Professional Documents
Culture Documents
P : Wah, Bapak Ong lupa ya? P : Menepuk bahu K, P berusaha mengingatkan K K masih mencob
Nama saya Made, saya yang touching hand. mengingat-ingat
minggu lalu ngobrol dengan K : Memandang P lama
Bapak!
K : (diam)
P : Ini nama saya, bisa baca P : Menunjukkan papan P merasa bahwa K harus K ingat nama P m
kan? Nah, nama saya siapa? nama pada K diberikan petunjuk untuk bantuan papan na
K : Mengeja nama P mengingat P
P : Nah, Bapak ingat nggak P : Memandang P dan P ingin lebih meyakinkan K K mulai ingat per
saya ini siapa? tersenyum apakah K masih ingat pada P minggu lalu
K : Memandang P lalu
menunduk
K : Made, pak mantri ! P merasa senang karena K K senang karena
K : Memandang P dan berhasil mengingat P
menyalami P
K : Menjabat tangan K
P : Pak Ong, seperti yang P : Memandang K P mengingatkan kontrak K mencoba meng
janji kita minggu lalu, K : Menunduk dengan K kontrak yang sud
sekarang kita ngobrol tentang disepakati
Bapak. Bapak bersedia
ngobrol dengan saya?
K : Melihat ke arah P dan P senang walaupun jawaban
K : Ya, bersedia. menjawab singkat lalu singkat dan respon K belum K tertarik untuk n
menunduk lagi menunjukkan ketertarikan dengan P
P : Memandang K
P : Pak Ong, bagaimana P : Memandang K sambil P mencoba memberikan K mulai merasa b
keadaan bapak sekarang ? tersenyum perhatian pada keadaan K datang untuk mem
K : Menunduk
P : Nah kalau sudah pusing P : Memandang K sambil P mulai mengkaji kebiasaan K berpikir dan be
begitu, apa yang biasanya tersenyum klien dalam menghadapi mengingat
pak Ong lakukan? K : Menghisap rokok dan masalah
melemparkannya karena
sudah habis
P : Kira-kira apa lagi yang P : Memandang K dan P mengkaji aspek positif K berusaha meng
bisa menghilangkan tersenyum pemecahan masalah klien kebiasaannya
pusingnya pak Ong? K : Menoleh ke halaman dan
terdiam beberapa lama
K : Jalan-jalan. K : Menoleh P sebentar lalu P mendapat data koping pada K menjawab sesu
menunduk lagi K daya ingat yang d
P : Tersenyum
P : Bagus kalau begitu! Nah, P : Menunjukkan jempol P memberikan pujian karena K membayangka
jalan-jalannya kemana saja? tangan K dapat memberikan data menyenangkan
K : Tersenyum
K : Di taman, liat bunga dan P menunjukkan perhatian K merasa nyama
pohon. K : Menoleh ke taman dan dengan ikut menoleh ke melihat taman da
menunjuk pohon-pohonan halaman pohonan
P : Ikut menoleh ke taman
P : Bagus ya, tamannya. P : Tersenyum sambil P menerapkan komunikasi K senang meliha
Apalagi kalau dirawat memandang ke arah halaman pasif halaman
dengan baik. K : Memandang halaman
K : Ibu tiri saya jahat K : Memandang halaman P kaget menemukan data K tiba-tiba ingat
P : Kaget masa lalu klien yang masa lalunya
traumatik
P:- P : Memandang K P masih kaget dan berpikir K semakin tering
K : Menunduk tentang apa yang harus masa lalunya
dilakukan pada K
K : Saya sering dipukul. K : Menepuk-nepuk P merancang penggalian data K membayangka
Kepala saya jadi sakit. kepalanya mengenai aspek traumatik ibu tirinya
P : Memperhatikan respon
klien
P : Sekarang ibu tirinya P : Memandang K P mencoba mendapatkan K merenungkan k
dimana? K : Menunduk data
K : Memandang P K menegaskan si
K : Sekarang sudah baik. P : Tersenyum P menemukan adanya sekarang
inkoherensi pembicaraan
P:- P : Memandang K P sadar bahwa interaksi K menikmati ing
K : Menunduk keluar dari tujuan dan pada masa lalu
berpikir untuk
K:- K : Menunduk mengembalikan tujuan
P : Memperhatikan interaksi
P memikirkan topik untuk
kembali pada tujuan interaksi
P : Pak Ong, saya tahu Bapak P : Menepuk bahu K P memfokuskan kembali K belum bisa me
memikirkan tentang ibu tiri K : Menunduk pembicaraan pembicaraannya
Bapak. Tapi sekarang kita
membicarakan tentang
kegiatan yang bisa pak Ong
lakukan.
