You are on page 1of 46

1

BAGIAN ILMU OBSTETRI DAN GYNEKOLOGI LAPORAN KASUS


FAKULTAS KEDOKTERAN 07 Februari 2019
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

KISTA OVARIUM

Disusun oleh :

Agus Salim Sani

10542 0544 13

Pembimbing :

dr. H. Syarif Hidayat Sp.OG

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

BAGIAN ILMU OBGYN DAN GYNEKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2019
2

LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan, bahwa:

Nama : Agus Salim Sani, S.Ked

NIM : 10542 0544 13

Judul Laporan Kasus : Penyakit Radang Panggul dan Kista Ovarium

Telah menyelesaikan Laporan Kasus dalam rangka Kepanitraan Klinik di


Bagian Ilmu Obgyn dan Gynekologi Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Makassar.

Makassar, Januari 2019

Pembimbing,

(dr. H. Syarif Hidayat, Sp.OG)


3

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas
rahmat, hidayah, kesehatan dan kesempatan-Nya sehingga laporan kasus dengan
judul “Penyakit Radang Panggul dan Kista Ovarium ” ini dapat diselesaikan.
Salam dan shalawat senantiasa tercurah kepada baginda Rasulullah SAW, sang
pembelajar sejati yang memberikan pedoman hidup yang sesungguhnya.

Pada kesempatan ini, secara khusus penulis mengucapkan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada dosen pembimbing dr. Syarif Hidayat,
Sp.OG yang telah memberikan petunjuk, pengarahan dan nasehat yang sangat
berharga dalam penyusunan sampai dengan selesainya laporan kasus ini.

Penulis menyadari sepenuhnya masih banyak terdapat kelemahan dan


kekurangan dalam penyusunan laporan kasus ini, baik dari isi maupun penulisannya.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak senantiasa penulis harapkan demi
penyempurnaan laporan kasus ini.
Demikian, Semoga laporan kasus ini bermanfaat bagi pembaca secara umum
dan penulis secara khususnya.

Billahi Fi Sabilill Haq Fastabiqul Khaerat

Wassalamu Alaikum WR.WB.

Makassar, Februari 2019

Penulis
4

BAB I

PENDAHULUAN

Ovarium mempunyai fungsi yang sangat penting pada reproduksi dan


menstruasi. Gangguan pada ovarium dapat menyebabkan terhambatnya
pertumbuhan, perkembangan dan kematangan sel telur. Gangguan yang paling
sering terjadi adalah kista ovarium, sindrom ovarium polikistik, dan kanker
ovarium.1

Kista adalah pertumbuhan berupa kantung (pocket, pouch) yang tumbuh


dibagian tubuh tertentu. Kista ovarium adalah suatu kantung yang berisi cairan
atau materi semisolid yang tumbuh dalam ovarium.1

Penemuan kista ovarium pada seorang wanita akan sangat ditakuti oleh
karena adanya kecenderungan menjadi ganas, tetapi kebanyakan kista ovarium
memiliki sifat yang jinak (80-84%).

Pada wanita usia muda (biasanya kurang dari 40 tahun) resiko


pertumbuhan menjadi ganas berkurang, oleh karena itu kista dapat dikontrol
dengan USG pelvic. Ada beberapa yang menjadi ganas, dengan risiko terjadinya
karsinoma terutama pada wanita wanita yang mulai menopause.2

Terdapat variasi dengan luas insidensi keganasan ovarium, rata-rata


tertinggi terdapat di Negara Skandinavia (14,5-15,3 per 100.000 populasi). Di
Amerika insidensi keganasan ovarium semua ras adalah 12,5 kasus per 100.000
populasi pada tahun 1988 sampai 1991. Sebagian besar kista adalah kista
fungsional dan jinak. Di Amerika , karsinoma ovarium didiagnosa pada kira-kira
22.000 wanita, kematian sebanyak 16.000 orang.1,2

Topik Kista Ovarium menjadi sangat menarik untuk dibahas karena


sebagian besar pasien dengan kista ovarium berada dalam kondisi asimptomatik
5

dan baru dapat didiagnosis secara tidak sengaja ketika menjalani pemeriksaan
USG atau sedang dalam operasi sectio caesari.

Sedangkan penyakit radang panggul itu sendiri adalah infeksi alat genital
atas. Proses penyakitnya meliputi endometrium, tuba fallopi,
ovarium,miometrium, parametrium, dan peritonium panggul. PID adalah infeksi
yang paling penting dan komplikasi infeksi menular seksual yang paling
biasa.fakstor resiko itu sendiri seperti seks bebas,IMS, Pemakaian AKDR,adapun
gejalanya nyeri pelvikoabdominal, keluarnya cairan vagina atau
perdarahan,demam dan mengigil, serta mual,muntah, dan disuria,demam terlihat
60-80% kasus. Diagnosis PID sulit karena keluhan dan gejala yang sangat
bervariasi, dari pemeriksaan nyeri tekan serviks, uterus, dan adneksa.
Pemeriksaan lab lekositosis,LED meningkat, Protein reaktif-C meningkat.
Kriteria diagnosis PID paling spesifik yaitu biopsi endometrium, Usg transvaginal
atau MRI dan hasil pemeriksaan laparoskopi PID.
6

BAB II

LAPORAN KASUS OBSTETRI GINEKOLOGI

RS.PELAMONIA MAKASSAR

Nama Mahasiswa : Agus Salim Sani (10542054413) Tanda Tangan:

Dokter Pembimbing : dr. Syarif Hidayat, Sp.OG

I. IDENTITAS PASIEN
Nama lengkap : NY.AN (24-68-01) Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 26 Tahun Suku bangsa : Indonesia

Status perkawinan : Menikah Agama : Islam

Pekerjaan : Karyawan Swasta Pendidikan : S1

Alamat : Gowa

Tanggal masuk RS : 06/02/2019

II. ANAMNESIS  Autoanamnesis dan Alloanamnesis (Tgl 06 Februari 2019)

Keluhan utama :
Nyeri perut
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien masuk MRS dengan keluhan nyeri perut bagian bawah, dirasakan sejak
beberapa bulan terakhir dan memberat sejak tadi pagi sampai sekarang, nyeri
dirasakan kadang tembus kebelakang, nyeri hilang timbul, riwayat demam satu hari
yang lalu disertai menggigil,nyeri sekitar bawah perut biasanya timbul saat naik
motor,nyeri saat berhubungan ada ( Disparaneu) 2 hari yang lalu, nyeri berkemih
7

tidak ada, riwayat pemakaian obat KB tidak ada,siklus haid 30 hari dan lama haid 3-5
hari dan ganti pembalut 2-3 kali.riwayat perdarahann tidak ada (-)
Riwayat Obsetri :- (tidak Ada )
Riwayat penyakit dahulu :
Riwayat keputihan disangkal (-) riwayat infeksi saluran kencing tidak ada (-)riwayat
batu empedu (+)
Riwayat penyakit keluarga :
Pasien tidak mengetahui adanya riwayat tekanan darah tinggi dalam keluarga.
Riwayat penyakit kencing manis dalam keluarga tidak ada.
Riwayat pengobatan :
Tidak ada obat yang dikonsumsi secara rutin oleh pasien.
Riwayat Alergi :
Riwayat alergi terhadap debu, cuaca, obat-obatan atau makanan disangkal.
Riwayat sosial dan kebiasaan:
Pasien adalah seorang ibu rumah tangga, Riwayat tahan kencing posititf(+),
riwayat minum alkohol (-)Seks bebas (-)

III. PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang

GCS : E4M6V5

Tekanan Darah : 110/80 mmHg

Nadi : 84 x/menit

Suhu : 36,7oC

Pernafasaan : 22 x/menit

Kepala
8

Ekspresi wajah : tampak simetris

Rambut : rambut panjang

Bentuk : normocephali

Mata

Konjungtiva : pucat (-/-)

Sklera : ikterik (-/-)

Kedudukan bola mata: ortoforia/ortoforia

Pupil : bulat isokor diameter 2 mm/2 mm. Refleks cahaya

langsung (normal/normal), refleks cahaya tidak

langsung (menurun/menurun).

