You are on page 1of 39

Mari Berbagi :)

Minggu, 23 Oktober 2011

LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI ANGIN

LAPORAN

PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI

ANGIN

KARTIKA

05101007017
PRODI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

INDRALAYA

2011

I. PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Angin adalah aliran udara yang terjadi diatas permukaan bumi, yang disebabkan oleh perbedaan tekanan
udara pada dua arah yang berdekatan. Perbedaan tekanan ini disebabkan oleh suhu udara sebagai akibat
perbadaan pemanasan permukaan bumi oleh matahari. Semakin besar tekanan udara maka semakin
kencang pula angin yang akan ditimbulkan. Angin lokal contohnya terjadi karena adanya perbedaan
tekanan udara di dua tempat yang berdekatan seperti di laut dan di darat. Ada 3 hal yang penting
menyangkut sifat angin yaitu : kekuatan angin, arah angin, dan kecepatan angin.

Tekanan udara dipermukaan bumi diakibatkan oleh lapisan udara yang berada pada atmosfer bumi.
Semakin bertambah ketinggian suatu tempat, maka makin rendah tekanan udara. Lapisan udara pada
permukaan bumi memberikan tekanan sebesar 1033,3 gram/cm2. Ini berarti pada saerah seluas 1 cm2
udara memberikan tekanan sebesar 1033 gram. Tekanan udara pada permukaan bumi oleh lapisan
atmosfer adalah sebesar 1 atmosfer. Tekanan udara sebesar 1 atmosfer ini sama dengan 76 cm Hg,
didalam metereologi, satuan udara yang dipakai adalah Bar.

Faktor pendorong bergeraknya massa udara adalah perbedaan tekanan udara antara satu tempat
dengan tempat yang lain. Angin selalu bertiup dari tempat dengan udara tekanan tinggi ke tempat yang
tekanan udaranya lebih rendah.

Jika tidak ada gaya lain yang mempengaruhi, maka angin akan bergerak secara langsung dari udara
bertekanan tinggi ke udara bertekanan rendah. Akan tetapi, perputaran bumi pada sumbunya akan
menimbulkan gaya yang akan mempengaruhi arah pergerakan angin.
Perbedaan tekanan udara menimbulkan aliran udara. Udara yang mengalir disebut angin. Udara
mengalir dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah. Untuk menyatakan arah
angin ditentukan dengan derajat = 0 0 atau 360 0 berarti arah utara, 90 0 arah timur, 180 0 arah selatan,
dan 270 0 arah barat.

Angin dibedakan dalam beberapa bagian, yaitu :

a) Sirkulasi angin di bumi

1. Angin pasat

2. Angin Barat dan Angin Timur

b) Angin Muson

Angin muson terjadi karena perbedaan tekanan udara antara daratan dengan samudra. Angin muson
dibagi 2, yaitu :

1. Angin Muson Timur

2. Angin Muson Barat

c) Angin siklon dan Anti siklon

d) Angin lokal

Angin lokal dibagi menjadi 2, yaitu :

1. Angin Darat

2. Angin Laut

3. Angin Lembah

4. Angin Gunung

Angin dapat bergerak secara horizontal maupun secara vertikal dengan kecepatan yang bervariasi dan
berfluktuasi secara dinamis. Faktor pendorong bergeraknya massa udara adalah perbedaan tekanan
udara antara satu tempat dengan tempat yang lain.

Angin selalu bertiup dari tempat dengan tekanan udara tinggi ke yang tekanan udara lebih rendah. Jika
tidak ada gaya lain yang mempengaruhi, maka angin akan bergerak secara langsung dari udara
bertekanan tinggi ke udara bertekanan rendah. Akibat cepatnya gerakan menuruni lereng, angin menjadi
pasang sehingga angin fohn memiliki sifat menurun, kering, dan panas.

B. Tujuan
Mengetahui kecepatan dan arah angin pada suatu wilayah tertentu dengan menggunakan alat pengukur
kecepatan angin yaitu anemometer.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Hukum gerak menyatakan bahwa sebuah benda yang dalam keadaan diam akan bergerak akan tetap
bertahan pada keadaannya. Kecuali ada gaya dari luar yang bekerja terhadap benda tersebut, Oleh
karena itunya udara yang tenang akan kembali menjadi (angin) bila ada gaya yang bekerja diatmosfer
yang menyebabkan terjadinya keadaan tidak seimbang (Handoko,1999).

Angin yang tidak menguntungkan bagi pertanian adalah angin fohn, karena dapat melayukan tanaman.
Angin fohn terjadi karena udara yang mengandung uap air membentur pengunungan atau gunung yang
tinggi, sehingga naik. Makin ke atas, suhu makin dingin dan terjadilah kondensasi yang selanjutnya
terbentuk titik-titik air. Titik-titik air itu kemudian jatuh sebagai hujan sebelum mencapai puncak pada
lereng pertama. Angin terus bergerak menuju puncak, kemudian jatuh pada lereng berikutnya sampai
kelembah. Karena sudah menjatuhkan hujan maka angin yang menuruni lereng ini bersifat kering. Akibat
cepatnya gerakan menuruni lereng, angin menjadi pasang sehingga angin fohn memiliki sifat menurun,
kering, dan panas (Wahyuningsih,2004).

Massa udara yang bergerak disebut angin. Angin dapat bergerak secara horizontal maupun secara
vertikal dengan kecepatan yang bervariasi dan berfluktuasi secara dinamis. Faktor pendorong
bergeraknya massa udara adalah perbedaan tekanan udara antara satu tempat dengan tempat yang lain.
Angin selalu bertiup dari tempat dengan tekanan udara tinggi ke yang tekanan udara lebih rendah. Jika
tidak ada gaya lain yang mempengaruhi, maka angin akan bergerak secara langsung dari udara
bertekanan tinggi ke udara bertekanan rendah. Akan tetapi, perputaran bumi pada sumbunya, akan
menimbulkan gaya yang akan mempengaruhi arah pergerakan angin. Pengaruh perputaran bumi
terhadap arah angin disebut pengaruh Coriolis (Lakitan,2002).

Variasi arah dan kecepatan angin dapat terjadi jika angin bergeser dengan permukaan yang licin
(smooth), variasi yang diakibatkan oleh kekasaran permukan disebut turbulensi mekanis. Turbulensi daat
pula terjadi pada saat udara panas pada permukaan bergerak ke atas secara vertikal, kaena adanya
resistensi dari lapisan udara di atasnya. Turbulensi yang disebabkan perbedaan suhu lapisan atmosfer ini
disebut turbulensi termal atau kadang disebut turbulensi konfektif. Fluktuasi kecepatan angin akibat
turbulensi mekanis umumnya lebih kecil tetapi frekuensinya lebih tinggi (lebih cepat) dibandingkan
dengan fluktuasi akibat turbulensi termal (Karim,1985).

