Professional Documents
Culture Documents
Rofi Uddarojat
R T
A
M
S IT Y
C
1
KEBIJAKAN KOTA CERDAS DI INDONESIA:
Studi Kasus Jakarta Smart City Dalam
Dua Kepemimpinan
Rofi Uddarojat
2019
2
i
i RINGKASAN EKSEKUTIF
1 1. Pengantar
3 Big Data dan Internet Things
8 Apa Pengertian Kota Cerdas
31 3. Rekomendasi
32 Strategi Kebijakan Kota Cerdas
34 Rekomendasi Untuk Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta
36 DAFTAR PUSTAKA
ii
RINGKASAN EKSEKUTIF
i
Ringkasan Eksekutif
Daerah Khusus Ibukota Jakarta memiliki wilayah 662 kilometer persegi dengan
total penduduk 9,6 juta orang. Fakta ini membuat Jakarta membutuhkan pendekatan yang
“cerdas” dalam mengelola sumber daya kota agar menghasilkan solusi perkotaan yang
akurat dan efisien. Konsep kota cerdas (smart city) – yaitu konsep yang mengedepankan
instrumen teknologi informasi dan internet dalam mengatur perkotaan dianggap sebagai
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2014 telah memulai program
yang dinamakan Qlue dan Cepat Respon Opini Publik (CROP). Pemprov DKI Jakarta
berkolaborasi dengan perusahaan aplikasi Qlue dalam mengelola kanal aduan masyarakat
tersebut.
Inisiatif ini kemudian disusul dengan membentuk Jakarta Smart City yang
digunakan sebagai pusat komando dan operasional kegiatan kota pintar di Jakarta.
publik. Di tahun tersibuknya, jumlah total laporan dan aduan masyarakat yang diterima
Qlue berkisar antara 20.000-55.000 per bulan yang datang dari 4.000-12.000 akun.
tingkat partisipasi publik dalam pengaduan masalah kota. Penurunan jumlah laporan
diketahui sebanyak 57,94% sejak April 2017 hingga Desember 2017. Beberapa faktor
ii | Ringkasan Eksekutif
masalah yang semakin lama. Di tahun 2016 hanya membutuhkan waktu rata-rata 9 jam
untuk menyelesaikan satu masalah, di tahun 2017 menurun hingga 72 jam atau 6 hari per
bagi SKPD yang tidak berkomitmen menindaklanjuti keluhan warga yang sudah melapor,
memperkuat instrumen kota cerdas ke dalam isu-isu kebijakan strategis yang menjadi
karakteristik kota cerdas yang belum cukup kuat seperti sektor kewargaan (smart people),
kota, memicu pertumbuhan populasi perkotaan secara signifikan. Data di tahun 2015
tinggi (2,75%) dibandingkan tingkat pertumbuhan nasional (1,17%).1 Fakta ini membuat
kebutuhan untuk memiliki pelayanan publik yang lebih efektif dan efisien semakin penting,
semakin mendesak. Diprediksi di tahun 2045 jumlah penduduk perkotaan akan mencapai
82,37% dari total penduduk Indonesia.3 Di tahun 2015, jumlah proporsi penduduk
kota di Indonesia sudah melampaui penduduk desa, yang mencapai angka 59,35%.
Data ini sejalan dengan tren urbanisasi dunia yang menyatakan bahwa kini sebanyak
54% penduduk dunia sejak tahun 2014 menghuni kawasan perkotaan. Di tahun 2050
mendatang, diprediksi bahwa jumlah penduduk perkotaan akan mencapai 66% dari total
penduduk dunia.4
Konsep “Kota Cerdas” (Smart City) diakui sebagai salah satu cara efektif untuk
teknologi digital dan informasi (ICT), termasuk pemanfaatan big data dan internet, Kota
secara lebih akurat dan efisien. Kota cerdas memungkinkan menghasilkan informasi yang
berguna – utamanya agar sumber daya bisa diatur secara akurat dan efisien sehingga
menghasilkan kualitas hidup yang lebih baik.5 Kota Cerdas juga dianggap sebagai cara
2 | Pengantar
keluar dari cara-cara lama yang seringkali terhambat oleh institusi birokratis atau sumber
dalam skala hari per hari. “Internet of Things“ (IoT) adalah istilah yang
bluetooth dalam layanan koneksi internet. Big data dan IoT memainkan
peran krusial dalam mewujudkan kota cerdas, berkat adanya big data dan
Penggunaan big data dan IoT memiliki peran yang beragam dalam
dalam big data mampu menganalisis data lalu lintas dan merekayasa
michael_tomordy-presentationeng.pdf
6 Ibrahim Abaker Targio Hashema, Victor Chang, Nor Badrul Anuar, Kayode Adewolea, Ibrar Yaqooba, Abdullah
Gani, Ejaz Ahmeda, Haruna Chiroma, “The Role of Big Data in Smart City” International Journal of Data Manage-
ment, Oktober 2016, hal. 2
Oleh karena itu, pemerintah pusat telah menjadikan Kota Cerdas sebagai salah
Berkelanjutan.8
melingkupi area-area sosial, kesehatan, dan ekonomi. Di dalam salah satu tujuan SDGs,
juga disebutkan kebutuhan pembangunan untuk membentuk kota dan hunian yang aman,
berkelanjutan, berketahanan, dan inklusif. Dalam hal ini, Kota Cerdas dianggap menjadi
salah satu tujuan pembangunan berkelanjutan SDGs yang tercantum dalam tujuan
nomor 11.
