You are on page 1of 260

i

MODUL
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

KOMPETENSI KEAHLIAN
TEKNIK SEPEDA MOTOR
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
DAN PENGEMBANGAN SOAL

KELOMPOK KOMPETENSI A

PROFESIONAL :
PERAWATAN BERKALA MESIN SEPEDA MOTOR
Penulis :
Drs. Agus Wahyudi, M.Eng., wahyudiagus2@gmail.com, HP: 08125253825
Penelaah :
Drs. Hariyanto, M.Pd., 08123366711
Penyunting :

PEDAGOGIK :
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Penulis :
Drs. Hari Amanto, M.Pd, No HP : 081334528524
Penelaah :
Dr. Sihkabudin, M.Pd.
Penyunting :
Drs. Gunawan, M.Si.

Desain Grafis dan Ilustrasi :


Tim Desain Grafis

Copyright  2017
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang
Otomotif dan Elektronika
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

ii
Teknik Sepeda Motor KK A

Kata Sambutan

Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci
keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten
membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan
pendidikan yang berkualitas dan berkarakter prima. Hal tersebut menjadikan guru
sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian Pemerintah maupun
pemerintah daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut
kompetensi guru.
Pengembangan profesionalitas guru melalui Program Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan merupakan upaya Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependikan dalam
upaya peningkatan kompetensi guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan
kompetensi guru telah dilakukan melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) untuk
kompetensi pedagogik dan profesional pada akhir tahun 2015. Peta profil hasil
UKG menunjukkan kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam
penguasaan pengetahuan pedagogik dan profesional. Peta kompetensi guru
tersebut dikelompokkan menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi. Tindak
lanjut pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru paska UKG
pada tahun 2016 dan akan dilanjutkan pada tahun 2017 ini dengan Program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan sumber belajar
utama bagi peserta didik. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
bagi Guru dilaksanakan melalui tiga moda, yaitu: 1) Moda Tatap Muka, 2) Moda
Daring Murni (online), dan 3) Moda Daring Kombinasi (kombinasi antara tatap
muka dengan daring).
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
(PPPPTK), Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LP3TK
KPTK) dan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah
(LP2KS) merupakan Unit Pelaksanaan Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal
Guru dan Tenaga Kependidikan yang bertanggung jawab dalam

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan iii


Kata Sambutan

mengembangkan perangkat dan melaksanakan peningkatan kompetensi guru


sesuai bidangnya. Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut
adalah modul Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru
moda tatap muka dan moda daring untuk semua mata pelajaran dan kelompok
kompetensi. Dengan modul ini diharapkan program Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan memberikan sumbangan yang sangat besar dalam peningkatan
kualitas kompetensi guru.

Mari kita sukseskan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini


untuk mewujudkan Guru Mulia Karena Karya.

Jakarta, April 2017


Direktur Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan,

Sumarna Surapranata, Ph.D


NIP195908011985031002

iv Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

Kata Pengantar

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
limpahan rahmat dan karunianya sehingga Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Otomotif dan
Elektronika (PPPPTK BOE)Malang dapat menyelesaikan revisi modul ini dengan
baik. Revisi modul ini merupakan penyempurnaan dari modul Guru Pembelajar
yang telah disusun pada tahun 2016. Fokus revisi terletak pada pengintegrasian
Penguatan Pendidikan Karakter dan pengembangan soal.
Modul ini disusun sebagai bahan ajar program Peningkatan Keprofesian
Berkelanjutan yang diselenggarakan baik oleh PPPPTK/LPPKS/LPPPTK
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan maupun oleh instansi terkait lainnya.
Peningkatan Keprofesian Berkelanjutan merupakan upaya yang ditempuh untuk
meningkatkan profesionalisme guru melalui peningkatan kompetensi khususnya
kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. Melalui modul ini diharapkan
kempetensi guru dapat ditingkatkan baik melalui kegiatan Peningkatan
Keprofesian Berkelanjutan moda Tatap Muka,Daring (Dalam Jaringan), maupun
Daring Kombinasi.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu sehingga modul ini dapat diselesaikan dan
kami mohon masukan, saran, dan kritik dari para pembaca demi penyempurnaan
modul ini dimasa mendatang. Selanjutnya kepada para pembaca kami ucapkan
selamat belajar, semoga mendapatkan hasil yang maksimal. Amin.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan v


vi Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
MODUL
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

KOMPETENSI KEAHLIAN
TEKNIK SEPEDA MOTOR
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
DAN PENGEMBANGAN SOAL

KELOMPOK KOMPETENSI A

PROFESIONAL:
PERAWATAN BERKALA MESIN SEPEDA MOTOR

Penulis:
Drs. Agus Wahyudi, M.Eng., wahyudiagus2@gmail.com, HP: 08125253825
Penelaah:
Drs. Hariyanto, M.Pd., 08123366711

Desain Grafis dan Ilustrasi :


Tim Desain Grafis

Copyright  2017
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang
Otomotif dan Elektronika
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Teknik Sepeda Motor KK A

Daftar Isi

Hal.
Kata Sambutan.................................................................................................. iii
Kata Pengantar .................................................................................................. v
Daftar Isi ............................................................................................................ ix
Daftar Gambar................................................................................................... xi
Daftar Tabel..................................................................................................... xiv
Pendahuluan ...................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Tujuan ...................................................................................................... 4
C. Peta Kompetensi ...................................................................................... 5
D. Ruang Lingkup ......................................................................................... 9
E. Saran Cara Penggunaan Modul ............................................................... 9
Kegiatan Pembelajaran 1: Mekanisme Katup ................................................ 16
A. Tujuan .................................................................................................... 16
B. Indikator Pencapaian Kompetensi .......................................................... 16
C. Uraian Materi.......................................................................................... 16
D. Aktivitas Pembelajaran ........................................................................... 28
E. Latihan/Tugas ........................................................................................ 29
F. Rangkuman............................................................................................ 30
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut.............................................................. 31
H. Kunci Jawaban ....................................................................................... 32
Kegiatan Pembelajaran 2: Sistem Pelumasan ............................................... 33
A. Tujuan .................................................................................................... 33
B. Indikator Pencapaian Kompetensi .......................................................... 33
C. Uraian Materi.......................................................................................... 33
D. Aktivitas Pembelajaran ........................................................................... 55
E. Latihan/Tugas ........................................................................................ 56
F. Rangkuman............................................................................................ 57
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut.............................................................. 58
H. Kunci Jawaban ....................................................................................... 59

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan ix


Daftar Isi

Kegiatan Pembelajaran 3: Sistem Pendinginan............................................. 61


A. Tujuan .................................................................................................... 61
B. Indikator Pencapaian Kompetensi .......................................................... 61
C. Uraian Materi.......................................................................................... 61
D. Aktivitas Pembelajaran ........................................................................... 75
E. Latihan/Tugas......................................................................................... 76
F. Rangkuman............................................................................................ 77
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut.............................................................. 78
H. Kunci Jawaban ....................................................................................... 79
Kegiatan Pembelajaran 4: Sistem Bahan Bakar Karburator ......................... 81
A. Tujuan .................................................................................................... 81
B. Indikator Pencapaian Kompetensi .......................................................... 81
C. Uraian Materi.......................................................................................... 81
D. Aktivitas Pembelajaran ......................................................................... 109
E. Latihan/Tugas....................................................................................... 110
F. Rangkuman.......................................................................................... 111
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut............................................................ 113
H. Kunci Jawaban ..................................................................................... 114
Kegiatan Pembelajaran 5: Emisi Gas Buang ............................................... 117
A. Tujuan .................................................................................................. 117
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ........................................................ 117
C. Uraian Materi........................................................................................ 117
D. Aktivitas Pembelajaran ......................................................................... 127
E. Latihan/Tugas....................................................................................... 128
F. Rangkuman.......................................................................................... 130
G. Umpan Balik dan tindak lanjut .............................................................. 131
H. Kunci Jawaban ..................................................................................... 132
Pengembangan Soal HOTS........................................................................... 133
Evaluasi .......................................................................................................... 137
Penutup .......................................................................................................... 139
Daftar Pustaka................................................................................................ 141
Glosarium....................................................................................................... 143

x Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

Daftar Gambar

Hal.
Gambar 1.1 Konstruksi Mekanisme ................................................................... 17
Gambar 1.2 Mekanisme Katup dengan Poros Cam di Bawah yaitu posisi katup
diletakkan tegak dengan daun katup berada diatas dan terletak disamping
silinder, sedangkan poros cam berada di dekat poros engkol. ........................... 17
Gambar 1.3 Mekanisme KatupOHV................................................................... 18
Gambar 1.4 Mekanisme Katup Satu Poros Cam di Kepala................................ 19
Gambar 1.5 Mekanisme Katup Dua Poros Cam di Kepala................................. 20
Gambar 1.6 Komponen Katup ........................................................................... 21
Gambar 1.7 Poros Cam ..................................................................................... 22
Gambar 1.8 Bagian Utama Poros Cam.............................................................. 22
Gambar 1.9 Penggerak Poros Cam Jenis Rantai............................................... 23
Gambar 1.10 Transioner Manual ....................................................................... 24
Gambar 1.11 Tensioner Tipe Otomatis .............................................................. 25
Gambar 1.12 Tensioner Tipe Semi Otomatis ..................................................... 25
Gambar 1.13 Tanda Piston Pada Posisi Top Kompresi ..................................... 26
Gambar 1.14 Tanda Kompresi pada Sprocket ................................................... 27
Gambar 1.15 Konstruksi Katup yang Disetel...................................................... 27
Gambar 1.16 Menyetel Celah Katup .................................................................. 28
Gambar 2.1 Gesekan Pada Dua Permukaan..................................................... 33
Gambar 2.2 Siklus Tribology.............................................................................. 34
Gambar 2.3 Kontaminan yang Masuk ke Dalam Minyak Lumas ........................ 35
Gambar 2.4 Oli yang Kualitasnya Menurun........................................................ 36
Gambar 2.5 Contoh Interval Suhu Operasional pada Salah Satu Mesin Otomotif
.......................................................................................................................... 37
Gambar 2.6 Minyak Pelumas Sebagai Perapat Antara Ring Piston dan Silinder 37
Gambar 2.7 Ilustrasi Oli yang Murni yang Perlu Additive ................................... 38
Gambar 2.8 Viscositas Minyak Dibandingkan dengan Temperatur .................... 41
Gambar 2.9 Rentang Temperatur Minyak Pelumas ........................................... 41
Gambar 2.10 Kebocoran Minyak Pelumas ke Ruang Bakar .............................. 44

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan xi


Daftar Gambar

Gambar 2.11 Pelumasan Campur Langsung ..................................................... 45


Gambar 2.12 Sistem Pelumasan Auto Lube ...................................................... 46
Gambar 2.13 Sistem Pelumasan CCI ................................................................ 46
Gambar 2.14 Sistem Pelumasan Jenis Dry Sump ............................................. 50
Gambar 2.15 Sistem Pelumasan Jenis Wet Sump............................................. 51
Gambar 2.16 Sistem Pelumasan Mesin 4 Langkah ........................................... 53
Gambar 3.1 Pendingin dari Bahan Bakar yang Dihisap ..................................... 62
Gambar 3.2 Panas yang Dihasilkan dari Pembakaran Bahan Bakar.................. 63
Gambar 3.3 Aliran Panas pada Sirip Silinder ..................................................... 63
Gambar 3.4 Aliran Udara Pada Mesin ............................................................... 64
Gambar 3.5 Sistem Pendingin Udara Paksa...................................................... 65
Gambar 3.6 Sistem Pendingin Air DenganSirkulasi Tekanan............................. 66
Gambar 3.7 Prinsip Kerja Pompa Air ................................................................. 70
Gambar 3.8 Arah Aliran Air Pendingin Radiator ................................................. 71
Gambar 3.9 Konstruksi Tutup Radiator .............................................................. 72
Gambar 3.10 Tutup Radiator ............................................................................. 73
Gambar 3.11 Kondisi Tutup Radiator................................................................. 74
Gambar 3.12 Mencuci Radiator ......................................................................... 74
Gambar 3.13 Pemasangan Pengetes pada Tutup Radiator ............................... 75
Gambar 4.1 BaganSistem Aliran Bahan Bakar .................................................. 82
Gambar 4.2 Tangki Bahan Bakar....................................................................... 83
Gambar 4.3 Tangki Bensin Baja ........................................................................ 84
Gambar 4.4 Tangki Bensin Alumunium.............................................................. 84
Gambar 4.5 Posisi Tutup Tangki........................................................................ 84
Gambar 4.6 Konstruksi Tutup Tangki................................................................. 85
Gambar 4.7 Tutup Tangki Tipe Breather Pipe.................................................... 85
Gambar 4.8 Tutup Tangki Tipe Normal .............................................................. 86
Gambar 4.9 Tutup Tangki Check Valve ............................................................. 86
Gambar 4.10 Posisi Filler Tube.......................................................................... 87
Gambar 4.11 Kran Bahan Bakar Tipe Mekanis (a) Flat Seal: (b) Coned Seal .... 87
Gambar 4.12 Kran Bahan Bakar Tipe Vakum .................................................... 88
Gambar 4.13 Prinsip Pengabutan ...................................................................... 90
Gambar 4.14 Komposisi Campuran Bahan Bakar dan Udara ............................ 91
Gambar 4.15 Karburator Variabel Venturi .......................................................... 92

xii Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

Gambar 4.16 Karburator Venturi Tetap Butterfly Throttle Valve ......................... 92


Gambar 4.17 Karburator Piston Valve Variabel Venturi ..................................... 93
Gambar 4.18 Karburator Tipe Horisontal Draft atau Side Draft .......................... 93
Gambar 4.19 Karburator Tipe Down Draft.......................................................... 94
Gambar 4.20 Prinsip Pencampuran................................................................... 95
Gambar 4.21 Prinsip Pencampuran Dengan Tekanan....................................... 95
Gambar 4.22 KetikaPutaran Stasioner............................................................... 96
Gambar 4.23 Ketika Putaran Menengah............................................................ 97
Gambar 4.24 Ketika Putaran Tinggi ................................................................... 98
Gambar 4.25 Konstruksi Karburator................................................................... 99
Gambar 4.26 Sistem Pelampung ..................................................................... 100
Gambar 4.27 Sistem Utama ............................................................................ 100
Gambar 4.28 Sistem Idel ................................................................................. 101
Gambar 4.29 Sistem Awalan (Choke).............................................................. 101
Gambar 4.30 Sistem Choke Bekerja................................................................ 102
Gambar 4.31 Konstruksi Karburator Vakum Konstan (Venturi Variabel) .......... 103
Gambar 4.32 Konstruksi Sistem Pengaya ....................................................... 103
Gambar 4.33 Cara Kerja Sistem Pengaya ....................................................... 105
Gambar 4.34 Pemeriksaan Ketinggian Pelampung.......................................... 107
Gambar 4.35 Pemeriksaan Ketinggian Bahan Bakar ....................................... 108
Gambar 5.1 Grafik Konsentrasi CO dan CO2 .................................................. 120
Gambar 5.2 Pengaruh temperature terhadap NOx .......................................... 122
Gambar 5.3 CO Versus Perbandingan Udara dan Bahan Bakar...................... 122
Gambar 5.4 HC Versus Perbandingan Udara dan Bahan Bakar...................... 123
Gambar 5.5 NOx versus Perbandingan Udara dan Bahan Bakar .................... 124
Gambar 5.6 Instalasi Pengukuran Gas Buang ................................................. 126
Gambar 5.7 Pemasangan Ujung Alat Ukur ...................................................... 126
Gambar 5.8 Posisi Ujung Probe Alat Ukur ....................................................... 126

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan xiii


Daftar Tabel

Daftar Tabel

Tabel 2. 1 Standar Viscositas........................................................................................... 40


Tabel 2. 2 Penggunaan Oli untuk Mesin Bensin ............................................................... 42
Tabel 2. 3 Penggunaan Oli untuk Mesin Diesel ................................................................ 42

xiv Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Guru dan tenaga kependidikan wajib melaksanakan kegiatan pengembangan


keprofesian secara berkelanjutan agar dapat melaksanakan tugas
profesionalnya. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)
adalah pengembangan kompetensi Guru dan Tenaga Kependidikan yang
dilaksanakan sesuai kebutuhan, bertahap, dan berkelanjutan untuk
meningkatkan profesionalitasnya. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
sebagai salah satu strategi pembinaan guru dan tenaga kependidikan
diharapkan dapat menjamin guru dan tenaga kependidikan mampu secara terus
menerus memelihara, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan. Pelaksanaan kegiatan Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan akan mengurangi kesenjangan antara kompetensi
yang dimiliki guru dan tenaga kependidikan dengan tuntutan profesional yang
dipersyaratkan.

Guru dan tenaga kependidikan wajib melaksanakan Pengembangan Keprofesian


Berkelanjutan baik secara mandiri maupun kelompok. Khusus untuk
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dalam bentuk diklat dilakukan oleh
lembaga pelatihan sesuai dengan jenis kegiatan dan kebutuhan guru.
Penyelenggaraan diklat PKB dilaksanakan oleh PPPPTK dan LPPPTK KPTK
atau penyedia layanan diklat lainnya.
Pelaksanaan diklat tersebut memerlukan modul sebagai salah satu sumber
belajar bagi peserta diklat. Modul merupakan bahan ajar yang dirancang untuk
dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta diklat berisi materi, metode, batasan-
batasan, dan cara mengevaluasi yang disajikan secara sistematis dan menarik
untuk mencapai tingkatan kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat
kompleksitasnya.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan pada tahun 2017


melaksanakan review, revisi, dan mengembangkan modul paska UKG 2015 yang
telah terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan Pengembangan

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan 1


Pendahuluan

Soal mengacu pada Higher Order Thinking Skills / HOTS materi pedagogik dan
profesional yang akan dipelajari oleh peserta selama mengikuti Program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.

Lebih lanjut, dalam salah satu butir Nawacita Presiden Joko Widodo adalah
memperkuat pendidikan karakter bangsa dengan melakukan Gerakan Nasional
Revolusi Mental (GNRM) yang akan diterapkan di seluruh sendi kehidupan
berbangsa dan bernegara, termasuk di dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu,
Pendidikan karakter perlu digaungkan dan diperkuat menjadi gerakan nasional
pendidikan karakter bangsa melalui program nasional Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK) dalam lembaga pendidikan, melalui harmonisasi olah hati (etik),
olah rasa (estetik), olah pikir (literasi), dan olahraga (kinestetik) dengan
dukungan pelibatan publik dan kerja sama antara sekolah, keluarga, dan
masyarakat yang merupakan bagian dari GNRM. Bagian-bagian itu tidak boleh
dipisahkan agar kita dapat memajukan kesempurnaan hidup anak-anak kita.

Implementasi PPK dalam modul ini lebih ditekankan pada aktivitas pembelajaran
yang berupa pemaduan di dalam kelas berupa penambahan dan pengintensifan
kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada pengembangan karakter siswa. Dalam
rangka mendukung kebijakan gerakan PPK, modul ini mengintegrasikan lima
nilai utama karakter bangsa, yaitu: religius, nasionalis, mandiri, gotong royong,
dan integritas. Kelima nilai utama tersebut terintegrasi pada kegiatan-kegiatan
pembelajaran yang ada pada modul. Adapun sub nilai religius antara lain: cinta
damai, toleransi, menghargai perbedaan agama dan kepercayaan, teguh
pendirian, percaya diri, kerja sama antar pemeluk agama dan kepercayaan,
antibuli dan kekerasan, persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan kehendak,
mencintai lingkungan, melindungi yang kecil dan tersisih. Sedangkan sub nilai
nasionalis meliputi: apresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga kekayaan budaya
bangsa, rela berkorban, unggul, dan berprestasi, cinta tanah air, menjaga
lingkungan, taat hukum, disiplin, menghormati keragaman budaya, suku, dan
agama. Sub nilai mandiri antara lain: etos kerja (kerja keras), tangguh tahan
banting, daya juang, profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi pembelajar
sepanjang hayat. Sub nilai gotong royong antara lain: menghargai, kerja sama,
inklusif, komitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolong
menolong, solidaritas, empati, anti diskriminasi, anti kekerasan, dan sikap

2 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

kerelawanan. Terakhir, sub nilai integritas meliputi: kejujuran, cinta pada


kebenaran, setia, komitmen moral, anti korupsi, keadilan, tanggung jawab,
keteladanan, dan menghargai martabat individu (terutama penyandang
disabilitas).

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka modul ini ditulis dalam rangka
memfasilitasi para guru SMK untuk menjadi guru pembelajar sepanjang hayat
dan dapat meningkatkan kompetensi profesionalnya secara berkelanjutan dalam
mengkaji materi perbaikan mesin sepeda motor step 1. Dalam modul ini akan
dibahas konsep dan prosedur perbaikan mesin sepeda motor step 1 disertai
contoh aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari dengan mengimplementasikan
PPK dalam aktivitas pembelajaran, pemanfaatan konteks dalam kehidupan
sehari-hari. Berbagai konsep, prinsip, dan prosedur serta aktivitas belajar dan
latihan ditulis sebagai bentuk pembinaan bagi para guru dan tenaga
kependidikan. Pembinaan ini penting dilakukan untuk mengurangi kesenjangan
antara kompetensi yang dimiliki guru dan tenaga kependidikan dengan tuntutan
profesional yang disyaratkan. Untuk itu, sudah seharusnya para guru
berkesadaran untuk melakukan upaya dalam meningkatkan keprofesionalannya
secara berkesinambungan dan berkelanjutan.

Setelah mempelajari modul ini, guru diharapkan dapat meningkatkan kompetensi


pedagogik dan professional secara mandiri. Selain itu, guru juga diharapkan
mampu menguatkan karakter para peserta didik melalui tindakan dan tutur
katanya selama proses pembelajaran berdampingan dengan pengembangan
intelektualnya.

Pada dasarnya pendidikan di Indonesia bertujuan untuk mengembangkan


potensi-potensi intelektual dan karakter peserta didik.

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan 3


Pendahuluan

B. Tujuan

Tujuan disusunnya buku modul diklat Program Pengembangan Keprofesian


Berkelanjutan (PKB) adalah memberikan pemahaman bagi guru dan tenaga
kependidikan tentang pengembangan kompetensi program keahlian teknik
otomotif pada paket keahlian sepeda motor sesuai dengan kompetensi inti dan
kompetensi dasar pada standar kompetensi guru baik dibidang profesi maupun
pedagogik. Disamping itu juga untuk memenuhi target Program Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan berdasarkan 10 tingkatan/grade yang telah ditetapkan
oleh Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan.

Secara khusus buku modul ini memberikan pedoman atau panduan bagi guru
dan tenaga kependidikan dalam pengembangan keprofesian dalam bidang :
1. Pengembangan diri dalam kompetensi pemeliharaan (perawatan dan
perbaikan) program keahlian teknik otomotif paket keahlian teknik sepeda
motor
2. Secara spesifik pengembangan kompetensi perbaikan mesin sepeda motor
yang meliputi : perbaikan kepala silinder, perbaikan mekanisme katup,
perbaikan blok silinder, perbaikan piston assembly dan perbaikan sistem
pelumasan.
3. Pengembangan diri dalam kompotensi pedagogik dalam materi
pengembangan potensi peserta didik.
4. Integrasi penguatan pendidikan karakter dan pengembangan soal

4 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

C. Peta Kompetensi

PETA KOMPETENSI DIKLAT PKB

Bidang Keahlian : Teknologi dan Rekayasa


Jenjang Sekolah : SMK
Program Keahlian/Mapel : Teknik Otomotif
Paket Keahlian : Teknik Sepeda Motor

Kelompok Standar
Indikator Pencapaian Kompetensi
Kom Kompetensi Guru
petensi (SKG)
Perawatan Menelaah secara umum jenis mekanisme katub
berkala mesin Menyetel celah katub
sepeda motor Menelaah secara umum sistem pelumasan
sesuai kebutuhan mesin
Mengganti saringan oli dan oli
Menelaah secara umum sistem pendinginan
Memeriksa kondisi sistem pendingin
A
Memeriksa kinerja tutup radiator
Menelaah prinsip kerja sistem bahan bakar
Menyetel campuran bahan bakar dan udara
pada karburator
Menyetel putaran stasioner mesin sesuai
spesifikasi
Menelaah emisi gas buang.
Mengukur emisi gas buang
Perawatan berkala Menelaah baterai
sis tem kelistrikan Memeriksa sistem lampu penerangan
penerangan & Memeriksa sistem tanda
B
sistem tanda Memeriksa sistem electric starter
sepeda motor Melakukan perbaikan ringan sistem kelistrikan

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan 5


Pendahuluan

Kelompok Standar
Indikator Pencapaian Kompetensi
Kom Kompetensi Guru
petensi (SKG)
Perawatan berkala Menelaah secara umum sistem rem
chasis dan sistem Memeriksa minyak rem
pemindah tenaga Menyetel clearance tuas rem
C step 1 Menelaah secara umum prinsip kerja sistem
kopling
Menyetel kerengangan kopling
Mendiskripsikan sistem kemudi dan suspensi
Merawat sistem kemudi dan suspensi
Perawatan berkala Menelaah Roda
chasis dan sistem Menelaah rantai penggerak roda
D pemindah tenaga Menyetel rantai penggerak roda belakang
step 2 Mendiskripsikan secara umum prinsip kerja
transmisi atomatis
Memeriksa komponen sistem transmisi otomatis
Perawatan berkala Mendiskripsikan sistem pengaliran bahan bakar
sistem engine EMS
managemant Mendiskripsikan sistem control kelistrikan
E system sepeda secara umum
motor Memeriksa komponen sistem pengaliran bahan
bakar
Memeriksa komponen sistem pengapian
Perbaikan Mesin Menelaah Konstruksi kepala silinder
Sepeda motor step Mendiagnosa kerusakan yang terjadi pada
1 kepala silinder
Mendiagnosa kerusakan mekanisme katup
F
Menyekeur katub
Menelaah konstruksi blok silinder
Mendiagnosa kerusakan blok silinder
Memperbaiki kerusakan pada blok silinder
Menelaah konstruksi piston

6 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

Kelompok Standar
Indikator Pencapaian Kompetensi
Kom Kompetensi Guru
petensi (SKG)
Mendiagnosa kerusakan piston
Memperbaiki kerusakan pada piston
Menelaah sistem pelumasan
Mendiagnosa kerusakan sistem pelumasan
Memperbaiki kerusakan pada sistem
pelumasan
Perbaikan Mesin Menelaah sistem pendingin
Sepeda motor step Mendiagnosa kerusakan pada sistem pendingin
2 Memperbaiki kerusakan pada sistem pendingin
Menelaah sistem aliran bahan bakar karburator
G Mendiagnosa kerusakan yang terjadi pada
karburator
Memperbaiki gangguan pada karburator
Menelaah sistem pengapian.
Mendiagnosa kerusakan sistem pengapian
Memperbaiki kerusakan pada sistem pengapian
Perbaikan sistem Menelaah sistem penerangan.
kelistrikan Sepeda Menelaah sistem sinyal (tanda)
motor Mendiagnosa kerusakan pada sistem
penerangan.
Mendiagnosa kerusakan pada sistem sinyal
(tanda)
H Memperbaiki kerusakan yang terjadi pada
sistem penerangan
Memperbaiki kerusakan yang terjadi pada
sistem sinyal (tanda)
Menelaah Sistem Pengisian
Mendiagnosa sistem pengisian
Memperbaiki kerusakan sistem pengisian
Menelaah Sistem starter electric

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan 7


Pendahuluan

Kelompok Standar
Indikator Pencapaian Kompetensi
Kom Kompetensi Guru
petensi (SKG)
Mendiagnosa Sistem starter electric
Memperbaiki Sistem starter electric
Perbaikan chasis Menelaah sistem suspensi
dan SPT Sepeda Mendiagnosa kerusakan pada sistem suspensi
motor Memperbaiki kerusakan pada sistem suspensi
Menelaah sistem rem konvensional dan rem
ABS
Mendiagnosa kerusakan rem konvensional (rem
mekanik dan hidrolik)
Mendiagnosa kerusakan rem ABS
I Memperbaiki kerusakan sistem rem
konvensional (rem mekanik dan hidrolik)
Memperbaiki kerusakan sistem rem ABS
Menelaah sistem kopling
Mendiagnosa kerusakan pada sistem kopling
Memperbaiki kerusakan sistem kopling
Menelaah sistem transmisi
Mendiagnosa kerusakan komponen sistem
transmisi
memperbaiki kerusakan transmisi manual
Pemeliharaan EMS Menelaah sistem injeksi bensin
(engine Mendiagnosa kerusakan pada sistem injeksi
J Management bahan bakar bensin
System) sepeda Memperbaiki kerusakan pada sistem injeksi
motor bahan bakar bensin

8 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

D. Ruang Lingkup

Pada modul ini, ruang lingkup materi meliputi :


1. Mekanisme katup
2. Sistem Pelumasan
3. Sistem Pendinginan
4. Sistem Karburator
5. Emisi Gas Buang Kendaraan

E. Saran Cara Penggunaan Modul

Secara umum, cara penggunaan modul pada setiap Kegiatan Pembelajaran


disesuaikan dengan skenario setiap penyajian mata diklat. Modul ini dapat
digunakan dalam kegiatan pembelajaran guru, baik untuk moda tatap muka
dengan model tatap muka penuh maupun model tatap muka In-On-In. Alur model
pembelajaran secara umum dapat dilihat pada bagan dibawah.

Gambar 1. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan 9


Pendahuluan

E.1. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran diklat tatap muka penuh adalah kegiatan fasilitasi


peningkatan kompetensi guru melalui model tatap muka penuh yang
dilaksanakan oleh unit pelaksana teknis dilingkungan ditjen. GTK maupun
lembaga diklat lainnya. Kegiatan tatap muka penuh ini dilaksanan secara
terstruktur pada suatu waktu yang dipandu oleh fasilitator.
Tatap muka penuh dilaksanakan menggunakan alur pembelajaran yang dapat
dilihat pada alur di bawah.

Gambar 2. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat
dijelaskan sebagai berikut,

a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta
diklat untuk mempelajari :

 latar belakang yang memuat gambaran materi


 tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi

10 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

 kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul


 ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran
 langkah-langkah penggunaan modul

b. Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi A Perawatan
Berkala Mesin Sepeda Motor, fasilitator memberi kesempatan kepada guru
sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai
dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat
mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan dapat
mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

c. Melakukan aktivitas pembelajaran


Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator.
Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan
pendekatan yang akan secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan bersama
fasilitator dan peserta lainnya, baik itu dengan menggunakan diskusi tentang
materi, melaksanakan praktik, dan latihan kasus.

Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh adalah bagaimana


menerapkan pemahaman materi-materi yang berada pada kajian materi.
Pada aktivitas pembelajaran materi ini juga peserta secara aktif menggali
informasi, mengumpulkan dan mengolah data sampai pada peserta dapat
membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran.

d. Presentasi dan Konfirmasi


Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan sedangkan
fasilitator melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas bersama.

e. Refleksi
Pada bagian ini peserta dan penyaji me-review atau melakukan refleksi materi
berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran, kemudian didampingi oleh panitia
menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang
dinyatakan layak tes akhir.

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan 11


Pendahuluan

E.2. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In-On-In

Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalan kegiatan fasilitasi
peningkatan kompetensi guru yang menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu In
Service Learning 1 (In-1), on the job learning (On), dan In Service Learning 2 (In-
2). Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka In-On-In tergambar
pada alur berikut ini.

Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dijelaskan


sebagai berikut,

12 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

a. Pendahuluan
Pada kegatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan In
Service Learning 1 fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk
mempelajari:

 latar belakang yang memuat gambaran materi;


 tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi;
 kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul;
 ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran; dan
 langkah-langkah penggunaan modul.

b. In Service Learning 1 (In-1)


 Mengkaji materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi F Perbaikan Mesin
Sepeda Motor Step 1, fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai
peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan
indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari
materi secara individual maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi
permasalahan kepada fasilitator.

 Melakukan aktivitas pembelajaran


Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator.
Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan
pendekatan/metode yang secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan, baik itu
dengan menggunakan metode berfikir reflektif, diskusi, brainstorming, simulasi,
maupun studi kasus yang kesemuanya dapat melalui Lembar Kerja yang telah
disusun sesuai dengan kegiatan pada In-1.

Pada aktivitas pembelajaran materi ini peserta secara aktif menggali informasi,
mengumpulkan dan mempersiapkan rencana pembelajaran pada on the job
learning.

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan 13


Pendahuluan

c. On the Job Learning (On)


 Mengkaji materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi F Perbaikan Mesin
Sepeda Motor Step 1, guru sebagai peserta akan mempelajari materi yang telah
diuraikan pada in service learning 1 (In-1). Guru sebagai peserta dapat membuka
dan mempelajari kembali materi sebagai bahan dalam mengerjakan tugas-tugas
yang ditagihkan kepada peserta.

 Melakukan aktivitas pembelajaran


Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah maupun
di kelompok kerja berbasis pada rencana yang telah disusun pada In-1 dan
sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul. Kegiatan
pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan
pendekatan/metode praktik, eksperimen, sosialisasi, implementasi, peer
discussion yang secara langsung dilakukan di sekolah maupun kelompok kerja
melalui tagihan berupa Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan
pada On.

Pada aktivitas pembelajaran materi pada On, peserta secara aktif menggali
informasi, mengumpulkan dan mengolah data dengan melakukan pekerjaan dan
menyelesaikan tagihan pada on the job learning.

d. In Service Learning 2 (In-2)


Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi produk-produk tagihan On yang
akan dikonfirmasi oleh fasilitator dan dibahas bersama. Pada bagian ini juga
peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan
pembelajaran

e. Persiapan Tes Akhir


Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir
yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.

E.3. Lembar Kerja

Modul pembinaan karier guru kelompok kompetensi modul Penilaian Proses dan
Hasil Belajar Kelompok Kompetensi F terdiri dari beberapa kegiatan

14 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

pembelajaran yang didalamnya terdapat aktivitas-aktivitas pembelajaran sebagai


pendalaman dan penguatan pemahaman materi yang dipelajari.

Modul ini mempersiapkan lembar kerja yang nantinya akan dikerjakan oleh
peserta, lembar kerja tersebut dapat terlihat pada Tabel 1.

Tabel 2. Daftar Lembar Kerja Modul

Kode
No Nama LK Keterangan
LK
1. LK.01. Lakukan pekerjaan menyetel katup secara TM, ON
kelompok dan mandiri sesuai dengan SOP
dan buatlah tiga soal HOT
2. LK.02. Lakukan pemeriksaan sistem pelumasan TM,ON
dengan memperhatikan lingkungan !
- Kapasitas oli
- Saringan oli jika ada
- Kwalitas oli
- Lakukan simulasi penggantian oli
3. LK.03. - Siapkan sepeda motor dengan TM, IN 1
pendinginan air
- Lakukan pemeriksaan sistem pendingin
air dengan menjaga kebersihan
lingkungan
o Kapasitas dan kwalitas air
o Reserfoir
o Tutup radiator
o Radiator
o Thermostat
o Kebocoran
4. LK.04. - Lakukan pembongkaran karburator TM, ON
- Lakukan identifikasi bagian bagian
karburator
- Lakukan penyetelan Idle dengan benar
5. LK.05. Lakukan penyetelan CO secara mandiri TM, IN 1
dengan benar

Keterangan.
TM : Digunakan pada Tatap Muka Penuh
IN1 : Digunakan pada In Service Learning 1
ON : Digunakan pada On The Job Learning.

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan 15


Kegiatan Pembelajaran 1

Kegiatan Pembelajaran 1: Mekanisme Katup

A. Tujuan

Melalui belajar mandiri dan diskusi kelompok peserta diklat mampu melakukan
telaah mekanisme katup dan melakukan penyetelan katup sesuai dengan
spesifikasi.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Setelah mempelajari materi ini, peserta diklat mampu:


1. Menelaah secara umum jenis mekanisme katup
2. Menyetel celah katubsecara mandiri dan kelompok

C. Uraian Materi

1. Fungsi
Mekanisme katup hanya terdapat pada jenis motor 4 langkah dimana
berdasarkan konstruksinya terdapat dua jenis katup yaitu katup masuk dan katup
buang. Fungsi dari mekanisme katup adalah mengatur pemasukan gas baru ke
dalam silinder dan mengatur pengeluaran gas bekas pembakaran keluar silinder.

2. Konstruksi
Setiap silinder dilengkapi dengan dua jenis katup yaitu katup masuk dan katup
buang. Pembukaan dan penutupan kedua katup ini diatur dengan sebuah poros
yang disebut poros cam (camshaft).

Sehingga silinder motor empat langkah memerlukan satu atau dua poros cam,
yaitu cam katup masuk dan cam katup buang. Poros cam diputar oleh poros
engkol melalui transmisi roda gigi atau rantai. Poros cam berputar dengan
kecepatan setengah putaran poros engkol. Jadi, diameter roda gigi pada poros
cam adalah dua kali diameter roda gigi pada poros engkol. Oleh karena itu
lintasan pena engkol menjadi setengah kali lintasan poros cam.

16 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

Gambar 1.1 Konstruksi Mekanisme

Konstruksi mekanisme katup terdiri dari berbagi jenis, antara lain mekanisme
katup dengan poros cam di bawah dekat dengan poros engkol yaitu posisi katup
diletakkan tegak dengan daun katup berada diatas dan terletak di samping
silinder, sedangkan poros cam berada di dekat poros engkol.

Gambar 1.2 Mekanisme Katup dengan Poros Cam di Bawah

Konstruksi jenis ini mempunyai keuntungan:


 Dalam proses bekerjanya tidak banyak menimbulkan suara (noise) berisik
 Konstruksi sederhana
 Ukuran mesin relative pendek motor menjadi pendek

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan 17


Kegiatan Pembelajaran 1

Namun juga mempunyai kekurangan yaitu:


 Bentuk ruang bakar kurang menguntungkan sehingga relative lebih besar,
akibatnya tekanan kompresi relative lebih rendah
 Penyetelan celah katup sulit

Mekanisme katup dengan Katup di kepala silinder (Over Head Valve)

Gambar 1.3 Mekanisme KatupOHV

Konstruksi mekanisme katup jenis OHV yaitu


 Katupnya menggantung
 Poros kam terletak di bawah
 Katupnya di kepala silinder
Keuntungan
 Bentuk ruang bakar baik
Kerugian
 Banyak bagian-bagian yang bergerak kelembaman massa besar tidak ideal
untuk putaran tinggi

18 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

3. Mekanisme katup dengan poros kam di atas

3.1. Satu poros kam di kepala (Over Head Camshaft)


Mekanisme katup dengan satu poros kam di atas dikenal dengan istilah OHV
(Over Head Camshaft ), Konstruksi mekanisme katup OHV dibuat bahwa poros
kam yang digerakkan oleh poros engkol melalui rantai akan langsung menekan
penekat katup selanjutnya penekan katup akan menekan katup sehingga katup
akan terbuka.

Gambar 1.4 Mekanisme Katup Satu Poros Cam di Kepala

Keuntungan
 Sedikit bagian-bagian yang bergerak
 Kelembaman massa kecil, baik untuk putaran tinggi
Kerugian
Konstruksi motor menjadi relative lebih rumit karena ada mekanisme poros
penekan katup di dekat poros cam

3.2. Dua poros kam di kepala (Double Over Head Camsaft)


Konstruksi mekanisme katup jenis ini poros kam dipasang agar bisa langsung
menggerakkan mangkok penumbuk (tapet) katup seperti terlihat pada gambar di
bawah

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan 19


Kegiatan Pembelajaran 1

Gambar 1.5 Mekanisme Katup Dua Poros Cam di Kepala

DOHC adalah sistem poros ganda di kepala silinder. Fungsi DOHC sama dengan
SOHC, bedanya terletak pada banyaknya poros cam tersebut. Pada DOHC
jumlah poros camnya dua, sedangkan pada SOHC hanya satu. Pada tipe ini ada
yang memakai rocker arm ada juga yang tidak ada. katup masuk dan katup
buang dioperasikan tersendiri oleh dua buah cam. Tipe DOHC yang memakai
rocker arm alasannya untuk mempermudah penyetelan kelonggaran katup dan
merubah langkah buka katup.

Keuntungan
 Bentuk ruang bakar baik
 Susunan katup-katup menguntungkan ( bentuk V )
 Kelembaman massa paling kecil, baik untuk putaran tinggi
Kerugian
 Konsrtuksi mahal, lebih berat
 Penyetelan celah katup lebih sulit

20 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

4. Komponen-Komponen Utama Mekanisme Katup

4.1. Katub
Katup adalah salah satu komponen mekanisme katup yang berfungsi membuka
dan saluran, baik saluran masuk (disebut katup masuk) maupun saluran buang
(disebut katup buang).

Secara umum komponen katup seperti terlihat pada gambar di bawah:

Gambar 1.6 Komponen Katup

Keterangan nama bagian

Valve spring retainer lock adalah komponen yang berfungsi mengunci/menahan


ring penahan katup agar pegas katup dan katup tidak terlepas.

Valve spring retainer disebut juga ring penahan pegas katup berfungsi untuk
menahan pegas katup.

Valve stem seal disebut juga sil katup yang berfungsi sebagai penahan cairan
minyak pelumas agar tidak masuk kedalam ruang bakar.

Valve spring atau pegas katup berfungsi untuk mengembalikan kedudukan katup
seperti semula.

Valve spring seat berfungsi sebagai dudukan pegas katup agar posisi pegas
tidak berubah pada saat bekerja.

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan 21


Kegiatan Pembelajaran 1

4.2. Poros Kam


Poros cam adalah komponen mekanisme katup yang terdiri dari beberapa
tonjolan yang berfungsi sebagai penggerak katup baik secara langsung atau
melalui rosker arm.

Gambar 1.7 Poros Cam

4.2.1. Letak poros kam


 Makin dekat dengan katup makin ringan bagian-bagian yang menggerakkan
katup, sehingga makin tinggi pula kemampuan putaran motor.

4.2.2. Bagian bagian cam

Gambar 1.8 Bagian Utama Poros Cam

22 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

Keterangan :
1. Bidang buka
2. Bidang tutup
h. Tinggi angkat kam
d. Diameter lingkaran dasar

Bentuk kam mempengaruhi :


 Saat katup mulai membuka
 Saat katup menutup
 Lamanya katup terbuka ( sudut pengatur )
 Tinggi angkat katup

4.2.3. Penggerak poros kam


Jarak antara poros kam dengan poros engkol bisa panjang, poros kam dapat
terletak di atas kepala silinder (type SOHC dan DOHC) dan di bawah (type
OHV), sehingga semua mesin baik type SOHC dan DOHC maupun type OHV
menggunakan perantara untuk memutar poros kam antara lain menggunakan
roda gigi, sabuk bergigi atau rantai.

Penggerak poros kam yang umum digunakan pada sepeda motor adalah
penggerak jenis rantai, seperti terlihat pada gambar di bawah:

Gambar 1.9 Penggerak Poros Cam Jenis Rantai

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan 23


Kegiatan Pembelajaran 1

Pada rantai penggerak kam dipasang tensioner, yang berfungsi agar rantai tidak
kendor (mempunyai kekencangan tertentu) sehingga tidak mudah lepas dari roda
giginya ketika sedang bekerja. Karena jika kekencangan rantai berubah akan
berpengaruh pada valve timing sehingga akan mempengaruhi efisiensi
volumetric ruang bakar disamping itu juga jika kendor akan menimbulkan suara
berisik (noise).

