You are on page 1of 4

Apa hubungan jumlah fold terhadap jumlah channel?

--> jika diletakkan terlalu jauh akan terjadi stretching


Multiple adalah pengulangan refleksi akibat ’terperangkapnya’ gelombang seismik dalam air laut atau
terperangkap dalam lapisan batuan lunak. Didalam rekaman seismik, masing-masing multiple akan
menunjukkan ‘morfologi’ reflektor yang sama dengan reflektor primernya akan tetapi waktunya berbeda.

Pre Stack Depth Migration (PSDM) merupakan teknik migrasi sebelum stack dengan variasi kecepatan
medium sangat kompleks seperti thrust belt, zona di sekitar karbonat (reef), kubah garam, dll. Yang
membedakan time migration and depth migration bukanlah masalah domain waktu atau domain
kedalaman. Yang membedakannya hanyalah model kecepatan yang digunakan. Time migration memiliki
variasi kecepatan yang smooth dan depth migration memiliki kecepatan yang kompleks. PSDM dilakukan
dalam domain waktu, konversi kecepatan ke dalam domain kedalaman adalah untuk keperluan
perhitungan waktu tempuh untuk mencari solusi Kirchhoff Migration Operator . Demikian juga dengan
seismik yang di konversi menjadi kedalaman adalah untuk pembanding model geologi dalam pembuatan
model kecepatan

PSTM merupakan teknik migrasi data seismik yang diterapkan sebelum proses stacking. Dibandingkan
dengan Post Stack Time Migration, Pre Stack Time Migration memberikan hasil yang lebih baik terutama
untuk didalam pencitraan struktur yang cukup kompleks seperti conflicting dips structure dan
pengurangan energi dari titik refleksi akibat side swipe.

PRESERVE AMPLITUDE Adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan status data seismik, yakni apakah
sudah diterapkan proses Gain atau belum. Preserve amplitude adalah data ‘original’ sebelum terapkan gain,
sedangkan non preserve adalah data seismik setelah diterapkan gain. Untuk keperluan interpretasi seismik,
pemetaan horizon, sesar, struktur , dll., sebaiknya menggunakan data non preserve amplitude, dimana efek
kehilangan energi akibat spherical divergensi telah dihilangkan.

Pengolahan data seismic pada domain τ-p sudah cukup lama digunakan didalam industri migas. Sebelum
memahami konsep dasar transformasi data seismic dalam gerbang CDP (CDP gather) dari domain t-x
(waktu-offset) ke domain τ-p, marilah kita pelajari terlebih dahulu definisi τ dan definisi p.
Hubungan τ dengan waktu (t) dan offset (x) dapat dijelaskan berdasarkan hubungan τ=t-px, p adalah ray
parameter atau slownessatau phase velocity dimana p= sin (θ)/v, θ adalah sudut tembak sinar seismic
untuk offset (x) dan waktu (t) tertentu.
p1=sin(θ1)/v1 dan τ1=t1-p1.x1 (trace a)
p2=sin(θ2)/v1 dan τ2=t2-p2.x2 (trace b)
p3=sin(θ3)/v1 dan τ3=t3-p3.x3 (trace c)

CDP (Common Deep Point) adalah istilah dalam pengambilan data seismik untuk konfigurasi sumber-
penerima dimana terdapat satu titik tetap dibawah permukaan bumi. Untuk kasus reflektor horisontal
(tidak miring) CDP kadang-dagang dikenal juga dengan CMP (Common Mid Point). Selain CDP dikenal
juga CR (Common Receiver) untuk konfigurasi beberapa sumber satu penerima, CS (Common Shoot)
untuk konfigurasi satu sumber beberapa penerima dan Common Offset untuk konfigurasi sumber
penerima dengan jarak (offset) yang sama.

Gelombang rayleigh atau groundroll adalah gelombang yang menjalar di permukaan bumi dengan
pergerakan partikelnya menyerupai ellip . Didalam rekaman seismik, gelombang rayleigh dicirikan dengan
amplitudonya yang besar (hampir 2x amplitudo refleksi) dan dicirikan dengan frekuensi rendah.

