Professional Documents
Culture Documents
Rencana
Umum Nasional
Keselamatan (RUNK) Jalan
2011 - 2035
KATA PENGANTAR
Tim Penyusun
i|RENCANA U M U M N AS I O N A L K E S E L AM A T A N J A L A N 2 0 1 1 - 2 0 3 5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
A. LATAR BELAKANG 1
B. TUJUAN PENYUSUNAN 4
C. VISI dan MISI 4
D. ARAH 8
E. TARGET 11
F. STRATEGI 13
G. KEBIJAKAN 17
H. PROGRAM DAN KEGIATAN 22
I. PENUTUP 37
J. DAFTAR ISTILAH 39
ii | R E N C A N A U M U M N A S I O N A L K E S E L A M A T A N J A L A N 2 0 1 1 - 2 0 3 5
A. LATAR BELAKANG
1
Prinsip dasar transportasi adalah SEE (Safety and Security, Efficiency dan Equity).
2
Berdasar data Kepolisian RI Tahun 2010.
1|R E NC AN A U M U M N AS I O N A L K E S E L A M A T A N J A L A N 2 0 1 1 - 2 0 3 5
jalan diperkirakan akan menjadi penyebab
kematian nomor 5 (lima) di dunia setelah penyakit
jantung, stroke, paru-paru, dan infeksi saluran
pernapasan. Menindaklanjuti hal tersebut, pada
Maret tahun 2010 Majelis Umum PBB
mendeklarasikan Decade of Action (DoA) for Road
Safety 2011 – 2020 yang bertujuan untuk
mengendalikan dan mengurangi tingkat fatalitas
korban kecelakaan lalu lintas jalan secara global
dengan meningkatkan kegiatan yang dijalankan
pada skala nasional, regional dan global.
Visi
Misi
Tujuan/Arah
RUNK bersifat jangka panjang (25 tahun) dan DoA merupakan bagian
dari RUNK (10 Tahun pertama)
2|R E NC AN A U M U M N AS I O N A L K E S E L A M A T A N J A L A N 2 0 1 1 - 2 0 3 5
Nasional Keselamatan (RUNK) Jalan. Dalam rangka
memanfaatkan momentum ini, Pemerintah
Indonesia menyusun RUNK Jalan yang bersifat
jangka panjang (25 tahun) dan mendeklarasikan
DoA yang akan menjadi bagian dari materi RUNK
Jalan.
3|R E NC AN A U M U M N AS I O N A L K E S E L A M A T A N J A L A N 2 0 1 1 - 2 0 3 5
B. TUJUAN PENYUSUNAN
4|R E NC AN A U M U M N AS I O N A L K E S E L A M A T A N J A L A N 2 0 1 1 - 2 0 3 5
Negeri, Kementerian Keuangan dan Kepolisian
Republik Indonesia bersama dengan masyarakat
dan dunia usaha, harus memastikan bahwa
program-program kerjanya mengutamakan
keselamatan dan mensinergikan semua potensi
yang ada. Penyusunan dan pelaksanaan program
dilakukan secara terkoordinasi dalam semangat
kebersamaan dengan menghilangkan ego sektoral.
3
Rapor kinerja penyelenggaraan keselamatan jalan Indonesia berada di urutan ke-9 dari 10
Negara Asia Tenggara. Untuk koordinasi dan manajemen, Indonesia berada di urutan ke-10 dari 10
negara Asia Tenggara (ADB, 2004).
4
Suatu orkestra membutuhkan dirigen yang mampu mengarahkan dan memandu setiap pemain
untuk berperan serta dalam penciptaan suatu harmoni.
5|R E NC AN A U M U M N AS I O N A L K E S E L A M A T A N J A L A N 2 0 1 1 - 2 0 3 5
Penyusunan visi5 RUNK Jalan Tahun 2011-2035
menggunakan kata kunci, yaitu: terbaik, Asia
Tenggara, dan koordinasi. Guna mendukung visi di
atas, aspek-aspek yang harus diakomodasi dalam
misi6 RUNK Jalan, yaitu: prioritas nasional,
mengutamakan keselamatan, serta mensinergikan
segala potensi.
Visi :
Misi:
5
Visi dimaknai sebagai pandangan jauh ke depan mengenai cita dan citra yang ingin diwujudkan
oleh penyelenggara keselamatan jalan pada masa yang akan datang dan menyatukan komitmen
seluruh pemangku kepentingan untuk menjamin kesinambungan.
6
Misi dimaknai sesuatu yang harus diemban oleh suatu institusi/organisasi sesuai dengan
visinya.
6|R E NC AN A U M U M N AS I O N A L K E S E L A M A T A N J A L A N 2 0 1 1 - 2 0 3 5
2. Membudayakan penyelenggaraan lalu
lintas jalan yang mengutamakan
keselamatan;
7|R E NC AN A U M U M N AS I O N A L K E S E L A M A T A N J A L A N 2 0 1 1 - 2 0 3 5
D. ARAH
7
Arah adalah gambaran kondisi akhir yang ingin dicapai pada masa yang akan datang dan bersifat
kualitatif.
8
Formalisasi berarti pembakuan proses penanganan kecelakaan lalu lintas yang sesuai dengan
proses hukum dan penanganan korban yang dibuat menjadi terprosedur, serta transparan
sehingga penanganan kecelakaan ditetapkan menjadi proses publik yang dapat diketahui oleh
semua pihak yang terlibat, aparat terkait dan masyarakat.