Pada umumnya tensioner yang digunakan terdiri dari tiga type yaitu:

1) Tipe setelan manual (manual adjustment)


Type penyetelan manual memerlukan penyetelan kekencangan secara berkala.
Cara penyetelannya dengan cara menekan batang penekan, lihat gambar

Gambar 1.10 Transioner Manual

2) Tipe setelan otomatis (automatic adjustment)


Tensioner tipe ini didalamnya terdapat konstruksi rachet yang bisa bergerak
kearah luar karena dorongan pegas dan tidak akan kembali (batang penekan
bergerak searah) batang penekan tensioner akan menekan chain guide (karet)
sampai melengkung, dan akan menekan rantai sehingga rantai akan mengalami
penegangan, Tensioner tipe ini tidak perlu penyetelan.

24 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

Gambar 1.11 Tensioner Tipe Otomatis

3) Tipe semi otomatis (semi automatic adjustment)


Tensioner tipe ini mirip seperti tipe otomatis, tetapi jika akan akan melakukan
penyetelan harus mengendorkan baut pengunci secara manual, selanjutnya
batang penekan tensioner akan menekan secara otomatis karena dorongan
pegas didalamnya.

Gambar 1.12 Tensioner Tipe Semi Otomatis

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan 25


Kegiatan Pembelajaran 1

5. Menyetel katup

Menyetel katup adalah istilah umum yang digunakan untuk pekerjaan melakukan
penyetelan kerenggangan (celah ) antara katup dengan penekan katup. Celah
katup ini akan berubah seiring dengan waktu pemakaian mesin, karena ketika
mesin berkerja bagian-bagian yang bergerak antara lain katup dan
mekanismenya akan mengalami keausan akibat gesekan dengan komponen lain.
Perubahan celah katup ini tentu saja akan mempengaruhi kinerja mesin karena
akan mempengaruhi efisiensi volumetric silinder, sehingga pekerjaan menyetel
katup menjadi sangat penting bagi mesin demi mempertahankan kinerja mesin.
Penyetelan katup dilakukan secara periodic sesuai dengan karakteristik mesin,
adapun langkah-langkah penyetelan katup adalah sebagai berikut:

5.1. Membuka tutup katup dan tutup magnet


Memutar poros engkol searah putaran mesin, menepatkan poros engkol pada
sehingga piston pada posisi top (akhir langkah kompresi), dengan memeriksa
tanda “T” pada roda gaya magnet tepat pada garis penyesuai pada rumah
magnet dan kedua katup pada posisi tidak tertekan/bebas.

Gambar 1.13 Tanda Piston Pada Posisi Top Kompresi

Pada beberapa type kendaraan ada yang menggunakan tanda pada sprocket
cam shaft untuk memposisikan piston pada posisi top kompresi, yaitu dengan
cara memutar poros engkol searah putaran mesin sampai tanda di sprocket
segaris dengan tanda di rumahnya (pada silinder kepala) seperti terlihat pada
gambar di bawah

26 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

Gambar 1.14 Tanda Kompresi pada Sprocket

Memeriksa/menyetel celah katup dengan feeler gauge, alat penyetel katup dan
kunci ring. Penyetelan dilakukan dengan terlebih dahulu mengendorkan mur
pengikat baut penyetel (penekan) katup, menggunakan kunci ring, kemudian
memasang feeler gauge dan memutar sekrup penyetel dengan menggunakan
kunci penyetel. Setelah dirasa setelan tepat, tahan sekrup penyetel dan
kencangkan mur pengikatnya. Penyetelan celah katup tepat apabila saat feeler
gauge ditarik terasa agak seret namun tidak sampai tergores.

Gambar 1.15 Konstruksi Katup yang Disetel

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan 27


Kegiatan Pembelajaran 1

Gambar 1.16 Menyetel Celah Katup

D. Aktivitas Pembelajaran

Aktivitas pembelajaran pada kegiatan pembelajaran Perawatan Berkala Mesin


Sepeda motor terdiri atas dua bagian: yaitu diskusi materi dan aktivitas
mengerjakan lembar kerja. Anda dipersilahkan melakukan aktivitas pembelajaran
tersebut secara mandiri dengan penuh tanggung jawab yang tinggi.

Diskusi Materi
Pada saat mempelajari materi, baca uraian materi sampai tuntas dengan teliti,
kritis, dan rasa ingin tahu yang tinggi dan buatlah rangkuman dengan kreatif
dalam bentuk peta pikiran (mindmap) secara mandiri kemudian diskusikan dalam
kelompok. Baca juga buku Panduan Penilaian untuk Pendidikan Menengah
Kejuruan, Kemendikbud. Selanjutnya, perwakilan kelompok bekerjasama
mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan anggota kelompok lain
menghargai, memperhatikan dan menanggapinya secara aktif

Lembar Kerja
Setelah mengkaji materi Perawatan Berkala Mesin Sepeda motor Anda dapat
mencoba melakukan kegiatan yang dalam modul ini disajikan dalam lembar

28 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

kerja. Pastikan Anda sudah menguasai seluruh materi dalam modul. Aktivitas
dapat dilakukan secara mandiri atau dapat bekerjasama dalam kelompok
masing-masing serta menyelesaikan aktivitas secara disiplin sesuai dengan
waktu yang ditentukan.

Tugas LK 1
Lakukan pekerjaan menyetel katup secara kelompok dan mandiri sesuai dengan
SOP dan buatlah tiga soal HOT Contoh soal HOT:

Contoh soal HOT:


Jelaskan apa yang terjadi jika penyetelan celah katup terlalu rapat
a. Mesin menjadi lebih halus b. Tenaga mesin menjadi berkurang
b. Hidup mesin menjadi goyang c. Pemakaian bensin jadi boros

Permulaan dari proses pembelajaran


a. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat
pada tahap belajar.
b. Merevisi dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan
pengetahuan Anda.

Implementasi
a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman.
b. Mengamati indikator kemajuan personal melalui kegiatan praktik.
c. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah diperoleh.

E. Latihan/Tugas

1. Jelaskan fungsi mekanisme katup !


2. Jelaskan fungsi valve stem seal !
3. Berdasarkan konstruksinya, jelaskan perbedaan OHV dan OHC !
4. Apa tujuan dilakukan penyetelan katup ?

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan 29


Kegiatan Pembelajaran 1

Catatan keselamatan kerja:


 Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku
 Pahami dahulu prosedur langkah kerja dengan baik
 Sebelum melakukan praktik tentukan peralatan yang akan digunakan
 Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya
 Jika terdapat hal yang kurang jelas, tanyakan kepada instruktur

F. Rangkuman

1. Fungsi dari mekanisme katup adalah mengatur pemasukan gas baru ke


dalam silinder dan mengatur pengeluaran gas bekas pembakaran keluar
silinder.
2. Konstruksi mekanisme katup terdiri dari berbagi jenis, antara lain:
a. Mekanisme katup dengan poros cam di bawah.
b. Mekanisme katup dengan poros cam di atas, dimana terbagi menjadi dua
type yaitu:
o Tipe SOHC (Singel Over Head Camshaft): poros nok (camshaft) hanya satu
berada di atas ruang bakar.
Keuntungan
 Sedikit bagian-bagian yang bergerak.
 Kelembaman massa kecil, baik untuk putaran tinggi.
Kerugian
 Konstruksi motor menjadi relative lebih rumit karena ada mekanisme poros
penekan katup di dekat poros cam.
o Tipe DOHC (Double Over Head Camshaft): terdapat dua poros nok
(camshaft) yaitu satu untuk menggerakan katup masuk dan lainnya
menggerakkan katup buang.
Keuntungan
 Bentuk ruang bakar baik
 Susunan katup-katup menguntungkan ( bentuk V )
 Kelembaman massa paling kecil, baik untuk putaran tinggi

30 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

Kerugian
 Konstruksi mahal, lebih berat
 Penyetelan celah katup lebih sulit

c. Komponen utama mekanisme katup adalah sebagai berikut


 Katup berfungsi membuka dan saluran, baik saluran masuk (disebut katup
masuk) maupun saluran buang (disebut katup buang).

 Poros cam berfungsi sebagai penggerak katup baik secara langsung atau
melalui rosker arm.

 Rantai penggerak poros kam yang umum digunakan pada sepeda motor
adalah penggerak jenis rantai, pada pergerakannya rantai penggerak perlu
diberi peralatan tambahan yang berfungsi sebagai penahan kekencangan
rantai agar tidak mudah lepas yaitu yang disebut tensioner, dimana ada
beberapa jenis tensioner antara lain :

o Tipe setelan manual (manual adjustment)


o Tipe setelan otomatis (automatic adjustment)
o Tipe semi otomatis (semi automatic adjustment)

d. Untuk mengembalikan performa mesin terkait efisiensi volumetric pada ruang


bakar, perlu dilakukan pekerjaan menyetel katup, karena pada pemakaiannya
kerenggangan katup bisa berubah akibat adanya keausan.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Pada bagian umpan balik dan tindak lanjut peserta diklat secara jujur harus
mampu menilai kemampuan diri sendiri seperti yang tertera pada tabel di bawah:

No Pernyataan Ya Tidak

1 Saya dapat menjelaskan fungsi mekanisme katup

2 Saya dapat menjelaskan komponen mekanisme katup

3 Saya dapat menjelaskan cara kerja mekanisme katup

4 Saya dapat menjelaskan fungsi komponen mekanisme katup

5 Saya dapat menjelaskan jenis mekanisme katup

Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan 31


Kegiatan Pembelajaran 1

No Pernyataan Ya Tidak

6 Saya dapat menjelaskan cirri-ciri jenis mekanisme katup

7 Saya dapat menjelaskan cara kerja mekanisme katup

8 Saya dapat menjelaskan langkah pemeriksaan celah katup

9 Saya dapat menjelaskan langkah penyetelan katup

10 Saya dapat menyetel celah katup sesuai spesifikasi

Jika semua pernyataan diatas dijawab dengan ya berarti peserta bisa


melanjutkan mempelajari materi berikutnya

H. Kunci Jawaban

1. Fungsi dari mekanisme katup adalah mengatur pemasukan gas baru ke


dalam silinder dan mengatur pengeluaran gas bekas pembakaran keluar
silinder.
2. Valve stem seal disebut juga sil katup yang berfungsi sebagai penahan cairan
minyak pelumas agar tidak masuk kedalam ruang bakar.
3. Mekanisme katup tipe OHV adalah katup berada di atas ruang bakar poros
cam berada di bawah, sedangkan OHC adalah letak katup dan poros cam
berada di atas.
4. Untuk mengembalikan performa mesin terkait efisiensi volumetric pada ruang
bakar.
.

32 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

Kegiatan Pembelajaran 2: Sistem Pelumasan

A. Tujuan

Melalui belajar mandiri dan diskusi kelompok peserta diklat mampu melakukan
telaah sistem pelumasan dan melakukan praktek penyetelan pompa oli sesuai
dengan spesifikasi.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Setelah mempelajari materi ini, peserta diklat mampu:


1. Menelaah secara umum sistem pelumasan sesuai kebutuhan mesin.
2. Mengganti saringan oli dan oli dengan memperhatikan kebersihan
lingkungan.

C. Uraian Materi

1. Fungsi Sistem Pelumasan


1.1. Mengurangi gesekan
Gesekan adalah Tenaga yang menghambat yang terjadi diantara permukaan dua
benda yang bergerak dan relatif keduanya saling menahan gerakan.
Pelumas adalah benda yang sesuai untuk mengurangi gesekan yang dapat
menimbulkan keausan pada permukaan kedua benda tersebut.
Pelumasan adalah proses yang menghambat/mengurangi terjadinya gesekan.

Gambar 2.1 Gesekan Pada Dua Permukaan

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 33


Kegiatan Pembelajaran 2

Permukaan logam tidak rata (mulus) jika dilihat dengan pembesaran ratusan kali
dan terdapat banyak asperities penyebab gesekan.

Dampak yang timbul akibat gesekan, yaitu:


 Keausan (wear)
 Panas (heat)
 Suara bising (noise)

Gambar 2.2 Siklus Tribology

Tribologi adalah ilmu yang mempelajari tentang gesekan – keausan – pelumas,


dengan tujuan mengembangkan performa pelumas yang diperlukan untuk
meminimalisir dampak keausan akibat terjadinya gesekan.

Panas yang timbul akibat gesekan akan terbawa sebagian oleh sirkulasi pelumas
di dalam mesin, sehingga dampak kerusakan akibat overheating akan terhindari.

Akibat terlapisinya permukaan dan juga berfungsi sebagai bantalan antara


logam, maka dampak suara bising logam-logam bergesekan akan berkurang.
Seperti saat kita yang sedang menyerut es seperti tukang es, terdengar suara
gesekan yang cukup mengganggu. Bayangkan jika yang bergesekan adalah 2
buah besi.

1.2. Menjaga kebersihan mesin


Jika noda di baju harus dihilangkan dengan detergen, minyak lumas pun harus
mengandung aditif detergen (detergent).
Di dalam mesin, aditif ini berfungsi untuk:

34 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

a. Mengendalikan pembentukan deposit yang disebabkan oleh Thermo-oxidative


degradation.
b. Mencegah terjadinya penggumpalan kontaminan.
c. Mencegah penguapan oli pada permukaan logam panas.
Selain aditif detergen, minyak lumas juga mengandung aditif dispersant yang
berfungsi untuk:
a. Mencegah terjadinya low-temperature thickening dengan cara disperse
(mencegah terjadinya pengendapan) komponen insoluble (seperti sludge),
dan mencegah penggumpalan dan penguapan pada permukaan logam yang
tidak bergerak.
b. Bersinergi dengan detergen dalam mengendalikan deposit suhu tinggi.
c. Aktif dalam mengendalikan pembentukan soot di dalam mesin diesel sehingga
mengendalikan pengaruh negatif pada peningkatan viskositas (pengentalan,
jelly).

Apabila tidak ada aditif deterjen dan dispersant di dalam minyak lumas,
kontaminan atau kotoran yang terlarut di minyak lumas jika tidak diproteksi akan
mengakibatkan perubahan komposisi atau ikatan senyawa minyak lumas dan
akan menurunkan kualitas atau performa minyak lumas.

Gambar 2.3 Kontaminan yang Masuk ke Dalam Minyak Lumas

Degradasi minyak lumas/penurunan kualitas minyak lumas


Pada pemakaiannya kualitas minyak pelumas dapat berubah turun, adapun
faktor penyebabnya, antara lain adalah

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 35


Kegiatan Pembelajaran 2

1) Kondisi ekstrem
a. Overheating – panas berlebih (produk oksidasi, penurunan kualitas, dan
lainnya)
b. Overload – beban berlebih (merusak struktur kimia)

2) Kontaminan
a. Eksternal (debu, uap air, udara fuel, dll)
b. Internal (metal keausan, dll)

Akibat Degradasi akan menimbulkan:


a. Minyak lumas menjadi lebih kental atau lebih encer
b. Minyak lumas menjadi lebih hitam atau lebih pekat
c. Nilai TBN (Total Base Number – Angka Basa Total) menurun
d. Kondisi operasi mobil menjadi abnormal

Gambar 2.4 Oli yang Kualitasnya Menurun

1.3. Mendinginkan
Panas pada permukaan logam akibat proses pembakaran dan gesekan akan
terbawa sebagian oleh aliran sirkulasi minyak lumas sehingga mesin tidak
overheating.

Bagian mesin yang terserap panasnya antara lain: bearing, piston, valve, dan
chamshaft.

36 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

Gambar 2.5 Contoh Interval Suhu Operasional pada Salah Satu Mesin Otomotif

1.4. Merapatkan antar komponen


Untuk menyumbat dengan baik rongga-rongga yang terdapat pada dua
komponen yang bergerak, misalnya pada cincin-cincin torak dengan dinding
silinder, sehingga tekanan kompresi relative terjaga seperti yang terlihat pada
gambar di bawah ini.

Gambar 2.6 Minyak Pelumas Sebagai Perapat Antara Ring Piston dan Silinder

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 37


Kegiatan Pembelajaran 2

2. Komposisi Minyak Pelumas Mesin Otomotif

Secara umum, minyak pelumas mesin kendaraan (otomotif), terdiri dari :

 Minyak pelumas yang diproses dari minyak mentah (Base oil)


 Bahan tambahan yang meningkatkan kemampuan minyak pelumas (Additive)

2.1 Bahan-bahan tambahan (Additive)

Gambar 2.7 Ilustrasi Oli yang Murni yang Perlu Additive

Pada uraian sebelumnya bahan tambah (Additive) diberikan dalam rangkah


fungsinya sebagai pembersih, Namun juga minyak pelumas murni tidak dapat
memenuhi kebutuhan-kebutuhan mesin. Oleh karena itu ditambah zat-zat yang
memperbaiki prestasinya antara lain:

1) Anti karat
Untuk melindungi motor dari korosi

2) Detergen
Untuk melepas kerak-kerak sisa pembakaran

3) Anti oksidasi ( pelindung hangus)


Untuk memperpanjang umur oli

4) Penahan tekanan tinggi


Untuk mencegah lapisan oli menjadi pecah akibat tekanan tinggi

5) Pengental
Untuk menahan oli menjadi encer akibat suhu yang tinggi

38 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

3. Jenis Pelumas Berdasarkan Bentuk

3.1 Pelumas cair

Pelumas jenis ini disebut juga sebagai minyak lumas yang paling banyak
digunakan pada beberapa sektor, antara lain:
 Minyak lumas otomotif: untuk mesin bensin dan diesel, roda gigi, transmisi
dan power steering
 Minyak lumas marine: Cylinder oil, Trunk piston oil, System oil
 Minyak lumas industri: Turbine oil, Hydraulic oil, Compressor oil, Refrigerator
oil, Industrial gear oil, Machine tools oil
 Minyak lumas pabrikasi/Metal Working: Cutting oil, Rust prevention oil, Heat
treatment oil, Electricdischarge process oil
 Regular-grade lubricating oils: Electric insulation, Process oil, Machine oil,
Flushing oil.

3.2 Pelumas semi-padat

Pelumas semi-padat, biasa disebut gemuk atau grease merupakan campuran zat
pengental dan pelumas. Zat pengental yang biasa digunakan antara lain sabun
logam, lempung, silicon, black-carbon, PTPE (polytetrafluoroethyle). PTPE ini
digunakan apabila sistem pelumasan cair tidak mungkin diterapkan.

3.3 Pelumas padat


Grafit, molybdenum disulfide digunakan apabila minyak lumas cair tidak dapat
memenuhi syarat seperti temperature sangat tinggi/sangat rendah, kondisi
vakum yang tinggi, apabila nuklir, pembebanan ekstrim, lingkungan yang reaktif).

4. Klasifikasi Minyak Pelumas

Klasifikasi minyak pelumas mengacu pada dua standar internasional yaitu:

4.1. Standar untuk kekentalan (viscositas)

Standar kekentalan (viscositas) menggunakan Society of Automotive Engineering


(SAE), dimana pada standar SAE ini meskipun banyak persyaratan yang
dibutuhkan, minyak pelumas dengan kekentalan yang tinggi dapat menghasilkan

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 39


Kegiatan Pembelajaran 2

oil film yang tebal di atas permukaan logam sehingga memiliki kemampuan untuk
memikul beban yang relative besar, namum pada sisi lain minyak pelumas yang
terlalu tinggi viscositasnya akan mengakibatkan semakin besarnya gesekan
internal pada minyak pelumas sehingga meningkatkan hambatan-hambatan yang
pada akhirnya akan mengurangi tenaga mesin

Untuk menyatakan kekentalannya, minyak pelumas biasanya di berikan angka,


contah SAE 20, SAE 30, SAE 40, semakin besar angkanya berarti minyak
pelumas semakin tinggi viscositasnya (makin kental). Di bawah ini adalah tabel
yang sesuai dengan besarnya indeks angka dan keterangan penggunaannya

Tabel 2. 1 Standar Viscositas

Indeks Keterangan

SAE 10
Encer sekali, digunakan untuk sistem hidrolis
SAE 20
SAE 30
Umumnya digunakan untuk kendaraan
SAE 40
Digunakan pada mesin yang bekerja pada
SAE 50
temperatur tinggi

namun ada juga yang menggunakan dua batas indeks angka, minyak pelumas
jenis ini disebut dengan multigrade.

Minyak pelumas ini muncul untuk mengatasi perubahan viscositasnya akibat


kenaikan temperature pada pemakaiannya, yaitu semakin panas viscositas
minyak akan makin encer, maka untuk mengatasi hal ini minyak pelumas diberi
zat tambah untuk mempertahankan viscositasnya.

Contoh SAE 30W-50 artinya huruf singkatan dari Winter (dingin) jika pada suhu
dingin, indeks angka kekentalan minyak pelumas 30 (encer) tetapi jika suhunya
makin panas indeks angka kekentalan minyak pelumas 50. Sehingga dapat
dilustrasikan seperti gambar dibawah ini:

40 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

Gambar 2.8 Viscositas Minyak Dibandingkan dengan Temperatur

Dengan kata lain minyak pelumas multigrade mempunyai rentang kerja dengan
temperature yang lebih panjang jika dibandingkan dengan minyak pelumas single
grade.

Gambar 2.9 Rentang Temperatur Minyak Pelumas

4.2. Standar untuk mutu (kualitas)

Standar mutu (kualitas) minyak pelumas menggunakan API (American Petroleum


Institute) dimana kualitasnya dan pemakaiannya tidak ditulis dalam indeks angka
tetapi dalam bentuk huruf, yaitu :
Huruf S (digunakan untuk mesin berbahan bakar bensin)

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 41


Kegiatan Pembelajaran 2

Huruf C (digunakan untuk mesin diesel), kemudian huruf kedua menyatakan


tingkatan kualitasnya.
Contoh:
Mesin bensin : API SD API SJ makin kekanan kualitasnya makin bagus
Mesin Diesel : API CD API CF makin kekanan kualitasnya makin bagus
Disamping itu indeks API juga bisa digunakan sebagai petunjuk penggunaannya
seperti tabel di bawah ini:

Tabel 2. 2 Penggunaan Oli untuk Mesin Bensin

Indeks Keterangan

SA……..
Tugas ringan, untuk motor daya rendah
SD
SE……..
Tugas biasa, untuk kebanyakan kendaraan
SF
SG…….
Tugas berat, untuk motor daya tinggi
SJ

Tabel 2. 3 Penggunaan Oli untuk Mesin Diesel

Indeks Keterangan

CA…….
Tugas ringan, untuk motor daya rendah
CB
CC…….
Tugas biasa, untuk kebanyakan kendaraan
CD
CE........
Tugas berat, untuk motor “ Turbo “
CF

Catatan
Berdasarkan hasil penelitian dari pabrik, maka tiap beberapa tahun sekali akan
muncul oli baru yang lebih baik mutunya, dan huruf ke dua juga akan meningkat.

42 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

4.3. Penggantian oli


4.3.1.Alasan
Dalam waktu pemakaian yang sedikit lama, mutu oli akan berkurang, hal tersebut
disebabkan:
1) Oksidasi
Ditimbulkan karena reaksi oksigen dengan hidrogen yang tergantung dalam
minyak pelumas timbul lumpur/endapan.

2) Kelemahan bahan tambahan


Bahan tambahan tidak menambah daya pelumasan secara permanen, tapi
hanya memberi bahan tambahan dalam kurun waktu pemakaian tertentu.

3) Kotoran
Kotoran-kotoran berupa abu karbon, bercampur dengan minyak pelumas timbul
gumpalan karbon

4.3.2.Interval Penggantian Oli Motor


Motor bensin : 5.000 – 10.000 km (tergantung oli motor yang digunakan)
Motor Diesel : 3.000 – 6.000 km (tergantung oli motor yang digunakan)

4.3.3.Informasi
Tiap jenis oli motor yang diproduksi dari pabrik yang berlainan, masa pemakaian
oli motor juga akan berbeda.

4.4. Pemakaian oli


Dinding silinder, cincin torak dan pengantar katup juga perlu dilumasi !
Akibatnya, sebagian kecil oli dapat masuk ruang bakar dan ikut terbakar.
Kehilangan oli : 0,1 – 1 liter / 1000 km
Kehilangan oli : 0,2 – 2 liter / 1000 km

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 43


Kegiatan Pembelajaran 2

5. Alasan untuk Pemakaian Oli Motor yang Boros

5.1. Kelebihan oli dalam panci


Terjadi cipratan oleh poros engkol dikaburkan penghisapan melalui ventilasi
karter.

5.2. Kebocoran keluar motor


Misal pada paking kepala silinder,sil-sil poros engkol, sakelar lampu isyarat dsb.

5.3. Kebocoran menuju ruang bakar ( oli ikut terbakar )

Gambar 2.10 Kebocoran Minyak Pelumas ke Ruang Bakar

6. Macam- Macam Sistem Pelumasan

Sistem pelumasan pada sepeda motor terdiri dari 2 macam yaitu :

6.1. Sistem pelumasan untuk motor 2 langkah


Pada sistem pelumasan motor 2 langkah komponen mesin yang dilumasi terdiri
dari dua kelompok besar, yaitu :
- Pelumasan untuk sistem transmisi dan kopling
- Pelumasan untuk poros engkol dan dinding silinder, yang terbagi menjadi
beberapa macam yaitu:

1) Sistem pelumasan campur langsung


Sistem pelumasan jenis ini biasanya digunakan pada motor lama yaitu minyak
pelumas langsung dicampurkan ke dalam tangki bahan bakar (bensin).

44 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

Gambar 2.11 Pelumasan Campur Langsung

Cara kerja :
Oli engkol langsung dengan bahan bakar pada tangki, oli dan bahan bakar ikut
aliran gas ke ruang engkol dan silinder dan melumasi bagian – bagian motor
sebelum campuran tersebut terbakar.

Sifat – sifat :
 Sistem pelumasan yang paling sederhana
 Pemakaian oli boros, timbul polusi karena oli ikut terbakar
 Dipergunakan pada motor 2 Tak kecil
 Menggunakan oli khusus 2 Tak yang bersifat mencampur baik dengan bensin

Perbandingan campuran
Prosentase oli 2 – 4% dari bensin per liter ( lihat spesifikasi )

2) Sistem pelumasan terpisah


Sistem pelumasan motor 2 tak jenis ini, minyak pelumas ditempatkan pada tangki
khusus (terpisah dengan tangki bensin) dan menggunakan pompa minyak pada
saat mencampur.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 45


Kegiatan Pembelajaran 2

Sistem pelumasan terpisah secara umum dibagi menjadi dua macam, yaitu:

a. Sistem pelumasan Autolube

Gambar 2.12 Sistem Pelumasan Auto Lube

Cara kerja: Oli dipompakan dari tangki oli oleh sebuah pompa oli menuju saluran
masuk (intake manifold).
b. Sistem pelumasan CCI (crank Case Injection)

Gambar 2.13 Sistem Pelumasan CCI

Cara kerja : Cara kerja seperti autolube tetapi dengan saluran oli tambahan ke
bantalan poros engkol ( bercabang )

46 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

Sistem pelumasan ini dikembangkan untuk mengatasi kelemahan dari sistem


pelumasan campur langsung, karena Besar aliran oli tergantung pada putaran
mesin dan posisi katup gas

Sistem pelumasan terpisah mempunyai sifat – sifat

Berdasarkan volume pemompaan diperoleh:


 Makin cepat putaran, semakin banyak pemompaan
 Makin terbuka katup gas, semakin panjang langkah pemompaan yang
diperoleh antara posisi pembatas dan pengatur posisi gas

Keuntungan
 Pelumasan sesuai untuk setiap tingkat perubahan tingkat kecepatan motor.
 Pemakaian oli lebih ekonomis daripada pelumasan campur langsung.
 Perbandingan campuran oli dan mesin dapat diatur dengan menyetel
pengatur posisi gas.
Kerugian
 Gangguan lebih banyak jika dibanding dengan pelumasan campuran pada
tangki.
 Penyetelan yang mengakibatkan kerusakan pada motor.
 Jumlah oli dalam tangki oli harus selalu dikontrol sebab jika oli habis motor
masih dapat hidup, tapi motor menjadi rusak karena panas dan gesekan
akibat kekurangan oli.

Pada pemakaiannya sistem pelumasan terpisah jenis auto lube banyak


digunakan oleh Yamaha dan Kawasaki, sedangkan jenis CCI banyak digunakan
Suzuki.

6.2. Kandungan yang dibutuhkan dalam oli mesin 2 Tak (langkah)

Sistem pelumasan mesin 2 langkah oil dimasukkan ke dalam pompa oli dan
terbakar dalam proses, oli harus memiliki kandungan sebagai berikut :

 Tidak menghasilkan karbon bila oli terbakar, karena oli dibakar, akan
menyisakan karbon setelah pembakaran melekat pada piston, cylinder
head, alur ring piston dan komponen lainnya, dan menimbulkan masalah
pada mesin.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 47


Kegiatan Pembelajaran 2

 Ketahanan film oli, Piston, bersinggungan dengan dinding silinder pada


putaran tinggi dan menerima pukulan kuat di setiap terjadi pembakaran
disamping tekanan dan temperatur seputar 2000C. Oli harus mampu
menahan bahkan tidak menguap dalam kondisi seperti ini lapisan film tidak
hilang.

 Tidak menimbulkan polusi, karena Oli mengandung bahan tambahan


untuk meningkatkan unjuk kerja. Bahan tambahan tersebut harus tidak
menimbulkan polusi pada saat terbakar karena gas buang akan terisap
oleh lingkungan.

 Kekentalan tidak berubah drastis karena temperature, pompa oli


rnengatur jumlah suplai oli mesin berdasarkan kondisi pengendaraan.
Sepeda motor dipergunakan baik di daerah dingin maupun panas jadi bila
jumlah suplai oli tidak diukur dan disesuaikan dengan kondisi temperatur
udara maka akan terjadi suplai oli menjadi berlebihan atau kekurangan
yang akan menjadikan masalah terhadap mesin. ON harus memiliki induk
kekentalan tinggi sehingga perubahan kekentalan akan sangat kecil dalam
merespon temperatur.

7. Pelumasan pada Transmisi dan Kopling

Seperti penjelasan sebelumnya pelumasan pada mesin 2 langkah, oli yang


dipergunakan untuk pelumasan, transmisi dan kopling berbeda dengan oli
untuk pelumasan silinder dan crankshaft.

Pelumasan gigi transmisi dilakukan dengan dua cara: mengaduk oli saat gigi-
gigi berputar sehingga oli akan mencapai pada bagian-bagian yang
memerlukan pelumasan seperti gigi transmisi, bearing, kopling dan komponen
lainnya, atau dengan cara menggunakan pompa oli untuk menciptakan
tekanan sehingga oli mencapai bagian-bagian yang memerlukan pelumasan.
Dalam gambar menunjukkan saluran pelumasan dalam sistem pelumasan
menggunakan pompa oli. Oli transmisi sebagaimana, jenis oli lain, harus
memiliki kemampuan menghambat keausan dan menyerap panas untuk
meningkatkan fungsi kopling.

48 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

Di daerah beriklim dingin saat mesin dihidupkan pengemudi menggunakan


gigi rendah saat kendaraan mulai bergerak maju, kadang-kadang mesin mati,
hal tersebut terjadi akibat oli yang melumasi transmisi bukan tipe yang sesuai.

7.1. Pelumasan motor 4 langkah


Berbeda dengan pelumasan motor 2 langkah, pada sistem pelumasan motor 4
langkah seluruh bagian-bagian dilumasi dengan satu jenis minyak pelumas.

7.2. Sifat-sifat yang menonjol


- Pelumasan teratur dan merata
- Digunakan pada motor 4T dan diesel 2T
- Oli perlu diganti pada kurun waktu tertentu

Misal: Motor otto setiap 4.000 Km - Motor Diesel setiap 3.000 Km


Pada jenis ini tempat oli (bak oli / karter beroda menjadi satu dengan mesin jenis
ini digunakan pada semua mesin sepeda motor 4 Tak. Karena konstruksi lebih
praktis dan pelumasan pada semua bagian mesin lebih merata (mesin, kopling,
transmisi).

7.3. Cara kerja :


Oli yang berada di bak/ karter dihisap oli pompa melalui saringan oli, yang
selanjutnya oli akan ditekan dan disalurkan ke bagian – bagian mesin yang
membutuhkan pelumasan, antara lain:
- Poros engkol dan kelengkapannya
- Mekanisme katup dan kelengkapannya
- Gigi – gigi persneling
- Kopling dan lain – lain

8. Macam-macam pelumasan mesin 4 tak

Pelumasan pada mesin 4 langkah dibagi menjadi:

8.1. Pelumasan sistem percikkan


Metode ini minyak pelumas disimpan di dasar crankcase, kemudian diciduk
dengan adukan oli yang ditempatkan pada ujung batang besar batang piston.
Oli akan jatuh pada bagian-bagian yang membutuhkan pelumasan. Sistem ini

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 49


Kegiatan Pembelajaran 2

adalah yang paling sederhana, tapi karena oli disiramkan tanpa menggunakan
tekanan untuk menekan oil sampai bagian-bagian terkecil maka sistem ini
jarang dipergunakan pada sepeda motor.

8.2. Sistem pelumasan bertekanan


Sistem ini memerlukan tekanan oil jadi membutuhkan pompa oli untuk
mensuplai oli ke bagian yang mernerlukan pelumasan. Pada sepeda motor
sistem ini dibedakan menjadi 2 jenis tergantung dari mekanisme pelumasan
Dry sump dan Wet sump.

Sump berarti panci oil yang terdapat pada ruangan crankshaft.

1) Jenis Dry sump


Pada sistem ini. tangki oil terpisah (Jan mesin dan oil dialirkan ke bagian-
bagian mesin melaiui pipa dengan bantuan pompa oli. Pada sistem Dry Sump
bisa menggunakan satu atau dua pompa O i l (khusus untuk melakukan
penyuplaian atau pengambilan oli).

Gambar 2.14 Sistem Pelumasan Jenis Dry Sump

2) Jenis Wet sump


Dalam sistem ini tangki oli tidak dipisahkan sedangkan oli ditempatkan bagian
bawah ruangan dalam mesin. Pompa oli memungkinkan oli ke berbagai
bagian mesin.

50 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

Pelumasan dilakukan dengan satu dari dua cara: Ujung terbesar tangkai
piston dilumasi lebih dulu kemudian oli disalurkan untuk melumasi dinding
silinder bagian dalam dan ujung terkecil batang piston. Di bagian lain (seperti
terlihat pada gambar) jet dipergunakan untuk menyalurkan oli untuk
meningkatkan pelumasan (Jet digunakan pada sepeda motor besar Suzuki).

Gambar 2. 15 Sistem Pelumasan Jenis Wet Sump

Pengelompokan berdasarkan jenis saringan


Pelumasan dengan tekanan (Force feed) pada mesin 4 langkah, dilengkapi
dengan saringan oli, baik dengan tipe full flow atau tipe diverter flow.
Sebagian besar sepeda motor Suzuki 4 langkah menggunakan pelumasan
sistem wet sump dengan jenis penyaringan full flow.

Sistem penyaringan jenis ini semua oli yang dialirkan oleh pompa oli disaring
dengan saringan oli sebelum disuplai ke berbagai bagian, pada proses ini oli
akan mengalami pembersihan namun akan menimbulkan bahaya apabila
saringan tersumbat. untuk menghindari hal tersebut dibuat lubang untuk
menjaga bila filter tersumbat oli dapat disuplai melalui lubang tersebut tanpa
melalui saringan oli. Penyaringan dengan sistem flow diverter oli yang
dialirkan dari pompa oli disuplai langsung ke berbagai bagian mesin, yang
hanya dilalui oli kemudian oli kembali ke bak oli. Ada sistem lain yaitu
kombinasi dari dua sistem menjadi satu sistem.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 51


Kegiatan Pembelajaran 2

8.3. Komponen utama sistem pelumasan

Pompa Oli
Pompa oli berfungsi memompa minyak pelumas agar mengalir ke seluruh bagian
(komponen) mesin yang memelukan pelumasan, dimana pompa oli digerakkan
langsung oleh putaran mesin itu sendiri (melalui poros engkol dengan perantara
roda gigi).

Terdapat beberapa jenis pompa oli yang digunakan pada sistem pelumasan
mesin 4 tak, yaitu:
Jenis trachoid
Pada pompa rotari ( trochoid ) rotor luar dan dalam yang berada dalam bodi
pompa memiliki jumlah gigi yang berbeda saling berkaitan secara eksentris.
Sebuah gigi digerakkan oleh gigi penggerak yang ditempatkan di belakang
kopling, memutar rotor dalam yang dihubungkan dengan as penggerak dan
memutar rotor luar.

Pembagian oli ke masing-masing pemakai


Saluran pelumasan
Sistem pelumasan seperti terlihat dalam gambar adalah tipe wet sump
dengan penyaringan full flow.

Oli dalam bak mengalir melalui saringan untuk menyaring kotoran sebelum
dipompakan ke atas oleh pompa oli. Oil yang sudah dipompakan dari pompa
oli. dengan tekanan oli diatur oleh klep kemudian oli dialirkan ke saringan oli
dimana kotoran-kotoran yang lebih lembut disaring.

Oli yang sudah disaring dialirkan ke penampungan oli yang tersedia dalam
crankcase dan kemudian dialirkan untuk melumasi transmisi. kepala silinder
dan crankshaft.

Pelumasan transmisi dan bagian-bagian terkait


Pelumasan transmisi dan bagian-bagian terkait dilakukan dengan
mengambil oli yang mengalir melalui saluran oli yang ada dalam crankshaft
dan meneruskan saluran yang menuju drivershaft dan countershaft. Oli
kemudian mengalir melalui lubang kecil yang berada di as pada posisi

52 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

bearing dan gear, dan disalurkan untuk melumasi gigi transmisi dan bagian-
bagian lain.

Oli pada countershaft, sebagaimana terlihat dalam gambar dikirim ke kopling


dimana akan melumasi bagian-bagian kopling.

Pelumasan crankshaft dan bagian-bagian terkait


Oil yang mengalir melalui saluran yang ada pada crankshaft dialirkan ke
bearing crankshaft melalui lubang kecil pada pin crankshaft untuk melumasi
bagian ujung terbesar batang piston. Oli yang digunakan melumasi bearing
sebelah kiri juga melumasi kopling starter.

Pelumasan silinder dan bagian-bagian terkait


Oli yang mengalir melalui saluran oli pada silinder dan oli yang mengalir melalui
pipa oli dialirkan ke kepala silinder memasuki as pelatuk dan melumasi bagian-
bagian seperti jurnal camshaft, permukaan camshaft, pelatuk, permukaan cam
dan tangkai klep. Oli kemudian mengalir melalui ruangan rantai cam dan
kembali ke bak oli. Penahan oli coil seal dipasang pada pengarah katup, untuk
mencegah kebocoran dari katup ke ruang pembakaran.

Gambar 2.16 Sistem Pelumasan Mesin 4 Langkah

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 53


Kegiatan Pembelajaran 2

8.4. Memeriksa Fungsi Pompa Oli

Pompa oli harus diperiksa untuk meyakinkan apakah pompa berfungsi


dengan sempurna bisa dilakukan dengan dua cara yaitu,
 Pompa oli secara pasti (memompa) mengeluarkan oli pada saluran tekan
 Jumlah oli yang dipompakan

1) Memeriksa tangki oli dan slang oli terhadap keretakan dan kebocoran
Periksa tangki oli dan berbagai bagian slang oli ( khususnya pada bagian
sambungan ) untuk meyakinkan bahwa tidak ada keretakan dan kebocoran.

2) Memeriksa dan mengganti oil transmisi


a. Memeriksa jumlah oli transmisi
Transmisi tidak bisa dilumasi dengan baik bila oli terlalu banyak atau terlalu
sedikit, jadi jumlah oli harus diperiksa secara berkala.

Agar volume oli sesuai dengan kebutuhan biasanya pada mesin


dicantumkan volume oli yang harus diisikan atau lihatlah pada lubang
pemeriksa (jika ada) dan lihatlah apakah permukaan oli mencapai posisi
lubang pemeriksa (Oli akan mengalir keluar dari lubang bila kendaraan
diperiksa dengan posisi miring).

b. Mengganti oli transmisi


Oli secara berkala harus diganti. Periode penggantian bervariasi tergantung
kepada kendaraannya, jadi pastikan bahwa periode penggantian dilakukan
pada waktu yang tepat.

3) Pemeriksaan sistem Pelumasan pada Mesin 4 Langkah.


a. Memeriksa jumlah oli mesin
 Posisikan kendaraan pada permukaan datar
 Hidupkan mesin dengan putaran stasioner sampai mencapai temperature
kerja mesin
 Tunggu kira-kira 3 menit dan periksa permukaan oli dalam posisi
kendaraan tegak lurus dengan tanah.

54 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

b. Mengganti oli mesin


Oli mesin harus diganti secara berkala. Periode penggantian bervariasi
tergantung pada kendaraannya, jadi pastikan penggantian oli dilakukan pada
periode yang tepat.

c. Mengganti saringan oli


Saringan oli harus diganti secara berkala. Periode penggantian bervariasi
tergantung pada kendaraannya, jadi pastikan penggantian saringan dilakukan
pada periode yang tepat.

D. Aktivitas Pembelajaran

Aktivitas pembelajaran pada kegiatan pembelajaran Perawatan Berkala Mesin


Sepeda motor terdiri atas dua bagian: yaitu diskusi materi dan aktivitas
mengerjakan lembar kerja. Anda dipersilahkan melakukan aktivitas pembelajaran
tersebut secara mandiri dengan penuh tanggung jawab yang tinggi.

Diskusi Materi
Pada saat mempelajari materi, baca uraian materi sampai tuntas dengan teliti,
kritis, dan rasa ingin tahu yang tinggi dan buatlah rangkuman dengan kreatif
dalam bentuk peta pikiran (mindmap) secara mandiri kemudian diskusikan dalam
kelompok. Baca juga buku Panduan Penilaian untuk Pendidikan Menengah
Kejuruan, Kemendikbud. Selanjutnya, perwakilan kelompok bekerjasama
mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan anggota kelompok lain
menghargai, memperhatikan dan menanggapinya secara aktif.

Lembar Kerja
Setelah mengkaji materi Perawatan Berkala Mesin Sepeda motor Anda dapat
mencoba melakukan kegiatan yang dalam modul ini disajikan dalam lembar
kerja. Pastikan Anda sudah menguasai seluruh materi dalam modul. Aktivitas
dapat dilakukan secara mandiri atau dapat bekerjasama dalam kelompok
masing-masing serta menyelesaikan aktivitas secara disiplin sesuai dengan
waktu yang ditentukan.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 55


Kegiatan Pembelajaran 2

LK 2
Lakukan pemeriksaan sistem pelumasan dengan memperhatikan lingkungan !
- Kapasitas oli
- Saringan oli jika ada
- Kwalitas oli
- Lakukan simulasi penggantian oli

Permulaan dari proses pembelajaran


a. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik secara mandiri
yang terdapat pada tahap belajar.
b. Merevisi dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan
pengetahuan Anda.

Implementasi
a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman.
b. Mengamati indicator kemajuan personal melalui kegiatan praktik.
c. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah diperoleh.