Angin adalah udara yang bergerak dari satu tempat ketempat lainnya. Angin berhembus dikarenakan
beberapa bagian bumi mendapat lebih banyak panas matahari dibandingkan tempat lain. Permukaan
tanah yang panas mambuat suhu udara diatasnya naik. Akibatnya udara yang naik mengembang dan
menjadi lebih ringan. Karena lebih ringan dibandingkan udara sekitarnya, udara akan naik. Begitu udara
panas tadi naik, tempatnya akan segera digantikan oleh udara sekitar terutama udara dari atas yang lebih
dingin dan berat. Proses ini terjadi terus-menerus, akibatnya kita bisa merasakan adanya pergerakan
udara atau yang disebut angin (Nasir, 1990).

Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan oleh udara karena beratnya kepada setiap bidang seluas 1
cm2 yang mendatar dari permukaan bumi. Hal ini dapat dipahami bahwa setiap lapisan udara yang
dibawah mendapat tekanan udara dari yang diatasnya. Oleh karena itu lapisan yang dibawah keadaan
tegang. Ketegangan itu sangat besar sehingga berat udara yang diatasnya bertahan dalam keadaan
seimbang. Tinggi barometer ialah panjang kolom air raksa yang seimbang dengan tekanan udara pada
waktu itu (Kensaku, 2002).

Hubungan antara tekanan udara dan ketinggian tempat ini dimanfaatkan dalam merancang alat
pengukuran ketinggian tempat yang disebut Altimeter. Tekanan udara umumnya menurun sebesar 11
mb untuk setiap bertambahnnya ketinggian tempat sebesar 100 meter. Tekanan udara dipengaruhi oleh
suhu, suhu udara didaerah tropis menunjukkan fluktasi musiman yang sangat kecil. Oleh sebab itu dapat
dipahami jika tekanan udara dikawasan tropis relatif konstan (Takeda, 2005).

Angin adalah gerakan atau perpindahan masa udara pada arah horizontal yang disebabkan oleh
perbedaan tekanan udara dari satu tempat dengan tempat lainnya. Angin diartikan pula sebagai gerakan
relatif udara terhadap permukaan bumi, pada arah horizontal atau hampir horinzontal. Masa udara ini
mempunyai sifat yang dibedakan antara lain oleh kelembaban (RH) dan suhunya, sehingga dikenal
adanya angin basah, angin kering dan sebagainya. Sifat-sifat ini dipengaruhi oleh tiga hal utama, yaitu (1)
daerah asalnya dan (2) daerah yang dilewatinya dan (3) lama atau jarak pergerakannya.

Dua komponen angin yang diukur ialah kecepatan dan arahnya. Lamanya pengamatan maupun data hasil
pencatatan biasanya disesuaikan dengan kepentingannya. Untuk kepentingan agroklimatologi umumnya
dicari rata-rata kecepatan dan arah angin selama periode 24 jam (nilai harian). Berdasarkan nilai ini
kemudian dapat dihitung nilai mingguan, bulanan dan tahunannya.

Bila dipandang perlu dapat dilakukan pengamatan interval waktu lebih pendek agar dapat diketahui rata-
rata kecepatan angin periode pagi, siang, dan malam.

1. Kecepatan Angin

Kecepatan angin adalah jarak tempuh angin atau pergeraakan udara per satuan waktu dan dinyatakan
dalam satuan meter per detik (m/d), kilometer per jam (km/j), dan mil per jam (mi/j). Satuan mil (mil
laut) per jam disebut juga knot (kn); 1 kn = 1,85 km/j = 1,151mi/j = 0,514 m/d atau 1 m/d = 2,237 mi/j =
1,944 kn. Kecepatan angin bervariasi dengan ketinggian dari permukaan tanah, sehingga dikenal adanya
profil angin, dimana makin tinggi gerakan angin makin cepat.

Kecepatan angin diukur dengan menggunakan alat yang disebut Anemometer atau Anemograf. Ada
beberapa beberapa tipe Anemometer , yaitu :

a. Anemometer dengan tiga atau empat mangkok


Sensornya terdiri dari tiga atau empat buah mangkok yang dipasang pada jari-jari yang berpusat pada
suatu sumbu vertikal atau semua mangkok tersebut terpasang pada poros vertikal. Seluruh mangkok
menghadap ke satu arah melingkar sehingga bila angin bertiup maka rotor berputar pada arah tetap.
Kecepatan putar dari rotor tergantung kepada kecepatan tiupan angin. Melalui suatu sistem mekanik
roda gigi, perputaran rotor mengatur sistem akumulasi angka penunjuk jarak tiupan angin. Anemometer
tipe “cup counter” hanya dapat mengukur rata-rata kecepatan angin selama suatu periode pengamatan.
Dengan alat ini penambahan nilai yang dapat dibaca dari satu pengamatan ke pengamatan berikutnya,
menyatakan akumulasi jarak tempuh angin selama waktu dari kedua pengamatan tersebut, sehingga
kecepatan anginnya adalah sama dengan akumulasi jarak tempuh tersebut dibagi lama selang waktu
pengamatannya.

Gambar anemometer tiga mangkok

b. Anemometer propeler

Anemometer ini hampir sana dengan anemometer di atas, bedanya hanya mangkoknya terpasang pada
poros horozontal.

c. Anemometer tabung bertekanan.

Kerja Anemometer ini mengikuti prinsip tabung pitot, yaitu dihitung dari tekanan statis dan tekanan
kecepatan Sehubungan dengan adanya perbedaan kecepatan angin dari berbagai ketinggian yang
berbeda, maka tinggi pemasangan anemometer ini biasanya disesuaikan dengan tujuan atau
kegunaannya. Untuk bidang

agroklimatologi dipasang dengan ketinggian sensor (mangkok) 2 meter di atas permukaan tanah. Untuk
mengumpulkan data penunjang bagi pengukuran penguapan Panci Kelas A, dipasang anemometer
setinggi 0,5 m. dilapangan terbang pemasangan umumnya setinggi 10 m. Dipasang didaerah terbuka
pada pancang yang cukup kuat. Untuk keperluan navigasi alat harus dipasang pada jarak 10 x tinggi
faktor penghalang seperti adanya bangunan atau pohon. Sebagian besar Anemometer ini umumnya
tidak dapat merekan kecepatan angin dibawah 1 atau 2 mi/j karena ada faktor gesekan apa awal
putaran.

