You are on page 1of 22

GALENIKA Journal of Pharmacy Vol.

1 (1) : 48 – 58 ISSN : 2442-8744


March 2015

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI PASTA GIGI EKSTRAK BIJI PINANG


(Areca catechu L.) TERHADAP Streptococcus mutans DAN Staphylococcus aureus

ANTIBACTERIAL ACTIVITY TEST of TOOTHPASTE OF BETEL NUT (Areca


catechu L.) EXTRACT AGAINST Streptococcus mutans AND Staphylococcus aureus

1 1 2
Nur Afni , Nasrah Said , Yuliet .
1
Program Studi Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFA) – Pelita Mas, Palu
2
Jurusan Farmasi, Fakultas MIPA, Universitas Tadulako, Palu

Received 28 Januari 2015, Accepted 27 Februari 2015

ABSTRAK

Biji pinang (Areca catechu L.) merupakan bahan alam yang memiliki aktivitas antibakteri diantaranya
terhadap Streptococcus mutans dan Staphylococcus aureus. Berdasarkan hal tersebut maka biji pinang
diformulasikan dalam sediaan pasta gigi yang memiliki aktivitas sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui aktivitas antibakteri pasta gigi ekstrak biji pinang dengan variasi konsentrasi 1,5%, 3% dan
4,5% dan untuk mengetahui konsentrasi efektif ekstrak biji pinang dalam pasta gigi yang memenuhi mutu fisik
kimia dan memiliki aktivitas antibakteri terhadap Streptococcus mutans dan Staphylococcus aureus. Rancangan
penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi
menggunakan pelarut etanol 96%. Ekstrak kental yang diperoleh diformulasikan dalam sediaan pasta gigi
dengan konsentrasi 1,5%, 3% dan 4,5%. Semua formula pasta gigi diuji mutu fisik kimia (organoleptik,
homogenitas, pH, viskositas dan pembentukan busa) dan aktivitas antibakteri. Data yang diperoleh pada
pengujian mutu fisik kimia dianalisis secara deskriptif dan data aktivitas antibakteri dianalisis secara statistik
menggunakan metode One Way ANOVA pada taraf kepercayaan 95%, dilanjutkan dengan uji Duncan
menggunakan program SPSS. Hasil pengujian antibakteri menunjukkan bahwa pasta gigi dengan konsentrasi
ekstrak biji pinang 1,5%, 3% dan 4,5% menunjukkan aktivitas antibakteri tehadap Streptococcus mutans dan
Staphylococcus aureus. Formula pasta gigi yang efektif sebagai antibakteri terhadap bakteri uji adalah F3
dengan konsentrasi ekstrak biji pinang 4,5% yang menghasilkan diameter daya hambat untuk Streptococcus
mutans sebesar 11,37 mm dan Staphylococcus aureus sebesar 20,03 mm. Hasil pengujian mutu fisik kimia
menunjukkan semua pasta gigi ekstrak biji pinang memenuhi mutu fisik kimia pasta gigi.

Kata kunci : Ekstrak biji pinang, pasta gigi, antibakteri, Streptococcus mutans, Staphylococcus aureus

ABSTRACT

Betel nut (Areca catechu L.) is a natural material that has antibacterial activity content against
Streptococcus mutans and Staphylococcus aureus. Under these conditions, betel nuts were formulated in a
toothpaste that has antibacterial activity.This study aims to determine the antibacterial activity of betel nut
extract in toothpaste with various concentrations of 1.5%, 3% and 4.5% and to determine the effective
concentration of betel nut extract in toothpaste that meets the physical quality of chemical and antibacterial
activity against Streptococcus mutans and Staphylococcus aureus. The research design used was a completely
randomized design (CRD). Extraction was done by maceration using ethanol 96%. Viscous extract obtained in
the preparation of toothpaste formulated with a concentrations of 1.5%, 3% and 4.5%. All tested formula
toothpaste physical quality of chemical (organoleptic, homogeneity, pH, viscosity and foaming) and
antibacterial activity. The data obtained in the physical quality of chemical testing were analyzed descriptively
and antibacterial activity data were statistically analyzed using One Way ANOVA at 95% confidence level,
followed by Duncan test using SPSS. The test results show that the antibacterial toothpaste with betel nut
extract concentrations of 1.5%, 3% and 4.5% show antibacterial activity against Streptococcus mutans and
Staphylococcus aureus. Formula toothpaste as an antibacterial effective against bacteria test is F3 with betel nut
extract concentration of 4.5%, which result in the diameter of the inhibition of Streptococcus mutans by 11.37

48
mm and 20.03 mm for Staphylococcus aureus. The test results show all the physical quality of chemical
toothpaste betel nut extracts meet the physical quality of chemical toothpaste.

Keywords : Betel nut extracts, Toothpaste, Antibacterial, Staphylococcus aureus, Streptococcus mutans.

