You are on page 1of 18

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DENGAN CUCI TANGAN

DI RUANG CENDANA RSUD DR. SOETOMO SURABAYA

Disusun Oleh:

Masrifah, S.Kep 131623143051


Eko Oktalfianto, S.Kep 131623143052
Tutuk Nur Wahyuni, S.Kep 131623143053
Latifatul Muna, S.Kep 131623143054
Harmaniati, S.Kep 131623143055
Novia Shinthia Dewie , S.Kep 131623143056

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Pencegahan Infeksi Nosokomial Dengan 6 Langkah cuci tangan yang
benar
Sasaran : Keluarga dan pengunjung Ruang Cendana RSUD Dr. Soetomo
Surabaya
Hari/Tanggal : Kamis, 15 April 2017
Tempat : Ruang Rawat Inap Cendana RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Pelaksana : Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga dan TIM PKRS Ruang Cendana RSUD Dr.
Soetomo Surabaya
Waktu : 10.00 WIB

A. Tujuan
1. Tujuan instruksional umum

Setelah dilakukan peyuluhan kesehatan, diharapkan pasien, keluarga pasien dan


pengunjung pasien di RSUD Dr. Soetomo Surabaya mengerti dan memahami tentang
tentang pencegahan infeksi nosokomial dengan 6 Langkah cuci tangan yang benar.

2. Tujuan instruksional khusus


Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan
keluarga dan pengunjung pasien di ruang Cendana mampu :
1) Menyebutkan pengertian dari infeksi nosokomial dan cuci tangan
2) Menyebutkan alasan dari pentingnya pencegahan infeksi nosokomial dengan
mencuci tangan
3) Menyebutkan manfaat melakukan 6 Langkah cuci tangan yang benar
4) Menyebutkan 5 waktu penting melakukan cuci tangan di lingkungan rumah
sakit
5) Mampu menjelaskan dan memperagakan 6 langkah cuci tangan dengan benar
menggunakan sabun dan hand rub

B. Materi Penyuluhan
1. Pengertian infeksi nosokomial dan mencuci tangan
2. Tujuan pencegahan infeksi nosokomial dengan mencuci tangan
3. Pentingnya pencegahan infeksi nosokomial dengan mencuci tangan
4. Manfaat melakukan 6 langkah cuci tangan yang benar
5. waktu penting melakukan cuci tangan di lingkungan rumah

C. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Demonstrasi.

1
D. Media
1. Leaflet
2. LCD
3. Hand Rub

E. Kegiatan Penyuluhan

Tahapan dan
No Kegiatan Pendidikan PJ/Pelaksana
Waktu
1 5 menit sebelum Petugas menyiapkan Peserta penyuluhan
acara dimulai daftar hadir, ruangan dan mengisi daftar hadir dan
tempat untuk peserta duduk di tempat yang telah
penyuluhan disediakan

2 Pendahuluan 5 Pembukaan:
menit 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam
dan memperkenalkan 2. Mendengarkan tujuan
diri dan maksud dari
2. Menyampaikan tujuan penyuluhan
dan maksud 3. Mendengarkan kontrak
penyuluhan waktu
3. Menjelaskan kontrak 4. Mendengarkan materi
waktu dan penyuluhan yang
mekanisme diberikan
4. Menyebutkan materi
penyuluhan

3 Pelaksanaan Pelaksanaan:
kegiatan 15 1. Menggali 1. Menjelaskan apabila
menit pengetahuan dan mengetahui tentang
pengalaman sasaran Infeksi nosokomial
tentang Infeksi
nosokomial dan cuci
tangan 2. Mendengarkan materi
2. Menjelaskan materi penyuluhan yang
meliputi : disampaikan

a.Pengertian mencuci
tangan
b. Tujuan mencuci
tangan
c. Pentingnya mencuci
tangan
d. Manfaat melakukan
6 langkah cuci tangan
yang benar
e. Waktu penting
melakukan cuci tangan
2
Tahapan dan
No Kegiatan Pendidikan PJ/Pelaksana
Waktu
di lingkungan rumah

