You are on page 1of 47

53

BAB IV. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum dan Kebijakan
Dalam penyusunan kegiatan Pengembangan Aerotropolis New Yogyakarta
International Airport (D.I. Yogyakarta) dan Kertajati International Airport (Jawa Barat)
ini perlu merujuk pada kebijakan-kebijakan berlaku, baik berupa dasar hukum
peraturan maupun dokumen kebijakan perencanaan terkait untuk menghasilkan
perencanaan yang komprehensif.
Kebijakan berlaku dimaksud mencakup arahan pembangunan dari tingkat nasional
hingga tingkat daerah, kebijakan penataan ruang, hingga arahan pembangunan
infrastruktur sektoral. Lebih lengkapnya dijelaskan sebagai berikut:
Kebijakan Nasional
a) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, beserta peraturan pelaksanaannya;
b) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2004-2025, beserta peraturan
pelaksanaannya;
c) Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,
beserta peraturan pelaksanaannya;
d) Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019
Kebijakan Rencana Tata Ruang
Kebijakan tata ruang terkait pengembangan perkotaan (fungsi), struktur ruang
dan pola ruang yang terkait dengan fungsi kawasan perkotaan, rencana struktur
ruang, strategi operasionalisasi perwujudan, serta kawasan strategis.
a) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
b) Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional (RTRWN) terkait kawasan perencanaan maupun rencana
pengembangan infrastruktur;
c) Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang
Pulau Jawa – Bali;
d) Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2010
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun 2009-2029;
e) Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029;
f) Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 1 Tahun 2012 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012-2032; dan
g) Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 11 Tahun 2011 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Majalengka Tahun 2011-2031.
Kebijakan Pembangunan Daerah
a) RPJMD Provinsi D. I. Yogyakarta dan Provinsi Jawa Barat; dan
b) RPJMD Kabupaten Kulonprogo dan Kabupaten Majalengka.
Kebijakan Pengembangan Infrastruktur Sektoral
1) Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
a) Peraturan Menteri PUPR Nomor 15 tahun 2015 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,
khususnya Pasal 1110, 1111, 1112, dan 1113 yang berisi
54

tugas Bidang Pengembangan Infrastruktur Kota Besar dan Kota Baru


untuk melaksanakan penyiapan koordinasi dan penyusunan kebijakan
teknis, rencana, dan program keterpaduan pengembangan kota besar dan
kota baru dengan infrastruktur bidang pekerjaan umum dan perumahan
rakyat, serta koordinasi dan pengembangan area inkubasi di kota besar
dan kota baru
b) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 13.1/PRT/M/2015 tentang
Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Tahun 2015- 2019
c) Kebijakan infrastruktur PUPR:
No Sektor Referensi
Hukum
1 Sumber a) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan,
Daya Air beserta peraturan pelaksanaannya;
b) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 04/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan Penetapan Wilayah
Sungai;
c) Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 293/KPTS/M/2014
tentang Penetapan Status Daerah Irigasi yang Pengelolannya
Menjadi Wewenang dan Tanggung Jawab Pemerintah,
Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota.
2 Jalan d) Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan, beserta
dan peraturan pelaksanaannya;
Jembata e) Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
n
Nomor : 290/KPTS/M/2015 tentang Penetapan Ruas Jalan
Menurut Statusnya sebagai Jalan Nasional;
f) Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor : 248/KPTS/M/2015 tentang Penetapan Ruas Jalan dalam
Jaringan Jalan Primer Menurut Fungsinya sebagai Jalan Primer
(JAP) dan Jalan Kolektor-1 (JKP-1);
g) Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 567/KPTS/M/2010
tentang Rencana Umum Jaringan Jalan Nasional beserta
perubahannya sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 92/KPTS/M/2011
tentang Perubahan Pertama Atas Keputusan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor
567/KPTS/M/2010 tentang Rencana Umum Jaringan Jalan
Nasional.
3 Perumahan h) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan
dan Kawasan Permukiman, beserta peraturan pelaksanaannya.
Permukima
n
55
2) Perhubungan dan Kebandarudaraan
a) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan
b) Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2012 tentang Cetak Biru
Pengembangan Sistem Logistik Nasional
c) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KP. 430 Tahun 2015 tentang
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019.
56

d) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : PM 69 Tahun 2013 tentang


Tatanan Kebandarudaraan Nasional
e) Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2012 tentang Pembangunan dan
Pelestarian Lingkungan Hidup Bandar Udara

Kebijakan Kawasan Strategis


1) Kawasan Industri
a) Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk
Pembangunan Industri Nasional Tahun 2015-2035
b) Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 31.1/M-IND/PER/3/2015 tentang
Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2015-2019
2) Kawasan Pariwisata
a) Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Nasional
b) Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 29 Tahun 2015 tentang Rencana
Strategis Kementerian Pariwisata Tahun 2015-2019

Peraturan lain yang relevan/terkait


a) Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2017 tentang Percepatan Pelaksanaan
Proyek Strategis Nasional
b) Peraturan terkait lainnya
Kebijakan di atas selain merupakan peraturan dan arahan yang terkait dengan dasar
pelaksanaan kegiatan ini, juga termasuk arahan kebijakan yang terkait dengan
substansi pendukung rencana pengembangan aerotropolis. Peraturan yang menjadi
dasar pelaksanaan rencana pengembangan Aerotropolis NYIA (D.I.) Yogyakarta yaitu
Perpres No 58/2017 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional yang
mengarahkan rencana pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta di wilayah
Kabupaten Kulonprogo sebagai salah satu lokasi pembangunan Bandara Baru.
Kemudian, peraturan yang mendasari penyusunan Rencana pengembangan
Aerotropolis Kertajati International Airport (Jawa Barat) yaitu Perpres No 2/2015
tentang RPJMN Tahun 2015–2019 yang menetapkan kawasan Kertajati sebagai
lokasi pengembangan Bandara Baru di wilayah Kabupaten Majalengka.
Adapun kebijakan yang memuat arahan terkait substansi pendukung rencana
pengembangan aerotropolis terdiri atas Rencana Tata Ruang Wilayah (Nasional, Pulau
Jawa-Bali, Provinsi D.I Yogyakarta, Provinsi Jawa Barat, Kab. Kulonprogo, dan Kab.
Majalengka), Rencana Pembangunan Jangka Menengah (Nasional, Kab. Kulonprogo,
dan Kab. Majalengka, serta rencana induk sektor (Infratstruktur PUPR, dan
infrastruktur Non-PUPR strategis lainnya).

2. Gambaran Umum
Pembangunan perkotaan Indonesia di masa depan dihadapkan pada beragam
tantangan mulai dari skala lokal, regional, hingga global yang menuntut untuk segera
direspon dengan solusi- solusi yang kreatif dan inovatif, sehingga pada akhirnya kota-
kota kita dapat berfungsi secara optimal sebagai tempat bermukim yang nyaman dan
layak huni dengan tetap mengedepankan prinsip-prinsip keberlanjutan lingkungan
57
serta sebagai sentra penggerak perekonomian wilayah. Salah satu alternatif solusi
untuk membentuk pertumbuhan dan pembangunan ekonomi wilayah adalah dengan
mengintegrasikan pembangunan transportasi dengan pengembangan wilayah.
Berdasarkan data BPS tahun 2015, sektor transportasi dan logistik mengalami
akselerasi kenaikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) secara
berturut-turut dalam tiga tahun terakhir. Pada tahun 2015 pertumbuhannya sebesar
5,02%, tahun 2016 sebesar 5,20%, dan tahun 2017 sebesar 5,41%. Kemudian,
berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Iklim investasi
sektor transportasi, termasuk transportasi udara, pada tahun 2017juga meningkat
sebanyak 25,57%.
58

Peluang dari sektor transportasi inilah yang melatarbelakangi inisiatif dari Badan
Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) melalui Pusat Pengembangan Kawasan
Perkotaan untuk menyusun studi mengenai Pengembangan Kota Bandara
Aerotropolis di New Yogyakarta International Airport (D.I. Yogyakarta) dan Kertajati
International Airport (Jawa Barat) sebagai upaya untuk mewujudkan pertumbuhan
ekonomi wilayah. Keberadaan ke dua baru tersebut diharapkan dapat menjadi
katalisator perkotaan (urban catalyst) yang membawa pengaruh yang signifikan
terhadap pergerakan perekonomian kawasan perkotaan sehingga pada akhirnya
dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Penyusunan studi ini sesuai dengan
tugas dan fungsi Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan yang tertuang dalam
Permen PUPR Nomor 15/PRT/M/2015 untuk menyusun rencana dan program yang
menterpadukan antara pengembangan berbagai kawasan dan infrastruktur bidang
pekerjaan umum dan perumahan rakyat di kawasan perkotaan, serta salah satu
fungsinya yaitu koordinasi dan pengembangan area inkubasi di kawasan perkotaan,
dalam hal ini yaitu kota bandara Aerotropolis.
Salah satu pengusung konsep Aerotropolis, Dr. John D. Kasarda (University of North
Carolina, 2000), menjelaskan bahwa secara umum Aerotropolis didefinisikan sebagai
sebuah kota dengan tata letak, infrastruktur, dan sektor perekonomian yang berpusat
pada bandar udara. Pengembangan Aerotropolis diawali dengan pemanfaatan
bandara yang tidak terbatas untuk kegiatan aviasi, tetapi juga menjadi kawasan
komersial terintegrasi yang dikembangkan sebagai pusat kegiatan bisnis lainnya,
seperti: perkantoran, MICE (meeting, incentive, convention, exhibition), industri
manufaktur, perhotelan, hingga pusat hiburan. Selain menjadi transportasi
penghubung yang vital dalam konteks membangun konektivitas, bandar udara telah
menjadi simpul kunci dalam produksi global dan sistem komersial. Berbagai kluster
bisnis di sekitar bandar udara yang membentuk koridor transportasi membentuk
sebuah entitas perkotaan baru. Tumbuhnya klaster bisnis berorientasi pada
penerbangan/bandar udara dan klaster perumahan pada koridor transportasi yang
melingkari airport city dengan radius ± 30 km membentuk Aerotropolis di beberapa
metropolis di dunia.
59

Olahraga,
Rekreasi, &
Bisnis/
Fungsi Khusus
Perkantoran RTH
Flex Tech
Pusat Kws Industri
Convention/ Manufaktur
Atraksi Turis Exhibition Kws
Kws Hotel & Industri
Hiburan
Superblok Industri
Retail Pergudangan Superblok
Koridor Pusat:
Teknologi, Airport City RTH
Informasi & Pusat
Komunikasi (TIK) Pusat Riset/
Logistik Distribusi
Kluster Teknologi
Fasilitas Olahraga, Fasilitas
Kesehatan Rekreasi, & Pelayanan Olahraga,
E-Fullfillment Rekreasi, &
Fungsi Khusus
Fungsi Khusus

RTH

140
Gambar
Fungsi & Kebutuhan Ruang dalam Aerotropolis
60

Elemen pendukung utama yang dibutuhkan pada kawasan aerotropolis adalah


aksesibilitas dan sarana transportasi massal yang memungkinkan pergerakan barang
dan penumpang dari dan ke bandara dapat dilakukan secara optimal dan efisien
seiring dengan semakin terintegrasinya perekonomian global. Pada kenyataannya,
aerotropolis yang berkembang saat ini di Indonesia masih bersifat organik dan
spontan, sehingga secara struktur masih diperlukan penataan kembali. Pada tahun
2014, perusahaan BUMN PT. Angkasa Pura II menginisiasi pengembangan
Aerotropolis di Indonesia, tepatnya di Bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang,
Provinsi Sumatera Utara. Bandara Kualanamu ini direncanakan agar terintegrasi
dengan Pelabuhan Belawan dan Pelabuhan Kuala Tanjung dan diarahkan untuk
mendukung pengembangan Kawasan Strategis Nasional (KSN) Medan, Binjai, Deli
Serdang, Karo (Mebidangro), Kawasan Ekonomu Khusus (KEK) Sei Mangkei, dan
kawasan strategis lainnya di Provinsi Sumatera Utara. Kualanamu memiliki luas 1.365
hektar dengan kapasitas penumpang 8 juta orang serta dilengkapi dengan transportasi
multimoda berupa kereta monorel khusus dari kota Medan. Kedepannya, bandara-
bandara berkelas internasional lainnya diharapkan dapat mengembangkan konsep
Aerotropolis, seperti yang akan dilakukan pada proyek percontohan Aerotropolis New
Yogyakarta International Airport dan Kertajati International Airport.
a) Aerotropolis New Yogyakarta International Airport (Kulonprogo-D.I.
Yogyakarta)
Rencana pengembangan Aerotropolis di New Yogyakarta International Airport (NYIA)
disusun dalam rangka mendukung amanat Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun
2017 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional yang memuat
rencana pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta di wilayah Kabupaten
Kulonprogo sebagai salah satu lokasi pembangunan Bandara Baru.
Pengembangan kawasan Aerotropolis di kawasan ini juga didukung oleh
kebijakan dalam RPJMN 2015-2019 untuk mempercepat pembangunan sistem
transportasi multimoda melalui pembangunan akses kereta api menuju Bandara
Internasional Kulon Progo. Pembangunan Aerotropolis NYIA telah diawali dengan
penugasan PT. Angkasa Pura I (Persero) untuk membangun dan mengelola
bandara yang akan menjadi salah satu gerbang kawasan Yogyakarta-Solo-
Semarang (Joglosemar) serta mendukung pengembangan perkotaan dan
Metropolitan Yogyakarta-Sleman-Bantul (Kartamantul). Penugasan PT. Angkasa
Pura I (Persero) ini diatur dalam Perpres Nomor 98 tahun 2017 tentang
Percepatan Pembangunan dan Pengoperasian Bandar Udara Baru di Kabupaten
Kulonprogo, D.I. Yogyakarta.
Berdasarkan dokumen Rencana Induk Bandara Baru di Kulonprogo Yogyakarta
Tahun 2016, bandara ditargetkan untuk mulai beroperasi pada bulan April 2019,
namun secara keseluruhan penyelesaian pembangunan bandara ditargetkan
untuk selesai dalam kurun waktu 28 tahun secara bertahap, dengan rincian
sebagai berikut:
• Tahap I (2018-2026) : Kapasitas penumpang 14 juta;
• Tahap II (2027-2036) : Kapasitas penumpang 20 juta;
• Tahap III (2037-2046) : Kapasitas penumpang 25 juta; Mendukung
agenda ini, BPIW melalui Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan telah
melakukan studi terkait pada tahun 2016, yaitu Penyusunan Studi Kelayakan
dan
61
Pradesain Kawasan Prioritas Yogyakarta, dimana dalam kajian ini juga
mengidentifikasi kawasan Temon Kulonprogo yang merupakan lokasi Bandara
Baru sebagai salah satu arah pengembangan perkotaan di Yogyakarta dan
sekitarnya. Kawasan Kota Bandara Temon Kulonprogo seluas +40 Ha akan
diarahkan sebagai kawasan pendukung New Yogyakarta International Airport
(NYIA). Arahan fungsi pendukung yang dikembangkan adalah pusat kota
administratif, kawasan hunian, kawasan komersial berskala kota dan kawasan
industri serta business park yang terkait dengan logistik dan R&D (research and
development). Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan kerjasama antara
masyarakat, pemerintah dan investor swasta dalam melakukan penataan Kota
Bandara Temon Kulonprogo. Perencanaan pengembangan Aerotropolis NYIA
juga perlu diintegrasikan dengan prinsip-prinsip dalam National Urban
Development Program (NUDP) dalam rangka mewujudkan kawasan perkotaan
yang layak huni, hijau, cerdas, dan berketahanan.
62