2. Arah Angin

Yang dimaksud dengan arah angin adalah arah dari mana tiupan angin berasal. Bila angin itu datang dari
Selatan, maka arah anginnya adalah Utara, datangnya dari laut, dinyatakan angin laut. Arah angin untuk
angi di daerah permukaan biasanya dinyatakan dalam 16 arah kompas yang dikenal dengan istilah Wind
Rose, sedangkan untuk angin di daerah atas dinyatakan dengan derajat dimulai dari arah Utara bergerak
searah jarum jam sampai di arah yang bersangkutan.

Bila tidak ada tiupan angin maka arah angin dinyatakan dengan kode 00 dan
bila angin berasal dari titik utara dinyatakan dengan 3600. Arah angin tiap saat dapat dilihat dari posisi
panah angin (Wind Vane), atau dari posisi kantong angin (Wind Sack). Pengamatan dengan kantong
umumnya dilakukan dilapangan terbang.

Untuk dapat memberikan petunjukan arah yang lebih mudah dilihat maka panah angin dihubungkan
dengan sistem aliran listrik sehingga posisi panah angin langsung ditunjukan oleh jarum pada kotak
monitornya. Perkembangan lebih lanjut dari sistem ini menghasilkan rekaman pada silinder berpias.
Panah angin umumnya dipasang bersama dengan mangkok anemometer dengan ketinggian 10 meter.

Gambar 16 arah mata angin pada kompas

III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A. Waktu pelaksanaan

Pelaksanaan praktikum agroklimatologi kecepatan angin ini dilakukan pada hari Jum’at dan Sabtu tanggal
27-28 Mei 2011 jam 17:00-12:00 WIB dan tempat berlangsungnya praktikum ini adalah di Praktikum ini
dilaksanakan di Agro Techno Park 1 daerah Gelumbang Sumatera Selatan.

B. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam pelaksanaan praktikum ini adalah Anemometer, dan alat tulis
untuk mencatat hasil pengamatan.

C. Cara Kerja

Cara kerja dalam praktikum kecepatan angin ini adalah sebagai berikut :

1. Bawa anemometer ke tempat yang terbuka

2. Arahkan anemometer keatas selama beberapa menit

3. Lihat kecepatan angin ada anemometer tersebut

4. Catat hasil pengamatan.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Berikut adalah tabel hasil pengamatan pada praktikum kecepatan angin :

Jam

Kecepatan angin (m/s)

17:00

0 m/s

17:30

0 m/s

18:00

0 m/s

06:00

1 m/s

06:30

0,5 m/s

07:00
1 m/s

07:30

0 m/s

08:00

0,5 m/s

08:30

1 m/s

09:00

1 m/s

09:30

10:00

10:30

11:00

11:30

12:00
B. Pembahasan

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya semakin tinggi tekanan udara disuatu tempat maka
semakin kencang kecepatan anginnya, karena tekanan udara disetiap tempat berbeda-beda yang hingga
di pengaruhi oleh penyinaran matahari maka menyebabkan pula suhu berubah. Semakin tinggi suatu
tempat dari atas permukaan laut maka suhunya semakin rendah dan semakin rendah pula kecepatan
angin yang ditimbulkan.

Menurut data hasil pengamatan dapat kita ketahui bahwa kecepatan angin sangat kecil hanya berkisar
0-1 m/s ini berarti bahwa tekanan udara ditempat tersebut rendah. Selain itu tempat tersebut
merupakan dataran rendah karena semakin tinggi suatu tempat maka kecepatan angin makin kencang.
Walau dalam percobaan yang dilakukan tidak demikian, hal ini disebabkan terhalangnya angin oleh
bangunan-bangunan. Kecepatan angin diantara gedung lebih kecil dibandingkan kecepatan angin
dilapangan terbuka.

Lamanya pengamatan maupun data hasil pencatatan biasanya disesuaikan dengan kepentingannya.
Untuk kepentingan agroklimatologi umumnya dicari rata-rata kecepatan dan arah angin selama periode
24 jam (nilai harian). Berdasarkan nilai ini kemudian dapat dihitung nilai mingguan, bulanan dan
tahunannya. Bila dipandang perlu dapat dilakukan pengamatan interval waktu lebih pendek agar dapat
diketahui rata-rata kecepatan angin periode pagi, siang, dan malam.

Kecepatan angin adalah jarak tempuh angin atau pergeraakan udara per satuan waktu dan dinyatakan
dalam satuan meter per detik (m/d), kilometer per jam (km/j), dan mil per jam (mi/j). Satuan mil (mil
laut) per jam disebut juga knot (kn); 1 kn = 1,85 km/j = 1,151mi/j = 0,514 m/d atau 1 m/d = 2,237 mi/j =
1,944 kn. Kecepatan angin bervariasi dengan ketinggian dari permukaan tanah, sehingga dikenal adanya
profil angin, dimana makin tinggi gerakan angin makin cepat.

Dan telah diketahui bahwa angin berhembus dari tekanan tinggi kerendah, tekanan yang tinggi
disebabkan suhu yang rendah oleh suhu yang tinggi. Apabila dipanaskan, udara memuai. Udara yang
telah memuai menjadi lebih ringan sehingga naik. Apabila hal ini terjadi, tekanan udara turun kerena
udaranya berkurang. Udara dingin di sekitarnya mengalir ke tempat yang bertekanan rendah tadi. Udara
menyusut menjadi lebih berat dan turun ke tanah. Di atas tanah udara menjadi panas lagi dan naik
kembali.

Aliran naiknya udara panas dan turunnya udara dingin ini dinamanakan konveksi. Hal ini yang
menyebabkan pada malam hari angin bertiup dari laut ke darat, karena suhu udara di darat lebih rendah
dibandingkan laut yang bertekanan tinggi. Faktor – faktor terjadinya angin ialah adanya gradien
barometris, letak tempat, tinggi tempat, dan waktu.

Tingginya kecepatan angin pada tempat yang tinggi disebabkan angin dapat berhembus tanpa
penghalang, sedangkan di tempat yang rendah angin tidak dapat berhembus dengan bebas karena
terhalang gunung-gunung, bangunan, pepohonan dan lain-lain. Di permukaan bumi, gunung, pohon, dan
topografi yang tidak rata lainnya memberikan gaya gesekan yang besar. Semakin tinggi suatu tempat,
gaya gesekan ini semakin kecil.

