You are on page 1of 23

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL

PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS


NOMOR KEP.162/LATTAS/XI/2009

TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN PELATIHAN KERJA BAGI CALON TENAGA KERJA


INDONESIA DI LUAR NEGERI

DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 12 Peraturan Menteri


Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No PER.23/MEN/IX/2009 tentang
Pendidikan dan Pelatihan Kerja Bagi Calon Tenaga Kerja Indonesia di
Luar Negeri perlu disusun Petunjuk Pelaksanaan Pelatihan Calon
Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279);
2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 133, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4445);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2004 tentang Badan
Nasional Sertifikasi Profesi (lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4408);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2006 tentang Sistem
Pelatihan Kerja Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2006 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4637);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4737);
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.
05/MEN/IV/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen
Tenaga Kerja dan Transmigrasi, sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Nomor PER.28/MEN/XII/2008;
7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.
17/MEN/VII/2007 tentang Tata Cara Perijinan dan Pendaftaran
Lembaga Pelatihan Kerja;
8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.
23/MEN/IX/2009 tentang Pendidikan dan Pelatihan Kerja Bagi
Calon Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri;
9. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.
225/MEN/2003 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga
Akreditasi Lembaga Pelatihan Kerja.

MEMUTUSKAN:
Menetapkan :

KESATU : Petunjuk Pelaksanaan Pelatihan Kerja bagi Calon Tenaga Kerja


Indonesia di Luar Negeri sebagaimana tercantum dalam Lampiran
keputusan ini.

KEDUA : Hal-hal teknis yang belum tercantum dalam petunjuk pelaksanaan ini
akan dituangkan dalam petunjuk teknis tersendiri.

KETIGA : Keputusan Direktur Jenderal ini mulai berlaku sejak tanggal


ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 16 Nopember 2009

DIREKTUR JENDERAL

PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS

ttd

Masri Hasyar SH
19510423 197803 1 001
DIRJEN PEMBINAAN PELATIHAN DAN PARAF TANGGAL
PRODUKTIVITAS
PENYUSUN MATERI
Subdit Sismet
PENANGGUNG JAWAB MATERI
Direktur Stankomproglat
PENANGGUNG JAWAB ADMINISTRASI
Sesditjen Binalattas
Daftar Isi

Halaman sampul …………………………………………………………………… i


Kata Pengantar …………………………………………………………………….. ii
Daftar isi ………………………………………………………………………………. iii

BAB I. Pendahuluan ……………………………………………………………… 1


A. Latar Belakang …………………………………………………………… 1
B. Maksud dan Tujuan ……………………………………………………. 1
C. Ruang Lingkup …………………………………………………………… 2
D. Pengertian-pengertian ………………………………………………… 2

BAB. II. Persiapan Pelatihan ………………………………………………….. 5


A. Rekruitmen dan Seleksi Calon Peserta Pelatihan ……………. 5
B. Penyiapan Program/ Kurikulum Silabus Pelatihan ………….. 7
C. Penyiapan Materi Pelatihan …………………………………………. 8
D. Penyiapan Sarana dan Fasilitas Pelatihan Pelatihan ……….. 9
E. Sumberdaya Manusia ………………………………………………… 10
F. Komponen Biaya ………………………………………………………… 10

BAB.III. Penyelenggaraan Pelatihan ……………………………………. 12


A. Penyelenggara Diklat Calon TKI …………………………………… 12
B. Pengorganisasian. ……………………………………………………….. 12
C. Metoda Pelatihan …………………………………………………………. 13

BAB. IV. Evaluasi Penyelenggaraan Pelatihan ………………………….. 15


A. Evaluasi Program Pelatihan …………………………………………. 15
B. Evaluasi Penyelenggaraan Pelatihan …………………………….. 15
C. Evaluasi Keluaran (Output) ………………………………………….. 16

BAB. V. PEMBINAAN …………………………………………………………….. 17


A. Instansi Pembina …………………………………………………... 17
B. Jenis Pembinaan ……………………………………………………. 17

BAB. VI. PENUTUP ……………………………………………………………….. 19

Lampiran .

Contoh Format :

1. Format Program Pelatihan


2. Format Kurikulum Pelatihan
3. Format Silabus Pelatihan
4. Format Buku Informasi Pelatihan
5. Format Berja Pelatihan
6. Format Penilaian Pelatihan

Petunjuk Pelaksanaan
Pelatihan Kerja Bagi CTKI Indonesia di Luar Negeri 1
LAMPIRAN:
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL
PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS
NOMOR KEP. 162/LATTAS/XI/2009
Tanggal 16 Nopember 2009

PETUNJUK PELAKSANAAN PELATIHAN KERJA

BAGI CALON TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelatihan kerja yang terstruktur dan sistematis dan dilengkapi dengan materi
pelatihan kerja yang mengacu kepada standar kompetensi dan atau kebutuhan
pasar kerja bagi calon TKI adalah sesuatu yang sangat penting untuk dilaksanakan
sesuai dengan perturan perundangan yang berlaku. Oleh karena itu peranan
institusi lembaga pelatihan kerja, lembaga sertifikasi profesi dan assosiasi
perusahaan pelaksana penempatan menjadi sangat strategis untuk berkontribusi
meningkatkan kualitas dan kompetensi calon TKI.