K : Menunduk P terus mencoba K berpikir tentan
K:- P : Menepuk bahu K memfokuskan pembicaraan pembicaraan
P : Nah, Pak Ong masih ingat P : Memandang K dan P mencoba menggali daya K memikirkan te
nggak tadi kita ngomongin tersenyum ingat klien terhadap pembicaraan yan
apa? K : Menoleh pada P pembicaraan tadi tadi
K : Mengangguk dan
K : Masih. Nyiram dan memandang P P senang karena K ingat pada K teringat pada p
ngebersihin tempat tidur. P : Tersenyum apa yang dibicarakan yang dilakukan b
P : Bapak setuju kalau P : Mendekatkan diri pada K P mengaskan kembali K menunjukkan p
dilakukan tiap hari? K : Menoleh dan kesepakatan terhadapa tindaka
K : Boleh…boleh. memandang P P senang karena K setuju akan dilaksanaka
K : Mengangguk dan terhadap tawaran P
tersenyum
P : Tersenyum
P : Bagus kalau begitu. P : Menepuk pundak K P memberikan pujian pada K K senang dengan
K : Tersenyum diberikan
K:- K : Memandang P dan P senang karena K K menjabat tanga
menjabat tangan P memberikan respon sesuai menunjukkan per
P : Membalas jabat tangan K harapan
P : Nah, karena sudah P : Memandang K dan P mengakhiri fase interaksi K merasa perlu u
waktunya mandi, Pak Ong tersenyum dan membuat kontrak karena diarahkan
mandi dulu ya. Biar bersih K : Tersenyum interaksi selanjutnya
dan segar. Nanti malam
sehabis makan kita ngobrol
lagi yuk?! K : Memandang P P senang karena K setuju K setuju pada ko
K : Ya…ya… P : Tersenyum diberikan P
P : Nah nanti baru kita P : Memandang K dan P menentukan topik interaksi K memikirkan te
ngobrolin tentang ibu tiri Pak tersenyum selanjutnya yang ditawarkan
Ong, ya? K : Menunduk
K : Memandang P P senang karena K setuju K setuju terhadap
K : Ya…ya… P : Tersenyum ditawarkan
P : Kalau begitu terimakasih P : Menepuk pundak K dan P mengakhiri interaksi K senang karena
atas perhatian Pak Ong. mengulurkan tangan mengucapkan sal
Selamat sore. Sampai ketemu K : Menoleh kepadanya
nanti malam. K : Tersenyum dan menjabat P senang karena K sudah
K : Selamat sore. tangan P percaya pada P K menjabat tanga
P : Tersenyum tanda mengakhiri
sementara
KESAN PERAWAT :
Fase kerja dapat dilaksanakan dengan baik. Klien dapat mengidentifikasi kegiatan positif yang
bisa dilakukannya walaupun harus diarahkan secara terfokus terlebih dahulu. Saat interaksi
terjadi flight of ideas dimana klien teringat pada ibu tirinya yang berlaku kejam padanya.
Pengalaman tersebut merupakan traumatik bagi klien sehingga perlu dikaji lebih dalam lagi.
Telah disepakati pula bahwa pengalaman tersebut dibicarakan nanti pada saat interaksi
selanjutnya.