9
Pendidikan yang terarah berarti materi yang diberikan sesuai dengan tingkatan pendidikan.
8|R E NC AN A U M U M N AS I O N A L K E S E L A M A T A N J A L A N 2 0 1 1 - 2 0 3 5
guna menciptakan budaya selamat di jalan.
Sedangkan penegakan hukum diarahkan
untuk menciptakan efek jera melalui
penerapan sanksi administrasi, denda,
dan/atau hukuman badan.
6. Penyelenggaraan kelembagaan
keselamatan jalan yang efektif yang
didukung oleh sistem informasi yang
akurat
10
Yang dimaksud ketat adalah tata cara pemberian hak yang ketat, dan bukan syarat pemberian
yang diperketat.
11
Prinsip lisensi merupakan hak negara yang dialihkan kepada anggota masyarakat yang dianggap
mampu menerima hak tersebut. Negara berhak mencabut hak yang dialihkan, apabila terbukti
terdapat pelanggaraan atas penggunaan hak tersebut.
9|R E NC AN A U M U M N AS I O N A L K E S E L A M A T A N J A L A N 2 0 1 1 - 2 0 3 5
membutuhkan kelembagaan yang efektif12
guna menjamin koordinasi di antara para
pemangku kepentingan dengan didukung
oleh sistem informasi sebagai alat bantu
pengambilan keputusan yang tepat dan
akurat.
12
Kelembagaan yang efektif adalah terselenggaranya tata laksana dan tata kelola diantara para
pemangku kepentingan secara berhasil guna.
10 | R E N C A N A U M U M N A S I O N A L K E S E L A M A T A N J A L A N 2 0 1 1 - 2 0 3 5
E. TARGET
13
Sasaran jangka panjang adalah pencapaian pada kurun waktu tertentu yang bersifat kuantitatif.
Dalam kaitan dengan penyusunan RUNK Jalan, target jangka panjang adalah suatu pencapaian
kuantitatif dalam bentuk penurunan indeks fatalitas per 10.000 kendaraan pada tahun 2035 (25
tahun).
14
Berdasarkan data Kepolisian RI pada tahun 2010, korban meninggal 31.234 jiwa.Jumlah
kendaraan 79.553.890 berdasar data Statistik Indonesia tahun 2010, sehingga baseline pada
tahun 2010 untuk indeks fatalitas per 10.000 kendaraan adalah 3,93.
15
Case fatality rate (CFR) adalah tingkat jumlah kematian dibagi jumlah kejadian kecelakaan.
11 | R E N C A N A U M U M N A S I O N A L K E S E L A M A T A N J A L A N 2 0 1 1 - 2 0 3 5
mengevaluasi keberhasilan kinerja keselamatan
jalan. Pada Tahun 2010 angka kematian per
100.000 populasi adalah sebesar 13,1516 dan di
targetkan pada tahun 2020 dan 2035 akan menjadi
6,57 (penurunan 50%) dan 2,63 (80%). Nilai CFR
pada tahun 2010 sebesar 50,70%, dan ditargetkan
pada tahun 2020 dan 2035 menjadi 25,35%
(penurunan 50%) dan 10,14% (80%).
16
Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 adalah 237.556.363 jiwa (Sensus Penduduk, BPS,
2010)
12 | R E N C A N A U M U M N A S I O N A L K E S E L A M A T A N J A L A N 2 0 1 1 - 2 0 3 5
F. STRATEGI
17
Strategi adalah cara-cara yang tepat untuk mewujudkan tujuan jangka panjang, sedangkan
kebijakan adalah suatu alat yang dengan tujuan-tujuan jangka pendek akan tercapai.
18
Lima pilar merupakan pendekatan yang digunakan oleh WHO dalam penyelenggaraan
keselamatan. Prinsip lima pilar ini tidak memisahkan kewenangan dari pemangku kepentingan.
Dalam operasionalnya masing-masing pilar akan dijalankan oleh kelompok kerja (pokja) yang
anggotanya terdiri dari gabungan kementerian atau lembaga yang terkait dengan keselamatan
jalan.
19
Mutually inclusive: Integrasi dari interaksi pilar-pilar keselamatan jalan yang bernilai tambah.
13 | R E N C A N A U M U M N A S I O N A L K E S E L A M A T A N J A L A N 2 0 1 1 - 2 0 3 5
1420 sektor yang mempengaruhi penanganan
keselamatan jalan, yaitu:
20
Empat belas sektor yang mempengaruhi penanganan keselamatan jalan: 1) Koordinasi dan
Managemen Keselamatan: 2) Sistem Data Kecelakaan; 3) Pendanaan Keselamatan jalan; 4)
Perencanaan dan perancangan Jalan; 5) Penanganan Daerah Rawan kecelakaan; 6) Pendidikan
Lalu lintas bagi Anak-anak; 7) Pelatihan dan Pengujian Pengemudi; 8) Publikasi dan Kampanye
Keselamatan; 9) Kelaikan Kendaraan & Standar Keselamatan; 10) Peraturan Lalu lintas; 11) Polisi &
Penegakan hukum; 12) Bantuan Kedaruratan ke Korban; 13) Penelitian Keselamatan Jalan; dan 14)
Perhitungan Kerugian akibat Kecelakaan.
14 | R E N C A N A U M U M N A S I O N A L K E S E L A M A T A N J A L A N 2 0 1 1 - 2 0 3 5
standar keselamatan yang tinggi, sehingga
mampu meminimalisir kejadian kecelakaan
yang diakibatkan oleh sistem kendaraan
yang tidak berjalan dengan semestinya.
