tepat di antara kedua alis mata.
2. Stamina Dan Aliran Darah
Stamina dan peredaran darah yang lancar memungkinkan seseorang
tumbuh lebih optimal. Lakukan akupresur secara kontinyu agar daya tahan
tubuh meningkat. Caranya dengan memijat titik meridian yang dapat
meningkatkan stamina dan melancarkan peredaran darah di: dada bagian tengah
depan, antara dua puting payudara bagian belakang tubuh titik empat jari di
bawah lutut.
3. Kembung
Bagian yang dipijat sama dengan titik-titik untuk mengatasi kurang
nafsu makan, yaitu: atas pusar sisi kiri-kanan pusar titik empat jari di bawah
lutut kiri dan kanan.
4. Demam
Bila demam, atasi dengan menekan titik di: pangkal leher bagian
belakang punggung bawah kiri dan kanan.
5. Pegal-Pegal
Biasanya bagian yang terasa pegal adalah kaki. Untuk meringankannya
tekanlah titik meridian di: bagian belakang kaki.
6. Pusing
Apabila menderita pusing titik yang dipijat, yaitu di: ujung sisi
tengkorak belakang kiri dan kanan.
7. Kurang Nafsu Makan
Pijatlah titik-titik meridian di: bawah lutut kiri-kanan.

8. Cekukan
Terkadang cukup sulit mengatasi bayi yang terus-menerus cekukan.
Untuk meredakannya, pijat titik meridian di: bagian belakang tubuh sekitar
empat jari dari batas panggul.

20
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Terapi Komplementer adalah cara penanggulangan penyakit yang
dilakukan sebagai pendukung atau pendamping kepada pengobatan medis
konvensional atau sebagai pengobatan pilihan lain diluar pengobatan medis
yang konvensional. Peran perawat dalam pelayanan kesehatan diantaranya
dalam terapi komplementer sebagai pemberi asuhan keperawatan, pembela
untuk melindungi klien, pemberi bimbingan / konseling klien, pendidik klien,
anggota tim kesehatan yang dituntut untuk dapat bekerja sama dengan tenaga
kesehatan lain, coordinator agar dapat memanfaatkan sumber-sumber dan
potensi klien, pembaru yang selalu dituntut untuk mengadakan perubahan-
perubahan, dan sumber informasi yang dapat membantu memecahkan masalah
klien. Fungsi perawat yang dijalankan dipelayanan kesehatan adalah bertindak
secara independen, dependen, dan interdependen.
Perkembangan terapi komplementer atau alternatif sudah luas,
termasuk didalamnya orang yang terlibat dalam memberi pengobatan karena
banyaknya profesional kesehatan dan terapis selain dokter umum yang terlibat
dalam terapi komplementer. Hal ini dapat meningkatkan perkembangan ilmu
pengetahuan melalui penelitian-penelitian yang dapat memfasilitasi terapi
komplementer agar menjadi lebih dapat dipertanggungjawabkan.
Acupoint/ akpresure merupakan titik yang sensitif dan mempunyai
efek tertentu yang terletak di sepanjang meridian akupuntur. Acupoint terletak
di seluruh tubuh, dekat dengan permukaan kulit dan terhubung satu sama lain
melalui jaringan yang komplek dari meridian. Setiap acupoint mempunyai
efek khusus pada sistem tubuh, atau organ tertentu. Menstimulasi dan memijat
secara lembut titik accupoint dapat mengatasi beberapa kondisi nyeri seperti
: sakit kepala tipe tegang , migren, sakit gigi, nyeri sendi, depresi dan
kecemasan, nyeri tulang belakang. Sehingga akan terjadi perubahan fisiologi
tubuh dan akan mempengaruhi keadaan mental dan emosional.

21
B. SARAN
Perawat sebagai salah satu profesional kesehatan, dapat turut serta
berpartisipasi dalam terapi komplementer. Peran yang dijalankan sesuai
dengan peran-peran yang ada. Arah perkembangan kebutuhan masyarakat
dan keilmuan mendukung untuk meningkatkan peran perawat dalam terapi
komplementer karena pada kenyataannya, beberapa terapi keperawatan
yang berkembang diawali dari alternatif atau tradisional terapi.

22
DAFTAR PUSTAKA

Ari.N. 2011. Tren Isu Terapi Komplementer. Available on :


https://www.scribd.com/doc/164763610/Tren-Isu-Terapi-Komplementer.
Diakses pada 17 Maret 2019.
Akhmad. 2012. Healing Touch. [Online] Tersedia di: www.quranic-
healing.com/2012/07/terapi-sentuhan-yang-menyembuhkan_7089.html
di akses pada tanggal 17 Maret 2019.
Hasan, D. Keperawatan Komplementer. Dalam http://dokumen.tips/documents/
keperawatan-komplementer.html. Diakses pada 17 Maret 2019.
Kusnanto. 2004. Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional.
EGC: Jakarta.

Riezqi. Keperawatan Komplemter. Dalam http://nersriezqi.blogspot.co.id


/2011/01/karya-tulis-ilmiah-keperawatan_9310.html. Diakses pada 17
Maret 2019.
Snyder, M. & Lindquist, R. (2002). Complementary/alternative therapies in
nursing. 4th ed. New York: Springer.
Smith, S.F., Duell, D.J., Martin, B.C. (2004). Clinical nursing skills: Basic to
advanced skills. New Jersey: Pearson Prentice Hall.

23
24

You might also like