You are on page 1of 107

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id


Fakultas Kesehatan Masyarakat Skripsi Sarjana

2018

Pelaksanaan Pelayanan Promotif dan


Preventif di Puskesmas Sri Padang
Kota Tebing Tinggi Tahun 2017

Pane, Reza Aulia

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/2453
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
PELAKSANAAN PELAYANAN PROMOTIF DAN PREVENTIF

DI PUSKESMAS SRI PADANG KOTA TEBING TINGGI

TAHUN 2017

SKRIPSI

OLEH :

REZA AULIA PANE


NIM. 131000121

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PELAKSANAAN PELAYANAN PROMOTIF DAN PREVENTIF

DI PUSKESMAS SRI PADANG KOTA TEBING TINGGI

TAHUN 2017

Skripsi ini diajukan sebagai


Salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat

OLEH :

REZA AULIA PANE


NIM. 131000121

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “

PELAKSANAAN PELAYANAN PROMOTIF DAN PREVENTIF DI

PUSKESMAS SRI PADANG KOTA TEBING TINGGI TAHUN 2017” ini

beserta seluruh isinya adalah benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan

penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika

keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan kecuali yang secara tertulis

diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka. Atas pernyataan ini,

saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila

kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuwan dalam karya

saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Medan, Maret 2018

REZA AULIA PANE

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ABSTRAK

Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat dan upaya


kesehatan perorangan tingkat pertama dituntut lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi -tingginya di wilayah
kerjanya. Pada era JKN ini, lemahnya upaya preventif dan promotif dalam upaya
kesehatan masyarakat menjadi salah satu penyebab tingginya angka kesakitan.
Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif dengan menggunakan desain
penelitian kualitatif yang bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan pelayanan
promotif dan preventif di Puskesmas Sri Padang. Menggunakan metode
wawancara mendalam dan observasi sebagai cara mengumpulkan data. Informan
penelitian ini sebanyak 12 orang, yaitu kepala Puskesmas, dokter umum/gigi,
penanggung jawab bidang esensial, pasien dan masyarakat.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan program
promotif dan preventif masih belum maksimal, hal tersebut dilihat dari
pelaksanaan masih banyak yang belum mencapai target, kurangnya pengetahuan
tenaga kesehatan baik menyangkut kebijakan tentang promotif dan preventif
sehingga terbatas dalam hal pelaksanaan kegiatan, terjadinya penurunan
keterlambatan dana, kurangnya ketersediaan sarana, prasarana, dan alat untuk
kegiatan promotif dan preventif dan kendala lainnya kurangnya partisipasi
masyarakat dalam kegiatan baik dalam kehadiran maupun keaktifan dalam
kegiatan.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah pelaksanaan pelayanan promotif dan
preventif di Puskesmas Sri Padang belum berjalan secara maksimal sehingga
cakupan pelayanannya masih rendah dan diharapkan agar pemerintahan yang
terkait dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas dari tenaga kesehatan, dana dan
sarana, prasarana serta peralatan. Diharapkan Kepala Puskesmas agar
melaksanakan pelatihan kepada tenaga kesehatan guna meningkatkan
pengetahuan dan meningkatkan kerjasama dengan Lintas sektoral.

Kata Kunci : Pelayanan, Promotif, Preventif, Puskesmas

iii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ABSTRACT

Primary Health Centre (PHC) as a public health service facilities and the
first level of individual health care is required to prioritize the promotive and
preventive efforts without neglecting curative and rehabilitative efforts to achieve
the highest of public health status in their working area. In this era of National
Health Security (NHS), the fall of preventive and promotive efforts in public
health care is one of the reason why morbidity rate is increasing.
Thisstudy is descriptive with a qualitativedesign, it aims to analyze the
implementation of promotive and preventive services in Puskesmas Sri Padang.
Using in-depth interviews, review of documentation and observation as a way
how to collect the data. There were 12 informants, they are Head of Public Health
Center, General Practitioner/Dentist, Person in charge of essential, patients and
communities.
From the result of the research that the implementation of promotive and
preventive services was still not maximized, it is seen from the implementation of
many that have not reached the target, the lack of knowledge of health personel
both concerning promotive and preventive policies so limited in terms of
implementation activities, the decrease of funding, lack of availability Facilities,
infrastructure and tools for promotive and preventive activities and other
obstacles to the lack of community participation in activities both in the presence
and activeness in the activity.
The conclusion of this research was the implementation of promotion and
preventive service at in Puskesmas Sri Padang Sub-district has not run maximally
so the service coverage is still low and it is expected that the related government
can improve the quality and quantity of health workers, funds and facilities,
infrastructure and equipments. It is expected that Head of Public Health Center to
conduct a training for health workers to increase knowledge and increase
cooperation with intersectoral.

Keywords : Services, Promotive, Preventive, Public Health Center

iv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas berkat

dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Pelaksanaan Pelayanan Promotif dan Preventif di Puskesmas Sri Padang

Tahun 2017” yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat.

Dalam penyusunan skripsi ini mulai dari awal hingga akhir penulis

banyak memperoleh bimbingan, dukungan, bantuan, saran dan kritik dari

berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan

terima kasih dan penghargaan yang sebesar–besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH., M.Hum selaku Rektor Universitas

Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, MSi selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara

3. Dr. Drs. Zulfendri M.Kes selaku Ketua Departemen Administrasi dan

Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara yang telah banyak meluangkan waktu, memberikan

bimbingan, pengarahan, dan saran sehingga skripsi ini dapat diselesaikan

dengan baik.

4. Dr. Juanita, SE, M.Kes selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak

meluangkan waktu, memberikan bimbingan, pengarahan, dan saran

sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5. Dr. Drs. Surya Utama, MS selaku Dosen Penguji I yang telah banyak

memberikan kritik, saran dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan dengan baik.

6. Puteri Citra Cinta Asyura Nst, SKM, MPH selaku Dosen Penguji II yang

telah banyak memberikan kritik, saran dan pengarahan sehingga skripsi ini

dapat diselesaikan dengan baik.

7. Dr. Ir. Erna Mutiara, M,Kes selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

telah memberikan ilmu, bimbingan serta dukungan moral selama

perkuliahan.

8. Seluruh Dosen dan Staf Kepegawaian di Lingkungan FKM USU, terutama

Pegawai Sub Bagian Pendidikan beserta Dosen Departemen Administrasi

dan Kebijakan Kesehatan yang telah memberikan ilmu, bimbingan serta

dukungan moral selama perkuliahan.

9. dr. Derlina Nasution selaku Kepala Puskesmas Sri Padang dan Seluruh

Staf Kepegawaian di Puskesmas Sri Padang yang telah memberikan izin

dan dukungan melakukan penelitian di Puskesmas Sri Padang.

10. Teristimewa untuk orang yang tersayang dan tercinta Kedua Orang Tua

penulis Bapak Anil dan Ibu Iros, kedua saudara penulis kakak Nida dan

adik Ridho yang selalu mendoakan, memberikan semangat dan dukungan

selama ini, serta memenuhi segala kebutuhan penulis baik moral maupun

materil.

vi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


11. Teruntuk sahabat penulis Ilham, Yusuf Vivie, Mentari, Feby, Mey, Patma,

Cindy, Ika, Akhir, Yoan dan Ayub yang selalu memberi semangat, selalu

menemani serta membantu penulis selama masa perkuliahan.

12. Terima kasih kepada teman-teman Group PBL FKM USU Desa Kuala

Lama Serdang Bedagai serta seluruh teman seperjuangan LKP di RSUD

Djoelham Binjai

13. Teruntuk teman-teman seperjuangan mahasiswa dan keluarga besar FKM

USU 2013 khususnya peminatan AKK FKM USU 2013 untuk motivasi

dan dorongannya.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi

ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari

semua pihak dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat terutama untuk kemajuan ilmu pengetahuan.

Medan, Maret 2018

Reza Aulia Pane

vii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR ISI
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI........................... i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ ii
ABSTRAK.............................................................................................. iii
ABSTRACT............................................................................................. iv
KATA PENGANTAR............................................................................ v
DAFTAR ISI .......................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR.............................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP............................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................ 7
1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 8


2.1 Definisi Puskesmas......................................................................... 8
2.1.1 Tujuan Puskesmas ............................................................... 8
2.1.2 Fungsi Puskesmas ............................................................... 8
2.1.3 Visi Puskesmas ................................................................... 9
2.1.4 Misi Puskesmas................................................................... 10
2.1.5 Tenaga Kesehatan ............................................................... 11
2.2 Beberapa Kebijakan Terkait Dengan Jaminan Kesehatan Nasional . 12
2.3 Upaya Penyelenggaraan Kesehatan................................................. 13
2.4 Pelayanan Kesehatan ...................................................................... 22
2.4.1 Definisi Pelayanan Kesehatan ............................................. 22
2.4.2 Upaya Kesehatan Promotif Dan Preventif............................ 25
2.4.3 Promosi Kesehatan .............................................................. 26
2.4.4 Tingkat-Tingkat Pencegahan Penyakit................................. 27
2.4.5 Jangkauan Pelayanan Kesehatan.......................................... 29
2.5 Indikator Keberhasilan Di Puskesmas ............................................. 30
2.5.1 Indikator Masukan............................................................... 30
2.5.2 Indikator Proses................................................................... 30
2.5.3 Indikator Keluaran............................................................... 31
2.6 Fokus Penelitian ............................................................................. 31

BAB III METODE PENELITIAN........................................................ 34


3.1 Jenis Penelitian ............................................................................... 34
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................... 34
3.2.1 Lokasi Penelitian ................................................................. 34
3.2.2 Waktu Penelitian ................................................................. 34
3.3 Informan Penelitian ........................................................................ 34

viii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3.4 Metode Pengumpulan Data ............................................................. 35
3.4.1 Instrumen Penelitian............................................................ 35
3.5 Definisi Operasional ....................................................................... 36
3.6 Triangulasi...................................................................................... 37
3.7 Teknik Analisa Data ....................................................................... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................. 38


4.1 Gambaran Umum Puskesmas Sri Padang........................................ 38
4.2 Gambaran Kegiatan Promotif dan Preventif Di Puskesmas Sri Padang 40
4.3 Karakteristik Informan.................................................................... 41
4.4 Pelaksanaan Pelayanan Promotif dan Preventif Di Puskesmas Sri
Padang............................................................................................ 42
4.4.1 Indikator Masukan............................................................... 42
4.4.1.1 Kebijakan ............................................................... 42
4.4.1.2 Tenaga Kesehatan.................................................... 44
4.4.1.3 Pendanaan............................................................... 45
4.4.1.4 Sarana, Prasarana dan Peralatan .............................. 46
4.4.2 Indikator Proses................................................................... 47
4.4.3 Indikator Keluaran............................................................... 53

BAB V PEMBAHASAN ........................................................................ 55


5.1 Masukan (Input) ............................................................................. 55
5.1.1 Kebijakan ........................................................................... 55
5.1.2 Tenaga Kesehatan ............................................................... 57
5.1.3 Pendanaan ........................................................................... 59
5.1.4 Sarana, Prasarana Dan Peralatan.......................................... 60
5.2 Proses (Process) ............................................................................. 61
5.2.1 Kegiatan Promotif Di Dalam Gedung ................................. 62
5.2.2 Kegiatan Promotif Di Luar Gedung ..................................... 62
5.2.3 Kegiatan Preventif Di Dalam Gedung.................................. 63
5.2.4 Kegiatan Preventif Di Luar Gedung..................................... 63
5.3 Keluaran (Output)........................................................................... 64

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN................................................. 67


6.1 Kesimpulan..................................................................................... 67
6.2 Saran .............................................................................................. 68

DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 70
LAMPIRAN

ix

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Data Kelurahan, Luas Wilayah, Kependudukan, dan Jumlah
Kepala Keluarga Wilayah Puskesmas Sri Padang.............. 40
Tabel 4.2 Data Tenaga Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Sri
Padang Tahun 2016........................................................... 40
Tabel 4.3 Data Sarana Kesehatan Puskesmas Sri Padang Tahun 2016 41
Tabel 4.4 Data Fasilitas Gedung Puskesmas Sri Padang Tahun 2016 41
Tabel 4.5 Data Kegiatan Promotif dan Preventif dalam Upaya Kesehatan
Masyarakat di Puskesmas Sri Padang ................................ 42
Tabel 4.6 Karakteristik Informan ...................................................... 43

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR GAMBAR
Halaman

Gambar 2.1 Fokus Penelitian.............................................................. 32

xi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman Wawancara

Lampiran 2 Matriks Hasil Wawancara

Lampiran 3 Surat Izin Penelitian Dari Fakultas Kesehatan Masyarakat


Universitas Sumatera Utara

Lampiran 4 Surat Balasan Dari Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi Telah
Memberi Izin Untuk Melakukan Penelitian Di Puskesmas Sri
Padang

Lampiran 5 Surat Keterangan Selesai Melakukan Penelitian Dari Puskesmas


Sri Padang Kota Tebing Tinggi

xii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Reza Aulia Pane, lahir di Tebing Tinggi pada tanggal 15

Agustus 1995, beragama islam dan merupakan anak kedua dari tiga bersaudara.

Penulis lahir dari pasangan suami istri bapak Aznil dan Ibu Iros. Penulis sekarang

bertempat tinggal di jalan Gunung Sibayak Lk.4 Kelurahan Tanjung Marulak

Hilir Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi.

Penulis menyelesaikan pendidikan dimulai dari Sekolah Dasar Negeri

164524 pada tahun 2001 dan selesai 2007, Sekolah Menengah Pertama di SMPN

8 Tebing Tinggi pada tahun 2007 sampai pada tahun 2010, Sekolah Menengah

Kejuruan di SMKN 2 Tebing Tinggi pada tahun 2010 sampai 2013, pada tahun

2013 melanjutkan pendidikan SI di Universitas Sumatera Utara Fakultas

Kesehatan Masyarakat dan mengambil peminatan Administrasi dan Kebijakan

Kesehatan dan selesai di tahun 2018.

xiii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam setiap kehidupan

manusia. Era globalisasi ini banyak kita temukan penyakit-penyakit yang bukan

hal biasa lagi. Terlebih sekarang ini masyarakat kurang peduli dengan bagaimana

mencegah penyakit dibandingkan mengobati penyakit yang telah diderita bahkan

fasilitas-fasilitas kesehatan lebih mementingkan upaya kuratif dibandingkan

upaya promotif dan preventif. oleh karena itu pembangunan kesehatan merupakan

hal yang terpenting untuk ditingkatkan demi tercapainya derajat kesehatan

masyarakat.

Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui

pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai

oleh lingkungan sehat, perilaku hidup sehat penduduknya, memiliki kemampuan

untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata,

serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah

Republik Indonesia. Pembangunan semua sektor harus memperhatikan

dampaknya terhadap kesehatan, paling tidak harus memberikan kontribusi positif

bagi pengembangan perilaku dan lingkungan sehat. Pembangunan kesehatan akan

menekankan upaya promotif dan preventif dengan tidak mengesampingkan upaya

kuratif dan rehabilitatif (Mubarak, 2012).

Berdasarkan UU Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menyebutkan

bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2

memungkinan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Dengan

demikian kesehatan selain sebagai hak asasi manusia,kesehatan juga merupakan

suatu investasi.

Meningkatnya umur harapan hidup, menurunnya angka kematian ibu,

angka kematian neonatal, angka kematian bayi, dan angka kematian balita tidak

terlepas dari peran pemerintah yang telah berhasil pada aspek penyediaan sarana

pelayanan kesehatan membangun puskesmas di setiap kecamatan. Pelayanan

kesehatan dasar harus terselenggara atau tersedia untuk menjamin hak asasi semua

orang untuk hidup sehat. Penyelenggaraan atau penyediaan pelayanan kesehatan

dasar ini harus secara nyata menunjukkan keberpihakannya kepada kelompok

masyarakat risiko tinggi termasuk di dalamnya kelompok masyarakat miskin.

Bahkan lebih jauh lagi, ruang lingkup pelayanan kesehatan dasar tersebut harus

mencakup setiap upaya kesehatan yang menjadi komitmen komunitas global,

regional, nasional maupun lokal (Depkes RI, 2010).

PERMENKES RI No.75 tahun 2014 tentang pusat kesehatan masyarakat

bahwa pusat kesehatan masyarakat yang selanjutnya disebut puskesmas adalah

fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan

masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih

mengutamakan upaya promotif dan pereventif, untuk mencapai derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Sumber daya manusia

puskesmas terdiri atas tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan dihitung

berdasarkan analisis beban kerja, dengan mempertimbangkan jumlah pelayanan

yang diselenggarakan, jumlah penduduk dan persebarannya, karakteristik wilayah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3

kerja, luas wilayah kerja, katersediaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat

pertama lainnya diwilayah kerja dan pembagian waktu kerjanya.

Adapun upaya kesehatan masyarakat sebagaimana dimaksud meliputi:

1) pelayanan promosi kesehatan; 2) pelayanan kesehatan lingkungan;3) pelayanan

kesehatan ibu , anak, dan keluarga berencana; 4) pelayanan gizi; serta 5)

pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit. Sedangkan untuk upaya

kesehatan perorangan tingkat pertama dilaksanakan dalam bentuk: 1) rawat jalan;

2) pelayanan gawat darurat; 3) pelayanan satu hari (one day care); 4) home care;

dan/atau 5) rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan

(Permenkes RI, 2014).

Berdasarkan Profil Puskesmas Sri Padang, wilayah kerja Puskesmas Sri

Padang merupakan sebagian wilayah dari Kecamatan Rambutan yaitu Kelurahan

Sri Padang dengan luas wilayah 0,653 Km2 (52%)dan Tanjung Marulak Hilir

dengan luas wilayah 0,613 km2 (48%). Jumlah penduduk mencapai 9.294 jiwa.

Adapun sepuluh penyakit terbesar yang ada di wilayah kerja Puskesmas Sri

Padang yaitu infeksi pada usus, penyakit kulit, hipertensi, penyakit rongga mulut,

penyakit jaringan otot dan jaringan ikat, diabetes melitus, penyakit pada telinga,

kecelakaan, penyakit saluran pernafasan dan TB paru.

Indikator keberhasilan upaya kesehatan promotif dan preventif dapat

dilihat dari capaian indikator Standar Pelayanan Minimum (SPM) dan cakupan

rumah tangga ber-PHBS. Adapun capaian Puskesmas Sri Padang dengan jumlah

ibu hamil adalah 208 orang, kunjungan ibu hamil K1 yaitu 193 (92,8%) dan K4

yaitu 180 (86,5%); jumlah ibu bersalin/nifas yang persalinan ditolong tenaga

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4

kesehatan 175 (88,4 %). Adapun jumlah ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe 1

(30 tablet) yaitu 193(92,79%), Fe 3 (30 tablet) yaitu 180 orang (86,54%) (Profil

Puskesmas Sri Padang, 2016).