Untuk pelaksanaan pelatihan kerja calon TKI sebagaimana dimaksud diperlukan


Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) sebagaimana amanat pasal 12 Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor: PER.23/MEN/IX/2009, tentang
Pendidikan dan Pelatihan Kerja Bagi Calon Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri.

B. Maksud dan Tujuan

Maksud disusunnya petunjuk pelaksanaan ini adalah menyediakan acuan bagi


lembaga penyelenggara pelatihan kerja bagi Calon Tenaga Kerja Indonesia yang
akan bekerja di luar negeri.

Petunjuk Pelaksanaan
Pelatihan Kerja Bagi CTKI Indonesia di Luar Negeri 2
Tujuannya adalah agar pelaksanaan pelatihan bagi Calon Tenaga Kerja Indonesia
yang diselenggarakan oleh lembaga pelatihan dapat menghasilkan luaran yang
berkualitas dan kompeten.

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup petunjuk pelaksanaan pelatihan kerja bagi calon tenaga kerja
Indonesia di luar negeri, meliputi aspek persiapan, pelaksanaan, evaluasi serta
pembinaan yang terkait dengan upaya peningkatan kualitas dan kompetensi
calon TKI .

D. Pengertian.

Dalam petunjuk pelaksanaan ini yang dimaksud dengan :

1. Calon Tenaga Kerja Indonesia, yang selanjutnya disebut calon TKI, adalah
setiap warga negara Indonesia yang memenuhi syarat sebagai pencari kerja
yang akan bekerja di luar negeri dan terdaftar di instansi pemerintah
kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan.

2. Pendidikan dan pelatihan kerja calon TKI, yang selanjutnya disebut diklat calon
TKI, adalah proses pelatihan kerja untuk memberi, memperoleh, meningkatkan,
dan mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos
kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang
dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan.

3. Program diklat calon TKI adalah keseluruhan isi pendidikan dan pelatihan yang
tersusun secara sistimatis dan memuat tentang kompetensi kerja yang ingin
dicapai, materi pelatihan teori dan praktik, jangka waktu pelatihan, metode,
sarana pelatihan, persyaratan peserta dan tenaga kepelatihan serta evaluasi dan
penetapan kelulusan peserta pelatihan.

Petunjuk Pelaksanaan
Pelatihan Kerja Bagi CTKI Indonesia di Luar Negeri 3
4. Kompetensi kerja adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup
aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standar
yang ditetapkan.

5. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, yang selanjutnya disingkat


SKKNI, adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan,
keterampilan, dan/atau keahlian, serta sikap kerja yang relevan dengan
pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

6. Standar Internasional adalah standar kompetensi kerja yang disusun,


dikembangkan, dan digunakan oleh dua negara atau lebih yang ditetapkan oleh
suatu forum organisasi yang bersifat multinasional berskala regional dan/atau
internasional.

7. Standar Khusus adalah standar kompetensi kerja yang disusun, dikembangkan,


dan digunakan oleh instansi/perusahaan/organisasi atau memenuhi tujuan
internal organisasinya sendiri atau untuk memenuhi kebutuhan organisasinya.

8. Sertifikasi Kompetensi Kerja adalah proses pemberian sertifikat kompetensi yang


dilakukan secara sistematis dan objektif melalui uji kompetensi sesuai SKKNI,
standar Internasional, dan/atau standar khusus.

9. Uji kompetensi adalah kegiatan penilaian atas kompetensi yang dimiliki oleh
seseorang yang merujuk pada standar kompetensi bidang dan jenjang profesi
tertentu.

10. Akreditasi adalah pengakuan status program pelatihan kerja berbasis


kompetensi yang diselenggarakan oleh lembaga pelatihan kerja melalui penilaian
yang dilakukan oleh lembaga akreditasi pelatihan kerja berdasarkan kriteria
standar yang ditetapkan.

Petunjuk Pelaksanaan
Pelatihan Kerja Bagi CTKI Indonesia di Luar Negeri 4
11. Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta, yang selanjutnya
disingkat PPTKIS, adalah badan hukum yang telah memperoleh izin tertulis dari
Menteri untuk menyelenggarakan pelayanan penempatan TKI di luar negeri.