Proses migrasi dilakukan pada data seismik dengan tujuan untuk mengembalikan reflektor miring ke posisi
'aslinya' serta untuk menghilangkan efek difraksi akibat sesar, kubah garam, pembajian, dll.

Ketebalan tuning adalah batas minimal ketebalan lapisan batuan yang mampu dilihat atau dibedakan oleh
gelombang seismik. Besaran ketebalan tuning yang biasanya dipakai oleh kalangan geofisikawan adalah
1/4 panjang gelombang seismik.
Transformasi Gabor didasarkan atas prinsip 'pemotongan' sinyal seismik menjadi beberapa segmen.
Operasi pemotongan tersebut dilakukan dengan menggunakan pisau ’window’. Berikut ilustrasinya

Lalu potongan-potongan sinyal diatas (yang masih dalam domain waktu) ditransformasi menjadi domain
frekuensi dengan Transformasi Fourier untuk menghasilkan Spektrum Gabor. Transformasi potongan-
potongan sinyal tersebut dikenal dengan Transformasi Gabor. Berbeda dengan Transformasi Fourier yang
langsung mentranformasi sinyal secara utuh.

Teknik Spectral Balancing yang dikenal juga dengan stretching and tuning correction hadir dalam
industri seismik eksplorasi untuk menyeimbangkan kandungan frekuensi dari near, mid dan far traces,
yakni dengan melakukan kompensasi akibat distorsi NMO stretching dan atenuasi. Pada praktiknya,
diperlukan filter baru dimana kandungan frekuensi mid dan far akan sama dengan near traces.
Dikarenakan distorsi NMO tersebut merupakan time variant dan spatial variant, maka anda harus
mendesain beberapa filter sebagai fungsi dari waktu dan space.

Koreksi NMO pada CDP gather dan efek atenuasi (Q) menyebabkan kandungan frekuensi dan amplitudo
yang berbeda untuk near, mid, dan far offset traces. Kondisi seperti ini menyebabkan analisis AVO menjadi
kurang sempurna demikian juga dengan produksi stack yang kurang optimal. Koreksi NMO menyebabkan
terjadinya distorsi frekuensi dan amplitudo terutama pada far angle traces dan event yang yang dangkal.
Gambar di bawah ini mengilustrasikan perubahan kandungan frekuensi dan amplitudo akibat koreksi
NMO pada domain waktu (kiri) dan domain frekuensi (kanan):
Dari gambar di atas terlihat bahwa, pada domain waktu, koreksi NMO
menyebabkan bandwidth gelombang seismik menjadi lebih lebar demikian juga dengan amplitudonya
yang semakin besar. Pada domain frekuensi, kandungan frekuensi setalah NMO (merah putus-putus)
menjadi bergeser kearah low frekuensi (bandingkan dengan frekuensi pada zero offset-berwarna merah
tipis) demikian juga amplitudonya yang semakin tinggi, lebih dari itu, setelah koreksi NMO, komponen
frekuensi tinggi menjadi hilang.

Spectral Broadening adalah teknologi mutakhir yang dimiliki oleh CGG (Salah satu software-nya adalah
BOOST) yang digunakan untuk meningkatkan amplitudo data seismik pada rentang frekuensi tertentu.
Prinsip dasar Spectral Broadening ditunjukkan pada gambar di bawah ini:

Inti Spectral Broadening terlihat pada gambar atas-kanan, dimana kita harus men-design spectrum data
seismik baru sehingga memiliki amplitudo yang lebih tinggi pada kisaran frekuensi tertentu
(merah/Enhanced Seismic)-bandingkan dengan spectrum seismik input (hitam) dimana amplitudonya
lebih rendah pada rentang frekuensi tersebut. Lalu spectrum yang di-design pada tahapan ini diterapkan
sebagai filter pada data seismik input untuk memperoleh data seismik yang telah di-Spectral Broadening.

You might also like