3. Memberikan
kesempatan peserta
untuk mengajukan
pertanyaan mengenai
materi yang 3. Peserta penyuluhan
disampaikan mengajukan pertanyaan
mengenai materi yang
4. Menjawab pertanyaan belum dipahami
yang diajukan oleh
peserta penyuluhan
4. Mendengarkan dan
memperhatikan
5. Memberi materi untuk jawaban penyaji
mendemonstrasikan mengenai pertanyaan
tentang langkah cuci peserta penyuluhan
tangan
5. Peserta melakukan
demonstrasi cuci tangan
sesuai dengan materi
yang diberikan

4 Penutup 5 menit Evaluasi:


1. Menanyakan kembali 1. Peserta penyuluhan
materi yang telah menjawab pertanyaan
disampaikan yang diajukan oleh
penyaji

2. Penyaji 2. Peserta penyuluh


menyimpulkan materi mendengarkan
yang telah kesimpulan materi
disampaikan yang disampaikan

F. Pengorganisasian
1. Pembimbing Akademik : Candra P. A, S.Kep., Ns., M. Kep.
2. Pembimbing Klinik : 1. Misutarno, S. Kep., Ns.
2. Ari Kusuma, S.Kep., Ns.
3. Penyaji : Harmaniati, S.Kep
4. Moderator : Tutuk Nurwahyuni, S.Kep
5. Observer dan Notulen : Latifatul Muna, S.Kep
6. Fasilitator : Eko Oktalfianto, S.Kep
Novia Shinthia Dewie, S.Kep
Masrifah, S.Kep

G. Job Description
1. Penyaji
3
 Menggali pengetahuan pasien dan keluarga pasien tentang Infeksi
nosokomial dan cuci tangan.
 Menyampaikan materi untuk peserta penyuluhan agar bisa memahami hal-
hal tentang isi, makna dan maksud dari penyuluhan.
2. Moderator
 Bertanggung jawab atas kelancaran acara
 Membuka dan menutup acara
 Mengatur waktu penyaji sesuai dengan rencana kegiatan
3. Fasilitator
 Membantu kelancaran acara penyuluhan
 Mendorong peserta untuk bertanya kepada penyaji
 Membagikan leaflet kepada semua peserta penyuluhan
4. Observer dan Notulen
 Mengamati proses kegiatan penyuluhan
 Mencatat pertanyaan dari peserta
 Mengevaluasi serangkaian acara penyuluhan mulai dari awal hingga akhir.

H. Setting tempat

Flipchart

Moderator Penyaji 2

Fasilitator 1 P P P P
Fasilitator 2
P P P P
P P P P

Fasilitator 3

Observer dan Notulen Pembimbing

Keterangan :

P : Peserta penyuluhan (pengunjung dan keluarga pasien)

I. Kriteria Evaluasi
1. Kriteria struktur
a. Kontrak waktu dan tempat diberikan sebelum acara dilakukan
4
b. Pengumpulan SAP 2 hari sebelum pelaksanaan penyuluhan
c. Peserta hadir pada tempat yang telah ditentukan
d. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa bekerja sama dengan
TIM PKRS Ruang Cendana RSUD Dr. Soetomo Surabaya
e. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan saat
penyuluhan dilaksanakan
2. Kriteria Proses
a. Acara dimulai tepat waktu
b. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
c. Peserta mengikuti kegiatan sesuai dengan aturan yang telah dijelaskan
d. Peserta mendengarkan dan memperhatikan penyuluhan
e. Pelaksanaan kegiatan sesuai POA
f. Pengorganisasian berjalan sesuai dengan job description
3. Kriteria Hasil
a. Peserta yang datang sejumlah ±5 orang atau lebih
b. Ada umpan balik positif dari peserta seperti dapat menjawab pertanyaan yang
diajukan pemateri
c. Peserta mampu menjawab dengan benar