Palpebra : dalam batas normal.

Telinga

Selaput pendengaran : sulit dinilai Lubang : lapang

Penyumbatan : -/- Serumen : +/+

Perdarahan : -/- Cairan : -/-

Mulut

Bibir : darah (-), swelling (-), stomatitis (-).

Leher

Trakhea terletak di tengah

Tidak teraba benjolan/KGB yang membesar


9

Kelenjar Tiroid : tidak teraba membesar

Kelenjar Limfe : tidak teraba membesar

Thoraks

Bentuk : simetris

Pembuluh darah : tidak tampak pelebaran pembuluh darah

Paru – Paru

Pemeriksaan Depan Belakang


Inspeksi Kiri Simetris saat statis dan Simetris saat statis dan
dinamis dinamis
Kanan Simetris saat statis dan Simetris saat statis dan
dinamis dinamis
Palpasi Kiri - Tidak ada benjolan - Tidak ada benjolan
- Vocal fremitus simetris - Vocal fremitus simetris
Kanan - Tidak ada benjolan - Tidak ada benjolan
- Vocal fremitus simetris - Vocal fremitus simetris
Perkusi Kiri Sonor di seluruh lapang paru Sonor di seluruh lapang paru
Kanan Sonor di seluruh lapang paru Sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi Kiri - Suara vesikuler - Suara vesikuler
- Wheezing (-), Ronki (-) - Wheezing (-), Ronki (-)
Kanan - Suara vesikuler - Suara vesikuler
- Wheezing (-), Ronki (-) - Wheezing (-), Ronki (-)

Jantung

Inspeksi : Tidak tampak pulsasi iktus cordis

Palpasi : Teraba ictus cordis sela iga V, 1cm sebelah lateral


10

linea midklavikularis kiri.

Perkusi :

Batas kanan : Sela iga III-V linea sternalis kanan.

Batas kiri : Sela iga V, 1cm sebelah lateral linea midklavikularis


kiri.

Batas atas : Sela iga III linea parasternal kiri.

Auskultasi : Bunyi jantung I-II murni reguler, Gallop (-), Murmur


(-).

Abdomen

Inspeksi : terdapat bekas operasi (-), cembung, simetris,

smiling umbilicus (-), dilatasi vena (-)

Palpasi :

Dinding perut : supel, tidak teraba adanya massa / benjolan, defense

muscular (-), terdapat nyeri tekan pada bekas operasi(-),

tidak terdapat nyeri lepas.nyeri tekan perut bawah (+)

Hati : tidak teraba

Limpa : tidak teraba

Ginjal : ballotement -/-

Perkusi : redup di keempat kuadran abdomen

Auskultasi : bising usus (+) kesan normal

Ekstremitas
11

Akral teraba hangat pada keempat ekstremitas. edema (-).

Kelenjar Getah Bening

Preaurikuler : tidak teraba membesar

Postaurikuler : tidak teraba membesar

Submandibula : tidak teraba membesar

Supraclavicula : tidak teraba membesar

Axilla : tidak teraba membesar

Inguinal : tidak teraba membesar

PEMERIKSAAN LUAR

Mammae : TAK/TAK

ASI : -/-

TFU : Tidak dapat diraba

MT : (-)

NT : (+)

Fluxus : (-)

BAK : biasa

BAB : biasa

PEMERIKSAAN DALAM VAGINA

- V/V : tak /tak


- Portio : mencucu
- Uterus : kesan normal
12

- Nyeri goyang portio : (+)


- Pelepasan : (-)

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Laboratorium

07 Januari 2019

Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal


Leukosit ribu/μL 3,8-10,6
Eritrosit juta/μL 4,4-5,9
Hemoglobin gr/dL 13,2-17,3
Hematokrit % 40-52
Trombosit ribu/μL 150-440
MCV fL 80-100
MCH pg 26-34
MCHC gr/dL 32-36
GDS mg/dL <110
HBsAg (Rapid) - Non-Reaktif
CT menit 1 - 15
BT menit 1–3
Kesan:

Pemeriksaan USG Genikology :

Ovarium : Tampak kista ovarium kiri ukuran 2,2 x 2,3 cm dan cairan bebas minimal
dicavum douglasi.
13

Gambar 1 : Kistik Ovarium


14

V. RESUME

Pasien masuk MRS dengan keluhan nyeri perut bagian bawah, dirasakan sejak
beberapa bulan terakhir dan memberat sejak tadi pagi sampai sekarang, nyeri
dirasakan kadang tembus kebelakang, nyeri hilang timbul, riwayat demam satu hari
yang lalu disertai menggigil,nyeri sekitar bawah perut biasanya timbul saat naik
motor,nyeri saat berhubungan ada ( Disparaneu) 2 hari yang lalu, nyeri berkemih
tidak ada, riwayat pemakaian obat KB tidak ada,siklus haid 30 hari dan lama haid 3-5
hari dan ganti pembalut 2-3 kali.riwayat perdarahann tidak ada (-)
Riwayat Obsetri :
Tidak ada (G0P0A0)
Pada pemeriksaan fisik ditemukan kesadaran composmentis (GCS E4M6V5) , TD
110/90 mmHg, nadi 92x/menit, pernapasan 22x/menit, dan suhu 36,7oC. Pada
pemeriksaan status generalis didapatkan konjungtiva tidak anemis, inspeksi abdomen
terdapat pembesaran simetris, auskultasi abdomen peristaltik kesan menurun dan
pada perkusi redup(+). Pada pemeriksaan luar didapatkan mammae (tak/tak), Asi (-/-
), TFU sulit diraba, MT (+), Nyeri tekan (+), BAK lnacar, BAB biasa. Pemeriksaan
dalam vagina: V/V : tak /tak, Portio : mencucu, Uterus : kesan normal, Nyeri goyang
portio : (+), Pelepasan : (-)

Ovarium : Tampak kista ovarium kiri ukuran 2,2 x 2,3 cm dan cairan bebas minimal
dicavum douglasi.

Sedangkann dari pemeriksaan laboratorium didapatkan :

VI. Diagnosis

Penyakit radang panggul dan Kista ovarium

VII. Penatalaksanaan:

1. Non medikamentosa
15

Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang penyakit dan pengobatan


yang diberikan.

2. Medikamentosa
 Dari Spesialis Obgyn Ginekologi
o Infus RL 28 tpm
o Inj.Ketorolac 1 ampul/8jam/iv
o Cotrimoxazole Tab 3 x 2
IX. Prognosis

Ad vitam : Dubia ad bonam

Ad fungsionam : Dubia ad bonam

Ad Sanationam : Dubia ad bonam


16

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Anatomi Ovarium

Gambar 2 : Anatomi Ovarium dan Tuba

Wanita pada umumnya memiliki dua indung telur kanan dan kiri,
dengan penggantung mesovarium di bagian belakang ligamentum latum, kiri
dan kanan. Ovarium adalah kurang lebih sebesar ibu jari tangan dengan
ukuran panjang kira-kira 4 cm, lebar dan tebal kira-kira 1,5 cm.1
17

Hilusnya berhubungan dengan mesovarium tempat ditemukannya


pembuluh-pembuluh darah dan serabut-serabut saraf untuk ovarium. Pinggir
bawahnya bebas. Permukaan belakangnya pinggir keatas dan belakang ,
sedangkan permukaan depannya ke bawah dan depan. Ujung yang dekat dengan
tuba terletak lebih tinggi dari pada ujung yang dekat pada uterus, dan tidak
jarang diselubungi oleh beberapa fimbria dari infundibulum.1,4

Ujung ovarium yang lebih rendah berhubungan dengan uterus dengan


ligamentum ovarii proprium tempat ditemukannya jaringan otot yang menjadi
satu dengan yang ada di ligamentum rotundum. Embriologik kedua ligamentum
berasal dari gubernakulum1,2,3

