Professional Documents
Culture Documents
ROE
10,58%
ROA X Aktiva/Ekuitas,
2,44% 4,3353
Beban Penjualan Beban Usaha Lain-lain Investasi Jangka Pendek Aset lancar lainnya
(Rp. 470.895.146) (Rp. 16.980.214) Rp. 11.300.890 Rp. 58.603.762
ROA X Aktiva/Ekuitas,
3,47% 4,0408
ROA X Aktiva/Ekuitas,
1,22% 4,1271
Beban Penjualan Beban Usaha Lain-lain Investasi Jangka Pendek Aset lancar lainnya
(Rp. 631.754.042) (Rp. 10.131.725) Rp. 8.696.261 Rp. 39.520.027
Tabel Perbandingan TATO, NPM, ROI, dan ROE perusahaan PT. Catur Sentosa Adiprana, Tbk Dan
Entitas Anaknya Periode (2013-2015)
1) Berdasarkan hasil perhitungan rasio keuangan PT. Catur Sentosa Adiprana, Tbk selama
periode 2013 sampai dengan 2015, Total Assets Turnover cenderung mengalami fluktuasi
tiap tahunnya . Pada tahun 2014 mengalami kenaikan menjadi sebesar 2,1149 kali dan
mengalami penurunan pada tahun 2015 menjadi 2,0206 kali. Semakin rendah angka tingkat
perputaran aktiva, maka semakin tidak efisien perusahaan mengelola total asetnya dalam
menghasilkan penjualan.
2) Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel diatas rasio marjin laba bersih (NPM) untuk PT.
Catur Sentosa Adiprana, Tbk sempat mengalami kenaikan pada tahun 2014 menjadi sebesar
1,64% dari tahun sebelumnya yang nilainya 1,20%, kemudian mengalami penurunan di tahun
2015 menjadi 0,60%. Nilai ini menunjukkan bahwa tingkat relatif profitabilitaspenjualan PT.
Catur Sentosa Adiprana menurun.Semakin rendah Net Profit Margin menunjukkan
penjualan tidak dapat menghasilkan laba bersih setelah pajak yang besar. Sebaliknya
semakin rendah Net Profit Margin maka kegiatan operasi suatu perusahaan semakin kurang
baik
3) Berdasarkan hasil perhitungan Return On Investment PT. Catur Sentosa Adiprana, Tbk selama
periode 2013 sampai dengan 2015 mengalami fluktuasi. Pada tahun 2014 mengalami
kenaikan menjadi sebesar 3,47% dan mengalami penurunan pada tahun 2015 menjadi
1,22%. Hal ini juga dipengaruhi nilai NPM yang mengalami penurunan menjadi sebesar
0,60% pada tahun 2015.Faktor lain yang menyebabkan penurunan ROI pada tahun 2015
adalah penurunan perputaran total aktiva (TATO) menjadi 2,0206 kali yang semula 2,1149
kali dari tahun 2014. Penurunan ROI pada tahun 2015, mengindikasikan bahwa kemampuan
manajemen perusahaan menurun dalam melaksanakan pengelolaan hartanya untuk
menghasilkan laba operasi.
4) Berdasarkan hasil perhitungan Return On Equity PT. Catur Sentosa Adiprana, Tbk pada tahun
2014 mengalami kenaikan menjadi sebesar 14,01% dari yang semula pada tahun 2013
sebesar 10,58 % kemudian pada tahun 2015 mengalami penurunan yang cukup signifikan
menjadi sebesar 5,04%. Turunnya ROE mengindikasikan bahwa tingkat penghasilan bersih
yang diperoleh oleh pemilik perusahaan atas modal yang diinvestasikan di dalam perusahaan
menurun.
