Professional Documents
Culture Documents
A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum dan Kebijakan
Dalam penyusunan kegiatan Pengembangan Aerotropolis New Yogyakarta
International Airport (D.I. Yogyakarta) dan Kertajati International Airport (Jawa Barat)
ini perlu merujuk pada kebijakan-kebijakan berlaku, baik berupa dasar hukum
peraturan maupun dokumen kebijakan perencanaan terkait untuk menghasilkan
perencanaan yang komprehensif.
Kebijakan berlaku dimaksud mencakup arahan pembangunan dari tingkat nasional
hingga tingkat daerah, kebijakan penataan ruang, hingga arahan pembangunan
infrastruktur sektoral. Lebih lengkapnya dijelaskan sebagai berikut:
Kebijakan Nasional
a) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, beserta peraturan pelaksanaannya;
b) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2004-2025, beserta peraturan
pelaksanaannya;
c) Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,
beserta peraturan pelaksanaannya;
d) Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019
Kebijakan Rencana Tata Ruang
Kebijakan tata ruang terkait pengembangan perkotaan (fungsi), struktur ruang
dan pola ruang yang terkait dengan fungsi kawasan perkotaan, rencana struktur
ruang, strategi operasionalisasi perwujudan, serta kawasan strategis.
a) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
b) Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional (RTRWN) terkait kawasan perencanaan maupun rencana
pengembangan infrastruktur;
c) Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang
Pulau Jawa – Bali;
d) Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2010
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun 2009-2029;
e) Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029;
f) Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 1 Tahun 2012 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012-2032; dan
g) Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 11 Tahun 2011 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Majalengka Tahun 2011-2031.
Kebijakan Pembangunan Daerah
a) RPJMD Provinsi D. I. Yogyakarta dan Provinsi Jawa Barat; dan
b) RPJMD Kabupaten Kulonprogo dan Kabupaten Majalengka.
Kebijakan Pengembangan Infrastruktur Sektoral
1) Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
a) Peraturan Menteri PUPR Nomor 15 tahun 2015 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,
khususnya Pasal 1110, 1111, 1112, dan 1113 yang berisi
54
2. Gambaran Umum
Pembangunan perkotaan Indonesia di masa depan dihadapkan pada beragam
tantangan mulai dari skala lokal, regional, hingga global yang menuntut untuk segera
direspon dengan solusi- solusi yang kreatif dan inovatif, sehingga pada akhirnya kota-
kota kita dapat berfungsi secara optimal sebagai tempat bermukim yang nyaman dan
layak huni dengan tetap mengedepankan prinsip-prinsip keberlanjutan lingkungan
57
serta sebagai sentra penggerak perekonomian wilayah. Salah satu alternatif solusi
untuk membentuk pertumbuhan dan pembangunan ekonomi wilayah adalah dengan
mengintegrasikan pembangunan transportasi dengan pengembangan wilayah.
Berdasarkan data BPS tahun 2015, sektor transportasi dan logistik mengalami
akselerasi kenaikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) secara
berturut-turut dalam tiga tahun terakhir. Pada tahun 2015 pertumbuhannya sebesar
5,02%, tahun 2016 sebesar 5,20%, dan tahun 2017 sebesar 5,41%. Kemudian,
berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Iklim investasi
sektor transportasi, termasuk transportasi udara, pada tahun 2017juga meningkat
sebanyak 25,57%.
58
Peluang dari sektor transportasi inilah yang melatarbelakangi inisiatif dari Badan
Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) melalui Pusat Pengembangan Kawasan
Perkotaan untuk menyusun studi mengenai Pengembangan Kota Bandara
Aerotropolis di New Yogyakarta International Airport (D.I. Yogyakarta) dan Kertajati
International Airport (Jawa Barat) sebagai upaya untuk mewujudkan pertumbuhan
ekonomi wilayah. Keberadaan ke dua baru tersebut diharapkan dapat menjadi
katalisator perkotaan (urban catalyst) yang membawa pengaruh yang signifikan
terhadap pergerakan perekonomian kawasan perkotaan sehingga pada akhirnya
dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Penyusunan studi ini sesuai dengan
tugas dan fungsi Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan yang tertuang dalam
Permen PUPR Nomor 15/PRT/M/2015 untuk menyusun rencana dan program yang
menterpadukan antara pengembangan berbagai kawasan dan infrastruktur bidang
pekerjaan umum dan perumahan rakyat di kawasan perkotaan, serta salah satu
fungsinya yaitu koordinasi dan pengembangan area inkubasi di kawasan perkotaan,
dalam hal ini yaitu kota bandara Aerotropolis.