Gambar 3 : Anatomi Ovarium

Secara histologik, ovarium dilapisi oleh epitelium germinalis dan tunika


albugenia. Sisi dalam ovarium terdiri dari sel-sel folikel dan jaringan ikat yang
sangat sensitif terhadap hormon seks. Ovarium diperdarahi oleh arteri ovarica
18

kanan dan kiri yang merupakan cabang dari aorta desendens. Vena sebagai
drainase mengikuti perjalanan arteri ovarica sebagai vena ovarica kanan dan kiri.4

Struktur ovarium terdiri atas :


1. Korteks ovarium ; terletak di sebelah luar yang diliputi oleh epitelium
germinativum yang berbentuk kubik dan di dalam terdiri dari stroma serta
folikel- folikel primordial
2. Medulla ; terletak di sebelah dalam korteks tempat terdapatnya stroma dengan
pembuluh- pembuluh darah, serabut – serabut saraf dan sedikit otot polos.
Diperkirakan pada wanita terdapat kira-kira 100.000 folikel primer. Tiap
bulan satu folikel akan keluar, kadang- kadang dua folikel yang dalam
perkembangannya akan menjadi folikel de Graff. Folikel – folikel ini merupakan
bagian terpenting dari ovarium dan dapat dilihat di korteks ovarii dalam letak yang
beraneka ragam dan pula dalam tingkat- tingkat perkembangan dari satu sel telur
dikelilingi oleh satu lapisan sel- sel saja sampai menjadi folikel de Graff yang
matang terisi dengan likour folikulli, mengandung estrogen dan siap untuk
berovulasi.5,6. Folikel de Graff yang matang terdiri atas :
1. Ovum ; yakni suatu sel besar dengan diameter 0,1 mm yang mempunyai
nukleus dengan anyaman kromatin yang jelas sekali dan satu nukleolus pula
2. Stratum granulosum yang terdiri atas sel- sel granulisa, yakni sel- sel bulat
kecil dengan inti yang jelas pada pewarnaan dan mengelilingi ovum ; pada
perkembangan lebih lanjut terdapat ditengahnya suatu rongga terisi likour
folikuli
3. Teka interna, suatu lapisan yang melingkari stratum granulosum dengan sel-
sel yang lebih kecil daripada sel granulosa
4. Teka eksterna, terbentuk oleh stroma ovarium yang terdesak
Pada ovulasi, folikel yang matang dan yang mendekati permukaan ovarium
pecah dan melepaskan ovum ke rongga perut. Sel- sel granulosa yang melekat pada
ovum yang membentuk korona radiata bersama- sama ovum ikut dilepas. Sebelum
19

dilepas, ovum mulai mengalami pematangan dalam dua tahap sebagai persiapan
untuk dapat dibuahi. 5,6
Setelah ovulasi, sel- sel stratum granulosum di ovarium mulai berproliferasi
dan masuk ke ruangan bekas tempat ovum dan likour folikuli. Demikian pula
jaringan ikat dan pembuluh- pembuluh darah kecil yang ada di situ. Biasanya timbul
perdarahan sedikit, yang menyebabkan bekas folikel diberi nama korpus rubrum.
Umur korpus rubrum ini hanya sebentar. Di dalam sel- selnya timbul pigmen kuning,
dan korpus rubrum menjadi korpus luteum. Sel- selnya membesar dan mengandung
lutein dengan banyak kapiler dan jaringan ikat diantaranya. 5,6
Di tengah- tengah masih terdapat bekas perdarahan. Jika tidak ada pembuahan
ovum, sel- sel yang besar serta mengandung lutein mengecil dan menjadi atrofik,
sedangkan jaringan ikatnya bertambah. Korpus luteum lambat laun menjadi korpus
albikans. Jika pembuahan terjadi, korpus luteum tetap ada, malahan menjadi lebih
besar, sehingga mempunyai diameter 2,5 cm pada kehamilan 4 bulan. 5,6

Gambar 4. Anatomi ovarium

II.2 Definisi Tumor Ovarium

Secara harfiah, Tumor adalah jaringan baru (neoplasma) yang timbul


dalam tubuh akibat pengaruh berbagai faktor penyebab dan menyebabkan
20

jaringan setempat pada tingkat gen kehilangan kendali normal atas


pertumbuhannya. Istilah neoplasma pada dasarnya memiliki makna sama
dengan tumor. Keganasan merujuk kepada segala penyakit yang ditandai
hiperplasia sel ganas.

Tumor ovarium adalah sebuah proses penumbuhan jaringan baru yang


berasal dari ovarium baik yang bersifat jinak maupun ganas. Beberapa
literatur menggolongkan kista sebagai tumor namun beberapa literatur lain
memisahkan antara tumor dengan kista. Perlu diketahui bahwa definisi kista
adalah suatu jenis tumor berupa kantong abnormal yang berisi cairan. Karena
secara definisi tumor adalah jaringan, oleh karena itu beberapa literatur
membedakan antara kista dengan tumor ovarium.

Gambar 5 : Ilustrasi Tumor Ovarium

II. 3. Epidemiologi

Berdasarkan data penelitian Jurnal Medscape di Amerika Serikat,


umumnya kista ovarium ditemukan saat pasien melakukan pemeriksaan USG
baik abdominal maupun transvaginal dan transrektal. Kista ovarium terdapat
disekitar 18% yang sudah postmenopause. Sebagian besar kista yang ditemukan
21

merupakan kista jinak, dan 10% sisanya adalah kista yang mengarah ke
keganasan.

Kista ovarium fungsional umumnya terjadi pada usia produktif dan relatif
jarang pada wanita postmenopause. Secara umum, tidak ada persebaran umur
yang spesifik mengenai usia terjadinya kista ovarium.5

II.4 Sifat Kista

1. Kista Fisiologis

Siklus menstruasi rata-rata berlangsung 28 hari, dimulai dengan hari


pertama menstruasi dan berakhir tepat sebelum periode menstruasi berikutnya.
Variabel pertama setengah dari siklus ini disebut fase folikular dan ditandai
oleh peningkatan follicle-stimulating hormone (FSH) produksi, yang
mengarah ke pemilihan folikel dominan yang akan dikeluarkan dari ovarium.
Dalam ovarium berfungsi normal, produksi estrogen simultan dari
folikel dominan menyebabkan lonjakan hormon luteinizing (LH),
mengakibatkan ovulasi dan pelepasan folikel dominan dari indung telur dan
memulai fase LH ovulasi.
Setelah ovulasi, sisa-sisa folikel membentuk korpus luteum, yang
memproduksi progesteron. Hal ini, pada gilirannya, mendukung ovum
dilepaskan dan menghambat FSH dan LH produksi. Sebagai degenerasi luteal
terjadi karena tidak adanya kehamilan, tingkat progesteron menurun,
sedangkan tingkat FSH dan LH mulai naik sebelum terjadinya menstruasi
berikutnya.4

Sesuai siklus menstruasi, di ovarium timbul folikel dan folikelnya


berkembang, dan gambaranya seperti kista. Biasanya kista tersebut berukuran
dibawah 4 cm, dapat dideteksi dengan menggunakan pemeriksaan USG, dan
dalam 3 bulan akan hilang. Jadi ,kista yang bersifat fisiologis tidak perlu operasi,
22

karena tidak berbahaya dan tidak menyebabkan keganasan, tetapi perlu diamati
apakah kista tersebut mengalami pembesaran atau tidak. Kista yang bersifat
fisiologis ini dialami oleh orang di usia reproduksi karena masih mengalami
menstruasi. Biasanya kista fisiologis tidak menimbuklkan nyeri pada saat haid.
Beberapa jenis kista fisiologis diantaranya adalah kista korpus luteal, kista
folikular, kista teka-lutein.4