CATATAN KEPERAWATAN
1 1 April1999 Isolasi sosial : menarik diri b.1.1. Menciptakan suasana lingkungan yang tenang S : Klien mengataka
b/d harga diri rendah kronik “Ayo kita jalan-jalan kesana, rasanya lebih sejuk kalau dengan suasana ha
kita ngobrol disana!” sejuk
O : Klien tampak se
b.1.2. Memotivasi klien untuk mengungkapkan perasaan
klien yang berhubungan dengan masalah interaksi S : Klien mengataka
“Bagaimana rasanya kalau Pak Ong ngobrol dengan jahat-jahat dan ia m
teman-teman Pak Ong?” dengan mereka
O : Menunjuk teman
c.1.1. Mendiskusikan kegiatan yang bisa dilakukan klien yang jahat
di rumah sakit
“Kira-kira pekerjaan apa yang Pak Ong senangi di S : Klien mengataka
rumah sakit ini?!” merawat taman dan
tempat tidur
O : Menunjuk ke hal
2 1 April 1999 Perubahan persepsi sensori a.1.1. Membina hubungan saling percaya S : Klien mengataka
: halusinasi lihat b/d perilaku “Oh ya, Pak Ong masih ingat dengan nama saya?” perawat dan kontrak
menarik diri “Kita kan janji mau ngobrol tentang cara berkenalan, O : Klien menyebut
masih ingat?”
S : Klien mengataka
memikirkan biaya an
b.1.1. Mendorong klien untuk mengungkapkan O : Klien menepuk-n
perasaannya kepalanya
“Dari tadi saya lihat Pak Ong tidur-tiduran saja, apa ada
yang Pak Ong pikirkan?”
S : Klien mengataka
melaksanakan kegia
c.2.2. Memotivasi klien untuk melakukan kegiatan tanaman dan memb
harian di ruangan tidur setiap hari
“Pak Ong bilang kalau Pak Ong suka merawat taman O : Klien mengangg
dan merapikan tempat tidur. Kita bisa mulai dari besok ditawarkan alternatif
ya?!” harian
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
(Tambahan)
IDENTITAS KLIEN
Initial : Tn. O. T. B.
Umur : 56 Tahun
Informan : Klien sendiri
Tanggal Pengkajian : 1 April 1999
RM No :-
FAKTOR PREDISPOSISI
Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : Klien mengatakan ibu tirinya jahat. Klien
sering dipukuli sampai kepalanya sakit.
PSIKOSOSIAL
Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : Klien menganut agama Kristen Methodist
b. Kegiatan Ibadah : Ke gereja setiap hari minggu. Ketika ditanya perasaannya saat sembahyang, klien
mengatakan rugi waktu karena dunia tetap saja kacau
a.
2. ISOLASI
SOSIAL :
MENARIK
DIRI
a) Core Problem
3.
P : Nama Bapak siapa ? P : Masih menjabat tangan P ingin tahu nama pasien K ragu-ragu
pasien dan mendekatkan
diri ke-K
K : Menoleh sebentar
K : Ong. Ong Tian Bian. K : Menyebut nama dengan P merasa pasien enggan K merasa perkenalan h
menunduk dan menarik berkenalan formalitas belaka
tangannya
P : Bapak senangnya P : Memandang K P ingin menjalin kedekatan K mencoba mengingat
dipanggil dengan nama apa K : Menoleh ke halaman dengan pasien nama yang disukainya
P : Sekarang Bapak Ong P : Mendekatkan diri ke K P mengkaji daya ingat K K berusaha mengingat
umurnya berapa? K : Menoleh ke halaman ingat
dan terdiam beberapa lama
K : Baca-baca buku. Saya K : Menoleh P P menemukan lagi adanya K merasa dirinya haru
kan profesor. P : Memperhatikan kemungkinan waham rajin belajar
P : Bapak Ong betah P : Melihat halaman P mengalihkan perhatian K K masih terbawa oleh
tinggal di sini?Suasananya K : menunduk dari waham waham
enak ya!