Salah satu pengusung konsep Aerotropolis, Dr. John D. Kasarda (University of North
Carolina, 2000), menjelaskan bahwa secara umum Aerotropolis didefinisikan sebagai
sebuah kota dengan tata letak, infrastruktur, dan sektor perekonomian yang berpusat
pada bandar udara. Pengembangan Aerotropolis diawali dengan pemanfaatan
bandara yang tidak terbatas untuk kegiatan aviasi, tetapi juga menjadi kawasan
komersial terintegrasi yang dikembangkan sebagai pusat kegiatan bisnis lainnya,
seperti: perkantoran, MICE (meeting, incentive, convention, exhibition), industri
manufaktur, perhotelan, hingga pusat hiburan. Selain menjadi transportasi
penghubung yang vital dalam konteks membangun konektivitas, bandar udara telah
menjadi simpul kunci dalam produksi global dan sistem komersial. Berbagai kluster
bisnis di sekitar bandar udara yang membentuk koridor transportasi membentuk
sebuah entitas perkotaan baru. Tumbuhnya klaster bisnis berorientasi pada
penerbangan/bandar udara dan klaster perumahan pada koridor transportasi yang
melingkari airport city dengan radius ± 30 km membentuk Aerotropolis di beberapa
metropolis di dunia.
59
Olahraga,
Rekreasi, &
Bisnis/
Fungsi Khusus
Perkantoran RTH
Flex Tech
Pusat Kws Industri
Convention/ Manufaktur
Atraksi Turis Exhibition Kws
Kws Hotel & Industri
Hiburan
Superblok Industri
Retail Pergudangan Superblok
Koridor Pusat:
Teknologi, Airport City RTH
Informasi & Pusat
Komunikasi (TIK) Pusat Riset/
Logistik Distribusi
Kluster Teknologi
Fasilitas Olahraga, Fasilitas
Kesehatan Rekreasi, & Pelayanan Olahraga,
E-Fullfillment Rekreasi, &
Fungsi Khusus
Fungsi Khusus
RTH
140
Gambar
Fungsi & Kebutuhan Ruang dalam Aerotropolis
60
(Prov.DIY) dan Kertajati (Prov. Jawa Barat) berdasarkan kebutuhan jangka panjang (10
tahun) tahun 2021-2030, jangka menengah (5 tahunan) 2021-2025, dan jangka pendek
(1 tahun) 2021.
C. SASARAN
Sasaran dari pekerjaan ini meliputi:
Terumuskannya analisis kebijakan, rencana, dan program pengembangan kawasan,
rencana pembangunan infrastruktur PUPR, dan pembangunan infrastruktur non-PUPR
sebagai bagian dari pengembangan sistem perkotaan Kota Bandara Kulonprogo dan
Kertajati;
Tersusunnya profil wilayah Kota Bandara Kulonprogo dan Kertajati;
Tersusunnya profil kinerja infrastruktur PUPR dan infrastrutur strategis lainnya (non-
PUPR) untuk Kota Bandara Kulonprogo dan Kertajati;
Terumuskannya analisis fisik lingkungan, sosial kependudukan, dan ekonomi wilayah;
Terumuskannya analisis dan strategi keterpaduan pengembangan kawasan perkotaan
secara fungsi, lokasi, antar pemerintahan, antarsektor, kelembagaan dan pembiayaan;
Tersusunnya Key Performance Indicators (KPI) rencana pengembangan
(Development Plan) Kota Bandara Kulonprogo dan Kertajati;
Terumuskannya konsep dan tematik pengembangan Kota Bandara Kulonprogo dan
Kertajati;
Terumuskannya analisis pengembangan kawasan Aerotropolis dalam rangka
perumusan program pembangunan infrastruktur PUPR untuk mendukung infrastrutur
strategis lainnya (non-PUPR) dalam pengembangan Kawasan Kota Bandara
Kulonprogo dan Kertajati;
Terumuskannya rencana dan program pembangunan infrastruktur PUPR untuk
mendukung infrastrutur strategis lainnya (non-PUPR) pendukung kawasan- kawasan
perkotaan sekitar Kota Bandara untuk jangka panjang (10 tahun) 2021-2030, jangka
menengah (5 tahun) 2021-2025, dan jangka pendek (1 tahun) 2021, sebagai usulan
program dalam pembahasan program infrastruktur PUPR (Konsultasi Regional) untuk
Kota Bandara Kulonprogo dan Kertajati;
Tersusunnya rencana aksi bersama antar pihak dalam rangka percepatan
pembangunan Kota Bandara Kulonprogo dan Kertajati serta tahapan/ roadmap dan
skenario pengembangan Kota Bandara Kulonprogo dan Kertajati.
