You are on page 1of 9

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN

PELAYANAN PRIMA PEGAWAI DI RSUI ORPEHA TULUNGAGUNG

Muhammad Ali Sodik*, Sentot Imam Suprapto*, Dian Pangesti **,

*STIKes Surya Mitra Husada Kediri


** RSUI ORPEHA Tulungagung

The hospital has a primary function to serve the people who need health
care , so hospitals should prepare for the demands of the people to obtain
optimal health care by providing excellent service . The purpose of this study was
to determine what factors are associated with the implementation of excellent
service employees in RSUI ORPEHA Tulungagung. Design this was an
observational study with cross-sectional, with a population of all existing
employees in RSUI ORPEHA Tulungagung totaling 195 people. The sample is
part of a population that met the inclusion criteria a number of 70 respondents.
Techniques of data collection using questionnaires and observation using a
checklist of excellent service implementation. Collected data is processed with
statistical logistic regression with significance α < 0.05. Based on the results of
logistic regression statistical tests showed that the leadership factor (p = 0.001),
factor employment status (p = 0.016) and motivational factors (p = 0.000) were
factors associated with the implementation of the excellent service at the Islamic
Hospital Tulungagung. Note also that the factor of employment status is the most
dominant factor associated with excellent service with a value of p = 0.021 and
odds ratio of 59.7.
The results of this study concluded the need for increased efforts
management with all parties concerned, especially with regard to employment
status factor, leadership and motivation to further improve the excellent service at
the Islamic Hospital Tulungagung.

Keywords : excellent service, Employe Characteristic, Organization


Characteristic, Psychologycal Characteristic

PENDAHULUAN persaingan bisnis rumah sakit di


Indonesia. Kondisi ini diperparah
Rumah sakit merupakan salah dengan semakin meningkatnya arus
satu badan usaha yang bergerak pasien yang berobat ke luar negeri
dalam bidang pelayanan jasa yaitu (Lisa Ford, 2003, Permana & Hanna,
kesehatan dan fungsi utamanya 2003).
melayani masyarakat yang Pasien Indonesia yang berobat
membutuhkan pelayanan kesehatan, ke luar negeri setiap tahun terus
sehingga rumah sakit harus meningkat. Pada tahun 2012 ada
mempersiapkan tuntutan masyarakat 600.000 warga Indonesia berobat ke
untuk memperoleh pelayanan luar negeri. Biaya yang mereka
kesehatan yang optimal (Kalesaran, keluarkan mencapai 1,4 miliar dollar
Jimmy E, 2011, Asrimurti. 2013). Amerika Serikat atau setara Rp 13,5
Tuntutan pelanggan terhadap triliun. Jumlah ini menunjukkan
berbagai aspek pelayanan di rumah peningkatan berarti dibandingkan
sakit dirasakan semakin meningkat, dengan tahun 2006 yang berjumlah
antara lain tumbuhnya pasien dan 315.000 orang berobat ke luar negeri
pengunjung rumah sakit yang semakin dengan total pembelanjaan mencapai
kritis serta semakin tajamnya 500 juta dollar AS (setara Rp 4,8 triliun