Puskesmas Sri Padang memiliki cakupan kunjungan neonatal dengan

jumlah bayi pada tahun 2015 adalah :172 kunjungan neonatal 1 kali (KN1)

sebanyak 172 (100 %) dan kunjungan Neonatal 3 kali (KN lengkap) sebanyak 172

(100 %) . Adapun bayi yang diberi ASI Eksklusif hanya 15 bayi (15,2%) dari total

bayi 99 bayi. Persentase rumah tangga yang berperilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS) dengan jumlah rumah tangga 2.267, jumlah yang dipantau sebanyak

1.015 (44,8%), dan jumlah rumah tangga yang ber PHBS sebanyak 633 (62,5%)

(Profil Puskesmas Sri Padang, 2016).

Upaya kesehatan promotif dan preventif melalui berbagai kegiatan baik di

dalam gedung maupun di luar gedung telah dilakukan di Puskesmas Sri Padang

diantaranya penyuluhan PHBS (rumah tangga, institusi pendidikan), penyuluhan

PTM, penyuluhan HIV/AIDS, penyuluhan ASI Ekslusif, kunjungan rumah namun

belum menunjukkan hasil yang maksimal. Hal ini dapat dilihat dari cakupan

beberapa program esensial yang masih rendah. Beberapa program yang belum

mencapai target yaitu: pada program KIA/KB cakupan K4 bumil yaitu 86,5%

yang seharusnya 95%; pemberian ASI Ekslusif yaitu 15,2% seharusnya 80%; dan

program promosi kesehatan yaitu cakupan rumah tangga berPHBS yaitu 62,5%

seharusnya 100%.

Berdasarkan wawancara dengan Kepala Puskesmas Sri Padang dalam

pelaksanaan upaya promotif dan preventif di Puskesmas Sri Padang, sebelum era

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sumber dana yang digunakan berasal dari

dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dan dana Anggaran Pendapatan

Belanja Daerah (APBD). Setelah adanya JKN , sumber dana yang digunakan

ditambah dengan dana dari BPJS Kesehatan.

Berdasarkan observasi pada saat survei pendahuluan puskesmas ini lebih

banyak menangani masyarakat yang menggunakan pelayanan kesehatan kuratif

dibandingkan dengan pelayanan kesehatan promotif dan preventif, terlihat dari

pasien yang mengantri untuk berobat cukup banyak. Setiap bulannya puskesmas

menangani pasien rata-rata sebanyak 640 jiwa baik peserta JKN maupun pasien

umum.

Beberapa kendala yang dihadapi Puskesmas Sri Padang dalam

melaksanakan upaya promotif dan preventif yaitu perilaku masyarakat.

Masyarakat masih menganggap bahwa puskesmas hanya tempat untuk berobat

bagi orang yang sakit sehingga tidak ada saran-saran dari masyarakat kepada

puskesmas mengenai program yang telah dilakukan.

Sementara itu, menurut penelitian Dewi (2014) di Puskesmas Belawan

menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam pelaksanaan

pelayanan promotif dan preventif sebelum dan sesudah diberlakukannya program

JKN, hanya sedikit perbedaan pada sistem pembiayaan. Sebelum berlakunya JKN,

dana kegiatan UKM dan UKP bersumber dari BOK. Setelah JKN berlaku, dana

kegiatan UKM tetap bersumber dari BOK sementara dana kegiatan UKP

bersumber dari dana kapitasi JKN.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


6

Demikian pula penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Noor (2016)

menjelaskan bahwa implementasi pelayanan preventif dan promotif di Puskesmas

Bukit Kapur Kota Dumai belum berjalan secara maksimal, belum merata ke

seluruh desa yang ada di wilayah kerjanya, kegiatan yang dilaksanakan terbatas

dan kurang terstruktur, dana yang digunakan hanya dari Bantuan Operasional

Kesehatan yang dirasakan masih belum cukup serta kemampuan dan pengetahuan

tenaga kesehatan kurang baik dan belum maksimal dalam memberikan pelayanan

promotif dan preventif sehingga diharapkan agar pemerintahan yang terkait dapat

meningkatkan kualitas dan kuantitas dari tenaga kesehatan, dana dan

sarana,prasarana serta peralatan. Kepala Puskesmas juga diharapkan agar lebih

memahami tentang manajemen Puskesmas dalam membuat suatu perencanaan.

Oleh karena itu diperlukan penelitian untuk mengetahui bagaimana

pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas Sri Padang Kota

Tebing Tinggi Tahun 2017.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang adalah bagaimana

pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas Sri Padang Kota

Tebing Tinggi tahun 2017?

1.3 Tujuan Penelitian

Mengetahui pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas

Sri Padang Kota Tebing Tinggi tahun 2017.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


7

1. Bagi peneliti dapat menambah wawasan keilmuan dan pengalaman serta

keterampilan dalam melakukan penelitian khususnya tentang pelaksanaan

pelayanan promotif dan preventif.

2. Sebagai bahan masukan bagi Puskesmas Sri Padang dalam upaya

peningkatan pelayanan promotif dan preventif dalam UKM.

3. Dapat dijadikan sebagai referensi kepada pihak-pihak di bidang kesehatan

masyarakat khususnya di bidang Ilmu Administrasi dan Kebijakan

Kesehatan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Puskesmas

Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk

menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif

maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau

masyarakat. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas

adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan

masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih

mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Permenkes RI, 2014).

2.1.1 Tujuan Puskesmas

Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di puskesmas bertujuan

untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki perilaku sehat yang meliputi

kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat; mampu menjangkau pelayanan

kesehatan bermutu; hidup dalam lingkungan sehat; dan memiliki derajat kesehatan

yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Pembangunan

kesehatan yang diselenggarakan di puskesmas tersebut dilaksanakan untuk

mendukung terwujudnya kecamatan sehat (Permenkes RI 2014).

2.1.2 Fungsi Puskesmas

Fungsi puskesmas dalam melaksanakan tugasnya, puskesmas

menyelenggarakan fungsi yaitu penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat

(UKM) tingkat pertama di wilayah kerjanya dan Upaya Kesehatan Perorangan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


9

(UKP) tingkat pertama di wilayah kerjanya. Puskesmas juga memiliki wewenang

dalam melaksanakan funsinya yaitu:

a. melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan masyarakat

dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan;

b. melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;

c. melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat

dalam bidang kesehatan;

d. menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah

kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang bekerjasama

dengan sektor lain terkait;

e. melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya

kesehatan berbasis masyarakat;

f. melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Puskesmas;

g. memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan;

h. melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan

cakupan Pelayanan Kesehatan; dan

i. memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat, termasuk

dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon penanggulangan penyakit

(Permenkes RI, 2014).

2.1.3 Visi Puskesmas

Visi pembangunan kesehatan yang harus diselenggarakan oleh puskesmas

adalah pembangunan kesehatan yang sesuai dengan paradigma sehat,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


10

pertanggungjawaban wilayah, kemandirian masyarakat, pemerataan, teknologi

tepat guna dan keterpaduan dan kesinambungan (Permenkes RI, 2014).

2.1.4 Misi Puskesmas

Misi pembangunan kesehatan yang harus diselenggarakan oleh

puskesmas adalah mendukung tercapainya visi pembangunan kesehatan nasional.

Misi tersebut adalah:

1. mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk berkomitmen dalam upaya

mencegah dan mengurangi resiko kesehatan yang dihadapi individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat.

2. menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di

wilayah kerjanya.

3. mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga, kelompok, dan

masyarakat.

4. menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang dapat diakses dan terjangkau

oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil tanpa membedakan

status sosial, ekonomi, agama, budaya dan kepercayaan.

5. menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan memanfaatkan teknologi tepat

guna yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan, mudah dimanfaatkan dan tidak

berdampak buruk bagi lingkungan.

6. mengintegrasikan dan mengoordinasikan penyelenggaraan UKM dan UKP

lintas program dan lintas sektor serta melaksanakan sistem rujukan yang

didukung dengan manajemen puskesmas (Permenkes RI, 2014).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


11

2.1.5 Tenaga Kesehatan

Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam

bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui

pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan

kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Sumber daya manusia puskesmas

terdiri atas tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan. Jenis dan jumlah tenaga

kesehatan dan tenaga non kesehatan dihitung berdasarkan analisis beban kerja,

dengan mempertimbangkan jumlah pelayanan yang diselenggarakan, jumlah

penduduk dan persebarannya, karakteristik wilayah kerja, luas wilayah kerja,

ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya di wilayah

kerja, dan pembagian waktu kerja.

Jenis tenaga kesehatan sebagaimana paling sedikit terdiri atas:

a. dokter atau dokter layanan primer;

b. dokter gigi;

c. perawat;

d. bidan;

e. tenaga kesehatan masyarakat;

f. tenaga kesehatan lingkungan;

g. ahli teknologi laboratorium medik;

h. tenaga gizi; dan

i. tenaga kefarmasian.

Tenaga non kesehatan harus dapat mendukung kegiatan ketatausahaan,

administrasi keuangan, sistem informasi, dan kegiatan operasional lain di

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


12

puskesmas. Tenaga kesehatan di puskesmas harus bekerja sesuai dengan standar

profesi, standar pelayanan, standar prosedur operasional, etika profesi,

menghormati hak pasien, serta mengutamakan kepentingan dan keselamatan

pasien dengan memperhatikan keselamatan dan kesehatan dirinya dalam bekerja.

Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di puskesmas harus memiliki surat izin

praktik sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

2.2 Beberapa Kebijakan Terkait dengan Jaminan Kesehatan Nasional

Jenis pelayanan kesehatan yang disediakan oleh BPJS diatur dalam

Peraturan Menteri Kesehatan No. 71 Tahun 2013. Penjelasan bahwa peserta JKN

berhak mendapatkan pelayanan promotif dan preventif tertera dalam

PeraturanMenteri Kesehatan No. 71 Tahun 2013 ini pada Pasal 13 yang

bertuliskan bahwa “Setiap peserta berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang

mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif termasuk

pelayanan obat dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis yang

diperlukan.”

Manfaat jaminan kesehatan sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden

Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan Pasal 21 yaitu “Manfaat

pelayanan promotif dan preventif meliputi pemberian pelayanan: penyuluhan

kesehatan perorangan; imunisasi dasar; keluarga berencana; dan skrining

kesehatan.” Kemudian Pasal 22 menyebutkan bahwa pelayanan kesehatan tingkat

pertama meliputi pelayanan kesehatan non spesialistik yang mencakup:

1. Administrasi pelayanan;

2. Pelayanan promotif dan preventif;

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


13

3. Pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis;

4. Tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non operatif;

5. Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai;

6. Transfusi darah sesuai dengan kebutuhan medis;

7. Pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat pertama; dan

8. Rawat inap tingkat pertama sesuai dengan indikasi.

Selain itu, pengelolaan dan pemanfaatan dana kapitasi JKN pada Fasilitas

Kesehatan Tingkat Pertama (FTKP) milik Pemerintah Daerah diatur dalam

Peraturan Presiden No. 32 Tahun 2014. Tertera pada Pasal 12, bahwa dana

kapitasi JKN di FTKP dimanfaatkan seluruhnya untuk jasa pelayanan kesehatan

dan dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan. Jasa pelayanan kesehatan

sebagaimana dimaksud meliputi jasa pelayanan kesehatan perorangan yang

dilakukan oleh tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan.

Jasa pelayanan kesehatan di FKTP atau puskesmas ditetapkan sekurang-

kurangnya 60% (enam puluh persen) dari total penerimaan dana kapitasi JKN, dan

sisanya dimanfaatkan untuk dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan

yang meliputi biaya obat, alat kesehatan, bahan medis habis pakai, dan dukungan

biaya operasional pelayanan kesehatan lainnya.

2.3 Upaya Penyelenggaraan Kesehatan

Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat tingkat

pertama dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama. Upaya kesehatan

dilaksanakan secara terintegrasi dan berkesinambungan. Upaya kesehatan

masyarakat tingkat pertama sebagaimana dimaksud meliputi upaya kesehatan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


14

masyarakat dan upaya kesehatan masyarakat pengembangan (Permenkes RI,

2014).

Upaya kesehatan masyarakat esensial adalah sebagai berikut:

a. pelayanan promosi kesehatan;

b. pelayanan kesehatan lingkungan;

c. pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana

d. pelayanan gizi; dan

e. pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.

Upaya kesehatan masyarakat esensial harus diselenggarakan oleh setiap

Puskesmas untuk mendukung pencapaian standar pelayanan minimal

kabupaten/kota bidang kesehatan.Upaya kesehatan masyarakat pengembangan

yang dimaksud merupakan upaya kesehatan masyarakat yang kegiatannya

memerlukan upaya yang sifatnya inovatif dan/atau bersifat ekstensifikasi dan

intensifikasi pelayanan, disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan,

kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di masing-

masing Puskesmas (Permenkes RI, 2014).

Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang di tetapkan

berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta mempunyai daya ungkit

tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini

harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di wilayah Indonesia.

Upaya kesehatan wajib yang harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas ini

adalah :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


15

1. Upaya promosi kesehatan.

Promosi kesehatan merupakan proses pemberdayaan atau memandirikan

masyarakat agar dapat memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Ottawa

Charter dalam Maulana, 2009). Proses pemberdayaan atau memandirikan

masyarakat tidak hanya terbatas pada kegiatan pemberian informasi (seperti

kegiatan penyuluhan, KIE, dan pendidikan kesehatan), tetapi juga menyangkut

penggalangan berbagai dukungan di masyarakat (Maulana, 2009).

Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan

yg berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana

individu, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu

bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan secara perorangan

maupun secara kelompok dan meminta pertolongan bila perlu.

Tujuan dari penyuluhan kesehatan adalah tercapainya perubahan perilaku

individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku sehat

dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat

kesehatan yang optimal. Sasaran penyuluhan kesehatan adalah sebagai berikut:

a) Sasaran jangkauan penyuluhan

a. Kelompok umum

b. Kelompok khusus

1) Masyarakat daerah terpencil/terasing

2) Masyarakat daerah pemukiman baru (transmigran/perbatasan)

3) Masyarakat korban bencana/masalah kesehatan (KLB)

4) Masyarakat kelompok rentan (ibu hamil, lansia)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


16

5) Masyarakat yang berada di berbagai institusi (rumah sakit, posyandu).

6) Masyarakat yang mempunyai pengaruh dalam proses pengambilan keputusan

(pemuka agama, kepala keluarga)

7) Kelompok-kelompok yang mempunyai potensi dalam kegiatan penyuluhan

(PKK, karang taruna).

b) Sasaran hasil penyuluhan

Sasaran tersebut di atas yang telah mengalami perubahan pengetahuan,

sikap dan perilaku, dikaitkan dengan sasaran program.

2. Upaya kesehatan lingkungan.

Berdasarkan teori Blum, lingkungan merupakan salah satu faktor yang

pengaruhnya paling besar terhadap status kesehatan masyarakat di samping faktor

pelayanan kesehatan, faktor genetik dan faktor prilaku. Bahaya potensial terhadap

kesehatan yang diakibatkan oleh lingkungan dapat bersifat fisik, kimia maupun

biologi. Sejalan dengan kebijaksanaan ”Paradigma sehat” yang mengutamakan

upaya-upaya yang bersifat promotif dan preventif. Maka upaya kesehatan

lingkungan sangat penting.

Kegiatan peningkatan kesehatan lingkungan bertujuan agar terwujudnya

kualitas lingkungan yang lebih sehat agar dapat melindungi masyarakat dari

segala kemungkinan resiko kejadian yang dapat menimbulkan gangguan dan

bahaya kesehatan menuju derajat kesehatan keluarga dan masyarakat yang lebih

baik. Kegiatan-kegiatan upaya kesehatan lingkungan adalah sebagai berikut:

1. Penyehatan air

2. Penyehatan makanan dan minuman

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


17

3. Pengawasan pembuangan kotoran manusia

4. Pengawasan, pembuangan sampah dan limbah

5. Penyehatan pemukiman

6. Pengawasan sanitasi tempat-tempat umum

7. Pengamanan lingkungan akibat pencemaran industri

8. Pengamanan pestisida

9. Klinik sanitasi

1. Daerah dengan endemis penyakit perut dan kecacingan, angka penyakit diare

tinggi; penyakit-penyakit bersumber dari sampah.

2. Daerah berpenghasilan rendah, berpenduduk padat dan kumuh, cakupan

sanitasi dasar yang rendah.

3. Daerah pariwisata; tempat pengelolaan makanan; transportasi; sarana ibadah;

sarana perdagangan; sarana perawatan/pemeliharaan; sarana social.

4. Daerah-daerah dengan angka kepemilikan dan pemanfaatan jamban yang

memenuhi syarat kesehatan masih kurang.

5. Keluarga dan masyarakat di daerah yang angka kepadatan penduduknya tinggi

serta produksi sampahnya cukup banyak; masyarakat dengan penyakit yang

berhubungan dengan penyakit lingkungan.

6. Daerah yang mempunyai resiko terhadap penularan penyakit diare, TBC Paru,

ISPA, DBD, dan Filariasis.

7. Daerah pemukiman baru; resiko tinggi terhadap pencemaran; tempat

pengelolaan pestisida; daerah industri; pertanian.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


18

8. Daerah terpencil dan daerah perbatasan; masyarakat terasing dan rawan

bencana; rawan air bersih.

3. Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana.

Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah upaya kesehatan primer

yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan kesehatan ibu dalam menjalankan

fungsi reproduksi yang berkualitas serta upaya kelangsungan hidup,

perkembangan dan perlindungan bayi, anak di bawah lima tahun (balita) dan anak

usia prasekolah dalam proses tumbuh kembang. Termasuk didalamnya pendidikan

kesehatan pada masyarakat, pemuka masyarakat, dukun bayi, pembinaan

kesehatan anak.

Bentuk upaya kesehatan ibu dan anak sebagai berikut:

a) Pelayanan kesehatan/asuhan kebidanan di wilayah kerja puskesmas

b) Pelayanan kesehatan bagi bayi, balita dan anak prasekolah

Sasaran upaya kesehatan ibu dan anak (KIA) sebagai berikut:

a) Ibu dan anak ibu,

b) Bayi,

c) Balita,

d) Anak usia prasekolah, dan

e) Keluarga yang tinggal atau berada di wilayah kerja puskesmas serta yang

berkunjung ke puskesmas.

