Professional Documents
Culture Documents
Anak baru bisa tengkurap waktu berumur 8 bulan dan belum bisa mengucapkan kata-kata. Saat ini
memiliki berat badan 7500 gram dan panjang badan 70 cm. Ibu si Anak mengatakan pertumbuhan anak
ini lebih lambat dibanding saudara dan anak-anak seumurnya karena sering diare dan batuk pilek.
Penderita merupakan anak ke 5;umur ibu saat melahirkan 34 tahun. Sewaktu hamil anak ini, ibu tidak
rutin memeriksakan kehamilannya dan jarang minum vitamin. Saat melahirkan ditolong dukun;
dikatakan oleh ibu saat itu bayi bisa langsung menangis tetapi tidak sempat ditimbang berat badannya.
Anak mendapatkan ASI hanya sampai umur tiga bulan karena ASI dirasa kurang dan ibu sering sakit.
Saat ini anak masih makan bubur keras dan mendapatkan makanan tambahan seadanya karena
pekerjaan orang tuanya hanya buruh kasar.
Ngikutin seven jump,,buat pertemuan pertama,aku buat beberapa pertanyaan kayak gini :
1. Apakah BB dan P bayi tersebut normal?jika tidak berapa normalnya?
2. Apa saja yang menyebabkan pertumbuhan anak menjadi terganggu?
3. Apakah usia ibu(34 tahun) juga mempengaruhi kelainan pada anaknya?
4. Apa guna vitamin dalam pertumbuhan dan perkembangan anak sejak dari janin?
5. Bagaimana seharusnya pemberian ASI?
6. Apa saja makanan bayi menurut usianya?
7. Penyakita apa yang terkait dengan keterlambatan tumbuh kembang yang optimal?
8. Edukasi untuk ortunya apa saja?
(buat temen temen satu tutorialku,ini bahan yang mau ku bawa selasa besok^^)
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting. Dengan pendidikan, kita bisa meningkatkan kualitas
diri kita. Sebuah bangsa akan maju jika kualitas sumber daya manusianya pun berkualitas. Untuk
menumbuhkan SDM yang kompeten, dibutuhkan metode pembelajaran yang tepat. Namun, metode
pendidikan di Indonesia belum dapat memenuhi tuntutan itu.
Mahasiswa kedokteran akan dituntut menjadi dokter yang aktif, inovatif, serta dapat menyelesaikan
masalah dengan cepat dan tepat. Maka diperlukan kurikulum yang dapat merangsang mahasiswa
kedokteran untuk berpikir secara kritis dan analitis. Agar setelah lulus dapat terjun di dunia nyata dan
memenuhi kompetensi Konsil Kedokteran Indonesia (KKI). Salah satu metode pembelajaran yang
dapat digunakan untuk maksud ini adalah metode Problem Based Learning (Jogiyanto, 2006).
Untuk itu, pada laporan tutorial pertama dengan skenario “Problem Based Learning” pada blok I ini
akan diulas secara singkat mengenai pengertian, ciri-ciri, tujuan, dan proses Problem Based Learning
(PBL) dalam rangka memenuhi tuntutan kompetensi seorang dokter.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Problem Based Learning (PBL)?
2. Apa ciri-ciri PBL?
3. Apa tujuan PBL?
4. Apa yang dimaksud metode seven jump?
5. Apa kelebihan dan kekurangan PBL?
6. Apa saja yang menjadi kompetensi lulusan dokter menurut Konsil Kedokteran Indonesia (KKI)?
7. Bagaimana penerapan kompetensi afektif, kognitif , dan psikomotor dalam kehidupan nyata?
C. Tujuan
Laporan ini ditulis sebagai hasil turorial pertama blok I “Problem Based Learning”, agar tercapai
pemahaman mahasiswa secara teori, diantaranya:
1. Definisi, ciri-ciri, tujuan, dan proses pembelajaran PBL.
2. Kelebihan, kekurangan serta meminimalkan kekurangannya.
3. Kompetensi yang disyaratkan KKI.
4. Penerapan kompetensi dalam kehidupan nyata (meliputi afektif, kognitif, dan psikomotor)
D. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan laporan tutorial pertama ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa mampu memahami metode pembelajaran Problem Based Learning, serta dapat
mempraktekannya.
2. Mahasiswa mampu mencapai kompetensi yang disyaratkan oleh KKI kelak nanti jika ia lulus,
dengan menerapkan metode PBL semasa Kuliah.