1
dengan nilai tukar saat ini). Singapura sistem kompensasi, desain pekerjaan
dan Malaysia masih menjadi tujuan dan aspek ekonomi. Selain itu,
utama turis kesehatan Indonesia (Ilyas karakteristik pegawai juga
Y, 2004, Candra, Asep, 2013). mempengaruhi kinerja diantaranya
Masih tingginya jumlah pasien umur, pendidikan dan masa kerja
Indonesia yang berobat baik ke (Natshir, 2008).
Singapura maupun Malaysia Yoga A, Tjandra (2004)
merupakan fenomena yang menyatakan bahwa untuk mencapai
memprihatinkan. Hal ini menjadi salah kualitas pelayanan prima, yang perlu
satu bukti bahwa rumah sakit di diperhatikan adalah aspek internal
Indonesia belum sepenuhnya dapat berupa menjaga penampilan, bersikap
memberikan layanan terbaik kepada proaktif, kreatif dan bersemangat,
pasien. Selain itu penyebab pasien mengelola waktu dengan baik serta
tidak datang lagi ke rumah sakit antara tulus dalam melayani dan berempati.
lain yaitu 1 % karena pasien Selain itu juga memperhatikan aspek
meninggal, 3 % karena pasien pindah eksternal berupa lingkungan kerja
alamat, 5 % karena pasien dipengaruhi rumah sakit.
rekan/keluarga, 9 % karena kompetisi Berdasarkan studi awal yang
(harga), 14 % karena pasien kecewa dilakukan peneliti pada tanggal 5-7
dengan pelayanan dan 68 % karena Maret 2013 di RSUI ORPEHA
perilaku / attitude pegawai yang Tulungagung, menunjukkan bahwa
memberikan layanan (Ahmad, pegawai belum melakukan pelayanan
Jamaludin, 2011). prima secara maksimal. Hal ini
Salah satu solusi dalam diketahui dari adanya kritik dan saran
meningkatkan daya saing rumah sakit yang masuk lewat kotak saran yang
adalah dengan melakukan tindakan menyatakan bahwa petugas tidak
nyata dalam meningkatkan pelayanan ramah dalam melayani pasien. Selain
di rumah sakit baik yang bersifat medik itu juga dibuktikan dari pelaksanaan
maupun non medik, terutama yang Standar Operasional Prosedur (SOP)
bersifat Customer Oriented, yang salah dalam memberikan senyum, sapa,
satunya adalah bagaimana pegawai salam, sopan, santun dan doa serta
rumah sakit memberikan pelayanan SOP dalam berpenampilan. Menurut
prima kepada pasien dan keluarga observasi peneliti terhadap 15
sehingga dengan adanya pelayanan pegawai, terdapat 10 pegawai yang
prima ini pasien maupun keluarga dalam memberikan senyum, sapa,
akan merasa puas dan nyaman salam, sopan, santun dan doa tidak
dengan pelayanan yang diberikan, melaksanakannya sesuai protap, yaitu
sehingga mereka akan menjadi tidak memberi salam sambil
sumber ”voice of mouth” yang positif membungkukkan sedikit badan sambil
(Sutopo dan Suryanto, Adi. 2003, tersenyum dan posisi kedua tangan
Kalesaran, Jimmy E, 2011). menyatu di depan dada seperti
Pelayanan prima di rumah sakit “sungkem” (bahasa Jawa).
dapat diterapkan apabila rumah sakit Sedangkan 5 pegawai lainnya telah
tersebut telah memiliki Standar melakukannya sesuai dengan protap.
Pelayanan serta ditunjang oleh Peneliti juga melakukan
pemberi layanan yang memiliki kualitas observasi terhadap pelaksanaan SOP
kinerja secara profesional (Kotler & pegawai dalam berpenampilan yang
Amstrong, 2002). Seorang pegawai dilakukan kepada 10 pegawai dan
dalam memberikan pelayanan prima didapatkan 6 diantaranya
kepada pasien ada beberapa faktor menggunakan pakaian yang telah
yang mempengaruhinya yaitu pudar warnanya, padahal menurut
diantaranya motivasi, kepuasan kerja, pihak manajemen RSUI ORPEHA
tingkat stres, kondisi fisik pekerjaan, Tulungagung, setiap 1 tahun sekali