Selain itu, kendaraan juga harus mampu
melindungi pengguna dan orang yang
terlibat kecelakaan untuk tidak bertambah
parah, jika menjadi korban kecelakaan.
15 | R E N C A N A U M U M N A S I O N A L K E S E L A M A T A N J A L A N 2 0 1 1 - 2 0 3 5
RUNK DAN DoA
MENCAPAI
DIRIGEN KOORDINASI TINGKAT NASIONAL
KELOMPOK KERJA
16 | R E N C A N A U M U M N A S I O N A L K E S E L A M A T A N J A L A N 2 0 1 1 - 2 0 3 5
G. KEBIJAKAN
Menindaklanjuti strategi untuk mencapai target jangka panjang, maka kebijakan-kebijakan yang ditetapkan untuk
mencapai target 5 (lima) tahunan sebagaimana di bawah ini:
No 5 tahun ke-1 5 tahun ke-2 5 tahun ke-3 5 tahun ke-4 5 tahun ke-5
1. Melakukan redefinisi Melakukan sosialisasi Meningkatkan standar Meningkatkan standar Meningkatkan standar
hal-hal yang terkait prosedur penanganan prosedur penanganan prosedur penanganan prosedur penanganan
dengan kecelakaan dan kecelakaan di seluruh kecelakaan di seluruh kecelakaan di seluruh kecelakaan di seluruh
menyusun prosedur Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia
penanganan kecelakaan.
2. Mengembangkan Meningkatkan kapasitas Memantapkan kapasitas Meningkatkan standar Meningkatkan standar
layanan seluruh pihak yang seluruh pihak yang prosedur layanan prosedur layanan
ketanggapdaruratan terlibat terlibat ketanggapdaruratan ketanggapdaruratan
terpadu untuk ketanggapdaruratan ketanggapdaruratan terpadu untuk korban terpadu untuk korban
penanganan korban & terpadu untuk korban terpadu untuk korban kecelakaan. kecelakaan.
menyediakan one acess kecelakaan. dan rehabilitasi korban
code. kecelakaan
17 | R E N C A N A U M U M N A S I O N A L K E S E L A M A T A N J A L A N 2 0 1 1 - 2 0 3 5
No 5 tahun ke-1 5 tahun ke-2 5 tahun ke-3 5 tahun ke-4 5 tahun ke-5
4. Menerapkan jaminan Menerapkan asuransi Menerapkan asuransi Menerapkan asuransi Menerapkan asuransi
terhadap kerugian pihak ketiga sebagai pihak ketiga sebagai pihak ketiga sebagai pihak ketiga sebagai
korban akibat kecelakaan syarat utama turun ke syarat utama turun ke syarat utama turun ke syarat utama turun ke
jalan. jalan jalan jalan
6. Mensinergikan sumber Mensinergikan sumber Mensinergikan sumber Mensinergikan sumber Mensinergikan sumber
pendanaan keselamatan pendanaan keselamatan pendanaan keselamatan pendanaan keselamatan pendanaan keselamatan
dari pemerintah, dunia dari pemerintah, dunia dari pemerintah, dunia dari pemerintah, dunia dari pemerintah, dunia
usaha, masyarakat, dan usaha, masyarakat, dan usaha, masyarakat, dan usaha, masyarakat, dan usaha, masyarakat, dan
pengguna jalan (road pengguna jalan (road pengguna jalan (road pengguna jalan (road pengguna jalan (road
user) user) user) user) user)
7. Menetapkan tata cara Menetapkan tata cara Menerapkan prinsip Menerapkan prinsip Menerapkan prinsip
yang ketat pemberian yang ketat pemberian lisensi sebagai syarat lisensi sebagai syarat lisensi sebagai syarat
hak mengemudi bagi hak mengemudi bagi mengemudi dengan mengemudi dengan mengemudi dengan
pengemudi yang cakap pengemudi yang cakap menggunakan SIM menggunakan SIM menggunakan SIM
dan terampil dan terampil berjenjang berjenjang berjenjang
18 | R E N C A N A U M U M N A S I O N A L K E S E L A M A T A N J A L A N 2 0 1 1 - 2 0 3 5
No 5 tahun ke-1 5 tahun ke-2 5 tahun ke-3 5 tahun ke-4 5 tahun ke-5
8. Menjamin setiap Meningkatkan standar Meningkatkan standar Meningkatkan standar Melakukan pembatasan
kendaraan di jalan keselamatan bagi setiap keselamatan bagi setiap keselamatan bagi setiap usia kendaraan dalam
memenuhi standar kendaraan dengan kendaraan di jalan kendaraan di jalan rangka meningkatkan
keselamatan melalui uji pembatasan kecepatan khususnya pada dengan pendekatan standar keselamatan bagi
berkala dan uji tipe. dan beban kendaraan angkutan umum technobased. setiap kendaraan di jalan.