Pada akhirnya, pengembangan kawasan Aerotropolis NYIA diharapkan dapat


memberikan manfaat dalam beberapa aspek, antara lain: (1) meningkatkan
pelayanan transportasi bagi masyarakat kawasan Yogyakarta-Solo-Semarang
(Joglosemar) dan Metropolitan Yogyakarta-Sleman-Bantul (Kartamantul), serta
kawasan di sekitarnya; (2) memacu pertumbuhan pusat-pusat kegiatan baru di
sekitarnya (accupuncture effect); (3) mengurangi disparitas wilayah dalam lingkup
WPS Pertumbuhan Terpadu Yogyakarta – Solo – Semarang dan WPS Pusat
Pertumbuhan Sedang Berkembang Yogyakarta – Prigi – Blitar - Malang; (4)
menyediakan lapangan kerja baru; (5) meningkatkan aktivitas perekonomian; (6)
meningkatkan pendapatan daerah; dan (7) meningkatkan kesejahteraan
masyarakat setempat.

b) Aerotropolis Kertajati International Airport (Majalengka-Jawa


Barat)
Pengembangan kawasan Aerotropolis Kertajati atau Bandara Internasional Jawa
Barat (BIJB) direncanakan dalam rangka menjalankan amanat Perpres Nomor 2
Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) Tahun 2015–2019 yang menetapkan kawasan Kertajati sebagai lokasi
pengembangan Bandara Baru di wilayah Kabupaten Majalengka. Bandara yang
memiliki luas total 3.480 Ha yang berada di bawah pengelolaan dari PT. Bandara
Internasional Jawa Barat selaku BUMD milik Pemprov Jawa Barat telah mulai
beroperasi sejak bulan Mei 2018, namun pengembangannya masih akan
dilaksanakan hingga tahun 2045. Pelaksanaan itu sendiri terdiri atas 5 (lima)
tahapan, yaitu:
• Tahap I (2015-2020) : Pengembangan Bandara;
• Tahap I-II (2016-2025) : Pembangunan Kertajati Aerocity;
• Tahap III (2025-2035) : Pengembangan Kertajati sebagai aerotropolis;
• Tahap IV (2035-2045) : Pengembangan Kertajati Aerotropolis sebagai simpul
kunci pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di sisi timur Jawa Barat.
Aerotropolis Kertajati rencananya akan didukung dengan sistem transportasi
multimoda strategis, seperti pembangunan akses kereta api dari Bandung-
Kertajati dan Kertajati- Cirebon dan jalan tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan
(Cisumdawu) serta jalan tol Cikampek Palimanan (Cikapali). Dengan upaya
peningkatan konektivitas tersebut, Bandara Kertajati mendapat kemudahan untuk
mengakses pusat-pusat pertumbuhan ekonomi strategis di sekitarnya, seperti
Metropolitan Bandung, Cirebon-Indramayu-Majalengka-Kuningan (Ciayumaja-
kuning), dan Kawasan Industri Karawang. Selain itu, Aerotropolis Kertajati ini juga
diharapkan dapat memicu pertumbuhan aktivitas perekonomian dalam lingkup
WPS Pertumbuhan Terpadu Jakarta – Cirebon - Semarang. Untuk mewujudkan
hal tersebut, diperlukan kerjasama dan partisipasi aktif yang melibatkan seluruh
stakeholder terkait termasuk masyarakat, pemerintah dan investor swasta dalam
melakukan penataan Kota Bandara. Perencanaan pengembangan Aerotropolis
Kertajati juga perlu mempertimbangkan prinsip-prinsip dalam National Urban
Development Program (NUDP) dalam rangka mewujudkan kawasan perkotaan
yang layak huni, hijau, cerdas, dan berketahanan.

B. MAKSUD DAN TUJUAN


63
Maksud dari pekerjaan ini adalah untuk memberikan dukungan dalam mempercepat
pengembangan Kota Bandara (Aerotropolis) yang mandiri, terpadu, cerdas dan
berkelanjutan sesuai dengan amanat Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJMN) 2015-2019 tentang Pembangunan 15 Bandara Baru dalam hal perencanaan
Infrastruktur PUPR yang terpadu dan berkelanjutan.
Tujuan dari kegiatan ini adalah menyusun Rencana Induk dan Rencana
Pengembangan infrastruktur PUPR untuk mendukung perwujudan Kota Bandara
(Aerotropolis) Kulonprogo
64

(Prov.DIY) dan Kertajati (Prov. Jawa Barat) berdasarkan kebutuhan jangka panjang (10
tahun) tahun 2021-2030, jangka menengah (5 tahunan) 2021-2025, dan jangka pendek
(1 tahun) 2021.

C. SASARAN
Sasaran dari pekerjaan ini meliputi:
 Terumuskannya analisis kebijakan, rencana, dan program pengembangan kawasan,
rencana pembangunan infrastruktur PUPR, dan pembangunan infrastruktur non-PUPR
sebagai bagian dari pengembangan sistem perkotaan Kota Bandara Kulonprogo dan
Kertajati;
 Tersusunnya profil wilayah Kota Bandara Kulonprogo dan Kertajati;
 Tersusunnya profil kinerja infrastruktur PUPR dan infrastrutur strategis lainnya (non-
PUPR) untuk Kota Bandara Kulonprogo dan Kertajati;
 Terumuskannya analisis fisik lingkungan, sosial kependudukan, dan ekonomi wilayah;
 Terumuskannya analisis dan strategi keterpaduan pengembangan kawasan perkotaan
secara fungsi, lokasi, antar pemerintahan, antarsektor, kelembagaan dan pembiayaan;
 Tersusunnya Key Performance Indicators (KPI) rencana pengembangan
(Development Plan) Kota Bandara Kulonprogo dan Kertajati;
 Terumuskannya konsep dan tematik pengembangan Kota Bandara Kulonprogo dan
Kertajati;
 Terumuskannya analisis pengembangan kawasan Aerotropolis dalam rangka
perumusan program pembangunan infrastruktur PUPR untuk mendukung infrastrutur
strategis lainnya (non-PUPR) dalam pengembangan Kawasan Kota Bandara
Kulonprogo dan Kertajati;
 Terumuskannya rencana dan program pembangunan infrastruktur PUPR untuk
mendukung infrastrutur strategis lainnya (non-PUPR) pendukung kawasan- kawasan
perkotaan sekitar Kota Bandara untuk jangka panjang (10 tahun) 2021-2030, jangka
menengah (5 tahun) 2021-2025, dan jangka pendek (1 tahun) 2021, sebagai usulan
program dalam pembahasan program infrastruktur PUPR (Konsultasi Regional) untuk
Kota Bandara Kulonprogo dan Kertajati;
 Tersusunnya rencana aksi bersama antar pihak dalam rangka percepatan
pembangunan Kota Bandara Kulonprogo dan Kertajati serta tahapan/ roadmap dan
skenario pengembangan Kota Bandara Kulonprogo dan Kertajati.

D. RUANG LINGKUP
1. Lingkup Wilayah Perencanaan
Ruang lingkup wilayah dalam pekerjaan ini meliputi Kabupaten Kulon Progo
(New Yogyakarta International Airport) dan Kabupaten Majalengka (Kertajati
International Airport) dengan tetap mempertimbangkan pengembangan
wilayah masing-masing kawasan perkotaan, hubungan fungsional antar
kawasan perkotaan di sekitarnya dan dengan wilayah belakang (hinterland)-
nya.
65

2. Lingkup Tahapan dan Substansi Pekerjaan


Ruang lingkup tahapan dan substansi pekerjaan ini meliputi:
a. Persiapan dan Organisasi Kerja
1) Mobilisasi tenaga ahli, asisten tenaga ahli, dan tenaga pendukung;
2) Kajian literatur, teori, dan benchmark/pengalaman praksis di Indonesia
atau negara lain yang berhasil terkait pembangunan infrastruktur wilayah
dan perkotaan dalam rangka pengembangan kawasan Aerotropolis;
3) Review terhadap kebijakan pengembangan kawasan perkotaan serta
pembangunan infrastruktur berdasarkan rencana pembangunan dan
rencana tata ruang baik nasional (RPJPN dan RTRWN), pulau/kepulauan
(RTR Pulau/Kepulauan), provinsi (RPJPD, RPJMD, RTRW Provinsi),
kabupaten/kota (RPJPD, RPJMD, RTRW Kabupaten/Kota), serta
kebijakan sektoral seperti Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
(RTBL), Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
(SPPIP), Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas
(RPKPP), Rencana Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan (RKP-KP),
Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan
Pemukiman (RP3KP), Rencana Terpadu dan Program Investasi
Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM), Rencana Induk Pengembangan
Ruang Terbuka Hijau, Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan
Air Minum (RISPAM), Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan,
Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan,
Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran, Pola Pengelolaan Sumber
Daya Air (PSDA), Rencana PSDA, dll;
4) Identifikasi delineasi Kawasan Aerotropolis dilakukan dengan kajian
rencana tata ruang, daya dukung dan daya tampung, pola commuting, dan
kawasan perkotaan, dengan berkoordinasi dengan pemerintah daerah.
5) Identifikasi kawasan perkotaan fungsional atau Functional Urban Area
(dominasi kegiatan nonpertanian dan permukiman) dari kota-kota untuk
melihat penjalaran fisik kota. Functional Urban Area dapat dihasilkan dari
analisis lokasi desa-desa perkotaan dalam Potensi Desa atau dari analisis
citra satelit/perpetaan akan kawasan terbangun, atau keduanya
6) Identifikasi stakeholder terkait (Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah,
Badan Usaha, dll);
7) Pengumpulan data dan informasi awal wilayah perencanaan;
8) Penyusunan peta dasar;
9) Penajaman metodologi pelaksanaan pekerjaan;
10) Inventarisasi kebutuhan data, desain survei, dan penyiapan perangkat survei;
11) Penyusunan rencana kerja dan jadwal rinci mingguan pelaksanaan pekerjaan;
12) Penyusunan Rencana Mutu Kontrak (RMK);
13) Rapat Koordinasi Penyepakatan Rumusan Goal (Kick Off)
diselenggarakan di pusat dengan mengundang instansi pusat dengan
66
mengundang nasarumber, K/L pusat terkait diantaranya Kementerian
ATR/BPN, Kemenkoperekonomian, Bappenas, Kementerian Perhubungan
dsb) untuk:
- menjaring isu dan permasalahan mengenai pengembangan Kawasan
Aerotropolis New Yogyakarta International Airport dan Kertajati
International Airport;
- mengetahui studi dan kajian pengembangan dua kawasan tersebut
yang telah dilakukan berbagai pihak; dan
61

- mengidentifikasi awal isu dan permasalahan pokok yang terjadi dalam


koridor pengembangan dua kawasan Aerotropolis tersebut.