2
dibagikan kain baru untuk pembuatan organisasi, dan bila pelanggan hanya
seragam bagi setiap karyawannya. fanatisme terhadap salah satu dokter
Selain melakukan observasi peneliti saja maka apabila suatu saat dokter
juga melakukan kunjungan langsung tersebut berhalangan maka kondisi
ke salah satu unit kerja dan ditemukan rumah sakit menjadi tidak stabil, BOR
kain baru untuk seragam bagi turun dan kunjungan jumlah pasien
karyawan yang masih utuh bahkan juga turun. Oleh karena itu diperlukan
tidak dibawa pulang. Menurut hasil pelayanan prima pegawai dalam
wawancara peneliti dengan pegawai melayanai pelanggan. Dalam
tersebut diperoleh jawaban bahwa kain pelayanan prima mengutamakan
tersebut belum dijahitkan dengan kepuasan pelanggan dan dijelaskan
alasan baju yang lama masih bagus bahwa pasien yang puas akan
dan layak dipakai, walaupun bercerita kepada 1-2 orang lainnya,
kenyataannya baju tersebut telah sedangkan pasien yang tidak puas
berubah warna. akan bercerita kepada 8-12 orang, ini
Peneliti juga melakukan studi tentunya merupakan marketing secara
awal dari angka Bed Occupational tidak langsung dari RSUI ORPEHA
Rate (BOR) rumah sakit selama 3 Tulungagung. Selain itu yang tidak
tahun terakhir. Pada tahun 2010 kalah pentingnya adalah adanya
diketahui BOR RSUI Orpeha ancaman dari pesaing luar dimana di
Tulungagung mencapai 52,53% dan Tulungagung terdapat 10 rumah sakit
mengalami penurunan secara drastis lain selain RSUI Orpeha, yaitu 1
pada tahun 2011 yaitu sebesar RSUD, 4 rumah sakit umum dan 4
43,03%, serta mulai mengalami rumah sakit khusus. Pelayanan prima
peningkatan lagi pada tahun 2012 yang dilakukan secara efektif penting
yaitu 48,01%. Jumlah kunjungan untuk mewujudkan visi RSUI ORPEHA
pasien, baik pasien umum, Tulungagung yaitu terwujudnya rumah
Jamkesmas maupun pasien asuransi sakit dengan pelayanan yang
kesehatan lainnya, di poliklinik rawat berkwalitas prima, aman dan Islami.
jalan pada tahun 2011 juga lebih Pada peneliti ini ingin mengetahui
sedikit bila dibandingkan tahun 2012, faktor-faktor yang berhubungan
yaitu sebesar 11.430 kunjungan pada dengan pelaksanaan pelayanan prima
tahun 2011 yang terdiri 5.717 kasus pegawai di RSUI ORPEHA
baru dan 5.686 kasus lama. Pada Tulungagung.
tahun 2012 jumlah kunjungan
mencapai 12.920 yang terdiri dari METODE PENELITIAN
6.528 kasus baru dan 6.392 kasus
lama. Berdasarkan pengamatan Desain penelitian yang
peneliti, penurunan BOR tersebut digunakan dalam penelitian ini adalah
terjadi akibat adanya fokus pelanggan penelitian analitik observasional yaitu
pada fanatisme terhadap dokter yang peneliti berupaya mencari hubungan
dipercaya dan tidak mau dengan antara variabel dan menganalisa atau
dokter yang lain, dimana pada tahun menguji hipotesis yang dirumuskan
2011 salah seorang dokter spesialis di (Arikunto, 2006, Sugiyono, 2008).
RSUI Orpeha Tulungagung mengalami Penelitian ini menggunakan
sakit dalam waktu yang lama dan pendekatan cross-sectional, yaitu
mulai aktif lagi pada bulan Januari melakukan pengukuran variabel
2012. dependent dan independent hanya
Adanya fanatisme pelanggan satu kali tanpa melakukan follow up
terhadap salah satu dokter tersebut (Alimul, 2003. Notoatmodjo, 2005).
merupakan suatu masalah bagi rumah Sampel dari penelitian ini adalah
sakit, karena rumah sakit memerlukan sebagian dari pegawai yang ada di
loyalitas dari pasien sebagai kekuatan Rumah Sakit Islam ORPEHA

