You are on page 1of 6

REFLEKSI AKHLAKUL KARIMAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Pengembangan


Kepribadian Perawatan Islami Semester Lima Yang Diampu Oleh Ns. Tri
Nurhidayati, S.Kep., M.Med.Ed.

Disusun Oleh :

Deddy Ramadhan (G2A016098)

PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2018
A. Definisi
Dari segi bahasa Arab, akhlak berasal dari kata ‫( خلق‬khuluqun) yang
mengandung arti budi pekerti, tingkah laku, tabiat, perangai. Perumusan
pengertian akhlak timbul sebagai media yang memungkinkan adanya hubungan
antara Khalik (Pencipta) dengan makhluk dan antara makhluk dengan makhluk.
Pendapat Imam Alghazali, akhlak adalah sifat yang melekat dalam jiwa
seseorang yang menjadikan ia dengan mudah tanpa banyak pertimbangan lagi.
Sedangkan sebagian ulama yang lain mengatakan, akhlak adalah suatu sifat yang
tertanam di dalam jiwa seseorang dan sifat itu akan timbul setiap ia bertindak tanpa
merasa sulit (timbul dengan mudah) karena sudah menjadi kebiasaan sehari-hari.
Sedangkan karimah mengandung makna mulia.
Jadi, pengertian akhlakul karimah adalah semua perbuatan dan
perkataan yang baik dan benar serta muncul dengan sendirinya karena
dibiasakan, yang sesuai menurut ajaran dalam Islam.

B. Perilaku yang Mencerminkan Akhlakul Karimah


Berikut merupakan beberapa contoh perilaku yang mencerminkan akhlakul
karimah:
1. Memetik Pelajaran dari Orang-Orang yang Bergaul Dengannya
Orang yang memiliki ketajaman berpikir dan cita-cita yang
mulia tentunya selalu berusaha untuk bisa memetik pelajaran dari setiap
orang yang bergaul dengannya. Banyak orang yang dapat mempelajari
tentang bagaimana seharusnya menjaga kehormatan dan berakhlak
mulia ketika dia menjumpai orang-orang yang justru memiliki perilaku
yang buruk dan tercela. Bahkan terkadang orang akan bisa belajar dari
perilaku hewan yang dilihatnya.

2. Melatih Diri untuk Tetap Bersikap Adil Ketika Mengalami Sesuatu yang
Menyenangkan
Sudah semestinya bagi orang yang berakal dan mendambakan
akhlak yang mulia untuk berusaha untuk tetap bersikap adil dalam
kondisi senang maupun susah. Sebab salah satu adab yang harus
dipunyai oleh orang yang terhormat adalah senantiasa berbuat adil
dalam kondisi senang ataupun susah.

3. Memahami Kondisi Orang Lain dan Menyesuaikan Dengan Akal


Mereka
Hal ini merupakan bukti kecermatan orang dalam menilai dan
mengatur urusan yang dihadapinya. Dan hal ini juga menunjukkan
tentang baiknya sikap yang dia tempuh dalam memilih sarana kebaikan
yang dia gunakan. Dengan sikap semacam ini maka seorang akan mudah
menggapai keluhuran akhlak dan akan disenangi oleh orang lain.
Manusia yang dihadapi itu beraneka ragam, oleh sebab itu masing-
masing perlu disikapi dengan sikap yang tepat dan sesuai dengan
kondisi orang yang bersangkutan. Tentu saja dengan batasan, selama hal
itu tidak menyebabkan kebenaran dicampakkan dan kebatilan
dipertahankan.

4. Menjaga Adab Berbicara dan Adab Majelis


Di antara adab yang harus diperhatikan adalah mendengarkan
dengan baik ketika orang lain berbicara. Jangan memotong
pembicaraannya sebelum selesai, langsung mendustakannya, atau
meremehkannya, atau terburu-buru melengkapi ucapannya yang
dianggap kurang sempurna. Selain itu hendaknya juga dijauhi
membicarakan tentang diri sendiri dalam rangka membangga-
banggakan dirinya di hadapan orang. Hendaknya juga tidak mudah-
mudah melontarkan komentar terhadap pembicaraan orang lain.

5. Menjaga Shalat
Memelihara shalat adalah sebab yang sangat agung untuk
menggapai akhlak yang mulia, wajah yang berseri-seri dan jiwa yang
tenang serta akan menjauhkan dari sifat-sifat rendah dan hina.
Sebagaimana shalat juga dapat menghalangi pelakunya dari melakukan
perbuatan yang keji dan mungkar. Dengan melakukan shalat secara
benar maka akhlak yang buruk akan dapat dikendalikan. Shalat akan
dapat menyembuhkan penyakit-penyakit hati semacam: pelit, dengki,
suka mengeluh dan mencela, dan lain sebagainya.