9. Mengurangi risiko Menerapkan prasarana Menerapkan prasarana Meningkatkan standar Memantapkan standar
keparahan korban dan jalan yang memenuhi jalan yang memenuhi prasarana menuju prasarana pada jaringan
kejadian kecelakaan yang aspek self- prinsip forgiving road jaringan jalan yang jalan yang
diakibatkan oleh explaining&self-enforcing. berkeselamatan berkeselamatan
infrastruktur jalan
10. Mendorong keterlibatan Meningkatkan peran Meningkatkan peran Meningkatkan peran Meningkatkan peran
semua pihak dalam serta semua pihak dalam serta semua pihak dalam serta semua pihak dalam serta semua pihak dalam
komunikasi, informasi komunikasi, informasi komunikasi, informasi komunikasi, informasi komunikasi, informasi
dan edukasi (KIE), dan edukasi (KIE), dan edukasi (KIE), dan edukasi (KIE), dan edukasi (KIE),
penelitian keselamatan meningkatkan kualitas meningkatkan kualitas meningkatkan kualitas meningkatkan kualitas
jalan, serta penelitian keselamatan penelitian keselamatan penelitian keselamatan penelitian keselamatan
pengembangan data dan jalan, dan pengembangan jalan, dan pengembangan jalan, dan pengembangan jalan, dan pengembangan
surveilans kecelakaan sistem informasi sistem informasi sistem informasi sistem informasi
lalu lintas kecelakaan lalu lintas kecelakaan lalu lintas kecelakaan lalu lintas kecelakaan lalu lintas
sebagai alat bantu sebagai alat bantu sebagai alat bantu sebagai alat bantu
pengambilan keputusan pengambilan keputusan pengambilan keputusan pengambilan keputusan
yang tepat. yang tepat. yang tepat. yang tepat.
19 | R E N C A N A U M U M N A S I O N A L K E S E L A M A T A N J A L A N 2 0 1 1 - 2 0 3 5
Program dan kegiatan keselamatan jalan disusun
dengan menggunakan framework keterkaitan
antara output dari kegiatan, intermediate outcome
dari program atau rencana aksi, serta outcome dari
Pilar. Selanjutnya, outcome dari target jangka
panjang merupakan gabungan dari outcome
masing-masing Pilar. Memperhatikan hal tersebut,
langkah berikutnya yang harus ditentukan adalah
menentukan kontribusi dari masing-masing pilar
terhadap penurunan tingkat fatalitas, yang
dikuantifikasikan sebagai prioritas atau bobot
(prosentase) terhadap outcome target jangka
panjang.
20 | R E N C A N A U M U M N A S I O N A L K E S E L A M A T A N J A L A N 2 0 1 1 - 2 0 3 5
1. Target jangka panjang penanganan
keselamatan jalan adalah penurunan
tingkat fatalitas korban kecelakaan lalu
lintas dengan memobilisasi semua Pilar
dalam rangka penanganan keselamatan
secara komprehensip.
2. Distribusi bobot kelima Pilar (Pilar ke-1,
Pilar ke-2, Pilar ke-3, Pilar ke-4 dan Pilar ke-
5) ditetapkan dengan menggunakan
proporsi yang sama untuk masing-masing
Pilar.
21 | R E N C A N A U M U M N A S I O N A L K E S E L A M A T A N J A L A N 2 0 1 1 - 2 0 3 5
|22
Target
Base
No PILAR Indikator Parameter 5 tahun ke- LEADING
line SUPPORTING SECTOR
SECTOR
2010 1 2 3 4 5
1. Penyelarasan dan Koordinasi Harmonisasi penyelenggaraan Efektif dan n.a BAPPENAS KEMEN-HUB, POLRI,
Keselamatan Jalan keselamatan jalan sustainability KEMEN-PU, KEMEN-KES,
KEMEN-KOMINFO,
a. Membentuk forum/lembaga Terbentuknya Lembaga/ forum (Ada/Tidak) Evaluasi KEMEN-RISTEK, KEMEN-
koordinasi program keselamatan koordinasi DIKNAS, KEMEN-
INDUSTRI, MASYARAKAT
b. Menyediakan tata kerja dan tata Tersedianya pedoman tata kerja & (Ada/Tidak) Evaluasi
kelola forum/lembaga koordinasi tata kelola
2. Protokol Kelalulintasan Kendaraan Kesediaan seluruh pihak untuk (Berjalan/tidak) n.a KEMEN-HUB POLRI, KEMEN-PU,
Darurat menjalankan protokol KEMEN-KES, KEMEN-
KOMINFO
a. Menyusun pedoman kelalu Tersedianya pedoman kelalu (Ada/Tidak) Evaluasi
lintasan kendaraan darurat lintasan kendaraan darurat
22 | R E N C A N A U M U M N A S I O N A L K E S E L A M A T A N J A L A N 2 0 1 1 - 2 0 3 5
|23
Target
Base
No PILAR Indikator Parameter 5 tahun ke- LEADING
