You are on page 1of 3

Definisi Kecelakaan Lalu Lintas

Kecelakaan lalu lintas didefinisikan dalam Undang-undang Republik


Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan
sebagai “suatu peristiwa di Jalan yang tidak diduga dan tidak disengaja
melibatkan Kendaraan dengan atau tanpa Pengguna Jalan lain yang
mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta benda".
Definisi lain dari kecelakaan lalu lintas juga dapat dilihat pada pasal
93 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1993 tentang
Prasarana dan Lalu Lintas Jalan yaitu “suatu peristiwa di jalan yang tidak
disangka-sangka dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau
tanpa pemakai jalan lainnya, mengakibatkan korban manusia atau kerugian
harta benda”. Pada pasal ini juga dijelaskan mengenai korban kecelakaan lalu
lintas. Korban kecelakaan lalu lintas digolongkan menjadi:
a. Korban Mati
Korban mati adalah korban yang dipastikan mati sebagai akibat
kecelakaan lalu lintas dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari
setelah kecelakaan tersebut.
b. Korban Luka Berat
Korban luka berat adalah korban yang karena luka-lukanya menderita
cacad tetap atau harus dirawat dalam jangka waktu lebih dari 30 (tiga
puluh) hari sejak terjadi kecelakaan.

c. Korban Luka Ringan.

Korban luka ringan adalah korban yang tidak termasuk dalam pengertian
korban mati atau korban luka berat.
Klasifikasi Kecelakaan Lalu Lintas
Berdasarkan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu
lintas dan Angkutan Jalan pada pasal 229, karakteristik kecelakaan lalu
lintas dapat dibagi kedalam 3 (tiga) golongan, yaitu:
a. Kecelakaan Lalu Lintas ringan, yaitu kecelakaan yang mengakibatkan
kerusakan kendaraan dan/atau barang.
b. Kecelakaan Lalu Lintas sedang, yaitu kecelakaan yang mengakibatkan
luka ringan dan kerusakan kendaraan dan/atau barang.
c. Kecelakaan Lalu Lintas berat, yaitu kecelakaan yang mengakibatkan
korban meninggal dunia atau luka berat.

Kualifikasi Luka
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, luka dikualifikasikan menjadi:
1. Luka ringan
Luka ringan adalah luka yang mengakibatkan korban menderita sakit yang
tidak memerlukan perawatan inap di rumah sakit atau selain yang di
klasifikasikan dalam luka berat.
2. Luka berat
Luka berat adalah luka yang mengakibatkan korban:
a. jatuh sakit dan tidak ada harapan sembuh sama sekali atau
menimbulkan bahaya maut;
b. tidak mampu terus-menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau
pekerjaan;
c. kehilangan salah satu pancaindra;
d. menderita cacat berat atau lumpuh;
e. terganggu daya pikir selama 4 (empat) minggu lebih;
f. gugur atau matinya kandungan seorang perempuan; atau
g. luka yang membutuhkan perawatan di rumah sakit lebih dari 30 (tiga
puluh) hari.
Kriteria luka berat juga dapat dilihat pada KUHP pasal 90. Luka berat
berarti:
a. jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan sembuh
sama sekali, atau yang menimbulkan bahaya maut;
b. tidak mampu terus-menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau
pekerjaan pencarian;
c. kehilangan salah satu pancaindera;
d. mendapat cacat berat;
e. menderita sakit lumpuh;
f. terganggunya daya pikir selama empat minggu lebih;
g. gugur atau matinya kandungan seorang perempuan.

Terdapat perbedaan kualifikasi kriteria luka berat yaitu pada Undang-


undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan ditambahkan satu kriteria luka berat "luka yang membutuhkan
perawatan di rumah sakit lebih dari 30 (tiga puluh) hari”, dan penggabungan
kriteria “menderita cacat berat atau lumpuh” yang disebutkan pada KUHP
pasal 90 sebagai dua poin yang berbeda.

You might also like