D. RUANG LINGKUP
1. Lingkup Wilayah Perencanaan
Ruang lingkup wilayah dalam pekerjaan ini meliputi Kabupaten Kulon Progo
(New Yogyakarta International Airport) dan Kabupaten Majalengka (Kertajati
International Airport) dengan tetap mempertimbangkan pengembangan
wilayah masing-masing kawasan perkotaan, hubungan fungsional antar
kawasan perkotaan di sekitarnya dan dengan wilayah belakang (hinterland)-
nya.
65
Tingkat
dukungan
kedaulata % % % % % % % %
n pangan
Sumber dan
Daya Air ketahana
(Irigasi, Air
1. Baku, n energi
Penangana
n Banjir, dll) Tingkat
dukungan % % % % % % % %
ketahana
n
air
nasional
Tingkat
konektivit
as % % % % % % % %
jalan
Jalan dan nasional
2. Tingkat
Jembatan
kemantap
an % % % % % % % %
jalan
nasional
Persentas
e
peningkat
an
cakupan
pelayana % % % % % % % %
n
akses air
minum
Infrastruktur Persentas
Permukima e
n
(Persampa penuruna
3. han, n luasan % % % % % % % %
Penataan permukim
Bangunan
dan an kumuh
Lingkungan perkotaan
)
Persentas
e
peningkat
an
cakupan
pelayana % % % % % % % %
n
akses
sanitasi
KPI Profil
Infrastrukt Target capaian Deviasi/Backlo
No. Bidang Indikator ur th 2030 Infrastrukt g
ur 201 202 203 201 202 203
th 2018
9 0 0 9 0 0
Persentas
i
penuruna
Perumahan n
(Rumah kekurang % % % % % % % %
Susun, an tempat
4. Rumah tinggal
Swadaya, (backlog)
Rumah berdasark
Khusus, an
dan Rumah perspektif
Umum) menghuni
Persenta
se % % % % % % % %
penuruna
n rumah
tidak
layak
huni
4) Workshop di Jakarta diselenggarakan dengan ketentuan sebagai berikut:
Workshop di Jakarta diselenggarakan dengan paket Fullday setingkat
eselon II di Jakarta sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku
dilaksanakan 1 (satu) kali pada bulan ke 6 (enam);
Workshop di Jakarta mengundang K/L pusat diantaranya Kementerian
ATR/BPN, Kemenkoperekonomian, Bappenas, Kementerian
Perhubungan dsb dan unit organisasi di lingkungan Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan stakeholders terkait
pelaksanaan pekerjaan dan sekurang- kurangnya dihadiri 35 (tiga puluh
lima) orang peserta sekurang- kurangnya mengunddang Asisten Deputi
Penataan Ruang dan Kawasan Strategis Ekonomi, Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian; Direktur Tata Ruang dan Pertanahan,
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bappenas; Direktur
Perkotaan, Perumahan dan Permukiman, Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional/Bappenas; Direktorat Perencanaan Tata Ruang,
Direktorat Jenderal Tata Ruang, Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional; Kepala Biro Perencanaan
Kementerian Perhubungan; Asdep Pengembangan Investasi dan
Ekosistem Pariwisata, Kementerian Pariwisata; Kepala Biro Perencanaan,
Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian; Kepala Biro
Perencanaan Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian; Kepala Biro
Perencanaan Kementerian ESDM; Kepala Biro Perencanaan Kementerian
Kelautan dan Perikanan; Direktur Pengembangan Jaringan Jalan,
Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat; Direktur Jalan Bebas Hambatan, Perkotaan, dan
Fasilitasi Jalan Daerah, Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; Direktur Keterpaduan
Infrastruktur Permukiman, Diretorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; Direktur Pengembangan
Kawasan Permukiman, Diretorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; Direktur Pengembangan
Jaringan Sumber Daya Air, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; Direktur Bina
Penatagunaan Sumber Daya Air, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air;
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; Direktur
Perencanaan Penyediaan Perumahan, Direktorat Jenderal Penyediaan
Perumahan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
Direktur Perencanaan Pembiayaan Perumahan, Direktorat Jenderal
Pembiayaan Perumahan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat; Sekretaris Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah; Kepala
Pusat Perencanaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat; Kepala Pusat Pemrograman dan Evaluasi Keterpaduan
Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; Kepala Pusat
Pengembangan Kawasan Strategis, BPIW, Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat;
Workshop di Jakarta menghadirkan narasumber dari pakar dan/atau
kementerian/lembaga dan/atau pemerintah daerah setingkat eselon 2
sebanyak 4 (empat) orang jam dengan 2 (dua) orang moderator;
Workshop di Jakarta membiayai perjalanan dinas 2 orang eselon 2 daerah
meliputi transport pesawat Jkt-Yogyakarta dan Jakarta-Jawa Barat , Uang
Harian Perjadin selama 2 hari dan Biaya Penginapan selama 1 hari
Kelengkapan Workshop di Jakarta sekurang-kurangnya meliputi
penggandaan materi, seminar kit, uang harian dan transport lokal untuk
masing-masing peserta untuk keperluan acara Workshop di Jakarta; dan
5) Survei daerah 3
Survei 3 di Daerah dilakukan sebanyak 1 (satu) kali pada bulan ke- 6
(enam) oleh 5 (lima) orang selama 5 (lima) hari yang dilakukan dalam
rangka observasi lokasi kawasan perencanaan Aerotropolis New
Yogyakarta-Kulon Progo (Kabupaten Kulon Progo) dan Aerotropolis
Kertajati (Kabupaten Majalengka) dan pengumpulan data primer dan
sekunder di tingkat provinsi dan kabupaten terkait penajaman program
dan Readiness Criteria (RC). Survei juga dilakukan untuk penajaman
konsep dan rencana kawasan prioritas.