3
Tulungagung. Teknik sampling yang 0,05, maka Ho ditolak dan pada faktor
digunakan adalah purposive sampling motivasi p= 0,000 < 0,05, maka Ho
yaitu suatu teknik penetapan sampel ditolak (hasil uji statistik terlampir).
dengan cara memilih sampel diantara Berdasarkan hasil uji statistik regresi
populasi sesuai dengan yang logistik sederhana tersebut diketahui
dikehendaki peneliti ( Nursalam, 2003). bahwa faktor kepemimpinan, status
Instrumen yang digunakan dalam kepegawaian dan motivasi responden
penelitian ini adalah kuesioner yang merupakan faktor-faktor yang
menggunakan skala Likert. berhubungan dengan pelaksanaan
Analisis yang digunakan dalam pelayanan prima pegawai di Rumah
penelitian ini adalah Analisis multivariat Sakit Umum Islam Orpeha
yaitu untuk mengetahui hubungan Tulungagung.
antara semua variabel bebas secara Hasil analisis dengan uji regresi
bersama-sama dengan variabel terikat. logistik ganda didapatkan nilai Sig.(2-
tailed) pada faktor kepemimpinan p =
HASIL DAN ANALISIS 0,016 < 0,05, maka Ho ditolak, pada
faktor status kepegawaian p = 0,021 <
Hasil analisis dengan uji regresi 0,05, maka Ho ditolak, pada faktor
logistik sederhana didapatkan nilai motivasi p = 0,000 < 0,05, maka Ho
Sig.(2-tailed) pada faktor umur p = ditolak. Dengan demikian pada uji
0,099 > 0,05, maka Ho diterima, pada secara serentak diketahui bahwa faktor
faktor pendidikan p = 0,541 > 0,05, kepemimpinan, status kepegawaian
maka Ho diterima, pada faktor masa dan motivasi responden merupakan
kerja p = 0,114 > 0,05, maka Ho faktor-faktor yang berhubungan
diterima, pada faktor imbalan p= 0,553 dengan pelaksanaan pelayanan prima
> 0,05, maka Ho diterima, pada faktor pegawai di Rumah Sakit Umum Islam
pelatihan p= 0,562 > 0,05, maka Ho Orpeha Tulungagung Hasil uji regresi
diterima, pada faktor kepemimpinan p logistik ganda dapat dijelaskan pada
= 0,001 < 0,05, maka Ho ditolak, pada tabel berikut ini:
faktor status kepegawaian p= 0,016 <

Tabel 1. Hasil uji regresi logistik ganda faktor-faktor yang berhubungan


dengan pelayanan prima di RSU Islam Orpeha Tulungagung Tanggal 1-15
Juni 2013

Variabel Confidence Interval 95%


OR p-value
Batas bawah Batas atas
Kepemimpinan :
Kurang 1 - - -
Baik 1,7 0,016 4,2 71,6
Status kepegawaian :
Tetap 1 - - -
Kontrak 59,7 0.021 13,01 269,03
Motivasi :
Rendah 1 - - -
Tinggi 0,3 0,000 0,8 16,3
N observasi = 70
Log likelihood = 52,06
Nagelkerke R² = 62,8%