Hubungan antara tekanan udara dan angin ialah semakin rendah tekanan udara, kecepatan angin
semakin tinggi. Begitu juga sebaliknya, Semakin tinggi tekanan udara, semakin rendah kecepatan angin.

Pada bulan April-Oktober, matahari berada di belahan langit utara, sehingga benua asi lebih panas
daripada benua australia. Akibatnya, di asia terdapat pusat-pusat tekanan udara rendah, sedangkan di
australia terdapat pusat-pusat tekanan udara tinggi yang menyebabkan terjadinya angin dari australia
menuju asi. Di indonesia terjadi angin musim timur di belahan bumi selatan dan angin musim barat daya
di belahan bumi utara.

Oleh kerena tidak melewati lautan yang luas maka angin tidak banyak mengandung uap air oleh karena
itu pada umumnya di indonesia terjadi musim kemarau, kecuali pantai barat sumatera, sulawesi
tenggara, dan pantai selatan irian jaya. Antara kedua musim tersebut ada musim yang disebut musim
pancaroba (peralihan), yaitu : Musim kemareng yang merupakan peralihan dari musim penghujan ke
musim kemarau, dan musim labuh yang merupakan peralihan musim kemarau ke musim penghujan.
Adapun ciri-ciri musim pancaroba yaitu: Udara terasa panas, arah angin tidak teratur dan terjadi hujan
secara tiba-tiba dalam waktu singkat dan lebat.

Ada banyak sekali manfaat angin, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut: Angin untuk
menggerakan perahu layar menelusuri nusantara, bahkan untuk menembus batas lintas negara, misalnya
seperti Orang Buton. Angin sebagai tenaga listrik pengganti bahan bakar diesel atau batubara, di negara
Australia angin digunakan sebagai tenaga listrik pengganti bahan bakar diesel atau batubara. Angin
sangat untuk perjalanan para nelayan pulang dan pergi.

Angin berfungsi sebagai instrument untuk membantu take-off atau landing pesawat di landasan pacu
bandara. Angin juga bermanfaat untuk menghilangkan rasa panas dan gerah. seperti pada alat kipas
angin.

Yang dimaksud dengan arah angin adalah arah dari mana tiupan angin berasal. Bila angin itu datang dari
Selatan, maka arah anginnya adalah Utara, datangnya dari laut, dinyatakan angin laut. Arah angin untuk
angi di daerah permukaan biasanya dinyatakan dalam 16 arah kompas yang dikenal dengan istilah Wind
Rose, sedangkan untuk angin di daerah atas dinyatakan dengan derajat dimulai dari arah Utara bergerak
searah jarum jam sampai di arah yang bersangkutan. Bila tidak ada tiupan angin maka arah angin
dinyatakan dengan kode 00 dan bila angin berasal dari titik utara dinyatakan dengan 3600.

Arah angin tiap saat dapat dilihat dari posisi panah angin (Wind Vane), atau dari posisi kantong angin
(Wind Sack). Pengamatan dengan kantong umumnya dilakukan dilapangan terbang. Untuk dapat
memberikan petunjukan arah yang lebih mudah dilihat maka panah angin dihubungkan dengan sistem
aliran listrik sehingga posisi panah angin langsung ditunjukan oleh jarum pada kotak monitornya.
Perkembangan lebih lanjut dari sistem ini menghasilkan rekaman pada silinder berpias. Panah angin
umumnya dipasang bersama dengan mangkok anemometer dengan ketinggian 10 meter.
Mesti tidak tampak oleh mata, angin adalah satu faktor alam yang harus diperhatikan atau dihitung
sniper. Udara bergerak punya pengaruh yang sangat signifikan terhadap tanaman.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari pelaksanaan praktikum kecepatan angin ini adalah sebagai berikut :

1. Angin adalah aliran udara yang terjadi diatas permukaan bumi, yang disebabkan oleh perbedaan
tekanan udara pada dua arah yang berdekatan.

2. Kecepatan angin diukur dengan menggunakan alat yang disebut Anemometer atau Anemograf

3. Terdapat enam belas arah mata angin namun yang umum digunakan ada 8 yaitu: Timur, Tenggara,
Selatan, Barat daya, Barat, Barat Laut, Utara dan Timur laut.

4. Masa udara ini mempunyai sifat yang dibedakan antara lain oleh kelembaban (RH) dan suhunya,
sehingga dikenal adanya angin basah, angin kering dan sebagainya.

5. Faktor pendorong bergeraknya massa udara adalah perbedaan tekanan udara antara satu tempat
dengan tempat yang lain.

B. Saran

Saran untuk praktikum ini adalah semua praktikan diberikan kesematan untuk menggunakan alat
agar lebih mengerti bagaimana cara menggunakan alat tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Handoko, Ir. 1999. Klimatologi Dasar. FMIPA. IPB, Bogor.

Karim, Kamarlis. 1985. Dasar-dasar Klimatologi, UNSYIAH, Banda Aceh.

Lakitan, Benyamin. 2002. Dasar-dasar KlimatologiI, Raja Grafindo Persada,Null.

Nasir, A. A. dan Y. Koesmaryono. 1990. Pengantar Ilmu Iklim Untuk Pertanian, Pustaka Jaya, Bogor.

Takeda, Kensaku. 2005. Hidrologi Pertanian. PT. Pratya Utama, Bogor.

Wahyuningsih, Utami. 2004. Geografi. Pabelan, Jakarta.

tikaxha di 03.32

Berbagi

2 komentar:

Kokos Muchriandi6 April 2013 21.09

thank ats info.a

Balas

Sell Tiket18 September 2016 21.38

Tiket Pesawat Murah Online, dapatkan segera di SELL TIKET Klik disini:

selltiket.com

Booking di SELLTIKET.COM aja!!!

CEPAT,….TEPAT,….DAN HARGA TERJANGKAU!!!


Ingin usaha menjadi agen tiket pesawat??

Yang memiliki potensi penghasilan tanpa batas.

Bergabung segera di agen.selltiket.com

INFO LEBIH LANJUT HUBUNGI :

No handphone : 085365566333

PIN : D2E26405

Segera Mendaftar Sebelum Terlambat. !!!

Balas

Beranda

Lihat versi web

mine

Foto saya

tikaxha

palembang, sumatera selatan, Indonesia

Mahasiswa Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya

Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.