2. Kista Patologis

Kista ovarium yang bersifat ganas disebut juga kanker ovarium. Kanker
ovarium merupakan penyebab kematian terbanyak dari semua kanker ginekologi.
Angka kematian yang tinggi karena penyakit ini pada awalnya bersifat tanpa
gejala dan tanpa menimbulkan keluhan apabila sudah terjadi metastasis,
sehingga 60-70% pasien datang pada stadium lanjut, penyakit ini disebut juga
sebagai silent killer. Angka kematian penyakit ini di Indonesia belum diketahui
dengan pasti.1

Pada kista patologis, pembesaran bisa terjadi relatif cepat, yang kadang
tidak disadari penderita. Karena, kista tersebut sering muncul tanpa gejala seperti
penyakit umumnya. Itu sebabnya diagnosa agak sulit dilakukan. Gejala gejala
seperti perut yang agak membuncit serta bagian bawah perut yang terasa tidak
enak biasanya baru dirasakan saat ukuranya sudah cukup besar. Jika sudah
demikian biasanya perlu dilakukan tindakan pengangkatan melalui proses
laparoskopi.1,2

Ada lagi jenis kista abnormal pada ovarium. Jenis ini ada yang bersifat
jinak dan ganas. Bersifat jinak jika bisa berupa spot dan benjolan yang tidak
menyebar. Meski jinak kista ini dapat berubah menjadi ganas. Tetapi sampai
saat ini, belum diketahui dengan pasti penyebab perubahan sifat tersebut. Kista
ganas yang mengarah ke kanker biasanya bersekat sekat dan dinding sel tebal
dan tidak teratur. Tidak seperti kista fisiologis yang hanya berisi cairan, kista
23

abnormal memperlihatkan campuran cairan dan jaringan solid dan dapat bersifat
ganas. 1,2,3

II.5 Klasifikasi Kista

Diantara tumor-tumor ovarium ada yang bersifat neoplastik dan non neoplastik.
Tumor neoplastik dibagi atas tumor jinak dan ganas, dan tumor jinak dibagi
dalam tumor kistik dan solid

A. Tumor Non Neoplastik


a. Tumor akibat radang
i. Abses ovarial
ii. Abses tubo – ovarial
iii. Kista tubo – ovarial
b. Tumor lain
i. Kista folikel
ii. Kista korpus lutein
iii. Kista teka-lutein
iv. Kista inklusi germinal
v. Kista endometrium
B. Tumor Neoplastik Jinak
a. Kistik
i. Kistoma ovarii simpleks
ii. Kistadenoma ovarii musinosum
iii. Kistadenoma ovarii serosum
iv. Kista endometroid
v. Kista dermoid
b. Solid
i. Fibroma, leiomioma, fibroadenoma, papiloma, angioma,
limfangioma
ii. Tumor Brenner
24

iii. Tumor sisi aderenal (makulinovo-blastoma).1

Pada kasus Ny.N belum bisa ditentukan apa jenis kista ovarium
tersebut dari hasil USG dengan ukuran kista ovarium kiri ukuran 2,2 x 2,3 cm,
dari hasil ini belum bisa menentukan jenis kista nya tetapi dari ukurannya
kemungkinan masih kista fungsional, dan dari gejala belum menunjukka
gejala kista ovarium. Hal ini perlu dilakukan pemeriksaan patologi anatomi
untuk menentukan jenis kista neoplastik atau nonneoplastik.

Kista Ovarium Non-Neoplastik

a. Tumor Akibat Radang


Tumor ini biasanya disebabkan oleh proses infeksi yang terjadi pada
adneksa. Tumor ini cukup jarang. Proses pembentukan tumor ini didahului
oleh masuknya bakteri kedalam uterus yang berlanjut ke bagian salfing dan
menuju ke adneksa. Kemudian terjadilah infeksi dan terjadi proses
imunologis sehingga terbentuk abses.1
b. Kista Folikel
Kista ini berasal dari folikel de graff yang tidak sampai berovulasi, namun
tumbuh terus menjadi kista folikel, atau dari beberapa folikel primer yang
setelah bertumbuh di bawah pengaruh estrogen tidak mengalami proses
atresia yang lazim, melainkan membesar menjadi kista.bisa di dapati satu
kista atau beberapa dan besarnya biasanya berdiameter 1-1 ½cm. Dalam
menangani tumor ovarium timbul persoalan apakah tumor yang dihadapi itu
neoplasma atau kista folikel. Umumnya jika diameter tumor tidak lebih dari
5 cm, dapat di tunggu dahulu karena kista folikel dalam 2 bulan akan hilang
sendiri.1,3
Kista folikuler secara tipikal kecil dan timbul dari folikel yang tidak
sampai saat menopause, sekresinya akan terlalu banyak mengandung
estrogen sebagai respon terhadap hipersekresi FSH (folikel stimulating
hormon) dan LH (luteinizing hormone) normalnya ditemui saat menopause
25

berdiameter 1 -10 cm (folikel normal berukuran limit 2,5 cm); berasal dari
folikel ovarium yang gagal mengalami involusi atau gagal meresorpsi cairan.
Dapat multipel dan bilateral. Biasanya asimtomatik.1

Gambar 5: Kista Folikel

c. Kista Korpus Lutein


Dalam keadaan normal korpus luteum lambat laun mengecil dan menjadi
korpus albikans. Kadang-kadang korpus luteum akan mempertahankan diri
(korpus luteum persisten); perdarahan yang terjadi di dalamnya akan
menyebabkan kista, berisi cairan berwarna merah coklat karena darah
tua. Pada pembelahan ovarium kista korpus luteum memberi gambaran yang
khas. Dinding kista terdiri atas lapisan berwarna kuning, terdiri atas sel-sel
luteum yang berasal dari sel-sel teka. Penanganan kista luteum ini menunggu
sampai kista hilang sendiri. Dalam hal ini dilakukan operasi atas dugaan
kehamilan ektopik terganggu,kista korpus luteum diangkat tanpa
mengorbankan ovarium.1,3
26

Gambar 6 : Kista Korpus Luteal

d. Kista Teka Lutein

Kista biasanya bilateral dan sebesar tinju. Pada pemeriksaan mikroskopik


terlihat luteinisasi sel-sel teka.Tumbuhnya kista ini ialah akibat pengaruh
hormone koriogonadrotropin yang berlebihan.1,3 Kista granulosa lutein yang
terjadi di dalam korpus luteum indung telur yang fungsional dan membesar
bukan karena tumor, disebabkan oleh penimbunan darah yang berlebihan saat
fase pendarahan dari siklus menstruasi.

Kista teka-lutein biasanya berisi cairan bening, berwarna seperti jerami;


biasanya berhubungan dengan tipe lain dari growth indung telur, serta terapi
hormon.
27

Gambar 7 : Kista Teka Lutein

e. Kista Inklusi Germinal

Terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian terkecil dari epitel


germinativum pada permukaan ovarium. Biasanya terjadi pada wanita usia lanjut
dan besarnya jarang melebihi 1 cm. Kista terletak di bawah permukaan ovarium,
dindingnya terdiri atas satu lapisan epitel kubik atau torak rendah, dan isinya
cairan jernih dan serous.1,3
28

Gambar 8 : Kista Inklusi Germinal

f. Kista Endometrium

Kista ini endometriosis yang berlokasi di ovarium. Akibat proliferasi dari sel
yang mirip dinding endometrium, umumnya berisi darah yang merupakan hasil
peluruhan dinding saat menstruasi 1

Neoplasti Jinak

1. Kistik:
a. Kistoma Ovari Simpleks
Kista ini mempunyai permukaan yang rata dan halus, biasanya bertangkai,
seringkali bilateral dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan
di dalam kista jernih, serous dan berwarna kuning. Pada dinding kista
tampak lapisan epitel kubik. Terapi terdiri atas pengangkatan kista dengan
reseksi ovarium, akan tetapi jarinngan yang dikeluarkan harus segera
diperiksa secara histologik untuk mengetahui apakah ada keganasan.1,3

b. Kistadenoma Ovarii Serosum

Kista ini ditemukan dalam frekwensi yang hampir sama dengan


kistadenoma musinosum dan dijumpai pada golongan umur yang
29

sama. Kista ini sering ditemukan bilateral (10-20%) daripada kistadenoma


musinosum. Tumor serosa dapat membesar sehingga memenuhi ruang
abnomen, tetapi lebih kecil dibanding dengan ukuran kistadenoma
musinosum. Permukaan tumor biasanya licin, tetapi dapat
juga lobulated karena kista serosum pun dapat berbentuk multikolur,
meskipun lazimnya berongga satu. Warna kista putih keabuan.