Upaya Kesehatan Keluarga Berencana (KB) adalah upaya kesehatan

primer yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan kesehatan pasangan usia

subur dalam menjalankan fungsi reproduksi yang berkualitas. Prioritas pelayanan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


19

untuk meningkatkan derajat kesehatan pasangan usia subur dan keluarganya

dalam pengaturan kehamilan, baik jumlah dan waktu kehamilan serta jarak antar

kehamilan guna menurunkan angka kelahiran nasional.Sasaran upaya kesehatan

Keluarga berencana (KB) sebagai berikut:

a) Pasangan usia subur (PUS),

b) Calon pasangan usia subur,

c) PUS dengan wanita yang akan memasuki masa menopause,

d) Keluarga yang tinggal dan berada di wilayah kerja puskesmas, dan

e) Wanita usia subur (WUS) yang datang pada pelayanan rawat jalan puskesmas

yang dalam fase intervensi pelayanan KB.

4. Upaya perbaikan gizi.

Upaya Peningkatan gizi masyarakat adalah kegiatan untuk mengupayakan

peningkatan status gizi masyarakat dengan pengelolaan terkoordinasi dari

berbagai profesi kesehatan (tenaga pengelola gizi) serta dukungan peran serta

aktif masyarakat. Program upaya perbaikan gizi puskesmas meliputi:

1. Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK)

Kegiatan masyarakat untuk melembagakan upaya peningkatan gizi dalam

tiap keluarga di Indonesia, bersifat lintas sektor yang dilaksanakan oleh kesehatan,

pertanian, BKKBN, agama dalam negeri, dan PKK.

2. Upaya Perbaikan Gizi Institusi (UPGI)

Mendorong berbagai institusi pemerintah dan swasta agar memberikan

perhatian lebih besar dalam peningkatan status gizi warganya.

3. Upaya Penanggulangan Kelainan Gizi yang terdiri dari:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


20

a) Pencegahan dan penanggulangan gangguan akibat kekurangan yodium

(GAKY)

b) Pencegahan dan penanggulangan anemia besi (AGB)

c) Pencegahan dan penanggulangan kurang kalori energi protein (KEP) dan

kurang energi kronis (KEK)

d) Pencegahan dan penaggulangan kekurangan vitamin A (KVA)

e) Pencegahan dan penaggulangan masalah kekurangan gizi mikro lain

f) Pencegahan dan penaggulangan masalah gizi lebih

4. Sistem kewaspadaan pangan dan gizi (SKPG).

Upaya perbaikan gizi memliki tujuan untuk menanggulangi masalah gizi

dan meningkatkan status gizi masyarakat. Sasaran upaya perbaikan gizi sebagai

berikut:

1. Bayi, balita, anak prasekolah, dan anak usia sekolah.

2. Wanita usia subur (termasuk calon pengantin), ibu hamil, ibu nifas, dan lansia.

3. Semua penduduk daerah rawan gizi.

4. Semua anak dan dewasa yang mempunyai masalah gizi.

5. Pekerja berpenghasilan rendah/miskin.

5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.

Penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan oleh agent infeksi atau

toksinnya, yang beraasal dari sumber penularan atau reservoir, yang ditularkan/

ditansmisikan kepada pejamu (host) yang rentan. Program pencegahan dan

pemberantasan penyakit menular meliputi kuratif, pemutusan rantai penularan,

promosi kesehatan, dan surveilans.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


21

Penanggulangan kejadian luar biasa (KLB) penyakit menular (P2M)

dilaksanakan dengan upaya-upaya:

a) Pengobatan, dengan memberikan pertolongan penderita, membangun pos-pos

kesehatan di tempat kejadian dengan dukungan tenaga dan sarana obat yang

memadai termasuk rujukan.

b) Pemutusan rantai penularan atau upaya pencegahan misalnya, abatisasi pada

KLB, DBD, kaporisasi pada sumur-sumur yang tercemar pada KLB diare.

c) Melakukan kegiatan pendukung yaitu penyuluhan , pengamatan/pemantauan

(surveinlans ketat) dan logistik.

Program pencegahan adalah mencegah agar penyakit menular tidak

menyebar didalam masyarakat, yang dilakukan antara lain dengan memberikan

kekebalan kepada host melalui kegiatan penyuluhan kesehatan dan imunisasi.

Penularan penyakit menular dikenal beberapa cara penularan penyakit menular,

yaitu: penularan secara kontak.

6. Upaya pengobatan.

Upaya pengobatan berguna untuk mendapatkan diagnosa sedini mungkin

dengan melaksanakan tindakan pengobatan dan upaya rujukan serta rehabilitasi

jika diperlukan. Program pengobatan seperti berikut ini:

a. Rawat jalan poli umum

b. Rawat jalan poli gigi

c. Unit rawat inap: keperawatan, kebidanan

d. Unit gawat darurat (UGD)

e. Puskesmas keliling (Efendi, 2009)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


22

2.4 Pelayanan Kesehatan

2.4.1 Definisi Pelayanan Kesehatan

Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk

menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif

maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau

masyarakat. Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diberikan oleh puskesmas

kepada masyarakat, mencakup perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pencatatan,

pelaporan, dan dituangkan dalam suatu sistem (Permenkes RI, 2014).

Rangka pemenuhan pelayanan kesehatan yang didasarkan pada kebutuhan

dan kondisi masyarakat, puskesmas dapat dikategorikan berdasarkan karakteristik

wilayah kerja dan kemampuan penyelenggaran. Berdasarkan karakteristik wilayah

kerjanya puskesmas dikategorikan menjadi puskesmas kawasan perkotaan,

puskesmas kawasan pedesaan dan puskesmas kawasan terpencil dan sangat

terpencil (Permenkes RI, 2014).

1. Puskesmas Kawasan Perkotaan

Puskesmas kawasan perkotaan merupakan puskesmas yang wilayah

kerjanya meliputi kawasan yang memenuhi paling sedikit 3 (tiga) dari 4 (empat)

kriteria kawasan perkotaan sebagai berikut:

a. aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduknya pada sektor non

agraris, terutama industri, perdagangan dan jasa;

b. memiliki fasilitas perkotaan antara lain sekolah radius 2,5 km, pasar radius 2

km, memiliki rumah sakit radius kurang dari 5 km, bioskop, atau hotel;

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


23

c. lebih dari 90% rumah tangga memiliki listrik; dan/atau d. terdapat akses jalan

raya dan transportasi menuju fasilitas perkotaan.

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh puskesmas kawasan perkotaan

memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. memprioritaskan pelayanan UKM;

b. pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi masyarakat;

c. pelayanan UKP dilaksanakan oleh puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan

yang diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat;

d. optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan puskesmas dan

jejaring fasilitas pelayanan kesehatan; dan

e. pendekatan pelayanan yang diberikan berdasarkan kebutuhan dan permasalahan

yang sesuai dengan pola kehidupan masyarakat perkotaan.

2. Puskesmas kawasan pedesaan merupakan puskesmas yang wilayah kerjanya

meliputi kawasan yang memenuhi paling sedikit 3 (tiga) dari 4 (empat) kriteria

kawasan pedesaan sebagai berikut:

1. Aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduk pada sektor

agraris;

2. Memiliki fasilitas antara lain sekolah radius lebih dari 2,5 km, pasar dan

perkotaan radius lebih dari 2 km, rumah sakit radius lebih dari 5 km, tidak

memiliki fasilitas berupa bioskop atau hotel;

3. Rumah tangga dengan listrik kurang dari 90%, dan

4. Terdapat akses jalan dan transportasi menuju fasilitas sebagaimana

dimaksud pada poin 2.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


24

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh puskesmas kawasan pedesaan

memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi masyarakat;

2. Pelayanan UKP dilaksanakan oleh puskesmas dan fasilitas pelayanan

kesehatan yang diselenggarakan oleh masyarakat;

3. Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas

dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan; dan

4. Pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan pola

kehidupan masyarakat perdesaan.

3. Puskesmas Kawasan Terpencil dan Sangat Terpencil

Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil merupakan puskesmas

yang wilayah kerjanya meliputi kawasan dengan karakteristik sebagai berikut:

a. berada di wilayah yang sulit dijangkau atau rawan bencana, pulau kecil, gugus

pulau, atau pesisir;

b. akses transportasi umum rutin 1 kali dalam 1 minggu, jarak tempuh pulang

pergi dari ibukota kabupaten memerlukan waktu lebih dari 6 jam, dan

transportasi yang ada sewaktu-waktu dapat terhalang iklim atau cuaca; dan

c. kesulitan pemenuhan bahan pokok dan kondisi keamanan yang tidak stabil.

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh puskesmas kawasan terpencil dan

sangat terpencil memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. memberikan pelayanan UKM dan UKP dengan penambahan kompetensi tenaga

kesehatan;

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


25

b.dalam pelayanan UKP dapat dilakukan penambahan kompetensi dan

kewenangan tertentu bagi dokter, perawat, dan bidan;

c. pelayanan UKM diselenggarakan dengan memperhatikan kearifan lokal;

d. pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan pola kehidupan

masyarakat di kawasan terpencil dan sangat terpencil;

e. optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan puskesmas dan

jejaring fasilitas pelayanan kesehatan; dan

f. pelayanan UKM dan UKP dapat dilaksanakan dengan pola gugus pulau/cluster

dan/atau pelayanan kesehatan bergerak untuk meningkatkan aksesibilitas

(Permenkes RI, 2014)

2.4.2 Upaya Kesehatan Promotif dan Preventif

Promosi kesehatan adalah suatu proses untuk memampukan masyarakat

dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka, dengan promosi

kesehatan kata lain adalah upaya yang dilakukan terhadap masyarakat sehingga

masyarakat mau dan mampu untuk memelihara dan meningkatkan kessehatan

mereka sendiri (Notoatmodjo, 2012).

Promosi kesehatan juga merupakan revitalisasi pendidikan kesehatan

pada masa lalu, dimana dalam konsep promosi kesehatan bukan hanya proses

penyadaran masyarakat dalam hal pemberian dan peningkatan pengetahuan

masyarakat dalam bidang kesehatan saja, melainkan juga upaya untuk bagaimana

mampu menjembatani adanya perubahan perilaku seseorang.

Menurut Undang-Undang No 36 tahun 2009 upaya preventif adalah suatu

kegiatan pencegahan terhadap suatu masalah kesehatan penyakit.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


26

2.4.3 Promosi Kesehatan

Menurut Hartono (2010) banyak sekali tersedia peluang untuk

melaksanakan promosi kesehatan oleh puskesmas. Secara umum peluang itu dapat

dikategorikan sebagai berikut.

1. Dalam gedung

Dalam gedung puskesmas, promosi kesehatan dilaksanakan seiring dengan

pelayanan yang diselenggarakan puskesmas, sehingga dapat dikatakan bahwa di

dalam gedung terdapat peluang-peluang:

a. Promosi kesehatan di tempat pendaftaran, yaitu di tempat pasien/klien harus

melapor/ mendaftar sebelum mendapatkan pelayanan kesehatan.

b. Promosi kesehatan dalam pelayanan medis di poliklinik, di pelayanan KIA/KB,

dan di ruang perawatan (untuk puskesmas dengan tempat perawatan).

c. Promosi kesehatan dalam pelayanan penunjang medis, yaitu di kamar

obat/apotik dan di laboratorium.

d. Promosi kesehatan dalam pelayanan klinik-klinik khusus seperti klinik sanitasi.

e. Promosi kesehatan di tempat pembayaran rawat, yaitu di ruang di mana pasien

rawat inap harus menyelesaikan pembayaran biaya rawat inap, sebelum

meninggalkan puskesmas (untuk puskesmas dengan tempat perawatan).

f. Promosi kesehatan di lingkungan puskesmas, yaitu di tempat parkir, halaman,

dinding, kantin/kios, tempat ibadah, dan pagar halaman puskesmas.

2. Luar gedung

Banyak tatanan dimana puskesmas dapat melakukan promosi kesehatan di

masyarakat, yakni:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


27

a. Tatanan rumah tangga, yaitu di pemukiman penduduk misalnya di kompleks-

kompleks perumahan, dasa wisma, rukun tetangga/rukun warga dan lain-lain.

b. Tatanan sarana pendidikan, yaitu di sekolah-sekolah, madrasah, pondok

pesantren, kursus-kursus, perguruan tinggi dan lain-lain.

c. Tatanan tempat kerja, yaitu di pabrik-pabrik, kanto-kantor, koperasi-koperasi,

himpunan petani, pelelangan ikan, komplek pertokoan dan lain-lain.

d. Tatanan tempat umum, yaitu di terminal, stasiun, dermaga/pelabuhan, pasar,

restauran, penginapan dan lain-lain (Hartono, 2010).

2.4.4 Tingkat-Tingkat Pencegahan Penyakit

Menurut Leavell and Clark (1958) ada lima tingkat pencegahan penyakit

yaitu sebagai berikut.

1. Peningkatan kesehatan (Health promotion)

2. Perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-penyakit tertentu(General

and spesifik protection)

3. Menegakkan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat (Early

diagnosis and prompt treatment)

4. Pembatasan kecacatan (Disability limitation)

5. Penyembuhan kesehatan (Rehabilitation)

Hal tersebut di atas dijabarkan dalam upaya-upaya pencegahan sebagai

berikut.

a. Upaya peningkatan kesehatan

Yaitu upaya pencegahan yang umumnya bertujuan meningkatkan taraf

kesehatan individu/keluarga/masyarakat, misalnya:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


28

1. Penyuluhan kesehatan, perbaikan gizi, penyusunan pola gizi memadai,

pengawasan pertumbuhan anak balita dan usia remaja.

2. Perbaikan perumahan yang memenuhi syarat kesehatan.

3. Kesempatan memperoleh hiburan sehat yang memungkinkan pengembangan

kesehatan mental dan sosial.

4. Pendidikan kependudukan, nasihat perkawinan, pendidikan seks, dan

sebagainya.

5. Pengendalian faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kesehatan.

b. Perlindungan umum dan khusus

Golongan masyarakat tertentu serta keadaan tertentu yang secara langsung

atau tidak langsung dapat mempengaruhi kesehatan. Upaya-upaya yang termasuk

perlindungan umum dan khusus anatara lain:

1. Peningkatan higiene perorangan dan perlindungan terhadap lingkungan yang

tidak menguntungkan.

2. Perlindungan tenaga kerja terhadap setiap kemungkinan timbulnya penyakit

akibat kerja.

3. Perlindungan terhadap bahan-bahan beracun, korosif, alergen dan sebagainya.

4. Perlindungan terhadap sumber-sumber pencernaan.

2. Upaya pencegahan sekunder

Pada pencegahan sekunder termasuk upaya yang bersifat diagnosis dini

dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt teratment) meliputi mencari

kasus sedini mungkin:

1. Melakukan general check up rutin pada setiap individu.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


29

2. Melakukan berbagai survei (survei sekolah, rumah tangga) dalam rangka

pemberantasan penyakit menular.

3. Pengawasan obat-obatan, termasuk obat terlarang yang diperdagangkan bebas,

golongan narkotika, psikofarmaka dan obat-obatan bius lainnya.

3. Upaya pencegahan tersier

Pencegahan tersier berupa pencegahan terjadinya komplikasi penyakit yag

lebih parah. Bertujuan menurunkan angka kejadian cacat fisik maupun mental,

meliputi upaya-upaya sebagai berikut.

1. Penyempurnaan cara pengobatan serta perawatan lanjut.

2. Rehabilitasi sempurna setelah penyembuhan penyakit (rehabilitasi fisik dan

mental).

3. Mengusahakan pengurangan beban sosial penderita, sehingga mencegah

kemungkinan terputusnya kelanjutan pengobatan serta kelanjutan rehabilitasi dan

sebagainya (Syafrudin, 2009).

2.4.5 Jangkauan Pelayanan Kesehatan

Keadaan geografis, luas wilayah, sarana perhubungan dan kepadatan

penduduk dalam wilayah kerja puskesmas menyebabkan tidak semua penduduk

dapat dengan mudah mendapatkan akses layanan puskesmas. Jangkauan

pelayaanan puskesmas lebih merata dan meluas, perlu dibantu dengan puskesmas

pembantu, bidan desa di daerah yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan

yang sudah ada. Di samping itu penggerakkan peran serta masyarakat untuk

mengelola posyandu dan membina dasawisma akan dapat menunjang jangkauan

pelayanan kesehatan (Mubarak, 2012).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


30

2.5 Indikator Keberhasilan Di Puskesmas

Pemantauan dan evaluasi dapat dilakukan secara paripurna, maka indikator

keberhasilan ini mencakup indikator masukan (input), indikator proses (process),

indikator keluaran (output), dan indikator dampak (outcome). (Hartono,2010)

2.5.1 Indikator masukan

Masukan yang perlu diperhatikan adalah yang berupa komitmen,

sumber daya manusia, sarana/peralatan, dan dana. Indikator masukan ini dapat

mencakup;

a. Ada/tidaknya komitmen kepala puskemas yang tercermin dalam

rencana umum pengembangan promosi kesehatan puskesmas

b. Ada/tidaknya komitmen seluruh jajaran yang tercermin dalam rencana

operasional promosi kesehatan puskesmas

c. Ada/tidaknya petugas promosi kesehatan puskesmas sesuai dengan standar

tenaga promosi kesehatan puskesmas

d. Ada/tidaknya petugas promosi kesehatan dan petugas-petugas kesehatan lain di

puskesmas yang sudah dilatih

e. Ada/tidaknya sarana dan peralatan promosi kesehatan puskesmas sesuai

dengan standar sarana/peralatan promosi kesehatan puskesmas

f. Ada/tidaknya dana di puskesmas yang mencukupi untuk penyelenggaraan

promosi kesehatan puskesmas.

2.5.2 Indikator proses

Proses yang dipantau adalah proses pelaksanaan promosi kesehatan

puskesmas yang meliputi promosi kesehatan didalam gedung dan masyarakat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


31

Indikator yang digunakan di sini meliputi;

1. Pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan.

2. Kondisi media komunikasi yang digunakan (poster, leaflet, spanduk, dan lain-

lain), yaitu masih bagus atau sudah rusak.

3. Pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan di masyarakat (kunjungan rumah dan

pengorganisasian masyarakat), yaitu sudah atau belum.