PENDAHULUAN Escherchia colli, Pseudomonas


Penyakit gigi dan mulut yang banyak aeruginosae, dan Candida albicans.
ditemukan pada masyarakat adalah karies Sanarto dkk, 2011 dalam penelitiannya
gigi. Karies gigi merupakan penyakit menunjukkan bahwa ekstrak biji pinang
jaringan keras gigi, yaitu email, dentin dan (Areca catechu L.) dapat menghambat
sementum yang disebabkan aktivitas pertumbuhan bakteri Streptococcus
mikroorganisme dalam meragikan mutans dengan Kadar Hambat Minimum
karbohidrat. Hal ini ditandai dengan (KHM) pada konsentrasi 1,5% yang
demineralisasi enamel. Secara normal, ditandai dengan tidak adanya pertumbuhan
4
rongga mulut terdapat berbagai macam bakteri pada media agar. Selain itu,
koloni mikroorganisme, salah satunya Puspawati dkk, 2008 dalam penelitiannya
adalah Streptococcus mutans. menunjukkan bahwa ekstrak etanol biji
Streptococcus mutans merupakan bakteri pinang mempunyai aktivitas antibakteri
kariogenik yang dapat meragikan terhadap bakteri uji Staphylococcus aureus
karbohidrat dan menghasilkan asam, dengan Konsentrasi Bunuh Minimum
bakteri ini tumbuh dalam suasana asam 5
(KBM) adalah 1,57% .
dan dapat menempel pada permukaan
1
Tujuan penelitian ini adalah untuk
gigi. mengetahui aktivitas antibakteri pasta gigi
Salah satu cara mencegah terjadinya ekstrak biji pinang dan untuk mengetahui
karies adalah dengan menggosok gigi konsentrasi yang efektif ekstrak biji
menggunakan pasta gigi. Penambahan pinang dalam pasta gigi yang memenuhi
bahan antibakteri pada pasta gigi dapat mutu fisik kimia dan memiliki aktivitas
mengurangi jumlah bakteri penyebab sebagai antibakteri. Rancangan penelitian
karies. Saat ini pasta gigi yang beredar di yang digunakan adalah Rancangan Acak
pasaran banyak menggunakan fluor Lengkap (RAL). Data yang diperoleh pada
sebagai bahan yang digunakan untuk pengujian mutu fisik kimia dianalisis
memperkuat gigi dan menjadikan gigi secara deskriptif dan data aktivitas
lebih putih, tetapi fluor tidak dapat antibakteri diolah secara statistik dengan
membunuh bakteri gigi secara efektif dan metode One Way ANOVA pada taraf
dapat menyebabkan fluorosis email pada keparcayaan 95%. dilanjutkan dengan uji
2
kadar yang berlebihan. Diperlukan suatu Duncan menggunakan program SPSS.
produk pasta gigi yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri penyebab karies
tanpa mengurangi kualitasnya. METODE PENELITIAN
Salah satu bahan alam yang dapat Penelitian dilaksanakan di
digunakan sebagai bahan pengganti untuk Laboratorium Fitokimia dan
mencegah karies gigi adalah biji pinang Farmakognosi STIFA Pelita Mas Palu,
(Areca catechu L.). Biji pinang Laboratorium Farmasetik program studi
mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, Farmasi FMIPA Universitas Tadulako dan
tanin, saponin, dan polifenol yang Laboratorium Kesehatan Palu, mulai bulan
diketahui berkhasiat sebagai antibakteri.
3 Juni sampai Agustus 2014.
Beberapa penelitian menunjukkan ekstrak
etanol biji pinang dapat menghambat Alat yang digunakan
bakteri seperti Staphylococcus aureus, Alat-alat gelas (Pyrex), Autoclave
(Vertical Type Autoclave), Batang
49
pengaduk, Bejana maserasi, Blender dipotong kecil-kecil kemudian
(Cosmos), Bunsen, Cawan petri, Cawan dikeringanginkan. Simplisia yang telah
porselin, Cover glass, Hot plate, Inkubator, kering disortasi kering dan dibuat serbuk
jarum ose, Laminar air flow, Lumpang dan dengan cara diblender dan diayak. Serbuk
alu, Neraca analitik (Sarltorius), Oven, simplisia disimpan dalam wadah bersih
Penggaris, Pipet mikroliter (Socorex), dan tertutup rapat.
Pipet tetes, pH-meter (Consort), Vacuum
rotary evaporator (Buchi R-3000), Sendok Pembuatan Ekstrak Daun Kersen
tanduk, Viskometer Brookfield, Wadah (Muntingia calabura L)
pasta gigi. Serbuk simplisia biji pinang
sebanyak 600 g diekstraksi dengan pelarut
etanol 96% menggunakan metode
Bahan yang digunakan
maserasi. Serbuk dimasukan ke dalam
Aquadest, Bakteri Streptococcus bejana kemudian dituangi dengan pelarut
mutans, Bakteri Staphylococcus aureus, etanol 96%, ditutup dan dibiarkan selama
Biji pinang (Areca catechu L.), Etanol 3 x 24 jam pada suhu ruang sambil
96%, Gliserin, Kapas steril, Kalsium berulang-ulang diaduk agar zat aktif
karbonat, Menthol, Natrium benzoat, terekstraksi sempurna. Setelah 3 hari
Natrium lauryl sulfat, Natrium ekstrak disaring, kemudian residu
Carboxymethyl Cellulose, Natrium diekstraksi kembali dengan pelarut etanol.
sakarin, NaCl 0,9%, Nutrien agar (NA). Bejana ditutup dan dibiarkan pada suhu
ruang dan terlindung dari cahaya selama 3
x 24 jam lalu disaring. Ekstrak yang
Penyiapan dan Determinasi Sampel
diperoleh dipekatkan dengan
Sampel yang digunakan adalah biji menggunakan vacuum rotary evaporator
pinang (Areca catechu L.) dengan ciri-ciri untuk memisahkan pelarut dengan zat aktif
buah berwarna hijau yang diperoleh dari lalu diuapkan lagi dengan menggunakan
Ampana, Kabupaten Tojo Unauna, penangas air hingga diperoleh ekstrak
Sulawesi Tengah dan telah dideterminasi kental biji pinang. Ekstrak kemudian
di Herbarium UPT.Sumber Daya Hayati
ditimbang untuk mengetahui berat dan
Sulawesi Universitas Tadulako.
presentase ekstrak.
Pembuatan Serbuk Simplisia
Sampel buah pinang yang
digunakan dikumpulkan dan selanjutnya
dilakukan sortasi basah lalu dicuci dengan
air mengalir. Buah pinang yang telah
dibersihkan dibelah dan bagian biji