Rapat Koordinasi Penyepakatan Rumusan Goal (Kick Off) ini


diselenggarakan dengan ketentuan sebagai berikut:
Rapat Koordinasi Penyepakatan Rumusan Goal (Kick Off)
diselenggarakan dengan paket Fullday setingkat eselon II di Jakarta
sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku dilaksanakan 1 (satu)
kali pada bulan ke 1 (pertama);
Rapat Koordinasi Penyepakatan Rumusan Goal (Kick Off)
mengundang K/L pusat diantaranya Kementerian ATR/BPN,
Kemenkoperekonomian, Bappenas, Kementerian Perhubungan dsb
dan unit organisasi di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat dan stakeholders terkait pelaksanaan pekerjaan
dan sekurang-kurangnya dihadiri 40 (empat puluh) orang peserta
sekurang-kurangnya mengunddang Asisten Deputi Penataan Ruang
dan Kawasan Strategis Ekonomi, Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian; Direktur Tata Ruang dan Pertanahan, Kementerian
Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bappenas; Direktur Perkotaan,
Perumahan dan Permukiman, Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional/Bappenas; Direktorat Perencanaan Tata
Ruang, Direktorat Jenderal Tata Ruang, Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional; Kepala Biro Perencanaan
Kementerian Perhubungan; Asdep Pengembangan Investasi dan
Ekosistem Pariwisata, Kementerian Pariwisata; Kepala Biro
Perencanaan, Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian; Kepala
Biro Perencanaan Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian; Kepala
Biro Perencanaan Kementerian ESDM; Kepala Biro Perencanaan
Kementerian Kelautan dan Perikanan; Direktur Pengembangan
Jaringan Jalan, Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; Direktur Jalan Bebas
Hambatan, Perkotaan, dan Fasilitasi Jalan Daerah, Direktorat Jenderal
Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
Direktur Keterpaduan Infrastruktur Permukiman, Diretorat Jenderal
Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman, Diretorat Jenderal
Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
Direktur Pengembangan Jaringan Sumber Daya Air, Direktorat
Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat; Direktur Bina Penatagunaan Sumber Daya Air,
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air; Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat; Direktur Perencanaan Penyediaan
Perumahan, Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan, Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; Direktur Perencanaan
Pembiayaan Perumahan, Direktorat Jenderal Pembiayaan Perumahan,
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; Sekretaris
Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah; Kepala Pusat
Perencanaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
Kepala Pusat Pemrograman dan Evaluasi
Keterpaduan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
Kepala Pusat Pengembangan Kawasan Strategis, BPIW, Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
Rapat Koordinasi Penyepakatan Rumusan Goal (Kick Off)
menghadirkan narasumber dari pakar dan/atau kementerian/lembaga
dan/atau pemerintah daerah setingkat eselon 2 sebanyak 4 (empat)
orang jam dengan 2 (dua) orang moderator;

Rapat Koordinasi Penyepakatan Rumusan Goal (Kick Off) membiayai


perjalanan dinas 2 orang eselon 2 daerah meliputi transport pesawat
Jkt-Yogyakarta (pp) dan transport Jakarta- Jawa Barat , Uang Harian
Perjadin selama 2 hari dan Biaya Penginapan selama 1 hari
Kelengkapan Rapat Koordinasi Penyepakatan Rumusan Goal (Kick
Off) sekurang-kurangnya meliputi penggandaan materi, seminar kit,
uang harian dan transport lokal untuk masing-masing peserta untuk
keperluan acara Rapat Koordinasi Penyepakatan Rumusan Goal
(Kick Off); dan
14) Rapat Koordinasi 1 dilakukan di Provinsi D.I Yogyakarta dan Jawa Barat
dengan mengundang balai dan satker PUPR, Bappeda dan Dinas-Dinas
terkait di Provinsi D.I Yogyakarta dan Jawa Barat dan Kabupaten/Kota
untuk menyampaikan hasil analisis yang telah dilakukan dengan
membahas isu-isu tiap sektor beserta indikasi kebutuhan program dengan
tujuan untuk memperoleh data, mengkoordinasi rencana analisis dengan
unor PUPR, K/L, daerah, dan stakeholder terkait lainnya yang diikuti
dengan survei. Rapat Koordinasi 1 dilakukan dengan pembahasan desk
program yang telah disusun dengan ketentuan sebagai berikut:
Diselenggarakan secara Fullday setingkat eselon II di Provinsi D.I
Yogyakarta dan Provinsi Jawa Barat yang masing-masing dilaksanakan
sebanyak 1 (satu) kali pada bulan ke 2 (dua);
Rapat Koordinasi 1 ini mengundang Pemerintah daerah (Bappeda,
Sekretariat Daerah, dan Dinas terkait), Satuan Kerja Pelaksana Jalan
Nasional, Balai/Satuan Kerja perwakilan kementerian pusat, dan
stakeholder terkait pelaksanaan pekerjaan dan direncanakan untuk
dihadiri 35 (tiga puluh lima) peserta;
Rapat Koordinasi 1 menghadirkan narasumber dari pakar dan/atau
kementerian/lembaga dan/atau pemerintah daerah setingkat eselon 2
sebanyak 2 (dua) orang jam, dan setingkat eselon 3 sebanyak 2 (dua)
orang jam dengan 2 (dua) orang moderator;
Kelengkapan Rapat Koordinasi 1 meliputi penggandaan materi, seminar
kit, uang harian Paket Full Day, dan transport lokal untuk masing-masing
peserta serta spanduk untuk keperluan acara Rapat Koordinasi 1;

15) Rakor 1 diikuti dengan survei daerah 1


Survei I di Daerah dilakukan sebanyak 1 (satu) kali pada bulan ke- 2
(kedua) oleh 6 (enam) orang selama 5 (lima) hari yang dilakukan dalam
rangka observasi lokasi kawasan perencanaan Aerotropolis New
Yogyakarta-Kulon Progo (Kabupaten Kulon Progo) dan Aerotropolis
Kertajati (Kabupaten Majalengka) dan pengumpulan
data sekunder di tingkat provinsi dan kabupaten terkait Rencana Tata
Ruang (RTRW Provinsi, RTRW Kota/Kabupaten, dan RDTR), Rencana
Pembangunan (RPJPD dan RPJMD), Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan (RTBL), Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur
Perkotaan (SPPIP), Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman
Prioritas (RPKPP), Rencana Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan
(RKP-KP), Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan Dan
Kawasan Pemukiman (RP3KP), Rencana Terpadu dan Program Investasi
Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM), Rencana Induk Sektor (Bandar
Udara, Jaringan Jalan, Persampahan, Sistem Penyediaan Air Minum,
Drainase, Sanitasi, Perumahan, Penanganan Kumuh, dan lainnya).
Rakor Survei daerah 1 meliputi biaya transport pesawat Jkt- Yogyakarta
(pp) dan biaya transport Jkt-Bandung (pp), Biaya Penginapan dan Sewa 2
unit Mobil selama 5 (lima) hari di Yogyakarta dan Jawa Barat.

16) Pembahasan Laporan Pendahuluan diselenggarakan di pusat dengan


mengundang instansi pusat dengan mengundang Unit Organisasi
Kementerian PUPR untuk:
- Memaparkan temuan awal terhadap isu permasalahan
pengembangan kawasan Aerotropolis di New Yogyakarta
International Airport dan Kertajati International Airport
Pembahasan Laporan Pendahuluan ini diselenggarakan dengan
ketentuan sebagai berikut:
 Pembahasan Laporan Pendahuluan diselenggarakan dengan paket
Fullday setingkat eselon II di Jakarta sesuai dengan ketentuan
peraturan yang berlaku dilaksanakan 1 (satu) kali pada bulan ke 2
(dua);
 Pembahasan Laporan Pendahuluan mengundang unit organisasi di
lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan
stakeholders terkait pelaksanaan pekerjaan dan
sekurang-kurangnya dihadiri 30 (tiga puluh) orang peserta sekurang-
kurangnya mengundang Sekretaris Badan Pengembangan
Infrastruktur Wilayah; Kepala Pusat Perencanaan Infrastruktur
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; Kepala Pusat
Pemrograman dan Evaluasi Keterpaduan Infrastruktur Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat; Kepala Pusat Pengembangan
Kawasan Strategis, BPIW, Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat;
 Kelengkapan Pembahasan Laporan Pendahuluan sekurang-
kurangnya meliputi penggandaan materi, uang harian dan transport
untuk masing-masing peserta untuk keperluan acara Pembahasan
Laporan Pendahuluan.
b. Pengumpulan Data
1) Pengumpulan Data Sekunder
Pengumpulan data sekunder meliputi sekurang-kurangnya data
Kawasan Aerotropolis New Yogyakarta International Airport dan Kertajati
International Airport yang pernah disusun, data sungai, kependudukan,
infrastruktur, sistem jaringan jalan, ekonomi, dan lain-lain di Tingkat
Pusat, khususnya terkait dengan bidang infrastruktur dan kawasan
strategis sekurang-kurangnya di Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat beserta Balai-Balainya, Kementerian Perhubungan,
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN, Kementerian Perindustrian,
Kementerian Pariwisata, Badan Pusat Statisitik dll; serta di Tingkat
Daerah baik provinsi, kabupaten/kota terkait;
2) Pengumpulan Data Primer meliputi sekurang-kurangnya survei peta dan
survei kependudukan dan data sekunder di sekitar Kawasan Aerotropolis
New Yogyakarta International Airport dan Kertajati International Airport
untuk kajian regional dan kajian sistem jaringan infrastruktur. Data Primer
terkait sistem jaringan infrastruktur dimaksud meliputi sekurang-
sekurangnya:
a) Data Lalu Lintas (bangkitan dan tarikan, kecepatan perjalanan, tingkat
pelayanan, peramalan lalu lintas, dsb);
b) Data Topografi;
c) Data Geologi dan Geoteknik;
d) Data Hidrologi dan Drainase; dan
e) Data Lingkungan dan Keselamatan (lingkungan biologi, lingkungan
fisika-kimia, lingkungan sosial-ekonomi-budaya, keselamatan jalan).

3) Penyusunan profil dan kinerja kawasan Aerotropolis New Yogyakarta


(Kabupaten Kulon Progo) dan Aerotropolis Kertajati (Kabupaten
Majalengka):
 Nama, luas, dan delineasi kawasan perencanaan (ditentukan
delineasinya berdasarkan survey sekunder dan primer) serta
koordinasi dengan Pemda dan instansi terkait;
 Posisi kawasan dalam konstelasi regional sekurang-kurangnya
meliputi: peran kota/kawasan perkotaan pada skala global, nasional,
provinsi, dan WPS; kontribusi PDRB kawasan ke nasional dan regional;
sektor unggulan dan peluang investasi utama;
 Karakteristik kawasan strategis eksisting, yang mencakup kawasan
industri (jenis industri, lokasi koleksi dan distribusi, orientasi pasar),
kawasan pariwisata budaya dan religi, kawasan sumber daya alam,
kawasan permukiman, serta kawasan perdagangan dan jasa;
 Karakteristik perekonomian yang meliputi pertumbuhan ekonomi,
struktur ekonomi khususnya kontribusi tiap sektor, beserta komoditas
unggulan dan skala pemasarannya;
 Karakteristik bencana, mencakup jenis bencana, intensitas bencana,
sebaran lokasi bencana, dan sebagainya;
 Karakteristik sosial kependudukan termasuk social capital (fungsi-
fungsi pranata sosial, tradisi budaya, persepsi, dan nilai-nilai lokal); dan
 Karakteristik lingkungan fisik.

4) Penyusunan profil dan kinerja infrastruktur kawasan Aerotropolis New


Yogyakarta (Kabupaten Kulon Progo) dan Aerotropolis Kertajati
(Kabupaten Majalengka)
 Kondisi, sebaran, dan gap infrastruktur PUPR dan infrastrutur strategis
lainnya (non-PUPR); dan
 Kinerja pelayanan infrastruktur, khususnya pada sub-sektor SDA, Bina
Marga, Cipta Karya, dan Perumahan.
5) Rapat koordinasi di Jakarta dilakukan untuk memverifikasi temuan awal
tim baik dari perumusan data dan kajian yang telah ada dengan
mengundang instansi pusat dengan mengundang nasarumber terkait baik
dari pusat penelitian, K/L pusat atau pemerintah daerahuntuk:
- Memverifikasi temuan awal mengenai data dan kajian yang telah
disusun tim;
- Mengkonfirmasi metode yang digunakan;
- Menjaring masukan mengenai penyusunan kebijakan dan straegi
pengendalian pertumbuhan kawasan permukiman dan kawasan
strategis di kawasan metropolitan;
Rapat Koordinasi ini diselenggarakan dengan ketentuan sebagai berikut:
 Rapat koordinasi diselenggarakan dengan paket Fullday setingkat
eselon II di Jakarta sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku
dilaksanakan 1 (satu) kali pada bulan ke 3 (ketiga);
 Rapat koordinasi mengundang K/L pusat dan unit organisasi di
lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
dan stakeholders terkait pelaksanaan pekerjaan dan sekurang-
kurangnya dihadiri 35 (tiga puluh lima) orang peserta sekurang-
kurangnya mengundang Asisten Deputi Penataan Ruang dan
Kawasan Strategis Ekonomi, Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian; Direktur Tata Ruang dan Pertanahan, Kementerian
Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bappenas; Direktur Perkotaan,
Perumahan dan Permukiman, Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional/Bappenas; Direktorat Perencanaan Tata
Ruang, Direktorat Jenderal Tata Ruang, Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional; Kepala Biro Perencanaan
Kementerian Perhubungan; Asdep Pengembangan Investasi dan
Ekosistem Pariwisata, Kementerian Pariwisata; Kepala Biro
Perencanaan, Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian; Kepala
Biro Perencanaan Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian;
Kepala Biro Perencanaan Kementerian ESDM; Kepala Biro
Perencanaan Kementerian Kelautan dan Perikanan; Direktur
Pengembangan Jaringan Jalan, Direktorat Jenderal Bina Marga,
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; Direktur Jalan
Bebas Hambatan, Perkotaan, dan Fasilitasi Jalan Daerah, Direktorat
Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat; Direktur Keterpaduan Infrastruktur Permukiman, Diretorat
Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat; Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman, Diretorat
Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat; Direktur Pengembangan Jaringan Sumber Daya Air,
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat; Direktur Bina Penatagunaan Sumber Daya
Air, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air; Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat; Direktur Perencanaan Penyediaan
Perumahan, Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan,
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; Direktur
Perencanaan Pembiayaan Perumahan, Direktorat Jenderal
Pembiayaan Perumahan, Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat; Sekretaris Badan Pengembangan Infrastruktur
Wilayah; Kepala Pusat Perencanaan Infrastruktur Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat; Kepala Pusat Pemrograman dan Evaluasi
Keterpaduan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
Kepala Pusat Pengembangan Kawasan Strategis, BPIW,
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; Pemerintah
Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Provinsi D.I Yogyakarta, Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota terkait;
 Rapat koordinasi menghadirkan narasumber dari pakar dan/atau
kementerian/lembaga dan/atau pemerintah daerah setingkat eselon 2
sebanyak 2 (dua) orang jam, dan setingkat eselon 3 sebanyak 2 (dua)
orang jam dengan 2 (dua) orang moderator;
 Kelengkapan rapat koordinasi sekurang-kurangnya meliputi
penggandaan materi, seminar kit, uang harian dan transport lokal
untuk masing-masing peserta serta spanduk untuk keperluan acara
Rapat koordinasi..