K : Ikut melihat halaman P senang karena dapat
K : Betah. P : memperhatikan mengalihkan perhatian K berusaha menjawab
pasien sekenanya
P : Tentunya keluarga P : Memandang K sambil P ingin mengkaji K berusaha mengingat
Bapak Ong suka tersenyum keterlibatan keluarga keluarganya
menjenguk kesini. K : Menoleh P terhadap perawatan K
K : Ya, sebulan sekali juga K : Menoleh P dan P senang mendapatkan K senang membayang
tersenyum jawaban sesuai pertanyaan pulang
P : Memperhatikan
P : Kalau di rumah, P : Memandang K sambil P berusaha mengkaji K mengingat aktivitasn
ngapain aja Pak Ong tersenyum aktivitas K di rumah di rumah
K : Menoleh P lalu melihat
ke halaman
K : Yah, tidur dan baca- K : Memandang P P menemukan pengulangan K menikmati waham y
baca buku penelitian. P : Memperhatikan respon terhadap waham pada K dialaminya
Profesor harus banyak K
baca.
P : Suka ngobrol nggak P : Memandang K P mengkaji peran keluarga K mengingat aktivitasn
dengan keluarga K : Menunduk terhadap K di rumah
P : Pak Ong, kita tadi sudah P : Memandang K P ingin mengakhiri fase I K memperhatikan P
berkenalan, masih inget K : Menoleh karena sudah cukup banyak
nggak nama saya? data yang terkaji
P : Nah kalau Pak Ong P : Memandang K P menentukan topik dan K memikirkan tentang
setuju, nanti kita ngobrol K : Menunduk aktivitas pada kontrak kegiatan yang ditawark
tentang perasaan Pak Ong berikutnya
terhadap keluarga Pak Ong.
Sekalian saya periksa
tekanan darahnya ya.
K : Mengangguk K setuju tentang kegia
K : Ya, ya…. P : Tersenyum P senang karena K setuju yang akan dilaksanaka
dengan kegiatan yang akan
dilaksanakan
P : Terimakasih atas P : Menepuk bahu K dan P menutup fase I K menunjukkan rasa
kesediaan Pak Ong ngobrol mengulurkan jabat tangan percaya pada P
dengan saya, selamat sore K : Menoleh, menjabat
tangan P
K : Sore. P senang karena K mau K menyambut salam P
K : Tersenyum lalu berinteraksi dengan P
menunduk
P : Tersenyum
KESAN PERAWAT :
Fase awal yaitu fase I (perkenalan) dapat dilaksanakan dengan baik.Klien cukup kooperatif
walaupun sering terganggu dengan halusinasinya. Data yang tergali adalah data mengenai harga
diri rendah kronik, halusinasi lihat, menarik diri, koping individu tidak efektif, koping keluarga
kurang efektif, flight of ideas dan ideal diri yang tinggi. Kontrak selanjutnya telah dilaksanakan
dan pasien menerima kontrak tersebut. Secara umum proses interaksi sudah dapat dilanjutkan
dengan fase berikutnya yaitu fase kerja.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
A. IDENTITAS KLIEN
Initial : Tn. O. T. B.
Umur : 56 Tahun
Informan : Klien sendiri
Tanggal Pengkajian : 26 Maret 1999
RM No :-
B. ALASAN MASUK
Klien mengatakan karena sakit saraf
C. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Tidak pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya, klien sudah dirawat sejak tahun 1983
2. Pengobatan sebelumnya tidak berhasil
3. Aniaya fisik, aniaya seksual, penolakan, kekerasan dalam keluarga, tindakan kriminal tidak ada
4. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa : belum terkaji
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : belum terkaji
D. FISIK
1. Tanda vital : TD 130/90 mmHg, N 84 x/menit, S 36,9 C, P 16 x/menit
2. Ukur : TB/BB belum terkaji
3. Keluhan fisik : Tidak ada
Masalah keperawatan : -
E. PSIKOSOSIAL
1. Genogram : belum terkaji
2. Konsep diri
a. Gambaran diri : Klien mengatakan puas terhadap tubuhnya
b. Identitas : Tidak ada gangguan identitas
c. Peran : Klien tidak tahu perannya sebagai apa.
d. Ideal diri : Klien bercita-cita menjadi profesor, sehingga merasa harus rajin baca buku. Klien
merasa cita-citanya sudah tercapai sekarang (padahal tidak)
e. Harga diri : Klien mengatakan kakaknya sukses.