Walaupun begitu, selain kota cerdas diakui sebagai salah satu tujuan pembangunan
yang penting, kota cerdas juga mampu berperan sebagai pendorong (enabler) dan
Kota Cerdas bukan hanya dilakukan untuk membantu mengatasi permasalahan perkotaan
lain yang sifatnya tradisional seperti pendidikan, kesehatan, dan perekonomian bisa
ditanggulangi secara lebih efektif. Oleh karena itu, implementasi kota cerdas secara
7 Konsep Kota Cerdas menjadi salah satu acuan dalam agenda Sustainable Development Goals (SDGs). Dalam
poin 11 di dalam agenda SDGs disebutkan “make cities and human settlements inclusive, resilient, safe, and
sustainable.” Sedangkan di poin 16 juga disebutkan “promote peaceful and inclusive societies for sustainable
development, provide justice for all, and build effective, accountable, and inclusive institutions at all levels.” Lihat
https://sustainabledevelopment.un.org/sdgs diakses pada 01/03/2018
8 Peraturan Presiden No. 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
http://www.hukumonline.com/pusatdata/downloadfile/lt5974be95cd4a6/parent/lt5974be3586d3e diakses pada
01/03/2018 pukul 22:40
Gambar 1
TENTANG
Kebijakan Kota Cerdas kemudian disebut secara lebih terinci dalam roadmap
1. Tahap pertama, pemenuhan 100% indikator Standar Pelayanan Perkotaan (SPP) yang
mencakup Kota Layak Huni, Aman, dan Nyaman. Kebijakan ini diharapkan terpenuhi
berketahanan bencana. Kebijakan ini diharapkan terpenuhi secara penuh pada tahun
2035.
3. Tahap ketiga, pemenuhan 100% indikator Kota Cerdas yang berdaya saing dan berbasis
teknologi terwujud di seluruh kota. Kebijakan ini direncanakan terpenuhi secara penuh
Dalam konteks keterbukaan data (Open Data), Indonesia menjadi salah satu negara
yang mendukung keterbukaan data. Di tahun 2011, Indonesia menjadi salah satu pendiri
Serikat, dan Britania Raya.9 Hasil dari pertemuan multilateral tersebut adalah dibentuknya
salah satu badan di bawah Presiden yang bertugas untuk mendorong keterbukaan data,
Open Government Indonesia (OGI). Badan ini membidangi beberapa instrumen kebijakan
dalam transparansi dan keterbukaan data pemerintah seperti LAPOR!, Portal Satu Data,
Dalam skala yang lebih luas, kementerian dan lembaga negara di level nasional
juga dituntut untuk menunjang rencana pemerintah tentang kota cerdas. Pemerintah pusat
“Gerakan Menuju 100 Smart City” yang bertujuan untuk mendorong pemerintah kabupaten/
24 pemerintah kabupaten/kota yang dianggap telah melengkapi master plan kota cerdas
sebagai tahap awal gerakan pembentukan 100 kota cerdas hingga tahun 2018.12
Kebijakan untuk mengadopsi konsep kota cerdas telah dimulai oleh beberapa
langsung oleh pemerintah daerah dan menjadi program daerah tersebut tanpa ada
instruksi maupun koordinasi kebijakan dari pemerintah pusat. Beberapa usaha tersebut
Belanja Daerah (APBD), walaupun tidak menutup kerjasama dan keterlibatan pihak
swasta.
Beberapa kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya misalnya membangun
infrastruktur yang menopang program kota cerdas di kotanya. Ketiga kota tersebut
membangun pusat komando (command center) – yang digunakan untuk memantau situasi
permasalahan seperti kemacetan, banjir, dan lain-lain. langsung dari tempat kejadian
melalui kamera Closed Circuit Television (CCTV), perangkat teknologi informasi berbasis
situs internet ataupun aplikasi smartphone untuk membantu transparansi dan efisiensi
7 | Pengantar
12 Sejumlah 24 Kabupaten/Kota yang dipilih tersebut adalah Kota Semarang, Kabupaten Sleman, Kota Singkawang,
Kota Makassar, Kota Bogor, Kota Tomohon, Kabupaten Badung, Kabupaten Siak, Kabupaten Gresik, Kota Jambi,
Kabupaten Sidoarjo, Kota Bandung, Kota Cirebon, Kota Bekasi, Kabupaten Purwakarta, Kota Sukabumi, Kota
Samarinda, Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kota Tangerang, Kabupaten Banyuasin,
Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Bojonegoro, dan Kabupaten Banyuwangi.
Apa Pengertian Kota Cerdas?