12. Analisis Kebutuhan Pelatihan adalah kegiatan yang sistematis untuk memperoleh
gambaran yang lengkap mengenai pelatihan yang harus diberikan kepada
peserta pelatihan karena adanya kesenjangan antara kompetensi yang telah
dimiliki calon peserta pelatihan dengan kompetensi yang harus dimiliki setelah
selesai mengikuti pelatihan.

13. Pembinaan adalah kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil
guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik untuk meningkatkan dan
mengembangkan semua kegiatan yang berhubungan dengan diklat calon TKI.

14. Dinas kabupaten/kota adalah instansi yang bertanggung jawab di bidang


ketenagakerjaan di kabupaten/kota.

15. Dinas provinsi adalah instansi yang bertanggung jawab di bidang


ketenagakerjaan di provinsi.

16. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal yang bertanggung jawab di bidang
Pelatihan Kerja di lingkungan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

BAB II
PERSIAPAN PELATIHAN

Pelaksanaan pelatihan calon TKI oleh lembaga pelatihan kerja dilakukan dengan
persiapan sesuai tahapan sebagai berikut :

a. Rekruitmen dan seleksi calon peserta;


b. Penyiapan program kurikulum/program pelatihan;
c. Silabus pelatihan;

Petunjuk Pelaksanaan
Pelatihan Kerja Bagi CTKI Indonesia di Luar Negeri 5
d. Penyiapan Instruktur/ tenaga pelatihan;
e. Penyiapan sarana dan prasarana pelatihan
f. Penyiapan pendanaan/pembiayaan pelatihan;
g. Penunjang pelatihan lainnya.

Tahapan sebagai tersebut diatas dapat diuraikan secara singkat sebagai berikut :
A. Rekruitmen dan Seleksi Calon Peserta Pelatihan

Rekruitmen calon peserta pelatihan haruslah dilakukan sejak awal yang prosesnya
dapat dilakukan melalui pengumuman baik melalui media cetak maupun elektronik
dan atau melalui penyuluhan – penyuluhan sehingga tujuan pelatihan dapat
diketahui, dicerna dan dipahami dengan baik oleh calon peserta pelatihan. Calon
peserta pelatihan yang akan mengikuti pelatihan harus sudah mengetahui apa
manfaat dari pelatihan yang akan diikutinya. Selain mengetahui manfaatnya, calon
peserta perlu pula mengetahui jabatan apa dan peluang kesempatan kerja sehingga
setelah selesai mengikuti pelatihan, calon peserta dapat memahami dan berminat
mendaftarkan diri dan mengikuti pelatihan kerja yang akan diselenggarakan
lembaga pelatihan.

Setelah tahap rekruitmen, tahap berikutnya adalah seleksi atau pemilihan terhadap
calon peserta yang memenuhi syarat untuk mengikuti program pelatihan kerja, dan
selanjutnya melengkapi dokumen administrasi dan persyaratan teknis lainnya.
1. Persyaratan Administrasi

a. Persyaratan administrasi, sekurang-kurangnya memenuhi persyaratan


sebagai berikut :

1) Memiliki ijazah pendidikan terakhir, umur minimal 18 tahun;


2) Sehat jasmani dan rohani (dibuktikan dengan surat pernyataan sehat dari
dokter) sesuai tuntutan jabatan dan atau persyaratan kerja;
3) Untuk jabatan tertentu memiliki sertifikat/keterangan pengalaman atau
kompetensi kerja;
4) Menyediakan pas foto terakhir.

Petunjuk Pelaksanaan
Pelatihan Kerja Bagi CTKI Indonesia di Luar Negeri 6
Bagi yang telah berpengalaman bekerja di luar negeri dan akan kembali
bekerja ke luar negeri, sekurang-kurangnya memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
1) Memiliki pengalaman bekerja diluar negeri sesuai dengan negara tujuan
dan dibuktikan dengan surat keterangan;
2) Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat keterangan sehat
dari dokter sesuai kebutuhan jabatan;
3) Untuk jabatan tertentu dipersyaratkan memiliki dasar pengalaman atau
kompetensi kerja;
4) Menyediakan pas foto terakhir.

2. Persyaratan Teknis
a. Calon TKI yang belum memiliki kompetensi berdasarkan kualifikasi jabatan,
wajib mengikuti pelatihan untuk mencapai kompetensi sesuai kualifikasi
jabatan yang dipersyaratkan.
b. Calon TKI yang hanya memiliki sebagian unit kompetensi, diwajibkan
memenuhi unit-unit kompetensi melalui pelatihan sesuai dengan kualifikasi
jabatan yang dipersyaratkan.

B. Penyiapan Program /Kurikulum dan Silabus Pelatihan

1. Program/Kurikulum Pelatihan.

Tahapan selanjutnya yang harus dilakukan oleh penyelenggara pelatihan adalah


menyiapkan program/kurikulum pelatihan. Program/kurikulum pelatihan
diperlukan sebagai acuan untuk penyelenggaraan pelatihan.