Survei 3 meliputi biaya transport pesawat Jkt-Yogyakarta (pp) dan biaya
transport Jkt-Bandung (pp), Biaya Penginapan dan Sewa 2 unit Mobil
selama 5 (lima) hari di Yogyakarta dan Jawa Barat.
e. Seminar Akhir Masterplan dan Development Plan Infrastruktur Kawasan
Aerotropolis New Yogyakarta (Kabupaten Kulon Progo) dan Aerotropolis
Kertajati (Kabupaten Majalengka)
Seminar diselenggarakan di pusat dengan mengundang Bappeda/Dinas PU
Provinsi/Kab/Kota yang ada di Kawasan Aerotropolis New Yogyakarta (Kabupaten
Kulon Progo) dan Aerotropolis Kertajati (Kabupaten Majalengka), mengundang
unor dan sektor yang terkait dalam penyusunan arahan program keterpaduan
serta Pengembangan Kawasan Aerotropolis New Yogyakarta (Kabupaten Kulon
Progo) dan Aerotropolis Kertajati (Kabupaten Majalengka) dengan ketentuan
sebagai berikut:
Seminar Akhir diselenggarakan di Jakarta secara Full Day setingkat Eselon
II di Jakarta sesuai ketentuan peraturan yang berlaku yang dilaksanakan 1
(satu) kali pada bulan ke 7 (tujuh);
Seminar mengundang K/L pusat dan unit organisasi di lingkungan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan pemerintah
daerah terkait pelaksanaan pekerjaan dan sekurang-kurangnya dihadiri 30
(tiga puluh) orang peserta sekurang- kurangnya mengundang Asisten
Deputi Penataan Ruang dan Kawasan Strategis Ekonomi, Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian; Direktur Tata Ruang dan Pertanahan,
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bappenas; Direktur
Perkotaan, Perumahan dan Permukiman, Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional/Bappenas; Direktorat Perencanaan Tata Ruang,
Direktorat Jenderal Tata Ruang, Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional; Kepala Biro Perencanaan
Kementerian Perhubungan; Asdep Pengembangan Investasi dan
Ekosistem Pariwisata, Kementerian Pariwisata; Kepala Biro Perencanaan,
Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian; Kepala Biro Perencanaan
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian; Kepala Biro Perencanaan
Kementerian ESDM; Kepala Biro Perencanaan Kementerian Kelautan dan
Perikanan; Direktur Pengembangan Jaringan Jalan, Direktorat Jenderal
Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
Direktur Jalan Bebas Hambatan, Perkotaan, dan Fasilitasi Jalan Daerah,
Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat; Direktur Keterpaduan Infrastruktur Permukiman,
Diretorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat; Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman,
Diretorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat; Direktur Pengembangan Jaringan Sumber Daya Air,
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat; Direktur Bina Penatagunaan Sumber Daya Air,
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air; Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat; Direktur Perencanaan Penyediaan Perumahan,
Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan, Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat; Direktur Perencanaan Pembiayaan
Perumahan, Direktorat Jenderal Pembiayaan Perumahan, Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; Sekretaris Badan
Pengembangan Infrastruktur Wilayah; Kepala Pusat Perencanaan
Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; Kepala Pusat
Pemrograman dan Evaluasi Keterpaduan Infrastruktur Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat; Kepala Pusat Pengembangan Kawasan Strategis,
BPIW, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; Pemerintah
Daerah DKI Jakarta, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Provinsi
D.I Yogyakarta, serta Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota terkait;
Seminar Akhir menghadirkan narasumber dari pakar dan/atau
kementerian/lembaga dan/atau pemerintah daerah setingkat eselon 2
sebanyak 1 (satu) orang jam, dan setingkat eselon 3 sebanyak 1 (satu)
orang jam dengan 1 (satu) orang moderator;
Kelengkapan Seminar Akhir sekurang-kurangnya meliputi penggandaan
materi, seminar kit, uang harian, dan transport lokal untuk masing-masing
peserta serta spanduk untuk keperluan acara seminar akhir.