2. Analisis Kinerja Keuangan Dengan Biaya Rata-rata Tertimbang (WACC)
Analisis Cost Of Capital (WACC) pada Perusahaan PT. Catur Sentosa Adiprana Tbk tahun 2013, 2014
dan 2015. Untuk menghitung WACC (weigth Average Cost OF Capital) rumus yang digunakan adalah
WACC = ((D x rd)(1-Tax)+(E x re))
Total Hutang
Tingkat Modal (D) = X 100%
Total Hutang dan Ekuitas
Beban Bunga
Cost Of Debt (Rd) = X 100%
Total Hutang Jangka Panjang
Total Ekuitas
Tingkat Ekuitas (e) = X 100%
Total Hutang dan Ekuitas
Beban Pajak
Tingkat Pajak (Tax) = X 100%
Laba Bersih Sebelum Pajak
Tahun 2013 cost of capital (WACC) pada Perusahaan PT. Catur Sentosa Adiprana Tbk sebagai berikut:
2.391.021.202
Tingkat Modal (D) = X 100% = 77%
3.107.895.429
81.977.463
Cost Of Debt (Rd) = X 100% = 29,26%
280.187.701
716.874.227
Tingkat Ekuitas (e) = X 100% = 23%
3.107.895.429
75.880.191
Cost of Equity (re) = X 100% = 11%
716.874.227
21.481.735
Tingkat Pajak (Tax) = X 100% = 22%
97.361.926
Tahun 2014 cost of capital (WACC) pada Perusahaan PT. Catur Sentosa Adiprana Tbk sebagai berikut:
2.490.039.824
Tingkat Modal (D) = X 100% = 75%
3.308.917.601
102.052.992
Cost Of Debt (Rd) = X 100% = 42,88%
237.989.892
818.877.777
Tingkat Ekuitas (e) = X 100% = 25%
3.308.917.601
114.689.405
Cost of Equity (re) = X 100% = 14%
818.877.777
26.401.743
Tingkat Pajak (Tax) = X 100% = 19%
141.091.148
Tahun 2015 cost of capital (WACC) pada Perusahaan PT. Catur Sentosa Adiprana Tbk sebagai berikut:
2.669.053.867
Tingkat Modal (D) = X 100% = 76%
3.522.572.851
103.830.546
Cost Of Debt (Rd) = X 100% = 32,06%
323.840.559
853.518.984
Tingkat Ekuitas (e) = X 100% = 24%
3.522.572.851
43.021.915
Cost of Equity (re) = X 100% = 5%
853.518.984
9.468.661
Tingkat Pajak (Tax) = X 100% = 18%
52.490.576
Biaya modal rata-rata tertimbang merupakan perhitungan rata-rata tertimbang biaya modal dari
hutang dan modal sendiri yangmencerminkan tingkat pengembalian investasi minimum untuk
menggambarkan required rate of return pemegang saham dan kreditur.
Berdasarkan perhitungan diatas, dapat diketahui WACC untuk masing-masing tahun cenderung
fluktuatif. Pada tahun 2014 WACC mengalami peningkatan menjadi sebesar 0,2970 dari yang semula
0,1998 sementara pada tahun 2015 Biaya modal rata-rata tertimbang mengalami penurunan
menjadi sebesar 0,2113. Analisis nilai WACC per komponen pada PT. Catur Sentosa Adiprana, Tbk
adalah sebagai berikut :
1. Pada tingkat modal (D) tahun 2013 sebesar 77%, turun pada tahun 2014 sebesar 75% dan
naik pada tahun 2015 sebesar 76%. Nilai ini menunjukkan besarnya modal dari hutang
perusahaan. Semakin rendah tingkat modal dari hutang maka akan semakin baik bagi
perusahaan. Dalam posisi PT Catur Sentosa Adiprana Tbk komposisi hutang dalam pasiva
cukup besar diatas 70an persen. Total hutang tahun 2013 sebesar 2,3 Trilyun, 2014 sebesar
2.4 Trilyun dan tahun 2015 sebesar 2.6 Trilyun. Sedangkan total hutang dan ekuitas pada
tahun 2013 sebesar 3.1 Trilyun, 2014 sebesar 3.3 Trilyun dan pada tahun 2015 sebesar 3.5
Trilyun. Hal ini menunjukkan bahwa modal yang dimiliki perusahaan lebih besar berasal dari
modal asing atau berasal dari hutang pihak lain baik hutang jangka pendek maupun jangka
panjang. Penyebab utama kenaikan tingkat modal pada tahun 2015 disebabkan kenaikan
pada Utang bank jangka pendek dan pinjaman lainnya – neto dan Liabilitas jangka panjang
yang jatuh tempo dalam satu tahun. Penyebab kenaikan hutang perusahaan pada tahun
2015 juga disebabkan untuk keperluan Pembelian aset tetap Perseroan.