Berdasarkan Tabel 1 diatas sebesar 62,8%, hal ini menunjukkan


didapatkan nilai Nagelkerke R2 square bahwa 62,8% faktor yang

4
berhubungan dengan pelaksanaan Pegawai (Umur, Pendidikan,
pelayanan prima pegawai di Rumah Masa Kerja dan Pelatihan).
Sakit Umum Islam Orpeha Berdasarkan hasil penelitian
Tulungagung adalah faktor yang telah dilakukan diketahui bahwa
kepemimpinan, status kepegawaian dari 70 responden, sebagian besar
dan motivasi responden dan sisanya responden berumur muda (<35 tahun)
sebesar 37,2% disebabkan oleh faktor yaitu berjumlah 36 responden (51,4%).
lain. Berdasarkan data tabulasi silang
Tabel 1 juga menunjukkan faktor antara faktor umur dengan pelayanan
kepemimpinan di Rumah Sakit Umum prima diketahui dari 70 responden,
Islam Orpeha Tulungagung yang sebagian besar responden melakukan
kurang memiliki kemungkinan pelayanan prima kurang baik dan
pelayanan prima yang kurang pula 1,7 dialami oleh responden yang berumur
kali lebih besar dari pada muda yaitu 23 responden (32,9%).
kepemimpinan yang baik. Hubungan Hasil analisis dengan uji regresi logistik
ini secara statistik signifikan (p = sederhana didapatkan nilai Sig.(2-
0,016). tailed) pada faktor umur p = 0,099 >
Tabel 1 juga menunjukkan faktor 0,05, maka Ho diterima, yang berarti
status kepegawaian sebagai pegawai bahwa faktor umur tidak berhubungan
tetap memiliki kemungkinan dengan pelaksanaan pelayanan prima
melakukan pelayanan prima yang pegawai di Rumah Sakit Umum Islam
kurang 59,7 kali lebih besar dari pada Orpeha Tulungagung.
responden yang memiliki status
kepegawaian sebagai pegawai 2. F
kontrak. Hubungan ini secara statistik aktor Karakteristik Organisasi
signifikan (p = 0,021). (Kepemimpinan, Status
Tabel 1 juga menunjukkan faktor Kepegawaian dan Imbalan)
motivasi responden dimana motivasi
yang rendah memiliki kemungkinan Berdasarkan hasil penelitian
melakukan pelayanan prima yang yang telah dilakukan diketahui bahwa
kurang pula 0,3 kali lebih besar dari dari 70 responden, sebagian besar
pada responden yang memiliki responden menyatakan bahwa
motivasi tinggi. Hubungan ini secara pimpinan di RSU Islam Tulungagung
statistik signifikan (p = 0,000). dalam melakukan pelayanan prima
Berdasarkan tabel 1 diketahui sebagian besar adalah kurang yaitu
pula bahwa faktor status kepegawaian berjumlah 39 responden (55,7 %).
responden merupakan faktor yang Berdasarkan data tabulasi silang
paling dominan yang berhubungan antara faktor kepemimpinan dengan
dengan pelaksanaan pelayanan prima pelayanan prima diketahui dari 70
pegawai di Rumah Sakit Umum Islam responden, sebagian besar responden
Orpeha Tulungagung yang ditunjukkan melakukan pelayanan prima kurang
dengan nilai Odds Ratio yang paling baik dan didukung oleh kepemimpinan
besar yaitu 59,7 yang berarti bahwa yang kurang pula yaitu 28 responden
status kepegawaian akan (40,0%). Hasil analisis dengan uji
mempengaruhi 59,7 kali lebih besar regresi logistik sederhana didapatkan
dalam pelaksanaan pelayanan prima nilai Sig.(2-tailed) pada faktor
pegawai di Rumah Sakit Umum Islam kepemimpinan p = 0,016 < 0,05, maka
Orpeha Tulungagung. Ho ditolak, yang berarti bahwa faktor
kepemimpinan berhubungan dengan
PEMBAHASAN pelaksanaan pelayanan prima pegawai
di Rumah Sakit Umum Islam Orpeha
1. F Tulungagung.
aktor-faktor Karakteristik