Contoh:

Program pelatihan bagi calon TKI keluar negeri di bidang tata laksana rumah
tangga (TLRT) harus mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia (SKKNI) Nomor : KEP.43/MEN/II/2005 tentang SKKNI Penata Laksana
Rumah Tangga dan atau disusun berdasarkan Analisa Kebutuhan Pelatihan yang
sesuai dengan kebutuhan pasar kerja negara tujuan/penerima tenaga kerja
tersebut.

Petunjuk Pelaksanaan
Pelatihan Kerja Bagi CTKI Indonesia di Luar Negeri 7
Program/kurikulum pelatihan dalam proses pelatihan mempunyai arti yang
sangat penting mengingat dalam kurikulum pelatihan akan dapat diketahui
tujuan dari pelatihan, lama pelatihan serta kompetensi/jabatan apa yang akan
dihasilkan setelah pelatihan selesai dilaksanakan. Demikian juga dengan
kurikulum akan dapat digunakan untuk merancang dan mempersiapkan
instruktur, bahan latihan, peralatan mana yang diperlukan dalam proses
pelatihan dan sebagainya.

Sesuai dengan kebutuhan maka kurikulum dapat dikemas berdasarkan


pendekatan – pendekatan seperti :
a. Tingkatan/Kualifikasi yang tercantum dalam SKKNI ,
b. Jenis jabatan dan atau profesi pekerjaan ,
c. Paket unit kompetensi (cluster) yang diperlukan sesuai pesanan (tailor made)
Untuk lebih memudahkan dalam menyusun kurikulum berikut ini disampaikan
batasan kurikulum, yaitu bahwa kurikulum pada dasarnya memuat sejumlah unit
kompetensi yang dipaketkan lengkap dengan jam pelatihan, serta dikelompokan
pada kompetensi umum, kompetensi inti, kompetensi khusus, kompetensi
penunjang yang dipelajari oleh peserta pelatihan. Untuk lebih jelasnya bersama
ini diberikan contoh format program sebagaimana terlampir .

2. Silabus
Silabus merupakan kelengkapan yang sangat diperlukan mengingat silabus
adalah merupakan penjabaran yang lebih rinci dari isi kurikulum. Fungsi Silabus
pelatihan adalah sebagai acuan bagi instruktur membuat perencanaan pelatihan,
membuat modul pelatihan dan evaluasi pelatihan. Disamping itu, Silabus
Pelatihan bermanfaat untuk memonitor instruktur memberikan materi pelatihan.
Untuk lebih memudahkan gambaran dalam menyusun silabus, diberikan
batasan bahwa silabus pada dasarnya merupakan penjabaran dari kurikulum
yang memuat uraian pokok sebagai bahan untuk membuat materi yang harus
diajarkan kepada peserta pelatihan sesuai dengan unit kompetensi yang meliputi
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja. Contoh format silabus sebagaimana
terlampir.

Petunjuk Pelaksanaan
Pelatihan Kerja Bagi CTKI Indonesia di Luar Negeri 8
C. Penyiapan Materi Pelatihan

Penyiapan materi pelatihan pada intinya menjabarkan kurikulum dan silabus


kedalam bentuk modul pelatihan. Modul tersebut sangat diperlukan sebagai bahan
ajar yang disusun secara lengkap, berisikan materi pelatihan yang terkait dengan
unit kompetensi yang bersangkutan serta dibuat dalam bentuk buku informasi,
buku kerja dan buku evaluasi. contoh format modul sebagaimana terlampir.
Tambahan penjelasan:
1. Buku informasi atau modul informasi pada dasarnya berisikan informasi yang
menjelaskan tentang isi secara keseluruhan terhadap segala sesuatu yang
terkait dengan unit kompetensi yang disusun dalam bentuk buku. Jika peserta
membaca modul ini maka peserta akan mendapat informasi yang lengkap
tentang apa, mengapa, bagaimana serta manfaat, kegunaan, resiko, bahaya
yang dapat ditimbulkan dari unit kompetensi tersebut.

2. Buku kerja atau modul kerja berisikan petunjuk pelaksanaan kegiatan


berdasarkan kriteria unjuk kerja pada elemen kompetensi sesuai unit
kompetensinya, serta cara dan urutan pekerjaan yang seharusnya dilakukan
sehingga peserta mendapat gambaran bagaimana melakukan pekerjaan secara
mandiri/dan apabila mendapat kesulitan minta bimbingan kepada instruktur.

3. Buku penilaian berisikan petunjuk urutan penilaian berdasarkan kriteria setiap


unjuk kerja pada elemen kompetensi sesuai unit kompetensinya yang akan
digunakan sebagai bahan evaluasi oleh instruktur dan/atau dapat digunakan
juga sebagai bahan materi tes untuk uji kompetensi bagi LSP.