J. Referensi
Arifin, M., 2008, ‘Pengaruh Limbah Rumah Sakit Terhadap Kesehatan’, Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia,

Bady, A. M., Handono, D., Kusnanto, H. 2007. Analisis Kinerja Perawat Dalam
Pengendalian Infeksi Nosokomial Di IRNA I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
KMPK Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Bayuningsih, R. 2010. Breathalyzer For The Hand Washing (Reminding For Hand
CDC NNIS. 2004. National Nosocomial Infections Sureillance (NNIS) system
report. www.cdc.gov/nhsn/PDFs/datastat/NNIS-2004.pdf.

Darmadi. 2008. Infeksi Nosokomial Problematika dan Pengendaliannya. Salemba


Medika. Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2007. Pedoman Manajerial Pencegahan


dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Lainnya. Jakarta.

Depkes RI 2009 , ’Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit


dan Fasilitas Kesehatan Lainnya’. Jakarta

Fakultas Kedokteran Bagian Ilmu Penyakit Paru USU. 2005. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Terjadinya Infeksi Nosokomial Serta Pengendaliannya Di
BHG. UPF. Paru RS. Dr. Pirngadi/Lab. Penyakit Paru FK-USU Medan.
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara.

5
Guntur, A. H. 2007. The Role of Cefepime: Empirical Treatment In Critical Illnes.
Dexa Media Jurnal Kedokteran dan Farmasi; 2007; Vol 20[2]; 59-62.

Kayser, F. H., Bienz, K. A., Eckert, J., Zinkernagel, R. M. 2005. Medical


Microbiologi. Thieme Stuttgart. New York.

Kusminarno, K., 2004, ‘Manajemen Limbah Rumah Sakit’, Jakarta


Nainggolan, R., Elsa, Musadad A., 2008, ‘Kajian Pengelolaan Limbah Padat Medis
Rumah Sakit’, Jakarta
Notoadmodjo, S., 2007, ‘Ilmu Kesehatan Masyarakat’, Rineka Cipta, Jakarta.
Paramita, N., 2007, ‘Evaluasi Pengelolaan Sampah Rumah Sakit Pusat Angkatan
Darat Gatot Soebroto’, Jurnal Presipitasi Vol. 2 No.1 Maret 2007, Issn 1907-
187x, Semarang
Permenkes RI nomor: 1204/MENKES/SK/X/2004 Tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit
Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan
RI.http://www.depkes.go.id.

Shofyan, M., 2010, ‘Jenis Limbah Rumah Sakit Dan Dampaknya Terhadap Kesehatan
Serta Lingkungan’, UPI
Suripto, A., 2002, ‘Pengelolaan Limbah Radioterapi Eksternal Rumah Sakit’, Buletin
Alara, Volume 4 (Edisi Khusus), Serpong
Yanuar, F. 2013, Pneumocystis pneumonia pada HIV, CDK-203/ vol. 40 no. 4, th
Zaenab, 2009, ’Teknologi Pengolahan Limbah “Medis” Cair’, Makassar

Zulkarnain, I. 2009. Infeksi Nosokomial p:2906-2910. In: Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam III. Edisi ke-5. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.

6
Lampiran

MATERI PENYULUHAN
PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DENGAN CUCI TANGAN

A. DEFINISI
Infeksi Nosokomial merupakan Infeksi yang muncul selama seseorang tersebut
dirawat dirumah sakit dan mulai menunjukkan suatu gejala selama seseorang itu dirawat
atau setelah selesai dirawat disebut infeksi nosokomial. Secara umum pasien yang masuk
rumah sakit dengan tanda infeksi yang timbul kurang dari 3 kali 24 jam, menunjukkan
bahwa masa inkubasi penyakit telah terjadi sebelum pasien masuk rumah sakit, sedangkan
infeksi dengan gejala 3 kali 24 jam setelah pasien berada dirumah sakit tanpa tanda-tanda
klinik infeksi pada waktu penderita mulai dirawat, serta tanda infeksi bukan merupakan
sisa dari infeksi sebelumya, maka ini yang disebut infeksi nosokomial (Darmadi, 2008)