5
3. F berhubungan dengan pelaksanaan
aktor Karakteristik Psikologi pelayanan prima di RSU Islam Orpeha
(Motivasi) Tulungagung, terbukti faktor status
kepegawaian merupakan faktor yang
Berdasarkan hasil penelitian paling dominan yang berhubungan
yang telah dilakukan diketahui bahwa dengan pelaksanaan pelayanan prima
dari 70 responden, sebagian besar di RSU Islam Orpeha Tulungagung.
dari responden memiliki motivasi yang Hasil penelitian tersebut
rendah dalam menjalankan pelayanan menunjukkan bahwa status
prima yaitu berjumlah 40 responden kepegawaian mempunyai hubungan
(57,1 %). Berdasarkan data tabulasi terhadap pelaksanaan pelayanan
silang antara faktor motivasi dengan prima di RSU Islam Orpeha
pelayanan prima diketahui dari 70 Tulungagung, dimana sebagian besar
responden, sebagian besar responden responden mempunyai status
melakukan pelayanan prima kurang kepegawaian sebagai pegawai kontrak
baik dan dialami oleh responden yang dan justru pelayanan prima yang
memiliki motivasi yang rendah pula kurang baik dilakukan oleh responden
yaitu 33 responden (47,1%). Hasil yang mempunyai status kepegawaian
analisis dengan uji regresi logistik sebagai pegawai tetap. Secara teori,
sederhana didapatkan nilai Sig.(2- seharusnya pegawai tetap mampu
tailed) pada faktor motivasi p = 0,000 < menunjukkan kinerja yang lebih bagus,
0,05, maka Ho ditolak, yang berarti termasuk dalam melakukan pelayanan
bahwa faktor motivasi responden prima. Akan tetapi kondisi ini di
berhubungan dengan pelaksanaan lapangan menyatakan yang
pelayanan prima pegawai di Rumah sebaliknya, justru pegawai kontrak
Sakit Umum Islam Orpeha mampu menunjukkan kinerja yang
Tulungagung. lebih baik daripada pegawai tetap.
Selain dibuktikan dari pelaksanaan
pelayanan prima, juga bisa dilihat dari
absensi pegawai, dimana pegawai
4. F kontrak lebih disiplin daripada pegawai
aktor Paling Dominan yang tetap.
Berhubungan dengan Pegawai kontrak dalam suatu
Pelaksanaan Pelayanan Prima pekerjaannya terikat berdasarkan
Pegawai di RSU Islam Orpeha kesepakatan / perjanjian kerja sama.
Tulungagung Hal tersebut menyebabkan pegawai
kontrak selalu hati-hati dan berupaya
Berdasarkan hasil penelitian bekerja sebaik mungkin mengikuti
yang telah dilakukan, diketahui bahwa kebijakan-kebijakan yang ditetapkan
dari delapan faktor-faktor yang agar terhindar dari teguran maupun
berhubungan dengan pelaksanaan peringatan yang mempengaruhi
pelayanan prima yaitu faktor umur, penilaian kerja yang berhubungan
pendidikan, masa kerja, pelatihan, dengan apakah perjanjian kerjasama
status kepegawaian, kepemimpinan, dilanjutkan atau dihentikan. Berbeda
imbalan dan motivasi, terdapat tiga halnya dengan pegawai tetap, status
faktor yang secara signifikan kepegawaian yang tetap membuat
mempunyai hubungan dengan pegawai merasa amanmeskipun
pelaksanaan pelayanan prima di RSU pegawai tetap juga dilakukan pula
Islam Orpeha Tulungagung, yaitu penilaian penampilan pekerjaan.
faktor status kepegawaian (p Penilaian penampilan pekerjaan
value=0,021), kepemimpinan (p value= terhadap pegawai tetap dipengaruhi
0,016), dan faktor motivasi (p pula dengan unsur subyektif dari
value=0,000). Dari ketiga faktor yang pejabat lainnya. Penilaian yang kurang

