You are on page 1of 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jepang adalah suatu negara kepulauan yang memiliki luas sebesar 377.873 km2 . Hal
tersebut membuat negara Jepang lebih luas dibandingkan dengan Finlandia, Vietnam, ataupun
Malaysia. Kepulauan Jepang tersebut mencakup empat pulau utama, yakni pulau Hokkaido,
pulau Honshu, pulau Shikoku, dan pulau Kyushu. Kepulauan Jepang pun memiliki 47 perfektur.
sebagai negara kepulauan, negara Jepang memiliki ibu kota dimana semua pusat aktivitas terjadi.
Ibu kota Jepang tersebut adalah Tokyo, terletak pada daerah Kanto yang berada pada pusat dari
pulau Honshu. Selain sebagai negara kepulauan, negara Jepang juga dikenal dengan jumlah
penduduk terpadat di dunia. Pada perhitungan tahun 2002, jumlah penduduk di negara Jepang
mencapai 341 jiwa per km2 , dengan total mencapai 127.435.00 jiwa. Hal tersebut membuat
negara Jepang menduduki posisi kesembilan dalam negara dengan jumlah penduduk terpadat di
dunia. Selain mempunyai penduduk yang banyak, negara Jepang juga memiliki empat musim.
Keempat musim tersebut adalah musim panas yang terjadi pada sekitar bulan Juni, musim semi
yang juga merupakan musim bunga sakura, musim gugur yang terjadi pada bulan September,
dan musim dingin pada bulan Desember. Semua musim tersebut mempengaruhi segala aktivitas
yang dilakukan oleh seluruh masyarakat Jepang. Selain dipengaruhi oleh musim, aktivitas
masyarakat Jepang pun dipengaruhi oleh letak topografi dari negara mereka. letak topografi dari
negara Jepang membuat negara mereka mudah untuk dilanda 2 bencana alam seperti gempa
bumi. Hal tersebut dipengaruhi oleh 86 gunung berapi aktif yang dimiliki oleh negara Jepang
(Kodansha International, 2004, hal. 12 – 17). Salah satunya bencana alam yang mengguncang
negara Jepang adalah bencana gempa dan tsunami pada tanggal 11 Maret 2011. Sebuah gempa
Bumi dengan kekuatan 9,0 skala richter yang berpusat pada Semenanjung Oshika, sebelah pantai
timur Tōhoku menghantam negara Jepang. Bencana alam tersebut tidak hanya gempa bumi saja.
Oleh karena daya kuatnya kekuatan gempa bumi tersebut, mengakibatkan gelombang tsunami
setinggi 10 meter atau sekitar 33 kaki (USGS Earthquake Hazards Program. 2011). Bencana
alam tersebut mengakibatkan banyak orang yang tewas, luka – luka, dan hilang.
1.2. Rumusan Masalah

1) Apa penyebab terjadinya tsunami jepang ?

2) Apa dampak yang terjadi setelah tsunami jepang ?

3) Bagaimana upaya untuk pencegahan serta penanggulangan tsunami ?

1.3. Batasan

Hanya menjelaskan tentang terjadinya tsunami di daerah Tohoku jepang 2011.

1.4. Tujuan

1) Untuk mengetahui penyebab terjadinya tsunami di jepang.

2) Untuk mengetahui dampak yang terjadi setelah tsunami jepang.

3) Untuk mengetahui upaya pencegahan serta penanggulangan tsunami.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian gempa bumi

Gempa bumi atau seisme banyak diartikan sebagai getaran atau guncangan yang timbul
di permukaan bumi yang terjadi karena adanya pergerakan lempeng bumi. Gempa bumi juga
diartikan sebagai suatu pergeseran lapisan secara tiba-tiba yang berasa dalam bumi. Karena
gempa bumi dikatakan bersumber dari dalam bumi atau lapisan bawah bumi berarti gempa bumi
adalah getaran pada kulit bumi yang disebabkan oleh kekuatan dari dalam bumi. Getaran gempa
biasa dinyatakan dalam skala richter. Ilmuwan yang mempelajari tentang gempa bumi disebut
seismologist dan alat yang digunakan sisemologist untuk mengukur setiap getaran yang terjadi
disebut siesmograf.