B. KLASIFIKASI

1. Pneumocystis cranii pneumonia (PCP)

merupakan penyakit oportunistik pada infeksi HIV (human immundeficiency virus)


yang disebabkan oleh Pneumocystis jiroveci. Infeksi Pneumocystis pneumonia terjadi
bila kadar CD4 penderita kurang dari 200 sel/mm³ atau 14% dari hitung limfosit total.
Penyakit ini merupakan salah satu penyebab kematian penderita
immunocompromised. Pnemocystis dapat menyebabkan pneumonia yang berat pada
individu dengan sistem imun yang buruk karena HIV, transplantasi, keganasan,
penyakit jaringan.

2. Community-Acquired Pneumonia (CAP)

7
Merupakan infeksi akut dari parenkim paru dengan gejala-gejala infeksi akut,
ditambah dengan adanya infiltrat pada pemeriksaan radiografi atau suara paru
abnormal pada pemeriksaan auskultasi pada pasien yang tidak sedang dalam
perawatan rumah sakit ataupun panti perawatan dalam kurun waktu 14 hari sebelum
timbulnya gejala. Penyebab CAP terbanyak adalah Streptococcus pneumoniae (42 %)
diikuti virus respiratori (18%), Haemophilus influenza (9%), Mycoplasma pneumonia
dan bakteri gram negatif enterik (masing-masing 8%), Chlamydia psittaci (5%),
Staphylococcus aureus, Legionellaspecies dan Mycobacterium tuberculosis (masing
masing 3%).
3. Candidiasis
Merupakan penyakit oportunistik pada infeksi HIV (human immundeficiency virus)
adalah infeksijamur pada mulut, tenggorokan, atau vagina yang disebabkan oleh
jamur candida albican. Candidiasis terjadi jika rentang CD4 <100 sel/mm³. penyakit
ini bisa menyebabkan sakit tenggorokan, sulit menelan, mual, hingga hilang nafsu
makan.

4. Tuberculosis (TBC)
Tuberkulosis adalah penyakit yang ditimbulkan karena adanya infeksi akut atau kronis

yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberkulosis.


Cara penularan penyakit TBC adalah melalui pasien TB BTA positif
a. Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam
bentuk percikan dahak(droplet nuclei). Sekali batuk dapat menghasilkan
sekitar 3000 percikan dahak.
b. Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahak berada
dalam waktu yang lama. Ventilasi dapat mengurangi jumlah percikan,
sementara sinar matahari langsung dapat membunuh kuman. Percikan dapat
bertahan selama beberapa jam dalam keadaan yang gelap dan lembab.
c. Daya penularan seorang pasien ditentukan oleh banyaknya kuman yang
dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat kepositifan hasil pemeriksaan
dahak, makin menular pasien tersebut.
d. Faktor yang memungkinkan seseorang terpajan kuman TB ditentukan oleh

konsentrasi percikan dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut.

5. Diare
Merupakan buang air besar dengan frekuensi tidak normal (meningkat), konsistensi
cair, minimal 3x/sehari. Penyebab diare adalah bakteri E. Colli. Pasien terinfeksi HIV
mengalami gangguan-gangguan tersebut lebih berat dan lebih kronik, termasuk
8
demam tinggi dan nyeri perut yang hebat. Pada pasien HIV, diare dapat menyebabkan
morbiditas yang berpengaruh terhadap penurunan kualitas kehidupan.