Menu
Search

Melina Rahmawati

Be you're self :)

Advertisements

LAPORAN AGROKLIMATOLOGI Mengukur Kecepatan Angin dan Klasifikasi Iklim

LAPORAN AGROKLIMATOLOGI

Mengukur Kecepatan Angin dan Klasifikasi Iklim

277083_175701692499669_1661710_n

Disusun Oleh:

Kelompok 6

Resti Novitasari (D1B012014)

Melina Rahmawati (D1B012016)

Kamaria (D1B012023)

Hadi Kurnia (D1B012029)


Surung Kristianto.S (D1B012032)

DOSEN PENGAMPU : YULFITA FARNI SP, MP

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2013/2014

I. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Cuaca dan iklim merupakan salah satu komponen ekosistim alam, sehingga segala kegiatan di
permukaan bumi tidak lepas dari pengaruh cuaca dan iklim.Ada 3 komponen yang saling pengaruh-
mempengaruhi yaitu: soil, plant, atmosfer (tanah, tumbuhan, atmosfir). Dalam dunia pertanian sasaran
utamanya adalah mengelola tanaman beserta faktor lingkungannya untuk mendapatkan hasil yang baik
dari segi kualitas maupun kuantitas.

Salah satu unsur cuaca adalah angin,dapat juga mempengaruhi hasil dari pertanian itu sendiri. Angin
sangat mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan dari tanaman tersebut, karena angin bisa
membantu proses perkembangbiakan tanaman-tanaman pertanian. Angin sangat berpengaruh pada
curah hujan suatu daerah, karena yang menentukan dimana hujan turun adalah angin yang
menghembuskan awan ke suatu daerah.
Bentuk presipitasi terpenting di Indonesia adalah hujan karena pengaruhnya terhadap bidang pertanian
sangat luas, curah hujan di suatu daerah berbeda-beda tergantung dari kondisi lingkungannya. Data
hidrologi semacam curah hujan sangat perlu untuk memperkirakan kebutuhan air di lahan pertanian. Ini
terkait dengan mendukung program ketahanan pangan di daerah pertania. Suburnya lahan pertanian di
sebagian besar dataran sangat tergantung dari limpahan air hujan, dengan adanya air hujan, di
perkirakan sekitar 150 ton nutrisi jatuh ke bumi setiap tahunnya. Selain itu, hujan juga menjamin
ketersediaan air bagi kehidupan di bumi. Pasalnya air segar yang langsumg dapat di konsumsi manusia
adalah berupa air hujan.

Tujuan Praktikum

Mengetahui berbagai sistem klasifikasi iklim dan mengetahui cara menghitung tipe klasifikasi iklim.

Mengetahui cara pengklasifikasian iklim menurut Oldemen.

Dan mengetahui termasuk tipe dan sub divisi di setiap rerata tahunan daerah Tebo

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pengukuran angin permukaan

Angin merupakan suatu vektor yang mempunyai besaran dan arah. Besaran yang dimaksud adalah
kecepatannya sedang arahnya adalah darimana datangnya angin. Kecepatan angin dapat dihitung dari
jelajah angin (cup counter anemometer) dibagi waktu (lamanya periode pengukuran). Mengukur arah
angin haruslah ada angin atau cup-counter anemometer dalam keadaan bergerak. (Anonim, 2010)
Arah angin biasa dinyatakan dengan arah dari mana angin tersebut datang, sedangkan kecepatan angin
biasanya dinyatakan dalam satuan meter/detik, km/jam dan mil/jam. Alat yang digunakan untuk
mengukur kecepatan angin disebut Anemometer. Ada beberapa jenis anemometer : Anemometer
mangkuk (cup anemometer), anemometer baling-baling (propeler anemometer) anemometer arus
konstan (constan current anemometer). Namun yang umum digunakan adalah anemometer mangkuk.
Kecepatan angin di alam biasanya dapat dikenali dengan tanda-tanda yang diakibatkan oleh tiupan angin
tersebut (Soemeinaboedhy, 2006).

Faktor pendorong utama angin adalah gaya gradient tekanan. Gradien tekanan adalah perbedaan
tekanan per satuan jarak dengan arah horizontal dan tegak lurus isobar. Makin besar gradient tekanan
maka kecepatan angin makin besar. Untuk gradient yang sama, kecepatan angin ditentukan juga oleh
letak geografis, ketinggiaan tempat dan waktu. Angin selalu bergerak karena perbedaan tekanan udara
dan selalu dari tekanan udara tinggi ke tekanan udara rendah. Perbedaan tekanan ini disebabkan karena
perbedaan suhu, perbedaan suhu ini antara lain adalah disebabkan karena perbedaan penerimaan
radiasi. Disamping itu ada gaya sekunder yang mempengaruhi angin yaitu : Gaya Cariolis, gaya sentrifugal
dan gaya gesekan (Bayong, 2005).

Pengamatan curah hujan

Yang dimaksud dengan curahan adalah endapan atau deposit air, dalam bentuk cair maupun padat,yang
berasal dari atmosfer.Hal ini berarti curahan mencakup antara lain: tetes hujan, salju, batu es, embun,
embun kristal. Embun kristal adalah kristal-kristal esyang terbentuk pada permukaan, misalnya pada
tnaman,yang di sebabkan oleh rendahnya suhu, yaitu lebih rendah dari 0o C. Di beberapa daerah di
Indonesia embun ini disebut embun upas.akan tetapi hanya hujan dan salju merupakan bagian terbesar
daricurahan. Di daerah tropik, termasuk indinesia, istilah curah hujan dapat dipertukarkan atau sinonim
dengan curahan karena pada umumnya salju tidak dijumpai di daerah ini kecuali hanya di pucak-puncak
gunung yang tinggi, misalnya di Irian. Oleh Karena itu untuk selanjutnya dalam buku ini yang
dimaksutkan dengan hujan adalah curah hujan.
Banyaknya curah hujan yang mencaoai tanah atau permukaan bumi selama selang waktu tertentu
dinyatakan dengan ketebalan atau ketinggian air hujan tadi seandainya menutupi proyeksi horizontal
permukaan bumi tersebut dan tidak ada yang hilang karena penguapan, limpasan,dan infiltrasi atau
peresapan oleh karena itu biasanya banyaknya curah hujan dinyatakan dengan satuan millimeter,mm.Di
beberapa Negara banyaknya curahan masih dinyatakan dengan inci.