6. Berpuasa
Melakukan puasa akan menyucikan jiwa. Puasa akan
memperbaiki perilaku. Puasa akan menumbuhkan berbagai akhlak yang
mulia dan terpuji semacam: penyayang, dermawan, suka berbuat baik,
menyambung persaudaraan, bermuka ramah, dan lain sebagainya. Puasa
akan meningkatkan cita-cita di dalam hati dan mengokohkan tekad serta
mewujudkan ketenteraman. Puasa merupakan ajang untuk melatih diri
menanggung sesuatu yang tidak disenangi oleh nafsu. Sebuah media
untuk memanajemen diri. Puasa juga akan menggerakkan diri menuju
kebaikan dan mengekang pelakunya dari perbuatan buruk.

7. Membaca Al-Qur’an Dengan Merenungkan Isinya


Al-Qur’an mengandung petunjuk dan cahaya. Ia merupakan
pedoman akhlak yang paling utama. Ia akan menuntun kepada
kebenaran dan kebaikan. Kemuliaan akhlak merupakan bagian dari
kebaikan yang ditunjukkan oleh al-Qur’an. Bahkan di dalamnya
terdapat ayat yang merangkum berbagai macam akhlak yang mulia yaitu
firman-Nya yang artinya, “Jadilah pemaaf, perintahkan yang ma’ruf,
dan berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.” (QS. Al-A’raaf: 199).
Al-Qur’an akan mendorong jiwa manusia untuk memiliki berbagai sifat
kesempurnaan dan mengisinya dengan cita-cita yang agung.
8. Menyucikan Jiwa Dengan Melakukan Ketaatan
Menyucikan jiwa dengan senantiasa melakukan ketaatan kepada
Allah adalah sarana terbesar untuk meraih akhlak yang mulia. Allah
berfirman yang artinya, “Sungguh beruntung orang-orang yang
membersihkan jiwanya.” (QS. Asy-Syams: 9).

9. Senantiasa Menyimpan Rasa Malu


Rasa malu akan menjaga diri agar tidak melakukan perbuatan
buruk dan mendorongnya untuk senantiasa melakukan kebaikan.
Apabila seseorang menghiasi diri dengan sifat ini maka dia akan terpacu
untuk meraih keutamaan-keutamaan dan terhambat dari perbuatan-
perbuatan yang rendah dan hina. Rasa malu akan senantiasa melahirkan
kebaikan. Ia merupakan bagian penting dari keimanan. Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Rasa malu tidaklah memunculkan kecuali
kebaikan.” (HR. Bukhari dan Muslim). Beliau juga menyatakan, “Rasa
malu adalah cabang keimanan.” (HR. Ibnu Majah). Beliau juga
bersabda, “Salah satu ucapan pertama kali yang diperoleh manusia
dari ajaran para nabi terdahulu adalah jika kamu tidak malu
berbuatlah sesukamu.” (HR. Bukhari dan Muslim).

10. Menebarkan Salam


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kalian
tidak akan masuk surga hingga kalian beriman. Dan kalian tidak akan
beriman (dengan sempurna) kecuali kalian saling mencintai. Maukah
aku tunjukkan kepada kalian, sesuatu yang apabila kalian lakukan maka
kalian akan saling mencintai, yaitu sebarkanlah salam di antara sesama
kalian.” (HR. Muslim). Umar bin Khattab mengatakan, “Salah satu
sebab yang akan memurnikan rasa suka saudaramu kepadamu ialah
kamu selalu berusaha memulai mengucapkan salam kepadanya apabila
bersua. Hendaknya kamu memanggilnya dengan panggilan yang paling
disukai olehnya. Kamu lapangkan tempat duduk untuk menyambut
kehadirannya.”

11. Selalu Memperhatikan Perjalanan Hidup Nabi


Kisah perjalanan hidup Nabi akan menyajikan di hadapan
pembacanya suatu gambaran yang indah mengenai petunjuk yang paling
baik dan akhlak yang paling mulia untuk diterapkan oleh segenap umat
manusia.

12. Selalu Memperhatikan Perjalanan Hidup Para Sahabat


Para sahabat adalah orang-orang yang mewarisi petunjuk Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam dan juga akhlaknya. Dengan melihat kisah
perjalanan hidup mereka akan dapat memacu jiwa untuk meneladani dan
meniru kebaikan-kebaikan mereka.
13. Membaca Sejarah Hidup Orang-Orang yang Memiliki Keutamaan
Betapa sering orang terpacu dan bertekad kuat untuk
memperbaiki akhlaknya karena membaca teladan perjalanan hidup
orang-orang yang mulia. Karena dengan membaca biografi dan kisah
perjalanan hidup mereka akan menggerakkan jiwa untuk meniru dan
meneladani kebaikan mereka.

14. Membaca Buku-Buku Tentang Sifat-Sifat Baik dan Akhlak


Dengan membaca buku-buku semacam itu maka orang akan
selalu teringat dan terpacu untuk berakhlak mulia. Begitu pula
sebaliknya, dia akan berusaha untuk menjauhi akhlak-akhlak yang
tercela.