Formulasi Pasta Gigi Ekstrak Biji Pinang


Tabel 1. Formulasi Pasta Gigi Dengan Variasi Konsentrasi Ekstrak Biji Pinang
Bahan(%) Fungsi Formula
F1 F2 F3 F4
Ekstrak Biji Pinang Bahan aktif 1,5 3 4,5 0
Kalsium karbonat Abrasif 45 45 45 45
Gliserin Humektan 25 25 25 25
Natrium
karboksimetilselulosa Pengikat 1,5 1,5 1,5 1,5
(Na CMC)
50
Natrium lauryl sulfat Surfaktan 1 1 1 1
Natrium benzoat Pengawet 0,1 0,1 0,1 0,1
Natrium sakarin Pemanis 0,2 0,2 0,2 0,2
Menthol Pengaroma 0,2 0,2 0,2 0,2
Aquadest Pelarut ad 100 ad 100 ad 100 ad 100
Keterangan :
F1 : Formula pasta gigi ekstrak biji pinang dengan konsentrasi 1,5%
F2 : Formula pasta gigi ekstrak biji pinang dengan konsentrasi 3%
F3 : Formula pasta gigi ekstrak biji pinang dengan konsentrasi 4,5%
F4 : Formula pasta gigi tanpa ekstrak biji pinang
massa 2 digerus 4. Uji viskositas
homogen sampai Penentuan
Prosedur terbentuk massa pasta. 2. Uji viskositas dilakukan
pembuatan Pasta Menambahkan homogenitas dengan
gigi menthol ke dalam Pengujian menggunakan alat
Menimbang massa pasta, digerus homogenitas Viskometer
bahan aktif ekstrak sampai homogen, dilakukan dengan Brookfield
biji pinang dengan kemudian cara pasta gigi menggunakan
variasi konsentrasi memasukkan pasta yang akan diuji spindel nomor 6 dan
1,5%, 3%, dan 4,5% kedalam tube. dioleskan pada dan pada kecepatan
dan bahan tambahan gelas obyek untuk 2 rpm, memasang
kalsium karbonat, Pengujian Mutu diamati spindel pada
gliserin, natrium Fisik Kimia Pasta homogenitasnya. gantungan spindel
karboksimetilselulos Gigi Apabila tidak kemudian
a (Na CMC), Pengujian terdapat butiran- menurunkan spindel
natrium lauryl mutu fisik kimia butiran kasar sedemikian rupa
sulfat, natrium sediaan pasta gigi diatas gelas hingga tercelup
benzoat, natrium ekstrak biji pinang obyek tersebut, kedalam sampel.
sakarin, menthol dilakukan dengan maka pasta gigi Dibiarkan spindel
dan aquadest. beberapa pengujian yang diuji berputar dan dibaca
Melarutkan Na antara lain : dinyatakan angka yang
CMC dalam air 1. Uji organoleptik homogen, ditunjukkan oleh
panas didiamkan Pengamatan sedangkan jarum merah
selama 15 menit, organoleptik pasta gigi adanya butiran- tersebut untuk
setelah itu diaduk meliputi bentuk, butiran kasar menghitung
homogen sebagai warna, dan aroma menunjukkan viskositas.
massa 1. Menggerus yang diamati secara bahwa pasta gigi Pengujian dilakukan
kalsium karbonat, obyektif. Pengamatan tidak homogen. setiap minggu
dan menambahkan ini bertujuan untuk Pengujian selama 3 minggu
sodium lauryl sulfat melihat terjadinya dilakukan setiap penyimpanan.
gerus homogen, perubahan secara minggu selama 3 5. Uji pembentukan
kemudian signifikan pada minggu busa
menambahkannya sediaan yang telah penyimpanan. Uji
pada massa 1 dibuat. Pengujian 3. Uji keasaman pembentukan busa
menjadi campuran dilakukan setiap (pH) dilakukan dengan
minggu selama 3 Pengukura cara membuat
sambil digerus
minggu penyimpanan. n pH dilakukan larutan 1% dari
homogen sebagai
massa 2. Melarutkan dengan cara berbagai konsentrasi
ekstrak etanol biji mencelupkan alat pasta gigi ekstrak
pinang dengan pH meter biji pinang dalam
gliserin diaduk kedalam sediaan air. Kemudian
homogen dan pasta sampai dimasukan kedalam
menunjukan gelas ukur
menambahkan pada
angka yang berpenutup, lalu
massa 2 sambil
konstan setelah dikocok
digerus sampai
homogen. beberapa saat.
Melarutkan natrium Nilai pH 51
benzoat dan natrium didapatkan dari
sakarin kedalam sisa angka tersebut.
air dan diaduk Pengujian
sampai larut dilakukan setiap
sempurna. minggu selama 3
minggu