E. Latihan/Tugas

1. Jelaskan fungsi minyak pelumas !


2. Jelaskan perbedaan minyak pelumas single grade dan multi grade !
3. Jelaskan alasan minyak pelumas harus diganti secara periodic !
4. Jelaskan perbedaan sistem pelumasan
a. Autolube
b. CCI
5. Jelaskan secara bagan sistem pelumasan
a. Dry sump lubrication
b. Wet sump lubrication

LK 2
Lakukan pemeriksaan sistem pelumasan dengan memperhatikan lingkungan!
- Kapasitas oli
- Saringan oli jika ada
- Kwalitas oli
- Lakukan simulasi penggantian oli

56 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

F. Rangkuman

1. Fungsi sistem pelumasan adalah :


 Mengurangi gesekan
 Membersihkan
 Mendinginkan
 Merapatkan antara ring piston dan dinding silinder

2. Spesifikasi oli dinyatakan dengan dua standar, yaitu:


 SAE (Society Automotive Engineering) : Standar kekentalan oli
 API (America Petroleum Institute) : Standar kualitas oli
 Oli untuk mesin berbahan bakar bensin di beri kode S sedangkan untuk
mesin berbahan bakar solar (mesin diesel) diberi kode C

3. Sistem pelumasan mesin 2 tak terdiri dari:


 Pelumasan campur langsung
 Pelumasan Tekan (menggunakan pompa oli) yang terbagi menjadi :
 Jenis Autolube
 Jenis CCI

4. Sistem pelumasan mesin 4 tak terdiri dari:


 Sistem Pelumasan kering (Dry Sump Lubrication)
 Sistem Pelumasan Basah (Wet Sump Lubrication)

5. Jenis pompa oli mesin 4 tak adalah:


 Pompa Trochoid
 Pompa roda gigi luar
 Pompa roda gigi dalam

6. Komponen mesin yang mendapat pelumasan


 Transmisi
 Kopling
 Poros engkol
 Dinding silinder
 Mekanisme katup

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 57


Kegiatan Pembelajaran 2

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Pada bagian umpan balik dan tindak lanjut peserta diklat secara jujur harus
mampu menilai kemampuan diri sendiri seperti yang tertera pada tabel di bawah:

No Pernyataan Ya Tidak

1 Saya dapat menjelaskan fungsi sistem pelumasan


2 Saya dapat menjelaskan komponen sistem pelumasan
3 Saya dapat menjelaskan fungsi komponen sistem pelumasan
4 Saya dapat menjelaskan jenis sistem pelumasan
5 Saya dapat menjelaskan jenis sistem pelumasan mesin 2 tak
6 Saya dapat menjelaskan jenis sistem pelumasan mesin 4 tak
7 Saya dapat menjelaskan cara kerja pelumasan autolube
8 Saya dapat menjelaskan cara kerja pelumasan CCI
Saya dapat menjelaskan cara kerja pelumasan Dry sump
9
lubrication
Saya dapat menjelaskan cara kerja pelumasan Wet sump
10
lubrication

Jika semua pernyataan diatas dijawab dengan ya berarti peserta bisa


melanjutkan mempelajari materi berikutnya.

58 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

H. Kunci Jawaban

1. Fungsi minyak pelumas adalah


a. Mengurangi gesekan
b. Mendinginkan
c. Membersihkan
d. Merapatkan

2. Minyak pelumas multi grade mempunyai rentang kerja temperature yang


lebih panjang disbanding dengan minyak pelumas single grade, misalnya
minyak pleumas single grade SAE 20W mempunyai rentang kerja
temperature -10o C sampai 20 o
C sedangkan minyak pelumas multigrade
SAE 20W-50 mempunyai rentang kerja temperature -10 o C sampai lebih dari
40 o C.

3. Perlu diganti secara periodic karena


a. Adanya oksidasi, sehingga menimbulkan lumpur endapan
b. Perubahan kualitas akibat panas
c. Adanya kotoran/residu sehingga menimbulkan gumpalan karbon

4. Pelumasan jenis
a. Autolube : minyak pelumas diinjeksikan ke dalam intake manifold
b. CCI : minyak pelumas diinjeksikan ke dalam intake manifold dan crankcase

5. Bagan sistem pelumasan


1. Dry sump lubrication: Tangki (di luar mesin)-------pompa oli-------transmisi,
kopling, poros engkol, dinding silinder, mekanisme katup-------kembali ke
tangki.
2. Wet sump lubrication: Ruang carter (di dalam mesin)-------pompa oli-------
transmisi,kopling,poros engkol, dinding silinder, mekanisme katup-------
kembali Ruang carter

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 59


Kegiatan Pembelajaran 2

60 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

Kegiatan Pembelajaran 3: Sistem Pendinginan

A. Tujuan

Melalui belajar mandiri dan diskusi kelompok peserta diklat mampu melakukan
telaah sistem pendingin sepeda motor dan melakukan praktek perawatan sistem
pendingin.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menelaah secara umum sistem pendinginan


2. Memeriksa kondisi sistem pendingin
3. Memeriksa kinerja tutup radiator dengan memperhatikan keselamatan kerja

C. Uraian Materi

Pembakaran campuran bahan bakar dan udara di dalam silinder menghasilkan


panas yang tinggi. Pada motor bakar hasil pembakaran menjadi tenaga mekanis
hanya sekitar 23% sampai dengan 28 %.

Sebagian panas keluar bersama gas bekas dan sebagian lain hilang melalui
pendinginan. Meskipun pendinginan merupakan suatu kerugian jika ditinjau dari
segi pemanfaatan energi, tetapi mesin harus didinginkan untuk menjamin kerja
secara optimal. Selain itu pendinginan juga mutlak diperlukan guna menjaga
kestabilan temperatur kerja motor.

Jika dilihat dari diagram panas, sistem pendingin merupakan suatu bentuk
kerugian energi, lebih dari 32% energi panas hilang akibat pendinginan. Di mana
panas akan diserap oleh fluida pendingin. Panas yang terjadi tidak menyebabkan
perubahan bentuk komponen akibat memuai. Pedinginan dilakukan untuk
mencegah terjadinya kelebihan panas (overheating), pemuaian dan kerusakan
minyak pelumas.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 61


Kegiatan Pembelajaran 3

Jadi disini perlunya pendinginan pada motor adalah untuk mengurangi panas
yang diserap oleh bagian-bagian motor sehingga tidak terjadi kerusakan pada
komponen-komponen motor. Dan fungsinya sistem pendinginan juga untuk
memperoleh temperatur kerja motor yang tetap ( 90 0 C).

1. Secara garis besarnya jenis pendinginan pada motor dibedakan


menjadi dua yaitu:

 Jenis pendinginan dalam


 Jenis pendinginan luar
Pendinginan dalam adalah pendinginan yang terjadi di dalam ruang bakar dan
dilakukan oleh penguapan bahan bakar baru yang masuk ke dalam silinder
karena proses penghisapan oleh piston.

Jenis pendinginan ini belum efektif untuk proses pendinginan motor, makanya
perlu ada sistem pendinginan lain yang lebih baik dan merata.

Gambar 3.1 Pendingin dari Bahan Bakar yang Dihisap

Pendinginan luar adalah proses pendinginan yang terjadi dari luar silinder untuk
mengurangi temperatur motor akibat pembakaran dan mecapai serta
mempertahankan temperatur kerja motor. Adapun media pendinginan luar ini
menggunakan hantaran udara dan air sebagai penyerap dan pemindah panas
motor menuju udara luar.

62 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

Gambar 3.2 Panas yang Dihasilkan dari Pembakaran Bahan Bakar

1.1. Sistem Pendinginan Udara


Dalam sistem pendinginan udara, sekeliling silinder dan kepala silinder diberi
sirip-sirip pendingin guna memperbesar luas permukaan yang bersinggungan
dengan udara pendingin yang dialirkan ke sekelilingnya. Panas yang timbul dari
hasil pembakaran akan diambil oleh udara pendingin yang mengalir melalui sirip-
sirip tersebut.

Gambar 3.3 Aliran Panas pada Sirip Silinder

Sirip-sirip pada kepala silinder bisa disebut sebagai penghantar panas dari dalam
mesin. Agar pemindahan panas dari sirip ke udara pendingin berlangsung
dengan baik maka sirip-sirip harus dalam keadaan bersih dan tidak dilapisi
kotoran yang akan mengurangi efek pendinginan. Untuk itu sebaiknya bersihkan
kotoran-kotoran yang menempel pada sirip pendingin tersebut secara berkala.
Gunakan skrap untuk melepas kotoran kotoran yang menempel tersebut. Jika
terdapat karet pada celah-celah sirip pendingin periksa kondisinya apakah karet

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 63


Kegiatan Pembelajaran 3

tersebut masih baik digunakan, jika sudah rusak ganti dengan yang baru. Karet
tersebut berfungsi untuk meredam getaran mesin akibat sirip-sirip pendingin
tersebut.

Sistem pendinginan udara ada dua macam yaitu:

1) Sistem pendinginan udara alamiah


Sistem pendinginan udara alamiah adalah merupakan sistem pendinginan
dengan menggunakan aliran udara yang berembus melewati mesin
sewaktu sepeda motor berjalan dengan laju.

Gambar 3.4 Aliran Udara Pada Mesin

Sistem pendinginan udara alamiah mempunyai kelebihan dan kekurangan.

Kelebihan dari sistem pendinginan alamiah adalah:


1. Motornya ringan
2. Harganya murah
3. Komponennya sederhana
Sedangkan kekurangannya sistem pendinginan alamiah adalah:
1. Proses pendinginannya kurang merata
2. Suara motor keras, karena getaran dari sirip-sirip pendingin motor, untuk
itulah dipakai karet peredam pada sirip, agar getarannya tidak keras.

64 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

Adapun temperature kerja dari motor sistem pendinginan alamiah cenderung


tinggi, kurang lebih 100 – 130 ° celcius.

Sistem pendinginan ini banyak digunakan oleh sepeda motor, mengingat


konstruksinya motor harus berada di luar langsung bersinggungan dengan udara
luar.

Sistem pendinginan udara ventilasi atau paksa adalah: Sistem pendinginan


dengan menggunakan suatu alat semacam kipas angin, putaran kipas
akan menekan angin, sehingga angin bersikulasi melalui sirip-sirip. Sistem
ini tetap bisa digunakan walaupun sepeda motor dalam keadaan berhenti.

2) Sistem pendinginan udara dengan ventilasi atau paksa


Cara kerja sistem pendinginan paksa adalah, pada saat motor hidup maka
kipas yang digerakkan oleh poros engkol berputar dan menghisap selanjutnya
menekan udara menuju sudu-sudu penghantar menuju sirip-sirip kepala
silinder dan blok silinder.

Gambar 3.5 Sistem Pendingin Udara Paksa

Untuk sistem pendinginan udara paksa ini memiliki keuntungan dibanding sistem
pendinginan udara alamiah. Keuntungannya adalah:

1. Pendinginannya lebih merata dibanding pendinginan udara alamiah.


2. Baik untuk motor-motor stasioner, karena sederhana tanpa perawatan.

Sistem pendinginan udara paksa ini, biasanya dipakai pada sepeda motor atau
mobil yang mesinnya tertutup atau tidak langsung bersinggungan dengan udara
luar langsung mengingat konstruksi sistem pendinginan memungkinkan dan
dirancang khusus untuk pendinginan udara yang letak mesinnya tertutup.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 65


Kegiatan Pembelajaran 3

1.2. Sistem Pendinginan Air

Pada sistem ini, panas dari hasil proses pembakaran bahan bakar dan udara
dalam ruang bakar dan silinder sebagian diserap oleh air pendingin setelah
melalui dinding silinder dan ruang bakar. Oleh karena itu di bagian luar dinding
silinder dan ruang bakar dibuat mantel-mantel air (water jacket). Panas yang
diserap oleh air pendingin pada water jacket selanjutnya akan menyebabkan
naiknya temperatur air pendingin tersebut. Apabila air pendingin tersebut tetap
berada pada mantel air, maka air akan cenderung mendidih dan menguap. Hal
tersebut dapat dihindari dengan jalan mengganti air tersebut dengan air yang
masih dingin sedangkan air yang telah panas harus dialirkan keluar dari
mantelnya dengan kata lain harus bersirkulasi. Sirkulasi air tersebut ada dua
macam yaitu sirkulasi alam atau thermo syphon dan sirkulasi dengan tekanan.

Gambar 3.6 Sistem Pendingin Air DenganSirkulasi Tekanan

Konstruksi sistem pendingin air lebih rumit dibanding sistem pendingin udara
sehingga biaya produksinya lebih mahal. Secara rinci keunggulan sistem
pendingin air antara lain:

1) Temperatur seluruh mesin lebih seragam sehingga kemungkinan distorsi


kecil;
2) Ukuran kipas relatif lebih kecil sehingga tenaga yang diperlukan kecil;
3) Mantel air dan air dapat meredam getaran;
4) Kemungkinan overheating kecil, walaupun dalam kerja yang berat;
5) Jarak antar silinder dapat diperdekat sehingga mesin lebih ringkas.

66 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

Di sisi lain sistem pendingin air mempunyai kerugian yaitu:


1) Bobot mesin lebih berat (karena adanya air, radiator, dsb.);
2) Waktu pemanasan lebih lama;
3) Pada temperatur rendah diperlukan antifreeze;
4) Kemungkinan terjadinya kebocoran air sehingga mengakibatkan
overheating;
5) Memerlukan kontrol yang lebih rutin.

2. Komponen-komponen Sistem Pendinginan Air Sirkulasi Tekan

2.1. Fungsi
a. Kantong air (water jacket)
Sebagai tempat peredaran air di dalam motor, air pendingin akan dialirkan
ketempat-tempat yang memerlukan pendinginan (blok motor dan kepala silinder).

b. Slang-slang air
Untuk memindahkan air panas dari kantong air ke radiator dan sebaliknya.

c. Radiator
Untuk mendinginkan air pendingin dengan memindahkan panas ke udara luar
(radiasi).

d. Reservoir
Sebagai tempat persediaan air dan untuk meyeimbangkan perbedaan volume air
pendingin akibat panas.

e. Tutup radiator
Untuk menaikkan dan menstabilkan tekanan air dalam sistem pendinginan
(mengatur tekanan air).

f. Ventilator (kipas)
Untuk mengalirkan udara melalui radiator supaya pendinginan tidak tergantung
pada kecepatan kendaraan.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 67


Kegiatan Pembelajaran 3

g. Pompa air
Untuk mempercepat peredaran air pada sistem pendinginan.

h. Termostat
Untuk mempercepat temperatur kerja air pendingin, saat motor masih dingin
(baru hidup) dan mengatur peredaran/sirkulasi air pendingin.

Bila mesin terlalu panas atau terlalu dingin, maka mesin sepeda motor akan
mengalami bermacam-macam gangguan.

Gangguan yang diakibatkan karena terjadinya kelebihan panas


(overheating) pada mesin adalah sebagai berikut:

1. Bagian atas piston dapat berubah bentuk apabila suhunya terlalu tinggi
dan kehilangan kekuatannya. Sebagai contoh pada aluminium.
Kekuatannya akan hilang kira-kira sepertiganya pada suhu 300oC bila
dibandingkan pada suhu normal.
2. Gerakan komponen-komponen engine akan terhalang karena ruang
bebas (clearence) semakin kecil disebabkan pemuaian dari komponen
mesin yang menerima panas berlebihan.
3. .Akan timbul tegangan thermal yang dihasilkan oleh panas karena
perubahan suhu dari suatu tempat ketempat lain. Sehingga silinder
menjadi tidak bulat akibat deformasi thermal. Hal ini menyebabkan
ring piston patah dan piston macet.
4. Berpengaruh terhadap thermal resistence bahan pelumas. Jika suhu naik
sampai 250o C pada alur ring piston, pelumas berusaha menjadi karbon
dan ring piston akan macet (Ring stick) sehingga tidak berfungsi
sebagaimana mestinya. Pada suhu 300 o C pelumas cepat berubah
menjadi hitam dan sifat pelumasnya turun, piston akan macet sekalipun
masih mempuyai clereance.
5. T er j ad i n ya p em b aka r a n yang t id ak n or m a l. Mot or b en s in
cendrung untuk knock. Jika knock terjadi suhu naik pada piston dan
terjadi pembakaran dini (Pre Ignition mudah terjadi).

68 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

Sebaliknya bila mesin terlalu dingin, gangguan yang terjadi yaitu:


1. Pada motor bensin bahan bakar ag ak sukar m enguap
dancampuran udara bahan bakar-udara menjadi gemuk. Hal ini
menyebabkan pembakaran menjadi tidak sempurna.
2. Kalau pelum as t erlalu k ental, akan meng akibatkan mesin
mendapat tambahan tekanan.
3. Uap yang terkandung dalam gas pembakaran akan berkondensi 0 pada
suhu kira-kira 50 o C pada tekanan atmosfir. Titik air akan menempel
pada dinding silinder, hal ini akan mempercepat keausan silinder
dan ring torak. Ini disebut sebagai keausan karena korosi pada suhu
rendah. Untuk mengatasi gangguan-gangguan yang disebutkan tadi,
digunakanlah thermostat yang dirancang untuk mempertahankan
temperatur cairan pendingin dalam batas yang diizinkan.

Gangguan-gangguan yang bisa terjadi pada thermostat yang berakibat pada


motor diantaranya:

Motor tidak mencapai temperature kerja:


 Penyebabnya thermostat macet membuka terus
 Tidak memakai thermostat
 Termostat membuka terlalu awal
Dampak yang ditimbulkan adalah:
 Temperatur air pendingin terlalu rendah
 Mempercepat keausan pada dinding silinder
 Bahan bakar boros
Kelebihan panas pada motor, overheating pada motor:
 Penyebabnya termostat tidak membuka
 Termostat membuka terlalu lambat
 Pemasangan termosatat terbalik
Akibat yang diderita oleh motor adalah:
 Air pendingin mendidih dan keluar dari sistem pendingin
 Kerusakan pada komponen motor, missal kepala silinder melengkung
 Piston bisa macet.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 69


Kegiatan Pembelajaran 3

Untuk itu harus dilakukan pemeriksaan terhadap thermostat. Cara memeriksa


thermostat dengan memperhatikan sirkulasi air pendinginnya yaitu:

Hidupkan mesin:
1) Buk a t ut up r adiat or sebelum m esin m encapai suhu k erj a.
Perhatikan: Hati-hati membuka tutup radiator sebab kemungkinan udara
pada radiator sudah bertekanan sehingga air dapat tersemprot
keluar bersamaan dengan dibukanya tutup radiator.
2) Perhatikan bahwa pada saat mesin dingin belum terjadi aliran air
radiator.
3) Amati terus aliran air. Jika mesin sudah panas seharusnya terjadi
gerakan air mengalir. Jika tidak berarti thermostatnya tidak bekerja.
Perbaiki atau ganti thermostatnya.

i. Pompa Air
Pom pa air pada sist em pend ing i nan a ir ber f ung si unt uk
Melancarkan peredaran air pendingin dari radiator ke mantel-mantel
pendingin pada blok mesin agar sistem pendinginan efektif dan efisien.
Bekerjanya pompa air adalah oleh putaran mesin.

Gambar 3.7 Prinsip Kerja Pompa Air

Prinsip kerja pompa air adalah sewaktu impeler berputar air pada pusat terhisap
dan terlempar ke arah luar oleh gaya sentrifugal pada keliling impeler, air
disalurkan ke saluran-saluran buang / keluar menuju mantel-mantel air dalam
blok silinder dengan tekanan kurang lebih 5 Kpa dengan hasil pemompaan 100-
300 l/menit.

Bekerja dan tidaknya pompa air dapat dilihat dari aliran air pada radiator.

70 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

Caranya:
- Buka tutup radiator
- Hidupkan mesin
- Perhatikan apakah ada gerakan aliran air dalam radiator. Jika ada
gerakan aliran air dalarn radiator berarti pompa air bekerja. Jika putaran
mesin dipercepat seharusnya aliran air tersebut semakin deras.

j. Radiator
Komponen sistem pendingin air sistem tekan yang lain adalah radiator, radiator
adalah komponen yang berfungsi untuk memindahkan panas air pendingin dari
sistem menuju udara luar.

Radiator terbuat dari bahan alumunium dan plastic, yang mana memiliki
kelebihan dan kekurangannya tersendiri.

Radiator alumunium memiliki kelebihan kalau terjadi kebocoran bisa disolder, tapi
kerugiannya adalah bobotnya berat, sedang radiator dengan bahan plastic lebih
ringan, tetapi bila ada kerusakan harus memerlukan alat dan keahlihan khusus
untuk memperbaiki.

Susunan kisi-kisi radiator ada yang biasa sebaris ada yang bergeser. Untuk yang
biasa mudah bila ingin membersihkan, sedang yang tergeser susah untuk
membersihkannya.

Ditinjau dari arah aliran radiator, terdiri dari arah aliran horizontal dan arah aliran
vertical, arah aliran horizontal menjamin air pendingin lebih lama berada dalam
radiator, sehingga pemindahan panas air pendingin lebih baik dibanding yang
horizontal.

Gambar 3.8 Arah Aliran Air Pendingin Radiator

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 71


Kegiatan Pembelajaran 3

k. Tutup radiator
Tutup radiator berfungsi untuk menutup radiator dan menaikkan dan mengatur
tekanan air pendingin dalam sistem.

Pada tutup radiator terdiri dari dua katup, yaitu katup pelepas dan katup
tekan,Katup tekan pada radiator berfungsi untuk menaikkan tekanan air dalam
sistem pendingin agar titik didihnya naik. Temperatur air pendingin sangat
tergantung pada tekanan air, semakin tinggi tekanan air, semakin tinggi pula titik
didihnya. Hal ini dipakai pada sistem pendingin agar air pendingin tidak meletus
pada tekanan udara normal, demi keselamatan.

Sedangkan katup pelepas berfungsi untuk mengurangi titik didih air dalam sistem
pendingin motor, dengan cara membuka dan mengalirkan uap air yang panas
dari radiator menuju reservoir.

Katup isap radiator berfungsi untuk memasukkan udara dan air pendingin dari
reservoir menuju radiator, agar jumlah air dan tekanan udaranya tetap stabil,
sehingga radiator tidak kekurangan air pendingin. Adapun reservoir berfungsi
untuk menampung air pendingin.

Gambar 3.9 Konstruksi Tutup Radiator

l. Ventilator (Kipas)
Kipas radiator sangat penting artinya bagi sistem pendinginan air se b a b
pada kondisi di mana mesin bekerja pada beban berat

72 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

pendinginan cair oleh udara tidak mencukupi. Kipas radiator membantu


mengalirkan udara ke dalam sirip-sirip radiator. Putaran kipas radiator
dipengaruhi oleh tegangan tali kipasnya. Tali kipas yang kendor mudah selip
sehingga putaran kipas kurang. Tali kipas yang terlalu tegang menyebabkan
bantalan cepat rusak dan tali mudah putus.
Baik sistem pendinginan udara maupun sistem pendinginan cairan
mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pada kendaraan yang berjalan
dengan cepat tidak perlu ventilator karena ventilasi udara baik sekali. Jika
kendaraan menjadi pelan (lalu lintas macet, mendaki) ventilasi udara kurang,
temperatur motor menjadi panas/naik. Untuk mencegah kelebihan panas
pada saat kendaraan berjalan pelan radiator harus dilengkapi dengan
ventilator.

3. Pemeriksaan Fungsi Tutup Radiator Dengan Pengetes

3.1. Keselamatan kerja


Pada saat motor panas, di dalam sistem pendinginan bertekanan. Janganlah
membuka tutup radiator dengan cepat karena air pendingin yang bertekanan
dapat menyembur keluar.

 Pasang pengetes dan beri tekanan sesuai dengan yang tertulis pada tutup
radiator.

Dilarang memberi tekanan yang melebihi dari yang tertulis pada tutup radiator.

Gambar 3.10 Tutup Radiator

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 73


Kegiatan Pembelajaran 3

Pemeriksaan fungsi tutup radiator

 Periksa kondisi bagian-bagian tutup radiator

Katup-katup

Gambar 3.11 Kondisi Tutup Radiator

 Cuci tutup radiator yang kotor dengan air

Gambar 3.12 Mencuci Radiator

Pasang pengetes pada tutup radiator. Pilih leher pipa adaptor yang
kedalamannya sesuai dengan tutup radiator.

74 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

Gambar 3.13 Pemasangan Pengetes pada Tutup Radiator

Beri tekanan pada tutup sampai katup pelepas mulai membuka. Bandingkan
tekanan dengan yang tertulis pada tutup. Tunggu beberapa detik, tekanan tidak
boleh turun cepat.

D. Aktivitas Pembelajaran

Aktivitas pembelajaran pada kegiatan pembelajaran Perawatan Berkala Mesin


Sepeda motor terdiri atas dua bagian: yaitu diskusi materi dan aktivitas
mengerjakan lembar kerja. Anda dipersilahkan melakukan aktivitas pembelajaran
tersebut secara mandiri dengan penuh tanggung jawab yang tinggi.

Diskusi Materi
Pada saat mempelajari materi, baca uraian materi sampai tuntas dengan teliti,
kritis, dan rasa ingin tahu yang tinggi dan buatlah rangkuman dengan kreatif
dalam bentuk peta pikiran (mindmap) secara mandiri kemudian diskusikan dalam
kelompok. Baca juga buku Panduan Penilaian untuk Pendidikan Menengah
Kejuruan, Kemendikbud. Selanjutnya, perwakilan kelompok bekerjasama
mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan anggota kelompok lain
menghargai, memperhatikan dan menanggapinya secara aktif.

Lembar Kerja
Setelah mengkaji materi Perawatan Berkala Mesin Sepeda motor Anda dapat
mencoba melakukan kegiatan yang dalam modul ini disajikan dalam lembar
kerja. Pastikan Anda sudah menguasai seluruh materi dalam modul. Aktivitas
dapat dilakukan secara mandiri atau dapat bekerjasama dalam kelompok
masing-masing serta menyelesaikan aktivitas secara disiplin sesuai dengan
waktu yang ditentukan.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 75


Kegiatan Pembelajaran 3

LK 3 :
1. Siapkan sepeda motor dengan pendinginan air
2. Lakukan pemeriksaan sistem pendingin air dengan menjaga kebersihan
lingkungan
 Kapasitas dan kwalitas air
 Reserfoir
 Tutup radiator
 Radiator
 Thermostat
 Kebocoran

Permulaan dari proses pembelajaran


a. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat
pada tahap belajar.
b. Merevisi dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan
pengetahuan Anda.

Implementasi
a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman.
b. Mengamati indikator kemajuan personal melalui kegiatan praktik.
c. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah diperoleh

E. Latihan/Tugas

1. Sebutkan fungsi sistem pendingin secara umum pada sepeda motor !


2. Sebutkan dua jenis sistem pendinginan udara !
3. Sebutkan dua jenis sistem pendinginan air !
4. Sebutkan fungsi pompa air pada sistem pendingin air !
5. Sebutkan fungsi karet peredam pada sirip pendingin udara !
6. Sebutkan fungsi sirip pendingin udara !
7. Sebutkan fungsi thermostat pada sistem pendingin air !
8. Sebutkan fungsi Katup pelepas pada tutup radiator !
9. Sebutkan fungsi katup isap pada tutup radiator !
10. Sebutkan fungsi tutup radiator sebagai peningkat titik didih !

76 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

F. Rangkuman

1. Sistem pendinginan motor berfungsi untuk mengurangi panas motor akibat


pembakaran karena panas yang berlebihan akan mempengaruhi
(menurunkan) daya mesin.

2. Berdasarkan media yang digunakan, sistem pendinginan terdiri dari :


a. Menggunakan media pendingin udara
b. Menggunakan media pendingin air

3. Sistem pendinginan udara terdiri dari dua jenis, yaitu :


a. sistem udara alamiah (udara mengalir berdasarkan aliran alamiah melalui
celah-celah mesin )
b. sistem udara paksa (udara mengalir berdasarkan pemompaan kipas yang
dialirkanmenuju celah-celah mesin )

4. Sistem pendinginan air terdiri dari dua jenis, yaitu:


a. pendinginan air sirkulasi alamiah (air mengalir bersirkulasi berdasarkan
perbedaan temperature)
b. pendinginan air sirkulasi pompa (air mengalir bersirkulasi berdasarkan
tekanan pompa air)

5. Komponen utama system pendingin air adalah


a. Kantong air (water jacket)
Sebagai tempat peredaran air di dalam motor, air pendingin akan dialirkan
ketempat-tempat yang memerlukan pendinginan (blok motor dan kepala silinder)
b. Slang-slang air
Untuk memindahkan air panas dari kantong air ke radiator dan sebaliknya
c. Radiator
Untuk mendinginkan air pendingin dengan memindahkan panas ke udara luar
(radiasi)
d. Reservoir
Sebagai tempat persediaan air dan untuk meyeimbangkan perbedaan volume air
pendingin akibat panas

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 77


Kegiatan Pembelajaran 3

e. Tutup radiator
Untuk menaikkan dan menstabilkan tekanan air dalam sistem pendinginan
(mengatur tekanan air)
f. Ventilator ( kipas )
Untuk mengalirkan udara melalui radiator supaya pendinginan tidak tergantung
pada kecepatan kendaraan
g. Pompa air
Untuk mempercepat peredaran air pada sistem pendinginan
h. Termostat
Untuk mempercepat temperatur kerja air pendingin, saat motor masih dingin
(baru hidup )dan mengatur peredaran/sirkulasi air pendingin.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Pada bagian umpan balik dan tindak lanjut peserta diklat secara jujur harus
mampu menilai kemampuan diri sendiri seperti yang tertera pada tabel di bawah:
No Pernyataan Ya Tidak

1 Saya dapat menjelaskan fungsi sistem pendingin

2 Saya dapat menjelaskan komponen sistem pendingin

3 Saya dapat menjelaskan cara kerja sistem pendingin udara

4 Saya dapat menjelaskan cara kerja sistem pendingin air

5 Saya dapat menjelaskan cara kerja komponen sistem pendingin air

6 Saya dapat menjelaskan spesifikasi tutup radiator

7 Saya dapat memeriksa kinerja tutup radiator

8 Saya dapat memeriksa kinerja thermostat

9 Saya dapat memeriksa kinerja pompa air

10 Saya dapat merawat sistem pendinginan air

Jika semua pernyataan diatas dijawab dengan ya berarti peserta bisa


melanjutkan mempelajari materi berikutnya

78 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

H. Kunci Jawaban

1. Fungsi sistem pendingin pada motor adalah untuk mengurangi panas motor
dan mencapai serta mengatur temperature kerja motor
2. Dua jenis sistem pendingin udara adalah, sistem pendingin udara alamiah
dan sistem pendingin udara paksa
3. Dua jenis sistem pendingin air adalah, sistem pendingin air alamiah dan
sistem pendingin air sirkulasi pompa
4. Fungsi pompa adalah untuk menghisap dan menekan air pendingin pada
sistem agar peredarannya lebih cepat
5. Karet pada sirip pendingin adalah untuk meredam getaran pada sirip-sirip
agar getarannya tidak besar
6. Sirip pendingin udara adalah untuk melebarkan permukaan panas dari motor
7. Termostat berfungsi untuk mempercepat temperature kerja motor dan
mengatur peredaran air pendingin
8. Katup pelepas tutup radiator berfungsi untuk menyalurkan uap panas air
pendingin dari radiator ke reservoir
9. Fungsi katup isap tutup radiator untuk memasukkan uap air dari reservoir
menuju radiator agar sistem pendingin tidak kekurangan air
10. Fungsi tutup radiator disamping menutup juga untuk menaikkan tekanan air
pada sistem pendingin motor agar titik didihnya meningkat

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 79


Kegiatan Pembelajaran 3

80 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

Kegiatan Pembelajaran 4:
Sistem Bahan Bakar Karburator

A. Tujuan

Melalui belajar mandiri dan diskusi kelompok peserta diklat mampu melakukan
telaah sistem bahan bakar dan karburator serta melakukan praktek perbaikan
berkala, penyetelan karburator sesuai dengan spesifikasi

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Setelah mempelajari materi ini peserta diklat mampu :


1. Menelaah prinsip kerja sistem bahan bakar
2. Menyetel campuran bahan bakar dan udara pada karburator harus dilakuakan
pada tempat yang terbuka
3. Menyetel putaran stasioner mesin sesuai spesifikasi

C. Uraian Materi

1. Sistem Pengaliran Bahan Bakar

Secara umum sistem bahan bakar pada sepeda mesin berfungsi untuk
menyediakan bahan bakar, melakukan proses pencampuran bahan bakar
dan udara dengan perbandingan yang tepat, kemudian menyalurkan
campuran tersebut ke dalam silinder dalam jumlah volume yang tepat sesuai
kebutuhan putaran mesin. Cara untuk melakukan penyaluran bahan
bakarnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sistem penyaluran bahan
bakar dengan sendirinya (karena berat gravitasi) dan sistem penyaluran
bahan bakar dengan tekanan.

Sistem penyaluran bahan bakar dengan sendiri diterapkan pada sepeda


mesin yang masih menggunakan karburator (sistem bahan bakar
konvensional). Pada sistem ini tidak diperlukan pompa bahan bakar dan
penempatan tangki bahan bakar biasanya lebih tinggi dari karburator .

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 81


[Kegiatan Pembelajaran 4

Sedangkan sistem penyaluran bahan bakar dengan tekanan terdapat


pada sepeda mesin yang menggunakan sistem bahan bakar injeksi atau EFI
(electronic fuel injection). Dalam sistem ini, peran karburator yang terdapat
pada sistem bahan bakar konvensional diganti oleh injektor yang proses
kerjanya dikontrol oleh unit pengontrol elektronik atau dikenal ECU
(electronic control unit) atau kadangkala ECM (electronic/engine control
module).

1.1. Gambar bagan sistem aliran bahan bakar


Secara umum bagan sistem aliran bahan bakar sepeda motor dapat
digambarkan sebagai berikut:

Tangki bahan
bakar

Kran bahan
bakar

saringan
bahan bakar

karburator

Ruang bakar
mesin

Gambar 4.1 Bagan Sistem Aliran Bahan Bakar

82 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

2. Komponen Sistem Pengaliran Bahan Bakar

2.1. Tangki bahan bakar

Gambar 4.2 Tangki Bahan Bakar

Tangki merupakan tempat persediaan bahan bakar. Pada sepeda mesin


yang mesinnya di bawah maka tangki bahan bakar ditempatkan di belakang,
sedangkan mobil yang mesinnya di belakang biasanya tangki bahan bakar
ditempatkan di bagian depan.
Kapasitas tangki dibuat bermacam-macam tergantung dari besar kecilnya
mesin. Bahan tangki umumnya dibuat dari plat baja dengan dilapisi pada
bagian dalam dengan logam yang tidak mudah berkarat.
Namun demikian terdapat juga tangki bensin yang terbuat dari aluminium.
Tangki bahan bakar dilengkapi dengan pelampung dan sebuah tahanan
geser untuk keperluan alat pengukur jumlah minyak yang ada di dalam
tangki.

2.2. Tipe tangki bahan bakar


Tangki bahan bakar dibedakan berdasarkan bahan atau material pembuatannya
Baja (steel) : umum digunakan pada sepeda motor tipe bebek, sport dan scooter

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 83


[Kegiatan Pembelajaran 4

Gambar 4.3 Tangki Bensin Baja

Alumunium : umumnya digunakan pada sepeda motor balap

Gambar 4.4 Tangki Bensin Alumunium

Pada tangki terdapat Tank cap penutup tangki) yang berfungsi :


 Sebagai penutup lubang pengisian bahan bakar
 Untuk melindungi bahan bakar dari masuknya bahan lain yang merugikan
terutama debu dan air
 Sebagai tempat lubang ventilasi tangki
 Menjaga agar bahan bakar tidak tumpah ketika sepeda motor terguling

Gambar 4.5 Posisi Tutup Tangki

84 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

Konstruksi tutup tangki

Gambar 4.6 Konstruksi Tutup Tangki

Bagian utama dari tutup tangki adalah : saringan (filter) dan katup (Check valve)
Tipe tutup tangki

Terdapat beberapa tipe tutup tangki bahan bakar yaitu:


1) Tipe Breather pipe: digunakan pada sepeda motor untuk motorcross

Gambar 4.7 Tutup Tangki Tipe Breather Pipe

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 85


[Kegiatan Pembelajaran 4

2) Tipe normal : digunakan pada sepeda motor dengan kapasitas silinder kecil

Gambar 4.8 Tutup Tangki Tipe Normal

3) Tipe check valve (dengan check ball) : digunakan pada sepeda motor
kapasitas silinder besar.

Gambar 4.9 Tutup Tangki Check Valve

Cara kerja tutup tangki yang menggunakan check ball:

 Jika pada posisi normal (tegak) : Lubang udara terbuka sehingga udara dapat
bersirkulasi karena ruang dalam tangki dan udara luar terhubung.
 Jika posisi miring atau terbalik : bola akan menutup saluran udara karena
gaya gravitasi untuk menghindari bahan bakar tumpah keluar.

2.3. Filler tube


Adalah salah bagian dari konstruksi tangki yang berfungsi menjaga
melimpahnya bensin pada saat ada goncangan (jika kondisi panas, bensin
akan memuai).

86 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

Gambar 4.10 Posisi Filler Tube

2.4. Kran Bahan bakar


Fuel cock (kran bensin); berfungsi untuk membuka dan menutup aliran bensin
dari tangki dan sebagai penyaring kotoran/partikel debu.

Terdapat dua tipe kran bensin, yaitu:


1) Tipe standar
Tipe standar adalah kran bensin yang pengoperasiannya dilakukan secara
manual.
Ada tiga posisi yaitu OFF, RES dan ON. Jika diputar ke posisi
“ÓFF” akan menutup aliran bensin dari tangkinya dan posisi ini biasanya
digunakan untuk pemberhentian yang lama. Posisi RES untuk pengendaraan
pada tangki cadangan dan posisi ON untuk pengendaraan yang normal.

Gambar 4.11 Kran Bahan Bakar Tipe Mekanis (a) Flat Seal: (b) Coned Seal

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 87


[Kegiatan Pembelajaran 4

2) Tipe vakum
Tipe vakum adalah tipe otomatis yang akan terbuka jika mesin hidup dan
tertutup ketika mesin mati. Kran tipe vakum mempunyai diafragma yang
dapat digerakkan oleh hisapan dari mesin.

Pada saat mesin hidup, diafragma menerima hisapan dan membuka jalur
bensin, dan pada saat mesin mati akan menutup jalur bensin (OFF).

Gambar 4.12 Kran Bahan Bakar Tipe Vakum

3. Sistem Karburator

Karburator adalah salah satu komponen sistem bahan bakar konvensional


pada kendaran bermotor yang berfungsi:

1) Mengatur perbandingan campuran antara udara dan bahan bakar.


2) Mengubah campuran tersebut menjadi kabut.
3) Menambah atau mengurangi jumlah campuran tersebut sesuai
dengan kecepatan dan beban mesin yang berubah-ubah.

Sejak sebuah mesin dihidupkan sampai mesin tersebut berjalan pada


kondisi yang stabil perbandingan campuran mengalami beberapa kali
perubahan. Perkiraan perbandingan campuran dengan keadaan
operasional mesin telah dijelaskan pada bagian sebelumnya.

88 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

Untuk melakukan perubahan perbandingan sesuai dengan kondisi mesin


tersebut maka terdapat beberapa sistem dalam karburator. Cara kerja
masing-masing sistem dalam karbuartor akan dibahas pada bagian
selanjutnya.

3.1. Prinsip Kerja Karburator


Prinsip kerja karburator berdasarkan hukum-hukum fisika seperti
Qontinuitas dan Bernauli. Apabila suatu fluida mengalir melalui suatu
tabung, maka banyaknya fluida atau debit aliran (Q) adalah:

Q = A . V= Konstan
Dimana:
Q = Debit aliran (m³/detik)
A = Luas penampang tabung (m²)
V = Kecepatan aliran (m/detik)

Jumlah tekanan (P) pada sepanjang tabung alir (yang


diameternya sama) juga akan selalu tetap. Jika terdapat bagian dari
tabung alir/pipa yang diameternya diperkecil maka dapat diperoleh
kesimpulan bahwa bila campuran bensin dan udara yang mengalir
melalui suatu tabung yang luas penampangnya mengecil (diameternya
diperkecil) maka kecepatannya akan bertambah sedangkan tekanannya akan
menurun.

Prinsip hukum di atas tersebut dipakai untuk mengalirkan bensin dari ruang
pelampung karburator dengan memperkecil suatu diameter dalam
karburator. Pengecilan diameter atau penyempitan saluran ini disebut dengan
venturi.

B e r d a s a r k a n g a m b a r d i b a w a h m a k a d a p a t d i a m b i l kesimpulan
bahwa bensin akan terhisap dan keluar melalui ventur i dalam bentuk
butiran-but iran kecil karena saat itu kecepatan udara dalam venturi
lebih tinggi namum tekanannya lebih rendah dibanding dalam ruang bensin
yang berada di bagian bawahnya.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 89


[Kegiatan Pembelajaran 4

Kabel
gas

Lubang
udara
Gambar 4.13 Prinsip Pengabutan

Di dalam mesin, pada saat langkah hisap, piston akan bergerak menuju
Titik Mati Atas (TMA) dan menimbulkan tekanan rendah atau vakum.
Dengan terjadinya tekanan antara ruang silinder dan udara (tekanan udara
luar lebih tinggi) maka udara mengalir masuk ke dalam silinder.
Perbedaan tekanan merupakan dasar kerja suatu karburator, yaitu
dengan membuat venturi seperti gambar di atas. Semakin cepat udara
mengalir pada saluran venturi, maka tekanan akan semakin rendah dan
kejadian ini dimanfaatkan untuk menghisap bahan bakar.

3.2. Komposisi campuran antara bahan bakar dan udara


Perbandingan campuran bensin dan udara harus ditentukan
sedemikian rupa agar bisa diperoleh efisiensi dan pembakaran yang
sempurna. Secara tepat perbandingan campuran bensin dan udara yang
ideal (perbandingan stoichiometric) untuk proses pembakaran yang
sempurna pada mesin adalah 1 : 14, 7. N amun pada kenyataannya,
perbandingan campuran optimum tersebut tidak bisa diterapkan terus
menerus pada setiap keadaan operasional (putaran mesin), contohnya; saat
putaran idel (langsam) dan beban penuh kendaraan mengkonsumsi
campuran udara bensin yang g em uk, sedangk an dalam keadaan lain
pemak aian campuran udara bensin bisa mendekati yang ideal. Dikatakan
campuran kurus/miskin, jika di dalam campuran bensin dan udara tersebut

90 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

terdapat lebih dari 14,7 prosentase udara. Sedangkan jika kurang dari
angka tersebut disebut campuran kaya/gemuk.

Gambar 4.14 Komposisi Campuran Bahan Bakar dan Udara

Untuk dapat berlangsung pembakaran bahan bakar, maka


dibutuhkan oksigen yang diambil dari udara. Udara mengandung 21
sampai 23% oksigen dan kira-kira 78% nitrogen, lainnya sebanyak 1%
Argon dan beberapa unsur yang dapat diabaikan. Untuk keperluan
pembakaran, oksigen tidak dipisahkan dari unsur lainnya tapi disertakan
bersama-sama. Yang ikut bereaksi pada pembakaran hanyalah oksigen,
sedangkan unsur lainnya tidak beraksi dan tidak memberikan pengaruh
apapun. Nitrogen akan keluar bersama gas sisa pembakaran dalam
jumlah dan bentuk yang sama seperti semula.

Pada bagian sebelumnya telah disebutkan bahwa perbandingan campuran


bensin dan udara yang ideal (campuran bensin udara untuk pembakaran
dengan tingkat polusi yang paling rendah) adalah 1 : 14,7 atau dalam
ukuran liter dapat disebutkan 1 liter bensin secara ideal harus bercampur
dengan 11.500 liter udara.

1) Tipe karburator berdasarkan Konstruksi

a. Piston throttle dan variable venturi


Piston valve di tempatkan di dalam venturi dan digerakan secara manual oleh
tangan pengendara melalui kabel gas. Sehingga diameter venturi dapat berubah
ubah sesuai dengan tarikan tangan pengendara.

Karburator jenis ini umum digunakan pada sepedamotor berkapasitas kecil

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 91


[Kegiatan Pembelajaran 4

Gambar 4.15 Karburator Variabel Venturi

b. Butterfly throttle valve


Karburator tipe ini mempunyai diameter venturi yang tetap (fixed), sedangkan
buterfly throttle valve hanya mengatur besar kecilnya udara yang masuk yang
digerakan oleh pengendara.