D. Penyiapan Sarana dan Fasilitas Pelatihan.


Sarana dan fasilitas pelatihan yang diperlukan dalam proses pelatihan secara
minimal yang harus disediakan antara lain :
1. Workshop, kelas, laboratorium, dan perpustakaan;
2. Peralatan dan mesin;
3. Perlengkapan keselamatan kerja;
4. Bahan latihan;
5. Media pembelajaran.

Petunjuk Pelaksanaan
Pelatihan Kerja Bagi CTKI Indonesia di Luar Negeri 9
Pada penyelenggaraan pelatihan untuk jenis/kejuruan/bidang profesi tertentu,
dimungkinkan sarana dan fasilitasnya disesuaikan agar relevan dengan
jenis/kejuruan/bidang profesinya.

E. Sumberdaya Manusia

Sumberdaya pelatihan yang sangat penting dalam proses pelatihan adalah


sumberdaya manusia yang langsung menangani pelaksanaan pelatihan. Sumber
Daya Pelatihan dapat dikatagorikan sebagai berikut :

1. Instruktur Latihan.
a. Persyaratan minimal untuk seorang instruktur pelatihan :
1. Pendidikan minimal SLTA atau sederajat;
2. Memiliki sertifikat pendidikan dan pelatihan instruktur;
3. Sehat jasmani dan rohani yang sesuai dengan tuntutan jabatan dan atau
persyaratan kerja, dibuktikan dengan surat keterangan sehat dari dokter.
b. Tugas pokok instruktur antara lain meliputi :
1. Menyiapkan materi pelatihan baik teori maupun praktek;
2. Melatih;
3. Mengevaluasi.

2. Tenaga Kepelatihan

Tenaga kepelatihan adalah seseorang yang memiliki kualifikasi keterampilan dan


keahlian tertentu untuk melakukan suatu fungsi yang berkaitan dengan
kepentingan pelatihan tenaga kerja.

F. Komponen Biaya Pelatihan

Komponen biaya untuk masing-masing lembaga dapat menggunakan


pengelompokan sebagai berikut :
1. Biaya langsung;
2. Biaya tidak langsung

Petunjuk Pelaksanaan
Pelatihan Kerja Bagi CTKI Indonesia di Luar Negeri 10
Biaya langsung adalah biaya-biaya yang langsung digunakan dalam proses
pelatihan antara lain biaya pembelian bahan pelatihan, biaya honor tim, instruktur
dan sebagainya.

Biaya tidak langsung, adalah biaya-biaya yang secara tidak langsung digunakan
untuk proses pelatihan, tetapi mempengaruhi proses pelatihan seperti biaya
telepon, air, listrik dan sebagainya.

BAB III
PENYELENGGARAAN PELATIHAN

A. Penyelenggara Diklat Calon TKI


Lembaga penyelenggara pelatihan calon TKI adalah lembaga yang telah memiliki
izin (Sesuai Permenakertrans Nomor : PER.17/MEN/VII/2007 Tentang Tatacara
Perijinan dan Pendaftaran Lembaga Pelatihan Kerja) yang masih berlaku dan telah
mendapat akreditasi dari Lembaga Akreditasi - Lembaga Pelatihan Kerja (LA-LPK).

Lembaga pelatihan sebagaimana tersebut diatas dapat berbentuk :


1. Lembaga pelatihan kerja pemerintah.
2. Lembaga pelatihan kerja swasta.
3. Lembaga pelatihan kerja perusahaan; atau
4. Lembaga pelatihan kerja milik PPTKIS.

B. Pengorganisasian
Dalam rangka penyelenggaraan pelatihan calon TKI ke luar negeri perlu dilakukan
kerjasama antar instansi maupun lembaga yang terkait, baik pemerintah maupun
swasta. Lembaga yang terkait diantaranya adalah :

1. Pemerintah, dalam hal ini berperan membantu memfasilitasi dan memberikan


pembinaan dan pengembangan terhadap standar kompetensi, program
pelatihan, modul pelatihan serta peraturan dan kebijakan lain yang terkait
dengan pembinaan dibidang pelatihan kerja berbasis kompetensi;

Petunjuk Pelaksanaan
Pelatihan Kerja Bagi CTKI Indonesia di Luar Negeri 11
2. Asosiasi lembaga pelatihan kerja berperan, memberikan pembinaan,
mengarahkan dan mengendalikan anggotanya agar dalam melaksanakan
kegiatannya mengacu kepada peraturan perundangan serta kebijakan yang
telah ditetapkan oleh Departemen pembinanya.

3. PPTKIS, berperan dalam mencari informasi peluang kerja di luar negeri, dan
tetap konsisten untuk mengerahkan calon TKI yang bersertifikat kompetensi.