Kemudian
penyimpanan.
ditambahkan pada
selama 1 menit. Kemudian mengukur tinggi sumuran. Prosedur yang dilakukan adalah
busa yang terbentuk. Pengujian dilakukan Menyiapkan medium Nutrien Agar (NA) yang
setiap minggu selama 3 minggu 0
telah disterilkan dalam autoklaf suhu 121 C
penyimpanan. selama 15 menit. Kemudian dalam keadaan
masih hangat nutrien agar dituangkan pada 10
cawan petri steril berukuran 9 cm sebanyak
Uji Aktivitas Antibakteri Pasta Gigi 15 ml, lalu didiamkan hingga padat.
Ekstrak Biji Pinang
Menyiapkan suspensi bakteri Streptococcus
1. Sterilisasi Alat dan Bahan
mutans dan Staphylococcus aureus yang telah
Sterilisasi dilakukan dengan cara yang diinokulasikan dalam NaCl 0,9%, lalu
sesuai terhadap masing-masing alat. Alat-alat mencelupkan kapas steril ke dalam suspensi
yang disterilkan harus dalam keadaan bersih bakteri kemudian dioleskan pada medium
dan kering. Tabung reaksi, gelas ukur, NA. Membuat sumuran (lubang) pada
erlenmeyer, cawan petri ditutup mulutnya
medium nutrien agar menggunakan alat tips
dengan kapas lalu aluminium foil. Kemudian
0 diameter 7 mm, kemudian menyiapkan
disterilkan dalam oven pada suhu 180 C, sampel pasta gigi sebanyak 0,1 g pada variasi
selama 2 jam. Medium pembenihan dan konsentrasi 1,5%, 3%, 4,5%, kontrol negatif
larutan NaCl distrerilisasi dengan autoklaf dan kontrol positif. Pengujian dilakukan
0
pada suhu 121 C selama 30 menit. Pinset dan dengan cara memasukkan pasta gigi dengan
jarum ose disterilkan dengan cara dipijarkan berbagai konsentrasi masing-masing sebanyak
pada nyala bunsen. 0,1 g ke dalam sumuran, kemudian cawan
2. Pembuatan medium nutrien agar (NA) petri diinkubasi selama 24 jam pada suhu
Menimbang medium Nutrien Agar 0
37 C. Pengukuran dilakukan pada zona
(NA) sebanyak 2,3 gram dilarutkan dalam bening yang terbentuk disekeliling sumuran
100 ml aquadest menggunakan erlenmeyer. yang menunjukkan zona hambat pertumbuhan
Media dihomogenkan diatas penangas air bakteri.
sampai media Nutrien Agar benar-benar larut.
Larutan tersebut kemudian disterilkan dalam
0
autoklaf pada suhu 121 C selama 15 menit. Analisis Data
Disimpan pada lemari pendingin, dan Rancangan penelitian yang digunakan
dipanaskan kembali ketika digunakan. pada penelitian ini adalah Rancanagan Acak
3. Penyiapan Bakteri Uji Lengkap (RAL). Data yang diperoleh pada
Bakteri uji Streptococcus mutans dan pengujian mutu fisik kimia dianalisis secara
Staphylococcus aureus yang berasal dari deskriptif dan data aktivitas antibakteri diolah
biakan murni, masing-masing diambil 1 ose secara statistik dengan metode One Way
lalu diinokulasikan dengan cara digoreskan ANOVA pada taraf kepercayaan 95%
pada medium Nutrien Agar (NA) miring. dilanjutkan dengan uji Duncan menggunakan
0
Setelah itu diinkubasi pada suhu 37 C selama program SPSS.
24 jam.
Biakkan bakteri diambil dengan jarum HASIL DAN PEMBAHASAN
ose steril lalu disuspensikan kedalam tabung Hasil penelitian Pengujian Fitokimia
reaksi yang berisi 10 ml larutan NaCl 0,9%
sampai didapat kekeruhan suspensi bakteri Tabel 2 Hasil Pengujian fitokimia ekstrak biji
yang sama dengan kekeruhan standar pinang
Mc.Farland, ini berarti konsentrasi suspensi
8
bakteri adalah 10 CFU/ml. Konsentrasi Kandungan kimia Keterangan
8
suspensi bakteri 10 CFU/ml yang digunakan Alkaloid +
pada pengujian aktivitas antibakteri. flavonoid +
4. Uji Aktivitas Antibakteri Pasta Gigi
Ekstrak Biji Pinang tanin +
Uji daya antibakteri pada penelitian ini saponin +
menggunakan metode difusi dengan cara Polifenol +
52
Ket : (+) : Mengandung senyawa yang diuji