Gambar 4.16 Karburator Venturi Tetap Butterfly Throttle Valve

c. Piston throttle valve variabel venturi


Karburator tipe ini merupakan gabungan antara buterfly throttle dengan piston
valve, mekanisme pergerakan buterfly throttle digerakan oleh tangan sedangkan
pergerakan piston valve bergerak berdasarkan perbedaan tekanan antara ruang
di bawah piston dan ruang di atas piston.

92 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

Gambar 4.17 Karburator Piston Valve Variabel Venturi

2) Tipe karburator berdasarkan arah aliran

a. Tipe horisontal draft atau side draft


Karburator tipe ini campuran bahan bakar dan udara masuk dengan arah
mendatar atau dari arah samping dengan ruang bakar.

Gambar 4.18 Karburator Tipe Horisontal Draft atau Side Draft

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 93


[Kegiatan Pembelajaran 4

b. Tipe down draft


Arah aliran bahan bakar menurun atau vertikal

Gambar 4.19 Karburator Tipe Down Draft

Pada dasarnya, fungsi karburator adalah menyuplai gas hasil pencampuran


bahan bakar dan udara ke dalam silinder. Namun untuk dapat menghasilkan
campuran yang tepat pada setiap “kondisi” kerja engine adalah sangat sulit,
diperlukan beberapa komponen lain untuk dapat memenuhi tuntutan tersebut.
Selain itu, karburator juga sebenarnya dirancang untuk dapat mengurangi kadar
polusi yang ditimbulkan dari hasil pembakaran.

Seperti penjelasan sebelumnya campuran bahan bakar dan udara yang ideal
adalah 1:15, yaitu satu bagian bahan bakar (berat) dan 15 bagian udara.
Pengertian ideal dalam hal ini adalah satu bagian bahan bakar akan terbakar
habis dengan 15 bagian udara (dengan kadar oxigen ± 21 %).

Pada dasarnya, karburator harus mampu mempertahankan/memenuhi ketentuan


ini pada setiap kondisi engine, misalnya pada saat engine dihidupkan dalam
keadaan dingin, saat putaran langsam, putaran menengah, percepatan, putaran
tingggi dan beban maximum. Idealnya karburator harus mempertahankan
komposisi campurannya tetap 1 : 15

Campuran yang kaya (1 :<15) akan menimbulkan polusi dan campuran yang
miskin (1:>15) akan mengakibatkan mesin menjadi panas. Untuk dapat
“mengabutkan” bahan bakar, diperlukan tambahan udara bahan bakar.

94 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

3.3. Macam-macam prinsip pembentukan campuran :

Dengan aliran udara yang cepat menyebabkan terjadinya perbedaan tekanan


antara ujung nosel penyemprot dengan tekanan cairan di dalam tangki, sehingga
terjadi aliran cairan dari dalam tangki yang bertekanan lebih tinggi menuju ujung
nosel yang tekanannya lebih rendah akibat aliran udara yang cepat. .Prinsip ini
digunakan pada karburator.

Gambar 4.20 Prinsip Pencampuran

Pada saat tabung ditekan atau dipompa, tekanan cairan dalam tabung meningkat
lebih tinggi dibanding tekanan diujung nosel penyemprot, akibatnya cairan akan
mengalir dari dalam tabung menuju udara luar lewat nosel. Prinsip ini digunakan
pada sistem Injeksi

Gambar 4.21 Prinsip Pencampuran Dengan Tekanan

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 95


[Kegiatan Pembelajaran 4

3.4. Cara Kerja Karburator

1) Putaran Langsam (idle speed).


Pengertian putaran langsam adalah putaran engine (rpm) terendah tanpa beban
sesuai dengan spesifikasi pabrik. Pada kondisi ini piston valve dalam keadaan
tertutup, saluran utama tidak mengeluarkan bahan bakar. Udara mengalir melalui
saluran udara (slow air bleed) menuju saluran slow jet. Aliran udara ini akan
membawa bahan bakar dan saluran slow jet. Jumlah campuran bahan bakar dan
udara yang dihasilkan umumnya hanya cukup untuk mempertahankan engine
tetap hidup dengan vibrasi minimum

Gambar 4.22 KetikaPutaran Stasioner

2) Putaran Menengah
Pengertian putaran menengah adalah engine berputar kira-kira setengah dari
putaran maksimum engine dan posisi pilot valve (juga posisi gas tangan) berada
pada setengah lintasan maksimumnya. Pada kondisi ini venturi yang terbentuk
juga kira-kira setengah dari venturi maksimum.

Dalam keadaan ini, udara akan mengalir melalui saluran venturi dan saluran
udara idle (slow air bleed). Jarum skep terangkat mengikuti gerakan piston valve,
maka bahan bakar akan mengalir dari saluran utama (main jet) dan juga dari
saluran idle (slow jet). Jumlah bahan bakar yang keluar dari saluran utama akan
diatur oleh jarum skep yang berbentuk tirus, yaitu sesuai dengan celah yang ada
antara saluran utama dan jarum skep. Oleh sebab itu, penempatan klip (pengikat

96 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

jarum skep) sangat menentukan dalam hal ini (jumlah posisi klip umumnya
berkisar 3-5 buah).

Dengan demikian, komponen-komponen yang aktif dalam kondisi engine pada


putaran menengah adalah :
 Venturi air bleed
 Slow Jet.
 Main Jet.
 Jet Needle
 Piston valve.

Cara kerja karburator pada saat beban menengah

Gambar 4.23 Ketika Putaran Menengah

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 97


[Kegiatan Pembelajaran 4

Cara kerja karburator pada saat beban penuh

Gambar 4.24 Ketika Putaran Tinggi

Posisi katup gas terbuka ¾ - terbuka penuh


 Nosel utama terbuka penuh
 Aliran udara venturi besar Vakum pada venturi mencapai maksimum sesuai
aliran udara
 Sistem utama bekerja penuh
 Idle tidak bekerja lagi
 Untuk mendapatkan perbandingan campuran dan pengabutan bensin yang
baik pada beban penuh putaran rendah, bisa diatur dengan cara sedikit
menutup torak gas melalui gas tangan(mengurangi putaran motor)
Cara penyetelan :
 Pasang tachometer
 Setel putaran idle dengan memutar sekrup penyetel gas
 Putaran stasioner 1400 rpm
 Putar sekrup penyetelan udara searah jarum jam sampai putaran mulai turun,
kemudian kembalikan putarannya keluar sampai menghasilkan putaran
mesin tertinggi yang rata
 Setel kembali stasioner sesuai spesifikasi
 Hasil penyetelan baik apabila :
 Putaran mesin terdengar halus /rata

98 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

 Saat menutup gas dari putaran menengah / tinggi tidak terdengar suara
tembakan dari knalpot

3.5. Susunan Karburator sepeda motor

Bagian-bagian :
1. Nosel Utama 7. Saluran udara idle
2. Jet utama 8. Jarum
3. Sekrup penyetel udara 9. Kabel gas
4. Katup cuk 10. Jet idle
5. Jet udara system utama 11. Katup Gas(torak gas)
6. Lubang idle 12. Pegas pengembali

Gambar 4.25 Konstruksi Karburator

Persyaratan sistem pembentukan campuran :


 Perbandingan campuran bensin/udara harus sesuai dengan keperluan motor
 Campuran bensin/udara harus homogen
 Jumlah campuran yang dihisap motor harus dapat diatur

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 99


[Kegiatan Pembelajaran 4

3.6. Macam-macam system pada karburator sepeda motor

1) Sistem Pelampung
Berfungsi untuk menstabilkan tinggi permukaan bensin pada ruang pelampung

Gambar 4.26 Sistem Pelampung

2) Sistem utama
Berfungsi Mengatur jumlah campuran pada beban menengah sampai beban
penuh.

Gambar 4.27 Sistem Utama

100 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

3) Sistem stasioner (idel)


Membentuk atau mengatur campuran ketika mesin berputar stasioner (tanpa
beban)

Gambar 4.28 Sistem Idel

4) Sistem awalan (Choke)


Membentuk campuran yang kaya, agar mesin mudah dihidupkan ketika dingin
(start dingin)

Gambar 4. 29 Sistem Awalan (Choke)

Start dingin (Jarum sistem choke naik)


Bahan bakar masuk melalui lubang penambahan Jumlah udara tetap, bensin
yang masuk bertambah, sehingga campuran menjadi kaya bahan bakar yang
masuk menjadi lebih banyak Motor mudah hidup.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 101


[Kegiatan Pembelajaran 4

Tuas cuk
Jarum sistem
cuk

Lubang
penambahan

Gambar 4. 30 Sistem Choke Bekerja

Bagian – bagian utama karburator vakum konstan (venturi variabel)

102 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

Gambar 4. 31 Konstruksi Karburator Vakum Konstan (Venturi Variabel)

Catatan :
Vakum yang konstan pada celah juga merupakan kecepatan udara yang
konstan.Maka luas penampang celah berhubungan langsung dengan jumlah
aliran udara. Dengan demikian, perbandingan campuran dapat diatur secara
mudah lewat bentuk tirus pada jarum torak pengatur.

5) Sistem Pengaya
Berfungsi Memperkaya campuran

Gambar 4. 32 Konstruksi Sistem Pengaya

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 103


[Kegiatan Pembelajaran 4

1. Sebagai pengaya campuran pada saat start


Saat mesin di start pergerakan piston lambat kevakuman kecil, membran tidak
tertarik pegas mendorong membran peluru menutup saluran udara luar yang
akan menuju saluran udara 2(PAJ), campuran menjadi kaya

2. Sebagai pengaya campuran pada saat jalan menanjak (kecepatan kendaraan


rendah transmisi masuk gigi tinggi, trotel di buka penuh)
Pada saat kondisi tersebut gerakan piston lambat kevakuman kecil membrane
tidak tertarik, pegas mendorong membrane, peluru menutup saluran udara
luar yang akan menuju kesaluran udara 2(PAJ), campuaran menjadi kaya.

Campuran normal

Throttle
AS
Valve Coasting
Mesin Enricher
TER
BUKA

Bahan Bakar
dan Udara Udara
Bahan PA
bakar
J
PJ

104 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

Campuran Kaya

Throttle
Valve Coasting AS
Mesin Enricher

TER
TUTUP
Bahan bakar
dan udara Udara
Bahan PA
bakar
J
PJ

Gambar 4. 33 Cara Kerja Sistem Pengaya

4. Pemeriksaan Kinerja Karburator

Percampuran bahan bakar dan udara ditentukan di dalam karburator yang


secara langsung mempengaruhi kemampuan mesin sehingga pemeriksaan dan
penyetelan karburator sangatlah penting. Biasanya masalah yang terjadi di
karburator sebagian besar adalah disebabkan oleh penyumbatan kotoran dan
tidak sikronnya karburator pada mesin yang menggunakan karburator banyak
dan penyebab lain adalah keausan part, komponen kendor, kesalahan setel,
misalnya terlalu gemuk atau terlalu kurus atau rich dan lean sehingga mesin
bermasalah

4.1. Saat menentukan masalah


Meskipun masalah karburator langsung mempengaruhi kondisi mesin, tetapi
rusaknya komponen lain juga akan mempengaruhi pada pembakaran,
performance/tenaga, dan pemakaian bahan bakar yang boros. Jika hanya
menyimpulkan karburator saja yang bermasalah, mungkin malah akan

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 105


[Kegiatan Pembelajaran 4

mempersulit dalam memecahkan masalah. Dan untuk mempermudah


merenanakan permasalahan, sebaiknya menerapkan sistim “Three element” (3
faktor penting) yang mempengaruhi untuk kerja mesin ( campuran bahan bakar
yang baik, Kompresi yang baik, serta pengapian yang baik)

1) Sistim bahan bakar dan sistim pemasukan


2) Sistim kompresi
3) Sistim pengapian

4.2. Menentukan penyebab permasalahan, perbaikan pada perawatan


Jika anda menentukan permasalahan di karburator, sebaiknya setelah komponen
diperiksa dan barulah periksa kerapatan percampuran udara dan bahan bakar/
density (terlalu kaya atau terlalu miskin) dan periksa cara kerja karburator pada
berbagai kondisi kecepatan.

1) Dasar pemeriksaan dan penyetelan


Pemeriksaan kerja putaran mesin (dengan membuka Therottle
Valve/handel/Gas) untuk memeriksa gejala yang terjadi pada bagian variasi
putaran mesin. Selanjutnya bongkar karburator dengan hati-hati periksa
kemungkinan adanya penyumbatan kotoran, kekendoran komponen, dan
keusan. Bersihkan kencangkan, dan ganti jika perlu. Setel dan periksa standart
setting sessuai dengan spesifikasi sesuai dalam service data poster

2) Masalah dan pemeriksaan pada sistim pelampung/float system

Banjir /overflow
Karburator banjir/overflow karena disebabkan kapasitas bensin dalam rumah
pelampung terlalu banyak penyebabnya adalah ketinggian permukaan bensin
melebihi ketinggian pipa over flow. Dan jika sepeda motor tetap dijalankan, maka
akan terjadi percampuran gemuk/terlalu banyak bensin hal ini akan menimbulkan
masalah. Penyebabnya adalah, pelampung bocor, salah dalam penyetetan
ketinggian lidah pelampung, atau ada kotoran yang menyumbat jarum
pelampung, sehingga bensin terus mengalir.

106 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

4.3. Pemeriksaan dan penyetelan ketinggian bahan bakar


Ukuran ketinggian bahan bakar dinyatakan dalam satuan mm, dibawah titik
tengah sambungan karburator. Tergantung dari tipe model. Jika pengganti
komponen part karburator, harus mengikuti prosrdur pemeriksaan dan penyebab
sbb:

1) Metode pemeriksaan dan penyetelan


Pasangkan “fuel level” (selang transparan) pada bagian pipa pengurus untuk
mengetahui secara actual ketinggian bahan bakar. Tetapi pada umumnya
pengukuran ketinggian bahan bakar dengan mengukur ketinggian pelampung.

 Balikkan posisi karburator, setelah melepas gasket dan rumah pelampung.


 Setelah pelampung diangkat, periksa kondisi jarum pelampung pada saat
posisi lidah pelampung dengan permukaan sambungan karburator (dimensi
“H”) dengan menggunakan skuifmat/jangka sorong.
 Untuk “independent float” ukur ketinggian lengkap pelampung.
 Jika ketinggian diluar stsndart, setel dengan membengkokan lidah pelampung.

Gambar 4. 34 Pemeriksaan Ketinggian Pelampung

2) Pemeriksaan ketinggian bahan bakar actual


 Pengukuran dengan “fuel level guage” dapat melakukan dengan karburator
dalam posisi terpasang.
 Pasangkan special tool (fuel level guage) pada bagian baut penguras
 Putar kran bensin pada posisi “PRI” atau “ON” dan kendorkan baut penguras.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 107


[Kegiatan Pembelajaran 4

 Luruskan fuel level guege pada bodi karburator, buat penguras, dan lihat
prmukaan bensin pada “fuel level guage”

Gambar 4. 35 Pemeriksaan Ketinggian Bahan Bakar

3) Penyetelan langsam/idle
a) Setel gerak bebas handel gas dengan kelonggaran 3-7 mm.
b) Setel buat seletan angin/air screw sesuai spesifikasi.
c) Hidupkan mesin untuk pemanasan- pasangkan engine tachometer.
d) Setel baut putaran langsam sedikit lebih tinggi dari spesifikasi (tambahkan
100rpm)
e) Putar baut setelan angin/ air screw kedalam atau keluar ¼ hinga ½ dan
dengarkan perubahan putaran mesin, jika tidak aka nada perubahan, setel
sesuai spesifikasi seperti pada langka b)
f) Setel putaran langsam sesuai spesifikasi.
g) Dan yang terakhir, periksa kembali putaran mesin dengan membuka gas
secara perlahan – lahan dua atau tiga kali

4) Penyetelan campuran bahan bakar dan udara


a. Putar sekrup penyetel campuran idle searah jarum jam sampai duduk dengan
ringan kemudian kembalikan ke arah yang berlawanan sesuai spesifikasi
pabrik.
b. Panasi mesin sampai temperatur kerja
c. Pasang tachometer

108 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

d. Hidupkan mesin sampai mencapai putaran stasioner 1500 ± 100 rpm


e. Putar sekrup campuran idle masuk atau keluar sampai memperoleh putaran
tertinggi dan rata.
f. Setel kembali putaran mesin sampai diperoleh putaran stasioner dengan cara
memutar sekrup penyetel putaran idle.
g. Putar gas tangan perlahan-lahan, periksa apakah kenaikan putaran mesin
sudah halus, kalau tidak ulangi langkah sampai langkah.

Instruksi kerja
1. Sekrup penyetel campuran idle disetel jika telah mengalami pembongkaran
2. Untuk memperoleh hasil penyetelan yang baik, mesin harus dalam keadaan
panas kerja
3. Gunakan tachometer untuk memperoleh putaran yang diinginkan

Keselamatan kerja
Jangan mengencangkan atau memutar sekrup pengikat atau sekrup penyetel
dengan terlalu keras, karena akan merusak kedudukannya.
Bila kedudukan skrup penyetel rusak maka harus ganti karburator LENGKAP.

D. Aktivitas Pembelajaran

Aktivitas pembelajaran pada kegiatan pembelajaran Perawatan Berkala Mesin


Sepeda motor terdiri atas dua bagian: yaitu diskusi materi dan aktivitas
mengerjakan lembar kerja. Anda dipersilahkan melakukan aktivitas pembelajaran
tersebut secara mandiri dengan penuh tanggung jawab yang tinggi.

Diskusi Materi
Pada saat mempelajari materi, baca uraian materi sampai tuntas dengan teliti,
kritis, dan rasa ingin tahu yang tinggi dan buatlah rangkuman dengan kreatif
dalam bentuk peta pikiran (mindmap) secara mandiri kemudian diskusikan dalam
kelompok. Baca juga buku Panduan Penilaian untuk Pendidikan Menengah
Kejuruan, Kemendikbud. Selanjutnya, perwakilan kelompok bekerjasama
mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan anggota kelompok lain
menghargai, memperhatikan dan menanggapinya secara aktif.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 109


[Kegiatan Pembelajaran 4

Lembar Kerja
Setelah mengkaji materi Perawatan Berkala Mesin Sepeda motor Anda dapat
mencoba melakukan kegiatan yang dalam modul ini disajikan dalam lembar
kerja. Pastikan Anda sudah menguasai seluruh materi dalam modul. Aktivitas
dapat dilakukan secara mandiri atau dapat bekerjasama dalam kelompok
masing-masing serta menyelesaikan aktivitas secara disiplin sesuai dengan
waktu yang ditentukan.

LK 4 :
- Lakukan pembongkaran karburator
- Lakukan identifikasi bagian bagian karburator
- Lakukan penyetelan Idle dengan benar

Permulaan dari proses pembelajaran


a. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat
pada tahap belajar.
b. Merevisi dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan
pengetahuan Anda.

Implementasi
a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman.
b. Mengamati indikator kemajuan personal melalui kegiatan praktik.
c. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah diperoleh

E. Latihan/Tugas

1. Jelaskan fungsi sistem pengaliran bahan bakar !


2. Jelaskan bagan aliran sistem pengaliran bahan bakar !
3. Sebutkan 2 macam konstruksi sistem pengaliran bahan bakar !
4. Jelaskan tiga komponen utama sistem pengaliran bahan bakar !
5. Jelaskan tuntutan utama yang harus dimiliki oleh karburator !
6. Jelaskan syarat utama pembentukan sebuah campuran !
7. Jelaskan jenis karburator berdasarkan arah aliran bahan bakarnya !

110 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

8. Apa yang dimaksud dengan


a. Sistem awalan
b. Sistem idel
c. Sistem utama
d. Sistem pelampung

F. Rangkuman

1. Sistem aliran bahan bakar bensin berfungsi untuk mengalirkan bensin dari
tangki menuju ruang bakar agar motor dapat hidup, disamping itu juga
berperan dalam mengatur jumlah campuran bahan bakar

2. Bagan sistem pengaliran bahan bakar karburator adalah tangki---kran bahan


bakar---saringan bahan bakar---karburator---ruang bakar mesin

3. Konstruksi sistem pengaliran bahan bakar bensin ada dua macam, yaitu
sistem pengaliran kran Mekanis (menggunakan kran manual)
sistem pengaliran kran Otomatis (menggunakan kran vakum)

4. Komponen sistem pengaliran bahan bakar adalah


a. Tangki
Tipe tangki bahan bakar
Tangki bahan bakar dibedakan berdasarkan bahan atau material pembuatannya
yaitu dari Baja (steel) : umum digunakan pada sepeda motor tipe bebek, sport
dan scooter dan berbahan Alumunium : umumnya digunakan pada sepeda motor
balap

Pada tangki terdapat Tank cap (penutup tangki) yang berfungsi :


Sebagai penutup lubang pengisian bahan bakar
 Untuk melindungi bahan bakar dari masuknya bahan lain yang merugikan
terutama debu dan air
 Sebagai tempat lubang ventilasi tangki
 Menjaga agar bahan bakar tidak tumpah ketika sepeda motor terguling

Tipe tutup tangki


Terdapat beberapa tipe tutup tangki bahan bakar yaitu :
 Tipe Breather pipe : digunakan pada sepeda motor untuk motorcross

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 111


[Kegiatan Pembelajaran 4

 Tipe normal : digunakan pada sepeda motor dengan kapasitas silinder kecil
 Tipe check valve (dengan check ball) : digunakan pada sepeda motor
kapasitas silinder besar.

b. Filler tube
Adalah salah bagian dari konstruksi tangki yang berfungsi menjaga
melimpahnya bensin pada saat ada goncangan (jika kondisi panas, bensin
akan memuai).

c. Kran bahan bakar


Berfungsi untuk membuka dan menutup aliran bensin dari tangki dan
sebagai penyaring kotoran/partikel debu.

5. Karburator adalah salah satu komponen sistem bahan bakar konvensional


pada kendaran bermotor yang berfungsi :
 Mengubah campuran tersebut menjadi kabut.
 Mengatur perbandingan campuran antara udara dan bahan bakar
 Mengatur jumlah campuran bahan bakar dan udara

6. Prinsip kerja karburator adalah adanya perbedaan tekanan

7. Persyaratan sistem pembentukan campuran :


 Perbandingan campuran bensin/udara harus sesuai dengan keperluan motor
 Campuran bensin/udara harus homogen
 Jumlah campuran yang dihisap motor harus dapat diatur

8. Karburator berdasar arah alirannya dibedakan menjadi dua tipe


 Side draft
Arah aliran bahan bakar berasal dari samping ruang bakar
 Down draft
Arah aliran bahan bakar berasal dari atas ruang bakar

9. Pada Karburator terdiri dari beberapa sistem yang mempunyai fungsi sendiri-
sendiri tapi merupakan suatu kesatuan yaitu:
 Start system
Sistem yang bekerja ketika mesin dalam pertama kali dihidupkan (mesin dalam
kondisi dingin)

112 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

 Pilot system
Sistem yang berkerja ketika mesin berputar stasioner (tanpa beban)
 Main system
Sistem yang berkerja ketika mesin pada putaran menengah sampai tinggi (beban
menengah sampai tinggi)
 Float system
Sistem yang berfungsi menstabilkan ketinggian permukaan bahan bakar pada
ruang pelampung

10. Perbandingan ideal yang harus dihasilkan karburator adalah 1 : 15

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Pada bagian umpan balik dan tindak lanjut peserta diklat secara jujur harus
mampu menilai kemampuan diri sendiri seperti yang tertera pada tabel di bawah:

No Pernyataan Ya Tidak

1 Saya dapat menjelaskan fungsi sistem pengaliran bahan bakar

2 Saya dapat menjelaskan bagan sistem pengaliran bahan bakar

3 Saya dapat menjelaskan konstruksi sistem pengaliran bahan bakar

4 Saya dapat menjelaskan cara kerja sistem pengaliran bahan bakar

5 Saya dapat menjelaskan komponen sistem pengaliran bahan bakar

6 Saya dapat menjelaskan cara kerja komponen sistem pengaliran


bahan bakar
7 Saya dapat menjelaskan cara kerja sistem karburator

8 Saya dapat menjelaskan komponen sistem karburator

9 Saya dapat menjelaskan sistem yang bekerja pada karburator

10 Saya dapat merawat berkala sistem pengaliran bahan bakar


karburator

Jika semua pernyataan diatas dijawab dengan ya berarti peserta bisa


melanjutkan mempelajari materi berikutnya

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 113


[Kegiatan Pembelajaran 4

H. Kunci Jawaban

1. Sistem aliran bahan bakar bensin berfungsi untuk mengalirkan bensin dari
tangki menuju ruang bakar agar motor dapat hidup, disamping itu juga
berperan dalam mengatur jumlah campuran bahan bakar

2. Bagan sistem pengaliran bahan bakar karburator adalah tangki---kran bahan


bakar---saringan bahan bakar---karburator---ruang bakar mesin

3. Konstruksi sistem pengaliran bahan bakar bensin ada dua macam, yaitu
 sistem pengaliran kran Mekanis (menggunakan kran manual)
 sistem pengaliran kran Otomatis (menggunakan kran vakum)

4. Komponen utama sistem bahan bakar adalah tangki, keran bahan bakar,
filler tube dan karburator.

5. Tuntutan utama Karburator adalah


 Mengubah campuran tersebut menjadi kabut.
 Mengatur perbandingan campuran antara udara dan bahan bakar
 Mengatur jumlah campuran bahan bakar dan udara

6. Persyaratan sistem pembentukan campuran :


 Perbandingan campuran bensin/udara harus sesuai dengan keperluan motor
 Campuran bensin/udara harus homogen
 Jumlah campuran yang dihisap motor harus dapat diatur

7. Jenis Karburator berdasar arah alirannya adalah:


 Side draft
Arah aliran bahan bakar berasal dari samping ruang bakar
 Down draft
Arah aliran bahan bakar berasal dari atas ruang bakar

114 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

8. Yang dimaksud dengan


a. Sistem awalan (Choke)
Membentuk campuran yang kaya, agar mesin mudah dihidupkan ketika dingin
(start dingin)
b. Sistem stasioner (idel)
Membentuk atau mengatur campuran ketika mesin berputar stasioner (tanpa
beban)
c. Sistem utama
Berfungsi Mengatur jumlah campuran pada beban menengah sampai beban
penuh.
d. Sistem Pelampung
Berfungsi untuk menstabilkan tinggi permukaan bensin pada ruang pelampung

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 115


[Kegiatan Pembelajaran 4

116 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

Kegiatan Pembelajaran 5: Emisi Gas Buang

A. Tujuan

Melalui belajar mandiri dan diskusi kelompok peserta diklat mampu melakukan
telaah emisi gas buang dan dampak yang diakibatkan serta melakukan praktek
pengukuran emisi gas buang kendaraan

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Setelah mempelajari materi ini peserta diklat mampu


1. Menelaah Emisi Gas buang
2. Mengukur emisi gas buang kendaraan sepedamotor pada tempat yang
terbuka

C. Uraian Materi

Emisi gas buang adalah sisa hasil pembakaran bahan bakar di dalam mesin
pembakaran dalam, mesin pembakaran luar, mesin jet yang dikeluarkan melalui
sistem pembuangan mesin.

1. Dampak Terhadap Udara Dan Iklim

Selain menghasilkan energi, pembakaran sumber energi fosil misalnya minyak


bumi dan batubara juga menghasilkan gas-gas yaitu antara alin karbon dioksida
(CO2), nitrogen Oksida (NOx) dan sulfur dioksida (SO2) dimana gas-gas tersebut
menyebabkan pencemaran udara yang mengakibatkan timbulnya hujan asam,
smog dan pemanasan global.

Menurut penelitian yang ada, selain bahan bakar fosil yang menyebabkan
pencemaran paling tinggi (SO2), batubara juga menghasilkan karbon dioksida
terbanyak. Jika kita membakar 1 ton batubara akan mengkasilkan sekitar 2,5 ton
karbon dioksida.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 117


Kegiatan Pembelajaran 5

1.1. Komposisi Gas Buang


Sisa hasil pembakaran berupa air (H2O), gas CO atau disebut juga karbon
monooksida yang beracun, CO2 atau disebut juga karbon dioksida yang
merupakan gas rumah kaca, NOx senyawa nitrogen oksida, HC berupa senyawa
Hidrat arang sebagai akibat ketidaksempurnaan proses pembakaran serta
partikel lepas.

1.2. Penyebab Efek Rumah Kaca


Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbon dioksida
(CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini
disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak, batu bara dan
bahan bakar organik lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan
dan laut untuk menyerapnya.

Energi yang masuk ke Bumi:


25% dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer
25% diserap awan
45% diserap permukaan bumi
5% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi

Energi yang diserap dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah oleh
awan dan permukaan bumi. Namun sebagian besar inframerah yang
dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk
dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam keadaan normal, efek rumah kaca
diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara siang dan
malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda.

Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah belerang
dioksida, nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa
senyawa organik seperti gas metana dan klorofluorokarbon (CFC). Gas-gas
tersebut memegang peranan penting dalam meningkatkan efek rumah kaca.

Pemanasan global disebabkan oleh meningkatnya kadar gas rumah kaca (CO2,
CH4, dll) di udara. Gas-gas tersebut menyerap sinar matahari yang dipantulkan
oleh bumi sehingga suhu atmosfer menjadi naik. Hal tersebut dapat
mengakibatkan perubahan iklim dan kenaikan permukaan air laut.

118 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

2. Emisi Gas Buang yang Dihasilkan Kendaraan Bermotor

Dalam pembakaran (oksidasi) yang sempurna (teoritis), secara kimia dapat


dituliskan sebagai berikut :

C8H18 + O2 CO2 + H20

Tetapi pada kenyataannya udara tidak hanya mengandung Oksigen (O2), ada
gas-gas lain yang ikut terbakar pada saat proses pencampuran dan pembakaran
di dalam ruang bakar, sehingga secara kimia dapat dituliskan sebagai berikut:

C8H18 + Pb + N2 + S + O2 CO2 + CO + H2O + N2 + HC + PbOX + SOX +


NOX.

Dalam hal ini Zat – zat yang beracun adalah Carbon Monoxide (CO),
Hydrocarbon (HC), Nitrogen Oxide (NOx), Sulphur Oxide (SOx), Plumbum Oxide
(PbOx), Namun demikian hanya gas-gas CO2 , CO, HC dan O2 yang perlu
dianalisa, karena gas-gas ini sangat berpengaruh dalam mendiagnosa kerja
mesin.

1. Carbon Monoxide (CO) adalah gas yang sangat beracun yang terbentuk
karena terjadinya pembakaran yang tidak sempurna, misalnya campuran
bahan bakar dan udara terlalu kaya (lebih banyak bahan bakar dibanding
udara), sehingga kekurangan udara (O2) untuk mengikat Carbon, akibatnya
CO menjadi tinggi. Besar kecilnya CO diukur dalam satuan prosen (%).
Penyebab umum timbulnya gas CO tinggi adalah: filter udara kotor,
penyetelan karburator yang kurang pas atau karburator dalam keadaan
choke.
2. Hydrocarbon (HC) adalah gas beracun lainnya yang diukur dengan satuan
PPM (Part Per Million) yang timbul akibat adanya pembakaran yang tidak
sempurna karena system pengapian yang tidak bagus atau juga bisa
disebabkan karena adanya tekanan kompresi yang lemah.
3. Carbon dioksida (CO2) dan Oksigen (O2). Indikasi adanya kedua gas ini tidak
bisa di hindari karena setiap pembakaran yang memerlukan oksigen (O2) pasti
akan menimbulkan gas bekas pembakaran yang disebut carbon dioksida

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 119


Kegiatan Pembelajaran 5

(CO2). Pembakaran yang sempurna selalu menghasilkan carbon dioksida


(CO2) yang tinggi dan oksigen (O2) yang rendah.

3. Gas Buang Pada Kendaraan Bermotor /Exhaust Gases

Gas buang dari motor terdiri dari asap knalpot motor, gas buang dari selang
pernapasan crankcase, dan uap bensin dari selang pernafasan tangki dan
karburator.

3.1. Proses terjadinya gas pembuangan


Meskipun prosentase tersebar dari campuran bensin dan udara yang dibakar
menghasilkan CO2 (Carbondioksida), gas yang berbahaya lainnya juga akan
timbul seperti gas CO (carbon monoxide), HC (hydrocarbons) dan NOx (Nitrogen
oxides) yang dihasilkan dari proses pembakaran yang tidak sempurna.

1) CO
Gas CO dihasilkan dari pembakaran yang tidak
Sempurna yang diakibatkan kurangnya campuran udara, seperti terlihat dalam
reaksi kimia berikut ini :

2C + O2 (oxygen) – 2CO

tetapi jika campuran udara tercukupi, dan terjadi proses pembakaran yang
sempurna maka menghasilkan CO2 seperti dibawah ini :
C (carbon) + O2 – CO2

Gambar 5. 1 Grafik Konsentrasi CO dan CO2

120 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

Dengan demikian pelepasan gas CO dan CO2 dari mesin mempunyai hubungan
yang erat dengan ratio perbandingan udara dan bensin (yang masuk ke mesin)
diperhatikan pada gambar 5.1 secara jelas dapat disimpulkan gas CO sangat
dipengaruhi oleh perbandingan bahan bakar dan udara sehingga kadar CO
dapat dikurangi dengan menambah jumlah udara yang diperlukan dalam
pembakaran. Tetapi jika udara terlalu kurus, maka akan terjadi kegagalan
pembakaran yang akan menaikkan HC, dan tenaga mesin menjadi drop.

2) HC
HC singkatan dari hydrogen dan carbon, ketika terjadi pembakaran sempurna C
menjadi CO2 dan H2 (hydrogen) menjadi H2O (air tapi dalam hal ini air akan
menguap).
2H2 + O2 2H2O
HC dihasilkan dari pipa exhaust sebagai hasil pembakaran yang tidak sempurna
karena kekurangan bahan bakar. Secara umum dapat disebabkan oleh 3 kasus.

 Api yang dihasilkan Busi pada ruang pembakaran bergerak sangat cepat
sekali, tetapi suhu disekitar dinding ruang pembakaran rendah, sehingga
terjadi kegagalan pembakaran. Daerah tempat terjadinya kegagalan
pembakaran disebut dengan “quenching zone”. Dan campuran udara dan
bahan bakar yang tidak terbakar dari “quenching zone” tadi didorong keluar
oleh piston ke knalpot.
 Saat jarum skep kembali menutup dari posisi terbuka, (deselerasi) sedangkan
putaran mesin masih tinggi terjadi hisapan bahan bakar secara besar-
besaran, campuran menjadi sangat kaya dan banyak bahan bakar yang tidak
terbakar dan terbuang.
 Langkah overlaping yang terlalu panjang sehingga mengakibatkan
terbuangnya gas segar ke lubang buang. (terjadi khususnya pada putaran
rendah).
3) NOx
NOx adalah singkatan dari campuran nitrogen dan oxygen gas yang biasa
dihasilkan dari pembakaran pada temperatur tinggi. Ada perbedaan tipe
tergantung dari proses pengikatnya dengan oxygen (oksidasi) jika NOx (Nitrogen
oxide) dihasilkan oleh reaksi berikut ini :
N2 + O2 2NO

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 121


Kegiatan Pembelajaran 5

Gambar 5. 2 Pengaruh temperature terhadap NOx

Bagaimanapun juga NO2 berasal dari reaksi penggabungan antara O2 dan


Nitrogen (N) dalam udara pada ruang bakar ,pada temperature rendah (normal)

2NO + O2 2NO2

Kebanyakan dari NOx yang dihasilkan dari reaksi penggabungan antara NO dan
NO2. Pada temperature tinggi

3.2. Mengurangi gas buang


1) Mengurangi CO dan HC
CO adalah komponen yang timbul dari proses pembakaran yang tidak sempurna,
dan CO bisa dikurangi dengan membuat campuran yang lebih kurus tetapi
pengapian sulit terjadi. Seperti gambar di bawah.

Gambar 5. 3 CO Versus Perbandingan Udara dan Bahan Bakar

122 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

Hal ini akan membuat kegagalan pengapian yang berakibat meningkatnya HC


dan performa menurun. HC adalah gas yang dihasilkan dari campuran udara dan
bahan bakar yang gagal dalam proses pembakaran dan sangat berbahaya. Sifat
dan jenisnya hampir sama dengan CO. Lebih jelasnya dapat dilihat dalam
gambar di bawah.

Gambar 5. 4 HC Versus Perbandingan Udara dan Bahan Bakar

Jika campuran kaya akan meningkatkan HC terutama pada saat deselerasi.


Tolak ukur dari menurunya kadar HC dan CO, adalah dihasilkannya pembakaran
yang sempurna. Untuk mencapai hal ini, harus dilakukan perbaikan-perbaikan
antara lain:

 Meningkatkan kemampuan karburator sehingga dapat menghasilkan


campuran udara dan bahan
 bakar yang tepat dan konstan.
 Dikembangkannya alur turbulensi pada saluran hisap untuk menyempurnakan
campuran.
 Merubah bentuk ruang bakar campuran mudah terbakar.
 Waktu “Over Laping” diperpendek, untuk mengurangi Gas baru yang terbuang
pada saat terjadi langkah overlap.
 Sistim pengapian ditingkatkan kemampuannya.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 123


Kegiatan Pembelajaran 5

2) Mengurangi Kadar NOx


Cara yang paling efektif mengurangi kadar CO dan HC adalah dengan
pembakaran yang sempurna dan campuran udara bersih tetapi hal ini tidak untuk
emisi NOx. Seperti yang terlihat pada gambar di bawah, nilai terbesar mendekati
stoichiometric ratio, dan semakin tinggi efisiensi proses pembakaran, semakin
tinggi pula temperatur proses pembakaran, terutama pada saat mesin
berakselerasi semakin banyak dihasilkan NOx.

Hal ini menjadi dasar untuk menekan kadar emisi CO dan HC, sehingga ukuran
untuk menguranginya cukup sulit. Tetapi umumnya metode yang digunakan telah
dijelaskan diatas.

 Turbulensi dapat digunakan untuk meningkatkan kepekatan campuran udara


dan bahan bakar untuk menghasilkan pembakaran yang tepat dan
memperpendek waktu pembakaran dengan suhu yang tinggi. Bentuk ruang
pembakaran ditingkatkan untuk menghasilkan efek yang sama seperti
disebutkan diatas.

Gambar 5. 5 NOx versus Perbandingan Udara dan Bahan Bakar

3) Mengukur kadar emisi gas buang sepedamotor

Peralatan :
1. Obeng Plus
2. Obeng Minus
3. Engine tachometer
4. Multi gas analyser tester

124 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

Bahan :
1. Motor/ mesin hidup
2. Bensin
3. Kain lap

Langkah Kerja :
 Panaskan mesin sampai mencapai temperatur kerja ± 80o C.
 Pasang engine tachometer
 Lepaskan baut pada pipa knalpot dan pasangkan alat perlengkapan pengukur
CO (CO tester)
 Lakukan Kalibrasi CO tester (sesuai dengan buku manual)
 Hidupkan mesin dan setel pada putaran idle (putaran stasioner)
 Masukkan sampling probe pada knalpot dan periksa kadar CO pada display
CO tester.
 Putar sekrup penyetel campuran idle sampai mencapai kadar CO standard
yang di ijinkan.
 Karena adanya perubahan setelan sekrup penyetel campuran idle maka
putaran stasioner akan berubah, maka setel kembali sekrup peneyel putaran
(sekrup RPM) sampai mencapai putaran idle sesuai spesifikasi.
 Lakukan langkah penyetelan CO dua atu tiga kali sampai mendapatkan kadar
CO sesuai dengan spesifikasi dan pastikan putaran stasioner tidak ada
perubahan.

Keselamatan Kerja :
Pastikan selama pengukuran berlangsung tidak ada slang probe yang tersumbat
atau terjepit.
Ruang pemeriksaan harus mempunyai system ventilasi udara yang baik.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 125


Kegiatan Pembelajaran 5

Gambar Kerja :
Gambar kerja sesuai dengan gambar pada langkah kerja.

Gambar 5. 6 Instalasi Pengukuran Gas Buang

Gambar 5. 7 Pemasangan Ujung Alat Ukur

Gambar 5. 8 Posisi Ujung Probe Alat Ukur

126 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

D. Aktivitas Pembelajaran

Aktivitas pembelajaran pada kegiatan pembelajaran Perawatan Berkala Mesin


Sepeda motor terdiri atas dua bagian: yaitu diskusi materi dan aktivitas
mengerjakan lembar kerja. Anda dipersilahkan melakukan aktivitas pembelajaran
tersebut secara mandiri dengan penuh tanggung jawab yang tinggi.

Diskusi Materi
Pada saat mempelajari materi, baca uraian materi sampai tuntas dengan teliti,
kritis, dan rasa ingin tahu yang tinggi dan buatlah rangkuman dengan kreatif
dalam bentuk peta pikiran (mindmap) secara mandiri kemudian diskusikan dalam
kelompok. Baca juga buku Panduan Penilaian untuk Pendidikan Menengah
Kejuruan, Kemendikbud. Selanjutnya, perwakilan kelompok bekerjasama
mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan anggota kelompok lain
menghargai, memperhatikan dan menanggapinya secara aktif.

Lembar Kerja
Setelah mengkaji materi Perawatan Berkala Mesin Sepeda motor Anda dapat
mencoba melakukan kegiatan yang dalam modul ini disajikan dalam lembar
kerja. Pastikan Anda sudah menguasai seluruh materi dalam modul. Aktivitas
dapat dilakukan secara mandiri atau dapat bekerjasama dalam kelompok
masing-masing serta menyelesaikan aktivitas secara disiplin sesuai dengan
waktu yang ditentukan

LK 5 :
- Lakukan penyetelan CO secara mandiri dengan benar

Permulaan dari proses pembelajaran


a. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat
pada tahap belajar.
b. Merevisi dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan
pengetahuan Anda.

Implementasi
a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman.
b. Mengamati indicator kemajuan personal melalui kegiatan praktik.
c. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah diperoleh

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 127


Kegiatan Pembelajaran 5

E. Latihan/Tugas

1. Gas di Udara yang merupakan Polutan ialah….


a. SO2
b. O2
c. Nitrogen
d. Hidrogen

2. Gas yang paling dominan penyebab terjadinya efek rumah kaca….


a. NOx
b. CO
c. CO2
d. CH4

3. Gas yang paling dominan penyebab terjadinya hujan asam….


a. NOx
b. CO
c. CO2
d. CH4

4. Secara Normal energi panas dari sinar matahari diserap bumi sebesar….
a. 25%
b. 15%
c. 45%
d. 5%

5. Pernyataan di bawah ini yang paling benar adalah….


a. Pemanasan grobal menimbulkan efek rumah kaca
b. Pemanasan global menimbulkan hujan asam
c. Efek rumah kaca menimbulkan pemanasan global
d. Hujan asam menimbulkan pemanasan grobal

128 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

6. Secara ideal teoristis hasil pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor


menghasilkan….
a. N2 + H
b. CO2 + H2O
c. PBOx + NOx
d. CO +N2

7. Di bawah ini adalah gas yang perlu di analisa dalam memerlukan performa
mesin kecuali….
a. CO
b. CO2
c. PBOx
d. HC

8. Jika campuran bahan bakar kaya maka gas buang benyak menghasilkan
gas….
a. CO
b. CO2
c. PBOx
d. HC

9. Jika sistem pengapian tidak sempurna, maka emisi gas buang banyak
menghasilkan….
a. CO
b. CO2
c. PBOx
d. HC

10. Emisi gas buang yang diukur dalam susunan PPM (Past Per Milloni)
adalah….
a. CO
b. CO2
c. NOx
d. HC

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 129


Kegiatan Pembelajaran 5

F. Rangkuman

Emisi gas buang adalah sisa hasil pembakaran bahan bakar di dalam mesin
pembakaran dalam, mesin pembakaran luar, mesin jet yang dikeluarkan melalui
sistem pembuangan mesin

Dampak terhadap udara dan iklim


Selain menghasilkan energy, pembakaran sumber energy fosil misalnya minyak
bumi dan batubara juga menghasilkan gas-gas yaitu antara lain karbon dioksida
(CO2), nitrogen Oksida (NOx) dan sulfur dioksida (SO2) dimana gas-gas tersebut
menyebabkan pencemaran udara yang mengakibatkan timbulnya hujan asam,
smog dan pemanasan global.