2.5.3 Indikator keluaran

Keluaran yang dipantau adalah keluaran dari kegiatan-kegiatan yang

dilaksanakan,baik secara umum maupun secara khusus. Indikator yang digunakan

di sini adalah berupa cakupan dari kegiatan, misalnya;

a. Apakah semua petugas kesehatan puskesmas telah melaksanakan promosi

kesehatan (yaitu pemberdayaan/konseling)

b. Berapa banyak pasien/klien yang sudah terlayani oleh berbagai kegiatan

promosi

c. Berapa banyak keluarga yang telah mendapat kunjungan rumah oleh

puskesmas

d. Berapa banyak kelompok masyarakat yang sudah digarap puskesmas dengan

pengorganisasian masyarakat.

2.6 Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pelaksanaan

pelayanan promotif dan preventif di puskesmas melalui indikator masukan

(input), proses (process), dan keluaran (output). Oleh karena itu, fokus penelitian

disusun sebagai berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


32

Masukan : Proses : Keluaran :


1. Kebijakan Pelaksanaan Promotif Pelayanan
2. Tenaga dan Preventif dalam Promotif dan
Kesehatan Upaya Kesehatan Preventif di
3. Pendanaan Masyarakat (UKM) Puskesmas Sri
4. Sarana, Padang
Prasarana dan

Peralatan

Gambar 2.1 Fokus Penelitian

Berdasarkan gambar di atas, dapat dirumuskan definisi fokus penelitian

sebagai berikut :

1. Masukan (input) adalah segala kebutuhan yang dimasukkan dalam

pelaksanaan UKM dan sehingga dapat berjalan dengan baik, meliputi kebijakan,

tenaga kesehatan, pendanaan, serta sarana, prasarana dan peralatan.

a. Kebijakan adalah terdiri dari konsep dan asas yang di rangkai menjadi garis

besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu kegiatan, pekerjaan,

kepemimpinan, dan cara untuk bertindak yang dapat diterapkan bagi individu dan

kelompok.

b. Tenaga kesehatan adalah seseorang yang memiliki latar belakang pendidikan di

bidang kesehatan formal yang melaksanakan pelayanan promotif dan preventif.

c. Pendanaan adalah biaya atau materi berupa uang yang digunakan untuk

pelayanan promotif dan preventif.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


33

d. Sarana, prasarana dan peralatan adalah sesuatu yang digunakan termasuk di

dalamnya tempat, media dan peralatan pendukung dalam terlaksananya pelayanan

promotif dan preventif.

2. Proses (process) adalah serangkaian kegiatan pelayanan promotif dan preventif

melalui UKM di puskesmas.

UKM adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan

puskesmas yang berfokus kepada masyarakat untuk

meningkatkan derajat kesehatan. Upaya kesehatan masyarakat esensial di

puskesmas sebagai berikut:

a. Pelayanan promosi kesehatan;

b. Pelayanan kesehatan lingkungan;

c. Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana;

d. Pelayanan gizi; dan

e. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.

3. Keluaran (output) adalah hasil dari suatu pelaksanaan pelayanan promotif dan

preventif. Hasil tersebut diharapkan adanya peningkatan pelayanan promotif dan

preventif di puskesmas yaitu:

a. Pelayanan promotif adalah kegiatan yang dilakukan puskesmas dalam upaya

meningkatkan derajat kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

b. Pelayanan preventif adalah kegiatan yang dilakukan puskesmas dalam upaya

pencegahan penyakit dan gangguan kesehatan terhadap individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian yang digunakan bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif

agar diketahui secara jelas dan lebih mendalam tentang implementasi pelayanan

promotif dan preventif di Puskesmas Sri Padang Kota Tebing Tinggi Tahun 2017.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Sri Padang Kota Tebing Tinggi.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan sejak bulan Juli Tahun 2017 sampai Januari

2018.

3.3 Informan Penelitian

Pemilihan informan berdasarkan asas kesesuaian (appropriateness) dan

asas kecukupan (adequacy). Pemilihan informan berdasarkan asas kesesuian

adalah informan yang memiliki pengetahuan yang berkaitan dengan topik

penelitian. Pemilihan informan berdasarkan asas kecukupan adalah informan yang

dapat menggambarkan seluruh fenomena yang berkaitan dengan topik penelitian.

Para informan penelitian ini adalah:

a. Kepala Puskesmas Sri Padang

b. Dokter/Dokter Gigi

c. Penanggung jawab bidang promotif dan preventif Puskesmas Sri Padang

34

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


35

d. Pegawai di bidang upaya esensial puskesmas

e. Pasien dan masyarakat

a. Pasien adalah orang yang didalam gedung/yang sedang berkunjung

(berobat ke puskesmas).

b. Masyarakaat adalah orang yang mendapatkan kegiatan dari puskesmas

minimal kepala lingkungannya.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti untuk

mendapatkan data dalam suatu penelitian. Pada penelitian ini peneliti memilih

jenis penelitian kualitatif maka data yang diperoleh haruslah mendalam, jelas dan

spesifik.

1. Wawancara mendalam (indepth interview) yaitu melakukan tanya jawab

terhadap informan yang telah ditetapkan sebelumnya.

2. Pengamatan (observasi) yaitu mengamati kegiatan, sarana dan prasarana

kegiatan pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas Sri Padang.

3.4.1 Instrumen Penelitian

Peneliti menggunakan instrumen wawancara mendalam (indepth

interview) berupa daftar pertanyaan yang disusun sesuai dengan topik yang akan

dibicarakan dan pengamatan secara langsung (observasi). Memperjelas informasi

yang akan di peroleh, peneliti juga menggunakan alat bantu berupa alat tulis dan

perekam suara.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


36

3.5 Definisi Operasional

Untuk memudahkan penelitian, berikut beberapa defenisi operasional yang

harus diketahui antara lain adalah:

1. Masukan (input) adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam pelaksanaan

program dan preventif, yang meliputi kebijakan, tenaga kesehatan, anggaran

atau pendanaan, sarana, prasarana serta peralatan.

a. Kebijakan adalah garis besar dan dasar rencana sebagai landasan dalam

melaksanakan kegiatan promotif dan preventif

b. Tenaga kesehatan adalah seseorang yang memiliki latar belakang

pendidikan dibidang kesehatan formal yang melaksanakan promotif

dan preventif

c. Anggaran/pendanaan adalah biaya yang digunakan untuk melaksanakan

pelayanan promotif dan preventif

d. Sarana, prasarana, dan peralatan adalah sesuatu yang digunakan yang

dapat berupa tempat atau wadah yang mendukung terlaksananya

pelayanan promotif dan preventif.

2. Proses (process) adalah serangkaian kegiatan pelayanan promotif dan

preventif melalui upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan

perorangan di puskesmas.

a. Upaya kesehatan masyarakat adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan

oleh tenaga kesehatan puskesmas yang berfokus kepada masyarakat

untuk meningkatkan derajat kesehatan. Upaya kesehatan masyarakat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


37

tingkat pertama meliputi upaya kesehatan masyarakat esensial dan upaya

kesehatan masyarakat pengembangan.

3. Keluaran (output) adalah hasil dari suatu pelaksanaan pelayanan promotif

dan preventif dalam UKM di puskesmas. Hasil tersebut diharapkan adanya

pencapaian maksimal dalam pelayanan kesehatan promotif dan preventif di

puskesmas.

3.6 Triangulasi

Triangulasi dilakukan Untuk menjaga kualitas dan keakuratan data.

Triangulasi yang dilakukan adalah triangulasi sumber, yaitu dengan memilih

informan yang dapat memberikan jawaban sesuai dengan pertanyaan yang

diajukan (Patton, dalam Moleong, 2007).

3.7 Teknik Analisa Data

Menurut Miles dan Huberman dalam Herdiansyah (2012) analisa data

kualitatif dilakukan secara simultan dengan proses pengumpulan data, interpretasi

data dan dibuat matriks untuk mempermudah dalam melihat data secara lebih

sistematis. Data yang sudah terkumpul akan dibahas secara mendalam dalam

bentuk naratif. Hal ini untuk menjelaskan mengenai pelaksanaan pelayanan

promotif dan preventif di Puskesmas Sri Padang Kota Tebing Tinggi dilakukan

secara kualitatif berdasarkan keterangan serta alasan yang dinyatakan oleh

informan (Bungin, 2007).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Puskesmas Sri Padang

Puskesmas Sri Padang terletak di Jalan Taman Bahagia Kelurahan Sri

Padang Kecamatan Rambutan. Batas wilayah kerja Puskesmas Sri Padang adalah:

a. Sebelah Utara: Perkebunan Rambutan

b. Sebelah Selatan: Kecamatan Pabatu

c. Sebelah Barat: Perkebunan Gunung Pamela

d. Sebelah Timur: Perkebunan Bandar Besi

Tabel 4.1 Data Kelurahan, Luas Wilayah, Kependudukan, dan Jumlah


Kepala Keluarga Wilayah Puskesmas Sri Padang

No
Nama Luas Jumlah Jumlah Kepala
2
Kelurahan Wilayah (km )Penduduk Keluarga
1. Sri Padang 0,613 4.115 1.565
2. Tanjung Marulak Hilir 0,653 5.179 1.639
Jumlah 1,266 9.294 3.204
Sumber: Data Kelurahan Sri Padang dan Tanjung Marulak Hilir

Berdasarkan data tersebut, penduduk terbanyak adalah Kelurahan Sri

Padang dengan jumlah penduduk sebanyak 5.179 orang. Jumlah penduduk secara

keseluruhan adalah 9.294 orang, yang terbagi atas beberapa agama yaitu: Islam,

Kristen Protestan, Katolik dan Budha. Berdasarkan Suku Jawa, Tapanuli/Toba,

Minangkabau dan Melayu.

38

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


39

Tabel 4.2 Data Tenaga Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Sri Padang
Tahun 2016

No Jenis Tenaga Jumlah


1 Dokter Umum 2
2 Dokter Gigi 1
3 Perawat 7
4 Bidan 10
5 Apoteker & Farmasi 1
6 Ahli Gizi 1
7 Ahli Sanitasi 1
8 Ahli Kesehatan Masyarakat 1
Total 24
Sumber: Tata Usaha Puskesmas

Tabel 4.3 Data Sarana Kesehatan Puskesmas Sri Padang Tahun 2016

No Nama Sarana Jumlah


1 Posyandu 8
2 Puskesmas Pembantu 1
3 Posyandu Lansia 2
Total 11
Sumber: Puskesmas Sri PadangTahun 2016

Tabel 4.4 Data Fasilitas Gedung Puskesmas Sri Padang Tahun 2016

No Fasilitas Gedung Jumlah


1 Jumlah bangunan Puskesmas 1 buah
2 Ruang kamar periksa/ruang 2 buah
3 Ruang kepala Puskesmas 1 buah
4 Ruang obat dan apotek 1 buah
5 Ruang kartu 1 buah
6 Ruang tata usaha 1 buah
7 Ruang tunggu 1 buah
8 Ruang KIA/KB 1 buah
9 Ruang laboratorium 1 buah
10 Ruang promkes 1 buah
11 Ruang administrasi 1 buah
12 Kamar mandi 2 buah
Total 14 buah
Sumber: Puskesmas Sri Padang Tahun 2016

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


40

4.2 Gambaran Kegiatan Promotif dan Preventif di Puskesmas Sri Padang

Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat tingkat

pertama yang dilaksanakan secara terintegrasi dan berkesinambungan. Upaya

kesehatan masyarakat tingkat pertama sebagaimana dimaksud meliputi upaya

kesehatan masyarakat esensial dan upaya kesehatan masyarakat pengembangan

(Pemenkes No.75, 2014).

Tabel 4.5 Data Kegiatan Promotif dan Preventif dalam Upaya Kesehatan
Masyarakat di Puskesmas Sri Padang

Kegiatan Upaya Upaya


No Puskesmas Promotif Preventif Target Pencapaian
Sri Padang
1 Promosi Penyuluhan ke Pembinaan
Kesehatan masyarakat, masyarakat
posyandu, ber-PHBS,
mengadakan olahraga dan 6 kali 4 kali
ceramah dan pelatihan
diskusi tentang dokter kecil
kesehatan
2 Kesehatan Penyuluhan ke Pemberian
Lingkungan sekolah dengan tablet
melakukan penambah
tinjauan sekolah darah
dan pemantauan
lingkungannya, kawasan tanpa 3 kali 3 kali
serta melakukan rokok
penyuluhan
tentang jamban
dan depot air
minum

3 KIA/KB Penyuluhan di Pemeriksaan


posyandu dan dan
masyarakat serta pemeliharaan
konseling pada kesehatan
saat kunjungan terhadap ibu 7 kali 3 kali
ibu hamil hamil dan
menyusui,
pemberian
imunisasi,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


41

kunjungan
neonatal dan
pemasangan
alat KB

4 Gizi Melakukan Pemberian


survey dan vitamin A pada
penyuluhan bayi dan balita,
kemasyarakat, pemberian
posyandu dan tablet Fe pada
konseling ibu hamil dan 5 kali 5 kali
tentang gizi makanan
keluarga tambahan pada
balita dan ibu
hamil di
posyandu

5 Pemberanta MemberikanPemberian
san penyulahanimunisasi,
Penyakitn tentang P2M
pemberantasan
Menular kemasyarakat,
vektor nyamuk
posyandu serta
dengan
pendidikanpemberian 5 kali 2 kali
tentang bubuk
HIV/AIDS ABATE,
khususnya pada
Fogging, dan
remaja mengajak
masyarakat
melakukan 3M
Sumber: Puskesmas Sri Padang Tahun 2016

4.3 Karakteristik Informan

Tabel 4.6 Karakteristik Informan

No Informan Jenis Umur Pendidikan Jabatan


Kelamin (Tahun)
1 dr. Derlina P 44 S1- Kepala
Nasution Kedokteran Puskesmas
2 dr. Hafizah P S1- Dokter
50 Kedokteran
3 Siska Ishalani, S1- Ilmu Penanggung
SKM P 30 Kesehatan jawab bidang
Masyaraka Promkes

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


42

4 Aida Zurni D3- Penanggung


P 46 Kesehatan jawab bidang
Lingkungan kesling
5 Ernawati, AM. D3- Akedemi Penanggung
Keb P 49 Kebidanan jawab bidang
KIA/KB
6 Riana V. Sisilia, Penanggung
SST P 44 D4- Gizi jawab bidang
GIZI
7 Santaria M S1- Penanggung
Silalahi P 35 Keperawatan jawab bidang
S.Kep.Ners P2M
8 Umay P 25 SMA Pasien
9 Lizah P 42 SMA Pasien
10 Martini P 50 SMA Masyarakat
11 Kolel Naibaho L 45 SMA Masyarakat
12 Dedi L 42 SMA Masyarakat
Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat bahwa jumlah dalam penelitian ini

adalah sebanyak 12 informan, yang terdiri dari 1 informan Kepala Puskesmas Sri

Padang yang berusia 44 tahun dengan pendidikan S1 Kedokteran, 1 informan

Dokter Umum yang berusia 50 tahun dengan pendidikan S1 Kedokteran, 5

informan dari setiap upaya wajib puskesmas yang terdiri dari 1 informan dari

penanggung jawab promosi kesehatan yang berusia 30 tahun dengan pendidikan

S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat, 1 informan dari penanggung jawab kesehatan

lingkungan yang berusia 46 tahun dengan pendidikan D3 Kesehatan Lingkungan,

1 informan penanggung jawab KIA/KB yang berusia 49 tahun dengan pendidikan

D3 Akedemi kebidanan, 1 informan penanggung jawab Gizi masyarakat berusia

44 tahun dengan pendidikan D4 Gizi, 1 informan penanggung jawab pencegahan

dan pemberantasan penyakit menular berusia 35 tahun dengan pendidikan S1

keperawatan, 2 orang pasien dan 3 orang dari kalangan masyarakat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


43

4.4 Pelaksanaan Pelayanan Promotif dan Preventif Di Puskesmas Sri

Padang

Pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif yaitu indikator masukan

diantaranya kebijakan, tenaga kesehatan, pendanaan, sarana, prasarana dan

peralatan. Indikator proses yaitu pelaksanaan promotif dan preventif dalam upaya

kesehatan masyarakat. Indikator keluaran yaitu pelayanan promotif dan preventif

di Puskesmas Sri Padang.

4.4.1 Indikator Masukan

4.4.1.1 Kebijakan

Kebijakan adalah terdiri dari konsep dan asas yang dirangkai menjadi garis

besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu kegiatan, pekerjaan,

kepemimpinan, dan cara untuk bertindak yang dapat diterapkan bagi individu dan

kelompok. Hasil dari wawancara dengan informan tentang kebijakan pelaksanaan

promotif dan preventif adalah sebagai berikut:

“Kalau tentang kebijakan ada di Permenkes No 75 Tahun 2014 dan


BPJS No1 Tahun 2014 tentang pemanfaatan dan pengelolaan dana
kegiatan promotif dan preventif.” (Informan 1)

“Kebijakan tentang promotif dan preventif ada di Permenkes No 75


Tahun 2014 dek.” (Informan 2)

“Kalau soal kebijakan saya gk hafal, tapi tau ada peraturannya.”


(Informan 3)

Berdasarkan pernyataan di atas dapat diketahui bahwa kebijakan ataupun

peraturan mengenai pelayanan promotif dan preventif yang diketahui oleh

informan hanya dua informan yaitu Peraturan Kementerian Kesehatan No 75

Tahun 2014 tentang puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


44

menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan

tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk

mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya diwilayah kerjanya. BPJS

(Badan Penyelenggara Jamninan Sosoal) juga menerbitkan Peraturan BPJS No 1

Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan. Akan tetapi melihat

Puskemas Sri Padang dengan adanya kebijakan atau peraturan yang telah dibuat

pemerintah tersebut, tidak menjadikan Puskesmas Sri Padang ini berfokus pada

kegiatan promotif dan preventif dengan melihat pernyataan beberapa penanggung

jawab program kegiatan promotif dan preventif ini juga belum paham dengan

kebijakan yang terkait dengan program tersebut.