3. Mahasiswa mampu menerapkan kompetensi afektif, kognitif, dan psikomotor dalam kehidupan
nyata sebagai seorang praktisi kesehatan.
BAB II
STUDI PUSTAKA
· Seven jump
1. Identifikasi dan klarifikasi kata-kata sulit yang ada di dalam skenario. (sekretaris mencatat kata-kata
yang masih belum dimengerti setelah didiskusikan)
2. Penentuan masalah. Setiap anggota memiliki bermacam perspektif masalah, akan tetapi harus dicari
masalah yang disepakati bersama. (sekretaris mencatat daftar masalah yang telah disetujui)
3. Brainstroming. Anggota kelompok mendiskusikan dan menjelaskan masalah tersebut berdasarkan
pengetahuan yang mereka miliki (prior knowledge). Identifikasi area pengetahuan yang kurang.
(sekeretaris menulis yang didiskusikan)
4. Berdasarkan langkah 2 dan 3 maka disusun penjelasan masalah dalam bentuk penjelasan sementara
(tentative solution). (sekretaris mencatat penjelasan masalah sementara yang telah didiskusikan)
5. Menentukan tujuan pembelajaran yang akan diraih. (tutor mengarahkan agar tujuan pembelajaran
fokus, dapat dicapai, komprehensif dan sesuai dengan diharapkan)
6. Belajar mandiri. Mahasiswa belajar mandiri untuk mencari informasi yang berhubungan dengan
tujuan pembelajaran.
7. Setiap anggota kelompok menjelaskan hasil belajar mandiri mereka dan saling berdiskusi. (tutor
menilai jalannya proses ini sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan)
http://pendidikan.wetpaint.com/page/Problem+Based+Learning. (12 September 2009)
e. Kelebihan dan Kekurangan PBL
o Kelebihan
1. Mengaktifkan pengetahuan alam lebih efektif, pemahaman dan ingatan lebih mendalam.
(Jones,2002)
2. Siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya benar-benar diserapnya dengan
baik.
3. Memiliki pendekatan holistik terhadap mata kuliah yang dipelajari.
4. Siswa lebih siap mengintegrasikan informasi baru
5. Mengadaptasi perubahan dan bekerja lebih baik sebagai anggota tim
o Kekurangan
1. Keterbatasan biaya dan ketidakmauan untuk berubah diantara para pendidik. (Dempsey, 2002)
2. Mahasiswa tidak terbiasa dan tidak nyaman dengan penguasaan penugasan open ended yang tidak
mempunyai satu jawaban yang benar.
3.Jika penugasan-penugasan terlalu rumit mahasiswa menjadi frustasi dan menutup semua kepandaian
berpikir analitisnya yang seharusnya dikembangkan.
(Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Bumi Aksara)
4. Untuk siswa yang malas tujuan dari metode tersebut tidak dapat tercapai.
5. Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dalam metode ini.
BAB III
PEMBAHASAN
Analisis Skenario
Dari skenario I “Problem Based Learning” telah didapatkan informasi sebagai berikut:
1. Seorang mahasiswi kedokteran bingung dengan metode pembelajaran Kurikulum Berbasis
Kompetensi dengan pendekatan Problem Based Learning.
2. Dia diberi modul yang berisi skenario-skenario.
3. Para mahasiswa akan menggunakan seven jump untuk tutorial.
4. Ia diberi penjelasan oleh dosen, apabila ia lulus nanti, ia harus bisa menguasai kompetensi dari
Konsil Kedokteran Indonesia.
5. Kompetensi itu meliputi kompetensi afektif, kognitif, dan psikomotor.
Berikut merupakan pembahasan skenario:
·Metode pembelajaan Problem Based Learning adalah pembelajaran yang diawali oleh pemunculan
masalah oleh tutor dalam bentuk skenario. Dengan kata lain, PBL berarti belajar berdasarkan masalah.
Skenario semacam serita pendek, suatu masalah dalam kehidupan sehari-hari yang nantinya akan
dibahas dalam bentuk kelompok-kelompok turorial. PBL mempersiapkan mahasiswa untuk berpikir
kritis dan analitis, melatih kemampuan mencari informasi melalui berbagai sumber, mengembangkan
pengetahuan, sikap, dan ketrampilan.
· PBL memilki ciri-ciri:
o Berfokus pada keterkaitan antar disiplin.
o Menggunakan masalah sebagai fakta.
o Memfokuskan penyelidikan secara autentik.
o Hasil solusi akhir bisa dipertanggungjawabkan.