Komposisi Gas Buang


Sisa hasil pembakaran berupa air (H2O), gas CO atau disebut juga karbon
monooksida yang beracun, CO2 atau disebut juga karbon dioksida yang
merupakan gas rumah kaca, NOx senyawa nitrogen oksida, HC berupa senyawa
Hidrat arang sebagai akibat ketidak sempurnaan proses pembakara serta partikel
lepas.

Penyebab efek rumah kaca


Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbon dioksida
(CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Dengan meningkatnya konsentrasi gas
CO2 di atmosfer, maka akan semakin banyak gelombang panas yang
dipantulkan dari permukaan bumi diserap atmosfer. Hal ini akan mengakibatkan
suhu permukaan bumi menjadi meningkat.

Terjadinya gas pembuangan


Proses terjadinya gas pembuangan dari motor terdiri dari asap knalpot motor,
gas buang dari selang pernapasan crankcase, dan uap bensin dari selang
pernafasan tangki dan karburator.

Jika campuran kaya akan meningkatkan HC terutama pada saat deselerasi.


Tolok ukur dari menurunya kadar HC dan CO, adalah dihasilkannya pembakaran
yang sempurna. Untuk mencapai hal ini, harus dilakukan perbaikan-perbaikan
antara lain :

130 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

 Meningkatkan kemampuan karburator sehingga dapat menghasilkan


campuran udara dan bahan bakar yang tepat dan konstan.
 Dikembangkannya alur turbulensi pada saluran hisap untuk menyempurnakan
campuran.
 Merubah bentuk ruang bakar campuran mudah terbakar.
 Waktu “Over Laping” diperpendek, untuk mengurangi Gas baru yang terbuang
pada saat terjadi langkah overlap.
 Sistim pengapian ditingkatkan kemampuannya

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Pada bagian umpan balik dan tindak lanjut peserta diklat secara jujur harus
mampu menilai kemampuan diri sendiri seperti yang tertera pada tabel di bawah:

No Pernyataan Ya Tidak

1 Saya dapat menjelaskan definisi emisi gas buang

2 Saya dapat menjelaskan macam-macam gas buang

Saya dapat menjelaskan dampak emisi gas buang


3
pada kesehatan dan lingkungan
Saya dapat menjelaskan emisi gas buang yang
4
dihasilkan oleh kendaraan bermotor
Saya dapat menjelaskan gangguan (penyebab
5
tingginya) emisi gas buang
Saya dapat menjelaskan cara mengurangi emisi gas
6
buang

7 Saya dapat mengukur emisi gas buang

Jika semua pernyataan diatas dijawab dengan ya berarti peserta bisa


melanjutkan mempelajari materi berikutnya

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 131


Kegiatan Pembelajaran 5

H. Kunci Jawaban

1. A. SO2
2. C. CO2
3. A. NOx
4. C. 45%
5. C. Efek rumah kaca menimbulkan pemanasan global
6. B. CO2 + H2O
7. D. HC
8. A. CO
9. D. HC
10. D. HC

132 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

Pengembangan Soal HOTS

(Lembar Kerja Pengembangan Soal)


Petunjuk:
1) Bacalah bahan bacaan Modul Penilaian dan Evaluasi Pembelajaran
Kelompok Kompetensi H (Pedagogik).
2) Buatlah 2 (dua) soal pilihan ganda dan 2 (dua) soal uraian HOTS (Higher
Order Thinking Skill) untuk tiap kegiatan pembelajaran dari modul Perawatan
Berkala Engine Managemant System Sepeda motor.
3) Dalam pembuatan soal pilihlah standar kompetensi guru (dapat Anda lihat
pada sub bab Peta Kedudukan Modul) dan indikator pencapaian kompetensi
pada tiap kegiatan pembelajaran
4) Masing-masing soal dituliskan dalam tabel kisi – kisi soal.

Paket Keahlian : Teknik Sepeda Motor


Kelompok Kompetensi : A
Modul : Perawatan Berkala Mesin Sepeda Motor

Bentuk Soal
No SKG Materi IPK
(PG / Uraian)
1 Perawatan Berkala Menelaah secara umum
Mesin Sepeda Mekanisme Katup jenis mekanisme katup
Motor Menyetel celah katub
Menelaah secara umum
sistem pelumasan
Sistem pelumasan sesuai kebutuhan mesin
Mengganti saringan oli
dan oli
Menelaah secara umum
sistem pendinginan
Memeriksa kondisi
Sistem Pendinginan
sistem pendingin
Memeriksa kinerja tutup
radiator
Menelaah prinsip kerja
sistem bahan bakar
Menyetel campuran
Sistem Bahan bahan bakar dan udara
Bakar Karburator pada karburator
Menyetel putaran
stasioner mesin sesuai
spesifikasi
Menelaah Emisi Gas
buang
Emisi Gas Buang Mengukur emisi gas
buang kendaraan
sepeda motor

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 133


Pengembangan Soal HOTS

Kaidah Penulisan Soal Bentuk Pilihan Ganda


a. Materi
 Soal harus sesuai dengan indikator soal dalam kisi-kisi.
 Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi. Artinya
semua pilihan jawaban harus berasal dari materi yang sama seperti yang
terkandung dalam pokok soal, penulisannya harus setara, dan semua pilihan
jawaban harus berfungsi.
 Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau yang paling
benar.

b. Konstruksi
 Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.
 Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang
berkaitan dengan materi yang ditanyakan.
 Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar.
 Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda.
 Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama.
 Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan, "Semua jawaban salah",
atau "Semua jawaban benar".
 Pilihan jawaban yang berbentuk angka harus disusun berdasarkan urutan
besar kecilnya nilai angka tersebut, dan pilihan jawaban berbentuk angka
yang menunjukkan waktu harus disusun secara kronologis.
 Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus
jelas dan berfungsi.
 Butir materi soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.

c. Bahasa
 Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa
Indonesia.
 Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat.
 Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang bukan merupakan
satu kesatuan pengertian. Letakkan kata tersebut pada pokok soal.

134 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

Kaidah penulisan soal uraian


a. Materi
 Soal harus sesuai dengan indikator
 Batasan jawaban yang diharapkan harus jelas
 Isi materi sesuai dengan pelajaran
 Isi materi yang ditanyakan sudah sesuai dengan jenjang sekolah/kelas

b. Konstruksi
Rumusan kalimat soal harus menggunakan kata tanya/ perintah yang menuntut
jawaban terurai.
Buatkan petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal
Buatlah pedoman penskoran segera setelah soal disusun dengan pendekatan
skor 1 benar dan salah 0.
Hal-hal yang menyertai soal: tabel, gambar, grafik, peta, atau yang sejenisnya
harus disajikan dengan jelas dan terbaca.

c. Bahasa
Butir soal menggunakan kalimat yang sederhana dan komunikatif
Butir soal tidak mengandung kata yang dapat menyinggung perasaan siswa
Butir soal tidak menggunakan kata yang menimbulkan penafsiran ganda

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 135


Pengembangan Soal HOTS

Kartu Soal
Paket Keahlian :
Kelompok Kompetensi :
Nama Penyusun :

Standar Kompetensi Buku Sumber:


Guru
Soal

Materi

Indikator

No. Soal Kunci Jawaban

 Buatlah soal secara mandiri dan penuh percaya diri.


 Bahaslah soal yang telah Anda buat bersama teman-teman
Anda/pembimbing/instruktur di kelas

136 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

Evaluasi

1. Jelaskan fungsi mekanisme katup !


2. Berdasarkan konstruksinya, jelaskan perbedaan OHV dan OHC !
3. Apa tujuan dilakukan penyetelan katup !
4. Jelaskan fungsi minyak pelumas !
5. Jelaskan alas an minyak pelumas harus diganti secara periodic !
6. Sebutkan dua jenis sistem pendinginan udara !
7. Sebutkan fungsi thermostat pada sistem pendingin air !
8. Sebutkan fungsi katup isap pada tutup radiator !
9. Sebutkan fungsi tutup radiator sebagai peningkat titik didih !
10. Jelaskan fungsi sistem pengaliran bahan bakar !
11. Jelaskan tuntutan utama yang harus dimiliki oleh karburator !
12. Jelaskan syarat utama pembentukan sebuah campuran !
13. Apa yang dimaksud dengan
a. Sistem awalan
b. Sistem idel
c. Sistem utama
d. Sistem pelampung
14. Apa penyebab tingginya kandungan gas CO pada sistem pembuangan !
15. Emisi gas buang apa yang ditimbulkan jika terjadi pembakaran tidak
sempurna.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 137


Pengembangan Soal HOTS

138 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

Penutup

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (Continuing Professional


Development), yaitu pengembangan kompetensi guru dan tenaga kependidikan
yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, bertahap, berkelanjutan untuk
meningkatkan profesionalitasnya. Dengan demikian pengembangan keprofesian
berkelanjutan adalah suatu kegiatan bagi guru dan tenaga kependidikan untuk
memelihara dan meningkatkan kompetensi guru dan tenaga kependidikan secara
keseluruhan berurutan, dan terencana mencakup bidang-bidang yang berkaitan
dengan profesinya berdasarkan pada kebutuhan individu guru dan tenaga
kependidikan diharapkan dapat dilaksanakan di sekolah dan tenaga
kependidikan secara berkelanjutan dengan bantuan modul Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan.

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini diharapkan dapat


memberikan kontribusi dan manfaat dalam mendukung upaya guru
meningkatkan kompetensi dan juga pengintegrasian pendidikan karakter dalam
setiap kegiatan pembelajaran, maupun segala segi kehidupan peserta didik.
Dengan demikian diharapkan guru dapat mengembangkan potensi-potensi
intelektual dan karakter peserta didik.

Semoga pembahasan di dalam modul ini sesuai dengan kebutuhan guru dan
tenaga kependidikan di SMK, khususnya terkait pengembangan profesionalisme
di bidang Teknik Kendaraan Ringan. Modul ini diharapkan dapat digunakan
sebagai bahan belajar mandiri yang dapat mendukung pelaksanaan tugas dan
fungsi guru.

Penyusun dengan jujur menyadari bahwa modul ini masih jauh dari sempurna.
Karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat saya harapkan dari
semua pihak.

Akhir kata, semoga modul ini bermanfaat bagi penyusun, pembaca dan bangsa
Indonesia, amin.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 139


Penutup

140 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

Daftar Pustaka

Departemen Tenaga Kerja Dan Transmigrasi R.I.-Direktorat Jenderal Pembinaan


Pelatihan Dan Produktivitas. 2007. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi-
Sektor Otomotif-Sub Sektor Sepeda Motor. Jakarta

Divisi Perawatan Sepeda Motor. Petunjuk Perawatan Suzuki Shogun.


Jakarta: PT. Indomobil Suzuki International

Jalius Jama.1982.Motor Bensin. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Modul Pelatihan. Teknik Sepeda motor 2007. VEDC Malang

M. Suratman. 2003.Servis dan Teknik Reparasi Sepeda Motor. Bandung:CV.


Pustaka Grafika

NGK Sparkplug (USA) Inc. (2006).Racing Sparkplugs for Performance


Aplications. Http://www.ngksparkplugs.com Diakses pada Tanggal 12 April
2007.

PT Astra Honda Motor (AHM).-____Pengetahuan Produk. Jakarta: Astra Honda


Training Centre.

PT Astra Honda Motor (AHM) ____.Buku Pedoman reparasi Honda Mega


Pro.Jakarta: PT. Astra Honda Motor

PT Astra Honda Motor (AHM)____.Buku Pedoman reparasi Honda PGM-FI


Supra X 125.Jakarta: PT. Astra Honda Motor

Technical Service Division, 2012. PT. Astra Honda Motor - Astra Honda Training
Centre – Technical Training Dept.

YTA. 2006. Yamaha Technical Academy. Jakarta

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 141


Daftar Pustaka

142 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Teknik Sepeda Motor KK A

Glosarium

Rocker arm adalah salah satu komponen mekanisme katup yang berfungsi
menekan batang katup

Tappet adalah tuas / batang antara

Tensioner adalah suatu mekanisme yang berfungsi menjaga kekencangan


rantai penggerak roda gigi

Trochoid adalah jenis pompa minyak pelumas jenis roda gigi yang bekerja
dengan cara berputar pada porosnya

Dry sump lubrication adalah pelumasan kering artinya panic penampung


minyak pelumas berada di luar mesin

Thermostat adalah salah satu komponen sistem pendinginan yang berkerja


berdasarkan suhu

Deformation thermal adalah perubahan bentuk akibat adanya panas

Thermal resistence adalah daya tahan bahan terhadap panas

Stoichiometric air fuel ratio adalah ketetapan ideal pada perbandingan


campuran udara dan bahan bakar

PAIR atau Pulse Secondary Air injection adalah sistem yang dibuat untuk
mengurangi kadar CO dan HC pada gas buang dengan cara menginjeksikan
udara segar ke saluran buang (exhaust)

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 143


Glosarium

144 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


MODUL
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

KOMPETENSI KEAHLIAN
TEKNIK SEPEDA MOTOR
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
DAN PENGEMBANGAN SOAL

KELOMPOK KOMPETENSI A

PEDAGOGIK:
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Penulis:
Drs. Hari Amanto, M.Pd, No HP : 081334528524
Penelaah:
Dr. Sihkabudin, M.Pd.
Penyunting:
Dr. Agung Suprihatin, S.Pd, M.Si, No HP: 08125200594

Desain Grafis dan Ilustrasi:


Tim Desain Grafis

Copyright © 2017
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Bidang Otomotif dan Elektronika
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan
komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan
Pedagogik KK A

Daftar Isi

Hal
Daftar Isi ............................................................................................................ iii
Daftar Gambar.................................................................................................... v
Pendahuluan ...................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Tujuan .................................................................................................... 2
C. Peta Kompetensi.................................................................................... 3
D. Ruang Lingkup ....................................................................................... 3
E. Cara Penggunaan Modul........................................................................ 4
Kegiatan Pembelajaran 1 Karakteristik Peserta Didik................................... 11
A. Tujuan .................................................................................................. 11
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ........................................................ 11
C. Uraian Materi........................................................................................ 11
D. Aktivitas Pembelajaran......................................................................... 22
E. Latihan/Tugas/Kasus............................................................................ 23
F. Rangkuman.......................................................................................... 25
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut............................................................ 25
Kegiatan Pembelajaran 2 Potensi Peserta Didik ........................................... 27
A. Tujuan .................................................................................................. 27
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ........................................................ 27
C. Uraian Materi........................................................................................ 27
D. Aktivitas Pembelajaran......................................................................... 41
E. Latihan/Tugas/Kasus............................................................................ 46
F. Rangkuman.......................................................................................... 48
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut............................................................ 48
Kegiatan Pembelajaran 3 Bekal Ajar Awal Peserta Didik.............................. 51
A. Tujuan .................................................................................................. 51
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ........................................................ 51
C. Uraian Materi........................................................................................ 51
D. Aktivitas Pembelajaran......................................................................... 59

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | iii


E. Latihan/Tugas/Kasus............................................................................ 60
F. Rangkuman.......................................................................................... 62
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut............................................................ 63
Kegiatan Pembelajaran 4 Kesulitan Belajar Peserta Didik............................ 64
A. Tujuan .................................................................................................. 64
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ........................................................ 64
C. Uraian Materi........................................................................................ 64
D. Aktivitas Pembelajaran ......................................................................... 72
E. Latihan/Tugas/Kasus............................................................................ 74
F. Rangkuman.......................................................................................... 75
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut............................................................ 76
Kunci Jawaban Soal Latihan/Tugas/Kasus.................................................... 78
A. Kunci Jawaban Latihan/Tugas KP 1 ..................................................... 78
B. Kunci Jawaban Latihan/Tugas KP 2 ..................................................... 78
C. Kunci Jawaban Latihan/Tugas KP 3 ..................................................... 78
D. Kunci Jawaban Latihan/Tugas KP 4 ..................................................... 79
Evaluasi ............................................................................................................ 80
A. Soal Evaluasi ....................................................................................... 80
B. Kunci Jawaban Evaluasi....................................................................... 84
Penutup ............................................................................................................ 85
A. Kesimpulan .......................................................................................... 85
B. Tindak Lanjut........................................................................................ 87
Daftar Pustaka.................................................................................................. 89
Glosarium......................................................................................................... 93

iv | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK A

Daftar Gambar

Gambar 1. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka…………………………… 4

Gambar 2. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh…………………………… 5

Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In………………… 7

Gambar 4. Model Karakteristik Peserta Didik……………………………………….. 13

Gambar 5. Contoh Format Peta Konsep……………………………………… 56

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | v


vi | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Pedagogik KK A

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Manusia dilahirkan dengan fitrahnya masing-masing, yang berbeda satu sama


lain. Hal ini mengisyaratkan bahwa peserta didik sebagai seorang manusia juga
tidak sama secara individual, baik karakteristiknya, potensi yang dimiliki,
pengalaman yang telah dilalui sebagai gambaran bekal ajar awalnya serta
kemungkinan kesulitan belajar yang akan dialaminya selama menempuh
pembelajaran di kelas.

Sebagai seorang pendidik, sangat perlu memahami perkembangan peserta didik.


Perkembangan peserta didik tersebut meliputi: perkembangan fisik,
perkembangan sosio emosional, dan bermuara pada perkembangan intelektual.
Perkembangan fisik dan perkembangan sosio emosional mempunyai kontribusi
yang kuat terhadap perkembangan intelektual atau perkembangan mental atau
perkembangan kognitif siswa.

Pemahaman terhadap perkembangan peserta didik di atas, sangat diperlukan


oleh pendidik untuk merancang pembelajaran kondusif yang akan dilaksanakan.
Rancangan pembelajaran yang kondusif akan mampu meningkatkan motivasi
belajar peserta didik sehingga diharapkan dapat meningkatkan proses dan hasil
pembelajaran sesuai tujuan yang ditetapkan.

Dalam proses pembelajaran terdapat beberapa komponen, salah satunya


terdapat pendidik dan peserta didik serta tujuan yang ingin di capai pada proses
pembelajaran tertentu. Untuk menjalankan proses pembelajaran yang optimal
pendidik harus menganalisis potensi peserta didiknya terlebih dahulu yang
meliputi karakteristik umum, karakteristik akademik, maupun karakteristik uniknya
yang dapat mempengaruhi kemampuan, intelektual, dan proses belajarnya.

Modul ini membahas karakteristik aspek fisik, intelektual, sosial-emosional,


moral, spiritual, dan latar belakang sosial-budaya, potensi peserta didik, bekal
ajar awal peserta didik dan kesulitan belajar peserta didik secara terintegrasi

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 1


Pendahuluan

dengan materi penguatan pendidikan karakter pada nilai-nilai utama nasionalis,


mandiri, dan integritas.

B. Tujuan

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan dapat :

a. Menjelaskan karakteristik aspek fisik, intelektual, sosial-emosional, moral,


spiritual, dan latar belakang sosial-budaya dengan mengintegrasikan nilai-
nilai utama penguatan karakter yakni sikap menghargai keberagaman dan
perbedaan serta integritas.

b. Mengidentifikasi potensi peserta didik dalam mata pelajaran yang diampu


dengan mengintegrasikan nilai-nilai utama penguatan karakter yakni
menghargai potensi yang dimiliki setiap individu, suka bekerja keras, dan
integritas.

c. Mengidentifikasi bekal-ajar awal peserta didik dalam mata pelajaran yang


diampu dan memanfaatkannya dalam penyusunan program pembelajaran
dengan mengintegrasikan nilai-nilai utama penguatan karakter yakni
menghargai perbedaan individu, gemar membaca, dan integritas.

d. Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik dalam mata pelajaran yang


diampu dan mengelompokkannya dengan mengintegrasikan nilai-nilai utama
penguatan karakter yakni bekerja keras, mandiri, dan integritas.

2 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK A

C. Peta Kompetensi

BIDANG KEAHLIAN : PEDAGOGIK


POSISI MODUL

KODE UNIT
NAMA UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI
PED0100000-00 Perkembangan Peserta Didik
PED0200000-00 Teori Belajar dan Prinsip Pembelajaran yang Mendidik
PED0300000-00 Pengembangan Kurikulum
PED0400000-00 Pembelajaran Yang Mendidik
PED0500000-00 Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
Pembelajaran
PED0600000-00 Pengembangan Potensi Peserta Didik
PED0700000-00 Komunikasi Efektif
PED0800000-00 Penilaian dan Evaluasi Pembelajaran
PED0900000-00 Pemanfaataan Hasil Penilaian dan Evaluasi Pembelajaran
PED0100000-00 Tindakan Reflektif untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran.

D. Ruang Lingkup

1. Materi Pokok 1. Karakteristik peserta didik


a. Pengertian karakteristik peserta didik
b. Pentingnya memahami karakteristik peserta didik
c. Karakteristik peserta didik berkaitan dengan aspek fisik
d. Karakteristik peserta didik berkaitan dengan aspek intelektual
e. Karakteristik peserta didik berkaitan dengan aspek sosial-emosional
f. Karakteristik peserta didik berkaitan dengan aspek moral-spiritual
g. Karakteristik peserta didik berkaitan dengan latar belakang sosial
budaya
2. Materi Pokok 2. Potensi peserta didik
a. Pengertian dan macam potensi peserta didik
b. Faktor-faktor yang memengaruhi potensi peserta didik
c. Identifikasi potensi peserta didik berdasarkan bakat dan minat

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 3


Pendahuluan

3. Materi Pokok 3. Bekal ajar awal peserta didik


a. Konsep bekal ajar awal peserta didik
b. Identifikasi bekal ajar awal peserta didik
c. Pemanfaatan hasil identifikasi bekal ajar awal
4. Materi Pokok 4. Kesulitan belajar peserta didik
a. Faktor yang memengaruhi kesulitan belajar
b. Jenis-jenis kesulitan belajar
c. Upaya mengatasi kesulitan belajar

E. Cara Penggunaan Modul

Secara umum, cara penggunaan modul pada setiap Kegiatan Pembelajaran


disesuaikan dengan skenario setiap penyajian mata diklat. Modul ini dapat
digunakan dalam kegiatan pembelajaran guru, baik untuk moda tatap muka
dengan model tatap muka penuh maupun model tatap muka In-On-In. Alur model
pembelajaran secara umum dapat dilihat pada bagan di bawah.

Gambar 1. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka

4 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK A

E. 1. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka Penuh


Kegiatan pembelajaran diklat tatap muka penuh adalah kegiatan fasilitasi
peningkatan kompetensi guru melalui model tatap muka penuh yang
dilaksanakan oleh unit pelaksana teknis di lingkungan ditjen. GTK maupun
lembaga diklat lainnya. Kegiatan tatap muka penuh ini dilaksanakan secara
terstruktur pada suatu waktu yang dipandu oleh fasilitator.

Tatap muka penuh dilaksanakan menggunakan alur pembelajaran yang dapat


dilihat pada alur di bawah.

Gambar 2. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat
dijelaskan sebagai berikut.

a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta
diklat untuk mempelajari :
 latar belakang yang memuat gambaran materi
 tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi
 kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.
 ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 5


Pendahuluan

 langkah-langkah penggunaan modul

b. Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi A
(Perkembangan Peserta Didik), fasilitator memberi kesempatan kepada guru
sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat
sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta
dapat mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan dapat
mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

c. Melakukan aktivitas pembelajaran


Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh
fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan
menggunakan pendekatan yang secara langsung berinteraksi di kelas
pelatihan bersama fasilitator dan peserta lainnya, baik itu dengan
menggunakan diskusi tentang materi, malaksanakan praktik, dan latihan
kasus.

Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh adalah bagaimana


menerapkan pemahaman materi-materi yang berada pada kajian materi.
Pada aktivitas pembelajaran materi ini juga peserta secara aktif menggali
informasi, mengumpulkan dan mengolah data sampai pada peserta dapat
membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran.

d. Presentasi dan Konfirmasi


Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan sedangkan
fasilitator melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas bersama.

e. Refleksi
Pada bagian ini peserta dan penyaji me-review atau melakukan refleksi
materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran, kemudian didampingi
oleh panitia menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh
peserta yang dinyatakan layak tes akhir.

6 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK A

E. 2. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In-On-In


Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalan kegiatan fasilitasi
peningkatan kompetensi guru yang menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu In
Service Learning 1 (In-1), on the job learning (On), dan In Service Learning 2 (In-
2). Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka In-On-In tergambar
pada alur berikut ini.

Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dijelaskan


sebagai berikut.
a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan
In service learning 1, fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat
untuk mempelajari :
 latar belakang yang memuat gambaran materi
 tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 7


Pendahuluan

 kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.


 ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran
 langkah-langkah penggunaan modul

b. In Service Learning 1 (IN-1)


 Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi A
(Perkembangan Peserta Didik), fasilitator memberi kesempatan kepada guru
sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat
sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta
dapat mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan dapat
mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

 Melakukan aktivitas pembelajaran


Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh
fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan
menggunakan pendekatan/metode yang secara langsung berinteraksi di
kelas pelatihan, baik itu dengan menggunakan metode berfikir reflektif,
diskusi, brainstorming, simulasi, maupun studi kasus yang kesemuanya
dapat melalui Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada
IN1.
Pada aktivitas pembelajaran materi ini peserta secara aktif menggali
informasi, mengumpulkan dan mempersiapkan rencana pembelajaran pada
on the job learning.

c. On the Job Learning (ON)


 Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi A
(Perkembangan Peserta Didik), guru sebagai peserta akan mempelajari
materi yang telah diuraikan pada in service learning 1 (IN1). Guru sebagai
peserta dapat membuka dan mempelajari kembali materi sebagai bahan
dalam mengerjaka tugas-tugas yang ditagihkan kepada peserta.

8 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK A

 Melakukan aktivitas pembelajaran


Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah
maupun di kelompok kerja berbasis pada rencana yang telah disusun pada
IN1 dan sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul.
Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan
pendekatan/metode praktik, eksperimen, sosialisasi, implementasi, peer
discussion yang secara langsung dilakukan di sekolah maupun kelompok
kerja melalui tagihan berupa Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan
kegiatan pada ON.
Pada aktivitas pembelajaran materi pada ON, peserta secara aktif menggali
informasi, mengumpulkan dan mengolah data dengan melakukan pekerjaan
dan menyelesaikan tagihan pada on the job learning.

d. In Service Learning 2 (IN-2)


Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi produk-produk tagihan ON
yang akan di konfirmasi oleh fasilitator dan dibahas bersama.

e. Refleksi
pada bagian ini peserta dan penyaji me-review atau melakukan refleksi materi
berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran, kemudian didampingi oleh panitia
menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang
dinyatakan layak tes akhir.

E. 3. Lembar Kerja
Modul pengembangan keprofesian berkelanjutan kelompok kompetensi A
(Perkembangan Peserta Didik), terdiri dari beberapa kegiatan pembelajaran yang
didalamnya terdapat aktivitas-aktivitas pembelajaran sebagai pendalaman dan
penguatan pemahaman materi yang dipelajari.

Modul ini memiliki beberapa lembar kerja yang nantinya akan dikerjakan oleh
peserta, lembar kerja tersebut dapat terlihat pada tabel berikut.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 9


Pendahuluan

Tabel 1. Daftar Lembar Kerja Modul


No Kode Nama LK Keterangan
LK
1. LK.1a. Menyusun Peta Konsep Uraian Materi KP 1 TM, IN1
2. LK.1b. Presentasi dan Perbaikan Peta Konsep KP 1 TM, ON
3. LK.2.a. Menyusun Peta Konsep Uraian Materi KP 2 TM, IN 1
4. LK.2.b. Presentasi dan Perbaikan Peta Konsep KP 2 TM, ON
5. LK 2.c. Skala Nominasi Guru Dimensi Indikator TM, ON
Kreativitas, Intelektual, dan Motivasi
6. LK 2.d. Identifikasi Potensi Peserta Didik TM, ON
7. LK.3.a. Menyusun Peta Konsep Uraian Materi KP 3 TM, IN 1
8. LK.3.b. Presentasi dan Perbaikan Peta Konsep KP 3 TM, ON
9. LK 3.c. Identifikasi Bekal Ajar Awal Peserta Didik TM, ON
10. LK.4.a. Menyusun Peta Konsep Uraian Materi KP 4 TM, IN 1
11. LK.4.b. Presentasi dan Perbaikan Peta Konsep KP 4 TM, ON
12. LKL 4.c. Identifikasi Kesulitan Belajar Peserta Didik TM, ON
Keterangan.
TM : Digunakan pada Tatap Muka Penuh
IN1 : Digunakan pada In service learning 1
ON : Digunakan pada on the job learning

10 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK A

Kegiatan Pembelajaran 1
Karakteristik Peserta Didik

A. Tujuan

Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran 1 ini diharapkan peserta dapat


menjelaskan karakteristik peserta didiknya berkaitan dengan aspek fisik,
intelektual, sosial-emosional, moral, spiritual dan latar belakang sosial budaya
dengan mengintegrasikan nilai-nilai utama penguatan karakter yakni sikap
menghargai keberagaman dan perbedaan serta integritas.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator pencapaian kompetensi pada kegiatan pembelajaran 1 ini meliputi:


1. Karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan aspek fisik dijelaskan sesuai
dengan perkembangan usia.
2. Karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan aspek intelektual dikelompokkan
sesuai dengan kondisi yang ada.
3. Karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan aspek sosial-emosional dijelaskan
sesuai dengan budaya lingkungan dan perkembangan kematangan kejiwaan.
4. Karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan aspek moral-spiritual dijelaskan
sesuai norma yang berlaku dan ajaran agama yang dianut.
5. Karakteristik peserta didik berkaitan dengan latar belakang sosial budaya
diidentifikasi persamaan dan perbedaannya.

C. Uraian Materi

1. Pengertian Karakteristik Peserta Didik


Dalam proses pendidikan, peserta didik merupakan salah satu komponen yang
menempati posisi sentral. Peserta didik menjadi pokok persoalan dan tumpuan
perhatian dalam semua proses transformasi yang dikenal dengan sebutan

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 11


Kegiatan Pembelajaran 1

pendidikan. Sebagai komponen penting dalam sistem pendidikan, peserta didik


sering disebut sebagai bahan mentah.

Dalam perspektif psikologis, peserta didik adalah individu yang sedang berada
dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik maupun psikis menurut
fitrahnya masing-masing. Sebagai individu yang tengah mengalami tumbuh
kembang, peserta didik memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten
menuju ke arah titik optimal kemampuan fitrahnya.

Peserta didik memiliki potensi–potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga ia
merupakan insan yang unik. Potensi–potensi khas yang dimilikinya perlu
dikembangkan serta direalisasikan sehingga mencapai tahapan perkembangan
yang optimal. Oleh karena itu setiap pendidik harus menekankan dan
memberikan teladan yang baik terkait sikap menghargai setiap perbedaan dan
keberagaman potensi yang dimiliki masing-masing peserta didik. Selain itu,
peserta didik memiliki kecenderungan untuk melepaskan diri dari
kebergantungan pada pihak lain.

Secara etimologis, kata karakter (Inggris: character) berasal dari bahasa Yunani
(Greek), yaitu charassein yang berarti to engrave (Ryan and Bohlin, 1999: 5).
Kata to engrave bisa diterjemahkan mengukir, melukis, memahatkan, atau
menggoreskan (Echols dan Shadily, 1987: 214).

Secara terminologis, makna karakter dikemukakan oleh Thomas Lickona.


Menurutnya karakter adalah “A reliable inner disposition to respond to situations
in a morally good way.” Selanjutnya Lickona menambahkan, “Character so
conceived has three interrelated parts: moral knowing, moral feeling, and moral
behavior” (Lickona, 1991: 51). Menurut Lickona, karakter mulia (good character)
meliputi pengetahuan tentang kebaikan, lalu menimbulkan komitmen (niat)
terhadap kebaikan, dan akhirnya benar-benar melakukan kebaikan. Dengan kata
lain, karakter mengacu kepada serangkaian pengetahuan (cognitives), sikap
(attitides), dan motivasi (motivations), serta perilaku (behaviors) dan keterampilan
(skills).

12 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK A

Menurut Moh. Uzer Usman (1989) Karakteristik mengacu kepada karakter dan
gaya hidup seseorang serta nilai-nilai yang berkembang secara teratur sehingga
tingkah laku menjadi lebih konsisten dan mudah diperhatikan.

Sudirman (1990) menyebutkan bahwa karakteristik peserta didik adalah


keseluruhan pola kelakuan dan kemampuan yang ada pada peserta didik
sebagai hasil dari pembawaan dari lingkungan sosialnya sehingga menentukan
pola aktivitas dalam meraih cita-citanya.

Menurut Hamzah. B. Uno (2007) karakteristik peserta didik adalah aspek-aspek


atau kualitas perseorangan peserta didik yang terdiri dari minat, sikap, motivasi
belajar, gaya belajar kemampuan berfikir, dan kemampuan awal yang dimiliki.

Secara Umum karakteristik peserta didik adalah pola/gaya hidup individu secara
umum (yang dipengaruhi oleh usia, gender, latar belakang) yang telah dibawa
sejak lahir dan dari lingkungan sosialnya untuk menentukan kualitas hidupnya.

Piuas Partanto dalam Dahlan (1994), mengemukakan bahwa karakteristik


berasal dari kata karakter dengan arti tabiat/watak, pembawaan atau kebiasaan
yang dimiliki oleh individu yang relatif tetap.

tersenyum Senang
ekspresinya
cemberut
Suka

tertawa menangis
Tidak menentu
sedih

bahagia
ceria

Gambar 4. Model Karakteristik Peserta Didik

2. Pentingnya Memahami Karakteristik Peserta Didik


Pada penerapan Kurikulum 2013, kita semua memahami bahwa pola
pembelajaran harus berpusat pada peserta didik. Pendekatan pembelajaran

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 13


Kegiatan Pembelajaran 1

yang berpusat pada peserta didik ini memberikan makna bahwa peserta didik
memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang akan dipelajari dan gaya belajarnya
(learning style) untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Oleh sebab itu
seorang pendidik harus mengenal karakteristik setiap peserta didik di dalam
proses pembelajaran, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai oleh seluruh
peserta didik.

Seorang pendidik memiliki peran multifungsi, sebagai konselor, dia mendidik dan
membimbing peserta didiknya dengan benar, memotivasi dan memberi sugesti
yang positif, serta memberikan solusi yang tepat dan tuntas dalam
menyelesaikan masalah peserta didik. Selain itu pendidik juga harus
memperhatikan karakter dan kondisi kejiwaan peserta didiknya. Pendidik juga
bisa berperan sebagai seorang dokter yang memberikan terapi dan obat pada
pasiennya sesuai dengan diagnosisnya. Pendidik juga dapat berperan sebagai
seorang ulama. Dalam hal ini pendidik membimbing dan menuntun batin atau
kejiwaan peserta didik, memberikan pencerahan yang menyejukkan dan
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi peserta didik dengan pendekatan
agama yang hasilnya diharapkan akan lebih baik.

Mengenal dan memahami karakteristik peserta didik dapat dilakukan dengan


cara memperhatikan dan menganalisis tutur kata (cara bicara), sikap dan
perilaku atau perbuatan peserta didik secara individual, karena dari tiga aspek di
atas setiap peserta didik mengekspresikan apa yang ada dalam dirinya. Untuk itu
seorang pendidik harus secara seksama melakukan komunikasi dan interaksi
dengan peserta didiknya dalam setiap aktivitas pembelajaran yang dilaksanakan.

3. Karakteristik Peserta Didik Berdasarkan Aspek Fisik


Peserta didik pada jenjang pendidikan menengah umumnya tergolong remaja.
Pertumbuhan fisik adalah perubahan-perubahan fisik yang terjadi dan
merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Perubahan-perubahan ini
meliputi: perubahan ukuran tubuh, perubahan proporsi tubuh, munculnya ciri-ciri
kelamin utama (primer) dan ciri kelamin kedua (skunder)

14 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK A

Istilah pertumbuhan biasa digunakan untuk menyatakan perubahan-perubahan


ukuran fisik yang secara kuantitatif semakin lama semakin besar atau tinggi. Dan
istilah perkembangan digunakan untuk menyatakan perubahan-perubahan dalam
aspek psikologis dan sosial dimana aspek ini meliputi aspek-aspek intelek,
emosi, bahasa, bakat khusus, nilai dan moral serta sikap.

Perkembangan fisik atau pertumbuhan biologis (biological growth) merupakan


salah satu aspek penting dari perkembangan individu. Fisik atau tubuh manusia
merupakan sistem organ yang kompleks dan sangat mengagumkan. Semua
organ ini terbentuk pada periode pranatal (dalam kandungan). Berkaitan dengan
perkembangan fisik ini Kuhlen dan Thompson (Hurlock, 1997) mengemukakan
bahwa perkembangan fisik individu meliputi empat aspek, yaitu:
a) Otot-otot, yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan
motorik;
b) Sistem syaraf yang sangat memengaruhi perkembangan kecerdasan dan
emosi;
c) Kelenjar Endokrin, yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku
baru, seperti pada usia remaja berkembang perasaan senang untuk aktif
dalam suatu kegiatan, yang sebagian anggotanya terdiri atas lawan jenis;
d) Struktur fisik/tubuh, yang meliputi tinggi, berat, dan proporsi.

Seifert dan Hoffnung (1994) berpendapat perkembangan fisik meliputi


perubahan-perubahan dalam tubuh (seperti : pertumbuhan otak, sistem saraf,
organ-organ indrawi, pertambahan tinggi dan berat, hormon, dan lain-lain), dan
perubahan-perubahan dalam cara individu dalam menggunakan tubuhnya
(seperti perkembangan keterampilan motorik dan perkembangan seksual), serta
perubahan dalam kemampuan fisik (seperti penurunan fungsi jantung,
penglihatan, dan sebagainya).

Berdasarkan pendapat di atas, jelaslah bahwa perkembangan fisik setiap peserta


didik dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti telah dijelaskan di atas. Oleh sebab
itu Anda sebagai pendidik harus mengenali karakteristik perkembangan peserta
didik dari segi fisik, agar Anda bisa lebih memahami situasi pembelajaran di
dalam kelas dan apabila ada situasi yang tidak Anda harapkan suatu saat terjadi,
maka Anda akan lebih memahami situasi tersebut. Kalau Anda bisa memahami

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 15


Kegiatan Pembelajaran 1

kejadian tersebut, maka Anda pun diharapkan akan bisa mencari solusinya dan
kalau situasi sudah dapat dikuasai maka proses pembelajaran diharapkan akan
lebih lancar dan tujuan akan tercapai.

4. Karakteristik Peserta Didik Berdasarkan Aspek Intelektual


Proses pembelajaran setiap peserta didik berlangsung baik di sekolah maupun
dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. Kemampuan kognitif sangat
diperlukan peserta didik dalam proses pembelajaran tersebut. Perkembangan
kognitif merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam perkembangan
peserta didik. Peserta didik merupakan subjek yang berkaitan langsung dengan
proses pembelajaran, sehingga perkembangan kognitif sangat menentukan
keberhasilan peserta didik dalam belajar.

Kognitif atau pemikiran adalah istilah yang digunakan oleh ahli psikologi untuk
menjelaskan semua aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi,
pikiran, ingatan dan pengolahan informasi yang memungkinkan seseorang
memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah, dan merencanakan masa
depan, atau semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu
mempelajari, memperhatikan, mengamati, membayangkan, memperkirakan,
menilai dan memikirkan lingkungannya. (Desmita, 2005).

Perkembangan kognitif pada peserta didik merupakan suatu pembahasan yang


cukup penting bagi guru maupun orang tua. Perkembangan kognitif pada anak
merupakan kemampuan anak untuk berpikir lebih kompleks serta kemampuan
melakukan penalaran dan pemecahan masalah termasuk dalam proses
psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari dan
memikirkan lingkungannya. Karakteristik perkembangan kognitif peserta didik
juga harus dapat dipahami semua pihak. Dengan pemahaman pada karakteristik
perkembangan peserta didik, guru dan orang tua dapat mengetahui sebatas apa
perkembangan yang dimiliki anak didiknya sesuai dengan usia mereka masing-
masing, sehingga guru dan orang tua dapat menerapkan ilmu yang sesuai
dengan kemampuan kognitif masing-masing anak didik.

16 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK A

Binet dan Simon mendefinisikan intelegensi sebagai kemampuan untuk


mengarahkan fikiran atau tindakan, kemampuan untuk mengubah arah tindakan
bila tindakan tersebut dilaksanakan, dan kemampuan untuk mengkritik diri sendiri
atau melakukan autocriticsm. Menurut Binet, intelegensi merupakan sisi tunggal
dari karakteristik yang terus berkembang sejalan dengan proses kematangan
seseorang. Intelegensi dipandang sebagai sesuatu yang fungsional sehingga
memungkinkan orang lain untuk mengamati dan menilai tingkat perkembangan
individu berdasar suatu kriteria tertentu.

Istilah kemampuan dan kecerdasan luar biasa sering dipadankan dengan istilah
gifted atau berbakat. Meskipun hingga saat ini belum ada satu definisi tunggal
yang mencakup seluruh pengertian anak berbakat. Sebutan lain bagi anak gifted
ini misalnya genius, bright, dan talented.

Berkaitan dengan perkembangan intelektual, usia remaja sudah mulai mampu


berspekulasi tentang sesuatu, dimana mereka sudah mulai membayangkan
sesuatu yang diinginkan di masa depan. Perkembangan kognitif yang terjadi
pada remaja juga dapat dilihat dari kemampuan seorang remaja untuk berpikir
lebih logis. Remaja sudah mulai mempunyai pola berpikir sebagai peneliti,
dimana mereka mampu membuat suatu perencanaan untuk mencapai suatu
tujuan di masa depan.

Salah satu bagian perkembangan kognitif masa kanak-kanak yang belum


sepenuhnya ditinggalkan oleh remaja adalah kecenderungan cara berpikir
egosentrisme (ketidakmampuan melihat suatu hal dari sudut pandang orang
lain). Salah satu bentuk cara berpikir egosentrisme yang dikenal dengan istilah
personal fable (berisi keyakinan bahwa diri seseorang adalah unik dan memiliki
karakteristik khusus yang hebat, yang diyakini benar adanya tanpa menyadari
sudut pandang orang lain dan fakta sebenarnya).

5. Karakteristik Peserta Didik Berdasarkan Aspek Sosial-Emosional


Selain berdasarkan aspek fisik dan intelektual, karakteristik peserta didik yang
penting diketahui oleh pendidik adalah berdasarkan aspek sosial-emosional.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 17


Kegiatan Pembelajaran 1

Sosial-emosional berasal dari kata sosial dan emosi. Aspek sosial peserta didik
berkaitan dengan hubungan antara individu dengan orang-orang di sekitarnya.
Sehingga perkembangan sosial peserta didik juga berkaitan dengan lingkungan
sekitarnya. Perkembangan sosial adalah pencapaian kematangan dalam
hubungan atau interaksi sosial. Dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk
menyesuaikan diri dengan norma-norma kelompok, tradisi dan moral agama.