C. Refleksi Diri Akhlakul Karimah


Dari pengertian dan contoh perilaku akhlakul karimah diatas banyak
perilaku yang hingga saat ini belum saya lakukan, padahal akhlakul karimah adalah
bekal untuk diriku untuk di akhirat kelak. Untuk shalat sendiri alhamdulilah saya
selalu terlaksana 5 waktu dan terkadang saya sempatkan untuk shalat dhuha dipagi
hari jika tidak terbentur waktu kuliah dan tahajud pada malam hari atau sebelum
shalat subuh. Muncul perasaan tidak nyaman jika ada salah satu shalat wajib tidak
saya laksanakan, namun saya sebagai laki-laki yang diwajibkan untuk berjamaah
di masjid masih susah untuk melaksanakannya.
Berpuasa sunnah yang merupakan perilaku akhlakul karimah yang mana
sering dilakukan oleh Rasul masih jarang saya lakukan dalam satu bulan saya
hanya melakukan sekali puasa sunnah. Alhamdulilah tidak ada hutang saat puasa
di bulan Ramadhan kemarin, padahal teringat pada kelas 3 SMA saya kuat
melakukan puasa Daud malah pada saat kuliah jarang puasa sunah.
Kebiasaan tertib zakat, infaq, dan shodaqoh dalam kehidupan sehari-hari
biasa saya lakukan saat sholat jum’at dan pengajian ahad yang selalu diadakan di
masjid sekitar, uang saku saya sebisa mungkin saya sisihkan untuk infaq dan
shodaqoh. Sedangkan kebiasaan tertib adab dalam kehidupan sehari-hari dari
mulai bicara, makan, tidur, berpakaian, bersin dan menguap, buang hajat,
menjenguk dan merawat orang sakit hingga adab dalam majlis sebisa mungkin
saya mengikuti sunnah Rasul yaitu mengucapkan bismilah, selalu mengingat Allah
dan jadi bermanfaat bagi orang sekitar tidak merugikan orang lain.
Kegiatan tadarus Al-qur’an dalam kehidupan saya sehari-hari saya
lakukan setiap mengawali perkuliahan dan setelah sholat maghrib. Saya
mempunyai target setidaknya dalam satu tahun minimal satu kali saya khatam Al-
Qur’an. Kegiatan membaca terjemahannya/ tafsir sendiri jujur saya jarang untuk
membacanya dalam satu bulan bahkan dapat dihitung dengan jari. Kegiatan
membaca tuntunan islam sendiri setidaknya satu minggu saya baca sekali agar
bacaan dalam beribadah saya tidak salah dan untuk membaca buku keperawatan
sendiri saya baca selain jika ada tugas saya review-review setiap hari minggu.
Alhamdulilah setiap minggu masjid-masjid disekitar rumah mengadakan
pengajian ahad yang rutin digelar, saya belum pernah sama sekali mengikuti
pengajian akbar. Saya tidak mengikuti organisasi satupun dikampus karena setiap
pulang atau jeda kuliah saya membantu ibu berjualan dan belajar dari pengalaman
SMA yang mana organisasi menguras pikiran dan energi sehingga sekolah
keteteran. Menurutku bukan salah organisasinya, salah diriku yang tidak bisa
memanagement diri sendiri dengan baik. Meskipun saya tidak mengikuti
organisasi di kampus, saya mengikuti remaja masjid yang biasa kumpul setiap
sabtu malam yang mana tugasnya menyiapkan perlengkapan menjelang hari besar
islam, pengajian ahad, membersihkan masjid.
Untuk menghindari stress sebisa mungkin saya selalu berpikir positif
bagaimanapun keadaanya dan situasinya, apa yang bukan milik saya, bukan urusan
saya, bukan hak saya tidak akan saya pikirkan dan setiap ada musibah dan cobaan
berusaha tegar, istighfar, tidak boleh mengikuti hawa nafsu yang menyesatkan dan
merugikan diri sendiri.
Bekerjasama dalam kelompok di dunia perkuliahan sangat dibutuhkan,
dalam kuliah sendiri banyak tugas dimana mengharuskan kita agar berkelompok.
Dalam suatu waktu pasti ada selisih paham, tapi percayalah dalam satu kelompok
pasti ada seseorang yang jadi penengah agar tidak terjadi konflik satu sama lain.
Salah satu manfaatnya agar di dalam dunia kerja maupun sehari-hari kita tidak
boleh egois dan belajar beradaptasi terhadap berbagai macam sifat dan karakter.
Dari penjelasan diatas banyak hal dalam diri saya yang jauh dari apa yang
menjadi perilaku akhlakul karimah, saya sebagai seorang muslim juga akan
mengintropeksi diri jika memang sudah mulai melenceng dari ajaran agama dan
sunah Rasulullah. Semoga meskipun banyak godaan-godaan dari berbagai arah
yang mengarahkan saya ke jalan yang buruk saya selalu dilindungi oleh Allah SWT
dan tidak pernah bosan untuk belajar agama agar kehidupan saya bermanfaat untuk
diri saya dan orang-orang sekitar saya. Amin.

You might also like