line SUPPORTING SECTOR
SECTOR
2010 1 2 3 4 5
3. Riset Keselamatan Jalan Temuan riset yang mendukung (Implementatif/ n.a KEMEN- KEMEN-HUB, POLRI,
perbaikan keselamatan serta Tidak) RISTEK KEMEN-PU, KEMEN-KES,
adanya IRSC dan IRoS MASYARAKAT
a. Melembagakan tata kelola riset Tersedianya lembaga riset yang (Ada/Tidak) Evaluasi
terpadu
4. Surveilance Injury dan Sistem Informasi yang akurat bagi (Mendukung/Tidak) n.a POLRI KEMEN-HUB, KEMEN-PU,
Informasi Terpadu perencanaan dan pengambilan KEMEN-KES, ASURANSI,
keputusan KEMEN-KOMINFO, DUNIA
USAHA
a. Mengumpulkan dan Tersedianya struktur dan jenis data (Ada/Tidak)
mengembangkan struktur data yang dibutuhkan
kecelakaan (data penyebab
kecelakaan, data korban
kecelakaan, data surveilans)
23 | R E N C A N A U M U M N A S I O N A L K E S E L A M A T A N J A L A N 2 0 1 1 - 2 0 3 5
|24
Target
Base
No PILAR Indikator Parameter 5 tahun ke- LEADING
line SUPPORTING SECTOR
SECTOR
2010 1 2 3 4 5
5. Dana Keselamatan Jalan Efektivitas dan efisiensi Penggunaan (Optimal/Tidak) n.a BAPPENAS KEMEN-KEU, KEMEN-
dana keselamatan HUB, POLRI, KEMEN-PU,
KEMEN-KES, KEMEN-
a. Menyelenggarakan lembaga dana Tersedianya lembaga pengelola (Ada/Tidak) KOMINFO, KEMEN-
keselamatan jalan dana keselamatan RISTEK, KEMEN-DIKNAS,
b. Menjamin ketersediaan dana Tersedianya sumber-sumber (Ada/Tidak) 50% 60% 75% 100% KEMEN-INDUSTRI,
keselamatan jalan pendanaan ASURANSI, DUNIA
USAHA, MASYARAKAT
6. Kemitraan Keselamatan Jalan Peningkatan proporsi dana yang (% kebutuhan total n.a 20% 25% 35% 50% BAPPENAS KEMEN-HUB, POLRI,
dikelola oleh kemitraan dana keselamatan) KEMEN-PU, KEMEN-KES,
KEMEN-KEU, KEMEN-
a. Menyusun pedoman pengaturan Tersedianya pedoman pengaturan (Ada/Tidak) evaluasi KOMINFO, KEMEN-
kemitraan dengan dunia usaha RISTEK, KEMEN-DIKNAS,
dan masyarakat KEMEN-INDUSTRI,
b. Menyelenggarakan inisiatif Terselenggaranya inisiatif Jumlah mitra aktif 10 dalam 20 dalam 30 dalam 40 dalam MITRA (MISAL:
kemitraan keselamatan jalan kemitraan 10 th 15 th 20 th 25 th GRSI/GRSP)
7. Sistem Manajemen Keselamatan Penurunan jumlah korban (% penurunan jumlah n.a 30% 50% 65% 75% KEMEN-HUB KEMEN-NAKER, PEMDA,
Angkutan Umum kecelakaan angkutan umum korban) ORGANDA, SBAJ,
ASURANSI
a. Pengusahaan angkutan umum Jumlah perusahaan angkutan umum % partisipasi 50% 60% 75% 100%
yang berkeselamatan yang berpartisipasi
b. Keselamatan awak angkutan Terciptanya penjaminan awak yang (Ada/Tidak) 50% 60% 75% 100%
umum mewadahi
8. Penyempurnaan Regulasi Keselamatan Regulasi yang tanggap terhadap % masalah mendasar n.a 20% 40% 60% 80% 100% KEMEN-HUB BAPPENAS, POLRI,
Jalan keselamatan jalan yang terselesaikan KEMEN-PU, KEMEN-KES,
24 | R E N C A N A U M U M N A S I O N A L K E S E L A M A T A N J A L A N 2 0 1 1 - 2 0 3 5
|25
Target
Base
No PILAR Indikator Parameter 5 tahun ke- LEADING
line SUPPORTING SECTOR
SECTOR
2010 1 2 3 4 5
II. JALAN YANG BERKESELAMATAN Forgiving Road Jalan yang mampu n.a 30% 50% 65% 75% 80%
menekan tingkat
fatalitas
1. Badan Jalan yang Berkeselamatan Terpenuhinya badan jalan yang Jalan lebih selamat n.a KEMEN-PU KEMEN-HUB, PEMDA
berkeselamatan
b. Melaksanakan penutupan lubang Respon penanganan lubang jalan Waktu tanggap 7x 24 jam 5 x 24 jam 3 x 24 jam 2 x 24 jam 1 x 24 jam
jalan (potholes)
c. Melaksanakan perbaikan adanya Respon penanganan/ perbaikan Waktu tanggap 7x 24 jam 5 x 24 jam 3 x 24 jam 2 x 24 jam 1 x 24 jam
genangan air drainase
d. Melaksanakan penanganan jalan Respon penanganan jalan licin Waktu tanggap 7x 24 jam 5 x 24 jam 3 x 24 jam 2 x 24 jam 2 x 24 jam
licin
e. Melaksanakan perbaikan bahu Terselenggaranya peningkatan Minimum % 40% 60% 75% 85% 90%
jalan manfaat bahu jalan pemanfaatan
25 | R E N C A N A U M U M N A S I O N A L K E S E L A M A T A N J A L A N 2 0 1 1 - 2 0 3 5
|26
Target
Base
No PILAR Indikator Parameter 5 tahun ke- LEADING
line SUPPORTING SECTOR