Tabel 3 Hasil Pengujian Organoleptik Pasta Gigi Ekstrak Biji Pinang

Formul Pengamatan Organoleptik


a Hari ke-1 Hari ke-7 Hari ke-14 Hari ke-21
Krem, aroma Krem, aroma Krem, aroma Krem, aroma
F1 menthol, agak menthol, agak menthol, agak menthol, agak
kental kental kental kental
Krem Krem Krem Krem
F2 kecoklatan, kecoklatan, kecoklatan, kecoklatan,
aroma menthol, aroma menthol, aroma menthol, aroma menthol,
kental kental kental kental
Coklat, aroma Coklat, aroma Coklat, aroma Coklat, aroma
F3 menthol, sangat menthol, sangat menthol, sangat menthol, sangat
kental kental kental kental
Putih, aroma Putih, aroma Putih, aroma Putih, aroma
F4 menthol, agak menthol, agak menthol, agak menthol, agak
lembek lembek lembek lembek

Tabel 4 Hasil uji homogenitas pasta gigi ekstrak biji pinang

Pengamatan
Formula
Hari ke-1 Hari ke-7 Hari ke-14 Hari ke-21

F1 Homogen Homogen Homogen Homogen

F2 Homogen Homogen Homogen Homogen

F3 Homogen Homogen Homogen Homogen

F4 Homogen Homogen Homogen Homogen

Tabel 5 Hasil uji pH pasta gigi ekstrak biji pinang

Rerata pH pasta gigi


Formul
Hari Hari Hari Hari
a
ke-1 ke-7 ke-14 ke-21

F1 7,03 6,97 7,12 7,17

F2 6,90 6,83 6,92 7,02

F3 6,77 6,85 6,97 7,07

F4 7,18 6,92 6,77 7,55

53
Abu et al./Galenika Journal of Pharmacy

Tabel 6 Hasil Uji Viskositas Pasta Gigi Ekstrak Biji Pinang

Rerata Viskositas (Cp)


Formul
a Hari Hari Hari Hari
ke-1 ke-7 ke-14 ke-21

222.0 226.3 231.6 236.3


F1 33
00 33 66
312.3 323.3 337.0 350.6
F2 66
33 33 00
404.6 423.3 434.3 443.6
F3 66
66 33 33
196.0 207.3 220.3 232.0
F4 00
00 33 33

Tabel 7 Hasil Uji Pembentukan Busa Pasta Gigi Ekstrak Biji Pinang

Rerata pembentukan busa


Formu selama penyimpanan

la Hari Hari Hari Hari


ke-1 ke-7 ke-14 ke-21

F1 27,33 25,66 25 24,33

F2 22 20,66 19,33 18

F3 19,66 18 16 15,33

F4 50 50,33 48,33 47,66

Tabel 8 Hasil Pengujian Daya Hambat Pasta Gigi Ekstrak Biji Pinang Terhadap
Streptococcus mutans

Diameter hambat Rera


Formula antibakteri (mm)
ta
A B C
Formula 1 8,79 9,04 9,54 a
9,12
Formula 2 10,2 10,5 10,04 10,29
b
9 4
Formula 3 11,2 11,0 11,79 11,37
c
9 4
Kontrol 24 24 24 24
d
positif
Ket : Abjad yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan

54
Abu et al./Galenika Journal of Pharmacy

Tabel 9 Hasil Pengujian Daya Hambat Pasta Gigi Ekstrak Biji Pinang Terhadap
Staphylococcus aureus

Diameter hambat Rera


Formula antibakteri (mm)
ta
A B C
Formula 1 17,2 17,0 17,53 17,28
a
8 3
Formula 2 18,5 18,7 18,78 18,69
b
3 8
Formula 3 20,0 20,2 19,78 20,03
c
3 8
Kontrol 23 22 20,5 21,83
d
positif