2. Pada tingkat Cost of debt (rd) PT Catur Sentosa Adiprana Tbk cukup besar juga, dikarenaka
nilai hutang yang cukup besar juga sehingga beban bunga yang cukup besar juga. Nilai Cost
Of Devt tahun 2013 sebesar 29.26%, tahun 2014 naik cukup tinggi sebesar 42.88% dan turun
pada 2015 sebesar 32.06%. Hal ini dari informasi laporan keuangan diketahui pada tahun
2014 terjadi kenaikan hutang usaha karena naiknya nilai Pembelian Perseroan, seiring
dengan naiknya nilai Penjualan Perseroan.
3. Pada tingkat ekuitas tahun 2013 sebesar 23% naik pada tahun 2014 sebesar 25% dan pada
tahun 2015 turun sebesar 24%. Nilai ini menunjukkan bahwa dalam proses operasional
perusahaan masih lebih dominan menggunakan modal dari hutang. Karena tingkat ekuitas
yang dibawah tingkat hutang. Dari segi laporan keuangan ekuitas perusahaan naik setiap
tahunnya. Kenaikan ini terjadi karena kenaikan saldo laba perusahaan setiap tahunnya.
4. Pada tingkat Cost Of Equity (re) tahun 2013 sebesar 11% naik pada tahun 2014 sebesar 14%
dan turun cukup jauh pada tahun 2015 sebesar 5%. Penurunan cost of equity pada tahun
2015 disebabkan penurunan laba bersih setelah pajak, dimana diketahui laba bersih PT Catur
Sarana Adiprana Tbk pada tahun 2015 turun sebesar 62% yaitu sebesar Rp. 43.021.915.000
dibanding laba setelah pajak pada tahun 2014 sebesar Rp. 114.689.405.000. Penurunan Laba
tahun berjalan pada tahun 2015 disebabkan pertumbuhan penjualan yang rendah sekitar 2%
sedangkan total beban usaha naik sekitar 3% hal ini menurut direksi karena perlambatan
ekonomi pada tahun 2015.
5. Pada tingkat pajak, tahun 2013 sebesar 22%, turun pada 2014 sebesar 19% dan kembali
turun pada tahun 2015 sebesar 18%. Hal ini menunjukkan semakin baiknya pengelolaan
pajak pada perusahaan. Karena semakin tinggi tingkat pajak maka akan semakin mengurangi
laba bersih setelah pajak perusahaan.
6. Pada tingkat rata-rata tertimbang (WACC) tahun 2013 sebesar 0.1998, naik pada 2014
sebesar 0.2970 dan turun pada 2015 sebesar 0.2113. Biaya modal sering pula disebut
sebagai tingkat imbal hasil. Disebut biaya apabila dipandang dari sudut peminjam dana,
disebut imbal hasil apabila dipandang dari sudut pemilik dana. Per definisi, biaya modal
adalah tingkat imbal hasil minimum yang disyaratkan oleh investor sehingga investor
bersedia menanamkan dananya dalam suatu proyek investasi tertentu.
KESIMPULAN
Berdasarkan perhitungan Du Pont dan WACC dari laporan keuangan perusahaan PT Catur
Sentosa Adiprana Tbk dapat diketahui informasi sebagai berikut :
1. Imbal hasil Aset (Return on Assets = ROA) menunjukan kemampuan aset produktif Perseroan
untuk menghasilkan Laba Tahun Berjalan yang dapat didistribusikan kepada Pemilik Entitas Induk
yang dihitung dengan membandingkan Laba Tahun Berjalan yang dapat diatribusikan kepada
Pemilik Entitas Induk terhadap Total Aset. Imbal hasil Ekuitas (Return on Equity = ROE) adalah
kemampuan Perseroan dalam menghasilkan Laba Tahun Berjalan yang dapat didistribusikan
kepada Pemilik Entitas Induk dihitung dengan membandingkan Laba Tahun Berjalan yang dapat
didistribusikan kepada Pemilik Entitas Induk terhadap Total Ekuitas.
Penurunan ROA dan ROE Perseroan pada tahun 2015 yang cukup signifikan disebabkan oleh
menurunnya Laba Tahun Berjalan yang dapat didistribusikan kepada Pemilik Entitas Induk di
tahun 2015 sebesar 62% dibandingkan dengan tahun 2014 yaitu dari Rp. 114.689.405.000 turun
menjadi Rp. 43.021.915.000. Penurunan Laba Tahun Berjalan 2015 disebabkan pertumbuhan
penjualan yang rendah sekitar 2% yaitu dari Rp. 6.997.923.351.000 pada 2014 dan penjualan
pada tahun 2015 sebesar Rp. 7.117.833.073.000 sedangkan total beban usaha naik sekitar 3%.