Gempa bumi juga didefinisikan sebagai getaran yang bersifat alamiah, yang terjadi pada
lokasi tertentu, dan sifatnya tidak berkelanjutan. Getaran pada bumi terjadi akibat dari adanya
proses pergeseran secara tiba-tiba (sudden slip) pada kerak bumi. Pergeseran secara tiba-tiba
terjadi karena adanya sumber gaya (force) sebagai penyebabnya, baik bersumber dari alam
maupun dari bantuan manusia (artificial earthquakes). Selain disebabkan oleh sudden slip,
getaran pada bumi juga bisa disebabkan oleh gejala lain yang sifatnya lebih halus atau berupa
getaran kecil-kecil yang sulit dirasakan manusia.

2.2. Pengertian Tsunami

Tsunami adalah rangkaian gelombang laut yang mampu menjalar dengan kecepatan
hingga lebih 900 km per jam, terutama diakibatkan oleh gempa bumi yang terjadi di dasar laut.

Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di
bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor di
laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam
gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam,
gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500-1000 km per jam. Setara dengan
kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan
demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut. Ketika
mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun
ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami
bisa masuk hingga puluhan kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi
karena Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran
gelombang tsunami.

Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya.
Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta menyebabkan
genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih.

Sejarawan Yunani bernama Thucydides merupakan orang pertama yang mengaitkan


tsunami dengan gempa bawah laut. Namun hingga abad ke-20, pengetahuan mengenai penyebab
tsunami masih sangat minim. Penelitian masih terus dilakukan untuk memahami penyebab
tsunami. Geologi, geografi, dan oseanografi pada masa lalu menyebut tsunami sebagai
“gelombang laut seismik”.

Beberapa kondisi meteorologis, seperti badai tropis, dapat menyebabkan gelombang


badai yang disebut sebagai meteor tsunami yang ketinggiannya beberapa meter di atas
gelombang laut normal. Ketika badai ini mencapai daratan, bentuknya bisa menyerupai tsunami,
meski sebenarnya bukan tsunami. Gelombangnya bisa menggenangi daratan. Gelombang badai
ini pernah menggenangi Burma (Myanmar) pada Mei 2008.

Wilayah di sekeliling Samudra Pasifik memiliki Pacific Tsunami Warning Centre


(PTWC) yang mengeluarkan peringatan jika terdapat ancaman tsunami pada wilayah ini.
Wilayah di sekeliling Samudera Hindia sedang membangun Indian Ocean Tsunami Warning
System (IOTWS) yang akan berpusat di Indonesia. Bukti-bukti historis menunjukkan bahwa
megatsunami mungkin saja terjadi, yang menyebabkan beberapa pulau dapat tenggelam.

2.3. Penyebab terjadinya tsunami

Ada beberapa penyebab yang mengakibatkan terjadinya tsunami. Faktor penyebab terjadinya
tsunami itu adalah:
 Gempa bumi yang berpusat dibawah laut, Meskipun demikian tidak semua gempa bumi
dibawah laut berpotensi menimbulkan tsunami. Gempa bumi dibawah laut yang dapat
menyebabkan terjadinya tsunami adalah gempa bumi dengan kriteria sebagai berikut

 Gempa bumi yang terjadi di dasar laut.


 Pusat gempa kurang dari 30 km dari permukaan laut.
 Magnitudo gempa lebih besar dari 6,0 SR
 Jenis pensesaran gempa tergolong sesar vertikal (sesar naik atauturun).

 Letusan gunung berapi, letusan gunung berapi dapat menyebabkan terjadinya gempa
vulkanik. Tsunami besar yang terjadi padatahun 1883 adalah akibat meletusnya Gunung
Krakatau yang berada di Selat Sunda. Meletusnya Gunung Tambora di Nusa Tenggara
Barat pada tanggal 10-11 April 1815 juga memicu terjadinya tsunami yang melanda Jawa
Timur dan Maluku. Indonesia sebagai negara kepulauan yang berada di wilayah ring of
fire (sabuk berapi) dunia tentu harus mewaspadai ancaman ini.
 Longsor bawah laut, longsor bawah laut ini terjadi akibat adanya tabrakan antara lempeng
samudera dan lempeng benua. Proses ini mengakibatkan terjadinya palung laut dan
pegunungan. Tsunami karena longsoran bawah laut ini dikenal dengan nama tsunamic
submarine landslide.
 Hambatan meteor laut, jatuhnya meteor yang berukuran besar di laut juga merupakan
penyebab terjadinya tsunami.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Tsunami Jepang