f. Lingkup Pekerjaan Lain yang Dibutuhkan dalam Rangka Memenuhi
Output Pekerjaan
E. KELUARAN
Keluaran dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1. Dokumen update profil;
2. Dokumen strategi pencapaian target KPI Kawasan Aerotropolis Bandara New
Yogyakarta International Airport (Kabupaten Kulonprogo) dan Bandara
International Kertajati (Kabupaten Majalengka) dalam bentuk program dan
kegiatan infrastruktur PUPR tahunan;
3. Dokumen Rencana Pengembangan Kawasan Aerotropolis Bandara New
Yogyakarta International Airport (Kabupaten Kulonprogo) dan Bandara
International Kertajati (Kabupaten Majalengka), yang memuat sekurang-
kurangnya:
a. rencana (Master Plan Infrastruktur PUPR 10 tahun (tahun 2021- 2030),
b. Development Plan Infrastruktur PUPR 5 tahun (tahun 2021-2025), dan
c. Program infrastruktur PUPR tahun 2021.
4. Peta spasial dan peta indikasi program pada skala 1:10.000-1:5.000 untuk
Kawasan Aerotropolis Bandara New Yogyakarta International Airport
(Kabupaten Kulonprogo) dan Bandara International Kertajati (Kabupaten
Majalengka);dan
5. Laporan pelaksanaan Kegiatan (pendahuluan, antara, proceeding, dan akhir)
dengan subtansi sesuai dengan ketentuan dalam TOR.
F. MANFAAT
Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat melalui tersusunnya
arahan, kebijakan, dan strategi pertumbuhan pengembangan Kawasan
Aerotropolis (New Yogyakarta International Airport dan Kertajati International
Airport) dan pengembangan Infrastruktur PUPR secara terpadu, sehingga
pembangunan Kawasan Aerotropolis tersebut dapat diwujudkan sebagai kota
kompak dan cerdas yang livable.
Bulan
No Tahapan ke-
Pekerjaan 1 2 3 4 5 6 7 8
A. Persiapan dan Organisasi Kerja
1. Mobilisasi tenaga ahli, asisten tenaga ahli, dan tenaga
pendukung
2. Kajian Literatur, Teori, dan Benchmark
Review Kebijakan Pembangunan dan Tata Ruang Pusat
3. dan Daerah,
serta Sektoral
4. Identifikasi Delineasi Kawasan Aerotropolis
5. Identifikasi kawasan perkotaan fungsional atau Functional
Urban Area
6. Identifikasi Stakeholder Pusat dan Daerah
7. Pengumpulan Data dan Informasi Awal Wilayah
Perencanaan
8. Penyusunan Peta Dasar
9. Penajaman Metodologi pelaksanaan pekerjaan
10. Inventarisasi kebutuhan data, desain survei, dan perangkat
survei
11. Penyusunan Rencana Kerja dan Jadwal Rinci Pelaksanaan
Pekerjaan
12. Penyusunan Rencana Mutu Kontrak
13. Kick Off Meeting di Jakarta
14. Survei I dan Rakor I Daerah
15. Pembahasan Laporan Pendahuluan
B. Pengumpulan Data
1. Pengumpulan Data Sekunder di Tingkat Pusat dan Daerah
2. Pengumpulan Data Primer
3. Penyusunan Profil dan kinerja kawasan aerotropolis
4. Penyusunan profil dan kinerja infrastruktur kawasan
aerotropolis
5. Rapat Koordinasi di Jakarta
C. Analisis Pengembangan Kawasan Aerotropolis
1. Analisis Posisi Kawasan dalam Konstelasi Regional dan
Global
2. Analisis basis ekonomi pengembangan kawasan
Analisis Lingkungan Fisik (built environment) dan
3. Kecenderungan
Perkembangannya
4. Analisis Arahan Pengembangan Wilayah
5. Analisis Daya Dukung dan Daya Tampung
6. Analisis Kependudukan dan Intensitas Ruang
7. Analisis penentuan kebutuhan pengembangan infrastruktur
Analisis Keterpaduan Program dan Sinkronisasi
8. Pembangunan
Infrastruktur
9. Analisis Sumber Pembiayaan dan Kelayakan
Ekonomi/Investasi
Analisis potensi dan komoditas unggulan masing-
10. masing kawasan Aerotropolis
11. Analisis penetapan Kawasan Aerotropolis