SECTOR
2010 1 2 3 4 5
2. Perencanaan dan pelaksanaan Meningkatkan self explaining Jalan lebih selamat n.a KEMEN-PU KEMEN-HUB, POLRI,
pekerjaan jalan (termasuk PEMDA
perlengkapan jalan) yang
berkeselamatan
c. Melaksanakan perencanaan jalan Terlaksananya perencanaan jalan Minimum % 30 % 50% 80% 100% 100%
yang berkeselamatan, dari tahap pemenuhan
planning sampai dengan detailed
design
d. Melaksanakan pekerjaan jalan Terlaksananya pekerjaan jalan Minimum % 50% 100% 100% 100% 100%
yang berkeselamatan pemenuhan
e. Melaksanakan inspeksi Terlaksananya inspeksi Minimum % 30% 50% 80% 100% 100%
keselamatan jalan pemenuhan
f. Melaksanakan inventarisasi dan Terlaksananya investigasi Minimum % 30% 50% 80% 100% 100%
investigasi lokasi rawan pemenuhan
kecelakaan
g. Melaksanakan perbaikan lokasi Terlaksananya perbaikan Minimum % 30% 50% 80% 100% 100%
rawan kecelakaan pemenuhan
h. Menyelenggarakan manajemen Terselenggaranya manajemen Minimum % 60% 100% 100% 100% 100%
kecepatan, termasuk traffic kecepatan pemenuhan
26 | R E N C A N A U M U M N A S I O N A L K E S E L A M A T A N J A L A N 2 0 1 1 - 2 0 3 5
|27
Target
Base
No PILAR Indikator Parameter 5 tahun ke- LEADING
line SUPPORTING SECTOR
SECTOR
2010 1 2 3 4 5
calming
i. Menunjang tindak kedaruratan Terlaksananya penunjangan Minimum % 30% 50% 75% 85% 100%
akibat kecelakaan lalu lintas dan kedaruratan pemenuhan
bencana
3. Menyelenggarakan peningkatan Meningkatnya self enforcing Jalan lebih selamat n.a KEMEN-PU KEMEN-HUB, PEMDA
standar kelaikan jalan yang
berkeselamatan
4. Lingkungan jalan yang berkeselamatan Meningkatnya lingkungan jalan Jalan lebih selamat n.a KEMEN-PU KEMEN-HUB, KEMEN-
yang berkeselamatan DAGRI, KEMEN-LH
b. Mengendalikan fungsi ruang tepi Terselenggaranya pengendalian Minimum % 40% 60% 70% 80% 100%
jalan fungsi ruang tepi jalan terkendali
c. Mengendalikan kegiatan tepi jalan Terselenggaranya pengendalian Minimum % 40% 60% 80% 100% 100%
27 | R E N C A N A U M U M N A S I O N A L K E S E L A M A T A N J A L A N 2 0 1 1 - 2 0 3 5
|28
Target
Base
No PILAR Indikator Parameter 5 tahun ke- LEADING
line SUPPORTING SECTOR
SECTOR
2010 1 2 3 4 5
d. Menyediakan fasilitas pejalan kaki Tersedianya fasilitas pejalan kaki Minimum % 30% 40% 60% 80% 100%
termasuk pelindung pejalan kaki perlindungan
dengan pagar (fencing)
III. KENDARAAN YANG BERKESELAMATAN Kendaraan yang mampu Terpenuhinya n.a 30% 50% 65% 75% 80%
menekan fatalitas kelengkapan
keselamatan
dalam kendaraan
1. Kepatuhan Pengoperasian Kendaraan Terpenuhinya ketertiban operasi Minimum % n.a 30% 50% 65% 75% 80% POLRI KEMEN-HUB
lalu lintas kepatuhan
2. Penyelenggaraan dan Perbaikan Kelaikan kendaraan di jalan Tingkat kepatuhan n.a 60% 70% 80% 90% 100% KEMEN-HUB KEMEN-INDUSTRI, POLRI,
Prosedur Uji Berkala dan Uji Tipe PEMDA
28 | R E N C A N A U M U M N A S I O N A L K E S E L A M A T A N J A L A N 2 0 1 1 - 2 0 3 5
|29
Target
Base
No PILAR Indikator Parameter 5 tahun ke- LEADING
line SUPPORTING SECTOR
SECTOR
2010 1 2 3 4 5
d. Menyelenggarakan pemeriksaan Terselenggaranya pemeriksaan Minimum % 10% 15% 20% 25% 25%
kendaraan di jalan kendaraan di jalan terlaksananya
pemeriksaan
3. Pembatasan Kecepatan Kendaraan Mengurangi kecepatan saat Minimum % n.a 20% 30% 40% 50% KEMEN-HUB KEMEN-RISTEK, POLRI,
tabrakan pengurangan PEMDA
fatalitas
4. Penanganan Overloading Pengendalian muatan lebih Minimum % n.a 30% 20% 10% 0 KEMEN-HUB KEMEN-PU, POLRI,
pelanggaran muatan KEMEN-KOMINFO,
BAPPENAS, KEMEN-
a. Melibatkan (Partisipasi) Terselenggaranya Partisipasi (Ada/Tidak) RISTEK, PEMDA,
masyarakat dalam gerakan Say No masyarakat dalam gerakan Say No
29 | R E N C A N A U M U M N A S I O N A L K E S E L A M A T A N J A L A N 2 0 1 1 - 2 0 3 5
|30
Target
Base
No PILAR Indikator Parameter 5 tahun ke- LEADING
line SUPPORTING SECTOR
SECTOR
2010 1 2 3 4 5