Sedangkan emosi merupakan faktor dominan yang mempengaruhi tingkah laku


individu, dalam hal ini termasuk pula perilaku belajar. Emosi dibedakan menjadi
dua, yakni emosi positif dan emosi negatif. Emosi positif seperti perasaan
senang, bergairah, bersemangat, atau rasa ingin tahu yang tinggi akan
mempengaruhi individu untuk mengonsentrasikan dirinya terhadap aktivitas
belajar. Emosi negatif seperti perasaan tidak senang, kecewa, tidak bergairah,
individu tidak dapat memusatkan perhatiannya untuk belajar, sehingga
kemungkinan besar dia akan mengalami kegagalan dalam belajarnya.

Kata emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak
menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan
hal mutlak dalam emosi. Menurut Goleman (2000) emosi merujuk pada suatu
perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan
serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi pada dasarnya adalah
dorongan untuk bertindak. Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap
rangsangan dari luar dan dalam diri individu. Sebagai contoh emosi gembira
mendorong perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat
tertawa, emosi sedih mendorong seseorang berperilaku menangis. Emosi
berkaitan dengan perubahan fisiologis dan berbagai pikiran. Jadi, emosi
merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia, karena emosi
dapat merupakan motivator perilaku dalam arti meningkatkan, tapi juga dapat
mengganggu perilaku intensional manusia. Goleman (2000) mengemukakan
beberapa macam emosi yaitu :
a. Amarah : beringas, mengamuk, benci, jengkel, kesal hati
b. Kesedihan : pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihi diri, putus
asa

18 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK A

c. Rasa takut : cemas, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali,


waspada, tidak tenang, ngeri
d. Kenikmatan : bahagia, gembira, riang, puas, riang, senang, terhibur, bangga
e. Cinta : penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat,
bakti, hormat, kemesraan, kasih
f. Terkejut : terkesiap, terkejut
g. Jengkel : hina, jijik, muak, mual, tidak suka
h. malu : malu hati, kesal

Pengaruh emosi terhadap perilaku dan perubahan fisik individu penting diketahui
pendidik. Berikut adalah pengaruh emosi yang umum:
a. Memperkuat semangat bila merasa senang atas suatu keberhasilan.
b. Melemahkan semangat apabila timbul rasa kekecewaan karena suatu
kegagalan.
c. Menghambat atau mengganggu konsentrasi belajar apabila individu dalam
keadaan gugup.
d. Terganggu penyesuaian sosial apabila terjadi rasa cemburu dan iri hati.

Kemampuan mengontrol emosi diperoleh anak melalui peniruan dan latihan


(pembiasan). Dalam proses peniruan, kemampuan orang tua dalam
mengendalikan emosinya sangatlah berpengaruh. Apabila anak dikembangkan
dalam lingkungan keluarga yang suasana emosionalnya stabil, maka
perkembangan emosi anak cenderung stabil. Akan tetapi apabila kebiasaan
orang tua dalam mengekspresikan emosinya kurang stabil dan kurang kontrol
misalnya melampiaskan kemarahan dengan sikap agresif, mudah mengeluh,
kecewa atau pesimis dalam menghadapi masalah, maka perkembangan emosi
anak cenderung kurang stabil. Oleh karena itu untuk memperoleh perkembangan
emosi yang stabil pada peserta didik, dituntut peran serta dari orang tua secara
aktif dan positif.

6. Karakteristik peserta didik berdasarkan aspek moral-spiritual


Kecerdasan spiritual menurut Zohar dan Marshall (2005) adalah kecerdasan
tertinggi (the ultimate intelligence) yang dimiliki manusia. Berdasarkan data-data

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 19


Kegiatan Pembelajaran 1

ilmiah yang telah dikemukakan Zohar, semakin memberikan keyakinan pada kita
bahwa potensi kecerdasan spiritual naluri ber-Tuhan memang sudah terpatri
dalam diri manusia sejak lahir. Anak-anak dilahirkan dengan kecerdasan spiritual
yang tinggi. Namun perlakuan yang tidak tepat dari orang tua, sekolah dan
lingkungan seringkali merusak apa yang mereka miliki, padahal potensi spiritual
quotient (SQ) yang terpelihara akan mengoptimalkan intelligence quotient (IQ)
dan emotional quotient (EQ). Di sinilah letak urgensi dari pendidikan. Pendidikan
dalam prosesnya dituntut mampu untuk mengembangkan dan memelihara
potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Kunci dari kecerdasan spiritual adalah
mengetahui nilai dan tujuan terdalam diri kita.

1) Kesadaran diri Menurut Zohar dan Marshall


Kesadaran diri adalah mengetahui apa yang kita yakini dan mengetahui nilai
dan hal apa yang sungguh-sungguh memotivasi kita. Kesadaran diri
merupakan kesadaran akan tujuan hidup kita yang paling dalam. Tanpa
kesadaran diri yang dalam manusia akan menjadi sosok yang super dan
terbatasi ego, dikendalikan oleh perilaku, emosi liar dan motivasi terendahnya.
Tanpa kesadaran diri kita akan buta dan tidak sensitif terhadap kehidupan
batin kita dan mudah terganggu oleh aktivitas-aktivitas dan tujuan kehidupan
sehari-hari sehingga kita akan melakukan kesalahan besar dalam kehidupan
kita sendiri dan kehidupan orang lain. Tanpa adanya kesadaran diri kita akan
berusaha untuk meninggalkan konsekuensi-konsekuensi hidup yang tidak kita
inginkan.

2) Aplikasi konsep kecerdasan spiritual menurut Zohar dan Marshall dalam pendidikan
a) Melalui jalan tugas, penerapan jalan ini dalam keluarga, yakni anak dilatih untuk
melakukan tugas-tugas hariannya dengan dorongan motivasi dari dalam. Artinya,
anak melakukan setiap aktivitasnya dengan perasaan senang, bukan karena
terpaksa atau karena adanya tekanan dari orang tua. Biasanya anak akan melakukan
tugas-tugasnya dengan penuh semangat apabila dia tahu manfaat baginya. Untuk
itu orang tua perlu memberi motivasi, membuka wawasan sehingga setiap tindakan
anak tersebut secara bertahap dimotivasi dari dalam. Anak perlu diberi waktu
menggunakan kebebasan kepribadiannya, melakukan aktivitas-aktivitas favoritnya,
misalnya membaca, menari, bermain musik, memancing. Permainan ini membuat

20 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK A

anak-anak produktif dan mengembangkan kekayaan kecerdasan dalam diri mereka.


Kebebasan berfikir yang efektif dan positif akan berkembang pada diri anak yang
merencanakan, melalui dan menentukan sendiri arah permainannya. Berhubungan
dengan hal itu, sifat-sifat orang tua yang sangat mengekang atau mengendalikan
anak secara posesif akan menghambat perkembangan SQ anak.
b) Melalui jalan pengasuhan, yaitu orang tua yang penuh kasih sayang, saling
pengertian, cinta dan penghargaan. Anak tidak perlu dimanjakan karena akan
melahirkan sifat mementingkan diri sendiri dan mengabaikan kebutuhan orang lain.
Orang tua perlu menciptakan keluarga yang penuh kasih sayang dan saling
memaafkan, belajar bisa mendengar dan menerima dengan baik diri kita lebih-lebih
orang lain. Orang tua perlu membuka diri, mengambil resiko mengungkapkan
dirinya pada putra-putrinya. Dengan cara demikian orang tua memberi model dan
pengalaman hidup bagi anak-anak untuk mengembangkan kecerdasan spiritual
(SQ)-Nya.

7. Karakteristik Peserta Didik Berdasarkan Latar Belakang Sosial-


Budaya
Sosial adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat atau
kemasyarakatan, sementara budaya adalah segala hal yang dibuat oleh
manusia berdasarkan pikiran dan akal budinya yang mengandung cinta, rasa,
dan karsa.

Unsur-unsur sosial budaya meliputi bahasa, kesenian, sistem religi, sistem


kemasyarakatan dan sistem ekonomi. Bahasa meliputi bahasa lisan maupun
tulisan. Kesenian antara lain tediri dari seni patung, seni relief, seni lukis/gambar,
seni rias, seni vokal, seni instrumen, seni kesusastraan dan seni drama. Sistem
religi terdiri dari sistem kepercayaan kesusastraan suci, sistem upacara
keagamaan, kelompok keagamaan, ilmu gaib, serta sistem nilai dan pandangan
hidup. Sistem kemasyarakatan terdiri dari sistem kekerabatan, sistem kesatuan
hidup setempat, asosiasi dan perkumpulan-perkumpulan dan sistem kenegaraan.
Sistem ekonomi antara lain berkaitan dengan mata pencaharian, seperti berburu
dan meramu, perikanan, bercocok tanam, peternakan, perdagangan. Unsur
budaya lainnya adalah sistem pengetahuan, antara lain berkaitan dengan

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 21


Kegiatan Pembelajaran 1

pengetahuan tentang alam sekitar, pengetahuan tentang tubuh manusia, dan


pengetahuan tentang ruang, waktu dan bilangan. Teknologi dan peralatan yang
terdiri dari alat-alat produktif, alat-alat distribusi dan transport, wadah-wadah atau
tempat untuk menaruh makanan dan minuman, pakaian dan perhiasan, tempat
berlindung dan perumahan serta senjata juga merupakan unsur budaya.

Setiap peserta didik dalam kehidupannya selalu mendapatkan dan dipengaruhi


oleh nilai-nilai sosial budaya dari lingkungan sekitarnya mulai dari keluarga,
sekolah dan masyarakat sekitar. Nilai-nilai sosial budaya tersebut pasti
memberikan pengaruh terhadap pola, minat dan motivasi belajar seorang peserta
didik. Oleh karena itu sangat penting bagi seorang pendidik untuk mengenal dan
memahami perbedaan latar belakang sosial budaya dari peserta didik pada mata
pelajaran yang diampunya dalam rangka memberikan layanan pembelajaran
yang sesuai dengan karakteristik peserta didiknya.

Implementasi pemahaman pendidik terhadap karakteristik setiap peserta didik,


sangat penting disertai dengan integritas yang tinggi dalam rangka menyusun
rancangan pembelajaran terbaik untuk mengakomodasi setiap karakter yang
dimiliki peserta didik pada mata pelajaran yang diampunya.

D. Aktivitas Pembelajaran

Secara mandiri ataupun berkelompok (sesuai petunjuk fasilitator), pelajari


seluruh kegiatan pembelajaran 1 dengan seksama, mulai dari tujuan
pembelajaran sampai dengan rangkuman dan umpan balik. Selanjutnya silakan
Saudara mengerjakan setiap lembar kerja (LK) yang ada sesuai dengan
ketentuan yang ada pada saran penggunaan modul.

LK 1.a. MEYUSUN PETA KONSEP URAIAN MATERI KP 1

1. Bacalah uraian materi dengan seksama, kemudian buatlah peta


konsep materi yang Saudara baca tersebut secara mandiri untuk
memperdalam pemahaman Saudara mengenai konsep Karakteristik
22 | Modulpeserta
Pengembangan
didik yangKeprofesian Berkelanjutan
berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, sosial-
emosional, moral-spiritual dan latar belakang sosial budaya.
2. Susunlah peta konsep sekreatif mungkin untuk mempermudah
penguasaan materi pada Kegiatan Pembelajaran.
Pedagogik KK A

LK 1.b. PRESENTASI DAN PERBAIKAN PETA KONSEP KP 1

1. Presentasikan peta konsep materi yang telah Saudara buat ( LK 1.a)


pada kelompok belajar guru (MGMP) dengan memperhatikan dan
mengimplementasikan kaidah-kaidah presentasi dan bekerja dalam
kelompok (menghargai pendapat orang lain, menjalankan hasil
kesepakatan).

2. Catatlah semua masukan perbaikan dari semua partisipan.

3. Lakukan perbaikan pada peta konsep yang telah Saudara buat


berdasarkan masukan yang ada dengan penuh integritas.

E. Latihan/Tugas/Kasus

Jawablah soal-soal latihan berikut dengan memilih salah satu jawaban yang
Saudara anggap benar!
1. Secara umum karakteristik peserta didik didefinisikan sebagai…
A. pola/gaya hidup individu secara umum (yang dipengaruhi oleh usia,
gender, latar belakang) yang telah dibawa sejak lahir dan tidak terkait
dengan lingkungan sosialnya untuk menentukan kualitas hidupnya.
B. pola/gaya hidup individu secara umum (yang tidak dipengaruhi oleh
usia, gender, latar belakang) yang telah dibawa sejak lahir dan dari
lingkungan sosialnya untuk menentukan kualitas hidupnya.
C. pola/gaya hidup individu secara umum (yang dipengaruhi oleh usia,
gender, latar belakang) yang bersal dari interaksi dengan lingkungan
sosialnya untuk menentukan kualitas hidupnya.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 23


Kegiatan Pembelajaran 1

D. pola/gaya hidup individu secara umum (yang dipengaruhi oleh usia,


gender, latar belakang) yang telah dibawa sejak lahir dan dari
lingkungan sosialnya untuk menentukan kualitas hidupnya.

2. Dari berbagai pengertian karakteristik peserta didik yang dikemukakan oleh


para ahli, secara umum karakter mengacu kepada…
A. serangkaian pengetahuan (cognitives), sikap (attitides), dan motivasi
(motivations), serta perilaku (behaviors) dan keterampilan (skills).
B. seperangkat pengetahuan (cognitives), sikap (attitides), dan ketrampilan
(skills), harapan (expectations), dan cita-cita (ambitions).
C. serangkaian pengetahuan (cognitives), sikap (attitides), dan cita-cita
(ambitions), serta perilaku (behaviors) dan keterampilan (skills).
D. serangkaian pengetahuan (cognitives), harapan (expectations), dan
motivasi (motivations), serta perilaku (behaviors) dan keterampilan
(skills).

3. Peserta didik pada jenjang pendidikan menengah umumnya tergolong


remaja. Pernyataan tersebut menunjukkan karakteristik peserta didik dari
aspek….
A. intelektual
B. fisik
C. moral-spiritual
D. sosial-budaya

4. Adanya kemampuan dan kecerdasan luar biasa yang sering dipadankan


dengan istilah gifted atau berbakat merupakan karakteristik peserta didik dari
aspek….
A. moral-spiritual
B. fisik
C. intelektual
D. sosial-budaya

5. Pernyataan berikut yang menunjukkan pengaruh emosi umum adalah….


A. terganggu penyesuaian sosial apabila terjadi rasa cemburu dan iri hati.

24 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK A

B. terganggu penyesuaian sosial apabila individu dalam keadaan gugup.


C. terganggu penyesuaian sosial apabila individu mengalami kegagalan.
D. terganggu penyesuaian sosial atas suatu keberhasilan.

F. Rangkuman

Dalam pengelolaan proses pembelajaran guru harus memiliki kemampuan


mendesain program, menguasai materi pelajaran, mampu menciptakan kondisi
kelas yang kondusif, terampil memanfaatkan media dan memilih sumber,
memahami cara atau metode yang digunakan sesuai kebutuhan dari karakteristik
anak.

Karakteristik peserta didik mempunyai peranan yang penting dalam menentukan


program dan strategi pembelajaran. Adapun karakteristik yang mendukung
pembelajaran adalah aspek fisik, intelektual, sosial-emosional, moral-spiritual,
dan latar belakang sosial-budaya dan untuk memperjelas karakteristik peserta
didik.

Berdasarkan pembahasan dapat kami simpulkan bahwa memahami karakteristik


umum peserta didik sangatlah penting bagi pendidik yang mengajar dengan
beragam karakateristik peserta didik. Pendidik akan dapat mengetahui
bagaimana mengatasi karakteristik peserta didik pada usianya, menangani
adanya perbedaan gender pada peserta didik serta perbedaan latar belakang
peserta didik budaya, etnik, ras, kelas sosial sehingga guru dapat
menyelenggarakan pendidikan secara optimal.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkan hasil jawaban latihan soal/tugas/kasus Saudara dengan kunci jawaban


yang ada di bagian akhir modul ini. Ukurlah tingkat penguasaan materi kegiatan
belajar 1 dengan menjumlahkan jumlah skor.

Arti tingkat penguasaanyang diperoleh adalah :

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 25


Kegiatan Pembelajaran 1

Baik sekali = 90 –100 %

Baik = 80 –89 %

Cukup = 70 –79 %

Kurang = 0 –69 %

Bila tingkat penguasan mencapai 80 % ke atas, silahkan melanjutkan ke kegiatan


pembelajaran berikutnya. Namun bila tingkat penguasaan masih di bawah 80 %
harus mengulangi belajar terutama pada bagian yang belum dikuasai.

26 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK A

Kegiatan Pembelajaran 2
Potensi Peserta Didik

A. Tujuan

Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran 2 ini diharapkan peserta dapat


memahami dan mengidentifikasi potensi peserta didik terkait mata pelajaran
yang diampu sesuai bakat dan minat dengan mengintegrasikan nilai-nilai utama
penguatan karakter yakni menghargai potensi yang dimiliki setiap individu, suka
bekerja keras, dan integritas.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator Pencapaian Kompetensi pada Kegiatan Pembelajaran 2 ini mencakup:


1. Macam-macam potensi peserta didik dijelaskan dengan benar.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi potensi peserta didik dijelaskan dengan benar.
3. Potensi peserta didik dalam mata pelajaran yang diampu diidentifikasi sesuai faktor
yang mempengaruhinya.

C. Uraian Materi

1. Pengertian dan Macam Potensi Peserta Didik

M. Ngalim Purwanto (1990) menyatakan potensi adalah “seluruh kemungkinan-kemungkinan


atau kesanggupan-kesanggupan yang terdapat pada seorang individu dan selama masa
perkembangannya benar-benar dapat diwujudkan (direalisasikan)”.

Potensi adalah kemampuan yang dimiliki setiap pribadi (individu) yang mempunyai
kemungkinan untuk dikembangkan sehingga dapat berprestasi. Setiap manusia pasti memiliki
potensi dan bisa mengembangkan dirinya untuk menjadi yang lebih baik. Kemampuan yang
dimiliki manusia merupakan bekal yang sangat pokok. Berdasarkan kemampuan itu, manusia

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 27


Kegiatan Pembelajaran 2

akan berkembang dan akan membuka kesempatan luas baginya untuk memperkaya diri dan
mencapai taraf perkembangan yang lebih tinggi dengan meningkatkan potensi sesuai dengan
bidangnya.

Potensi juga dapat didefinisikan sebagai kesanggupan, daya, kemampuan untuk lebih
berkembang. Potensi peserta didik adalah kapasitas atau kemampuan dan karakteristik/sifat
individu yang berhubungan dengan sumber daya manusia yang memiliki kemungkinan
dikembangkan dan atau menunjang pengembangan potensi lain yang terdapat dalam diri
peserta didik. Berbagai pengertian ini menegaskan bahwa setiap peserta didik memiliki
kesanggupan, daya, dan mampu berkembang. Artinya, tidak boleh ada vonis kepada peserta
didik tertentu bahwa ia tidak sanggup, berdaya, dan tidak mampu berkembang. Potensi ini
meliputi potensi fisik, intelektual, kepribadian, minat, dan potensi moraldan keagamaan.

Potensi fisik merupakan kondisi kesehatan fisik dan berfungsinya anggota tubuh dengan baik
yang diperoleh dari pemeriksaan oleh tenaga medis, observasi perilaku, wawancara, dan
pengisian angket akan menunjang kelancaran peserta didik melakukan aktivitas belajar dan
memaksimalkan keberhasilan peserta didik dalam belajar. Organ tubuh akan berfungsi dengan
baik dan maksimal apabila kondisi kesehatan peserta didik juga baik.

Potensi intelektual atau kekuatan otak individu berkaitan dengan daya nalar dan logika yang
berupa kemampuan untuk mempelajari keterampilan, menganalisis, dan lain lain. Faktor-
faktor yang memengaruhi potensi intelektual individu adalah faktor internal, misalnya
motivasi, kemauan, kemampuan dan faktor eksternal, misalnya sarana dan daya dukung
penunjang. Kedua faktor ini sangat memberikan pengaruh pada pencapaian kemampuan
intelektual yang maksimal dari peserta didik. Faktor internal peserta didik yang dominan
memberikan kecenderungan kekuatan daya juang yang besar saat menghadapi kesulitan
dalam proses belajar.

Potensi kepribadian dapat didefinisikan sebagai suatu organisasi dinamis dari sistem psiko-
fisik dalam berinteraksi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang unik.
Aspek-aspek sikap kepribadian diantaranya mencakup karakter, temperamen, sikap, stabilitas
emosi, responsibilitas, dan sosiabilitas. Berdasarkan pandangan psikologi, sikap mengandung
unsur penilaian dan reaksi afektif, sehingga menghasilkan motif. Sikap terbentuk melalui
hasil belajar dari interaksi dan pengalaman seseorang dan bukan faktor bawaan.
Minat didefinisikan sebagai suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu
campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut atau
kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.
Minat peserta didik dapat mempengaruhi sikap dan perilakunya dalam menerima

28 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK A

pembelajaran. Bakat menurut didefinisikan sebagai kemampuan umum yang


dimiliki seorang peserta didik untuk belajar. Oleh karena itu bakat mempengaruhi
keberhasilan individu mencapai sesuatu. Ahli psikologi lainnya mengatakan bakat
adalah kemampuan dasar untuk melakukan suatu tugas tanpa upaya pendidikan
atau pelatihan.

Moral merupakan ajaran baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan,
sikap, kewajiban, dan sebagainya. Adapun keagamaan peserta didik berkaitan
dengan konsep ketuhanan yang dianutnya. Moral dan keagamaan individu
memberikan pengaruh pada pembentukan nilai dan keyakinan yang dianutnya.
Peserta didik yang memiliki keyakinan akan nilai-nilai kebenaran, kearifan, dan
saling menghargai akan berdampak pada proses dan hasil pencapaian potensi
peserta didik.

2. Faktor-faktor yang Memengaruhi Potensi Peserta Didik


Seperti disampaikan sebelumnya bahwa potensi yang dimiliki oleh setiap individu
termasuk peserta didik berbeda-beda karena pengaruh dari berbagai faktor, baik
internal maupun eksternal. Faktor internal meliputi fisik dan psikologis. Faktor
eksternal meliputi lingkungan sosial masyarakat, lingkungan sosial keluarga,
lingkungan sekolah dan perbedaan ras, suku, budaya, kelas sosial peserta didik.

a. Faktor Internal
Yaitu faktor yang ada dalam diri peserta didik itu sendiri yang meliputi
pembawaan dan potensi psikologis tertentu yang berperan mengembangkan
dirinya sendiri.
1) Fisik
Setiap individu mempunyai ciri dan sifat atau karakteristik bawaan (heredity)
dan karakteristik yang diperoleh dari pengaruh lingkungan; karakteristik
bawaan merupakan karakteristik keturunan yang dimiliki sejak lahir, baik yang
menyangkut faktor biologis maupun faktor sosial psikologis. Hal tersebut
merupakan dua faktor yang terbentuk karena faktor yang terpisah, masing-
masing mempengaruhi kepribadian dan kemampuan individu bawaan dan
lingkungan dengan caranya sendiri-sendiri. Natur dan nurture merupakan

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 29


Kegiatan Pembelajaran 2

istilah yang biasa digunakan untuk menjelaskan karakteristik-karakteristik


individu dalam hal fisik, mental, dan emosional pada setiap tingkat
perkembangan. Karakteristik yang berkaitan dengan perkembangan faktor
biologis cenderung lebih bersifat tetap, sedangkan karakteristik yang berkaitan
dengan sosial psikologis lebih banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan.

2) Psikologis
Faktor psikologis berkaitan dengan hal kejiwaan, kapasitas mental, emosi,
dan intelegensi individu. Kemampuan berpikir peserta didik memberikan
pengaruh pada hal memecahkan masalah dan juga berbahasa. Hal lain yang
berkaitan dengan aspek psikologi peserta didik antara lain: kecerdasan siswa,
motivasi, minat, sikap, dan bakat.
a) Kecerdasan/inteligensi siswa
Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik
dalam mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan
melalui cara yang tepat. Dengan demikian, kecerdasan bukan hanya
berkaitan dengan kualitas otak saja, tetapi juga organ-organ tubuh yang
lain. Namun bila dikaitkan dengan kecerdasan, tentunya otak merupakan
organ yang penting dibandingkan organ yang lain, karena fungsi otak itu
sendiri sebagai pengendali tertinggi (executive control) dari hampir seluruh
aktivitas manusia. Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang paling
penting dalam proses belajar siswa, karena itu menentukan kualitas belajar
siswa. Semakin tinggi tingkat inteligensi seorang individu, semakin besar
peluang individu tersebut meraih sukses dalam belajar.Sebaliknya,
semakin rendah tingkat inteligensi individu, semakin sulit individu itu
mencapai kesuksesan belajar. Oleh karena itu, perlu bimbingan belajar dari
orang lain, seperti guru, orangtua, dan lain sebagainya. Sebagai faktor
psikologis yang penting dalam mencapai kesuksesan belajar, maka
pengetahuan dan pemahaman tentang kecerdasan perlu dimiliki oleh
setiap calon guru atau guru profesional, sehingga mereka dapat
memahami tingkat kecerdasan siswanya. Pemahaman tentang tingkat
kecerdasan individu dapat diperoleh oleh orangtua dan guru atau pihak-
pihak yang berkepentingan melalui konsultasi dengan psikolog atau
psikiater.Sehingga dapat diketahui anak didik berada pada tingkat

30 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK A

kecerdasan yang mana, amat superior, superior, rata­rata, atau mungkin


lemah mental.Informasi tentang taraf kecerdasan seseorang merupakan
hal yang sangat berharga untuk memprediksi kemampuan belajar
seseorang. Pemahaman terhadap tingkat kecerdasan peserta didik akan
membantu mengarahkan dan merencanakan bantuan yang akan diberikan
kepada siswa.

b) Motivasi
Motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan kegiatan
belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan
belajar. Para ahli psikologi mendefinisikan motivasi sebagai proses di
dalam diri individu yang aktif, mendorong, memberikan arah, dan menjaga
perilaku setiap saat (Slavin, 1994). Motivasi juga diartikan sebagai
pengaruh kebutuhan-kebutuhan dan keinginan terhadap intensitas dan
arah perilaku seseorang. Dari sudut sumbernya, motivasi dibagi menjadi
dua, yairu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

Motivasi intrinsik adalah semua faktor yang berasal dari dalam diri individu
dan memberikan dorongan untuk melakukan sesuatu. Seperti seorang
siswa yang gemar membaca, maka ia tidak perlu disuruh-suruh untuk
membaca, karena membaca tidak hanya menjadi aktivitas kesenangannya,
tapi bisa jadi juga telah menjadi kebutuhannya. Dalam proses belajar,
motivasi intrinsik memiliki pengaruh yang lebih efektif, karena motivasi
intrinsik relatif lebih lama dan tidak tergantung pada motivasi dari luar
(ekstrinsik).
1) Motivasi Intrinsik
Menurut Arden N. F (Hayinah, 1992) motivasi intrinsik meliputi: a)
Dorongan ingin tahu b) Sifat positif dan kreatif c) Keinginan mencapai
prestasi d) Kebutuhan untuk menguasai ilmu dan pengetahuan yang
berguna bagi dirinya
2) Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah faktor yang datang dari luar individu tetapi
memberi pengaruh terhadap kemauan belajar.

c) Minat

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 31


Kegiatan Pembelajaran 2

Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan


yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.Menurut Reber
(Syah, 2003), minat bukanlah istilah yang populer dalam psikologi
disebabkan ketergantungannya terhadap berbagai faktor internal lainnya,
seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan.
Namun lepas dari kepopulerannya, minat sama halnya dengan kecerdasan
dan motivasi, karena memberi pengaruh terhadap aktivitas belajar. Karena
jika seseorang tidak memiliki minat untuk belajar, ia akan tidak
bersemangat atau bahkan tidak mau belajar.

Oleh karena itu, dalam konteks belajar di kelas, seorang guru atau pendidik
lainnya perlu membangkitkan minat siswa agar tertarik terhadap materi
pelajaran yang akan dipelajarinya. Untuk membangkitkan minat belajar
siswa tersebut, banyak cara yang bisa digunakan.antara lain, pertama,
dengan membuat materi yang akan dipelajari semenarik mungkin dan tidak
membosankan, baik dari bentuk buku materi, desain pembelajaran yang
membebaskan siswa untuk mengeksplor apa yang dipelajari, melibatkan
seluruh domain belajar siswa (kognitif, afektif, psikomotorik) sehingga
siswa menjadi aktif, maupun performansi guru yang menarik saat
mengajar. Kedua, pemilihan jurusan atau bidang studi.Dalam hal ini,
alangkah baiknya jika jurusan atau bidang studi dipilih sendiri oleh siswa
sesuai dengan minatnya.

d) Sikap dalam proses belajar


Sikap individu dapat mempengaruhi keberhasilan proses belajarnya. Sikap
adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk
mereaksi atau merespons dengan cara yang relatif tetap terhadap objek,
orang, peristiwa dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif (Syah,
2003). Sikap siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh perasaan senang
atau tidak senang pada performan guru, pelajaran, atau lingkungan
sekitarnya.Untuk mengantisipasi munculnya sikap yang negatif dalam
belajar, guru sebaiknya berusaha untuk menjadi guru yang profesional dan
bertanggung jawab terhadap profesi yang dipilihnya. Dengan
profesionalitas, seorang guru akan berusaha memberikan yang terbaik bagi

32 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK A

siswanya; berusaha mengembangkan kepribadian sebagai seorang guru


yang empatik, sabar, dan tulus kepada muridnya; berusaha untuk
menyajikan pelajaran yang diampunya dengan baik dan menarik sehingga
membuat siswa dapat mengikuti pelajaran dengan senang dan tidak
menjemukan; meyakinkan siswa bahwa bidang studi yang dipelajari
bermanfaat bagi diri siswa.

e) Bakat
Faktor psikologis lain yang memengaruhi proses belajar adalah bakat.
Secara umum, bakat (aptitude) didefinisikan sebagai kemampuan potensial
yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang
akan datang (Syah, 2003).Berkaitan dengan belajar, Slavin (1994)
mendefinisikan bakat sebagai kemampuan umum yang dimiliki seorang
siswa untuk belajar.

Dengan demikian, bakat adalah kemampuan seseorangyang menjadi salah


satu komponen yang diperlukan dalam proses belajar seseorang. Apabila
bakat seseorang sesuai dengan bidang yang sedang dipelajarinya, maka
bakat itu akan mendukung proses belajarnya sehingga kernungkinan besar
ia akan berhasil. Pada dasarnya, setiap orang mempunyai bakat atau
potensi untuk mencapai prestasi belajar sesuai dengan kemampuannya
masing-masing.Karena itu, bakat juga diartikan sebagai kemampuan dasar
individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa tergantung upaya
pendidikan dan latihan. Individu yang telah memiliki bakat tertentu, akan
lebih mudah menyerap segala informasi yang berhubung­an dengan bakat
yang dimilikinya. Misalnya, siswa yang berbakat di bidang bahasa akan
lebih mudah mempelajari bahasa-bahasa lain selain bahasanya sendiri.

b. Faktor Eksternal
Faktor Eksternal atau faktor dari luar diri peserta didik meliputi:
1) Lingkungan Sosial Masyarakat
Lingkungan sosial individu adalah lingkungan dimana seorang individu
berinteraksi dengan individu lainnya dalam suatu ikatan norma dan peraturan.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 33


Kegiatan Pembelajaran 2

Kondisi lingkungan yang sehat dan mendukung secara positif terhadap proses
belajar peserta didik akan memberikan pengaruh yang positif pada
perkembangan potensi peserta didik. Lingkungan masyarakat yang kumuh,
dan tidak mendukung secara positif seperti; banyaknya pengangguran, dan
anak terlantar akan memberikan pengaruh negatif pada aktifitas dan potensi
peserta didik.

2) Lingkungan Sosial keluarga


Keluarga adalah lingkungan sosial terkecil pada peserta didik. Peran keluarga
dalam menunjang potensi peserta didik sangat penting. Hal-hal seperti
kedekatan dengan orang tua, dukungan, dan hubungan dengan anggota
keluarga yang harmonis akan memberikan dampak pada perkembangan
potensi peserta didik.

3) Lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah, seperti teman sekelas, guru, dan staf administrasi dapat
memberikan pengaruh terhadap proses belajar peserta didik. Hubungan baik
dan harmonis diantara ketiganya memberikan pengaruh pada proses belajar.
Memberikan motivasi yang positif , dan kesempatan pada peserta didik untuk
belajar dan berkembang akan sangat berpengaruh pada pencapaian
potensinya. Guru harus dapat mengamati dengan baik karakteristik dari
peserta didik.

4) Perbedaan ras, suku, budaya, kelas sosial peserta didik


Sekolah adalah wadah bagi seluruh peserta didik untuk mengembangkan
potensinya tanpa memandang perbedaan baik ras, suku, budaya maupun
kelas sosial peserta didik. Memahami perbedaan karakteristik peserta didik
adalah merupakan tantangan besar bagi pendidik dalam menunjang
perkembangan potensi peserta didik. Bagaimana menciptakan kondisi kelas
yang mendukung aktifitas belajar yang dapat mewadahi seluruh peserta didik
merupakan salah satu peran penting dari pendidik. Perbedaan ras, dan etnik
akan memunculkan perbedaan dialek bahasa, nilai dan keyakinan yang
kesemuanya itu akan sangat membawa pengaruh dalam proses
pengembangan potensi peserta didik. Pendidik harus peka dan memiliki sikap
positif terhadap perbedaan karakteristik peserta didiknya. Mc. Graw Hill dalam

34 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK A

bukunya Learning to Teach (2009) menyatakan bahwa ketika penggunaan


dialek bahasa keluarga yang dipakai oleh peserta didik di Amerika dipaksa
untuk dihapuskan, maka kecenderungan prestasi akademik siswa tidak
mengalami peningkatan, justru memunculkan kondisi emosional yang negatif
pada mereka. Pendidik sebaiknya senantiasa mampu memunculkan kondisi
emosi positif pada peserta didik dengan segala keberagaman karakteristik
mereka.

3. Identifikasi Potensi Peserta Didik Berdasarkan Bakat dan Minat


Potensi berupa kemampuan intelektual, bakat, dan minat merupakan modal yang
dimiliki setiap individu untuk dapat mencapai apa yang diinginkannya. Karena
faktor itu pula seseorang menjadi dirinya sendiri. Bakat yang merupakan suatu
kemampuan lebih yang ada pada diri manusia akan membuat manusia tersebut
menjadi apa yang diinginkan dengan melatih bakat tersebut. Bakat didefinisikan
sebagai kemampuan alamiah atau bawaan untuk memperoleh pengetahuan atau
keterampilan yang relative bisa bersifat umum (misalnya bakat intelektual umum)
atau khusus (bakat akademis khusus). Bakat khusus disebut juga talenta. Bakat
memungkinkan seseorang untuk mencapai prestasi dalam bidang tertentu, akan
tetapi diperlukan latihan, pengetahuan, pengalaman dan dorongan atau motivasi
agar bakat itu dapat terwujud.

Bakat yang dimiliki seseorang tidak sama antara satu dengan lainnya. Ada orang
yang berbakat pada ilmu alam, tetapi tidak berbakat pada ilmu sosial, ada yang
berbakat di bidang olahraga, tetapi tidak berbakat di kesenian, ada yang
berbakat di bidang kesenian, tetapi tidak berbakat di keterampilan. Bakat yang
dimiliki seseorang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
keberhasilan belajar.

Adapun minat yang merupakan sesuatu yang benar-benar diinginkan oleh


seseorang. Minat adalah suatu proses yang tetap untuk memperhatikan dan
menfokuskan diri pada sesuatu yang diminatinya dengan perasaan senang dan
rasa puas ( Hilgar & Slameto ; 1988 ; 59). Minat adalah suatu perangkat mental
yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka,

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 35


Kegiatan Pembelajaran 2

rasa takut atau kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu
pikiran tertentu. (Maprare dan Slameto; 1988; 62). Jadi, dapat disimpulkan minat
ialah suatu proses pengembangan dalam mencampurkan seluruh kemampuan
yang ada untuk mengarahkan individu kepada suatu kegiatan yang diminatinya.

Ketiga potensi di atas ada pada setiap individu dan merupakan pemberian atau
bawaan dari lahirnya. Permasalahnnya sekarang adalah, apakah kita telah
melakukan hal-hal yang menopang intelektual, bakat, dan minat kita untuk
berkembang optimal atau belum. Untuk mengidentifikasi potensi peserta didik
dapat dikenali dari ciri-ciri (indikator) keberbakatan peserta didik dan
kecenderungan minat jabatan.

a. Indikator Keberbakatan Peserta Didik


Bakat peserta didik dapat mengarah pada kemampuan numerik, mekanik,
berpikir abstrak, relasi ruang (spasial), dan berpikir verbal. Minat seseorang
secara vokasional dapat berupa minat profesional, minat komersial, dan minat
kegiatan fisik. Minat profesional mencakup minat-minat keilmuan dan sosial.
Minat komersial adalah minat yang mengarah pada kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan bisnis. Minat fisik mencakup minat mekanik, minat kegiatan
luar, dan minat navigasi (kedirgantaraan/ penerbangan).

Bakat dan minat berpengaruh pada prestasi mata pelajaran tertentu. Dalam satu
kelas, bakat dan minat peserta didik yang satu berbeda dengan bakat dan minat
peserta didik yang lainnya. Namun setiap peserta didik diharapkan dapat
menguasai semua materi pelajaran yang diajarkan oleh guru di sekolah. Dengan
bakat dan minat masing-masing, prestasi peserta didik pada mata pelajaran
tertentu akan berbeda dengan prestasi belajar peserta didik yang lain pada mata
pelajaran yang sama. Selain itu, prestasi peserta didik pada mata pelajaran yang
satu bisa berbeda dengan prestasinya pada pelajaran yang lain.

Ada tiga kelompok ciri keberbakatan, yaitu: (1) kemampuan umum yang
tergolong di atas rata-rata (above average ability), (2) kreativitas (creativity)
tergolong tinggi, (3) komitmen terhadap tugas (task commitment) tergolong tinggi.

36 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK A

Lebih lanjut Yaumil (1991) menjelaskan bahwa: (1) Kemampuan umum di atas
rata-rata merujuk pada kenyataan antara lain bahwa peserta didik berbakat
memiliki perbendaharaan kata-kata yang lebih banyak dan lebih maju
dibandingkan peserta didik biasa; cepat menangkap hubungan sebab akibat;
cepat memahami prinsip dasar dari suatu konsep; seorang pengamat yang tekun
dan waspada; mengingat dengan tepat serta memiliki informasi aktual; selalu
bertanya-tanya; cepat sampai pada kesimpulan yang tepat mengenai kejadian,
fakta, orang atau benda. (2) Ciri-ciri kreativitas antara lain: menunjukkan rasa
ingin tahu yang luar biasa; menciptakan berbagai ragam dan jumlah gagasan
guna memecahkan persoalan; sering mengajukan tanggapan yang unik dan
pintar; tidak terhambat mengemukakan pendapat; berani mengambil resiko; suka
mencoba; peka terhadap keindahan dan segi-segi estetika dari lingkungannya.
(3) komitmen terhadap tugas sering dikaitkan dengan motivasi instrinsik untuk
berprestasi, ciri-cirinya mudah terbenam dan benar-benar terlibat dalam suatu
tugas; sangat tangguh dan ulet menyelesaikan masalah; bosan menghadapi
tugas rutin; mendambakan dan mengejar hasil sempurna; lebih suka bekerja
secara mandiri; sangat terikat pada nilai-nilai baik dan menjauhi nilai-nilai buruk;
bertanggung jawab, berdisiplin; sulit mengubah pendapat yang telah diyakininya.

Munandar (1992) mengungkapkan ciri-ciri (indikator) peserta didik berbakat


sebagai berikut :
1) Indikator Intelektual/belajar
Berikut adalah indikator-indikator intelektual bagi seorang peserta didik.
a. mudah menangkap pelajaran
b. mudah mengingat kembali
c. memiliki perbendaharaan kata yang luas
d. penalaran tajam (berpikir logis, kritis, memahami hubungan sebab akibat)
e. daya konsentrasi baik (perhatian tidak mudah teralihkan)
f. menguasai banyak bahan tentang macam-macam topik
g. senang dan sering membaca
h. mampu mengungkapkan pikiran, perasaan atau pendapat secara
lisan/tertulis dengan lancar dan jelas
i. mampu mengamati secara cermat
j. senang mempelajari kamus, peta dan ensiklopedi

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 37


Kegiatan Pembelajaran 2

k. cepat memecahkan soal


l. cepat menemukan kekeliruan atau kesalahan
m. cepat menemukan asas dalam suatu uraian
n. mampu membaca pada usia lebih muda
o. daya abstraksi cukup tinggi
p. selalu sibuk menangani berbagai hal

2) Indikator kreativitas
Indikator-indikator kreativitas peserta didik meliputi hal-hal berikut ini.
a. memiliki rasa ingin tahu yang besar
b. sering mengajukan pertanyaan yang berbobot
c. memberikan banyak gagasan dan usul terhadap suatu masalah
d. mampu menyatakan pendapat secara spontan dan tidak malu-malu
e. mempunyai/menghargai rasa keindahan
f. mempunyai pendapat sendiri dan dapat mengungkapkannya, tidak mudah
terpengaruh orang lain
g. memiliki rasa humor tinggi
h. mempunyai daya imajinasi yang kuat
i. mampu mengajukan pemikiran, gagasan pemecahan masalah yang
berbeda dari orang lain (orisinil)
j. dapat bekerja sendiri
k. senang mencoba hal-hal baru
l. mampu mengembangkan atau merinci suatu gagasan (kemampuan
elaborasi)

3) Indikator motivasi
Motivasi peserta didik ditandai dengan indikator-indikator seperti berikut ini.
a. tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang
lama, tidak berhenti sebelum selesai)
b. ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa)
c. tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi
d. ingin mendalami bahan/bidang pengetahuan yang diberikan
e. selalu berusaha berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan
prestasinya)

38 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK A

f. menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah “orang dewasa”


(misalnya terhadap pembangunan, korupsi, keadilan dan sebagainya)
g. senang dan rajin belajar, penuh semangat, cepat bosan dengan tugas-
tugas rutin dapat mempertahankan pendapat-pendapatnya (kalau sudah
yakin akan sesuatu, tidak mudah melepaskan hal yang diyakini tersebut)
h. mengejar tujuan-tujuan jangka panjang (dapat menunda pemuasan
kebutuhan sesaat yang ingin dicapai kemudian)
i. senang mencari dan memecahkan soal-soal

b. Kecenderungan Minat Jabatan peserta didik


Kecenderungan minat jabatan peserta didik dapat dikenali dari tipe
kepribadiannya. Holland (1985) mengidentifikasikan tipe kepribadian seseorang
berikut ciri-cirinya. Dari identifikasi kepribadian peserta didik menunjukkan bahwa
tidak semua jabatan cocok untuk semua orang. Setiap tipe kepribadian tertentu
mempunyai kecenderungan terhadap minat jabatan tertentu pula. Berikut
disajikan kecenderungan tipe kepribadian dan ciri-cirinya.
1) Realistik (realistic), yaitu kecenderungan untuk bersikap apa adanya atau
realistik. Ciri-ciri kecenderungan ini adalah : rapi, terus terang, keras kepala,
tidak suka berkhayal, tidak suka kerja keras.
2) Penyelidik (investigative), yaitu kecenderungan sebagai penyelidik. Ciri-ciri
kecenderungan ini meliputi : analitis, hati-hati, kritis, suka yang rumit, rasa
ingin tahu besar.
3) Seni (artistic), yaitu kecenderungan suka terhadap seni. Ciri-ciri
kecenderungan ini adalah: tidak teratur, emosi, idealis, imajinatif, terbuka.
4) Sosial (social), yaitu kecenderungan suka terhadap kegiatan-kegiatan yang
bersifat sosial. Ciri-cirinya : melakukan kerjasama, sabar, bersahabat, rendah
hati, menolong, dan hangat.
5) Suka usaha (enterprising), yaitu kecenderungan menyukai bidang usaha. Ciri-
cirinya : ambisius, energik, optimis, percaya diri, dan suka bicara.
6) Tidak mau berubah (conventional), yaitu kecenderungan untuk
mempertahankan hal-hal yang sudah ada, enggan terhadap perubahan. Ciri-
cirinya : hati-hati, bertahan, kaku, tertutup, patuh konsisten.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 39


Kegiatan Pembelajaran 2

c. Proses Identifikasi Pontensi Peserta Didik


Potensi peserta didik dapat dideteksi dari keberbakatan intelektual pada peserta
didik. Ada dua cara pengumpulan informasi untuk mengidentifikasi anak
berbakat, yaitu dengan menggunakan data objektif dan data subjektif. Identifikasi
melalui penggunaan data objektif diperoleh melalui antara lain :
1. skor tes inteligensi individual
2. skor tes inteligensi kelompok
3. skor tes akademik
4. skor tes kreativitas

Sedangkan identifikasi melalui penggunaan data subjektif diperoleh dari :


1. ceklist perilaku (LK 2.d)
2. nominasi oleh guru (LK 2.c)
3. nominasi oleh orang tua
4. nominasi oleh teman sebaya dan
5. nominasi oleh diri sendiri

Untuk melakukan identifikasi dengan menggunakan data objektif seperti tes


inteligensi individual, tes inteligensi kelompok dan tes kreativitas, pihak sekolah
dapat menghubungi Fakultas Psikologi yang ada di kota masing-masing maupun
Kantor Konsultan Psikologi. Sedangkan untuk memperoleh skor tes akademik,
sekolah dapat melakukannya sendiri. Biasanya prestasi akademik yang dilihat
dari anak berbakat intelektual adalah dalam mata pelajaran : Bahasa Indonesia,
bahasa Inggris, Matematika, Pengetahuan Sosial, Sains (Fisika, Biologi, dan
Kimia). Untuk pengumpulan informasi melalui data subjektif, sekolah dapat
mengembangkan sendiri dengan mengacu pada konsepsi dan ciri (indikator)
keberbakatan yang terkait.