Curah hujan diamati atau diukur dengan menggunakan alat yang disebut penakar hujan. Ada dua
macan penakar hujan yaitu:penakar hujan non rekam dan penakar hujan rekam.

Penakar hujan non rekam pada dasarnya terdiri atas kaleng penadah atau kolektor berbentuk corong
silinder yang menghadap ke atas sehingga lubang corong, yang mempunyai luas tertentu,letaknya
horizontal di atas permukaan tanah. Laus lubang yang biasa ditemui adalah 100,200,500 cm2.

Air hujan yang masuk melalui lubang tersebut dalam jangka waktu yang telah ditentukan melewati
bagian bawah corong yang menyempit masuk atau dapat disalurkan ke dalam bejana pengukuran dari
gelas yang telah dikalibrasi ke dalam milimetar sesuai dengan luas lubang kolektor sehingga banyaknya
curah hujan yang jatuh dalam selang waktu tertentu dapat dibaca (Susilo,1996).

Curah hujan sebagai yang tercurah dari langit dan diukur oleh penakar hujan dengan luasan diameter
tertentu merupakan kondisi air yang tercurah dalam suatu luasan tertentu. Dan untuk perhitungan kasar
volume air yang jatuh dari langit dapat dihitung dengan mempertimbangkan luasan suatu daerah
tertentu dikalikan dengan tinggi curah hujan yang terukur yang akan menghasilkan satuan volume air.
Karena wilayah Indoneisa merupakan daerah tropis dengan intensitas hujan berbeda dari satu tempat ke
tempat lain meskipun jaraknya sangat dekat (satuan kilometer), maka perhitungan besarnya intensitas
hujan akan ditentukan oleh banyaknya penakar hujan. Dengan perhitungan secara hidrologis yang
dikenal dengan planimetri akan dapat dihitung intensitas rata-rata dalam suatu kawasan. Hitungan ini
umumnya digunakan untuk menghitung volume air hujan yang tercurah dari langit untuk kepentingan
pembentukan embung dam atau waduk (Anonim, 2010).

Klasifikasi Iklim Menurut oldeman

Penentuan iklim menurut Oldeman menggunakan dasar yang sama dengan penentuan iklim menurut
Schmidt-Ferguson, yaitu unsur curah hujan. Bulan basah dan bulan kering dikaitkan dengan kegiatan
pertanian di daerah tertentu sehingga penggolongan iklimnya disebut juga zona agroklimat. Misalnya,
jumlah curah hujan sebesar 200 mm tiap bulan dipandang cukup untuk membudidayakan padi sawah.
Sedang untuk membudidayakan palawija, jumlah curah hujan minimal yang diperlukan adalah 100 mm
tiap bulan. Selain itu, musim hujan selama 5 bulan dianggap cukup untuk membudidayakan padi sawah
selama satu musim.

Dalam metode ini, dasar penentuan bulan basah, bulan lembap, dan bulan kering sebagai berikut.

Bulan basah, apabila curah hujannya > 200 mm.

Bulan lembap, apabila curah hujannya 100–200 mm.

Bulan kering, apabila curah hujannya < 100 mm.

Berdasarkan bulan basah, Oldeman menentukan lima klasifikasi iklim atau daerah agroklimat utama
seperti tabel berikut ini.

Tipe Iklim Kriteria

A >9 bulan basah berurutan

B 7-9 bulan basah berurutan

C 5-6 bulan basah berurutan

D 3-4 bulan basah berurutan

E < 3 bulan basah berurutan

Berikut ini adalah tipe-tipe iklim menurut Oldeman.

Iklim A : Jika terdapat lebih dari 9 bulan basah berurutan.

Iklim B : Jika terdapat 7–9 bulan basah berurutan.

Iklim C : Jika terdapat 5–6 bulan basah berurutan.


Iklim D : Jika terdapat 3–4 bulan basah berurutan.

Iklim E : Jika terdapat kurang dari 3 bulan basah berurutan.

III . METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum mengenai pengukuran kecepatan angin dilakukan di stasiun agroklimatologi yang ini
dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 4 November – 31 Desember 2013, dimulai pada pukul 10.00 WIB
sampai dengan pukul 11.40 WIB. dan curah hujan di kelas B1 Faperta Universitas Jambi, Mendalo Darat,
Kabupaten Muaro Jambi yang ini dilaksanakan pada hari Jum’at, tanggal 4 Desember 2014, dimulai pada
pukul 10.00 WIB sampai dengan pukul 11.40 WIB.

3.2. Alat dan Bahan

– Perhitungan Cuaca

Alat Tulis

Anemometer
Curah Hujan

Alat Tulis

Laptop

Curah Hujan Kabupaten Tebo selama 10 tahun

3.3. Prosedur Praktikum

– Pengukuran Curah Hujan

Siapkan alat dan bahan yang akan dipakai.

Buka software Microsoft Excel pada laptop.

Buat tabel dan masukkan data curah hujan selama sepuluh tahun pada daerah Tebo ke dalam dalam
Microsoft Excel pastikan semua data tersebut tepat dan sesua

Hitung rata-rata dengan membuat rumus rata-rata setiap bulan selama 1 tahun dari data tersebut.

Buatlah harga rerata BK, BL, dan BB kedalam bentuk angka bulat.

Berdasarkan pembualatan tersebut, tentukan iklim daerah setempat menggunakan “sistem klasifikasi
agroklimat menurut Oldeman”.

Buat tabel untuk keterangan mengenai daerah tersebut pada setiap bulan berdasarkan hasil rata-rata
curah hujan tadi sesuai dengan teori klasifikasi iklim menurut Oldemen apakah kedalam daerah BB
(Bulan Basah), BK (Bulan Kering), dan BL (Bulan Kering).

Kemudian tarik kesimpulan dari keteranagn data curah hujan tadi termasuk ke dalam klasifikasi iklim
yang mana.
Pengukuran kecepatan angin

Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk pengukuran

Setiap pagi hari pukul 07.30 WIB dilakukan pengukuran kecepatan angin pada alat anemometer otomatis
yang terdapat di stasiun klimatologi.

Catat berapa besar kecepatan angin yang tertera pada skala anemometer.

Pengukuran kecepatan angin juga dilakukan pada siang hari pukul 13.30 WIB.

Besarnya kecepatan angin yang tertera pada skala anemometer merupakan hasil dari perputaran
mangkuk anemometer karena pengaruh angin yang memebuat mangkuk berputar dan skala mencatat
secara langsung besarnya kecepatan angin yang bertiup.

