You are on page 1of 4

ANALISA SINTESA OBAT

Nama Klien : Tn W

Diagnosa medik :Batu Ginjal (Staghorn Kiri)

1. NAMA OBAT : Bupivacaine


2. GOLONGAN OBAT :Amoni-amida dan anastesi regional
(IVRA)
3. INDIKASI PEMBERIAN :
 Dosis umum untuk Anestesi Lokal : Takaran dosis dapat disesuaikan
sesuai kebutuhan pasien. Namun, dosis yang paling sering digunakan
untuk bupivacaine adalah dosis tunggal hingga 175 mg.
Dosis dapat diberikan secara berulang setiap 3 jam dan dalam satu
hari, dosis maksimal bupivacaine adalah sebanyak 400 mg.
 Anestesi infiltasi lokal: 0.25% konsentrat, disuntikkan sampai
dosis maksimum
 Blok epidural:

o Konsentrat 0.75%: Disuntikkan satu kali dengan takaran 75 –


150 mg (10 – 20 mL) untuk bius total; bukan untuk bius selama
proses persalinan
o Konsentrat 0.5%: Disuntikkan dengan takaran 50 – 100 mg (10
– 20 mL) untuk bius lokal sampai total; ulangi dosis untuk
menguatkan efek bius
o Konsentrat 0.25%: Disuntikkan dengan takaran 25 – 50 mg (10
– 20 mL) untuk bius regional sampai lokal; ulangi dosis untuk
menguatkan efek bius

 Anestesi epidural: Konsentrat 0.5% dan 0.75% harus diberikan


dalam dosis 3 – 5 mL dengan waktu berjarak di antara suntikan
untuk mengetahui timbulnya keracunan atau suntikan intravascular
atau intrathecal yang tidak disengaja.
 Anestesi epidural untuk prosedur persalinan: hanya konsentrat
0.5% dan 0.25% yang boleh dipergunakan selama operasi
persalinan; Konsentrat 0.5% harus diberikan dalam dosis 3 – 5 mL
dan tidak melebihi 50 – 100 mg setiap jarak suntikan. Untuk dosis
berulang harus mengikuti dosis tes yang mengandung epinephrine
jika tidak terjadi kontraindikasi; dianjurkan menggunakan produk
bebas pengawet.
 Blok caudal:

o Konsentrat 0.5%: Disuntikkan dengan takaran 75 – 150 mg (15


– 30 mL) untuk bius lokal sampai total; ulangi dosis untuk
menguatkan efek bius
o Konsentrat 0.25%: Disuntikkan dengan takaran 3.75 – 75 mg
(15 – 30 mL) untuk bius lokal; ulangi dosis untuk menguatkan
efek bius

 Blok syaraf periferal:

o Konsentrat 0.5%: Disuntikkan dengan takaran minimum 25 mg


(5 mL) sampai dengan dosis maksimum yang diperbolehkan
untuk bius lokal sampai total; ulangi dosis untuk menguatkan
efek bius.
o Konsentrat 0.25%: Disuntikkan dengan takaran minimum 12.5
mg (5 mL) sampai dengan dosis maksimum yang
diperbolehkan untuk bius lokal sampai total; ulangi dosis untuk
menguatkan efek bius.
 Block retrobulbar: Konsentrat 0.75%: Disuntikkan dengan takaran
15 – 30 mg (2 – 4 mL) untuk bius total; ulangi dosis untuk
menguatkan efek bius
 Blok simpatetik: Konsentrat 0.25% : Disuntikkan dengan takaran 50
– 125 mg (20 – 50 mL)
 Bupivacaine in dextrose injection: Anestesi tulang belakang:
Disuntikkan dengan takaran 7.5 mg (1 mL) untuk prosedur area
bawah dan perineal, termasuk prosedur pengangkatan jaringan
prostat lewat uretra (TURP) dan bedah pengangkatan rahim; dosis
serendah 6 mg pernah diberikan untuk proses persalinan normal.

Dosis yang telah disebutkan di atas merupakan pentunjuk dosis


umum bagi rata-rata orang dewasa.

 Dosis umum untuk Bedah Cesar


 Bupivacaine in dextrose injection: Anestesi tulang belakang:
Takaran dosis 7.5 – 10.5 mg (1 – 1.4 mL) sudah pernah digunakan.
 Dosis untuk anak-anak: Dosis umum untuk Anestesi Lokal
 Blok epidural:1.25 mg/kg/dosis (gunakan produk bebas bahan
pengawet)
 Blok Caudal:1 – 3.7 mg/kg (gunakan produk bebas bahan
pengawet)
 Blok saraf periferal: Suntikkan konsentrat 0.25% atau 0.5% (12.5 –
25 mg) dengan takaran dosis 5 mL; dosis maksimum yang
diperbolehkan: 400 mg/hari.
 Blok simpatetik: Suntikkan konsentrat 0.25% dengan takaran dosis
20 – 50 mL (tanpa epinephrine). Infus epidural berlanjut (caudal
atau lumbar), selalu gunakan produk bebas bahan pengawet:Dosis
awal: 2 – 2.5 mg/kg (Larutan 0.25% bupivacaine dengan takaran
dosis 0.8 – 1 mL/kg).
 Dosis infus:

o Bayi berusia kurang dari 4 bulan: 0.2 – 0.25 mg/kg/h;


o Bayi berusia lebih dari 4 bulan dan anak kecil: 0.4 – 0.5
mg/kg/h.
 Bupivacaine in dextrose injection: Penggunaan obat ini tidak
direkomendasikan untuk pasien anak berusia kurang dari 18.

Bupivacaine tersedia dalam bentuk:

 Larutan konsentrat, suntikan: 2.5mg/mL, 5 mg/mL, 7.5mg/mL

4. KONTRAINDIKASI :
 Hipersensitif terhadap anestesi lokal jenis amida
 Penyakit akut dan aktif pada sistem saraf, seperti meningitis,
poliomyelitis, perdarahan intrakranial, dan demyelinating, peningkatan
tekanan intrakranial, adanya tumuor otak atau di daerah spinal
 Stenosis spinal dan penyakit aktif (spondilitis) atau trauma (fraktur)
baru pada tulang belakang.
 TBC tulang belakang
 Infeksi pada daerah penyuntikan
 Septikemia
 Anemia pernisiosa dengan degeerasi kombinasi sub-akut pada
medulaspinalis
 Gangguan pembekuan darah atau sedang mendapat terapi antikoagulan
secara berkesinambungan
 Hipertensi tidak terkontrol
 Syok kardiogenik atau hipovolemi
 Obstetric paracervical block
 Anestesi Intravena (Bier's Block) dan semua pemberian secara
intravena

5. SIDE EFFECT : menyebakan gangguan berbicara, atau


penglihatan, telinga berdenging, kejang, detak jantung pelan, nadi lemah,
mual muntah, kedinginan, dan sakit kepala.

You might also like