Masalah keperawatan :
- Ideal diri terlalu tinggi
- Harga diri rendah
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti : Belum terkaji
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat : Belum terkaji
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Klien tidak mau ngobrol dengan sesama
pasien atau dengan perawat, suka menyendiri.
Masalah keperawatan :
- Isolasi sosial : Menarik Diri
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : Belum terkaji
b. Kegiatan Ibadah : Belum terkaji
F. STATUS MENTAL
1. Penampilan : kurang rapi
Pasien berpakaian seadanya, celana bolong-bolong bekas rokok, kantung baju coklat bekas
tembakau yang berbau
Masalah Keperawatan : Resiko kurangnya perawatan diri
2. Pembicaraan : Gagap, inkoheren
Pasien menjawab pertanyaan dengan jawaban yang tidak jelas dan terputus-putus, kadang-
kadang tidak nyambung dengan apa yang ditanyakan
Masalah Keperawatan : Gangguan pola komunikasi verbal
3. Aktivitas motorik : lemah dan lesu
Saat wawancara, pasien sedang duduk termenung dan memandang di kejauhan serta terlihat loyo
Masalah Keperawatan : Kelemahan aktivitas
4. Alam perasaan : sedih
Ekpresi wajah pasien nampak sedih saat wawancara
Masalah Keperawatan : Depresi
5. Afek : Datar
Afek pasien selama wawancara tidak terdapat perubahan yang berarti, terkesan hambar
Masalah Keperawatan : Menarik diri
6. Interaksi selama wawancara : kontak mata kurang
Selama wawancara, pasien lebih banyak menunduk dan menjawab pertanyaan dengan tidak
melihat perawat
7. Persepsi : Halusinasi
Pasien mengatakan ia sering melihat kakaknya yang sudah mati tapi hidup kembali dan lalu
mereka ngobrol
Masalah Keperawatan : Gangguan persepsi sensori : Halusinasi
8. Proses pikir : Flight of Ideas, Persevarasi
Pembicaraan klien tidak terarah dengan ide yang tidak nyambung satu sama lain, klien sering
mengulang pernyataan bahwa kakaknya hidup kembali
Masalah Keperawatan : Gangguan persepsi Sensori
9. Isi pikir : Waham kebesaran
Pasien mengaku dirinya sudah menjadi profesor dan guru besar di UI, ia juga mengatakan bahwa
situasi di dunia sudah perang semua
Masalah Keperawatan : Gangguan Orintasi Realitas : Waham Kebesaran
10. Tingkat kesadaran : CM, disorientasi waktu tempat dan orang tidak ada
Selama wawancara, pasien tampak sadar
Masalah Keperawatan : -
11. Memori : Ada gangguan daya ingat jangka panjang
Saat pasien diminta menyebutkan peristiwa di masa lalu, pasien tampak bingung
Masalah Keperawan : Demensia
12. Tingkat konsetrasi dan berhitung : Mudah beralih, mampu berhitung sederhana
Sering saat wawancara klien menoleh ke satu arah, dan klien lupa pertanyaan yang telah
diberikan kepadanya
Masalah Keperawatan : Halusinasi lihat
13. Kemampuan penilaian : Belum terkaji
14. Daya tilik diri : Belum terkaji
H. MEKANISME KOPING
Menghindari masalah, dan suka menyendiri
Masalah keperawatan : Koping individu tidak efektif
K. ASPEK MEDIS
1. Diagnosa Medis : belum terkaji
2. Therapi Medik : belum terkaji
MENARIK DIRI
Core Problem
a.2.1.Pelih
kungan su
ber-sahab
a.2.2.Gun
a.2.Ekspresi wajah klien tenang yang jelas
saat mengekspresikan pera-saan
dan perepsinya.