5. Penghapusan Kendaraan (scrapping) Menekan kendaraan tua/tidak % keterlibatan n.a 5% KEMEN-HUB KEMEN-INDUSTRI,
terpelihara turun ke jalan kendaraan tua/tidak PEMDA
terpelihara dalam
kecelakaan
6. Standar Keselamatan Kendaraan Kendaraan yang menenuhi standar % kendaraan n.a 10% 5% 0% KEMEN-HUB POLRI, KEMEN-INDUSTRI
Angkutan Umum keselamatan angkutan umum yang
tidak memenuhi
standar
7. Penyempurnaan Prosedur Uji Tipe Kendaraan impor dan modifikasi % kendaraan impor n.a 10% 5% 0% KEMEN-HUB KEMEN-INDUSTRI
bagi Kendaraan Bermotor yang yang lolos uji tipe dan modifikasi yang
diimpor dalam Keadaan Bukan Baru tidak lolos uji tipe
dan Modifikasi
8. Pengembangan Riset dan Desain Desain kendaraan yang % jenis/tipe n.a 10% 0% KEMEN- KEMEN-HUB
Kendaraan Bermotor berkeselamatan kendaraan bermotor RISTEK
yang berbahaya
30 | R E N C A N A U M U M N A S I O N A L K E S E L A M A T A N J A L A N 2 0 1 1 - 2 0 3 5
|31
Target
Base
No PILAR Indikator Parameter 5 tahun ke- LEADING
line SUPPORTING SECTOR
SECTOR
2010 1 2 3 4 5
IV. PERILAKU PENGGUNA JALAN YANG Terpenuhinya syarat kecakapan Perilaku pengguna n.a 30% 50% 65% 75% 80%
BERKESELAMATAN dan kesehatan pengguna yang menekan
kendaraan fatalitas
1. Pemeriksaan Kondisi Pengemudi Kecelakaan yang disebabkan oleh % kejadian n.a 20% 40% 55% 65% 70% POLRI KEMEN-KES
faktor kondisi pengemudi kecelakaan yang
disebabkan oleh
faktor kondisi
pengemudi
31 | R E N C A N A U M U M N A S I O N A L K E S E L A M A T A N J A L A N 2 0 1 1 - 2 0 3 5
|32
Target
Base
No PILAR Indikator Parameter 5 tahun ke- LEADING
line SUPPORTING SECTOR
SECTOR
2010 1 2 3 4 5
2. Peningkatan Sarana dan Prasarana Peningkatan kecakapan pengemudi (Ada/tidak) n.a POLRI KEMEN-HUB, KEMEN-
Sistem Uji SIM RISTEK, PEMDA,
MASYARAKAT, DUNIA
a. Meningkatkan kualitas materi uji Perbaikan materi uji (Ada/Tidak) USAHA
SIM
3. Penyempurnaan Prosedur Uji SIM Peningkatan kecakapan pengemudi (Ada/tidak) n.a POLRI KEMEN-KUMHAM
4. Pembinaan Teknis Sekolah Peningkatan Kecakapan pengemudi (Ada/tidak) n.a POLRI KEMEN-HUB, KEMEN-
Mengemudi NAKER, PEMDA
32 | R E N C A N A U M U M N A S I O N A L K E S E L A M A T A N J A L A N 2 0 1 1 - 2 0 3 5
|33
Target
Base
No PILAR Indikator Parameter 5 tahun ke- LEADING
line SUPPORTING SECTOR
SECTOR
2010 1 2 3 4 5
5. Penanganan Terhadap 5 Faktor Risiko Penurunan fatalitas korban % penurunan n.a 30% 50% 65% 75% 80% POLRI/PPNS KEMEN-KUMHAM,
Utama Plus kecelakaan yang diakibatkan fatalitas korban KEMEN-HUB, PEMDA
ketidakpatuhan kecelakaan
a. Menegakkan hukum bagi Fatalitas korban kecelakaan akibat % penurunan 40% 60% 75% 85% 95%
pelanggar penggunaan helm bagi kepatuhan penggunaan helm fatalitas korban
pengguna sepeda motor kecelakaan
b. Menegakkan hukum bagi Fatalitas korban kecelakaan akibat % penurunan 40% 60% 75% 85% 95%
pelanggar penggunaan sabuk kepatuhan penggunaan sabuk fatalitas korban
keselamatan keselamatan kecelakaan
c. Menegakkan hukum bagi Fatalitas korban kecelakaan akibat % penurunan 45% 60% 75% 85% 90%
pelanggar batas kecepatan kepatuhan pada batas kecepatan fatalitas korban
kecelakaan
d. Menegakkan hukum bagi Fatalitas korban kecelakaan akibat % penurunan 45% 60% 75% 85% 90%
pelanggar yang mengemudi pengemudi yang mabuk fatalitas korban
dalam keadaan mabuk kecelakaan
e. Menegakkan hukum bagi Fatalitas korban kecelakaan akibat % penurunan 50% 60% 70% 80% 85%
pelanggar penggunaan alat penggunaan alat keselamatan yang fatalitas korban
keselamatan yang diperuntukkan diperuntukkan bagi pengguna jalan kecelakaan
pengguna jalan rentan rentan
f. Menegakkan hukum bagi Penurunan fatalitas korban % penurunan 50% 60% 70% 80% 85%
pelanggar penggunaan telepon kecelakaan akibat kepatuhan fatalitas korban
seluler penggunaan helm kecelakaan
33 | R E N C A N A U M U M N A S I O N A L K E S E L A M A T A N J A L A N 2 0 1 1 - 2 0 3 5
|34
Target
Base
No PILAR Indikator Parameter 5 tahun ke- LEADING
line SUPPORTING SECTOR