c. Analisis Pengembangan Kawasan Aerotropolis New Yogyakarta (Kabupaten


Kulon Progo) dan Aerotropolis Kertajati (Kabupaten Majalengka):
Analisis dilakukan dalam rangka perumusan konsep dan tematik pengembangan
kawasan perkotaan 10 tahun ke depan, meliputi:
1) Analisis posisi kawasan dalam konstelasi regional dan global untuk
mengetahui posisi kawasan dalam konstelasi regional meliputi: peran
kota/kawasan perkotaan pada skala global, nasional, provinsi, dan WPS;
kontribusi PDRB kawasan ke nasional dan regional; sektor unggulan dan
peluang investasi utama;
2) Analisis basis ekonomi pengembangan kawasan untuk mengetahui
Karakteristik perekonomian yang meliputi pertumbuhan ekonomi, struktur
ekonomi khususnya kontribusi tiap sektor, beserta komoditas unggulan dan
skala pemasarannya;
3) Analisis lingkungan fisik (built environment) struktur dan bentuk kota (urban
form and structure) serta kecenderungan perkembangan kawasan perkotaan
beserta indikasi urban sprawl dan konurbasi;
4) Analisis arahan pengembangan wilayah untuk mengetahui arah
pengembangan metropolitan sehingga bisa mengantisipasi kebutuhan
infrastruktur terutama sektor PUPR;
5) Analisis daya dukung dan daya tampung untuk mengetahui kapasitas dari
lingkungan sebagai salah satu bentuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim;
6) Analisis kependudukan dan intensitas ruang melalui pengamatan langsung
dan survey instansi terkait sebagai salah satu bentuk pemenuhan kebutuhan
infrastruktur PUPR secara efektif dan efisien;
7) Analisis penentuan kebutuhan pengembangan infrastruktur PUPR dan
pemanfaatan sungai sebagai alat transportasi melalui kajian pengembangan
kawasan strategis, yang mencakup kawasan industri (jenis industri, lokasi
koleksi dan distribusi, orientasi pasar), kawasan pariwisata, serta kawasan
perdagangan dan jasa;.
8) Analisis keterpaduan program dan sinkronisasi pembangunan infrastruktur
melalui koordinasi dengan sektor-sektor terkait untuk mempercepat
pembangunan;
9) Analisis sumber pembiayaan dan kelayakan ekonomi/investasi yang tidak
terbatas di APBN/APBD, namun juga mempertimbangkan potensi-potensi
keterlibatan swasta sebagai salah satu syarat untuk keberlangsungan sebuah
program pembangunan;
10) Analisis potensi dan komoditas unggulan masing-masing kawasan
Aerotropolis New Yogyakarta (Kabupaten Kulon Progo) dan Aerotropolis
Kertajati (Kabupaten Majalengka);
11) Analisis penetapan Kawasan Aerotropolis New Yogyakarta (Kabupaten Kulon
Progo) dan Aerotropolis Kertajati (Kabupaten Majalengka)melalui kesepakatan
dengan pihak-pihak terkait sebagai pegangan dalam pelaksanaan sinkronisasi
dan keterpaduan program serta penyusunan development plan;
12) Rapat Koordinasi 2 dilakukan di Provinsi D.I Yogyakarta dan Jawa Barat
dengan mengundang balai dan satker PUPR, Bappeda dan Dinas-Dinas terkait
di Provinsi
D.I Yogyakarta dan Jawa Barat dan Kabupaten/Kota untuk menyampaikan
hasil analisis yang telah dilakukan dengan membahas isu-isu tiap sektor
beserta indikasi kebutuhan program dengan tujuan untuk memperoleh data,
mengkoordinasi rencana analisis dengan unor PUPR, K/L, daerah, dan
stakeholder terkait lainnya yang diikuti dengan survei. Rapat Koordinasi 2
dilakukan dengan pembahasan desk program yang telah disusun dengan
ketentuan sebagai berikut:
 Diselenggarakan secara Fullday setingkat eselon II di Provinsi D.I
Yogyakarta dan Provinsi Jawa Barat yang masing-masing dilaksanakan
sebanyak 1 (satu) kali pada bulan ke 4 (empat);
 Rapat Koordinasi 2 ini mengundang Pemerintah daerah (Bappeda,
Sekretariat Daerah, dan Dinas terkait), Satuan Kerja Pelaksana Jalan
Nasional, Balai/Satuan Kerja perwakilan kementerian pusat, dan
stakeholder terkait pelaksanaan pekerjaan dan direncanakan untuk
dihadiri 35 (tiga puluh lima) peserta;
 Rapat Koordinasi 2 menghadirkan narasumber dari pakar dan/atau
kementerian/lembaga dan/atau pemerintah daerah setingkat eselon 2
sebanyak 2 (dua) orang jam, dan setingkat eselon 3 sebanyak 2 (dua)
orang jam dengan 2 (dua) orang moderator;
 Kelengkapan Rapat Koordinasi 2 meliputi penggandaan materi, seminar
kit, uang harian Paket Full Day, dan transport lokal untuk masing-masing
peserta serta spanduk untuk keperluan acara Rapat Koordinasi 2;

13) Rakor 2 diikuti dengan survei daerah 2


 Survei 2 di Daerah dilakukan sebanyak 1 (satu) kali pada bulan ke- 4
(empat) oleh 6 (enam) orang selama 5 (lima) hari yang dilakukan dalam
rangka observasi lokasi kawasan perencanaan Aerotropolis New
Yogyakarta-Kulon Progo (Kabupaten Kulon Progo) dan Aerotropolis
Kertajati (Kabupaten Majalengka) dan pengumpulan data sekunder di
tingkat provinsi dan kabupaten terkait Rencana Tata Ruang (RTRW
Provinsi, RTRW Kota/Kabupaten, dan RDTR), Rencana Pembangunan
(RPJPD dan RPJMD), Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL),
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP),
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP),
Rencana Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan (RKP-KP), Rencana
Pembangunan dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan
Pemukiman (RP3KP), Rencana Terpadu dan Program Investasi
Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM), Rencana Induk Sektor (Bandar
Udara, Jaringan Jalan, Persampahan, Sistem Penyediaan Air Minum,
Drainase, Sanitasi, Perumahan, Penanganan Kumuh, dan lainnya).
 Rakor Survei daerah 2 meliputi biaya transport pesawat Jkt- Yogyakarta
(pp) dan biaya transport Jkt-Bandung (pp), Biaya Penginapan dan Sewa 2
unit Mobil selama 5 (lima) hari di Yogyakarta dan Jawa Barat.
 Survei diikuti survei Sosekling (Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan) pada
dua kawasan prioritas Kulon Progo dan Majalengka.
14) Pembahasan Laporan Antara
Pembahasan Laporan Antara ini diselenggarakan dengan ketentuan sebagai berikut:
 Pembahasan Laporan Antara diselenggarakan dengan paket Fullday
setingkat eselon II di Jakarta sesuai dengan ketentuan peraturan yang
berlaku dilaksanakan 1 (satu) kali pada bulan ke 5 (lima);
 Pembahasan Laporan Antara mengundang unit organisasi di lingkungan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan stakeholders
terkait pelaksanaan pekerjaan dan sekurang- kurangnya dihadiri 30 (tiga
puluh) orang peserta sekurang- kurangnya mengundang Sekretaris Badan
Pengembangan Infrastruktur Wilayah; Kepala Pusat Perencanaan
Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; Kepala Pusat
Pemrograman dan Evaluasi Keterpaduan Infrastruktur Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat; Kepala Pusat Pengembangan Kawasan
Strategis, BPIW, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
 Kelengkapan Pembahasan Laporan Antara sekurang-kurangnya meliputi
penggandaan materi, uang harian dan transport lokal untuk masing-
masing peserta untuk keperluan acara Pembahasan Laporan Antara.

d. Penyusunan Rencana dan Program


Proses ini dilakukan dalam rangka perumusan rencana dan program
pembangunan infrastruktur PUPR untuk mendukung infrastrutur strategis
lainnya (non-PUPR) pendukung kawasan-kawasan pengembangan
perkotaan, meliputi:
1) Penyusunan Master Plan dan Development Plan Pengembangan Kawasan
dan Infrastruktur kawasan Aerotropolis New Yogyakarta (Kabupaten Kulon
Progo) dan Aerotropolis Kertajati (Kabupaten Majalengka):
2) Penyusunan Program Pembangunan Infrastruktur PUPR berdasarkan
kebutuhan jangka panjang/masterplan (10 tahun), jangka
menengah/development plan (5 tahunan), dan jangka pendek/program utama
(1-3 tahun) dilengkapi dengan pembagian kewenangan sektor pusat, provinsi,
kabupaten/kota, kemajuan pemenuhan readiness criteria (lahan, FS, DED,
Dokumen Lingkungan). Infrastruktur PUPR sekurang-kurangnya meliputi:
 Infrastruktur Bidang Sumber Daya Air, dengan sasaran strategis
meningkatnya dukungan untuk kedaulatan pangan dan energi, serta
meningkatnya ketahanan air;
 Infrastruktur Bidang Jalan dan Jembatan, dengan sasaran strategis
meningkatnya dukungan konektivitas bagi penguatan daya saing, serta
meningkatnya kemantapan jalan nasional; dan
 Infrastruktur Bidang Permukiman dan Perumahan, dengan sasaran
strategis meningkatnya dukungan layanan infrastruktur dasar permukiman
dan perumahan, meningkatnya kualitas dan cakupan pelayanan
infrastruktur permukiman, meningkatnya penyediaan dan pembiayaan
perumahan.

Contoh Format Tabel Usulan Program Infrastruktur PUPR


Tahun Biay Kewenang
Pekerja a Total Loka
Bidang Kegiatan Volume Biay si an
an Satu
an a
Pembangunan Tahun Rupi Kel / Pusat/Pro
SDA Bendungan Baru Buah / MYC Rupia ah Kec v/
dan h Kab/kota
On Going (MYC)
Pembangunan Tahun / Rupi Kel / Pusat/Prov/
SDA Irigasi, Ha MYC Rupia a Kec Kab/kota
Rawa, Tambak h h
Rehabilitasi Irigasi, Tahun / Rupi Kel / Pusat/Prov/
SDA Rawa, Tambak Ha MYC Rupia a Kec Kab/kota
h h
Pembangunan Tahun / Rupi Kel / Pusat/Prov/
SDA Pengendali Banjir Km MYC Rupia a Kec Kab/kota
h h
Pembangunan Tahun / Rupi Kel / Pusat/Prov/
SDA Pengaman Pantai Km MYC Rupia a Kec Kab/kota
h h
Pembangunan Tahun / Rupi Kel / Pusat/Prov/
SDA Embung Buah MYC Rupia a Kec Kab/kota
h h
Pengadaan Lahan Tahun / Rupi Kel / Pusat/Prov/
SDA Bendungan, dll Ha MYC Rupia a Kec Kab/kota
h h
Pembangunan Tahun Rupi Kel / Pusat/Pro
BM Jalan Baru Km / MYC Rupia ah Kec v/
(termasuk h Kab/kota
kawasan
perbatasan)
Pembangunan Tahun Rupi Kel / Pusat/Pro
BM Jalan Tol Km / MYC Rupia ah Kec v/
h Kab/kota
Peningkatan/Pelebar Tahun / Rupi Kel / Pusat/Prov/
BM a Km MYC Rupia a Kec Kab/kota
n Jalan h h
Pembangunan dan Tahun / Rupi Kel / Pusat/Prov/
BM Peningkatan m MYC Rupia a Kec Kab/kota
Jembatan h h
Flyover, Underpass, Pusat/Pro
perlintasan Tahun Rupi Kel /
BM m / MYC Rupia ah Kec v/
tak sebidang
KA h Kab/kota
Pengadaan Tahun Rupi Kel / Pusat/Pro
BM Lahan Jalan Ha / MYC Rupia ah Kec v/
Bebas h Kab/kota
Hambatan
Pembangunan Tahun / Rupi Kel / Pusat/Prov/
CK SPAM Ltr/dtk MYC Rupia a Kec Kab/kota
Regional h h
Pembangunan Tahun / Rupi Kel / Pusat/Prov/
CK SPAM Ltr/dtk MYC Rupia a Kec Kab/kota
IKK h h
Pembangunan Tahun Rupi Kel / Pusat/Pro
CK Kawasan Ha / MYC Rupia ah Kec v/
Kumuh h Kab/kota
Perkotaan
Penanganan TPA Kab/Kot Tahun / Rupi Kel / Pusat/Prov/
CK Regional a MYC Rupia a Kec Kab/kota
h h
Penanganan IPAL Kab/Kot Tahun / Rupi Kel / Pusat/Prov/
CK Regional a MYC Rupia a Kec Kab/kota
h h
Revitalisasi Kawasan Tahun / Rupi Kel / Pusat/Prov/
CK (Kawasan Tematik) Lokasi MYC Rupia a Kec Kab/kota
h h
Perumah Pembangunan Tahun / Rupi Kel / Pusat/Prov/
a Rumah unit MYC Rupia a Kec Kab/kota
n Susun h h
Perumah Pembangunan Tahun / Rupi Kel / Pusat/Prov/
a Rumah unit MYC Rupia a Kec Kab/kota
n Khusus h h
Perumah Peningkatan Kualitas Tahun / Rupi Kel / Pusat/Prov/
a Rumah Swadaya unit MYC Rupia a Kec Kab/kota
n h h
Perumah Bantuan PSU untuk Tahun / Rupi Kel / Pusat/Prov/
a Perumahan Umum unit MYC Rupia a Kec Kab/kota
n h h

3) Perumusan Key Performance Indicators (KPI) untuk infrastruktur dan rencana


pengembangan (development plan) kawasan perkotaan untuk kondisi
infrastruktur, kondisi fisik, kondisi sosial, kondisi ekonomi, dan kondisi
lingkungan untuk kondisi saat ini dan kondisi di masa mendatang yang lebih
berorientasi kepada output dan outcome;

Contoh Format Tabel Key Performance Indicators


KPI Profil Target capaian Deviasi/Backlog
No. Bidang Indikator Infrastrukt Infrastrukt
ur th 2030 ur th 2018 20 20 20 20 20 20
19 20 30 19 20 30

Tingkat
dukungan
kedaulata % % % % % % % %
n pangan
Sumber dan
Daya Air ketahana
(Irigasi, Air
1. Baku, n energi

Penangana
n Banjir, dll) Tingkat
dukungan % % % % % % % %
ketahana
n
air
nasional