Ciri khas dari kista ini adalah potensi pertumbuhan papiler ke dalam
rongga kista sebesar 50% dan keluar pada permukaan kista sebesar 5%. Isi
kista cair, kuning dan kadang-kadang coklat karena bercampur darah.
Tidak jarang, kistanya sendiri kecil, tetapi permukaannya penuh dengan
pertumbuhan papiler (solid papiloma)

Pada umumnya dapat dikatakan bahwa sulit membedakan gambaran


makroskopis kistadenoma serosum papileferum yang ganas dari yang
jinak, bahkan pemeriksaan rnikroskopis pun tidak selalu mernberikan
kepastian.

Pada pemeriksaan mikroskopis terdapat dinding kista yang dilapisi


epitel kubik atau torak yang rendah, dengan sitoplasma eosinofil dan inti
sel yang besar dan gelap warnanya. Karena tumor ini berasal dari epitel
permukaan ovarium (germinal epithelum), maka bentuk epitel pada papil
dapat beraneka ragam, tetapi sebagian besar terdiri atas epitel bulu getar
seperti epitel tuba. Pada jaringan papiler dapat ditemukan pengendapan
kalsium dalam stromanya yang dinamakan psamoma. Adanya psamoma
menunjukkan bahwa kista adalah kistadenoma ovarium serosum
papiliferum, tetapi bukan ganas.

Tidak ada gejala klasik yang menyertai tumor serosa


proliferatif. Kebanyakan ditemukan pada pemeriksaan rutin dari
pelvis. Kadang-kadang pasien mengeluh rasa ketidaknyamanan daerah
30

pelvis dan pada pemeriksaan ditemukan massa abdomen atau pun ascites.
Kelainan ekstra abdomen jarang ditemukan pada keganasan ovarium
kecuali pada stadium terminal. 1,2,6

Apabila ditemukan pertumbuhan papiler, proliterasi dan stratifikasi


epitel, serta anaplasia dan mitosis pada sel-sel, kistadenoma serosum
secara makroskopik digolongkan ke dalam kelompok tumor ganas. 30-
35% dari kistadenoma serosum mengalami perubahan keganasan. Bila
terdapat implantasi pada peritoneum disertai dengan ascites, prognosis
penyakit adalah kurang baik. Meskipun diagnosis histopatologis
pertumbuhan tumor tersebut mungkin jinak (histopathologically benign),
tetapi secara klinis harus dianggap sebagai neoplasma ovarium ganas
(clinicaly malignant).

Terapi pada umumnya adalah pengangkatan tumor. Tetapi oleh karena


berhubung dengan besarnya kemungkinan keganasan perlu dilakukan
pemeriksaan yang teliti terhadap tumor yang dikeluarkan. Bahkan kadang-
kadang perlu diperiksa sediaan yang dibekukan (frozen section) pada saat
operasi, untuk menentukan tindakan selanjutnya pada waktu operasi.1,3

Gambar 9 : Kista Ovarium Serosum


31

c. Kistadenoma Ovarii Musinosum

Asal tumor ini belum diketahui dengan pasti. Tumor ini mungkin
muncul sebagai tumor unilateral kista teratoma atau sebagai metaplasia
mucinosum dari mesothelium. Tumor mucinous yang berasal dari teratoid
ditemukan pada penderia yang muda. Paling sering pada wanita berusia
antara 20-50 tahun dan jarang sekali pada masa prapubertas. Tumor
evarium ini terbanyak ditemukan bersama-sama dengan kistadenoma
ovarii serosum. Kedua tumor ini merupakan kira-kira 60% dari seluruh
ovarium, sedang kistadenoma ovarii musinosum nerupakan 40% dari
seluruh kelompok neoplasma ovarium.

Kista ini biasanya mempunyai dinding yang licin, permukaan


berbagala (lobulated) dan umumnya multitokular dan odematosa; lokular
yang mengandung niukosa ini kelihatan biru dari peregangan kapsulnya.
Kira-kira 10% dapat mencapai ukuran yang amat besar dan pada tumor ini
tidak dapat ditemukan jaringan yang normal lagi. Tumor biasanya
unilateral, akan tetapi dapat juga dijumpai yang bilateral (8-10%).

Dinding kista agak tebal dan berwarna putih keabuan terutama


apabila terjadi perdarahan atau perubahan degeneratif di dalam kista. Pada
permukaan terdapat cairan lendir yang khas, kental seperti gelatin, melekat
dan berwarna kuning sampai coklat tergantung dari percampurannya
dengan darah.

Pemeriksaan mikroskopik : tampak dinding kista dilapisi oleh epital


torak tinggi dan sel-sel goblet yang terisi lendir. Sel-sel epitel yang
terdapat dalam satu lapisan bersifat odernatus dan mempunyai potensi
untuk tumbuh seperti struktur kelenjar, kelenjar-kelenjar menjadi kista-
32

kista baru, yang menyebabkan kista menjadi multilokuler. Jika terjadi


suatu sobekan pada dinding kista (spontan ataupun pada saat operasi),
maka sel-sel epitel dapat tersebar pada permukaan peritoneum rongga
perut, dan sekresinya menyebabkan pseudomiksoma peritonei. Akibat
pseudorniksoma peritonei timbul penyakit menahun dengan musin terus
bertambah dan menyebabkan banyak perlengketan. Akhirnya penderita
meninggal karena ileus. Pada kista kadang-kadang ditemukan daerah
padat dan pertumbuhan papiler.1,3

d. Kista Endometroid

Terjadi karena lapisan didalam rahim (yang biasanya terlepas sewaktu


haid dan terlihat keluar dari kemaluan seperti darah); tidak terletak dalam
rahim tetapi melekat pada dinding luar ovarium. Akibat peristiwa ini
setiap kali haid, lapisan tersebut menghasilkan darah haid yang akan terus
menerus tertimbun dan menjadi kista. Kista ini bisa 1 pada dua indung
telur. Timbul gejala utama yaitu rasa sakit terutama sewaktu haid/ sexual
intercourse.1,3

Gambar 10 :Kista Endometroid

e. Kista Dermoid

Tumor ini merupakan 10% dan seluruh neoplasma ovarium yang


kistik, dan paling sering ditemukan pada wanita yang masih muda. 25%
33

dari semua kista dermoid bilateral, lazimnya dijumpai pada masa reproduksi
walaupun dapat ditemukan pada anak kecil. Tumor ini dapat mencapai ukuran
sangat besar, sehingga beratnya mencapai beberapa kilogram.