Ket : Abjad yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan


Pembahasan ekstrak tidak mempengaruhi aroma pasta
Pengujian fitokimia pada penelitian gigi ekstrak biji pinang. Aroma pasta gigi
ini dilakukan untuk mengetahui senyawa pada semua formula menunjukan aroma
kimia yang terkandung dalam ekstrak biji yang sama yaitu berbau menthol.
pinang yang digunakan sebagai zat aktif Kemungkinan disebabkan karena
dalam pembuatan sediaan pasta gigi. Hasil kosentrasi ekstrak biji pinang yang
pengujian fitokimia menunjukkan bahwa digunakan rendah dan aroma tajam dari
ekstrak biji pinang positif mengandung menthol dapat menutupi aroma khas biji
senyawa alkaloid, flavonoid, tanin, pinang sehingga tidak terdapat perbedaan
saponin dan polifenol. aroma pasta gigi.
Formulasi sediaan pasta gigi Pengujian homogenitas pasta gigi
ekstrak biji pinang dibuat dengan 3 F1, F2, F3, dan F4 tidak terlihat adanya
konsentrasi yaitu 1,5%, 3% dan 4,5% serta partikel-partikel kasar sehingga
formula pasta gigi tanpa ekstrak dibuat menghasilkan sediaan pasta gigi yang
sebagai kontrol negatif. Evalusi mutu fisik homogen. Hal ini menunjukkan bahwa
kimia pasta gigi ekstrak biji pinang semua bahan tambahan dan ekstrak
meliputi uji organoleptik, uji homogenitas, sebagai zat aktif yang digunakan dalam
uji pH, uji viskositas, dan uji pembentukan pembuatan pasta gigi tercampur secara
busa. Pengujian dilakukan selama 21 hari merata. Pasta gigi ekstrak biji pinang
penyimpanan dengan pengujian pada hari memiliki sifat fisik yang baik dalam
ke-1, 7, 14, dan 21. berbagai konsentrasi dengan homogenitas
Pengujian organoleptik tetap baik selama 21 hari penyimpanan.
menunjukan bahwa semakin tinggi Pengujian pH selama 21 hari
konsentrasi ekstrak biji pinang yang penyimpanan nilai pH pasta gigi F1, F2,
digunakan maka warna pasta gigi yang dan F3 masih masuk dalam persyaratan pH
dihasilkan semakin coklat (pekat). untuk pasta gigi yaitu berkisar antara 4,5-
Perbedaan konsentrasi ekstrak biji pinang 10,5. Pengujian pH pasta gigi ekstrak biji
juga mempengaruhi bentuk atau tekstur pinang menunjukkan bahwa semakin
pasta gigi, dimana semakin meningkatnya tinggi konsentrasi ekstrak pada pasta gigi
konsentrasi ekstrak maka pasta gigi akan maka semakin rendah pH pasta gigi
semakin kental. Perbedaan konsentrasi ekstrak biji pinang dan kemungkinan
55
Abu et al./Galenika Journal of Pharmacy
disebabkan karena senyawa-senyawa yaitu 1% sehingga jumlah natrum lauryl
kimia yang terkandung dalam ekstrak biji sulfat tidak cukup untuk mengemulsi
pinang seperti flavonoid, tanin dan ekstrak.
polifenol memiliki pH asam sehingga Pengujian antibakteri pasta gigi
ekstrak biji pinang cenderung memiliki pH ekstrak biji pinang dilakukan untuk
asam. Nilai pH pasta gigi ekstrak biji mengetahui daya hambat ekstrak biji
pinang selama penyimpanan 21 hari pinang yang diformulasikan dalam sediaan
mengalami perubahan pH pada masing- pasta gigi. Bakteri yang digunakan adalah
masing formula, tetapi masih masuk dalam Streptococcus mutans dan Staphylococcus
standar persyaratan pH pasta gigi aureus. Pengujian dilakukan dengan
bedasarkan SNI. Perubahan nilai pH pada menggunakan metode difusi agar dengan
masing-masing formula disebabkan karena cara sumuran. Pasta gigi F1 dengan
faktor lingkungan seperti perubahan suhu konsentrasi ekstrak biji pinang 1,5%, F2
karena penyimpanan dilakukan pada suhu dengan konsentrasi ekstrak biji pinang 3%,
ruang serta wadah penyimpanan yang F3 dengan konsentrasi ekstrak biji pinang
kurang kedap sehingga memungkinkan 4,5%, F4 pasta gigi tanpa ekstrak biji
udara dapat masuk. pinang (kontrol negatif) dan kontrol positif
Pengujian viskositas selama pasta gigi herbal dari PT. Unilever yang
penyimpanan 21 hari menunjukkan bahwa beredar di pasaran.
semakin tinggi konsentrasi ekstrak yang
digunakan dalam pasta gigi maka Berdasarkan hasil data statistik
viskositas pasta gigi yang dihasilkan menggunakan One Way ANOVA yang
semakin tinggi dan kemungkinan dilanjutkan dengan uji Duncan, pengujian
aktivitas antibakteri pasta gigi ekstrak biji
disebabkan karena meningkatnya
pinang terhadap bakteri Streptococcus
konsentrasi ekstrak dalam pasta gigi,