a.2.3.Doro
kesempat
mengungk
serta men
dengan ra
b.1.1.Disk
yang dapa
memberik
masih ban
b. Klien mampu melihat aspek- pada diri k
aspek yang positif yang ada me-ngarah
pada dirinya. menjadi p
b.1.Klien dapat mengidentifikasi
aspek positif yang ada pada b.1.2.Bant
dirinya. evaluasi d
positif yan
b.2.1.Bant
kembali ke
dicapai.
b.2.2.Beri
atas hal-h
kakan klie
c.1.1.Gali
b.2.Klien dapat menjelaskan minta pen
keberhasilan-keberhasilan yg yg menye
pernah dialaminya.
c.1.2.Anju
mencerita
menyebab
c. Klien mampu meng- evaluasi
masalah untuk dijadikan c.2.1.Anju
pelajaran dimasa sekarang. rencana a
c.1.Klien dapat menceritakan tidak terul
masa lalunya yang traumatik.
c.3.1.Kaji
klien dalam
c.3.2.Beri
dilakukan
masalah y
c.3.3.Gali
keluarga y
c.2. Klien dapat menyusun ren- menyelesa
cana agar kejadian kejadian yang c.3.4.Beri
menyakitkan tidak terulang memilih ko
kembali.
d.1.1.Disk
c.3.Klien dapat memilih cara yang tugas/keg
baik dalam mengatasi masalah lakukan se
yang menyakitkan. d.2.1.Berik
klien untuk
dalam me
sesuai.
e.1.1.Bant
keinginan
yang akan
d. Klien mampu berperan serta
dalam kegiatan ruangan selama f.1.1.Disku
klien di rumah sakit dalam me
d.1.Klien mampu memilih tugas- sumber ya
tugas kegiatan yang disukai. f.1.2.Bersa
sun renca
d.2.Klien mampu melaksanakan datang.
tugas/ kegiatannya dengan
mandiri.
e. Klien mampu menetapkan
rencana untuk masa depannya.
c.2.2.Motiv
mengikuti
membersi
menyapu,
membersi
c.2.Setelah 6-8 kali pertemuan c.2.3.Beri
klien dapat mengembangkan tindakan d
hubungan melalui; positip ata
Keikutsertaan dalam aktifitas di dalam kelo
ruangan c.2.4.Beri
Keikutsertaan dalam kelompok keikutserta
terapi kelompok
Inisiatip berinteraksi dengan harian yan
orang lain mengisi w
c.2.5.Anju
secara ma
berhubung
d.1.1.Disk
keluarga t
perilaku,
cara kelua
yang men
d.2.1.Anju
menjengu
dukungan
d.1. Keluarga dapat menye-
butkan hal-hal yang harus
dilakukan selama klien di rawat di
d. Keluarga dapat berpar- rumah sakit
tisipasi diri dalam perawatan
klien d.2.Menjenguk klien minmal satu
kali seminggu
2/26 Isolasi sosial : menarik diri b/d harga Tupan :
Maret diri rendah kronik Klien dapat berinteraksi
1999 dengan lingkungannya
Subyektif :
- Klien mengatakan suka melamun Tupen :
- Klien mengatakan malas bergaul a. Klien dapat memperluas
dengan pasien atau petugas kesadaran dirinya setelah a.1. Klien dapat mengungkapkan a.1.1.Beri
tiga kali pertemuan perasaanya secara verbal : mengungk
Obyektif : - Saat sedih atau gembira - Bimbing
- Saat wawancara kontak mata kurang - Membalas sapaan perawat perasaann
- Respon terhadap sapaan perawat - Menyebutkan tujuan interaksi
- Gunakan
lambat - Dapat mengungkapkan - Dengark
- Tidak berinteraksi dengan perawat perasaannya dengan ak
dan klien lain