Gempa ini menimbulkan peringatan tsunami untuk pantai Pasifik Jepang dan sedikitnya
20 negara, termasuk seluruh pantai Pasifik Amerika dari Alaska ke Chili Peringatan tsunami
yang dikeluarkan oleh Jepang adalah yang paling serius dalam skala peringatannya dengan tinggi
gelombang diperkirakan mencapai 10 meter (33 ft). Menurut kantor berita Kyodo, gelombang
tinggi terlihat di Bandar Udara Sendai pukul 3:55 sore JST yang berada dekat pesisir prefektur
Miyagi dengan gelombang yang mampu memindahkan kendaraan dan membanjiri banyak
bangunan ketika masuk ke daratan. Kantor berita Kyodo melaporkan tsunami setinggi empat
meter (13 ft) menerjang Prefektur Iwate di Jepang. Gelombang setinggi 0,5-meter (20 in)
menerjang pantai utara Jepang. Laporan menyebutkan bahwa dinding air lebih tinggi dari
sejumlah pulau di Pasifik dan bahaya tsunami memunculkan peringatan untuk hampir seluruh
daerah di Samudra Pasifik.

Dalam pernyataan kepada pers, seorang pejabat Pusat Peringatan Tsunami Pasifik mengatakan:

“ Gempa sebesar ini memiliki potensi untuk menciptakan tsunami yang dapat
menghantam pesisir dekat episenter dalam hitungan menit dan pesisir yang lebih jauh
dalam hitungan jam. ”

United States West Coast and Alaska Tsunami Warning Center mengeluarkan peringatan
tsunami untuk wilayah pesisir California dan Oregon dari Point Conception, California hingga
perbatasan Oregon-Washington. Penduduk di Seaside dan Astoria, Oregon diberitahu melalui
panggilan mundur 911 dan sirene pada jam-jam pagi untuk mengevakuasi wilayah rendah;
sekolah negeri ditutup pada hari itu. Ketika tsunami menghantam Guam, dua kapal selam AS
ditarik dari penjangkarannya dan segera ditarik dengan bantuan kabel.[ Tsunami setinggi 2 meter
menghantam sebagian Hawaii dengan gelombang mencapai 30 meter ke daratan di sisi selatan
Big Island, namun tidak ada kerusakan yang dilaporkan.
3.2. Penyebab Terjadinya Tsunami Jepang

Gempa 9 skala richter yang menggoyang timur laut Jepang pada Jumat dipicu oleh
benturan lempeng tektonik. Gempa itu juga membuat adanya peregangan sepanjang ratusan
kilometer di dasar laut. Pakar gempa dari Universitas Tokyo, Satoko Oki, mengatakan, gempa
besar ini hampir seribu kali lipat lebih kuat daripada gempa bumi 1995 Hanshin Besar yang
menewaskan lebih dari 6.000 orang.

"Gempa disebabkan bertumbuknya lempeng tektonik Pasifik dan Amerika Utara.


Lempeng Pasifik terdorong masuk ke Palung Jepang, menyebabkan tsunami setinggi 10 meter di
pantai timur," katanya.

Para ahli memperkirakan dampak dari gempa di dunia terbesar kelima ini akan mengubah
lempengan sejauh 20 meter. Menurut US Geological Survey, pusat gempa ada di 373 km timur
laut Tokyo dan 130 km timur Sendai.

3.3. Dampak yang terjadi setelah tsunami Jepang

1. Korban

Tokyo Broadcasting System (TBS) dan Japanese National Police Agency[ telah
mengkonfirmasi 15.269 tewas, 5.363 luka dan 8.526 hilang di enam prefektur.

Pada pukul 09:30 11 Maret UTC, Google Person Finder, yang sebelumnya digunakan
pada gempa Bumi Haiti, Chili, dan Christchurch, mengumpulkan informasi mengenai korban
selamat dan lokasi mereka saat ini. Dikonfirmasi bahwa dua kereta penumpang dengan jumlah
penumpang yang tidak diketahui menghilang di daerah pantai selama bencana tsunami.

Selain itu, sebuah kapal yang mengangkut 100 orang terbawa oleh tsunami. Keadaan
kapal saat ini belum diketahui.[
2. Infrastruktur

Dampak dari gempa meliputi kebakaran di sebuah bangunan di Pelabuhan Tokyo dengan
sebagian wilayah pelabuhan banjir, temrasuk pencairan tanah di lapangan parkir Tokyo
Disneyland. Layanan kereta peluru Shinkansen dihentikan di dalam dan luar Tokyo meski tidak
terjadi kecelakaan; Bandar Udara Internasional Narita dan Bandar Udara Haneda menghentikan
operasi setelah gempa, dengan sebagian besar penerbangan dialihkan ke bandara lain sampai
pemberitahuan selanjutnya.[ Berbagai jasa kereta api di seluruh Jepang dibatalkan, termasuk JR
East yang menghentikan semua layanan pada hari itu.