12. Survei II dan Rakor II di daerah
13. Pembahasan Laporan Antara
D. Penyusunan Rencana dan Program
Penyusunan Master Plan dan Development Plan
1. Pengembangan
Kawasan dan Infrastruktur kawasan Aerotropolis
2. Penyusunan Program Pembangunan Infrastruktur PUPR &
Non-PUPR
3. Perumusan Key Performance Indicators (KPI)
4. Workshop di Jakarta
76
Bulan
No Tahapan ke-
Pekerjaan 1 2 3 4 5 6 7 8
5. Survei III di Daerah
E. Seminar Akhir
Seminar Akhir Pembangan Aerotropolis New Yogyakarta
1. International Airport (D.I. Yogyakarta) dan Kertajati
International Airport (Jawa
Barat)
F. Pembahasan Laporan Akhir
1. Pembahasan Laporan Akhir
F. Penyusunan dan Penyerahan Laporan
1. RMK
2. Laporan Bulanan
3. Laporan Pendahuluan
4. Laporan Antara
5. Prosiding
Laporan Akhir Rencana Pembangan Aerotropolis New
6. Yogyakarta International Airport (D.I. Yogyakarta) dan
Kertajati International
Airport (Jawa Barat)
Buku Deluxe Executive Summary Rencana Pembangan
7. Aerotropolis New Yogyakarta International Airport (D.I.
Yogyakarta) dan Kertajati
International Airport (Jawa Barat)
8. Album Peta dan Foto Udara
9. Cetak Peta
10. Dokumen Dukungan Pembangunan Infrastruktur PUPR
11. DVD Laporan
H. TENAGA AHLI
Kualifikasi Juml Jumla
No. Posisi Jumla
Pendidikan Keahlia Pengal a h h
h
n a Oran Orang
Bulan
man g Bulan
Tenaga Ahli
1. Ahli S1 PWK SKA Ahli 12 1 8 8
Perencanaan Utama/Madya bulan/4 (satu)
Wilayah Kota 8 bulan
(Ketua Tim/
Team
Leader)
2. Ahli S1 Sipil SKA Ahli 12 1 8 16
Sipil/Transporta Madya/Mud bulan/3 (satu)
si a 6 bulan
3. Ahli Rancang S1 SKA Ahli 12 1 8 8
Kota/Arsitektu Arsitektur Madya/Mud bulan/3 (satu)
r a 6 bulan
4. Ahli Ekonomi S1 - 12 1 8 8
Perkotaan Ekonomi bulan/3 (satu)
Studi 6 bulan
Pembangun
a n/ PWK
77
5. Ahli Manajemen S1 Sipil SKA Ahli 12 1 8 8
Sumber Madya/Mud bulan/3 (satu)
Daya a 6 bulan
Air/Hidrologi
6. Ahli Arsitektur/ SKA Ahli 12 1 8 8
Perumahan Perencana Madya/Mud bulan/3 (satu)
dan an a 6 bulan
Permukiman Wilayah
dan
Kota/Sipil
7. Ahli Lingkungan S1 Teknik SKA Ahli 12 1 8 8
Lingkunga Madya/Mud bulan/3 (satu)
n a 6 bulan
78
Kualifikasi Juml
No. Posisi Jumla Jumla
Pendidikan Keahlia Pengal a h h h
a Oran
n Bulan Orang
man g Bulan
8. Ahli S1 - 12 1 8 8
Pembiayaan Ekonomi/ bulan/3 (satu)
dan Investasi Manajemen 6 bulan
Kawasan Keuangan/B
i snis
Manajemen/
PWK/Arsite
k
tur/Sipil
9. Ahli Geografi / - 12 1 8 8
Pemetaa Teknik bulan/3 (satu)
Geode 6 bulan
n (GIS) si
10. Ahli Komunikasi S1 Desain - 12 1 5 5
Visual/Desain Grafis/Arsit bulan/3 (satu)
Grafis/Animasi ek 6 bulan
3D
Asisten
Tenaga
Ahli
1. Tenaga S1 PWK - 0 bulan 1 8 8
Sub (satu)
Profesional
Perencana
an
Wilayah Kota
2. Tenaga S1 - 0 bulan 1 8 8
Sub Arsitektur (satu)
Profesiona
l
Arsitektur
3. Tenaga Sub S1 Teknik - 0 bulan 1 8 8
Profesional Sipil Sipil (satu)
4. Tenaga Sub S1 Teknik - 0 bulan 1 8 8
Profesional Lingkunga (satu)
Teknik n
Lingkungan
5. Tenaga Sub S1 Geografi/ - 0 bulan 1 8 8
Profesional Teknik (satu)
Pemetaan Geodesi
(GIS)
L. METODOLOGI
Metodologi yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini antara lain:
1. Desk Study
Metode desk study yaitu cara pengumpulan data dan informasi melalui pemeriksaan
dan analisis data dan informasi yang menggunakan data sekunder, baik berupa
dokumen-dokumen data, hasil studi terdahulu, dan peraturan perundang-undangan
baik yang diperoleh dalam bentuk buku maupun hasil pencarian di internet.