- Beranjak dari tempatnya hanya waktu a.1.2.Beri
makan menghaki
- Tidak me
klien
- Menerim
b.1.1. Cipt
tenang de
b.1. Klien dapat menyebutkan stimulus e
b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang masih dimiliki berlebihan
kemampuan yang dimiliki- Kemampuan hubungan
dalam waktu dua minggu interpersonal
- Kemampuan dalam b.1.2.Moti
melaksanakan ADL mengungk
perasaan,
berhubung
yang diha
b.2.1.Bimb
mengiden
interaksi
b.2. Klien dapat menyebutkan
masalah dalam membina
hubungan interpersonal dan cara b.2.2.Kaji
mengatasinya klien dalam
yang diha
hubungan
b.2.3.Infor
koping yan
menghada
c.1.1.Bimb
menentuk
beraktivita
- Merawat
- Members
c.1. Klien dapat membuat jadwal
- Members
c. Klien dapat membuat rencana kegiatan sesuai dengan - Olahraga
realistis dalam waktu tiga kemampuan
minggu
d. Klien dapat melaksanakan d.1. Klien dapat menyebutkan d.1.1.Beri
rencana yang telah dibuat kegiatan yang telah dilakukan sukses :
- Beri wak
- Beri wak
d.1.2.Bimb
bantuan, i
perawat s
d.1.3.Kuat
aspek pos
reinforcem
e.1.1.Anju
dapat mem
melakukan
1 26 Maret 1999 Isolasi sosial : menarik diri a.1.1. Memberi kesempatan klien untuk S : Klien mengatakan
b/d harga diri rendah kronik mengungkapkan perasaannya melamun karena kak
“Coba Pak Ong ceritakan, mengapa Pak Ong melamun O : Menunduk
saja?”
S:-
a.1.2. Memberikan respon yang tidak menghakimi O : Memandang ke h
“Saya tahu Pak Ong belum mau ikut membantu teman
mengambil makanan. Tidak apa-apa!”
S : Klien mengataka
a.1.3. Menciptakan suasana lingkungan yang tenang duduk di tempat yang
“Bagaimana kalau kita duduk disana, suasananya enak O : Klien mau duduk
kan?!” disarankan
2. 26 Maret 1999 Perubahan persepsi sensori a.1.1. Membina hubungan saling percaya S : Klien mengatakan
: halusinasi lihat b/d perilaku “Selamat sore Pak Ong, masih ingat dengan nama perawat dan kontrak
menarik diri saya?!” dilakukan
“Kita kan janji mau ngobrol, masih ingat dengan janji O : Klien menyebut n
kita?!
S : Klien mengatakan
b.1.1. Mendorong klien untuk mengungkapkan hidup lagi
perasaannya O : Klien menunjuk k
“Bagaimana perasaan Pak Ong sekarang?. Saya lihat tersenyum
Pak Ong sedang melihat sesuatu?.Saya sendiri tidak
melihatnya. Coba Pak Ong ceritakan!”
S : Klien mengatakan
c.2.2. Memotivasi klien untuk mengungkapkan ngobrol dengan pera
perasaannya terhadap keuntungan berhubungan O : Klien tersenyum
dengan perawat tangan perawat
“Gimana rasanya setelah Pak Ong ngobrol dengan
saya dan teman-teman saya?!”
P : Bapak bersedia ngobrol P: Memandang K dan P mengingatkan klien pada K menerima kontra
dengan saya?? Kan kita sudah tersenyum kontrak yang sudah dibuat bersedia berbicara d
janji kemarin sore mau K: Ekpresi datar perawat
membicarakan perasaan Bapak
tentang perpisahan kita.
K : Ya…ya….