isu kebijakan publik. Menurut Boyd Cohen kota cerdas diartikan sebagai
13 Interactive Jakarta Smart City http://interactive.smartcity.jakarta.go.id/ diakses pada 05/04/2018 pukul 11:15
Dalam pelaksanannya, konsep Kota Cerdas memerlukan keterlibatan
dalam mendefinisikan kota cerdas. Tan Kok Yam, Kepala Smart National
kesehatan,
3) kota cerdas berperan sebagai sumber dari gagasan dan solusi yang
berguna tidak hanya bagi kota tersebut, tetapi juga bagi perkembangan
9 | Pengantar
14 Marta Peris-Ortiz, Dag R. Bennett, Diana Pérez-Bustamante Yábar, “Sustainable Smart Cities: Creating Spaces
for Technological, Social and Business Development”, Springer, 2017, 2010
15 Economist Intelligence Unit (EIU), “Start-up My City: Smart and Sustainable Cities in Asia” http://startupmycity.
economist.com/startup-my-city-smart-sustainable-cities-asia/ diakses pada 05/04/2018 pukul 3:15
2
KEBIJAKAN KOTA
CERDAS DI JAKARTA
10
2. Kebijakan Kota Cerdas di Jakarta
Daerah Khusus Ibukota Jakarta memiliki wilayah 662 kilometer persegi dengan
total penduduk 9,6 juta orang.16 Menurut Badan Pusat Statistik, pada tahun 2014 kurang
lebih sebanyak 2,49 juta penghuninya pulang-pergi (commuting) masuk dan keluar
per tahun mencapai 1,39 persen dalam rentang waktu 2000-2010, di mana kepadatan
mencapai lebih dari 1300 penduduk per kilometer di tahun 2010, menjadikannya salah
termasuk peringkat kemacetan nomor tiga di dunia. Jakarta hanya tersisih dari kota
Meksiko (peringkat 1) dan Beijing (peringkat 2). Tingkat kemacetan di Meksiko mencapai
66%, kemacetan di Beijing sebesar 61% sedangkan Jakarta adalah 58%. Di bawah
Jakarta terdapat Chongqing (China), Bucharest (Rumania), Istanbul (Turki), dan Chengdu
(China).18 Fakta tersebut juga menyebutkan puncak kemacetan di pagi hari serta di
sore hari, juga hari kamis sebagai hari paling macet serta waktu tambahan yang bagi
dihabiskan warga.19
Menilik dari segi perubahan iklim berdasarkan studi Yusuf dan Fransisco
(2009) menempatkan kota Jakarta sebagai salah satu kota berpantai yang memiliki
kerentanan terhadap perubahan iklim di kawasan Asia Tenggara.20 Jakarta juga menjadi
disebabkan oleh penggunaan kendaraan pribadi yang masif untuk pulang-pergi bekerja,
Hasil pengamatan tingkat polusi udara yang dilakukan oleh Greenpeace dan
Kedutaan Besar Amerika Serikat selama tahun 2017 hingga saat ini menyatakan tingkat
polusi kota Jakarta telah melewati batas “tidak sehat” yang berisiko menghasilkan
dampak kesehatan yang serius bagi warga Jakarta. Angka particulate matters (PM)
2.521 yang digunakan untuk mengukur tingkat polusi udara harian di Jakarta menyentuh
angka 150 µg/m3, telah melebihi standar yang ditoleransi oleh Organisasi Kesehatan
tersebut tidak hanya melebihi standar kesehatan suatu kota, tetapi juga telah memberikan
diperkirakan seperdelapan kematian manusia di seluruh dunia (sekitar tujuh juta per
tahun) meninggal akibat udara yang dihirup telah tercemar.23 Untuk Kota Jakarta
(KLH) yang dikutip Koalisi Penghapusan Bahan Bakar Timbal (KPBB), sekitar 58 persen
warganya menderita sakit akibat terpapar pencemaran udara dengan biaya berobat
21 PM 2.5 adalah satuan yang terkecil partikel polutan yang digunakan untuk mengukur ketercemaran udara. PM
2.5 digunakan oleh beberapa lembaga dunia seperti WHO sebagai ukuran paling akurat untuk mengukur tingkat
polusi. Pemerintah Indonesia hingga saat ini masih menggunakan ukuran PM 10 – satuan partiker polutan yang
lebih besar seperti yang diatur pada Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU). Lihat http://www.cets-uii.org/BML/
Udara/ISPU/ISPU%20(Indeks%20Standar%20Pencemar%20Udara).htm diakses pada 04/03/2018 pukul 20:45
22 Manik Sukoco, “Seberapa Buruk Kualitas Udara di Jakarta?” https://kumparan.com/manik-sukoco/seberapa-
buruk-kualitas-udara-di-jakarta diakses pada 04/03/2018 pukul 19:45
23 Arshiya Khullar, “WHO: Air Pollution Caused 1 in 8 Deaths” https://edition.cnn.com/2014/03/25/health/who-air-
pollution-deaths/index.html diakses pada 04/03/2018 pukul 18:45
24 Desi Anggraini, “58% Warga Jakarta Menderita Penyakit Akibat Polusi Udara” http://news.metrotvnews.com/
metro/9K5j9mRN-58-warga-jakarta-menderita-penyakit-akibat-polusi-udara diakses pada 04/03/2018 pukul 18:45
Tabel 1
“tidak sehat” memiliki dampak yang cukup serius. Seperti yang dijelaskan
oleh tabel di atas, status polusi udara yang “tidak sehat” memiliki dampak
bagi orang yang memiliki sensitivitas terhadap udara seperti ibu hamil dan
Oleh karena itu, polusi udara yang tidak sehat berpotensi menyebabkan
(ISPA) bagi anak-anak hingga kanker. Udara dengan polusi yang tinggi
juga dapat meningkatkan kadar racun dalam pembuluh darah yang bisa
Udara berpolusi tinggi juga bisa mengancam ibu hamil karena berpotensi
kewirausahaan, dalam hal ini adalah membuka bisnis dan usaha baru.
Menurut data Bank Dunia, pada tahun 2014 diperkirakan dibutuhkan waktu
Jakarta.27 Hal ini sangat berbeda jauh dengan kondisi saat ini, di tahun
yang buruk tersebut, maka partisipasi warga pun tidak terlaksana dengan
perkotaan.
Dengan risiko-risiko permasalahan kota yang begitu tinggi, Pemerintah Provinsi DKI
informasi demi mendapatkan situasi dan solusi yang akurat. Walaupun begitu, ide untuk
membangun konsep Kota Cerdas datang dari semangat untuk mendekatkan aspirasi dan
keluhan warga terhadap pembangunan di Kota Jakarta (Lihat kotak penjelasan tentang
Oleh karena itu, fase pertama program kota cerdas yang dilakukan di tahun 2014
yaitu meluncurkan dua aplikasi smartphone yang membantu warga dalam menyampaikan
keluhan terkait permasalahan kota. Dua aplikasi tersebut – yang bernama aplikasi Qlue
dan Cepat Respon Opini Publik (CROP) merupakan hasil kolaborasi dengan pihak swasta,
yang berhubungan dengan fasilitas infrastuktur, pelayanan birokrasi, lalu lintas, dan
sampah, kemacetan, parkir liar, dan sebagainya yang kemudian akan masuk ke
dalam daftar masalah yang harus diselesaikan oleh pejabat dinas terkait.
kelurahan dan kecamatan di Jakarta yang sudah diterima melalui aplikasi Qlue.