Hal ini dikarena perlambatan ekonomi yang terjadi pada tahun 2015.
Kenaikan ROA dan ROE Perseroan pada tahun 2014 disebabkan oleh naiknya Laba Tahun
Berjalan yang dapat didistribusikan kepada Pemilik Entitas Induk di tahun 2014. Hal ini
berkaitan dengan adanya kenaikan laba sebesar 51% dibanding tahun 2013. Kenaikan Laba
berasal dari Penjualan Aset Tetap sebesar Rp 29 miliar (termasuk laba penjualan tanah dan
bangunan non produktif di tahun 2014 sebesar Rp 28 miliar), dan juga adanya penurunan Rugi
selisih kurs yang signifikan dari Rp 17 miliar di tahun 2013 menjadi Rp 2.9 miliar di tahun 2014.
PT Catur Sarana Adiprana Tbk pada tahun 2015 Penjualan telah mencapai Rp. 7,1 triliun atau
mengalami pertumbuhan sebesar 2%. Perseroan hanya fokus pada 2 segmen usaha yaitu
Distribusi dan Ritel Moderen, dimana kontribusi Distribusi saat ini sebesar 71% dan Ritel Moderen
sebesar 29%. Penjualan ritel moderen bertumbuh 13%, sedangkan untuk segmen distribusi
mengalami penurunan pertumbuhan sebesar 2% disbanding pertumbuhan penjualan pada tahun
2014 dibandingkan 2013 sebesar 11%.
2 PT Catur Sarana Adiprana Tbk pada tahun 2015 melihat pasar properti secara jangka panjang juga
masih dipandang sebagai industri yang berpeluang mengingat begitu besar Backlog akan rumah
tinggal di Indonesia yaitu mencapai 13 juta unit. Dan Perseroan cukup gembira bahwa
pemerintah selama periode 2015-2016 akan serius dalam menanggapi atas kekurangan akan
perumahan ini dengan Program Sejuta Rumah dan kami perusahaan melihatnya sebagai potensi.
Disamping itu Perseroan juga melihat pangsa pasar Indonesia yang sangat besar akan kebutuhan
barang sehari-hari atau disebut juga barang-barang konsumen (Consumer Goods), sehingga
perusahaan akan lebih fokus untuk menambah jaringan distribusi Consumer Goods secara
nasional.
Di tahun 2015, perekonomian yang melambat dirasakan akan tetapi Perseroan berhasil mencatat
Penjualan sebesar Rp 7,1 triliun, dengan kontribusi terbesar berasal dari segmen distribusi (71%).
Dengan pertumbuhan 2% kenaikan ini didukung dengan adanya kontribusi diversifikasi unit bisnis
seperti Consumer Goods dan Modern Retail juga merupakan bagian solusi strategi Perseroan.
3. Berdasarkan analisis biaya modal dapat diketahui tingkat modal perusahaan sebagian besar
berasal dari hutang (liability). Hal ini tetap harus menjadi perhatian bagi perusahaan karena
tentunya hutang yang tinggi akan meningkatkan beban keuangan berasal dari biaya bunga.
Beban bunga perusahaan dari 2013 terus naik pada 2013 sebesar Rp. 81.977.463.000, pada
2014 sebesar Rp. 102.052.992.000 dan naik lagi pada 2015 sebesar Rp. 103.830.546.000. Total
hutang tahun 2013 sebesar 2,3 Trilyun, 2014 sebesar 2.4 Trilyun dan tahun 2015 sebesar 2.6
Trilyun. Sedangkan apabila dibandingkan dengan total hutang dan ekuitas pada tahun 2013
sebesar 3.1 Trilyun, 2014 sebesar 3.3 Trilyun dan pada tahun 2015 sebesar 3.5 Trilyun.
4. Dari pos aktiva lancar cukup baik, perusahaan mengalami peningkatan aktiva lancar dan total
aktiva juga meningkat setiap tahunnya. Perputaran aktiva masih cukup baik walau turun pada
tahun 2015. Hal ini menunjukkan perusahaan tidak efisien dalam mengelola total asetnya dalam
menghasilkan penjualan.
LAMPIRAN