4.4.1.2 Tenaga Kesehatan

Tenaga kesehatan adalah seseorang yang memiliki latar belakang

pendidikan di bidang kesehatan formal yang melaksanakan pelayanan promotif

dan preventif. Hasil wawancara dengan informan tentang kesiapan tenaga

kesehatan adalah sebagai berikut:

“Kalau untuk jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Sri Padang


ada 24 petugas, tapi masih belum mencukupi khususnya ahli
kesehatan masyarakat. Jumlah tenaga kesehatan masyarakat yang
ada hanya 1, yang seharusnya dibutuhkan 2 tenaga kesehatan
masyarakat. Untuk kesiapan tenaga kesehatan masih kurangnya
segi pengetahuan karena tidak ada pelatihan di puskesmas sebelum
kegiatan dilakukan. (Informan 1)

“Jumlah tenaga kesehatan untuk dokter sudah mencukupi, tetapi


tenaga kesehatan masih kurang serta masih kurangnya pengetahuan
tenaga kesehatan.” (Informan 2)

“Kalau dilihat dari standart Permenkes, untuk kesehatan masyarkat


masih kurang 1 seharusnya 2 tenaga kesehatan masyarakat, tetapi
untuk pelaksanaan kegiatan promkes kami selalu siap dan berusaha
menjalankan kegiatan tersebut.” (Informan 3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


45

“Kalau jumlah tenaga kesehatan bagian kesling sudah cukup, tapi


kalau secara keseluruhan masih kurang yaitu tenaga kesehatan
masyarakat. Untuk skill tenaga kesehatan yang harus disesuaikan
dengan bidang masing-masing.” (Informan 4)

“Menurut saya, jumlah tenaga kesehatan sudah mencukupi dan


untuk kesiapan tenaga kesehatan masih kurang karena tidak adanya
pelatihan yang di berikan kepada masing-masing penanggung
jawab.” (Informan 7)

Berdasarkan pernyataan di atas dapat diketahui tenaga kesehatan di

Puskesmas Sri Padang mengalami kendala dalam melaksanakan kegiatan promotif

dan preventif hal tersebut disebabkan karena kurangnya tenaga kesehatan. Hal ini

sesuai dengan pernyataan informan 1 dan informan 3 bahwa tenaga kesehatan

masyarakat di Puskesmas Sri Padang hanya ada 1 yang seharusnya ada 2 tenaga

kesehatan masyarakat. Kesiapan tenaga kesehatan dalam pelaksanaan kegiatan

promotif dan preventif dibidang masing-masing masih ada beberapa petugas yang

belum siap menjalankan kegiatan tersebut yaitu petugas kesehatan dibidang

KIA/KB dan P2M dikarenakan kemampuan dan pengetahuan tenaga kesehatan

masih kurang. Hal tersebut berdampak pada kualitas kemampuan untuk kesiapan

tenaga kesehatan sehingga kurang optimal ketika terjun langung ke masyarakat

untuk melaksanakan pelayanan kesehatan.

4.4.1.3 Pendanaan

Pendanaan adalah biaya atau materi berupa uang yang digunakan untuk

pelayanan promotif dan preventif. Hasil wawancara dengan informan tentang

pendanaan/sistem pembiayaan pelayanan promotif dan preventif adalah sebagai

berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


46

“Dana kegiatan promotif dan preventif dari BOK dan JKN, dan di
era JKN ini ada kegiatan promotif dan preventif yang di biayai
BPJS yaitu prolanis. Ada juga dari APBD tapi hanya sedikit.
Anggaran dana memang cukup tapi ada kendala yaitu penurunan
dana ke puskesmas sedikit tertunda yang seharusnya di Januari
tetapi dana turun di bulan Maret sehingga kegiatan yang dilakukan
oleh puskesmas biayanya didahulukan oleh pihak tenaga kesehatan.
Untuk dana dari BOK adalah Rp. 127.000.000,- dan dana dari JKN
adalah Rp. 149.360.000,- serta dana APBD adalah Rp. 32.766.000,-
.” (Informan 1)

“Kalau pendanaan kegiatan promotif dan preventif dari BOK dan


JKN, kalau soal prosesnya saya gak paham.” (Informan 2)

“Setau saya pendanaan kegiatan promotif dan preventif di


Puskesmas Sri Padang dari BOK dan JKN. Kami juga setiap turun
ke lapangan dikasih Rp. 25.000/kegiatan.” (Informan 5)

Berdasarkan pernyataan di atas dapat diketahui bahwa dana untuk

pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas Sri Padang sebagian besar

bersumber dari dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK), Jaminan Kesehatan

Nasional (JKN) dan hanya sebagian kecil dana yang berasal dari APBD. Dana

yang di peroleh dari BOK adalah Rp. 127.000.000,- dan dana dari JKN adalah

Rp. 149.360.000,- serta dana dari APBD adalah Rp. 32.766.000,- Akan tetapi

Puskesmas Sri Padang mengalami kendala di sistem penurunan dana yakni

keterlambatan penurunan dana, dimana kegiatan sudah berlangsung akan tetapi

dana belum diturunkan hal tersebut akan berdampak pada pelaksanaan kegiatan

yakni hanya berjalan biasa-biasa saja. Sebagian besar dari informan menyatakan

bahwa mereka kurang paham tentang sistem pembiayaan, tetapi ada satu informan

yang menyatakan bahwa setiap kegiatan mereka diberi Rp. 25.000,-.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


47

4.4.1.4 Sarana, Prasarana dan Peralatan

Sarana, prasarana dan peralatan adalah sesuatu yang digunakan termasuk

didalamnya tempat, media dan peralatan pendukung dalam terlaksananya

pelayanan promotif dan preventif. Hasil dari wawancara dengan informan tentang

sarana, prasarana dan peralatan adalah sebagai berikut:

“ Kalau untuk sarana, prasarana dan peralatan hampir lengkap.”


(Informan 1)

“Untuk sarana dan prasana masih belum memadai seperti flip chart,
promkes kit.” (Informan 3)

“Kalau untuk sarana, prasarana dan peralatan harusnya di


lengkapi.” (Informan 4)

Berdasarkan pernyataan di atas bahwa sarana ,prasarana, dan peralatan

juga masih kurang mendukung pada saat penyuluhan seperti flip chart dan

promkes kit serta ketika melaksanakan kegiatan promotif dan preventif.

4.4.2 Indikator Proses

Proses (process) adalah serangkaian kegiatan pelayanan promotif dan

preventif melalui upaya kesehatan masyarakat (UKM) di puskesmas. Upaya

kesehatan masyarakat adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh tenaga

kesehatan puskesmas yang berfokus kepada masyarakat untuk meningkatkan

derajat kesehatan. Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama meliputi upaya

kesehatan masyarakat esensial dan upaya kesehatan masyarakat pengembangan.

Hasil wawancara dengan informan tentang pelaksanaan pelayanan promotif dan

preventif di puskesmas adalah sebagai berikut:

“Menurut saya, pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif di


puskesmas belum berjalan maksimal, dilihat dari kegiatan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


48

penyuluhan dan posyandu masih tidak sesuai dengan yang di


rencanakan.” (Informan 1)

“Kalau saya ikut dalam penyusunan kegiatan promotif dan


preventif, seperti penyuluhan. Tapi kalau soal pelaksanaan
kegiatannya masih belum tentu waktunya, karena terkadang tenaga
kesehatan (bidan) sibuk melayani pasien yang berobat.” (Informan
2)

“Kegiatan promotif dan preventif selalu direncanakan, tapi


pelaksanaannya ada yang sesuai ada juga yang tidak sesuai.”
(Informan 3)

“Kalau dari saya dek, kegiatan promotif dan preventif ya sudah


terlaksana, tapi kalau dari saya sendiri penanggung jawab kesling
seperti kunjungan rumah ada tapi tidak rutin sebulan sekali.”
(Informan 4)

“Menurut saya, rencana dan pelaksanaan promotif dan preventif


tidak sesuai rencana, misalnya sweeping ibu hamil, kunjungan ibu
hamil, kunjungan ibu nifas dan lainnya, dikarenakan
masyarakatnya terkadang tidak ada di rumah atau lebih memilih ke
bidan pribadi.” (Informan 5)

“Pelayanan promotif dan preventif di puskesmas ini sudah


dilaksanakan tapi saat kami mau melakukan penyuluhan di
posyandu kadang pesertanya hanya sedikit.” (Informan 6)

“Kegiatan promotif dan preventif khususnya bidang P2M misalnya


penyuluhan dan pemeriksaan jentik berkala terkadang tidak kami
lakukan.” (Informan 7)

Berdasarkan pernyataan di atas dapat diketahui bahwa pelaksanaan

pelayanan promotif dan preventif di Puskemas Sri Padang belum maksimal, hal

tersebut dilihat dari ketidaksesuaian rencana dengan pelaksanaan kegiatan.

Kegiatan-kegiatan promotif dan preventif juga masih belum berjalan maksimal

dilihat dari tingkat pelaksanaan yang masih rendah, kegiatan-kegiatan penyuluhan

juga masih kurang. Puskesmas Sri Padang ini masih berfokus pada pelayanan

kuratif yaitu lebih banyak menangani masyarakat yang datang berobat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


49

dibandingkan memberikan konseling yang dapat bimbingan/arahan tentang

mencegah terjadinya penyakit.

Pelayanan promotif dan preventif merupakan fungsi utama puskesmas

yang telah dilaksanakan sejak dahulu walaupun sebelum adanya JKN. Kegiatan

promotif dan preventif disediakan kepada seluruh lapisan masyarakat baik

pemegang kartu jaminan kartu jaminan kesehatan maupun masyarakat umum.

Adapun bentuk upaya promotif dan preventif yang dilaksanakan oleh Puskesmas

Sri Padang ialah penyuluhan kepada masyarakat/sekolah, kegiatan posyandu,

kunjungan ibu hamil, kunjungan rumah, pemberian imunisasi, pencegahan dan

pengendalian penyakit dan lainnya. Perencanaan program di puskesmas ada akan

tetapi pelaksanaan kegiatan promotif dan preventif masih belum sesuai dengan

apa yang telah direncanakan. Era JKN ada program tambahan yang dibiayai oleh

BPJS yaitu prolanis bagi peserta JKN yang sudah terdaftar. Kegiatan prolanis di

Puskesmas Sri Padang sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang telah

direncanakan yang dilakukan setiap bulan.

Adapun hasil wawancara dengan informan tentang kendala dalam

pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif di puskesmas adalah sebagai

berikut:

“Kendala yang di hadapi untuk kegiatan promotif dan preventif ini


masih kurangnya pengetahuan tenaga kesehatan tentang kegiatan
yang akan dilakukan, dikarenakan tidak adanya pelatihan sebelum
kegiatan tersebut di lakukan serta keterlambatan penurunan dana
BOK ke puskesmas jadi kegiatan itu kurang maksimal. Ada juga
kendala yg di hadapi dari masyarakat misalnya mereka tidak mau
berpartisipasi dalam kegiatan penyuluhan.” (Informan 1)

“Kalau menurut saya kendalanya itu susahnya mengumpulkan atau


mengajak masyarakat untuk berpartisipasi ke kegiatan penyuluhan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


50

ataupun kegiatan yang bersangkutan dengan promotif dan


preventif. Masyarakat disini masih menganggap puskesmas hanya
untuk berobat.” (Informan 2)

“Ya kendalanya di saat posyandu balita ya kondisinya riuh, anak-


anak pada nangis. Kalau posyandu lansia kendalanya kurangnya
partisipasi masyarakat. Kalau kendala dari kami termasuk saya
masih kurang bisa membuat media promosi.” (Informan 3)

“Menurut saya kendalanya itu ada di masyarakat yang kurang aktif


untuk mengikuti kegiatan promotif dan preventif drari puskesmas.”
(Informan 7)

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat diketahui bahwa tantangan atau

kendala yang dihadapi adalah kurangnya kemampuan atau skill tenaga kesehatan,

penurunan dana BOK yang tidak sesuai sehingga berdampak pada kuliatas

pelaksanaan kegiatan promotif dan preventif, pengetahuan tenaga kesehatan yang

masih kurang sehingga berdampak pada pelaksanaan kegiatannya, selain itu

dari sarana, prasarana yang masih kurang. Kendala yang dihadapi oleh tenaga

kesehatan di puskesmas berasal dari masyarakat dimana kurang berpartisipasi

untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh puskesmas menyangkut

kegiatan promotif dan preventif. Masyarakat lebih mengunjungi puskesmas untuk

berobat atau tindakan kuratif dibandingkan untuk mengikuti kegiatan-kegiatan

penyuluhan.

Adapun wawancara dengan informan tentang strategi yang dilakukan

dalam mengatasi kendala dalam pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif di

puskesmas adalah sebagai berikut:

“Untuk mengatasi kendala seperti keterlambatan penurunan dana


kami mengupayakan keuangan sendiri biar kegiatan promotif dan
preventif tetap berjalan. Kendala di masyarakat ya kami mencari
momen tertentu untuk melakukan penyuluhan.” (Informan 1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


51

“Strategi yang kami lakukan untuk menghadapi kendala tersebut ya


disaat kegiatan posnyandu lansia kami setiap 3 bulan sekali
melakukan pemeriksaan darah jadi mereka antusias dan untuk buat
media promosi saya buat yang sederhana saja.” (Informan 3)

“Melakukan kegiatan promotif dan preventif disaat ada momen


tertentu, dan saya di bidang kesling biasanya menghadapi kendala
tersebut bekerja sama lintas program misalnya posyandu, disitukan
ada ibu-ibunya ya ikut ningrum disitu.” (Informan 4)

“Melakukan pendekatan ke masyarakat dan kami sebagai tenaga


kesehatan berusaha untuk melakukan yang terbaik saat melakukan
sosialisasi.” (Informan 6)

Berdasarkan pernyataan di atas dapat diketahui bahwa strategi untuk mengatasi

kendala-kendala yang dihadapi puskesmas adalah mengupayakan dana yang turun

terlambat dengan keuangan sendiri agar kegiatan promotif dan preventif tetap

berjalan, mengusahakan menyiapkan media sendiri yang belum disediakan oleh

puskesmas, melakukan pendekatan kepada masyarakat agar lebih berpartisipasi

dalam kegiatan-kegiatan puskesmas terkhusus kegiatan-kegiatan promotif.

Adapun wawancara dengan informan tentang evaluasi pelaksanaan

pelayanan promotif dan preventif di puskesmas adalah sebagai berikut:

“Untuk evaluasi pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif


biasanya kami lakukan setiap bulan dengan tenaga kesehatan di
puskesmas, evaluasi ini biasanya dalam bentuk minilokakarya.”
(Informan 1)

“Ada dilakukan evaluasi dalam bentuk minilokakarya dan


melibatkan lintas sektoral yang di lakukan setiap bulan.” (Informan
5)

Berdasarkan pernyataan di atas, selain dalam hal merencanakan kegiatan

Pukesmas Sri Padang juga mengadakan evaluasi program yang telah

dilaksanakan dan evaluasi tersebut dalam bentuk minilokakarya puskesmas

dengan melibatkan lintas sektoral yang dilaksanakan sekali dalam sebulan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


52

Dalam hal tersebut pihak-pihak lintas sektoral berperan aktif walau belum

maksimal.

Adapun wawancara dengan informan tentang saran untuk peningkatan

pelayanan promotif dan preventif adalah sebagai berikut:

“Kami minta kepada dinas kesehatan kalau ada kegiatan atau


pelatihan atau peningkatan kapasitas petugas tenaga kesehatan
puskesmas diikutsertakan agar semua petugas lebih terampil
melakukan kegiatan promotif dan preventif. Untuk soal pendanaan
lebih diperhatikan sistem penurunan dananya agar tidak terjadi
keterlambatan.” (Informan 1)

“Saran dari saya untuk tenaga kesehatan untuk mengubah


paradigma bahwa puskesmas itu lebih ke promotif dan preventif.”
(Informan 2)

“Saran saya peralatan media promosi lebih di tingkatkan dan lebih


meningkatkan skill atau kompetensi tenaga kesehatan atau
melakukan sosialisasi tentang promkes.” (Informan 3)

”Seharusnya masyarakat peduli akan kegiatan promotif dan


preventif ini.” (Informan 7)

“Saran saya untuk puskesmas ya kalau bisa kegiatan seperti


penyuluhan lebih di perbanyak agar masyarakat disini sehat-sehat
terus.” (Informan 10)

“Seharusnya pihak puskesmas sering datang kerumah-rumah


supaya masyarakat dekat dengan petugas puskesmas, apalagi saya
orang pasaran kurang ngerti kayak penyuluhan itu apa.” (Informan
12)

Berdasarkan pernyataan diatas, pihak dinas kesehatan harus lebih

memperhatikan sistem pendanaan agar tidak mengalami keterlambatan karena

dana adalah hal yang mendukung pelaksanaan program promotif dan preventif.

Mengadakan kegiatan-kegiatan pelatihan kepada tenaga-tenaga kesehatan agar

pengetahuan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan semakin bertambah.

Menyediakan sarana, prasarana dan peralatan yang dibutuhkan untuk

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


53

melaksanakan program promotif dan preventif di puskesmas, serta masyarakat

harus peduli akan kegiatan promotif dan preventif yang dilakukan oleh pihak

puskesmas. Adapun saran dari masyarakat yaitu mengharapkan agar pihak-pihak

puskesmas lebih meningkatkan kegiatan-kegiatan penyuluhan, sering melakukan

kunjungan ke rumah-rumah dan juga melakukan pendekatan ke masyarakat.

4.4.3 Indikator Keluaran

Keluaran (output) adalah hasil dari suatu pelaksanaan pelayanan promotif

dan preventif dalam UKM di puskesmas. Hasil tersebut diharapkan adanya

pencapaian maksimal dalam pelayanan kesehatan promotif dan preventif di

puskesmas. Hasil wawancara dengan informan tentang pelayanan promotif dan

preventif di puskesmas adalah sebagai berikut:

“Kurang tau la kalau soal penyuluhan itu, paling kalau ke


puskesmas ya untuk berobat aja.” (Informan 1)

“Ibu gak ngerti soal penyuluhan, paling ibu ke posyandu bawa cucu
imunisasi.” (Informan 9)

“Ya tau dek, kayak posyandu, soalnya posyandunya diadakan di


rumah saya.” (Informan 10)

“Tau, seperti penyuluhan kesehatan gitukan.” (Informan 11)

Berdasarkan pernyataan di atas dapat diketahui bahwa pasien masih

kurang mengetahui dan memahami secara jelas mengenai pelayanan promotif dan

preventif serta satu informan dari masyarakat yang masih belum tau apa itu

kegiatan promotif dan preventif. Pasien juga kurang memanfaatkan pelayanan

tersebut di atas, melainkan lebih menggunakan pelayanan kuratif yang disediakan

di puskesmas. Ketika tenaga kesehatan memberikan pelayanan promotif seperti

penyuluhan, masyarakat masih belum bersedia hadir.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


54

Adapun wawancara dengan informan tentang pelayanan promotif dan

preventif berkaitan dengan anjuran yang diberikan dokter adalah sebagai berikut:

“Ya ada lah, biasanya selesai di periksa dokternya langsung beri


saran ke saya kalau saya gak boleh makan ini itu, jangan terlalu
capek dan lain-lain.” (Informan 8)

“Selalu ada di kasih tau sama dokternya kalau tidak boleh telat
makan, makan harus teratur.” (Informan 9)

Berdasarkan pernyataan di atas dapat diketahui bahwa pasien setelah

diperiksa dan diobati oleh dokter, kemudian dokter memberikan anjuran-anjuran

dan edukasi agar penyakit yang diderita pasien tidak kambuh lagi. Namun ketika

pasien yang datang berobat sangat banyak, dokterpun kurang memperhatikan

pelayanan promotifnya seperti tidak memberikan konseling/bimbingan berupa

arah-arahan untuk menjaga kesehatan secara maksimal.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Masukan (input)

Terdapat beberapa aspek yang dikategorikan sebagai masukan (input) dalam

pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas Sri Padang.