SECTOR
2010 1 2 3 4 5
6. Penggunaan Elektronik Penegakan Kemudahan pencatatan dan (Sudah/Belum) n.a POLRI KEMEN-KUMHAM,
Hukum penindakan bagi pelanggar hukum KEMEN-RISTEK
7. Pendidikan Formal dan Informal Terselenggaranya edukasi (Sudah/Belum) n.a KEMEN-DIKNAS POLRI, KEMEN-HUB,
Keselamatan Jalan keselamatan jalan KEMEN-NAKER
8. Kampanye Keselamatan : 1) 5 faktor Terselenggaranya Kampanye 5 (Sudah/Belum) n.a KEMEN-HUB POLRI, KEMEN-DIKNAS,
risiko utama plus (helm, sabuk faktor risiko utama plus KEMEN-KES, KEMEN-
keselamatan, speeding, mabuk, DAGRI, KEMEN-AGAMA,
penggunaan telepon seluler, penguna MASYARAKAT, DUNIA
jalan rentan); 2) Perilaku sehat di jalan USAHA, PEMDA
V. PENANGANAN KORBAN PASCA Tersedianya penanganan % Penurunan n.a 30% 50% 65% 75% 80%
KECELAKAAN kedaruratan yang efektif fatalitas korban
kecelakaan
1. Sistem Layanan Gawat Darurat Mengoptimalkan golden moment % Penanganan n.a 20% 40% 55% 65% 70% KEMEN-KES POLRI, KEMEN-HUB,
Terpadu dalam penanganan korban korban kecelakaan KEMEN-PU, PEMDA,
kecelakaan yang mampu MASYARAKAT
menekan fatalitas
34 | R E N C A N A U M U M N A S I O N A L K E S E L A M A T A N J A L A N 2 0 1 1 - 2 0 3 5
|35
Target
Base
No PILAR Indikator Parameter 5 tahun ke- LEADING
line SUPPORTING SECTOR
SECTOR
2010 1 2 3 4 5
2. Sistem Komunikasi Gawat Darurat One One access code yang mudah diingat % percepatan n.a KEMEN-INFO KEMEN-KES, POLRI,
access code (Nomor Darurat) dan diakses penanganan korban KEMEN-HUB, KEMEN-PU,
kecelakaan DUNIA
USAHA,MASYARAKAT
a. Menetapkan one access code Tersedianya satu hotline service (Ada/Tidak)
center
b. Memastikan one access code One access code menjadi public Sudah/belum
menjadi bagian dari protokol awareness apabila mengetahui
penanganan kecelakaan yang kecelakaan
dihapal oleh masyarakat
3. Penjaminan Korban Kecelakaan yang Setiap korban kecelakaan dijamin % penurunan n.a KEMEN-KEU KEMEN-KES, POLRI,
Dirawat di Rumah Sakit Rujukan memperoleh penanganan yang fatalitas korban ASURANSI, PEMDA
optimal di RS
35 | R E N C A N A U M U M N A S I O N A L K E S E L A M A T A N J A L A N 2 0 1 1 - 2 0 3 5
|36
Target
Base
No PILAR Indikator Parameter 5 tahun ke- LEADING
line SUPPORTING SECTOR
SECTOR
2010 1 2 3 4 5
4. Asuransi Pihak Ketiga Terselenggaranya asuransi pihak (Sudah/Belum) n.a KEMEN-KEU ASURANSI
ketiga
5. Pengalokasian Sebagian Premi Tersedianya dana keselamatan jalan (Sudah/Belum) n.a BAPPENAS KEMEN-KEU, ASURANSI
Asuransi untuk Dana Keselamatan yang bersumber dari premi
Jalan asuransi kecelakaan
6. Program Rehabilitasi Pasca Terselenggaranya program (Sudah/Belum) n.a KEMEN-KES KEMEN-SOS, PEMDA,
Kecelakaan rehabilitasi pasca kecelakaan MASYARAKAT
7. Riset Penanganan Korban Kecelakaan Temuan riset yang mendukung (Implementatif/ n.a KEMEN-KES MASYARAKAT,
perbaikan penanganan korban Tidak) PERGURUAN TINGGI
kecelakaan
36 | R E N C A N A U M U M N A S I O N A L K E S E L A M A T A N J A L A N 2 0 1 1 - 2 0 3 5
I. PENUTUP
37 | R E N C A N A U M U M N A S I O N A L K E S E L A M A T A N J A L A N 2 0 1 1 - 2 0 3 5
2. Merevisi target dan kebijakan yang dipengaruhi oleh
perubahan arah penyelenggaraan tersebut dan menyusun
kembali target, strategi dan kebijakan sesuai dengan
perubahan arah penyelenggaraan yang baru.
38 | R E N C A N A U M U M N A S I O N A L K E S E L A M A T A N J A L A N 2 0 1 1 - 2 0 3 5
J. DAFTAR ISTILAH
39 | R E N C A N A U M U M N A S I O N A L K E S E L A M A T A N J A L A N 2 0 1 1 - 2 0 3 5
POLRI : Kepolisian Republik
Indonesia
PSC : Public Safety Centre
RS : Rumah Sakit
RUNK Jalan : Rencana Umum Nasional
Keselamatan Jalan
SDM : Sumber Daya Manusia
SIM : Surat Izin Mengemudi
SPO : Standar Prosedur
Operasional
UU : Undang-Undang
WHO : World Health
OrganizationWHO :
World Health
Organization
40 | R E N C A N A U M U M N A S I O N A L K E S E L A M A T A N J A L A N 2 0 1 1 - 2 0 3 5
CATATAN