4. Lembaga Pelatihan Kerja, berperan untuk menyediakan sarana dan fasilitas


pelatihan kerja, mulai dari penyiapan program pelatihan, kurikulum, silabus,
bahan pelatihan, tenaga instruktur sesuai kualifikasi yang dipersyaratkan dengan
jumlah yang proporsional. Lembaga pelatihan kerja harus meningkatkan
kapasitas dan kapabelitasnya sehingga dapat menghasilkan lulusan pelatihan
yang kompeten dan menjadikan lembaga pelatihan menjadi lembaga yang
profesional.

5. Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP), adalah lembaga yang berlisensi dari BNSP
yang berperan melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja. LSP memberikan
pelayanan kepada setiap CTKI dengan mudah, murah dan cepat, sehingga
pelayanan/penerbitan sertifikasi kompetensi tidak menghambat proses
penempatan untuk bekerja ke luar negeri, sebagai dokumen penting yang
dipersyaratkan.

6. BNSP memberikan pembinaan dan pengendalian terhadap LSP dan bertanggung


jawab terhadap proses sertifikasi kompetensi kerja, dan menjamin bahwa proses
sertifikasi dapat dilakukan secara berkualitas, mudah, murah dan cepat.

C. Metoda Pelatihan

Dalam penyelenggaraan pelatihan kerja, lembaga penyelenggara dapat memilih


alternatif metoda pelatihan yang dinilai paling tepat. Hal ini tergantung dari
berbagai latar belakang yang ada dimasing-masing lembaga.

Petunjuk Pelaksanaan
Pelatihan Kerja Bagi CTKI Indonesia di Luar Negeri 12
Alternatif Metode Pelatihan yang dapat dipilih untuk digunakan dalam proses
pelatihan antara lain:

1. Ceramah, merupakan metoda dimana instruktur menyajikan informasi kepada


peserta pelatihan melalui serangkaian kata-kata, isyarat, ekspresi-ekspresi wajah
dan penekanan suara (intonasi). Metode ini digunakan untuk jumlah peserta
yang banyak, agar informasi dari berbagai sumber dapat disampaikan dalam
waktu yang singkat.

2. Praktek, merupakan metoda pelatihan yang menekankan pada aspek


psikomotorik, dimana peserta pelatihan diajarkan untuk langsung melakukan
kegiatannya dengan menggunakan peralatan dan bahan yang sebenarnya.
Dalam praktek peserta pelatihan diminta melaksanakan kegiatan dengan
mengaplikasikan pengetahuan dalam kerja nyata (unjuk kerja) untuk
melaksanakan suatu pekerjaan secara berulang-ulang sehingga mereka
kompeten.

3. Demonstrasi, merupakan pilihan metoda pelatihan dimana instruktur


menggunakan model atau benda kerja untuk menyajikan/menjelaskan langkah-
langkah suatu proses atau prosedur kepada peserta dengan memperlihatkan
secara nyata, peralatan, benda kerja, untuk suatu pekerjaan dan atau membuat
suatu produk barang.

4. Simulasi, pilihan metoda pelatihan yang dapat digunakan pada proses pelatihan
yang berorientasi pada pelaksanaan pekerjaan tertentu, atau pembuatan produk
tertentu tetapi tidak menggunakan benda aslinya.

Berdasarkan metoda pelatihan tersebut diatas, lembaga pelatihan dapat memilih


metoda yang paling tepat. Hal tersebut sangat tergantung pada kemampuan
instruktur, sarana yang tersedia dan sebagainya. Paling penting adalah latar belakang
peserta pelatihan, sebagai contoh: apabila pendidikan calon peserta relatif rendah
maka lebih baik diperbanyak metoda ”praktek” dan demonstrasi dari pada terlalu
banyak ceramah dan simulasi.

Petunjuk Pelaksanaan
Pelatihan Kerja Bagi CTKI Indonesia di Luar Negeri 13
BAB. IV
EVALUASI PENYELENGGARAAN PELATIHAN

Dalam suatu proses penyelenggaraan pelatihan unsur-unsur penting yang harus


dievaluasi antara lain meliputi:

A. Evaluasi Program Pelatihan

Evaluasi program pelatihan dilaksanakan untuk mengetahui sejauh mana program


pelatihan yang telah dirancang dapat efektif dan efesien. Hal ini dapat dilihat dari
beberapa aspek antara lain:

1. Apakah pencapaian tujuan pelatihan yang telah dilaksanakan dapat tercapai


atau tidak ?

2. Apakah terdapat hambatan dalam pelaksanaan yang mempengaruhi proses


pelatihan ?

3. Apakah fleksibilitas dalam pelaksanaan pelatihan dapat dilakukan perubahan-


perubahan ?

4. Apakah sistematika muatan materi pelatihan telah sesuai kualitas maupun


kuantitasnya ?