2. Rapat Koordinasi Penyepakatan Rumusan Goal (Kick Off)
Rapat Koordinasi Penyepakatan Rumusan Goal (Kick Off) merupakan pertemuan
awal/pendahuluan antara penyedia jasa, pengguna jasa, dan stakeholder untuk
menginformasikan pekerjaan, output yang diharapkan, dan Identifikasi stakeholder baik
pemerintah pusat, pemerintah daerah, kelompok masyarakat dan dunia usaha dengan
mencatat nama, alamat dan nomor kontak/email yang dapat dihubungi.
3. Rapat Pembahasan Laporan
Rapat pembahasan laporan meliputi pembahasan Laporan Pendahuluan, Laporan
Antara, dan Laporan Akhir sesuai kemajuan pekerjaan. Pembahasan laporan
dilakukan bersama antara Tim Konsultan dan Tim Supervisi dengan mengundang
pembahas dari internal maupun eksternal Kementerian PUPR.
4. Rapat Koordinasi
84
Rapat koordinasi dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh isu strategis, informasi,
masukan terhadap rumusan yang telah dibuat dengan mengundang stakeholders
terkait hasil identifikasi stakeholder.
5. Workshop
Workshop merupakan wadah bekerja sama dalam rangka menggali saran dan
masukan, kajian, pandangan sektor dalam menyusun terkait pengembangan
perkotaan, serta masukan dari pemerintah daerah. Kegiatan ini ditujukan untuk
mempertajam hasil rapat koordinasi sekaligus mensosialisasikan konsep Rencana
Pengembangan serta untuk menyepakati suatu rumusan yang telah disiapkan
sebelumnya.
6. Seminar
Seminar merupakan wadah bekerja sama dalam rangka menggali saran dan
masukan, kajian, serta pengetahuan baru dari berbagai tenaga ahli, pandangan sektor
dalam menyusun terkait pengembangan perkotaan. Kegiatan ini ditujukan untuk
mempertajam hasil rapat koordinasi sekaligus mensosialisasikan konsep Rencana
Pengembangan yang akan dikembangkan.
7. Pengumpulan Data Sekunder
Pelaksanaan pengumpulan data sekunder dilakukan dengan metode kunjungan ke
instansi Pemerintah, Swasta baik pusat dan daerah hasil identifikasi stakeholder.
Penyedia jasa wajib menyusun perangkat survei. Pengumpulan data sekunder
dilakukan melalui:
Pengumpulan data sekunder pada berbagai instansi terkait;
Pengumpulan data primer untuk melengkapi ketersediaan data sekunder;
Pengumpulan dokumen kebijakan/kajian terdahulu terkait pekerjaan serupa;
Pengolahan dan penstrukturan data, serta penyajian dalam format yang menarik
seperti grafik (chart), peta, dan infografis.
8. Pengumpulan Data Primer Infrastruktur melalui Field Study
Pelaksanaan pengumpulan data primer dilakukan dengan mengunjungi lokasi
kawasan dan infrastruktur utama kawasan perkotaan dengan melakukan pengambilan
gambar foto dan gambar video, pencatatan koordinat lokasi kawasan kumuh
perkotaan, infrastruktur, dan jaringan jalan eksisting menggunakan GPS, dan
wawancara dengan stakeholder setempat untuk.
Infrastruktur Jalan dan Jembatan khususnya yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat;
Infrastruktur Sumber Daya Air pada Wilayah Sungai khususnya yang menjadi
kewenangan Pemerintah Pusat;
Infrastruktur Permukiman, termasuk kawasan kumuh perkotaan yang ditetapkan
dalam SK Bupati/Walikota; dan
Perumahan Umum.
Informasi yang diperoleh untuk tiap infrastruktur adalah informasi umum,
spesifikasi umum, kondisi umum, dan lokasi point GPS.