Tingkat
konektivit
as % % % % % % % %
jalan
Jalan dan nasional
2. Tingkat
Jembatan
kemantap
an % % % % % % % %
jalan
nasional
Persentas
e
peningkat
an
cakupan
pelayana % % % % % % % %
n
akses air
minum
Infrastruktur Persentas
Permukima e
n
(Persampa penuruna
3. han, n luasan % % % % % % % %
Penataan permukim
Bangunan
dan an kumuh
Lingkungan perkotaan
)
Persentas
e
peningkat
an
cakupan
pelayana % % % % % % % %
n
akses
sanitasi
KPI Profil
Infrastrukt Target capaian Deviasi/Backlo
No. Bidang Indikator ur th 2030 Infrastrukt g
ur 201 202 203 201 202 203
th 2018
9 0 0 9 0 0
Persentas
i
penuruna
Perumahan n
(Rumah kekurang % % % % % % % %
Susun, an tempat
4. Rumah tinggal
Swadaya, (backlog)
Rumah berdasark
Khusus, an
dan Rumah perspektif
Umum) menghuni
Persenta
se % % % % % % % %
penuruna
n rumah
tidak
layak
huni
4) Workshop di Jakarta diselenggarakan dengan ketentuan sebagai berikut:
Workshop di Jakarta diselenggarakan dengan paket Fullday setingkat
eselon II di Jakarta sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku
dilaksanakan 1 (satu) kali pada bulan ke 6 (enam);
Workshop di Jakarta mengundang K/L pusat diantaranya Kementerian
ATR/BPN, Kemenkoperekonomian, Bappenas, Kementerian
Perhubungan dsb dan unit organisasi di lingkungan Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan stakeholders terkait
pelaksanaan pekerjaan dan sekurang- kurangnya dihadiri 35 (tiga puluh
lima) orang peserta sekurang- kurangnya mengunddang Asisten Deputi
Penataan Ruang dan Kawasan Strategis Ekonomi, Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian; Direktur Tata Ruang dan Pertanahan,
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bappenas; Direktur
Perkotaan, Perumahan dan Permukiman, Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional/Bappenas; Direktorat Perencanaan Tata Ruang,
Direktorat Jenderal Tata Ruang, Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional; Kepala Biro Perencanaan
Kementerian Perhubungan; Asdep Pengembangan Investasi dan
Ekosistem Pariwisata, Kementerian Pariwisata; Kepala Biro Perencanaan,
Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian; Kepala Biro
Perencanaan Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian; Kepala Biro
Perencanaan Kementerian ESDM; Kepala Biro Perencanaan Kementerian
Kelautan dan Perikanan; Direktur Pengembangan Jaringan Jalan,
Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat; Direktur Jalan Bebas Hambatan, Perkotaan, dan
Fasilitasi Jalan Daerah, Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; Direktur Keterpaduan
Infrastruktur Permukiman, Diretorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; Direktur Pengembangan
Kawasan Permukiman, Diretorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; Direktur Pengembangan
Jaringan Sumber Daya Air, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; Direktur Bina
Penatagunaan Sumber Daya Air, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air;
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; Direktur
Perencanaan Penyediaan Perumahan, Direktorat Jenderal Penyediaan
Perumahan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
Direktur Perencanaan Pembiayaan Perumahan, Direktorat Jenderal
Pembiayaan Perumahan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat; Sekretaris Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah; Kepala
Pusat Perencanaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat; Kepala Pusat Pemrograman dan Evaluasi Keterpaduan
Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; Kepala Pusat
Pengembangan Kawasan Strategis, BPIW, Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat;
Workshop di Jakarta menghadirkan narasumber dari pakar dan/atau
kementerian/lembaga dan/atau pemerintah daerah setingkat eselon 2
sebanyak 4 (empat) orang jam dengan 2 (dua) orang moderator;
Workshop di Jakarta membiayai perjalanan dinas 2 orang eselon 2 daerah
meliputi transport pesawat Jkt-Yogyakarta dan Jakarta-Jawa Barat , Uang
Harian Perjadin selama 2 hari dan Biaya Penginapan selama 1 hari
Kelengkapan Workshop di Jakarta sekurang-kurangnya meliputi
penggandaan materi, seminar kit, uang harian dan transport lokal untuk
masing-masing peserta untuk keperluan acara Workshop di Jakarta; dan
5) Survei daerah 3
 Survei 3 di Daerah dilakukan sebanyak 1 (satu) kali pada bulan ke- 6
(enam) oleh 5 (lima) orang selama 5 (lima) hari yang dilakukan dalam
rangka observasi lokasi kawasan perencanaan Aerotropolis New
Yogyakarta-Kulon Progo (Kabupaten Kulon Progo) dan Aerotropolis
Kertajati (Kabupaten Majalengka) dan pengumpulan data primer dan
sekunder di tingkat provinsi dan kabupaten terkait penajaman program
dan Readiness Criteria (RC). Survei juga dilakukan untuk penajaman
konsep dan rencana kawasan prioritas.
 Survei 3 meliputi biaya transport pesawat Jkt-Yogyakarta (pp) dan biaya
transport Jkt-Bandung (pp), Biaya Penginapan dan Sewa 2 unit Mobil
selama 5 (lima) hari di Yogyakarta dan Jawa Barat.
e. Seminar Akhir Masterplan dan Development Plan Infrastruktur Kawasan
Aerotropolis New Yogyakarta (Kabupaten Kulon Progo) dan Aerotropolis
Kertajati (Kabupaten Majalengka)
Seminar diselenggarakan di pusat dengan mengundang Bappeda/Dinas PU
Provinsi/Kab/Kota yang ada di Kawasan Aerotropolis New Yogyakarta (Kabupaten
Kulon Progo) dan Aerotropolis Kertajati (Kabupaten Majalengka), mengundang
unor dan sektor yang terkait dalam penyusunan arahan program keterpaduan
serta Pengembangan Kawasan Aerotropolis New Yogyakarta (Kabupaten Kulon
Progo) dan Aerotropolis Kertajati (Kabupaten Majalengka) dengan ketentuan
sebagai berikut:
Seminar Akhir diselenggarakan di Jakarta secara Full Day setingkat Eselon
II di Jakarta sesuai ketentuan peraturan yang berlaku yang dilaksanakan 1
(satu) kali pada bulan ke 7 (tujuh);
Seminar mengundang K/L pusat dan unit organisasi di lingkungan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan pemerintah
daerah terkait pelaksanaan pekerjaan dan sekurang-kurangnya dihadiri 30
(tiga puluh) orang peserta sekurang- kurangnya mengundang Asisten
Deputi Penataan Ruang dan Kawasan Strategis Ekonomi, Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian; Direktur Tata Ruang dan Pertanahan,
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bappenas; Direktur
Perkotaan, Perumahan dan Permukiman, Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional/Bappenas; Direktorat Perencanaan Tata Ruang,
Direktorat Jenderal Tata Ruang, Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional; Kepala Biro Perencanaan
Kementerian Perhubungan; Asdep Pengembangan Investasi dan
Ekosistem Pariwisata, Kementerian Pariwisata; Kepala Biro Perencanaan,
Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian; Kepala Biro Perencanaan
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian; Kepala Biro Perencanaan
Kementerian ESDM; Kepala Biro Perencanaan Kementerian Kelautan dan
Perikanan; Direktur Pengembangan Jaringan Jalan, Direktorat Jenderal
Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
Direktur Jalan Bebas Hambatan, Perkotaan, dan Fasilitasi Jalan Daerah,
Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat; Direktur Keterpaduan Infrastruktur Permukiman,
Diretorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat; Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman,
Diretorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat; Direktur Pengembangan Jaringan Sumber Daya Air,
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat; Direktur Bina Penatagunaan Sumber Daya Air,
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air; Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat; Direktur Perencanaan Penyediaan Perumahan,
Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan, Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat; Direktur Perencanaan Pembiayaan
Perumahan, Direktorat Jenderal Pembiayaan Perumahan, Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; Sekretaris Badan
Pengembangan Infrastruktur Wilayah; Kepala Pusat Perencanaan
Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; Kepala Pusat
Pemrograman dan Evaluasi Keterpaduan Infrastruktur Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat; Kepala Pusat Pengembangan Kawasan Strategis,
BPIW, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; Pemerintah
Daerah DKI Jakarta, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Provinsi
D.I Yogyakarta, serta Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota terkait;
Seminar Akhir menghadirkan narasumber dari pakar dan/atau
kementerian/lembaga dan/atau pemerintah daerah setingkat eselon 2
sebanyak 1 (satu) orang jam, dan setingkat eselon 3 sebanyak 1 (satu)
orang jam dengan 1 (satu) orang moderator;
Kelengkapan Seminar Akhir sekurang-kurangnya meliputi penggandaan
materi, seminar kit, uang harian, dan transport lokal untuk masing-masing
peserta serta spanduk untuk keperluan acara seminar akhir.
f. Lingkup Pekerjaan Lain yang Dibutuhkan dalam Rangka Memenuhi
Output Pekerjaan

g. Pembahasan Laporan Akhir


Pembahasan Laporan Akhir diselenggarakan di pusat dengan mengundang
instansi pusat dengan mengundang Unit Organisasi Kementerian PUPR
untuk:
Memaparkan arahan kebijakan dan strategi terhadap isu permasalahan
pengembangan Kawasan Aerotropolis New Yogyakarta International
Airport dan Kertajati International Airport.
Pembahasan Laporan Akhir ini diselenggarakan dengan ketentuan sebagai berikut:
Pembahasan Laporan Akhir diselenggarakan dengan paket Fullday
setingkat eselon II di Jakarta sesuai dengan ketentuan peraturan yang
berlaku dilaksanakan 1 (satu) kali pada bulan ke 8 (delapan);
Pembahasan Laporan Akhir mengundang unit organisasi di lingkungan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan stakeholders
terkait pelaksanaan pekerjaan dan sekurang-kurangnya dihadiri 30 (tiga
puluh) orang peserta sekurang- kurangnya mengundang Sekretaris Badan
Pengembangan Infrastruktur Wilayah; Kepala Pusat Perencanaan
Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; Kepala Pusat
Pemrograman dan Evaluasi Keterpaduan Infrastruktur Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat; Kepala Pusat Pengembangan Kawasan Strategis,
BPIW, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
Kelengkapan Pembahasan Laporan Akhir sekurang-kurangnya meliputi
penggandaan materi, uang harian dan transport untuk masing-masing
peserta untuk keperluan acara Pembahasan Laporan Akhir.

h. Penyusunan dan Penyerahan Laporan

E. KELUARAN
Keluaran dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1. Dokumen update profil;
2. Dokumen strategi pencapaian target KPI Kawasan Aerotropolis Bandara New
Yogyakarta International Airport (Kabupaten Kulonprogo) dan Bandara
International Kertajati (Kabupaten Majalengka) dalam bentuk program dan
kegiatan infrastruktur PUPR tahunan;
3. Dokumen Rencana Pengembangan Kawasan Aerotropolis Bandara New
Yogyakarta International Airport (Kabupaten Kulonprogo) dan Bandara
International Kertajati (Kabupaten Majalengka), yang memuat sekurang-
kurangnya:
a. rencana (Master Plan Infrastruktur PUPR 10 tahun (tahun 2021- 2030),
b. Development Plan Infrastruktur PUPR 5 tahun (tahun 2021-2025), dan
c. Program infrastruktur PUPR tahun 2021.
4. Peta spasial dan peta indikasi program pada skala 1:10.000-1:5.000 untuk
Kawasan Aerotropolis Bandara New Yogyakarta International Airport
(Kabupaten Kulonprogo) dan Bandara International Kertajati (Kabupaten
Majalengka);dan
5. Laporan pelaksanaan Kegiatan (pendahuluan, antara, proceeding, dan akhir)
dengan subtansi sesuai dengan ketentuan dalam TOR.

F. MANFAAT
Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat melalui tersusunnya
arahan, kebijakan, dan strategi pertumbuhan pengembangan Kawasan
Aerotropolis (New Yogyakarta International Airport dan Kertajati International
Airport) dan pengembangan Infrastruktur PUPR secara terpadu, sehingga
pembangunan Kawasan Aerotropolis tersebut dapat diwujudkan sebagai kota
kompak dan cerdas yang livable.

G. JANGKA WAKTU, TAHAPAN, DAN JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN


Pekerjaan ini dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2019 dengan waktu
penyelesaian pekerjaan maksimal 8 (delapan) bulan kalender setelah SPMK.

Bulan
No Tahapan ke-
Pekerjaan 1 2 3 4 5 6 7 8
A. Persiapan dan Organisasi Kerja
1. Mobilisasi tenaga ahli, asisten tenaga ahli, dan tenaga
pendukung
2. Kajian Literatur, Teori, dan Benchmark
Review Kebijakan Pembangunan dan Tata Ruang Pusat
3. dan Daerah,
serta Sektoral
4. Identifikasi Delineasi Kawasan Aerotropolis
5. Identifikasi kawasan perkotaan fungsional atau Functional
Urban Area
6. Identifikasi Stakeholder Pusat dan Daerah
7. Pengumpulan Data dan Informasi Awal Wilayah
Perencanaan
8. Penyusunan Peta Dasar
9. Penajaman Metodologi pelaksanaan pekerjaan
10. Inventarisasi kebutuhan data, desain survei, dan perangkat
survei
11. Penyusunan Rencana Kerja dan Jadwal Rinci Pelaksanaan
Pekerjaan
12. Penyusunan Rencana Mutu Kontrak
13. Kick Off Meeting di Jakarta
14. Survei I dan Rakor I Daerah
15. Pembahasan Laporan Pendahuluan
B. Pengumpulan Data
1. Pengumpulan Data Sekunder di Tingkat Pusat dan Daerah
2. Pengumpulan Data Primer
3. Penyusunan Profil dan kinerja kawasan aerotropolis
4. Penyusunan profil dan kinerja infrastruktur kawasan
aerotropolis
5. Rapat Koordinasi di Jakarta
C. Analisis Pengembangan Kawasan Aerotropolis
1. Analisis Posisi Kawasan dalam Konstelasi Regional dan
Global
2. Analisis basis ekonomi pengembangan kawasan
Analisis Lingkungan Fisik (built environment) dan
3. Kecenderungan
Perkembangannya
4. Analisis Arahan Pengembangan Wilayah
5. Analisis Daya Dukung dan Daya Tampung
6. Analisis Kependudukan dan Intensitas Ruang
7. Analisis penentuan kebutuhan pengembangan infrastruktur
Analisis Keterpaduan Program dan Sinkronisasi
8. Pembangunan
Infrastruktur
9. Analisis Sumber Pembiayaan dan Kelayakan
Ekonomi/Investasi
Analisis potensi dan komoditas unggulan masing-
10. masing kawasan Aerotropolis
11. Analisis penetapan Kawasan Aerotropolis
12. Survei II dan Rakor II di daerah
13. Pembahasan Laporan Antara
D. Penyusunan Rencana dan Program
Penyusunan Master Plan dan Development Plan
1. Pengembangan
Kawasan dan Infrastruktur kawasan Aerotropolis
2. Penyusunan Program Pembangunan Infrastruktur PUPR &
Non-PUPR
3. Perumusan Key Performance Indicators (KPI)
4. Workshop di Jakarta
76