6
pun tidak membuat pegawai keluar usaha yang dilakukan oleh seseorang
dari pekerjaannya, melainkan dalam mengejar sesuai tujuan
dilakukan pembinaan dan penundaan berkaitan erat dengan kinerja.
kenaikan pangkat atau golongan. Hal Dari ketiga faktor yang
tersebut bagi pegawai tetap masih berhubungan dengan pelayanan prima
dirasa aman. di RSU Islam Tulungagung, yaitu faktor
Pada faktor kepemimpinan, status kepegawaian, kepemimpinan
selain diperlukan pemimpin yang “Ing dan motivasi, pada dasarnya ada
ngarso sung tulodo, ing madyo keterikatan antara satu dengan yang
mangun karso, dan tut wuri lain, walaupun secara statistik terbukti
handayani”, perlu diperhatikan pula faktor status kepegawaian merupakan
karakter yang dimiliki pegawai. faktor yang paling dominan. Tanpa
Karakter pegawai yang ada di RSU membedakan status kepegawaian,
Islam Tulungagung adalah pegawai pimpinan harus memberikan reward
yang jika digerakkan baru bergerak bagi yang melakukan pelayanan prima
aktif dan jika dibiarkan maka pegawai dan punishment bagi yang tidak
menjadi pasif. Oleh karena itu melakukan pelayanan prima serta
diperlukan keteladanan dan dorongan secara terus menerus membangun
terus menerus dari pemimpin yang ada rasa memiliki agar termotivasiuntuk
agar pegawai mau dan mampu untuk melaksanakan pelayanan prima guna
diajak memberikan pelayanan prima. kepentingan bersama yaitu bagi
Selain status kepegawaian, Rumah Sakit Umum Islam
kepemimpinan ada faktor motivasi Tulungagung dan semua pegawainya.
yang berhubungan dengan pelayanan
prima. Perasaan ikut memiliki tempat KESIMPULAN
kerja bagi pegawai, baik pegawai tetap
maupun pegawai kontrak juga 1. Faktor karakteristik pegawai (umur,
memotivasi pegawai dalam melakukan pendidikan, masa kerja dan
pelayanan prima. Pegawai yang pelatihan) tidak berhubungan
berwawasan ke depan tentang dengan pelaksanaan pelayanan
kelangsungan hidup rumah sakit, yang prima pegawai di RSUI ORPEHA
secara tidak langsung juga Tulungagung, dengan nilai Sig.(2-
behubungan dengan kelangsungan tailed) pada faktor umur p = 0,099,
hidup pegawainya, tentu akan pendidikan p = 0,541, masa kerja
termotivasi melakukan pelayanan p = 0,114 dan pelatihan p = 0,562.
prima. Karena kelangsungan rumah
sakit pada pelanggan yang puas 2. Pada faktor karakteristik organisasi
dengan pelayanan yang diterimanya. yaitu kepemimpinan, status
Kurangnya rasa memiliki atau kepegawaian dan imbalan,
ketidakpedulian terhadap terdapat 2 faktor yang
kelangsungan rumah sakit berhubungan dengan pelaksanaan
menyebabkan pegawai tidak pelayanan prima pegawai di RSUI
termotivasi dalam memberikan ORPEHA Tulungagung, yaitu faktor
pelayanan prima. Bila menyadari hal kepemimpinan dengan nilai Sig.(2-
tersebut, maka pegawai akan tailed) p = 0,001, status
termotivasi melakukan pelayanan kepegawaian dengan Sig.(2-tailed)
prima, karena motivasi merupakan p = 0,016.
hasil interaksi antara individu dan
situasinya, setiap manusia mempunyai
motivasi yang berbeda antara yang 3. Faktor karakteristik psikologi
satu dengan yang lain dan dirumuskan (motivasi) berhubungan dengan
sebagai perilaku yang ditujukan pada pelaksanaan pelayanan prima
sasaran dan berkaitan dengan tingkat pegawai di RSUI ORPEHA