Pengamatan pengukuran kecepatan angin dilakukan secara berkala selama 1 bulan pada bulan
november dan desember.

Data pengukuran yang didapat kemudian dihitung besarnya kecepatan angin yang terjadi dalam 1 hari.

Menghitung besarnya kecepatan angin dengan menggunakan rumus yang telah ditetapkan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Dan Pembahasan

– Data Kecepatan Angin (Anemometer)

Tanggal 7:30 (km/s) 13:30 (km/s) Jumlah (km/s)

4/11/2013 9642,92 9643,07 0,15


5/11/2013 9643,88 9643,93 0,05

6/11/2013 9648,93 9649,17 0,24

7/11/2013 9650,06 9650,51 0,45

8/11/2013 9651,15 9651,54 0,39

9/11/2013 9651,82 9651,92 0,1

10/11/2013 9652,19 9652,23 0,04

11/11/2013 9654,09 9654,43 0,34

12/11/2013 9656,67 9656,7 0,03

13/11/2013 9656,87 9656,93 0,06

14/11/2013 9657,41 9657,52 0,11

15/11/2013 9657,71 9657,9 0,19

16/11/2013 9658,06 9658,21 0,15

17/11/2013 9658,53 9658,97 0,44

18/11/2013 9659,66 9659,76 0,1

19/11/2013 9660,46 9660,56 0,1

20/11/2013 9661,56 9661,66 0,1

21/11/2013 9661,63 9661,67 0,04

22/11/2013 9662,07 9662,6 0,53

23/11/2013 9662,6 9662,73 0,13

24/11/2013 9663,33 9663,47 0,14

25/11/2013 9664,57 9664,77 0,2

26/11/2013 9664,37 9664,85 0,48

27/11/2013 9665,16 9665,18 0,02

28/11/2013 9666,67 9666,7 0,03

29/11/2013 9667,4 9667,43 0,03


30/11/2013 9667,74 9668,25 0,51

1/12/2013 9668,88 9668,9 0,02

2/12/2013 9670,29 9673,05 2,76

3/12/2013 9674,04 9674,15 0,11

4/12/2013 9674,46 9674,55 0,09

5/12/2013 9675,16 9675,37 0,21

6/12/2013 9675,91 9676,1 0,19

7/12/2013 9676,58 9676,77 0,19

8/12/2013 9677,69 9677,78 0,09

9/12/2013 9681,26 9681,5 0,24

10/12/2013 9681,4 9681,55 0,15

11/12/2013 9681,71 9681,88 0,17

12/12/2013 9682,32 9682,4 0,08

13/12/2013 9682,42 9682,5 0,08

14/12/2013 9683,5 9683,59 0,09

15/12/2013 9683,57 9683,7 0,13

16/12/2013 9683,91 9683,94 0,03

17/12/2013 9684,05 9684,2 0,15

18/12/2013 9684,54 9684,96 0,42

19/12/2013 9685,67 9685,78 0,11

20/12/2013 9685,45 9685,55 0,1

21/12/2013 9687,71 9687,89 0,18

22/12/2013 9687,78 9687,99 0,21

23/12/2013 9688,24 9688,3 0,06

24/12/2013 9688,45 9688,57 0,12


25/12/2013 9689,56 9689,66 0,1

26/12/2013 9689,37 9690,37 1

27/12/2013 9691,17 9692,19 1,02

28/12/2013 9691,67 9692,73 1,06

29/12/2013 9693,42 9694,43 1,01

30/12/2013 9694,72 9694,76 0,04

31/12/2013 9695,06 9695,8 0,74

Rata-Rata 0,278

Keterangan :

Dari data diatas pengukuran kecepatan angin yang dilakukandari tanggal 4 November-31 Desember 2013
pada jam 07.30 WIB dan 13.20 WIB terdapat data kecepatan angin yang paling besar yaitu pada tanggal
2 Desember 2013 dengan kecepatan 2,76 m/s dengan rata-rata 0,278 m/s yang dapat di jelaskan bahwa
setiap waktu kecepatan angin itu berubah, karena Angin merupakan udara yang bergerak yang
diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara (tekanan tinggi ke
tekanan rendah) di sekitarnya. Angin merupakan udara yang bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan
rendah atau dari suhu udara yang rendah ke suhu udara yang tinggi. Faktor pendorong utama angin
adalah gaya gradient tekanan. Gradien tekanan adalah perbedaan tekanan per satuan jarak dengan arah
horizontal dan tegak lurus isobar. Makin besar gradient tekanan maka kecepatan angin makin besar.
Makin besar gradient tekanan maka kecepatan angin makin besar. Untuk gradient yang sama, kecepatan
angin ditentukan juga oleh letak geografis, ketinggiaan tempat dan waktu. Angin selalu bergerak karena
perbedaan tekanan udara dan selalu dari tekanan udara tinggi ke tekanan udara rendah. Perbedaan
tekanan ini disebabkan karena perbedaan suhu, perbedaan suhu ini antara lain adalah disebabkan
karena perbedaan penerimaan radiasi. Disamping itu ada gaya sekunder yang mempengaruhi angin yaitu
: Gaya Cariolis, gaya sentrifugal dan gaya gesekan (Bayong, 2005).

Data Curah Hujan Kabupaten Tebo Selama 10 Tahun

Bulan Curah Hujan (mm)

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009


Jan 244 319 304 195 112 156 197 247 163

Feb 318 52 173 316 264 293 141 83 255

Mar 166 244 256 364 430 178 310 223 457

Apr 304 142 151 291 186 413 258 377 183

Mei 76 155 96 299 285 234 353 76 91

Juni 64 59 65 7 207 245 137 51 5

Juli 65 139 98 142 242 242 42 112 84

Agt 290 123 118 147 210 81 150 38 237

Sep 27 17 177 166 205 36 151 150 74

Okt 319 81 206 141 149 52 341 245 153

Nop 329 169 254 460 113 150 329 214 220

Des 345 386 520 321 321 178 282 207 280

Klasifikasi Iklim Menurut Oldeman

Bulan Curah Hujan (mm) Rata-Rata (mm)

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

Jan 244 319 304 195 112 156 197 247 163 229

Feb 318 52 173 316 264 293 141 83 255 232,4

Mar 166 244 256 364 430 178 310 223 457 283,2

Apr 304 142 151 291 186 413 258 377 183 253,1

Mei 76 155 96 299 285 234 353 76 91 173,9

Juni 64 59 65 7 207 245 137 51 5 101,7

Juli 65 139 98 142 242 242 42 112 84 159,8

Agt 290 123 118 147 210 81 150 38 237 146,1


Sep 27 17 177 166 205 36 151 150 74 129,5

Okt 319 81 206 141 149 52 341 245 153 181,2

Nop 329 169 254 460 113 150 329 214 220 260,9

Des 345 386 520 321 321 178 282 207 280 307,6

– Perhitungan Klasifikasi Iklim Menurut Oldeman

Bulan Rata-rata KET

(mm)