Menurut Tohoku Electric, sekitar 4,4 juta rumah di timur laut Jepang mengalami
pemadaman listrik. Sejumlah pembangkit listrik tenaga nuklir dan konvensional dimatikan
setelah gempa.

Kebakaran di kilang minyak Cosmo Oil di Ichihara

Sebuah kilang minyak milik Cosmo Oil Company terbakar akibat gempa di Ichihara,
Prefektur Chiba di timur Tokyo.

Jaringan transportasi Jepang juga terkena dampaknya. Banyak bagian jalan ekspres
Tohoku yang melayani wilayah utara Jepang rusak. Sebagian besar layanan kereta dihentikan di
Tokyo dengan 20.000 orang terjebak di stasiun-stasiun besar di seluruh Tokyo. Beberapa jam
setelah gempa, beberapa layanan kereta dilanjutkan.
Menurut pejabat Chunghwa Telecom, gempa telah mengakibatkan "sejumlah kerusakan"
terhadap kabel bawah laut dekat Kita di pantai timur Jepang, namun transmisi data tidak
terganggu. Kebakaran dilaporkan terjadi di seluruh kota Kesennuma, Jepang.

3. Pasar keuangan

Indeks Nikkei Jepang mengalami penurunan 5% setelah perdagangan ditutup. Pasar


saham lain di seluruh dunia juga terkena dampaknya;[84] DAX Jerman jatuh 1,2% hingga 6.978
poin dalam hitungan menit.[ Bursa Efek Mumbai atau BSE SENSEX (India) juga jatuh
0,84%Harga minyak juga jatuh sebagai akibat dari gempa di Jepang dan kerusuhan di Libya dan
demonstrasi di Saudi Arabia, dengan nilai minyak mentah AS turun hingga $99,01 dari $100,08
per barel pada siang hari dan minyak mentah Brent turun $2,62% dari $112,81 per barel. Di
Hong Kong, Menteri Keuangan John Tsang memperingatkan investor untuk "mengambil
perhatian lebih" karena gempa memiliki dampak jangka pendek terhadap pasar saham setempat.

3.4. Upaya pencegahan serta penanggulangan tsunami.

1. Persiapan Mneghadapai tsunami

 Mengetahui pusat informasi bencana, seperti Posko Bencana, Palang Merah Indonesia, Tim
SAR. Kenali areal rumah, sekolah, tempat kerja, atau tempat lain yang beresiko. Mengetahui
wilayah dataran tinggi dan dataran rendah yang beresiko terkena Tsunami.
 Jika melakukan perjalanan ke wilayah rawan Tsunami, kenali hotel, motel, dan carilah pusat
pengungsian. Adalah penting mengetahui rute jalan keluar yang ditunjuk setelah peringatan
dikeluarkan.
 Siapkan kotak Persediaan Pengungsian dalam suatu tempat yang mudah dibawa (ransel
punggung), di dekat pintu.
 Siapkan peersediaan makanan dan air minum untuk pengungsian.
 Siapkan selalu peralatan P3K lengkap.
 Membawa barang secukupnya saja untuk keperluan pengungsian.
 Segera mengungsi setelah ada pemberitahuan dari pihak yang berwenang atas penyebaran
informasi tentang tsunami.
 Jika hanya ada sedikit waktu sebelum datang tsunami,segera mencari pintu dan mencari
jalan keluar dari rumah atau gedung dengan segera.
 Carilah tempat yang tinggi dan aman dari gelombang tsunami,atau mengikuti rute dan
tempat yang suah ditetapkan oleh pihak yang berwenang.
 Utamakan keselamatan terlebih dahulu, jika terjadi kerusakan pada tempat Anda berada,bila
ingin menyelamatkan harta benda carilah yang mudah dan ringan dibawa.
 Pastikan tidak ada anggota keluarga yang tertinggal pada saat pergi ke tempat evakuasi. Jika
bisa ajaklah tetangga dekat Anda untuk pergi bersama-sama.
 Jika tsunami terjadi pada saat Anda sedang menyetir kendaraan, cepat keluar dan cari tempat
yang tinggi dan aman.
 Setelah Terjadi Tsunami, Periksa kesediaan makanan. Makanan apapun yang terkena air
mungkin sudah tercemar dan harus dibuang.
 Memberikan bantuan kepada korban luka-luka. Berikan bantuan P3K dan panggil bantuan.
Jangan pindahkan orang yang terluka, kecuali yang luka serius.
 Segera membangun tenda pengungsian apabila keadaan untuk kembali ke rumah tidak
memungkinkan.
 Pastikan keadaan sudah aman dan tidak terjadi tsunami susulan sebelum kembali ke
rumah.Bila keadaan rumah tidak memungkinkan untuk ditempati carilah tempat tinggal
yang bisa ditempati atau kembali ke tempat pengungsian.