Bulan
No Tahapan ke-
Pekerjaan 1 2 3 4 5 6 7 8
5. Survei III di Daerah
E. Seminar Akhir
Seminar Akhir Pembangan Aerotropolis New Yogyakarta
1. International Airport (D.I. Yogyakarta) dan Kertajati
International Airport (Jawa
Barat)
F. Pembahasan Laporan Akhir
1. Pembahasan Laporan Akhir
F. Penyusunan dan Penyerahan Laporan
1. RMK
2. Laporan Bulanan
3. Laporan Pendahuluan
4. Laporan Antara
5. Prosiding
Laporan Akhir Rencana Pembangan Aerotropolis New
6. Yogyakarta International Airport (D.I. Yogyakarta) dan
Kertajati International
Airport (Jawa Barat)
Buku Deluxe Executive Summary Rencana Pembangan
7. Aerotropolis New Yogyakarta International Airport (D.I.
Yogyakarta) dan Kertajati
International Airport (Jawa Barat)
8. Album Peta dan Foto Udara
9. Cetak Peta
10. Dokumen Dukungan Pembangunan Infrastruktur PUPR
11. DVD Laporan

H. TENAGA AHLI
Kualifikasi Juml Jumla
No. Posisi Jumla
Pendidikan Keahlia Pengal a h h
h
n a Oran Orang
Bulan
man g Bulan
Tenaga Ahli
1. Ahli S1 PWK SKA Ahli 12 1 8 8
Perencanaan Utama/Madya bulan/4 (satu)
Wilayah Kota 8 bulan
(Ketua Tim/
Team
Leader)
2. Ahli S1 Sipil SKA Ahli 12 1 8 16
Sipil/Transporta Madya/Mud bulan/3 (satu)
si a 6 bulan
3. Ahli Rancang S1 SKA Ahli 12 1 8 8
Kota/Arsitektu Arsitektur Madya/Mud bulan/3 (satu)
r a 6 bulan
4. Ahli Ekonomi S1 - 12 1 8 8
Perkotaan Ekonomi bulan/3 (satu)
Studi 6 bulan
Pembangun
a n/ PWK
77
5. Ahli Manajemen S1 Sipil SKA Ahli 12 1 8 8
Sumber Madya/Mud bulan/3 (satu)
Daya a 6 bulan
Air/Hidrologi
6. Ahli Arsitektur/ SKA Ahli 12 1 8 8
Perumahan Perencana Madya/Mud bulan/3 (satu)
dan an a 6 bulan
Permukiman Wilayah
dan
Kota/Sipil
7. Ahli Lingkungan S1 Teknik SKA Ahli 12 1 8 8
Lingkunga Madya/Mud bulan/3 (satu)
n a 6 bulan
78

Kualifikasi Juml
No. Posisi Jumla Jumla
Pendidikan Keahlia Pengal a h h h
a Oran
n Bulan Orang
man g Bulan
8. Ahli S1 - 12 1 8 8
Pembiayaan Ekonomi/ bulan/3 (satu)
dan Investasi Manajemen 6 bulan
Kawasan Keuangan/B
i snis
Manajemen/
PWK/Arsite
k
tur/Sipil
9. Ahli Geografi / - 12 1 8 8
Pemetaa Teknik bulan/3 (satu)
Geode 6 bulan
n (GIS) si
10. Ahli Komunikasi S1 Desain - 12 1 5 5
Visual/Desain Grafis/Arsit bulan/3 (satu)
Grafis/Animasi ek 6 bulan
3D
Asisten
Tenaga
Ahli
1. Tenaga S1 PWK - 0 bulan 1 8 8
Sub (satu)
Profesional
Perencana
an
Wilayah Kota
2. Tenaga S1 - 0 bulan 1 8 8
Sub Arsitektur (satu)
Profesiona
l
Arsitektur
3. Tenaga Sub S1 Teknik - 0 bulan 1 8 8
Profesional Sipil Sipil (satu)
4. Tenaga Sub S1 Teknik - 0 bulan 1 8 8
Profesional Lingkunga (satu)
Teknik n
Lingkungan
5. Tenaga Sub S1 Geografi/ - 0 bulan 1 8 8
Profesional Teknik (satu)
Pemetaan Geodesi
(GIS)

Adapun kualifikasi tenaga ahli tersebut adalah sebagai berikut :


a) Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota/PWK (Ketua Tim)
Merupakan tenaga ahli utama dengan pengalaman minimal 12 (dua belas) bulan
79
atau tenaga ahli madya dengan pengalaman minimal 48 (empat puluh delapan)
bulan sesuai dengan Keputusan Menteri PUPR Nomor 897/KPTS/M/2017 tentang
Besaran Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi pada Jenjang Jabatan
Ahli untuk Layanan Jasa Konsultansi Konstruksi.
Ketua tim merupakan lulusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota
(PWK)/Planologi dari perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang
telah disamakan dengan negeri, berijazah minimal S1 yang dilengkapi dengan
sertifikasi yang diakui oleh LPJK dan/atau asosiasi dibidangnya dan surat
pengalaman kerja pada penanganan kegiatan dalam bidang perencanaan
wilayah.
Ahli PWK memiliki tugas untuk merencanakan dan melaksanakan semua
kegiatan dalam aspek analisis, interpretasi dan evaluasi data dan informasi
mengenai pengembangan kawasan Aerotropolis New Yogyakarta (Kabupaten
Kulon Progo) dan Aerotropolis Kertajati (Kabupaten Majalengka) dari aspek
kewilayahan dan perkotaannya.
Sebagai ketua tim, Ahli PWK bertanggungjawab mengkoordinir tugas-tugas
tenaga ahli lainnya, menerima laporan, perkembangan dari aktivitas setiap
anggota tim, dan soliditas/kekompakan tim, sehingga dicapai tujuan, sasaran,
output, outcome, benefit, dan dampak positif dari kegiatan ini.
b) Ahli Sipil/Transportasi
Merupakan tenaga ahli madya dengan pengalaman minimal 12 (dua belas)
bulan atau tenaga ahli muda dengan pengalaman minimal 36 (tiga puluh
enam) bulan sesuai Keputusan Menteri PUPR Nomor 897/KPTS/M/2017
tentang Besaran Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi pada Jenjang
Jabatan Ahli untuk Layanan Jasa Konsultansi Konstruksi.
Ahli transportasi merupakan sarjana lulusan Teknik Sipil dari perguruan tinggi
negeri atau perguruan swasta yang telah disamakan dengan negeri, berijazah
minimal S1 yang dilengkapi dengan sertifikasi yang diakui oleh LPJK dan/atau
asosiasi dibidangnya dan surat pengalaman kerja pada penyusunan program
dan kegiatan pengembangan infrastruktur wilayah.
Ahli transportasi memiliki tugas melakukan pengumpulan data dan merencanakan
dan melaksanakan semua kegiatan dalam aspek infrastruktur dan aspek
desain/gambar- gambar sistem jaringan transportasi, beserta detail-detailnya
yang diperlukan untuk tahap penyusunan pengembangan Aerotropolis New
Yogyakarta International Airport dan Kertajati International Airport, memiliki
kemampuan dalam merencanakan infrastruktur dan sistem jaringan transportasi,
memproyeksikan kebutuhan infrastruktur dan transportasi, baik antar kota
maupun dalam kota. Selain daripada itu untuk mempersiapkan strategi,
kebijaksanaan, program dan aturan-aturan yang diperlukan untuk penyediaan
prasarana yang efisien pada kawasan Aerotropolis New Yogyakarta (Kabupaten
Kulon Progo) dan Aerotropolis Kertajati (Kabupaten Majalengka).
c) Ahli Rancang Kota/Arsitektur
Merupakan tenaga ahli madya dengan pengalaman minimal 12 (dua belas)
bulan atau tenaga ahli muda dengan pengalaman minimal 36 (tiga puluh
enam) bulan sesuai Keputusan Menteri PUPR Nomor 897/KPTS/M/2017
tentang Besaran Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi pada Jenjang
Jabatan Ahli untuk Layanan Jasa Konsultansi Konstruksi.
Ahli Arsitektur merupakan sarjana lulusan Teknik Arsitektur dari perguruan tinggi
negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah disamakan dengan negeri,
berijazah minimal S1 yang dilengkapi dengan sertifikasi yang diakui oleh LPJK
dan/atau asosiasi dibidangnya dan surat pengalaman kerja pada penanganan
kegiatan dalam bidang perancangan kota/wilayah.
Ahli Arsitektur memiliki tugas merencanakan dan melaksanakan semua
80
kegiatan dalam aspek design/gambar-gambar arsitektur dan perancangan
kawasan perkotaan, beserta detail-detailnya yang diperlukan serta
bertanggungjawab memberikan laporan kepada ketua tim terhadap
perkembangan dari aktivitasnya sehingga dicapai tujuan, sasaran, output,
outcome, benefit, dan dampak positif dari kegiatan ini.
d) Ahli Ekonomi Perkotaan
Merupakan tenaga ahli madya dengan pengalaman minimal 12 (dua belas)
bulan atau tenaga ahli muda dengan pengalaman minimal 36 (tiga puluh
enam) bulan sesuai Keputusan Menteri PUPR Nomor 897/KPTS/M/2017
tentang Besaran Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi pada Jenjang
Jabatan Ahli untuk Layanan Jasa Konsultansi Konstruksi.
Ahli Ekonomi Perkotaan merupakan sarjana lulusan Ekonomi/Ekonomi
Pembangunan/PWK dari perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta
yang telah disamakan dengan negeri, berijazah minimal S1 yang dilengkapi
dengan surat pengalaman kerja pada penanganan kegiatan dalam bidang
ekonomi wilayah perkotaan. Sebagai anggota tim, Ahli Ekonomi Perkotaan
bertanggungjawab terhadap pengumpulan data dan informasi mengenai kondisi
ekonomi kawasan, pengolahan dan analisis data kondisi ekonomi, dan
penyampaian laporan hasil analisis ekonomi kepada ketua Tim.
e) Ahli Manajemen Sumber Daya Air/Hidrologi
Merupakan tenaga ahli madya dengan pengalaman minimal 12 (dua belas)
bulan atau tenaga ahli muda dengan pengalaman minimal 36 (tiga puluh
enam) bulan sesuai Keputusan Menteri PUPR Nomor 897/KPTS/M/2017
tentang Besaran Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi pada Jenjang
Jabatan Ahli untuk Layanan Jasa Konsultansi Konstruksi.
Ahli Manajemen Sumber Daya Air/ Hidrologi merupakan sarjana lulusan Teknik
Sipil dari perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
disamakan dengan negeri, berijazah minimal S1 yang dilengkapi dengan
sertifikasi yang diakui oleh LPJK dan/atau asosiasi dibidangnya dan surat
pengalaman kerja pada penanganan kegiatan dalam bidang teknik Sumber Daya
Air/ hidrologi dan studi kelayakan sistem jaringan infrastruktur sumber daya air.
Dalam kegiatan ini, Ahli Manajemen SDA/Hidrologi bertugas melakukan
pengumpulan data dan dokumen, informasi yang diperlukan, dan melakukan
koordinasi dengan pihak- pihak yang berkepentingan, mengolah dan menganalisa
data untuk keperluan pemenuhan output/keluaran terkait bidang sumber daya air/
hidrologi. Serta memberikan laporan kepada ketua tim terhadap perkembangan
dari aktivitasnya dalam menganalisis kebutuhan sumber daya air/hidrologi serta
pemanfaaatannya, dan menjaga soliditas/kekompakan tim, sehingga dicapai
tujuan, sasaran, output, outcome, benefit, dan dampak positif dari kegiatan ini.
f) Ahli Perumahan dan Permukiman
Merupakan tenaga ahli madya dengan pengalaman minimal 12 (dua belas)
bulan atau tenaga ahli muda dengan pengalaman minimal 36 (tiga puluh
enam) bulan sesuai Keputusan Menteri PUPR Nomor 897/KPTS/M/2017
tentang Besaran Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi pada Jenjang
Jabatan Ahli untuk Layanan Jasa Konsultansi Konstruksi.
Merupakan Sarjana lulusan Teknik Arsitektur/Perencanaan Wilayah dan
Kota/Sipil dari perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
disamakan dengan negeri, berijazah minimal S1 yang dibuktikan dengan
sertifikasi dibidangnya yang dilengkapi dengan sertifikasi yang diakui oleh LPJK
dan/atau asosiasi dibidangnya dan surat pengalaman kerja pada penyusunan
program dan kegiatan pengembangan infrastruktur wilayah, serta
berpengalaman dalam penyusunan studi kelayakan perumahan.
81
Sebagai anggota tim, Ahli Perumahan dan Permukiman bertanggungjawab
terhadap pengumpulan data dan informasi mengenai perumahan dan
permukiman, pengolahan dan analisis data, dan penyampaian laporan hasil
analisis kepada ketua tim.
g) Ahli Lingkungan
Merupakan tenaga ahli madya dengan pengalaman minimal 12 (dua belas)
bulan atau tenaga ahli muda dengan pengalaman minimal 36 (tiga puluh
enam) bulan sesuai Keputusan Menteri PUPR Nomor 897/KPTS/M/2017
tentang Besaran Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi pada Jenjang
Jabatan Ahli untuk Layanan Jasa Konsultansi Konstruksi.
Ahli Lingkungan merupakan sarjana lulusan Teknik Lingkungan dari perguruan
tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah disamakan dengan negeri,
berijazah minimal S1 yang dilengkapi dengan sertifikasi yang diakui oleh LPJK
dan/atau asosiasi dibidangnya dan dengan surat pengalaman kerja pada
penanganan kegiatan dalam bidang analisis lingkungan.
Ahli Lingkungan memiliki tugas melakukan melakukan pengumpulan data dan
kajian terkait aspek daya dukung dan daya tampung lingkungan serta aspek
pengendalian dan pengelolaan dampak lingkungan yang menjadi masukan bagi
perencanaan infrastruktur dan kawasan perkotaan. Sebagai anggota tim, Ahli
Lingkungan bertanggungjawab terhadap pengumpulan data dan informasi
mengenai kondisi lingkungan kawasan, pengolahan dan analisis data kondisi
lingkungan, dan penyampaian laporan hasil analisis lingkungan kepada ketua tim.
h) Ahli Pembiayaan dan Investasi Infrastruktur dan Perumahan
Merupakan tenaga ahli madya dengan pengalaman minimal 12 (dua belas)
bulan atau tenaga ahli muda dengan pengalaman minimal 36 (tiga puluh
enam) bulan sesuai Keputusan Menteri PUPR Nomor 897/KPTS/M/2017
tentang Besaran Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi pada Jenjang
Jabatan Ahli untuk Layanan Jasa Konsultansi Konstruksi.
Merupakan Sarjana lulusan Ekonomi/Manajemen Keuangan/Bisnis
Manajemen/PWK/ Arsitektur/Sipil dari perguruan tinggi negeri atau perguruan
tinggi swasta yang telah disamakan dengan negeri, berijazah minimal S1 yang
dibuktikan dengan sertifikasi dibidangnya yang dilengkapi dengan sertifikasi yang
diakui oleh LPJK dan/atau asosiasi dibidangnya dan surat pengalaman kerja pada
penanganan kegiatan dalam bidang perencanaan pembiayaan (financing)
infrastruktur dan manajemen investasi infrastruktur, serta berpengalaman dalam
penyusunan studi kelayakan pembiayaan infrastruktur.
Ahli Pembiayaan dan Investasi Kawasan memiliki tugas melakukan pengumpulan
data dan merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan dalam aspek
pembiayaan dan aspek manajemen investasi infrastruktur, terutama investasi dan
pembiayaan pembangunan infrastruktur, beserta detil-detilnya yang diperlukan
untuk tahap penyusunan studi ini.
Sebagai anggota tim, Ahli Pembiayaan dan Investasi Kawasan bertanggungjawab
terhadap pengumpulan data dan informasi mengenai pembiayaan, kondisi dan
prospek investasi kawasan, pengolahan dan analisis pembiayaan dan investasi
kawasan, dan penyampaian laporan hasil analisis pembiayaan dan analisis
investasi kawasan kepada ketua tim.
i) Ahli Pemetaan (GIS)
Merupakan tenaga ahli madya dengan pengalaman minimal 12 (dua belas)
bulan atau tenaga ahli muda dengan pengalaman minimal 36 (tiga puluh
enam) bulan sesuai Keputusan Menteri PUPR Nomor 897/KPTS/M/2017
tentang Besaran Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi pada Jenjang
Jabatan Ahli untuk Layanan Jasa Konsultansi Konstruksi.
82
Ahli Pemetaan merupakan sarjana lulusan Teknik Geodesi/Geografi dari
perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah disamakan
dengan negeri, berijazah minimal S1 yang dilengkapi dengan surat pengalaman
kerja pada pengolahan data spasial dan pemetaan kawasan.
Ahli Pemetaan memiliki tugas melakukan pengumpulan data dan melakukan
kajian dalam aspek spasial terkait studi ini. Sebagai anggota, Ahli Pemetaan
(GIS) bertanggungjawab terhadap pengumpulan data dan informasi mengenai
pemetaan/foto udara/video udara, pengolahan dan analisis data pemetaan/foto
udara/video udara, dan penyampaian laporan hasil analisis pemetaan/foto
udara/video udara kepada ketua tim.
j) Ahli Komunikasi Visual/Desain Grafis/Animasi 3D
Merupakan tenaga ahli dengan pengalaman minimal 36 (tiga puluh enam)
bulan sesuai Keputusan Menteri PUPR Nomor 897/KPTS/M/2017 tentang
Besaran Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi pada Jenjang Jabatan
Ahli untuk Layanan Jasa Konsultansi Konstruksi.
Merupakan sarjana lulusan desain grafis/ desain komunikasi visual dari
perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah disamakan
dengan negeri, berijazah minimal S1 dengan pengalaman paling sedikit 36 (tiga
puluh enam) bulan visual grafis komputer pengembangan kawasan dalam skala
makro hingga mikro.
Ahli komunikasi visual/desain grafis diharapkan dapat menerjemahkan
perencanaan kawasan menjadi desain grafis yang informatif. Sehingga output
kegiatan yang diharapkan dapat diinformasikan/ditampilkan dengan baik.