Kista ini tumbuh akibat proses yang kurang sempurna saat


pembentukan lapisan embrional. Lapisan ektoderm yang saat dewasa akan
menjadi sel sel folikel rambut, tulang, serta gigi secara tidak sempurna
tumbuh di sekitar ovarium. Kista ini tidak mempunyai ciri yang khas. Dinding
kista kelihatan putih keabuan dan agak tipis. Konsistensi tumor sebagian
kistik kenyal, di bagian lain padat. Dapat ditemukan kulit, rambut kelenjer
sebasea, gigi (ektodermal), tulang rawan, serat otot jaringan ikat (mesodemal)
dan mukosa traktus gasttrointotinelis, epitel saluran kista terdapat produk
kelenjer sebasea berupa massa lembek seperti lemak, bercampur dengan
rambut

Pada kista dermoid dapat terjadi torsio tangkai dengan gejala nyeri
mendadak di perut bagian bawah. Ada kemungkinan terjadinya sobekan
dinding kista dengan akibat pengeluaran isi kista dalam
rongga peritoneum.Perubahan keganasan dari kista sangat jarang, hanya
1,5% dari semua kista dermoid dan biasanya pada wanita lewat menopause.1,3

Gambar 11 : Kista Dermoid

2. Solid
34

Semua tumor ovarium yang padat adalah neoplasma. Akan tetapi, ini tidak
berarti bahwa termasuk suatu neoplasma yang ganas, meskipun semuanya
berpotensi maligna. Potensi menjadi ganas sangat berbeda pada berbagai
jenis, umpamanya sangat rendah pada fibroma ovarium dan sangat tinggi pada
teratoma embrional yang padat.1,6
a. Fibroma ovarii
Potensi menjadi ganas sangat rendah pada fibroma ovarium, kurang dari
1%. Fibroma ovarii berasal dari elemen fibroblastik stroma ovarium atau
sel mesenkim yang multipoten. Tumor ini merupakan 5% dari semua
neoplasma ovarium dan paling sering ditemukan pada penderita
menopause. Tumor ini mencapai diameter 2 sampai 30 cm; dan beratnya
20 kg, dengan 90% uniteral. Permukaan tidak rata, konsistensi keras,
warnanya merah jambu keabuan. Apabila konsistensi sangat padat disebut
fibroma durum, dan apabila lunak disebut fibroma molle. Neoplasma ini
terdiri atas jaringan ikat dengan sel-sel di tengah jaringan kolagen.
Apabila terdiri atas kelenjar-kelenjar kistik, maka disebut kistadenofroma
ovarii. Fibroma ovarii yang besar biasanya mempunyai tangkai dan dapat
terjadi torsi. Pada tumor ini sering ditemukan sindroma Meigs (tumor
ovarii, ascites, hidrotoraks). 1,2,6
b. Tumor Brenner
Merurupakan suatu neoplasma ovarium yang sangat jarang ditemukan,
biasanya pada wanita dekat atau sesudah menopause. Frekuensinya 0,5%
dari semua tumor ovarium. Besar tumor ini beraneka ragam, dari sangat
kecil ke yang beratnya beberapa kilogram. Lazimnya tumor ini unilateral.
Pada pembelahan berwarna kuning muda seperti fibroma, dengan kista-
kista kecil. Kadang-kadang pada tumor ini temukan sindroma Meigs.
Gambar mikroskopis tumor ini sangat khas, terdiri dari 2 elemen, yakni
sarang-sarang yang terdiri atas epitel epitel, yang dikelilingi jaringan ikat
yang luas dan padat.
35

Tumor Brenner tidak menimbulkan gejala-gejala klinik yang khas, dan


jika masih kecil, biasanya ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan
histopatologik ovarium. Meskipun biasanya jinak, dalam beberapa kasus
tumor ini menunjukkan keganasan pada histopatologi dan klinisnya.1,2,6
c. Maskulinovoblastoma (adrenal cell rest tumor)
Tumor ini sangat jarang terjadi. Biasanya unilateral dan besarnya
bervariasi antara 0,5-16 cm. Beberapa dari tumor ini menyebabkan gejala
maskulinasi, terdiri atas hirsutisme, pembesaran klitoris, atrofi memmae,
dan perubahan suara.
II.6 Etiologi
Penyebab terjadinya kista ovarium yaitu terjadinya gangguan
pembentukan hormon pada hipotalamus, hipofise, atau ovarium itu sendiri.
Kista ovarium timbul dari folikel yang tidak berfungsi selama siklus
menstruasi.1

Faktor resiko terjadinya kista ovarium.4

a. Riwayat kista ovarium sebelumnya


b. Siklus menstruasi yang tidak teratur
c. Meningkatnya distribusi lemak tubuh bagian atas
d. Menstruasi dini
e. Tingkat kesuburan
f. Hipotiroid atau hormon yang tidak seimbang
g. Terapi tamosifen pada kanker mamma

Sedangkan pada tumor padat, etiologi pasti belum diketahui, diduga akibat
abnormalitas pertumbuhan sel embrional, atau sifat genetis kanker yang
tercetus oleh radikal bebas atau bahan bahan karsinogenik.

II.7 Patofisiologi
36

Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang
disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan
diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang ruptur
akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 – 2
cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit,
korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif.
Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar
kemudian secara gradual akan mengecil selama kehamilan.1,6
Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista
fungsional dan selalu jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang
kadang-kadang disebut kista theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh
gonadotropin, termasuk FSH dan HCG.1,2
Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi
gonadotropin atau sensitivitas terhadap gonadotropin yang berlebih. Pada
neoplasia tropoblastik gestasional (hydatidiform mole dan choriocarcinoma)
dan kadang-kadang pada kehamilan multiple dengan diabetes, hcg
menyebabkan kondisi yang disebut hiperreaktif lutein. Pasien dalam terapi
infertilitas, induksi ovulasi dengan menggunakan gonadotropin (FSH dan LH)
atau terkadang clomiphene citrate, dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi
ovari, terutama bila disertai dengan pemberian HCG.1,2
Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan
tidak terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia
yang ganas dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh
ini, keganasan paling sering berasal dari epitel permukaan (mesotelium) dan
sebagian besar lesi kistik parsial. Jenis kista jinak yang serupa dengan
keganasan ini adalah kistadenoma serosa dan mucinous. Tumor ovari ganas
yang lain dapat terdiri dari area kistik, termasuk jenis ini adalah tumor sel
granulosa dari sex cord sel dan germ cel tumor dari germ sel primordial.
Teratoma berasal dari tumor germ sel yang berisi elemen dari 3 lapisan
germinal embrional; ektodermal, endodermal, dan mesodermal.
37

Endometrioma adalah kista berisi darah dari endometrium ektopik. Pada


sindroma ovari pilokistik, ovarium biasanya terdiri folikel-folikel dengan
multipel kistik berdiameter 2-5 mm, seperti terlihat dalam sonogram.1,2
II.8 Tanda dan Gejala

Kebanyakan wanita dengan kanker ovarium tidak menimbulkan gejala


dalam waktu yang lama. Gejala umumnya sangat bervariasi dan tidak
spesifik.4,6

Kista ovarium seringkali tanpa gejala, terutama bila ukuran kistanya


masih kecil. Kista yang jinak akan memberikan gejala ketika ukurannya
semakin membesar. Sedangkan pada kista yang ganas kadangkala
memberikan keluhan sebagai hasil infiltrasi atau metastasis ke jaringan sekitar
Untuk memastikan penyakit tidak bisa dilihat dari gejala-gejala saja karena
mungkin gejalanya mirip dengan keadaan lain seperti endometriosis, radang
panggul,kehamilan ektopik (di luar rahim) atau kanker ovarium. Meski
demikian, penting untuk memperhatikan setiap gejala atau perubahan ditubuh
untuk mengetahui gejala mana yang serius. Gejala-gejalanya antara lain:perut
terasa penuh, berat dan kembung, tekanan pada dubur dan kandung kemih
(sulit buang air kecil), haid tidak teratur, nyeri panggul yang menetap atau
kambuhan yang dapat menyebar ke punggung bawah dan paha, nyeri
senggama, mual, ingin muntah, atau pengerasan payudara mirip seperti pada
saat hamil.4,6

Pada kasus NY.An pasien mengeluh nyeri perut bawah sejak beberapa
bulan yang lalu. Awalnya pasien tidak mengeluh apa. Dan pasien datang dan
membera sejak tadi pagi dan sampai sekarang dan sebelumnya pasien demam
dan menggigil. Haid teratur,nyeri dibagian panggul saat naik motor, nyeri saat
senggama, mual (-) muntah (-),BAB dan BAK lancar atau biasa.

Pada stadium awal gejalanya dapat berupa:


38

a. Gangguan haid
b. Jika sudah menekan rectum atau VU mungkin terjadi konstipasi atau
sering berkemih.
c. Dapat terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang
menyebabkan nyeri spontan dan sakit diperut.
d. Nyeri saat bersenggama.