mutans untuk pasta gigi dengan
menyebabkan berkurangnya jumlah air
konsentrasi ekstrak biji pinang 1,5%
dalam pasta gigi sehingga dalam menghasilkan diameter daya hambat 9,12
mengembangkan Na CMC membutuhkan mm. Diameter daya hambat pasta gigi
air yang lebih sedikit dan menghasilkan dengan konsentrasi ekstrak biji pinang 3%
pasta gigi yang lebih kental. Penyimpanan adalah 10,29 mm dan diameter daya
21 hari pasta gigi ekstrak biji pinang hambat pasta gigi dengan konsentrasi
mengalami peningkatan nilai viskositas ekstrak biji pinang 4,5% adalah 11,37 mm.
pada masing-masing formula, tetapi semua Hasil ini menunjukkan bahwa semakin
formula pasta gigi ekstrak biji pinang tinggi konsentrasi biji pinang dalam pasta
memenuhi standar viskositas pasta gigi gigi maka diameter daya hambat
yaitu mudah dikeluarkan dari tube, cukup antibakteri akan semakin besar. Hal ini
keras sehingga dapat mempertahankan disebabkan karena semakin tinggi
bentuk pasta minimal 1 menit. konsentrasi bahan uji, yang berarti
semakin besar jumlah zat aktif yang
Pengujian pembentukan busa terkandung dalam ekstrak, maka semakin
selama penyimpanan 21 hari menunjukan besar pula kemampuan bahan uji dalam
semakin tinggi konsentrasi ekstrak biji menghambat pertumbuhan suatu bakteri.
6
pinang yang digunakan dalam pasta gigi Diameter daya hambat untuk kontrol
maka semakin sedikit busa yang dihasilkan positif adalah 24 mm. Hasil diameter daya
dan semakin rendah konsentrasi ekstrak hambat pasta gigi ekstrak biji pinang pada
yang digunakan maka busa yang semua formula pasta gigi ekstrak biji
dihasilkan akan semakin banyak dan pinang masih belum sebanding dengan
kemungkinan disebabkan karena pasta gigi herbal yang beredar di pasaran
konsentrasi natrium lauryl sulfat yang (kontrol positif) dalam menghambat
digunakan sebagai surfaktan tetap sama
56
Abu et al./Galenika Journal of Pharmacy
bakteri Streptococcus mutans, tetapi semua konsentrasi ekstrak 1,5% (17,28 mm), 3%
formula pasta gigi ekstrak biji pinang telah (18,69 mm) dan 4,5% (20,03 mm)
menunjukkan aktivitas sebagai antibakteri memiliki daya antibakteri kuat.
karena suatu bahan baru dapat dikatakan Aktivitas antibakteri dari pasta gigi
memiliki aktivitas antibakteri bila diameter ekstrak biji pinang disebabkan adanya
hambatan yang terbentuk adalah lebih dari senyawa-senyawa kimia yang terdapat
atau sama dengan 6 mm (Depkes RI, dalam ekstrak biji pinang seperti alkaloid,
2
1989). Selain itu, menurut Davis Stout flavonoid, tanin, saponin dan polifenol.
kriteria kekuatan daya antibakteri adalah Alkaloid memiliki kemampuan sebagai
diameter zona hambat 5 mm atau kurang antibakteri dengan cara mengganggu
dikategorikan lemah, zona hambat 5-10 komponen penyusun peptidoglikan pada
mm dikategorikan sedang, zona hambat sel bakteri, sehingga lapisan dinding sel
10-20 mm dikategorikan kuat dan zona tidak terbentuk secara utuh dan
hambat 20 mm atau lebih dikategorikan menyebabkan kematian sel tersebut.
7
sangat kuat. Berdasarkan kriteria tersebut, Flavonoid berfungsi sebagai antibakteri
maka kemampuan antibakteri pasta gigi dengan cara membentuk senyawa
ekstrak biji pinang terhadap Streptococcus kompleks terhadap protein ekstraseluler
mutans dengan konsentrasi ekstrak 1,5% yang menyebabkan rusaknya susunan dan
(9,12 mm) memiliki daya antibakteri perubahan mekanisme membran sel
sedang dan konsentrasi ekstrak 3% (10,29 bakteri. Tanin diduga dapat mengkerutkan
mm), 4,5% (11,37 mm) memiliki daya dinding sel atau membran sel sehingga
antibakteri kuat. mengganggu permeabilitas sel itu sendiri.
Akibat terganggunya permeabilitas, sel
Pengujian aktivitas antibakteri tidak dapat melakukan aktivitas hidup
pasta gigi ekstrak biji pinang terhadap sehingga pertumbuhannya akan terhambat
bakteri Staphylococcus aureus, diameter 8
atau bahkan mati. Saponin dengan cara
daya hambat pasta gigi dengan konsentrasi
menurunkan tegangan permukaan sehingga
ekstrak biji pinang 1,5% adalah 17,28 mm.
mengakibatkan naiknya permeabilitas atau
Diameter daya hambat pasta gigi dengan
kebocoran sel dan mengakibatkan senyawa
konsentrasi ekstrak 3% adalah 18,69 mm 9