Gubernur DKI Jakarta pada saat itu, Basuki Tjahaja Purnama menggunakan
indikator keterselesaian laporan warga dalam menilai performa dan kinerja aparatur
pemerintah Jakarta, sehingga pelayanan Qlue dan CROP berjalan efektif dalam
29 Tertiazani ZB Simanjuntak, “Making A Jakarta Smart City” The Jakarta Post http://www.thejakartapost.com/
news/2015/07/05/making-jakarta-a-smart-city.html diakses 10/03/2018
Gambar 2
pusat komando (command center) dan Jakarta Smart City Lounge yang berfungsi untuk
memantau titik lokasi secara langsung serta menjadi pusat operasional kegiatan kota
cerdas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Di Tahun 2016, tercatat jumlah kamera CCTV
di Jakarta telah mencapai 3.517, yang di antaranya sebanyak 2.832 kamera CCTV
16 | Kebijakan Kota Cerdas di Jakarta
Di tahun 2016, Jakarta Smart City secara resmi ditetapkan sebagai organisasi
Unit Pengelola Teknis di bawah Dinas Komunikasi, Informatika, dan Kehumasan Provinsi
DKI Jakarta dengan diterbitkannya Peraturan Gubernur No. 306 tahun 2016 tentang
“Pembentukan dan Tata Kerja Unit Pengelola Jakarta Smart City” yang memberi kepastian
hukum atas posisi dan kinerja Jakarta Smart City dalam mengelola aduan dan pelayanan
masyarakat Jakarta.31
30 “Ahok Klaim Sudah Pasang 5.000 CCTV Terintegrasi Jakarta Smart City, ini Faktanya” Banjarmasin Post http://
banjarmasin.tribunnews.com/2017/02/11/ahok-klaim-sudah-pasang-5000-cctv-terintegrasi-jakarta-smart-city-ini-
faktanya
31 Peraturan Gubernur No. 306 Tahun 2016 tentang “Pembentukan dan Tata Kerja Unit Pengelola Jakarta Smart
City” http://jdih.jakarta.go.id/uploads/default/produkhukum/PERGUB_NO.306_TAHUN_.2016_.pdf
Tabel 2
lebih dari 2 lembaga sekaligus. Di dalam situs resmi-nya, tercantum 11 perusahaan yang
menjadi mitra tetap Jakarta Smart City yang membidangi elemen-elemen dalam Jakarta
Smart City. Selain Qlue, Di dalam situs resmi Jakarta Smart City disebutkan 11 mitra
resmi lainnya, yaitu Tokopedia, IndoRelawan, Nodeflux, Zomato, Ragunan Zoo, Trafi, Go-
32 Setiaji, “Digital Cities and Innovation Cities for a Smarter City”, https://www.itu.int/en/ITU-D/Regional-Presence/
AsiaPacific/Documents/Events/2017/Sep-SCEG2017/SESSION-4_Indonesia_Mr_Setiaji.pdf diakses pada
01/04/2018 pukul 12:08
33 Jakarta Smart City, http://smartcity.jakarta.go.id/ diakses pada 09/04/2018 pukul 2:15
Tabel 3
mendekatkan pemerintah dengan warganya. Dengan tren penggunaan aplikasi Qlue yang
tinggi, sistem pengaduan Qlue dianggap cukup mampu diandalkan dalam menjembatani
kepentingan warga dengan pembuat kebijakan. Dengan bantuan komunitas masyarakat
seperti Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW), Qlue mampu menjadi fasilitas
aduan berbasis aplikasi yang efektif dalam mengatasi permasalahan masyarakat. “Qlue
terutama di wilayah kami. Kami juga dibantu oleh rekan-rekan dari Rukun Tetangga (RT)
dan Rukun Warga (RW) di wilayah kami yang sangat partisipatif dalam melaporkan kondisi
sekitar mereka melalui aplikasi Qlue,” ujar salah satu Lurah di Jakarta.34
Di tahun 2016, jumlah total laporan dan aduan masyarakat yang diterima Qlue
berkisar antara 20.000-55.000 per bulan yang sebagian besar mencakup keluhan tentang
pengelolaan sampah, parkir ilegal, pelanggaran umum, iklan illegal, dan keluhan tentang
fasilitas umum (lihat gambar 3). Laporan tersebut datang dari sekitar 4.000-12.000 akun
per bulan. Data di tahun yang sama menyebutkan hanya diperlukan waktu 8-9,5 jam untuk
analisis laporan tersebut, kemudian dibagi menjadi beberapa hasil yang menggabungkan
antara laporan warga dan respon dari pejabat terkait: 1) menentukan siapa pejabat dan
institusi kelurahan yang paling responsif, 2) menentukan siapa lurah yang paling berkinerja
baik, 3) menentukan siapa lurah yang tidak berkinerja baik, 4) catatan penyelesaian
masalah tercepat.
34 Amal Nur Ngazis, “Berkat Aplikasi Qlue Publik Makin Percayai Pemda DKI” https://www.viva.co.id/digital/
digilife/779290-berkat-aplikasi-qlue-publik-makin-percaya-pada-pemda-dki diakses pada 09/04/2018 pukul 2:15
35 Setiaji, “Digital Cities and Innovation Cities for a Smarter City”, https://www.itu.int/en/ITU-D/Regional-Presence/
AsiaPacific/Documents/Events/2017/Sep-SCEG2017/SESSION-4_Indonesia_Mr_Setiaji.pdf diakses pada
01/04/2018 pukul 12:08
Gambar 3
Klaim ini diperkuat dengan temuan studi yang menyatakan keberhasilan program ini
dalam membangun jembatan antara warga dan pembuat kebijakan. Riset yang dilakukan
oleh Putri (2017) menjelaskan tentang bagaimana sistem pengaduan berbasis aplikasi
warganya. Dalam survei yang diadakan dengan sekitar 400 responden tersebut, dikatakan
oleh rasa frustasi atas preseden buruk yang pernah dialami dahulu. Dengan adanya
teknologi berbasis aplikasi, batasan (barrier) yang ada antara pemerintah dan warganya
aplikasi Qlue, maka warga terdorong untuk mempunyai rasa memiliki atas kotanya.