6. Infeksi nosokomial lainnya.


Merupakan infeksi nosokomial yang ke empat tersering. Sebagai contoh, misalnya :
 Infeksi pada kulit dan jaringan lunak, misalnya luka terbuka ( luka bakar dan luka
akibat berbaring lama )
 Gastroenteritis merupakan infeksi nosokomial tersering pada anak anak, dimana
penyebabnya terbanyak adalah rotavirus. Untuk penyebab tersering gastroenteritis
pada orang dewasa adalah Clostridium difficile, sering terdapat pada negara
berkembang.
 Sinusitis dan infeksi saluran cerna lainnya, infeksi pada mata dan konjungtiva.
 Endometritis dan infeksi lainnya dari organ reproduksi setelah melahirkan.
(Gusfitri, 2005)

C. ETIOLOGI

Bakteri dapat menyebabkan infeksi nosokomial dengan beberapa cara:


Bakteri yang merupakan flora normal dapat menyebabkan infeksi oleh karena
adanya perpindahan dari habitat alami ke luar, misalnya pindah kesaluran kemih,
atau adanya kerusakan jaringan (luka), atau tidak adekuat pemberian antibiotik
sehingga diikuti adanya pertumbuhan kuman yang berlebihan (C. difficile, Yeast
spp). Bakteri dapat berpindah diantara pasien : 1. Flora tetap atau sementara pada
pasien ( endogen ) 2. Flora dari pasien atau petugas rumah sakit ( exogen )
a. Melalui kontak langsung diantara pasien ( tangan, air ludah atau cairan tubuh
lainnya)

b. melalui ludah atau debu yang sudah terkontaminasi oleh bakteri pasien

c. Melalui petugas yang terkontaminasi melalui perawatan pasien, misalnya handuk,


pakaian, hidung dan tenggorokan, yang kemudian menjadi carrier sementara atau
permanen, yang kemudian mentransmisikan bakteri kepasien lainnya melalui
kontak langsung ketika merawat. CDC memperkirakan sekitar 36% infeksi
nosokomial infeksi dapat dicegah bila semua petugas kesehatan diberikan pedoman
khusus dalam pengkontrolan infeksi ketika merawat pasien.

9
d. Melalui objek –objek yang terkontaminasi oleh pasien, termasuk peralatan, tangan
petugas, tamu atau sumber linkungan lain, misalnya air, cairan lainnya, makanan.
Flora yang berasal dari lingkungan kesehatan. Beberapa tipe organisme dapat
bertahan dengan baik pada lingkungan rumah sakit, misalnya didalam air, area
yang lembab, dan kadang – kadang pada produk yang steril atau desinfektan,
misalnya Pseudomonas, Acinobacter, mycobacterium.

D. Faktor faktor yang mempengaruhi infeksi nosokomial

 Perkembangan terapi antibiotik sebagai terapi infeksi bakteri digunakan untuk


menurunkan angka kematian dari berbagai penyakit infeksi. Hampir semua infeksi
yang didapatkan dirumah sakit disebabkan oleh mikroorganisme yang umumnya
sering terdapat pada populasi umum, misalnya pada pasien – pasien dirumah sakit
(misalnya S. aureus, Staphylococcus Coagulase Negative, Enterococci,
Enterobacteriaceae).
 Faktor – faktor yang berpengaruh pada keadaan ini adalah umur, status imun,
penyakit yang mendasarinya, serta intervensi dari terapi. Pasien yang mengalami
penyait kronik seperti tumor ganas, leukemia, diabetes mellitus, gagal ginjal, atau
AIDS, mempunyai kerentanan yang meningkat terhadap infeksi opurtunistik.
 Kerentanan pasien
Banyak pasien yang menerima terapi antimikroba. Melalui seleksi dan adanya
perubahan elemen resistensi genetik, antibiotik menjadi emergensi dimana banyak
strain bakteri yang resisten terhadap berbagai antimikroba. Resistensi strain bakteri
menjadi menetap dan dapat berkembang menjadi endemik di rumah sakit. Banyak
strain Pneumococci, Staphylococci, Enterococci dan tuberculosis resisten terhadap
hampir semua antimikroba yang sebelumnya efektif digunakan sebagai terapi
 Resistensi bakteri
 Faktor lingkungan
Pasien dengan infeksi atau dengan carrier mikroorganisme patogenik
merupakan sumber potensial infeksi terhadap pasien atau pekerja dirumah sakit.
Adanya kondisi seperti ini di dalam rumah sakit, sering mengakibatkan transmisi
bakteri dari satu unit ke unit lainnya. Mikrobial mungkin mengkontaminasi alat
alat, bahan bahan yang kemudian kontak terhadap pasien (Gusfitri, 2005).