9. Pengadaan dan Pengolahan Citra Satelit
Citra satelit diperoleh dari LAPAN dan pengolahan citra peta dengan ketelitian
mendekati 1:50.000 s.d. 1:10.000. Interpretasi dan pengolahan peta citra serta
handling peta dengan ketelitian 1:10.000 pada bagian urban area dapat dilakukan
penyesuaian pada bagian non- urbanarea dengan peta SPOT/ALOS atau
sejenisnya. Pengolahan peta dilakukan untuk menghasilkan peta topografi yang
memuat tutupan lahan, kontur, jaringan infrastruktur, fasilitas. Output dari
pengadaan ini adalah:
Peta Mosaic Orthophoto dalam format Georeferenced Raster imagery file : GeoTIF,
TIF atau file compress .ECW; dan
Peta Topografi, Tutupan Lahan dan Infrastruktur Utama dalam format shapefile.
85
10. Pengadaan dan Pengolahan Peta Rupa Bumi
Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) bisa diperoleh di dengan mengunduh di
http://tanahair.indonesia.go.id menyediakan fasilitas download peta RBI skala 25K,
50K dan 250K. Untuk seluruh Pulau Jawa sudah tercover oleh peta dengan skala 1 :
25.000. Sementara pulau di luar jawa baru tercover peta dengan skala 1 : 50.000 dan
1:250.000. Tema peta RBI yang dapat didownload melalui portal
http://tanahair.indonesia.go.id meliputi Utilitas, Penutupan Lahan, Transportasi,
Hidrografi, Toponimi, Lingkungan Terbangun dan Hipsografi. Untuk Garis Pantai dan
Batas Wilayah hanya tercover pada skala 1:250.000.
11. Pengadaan Peta Udara (Aerial Mapping), Foto Udara (Aerial Photography), dan
Video Udara (Aerial Videography)
Pengadaan Peta Udara (Aerial Mapping) dilakukan menggunakan teknik foto udara
atau fotogrametri menggunakan wahana Pesawat Udara Tanpa Awak / UAV
(Unmenned Aerial Vehicle) atau Drone. Pekerjaan ini menghasilkan Peta Orthophoto
Mosaic dan Peta Garis/Peta Topografi yang detail dengan skala antara 1:500 s.d.
1:1.000. Pengadaan peta diikuti interpretasi, dan mapping 1: 5.000 untuk dua kawasan
berikut dengan handling fee dan biaya surveynya. Pengadaan Foto Udara (Aerial
Photography) dan Video Udara (Aerial Videography) digunakan sebagai bahan dasar
pembuatan animasi bergerak 3 (tiga) dimensi dan visualisasi 3 (tiga) dimensi. Output
pengadaan ini adalah:
a. Print out format *pdf yaitu peta mosaic orthophoto dan peta topografi berikut kontur
interval 1 meter dengan skala disesuaikan dengan ukuran kertas A3.
b. Softcopy data processing meliputi:
Laporan Data dan Pengukuran GPC (Ground Control Point) dengan
menggunakan GPS Geodetic;
Peta Mosaic Orthophoto dalam format Georeferenced Raster imagery file :
GeoTIF, TIF atau file compress .ECW;
Peta Topografi berikut dengan kontur interval 1 meter dalam format file: .shp dan
.dwg; dan
Data digital ketinggian DEM (Digital Elevation Model) dalam format file : .GeoTif
atau TIF terdiri dari DSM (Digital Surface Model) dan DTM (Digital Terrain
Model).
12. Pembuatan Peta Digital Sistem Informasi Geografis
Pembuatan peta digital menggunakan software sistem informasi geografis yang
memuat shapefile (view) dan file siap cetaknya (layout). Skala peta yang digunakan
minimal adalah 1:10.000 untuk kawasan perkotaan dan 1:50.000 untuk wilayah antar
kota. Pembuatan peta digital dipadukan antara perolehan data sekunder, survei GPS
untuk infrastruktur, dilengkapi dengan atribut basis data sesuai dengan data
infrastruktur. Peta yang diproduksi sekurang- kurangnya:
Peta Wilayah Administrasi;
Peta Profil Infrastruktur Jalan dan Jembatan;
Peta Profil Infrastruktur Sumber Daya Air;
Peta Profil Infrastruktur Permukiman (Cipta Karya);
Peta Profil Perumahan;
Peta Rencana Infrastruktur PUPR Tahun 2025;
87
O. LAIN-LAIN
Hal-hal yang belum diatur dalam KAK ini dan dianggap sangat penting, akan
dilaksanakan sesuai kesepakatan antara pemberi kerja dengan penerima kerja.
Penanggungjawab,
Kepala Satuan Kerja Pusat
Pengembangan Kawasan Perkotaan