You are on page 1of 3

Nama : Khafidz Jamaludin

Kelas : VII / C
Nirm : 05.1.4.15.0581
Mata Kuliah : Agroekosistem Berkelanjutan

PENGELOLAAN EKOSISTEM SECARA BIJAKSANA

Indonesia di benua Asia bersama Brazil di benua Amerika dan Kongo di benua
Afrika dikenal sebagai negara “megabiodiversity country”, negara yang memiliki
tingkat keanekaragaman hayati mulai dari genetic, species dan ekosistem sangat
tinggi di dunia. Ekosistem di Indonesia sangat beragam, namun karena
pemanasan global, fungsi penyangga kehidupan mulai terganggu disebabkan oleh
iklim mikro yang berubah karena pemanasan global. Masa pohon berbuah tidak
beraturan mengganggu suksesi hutan serta ketersediaan pakan bagi satwa liar
penghuni hutan. Demikian juga halnya dengan ekosistem karang yang akibat
naiknya suhu laut menyebabkan karang mati dan tak mampu lagi menjadi rumah
bagi ikan dan satwa laut lainnya. Ekosistem yang sehat akan membantu
masyarakat di sekitar dalam mengantisipasi dampak perubaha iklim. Oleh sebab
itu, menjamin integrity ekosistem agar dapat menyediakan jasa layanan ekosistem
sangat penting dalam perubahan iklim. Upaya adaptasi perubahan iklim berbasis
ekosistem merupakan salah satu alternative opsi adaptasi.
Gambar 1. Ekosistem Yang Terjaga

Adapun Penyebab Kerusakan Ekosistem bisa disebabkan oleh :


Faktor Alamiah : Faktor alamiah merupakan penyebab kerusakan ekosistem yang
terjadi murni karena musiba alam. Misalnya saja gempa bumi, terjadinya
kebakaran hutan akibat cuaca, bajir, longsor, tsunami dan masih banyak lagi
lainnya. Sederet peristiwa tersebut memicu terjadinya perubahan ekosistem
misalnya saja saat Gunung Merapi di wilayah Jawa Tengah meletus, maka
kerusakan ekosistem di sekitar Merapi tak bisa dihindarkan. Mahluk hidup baik
itu hewan dan tumbuhan bahkan manusia bisa mati. Hal tersebut sama saja
dengan peristiwa semacam gempa dan banjir, akan berakibat pada terganggunya
kestabilan ekosistem. Sebagai sebuat kesatuan, maka jika dalam sebuah ekosistem
terdapat 1 organisme yang mati maka akan berpengaruh pada keadaan organisme
lainnya.
Faktor Manusia : Faktor penyebab terjadinya kerusakan ekosistem lainnya
disebabkan oleh berbagai aktifitas manusia. Manusia sebagai salah satu mahluk
hidup dalam sebuah ekosistem tentu memerlukan kehadiran organisme lainnya.
Untuk memenuhi kebutuhannya tersebut maka manusia melakukan sejumlah
kegiatan yang justru berperan dalam kerusakan lingkungan di sekitarnya. Sebut
saja penebangan pohon secara berlebihan, pembakaran hutan dalam rangka
pembukaan lahan untuk bertani, penangkapan ikan dengan menggunakan racun,
terapi kejut juga bom, penggunaan bahan-bahan kimia yang berlebihan dalam
pertanian, kebiasaan membuang sampah yang tak bisa diurai sampai ribuan tahun,
aktifitas tertentu yang menghasilkan limbah kimia yang berbahaya bagi
lingkungan seperti limbah rumah tangga, limbah pertanian, limbah industri dan
masih banyak lagi lainnya.
Salah satu hal yang marak saat ini disoroti adalah pemburuan liar yang dilakukan
oleh manusia terhadap hewan. Dahulu, perburuan atau penangkapan dilakukan
hanya untuk alasan konsumsi, maka dewasa ini perburuan juga dilakukan dengan
tujuan relaksasi. Misalnya saja beruang diburu karena ingin diambil bulunya,
harimau dibunuh karena bulunya bisa diambil sebagai bahan garmen, demikian
pula dengan gajah yang ditembaki agar gadingnya bisa diambil. Jika pemburuan
liar ini semakin menjadi-jadi, maka akan terjadi kelangkaan hewan dan berakibat
pada ketidakseimbangan ekosistem.
Kerusakan ekosistem merupakan kabar yang sangat buruk bagi semua mahluk
hidup sebab mereka seperti mata rantai yang saling membutuhkan satu sama
lainnya. Misalnya saja berkurangnya pohon akan membuat sejumlah hewan
kehilangan rumahnya, akan membuat kualitas udara semakin buruk, akan memicu
terjadinya bencana alam semacam banjir dan juga longsor. Berbeda dengan
musabab alamiah, faktor manusia ini bisa dihindari dengan pola prilaku yang
lebih cermat dan bersahabat dengan alam tentunya.

Gambar 2. Ekosistem Yang Telah Rusak Oleh Keserakahan Manusia

Dari gambaran diatas bisa dilihat bahwa pengelolaan ekosistem secara bijaksana
dapat memberikan keuntungan lebih bagi manusia maupun lingkungan manusia
yang ditempati itu sendiri. Baik secara visual ekosistem yang terjaga enak untuk
dipandang. secara keamanan pun ekosistem yang terjaga juga bisa membuat
manusia yang hidup di dalamnya merasa aman dikarenakan mereka tidak perlu
khawatir atas perubahan iklim yang secara drastis bisa berubah setiap saat seperti
saat ini.

Sumber : http://ditjenppi.menlhk.go.id/index.php/berita-ppi/2818-menggali-
praktik-praktik-pengelolaan-ekosistem-dalam-rangka-penguatan-adaptasi-
berbasis-ekosistem diakses pada 3 Oktober 2018 pukul 10:30

You might also like