Kualifikasi asisten tenaga ahli tersebut adalah sebagai berikut :


a) Tenaga Sub Profesional Perencanaan Wilayah dan Kota/PWK
Merupakan sarjana lulusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota
(PWK)/Planologi dari perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang
telah disamakan dengan negeri, berijazah S1.
Tenaga Sub Profesional PWK memiliki tugas membantu dan melaksanakan
arahan dari Ahli PWK dalam aspek perencanaan spasial kawasan perencanaan
dan kawasan. Selain itu, Tenaga Sub Profesional perencanaan wilayah juga
terlibat langsung dalam penyusunan laporan, merumuskan tujuan, sasaran,
output, outcome, benefit dan dampak positif dari kegiatan ini.
b) Tenaga Sub Profesional Rancang Kota/Arsitektur
Merupakan sarjana lulusan Teknik Arsitektur dari perguruan tinggi negeri atau
perguruan tinggi swasta yang telah disamakan dengan negeri, berijazah S1.
Tenaga Sub Profesional Rancang Kota/Arsitektur memiliki tugas membantu dan
melaksanakan arahan dari Ahli Rancang Kota/Arsitektur dalam merencanakan
dan melaksanakan semua kegiatan dalam aspek design/gambar-gambar
arsitektur dan perancangan kota, beserta detil-detilnya yang diperlukan serta
bertanggungjawab memberikan laporan kepada ketua tim terhadap
perkembangan dari aktivitasnya sehingga dicapai tujuan, sasaran, output,
outcome, benefit, dan dampak positif dari kegiatan ini.
c) Tenaga Sub Profesional Sipil/Transportasi
Merupakan sarjana lulusan Teknik Sipil dari perguruan tinggi negeri atau
perguruan swasta yang telah disamakan dengan negeri, berijazah S1.
Tenaga Sub Profesional Sipil/Transportasi memiliki tugas membantu dan
melaksanakan arahan dari Tenaga Ahli Sipil/Transportasi dalam merencanakan
dan melaksanakan semua kegiatan dalam aspek infrastruktur dan transportasi
terhadap rencana pembangunan kawasan perkotaan.
d) Tenaga Sub Profesional Lingkungan
83
Merupakan sarjana lulusan Teknik Lingkungan dari perguruan tinggi
negeri atau perguruan swasta yang telah disamakan dengan negeri,
berijazah S1.
Tenaga Sub Profesional Teknik Lingkungan memiliki tugas membantu dan
melaksanakan arahan dari tenaga ahli lingkungan dalam merencanakan dan
melaksanakan semua kegiatan dalam aspek infrastruktur PUPR terhadap rencana
pembangunan kawasan perkotaan.
e) Tenaga Sub Profesional Pemetaan (GIS)
Merupakan sarjana lulusan Teknik Geodesi/Geografi dari perguruan tinggi
negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah disamakan dengan negeri yang
berijazah S1.
Tenaga Sub Profesional pemetaan memiliki tugas membantu arahan tenaga ahli
pemetaan dalam melakukan pengolahan dan analisis data spasial. Selain itu,
asisten tenaga ahli pemetaan bertanggung jawab terhadap layouting seluruh peta
yang digunakan dalam kegiatan. Sehingga seluruh kebutuhan pemetaan dalam
kegiatan dapat terpenuhi dan seluruh output kegiatan yang diharapkan dapat
terpetakan dengan baik dan informatif.
Untuk mendukung kinerja dari tenaga ahli dan mendukung pencapaian target output
dari pekerjaan ini, diperlukan adanya peran tenaga penunjang sekretaris dan operator
komputer

I. BIAYA DAN SUMBER PENDANAAN


Biaya yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini sebesar Rp 3.500.000.000,00 (tiga miliar
lima ratus juta rupiah) termasuk PPN dan didanai dari APBN DIPA Satuan Kerja
Pengembangan Kawasan Perkotaan Tahun Anggaran 2019.

J. NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN


Nama Pejabat Pembuat Komitmen: Benny Hermawan, S.T.,
M.Sc. Satuan Kerja: Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan

K. TIPE PELAKSANAAN KEGIATAN


Pekerjaan ini dilaksanakan secara kontraktual dengan jenis jasa konsultansi.

L. METODOLOGI
Metodologi yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini antara lain:
1. Desk Study
Metode desk study yaitu cara pengumpulan data dan informasi melalui pemeriksaan
dan analisis data dan informasi yang menggunakan data sekunder, baik berupa
dokumen-dokumen data, hasil studi terdahulu, dan peraturan perundang-undangan
baik yang diperoleh dalam bentuk buku maupun hasil pencarian di internet.
2. Rapat Koordinasi Penyepakatan Rumusan Goal (Kick Off)
Rapat Koordinasi Penyepakatan Rumusan Goal (Kick Off) merupakan pertemuan
awal/pendahuluan antara penyedia jasa, pengguna jasa, dan stakeholder untuk
menginformasikan pekerjaan, output yang diharapkan, dan Identifikasi stakeholder baik
pemerintah pusat, pemerintah daerah, kelompok masyarakat dan dunia usaha dengan
mencatat nama, alamat dan nomor kontak/email yang dapat dihubungi.
3. Rapat Pembahasan Laporan
Rapat pembahasan laporan meliputi pembahasan Laporan Pendahuluan, Laporan
Antara, dan Laporan Akhir sesuai kemajuan pekerjaan. Pembahasan laporan
dilakukan bersama antara Tim Konsultan dan Tim Supervisi dengan mengundang
pembahas dari internal maupun eksternal Kementerian PUPR.
4. Rapat Koordinasi
84
Rapat koordinasi dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh isu strategis, informasi,
masukan terhadap rumusan yang telah dibuat dengan mengundang stakeholders
terkait hasil identifikasi stakeholder.
5. Workshop
Workshop merupakan wadah bekerja sama dalam rangka menggali saran dan
masukan, kajian, pandangan sektor dalam menyusun terkait pengembangan
perkotaan, serta masukan dari pemerintah daerah. Kegiatan ini ditujukan untuk
mempertajam hasil rapat koordinasi sekaligus mensosialisasikan konsep Rencana
Pengembangan serta untuk menyepakati suatu rumusan yang telah disiapkan
sebelumnya.
6. Seminar
Seminar merupakan wadah bekerja sama dalam rangka menggali saran dan
masukan, kajian, serta pengetahuan baru dari berbagai tenaga ahli, pandangan sektor
dalam menyusun terkait pengembangan perkotaan. Kegiatan ini ditujukan untuk
mempertajam hasil rapat koordinasi sekaligus mensosialisasikan konsep Rencana
Pengembangan yang akan dikembangkan.
7. Pengumpulan Data Sekunder
Pelaksanaan pengumpulan data sekunder dilakukan dengan metode kunjungan ke
instansi Pemerintah, Swasta baik pusat dan daerah hasil identifikasi stakeholder.
Penyedia jasa wajib menyusun perangkat survei. Pengumpulan data sekunder
dilakukan melalui:
Pengumpulan data sekunder pada berbagai instansi terkait;
Pengumpulan data primer untuk melengkapi ketersediaan data sekunder;
Pengumpulan dokumen kebijakan/kajian terdahulu terkait pekerjaan serupa;
Pengolahan dan penstrukturan data, serta penyajian dalam format yang menarik
seperti grafik (chart), peta, dan infografis.
8. Pengumpulan Data Primer Infrastruktur melalui Field Study
Pelaksanaan pengumpulan data primer dilakukan dengan mengunjungi lokasi
kawasan dan infrastruktur utama kawasan perkotaan dengan melakukan pengambilan
gambar foto dan gambar video, pencatatan koordinat lokasi kawasan kumuh
perkotaan, infrastruktur, dan jaringan jalan eksisting menggunakan GPS, dan
wawancara dengan stakeholder setempat untuk.
Infrastruktur Jalan dan Jembatan khususnya yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat;
Infrastruktur Sumber Daya Air pada Wilayah Sungai khususnya yang menjadi
kewenangan Pemerintah Pusat;
Infrastruktur Permukiman, termasuk kawasan kumuh perkotaan yang ditetapkan
dalam SK Bupati/Walikota; dan
Perumahan Umum.
Informasi yang diperoleh untuk tiap infrastruktur adalah informasi umum,
spesifikasi umum, kondisi umum, dan lokasi point GPS.
9. Pengadaan dan Pengolahan Citra Satelit
Citra satelit diperoleh dari LAPAN dan pengolahan citra peta dengan ketelitian
mendekati 1:50.000 s.d. 1:10.000. Interpretasi dan pengolahan peta citra serta
handling peta dengan ketelitian 1:10.000 pada bagian urban area dapat dilakukan
penyesuaian pada bagian non- urbanarea dengan peta SPOT/ALOS atau
sejenisnya. Pengolahan peta dilakukan untuk menghasilkan peta topografi yang
memuat tutupan lahan, kontur, jaringan infrastruktur, fasilitas. Output dari
pengadaan ini adalah:
Peta Mosaic Orthophoto dalam format Georeferenced Raster imagery file : GeoTIF,
TIF atau file compress .ECW; dan
Peta Topografi, Tutupan Lahan dan Infrastruktur Utama dalam format shapefile.
85
10. Pengadaan dan Pengolahan Peta Rupa Bumi
Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) bisa diperoleh di dengan mengunduh di
http://tanahair.indonesia.go.id menyediakan fasilitas download peta RBI skala 25K,
50K dan 250K. Untuk seluruh Pulau Jawa sudah tercover oleh peta dengan skala 1 :
25.000. Sementara pulau di luar jawa baru tercover peta dengan skala 1 : 50.000 dan
1:250.000. Tema peta RBI yang dapat didownload melalui portal
http://tanahair.indonesia.go.id meliputi Utilitas, Penutupan Lahan, Transportasi,
Hidrografi, Toponimi, Lingkungan Terbangun dan Hipsografi. Untuk Garis Pantai dan
Batas Wilayah hanya tercover pada skala 1:250.000.
11. Pengadaan Peta Udara (Aerial Mapping), Foto Udara (Aerial Photography), dan
Video Udara (Aerial Videography)
Pengadaan Peta Udara (Aerial Mapping) dilakukan menggunakan teknik foto udara
atau fotogrametri menggunakan wahana Pesawat Udara Tanpa Awak / UAV
(Unmenned Aerial Vehicle) atau Drone. Pekerjaan ini menghasilkan Peta Orthophoto
Mosaic dan Peta Garis/Peta Topografi yang detail dengan skala antara 1:500 s.d.
1:1.000. Pengadaan peta diikuti interpretasi, dan mapping 1: 5.000 untuk dua kawasan
berikut dengan handling fee dan biaya surveynya. Pengadaan Foto Udara (Aerial
Photography) dan Video Udara (Aerial Videography) digunakan sebagai bahan dasar
pembuatan animasi bergerak 3 (tiga) dimensi dan visualisasi 3 (tiga) dimensi. Output
pengadaan ini adalah:
a. Print out format *pdf yaitu peta mosaic orthophoto dan peta topografi berikut kontur
interval 1 meter dengan skala disesuaikan dengan ukuran kertas A3.
b. Softcopy data processing meliputi:
 Laporan Data dan Pengukuran GPC (Ground Control Point) dengan
menggunakan GPS Geodetic;
 Peta Mosaic Orthophoto dalam format Georeferenced Raster imagery file :
GeoTIF, TIF atau file compress .ECW;
 Peta Topografi berikut dengan kontur interval 1 meter dalam format file: .shp dan
.dwg; dan
 Data digital ketinggian DEM (Digital Elevation Model) dalam format file : .GeoTif
atau TIF terdiri dari DSM (Digital Surface Model) dan DTM (Digital Terrain
Model).
12. Pembuatan Peta Digital Sistem Informasi Geografis
Pembuatan peta digital menggunakan software sistem informasi geografis yang
memuat shapefile (view) dan file siap cetaknya (layout). Skala peta yang digunakan
minimal adalah 1:10.000 untuk kawasan perkotaan dan 1:50.000 untuk wilayah antar
kota. Pembuatan peta digital dipadukan antara perolehan data sekunder, survei GPS
untuk infrastruktur, dilengkapi dengan atribut basis data sesuai dengan data
infrastruktur. Peta yang diproduksi sekurang- kurangnya:
Peta Wilayah Administrasi;
Peta Profil Infrastruktur Jalan dan Jembatan;
Peta Profil Infrastruktur Sumber Daya Air;
Peta Profil Infrastruktur Permukiman (Cipta Karya);
Peta Profil Perumahan;
Peta Rencana Infrastruktur PUPR Tahun 2025;
87