5. Apakah sistematika urutan pelatihan telah sesuai dengan langkah/tahapan kerja


sehingga mudah untuk diikuti oleh peserta pelatihan

B. Evaluasi Penyelenggaraan Pelatihan

Evaluasi penyelenggaraan pelatihan dimaksudkan untuk mengetahui kesesuaian


antara penyediaan instruktur dan tenaga pelatihan serta sarana dan fasilitas
pelatihan. Hal-hal tersebut dapat dilihat :

1. Kualitas / kompetensi instruktur, apakah telah memadai ?


2. Kuantitas rasio jumlah peserta dengan sarana dan fasilitas yang digunakan pada
proses pelatihan, apakah telah sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai ?

Petunjuk Pelaksanaan
Pelatihan Kerja Bagi CTKI Indonesia di Luar Negeri 14
3. Metoda pelatihan yang diterapkan, dan diaplikasikan dalam pelaksanaan
pelatihannya, mulai dari rekruitment dan seleksi sampai dengan evaluasi peserta
pelatihan, apakah telah sesuai dan tepat, sehingga menghasilkan lulusan yang
kompeten ?

C. Evaluasi Keluaran (output)

Evaluasi keluaran, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana


pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dapat dikuasai oleh peserta pelatihan.
Untuk itu diberikan bukti tertulis dalam bentuk :

1. Sertifikat pelatihan kerja, diberikan kepada setiap peserta yang telah mengikuti
serangkaian kegiatan pelatihan untuk menguasai seluruh unit kompetensi sesuai
program pelatihan dan dinyatakan lulus. Peserta tersebut diberikan sertifikat
pelatihan yang dikeluarkan oleh lembaga pelatihan kerja.

2. Sertifikat kompetensi kerja, diberikan setelah lulus mengikuti uji kompetensi


yang dilaksanakan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) berlisensi Badan
Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

BAB. V
PEMBINAAN

A. Instansi Pembina

1. Instansi pembina yang terkait dengan penyelenggaraan pelatihan calon TKI


secara minimal dilakukan oleh 2 (dua) instansi:

a) Pembinaan yang berkaitan dengan kebijakan dan regulasi di bidang pelatihan


dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan
Produktivitas, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI.

Petunjuk Pelaksanaan
Pelatihan Kerja Bagi CTKI Indonesia di Luar Negeri 15
b) Pembinaan yang berkaitan dengan operasional pelatihan, sesuai dengan
ketentuan PP 38/th2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara
Pemerintah, Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, dilaksanakan oleh dinas
provinsi dan dinas kabupaten/kota yang membidangi ketenagakerjaan.

2. Pembinaan operasional oleh propinsi/Kabupaten/Kota, meliputi :


a) Aspek Kelembagaan pelatihan;
b) Pembinaan Instruktur dan tenaga kepelatihan;
c) Pengembangan Program pelatihan;
d) Operasional Penyelenggaraan pelatihan.

B. Jenis Pembinaan

Jenis pembinaan terkait dengan penyelenggaraan pelatihan yang diselenggarakan


oleh Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) dalam rangka pelaksanaan pelatihan calon TKI
meliputi:
1. Perencanaan, meliputi persiapan rekruitmen dan seleksi, program, sarana dan
prasarana serta pendanaan, dan dilanjutkan dengan proses berikutnya meliputi
pengorganisasian, pelaksanaan pelatihan serta pengendalian, dan dilanjutkan
dengan evaluasi serta pelaporan penyelenggaraan.

2. Bimbingan kepada lembaga pelatihan kerja; dimaksudkan agar lembaga


penyelenggara pelatihan selalu mengedepankan pengembangan SDM dengan
output yang optimal yang berorientasi untuk menghasilkan peserta pelatihan
yang kompeten sesuai tujuan program pelatihan. Sebagai contoh : diberikan
dalam bentuk bimbingan teknis penyusunan program pelatihan berbasis
kompetensi, bimbingan teknis instruktur dan sebagainya.

3. Fasilitasi; dilakukan dalam rangka memfasilitasi lembaga pelatihan kerja


mengembangkan lembaganya, dalam hal ini oleh Pemerintah, Provinsi, dan
Kabupaten/Kota. Fasilitasi disesuaikan dengan kemampuan dan ketersediaan
sumber daya.

Petunjuk Pelaksanaan
Pelatihan Kerja Bagi CTKI Indonesia di Luar Negeri 16
4. Koordinasi; dilakukan agar lembaga pelatihan kerja tergabung dalam jejaring
kerja lembaga pelatihan kerja atau yang lainnya, dan dapat menjembatani
usaha kerjasama antara lembaga di berbagai bidang sehingga dapat
memberikan informasi dan menguntungkan semua pihak.