dan diameter daya hambat untuk pasta gigi intraseluler akan keluar. Polifenol
dengan konsentrasi ekstrak 4,5% adalah berpotensi sebagai antibakteri dengan
20,03 mm. Hasil ini menunjukkan meracuni protoplasma, merusak dan
menunjukkan semakin tinggi konsentrasi menembus dinding sel serta
10
biji pinang dalam pasta gigi maka diameter mengendapkan protein sel bakteri.
daya hambat terhadap bakteri Kontrol negatif pada pengujian
Staphylococcus aureus semakin besar. Hal antibakteri ini memberikan daya hambat
ini disebabkan karena semakin tinggi terhadap bakteri Streptococcus mutans dan
konsentrasi bahan uji, yang berarti Staphylococcus aureus dengan diameter
semakin besar jumlah zat aktif yang daya hambat masing-masing adalah 20,26
terkandung dalam ekstrak, maka semakin mm dan 21,22 mm, tetapi hasil yang
besar pula kemampuan bahan uji dalam diperoleh tidak sebanding dengan daya
6
menghambat pertumbuhan suatu bakteri. hambat pada tiap formula pasta gigi
Diameter daya hambat untuk kontrol ekstrak biji pinang. Daya hambat yang
positif adalah 21,83 mm. Hasil diameter diperoleh pada kontrol negatif disebabkan
daya hambat pasta gigi dengan ekstrak biji karena pasta gigi menggunakan natrium
pinang 4,5% hampir sebanding dengan benzoat sebagai pengawet. Data diameter
pasta gigi herbal yang beredar di pasaran daya hambat yang diperoleh merupakan
(kontrol positif). Kemampuan daya selisih antara diameter daya hambat
antibakteri pasta gigi ekstrak biji pinang sediaan pasta gigi ekstrak biji pinang
terhadap Staphylococcus aureus dengan
57
Abu et al./Galenika Journal of Pharmacy
dengan sediaan pasta gigi tanpa ekstrak 5. Puspawati, N. 2008. Uji aktivitas
(kontrol negatif). antibakteri ekstrak etanolik biji
Berdasarkan hasil penelitian yang pinang (Areca catechu L.) terhadap
diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa Staphylococcus aureus ATCC 25923
pasta gigi ekstrak biji pinang memiliki dan Pseudomonas aeruginosa ATCC
aktivitas antibakteri terhadap bakteri 2785. Fakultas Ilmu Kesehatan
Streptococcus mutans dan Staphylococcus Universitas Setia Budi. Hal:1-3
aureus. Formula pasta gigi yang efektif
sebagai antibakteri tehadap bakteri uji 6. Adrianto, A. 2012. Uji daya
adalah F3 dengan konsentrasi ekstrak biji antibakteri ekstrak daun salam
pinang 4,5% yang menghasilkan diameter (Eugenia polyantha Wight) dalam
daya hambat untuk streptococcus mutans pasta gigi terhadap pertumbuhan
sebesar 11,37 mm dan staphylococcus Streptococcus mutans. [skripsi].
aureus sebesar 20,03 mm. Hasil pengujian Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
mutu fisik kimia menunjukkan semua Jember. Jember. Hal:16-17
pasta gigi ekstrak biji pinang memenuhi
mutu fisik kimia pasta gigi. 7. Rahmi Adila, Nurmiati dan Anthoni
Agustien. 2013. Uji Antimikroba
Curcuma spp. Terhadap Pertumbuhan
DAFTAR PUSTAKA Candida albicans, Staphylococcus
aureus dan Escherichia coli. Jurnal
1. Kidd, E dan Bechal, S. 1992. Dasar- Biologi Universitas Andalas Vol.2
Dasar Karies, Penyakit dan No.1. Hal:5-6
Penangulangannya. Buku Kedokteran
EGC. Jakarta. Hal:1-4, 153-155
8. Aulia Abdul Hamid, Helmie Bafadal
dan Lisa Puspita Sari. 2011. Uji
2. Bayuarti, Y. 2006. Kajian proses efektivitas ekstrak etanol biji pinang
pembuatan pasta gigi gambir (Areca catechu L.) terhadap
(Uncaria gambir roxb) sebagai pertumbuhan bakteri methicilin-
antibakteri. [skripsi]. Fakultas resistant Staphylococcus aureus
Teknologi Pertanian. Institut Pertanian (MRSA) secara in vitro. Fakultas
Bogor. Bogor. Hal:2 Kedokteran Universitas Brawijaya.
Hal:2-4
3. Widyanigrum, H. 2011. Kitab
Tanaman Obat Nusantara. MedPress. 9. Robinson, T. 1995. Kandungan
Yogyakarta. Hal:418-420 Organik Tumbuhan Tingkat Tinggi.
Institut Tekhnologi Bandung.
4. Sanarto Santoso, Kuni Ridha Andini Bandung. Hal:283,285
dan Hirzi Asdyaksa. 2011. Efektivitas
ekstrak etanol biji pinang (Areca 10. Adrianto, K. 2012. Efek Antibakteri
catechu L.) terhadap pertumbuhan Polifenol Biji Kakao Pada
bakteri Streptococcus mutans secara Streptococcus Mutans. [skripsi].
in vitro. Fakultas Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Universitas Brawijaya. Hal:1-4 Jember. Jember. Hal:45-46
58

You might also like