Januari 229 BB

Februari 232,4 BB

Maret 283,2 BB

April 253,1 BB

Mei 173,9 BL

Juni 101,7 BL

Juli 159,8 BL

Agustus146,1 BL

September 129,5,2 BL

Oktober 181,2 BL

Nopember 260,9 BB

Desember 307,6 BB

Berdasarkan hal tsb :

BB, jika CH bulanan rata-rata > 200 mm

BK, jika CH bulanan rata-rata < 100 mm

BL, jika CH bulanan rata-rata 100-200 mm


Keterangan :

Jumlah BB pada klasifikasi iklim = 6

Jumlah BK pada klasifikasi iklim = 0

Jumlah BL pada klasifikasi iklim = 6

Dari hasil klasifikasi iklim menurut oldemen diketahui bahwa Jumlah BB berturut-turut terdapat 4, dan
jumlah BK tidak ada, maka dari itu dapat diketahui bahwa Kabupaten Tebo termasuk kedalam zona D1.

Tipe Utama : D

Sud – Devisi : 1

Keterangan D1 = Dapat ditanam padi dengan varietas genjah, produksi tinggi sebab intensitas radiasi
surya yang tinggi dan dapat juga ditanam palawija sebanyak 1 kali.

V. PENUTUP
5.1 . Kesimpulan

Dari Praktikum di atas dapat disimpulkan bahwa :

Pada perhitungan kecepatan angin yang dilakukan pada pada jam 07.30 WIB dan 13.20 WIB di jelaskan
bahwa setiap waktu kecepatan angin itu berubah, karena Angin merupakan udara yang bergerak yang
diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara (tekanan tinggi ke
tekanan rendah) di sekitarnya. Angin merupakan udara yang bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan
rendah atau dari suhu udara yang rendah ke suhu udara yang tinggi.

Pada perhitungan curah hujan Kabupaten Tebo selama 10 Tahun dengan menggunakan perhitungan
klasifikasi iklim menurut Oldeman dapat di jelaskan bahwa daerah tersebut memiliki curah hujan yang
tinggi. Kabupaten Tebo termasuk kedalam zona D1.

5.2. Saran

Dalam praktikum mengukur suhu dan kelembapan diharapkan laporan ini bermanfaat bagi kita semua
dan diharapkan alat-alat praktikum yang ada di Stasiun Klimatologi bisa digunakan dengan sebaik
mungkin.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2008. Buku petunjuk peratikum Agroklimatologi. Fakultas Pertanian Universitas Mataram.
Mataram

Anonim, 2010.Agroklimatologi laporan Acara 1 Revisi.http://www.scribd.com

Benyamin. 1997. Dasar-dasar Klimatologi. Grafindo. Jakarta.

Kristanto. 2002. Klimatologi Dasar. Bumi Aksara. Jakarta.


Lakitan B, 1994. Dasar-dasar Klimatologi. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Ririn Puntorini, 2011.Pengukuran Kecepatan Angin, Arah Angin dan


CurahHujan.http://www.Puntorini.blogspot.com.

http://syamsulbahari92.blogspot.com/2013/01/laporan-praktikum-agroklimatologi-curah.html

http://misbahrobbani.blogspot.com/2013/01/makalah-agroklimatologi-pengukuran_1376.html

http://www.siswapedia.com/iklim-menurut-schmidt-ferguson-oldeman-dan-junghuhn/#sthash.

(Diakses pada Senin, 6 Januari 2013, Pukul 19.30 WIB )


Share this:

TwitterFacebookGoogle

Advertisements

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment

Name *

Email *

Website

Post Comment

Notify me of new comments via email.

Welcome Comments Pictures

Religious Comments Pictures

Pages

About

About Me :)

Bahan Kuliah

Agroklimatologi

Agroklimatologi Pengertian Dan Ruang Lingkup

Makalah Agroklimatologi Kejenuhan dan Titik Embun

Manfaat Mempelajari Agroklimatologi


Proses Terjadinya Pemanasan Global

RADIASI MATAHARI

UNSUR-UNSUR RADIASI SURYA

Dasar-Dasar Agronomi

Tanaman dan Faktor Lingkungan

Dasar-Dasar Ilmu Tanah

Dampak Defisiensi Hara Makro

Dinamika Pembangunan Desa

Pembangungan Dalam Berbagai Prespektif Dinamika Pembanguna

Fisika Dasar

Laporan Praktikum Fisika Dasar Muai Panjang Benda Padat

Metode Ilmiah

Pengantar Agribisnis

Agroindustri Pengolahan Produk Tomat

Sosiologi Pedesaan dan Pertanian

Bentuk Masyarakat dan Pola Adaptasi Ekologi

Macam-Macam Sistem Pertanian

Masyarakat Pedesaan

Sistem Status dan Pelapisan Masyarakat Desa

Warga dan Peranan Wanita

Teknologi Informasi Multimedia

Hardware dan Sistem Operasi

Laporan Praktikum

Agroklimatologi

LAPORAN AGROKLIMATOLOGI Mengukur Kecepatan Angin dan Klasifikasi Iklim


Laporan Praktikum Agroklimatologi Higrometer dan Kelembaban Relatif

Budidaya Tanaman Pangan

Laporan Praktikum Budidaya Tanaman Pangan

Dasar-Dasar Ilmu Tanah

Laporan Praktikum Pengamatan Profil Tanah

Tulisan Cerita

Cerita dan Tulisan Motivasi

Cerita Humor

Cerita Inspiratif

Cerita Islam

Jam dan Kalender

Animasi Cartoon

Cartoons Comments Pictures

Cartoons Comments Pictures

Search

Melina
melinarahmaw15

Follow me on Twitter @Melly_nha

My Tweets

my bedroom :) b3 Melinaa

mg_9848.jpg ina1 IMG_3841

My Music

Statistik Blog

154,555 hit

Flag Counter

Archives

December 2013

Meta

Register

Log in

Entries RSS

Comments RSS

WordPress.com

Advertisements
View Full Site

Blog at WordPress.com.

Follow

:)

You might also like