2. Cara penanggulangan Tsunami

Adapun cara yang dilakukan untuk penanggulangan bencana tsunami adalah :


 Melaksanakan evakuasi secara intensif.
 Melaksanakan pengelolaan pengungsi.
 Melakukan terus pencarian orang hilang, dan pengumpulan jenazah.
 Membuka dan hidupkan jalur logistik dan lakukan resuplay serta pendistribusian
 logistik yang diperlukan.
 Membuka dan memulihkan jaringan komunikasi antar daerah atau kota.
 Melakukan pembersihan kota yang hancur dan penuh puing dan lumpur.
 Menggunakan dana pemerintah untuk penanggulangan bencana dan gunakan pula dengan
 tepat sumbangan dana baik dari dalam maupun luar negeri.
 Menyambut dengan baik dan libatkan unsur civil society.

3. Upaya Penyelamatan diri saat terjadi Tsunami

 Sebesar apapun bahaya tsunami, gelombang ini tidak datang setiap saat. Janganlah ancaman
bencana alam ini mengurangi kenyamanan menikmati pantai dan lautan.
 Jika berada di sekitar pantai, terasa ada guncangan gempabumi, air laut dekat pantaisurut
secara tiba-tiba sehingga dasar laut terlihat, segeralah lari menuju ke tempat yangtinggi
(perbukitan atau bangunan tinggi) sambil memberitahukan teman-teman yang lain.
 Jika sedang berada di dalam perahu atau kapal di tengah laut serta mendengar berita
daripantai telah terjadi tsunami, jangan mendekat ke pantai. Arahkan perahu ke laut.
 Jika gelombang pertama telah datang dan surut kembali, jangan segera turun ke daerahyang
rendah. Biasanya gelombang berikutnya akan menerjang.
 Jika gelombang telah benar-benar mereda, lakukan pertolongan pertama pada korban. Jika
berada di sekitar pantai, terasa ada guncangan gempabumi, air laut dekat pantaisurut secara
tiba-tiba sehingga dasar laut terlihat, segeralah lari menuju ke tempat yangtinggi (perbukitan
atau bangunan tinggi) sambil memberitahukan teman-teman yang lain.
 Jika sedang berada di dalam perahu atau kapal di tengah laut serta mendengar berita
daripantai telah terjadi tsunami, jangan mendekat ke pantai. Arahkan perahu ke laut.
 Jika gelombang pertama telah datang dan surut kembali, jangan segera turun ke daerahyang
rendah. Biasanya gelombang berikutnya akan menerjang.
 Jika gelombang telah benar-benar mereda, lakukan pertolongan pertama pada korban.
BAB IV

KESIMPULAN

Tsunami adalah rangkaian gelombang laut yang mampu menjalar dengan kecepatan
hingga lebih 900 km per jam, terutama diakibatkan oleh gempa bumi yang terjadi di dasar laut.

Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya.
Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta menyebabkan
genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih.

Penyebab terjadinya tsunami di Jepang karena adanya gempa. Gempa 9 skala richter yang
menggoyang timur laut Jepang pada Jumat dipicu oleh benturan lempeng tektonik. Gempa itu
juga membuat adanya peregangan sepanjang ratusan kilometer di dasar laut. Pakar gempa dari
Universitas Tokyo, Satoko Oki, mengatakan, gempa besar ini hampir seribu kali lipat lebih kuat
daripada gempa bumi 1995 Hanshin Besar yang menewaskan lebih dari 6.000 orang.

Ada pula berbagai macam cara untuk menanggulangi bencana tsunami.

You might also like