Laporan hasil penjaringan potensi peserta didik (LK 2.e) dapat dimanfaatkan
sebagai masukan dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling,
terutama dalam program pelayanan bimbingan belajar dan bimbingan karir.
Program bimbingan belajar terutama diberikan kepada peserta didik yang
mempunyai prestasi dibawah rata-rata agar dapat memperoleh prestasi yang
lebih tinggi. Program bimbingan karir diberikan kepada semua peserta didik

40 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK A

dalam rangka mempersiapkan mereka untuk melanjutkan studi dan menyiapkan


karirnya.

D. Aktivitas Pembelajaran

Secara mandiri ataupun berkelompok (sesuai petunjuk fasilitator), pelajari


seluruh kegiatan pembelajaran 2 dengan seksama, mulai dari tujuan
pembelajaran sampai dengan rangkuman dan umpan balik. Selanjutnya silakan
Saudara mengerjakan setiap lembar kerja (LK) yang ada sesuai dengan
ketentuan yang ada pada saran penggunaan modul.

LK 2.a. MEYUSUN PETA KONSEP URAIAN MATERI KP 2

1. Bacalah uraian materi dengan seksama, kemudian buatlah peta konsep


materi yang Saudara baca tersebut secara mandiri untuk memperdalam
pemahaman Saudara mengenai macam-macam potensi peserta didik
sampai dengan indikator untuk identifikasi potensi tersebut .
2. Susunlah peta konsep sekreatif mungkin untuk mempermudah
penguasaan materi pada Kegiatan Pembelajaran 2.

LK 2.b. PRESENTASI DAN PERBAIKAN PETA KONSEP KP 2

1. Presentasikan peta konsep materi yang telah Saudara buat ( LK 2.b)


pada kelompok belajar guru (MGMP) dengan memperhatikan dan
mengimplementasikan kaidah-kaidah presentasi dan bekerja dalam
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 41
kelompok (menghargai pendapat orang lain, menjalankan hasil
kesepakatan).

2. Catatlah semua masukan perbaikan dari semua partisipan.


Kegiatan Pembelajaran 2

LK 2.c. SKALA NOMINASI GURU DIMENSI INDIKATOR KREATIVITAS,


INTELEKTUAL DAN MOTIVASI
A. Petunjuk
1. Pilihlah beberapa siswa di kelas Saudara yang dianggap paling berbakat
intelektual.
2. Berikan penilaian saudara pada beberapa siswa tersebut, terhadap dimensi
indikator kreativitas dibawah ini.
3. Penilaian dilakukan dengan memberikan tanda cek (V) pada kolom Skor yang
sesuai dengan kondisi siswa tersebut menurut pengamatan saudara pada
dirinya.
4. Setiap kolom pada kolom skor memiliki skor nilai sebagai berikut :
 Kolom 1, skor nilai 1, artinya indikator tersebut tidak pernah terlihat pada
siswa
 Kolom 2, skor nilai 2, artinya indikator tersebut kadang-kadang terlihat pada
diri siswa
 Kolom 3, skor nilai 3, artinya indikator tersebut sering terlihat pada diri
siswa
 Kolom 4, skor nilai 4, artinya indikator tersebut selalu terlihat pada diri
siswa.
5. Lakukan skoring dan penjumlahan nilai untuk masing-masing dimensi
indikator. Dan hitunglah jumlah nilai total keempat dimensi indikator secara
keseluruhan.

42 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK A

B. Dimensi Indikator Kreativitas


Skor
No Indikator Kreativitas
1 2 3 4 Jumlah
1. memiliki rasa ingin tahu yang besar
2. sering mengajukan pertanyaan yang
berbobot
3. memberikan banyak gagasan dan
usul terhadap suatu masalah
4. mampu menyatakan pendapat secara
spontan dan tidak malu-malu
5. mempunyai/menghargai rasa
keindahan
6. mempunyai pendapat sendiri dan
dapat mengungkapkannya, tidak
mudah terpengaruh orang lain
7. memiliki rasa humor tinggi
8. mempunyai daya imajinasi yang kuat
9. mampu mengajukan pemikiran,
gagasan pemecahan masalah yang
berbeda dari orang lain (orisinil)
10. dapat bekerja sendiri
11. senang mencoba hal-hal baru
12. mampu mengembangkan atau
merinci suatu gagasan (kemampuan
elaborasi)
Jumlah Skor

Jumlah Skor :
Jumlah skor dapat dihitung dari banyaknya yang memilih setiap kolom dikalikan
dengan nilai skor pada masing-masing kolom, jadi jumlah skor dari tabel diatas
adalah :
Kolom 1 =2x1 = 2
Kolom 2 =4x2 = 8
Kolom 3 = 4 x 3 = 12
Kolom 4 =2x4 = 8
----------------------
Jumlah = 30

Setelah didapatkan skor dimensi kreativitas di atas, hal yang sama dilakukan
terhadap dimensi belajar dan dimensi motivasi. Selanjutnya ketiga skor tersebut
dijumlahkan. Hal ini dilakukan untuk setiap siswa yang dinilai oleh guru
mempunyai potensi keberbakatan intelektual. Sebaiknya guru yang mengajar

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 43


Kegiatan Pembelajaran 2

mata pelajaran matematika, bahasa, sains, dan pengetahuan sosial memberikan


skala nominasi pada setiap siswa. Akhirnya skor total masing-masing guru pada
siswa tersebut dijumlahkan dan angka yang diperoleh merupakan skor nominasi
guru untuk siswa yang bersangkutan.

C. Dimensi Indikator Belajar/Intelektual


Skor
No Indikator Belajar
1 2 3 4 Jumlah
1. mudah menangkap pelajaran
2. mudah mengingat kembali
3. memiliki perbendaharaan kata yang
luas
4. penalaran tajam (berpikir logis, kritis,
memahami hubungan sebab akibat)
5. daya konsentrasi baik (perhatian tidak
mudah teralihkan)
6. menguasai banyak bahan tentang
macam-macam topik
7. senang dan sering membaca
8. mampu mengungkapkan pikiran,
perasaan atau pendapat secara
lisan/tertulis dengan lancar dan jelas
9. mampu mengamati secara cermat
10. senang mempelajari kamus, peta dan
ensiklopedi
11. cepat memecahkan soal
12. cepat menemukan kekeliruan atau
kesalahan
13. cepat menemukan asas dalam suatu
uraian
14. mampu membaca pada usia lebih
muda
15. daya abstraksi cukup tinggi
16. selalu sibuk menangani berbagai hal
Jumlah Skor

D. Dimensi Indikator Motivasi


Skor
No Indikator Motivasi
1 2 3 4 Jumlah

44 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK A

Skor
No Indikator Motivasi
1 2 3 4 Jumlah
1. tekun menghadapi tugas (dapat
bekerja terus menerus dalam waktu
yang lama, tidak berhenti sebelum
selesai)

2. ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas


putus asa)
3. tidak memerlukan dorongan dari luar
untuk berprestasi
4. ingin mendalami bahan/bidang
pengetahuan yang diberikan
5. selalu berusaha berprestasi sebaik
mungkin (tidak cepat puas dengan
prestasinya)
6. menunjukkan minat terhadap macam-
macam masalah “orang dewasa”
(misalnya terhadap pembangunan,
korupsi, keadilan dan sebagainya)
7. senang dan rajin belajar, penuh
semangat, cepat bosan dengan
tugas-tugas rutin dapat
mempertahankan pendapat-
pendapatnya (kalau sudah yakin akan
sesuatu, tidak mudah melepaskan hal
yang diyakini tersebut)
8. mengejar tujuan-tujuan jangka
panjang (dapat menunda pemuasan
kebutuhan sesaat yang ingin dicapai
kemudian)
9. senang mencari dan memecahkan
soal-soal
Jumlah Skor

LK 2.d. IDENTIFIKASI POTENSI PESERTA DIDIK

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 45


Kegiatan Pembelajaran 2

N0 Kegiatan yang dilakukan Ya Tidak

1. Suka berhitung

2. Suka main catur

3. Senang bermain teka-teki

4. Senang membaca berbagai artikel

5. Suka menulis

6. Suka membuat puisi

7. Mudah mengingat nama

8. Senang mendengarkan radio, kaset

9. Senang melihat pertunjukan seni

10. Senang berimajinasi

11. Senang kegiatan diluar

12. Suka olahraga

13. Senang berorganisasi

14. Suka merenung atau menyendiri

15. Suka pada lingkungan alam

E. Latihan/Tugas/Kasus

Jawablah soal-soal latihan berikut dengan memilih salah satu jawaban yang
Saudara anggap benar!
1. Kemampuan yang dimiliki setiap pribadi (individu) yang mempunyai
kemungkinan untuk dikembangkan sehingga dapat berprestasi dikena
sebagai.…
A. motivasi
B. minat
C. bakat
D. potensi

46 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK A

2. Kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan


pada masa yang akan datang merupakan definisi dari….
A. potesi
B. minat
C. bakat
D. cita-cita

3. Bakat dan minat berpengaruh pada prestasi mata pelajaran tertentu. Ada tiga
kelompok ciri keberbakatan, yaitu: ….
A. kemampuan umum yang tergolong di atas rata-rata, kreativitas tergolong
tinggi, dan komitmen terhadap tugas tergolong tinggi
B. kemampuan umum yang tergolong di atas rata-rata, kemandirian tergolong
tinggi, dan komitmen terhadap tugas tergolong tinggi
C. kemampuan umum yang tergolong di atas rata-rata, kreativitas tergolong
tinggi, dan pengabdian terhadap tugas tergolong tinggi
D. kemampuan umum yang tergolong di atas rata-rata, kemandirian tergolong
tinggi, dan pengabdian terhadap tugas tergolong tinggi

4. Penyataan berikut yang merupakan indikator dimensi intelektual dari potensi


seorang peserta didik adalah….
A. mudah menangkap pelajaran, mudah mengingat kembali, memiliki
perbendahaan kata yang luas
B. mudah menangkap pelajaran, mudah mengingat kembali, senang mencari
dan memecahkan soal-soal
C. mudah menangkap pelajaran, mudah mengingat kembali, ulet menghadapi
kesulitan
D. mudah menangkap pelajaran, tekun menghadapi tugas, memiliki
perbendahaan kata yang luas

5. Penyataan berikut yang merupakan indikator dimensi kreativitas dari potensi


seorang peserta didik adalah….
A. ulet menghadapi kesulitan dan tekun menghadapi tugas
B. memiliki rasa ingin tahu besar dan rasa humor yang tinggi.
C. cepat memecahkan soal dan penalaran yang tajam.
D. memiliki rasa ingin tahu tinggi dan penalaran yang tajam.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 47


Kegiatan Pembelajaran 2

F. Rangkuman

Sebagai seorang pendidik tentunya tidak hanya bertugas mengajar di kelas saja,
akan tetapi mendidik, mengajar, dan juga melatih. Hal ini sangatl tepat apabila
dikaitkan dengan pembentukan karakter yang baik bagi para peserta didik.
Seperti apa seorang pendidik mendidik, bagaimana mengajar, dan bagaimana
melatih para peserta didik. Semua tantangan di atas berawal dari pendidik itu
sendiri, bagaimana menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, diantaranya
dengan kesan pertama pendidik itu berada di lingkungan kelas.

Setiap peserta didik memiliki potensi. Potensi peserta didik yang dimaksud
adalah kemampuan yang mungkin dikembangkan atau menunjang potensi lain.
Potensi ini meliputi potensi fisik, intelektual, kepribadian, minat, potensi moral
dan religius.

Faktor-faktor yang memengaruhi potensi peserta didik berasal dari aspek internal
dan eksternal. Selain itu, aspek fisik, psikologis dan lingkungan sosial budaya
juga berperan penting. Pendidik harus mampu mengidentikasi dengan cermat
keberagaman karakteristik peserta didik agar proses dan hasil belajar dari
peserta didik menjadi maksimal. Secara umum potensi peserta didik dapat
diidentifikasi berdasarkan bakat dan minatnya.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkan hasil jawaban latihan soal/tugas/kasus Saudara dengan kunci jawaban


yang ada di bagian akhir modul ini. Ukurlah tingkat penguasaan materi kegiatan
belajar 1 dengan menjumlahkan jumlah skor.

Arti tingkat penguasaanyang diperoleh adalah :

Baik sekali = 90 –100 %

Baik = 80 –89 %

Cukup = 70 –79 %

Kurang = 0 –69 %

48 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK A

Bila tingkat penguasan mencapai 80 % ke atas, silahkan melanjutkan ke kegiatan


pembelajaran berikutnya. Namun bila tingkat penguasaan masih di bawah 80 %
harus mengulangi belajar terutama pada bagian yang belum dikuasai.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 49


Kegiatan Pembelajaran 2

50 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK A

Kegiatan Pembelajaran 3
Bekal Ajar Awal Peserta Didik

A. Tujuan

Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran 3 ini diharapkan peserta dapat


mengidentifikasi bekal-ajar awal peserta didik dalam mata pelajaran yang diampu
dan memanfaatkannya dalam penyusunan program pembelajaran dengan
mengintegrasikan nilai-nilai utama penguatan karakter yakni menghargai
perbedaan individu, gemar membaca, dan integritas.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator Pencapaian Kompetensi Kegiatan Pembelajaran 3 ini mencakup:


1. Bekal ajar awal peserta didik dalam mata pelajaran yang diampu diidentifikasi.
2. Hasil identifikasi bekal ajar awal peserta didik dimanfaatkan untuk penyusunan
program pembelajaran.

C. Uraian Materi

1. Konsep Bekal Ajar Awal Peserta Didik


Sebagaimana dijelaskan pada kegiatan pembelajaran sebelumnya bahwa setiap
peserta didik memiliki karakteristik dan potensi yang berbeda. Hal ini dapat
membawa dampak pada perbedaan hasil pengembangan potensi yang dimiliki
dan berlanjut pada perbedaan kesiapan peserta didik dalam mengikuti
pembelajaran. Oleh karena itu sangat penting bagi seorang pendidik untuk
mengetahui kesiapan masing-masing peserta didiknya dalam mengikuti
pembelajaran yang diampunya. Identifikasi kondisi awal peserta didik pada saat
akan mengikuti pembelajaran dapat memberikan informasi penting untuk guru
dalam pemilihan strategi pengelolaan, yang berkaitan dengan bagaimana
menata pembelajaran, khususnya komponen-komponen strategi pengajaran

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 51


Kegiatan Pembelajaran 3

yang efektif dan sesuai dengan karakteristik individu peserta didik sehingga
pembelajaran akan lebih bermakna.

Kegiatan mengidentifikasi peserta didik dalam pengembangan pembelajaran


merupakan pendekatan yang menerima peserta didik apa adanya. Hal ini
dilakukan untuk menyusun rencana dan melaksanakan pembelajaran atas dasar
keadaan peserta didik yang akan dihadapi. Dengan demikian, identifikasi
kemampuan awal peserta didik bertujuan untuk menentukan apa yang harus
diajarkan dan tidak perlu diajarkan dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Kegiatan identifikasi di sini bukan untuk menentukan prasyarat dalam menyeleksi
peserta didik sebelum mengikuti pembelajaran.

Bekal ajar awal peserta didik dapat pula diartikan kemampuan awal (entry
behavior), yakni kemampuan yang telah diperoleh peserta didik sebelum dia
memperoleh kemampuan akhir tertentu yang baru. Kemampuan awal
menunjukkan status pengetahuan dan keterampilan peserta didik saat ini untuk
menuju ke status mendatang yang diinginkan sesuai tujuan pembelajaran agar
tercapai oleh peserta didik. Dengan identifikasi kemampuan awal ini dapat
ditentukan dari mana pembelajaran harus dimulai. Sikap awal peserta didik
merupakan salah satu variabel didefenisikan sebagai aspek-aspek atau kualitas
perseorangan peserta didik. Aspek ini bisa berupa bakat, minat, sikap, motivasi
belajar, gaya belajar, kemampuan berfikir yang telah dimiliki peserta didik.

Pengalaman belajar merupakan proses yang dinamis dan kompleks dalam


keseharian hidup manusia, sehingga terus ditingkatkan secara skala waktu dan
kualitas maupun kuantitas. Beberapa hal yang harus ditelaah dan diteliti terlebih
dahulu adalah tentang keadaan dasar atau sikap dasar atau kemampuan yang
telah ada sebelum adanya proses belajar. Hal ini bertujuan agar para pendidik
mampu mengukur pencapaian tujuan belajar yang dilakukan dilihat dari segi
proses dan hasil. Dalam proses identifikasi ini, ada beberapa hal yang patut
diperhatikan sebagai suatu perhatian yang lebih khusus diantaranya : Faktor-
faktor akademis, Faktor-faktor sosial, dan Kondisi belajar.

Sikap awal peserta didik menurut Goleman, Daniel (2000) dikelompokkan ke dalam
delapan kelas yaitu :

52 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK A

a) Belajar isyarat (signal learning). Yaitu belajar dimana tidak semua reaksi
sepontan manusia menimbulkan respon dalam konteks inilah signal learning
terjadi. Contohnya yaitu seorang guru yang memberikan isyarat kepada
muridnya yang gaduh dengan bahasa tubuh tangan diangkat kemudian
diturunkan.
b) Belajar stimulus respon. Belajar tipe ini memberikan respon yang tepat
terhadap stimulus yang diberikan. Reaksi yang tepat diberikan penguatan
(reinforcement) sehingga terbentuk perilaku tertentu (shaping). Contohnya
yaitu seorang guru memberikan suatu bentuk pertanyaan atau gambaran
tentang sesuatu yang kemudian ditanggapi oleh muridnya. Guru memberI
pertanyaan kemudian peserta didik menjawab.
c) Belajar merantaikan (chaining). Tipe ini merupakan belajar dengan membuat
gerakan-gerakan motorik sehingga akhirnya membentuk rangkaian gerak
dalam urutan tertentu. Contohnya yaitu pengajaran tari atau senam yang dari
awal membutuhkan proses-proses dan tahapan untuk mencapai tujuannya.
d) Belajar asosiasi verbal (verbal Association). Tipe ini merupakan belajar
menghubungkan suatu kata dengan suatu obyek yang berupa benda, orang
atau kejadian dan merangkaikan sejumlah kata dalam urutan yang tepat.
Contohnya yaitu Membuat langkah kerja dari suatu praktek dengan bantuan
alat atau objek tertentu. Membuat prosedur dari praktek kayu.
e) Belajar membedakan (discrimination). Tipe belajar ini memberikan reaksi yang
berbeda–beda pada stimulus yang mempunyai kesamaan. Contohnya yaitu
seorang guru memberikan sebuah bentuk pertanyaan dalam berupa kata-kata
atau benda yang mempunyai jawaban yang mempunyai banyak versi tetapi
masih dalam satu bagian dalam jawaban yang benar. Guru memberikan
sebuah bentuk (kubus) peserta didik menerka ada yang bilang berbentuk
kotak, seperti kotak kardus, kubus, dsb.
f) Belajar konsep (concept learning). Belajar mengklasifikasikan stimulus, atau
menempatkan obyek-obyek dalam kelompok tertentu yang membentuk suatu
konsep. (konsep: satuan arti yang mewakili kesamaan ciri). Contohnya yaitu
memahami sebuah prosedur dalam suatu praktek atau juga teori. Memahami
prosedur praktek uji bahan sebelum praktek, atau konsep dalam topik
mekanika teknik.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 53


Kegiatan Pembelajaran 3

g) Belajar dalil (rule learning). Tipe ini meruoakan tipe belajar untuk
menghasilkan aturan atau kaidah yang terdiri dari penggabungan beberapa
konsep. Hubungan antara konsep biasanya dituangkan dalam bentuk kalimat.
Contohnya yaitu seorang guru memberikan hukuman kepada peserta didik
yang tidak mengerjakan tugas yang merupakan kewajiban peserta didik,
dalam hal itu hukuman diberikan supaya peserta didik tidak mengulangi
kesalahannya.
h) Belajar memecahkan masalah (problem solving). Tipe ini merupakan tipe
belajar yang menggabungkan beberapa kaidah untuk memecahkan masalah,
sehingga terbentuk kaidah yang lebih tinggi (higher order rule). Contohnya
yaitu seorang guru memberikan kasus atau permasalahan kepada peserta
didik untuk memancing otak mereka mencari jawaban atau penyelesaian dari
masalah tersebut.

2. Identifikasi Bekal Ajar Awal Peserta Didik


Identifikasi bekal ajar awal peserta didik bertujuan sebagai berikut:
a. Memperoleh informasi yang lengkap dan akurat berkenaan dengan
kemampuan awal peserta didik sebelum mengikuti program pembelajaran
tertentu
b. Menyeleksi tuntutan, bakat, minat, kemampuan serta kecenderungan peserrta
didik berkaitan dengan pemilihan program program pembelajaran tertentu
yang akan diikuti mereka.
c. Menentukan desain program pembelajaran dan atau pelatihan tertentu yang
perlu dikembangkan sesuai dengan kemampuan awal peserta didik.

Dalam mengenal dan mengetahui sikap awal dan karakteristik peserta didik
biasanya diterapkan dalam beberapa cara, yaitu:
a. Secara langsung dengan menggunakan metode-metode tertentu dengan
melakukan pengambilan data yang ada dilapangan, baik melalui
pengumpulan data, observasi dan sebagainya.
b. Secara tidak langsung melalui orang-orang terdekat dari peserta didik yang
bersangkutan.
c. Dan juga bisa dilakukan melalui lingkungan peserta didik yang bersangkutan.

54 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK A

Ada beberapa strategi/cara yang dapat dilakukan pendidik untuk mengetahui


kemampuan awal peserta didik secara langsung, misalnya:
1. Asesmen Kemampuan Awal Siswa Berbasis Kinerja/Asesmen pengetahuan
awal siswa.
Cara paling reliabel dalam melakukan asesmen ini adalah dengan
memberikan sebuah tugas, dapat berupa kuis, atau bentuk lain, yang
berkaitan dengan materi pelajaran yang akan diberikan, yang dalam
pengerjaan tugas tsb akan memerlukan penggunaan pengetahuan awal yang
telah mereka miliki sebelum mengikuti pembelajaran anda. Tentunya, saat
merancang kuis atau tugas tersebut, terlebih dahulu guru mengidentifikasi
pengetahuan prasyarat atau keterampilan prasyarat apa yang diperlukan
untuk pembelajaran yang akan dilakukan.
2. Asesmen Kemampuan Awal Mandiri (Self Assessment)/Asesmen
pengetahuan awal mandiri.
Untuk melakukan cara yang kedua ini, guru dapat membuat sebuah angket
singkat untuk evaluasi mandiri (evaluasi diri) setiap peserta didik yang akan
mengikuti pembelajaran. Cara ini sebenarnya relatif mudah dilakukan, karena
angket yang dibuat sederhana saja. Berikut contoh angket untuk asesmen
kemampuan awal mandiri:

Contoh : Bahasan tentang Fotosintesis


Pertanyaan: Seberapa luas pengetahuanmu tentang fotosintesis
Skor Pernyataan
1 Saya belum pernah mendengar istilah itu.
2 Saya tahu pada organisme apa fotosintesis terjadi dan apa tujuannya.
3 Saya tahu pada organisme apa fotosintesis terjadi, tujuannya, reaksi
kimianya, bahkan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
4 Saya pernah melakukan percobaan mengenai fotosisntesis dan
memahami dengan baik pada organisme apa fotosintesis terjadi,
tujuannya, reaksi kimianya, bahkan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
3. Peta Konsep/Concept map
Penggunaan peta konsep untuk mengecek pengetahuan awal yang telah
dimiliki siswa sebelum mengikuti pembelajaran adalah dengan menuliskan
sebuah kata kunci utama tentang topik yang akan dipelajari saat itu di

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 55


Kegiatan Pembelajaran 3

tengah-tengah papan tulis. Misalnya "Fotosintesis". Berikutnya guru meminta


siswa menyebutkan atau menuliskan konsep-konsep yang relevan
(berhubungan) dengan konsep fotosintesis dan membuat hubungan antara
konsep fotosintesis dengan konsep yang disebut (ditulisnya) tadi. Seberapa
pengetahuan awal yang dimiliki siswa dapat terlihat sewaktu mereka
bersama-sama membuat peta konsep di papan tulis. Cara lain misalnya
dengan memberikan sebuah peta konsep yang hanya berisi konsep utama,
sementara itu siswa harus mengisi kotak-kotak kosong yang telah
disediakan pada peta konsep itu dengan konsep yang relevan. Seberapa
banyak kotak kosong pada peta konsep yang tidak lengkap itu dapat diisi
oleh siswa, adalah indikasi seberapa pengetahuan awal yang mereka miliki.

Gambar 5. Contoh Format Peta Konsep

Langkah lebih lengkap yang dapat dilakukan sebagai latihan dalam menganalisis
sikap dan karakteristik peserta didik, sebagai berikut :
a) Kumpulkanlah data sikap awal peserta didik dari sampel. Di samping data dari orang-
orang yang dekat dengan sasaran, diperlukan pula data dari sampel sasaran itu sendiri
dengan bentuk self-report. Ikutilah langkah-langkah sebagai berikut:
 Tulislah kembali perilaku khusus yang telah berhasil Anda buat dalam
analisis intruksional;

56 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK A

 Atas dasar perilaku khusus tersebut, buatlah skala penilaian dalam bentuk
skala Likert (sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, dan sangat tidak
setuju);
 Berilah pengantar cara mengisi skala penilaian tersebut dan perbanyak
secukupnya;
 Berikan skala penilaian tersebut kepada sejumlah orang yang dapat
mewakili populasi sasaran. Jumlahnya juga tergantung dari besarnya
populasi sasaran. Yang paling penting diperhatikan adalah orang-orang
tersebut memang memiliki ciri seperti populasi sasaran, sehingga dapat
dipandang sebagai sampel yang representative;
 Kumpulkan hasil isian tersebut

b) Kumpulkanlah data sikap awal peserta didik dengan mengikuti langkah-langkah


sebagai berikut:
 Buatlah daftar pertanyaan atau kuisioner tentang sikap awal peserta didik,
dengan mengambil poin-poin materi yang akan diajarkan secara
keseluruhan atau secara parsial memilih salah satu bahasan yang akan
diajarkan.
 Berikanlah kuisioner tersebut kepada sejumlah sampel yang dapat
mewakili populasi sasaran;
 Kumpulkan hasilnya.

c) Analisislah hasil pengumpulan data untuk menentukan sikap awal yang telah dikuasai.
Kelompokkan sikap yang mendapat nilai cukup dan di atasnya. Pisahkan dari sikap
yang masih sedang, kurang atau buruk.
d) Buatlah garis batas antara kedua kelompok perilaku tersebut pada bagan hasil analisis
instruksional untuk menunjukkan dua hal sebagai berikut:
 Sikap yang ada di bawah garis batas adalah perilaku yang telah dikuasai
oleh populasi sasaran sampai tingkat cukup dan baik. Sikap ini tidak akan
diajarkan kembali kepada peserta didik;
 Sikap yang ada di atas garis batas adalah sikap yang belum dikuasai oleh
populasi sasaran atau baru dikuasai sampai tingkat sedang, kurang, dan
buruk. Sikap-sikap tersebut akan diajarkan kepada peserta didik.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 57


Kegiatan Pembelajaran 3

e) Susunlah urutan sikap yang ada di atas garis batas untuk dijadikan pedoman dalam
menentukan urutan materi pelajaran.

3. Pemanfaatan Hasil Identifikasi Bekal Ajar Awal


Pada tahap selanjutnya, data tentang sikap peserta didik digunakan dalam
menyusun program pembelajaran dan strategi pembelajaran. Pemilihan Strategi
dan Metode Pembelajaran didasarkan pada pengetahuan, keterampilan dan
sikap awal peserta didik dapat membantu guru dalam menentukan strategi atau
metode pembelajaran yang tepat dan sesuai, dan mampu mengaitkannya
dengan pengetahuan, keteraampilan, sikap dan keunikan individu, jenis belajar
dan gaya belajar dan tingkat perkembangan yang sedang dialami peserta didik.

Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke


dalam Strategi Pembelajaran. Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun,
2003) mengemukakan unsur-unsur strategi dari setiap usaha, yaitu:
1) Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan
sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi pemakai
lulusan yang memerlukannya.
2) Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling
efektif untuk mencapai sasaran.
3) Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh
sejak titik awal sampai dengan sasaran.
4) Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran
(standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.
Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:
1) Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil
perilaku dan pribadi peserta didik.
2) Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang
paling efektif.
3) Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan
teknik pembelajaran.
4) Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan
ukuran baku keberhasilan.

58 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK A

D. Aktivitas Pembelajaran

Secara mandiri ataupun berkelompok (sesuai petunjuk fasilitator), pelajari


seluruh kegiatan pembelajaran 3 dengan seksama, mulai dari tujuan
pembelajaran sampai dengan rangkuman dan umpan balik. Selanjutnya silakan
Saudara mengerjakan setiap lembar kerja (LK) yang ada sesuai dengan
ketentuan yang ada pada saran penggunaan modul.

LK 3.a. MEYUSUN PETA KONSEP URAIAN MATERI KP 3

1. Bacalah uraian materi dengan seksama, kemudian buatlah peta konsep


materi yang Saudara baca tersebut secara mandiri untuk memperdalam
pemahaman Saudara mengenai konsep bekal ajar awal peserta didik,
identifikasinya, dan pemanfaatannya dalam penyusunan program
pembelajran .
2. Susunlah peta konsep sekreatif mungkin untuk mempermudah
penguasaan materi pada Kegiatan Pembelajaran 3.

LK 3.b. PRESENTASI DAN PERBAIKAN PETA KONSEP KP 3

1. Presentasikan peta konsep materi yang telah Saudara buat (LK 3.a)
pada kelompok belajar guru (MGMP) dengan memperhatikan dan
mengimplementasikan kaidah-kaidah presentasi dan bekerja dalam
kelompok (menghargai pendapat orang lain, menjalankan hasil
kesepakatan).

2. Catatlah semua masukan perbaikan dari semua partisipan.

3. Lakukan perbaikan pada peta konsep yang telah Saudara buat


berdasarkan masukan yang ada dengan penuh integritas.

LK 3.c. IDENTIFIKASI BEKAL AJAR AWAL PESERTA DIDIK

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 59


Kegiatan Pembelajaran 3

Lakukan identifikasi bekal pengetahuan awal peserta didik pada mata pelajaran
yang Saudara ampu dalam topik tertentu lalu gunakan hasilnya untuk menyusun
strategi pembelajaran yang paling tepat untuk menyampaikan topik tersebut
dengan langkah-langkah seperti berikut ini.
1. Pilihlah salah satu topik pembelajaran mata pelajaran yang Saudara ampu.
2. Siapkan peta konsep kosong untuk diisi oleh peserta didik.
3. Mintalah para peserta didik mengisi peta konsep yang telah Saudara sediakan
dalam rentang waktu yang telah ditentukan.
4. Kumpulkan hasil isian peserta didik, lalu lakukan pengelompokan terkait bekal
pengetahuan awal yang dimiliki peserta didik.
5. Susunlah strategi pembelajaran yang Saudara anggap paling tepat untuk
menyampaikan topik tersebut sesuai dengan hasil identifikasi yang telah
dilakukan.

E. Latihan/Tugas/Kasus

Jawablah soal-soal latihan berikut dengan memilih salah satu jawaban yang
Saudara anggap benar!
1. Kegiatan mengidentifikasi peserta didik dalam pengembangan pembelajaran
merupakan pendekatan dengan ciri….
A. menerima peserta didik apa adanya
B. menyeleksi peserta didik yang memenuhi syarat
C. menetapkan persyaratan peserta didik
D. mengelompokkan materi bagi peserta didik.

2. Bekal ajar awal peserta didik atau dapat pula diartikan kemampuan awal
(entry behavior), adalah .….
A. kemampuan yang telah diperoleh peserta didik sebelum dia memperoleh
kemampuan akhir tertentu yang baru
B. kemampuan yang akan diperoleh peserta didik sebelum dia memperoleh
kemampuan akhir tertentu yang baru
C. kemampuan yang diperoleh peserta didik setelah dia mengikuti proses
pembelajaran di jenjang pendidikan tertentu

60 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK A

D. kemampuan yang mungkin diperoleh peserta didik setelah dia berinteraksi


dengan lingkungan yang baru

3. Sikap awal peserta didik menurut Goleman dikelompokkan ke dalam delapan


kelas. Pengajaran tari atau senam yang dari awal membutuhkan proses-
proses dan tahapan untuk mencapai tujuannya termasuk pada kelompok ….
A. belajar isyarat (signal learning)
B. belajar membedakan (discrimination)
C. belajar merantaikan (chaining)
D. belajar dalil (rule learning)

4. Belajar konsep (concept learning) menurut Goleman adalah belajar


mengklasifikasikan stimulus, atau menempatkan obyek-obyek dalam
kelompok tertentu yang membentuk suatu konsep. Berikut ini yang
merupakan contoh dari belajar konsep adalah .….
A. Seorang guru memberikan kasus atau permasalahan kepada peserta didik
untuk memancing otak mereka mencari jawaban atau penyelesaian dari
masalah tersebut
B. Seorang guru memberikan hukuman kepada peserta didik yang tidak
mengerjakan tugas supaya peserta didik tidak mengulangi kesalahannya
C. Seorang guru memberikan suatu bentuk pertanyaan atau gambaran
tentang sesuatu yang kemudian ditanggapi oleh muridnya
D. Seorang guru memberikan penjelasan sebuah prosedur dalam suatu
praktik atau juga teori kemudian siswa mempraktikannya.

5. Ada beberapa strategi/cara yang dapat dilakukan pendidik untuk mengetahui


kemampuan awal peserta didik secara langsung. Pemberian kuis kepada
peserta didik merupakan cara identifikasi yang dikenal dengan nama….
A. Asesmen Kemampuan Awal Mandiri
B. Asesmen Kemampuan Awal Berbasis Kinerja
C. Asesmen Kemampuan Awal dengan Peta Konsep
D. Asesmen kemampuan Awal Formatif.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 61


Kegiatan Pembelajaran 3

F. Rangkuman

Kegiatan menganalisis pengetahuan awal dalam pengembangan pembelajaran


merupakan pendekatan menerima peserta didik apa adanya dan menyusun
sistem pembelajaran atas dasar keadaan peserta didik tersebut. Karena itu,
kegiatan menganalisis pengetahuan awal peserya didik merupakan proses untuk
mengetahui pengetahuan yang dikuasai peserta didik sebelum mengikuti proses
pembelajaran, bukan untuk menentukan kemampuan pra-syarat dalam rangka
menyeleksi pesera didik sebelum mengikuti proses pembelajaran. Konsekuensi
digunakannya cara ini adalah titik mulai suatu kegiatan belajar tergantung
kepada perilaku awal peserta didik. Karakteristik peserta didik merupakan salah
satu variabel dari kondisi pengajaran. Variabel ini didefenisikan sebagai aspek-
aspek atau kualitas peserta didik. Aspek-aspek ini bisa berupa bakat, minat,
sikap, motivasi belajar, gaya belajar, kemampuan berpikir dan kemampuan awal
(hasil belajar) yang telah dimilikinya. Karakteristik peserta didik akan amat
berpengaruh dalam pemilihan setrategi pengelolaan, yang berkaitan dengan
bagaimana menata pengajaran, khususnya komponen-komponen strategi
pengajaran, agar sesuai dengan karakteristik peserta didik.

Perilaku yang akan diajarkan ini kemudian dirumuskan dalam bentuk tujuan
instruksional khusus atau TIK. Kegiatan ini memberi manfaat:

a. Untuk mengetahui kualitas perseorangan sehingga dapat dijadikan petunjuk dalam


mendeskripsikan strategi pengelolaan pembelajaran;
b. Hasil kegiatan mengidentifikasi sikap,pengetahuan dan keterampilan awal peserta
didik akan merupakan salah satu dasar dalam mengembangkan strategi dan sistem
instruksional yang sesuai untuk peserta didik.
Cara melaksanakan kegiatan ini adalah sebagai berikut:
a. Dilakukan di waktu awal sebelum menyusun instruksional pengajaran;
b. Teknik yang digunakan dapat dengan tes, interview, observasi, dan kuisioner;
c. Dapat dilakukan oleh guru mata pelajaran atau orang-orang yang dianggap paham
dengan kemampuan peserta didik.

62 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK A

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkan hasil jawaban latihan soal/tugas/kasus Saudara dengan kunci jawaban


yang ada di bagian akhir modul ini. Ukurlah tingkat penguasaan materi kegiatan
belajar 1 dengan menjumlahkan jumlah skor.

Arti tingkat penguasaanyang diperoleh adalah :

Baik sekali = 90 –100 %

Baik = 80 –89 %

Cukup = 70 –79 %

Kurang = 0 –69 %

Bila tingkat penguasan mencapai 80 % ke atas, silahkan melanjutkan ke kegiatan


pembelajaran berikutnya. Namun bila tingkat penguasaan masih di bawah 80 %
harus mengulangi belajar terutama pada bagian yang belum dikuasai.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 63


Kegiatan Pembelajaran 4

Kegiatan Pembelajaran 4
Kesulitan Belajar Peserta Didik

A. Tujuan

Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran 4 ini diharapkan peserta dapat


mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik dalam mata pelajaran yang
diampu dengan mengintegrasikan nilai-nilai utama penguatan karakter yakni
bekerja keras, mandiri, dan integritas.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator Pencapaian Kompetensi pada kegiatan pembelajaran 4 ini mencakup:


1. Kesulitan belajar peserta didik dalam mata pelajaran yang diampu
diidentifikasi sesuai faktor yang mempengaruhinya.
2. Kesulitan belajar peserta didik dalam mata pelajaran yang diampu
dikelompokkan sesuai tingkat dan jenis kesulitan belajarnya.

C. Uraian Materi

1. Faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar


a. Pengertian Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar yang didefenisikan oleh The United States Office of Education
(USOE) yang dikutip oleh Abdurrahman (2003 : 06) menyatakan bahwa kesulitan
belajar adalah suatu gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologis
dasar yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa ajaran atau tulisan.

Di samping defenisi tersebut, terdapat definisi lain yang dikemukakan oleh The
National Joint Commite for Learning Dissabilites (NJCLD) dalam Abdurrahman
(2003 : 07) bahwa kesulitan belajar menunjuk kepada suatu kelompok kesulitan
yang didefenisikan dalam bentuk kesulitan nyata dalam kematian dan penggunan

64 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK A

kemampuan pendengaran, bercakap-cakap, membaca, menulis, menalar atau


kemampuan dalam bidang studi matematika.

Menurut Hamalik (1983) kesulitan belajar dapat diartikan sebagai keadaan


dimana peserta didik tidak dapat belajar sebagaimana mestinya. Keadaan
tersebut tidak bisa diabaikan oleh seorang pendidik karena dapat menjadi
penghambat tujuan pembelajaran. Kesulitan belajar tidak hanya disebabkan oleh
faktor intelegensi yang rendah, akan tetapi bisa disebabkan oleh faktor-faktor non
intelegensi. Oleh karena itu, IQ yang tinggi belum tentu menjamin keberhasilan
belajar. Kesulitan belajar (learning difficulty) yang tidak hanya dialami peserta
didik berkemampuan rendah saja, tetapi juga dialami oleh peserta didik yang
berkemampuan tinggi. Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan kesulitan
belajar adalah suatu hambatan yang dialami oleh peserta didik untuk mencapai
hasil belajar yang memuaskan.

b. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar


Penyebab kesulitan belajar peserta didik dapat berasal dari faktor internal (fisiologis,
psikologis, dan kecerdasan) maupun eksternal (sosial dan non sosial).
1) Faktor Internal
a) Faktor fisiologi
Faktor-faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar peserta didik ini
berkaitan dengan kurang berfungsinya otak, susunan syaraf ataupun
bagian-bagian tubuh lain. Para guru harus menyadari bahwa hal yang
paling berperan pada waktu belajar adalah kesiapan otak dan sistem syaraf
dalam menerima, memproses, menyimpan, maupun memunculkan kembali
informasi yang sudah disimpan. Kalau ada bagian yang tidak beres pada
bagian tertentu dari otak seorang peserta didik, maka dengan sendirinya
peserta didik tersebut akan mengalami kesulitan belajar.

b) Faktor Psikologis
Faktor–faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat
mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama
mempengaruhi proses belajar adalah kecerdasan siswa, motivasi , minat,
sikap dan bakat.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 65


Kegiatan Pembelajaran 4

c) Kecerdasan/Inteligensia Peserta Didik


Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik
dalam mereaksikan rangsangan atau menyesuaikan diri dengan
lingkungan melalui cara yang tepat. Dengan demikian, kecerdasan bukan
hanya berkaitan dengan kualitas otak saja, tetapi juga organ-organ tubuh
lainnya. Namun bila dikaitkan dengan kecerdasan, tentunya otak
merupakan organ yang penting dibandingkan organ yang lain, karena
fungsi otak itu sebagai organ pengendali tertinggi (executive control) dari
hampir seluruh aktivitas manusia.