K: Menunduk dan sesekali P merasa bahwa klien masih K merasa sedih kar
menoleh pada perawat, belum dapat menerima terminasi menghadapi termin
tampak sedih yang sudah dipersiapkan dari klien
P: Memperhatikan respon kemarin
klien
P : Nah, seperti yang telah saya P : Menepuk bahu K, Memberikan K kesempatan K masih larut denga
sampaikan kemarin, hari ini kan touching hand. untuk ekplorasi perasaannya perasaannya sehing
hari terakhir saya ada disini. K : Memandang P lama sulit mengungkapk
Berarti mulai besok Pak Ong perasaannya
tidak bisa lagi ngobrol dengan
saya. Bagaimana perasaan Bapak
?!
P : Bapak cerita saja apa adanya, P : Memandang K P merasa bahwa K harus Keraguan K mulai h
saya tidak akan marah kok!! K : Diam berpikir diberikan penegasan bahwa P
siap mendengarkan tanpa
menghakimi
K : Sedih dan terkenang-kenang!!
K : Memandang P P senang karena K mau K merasa bebas
P : Tersenyum memberikan respon terhadap mengungkapkan pe
pertanyaan perawat
P : Jadi Pak Ong merasa kalau P : Memandang P dan P ingin menggali perasaan klien K semakin merasa b
tidak ada saya Pak Ong akan tersenyum selanjutnya mengungkapkan pe
sedih ?! K : Menundukkan
kepalanya
K sedih karena tida
K : Ya…ya…soalnya tidak ada K : Memandang P P merasa K merasa sedih karena ngobrol lagi
yang bisa diajak ngobrol lagi. mengelus-elus kepalanya tidak bisa ngobrol lagi
P : Tersenyum
P : Kan bisa dengan teman-teman P : Memandang K P ingin menggali perasaan klien K semakin bebas
yang lain K : Memandang ke sekitar lebih lanjut mengungkapkan pe
P : Nah, ingat-ingat ya apa yang P : Mendekatkan diri pada P mencoba menawarkan K berpikir terhadap
saya ajarkan kepada Pak Ong!!! K dan menekankan kalimat penegasan pada klien perawat
K : Memandang P dan
menunduk
P : Pak Ong, saya berterimakasih P : Memandang K dan P berusaha menunjukkan interest K berpikir mengapa
pada Pak Ong karena sudah mau tersenyum pada klien dengan ucapan mengucapkan terim
bekerjasama dengan saya untuk K : Menunduk dan berpikir terimakasih
kesembuhan Pak Ong !!!
P : Nah, kalau begitu kita akhiri P : Menepuk bahu K P mengakhiri kontrak dan K merasa sedih kar
dulu sampai di sini. Sebentar lagi K : Memandang P menetapkan kontrak selanjutnya berpisah dengan P
saya harapkan Pak Ong bersedia pada K untuk acara terminasi
hadir pada acara perpisahan besar
dengan teman-teman saya juga.
K : Menganggukkan P senang karena K menyetujui K mau menerima k
K : Ya…ya… kepalanya kontrak dengan perawat
P : Tersenyum
P : Oke, jam lima sore kami P : Memandang K dan P menutup interaksi dan K menerima kontra
tunggu Pak Ong disini. Selamat menepuk pundak K menegaskan kontrak selanjutnya
sore Pak Ong. K : Tersenyum
KESAN PERAWAT :
Kontak ke-18 fase terminasi bertujuan untuk menggali perasaan klien tentang perasaan klien terhadap
realitas perpisahan dengan perawat. Klien memang sudah disiapkan seminggu sebelum terminasi dengan
mengkonfirmasikan pada klein bahwa hari perawatan oleh mahasiswa tinggal seminggu lagi. Sehari
sebelum terminasi juga dilaksanakan pre-terminasi dengan menanyakan perasaan klien bila kehilangan
teman ngobrolnya. Klien sempat kembali ke kamar tanpa permisi pada perawat. Fase saat itu adalah fase
denial tetapi pada interaksi ke-18 tersebut diatas, klien sudah dapat menerima realitas perpisahan dengan
perawat.
CATATAN KEPERAWATAN