5.1.1 Kebijakan

Beberapa kebijakan telah dibuat oleh pemerintah terkait pelayanan kesehatan

di pukesmas. Salah satunya adanya Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat yang menyatakan bahwa

Pusat Kesehatan Masyarakat adalah fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat dan

upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya

promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-

tingginya di wilayah kerjanya.

Beberapa kebijakan terkait JKN dibuat oleh Pemerintah. Peraturan Menteri

Kesehatan No. 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan

Kesehatan Nasional terdapat penjelasan bahwa peserta JKN berhak mendapatkan

pelayanan promotif dan preventif tertera pada Pasal 13 yang bertuliskan bahwa

“Setiap Peserta berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang mencakup pelayanan

promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif termasuk pelayanan obat dan bahan

medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis yang diperlukan.” Manfaat

Jaminan Kesehatan sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun

2013 tentang Jaminan Kesehatan Pasal 21 yaitu “Manfaat pelayanan promotif dan

55

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


56

preventif meliputi pemberian pelayanan: penyuluhan kesehatan perorangan;

imunisasi dasar; keluarga berencana; dan skrining kesehatan.” Kemudian Pasal 22

menyebutkan bahwa pelayanan kesehatan tingkat pertama meliputi pelayanan

kesehatan non spesialistik yang mencakup: 1.Administrasi pelayanan; 2. Pelayanan

promotif dan preventif; 3.Pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis; 4.

Tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non operatif; 5. Pelayanan

obat dan bahan medis habis pakai; 6. Transfusi darah sesuai dengan kebutuhan

medis; 7. Pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat pertama; dan 8.

Rawat inap tingkat pertama sesuai dengan indikasi. Kebijakan-kebijakan tersebut

menjelaskan bahwa puskesmas merupakan wadah berperan penting dalam

pelaksanaan kegiatan promotif dan preventif dan puskesmas dapat dikenal oleh

masyarakat sebagai wadah pelaksanaan kegiatan promotif dan preventif.

Berdasarkan kebijakan tersebut ada program tambahan yaitu kegiatan

prolanis bagi peserta yang sudah terdaftar sebagai peserta JKN. Kegiatan prolanis di

Puskesmas Sri Padang sudah berjalan dengan sesuai rencana yang telah ditetapakan.

Hal ini sesuai dengan penelitian Nurmansyah dan Kilic (2017) yang menjelaskan

bahwa beberapa peraturan/kebijakan telah dikeluarkan mengenai jaminan kesehatan

nasional. Program promosi kesehatan yang baru diimplementasikan di era JKN

adalah prolanis. Kebijakan tersebut sangat berdampak positif terhadap pelaksanaan

kesehatan program promosi kesehatan di puskesmas.

Hasil penelitian dilihat dari petugas Puskesmas Sri Padang mengenai

kebijakan ini masih kurang paham mengenai kebijakan apa yang melandasi program

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


57

yang mereka laksanakan karena tidak adanya bentuk sosialisasi kebijakan terlebih

untuk tenaga kesehatan. Hal tersebut yang mengakibatkan mereka kurang paham

bahwasanya puskesmas adalah fasilitas pelayanan yang lebih mengutamakan

kegiatan promotif dan preventif dan sasaran apa yang harus mereka capai, hal ini

sesuai dengan penelitian Ainy (2012) yang menyatakan bahwa kebijakan merupakan

tahapan penting karena itu tanpa sosialisasi kebijakan yang baik dan menyeluruh

besar peningkatan timbul masalah dalam pelaksanaan kegiatan yaitu seperti salah

sasaran. Akibat dari pihak puskesmas kurang paham tentang kebijakan-kebijakan ini

sehingga mereka juga lebih berfokus kepada pengobatan kepada masyarakat bukan

lebih mengutamakan konseling kesehatan dan meningkatakan kualitas penyuluhan-

penyuluhan.

5.1.2 Tenaga Kesehatan

Menurut UU No. 36 Tahun 2014 tenaga kesehatan adalah setiap orang yang

mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau

keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu

memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan dan pelayanan

kesehatan.

Berdasarkan Permenkes No. 75 Tahun 2014 tentang puskesmas, minimal

sebuah puskesmas harus mempunyai dokter atau dokter layanan primer, dokter gigi,

perawat, bidan, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, ahli

teknologi laboratorium medis, tenaga gizi dan tenaga farmasi. Tenaga Kesehatan

yang ada di Puskesmas Sri Padang berjumlah 25 orang yang terdiri dari 2 orang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


58

dokter umum, 1 orang dokter gigi, 1 orang Tenaga Kesehatan Masyarakat, 7 orang

perawat, 10 orang bidan, 1 orang apoteker, 1 orang sanitarian, dan 1 orang ahli gizi.

Jika dilihat dari jumlah tenaga kesehatan, di Puskesmas Sri Padang masih belum

mencukupi khususnya ahli kesehatan masyarakat, dimana Puskesmas Sri Padang

hanya mempunyai 1 ahli kesehatan masyarakat yang seharusnya puskesmas minimal

mempunyai 2 ahli kesehatan masyarakat.

Berdasarkan penelitian Nurmansyah dan Kilic (2017) juga menjelaskan

bahwa pengelolaan promosi kesehatan harus dilakukan oleh koordinator yang lulus

dari diploma 3 bidang kesehatan serta tertarik dan berbakat dibidang promosi

kesehatan. Jika tidak ada persyaratan, harus ada petugas medis lainnya di puskesmas,

seperti dokter, perawat, bidan, sanitarian, dll.

Berdasarkan hasil penelitian upaya promotif dan preventif di Puskesmas Sri

Padang belum didukung oleh tenaga kesehatannya sendiri. Terlihat dari jumlah

tenaga kesehatan khususnya tenaga kesehatan masyarakat yang ada di Puskesmas Sri

Padang hanya ada 1 yang seharusnya ada 2 tenaga kesehatan masyarakat sehingga

kegiatan promotif dan preventif tidak berjalan dengan maksimal. Hal ini juga sesuai

dengan beberapa pernyataan informan yang menyatakan jumlah tenaga kesehatan

masih kurang dan kesiapan dari tenaga kesehatan belum maksimal karena

kemampuan atau skill SDM yang ada di puskesmas dalam memberikan pelayanan

promotif dan preventif di puskesmas perlu di tingkatkan lagi. Hal ini sesuai dengan

penelitian Nadya dkk (2013) menyatakan bahwa kurangnya tenaga kesehatan

khususnya ahli kesehatan masyarakat dan tidak adanya pelatihan sebelum kegiatan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


59

tersebut berlangsung akan membuat kegiatan promotif dan preventif berjalan kurang

maksimal. Ada juga informan yang beranggapan bahwa jumlah tenaga kesehatan

sudah mencukupi tetapi hanya kesiapan tenaga kesehatan yang belum maksimal di

karenakan kurangnya pelatihan yang diberikan oleh pemerintah terkait dan dilihat di

lapangan bahwa tenaga kesehatannya belum berhasil untuk mengajak, memotivasi

dan memberdayakan masyarakat,misalnya dalam kegiatan posyandu dilaksanakan

penyuluhan kepada masyarakat akan tetapi pihak puskesmas tidak meminta respon

balik dari masyarakat.

5.1.3 Pendanaan

Sistem pendanaan/pembiayaan pelaksanaan promotif dan preventif di

Puskesmas Sri Padang berasal dari APBD, BOK, dan JKN. Dana APBD

dipergunakan untuk penyediaan sarana, prasarana, dan peralatan di puskesmas. Dana

BOK dan JKN dipergunakan untuk operasional puskesmas.

Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) merupakan upaya masyarakat dalam

bentuk bantuan dana dari pemerintah melalui Kementrian Kesehatan dalam

membantu pemerintah daerah melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan

Standar Pelayanan Minimum (SPM) Kesehatan. Bantuan Operasional Kesehatan di

puskesmas dan jaringannya tidak lagi menafikan dan mempunyai tujuan

meningkatkan akses dan pemerataan pelayanan kesehatan masyarakat melalui

kegiatan promotif dan preventif.

Setelah berlaku Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), maka terjadi perubahan

pada sistem pembiayaan di Puskesmas Sri Padang. Melalui JKN, pemerintah hanya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


60

akan bertanggung jawab untuk pemenuhan pembiayaan Upaya Kesehatan Masyarakat

(UKM), sementara Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) bersumber dari dana kapitasi

JKN.

Dana dari bantuan operasional kesehatan (BOK) adalah Rp. 127.000.000,-

dan dana dari jaminan kesehatan nasional (JKNI adalah Rp. 149.360.000 serta dana

APBD adalah Rp. 32.766.000,-, akan tetapi dalam pelaksanaannya menurut informan

dana yang disediakan untuk pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif masih ada

kendala yaitu keterlambatan penurunan dana, sehingga kegiatan promotif dan

preventif yang di lakukan di Puskesmas Sri Padang tidak berjalan secara maksimal.

Berdasarkan penelitian dewi dkk (2016) yang menyatakan belum ada FKTP

yang mengalokasikan dana kapitasi untuk pelayanan promotif serta pada peraturan-

peraturan terkait JKN belum ada yang membahas secara khusus mengenai besaran

anggaran yang digunakan untuk pelayanan promotif. Pernyataan tersebut sesuai juga

dengan penelitian Nurmansyah dan Kilic (2017) yang menyatakan bahwa masih ada

kebingungan dalam penggunaan dana kapitasi, sehingga kepala puskesmas harus

sering berkonsultasi dengan dinas kesehatan untuk penggunaannya.

5.1.4 Sarana, prasana dan peralatan

Sarana, prasana dan peralatan di Puskesmas Sri Padang masih kurang

memadai seperti media promosi, dilihat dari segi fasilitas gedung Puskesmas Sri

Padang memiliki beberapa ruangan antara lain ruang Kepala Puskesmas, ruang

periksa pasien/kamar dokter, ruang obat dan apotek, ruang KIA/KB, ruang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


61

laboratorium, ruang kartu, ruang tunggu pasien, ruang tata usaha, ,ruang promkes,

ruang administrasi, dan kamar mandi.

Sarana dan prasarana merupakan suatu aspek terpenting dalam mencapai

target dari kegiatan-kegiatan yang dibuat oleh puskesmas. Hal ini sesuai dengan

penelitian Hermiyanty (2016) yang menyatakan adanya fasilitas/sarana diposisikan

sebagai faktor pendukung untuk keberhasilan suatu kegiatan. Namun kenyataannya

yang terjadi di Puskesmas Sri Padang, perhatian pemerintah terhadap kelengkapan

sarana, prasarana serta peralatan dalam melaksanakan upaya promotif dan preventif

masih kurang contohnya untuk Media promosi kesehatan pihak puskesmas tidak

tersedianya flip chart dan promkes kit.

Berdasarkan pengamatan peneliti selama di Puskesmas Sri Padang, didalam

gedung puskesmas masih kurangnya poster-poster yang dipasang di dinding

puskesmas sebagai media promosi kesehatan kepada masyarakat. Adapun poster-

poster yang dipasang di dinding puskesmas kurang dirawat dan belum di perbaharui.

5.2 Proses (Process)

Proses adalah serangkaian kegiatan program promotif dan preventif melalui

UKM di puskesmas. Pelaksanaan UKM di dalam dan di luar gedung belum

terlaksana secara maksimal. Hal ini dibuktikan dengan sedikitnya jumlah kegiatan

promotif dan preventif yang dilaksanakan di dalam gedung. Dengan rendahnya

cakupan pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif di dalam dan di luar gedung

membuat masyarakat tidak merasakan fungsi puskesmas sebagai pelayanan yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


62

mengutamakan upaya promotif dan preventif sehingga menciptakan paradigma

bahwa puskesmas adalah penyedia pelayanan kuratif.

5.2.1 Kegiatan promotif di dalam gedung

Kegiatan promotif di dalam gedung yang telah dilakukan oleh Puskesmas Sri

Padang adalah berupa konseling kesehatan kepada pasien yang datang ke puskesmas,

penempelan-penempelan poster tentang imunisasi, penempelan poster tentang

bahaya merokok, poster penyakit HIV/AIDS,. Poster-poster terebut di tempel di

dinding daerah ruang tunggu pasien.

Penempelan poster-poster tersebut bertujuan untuk meningkatkan

kemampuan masyarakat agat dapat mandiri dalam meningkatkan kesehatan, dan tahu

bagaimana cara-cara mencegah masalah-masalah kesehatan. Lokasi untuk

penempelan poster-poster juga baik hal tersebut berdasarkan survei peneliti lokasi

penempelan tepat, mudah dilihat dan tepat pada ruang tunggu pasien sehingga pasien

mendapat informasi tentang kesehatan, sedangkan dalam hal konseling masih kurang

dilihat, apabila banyak pasien yang berobat mereka lebih mengutamakan tindakan

kuratif.

5.2.2 Kegiatan promotif di luar gedung

Kegiatan yang dilakukan oleh puskesmas penyuluhan kepada masyarakat

yang hanya dilaksanakan tiga kali, penyuluhan kepada ibu-ibu posyandu tentang

pemberian ASI Ekslusif, penyuluhan tentang bagaimana manfaat posyandu,

penyuluhan tentang HIV/AIDS. Rencana untuk kegiatan penyuluhan-penyuluhan

tidak sesuai dengan POA karena hasilnya penyuluhan direncanakan sebanyak tujuh

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


63

kali tapi yang dilaksanakan hanya tiga kali, dan juga kenyataan dilapangan pada

waktu pelaksanaan tidak banyak masyarakat yang hadir dan pihak puskesmas tidak

menggerakkan masyarakat agar aktif dalam kegiatan. Hal ini juga sesuai dengan

penelitian Dewi dkk (2016) yang menyatakan perencanaan yang berjalan tidak sesuai

dengan rencana disebabkan karena tidak adanya pengkajian masalah sehingga

didalam perencanaan yang dibuat tidak terdapat penentuan prioritas masalah.

5.2.3 Kegiatan preventif di dalam gedung

Kegiatan yang dilakukan oleh Puskesmas Sri Padang terhadap pelayaanan

preventif di dalam gedung adalah dilaksanakannya kegiatan untuk pemberantasan

penyakit menular yaitu pemberian imunisasi dan pada pelayanan KIA/KB petugas

melakukan pemasangan alat-alat KB.

5.2.4 Kegiatan Preventif di luar gedung

Kegiatan pembinaan masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat.

Puskesmas melaksanakan kegiatan ini tapi belum baik pelaksanaannya karena

persentasi masyarakat ber-PHBS masih sangat rendah, melakukan pemberantasan

vektor nyamuk serta membagikan bubuk ABATE dan mengajak masyarakat

melakukan 3M.

Sebagai tambahan juga Pelayanan promotif dan preventif yang dilaksanakan

Puskesmas Sri Padang pada era JKN selain penyuluhan, Puskesmas membentuk

program kegiatan yang disebut Prolanis. Prolanis ialah program pengelolaan

penyakit kronis yang dirancang untuk memberikan pelayanan kesehatan secara

komprehensif bagi masyarakat berupa olahraga atau senam, pemeriksaan tekanan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


64

darah, pemeriksaan gula darah dan pemeriksaan kolesterol. Kegiatan ini sudah

berjalan sesuai rencana yang telah ditetapkan yaitu setiap 1 bulan sekali. Hal ini

sesuai dengan penelitian Albertho (2014) yang menyatakan bahwa perencanaan

memiliki pengaruh dan merupakan salah satu tahapan proses untuk mencapai

program yang maksimal, namun berbeda dengan penelitian Turnip (2017) yang

menyatakan kegiatan prolanis di Puskesmas Parsoburan Kota Pematang Siantar

untuk pelaksanaannya belum maksimal karena belum sesuai dengan rencanan yang

telah ditetapkan oleh puskesmas.

5.3 Keluaran (output)

Undang-undang kesehatan No. 36 Tahun 2009 menyebutkan bahwa upaya

kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang dilakukan

secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit,

peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit dan pemulihan kesehatan oleh

pemerintah dan/atau masyarakat. Pengembangan upaya kesehatan yang mencakup

upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan diselenggarakan sesuai

kebutuhan masyarakat (client oriented) dan dilaksanakan secara menyeluruh,

terpadu, berkelanjutan, merata, terjangkau, berjenjang, profesional dan bermutu.

Penyelenggaraan upaya kesehatan diutamakan pada pencegahan dan

peningkatan kesehatan tanpa mengabaikan upaya pengobatan dan pemulihan

kesehatan. Penyelenggaraan upaya kesehatan dilakukan dengan prinsip kemitraan

antara pemerintah, masyarakat dan swasta. Menghadapi tantangan dan tuntutan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


65

pembangunan kesehatan, perlu dilakukan reorientasi upaya kesehatan yaitu

berorientasi pada desentrasisi, globalisasi, perubahan epidemiologi, dan menghadapi

keadaan bencana.

Pelayanan kesehatan melalui upaya kesehatan masyarakat dalam bentuk

pelayanan promotif dan preventif telah dilaksanakan sejak sebelum JKN di

Puskesmas Sri Padang, namun belum menunjukkan hasil yang optimal. masyarakat

masih beranggapan bahwa puskesmas hanya merupakan fasilitas penyedia pelayanan

kuratif saja. Sejak berlakunya JKN, terjadi peningkatan dalam pelayanan promotif

dan preventif. Beberapa pelayanan promotif preventif tambahan setelah adanya JKN

yaitu adanya Prolanis.

Hasil kegiatan promotif dan preventif yang dilakukan di Puskesmas Sri

Padang di era JKN secara keseluruhan belum berjalan secara optimal. Hal ini dapat

dilihat dari beberapa program pelayanan yang hasilnya belum maksimal seperti

program promosi kesehatan yang bisa dilihat dari cakupan rumah tangga ber PHBS,

dimana penyuluhan tentang PHBS yang direncanakan oleh pihak puskesmas

sebanyak enam kali dengan hasil yang dilaksanakan empat kali. Era JKN ini cakupan

rumah tangga ber PHBS memang sedikit meningkat namun belum mencapai target

yang ditetapkan. Beberapa faktor yang menyebabkan hal ini karena indikator rumah

tangga berPHBS yang menuntut semua anggota rumah tangga untuk menerapkannya.