2) Faktor Eksternal (sosial dan non sosial)


Yang termasuk lingkungan sosial adalah pergaulan peserta didik dengan orang
lain di sekitarnya, sikap dan perilaku orang di sekitar peserta didik dan
sebagainya. Lingkungan sosial yang banyak mempengaruhi kegiatan belajar
ialah orang tua dan keluarga peserta didik itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktik
pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, semuanya dapat memberi dampak
baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa.
a) Lingkungan sekolah
Seperti guru, administrasi, dan teman-teman sekelas dapat memengaruhi
proses belajar seorang peserta didik. Hubungan harmonis antara ketiganya
dapat menjadi motivasi bagi peserta didik untuk belajar lebih baik di sekolah.
Perilaku yang simpatik dan dapat menjadi teladan seorang guru atau
administrasi dapat menjadi pendorong bagi peserta didik untuk belajar.

b) Lingkungan masyarakat.
Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal peserta didik akan
memengaruhi belajar peserta didik. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak
pengangguran dan anak terlantar juga dapat memengaruhi aktivitas belajar
peserta didik, paling tidak peserta didik kesulitan ketika memerlukan teman
belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum
dimilkinya.

66 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK A

c) Lingkungan keluarga.
Lingkungan ini sangat memengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga,
sifat-sifat orang tua, demografi keluarga (letak rumah), pengelolaan keluarga,
semuannya dapat memberikan dampak negatif terhadap aktivitas belajar
peserta didik. Hubungan antara anggota keluarga, orang tua, anak, kakak,
atau adik yang harmonis akan membantu peserta didik melakukan aktivitas
belajar dengan baik.

c. Ciri-ciri Kesulitan Belajar


Ada beberapa ciri tingkah laku yang merupakan manifestasi dari gejala kesulitan
belajar, antara lain:
 Menunjukkan hasil belajar yang rendah (di bawah rata-rata nilai yang dicapai
oleh kelompok kelas).
 Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan. Mungkin
murid selalu berusaha dengan giat tetapi nilai yang dicapai selalu rendah.
 Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajar, ia selalu tertinggal
dari kawan-kawannya dalam menyelesaikan tugas-tugas sesuai dengan
waktu yang tersedia.
 Menunjukkan sikap-sikap yang kurang wajar, seperti acuh tak acuh,
menentang, berpura-pura, dusta, dsb.
 Menunjukkan tingkah laku yang berkelainan, seperti membolos, datang
terlambat, tidak mengerjakan pekerjaan rumah, menggangu di dalam dan di
luar kelas, tidak mau mencatat pelajaran, mengasingkan diri, tersisih, tidak
mau bekerja sama, dsb.
 Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar, seperti pemurung, mudah
tersinggung, pemarah, tidak gembira dalam menghadapi situasi tertentu,
misalnya dalam menghadapi nilai rendah tidak menunjukkan sedih atau
menyesal dsb.

Gejala-gejala yang termanifestasi dalam tingkah laku setiap peserta didik,


diharapkan para pendidik dapat memahami dan mengidentifikasikan peserta
didik mana yang mengalami kesulitan dalam belajar dan yang tidak.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 67


Kegiatan Pembelajaran 4

2. Jenis-jenis kesulitan belajar


Ada tiga jenis kesulitan belajar yang seringkali ditemui dalam perkembangan seorang
peserta didik, yaitu sebagai berikut.
a. Kesulitan belajar akademis
Kesulitan belajar akademis meliputi:
1) Kesulitan membaca
Kesulitan membaca merupakan suatu diagnosis yang ditandai oleh adanya kesulitan
berat dalam mengerti bahan bacaan. Anak yang mengalami gangguan membaca akan
kesulitan dalam mengenal kata, mengucapkan, dan memahami apa yang dibaca.
Ada dua macam gangguan dalam membaca, yaitu:
(a) Aphasia, disebabkan karena anak kehilangan kemampuan membacanya.
(b) Disleksia, disebabkan karena gangguan fungsi saraf (neurologisnya rusak).
Faktor yang menyebabkan kesulitan membaca, yaitu:
(a) Psikologis (gagap), anak merasa malu jika ditertawakan teman-temannya.
(b) Hambatan didaktik-metodik, anak mengenal bunyi huruf tetapi mereka kesulitan
membacanya apabila huruf itu dirangkai menjadi kata.
2) Kesulitan menulis
Gangguan menulis merupakan gangguan pada kemampuan menulis anak, yaitu
kemampuan di bawah rata-rata anak seusianya. Gangguan ini tidak sesuai dengan
tingkat kecerdasan dan pendidikan yang telah dijalaninya. Hal tersebut menimbulkan
masalah pada akademik anak dan berbagai area kehidupan anak. Kesulitan menulis
disebabkan kerena kemampuan psikomotor yang kurang terlatih. Anak yang memiliki
kesulitan menulis sulit dalam membuat tulisan dan mengekspresikan diri melalui
tulisan.
Macam-macam kesulitan menulis yaitu:
(a) Disgraphia, merupakan kesulitan menulis yang disebabkan gangguan saraf.
(b) Hyperkenesis, kesulitan menulis yang memiliki gerakan yang berlebih dan tidak
normal. Misalnya, menghentak-hentakkan kaki atau bergoyang-goyang terus ketika
menulis.

3) Kesulitan berhitung Kesulitan berhitung merupakan gangguan matematik yang


memiliki kesulitan dalam kemampuan aritmatik. Kesulitan ini tidak disertai dengan
adanya gangguan penglihatan, pendengaran, fisik, atau emosi. Kesulitan berhitung

68 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK A

disebut ”discalculia”. Anak akan mengalami kesulitan dalam memikirkan atau


mengingat informasi yang melibatkan angka-angka.

b. Gangguan Simbolik dan Non-simbolik


Gangguan simbolik adalah ketidakmampuan anak untuk dapat memahami suatu objek
sekalipun ia tidak memiliki kelainan pada organ tubuhnya. Ciri-cirinya antara lain adalah
:
1) Siswa mampu mendengar tapi tidak mengerti apa yang didengar.
2) Mampu mengaitkan obyek yang dilihat, namun mengalami gangguan pengamatan
(visual reseptive).
3) Mengalami gangguan gerak-gerik (motoraphasia).
Gangguan non-simbolik merupakan ketidakmampuan anak untuk memahami isi pelajaran
karena ia mengalami kesulitan untuk mengulang kembali apa yang telah dipelajarinya.
Kesulitan belajar yang telah dipaparkan tersebut sangat berdampak pada proses belajar.
Namun, ada pula peserta didik yang karena proses kelahiran atau musibah mengalami
cidera otak, sehingga siswa itu tidak mampu untuk belajar. Ketidakmampuan untuk
melakukan tugas-tugas tertentu yang tidak dapat dilakukan anak-anak yang sebaya
seperti: mandi sendiri, sikat gigi, menulis, membaca disebut learning disability. Anak
yang mengalami kerusakan saraf yang berat disebut learning disorder. Anak yang
mempunyai kecerdasan diatas rata-rata, namun prestasi akademiknya rendah disebut
underachiever. Sedangkan anak yang lamban belajar dan tidak mampu menyelesaikan
pekerjaannyadengan tepat serta waktu belajarnya lebih lama dibandingkan rata-rataanak
seusianya disebut slow learner.

c. Gangguan Sosial Emosional


Terdapat berbagai gangguan sosial emosional yang merupakan salah satu kelompok
kesulitan belajar bagi peserta didik. Permasalahan atau gangguan sosial emosional dalam
belajar antara lain:

1) Hiperaktif
Anak hiperaktif cenderung tidak bisa diam. Ia cenderung bergerak terus menerus,
kadang suka berlarian, melompatlompat, bahkan teriak-teriak di kelas. Anak ini sulit
untuk dikontrol, karena ia melakukan aktivitas sesuai kemauannya sendiri.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 69


Kegiatan Pembelajaran 4

2) Distractibility Child
Anak distractibility seringkali mengalihkan perhatiannya ke berbagai objek lain di
kelas. Anak ini mudah dipengaruhi, tetapi tidak bisa memusatkan perhatian pada
kegiatankegiatan yang berlangsung di kelas. Anak ini juga cepat bosan.
3) Poor Self Concept
Anak yang poor self concept cenderung pendiam, pasif, dan mudah tersinggung.
Mereka tidak berani bertanya atau menjawab karena merasa tidak mampu dan
cenderung kurang berani bergaul serta suka menyendiri.
4) Impulsif
Anak yang impulsif cepat sekali bereaksi terhadap sesuatu di sekitarnya, tetapi hal
tersebut justru mencerminkan ketidakmampuannya. Misalnya, setiap guru memberi
pertanyaan, anak ini cepat bereaksi untuk cepat menjawab. Anak ini seperti ingin
menunjukkan bahwa ia pandai. Padahal cara menjawabnya justru mencerminkan
ketidakmampuannya.
5) Distructive Behavior
Anak ini memiliki perilaku yang agresif. Sikap agresif yang negatif dalam bentuk
membanting dan melempar menunjukkan bahwa anak ini adalah anak yang
bermasalah (trouble maker). Anak ini cepat tersinggung dan bertempramen tinggi,
sehingga menjadi agresif.
6) Disruptive Behavior
Anak ini sering mengeluarkan kata-kata kasar dan tidak sopan. Dengan nada
mengejek, anak ini cenderung menentang guru.
7) Dependency Child
Pada awalnya anak ini seperti sangat bergantung pada orangtuanya, dan sering merasa
takut serta tidak mampu memberanikan diri untuk melakukan sesuatu sendiri. Hal ini
terjadi karena sikap orangtua yang terlalu over protektif atau sangat melindungi.

8) Withdrawal
Anak yang withdrawal yaitu anak yang suka menarik diri dan pemalu. Keadaan sosial
ekonomi yang rendah akan mengakibatkan anak merasa bahwa dirinya bodoh dan
enggan untuk mencoba membuat atau mengerjakan tugas-tugas yang diberikan karena
dirinya merasa tidak mampu.
9) Learning Disability

70 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK A

Anak ini tidak memiliki kemampuan mental yang setara dengan anak-anak normal
yang sebayanya. Anak seperti ini sulit untuk menganalisis, menangkap isi pelajaran,
dan mengaplikasikan apa yang dipelajari.
10) Learning Disorder
Anak ini mempunyai cacat bawaan baik kerusakan fisik maupun saraf. Anak seperti
ini cenderung sulit belajar secara normal, sehingga membutuhkan penanganan para
ahli yang dilakukan oleh lembaga-lembaga khusus.
11) Underachiever
Anak ini mempunyai potensi intelektual di atas rata-rata, namun potensi akademiknya
di kelas sangat rendah. Semangat belajarnya juga sangat rendah.
12) Overachiever
Anak ini mempunyai semangat belajar yang sangat tinggi. Ia merespon dengan cepat.
Anak ini tidak bisa menerima kegagalan dan tidak mudah menerima kritikan dari
siapapun termasuk dari gurunya.
13) Slowlearner
Anak ini sulit menangkap pelajaran di kelas dan membutuhkan waktu yang lama
untuk dapat menjawab dan mengerjakan tugas-tugasnya.
14) Social Interception
Anak ini kurang peka dan tidak peduli terhadap lingkungannya. Anak ini kurang
tanggap dalam membaca ekspresi dan sulit bergaul dengan teman-teman yang ada di
kelas.

3. Upaya Mengatasi Kesulitan Belajar


Upaya yang dapat dilakukan oleh seorang pendidik dalam mengatasi kesulitan
belajar peserta didiknya berdasarkan gejala yang teramati dan faktor penyebab
kesulitan belajar, antara lain:

a) Pengaturan Tempat duduk siswa


Anak yang mengalami kesulitan pendengaran dan penglihatan hendaknya mengambil
posisi tempat duduk bagian depan. Mereka akan dapat melihat tulisan di papan tulis
lebih jelas. Begitu pula dalam mendengar semua informasi belajar yang diucapkan
oleh guru.
b) Pemberian bahan pelajaran

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 71


Kegiatan Pembelajaran 4

Anak yang mengalami gangguan kesehatan sebaiknya diistirahatkan di rumah dengan


tetap memberinya bahan pelajaran dan dibimbing oleh orang tua dan keluarga lainnya.
c) Program remedial
Siswa yang gagal mencapai tujuan pembelajaran akibat gangguan internal, perlu
ditolong dengan melaksanakan program remedial. Teknik program remedial dapat
dilakukan dengan berbagai cara. Diantaranya adalah mengulang kembali bahan
pelajaran yang belum dikuasai, memberikan tugas-tugas tertentu kepada siswa, dan
lain sebagainya.
d) Penggunaan media dan alat peraga
Penggunaan alat peraga pelajaran dan media belajar dapat membantu siswa yang
mengalami kesulitan menerima materi pelajaran. Dimungkinkan kesulitan belajar itu
timbul karena materi pelajaran bersifat abstrak sehingga sulit dipahami siswa.
e) Penciptaan suasana belajar yang menyenangkan
Suasana belajar menyenangkan Selain itu yang tak kalah pentingnya adalah
menciptakan suasana belajar kondusif. Suasana belajar yang nyaman dan
menggembirakan akan membantu siswa yang mengalami hambatan dalam menerima
materi pelajaran.
f) Bekerja sama dengan orang tua dalam memotivasi
Motivasi orang tua di rumah Anak yang mengalami kesulitan belajar perlu mendapat
perhatian orang tua dan anggota keluarganya. Peran orang tua sangat penting untuk
memberikan motivasi ekstrinsik dan intrinsik agar anak mampu memperoleh hasil
belajar yang memuaskan. Selain itu juga orang tua perlu memperhatikan kesehatan
tubuh anak dengan memberikan makanan dan miniman yang bergizi disertai dengan
suplemen pembangun tubuh yang cukup.

D. Aktivitas Pembelajaran

Secara mandiri ataupun berkelompok (sesuai petunjuk fasilitator), pelajari


seluruh kegiatan pembelajaran 4 dengan seksama, mulai dari tujuan
pembelajaran sampai dengan rangkuman dan umpan balik. Selanjutnya silakan
Saudara mengerjakan setiap lembar kerja (LK) yang ada sesuai dengan
ketentuan yang ada pada saran penggunaan modul.

72 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK A

LK 4.a. MEYUSUN PETA KONSEP URAIAN MATERI KP 4

1. Bacalah uraian materi dengan seksama, kemudian buatlah peta konsep


materi yang Saudara baca tersebut secara mandiri untuk memperdalam
pemahaman Saudara mengenai konsep bekal ajar awal peserta didik,
identifikasinya, dan pemanfaatannya dalam penyusunan program
pembelajran .
2. Susunlah peta konsep sekreatif mungkin untuk mempermudah
penguasaan materi pada Kegiatan Pembelajaran 4.

LK 4.b. PRESENTASI DAN PERBAIKAN PETA KONSEP KP 4

1. Presentasikan peta konsep materi yang telah Saudara buat (LK 4.a)
pada kelompok belajar guru (MGMP) dengan memperhatikan dan
mengimplementasikan kaidah-kaidah presentasi dan bekerja dalam
kelompok (menghargai pendapat orang lain, menjalankan hasil
kesepakatan).

2. Catatlah semua masukan perbaikan dari semua partisipan.

3. Lakukan perbaikan pada peta konsep yang telah Saudara buat


berdasarkan masukan yang ada dengan penuh integritas.

LK 4.c. IDENTIFIKASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK

Untuk mengidentifikasi kemungkinan kesulitan belajar peserta didik pada mata


pelajaran yang Saudara ampu, lakukan langkah-langkah sederhana berikut ini:

1. Lakukan observasi keseharian peserta didik pada saat mengikuti pelajaran.


Adakah kejangggalan perilaku diantara mereka misalnya selalu/sering
mengedip-kedipkan mata atau menggosok-gosok mata pada saat mengamati
sesuatu termasuk tulisan; atau mencoba mengarahkan pendengaran ke arah

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 73


Kegiatan Pembelajaran 4

suara orang yang sedang berbicara dengan suara normal. Jika ada, hal itu
merupakan salah satu tanda kemungkinan yang bersangkutan mengalami
kesulitan belajar.

2. Lakukan juga kajian terhadap nilai hasil belajar peserta didik, berdasarkan
data yang tersebut, adakah kemungkinan peserta didik yang mengalami
kesulitan belajar.

3. Catatlah hasil pengamatan maupun kajian data tadi secara lengkap,


selanjutnya rancanglah program/kegiatan untuk mengatasi kesulitan belajar
peserta didik yang teridentifikasi tadi.

4. Buat laporan secara sederhana mengenai kegiatan ini.

E. Latihan/Tugas/Kasus

Jawablah soal-soal latihan berikut dengan memilih salah satu jawaban yang
Saudara anggap benar!
1. Kesulitan belajar peserta didik yang berkaitan dengan kurang berfungsinya
otak, susunan syaraf ataupun bagian-bagian tubuh lain merupakan kesulitan
belajar yang disebabkan oleh faktor.….
A. psikologi
B. inteligensi
C. fisiologi
D. sosial

2. Ada tiga jenis kesulitan belajar yang seringkali ditemui dalam perkembangan
seorang peserta didik. Berikut ini yang merupakan bentuk kesulitan akademis
dalam belajar adalah .….
A. Kesulitan membaca, berhitung, dan memahami suatu objek
B. Kesulitan membaca, menulis, dan berhitung
C. Kesulitan membaca, menulis, dan memahami suatu objek
D. Kesulitan menulis, berhitung, dan memahami suatu objek

3. Disgraphia, merupakan kesulitan menulis yang disebabkan oleh ….

74 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK A

A. gerakan berlebih
B. gangguan saraf
C. gerakan tidak nornal
D. gangguan lingkungan

4. Jenis kesulitan belajar di mana peserta didik tidak memiliki kemampuan


mental yang setara dengan anak-anak normal yang sebayanya dikenal
dengan istilah.….
A. Learning Disability
B. Learning Disorder
C. Distructive Behavior
D. Disruptive Behavior
5. Pada suatu kegiatan pembelajaran Bu Nita menayangkan sebuah video untuk
memperjelas konsep proses fotosintesis, salah seorang siswa terlihat
mengernyitkan dahinya, lalu mengedip-kedipkan matanya sebagai penanda
ketidakjelasan pandangannya dan mencoba mengarahkan pendengarannya
ke arah sumber suara video. Setelah melakukan konfirmasi ke teman guru
yang lain, diketahui bahwa perilaku tersebut sering ditunjukkan oleh peserta
didik tersebut pada kegiatan pembelajaran serupa. Berikut adalah jenis upaya
yang tepat dilakukan oleh guru untuk mengatasi kesulitan beajar siswa
tersebut ….
A. Melaksanakan program remedial bagi peserta didik
B. Bekerja sama dengan orang tua untuk memotivasi siswa
C. Menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan
D. Melakukan pengaturan tempat duduk yang lebih sesuai

F. Rangkuman

Kesulitan belajar adalah suatu gangguan dalam satu atau lebih dari proses
psikologis dasar yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa ajaran
atau tulisan.

Peserta didik yang mengalami kesulitan belajar itu biasa dikenal dengan sebutan
prestasi rendah/kurang (under achiever). Peserta didik ini tergolong memiliki IQ
tinggi tetapi prestasi belajarnya rendah (di bawah rata-rata kelas).

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 75


Kegiatan Pembelajaran 4

Dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar ialah suatu keadaan dimana peserta
didik tidak dapat menyerap pelajaran dengan sebagaimana mestinya.

Dalam pembelajaran remedial diperlukan untuk menyebuhkan atau membuat


baik materi dari pelajaran yang dikiranya sulit untuk dipahami, maka siswa harus
mengulang materi tersebut untuk membuat siswa tersebut paham dengam
materinya. Tujuan guru melaksanakan kegiatan remedial adalah membantu
siswa yang mengalami kesulitan menguasai kompetensi yang telah ditentukan
agar mencapai hasil belajar yang lebih baik. Terdapat 6 fungsi dalam
pembelajaran remedial yaitu fungsi korektif, fungsi emahaman, fungsi
penyesuaian, fungsi pengayaan, fungsi akselerasi, fungsi terapeutik.

Dalam pembelajaran pengayaan yaitu suatu kegiatan yang diberikan kepada


siswa kelompok cepat agar mereka dapat mengembangkan potensinya secara
optimal dengan memanfaatkan sisa waktu yang dimilikinya, kegiatan pengayaan
dilaksanakan dengan tujuan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
memperdalam penguasaan materi pelajaran yang berkaitan dengan tugas belajar
yang sedang dilaksanakan sehingga tercapai tingkat perkembangan yang
optimal. Terdapat 3 faktor dalam pembelajaran pengayaan yaitu faktor siswa,
faktor manfaat edukatif, faktor waktu.

Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam kegiatan remedial yaitu Analisis


hasil diagnosis, Identifikasi penyebab kesulitan, Penyusunan rencana dan
Pelaksanaan kegiatan. Sedangkan langkah-langkah untuk pelaksanaan
pembelajaran pengayaan yaitu Identifikasi Kelebihan Kemampuan Belajar dan
Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran Pengayaan.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkan hasil jawaban latihan soal/tugas/kasus Saudara dengan kunci jawaban


yang ada di bagian akhir modul ini. Ukurlah tingkat penguasaan materi kegiatan
belajar 1 dengan menjumlahkan jumlah skor.

Arti tingkat penguasaanyang diperoleh adalah :

Baik sekali = 90 –100 %

76 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK A

Baik = 80 –89 %

Cukup = 70 –79 %

Kurang = 0 –69 %

Bila tingkat penguasan mencapai 80 % ke atas, silahkan melanjutkan ke kegiatan


pembelajaran berikutnya. Namun bila tingkat penguasaan masih di bawah 80 %
harus mengulangi belajar terutama pada bagian yang belum dikuasai.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 77


Kunci Jawaban Soal/Latihan/Tugas/Kasus

Kunci Jawaban Soal Latihan/Tugas/Kasus

A. Kunci Jawaban Latihan/Tugas KP 1

NO KUNCI JAWABAN
1 D
2 A
3 B
4 C
5 A

B. Kunci Jawaban Latihan/Tugas KP 2

NO KUNCI JAWABAN
1 D
2 C
3 D
4 A
5 B

C. Kunci Jawaban Latihan/Tugas KP 3

NO KUNCI JAWABAN
1 A
2 A
3 C
4 D
5 B

78 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK A

D. Kunci Jawaban Latihan/Tugas KP 4

NO KUNCI JAWABAN
1 C
2 B
3 B
4 A
5 D

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 79


Evaluasi

Evaluasi

A. Soal Evaluasi

Petunjuk:
1. Bacalah dengan seksama soal berikut ini
2. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang paling benar

Soal :
1. Dalam perspektif psikologis, peserta didik adalah ….
A. individu yang sedang berada dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan jiwa
B. individu yang sedang dalam proses pertumbuhan dan perkembangan
pembelajaran
C. individu yang sedang dalam proses perencanaan pendidikan dan
pengajaran
D. individu yang sedang berada dalam proses pendidikan dan perkembangan

2. Perubahan–perubahan yang terjadi pada aspek fisik peserta didik meliputi ….


A. perubahan ukuran tubuh, perubahan proporsi tubuh, munculnya ciri-ciri
kelamin utama (primer) dan ciri kelamin kedua (skunder)
B. perubahan metabolisme tubuh, perubahan proporsi tubuh, munculnya ciri-
ciri kelamin utama (primer) dan ciri kelamin kedua (skunder)
C. perubahan struktur tubuh, perubahan proporsi tubuh, munculnya ukuran
kelamin utama (primer) dan ciri kelamin kedua (skunder)
D. perubahan reaksi tubuh, perubahan proporsi tubuh, munculnya ukuran
kelamin utama (primer) dan ciri kelamin kedua (skunder)

3. Secara umum karakteristik peserta didik adalah ….


A. gaya hidup individu secara umum yang dipengaruhi oleh lingkungan, dan,
latar belakang yang telah dibawa sejak lahir dan dari orang tua untuk
menantukan kualitas hidupnya

80 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK A

B. gaya hidup individu secara umum yang dipengaruhi oleh usia, gender,
dan latar belakang yang telah dibawa sejak lahir dan dari lingkungan
sosialnya untuk menantukan kualitas hidupnya
C. gaya hidup kelompok secara umum yang dipengaruhi oleh gender, dan
latar belakang yang telah dibawa sejak lahir dan dari lingkungan
sosialnya untuk menantukan kualitas hidupnya
D. gaya hidup individu secara umum yang dipengaruhi oleh usia, dan
gender, yang telah dibawa sejak lahir dan dari lingkungan keluarga
untuk menantukan kualitas hidupnya

4. Potensi peserta didik adalah ….


A. kapasitas atau kompetensi dan karakteristik individu yang berhubungan
dengan sumber daya alam yang memiliki kemungkinan dikembangkan dan
atau menunjang pengembangan potensi lain yang terdapat dalam diri
peserta didik
B. kapasitas dan keterampilan serta karakteristik individu yang berhubungan
dengan sumber daya alam yang memiliki kemungkinan dikembangkan dan
atau menunjang pengembangan potensi lain yang terdapat dalam diri
peserta didikindividu yang sedang dalam proses perencanaan pendidikan
dan pengajaran
C. kapasitas atau kemampuan dan karakteristik individu yang berhubungan
dengan sumber daya manusia yang memiliki kemungkinan dikembangkan
dan atau menunjang pengembangan potensi lain yang terdapat dalam diri
peserta didik
D. kapasitas atau kemampuan dan karakteristik individu yang berhubungan
dengan sumber daya alam yang memiliki kemungkinan dikembangkan dan
atau menunjang pengembangan potensi lain yang terdapat dalam diri
peserta didik

5. Kemampuan yang dimiliki seseorang yang dapat dikembangkan dan


ditingkatkan apabila dilatih dengan baik. Kemampuan yang terlatih ini akan
menjadi suatu kecakapan, keahlian, dan ketrampilan dalam bidang tertentu
adalah ….
A. potensi manusia

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 81


Evaluasi

B. potensi anak
C. potensi kelompok
D. potensi diri

6. Menurut Newman dan Logan terdapat empat (4) unsur strategi dari setiap
usaha, yaitu output and target, basic way, steps dan criteria and standard.
Jika usaha tersebut kita terapkan dalam pendidikan maka unsur pertama
adalah sepadan dengan….
A. mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang
dipandang paling efektif
B. mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur,
metode dan teknik pembelajaran
C. menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni
perubahan profil perilaku dan pribadi peserta didik
D. menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau
kriteria dan ukuran baku keberhasilan

7. Langkah-Langkah identifikasi Pengetahuan Awal adalah ……..


A. melakukan observasi, tabulasi karakteristik, dan pembuatan daftar strategi
karakteristik peserta didik
B. melakukan pengamatan, tabulasi karakteristik, dan pembuatan daftar
strategi karakteristik peserta didik
C. melakukan dokumentasi, tabulasi karakteristik, dan pembuatan daftar
strategi karakteristik peserta didik
D. melakukan simulasi, tabulasi karakteristik, dan pembuatan daftar strategi
karakteristik peserta didik

8. Sikap awal peserta didik menurut Gagne dikelompokkan ke dalam delapan


kelas yaitu :
A. belajar langsung, belajar stimulus, belajar merantaikan, belajar asosiasi
verbal, belajar membedakan, belajar konsep, belajar dalil, dan belajar
memecahkan masalah
B. belajar demonstrasi, belajar stimulus, belajar merantaikan, belajar asosiasi
verbal, belajar membedakan, belajar konsep, belajar dalil, dan belajar
memecahkan masalah

82 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK A

C. belajar membedakan, belajar stimulus, belajar merantaikan, belajar


asosiasi verbal, belajar membedakan, belajar konsep, belajar dalil, dan
belajar memecahkan masalah
D. belajar isyarat, belajar stimulus, belajar merantaikan, belajar asosiasi
verbal, belajar membedakan, belajar konsep, belajar dalil, dan belajar
memecahkan masalah

9. Apa yang dimaksudkan dengan kesulitan belajar …..


A. suatu keadaan dimana peserta didik tidak dapat menyerap pelajaran
dengan sebagaimana mestinya
B. suatu keadaan dimana peserta didik tidak dapat menyerap pengetahuan
dengan sebagaimana mestinya
C. suatu keadaan dimana peserta didik tidak dapat menyerap keterampilan
dengan sebagaimana mestinya
D. suatu keadaan dimana peserta didik tidak dapat menyerap pengetahuan
dan keterampilan dengan sebagaimana mestinya

10. Aspek yang mempengaruhi kesulitan belajar peserta didik adalah ……..
A. aspek keturunan, psikologis, aspek sosial dan non sosial
B. aspek lingkungan, gender, aspek sosial dan non sosial
C. aspek fisiologis, psikologis, aspek sosial dan non sosial
D. aspek gender, psikologis, aspek sosial dan non sosial

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 83


Evaluasi

B. Kunci Jawaban Evaluasi

NO Kunci Jawaban
1 B
2 A
3 B
4 C
5 D
6 C
7 A
8 D
9 A
10 C

84 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK A

Penutup

A. Kesimpulan

Kegiatan pembelajaran modul ini memberikan informasi tentang pemahaman


karakteristik peserta didik, identifikasi potensi peserta didik, identifikasi bekal
awal peserta didik dan identifikasi kesulitan belajar peserta ddidik. Dalam modul
ini memberikan informasi kepada guru harus memiliki kemampuan mendesain
program, menguasai materi pelajaran, mampu menciptakan kondisi kelas yang
kondusif, terampil memanfaatkan media dan memilih sumber, memahami cara
atau metode yang digunakan sesuai kebutuhan dari karakteristik anak.

Kegiatan menganalisis pengetahuan awal dalam pengembangan pembelajaran


merupakan pendekatan menerima peserta didik apa adanya dan menyusun
sistem pembelajaran atas dasar keadaan peserta didik tersebut. Karena itu,
kegiatan menganalisis pengetahuan awal peserya didik merupakan proses untuk
mengetahui pengetahuan yang dikuasai peserta didik sebelum mengikuti proses
pembelajaran, bukan untuk menentukan kemampuan pra-syarat dalam rangka
menyeleksi pesera didik sebelum mengikuti proses pembelajaran. Konsekuensi
digunakannya cara ini adalah titik mulai suatu kegiatan belajar tergantung
kepada perilaku awal peserta didik. Karakteristik peserta didik akan amat
berpengaruh dalam pemilihan setrategi pengelolaan, yang berkaitan dengan
bagaimana menata pengajaran, khususnya komponen-komponen strategi
pengajaran, agar sesuai dengan karakteristik peserta didik.

Perilaku yang akan diajarkan ini kemudian dirumuskan dalam bentuk tujuan
instruksional, kegiatan ini memberi manfaat:
a. Untuk mengetahui kualitas perseorangan sehingga dapat dijadikan petunjuk
dalam mendeskripsikan strategi pengelolaan pembelajaran;
b. Hasil kegiatan mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal siswa akan
merupa-kan salah satu dasar dalam mengembangkan sistem instruksional
yang sesuai untuk siswa.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 85


Penutup

Cara melaksanakan kegiatan ini adalah sebagai berikut:


a. Dilakukan di waktu awal sebelum menyusun instruksional pengajaran;
b. Teknik yang digunakan dapat dengan tes, interview, observasi, dan kuisioner;
c. Dapat dilakukan oleh guru mata pelajaran atau orang-orang yang dianggap paham
dengan kemampuan peserta didik

Faktor- faktor yang mempengaruhi proses belajar terdiri atas faktor internal dan
eksternal. Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri
individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor internal ini
meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis. Sedangkan faktor eksternal yang
memengaruhi balajar dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor
lingkungan sosial dan factor lingkungan nonsosial.

Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi


fisik individu. Faktor-faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang
dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama
mempengaruhi proses belajar adalah kecerdasan peserta didik , motivasi, minat,
sikap dan bakat.

Faktor-faktor eksternal yang meliputi lingkungan social diantaranya faktor


sekolah, masyarakat, dan keluarga. Sedangkan faktor eksternal lingkungan non-
sosial diantaranya lingkungan alamiah, instrumental, dan mata pelajaran.

Peranan guru sangat penting dalam pelaksanaan proses pembelajaran, selain


sebagai nara sumber guru juga merupakan pembimbing dan pengayom bagi
para peserta didik yang ada dalam suatu kelompok belajar.

Pada hakikat proses belajar mengajar, pembelajaran merupakan proses


komunikasi, maka pembelajaran seyogyanya tidak atraktif melainkan harus
demokrasi. Peserta didik harus menjadi subjek belajar, bukan hanya menjadi
pendengar setia atau pencatat yang rajin, tetapi siswa harus aktif dan kreatif
dalam berbagai pemecahan masalah. Dengan demikian guru harus dapat
memilih dan menentukan pendekatan dan metode yang disesuaikan dengan
kemampuannya, kekhasan bahan pelajaran, keadaan sarana dan keadaan
peserta didik. Semua wawasan dan implementasi terkait materi dalam modul ini

86 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK A

diarahkan pada pengintegrasian nilai-nilai utama penguatan pendidikan karakter


antara lain nasionalis, mandiri, dan integritas.

B. Tindak Lanjut

Setelah Saudara mempelajari dan menguasai keseluruhan materi dalam modul


ini yang ditandai dengan pencapaian/ketuntasan indikator pencapaian
kompetensi yang harus dikuasai, Saudara diminta tetap mengembangkan diri
dengan menambah referensi dari sumber-sumber lain yang relevan. Selain itu
guna lebih memantapkan penguasaan terhadap modul, maka impelementasi isi
materi modul dalam pelaksanaan proses pembelajaran sangat dianjurkan.

Begitu pula dengan penerapan nilai-nilai penguatan pendidikan karakter juga


harus dipertegas dalam proses pembelajaran yang dirancang. Nilai-nilai utama
yang relevan yakni nasionalis, mandiri, dan integritas. Nilai utama nasionalis,
antara lain yang berkaitan dengan sub nilai menghargai perbedaan karakteristik
peserta didik. Nilai utama mandiri antara lain berkaitan dengan sub nilai bekerja
keras. Nilai utama integritas antara lain berkaitan dengan upaya mewujudkan
data hasil identifikasi potensi peserta didik yang benar dan dapat
dipertanggungjawabkan.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 87


Penutup

88 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK A

Daftar Pustaka

Abdurrahman. 2003. Desain Instruksional. Solo: Tiga Serangkai.


Abin Cyamudin Maknum. 2003. Psikologi Pendidikan. Jakarta:Pedoman Ilmu
Jaya.
Azhar Arsyad. 2003. Media Pembelajaran, Edisi 1, Cetakan 4, Jakarta: Penerbit
PT. Raja Grafindo Persada.
Anisah. 2011. Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Citra Aditya.
Bachri, Syaiful. 2000. Mengembangkan Bakat dan Kreaktifitas Peserta Didik.
Jakarta: PT.Gramedia.
Bahri Djamarah. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta, CV Rineka Cipta.
Bobbi Deporter & Hernacky, Mike. 2004. Quantum Learning, Jakarta: Kaifa.
Clark,B.1998. Educational Psychology. New York.
Dadang. 2010. Mengembangkan Bakat dan Kreaktifitas Peserta Didik.
Jakarta:PT.Gramedia.
Dahlan. 1994. Identifikasi Perilaku dan karakteristik Siswa. Jakarta:
PT.Gramedia.
Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Pedoman Diagnostik Potensi Peserta
Didik. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum.
DePorter, dkk. 2000. Quantum teaching: Mempraktikkan quantum learning di
ruang-ruang kelas. PT. Mizan Pustaka: Bandung.
Desmita. 2005. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta. Bumi Aksara.
Doni Koesoema A. .2007. Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman
Global Cet. I. Jakarta: Grasindo.
Echols, John M. dan Hassan Shadily. 1987. Kamus Inggris Indonesia. Cet. XV.
Jakarta: Gramedia.
Eveline Siregar. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Fudyatanto. 2002. Psikologi Pendidikan. Bandung:Bumi Aksara.
Goleman, Daniel. 2000. Working With Emotional Intelligence (terjemahan).
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 89


Daftar Pustaka

Gunarso. 1988. Identifikasi Prilaku Siswa.Jakarta:PT.Gramedia.


Gordon Dryden & Jeannette Vos. 1999. Revolusi belajar: The learning revolution.
Bandung: Kafia.
Hurlock, E. B. 1980. Psikolog Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang
rentang Kehidupan. Terjemahan Istiwidanti & Soedarjarwo, Jakarta:
Erlangga.
Hurlock, E. B. 1997. Perkembangan Anak Jilid 1. Terjemahan Tsandrasa, M.M.
dan Zarkasih, M. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Jim Barret & Geoff Williams. 2000. Tes Bakat Anda. Cetakan IV, Terjemahan
Oleh Tito Ananta Darwis, Rasyid. Jakarta : Penerbit gaya Media
Pratama.
Kevin Ryan & Karen E. Bohlin. 1999. Building Character in Schools: Practical
Ways to Bring Moral Instruction to Life. San Francisco: Jossey Bass.
Konsultan Ahli : Indri Savitri, Kepala Divisi Klinik dan Layanan Masyarakat LPTUI
,Psikolog,Salemba, Jakarta
Lickona, Thomas. 1991. Educating for Character: How Our School Can Teach
Respect and Responsibility. New York, Toronto, London, Sydney,
Aucland: Bantam books.
Lukmanul Hakim, 2010. Perencanaan Pembelajaran, Bandung, CV Wacana
Prima.
Mahmud. 1990. Teori Pembelajaran. Jogyakarta:Mirza Media Pustaka.
Muhibbin syah. 2003. Psikologi belajar. Jakarta. PT. Raja Grafinda Persada.
Monks. 1988. Social Psychology. New York: Randowm House.
Nashar, 2004. Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal Dalam Kegiatan
Pembelajaran. Jakarta. Delia Press
Purwanto, Ngalim.(1990). Psikologi Pendidikan.Bandung: CV Remaja Karya.
Richard I. Arends. 2008. Learning To Teach. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rustandi,T. 1998. Psikologi Belajar. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.
Seifert, K.L. dan Hoffnung, R.J. 1994. Child and Adolescent Development.
Boston: Houghton Mifflin Company.
Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad. 2003. Teknologi Pengajaran, Cetakan
keempat, Bandung: Penerbit Sinar Baru Algensindo.
Syaodih, Nana, S. 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya.

90 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK A

Slameto. 1988. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Bina


Aksara.
Sobur. 2003. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta
Syah. 2003. Analisis Pembelajaran dan Indentifikasi Perilaku serta karakteristik
Siswa. Jakarta: PT.Gramedia.
Suryabrata. 1984. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Cv. Rajawali.
Sunarto. 2010. Keberbakatan Intelektual. Jakarta: Grasindo
Sudirman. 1990. Pengantar Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Yayasan
Penerbitan Fak.Psikologi Yogyakarta.
Universitas Negeri Jakarta. 2004. Modul Psikologi Perkembangan.
Uno, H. 2007. Analisis Kontek dan Karakteristik Siswa. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Usman, U. 1989. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.
Utami. 2003. Kesulitan belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Warkitri. 1990. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: PT.Gramedia.
Wardani. 1991. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Aksara Baru
Yusuf. 2004. Mengembangkan Bakat dan Minat. Jakarta : PT.Gramedia.
Zohar dan Marshal. 2005. Spiritual Capital. Bandung:PT. Mizan Pustaka.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 91


Daftar Pustaka

92 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK A

Glosarium

Emosi adalah suatu perasaan (afek) yang mendorong individu untuk merespon
atau bertingkah laku terhadap stimulus, baik yang berasal dari dalam maupun
dari luar dirinya

Faktor Fisik adalah dalam penyelenggaraan pendidikan, perlu diperhatikan


sarana dan prasarana yang ada jangan sampai menimbulkan gangguan pada
peserta didik. Misalnya: tempat didik yang kurang sesuai, ruangan yang gelap
dan terlalu sempit yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan

Faktor Psikososial adalah perkembangan emosi peserta didik sengat erat


kaitannya dengan faktor-faktor: perubahan jasmani, perubahan dalam
hubungannya dengan orang tua, perubahan dalam hubungannya dalam teman-
teman, perubahan pandangan luar (dunia luar) dan perubahan dalam
hubungannya dengan sekolah

Faktor Sosial-Kulture adalah faktor problem yang dialaminya peserta didik,


yang berakibat mereka melepaskan diri dari orang tua dan mengarahkan
perhatiannya pada lingkuan di luar keluarganya untuk bergabung dengan teman
sekebudayaannya, guru dan sebagainya. Lingkungan teman memegang peranan
dalam kehidupan remaja.

Faktor akademis adalah jumlah siswa yang dihadapi di dalam kelas, rasio guru
dan peserta didik menentukan kesuksesan belajar. Di samping itu, indeks
prestasi, tingkat inteligensi siswa juga tidak kalah penting.

Faktor Sosial adalah hubungan kedekatan sesama siswa dan keadaan ekonomi
peserta didik itu sendiri mempengaruhi pribadi siswa tersebut

Inomasi adalah mengembangkan konsep atau barang yang sudah ada menjadi
ditambah sesua asesoris

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 93


Glosarium

Intelligensi adalah kemampuan untuk mengarahkan fikiran atau tindakan,


kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila tindakan tersebut dilaksanakan,
dan kemampuan untuk mengeritik diri sendiri atau melakukan autocriticsm

Karakteristik peserta didik adalah orang yang menerima pengaruh dari


seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan pendidikan

Kreaktifitas adalah menenukan susesuatu dari yang belum ada menjadi ada

Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang kita gunakan untuk membuat


kebaikan, kebenaran, keindahan dan kasih sesama dalam hidup kita..

Kecerdasan spiritual menurut Danah Zohar dan Ian Marshall adalah


kecerdasan tertinggi. Kunci dari kecerdasan spiritual adalah mengetahui nilai dan
tujuan terdalam diri kita.

Karakteristik peserta didik menurut Binet Simon adalah memperoleh informasi


yang lengkap dan akurat berkenaan dengan keterampilan awal peserta didik
sebelum mengikuti program pembelajaran tertentu, menyeleksi tuntutan, bakat,
minat, keterampilan, serta kecenderungan peserta didik berkaitan dengan
pemilihan program-program pembelajaran tertentu yang akan diikuti mereka,
menentukan desain program pembelajaran dan atau pelatihan tertentu yang
perlu dikembangkan sesuai dengan kemampuan awal peserta didik.

Keterampilan awal (Entry Behavior) adalah keterampilan yang telah diperoleh


peserta didik sebelum dia memperoleh keterampilan terminal tertentu yang baru

Pengertian menganalisiis pengetahuan Awal peserta didik adalah Kegiatan


menganalisis pengetahuan awal dalam pengembangan pembelajaran
merupakan pendekatan menerima peserta didik apa adanya dan menyusun
sistem pembelajaran atas dasar keadaan peserta didik tersebut

Peserta didik adalah unsur penting dalam kegiatan interaksi edukatif karena
sebagai pokok persoalan dalam semua aktifitas pembelajaran .

Psikologi merupakan suatu disiplin ilmu yang sangat besar manfaatnya bagi
kehidupan manusia

94 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Pedagogik KK A

Pengayaan adalah kegiatan tambahan yang dieberikan kepada peserta didik


yang telah mencapai ketentuan dalam belajar yang diamaksudkan untuk
menambah wawasan atau memeperluas pengetahuannya dalam materi
pelajaran yang telah dipelajarinya

Remediasi adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk membetulkan kekeliruan


yang dilakukan siswa. Kalau dikaitkan dengan kegiatan pembelajaran, kegiatan
remediasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk
memperbaiki kegiatan pembelajaran yang kurang berhasil.

Sikap awal adalah sikap yang dimiliki oleh peserta didik siswa sebelum dia
memperoleh keterampilan terminal tertentu yang baru

Strategi Pembelajaran adalah suatu cara yang digunakan untuk


menyampaikan materi pembelajaran didasarkan pada pengetahuan,
keterampilan dan sikap awal peserta didik

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 95

You might also like