10
E. PENGENDALIAN INFEKSI NOSOKOMIAL

Infeksi nosokomial merupakan masalah serius bagi rumah sakit. Kerugian yang
ditimbulkan sangat membebani rumah sakit dan pasien. Pencegahan dan pengendalian
infeksi nosokomial merupakan upaya penting dalam meningkatkan mutu pelayanan
medis rumah sakit. Program pengendalian infeksi ini dapat dikelompokan dalam tiga
kelompok yaitu tindakan operasional, tindakan organisasi, dan tindakan struktural.
Tindakan operasional mencakup kewaspadaan standar dan kewaspadaan berdasarkan
penularan/transmisi.

Kewaspadaan Standar
Komponen utama standar pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial dalam
tindakan operasional mencakup kegiatan sebagai berikut:
1. Mencuci tangan
2. Menggunakan alat pelindung diri/APD seperti: sarung tangan, masker, pelindung
wajah, kacamata dan apron pelindung
3. Praktik keselamatan kerja
4. Perawatan pasien
5. Penggunaan antiseptik, penanganan peralatan dalam perawatan pasien dan
kebersihan lingkungan.

F. PENGENDALIAN INFEKSI NOSOKOMIAL DENGAN CUCI TANGAN.


PENGERTIAN MENCUCI TANGAN
Mencuci tangan adalah menggosok kedua pergelangan tangan dengan kuat secara
bersamaan menggunakan zat pembersih yang sesuai dan dibilas dengan air mengalir
dengan tujuan menghilangkan mikroorganisme sebanyak mungkin. Ada dua prosedur
pencucian tangan yang dapat dilakukan.
Mencuci tangan adalah menggosok kedua pergelangan tangan dengan kuat secara
bersamaan menggunakan zat pembersih yang sesuai dan dibilas dengan air mengalir
dengan tujuan menghilangkan mikroorganisme sebanyak mungkin. Kegagalan untuk
melakukan kebersihan tangan yang tepat dianggap sebagai sebab utama infeksi
nosocomial yang menular di pelayanan kesehatan, penyebaran mikroorganisme
Kegagalan untuk melakukan kebersihan dan kesehatan tangan yang tepat dianggap
sebagai sebab utama infeksi nosokomial yang menular di pelayanan kesehatan,
penyebaran mikroorganisme multi resisten dan telah diakui sebagai kontributor yang

11
penting terhadap timbulnya wabah.

G. TUJUAN MENCUCI TANGAN


1. Supaya tangan bersih
2. Membebaskan tangan dari kuman dan mikroorganisme
3. Menghindari masuknya kuman ke dalam tubuh
4. Mencegah infeksi nosokomial/infeksi silang pada pasien di RS.

H. PENTINGNYA MENCUCI TANGAN


Penularan lewat Tangan
 Infeksi fecal-oral: gastroenteritis (virus, kuman, parasit), kolera, disenteri, tifus,
cacingan, hepatitis A, leptospirosis, candidiasis, polio.
 Tak langsung lewat tangan: SARS, flu burung.
 Langsung lewat kuku tangan: bisul, jerawat, makanan tercemar (basi)

I. MANFAAT MENCUCI TANGAN


1. Dapat menghilangkan kotoran yang menempel ditangan
2. Dapat menghilangkan kuman dan bakteri yang menempel atau bersarang di
tangan
3. Dapat mencegah timbulnya berbagai penyakit yang disebabkan oleh tangan.
4. Dapat mencegah terjadinya penularan penyakit dari satu orang ke orang lainnya.
5. Tangan menjadi lebih bersih dan harum.
6. Dapat mengajarkan cara hidup sehat bagi anak anak.