Contohnya jika satu orang saja dari anggota keluarga yang merokok, maka gagal

dikategorikan sebagai rumahtangga yang berPHBS. Kemudian mengubah perilaku

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


66

tidak bisa dalam jangka waktu yang sebentar, meskipun telah dilakukan penyuluhan

berulang-ulang.

Program lainnya yang belum mencapai terget yaitu program KIA/KB pada

ASI eksklusif, dimana penyuluhan tentang ASI eklsusif yang direncanakan

puskesmas sebanyak tujuh kali tetapi yang di laksanakan oleh puskesmas hanya tiga

kali. Beberapa kendala yang dihadapi sebenarnya berasal dari penyedia layanan

kesehatan sendiri, serta tidak adanya pengetahuan masyarakat tentang ASI ekslusif.

Hal ini sesuai dengan penelitian Muliyanto (2012) yang menyatakan bahwa salah

satu kendala pelaksanaan upaya kesehatan adalah kurangnya pengetahuan

masyarakat tentang promotif dan preventif. Pemerintah menghimbau untuk

menerapkan ASI ekslusif,. Namun berdasarkan pernyataan informan bahwa rumah

sakit serta klinik-klinik bersalin menyediakan susu formula dan langsung

memberikannya kepada bayi yang baru lahir. Hal ini tentu menjadi kendala untuk

peningkatan cakupan ASI ekslusif bagi Puskesmas Sri Padang yang mayoritas

penduduknya melahirkan di rumah sakit dan klinik-klinik bersalin.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Pelaksanaan program promotif dan preventif khususnya UKM di

Puskesmas Sri Padang sudah dilaksanakan. Namun, ada beberapa hal yang

masih perlu diperbaiki guna mencapai pelaksanaan yang lebih efektif dan

efisien seperti halnya, kurangnya sosialisasi kebijakan-kebijakan

Pemerintah mengenai pentingnya pelayanan promotif dan preventif di

Puskesmas kepada para tenaga kesehatan Puskesmas, masih kurangnya

jumlah tenaga kesehatan masyarakat yang seharusnya 2 tetapi yang ada

hanya 1, masih terlambatnya sistem penurunan dana ke puskesmas dan

masih kurangnya sarana, prasarana dan peralatan seperti flip chart dan

seminar kit.

2. Kegiatan promotif dan preventif khususnya di Puskesmas Sri Padang

adalah program penanggulangan DBD, program KIA/KB, pemantauan

kawasan tanpa rokok, pemberian vitamin A pada bayi dan balita,

pemberian tablet penambah darah, upaya penanggulangan HIV/AIDS,

serta rumah tangga ber-PHBS.

3. Pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas Sri Padang

belum berjalan secara maksimal, karena apa yang direncanakan oleh

Puskesmas Sri Padang belum sesuai dengan kenyataan atau belum sesuai

dengan POA yang ada.

67

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


68

4. Beberapa kendala yang dihadapi Puskesmas Sri Padang dalam

melaksanakan pelayanan promotif preventif yaitu:

1. Kurangnya pengetahuan/skill tenaga kesehatan tentang kegiatan yang

akan dilakukan

2. Masyarakat masih kurang berpartisipasi terhadap kegiatan promotif

dan preventif yang di laksanakan oleh puskesmas.

6.2 Saran

1. Bagi Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi

a. Diharapkan meningkatkan kualitas SDM Kesehatan dengan

pelatihan dan sosialisasi untuk peningkatan keterampilan dan

kemampuan tenaga kesehatan, agar pelaksanaan pelayanan

promotif dan preventif yang dilaksanakan oleh Puskesmas Sri

Padang lebih optimal.

b. Lebih memperhatikan sistem penurunan dana ke puskesmas agar

tidak terjadi keterlambatan penurunan dana ke puskesmas, sehingga

kegiatan pelayanan promotif dan preventif yang dijalankan

puskesmas berjalan dengan maksimal.

c. Melakukan pengawasan terhadap kegiatan promotif dan preventif

agar pelaksanaanya lebih maksimal.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


69

2. Bagi Puskesmas Sri Padang

a. Sebaiknya kepala puskesmas melakukan sosialisasi tentang

kebijakan-kebijakan kepada petugas puskesmas yang melandasi

kegiatan promotif dan preventif.

b. Pihak puskesmas lebih meningkatkan komunikasi/pendekatan

dengan masyarakat agar masyarakat memiliki kemauan/kesadaran

untuk mengikuti kegiatan puskesmas serta melengkapi peralatan-

peralatan yang diperlukan seperti media promosi.

3. Untuk masyarakat

a. Untuk masyarakat diharapkan agar lebih aktif dan ikut

berpartisipasi dalam kegiatan yang diadakan oleh puskesmas, serta

memanfatkan pelayanan promotif dan preventif yang diadakan

puskesmas.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR PUSTAKA

Ainy, A. 2012. Pelaksanaan Kebijakan Bantuan Operasioanal Kesehatan


Di Kabupaten Ogan Hilir Sumatera Selatan , ejournal Kebijakan
Kesehatan Indonesia, Volume 1, Nomor 1, 2012.

Albertho, N. 2014. Proses Perencanaan Program Upaya Kesehatan Wajib


(Basix Six) Pada Puskesmas Di Kabupaten Keerom Provinsi
Papua , ejournal Fakultas Kesehatan Masyarakat, Volume 2, Nomor
1, 2014.

Bungin, B., 2007. Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan


Publik. Dan Ilmu Sosial Lainnya. Kencana Prenada Media Group.
Jakarta.

Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi, 2017. Profil Puskesmas Sri Padang.
2016

Departemen Kesehatan RI, 2010. Pembangunan Kesehatan Berbasis


Promotif dan Preventif. Semarang.
Http://www.Depkes.go.id/index. Diakses pada tanggal 14 September
2017.

Dewi, A.R., 2014. Skripsi. Analisis Pelaksanaan Pelayanan Promotif dan


Preventif Dalam Era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di
Puskesmas Belawan Tahun 2014. Medan: Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Sumatera Utara.

Dewi, R. K.,Nuryadi, dan Sandra C., 2016. Identifikasi Pelayanan Promotif


Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Program Jaminan
Kesehatan Nasional, ejournal Fakultas Kesehatan, Volume 4, Nomor
2, 2016.

Turnip, L., N., 2017. Implementasi Program Promotif dan Preventif di


Puskesmas Parsoburan Kecamatan Siantar Marihat 2017. Skripsi.
Medan : FKM USU

Effendi, N., 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat.


Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Hartono, B., 2010. Promosi Kesehatan di Puskesmas dan Rumah Sakit.


Rineka cipta. Jakarta.

70
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Hermiyanty. 2016. Evaluasi Implementasi Program Sekolah Dasar Bersih
Dan Sehat Di Kota Palu, ejournal Preventif, Volume 7, Nomor 1,
2016.

Kementrian Kesehatan RI., 2013. Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 Tentang Pelayanan Kesehatan
Pada Jaminan Kesehatan Nasional. Jakarta.

. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan No.75


Tahun 2014 Tentang Puskesmas. Jakarta.

_____________________. 2009. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009


Tentang Kesehatan. Jakarta.

_____________________. 2014. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014


Tentang Tenaga Kesehatan. Jakarta.
Leavell, H. R., and Clark, E. G., 1958. Textbook Of Prevention Medicine.
Mc Graw Hill, New York and London

Maulana, H. D. J., 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Mubarak, W. I., 2012. Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsep dan Aplikasi


Dalam Kebidanan. Salemba Medika. Jakarta.

Mulyanto. A. D 2012. Pengaruh Knowledge Management Terhadap


Inovasi, Implementasi Strategi dan Kinerja Organisasi (Studi
Pada RS Lavalette Malang), ejournal Knowladge Management,
Volume 7, Nomor 6, 2012.

Nadya, S. F., Insi F. D. A. dan Anggraini A., 2013. Kegiatan Promosi


Kesehatan di Bantung City Center Kesehatan Primer
(Puskesmas) pada Tahun 2013, ejournal Fakultas Kedokteran,
Volume 1, Nomor 2, 2013.

Notoadmodjo, S., 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka


Cipta. Jakarta.

Nurmansyah, M. F., Kilic, B. 2017. Impact Of National Health Insurance


Policy Towards The Implementation Of Health Promotion
Program At Public Health Centers In Indonesia, ejournal National
Public Health , Volume 11, Nomor 3, 2017.

______________. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.


Rineka Cipta. Jakarta.

71
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Presiden Republik Indonesia. 2013. Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 12 Tahun 2013 Tentang Jaminan Kesehatan. Jakarta.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Administrasi. Cetakan ke-19. Alfabeta.


Bandung.

72
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 1 Pedoman Wawancara

PEDOMAN WAWANCARA

PELAKSANAAN PELAYANAN PROMOTIF DAN PREVENTIF DI

PUSKESMAS SRI PADANG KOTA TEBING TINGGI TAHUN 2017

A. Daftar Pertanyaan untuk Informan di Puskesmas (Kepala Puskesmas)

I. Data Umum

1. Nama :

2. Umur :

3. Jenis Kelamin :

4. Pendidikan Terakhir :

5. Tanggal wawancara :

II. Data Khusus

1. Apakah ibu ada menyusun rencana kegiatan promotif dan preventif?

2. Kebijakan apa saja yang Bapak/Ibu ketahui mengenai pelayanan promotif

dan preventif saat ini?

3. Bagaimana pendapat ibu mengenai persiapan pelaksanaan program

promotif dan preventif di puskesmas?

a. Jumlah tenaga kesehatan dalam pelaksanaan program

promotif dan preventif?

b. Bagaimana kesiapan tenaga kesehatan?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


c. Bagaimana sarana dan prasarana serta peralatan yang

tersedia?, Jika belum mendukung pelaksanaan bagaimana

upaya yang dilakukan?

4. Bagaimana sistem pembiayaan atau pendanaan untuk kegiatan promotif

dan preventif di Puskesmas Sri Padang?

5. Apakah ada kendala dalam pelaksanaan kegiatan promotif dan preventif?

6. Bagaimana atau strategi apa saja yang dilakukan dalam menangani

kendala-kendala tersebut?

7. Apakah ibu ada dalam melakukan evaluasi pelaksanaan program promotif

dan preventif di puskesmas ini?

8. Menurut ibu, apa saja saran yang diajukan untuk peningkatan pelaksanaan

program promotif dan prevntif di puskesmas ini?

B. Daftar Pertanyaan untuk Informan di Puskesmas (Dokter/Dokter

Gigi)

I. Data Umum

1. Nama :

2. Umur :

3. Jenis Kelamin :

4. Pendidikan Terakhir :

5. Tanggal wawancara :

II. Data Khusus

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1. Apakah Dokter terlibat dalam pelaksanaan pelayanan promotif dan

preventif di puskesmas? Kegiatan apa aja?

2. Bagaimana pelaksanaan program promotif dan preventif di puskesmas ini,

apakah sesuai dengan perencanaan atau tidak?

3. Kebijakan apa saja yang dokter ketahui mengenai program promotif dan

preventif di puskesmas?

4. Bagaimana pendapat dokter mengenai persiapan pelaksanaan program

promotiif dan preventif di puskesmas?

a. Jumlah tenaga kesehatan dalam pelaksanaan program

promotif dan preventif ?

b. Bagimana kesiapan tenaga kesehatannya?

c. Bagaimana sarana dan prasarana serta peralatan yang

tersedia, jika belum mendukung pelaksanaan bagaimana

upaya yang dilakukan?

5. Apakah ada kendala dalam pelaksanaan kegiatan promotif dan preventif?

6. Bagaimana atau strategi apa saja yang dilakukan dalam menangani

kendala-kendala tersebut?

7. Apakah dokter terlibat dalam melakukan evaluasi pelaksanaan program

promotif dan preventif di puskesmas ini?

8. Menurut dokter, apa saja saran yang diajukan untuk peningkatan

pelaksanaan program promotif dan preventif di Puskesmas Sri Padang?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


C. Daftar Pertanyaan untuk Informan di Puskesmas Penanggung jawab

Bidang Promotif dan Preventif)

I. Data Umum

1. Nama :

2. Umur :

3. Jenis Kelamin :

4. Pendidikan Terakhir :

5. Tanggal wawancara :

II. Data Khusus

1. Bagaiimana pelaksanaan program promosi kesehatan di puskesma ini,

apakah sesuai dengan perencanaan atau tidak?

2. Kebijakan apa saja yang ibu ketahui mengenai program promotif dan

preventif di puskesmas?

3. Bagaimana pendapat ibu mengenai persiapan pelaksanaan program

promotif dan preventif di puskesmas?

a. Jumlah tenaga kesehatan dalam pelaksanaan program

promotif dan preventif ?

b. Bagimana kesiapan tenaga kesehatannya?

c. Bagaimana sarana dan prasarana serta peralatan yang

tersedia, jika belum mendukung pelaksanaan bagaimana

upaya yang dilakukan?

4. Bagaimana pendanaan untuk kegiatan promotif dan preventif di

puskesmas parsoburan ini?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5. Apakah ada kendala dalam pelaksanaan kegiatan promotif dan preventif?

6. Bagaimana atau strategi apa saja yang dilakukan dalam menangani

kendala-kendala tersebut?

7. Apakah ibu melakukan evaluasi pelaksanaan program promotif dan

preventif di puskesmas ini?

8. Menurut ibu, apa saja saran yang diajukan untuk peningkatan

pelaksanaan program promotif dan preventif di Puskesmas Sri Padang?

D. Daftar Pertanyaan untuk Informan di Puskesmas (Pegawai di Bidang

Upaya Esensial)

I. Data Umum

1. Nama :

2. Umur :

3. Jenis Kelamin :

4. Pendidikan Terakhir :

5. Tanggal wawancara :

II. Data Khusus

1. Bagaiimana pelaksanaan program promosi kesehatan di puskesma ini,

apakah sesuai dengan perencanaan atau tidak?

2. Kebijakan apa saja yang ibu ketahui mengenai program promotif dan

preventif di puskesmas?

3. Bagaimana pendapat ibu mengenai persiapan pelaksanaan program

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


promotif dan preventif di puskesmas?

a. Jumlah tenaga kesehatan dalam pelaksanaan program

promotif dan preventif ?

b. Bagimana kesiapan tenaga kesehatannya?

c. Bagaimana sarana dan prasarana serta peralatan yang

tersedia, jika belum mendukung pelaksanaan bagaimana

upaya yang dilakukan?

4. Bagaimana pendanaan untuk kegiatan promotif dan preventif di puskesmas

parsoburan ini?

5. Apakah ada kendala dalam pelaksanaan kegiatan promotif dan preventif?

6. Bagaimana atau strategi apa saja yang dilakukan dalam menangani

kendala-kendala tersebut?

7. Apakah ibu melakukan evaluasi pelaksanaan program promotif dan

preventif di puskesmas ini?

8. Menurut ibu, apa saja saran yang diajukan untuk peningkatan pelaksanaan

program promotif dan preventif di Puskesmas Sri Padang?

E. Daftar Pertanyaan untuk Informan Pasien di Puskesmas

I. Data Umun

1. Nama :

2. Umur :

3. Jenis kelamin :

4. Pendidikan terakhir :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5. Tanggal wawancara :

II. Data Khusus

1. Ketika bapak/ibu berobat di puskesmas, apa yang bapak/ibu ketahui

tentang pelayanan promorif dan preventif seperti penyuluhan kesehatan

dan pelayanan pencegahan penyakit?

2. Apakah bapak/ibu merasa penyuluhan kesehatan dan pelayanan

pencegahan penyakit (pelayanan promotif dan preventif) itu penting? Jika

iya atau tidak berikan alasannya.

3. Apakah diberikan pelayanan promotif dan preventif, paling sedikit

mengenai faktor risiko dan perilaku hidup berih dan sehat (PHBS)?

4. Apa saja yang dikatakan dokter/perawat/bidan setelah bapak/ibu berobat?

5. Adakah diberikan pelayanan promotif dan preventif yaitu informasi

tentang anjuran-anjuran atau pantangan-pantangan dari dokter untuk

mencegah penyakit agar tidak kambuh lagi?

F. Daftar Pertanyaan untuk Masyarakat

I. Data Umun

1. Nama :

2. Umur :

3. Jenis kelamin :

4. Pendidikan terakhir :

5. Tanggal wawancara :

II. Data Khusus

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1. Ketika bapak/ibu datang ke puskesmas, apa yang bapak/ibu ketahui

tentang program promotif dan preventif di puskesmas seperti penyuluhan

kesehatan dan pelayanan pencegahan penyakit?

2. Apakah menurut bapak/ibu penyuluhan kesehatan dan pelayanan

pencegahan penyakit (program promotif dan preventif ) itu penting?

Berikan alasannya?

3. Apakah bapak.ibu mengetahui adanya kegiatan penyuluhan kesehatan

atau pelayanan pencegahan penyakit (program promotif dan preventif)

yang dilakukan oleh tenaga kesehatan puskesmas di masyarakat?

4. Apakah ada tindak lanjut yang dialkukan oleh tenaga kesehatan

puskesmas untuk terjun ke masyarakat dan membentuk kegiatan dengan

memanfaatkan swadaya masyarakat?