Pada stadium lanjut:

a. Asites
b. Penyebaran ke omentum (lemak perut) serta organ di dalam rongga
perut
c. Perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu makan
d. Gangguan buang air besar dan kecil.
e. Sesak nafas akibat penumpukan cairan di rongga dada.4
II.9 Diagnosis
Diagnosis kista ovarium dapat ditegakkan melalui pemeriksaan fisik. Namun
biasanya sangat sulit untuk menemukan kista melalui pemeriksaan fisik. Maka
kemudian dilakukan pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis kista
ovarium. Pemeriksaan yang umum digunakan adalah :
1. Ultrasonografi (USG)
Alat peraba (transducer) digunakan untuk memastikan keberadaan kista,
membantu mengenali lokasinya dan menentukan apakah isi kista cairan
atau padat. Kista berisi cairan cenderung lebih jinak, kista berisi material
padat memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.5,6
Dari gambaran USG dapat terlihat:
a. Akan terlihat sebagai struktur kistik yang bulat (kadang-kadang oval)
dan terlihat sangat echolucent dengan dinding yang tipis/tegas/licin,
dan di tepi belakang kista nampak bayangan echo yang lebih putih
dari dinding depannya.
39

b. Kista ini dapat bersifat unillokuler (tidak bersepta) atau multilokuler


(bersepta-septa).
c. Kadang-kadang terlihat bintik-bintik echo yang halus-halus (internal
echoes) di dalam kista yang berasal dari elemen-elemen darah di
dalam kista.

Gambar 12 : Gambaran Kista pada USG

2. Pemeriksaan Lab
Pemeriksaan lab dapat berguna sebagai screening maupun diagnosis
apakah tumor tersebut bersifat jinak atau ganas. Berikut pemeriksaan yang
umum dilakukan untuk mendiagnosis kista ovarium.
 Pemeriksaan Beta-HCG  Pemeriksaan ini digunakan untuk
screening awal apakah wanita tersebut hamil atau tidak. Pemeriksaan
ini dapat menyingkirkan kemungkinan kehamilan ektopik.
 Pemeriksaan Darah Lengkap  Untuk sebuah penyakit keganasan,
dapat diperkirakan melalui LED. Parameter lain seperti leukosit, HB,
HT juga dapat membantu pemeriksa menilai keadaan pasien.
 Urinalisis  Urinalisis penting untuk mencari apakah ada
kemungkinan lain, baik batu saluran kemih, atau infeksi dan untuk
menyingkirkan diagnosis banding.
 Pemeriksaan Tumor Marker  Tumor marker spesifik pada
keganasan ovarium adalah CA125. CEA juga dapat diperiksa, namun
40

CEA kurang spesifik karena marker ini juga mewakili keganasan


kolorektal, uterus dan ovarium.
3. Pemeriksaan Patologi Anatomi
Merupakan pemeriksaan untuk memastikan tingkat keganasan dari tumor
ovarium. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan bersama dengan proses
operasi, kemudian sampel difiksasi dan diperiksa dibawah mikroskop.6

Pada kasus Ny.N belum bisa ditentukan apa jenis kista ovarium tersebut dari hasil
USG dengan ukuran kista ovarium kiri ukuran 2,2 x 2,3 cm, dari hasil ini belum bisa
menentukan jenis kista nya tetapi dari ukurannya kemungkinan masih kista
fungsional, dan dari gejala belum menunjukka gejala kista ovarium. Hal ini perlu
dilakukan pemeriksaan patologi anatomi untuk menentukan jenis kista neoplastik
atau nonneoplastik

Sedangkan dari diagnosis didiagnosis penyakit radang panggul , kemungkinan dari


gejala pasien demam, mengigil, nyeri tekan perut bagian bawah, riwayat keputihan
disangkal, ISK, nyeri goyang postio (+) tetapi dari faktor resiko tidak didapatkan
seperti Seks bebas, penyakit menular seksual atau pemakaian AKDR, tidak
didapatkan sekret purulen atau mukopurulen. Dalam kasus ini perlu adanya
pemeriksaan lanjutan laboratorium darah rutin lengkap, USG transvaginal MRI, serta
biaopsi endometrium.

II.10 Penatalaksanaan
1. Observasi dan Manajemen Gejala
Jika kista tidak menimbulkan gejala, maka cukup dimonitor (dipantau)
selama 1-2 bulan, karena kista fungsional akan menghilang dengan sendirinya
setelah satu atau dua siklus haid. Tindakan ini diambil jika tidak curiga ganas.
Apabila terdapat nyeri, maka dapat diberikan obat-obatan simptomatik seperti
penghilang nyeri NSAID1,2,4
2. Operasi
41

Jika kista membesar, maka dilakukan tindakan pembedahan, yakni


dilakukan pengambilan kista dengan tindakan laparoskopi atau laparotomi.
Biasanya kista yang ganas tumbuh dengan cepat dan pasien mengalami
penurunan berat badan yang signifikan. Akan tetapi kepastian suatu kista itu
bersifat jinak atau ganas jika telah dilakukan pemeriksaan Patologi Anatomi
setelah dilakukan pengangkatan kista itu sendiri melalui operasi. Biasanya
untuk laparoskopi diperbolehkan pulang pada hari ke-3 atau ke-4, sedangkan
untuk laparotomi diperbolehkan pulang pada hari ke-8 atau ke-9.1,2,4
Indikasi umum operasi pada tumor ovarium melalu screening USG
umumnya dilakukan apabila besar tumor melebihi 5cm baik dengan gejala
maupun tanpa gejala. Hal tersebut diikuti dengan pemeriksaan patologi
1,2,4,6
anatomi untuk memastikan keganasan sel dari tumor tersebut. Kista
ovarium yang berukuran kecil atau tidak menimbulkan gejala, tidak
memerlukan tatalaksana tertentu. Tetapi apabila kista tersebut sudah
menimbulkan gejala, maka dapat dilakukan tindakan operatif berupa
kistektomi.
Pada kasus ini tidak dilakukan operasi melainkan dilakukan
pengobatan konservatif disebabkan dari hasil USG dari kasus ini < atau
dibawah 4 sehingga tidak dilakukan operasi.
II.11 Prognosis
Prognosis dari kista jinak sangat baik. Kista jinak tersebut dapat tumbuh di
jaringan sisa ovarium atau di ovarium kontralateral. Apabila sujdah dilakukan
operasi, angka kejadian kista berulang cukup kecil yaitu 13%.
Kematian disebabkan karena karsinoma ovari ganas berhubungan
dengan stadium saat terdiagnosis pertama kali dan pasien dengan keganasan
ini sering ditemukan sudah dalam stadium akhir.1

Angka harapan hidup dalam 5 tahun rata-rata 41.6%. Tumor sel granuloma
memiliki angka bertahan hidup 82% sedangkan karsinoma sel skuamosa yang
berasal dari kista dermoid berkaitan dengan prognosis yang buruk.1,6
42

BAB III

TINJAUAN ISLAM

Sehat biasanya diartikan sebagai suatu keadaan yang baik bagi seluruh
anggota tubuh, dan dapat menjalankan fungsinya. Dalam Munjid al-Thulab, Fu’ad
Ifram al-Bustamy berpendapat bahwa sehat adalah hilangnya penyakit, dan berarti
pula sesuatu yang terbebas, dan selamat dari segala yang tercela.

hadis Rasulullah saw, yang berbunyi:


ُ ‫الص َّحةُ َو ْالفَ َرا‬
)‫ (رواه البخاري‬.‫غ‬ ِ ‫اس‬ِ َّ‫َان َم ْغب ُْو ٌن فِ ْي ِه َما َكثِي ٌْر ِمنَ الن‬
ِ ‫نِ ْع َمت‬
“Dua kenikmatan yang banyak manusia menjadi rugi (karena tidak diperhatikan),
yaitu kesehatan dan waktu luang”. (HR. Al-Bukhari)
Dari Usamah bin Syarik radhiallahu'anhu, bahwa beliau berkata:
"Aku pernah berada di samping Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Lalu
datanglah serombongan Arab dusun. Mereka bertanya, "Wahai Rasulullah, bolehkah
kami berobat?" Beliau menjawab: "Iya, wahai para hamba Allah, berobatlah. Sebab
Allah Subhanahu wa Ta'ala tidaklah meletakkan sebuah penyakit melainkan
meletakkan pula obatnya, kecuali satu penyakit." Mereka bertanya: "Penyakit apa
itu?" Beliau menjawab: "Penyakit tua." (HR. Ahmad, Al-Bukhari dalam Al-Adabul
Mufrad, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan At-Tirmidzi, beliau berkata bahwa hadits ini
hasan shahih. Syaikhuna Muqbil bin Hadi Al-Wadi'i menshahihkan hadits ini dalam
kitabnya Al-Jami' Ash-Shahih mimma Laisa fish Shahihain, 4/486)

Dari Jabir bin 'Abdullah radhiallahu 'anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda: "Setiap penyakit pasti memiliki obat. Bila sebuah obat sesuai
dengan penyakitnya maka dia akan sembuh dengan seizin Allah Subhanahu wa
Ta'ala." (HR. Muslim)

Dari Ibnu Mas'ud radhiallahu 'anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda: "Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala tidaklah menurunkan sebuah
penyakit melainkan menurunkan pula obatnya. Obat itu diketahui oleh orang yang
bisa mengetahuinya dan tidak diketahui oleh orang yang tidak bisa mengetahuinya."
43

(HR. Ahmad, Ibnu Majah, dan Al-Hakim, beliau menshahihkannya dan disepakati
oleh Adz-Dzahabi. Al-Bushiri menshahihkan hadits ini dalam Zawa`id-nya. Lihat
takhrij Al-Arnauth atas Zadul Ma'ad, 4/12-13)

"Sesungguhnya Allah telah menurunkan penyakit dan obatnya, demikian pula Allah
menjadikan bagi setiap penyakit ada obatnya. Maka berobatlah kalian dan janganlah
berobat dengan yang haram." (HR. Abu Dawud dari Abud Darda` radhiallahu 'anhu)

Hadits-hadits di atas menunjukkan bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya, dan
hendaklah manusia melakukan perawatan sakitnya atau berobat kepada yang
mengetahuaninya atau ahlinya. Tetapi obat dan dokter hanyalah cara kesembuhan,
sedangkan kesembuhan hanya datang dari Allah. Karena Allah menyatakan, "Dialah
yang menciptakan segala sesuatu." Semujarab apapun obat dan sehebat apapun
dokternya, namun jika Allah tidak menghendaki kesembuhan, maka kesembuhan itu
tidak akan didapat. Bahkan jika meyakini bahwa kesembuhan itu datang dari selain-
Nya, berarti ia telah rela keluar dari agama dan neraka sebagai tempat tinggalnya
kelak jika tidak juga bertaubat.

Islam sangat memperhatikan tentang masalah kesehatan. Hal ini terbukti


banyaknya ayat-ayat al-Qur’an dan hadist yang memerintahkan manusia untuk hidup
sehat, diantaranya:
1. Kebersihan diri
Istilah kebersihan dalam al-Qur’an dicantumkan dengan Thaharah (kesucian
atau kebersihan), kata tersebut disebutkan dalam al-Qur’an sebanyak 31 kali.
Diantaranya:
َ َ‫ف‬
‫ط ِهر‬ ‫اب‬
َ َ‫َوثِي‬

“Dan pakaianmu bersihkanlah”. (QS. Al-Mudatstsir/74; 4)


‫س ُح ْوا ِب ُر ُء ْو ِس ٌك ْم َوأَ ْر ُجلَ ُك ْم ِإلَى‬
َ ‫ق َوا ْم‬ِ ‫صالَ ِة فَا ْغ ِسلُ ْوا ُو ُج ْو َه ُك ْم َوأَ ْي ِد َي ُك ْم ِإلَى ْال َم َرا ِف‬
َّ ‫َياأَيُّ َهاا َّل ِذيْنَ آ َمنُ ْوا ِإذَا قُ ْمت ُ ْم ِإلَى ال‬
َّ َ‫ف‬
.‫اط َّه ُر ْوا‬ ‫ُجنُبًا‬ ‫ُك ْنت ُ ْم‬ ‫َو ِإ ْن‬ ،‫ْال َك ْعبَي ِْن‬
44

“Wahai orang-orang yang beriman. Bila kamu hendak melaksanakan salat, maka
basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai siku, dan sapulah kepalamu, dan (basuh)
kedua kakimu sampai mata kaki. Jika kamu junub maka bersihkanlah (dengan
mandi)”(QS. Al-Ma’idah/5:6).
Dalil tersebut diatas menyuruh manusia untuk terus membersihkan diri, ini
sesuai dengan konsep kesehatan yang sangat menganjurkan manusia untuk hidup
bersih. Karena kebersihan pangkal kesehatan.
Dalam hadist Rasulullah yang berbunyi

"Agama Islam itu adalah (agama) yang bersih/suci, maka hendaklah kamu menjaga
kebersihan. Sesungguhnya tidak akan masuk surga, kecuali orang-orang yang suci."
(HR. Baihaqi).

"Diriwayatkan dari Sa'ad bin Al-Musayyib dari Rasulullah Saw. Beliau bersabda:
"Sesungguhnya Allah swt. itu suci yang menyukai hal-hal yang suci, Dia Maha bersih
yang menyukai kebersihan, Dia Mahamulia yang menyukai kemuliaan, Dia
Mahaindah yang menyukai keindahan, karena itu bersihkanlah tempat-tempatmu.
Dan jangan meniru orang-orang Yahudi." (HR. Tirmizi)."

2. Pola makan yang sehat


Salah satu cara yang diajarkan oleh islam untuk meraih kesehatan adalah dengan
mengatur pola makan yang baik. Ajaran islam dalam mengelola makan itu ada
beberapa hal, diantaranya:
· Mengonsumsi makanan yang halal dan baik
َ
.‫طيِبًا‬ ً‫َحالَال‬ ُ‫هللا‬ ‫َرزَ قَ ُك ُم‬ ‫ِم َّما‬ ‫َو ُكلُ ْوا‬

“Dan makanlah dari yang diberikan Allah kepadamu sebagai rezeki yang halal dan
baik”. (QS. Al-Ma’idah/5; 8).
· Tidak berlebihan dalam makan dan minum.
. َ‫ْال ُم ْش ِرفِيْن‬ ُّ‫ي ُِحب‬ َ‫ال‬ َ‫هللا‬ ‫إِ َّن‬ .‫َوالَتُس ِْرفُ ْوا‬ ‫َوا ْش َرب ُْوا‬ ‫ُكلُ ْوا‬
45

“Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak


menyukai orangyang berlebih-lebihan”.(QS.Al-A`raf; 31).

(Ya ALLAH, ampunilah aku, kasihanilah aku, berilah petunjuk padaku,


selamatkanlah aku (dari berbagai penyakit), dan berikanlah rizqi kepadaku)
46

DAFTAR PUSTAKA

1. Wiknjosastro H. Buku Ilmu Kandungan Edisi 2., editor: Saifuddin A.B,dkk.


Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.1999: 13-14
2. Sjamsuhidayat, Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, EGC, l 1027; Jakarta,
1998
3. Mansjoer, Arif dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid 2. Jakarta:
Media Aesculapius. 2000.
4. Medscape Reference , Ovarium Anatomy, Available at
http://emedicine.medscape.com/article/1949171-overview#aw2aab6b3, Last
Update October 3, 2013. Accessed on April 23, 2014.
5. Medscape Reference , Ovarian Cyst
http://emedicine.medscape.com/article/255865-overview#a0101, Last Update
August 19, 2013. Accessed on April 23, 2014.
6. Schorge et al. William’s Gynecology [Digital E-Book] Gynecologic
Oncology Section. Ovarian Tumors and Cancer. McGraw-Hills..2008

You might also like