Peta Program Pembangunan Infrastruktur PUPR Tahun 2019;


Peta Program Pembangunan Infrastruktur PUPR Tahun 2020;
Peta Program Pembangunan Infrastruktur PUPR Tahun 2021; dan
Peta Program Pembangunan Infrastruktur PUPR Tahun 2021-2025.
Pembuatan peta GIS berpedoman pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 25/PRT/M/2014 tentang Penyelenggaraan Data dan
Informasi Geospasial Infrastruktur Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
13. Penyusunan dan Penyerahan laporan
Rencana Mutu Kontrak;
Laporan Bulanan;
Laporan Pendahuluan;
Laporan Antara;
Prosiding;
Laporan Akhir, berisi Dokumen Rencana Pengembangan Aerotropolis New
Yogyakarta International Airport (D.I. Yogyakarta) dan Kertajati International
Airport (Jawa Barat);
Cetak Peta A2/A1;
Album Peta dan Foto Udara kawasan New Yogyakarta International Airport
(Kabupaten Kulon Progo) dan Kertajati International Airport (Kabupaten
Majalengka);
Buku Deluxe Executive Summary Rencana Pengembangan Aerotropolis New
Yogyakarta International Airport (D.I. Yogyakarta) dan Kertajati International
Airport (Jawa Barat);
DVD Laporan.

M. KELUARAN DAN PELAPORAN


Laporan yang harus diserahkan kepada pengguna jasa adalah:
1. Rencana Mutu Kontrak
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 04/PRT/M/2009 tentang
Sistem Manajemen Mutu (SMM) Departemen Pekerjaan Umum, Rencana Mutu
Kontrak (RMK) adan rencana mutu pelaksanaan kegiatan yang disusun oleh Penyedia
Jasa merupakan jaminan mutu terhadap tahapan proses kegiatan dan hasil kegiatan
sebagaimana yang dipersyaratkan dalam pekerjaan.
Rencana Mutu Kontrak (RMK) harus diserahkan selambat-lambatnya 1 (satu)
bulan sejak setelah ditandatangani kontrak bersamaan dengan penyerahan
laporan pendahuluan. RMK memuat:
a. Cover RMK;
b. Lembar Pengesahan;
c. Sejarah Dokumen;
d. Kebijakan mutu dan sasaran mutu proyek (pekerjaan);
e. Informasi proyek (pekerjaan);
f. Penjelasan Lingkup Proyek (pekerjaan);
g. Lokasi Proyek;
h. Pihak-pihak yang terlibat;
i. Struktur organisasi proyek;
j. Tugas, tanggung jawab, dan wewenang;
k. Metode kerja pelaksanaan;
88
l. Jadwal pelaksanaan pekerjaan;
m. Jadwal tenaga kerja;
n. Jadwal pelaporan;
o. Progress Kerja;
p. Jadwal pengetesan (pembahasan); dan
q. Cash flow.
2. Laporan Bulanan
Laporan Bulanan memuat uraian kegiatan yang dilaksanakan oleh penyedia jasa
baik yang dilaksanakan di kantor maupun di luar kantor sesuai dengan jadwal
pelaksanaan kegiatan setiap bulannya.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya setiap bulan sejak SPMK
sebanyak 3 (tiga) rangkap, selama 8 (delapan) bulan pekerjaan.
3. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan memuat sekurang-kurangnya: mengenai latar belakang dan
konteks pekerjaan, hasil kajian literatur, teori, kebijakan dan benchmark, gambaran
awal wilayah pekerjaan, metodologi pelaksanaan pekerjaan, jadwal rencana kerja rinci
dan hasil identifikasi awal stakeholder yang akan terlibat dalam pekerjaan.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 2 (dua) bulan setelah sejak SPMK
dan mendapatkan persetujuan dalam pembahasan Laporan Pendahuluan dan
dibuat sebanyak 5 (lima) eksemplar dengan ukuran kertas A4 portrait dan
beberapa bagian dapat dilengkapi dengan ukuran kertas A3.
4. Laporan Antara
Laporan ini menjelaskan proses dan capaian pelaksanaan uraian kegiatan di
setengah waktu pelaksanaan kegiatan termasuk beberapa analisis seperti analisis
posisi kawasan dalam konstelasi regional dan global, analisis basis ekonomi
pengembangan wilayah, analisis lingkungan fisik, analisis arahan pengembangan
wilayah, analisis daya dukung dan daya tampung, analisis kependudukan dan
intensitas ruang,dan analisis peran, sektor, dan komoditas unggulan masing-masing
kawasan perencanaan Aerotropolis New Yogyakarta (Kabupaten Kulon Progo) dan
Aerotropolis Kertajati (Kabupaten Majalengka).
Laporan diserahkan selambat-lambatnya 5 (lima) bulan sejak SPMK dan
mendapatkan persetujuan dalam pembahasan Laporan Antara dan dibuat rangkap
rangkap 5 (lima) eksemplar dengan ukuran kertas A4 portrait dan beberapa bagian
dapat dilengkapi dengan ukuran kertas A3.
5. Prosiding
Prosiding merupakan kumpulan hasil pelaksanaan rapat, FGD, workshop dan seminar
termasuk paparan/makalah narasumber.
Prosiding diserahkan selambat-lambatnya 8 (delapan) bulan sejak SPMK dan dibuat
rangkap 5 (lima) eksemplar dengan ukuran kertas A4 portrait dan beberapa bagian
dapat dilengkapi dengan ukuran kertas A3.
6. Laporan Akhir
Laporan ini menjelaskan keseluruhan proses dan hasil dari pelaksanaan pekerjaan
mulai dari persiapan sampai dengan akhir pelaksanaan termasuk didalamnya berisikan
hasil kebijakan, profil, hasil analisis, rencana dan program serta studi kelayakan sistem
jaringan jalan. Laporan Akhir dilengkapi dengan lampiran perhitungan, dan peta dalam
ukuran A3.
Laporan akhir terdiri atas Dokumen Rencana Pengembangan Aerotropolis New
Yogyakarta International Airport (D.I. Yogyakarta) dan Kertajati International Airport
(Jawa Barat).
Dokumen rencana pengembangan kawasan ini mencakup rencana pengembangan
kawasan perkotaan, sub kawasan perkotaan, infrastruktur PUPR dan Non-PUPR,
program pembangunan, serta rencana investasi dan pembiayaan
Dokumen ini diserahkan selambat-lambatnya 8 (delapan) bulan sejak SPMK
diterbitkan sebanyak 5 (lima) eksemplar dengan ukuran kertas A4 portrait dan
beberapa bagian dapat dilengkapi dengan ukuran kertas A3.
89
7. Dokumen Dukungan Pembangunan Infrastruktur PUPR
Dokumen ini memuat program-program infrastruktur PUPR yang akan didukung dalam
suatu kota pada kawasan aerotropolis. Dokumen diserahkan selambat-lambatnya 8
(delapan) bulan setelah Kegiatan Pengembangan Aerotropolis New Yogyakarta
(Kabupaten Kulon Progo) dan Aerotropolis Kertajati (Kabupaten Majalengka) ini
dimulai sebanyak 5 (lima) eksemplar.
8. Buku Deluxe Executive Rencana Pengembangan Aerotropolis New Yogyakarta
International Airport (D.I. Yogyakarta) dan Kertajati International Airport (Jawa
Barat)
Buku Deluxe Executive merupakan ringkasan hasil kajian Rencana Pengembangan
Aerotropolis New Yogyakarta International Airport (D.I. Yogyakarta) dan Kertajati
International Airport (Jawa Barat) yang disajikan dengan format yang lebih menarik,
padat informasi, dan mudah dipahami untuk keperluan pimpinan.
Buku Deluxe Executive Summary diserahkan selambat-lambatnya 8 (delapan) bulan
sejak SPMK dan dibuat rangkap 100 (seratus) dengan ukuran kertas 20 cm x 20 cm
dicetak bolak- balik dengan kualitas kertas cetak minimal art paper atau mate paper
120 gram untuk masing- masing kawasan perkotaan. Buku deluxe executive
merupakan bahan sosialisasi hasil kajian yang akan dibagikan sekurang-kurangnya
pada Sekretaris Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah; Kepala Pusat
Perencanaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; Kepala Pusat
Pemrograman dan Evaluasi Keterpaduan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat; Kepala Pusat Pengembangan Kawasan Strategis, BPIW,
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pada saat ekspose dan
pameran serta bahan informasi pimpinan.
9. Album Peta dan Foto Udara New Yogyakarta International Airport (D.I.
Yogyakarta) dan Kertajati International Airport (Jawa Barat)
Album ini berisi hasil cetak peta GIS sekurang-kurangnya memuat peta wilayah
administrasi, peta rencana tata ruang, peta kondisi eksisting kawasan dan
infrastruktur, peta rencana infrastruktur, dan peta program pembangunan infrastruktur
serta foto mosaic orhtophoto hasil pemotretan udara dan pemetaan udara New
Yogyakarta International Airport (D.I. Yogyakarta) dan Kertajati International Airport
(Jawa Barat).
Album Peta Kawasan dan Foto Udara diserahkan selambat-lambatnya 8 (delapan)
bulan sejak SPMK dan dibuat rangkap sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar (untuk
masing-masing Kawasan Aerotropolis) ukuran kertas A3 untuk masing-masing
kawasan perkotaan.
10. Cetak Peta Pengembangan New Yogyakarta International Airport (D.I.
Yogyakarta) dan Kertajati International Airport (Jawa Barat)
Cetak Peta berisikan peta ukuran A2/A1 seluruh peta hasil kajian dan analisis terpilih
yang dilaksanakan dalam Pengembangan New Yogyakarta International Airport (D.I.
Yogyakarta) dan Kertajati International Airport (Jawa Barat). Cetak peta diserahkan
selambat-lambatnya 8 (delapan) bulan setelah kegiatan ini dimulai masing-masing
sebanyak 5 (lima) eksemplar.
11. DVD Laporan
Semua materi dan produk pelaporan yang merupakan bagian dari pekerjaan ini
dikumpulkan dalam format softcopy termasuk didalamnya program GIS dan album
foto udara.
DVD Laporan diserahkan selambat-lambatnya 8 (delapan) bulan setelah SPMK
sebanyak 10 (sepuluh) buah.

N. KEPEMILIKAN DATA DAN HASIL KEGIATAN


Semua bentuk data, gambar, dokumen, peta, citra satelit, foto udara, baik hardcopy
maupun softcopy, DVD, atau peralatan lainnya yang digunakan selama pekerjaan,
dengan terbitnya kontrak tersebut menjadi hak milik pemberi pekerjaan yakni
Satuan Kerja Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan, Badan Pengembangan
90
Infrastruktur Wilayah.

O. LAIN-LAIN
Hal-hal yang belum diatur dalam KAK ini dan dianggap sangat penting, akan
dilaksanakan sesuai kesepakatan antara pemberi kerja dengan penerima kerja.

Penanggungjawab,
Kepala Satuan Kerja Pusat
Pengembangan Kawasan Perkotaan

Ir. Agusta Ersada Sinulingga, MT


NIP. 195908191985031013

You might also like