5. Apakah saran yang bapak/ibu ajukan guna meningkatkan pelayanan

penyuluhan kesehatan dan pelayanan pencegahan penyakit (program

promotif dan preventif) di desa ini?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 2 Matriks Hasil Wawancara

Matriks 1 Matriks pernyataan informan tentang pelaksanaan pelayanan


promotif dan preventif di Puskesmas Sri Padang
Informan Pernyataan
Informan 1 Menurut saya, pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif di
puskesmas belum berjalan maksimal, dilihat dari kegiatan
penyuluhan dan posyandu masih tidak sesuai dengan yang di
rencanakan.
Informan 2 Kalau saya ikut dalam penyusunan kegiatan promotif dan
preventif, seperti penyuluhan. Tapi kalau soal pelaksanaan
kegiatannya masih belum tentu waktunya, karena terkadang
tenaga kesehatan (bidan) sibuk melayani pasien yang berobat.
Informan 3 Kegiatan promotif dan preventif selalu direncanakan, tapi
pelaksanaannya ada yang sesuai ada juga yang tidak sesuai
Informan 4 Kalau dari saya dek, kegiatan promotif dan preventif ya sudah
terlaksana, tapi kalau dari saya sendiri penanggung jawab kesling
seperti kunjungan rumah ada tapi tidak rutin sebulan sekali.
Informan 5 Menurut saya, rencana dan pelaksanaan promotif dan preventif
tidak sesuai rencana, misalnya sweeping ibu hamil, kunjungan ibu
hamil, kunjungan ibu nifas dan lainnya, dikarenakan
masyarakatnya terkadang tidak ada dirumah atau lebih memilih ke
bidan pribadi
Informan 6 Pelayanan promotif dan preventif di puskesmas ini sudah
dilaksanakan tapi saat kami mau melakukan penyuluhan di
posyandu kadang pesertanya hanya sedikit.
Informan 7 Kegiatan promotif dan preventif khususnya bidang P2M misalnya
penyuluhan dan pemeriksaan jentik berkala terkadang tidak kami
lakukan.
Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa pelaksanaan pelayanan

promotif dan preventif di Puskemas Sri Padang belum maksimal, hal tersebut

dilihat dari ketidaksesuaian rencana dengan pelaksanaan kegiatan. Kegiatan-

kegiatan promotif dan preventif juga masih belum berjalan maksimal dilihat dari

tingkat pelaksanaan yang masih rendah, kegiatan-kegiatan penyuluhan juga masih

kurang.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Matriks 2 Matriks pernyataan informan tentang kebijakan pelaksanaan
promotif dan preventif di Puskesmas Sri Padang
Informan Pernyataan
Informan 1 Kalau tentang kebijakan ada di Permenkes No 75 Tahun 2014 dan
BPJS No1 Tahun 2014 tentang pemanfaatan dan pengelolaan dana
kegiatan promotif dan preventif
Informan 2 Kebijakan tentang promotif dan preventif ada di Permenkes No 75
Tahun 2014 dek
Informan 3 Kalau soal kebijakan saya gk hafal, tapi tau ada peraturannya.
Informan 4 Kalau kebijakannya saya kurang tau la dek.
Informan 5 Saya kurang tau soal kebijakannya dek
Informan 6 Saya tidak paham tentang kebijaknyanya, tapi ada peraturannya
Informan 7 Kalau soal kebijakannya saya kurang paham dek
Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa kebijakan ataupun peraturan

mengenai pelayanan promotif dan preventif yang diketahui oleh informan hanya

dua informan yaitu Peraturan Kementerian Kesehatan No 75 Tahun 2014 dan

Peraturan BPJS No 1 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan.

Matriks 3 Matriks pernyataan informan tentang persiapan pelaksanaan


pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas Sri Padang
Informan Pernyataan
Informan 1 Kalau untuk jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Sri Padang
ada 24 petugas, tapi masih belum mencukupi khususnya ahli
kesehatan masyarakat. Jumlah tenaga kesehatan masyarakat yang
ada hanya 1, yang seharusnya dibutuhkan 2 tenaga kesehatan
masyarakat. Untuk kesiapan tenaga kesehatan masih kurangnya
segi pengetahuan karena tidak ada pelatihan di puskesmas
sebelum kegiatan dilakukan. Sarana, prasarana dan peralatan
hampir lengkap
Informan 2 Jumlah tenaga kesehatan untuk dokter sudah mencukupi, tetapi
tenaga kesehatan masih kurang serta masih kurangnya
pengetahuan tenaga kesehatan. Peralatan masih kurang
Informan 3 Kalau dilihat dari standart Permenkes, untuk kesehatan masyarkat
masih kurang 1 seharusnya 2 tenaga kesehatan masyarakat, tetapi
untuk pelaksanaan kegiatan promkes kami selalu siap dan
berusaha menjalankan kegiatan tersebut. Untuk sarana dan
prasana masih belum memadai seperti flip chart, promkes kid
Informan 4 Kalau jumlah tenaga kesehatan bagian kesling sudah cukup, tapi
kalau secara keseluruhan masih kurang yaitu tenaga kesehatan
masyarakat. Untuk skill tenaga kesehatan yang harus disesuaikan
dengan bidang masing-masing. Sarana, prasarana dan peralatan
harusnya di lengkapi
Informan 5 Tenaga kesehatan bidang KIA/KB sudah cukup tetapi kesiapan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


kami kurang maksimal dalam melakukan kegiatan promotif dan
preventif. Untuk sarana, prasarana dan peralatan masih kurang
Informan 6 Jumlah tenaga kesehatannya sudah cukup. Untuk kesiapan dalam
pelaksanaannya kami selalu siap terkhususnya di bidang Gizi.
Kalau sarana, prasarana dan peralatan masih kurang
Informan 7 Menurut saya, jumlah tenaga kesehatan sudah mencukupi dan
untuk kesiapan tenaga kesehatan masih kurang karena tidak
adanya pelatihan yang di berikan kepada masing-masing
penanggung jawab.
Dari pernyataan di atas dapat diketahui tenaga kesehatan di Puskesmas Sri

Padang mengalami kendala dalam melaksanakan kegiatan promotif dan preventif

hal tersebut disebabkan karena kurangnya tenaga kesehatan. Hal ini sesuai dengan

pernyataan informan 1 dan informan 3 bahwa tenaga kesehatan masyarakat di

Puskesmas Sri Padang hanya ada 1 yang seharusnya ada 2 tenaga kesehatan

masyarakat. Masih ada juga petugas yang belum siap melaksanakan kegiatan

promotif dan preventif serta sarana, prasarana dan peralatan masih kurang.

Matriks 4 Matriks pernyataan informan tentang pendanaan/sistem


pembiayaan pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas
Sri Padang
Informan Pernyataan
Informan 1 Dana kegiatan promotif dan preventif dari BOK dan JKN, dan di
era JKN ini ada kegiatan promotif dan preventif yang di biayai
BPJS yaitu prolanis. Ada juga dari APBD tapi hanya sedikit.
Anggaran dana memang cukup tapi ada kendala yaitu penurunan
dana ke puskesmas sedikit tertunda yang seharusnya di Januari
tetapi dana turun di bulan Maret sehingga kegiatan yang dilakukan
oleh puskesmas biayanya didahulukan oleh pihak tenaga
kesehatan. Untuk dana dari BOK adalah Rp. 127.000.000,- dan
dana dari JKN adalah Rp. 149.360.000,- serta dana APBD adalah
Rp. 32.766.000,-
Informan 2 Kalau pendanaan kegiatan promotif dan preventif dari BOK dan
JKN, kalau soal prosesnya saya gak paham
Informan 3 Kalau pendanaan ada dari BOK dan ada juga dari JKN, tapi untuk
anggarannya saya kurang tau
Informan 4 Dari dana BOK
Informan 5 Setau saya pendanaan kegiatan promotif dan preventif di
Puskesmas Sri Padang dari BOK dan JKN. Kami juga setiap turun
ke lapangan dikasih Rp. 25.000/kegiatan.
Informan 6 Kalau soal dana saya kurang paham dek, tapi setau saya dana

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


untuk kegiatan promotif dan preventif dari BOK dan JKN
Informan 7 Pendanaan yang saya tau dari BOK dan JKN selain itu saya gak
tau dek.
Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa dana untuk pelayanan

promotif dan preventif di Puskesmas Sri Padang sebagian besar bersumber dari

dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK), Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

dan hanya sebagian kecil dana yang berasal dari APBD. Dana yang di peroleh dari

BOK adalah Rp. 127.000.000,- dan dana dari JKN adalah Rp. 149.360.000,- serta

dana dari APBD adalah Rp. 32.766.000,- Akan tetapi Puskesmas Sri Padang

mengalami kendala di sistem penurunan dana yakni keterlambatan penurunan

dana.

Matriks 5 Matriks pernyataan informan tentang kendala dalam

pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas

Sri Padang

Informan Pernyataan
Informan 1 Kendala yang di hadapi untuk kegiatan promotif dan preventif ini
masih kurangnya pengetahuan tenaga kesehatan tentang kegiatan
yang akan dilakukan, dikarenakan tidak adanya pelatihan sebelum
kegiatan tersebut di lakukan serta keterlambatan penurunan dana
BOK ke puskesmas jadi kegiatan itu kurang maksimal. Ada juga
kendala yg di hadapi dari masyarakat misalnya mereka tidak mau
berpartisipasi dalam kegiatan penyuluhan
Informan 2 Kalau menurut saya kendalanya itu susahnya mengumpulkan atau
mengajak masyarakat untuk berpartisipasi ke kegiatan penyuluhan
ataupun kegiatan yang bersangkutan dengan promotif dan
preventif. Masyarakat disini masih menganggap puskesmas hanya
untuk berobat
Informan 3 Ya kendalanya di saat posyandu balita ya kondisinya riuh, anak-
anak pada nangis. Kalau posyandu lansia kendalanya kurangnya
partisipasi masyarakat. Kalau kendala dari kami termasuk saya
masih kurang bisa membuat media promosi
Informan 4 Kendala yang di hadapi yaitu susahnya mengumpulkan
masyarakat
Informan 5 Kendalanya dari perilaku masyarakat yang masih susah menerima
kegiatan dari puskesmas

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Informan 6 Tenaga kesehatannya yang masih kurang dalam sosialisasi ke
masyarakat
Informan 7 Menurut saya kendalanya itu ada di masyarakat yang kurang aktif
untuk mengikuti kegiatan promotif dan preventif drari puskesmas.
Dari pernyataan di atas, dapat diketahui bahwa tantangan atau kendala

yang dihadapi adalah kurangnya kemampuan atau skill tenaga kesehatan,

penurunan dana yang tidak sesuai sehingga berdampak pada kuliatas pelaksanaan

kegiatan promotif dan preventif, pengetahuan tenaga kesehatan yang masih

kurang sehingga berdampak pada pelaksanaan kegiatannya, selain itu dari

sarana, prasarana yang masih kurang serta masih kurang masyarakat berpartisipasi

dalam kegiatan promotif dan preventif.

Matriks 6 Matriks pernyataan informan tentang strategi yang dilakukan


dalam mengatasi kendala-kendala pelaksanaan pelayanan
promotif dan preventif di Puskesmas Sri Padang
Informan Pernyataan
Informan 1 Untuk mengatasi kendala seperti keterlambatan penurunan dana
kami mengupayakan keuangan sendiri biar kegiatan promotif dan
preventifnya tetap berjalan. Untuk kendala di masyarakat ya kami
mencari momen tertentu untuk melakukan penyuluhan
Informan 2 Strateginya ya mencari momen tertentu seperti di posyandu balita
atau posyandu lansia, disitukan mereka berkumpul.
Informan 3 Strategi yang kami lakukan untuk menghadapi kendala tersebut ya
disaat kegiatan posnyandu lansia kami setiap 3 bulan sekali
melakukan pemeriksaan darah jadi mereka antusias dan untuk
buat media promosi saya buat yang sederhana saja
Informan 4 Melakukan kegiatan promotif dan preventif disaat ada momen
tertentu, dan saya di bidang kesling biasanya menghadapi kendala
tersebut bekerja sama lintas program misalnya posyandu,
disitukan ada ibu-ibunya ya ikut ningrum disitu
Informan 5 Kalau strategi dari saya lebih pendekatan ke masyarakat aja dan
bekerja sama dengan lintas-linta sektoral
Informan 6 Melakukan pendekatan ke masyarakat dan kami sebagai tenaga
kesehatan berusaha untuk melakukan yang terbaik saat melakukan
sosialisasi
Informan 7 Strategi yang dilakukan yaitu pendekatan ke masyarakat dan
mendukung masyarakat untuk mengikuti kegiatan promotif dan
preventif
Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa strategi untuk mengatasi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


kendala-kendala yang di hadapi puskesmas adalah mengupayakan dana yang

turun terlambat agar tetap dicukupkan, mengusahakan menyiapakan media sendiri

yang belum disediakan oleh puskesmas.

Matriks 7 Matriks pernyataan informan tentang evaluasi pelaksanaan


pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas Sri Padang
Informan Pernyataan
Informan 1 Untuk evaluasi pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif
biasanya kami lakukan setiap bulan dengan tenaga kesehatan di
puskesmas, evaluasi ini biasanya dalam bentuk minilokakarya
Informan 2 Untuk evaluasinya ada setiap bulan dalam bentuk minilok
Informan 3 Ya tentu ada evaluasinya di setiap bulan dalam bentuk
minilokakarya
Informan 4 Evaluasi selalu dilakukan sebulan sekali dalam bentuk
minilokakarya
Informan 5 Ada dilakukan evaluasi dalam bentuk minilokakarya dan
melibatkan lintas sektoral yang di lakukan setiap bulan
Informan 6 Evaluasi dilakukan sebulan sekali dalam bentuk minilokakarya
Informan 7 Evaluasi biasanya dibahas sebulan sekali dalam bentuk
minilokakarya
Dari pernyataan di atas, selain dalam hal merencanakan kegiatan

Pukesmas Sri Padang juga mengadakan evaluasi program yang telah

dilaksanakan dan evaluasi tersebut dalam bentuk minilokakarya puskesmas

dengan melibatkan lintas sektoral yang dilaksanakan sekali dalam sebulan.

Dalam hal tersebut pihak-pihak lintas sektoral berperan aktif walau belum

maksimal.

Matriks 8 Matriks pernyataan informan tentang saran untuk


peningkatan pelayanan promotif dan preventif di Puskesmas
Sri Padang
Informan Pernyataan
Informan 1 Kami minta kalau ada kegiatan atau pelatihan atau peningkatan
kapasitas petugas tenaga kesehatan puskesmas di ikutsertakan
agar semua petugas lebih terampil melakukan kegiatan promotif
dan preventif. Untuk soal pendanaan lebih di perhatikan sitemya
agar tidak terjadi keterlambatan
Informan 2 Saran dari saya untuk tenaga kesehatan untuk mengubah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


paradigma bahwa puskesmas itu lebih ke promotif dan preventif
Informan 3 Saran saya peralatan media promosi lebih di tingkatkan dan lebih
meningkatkan skill atau kompetensi tenaga kesehatan atau
melakukan sosialisasi tentang promkes
Informan 4 Kalau saran dari saya puskesmas mengadakan pelatihan-pelatihan
kepada tenaga kesehatan sebelum melakukan kegiatan agar tenaga
kesehatan mapan melakukan kegiatan tersebut
Informan 5 Menyediakan sarana, prasarana dan peralatan secara optimal
Informan 6 Lebih memperhatikan apa saja yang kurang di puskesmas dalam
melakukan kegiatan promotif dan preventif
Informan 7 Seharusnya masyarakat peduli akan kegiatan promotif dan
preventif ini
Dari pernyataan di atas, tingkat-tingkat pusat lebih memperhatikan sistem

pendanaan agar tidak mengalami keterlambatan karena dana adalah hal yang

mendukung pelaksanaan program promotif dan preventif. Mengadakan kegiatan-

kegiatan pelatihan kepada tenaga-tenaga kesehatan agar pengetahuan untuk

meningkatkan pelayanan kesehatan semakin bertambah. Menyediakan sarana,

prasarana dan peralatan yang dibutuhkan untuk melaksanakan program promotif

dan preventif di puskesmas, serta masyarakat harus peduli akan kegiatan promotif

dan preventif yang dilakukan oleh pihak puskesmas.

Matriks 9 Matriks Pernyataan tentang pelayanan promotif dan preventif


di Puskesmas Sri Padang
Informan Pernyataan
Informan 8 Kurang tau la kalau soal penyuluhan itu, paling kalau ke
puskesmas ya untuk berobat aja.
Informan 9 Ibu gak ngerti soal penyuluhan, paling ibu ke posyandu bawa cucu
imunisasi.
Informan 10 Ya tau dek, kayak posyandu, soalnya posyandunya diadakan
dirumah saya
Informan 11 Tau, seperti penyuluhan kesehatan gitukan
Informan 12 Kurang tau saya, setau saya ke puskesmas itu ya untuk berobat aja
Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa pasien masih kurang

mengetahui dan memahami secara jelas mengenai pelayanan promotif dan

preventif serta satu informan dari masyarakat yang masih belum tau apa itu

kegiatan promotif dan preventif. Pasien juga kurang memanfaatkan pelayanan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


tersebut di atas, melainkan lebih menggunakan pelayanan kuratif yang disediakan

di Puskesmas. Ketika tenaga kesehatan memberikan pelayanan promotif seperti

penyuluhan, masyarakat masih belum bersedia hadir.

Matriks 10 Matriks pernyataan informan tentang pelayanan promotif dan


preventif berkaitan dengan anjuran yang diberikan dokter di
Puskesmas Sri Padang
Informan Pernyataan
Informan 8 Ya ada lah, biasanya selesai di periksa dokternya langsung beri
saran ke saya kalau saya gak boleh makan ini itu, jangan terlalu
capek dan lain-lain
Informan 9 Selalu ada di kasih tau sama dokternya kalau tidak boleh telat
makan, makan harus teratur
Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa pasien setelah diperiksa dan

diobati oleh dokter, kemudian dokter memberikan anjuran-anjuran dan edukasi

agar penyakit yang diderita pasien tidak kambuh lagi. Namun ketika pasien yang

datang berobat sangat banyak, dokter pun kurang memperhatikan pelayanan

promotifnya seperti tidak memberikan konseling/bimbingan berupa arah-arahan

untuk menjaga kesehatan secara maksimal.

Matriks 11 Matriks pernyataan informan (masyarakat) tentang saran


untuk peningkatan pelaksanan pelayanan promotif dan
preventif di Puskesmas Sri Padang
Informan Pernyataan
Informan 10 Saran saya untuk puskesmas ya kalau bisa kegiatan seperti
penyuluhan lebih di perbanyak agar masyarakat disini sehat-sehat
terus
Informan 11 Saya selaku masyarakat berharap petugas puskesmas lebih dekat
ke masyarakat agar masyarakat tau pentingnya kesehatan itu
Informan 12 Seharusnya pihak puskesmas sering datang kerumah-rumah
supaya masyarakat dekat dengan petugas puskesmas, apalagi saya
orang pasaran kurang ngerti kayak penyuluhan itu apa
Dari penyataan di atas masyarakat mengharapkan agar pihak-pihak

puskesmas lebih meningkatkan kegiatan-kegiatan penyuluhan, sering melakukan

kunjungan ke rumah-rumah dan juga melakukan pendekatan ke masyarakat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 3 Surat Izin Penelitian Dari Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 4 Surat Balasan Dari Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi Telah

Memberi Izin Untuk Melakukan Penelitian Di Puskesmas Sri

Padang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 5 Surat Keterangan Selesai Melakukan Penelitian Dari Puskesmas
Sri Padang Kota Tebing Tinggi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

You might also like