Dengan adanya aplikasi, tanpa mengeluarkan biaya dan tenaga warga bisa melaporkan,
hak-haknya terhadap kota yang mereka tinggali. Hal ini mampu menimbulkan rasa
kotanya.36
keberhasilan program sistem aduan berbasis aplikasi ini, yaitu kepercayaan warga
terhadap pemerintahnya dan keuntungan yang didapatkan oleh warga. Hambatan besar
kepada pemerintah itu sendiri. Faktor penting dalam membangun kepercayaan warga
adalah dengan memastikan bahwa aduan yang dikirimkan kepada pemerintah benar-
benar ditindaklanjuti. Keterbukaan dan transparansi dalam proses aduan serta tindak
lanjutnya memiliki peran penting dalam membangun kepercayaan tersebut. Dalam hal ini,
sistem aduan berbasik aplikasi Qlue memiliki kelebihan dalam memantau perkembangan
Manfaat Qlue juga dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh Litbang KOMPAS
di tahun 2018. Dalam riset yang melibatkan 443 sampel tersebut menjelaskan tentang
apresiasi sebagian besar warga DKI Jakarta atas kinerja Qlue yang mampu menyampaikan
keluhan dan aspirasi warga kepada pemerintah. 6 dari 10 responden yang diwawancarai
lingkungan tempat tinggal mereka. Sebanyak 47% responden menyatakan bahwa kinerja
pejabat kelurahan menjadi semakin baik berkat adanya sistem aduan berbasis aplikasi
Qlue. Beberapa kelurahan juga mencatatkan poin penyelesaian laporan tertinggi, yaitu
Kelurahan Rawa Barat (85 poin), Tugu Utara (83 poin), dan Cijantung (82 poin) pada
cukup efektif dalam mengatasi masalah, yang dinyatakan oleh 61,4% responden. Hal
36 Dinitia Adriana Putri, Maharani Karlina, Jimmy Tanaya, dan Michael Canares “How Do Citizen Benefit from A
Smart City: A Case Study of Jakarta, Indonesia” World Web Foundation http://webfoundation.org/docs/2017/08/
RP-Citizens-and-smart-city-Jakarta-082017.pdf
37 Ibid.
ini berkesesuaian dengan prestasi Qlue dan Pemprov DKI yang berhasil menyelesaikan
keluhan warga dalam waktu rata-rata 8-9,5 jam di tahun 2016. Kepuasan masyarakat
ini apabila aplikasi Qlue dihapus dari sistem aduan Pemprov DKI Jakarta. Sebanyak
65,5% responden menolak apabila pemerintah DKI Jakarta dengan kepemimpinan baru
dan CROP adalah menyesuaikan kebiasaan institusi birokrasi. Selain perlu pelatihan
dan sosialisasi yang cukup kepada SKPD di dalam pemerintahan, juga diperlukan
sistem insentif (reward and punishment) demi mendorong integrasi sistem yang lebih
kuat. Berdasarkan pengalaman dalam penerapan sistem aduan berbasis aplikasi Qlue
dan CROP di Jakarta, kebijakan ini membutuhkan ketegasan yang serius agar bisa
diimplementasikan secara cepat oleh birokrasi Jakarta. SKPD yang tidak melaksanakan
instruksi untuk menindaklanjuti laporan yang diterima dari sistem pengaduan berbasis
dalam pertemuan sudah jelas disosialisasikan. Maka perlu ada tekanan dari
pimpinan, dalam hal ini berupa ancaman pengurangan TKD atau bahkan penurunan
pangkat seperti distafkan (demosi). Ketika sudah ada beberapa yang mendapatkan
hukuman, maka SKPD lain terdorong untuk mengikuti kebijakan yang baru ini,” 38
Aturan sanksi yang popular pada kepemimpinan Gubernur Basuki adalah penurunan
jabatan/demosi atau yang dikenal “distafkan.” Penurunan jabatan ini sesuai dengan
Undang-Undang No. 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Melalui pernyataan pers-
nya, pemerintah provinsi DKI Jakarta mengungkapkan beberapa alasan yang digunakan
pemprov untuk memberikan sanksi penurunan jabatan: pegawai ingin mundur dari
tidak disiplin dalam isu kehadiran, terlibat dalam penyuapan yang sedang diinvestigasi
Dengan aplikasi CROP ini pula, pusat komando bisa mengontrol kesiap-siagaan
para SKPD maupun Pekerja Harian Lepas (PHL) di titik-titik krusial seperti penjaga pintu air,
melalui pelacakan Global Positioning System (GPS) yang terpasang di smartphone yang
ter-install di aplikasi CROP. Oleh karena itu, para pegawai bisa diketahui keberadaannya
melalui GPS yang terpasang di aplikasi CROP. Ini juga digunakan untuk mengetahui
Ciri kepemimpinan yang dibangun oleh Gubernur Basuki Tjahaja Purnama selama
sektor anggaran dan perbaikan kinerja Satuan Kerja Pejabat Daerah (SKPD), maka tidak
mengherankan apabila karakteristik kota cerdas yang kuat pada rezim kepemimpinan ini
Sistem aduan berbasis aplikasi Qlue dilandasi pada keinginan untuk mengubah
“konsumennya”. Latar belakang dan agenda politik kepemimpinan daerah menjadi sangat
vital menentukan agenda dan karakteristik seperti apa yang diambil dalam menjalankan
program kota cerdas. Rekam jejak pemimpin daerah yang memiliki keinginan kuat dalam
Jakarta di masa kepemimpinan Basuki, dalam hal ini aplikasi Qlue dan CROP berjalan
komunikasi tersebut.
39 Lalu Rahadian “Tujuh Alasan Ahok Turunkan Pangkat Pejabat Ibu Kota” https://www.cnnindonesia.com/
nasional/20150518114400-20-53854/tujuh-alasan-ahok-turunkan-pangkat-pejabat-ibu-kota 02/04/2018 diakses
pada 09/04/2018 pukul 22:15
40 Wawancara dengan Nurul Alfiani, 02/03/2018
Bagaimana Awal Jakarta Smart City dibentuk?