J. LIMA WAKTU PENTING MELAKUKAN CUCI TANGAN DILINGKUNGAN


RUMAH SAKIT
1. Sebelum Kontak dengan pasien
2. Sebelum tindakan aseptik
3. Setelah terkena cairan tubuh pasien
4. Setelah kontak dengan pasien
5. Setelah kontak dengan lingkungan/area pasien.

12
K. Cara Cuci Tangan 6 Langkah Pakai Sabun Yang Baik dan Benar
1. Basahi kedua telapak tangan setinggi pertengahan lengan memakai air yang
mengalir, ambil sabun kemudian usap dan gosok kedua telapak tangan secara lembut
2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian
3. Gosok sela-sela jari hingga bersih secara bergantian
4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan mengatupkan
5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian
6. Letakkan ujung jari (menguncup) ke telapak tangan kemudian gosok
perlahan.Bersihkan kedua pergelangan tangan secara bergantian dengan cara
memutar, kemudian diakhiri dengan membilas seluruh bagian tangan dengan air
bersih yang mengalir lalu keringkan memakai handuk atau tisu.

13
14
DAFTAR HADIR PESERTA PENYULUHAN

MAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Ruang : Cendana RSUD. DR. Soetomo Surabaya

Hari/Tanggal : Kamis, 15 April 2017

Waktu : 30 menit

NO NAMA ALAMAT TTD


1 1.
2 2.
3 3
4 4.
5 5.
6 6.
7 7.
8 8.
9 9.
10 10.
11 11.
12 12.
13 13.
14 14.
15 15.
16 16.
17 17.
18 18.
19 19.
20 20.
21 21.
22 22.
23 23.
24 24.

15
LEMBAR OBSERVASI PELAKSANAAN PENYULUHAN

MAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

15 April 2017

Kriteria Struktur √ Kriteria Proses √ Kriteria Hasil √


Pembukaan
a. Kontrak waktu dan a. Peserta antusias
tempat diberikan 2 a. Mengucapkan salam terhadap materi
hari sebelum dan memperkenalkan penyuluhan
penyuluhan diri
dilaksanakan b. Peserta
b. Menyampaikan mendengarkan
b. Pembuatan susunan tujuan, maksud dan dan
rangkaian acara manfaat dari memperhatikan
penyuluhan, leaflet penyuluhan penyuluhan
dengan seksama
c. Peserta di tempat c. Menjelaskan kontrak
yang telah waktu dan susunan c. Peserta yang
ditentukan dan dari rangkaian acara datang minimal
disediakan oleh ± 8 orang
panitia
d. Pengorganisasian d. Menjelaskan topik d. Acara dimulai
penyelenggaraan dari materi tepat/lebih
penyuluhan penyuluhan yang cepat/lebih
dilakukan sebelum akan diberikan lambat*, waktu
dan saat pada SAP yakni
penyuluhan Pelaksanaan: pukul .................
dilaksanakan Menggali pengetahuan ......
dan pengalaman peserta
mengenai nutrisi setelah e. Peserta
operasi mengikuti acara
sesuai dengan
Menjelaskan materi aturan yang
1.Pengertian mencuci telah disepakati
tangan
f. Peserta mampu
2.Tujuan mencuci tangan
memahami
3.Pentingnya mencuci
materi dan
tangan menjawab
4.Manfaat melakukan 6 pertanyaan
dengan benar
langkah cuci tangan yang
dari penyuluh
benar minimal 75%

5. waktu penting
melakukan cuci tangan di
16
lingkungan rumah
6. Memberikan
kesempatan peserta
penyuluhan untuk
mengajukan
pertanyaan mengenai
materi yang belum
dipahami

7. Menjawab pertanyaan
yang diajukan peserta
penyuluhan

*) coret yang tidak perlu

17

You might also like