BAB VI
PENUTUP

1. Petunjuk pelaksanaan ini merupakan acuan bagi manajemen penyelenggara


program Diklat calon TKI, agar pelaksanaan Diklat CTKI dapat mencapai hasil
yang optimal.

2. Dapat disempurnakan sesuai dengan perkembangan dan kondisi di lapangan,


sehingga relevan dengan tuntutan dan kebutuhan pasar kerja. Oleh karena itu
kepada pihak-pihak yang berkepentingan, dapat memberikan saran dan
masukan yang konstruktif guna perbaikan dan kesempurnaannya.

3. Jika diperlukan, petunjuk pelaksanaan ini dapat ditindaklanjuti dengan


menerbitkan petunjuk teknis berdasarkan kebutuhan yang spesifik dan atau
berdasarkan kebutuhan negara penempatan/tujuan.

Jakarta, 16 Nopember 2009,

Direktur Jenderal
Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas

ttd
DIRJEN PEMBINAAN PELATIHAN DAN PARAF TANGGAL
PRODUKTIVITAS Masri Hasyar,SH
PENYUSUN MATERI 195104231978031001
Subdit Sismet
PENANGGUNG JAWAB MATERI
Direktur Stankomproglat
PENANGGUNG JAWAB ADMINISTRASI
Sesditjen Binalattas

Petunjuk Pelaksanaan
Pelatihan Kerja Bagi CTKI Indonesia di Luar Negeri 17
LAMPIRAN

Juklak Diklat CALON TKI - 2009 Page 1


Contoh : Format Program Pelatihan Berbasis Kompetensi .
.

PROGRAM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI

1. Judul/Nama Pelatihan : .........................................................

2. Kode Program Pelatihan : .........................................................

3. Jenjang Program Pelatihan : ……………………………………………………….

4. Tujuan Pelatihan :
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta kompeten :
........................................................................................................................
........................................................................................................................

5. Unit Kompetensi yang ditempuh:


5.1. ..............................................................................................................
5.2. ..............................................................................................................
5.3. ..............................................................................................................

6. Perkiraan Waktu Pelatihan : ........ Jam Pelatihan @ 45 menit

7. Persyaratan Peserta Pelatihan :


Pendidikan : Minimal ..........................
Pelatihan : -
Pengalaman Kerja : ..................................................................
Umur/Usia : Minimal .............. tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki/perempuan
Kesehatan : Sehat jasmani dan rohani
Test Kemampuan : Lulus seleksi

Juklak Diklat CALON TKI 2009


Contoh : Format Kurikulum Pelatihan Berbasis Kompetensi .

KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI

JAM PELATIHAN
NO UNIT KOMPETENSI KODE UNIT PENGE- KETERAM
JUMLAH
TAHUAN PILAN
I. KELOMPOK UNIT KOMPETENSI
UMUM
1.1 ...................................................... ……………………… ... ...... ......
1.2 ...................................................... ………………………. ... ...... ......
Jumlah I

II. KELOMPOK UNIT KOMPETENSI INTI

2.1 ...................................................... ……………………… ... ...... ......


2.2 ...................................................... ……………………… ... ...... ......
2.3 ...................................................... ……………………… ... ...... ......
2.4 ...................................................... ……………………… ... ...... ......
2.5 ...................................................... ……………………… ... ...... ......

Jumlah II ... ...... ......

III. KELOMPOK UNIT KOMPETENSI


KHUSUS
3.1 ...................................................... ……………………… ... ...... ......
3.2 ...................................................... ……………………… ... ...... ......

Jumlah III ... ...... ......

IV. PELATIHAN DI TEMPAT KERJA (OJT)


4.1 ...................................................... ……………………… ... ...... ......
...... ......
Jumlah IV ... ...... ......

......
Jumlah I s/d V ... ......

Juklak Diklat CALON TKI 2009


Contoh : Format Silabus Pelatihan Berbasis Kompetensi .

SILABUS PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI

I. KELOMPOK UNIT KOMPETENSI UMUM

1.1. Unit Kompetensi : .......................................................................


Kode Unit : .....................................................
Prakiraan Waktu Pembelajaran : ....... Jp @ 45 menit

MATERI PELATIHAN JAM PELATIHAN


ELEMEN KRITERIA INDIKATOR
KOMPETENSI UNJUK KERJA UNJUK KERJA Penge- Kete-
Pengetahuan Keterampilan Sikap
tahuan rampilan

1. ................ 1.1 .......................  ......................................  ............................................  ...................................  ........... ....... .........


....................... ...................................... ............................................ ...................................
 ...........
....................... ...................................... ............................................ ...................................
....................... ...................................... ............................................ ...................................  ...........
....................... ...................................... ........................................... 
 ......................................
......................................
......................................
......................................

Juklak Pelatihan CALON TKI-09

You might also like