Nurul Alfiani merupakan salah satu anggota dari 100 orang tim Respon
Opini Publik (ROP) yang dibentuk di tahun 2012 dan awal masa jabatan
Tim ini bertugas mengumpulkan keluhan dan aduan warga melalui sms
24 | Kebijakan Kota Cerdas di Jakarta
yang masuk masih belum tersusun dengan baik. “Laporan yang masuk
ROP.” 41
Open Data dan Smart City di tahun 2014, Gubernur Basuki berinisiatif
untuk mengikuti tren keterbukaan data dan partisipasi publik pada saat
lurahnya, di mana truk sampah berada, secara real-time dan saat itu juga.
divisi di Jakarta Smart City. Divisi ini bertugas mengecek secara real-time
Ide untuk membuat program Smart City bersambut dengan ajakan untuk
42 Website Resmi Basuki Tjahaja Purnama, “Proses Pengolahan Aduan Anda di Tim Respons Cepat SMS Ahok”
http://ahok.org/berita/news/proses-pengolahan-aduan-anda-di-tim-respons-cepat-sms-ahok/ diakses pada
09/04/2018
Qlue, “(seandainya) saya hanya punya waktu 5 menit, bagaimana caranya
setiap hari saya bisa mendapatkan informasi tentang apa yang terjadi di
Di tahun 2017, warga Jakarta menetapkan pilihan pada kepemimpinan baru. Anies
Baswedan dan Sandiaga Uno ditetapkan sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur baru
untuk lima tahun ke depan. Dengan perbedaan agenda politik dalam kampanye maupun
pada awal menjabat, pasangan Gubernur Anies Baswedan dan Wakil Gubernur Sandiaga
Uno memiliki pendekatan kebijakan yang berbeda dengan pasangan gubernur dan wakil
Secara resmi Kepala Unit Jakarta Smart City, Setiaji mengungkapkan bahwa tidak ada
DKI Jakarta. Gubernur dan Wakil Gubernur yang baru memiliki komitmen yang sama
untuk meneruskan kerja Jakarta Smart City.43 Pernyataan yang sama juga disuarakan
26 | Kebijakan Kota Cerdas di Jakarta
oleh Qlue, salah satu mitra terdekat Jakarta Smart City dalam menampung aspirasi dan
keluhan warga, yang menyatakan bahwa kerjasama antara Qlue dan Jakarta Smart City
Jakarta Smart City, sebagai unit pelaksana teknis memiliki beberapa fungsi dasar
berkaitan kepada instansi pemprov lainnya, dan melakukan monitoring kebijakan dan
partisipasi publik. Beberapa aplikasi dan situs web yang dibangun oleh Jakarta Smart
UPT Jakarta Smart City, maka setidaknya tiga peran dasar JSC sebagai penyedia
platform teknologi digital di Kota Jakarta, bimbingan teknis, dan analisis partisipasi publik
seharusnya tetap dijalankan dan menjadi program prioritas Pemda DKI Jakarta.
gagasan kota cerdas sejak memulai program kampanye pada Pemilihan Umum Daerah
di Jakarta pada tahun 2016. Dalam 23 program kerja yang disusun untuk kampanye,
Anies Baswedan memasukkan janji “Membangun pemerintahan yang bersih, modern dan
Tetapi, Wawancara yang penulis lakukan dengan Tim Gubernur Untuk Percepatan
Pembangunan (TGUPP), Izzul Waro menyatakan bahwa isu kota cerdas belum menjadi
prioritas dalam kebijakan tahun pertama Anies Sandi. Adapun tiga isu yang menjadi
prioritas adalah program kewirausahaan (OKE-OCE), program pendidikan (KJP plus), dan
program penurunan biaya hidup (DP 0%). Sedangkan kota cerdas sendiri – penggunaan
kebijakan prioritas. Walaupun begitu, belum ada rencana lebih jelas tentang bagaimana
Walaupun Unit Jakarta Smart City sebagai organisasi di bawah Dinas Komunikasi,
Informatika, dan Kehumasan masih akan tetap berdiri, tetapi beberapa program inti yang
beberapa perubahan. Perubahan yang paling terlihat adalah penurunan jumlah laporan
Qlue sejak pertengahan hingga akhir tahun 2017. Penurunan jumlah laporan diketahui
sebanyak 57,94% sejak April 2017 hingga Desember 2017. (Lihat Bagan 1).
30.000
30.000
25.000
25.000
20.000
20.000
15.000
15.000
10.000
10.000
5.000
5.000
00
2017
2017
Laporan Qlue di Tahun 2017 secara keseluruhan juga menurun drastis apabila
dibandingkan dengan jumlah laporan yang diterima di tahun 2016. Rentang jumlah laporan
perbulan di tahun 2016 berkisar pada angka paling rendah 28.000 hingga paling tinggi
55.000 laporan per hari ke aplikasi Qlue. Di tahun 2017, jumlah tersebut turun sangat
tajam menjadi paling rendah sekitar 10.000 hingga paling tinggi 25.000 laporan per bulan.
Bagan 2
Jakarta
Jakarta
diJakarta
60.000
60.000
di
Cerdasdi
50.000
50.000
Cerdas
40.000
KotaCerdas
40.000
30.000
30.000
20.000
20.000
10.000
10.000
00
Kebijakan
28 || | Kebijakan Kota
KebijakanKota
2016
2016
penurunan tajam dalam penggunaan sistem aduan berbasis aplikasi Qlue, namun
tersebut.
