You are on page 1of 6

LAPORAN ANALISA SINTESA PEMASANGAN INFUS

PADA KLIEN Nn.A DENGAN KEKURANGAN CAIRAN (DEHIDRASI)


DI RUANG IGD RSUD UNGARAN

DISUSUN OLEH :
DORY ASTI SEPTIANINGRUM
G3A017201

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
Nama Mahasiswa : Dory Asti Septianingrum
Nim : G3A017201
Tanggal : 05 September 2018
Tempat : IGD Rsud Ungaran

1. IDENTITAS KLIEN :
a. Nama pasien : Nn.A
b. Umur : 23 th
c. Alamat : Setingen Rt01/03 Wujil

2. DIAGNOSA MEDIS : Dehidrasi, Diare, Demam

3. DASAR PEMIKIRAN :
Kekurangan cairan atau dehidrasi terjadi jika cairan yang dikeluarkan
tubuh melebihi cairan yang masuk. Tentu, mekanisme tubuh manusia yang
sangat dinamis menjaga manusia untuk terhindar dari kekurangan banyak
cairan. Ketika keseimbangan cairan dalam tubuh mulai terganggu, misalnya
rasa haus akan muncul.Tubuh lalu menghasilkan hormon anti-diuretik (ADH)
untuk mereduksi produksi kencing diginjal. Tujuannya menjaga agar cairan
yang keluar tidak banyak. Air yang kita minum umumnya cukup untuk
mengganti cairan yang hilang saat beraktivitas normal seperti
bernapas, berkeringat, buang air kecil, atau buang air besar.Dehidrasi
kebanyakan disebabkan kondisi tertentu. Misalnya penyakit macam diare,
muntah, dan diabetes, atau berkeringat berlebihan dan tidak segera
menggantinya dengan minum.Saat dehidrasi, tubuh tidak hanya kehilangan
air, tapi juga kehilangan elektrolit dan glukosa.
4. ANALISA SENTESA

faktor penyebab : Mual, muntah, frekuensi BAB meningkat.

cairan yang keluar melebihi yang masuk

Keseimbangan cairan dalam tubuh terganggu

dehidrasi

pemasukan cairan

pemasangan infuse

5. TINDAKAN KEPERAWATAN YANG DI LAKUKAN


Pemasangan infuse

6. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan output cairan yang abnormal

7. DATA FOKUS
Nn.A Usia 23 th di bawah ke IGD dengan keluhan lemas, demam, BAB cair
5 kali, dan muntah lebih dari 10 kali. Keluhan dirasakan sejak sehari yang
lalu sebelum dibawa ke rumah sakit. Tingkat kesadaran pasien
composmetntis, GCS : E4 M5 V6. Tanda tanda vital RR : 20 x/menit, TD :
100/80, HR: 88 x/menit, suhu : 38,1°C, Spo2: 97%. BB 57 Kg.
8. PRINSIP TINDAKAN
a. Prinsip bersih : cuci tangan dan gunakan sarung tangan (handscoen)
sebelum melakukan tindakan keperawatan terhadap pasien.
b. Komunikasikan kepada pasien tentang pemasangan infuse dan tujuannya.
c. Siapkan peralatan sebelum melakukan tindakan : aboket no 22, kapas
alcohol, plaster, cairan RL, Torniket, infuse set, standar infuse dan
handscoen.
d. Komunikasikan kepada pasien penusukan jarum untuk melakukan
pemasangan infuse.
e. Lakukan pembendungan dengan torniket (karet pembendung) 10 sampai
12 cm di atas tempat penusukan & anjurkan pasien untuk menggenggam
dengan gerakan sirkular ( apabila sadar )
f. Desinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan kapas alkohol.
g. Lakukan penusukan pada pembuluh intra vena dengan meletakkan ibu jari
di bagian bawah vena da posisi jarum ( abocath ) mengarah ke atas
h. Perhatikan adanya keluar darah melalui jarum ( abocath / surflo ) maka
tarik ke luar bagian dalam ( jarum ) sambil melanjutkan tusukan ke dalam
vena
i. Setelah jarum infus bagian dalam dilepaskan atau dikeluarkan, tahan
bagian atas vena dengan melakukan tekanan menggunakan jari tangan agar
darah tidak ke luar. Seterusnya bagian infus dihubungkan atau
disambungkan dengan slang infuse
j. Buka pengatur tetesan & atur kecepatan sesuai dengan dosis yg diberikan
k. Jalankan fiksasi dengan kasa steril
l. Tuliskan tanggal & waktu pemasangan infus serta catat ukuran jarum
m. Rapikan alat, Lepaskan sarung tangan & cuci tangan

9. TUJUAN TINDAKAN
Mempertahankan dan mengganti cairan tubuh yang hilang.
10. BAHAYA YANG MUNGKIN TERJADI AKIBAT TINDAKAN
TERSEBUT DAN CARA PENCEGAHANYA
Plebitis ialah terjadinya suatu peradangan pada pembuluh darah vena akibat
dari pemberian terapi cairan intravena baik cairan maupun obat biasanya
pasien mengeluh nyeri disekitar daerah infus. Tromboplebitis adalah
terjadinya iritasi pembuluh darah vena ditandai dengan terbentuknya klot
(trombus) disertai nyeri pada daerah pemasangan infus. Plebitis dan
tromboplebitis terjadi karena teknik pemasangan infus yang kurang baik.
Tanda klinis dari plebitis dan tromboplebitis ialah demam, nyeri, kemerahan,
aliran infus kurang lancar serta tampak kemerahan. Pencegahan plebitis dan
tromboplebitis yaitu dengan memilih pembuluh darah besar dan kateter infus
yang tidak terlalu besar, gunakan kateter infus yang sesuai dengan rencana
pemberian terapi intravena dan obat yang akan diterima pasien. Untuk
mengurangi rasa nyeri diakibatkan plebitis dan tromboplebitis kita bisa
melakukan kompres hangat dan cabut infus pasang di daerah yang lain.

11. EVALUASI
a. Evaluasi Tindakan
Tindakan pemasangan infuse sudah dilakukan sesuai prosedur, saat
melakukan perawat memberi tahu klien dan perawat memakai handsoon
untuk alat pelindung diri, perawat juga mengambil sampel darah untuk
pemeriksaan laboratorium dan mengukur cairan infuse sesuai kbutuhan
klien.
b. Evaliasi Hasil
S : Pasien mengatakan masih lemas dan pusing
O: Kesadaran composmentis, klien tampak lemah, tubuh teraba hangat,
vital sign RR : 20 x/menit, TD : 100/80, HR: 88 x/menit, suhu :
38,1°C, Spo2: 97%. BB 57 Kg.
A: Masalah belum teratasi
P: pertahankan intervensi. Pasien di pindahkan ke ruang Melati

You might also like