7
Tulungagung dengan Sig.(2-tailed) 12/09/12 /1627
p = 0,000. 1695/12.Ribu.Pasien.Indonesia.B
erobat.ke.Malaysia.Setiap.Tahun.
4. Faktor status kepegawaian, faktor Acessed: 6 Maret 2013
kepemimpinan dan faktor motivasi Ilyas Y, (2004). Perencanaan SDM
merupakan faktor yang Rumah Sakit, Jakarta : FKM
berhubungan dengan pelaksanaan Universitas Indonesia,
pelayanan prima, dimana faktor Kalesaran, Jimmy E. 2011. Pelayanan
status kepegawaian merupakan Prima (Excellent Service) di
faktor yang paling dominan yang Rumah Sakit. Availble Form:
berhubungan dengan pelaksanaan http://idibalikpapankaltim.blogspo
pelayanan prima pegawai, dengan t.com/2011/09/pelayanan-prima-
hasil analisis uji regresi logistik service-excellent-di.html.
ganda didapatkan nilai Sig.(2- Acessed : 6 Maret 2013.
tailed) pada faktor status Kotler & Amstrong, 2002. Dasar-dasar
kepegawaian p = 0,021 < 0,05 dan Pemasaran, Jilid I. Edisi
nilai odds ratio 59,7. Kesembilan. Jakarta : Penerbit
PT. Indeks Gramedia.
DAFTAR PUSTAKA Lisa Ford. 2003. How to Provide Gold
Standart Customer Service. The
Admin. 2009. Pengertian Tujuan dan Bullet Proff Manager Series.
Manfaat Pelayanan Prima. Crestcom Trainer to the world.
Availble Form: Natshir, SKM. 2008. Kinerja Perawat
http://administrasidanmanajemen dalam Melaksanakan Asuhan
.blogspot.com/2009/01/pengertia Keperawatan di Rumah Sakit dan
n-tujuan-dan-manfaat- Faktor yang Mempengaruhi.
pelayanan.html. Acessed:2 Maret Skripsi.
2013. Notoatmodjo. Soekidjo 2005.
Ahmad, Jamaludin, 2011. Pelayanan Metodologi Penelitian Kesehatan
Prima dalam Sistem Organisasi Edisi Revisi. Jakarta : Rineka
Rumah Sakit (Melayanai dengan Cipta.
Hati). Availble Form: Nursalam. 2003. Konsep & Penerapan
http://programbrsjhk2011umj.blog Metodologi Penelitian Ilmu
spot.com/2011/11/pelayanan- Keperawatan. Jakarta : Salemba
prima-dalam-sistem- Medika.
organisasi.html. Acessed : 10 Nurhasyim. 2004. Pengembangan
Maret 2013. Model Pelayanan Haji
Alimul. A. 2003. Riset Keperawatan Departemen Agama
dan Teknik Penulisan Ilmiah. Berdasarkan Prinsip
Jakarta. Salemba Medika. Reinventing Government Yang
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian. Berorientasi Pada Pelanggan di
Jakarta : Rineka Cipta. Kabupaten Gresik. Tesis.
Asrimurti. 2013. Pelayanan Prima Surabaya: Program Pasca
Dalam Konteks Pelayanan Sarjana Universitas Airlangga.
Publik. Availble Form: Permana, Hanna. 2003. Tantangan
http://arsimurti.blog.ugm.ac.id/20 yang dihadapi RS Daerah.
13/01/18/pelayanan-prima- Disampaikan pada kuliah umum
dalam-konteks-pelayanan- Program KARS UI, 9 Agustus
publik/. Acessed: 6 Maret 2013. 2003.
Candra, Asep. 2013. 12 Ribu Pasien Robbins. 2006. Perilaku Organisasi,
Indonesia Berobat ke Malaysia Edisi 10. Jakarta: Pren
Setiap Tahun. Availble Form : Hallindo.
http://health.kompas.com/read/20

8
Soedaryono, 2000. Tata Laksana
Kantor. Jakarta. Wordpress.
Sugiyono. (2008). Statistik Untuk
Penelitia. Bandung: CV. Alfabeta.
Sutopo dan Suryanto, Adi. 2003.
Pelayanan Prima. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia.
Yoga A, Tjandra. 2004. Pelayanan
Prima. Jotrnal MARSI, 2004, Vol
V, 50-52.

You might also like