relevansi sistem aduan berbasis aplikasi tersebut dalam indikator kinerja SKPD Pemprov
DKI Jakarta, walaupun secara peraturan tidak banyak berubah. Salah satu perubahan
signifikan dalam sistem aduan berbasis aplikasi adalah dihapuskannya insentif atau
reward/punishment dalam tindak lanjut laporan permasalahan warga. Jakarta Smart City
oleh Qlue pada bulan November 2017 sebanyak 72 jam atau 6 hari per masalah. Ini
menurun jauh dari catatan rata-rata setahun sebelumnya yang hanya memerlukan 9 jam
per masalah.47
Kedua, dengan tingkat penyelesaian laporan yang rendah, Qlue tidak lagi bisa
dipercaya oleh warga dalam menangani permasalahan masyarakat secara efektif. Hal
ini menimbulkan ketidakpercayaan yang dulu pernah ditimbulkan oleh rasa frustasi
pelayanan publik konvensional gaya lama. Metode digital dan berbasis aplikasi yang kini
digunakan justru mengulang rasa frustasi warga karena gagal menindaklanjuti masalah
publik menjadi gaya lama, dengan membentuk 44 posko aduan publik di kantor-
kantor kecamatan. Hal ini awalnya dimaksudkan untuk mengalihkan warga yang ingin
Kecamatan yang disediakan. Namun inisiatif ini tidak sejalan dengan semangat kota
cerdas yang ingin mengurangi waktu dan tenaga dalam mendapatkan layanan publik. 48
47 Ivany Atina Arbi, “Anies Sideliness Smart City”, Jakarta Post, http://www.thejakartapost.com/news/2018/02/13/
anies-sidelines-smart-city.html diakses pada 10/03/2018 pukul 0:05
48 Gloria Safira, “Anies Resmikan 44 Posko Pengaduan untuk Warga Jakarta” CNN Indonesia https://www.
cnnindonesia.com/nasional/20171118121351-20-256510/anies-resmikan-44-posko-pengaduan-untuk-warga-
jakarta diakses pada 10/03/2018 pukul 4:45
Penghilangan kewajiban pelaporan RT/RW dengan dicabutnya Keputusan
Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 903 Tahun 2016 oleh Gubernur Basuki Tjahaja
laporan Qlue.49 Hal lain yang perlu diperhatikan oleh Gubernur dan Wakil Gubernur baru
gubernur baru. Hal ini belum sepenuhnya terbukti, tetapi gubernur dan wakil gubernur
terpilih harus tetap merangkul semua kelompok masyarakat agar mau berpartisipasi
49 Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 903 Tahun 2016 http://jdih.jakarta.go.id/uploads/default/
produkhukum/Kepgub_No_903_Tahun_2016.pdf
3
REKOMENDASI
31
3. Rekomendasi Kebijakan
Kota Cerdas memerlukan tiga unsur (negara, swasta, dan warga) agar mampu
memainkan peran dalam memenuhi 6 karakteristik kota cerdas yang disebutkan oleh
Tim Jakarta Smart City. Dalam strategi kebijakan kota cerdas yang ditujukan untuk
institusi negara atau pemerintah kota, maka terdapat beberapa tahapan yang digunakan
dan infrastruktur dari teknologi informasi dan komunikasi. Integrasi dilaksanakan melalui
strategis top-down dalam mengalokasikan sumber daya pada aktivitas kota yang
layanan teknologi informasi dan komunikasi untuk pegawai dan aparatur di lingkungan
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Gubernur Basuki Tjahaja Purnama membentuk
50 ARUP Consulting, “Arup Urban Life: The Smart Solution for Cities”, https://www.
arup.com/-/media/arup/files/pdf-downloads/urbanlife_smartsolutionforcities_july111.
pdf?la=en&hash=1E1E5C004F3D946EB4BBF1786A06EE6312EF7BDC, diakses pada 03/12/2018 pukul 16.54
Dalam soal layanan publik, Pemprov juga membentuk Cepat Respon Opini Publik (CROP)
yang dibentuk untuk mengontrol kinerja Satuan Kerja Pejabat Daerah (SKPD), termasuk
Tahapan kedua, di sini pemerintah kota perlu untuk mengumpulkan dan membuka
data tentang perkotaan ke publik. Selain itu, fokus pemerintah kota adalah menyediakan
layanan daring kepada masyarakat sehingga pada pelaksanaanya, sistem teknologi dan
informasi kota cerdas dapat menghadirkan pengalaman dan keterlibatan urban baru untuk
warga kota. Dalam konteks kebijakan kota cerdas Pemprov DKI Jakarta, menyediakan
waktu estimasi bagi kedatangan bus-bus Transjakarta yang sekarang dilengkapi GPS
isu-isu strategis masyarakat kota. Ketersediaan real-time data dalam sistem kota cerdas
memberikan peluang administrasi kota untuk menentukan proyek dan membuat keputusan
pada bidang-bidang yang dipantau pada sistem kota cerdas. Dalam konteks masyarakat
kota di Jakarta isu-isu seperti kemacetan, banjir, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain.
menjadi salah satu fokus permasalahan yang ditanggulangi melalui teknologi informasi.
Masalah seperti ketersediaan kamar rumah sakit milik Pemerintah Provinsi misalnya,
bisa diakses melalui salah satu kanal yang disediakan secara daring. Dalam konteks DKI
Jakarta, kebijakan kota cerdas telah menolong pemerintah provinsi dalam pencegahan
banjir, seperti memantau tingkat permukaan air sungai yang memberikan tanda potensi
Salah satu contoh sukses yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
demi memenuhi 6 karakteristik kota cerdas. Dalam hal ini, kabupaten/kota yang belum
33 | Rekomendasi
memiliki sumber daya untuk membangun infrastruktur kota cerdas secara lengkap perlu
mengikuti langkah DKI Jakarta dalam menggandeng mitra. Mitra-mitra tersebut bisa
Berdasarkan penjabaran tahapan integrasi ICT, secara garis besar maka langkah-
langkah yang harus ditempuh dalam mengatur dan menjalankan proyek kota pintar adalah
sebagai berikut;
pemerintahan lokal;
Di tahun 2018 ini, Jakarta Smart City (JSC) direncanakan untuk sepenuhnya
tanpa kerjasama dengan pihak swasta. Selama ini aplikasi yang digunakan oleh JSC –
baik Qlue maupun CROP, merupakan hasil kerjasama dengan perusahaan aplikasi Qlue.
Kini direncanakan SKPD Pemprov DKI Jakarta akan menggunakan secara penuh aplikasi
yang akan dikelola secara mandiri oleh JSC, yaitu Citizen Relations Management (CRM).