· Setelah dimunculkan sebuah skenario, mahasiswa akan melalui tahap yang disebut seven jump. Seven
jump terdiri dari 7 langkah.
1. Identifikasi dan klarifikasi kata sulit. Mengidentifikasi istilah-istilah yang belum dimengerti untuk
selanjutnya didiskusikan. Apabila masih ada kata-kata yang kurang mengerti, sekretaris mencatatnya.
2. Penentuan masalah. Setiap anggota memunculkan perspektif masalahnya, kemudian harus dicari
masalah yang disepakati bersama.
3. Brainstorming. Penjelasan masalah oleh anggota kelompok berdasarkan kemampuan yang mereka
miliki.
4. Penjelasan masalah untuk sementara berdasarkan langkah 2 dan 3.
5. Menentukan tujuan pembelajaran. Tutor bertugas mengarahkan agar tujuan pembelajaran fokus.
6. Belajar mandiri. Pada tahap ini mahasiswa belajar dengan mencari informasi yang relevan dengan
kasus yang dibicarakan. Baik dari internet, buku, atau kuliah pakar. Untuk internet kemuthakhiran
sumbernya antara 5-10 tahun.
7. Penjelasan masalah. Setiap anggota menjelaskan hasil belajar mandiri dan saling berdiskusi
berdasarkan bahan-bahan yang telah didapatkan oleh masing-masing anggota.
· PBL sangat bagus diterapkan pada pendidikan tingkat tinggi karena:
o Mengadaptasi perubahan dan bekerja lebih baik sebagai anggota tim
o Siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya benar-benar diserapnya dengan
baik.
o Siswa lebih siap mengintegrasikan informasi baru
Namun, PBL tidak dapat diterapkan pada semua mata pelajaran, hanya pada pelajaran yang bersifat
praktik. Selain itu pelajar yang malas, tidak akan mencapai tujuan yang telah direncanakan.
·Kompetensi menurut KKI diantaranya:
o Komunikasi Efektif
o Keterampilan Klinis
o Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran
o Pengelolaan Masalah Kesehatan
o Pengelolaan Informasi
o Mawas Diri dan Pengembangan Diri
o Etika, Moral, Medikolegal dan Profesionalisme serta Keselamatan Pasien
Kompetensi di atas terdiri dari 3 aspek, yaitu afektif (sikap dan perilaku, kognitif (memahami
permasalahan), dan psikomotor (aktifitas fisik berkaitan pada mental. 3 aspek tersebut harus bisa
diimplementasikan pada kehidupan nyata sebagai seorang dokter.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari materi yang telah diuraikan pada Studi Pustaka dan dalam kaitannya dengan kasus skenario, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa:
Problem Based Learning (PBL) adalah salah satu metode pembelajaran dalam pendidikan tinggi.
Metode ini sangat releven dengan fakultas kedokteran, sehingga banyak universitas yang telah
menggunakan metode ini. Dari beberapa definisi para ahli, dapat disimpulkan PBL adalah metode
pembelajaran yang diawali oleh pemunculan masalah oleh tutor dalam bentuk skenario untuk
didiskusikan dalam tutorial menggunakan metode seven jump.
PBL digunakan untuk merangsang mahasiswa untuk berpikir secara kritis, analitis, memilii
ketrampilan, pengetahuan, dan sikap yang baik. Ini dilakukan dalam rangka memenuhi kompetensi
seorang dokter yang disyaratkan Konsil Kedokteran Indonesia (KKI). Penerapan kompetensi ini dalam
kehidupan nyata antara lain, kemampuan dokter melakukan pengambilan darah pasien, menyuntik,
memasang jarum infus (psikomotor), memahami apa saja efek samping obat yang dia berikan pada
pasien (kognitif), dan sikap berbicara pada pasien saat menggali informasi tentang penyakit pasien
(afektif).
B. Saran
Berdasarkan pembahasan ada beberpa hal penting yang perlu diperhatikan:
1. Agar mahasiswa tidak bingung dalam penerapan Problem Based Learning, diperlukan peran tutor
untuk memberi gambaran tentang PBL.
2. Tutor harus “belajar” dan “belajar ulang” agar tetap terus relevan dan menginspirasi mahasiswa
untuk memaksimalkan potensi mereka.
3. Selain tutor, mahasiswa sendiri harus berperan aktif mencari tahu tentang PBL, dari buku, internet,
atau kuliah pakar.
4. Diperlukan kemampuan berkomunikasi, menghargai pendapat, dan kerja sama yang baik untuk
mewujudkan tujuan pembelajaran dalam PBL.