CRM akan mengakomodasi seluruh kanal sistem pengaduan dalam berbagai perangkat
berikut ini,
aplikasi yang kini sedang menurun. Gubernur dan Wakil Gubernur perlu
mengembalikan sistem insentif dan hukuman bagi SKPD yang tidak berkomitmen
51 Berita ini juga dikonfirmasi oleh Qlue yang menyatakan akan fokus untuk membantu pelayanan publik di daer-
ah lain, walaupun masih akan bermitra dengan Jakarta Smart City. Wawancara dengan Sarah Ramadhania,
02/03/2018
menindaklanjuti keluhan warga yang sudah melapor. Cara ini perlu dilakukan demi
memperluas penetrasi sistem pengaduan berbasis aplikasi yang selama ini hanya
kuat seperti sektor kewargaan (smart people), sektor ekonomi (smart economy),
sektor lingkungan (smart environment). Dalam hal ini, penulis secara spesifik
4. Secara spesifik dalam sektor lingkungan atau smart environment, dengan risiko
lingkungan yang cukup tinggi seperti pencemaran udara dan polusi, pemerintah
provinsi DKI Jakarta perlu meluncurkan program yang signfikan dalam mengurangi
polusi udara di Jakarta. Dalam hal ini, pendekatan kota cerdas perlu digunakan
secara paralel dengan pendekatan lain – dalam hal ini mengurangi populasi
35 | Rekomendasi
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Jurnal
Ibrahim Abaker Targio Hashema, Victor Chang, Nor Badrul Anuar, Kayode
Wawancara
Aturan Perundangan
Peraturan Gubernur No. 306 Tahun 2016 tentang “Pembentukan dan Tata Kerja
Pembangunan Berkelanjutan
36 | Daftar Pustaka
Internet
Stiftung, http://indonesia.fnst.org/content/smart-mobiliy-dan-kemacetan-
jakarta
Anggraini, Desi “58% Warga Jakarta Menderita Penyakit Akibat Polusi Udara”
http://news.metrotvnews.com/metro/9K5j9mRN-58-warga-jakarta-
menderita-penyakit-akibat-polusi-udara
Arbi, Ivany Atina “Anies Sideliness Smart City”, Jakarta Post, http://www.
thejakartapost.com/news/2018/02/13/anies-sidelines-smart-city.html
com/publications/research/section/smart-city-strategies-a-global-review
media/publications/48476-ID-statistik-komuter-jabodetabek-2014.pdf
Banjarmasin Post “Ahok Klaim Sudah Pasang 5.000 CCTV Terintegrasi Jakarta
ahok-klaim-sudah-pasang-5000-cctv-terintegrasi-jakarta-smart-city-ini-
faktanya
berita/d-3341915/23-janji-anies-baswedan-sandiaga-uno-kjp-plus-sampai-
setop-reklamasi
sustainable-cities-asia/
org/seasia/id/mid/press/releases/Polusi-Udara-Ancam-Kesehatan-
Masyarakat/
co.id/datapublish/2018/01/24/berapa-jumlah-penduduk-jakarta
KOMINFO/11/2017” https://kominfo.go.id/index.php/content/detail/11489/
siaran-pers-no-223hmkominfo112017-tentang-tahap-pertama-gerakan-
menuju-100-smart-city-2017-24-kotakabupaten-berhasil-menyelesaikan-
smart-city-masterplan/0/siaran_pers
com/2014/03/25/health/who-air-pollution-deaths/index.html
Ngazis, Amal Nur, “Berkat Aplikasi Qlue Publik Makin Percayai Pemda DKI” https://
www.viva.co.id/digital/digilife/779290-berkat-aplikasi-qlue-publik-makin-
percaya-pada-pemda-dki
opengovindonesia.org/about/1/open-government-indonesia
Putri, Dinitia Adriana, dan Maharani Karlina, Jimmy Tanaya, dan Michael Canares
RP-Citizens-and-smart-city-Jakarta-082017.pdf
https://inet.detik.com/cyberlife/d-3686203/melanjutkan-mimpi-jakarta-
smart-city-di-tangan-anies-sandi
Rahadian, Lalu “Tujuh Alasan Ahok Turunkan Pangkat Pejabat Ibu Kota” https://
www.cnnindonesia.com/nasional/20150518114400-20-53854/tujuh-alasan-
kompas.com/read/2017/10/25/20374651/qlue-akan-diperkuat-di-era-anies-
sandi
38 | Daftar Pustaka
nasional/20171118121351-20-256510/anies-resmikan-44-posko-
pengaduan-untuk-warga-jakarta
Setiaji, “Digital Cities and Innovation Cities for a Smarter City” https://www.itu.int/
en/ITU-D/Regional-Presence/AsiaPacific/Documents/Events/2017/Sep-
SCEG2017/SESSION-4_Indonesia_Mr_Setiaji.pdf
com/manik-sukoco/seberapa-buruk-kualitas-udara-di-jakarta
https://www.theguardian.com/public-leaders-network/2013/oct/30/
indonesia-chair-open-government
Tomordy, Michael “Smart City: Transforming the 21st Century City via the Creative
cisco.com/c/dam/global/en_vn/assets/sccconference2011/pdfs/michael_
tomordy-presentationeng.pdf
highlights.pdf
consulates/airqualitymonitor/
pengolahan-aduan-anda-di-tim-respons-cepat-sms-ahok/
worldbank.org/curated/en/278071468039055776/
pdf/828630Indonesia0IDN0Box0382099B00PUBLIC0.pdf
exploreeconomies/indonesia
files/sp/Documents%20EN/climate-change-vulnerability-mapping-sa.pdf
40
TENTANG FNF
F
RIEDRICH NAUMAN STIFTUNG untuk Kebebasan (FNF)
adalah sebuah Yayasan Politik Jerman. Di Jerman dan 60
negara di seluruh dunia, FNF dengan seluruh mitra-mitra
kerjanya mempromosikan kebebasan, liberalisme, demokrasi, hak
asasi manusia, pluralisme, toleransi, ekonomi pasar dan negara
hukum.
Website : http://indonesia.fnst.org/