Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan
Lereng:
1. Lereng tambang aktif.
2. Lereng timbunan bijih/batubara (stockpile).
3. Lereng timbunan tanah penutup.
4. Lereng bangunan infrastruktur (jalan, sekitar bangunan, bendungan).
Ilmu rekayasa geoteknik mulai berkembang pada awal abad ke-18 (Das, 2002).
1
Kemajuan awal: pengembangan terori tekanan tanah DPT.
Henry Gautier, French Royal Engineer (1717): kemiringan alami tanah yg
berbeda. Penyebutan kemiringan alami (angle of repose) (Das, 2002).
Tanah & batuan heterogen anisotropik (sifat material tidak sama pada
semua arah) HK. tegangan-regangan linier + koreksi empiris keadaan
sebenarnya (Holtz & Kovacs, 1981).
Pengontrol perilaku tanah & batuan bidang diskontinuitas, air, panas, getaran.
Hasil uji lapangan & lab pendekatan karakteristik material
Rekayasa geotek yang baik engineering judgement, dll.
2. Gaya-gaya penggerak.
Gaya Berat
Kondisi
1. Gaya penahan > gaya penggerak lereng stabil (aman).
2. Gaya penahan < gaya penggerak lereng tidak stabil (terjadi longsor).
2
𝐺𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑎ℎ𝑎𝑛 𝐹∗
FK = =
𝐺𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑔𝑒𝑟𝑎𝑘 𝐹
𝑀𝑜𝑚𝑒𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑎ℎ𝑎𝑛 𝐹∗𝑥 𝑟
= =
𝑀𝑜𝑚𝑒𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑔𝑒𝑟𝑎𝑘 𝐹𝑥𝑟
𝐾𝑒𝑘𝑢𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐺𝑒𝑠𝑒𝑟 𝐹 ∗ /𝐴 𝜏∗
= = =
𝐺𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑔𝑒𝑟𝑎𝑘 𝐹/𝐴 𝜏
Keterangan:
1. Jika FK > 1 (gaya penahan > gaya penggerak), lereng stabil.
2. Jika FK = 1 (gaya penahan = gaya penggerak), lereng kritis.
3. Jika FK < 1 (gaya penahan > gaya penggerak), lereng tidak stabil.
3
Jenis lereng berdasarkan material penyusun:
Lereng tanah. Parameter Material
Lereng batuan. Jenis Penyebab Longsor
Internal Force
Alami Seimbang
Eksternal Force
Pengangkatan
Degradasi
Penurunan
Gerakan
Massa
Keseimbangan
Baru
4
Sifat-sifat fisik & mekanik
1. Sudut gesek dalam atau angle of friction ∅.
2. Kohesi (c).
3. Kuat tekan.
4. Kuat tarik.
5. Modulus elastisitas.
6. Nisbah Poisson.
7. Bobot isi 𝛾.
5
Tahap-tahap studi kemantapan lereng secara umum:
1. Studi topografi & geologi umum.
2. Studi struktur massa batuan.
3. Studi karakteristik fisik & geomekanik.
4. Studi kondisi hidrologi & hidrogeologi.
5. Permodelan perhitungan kemantapan lereng.
6. Perbaikan kemantapan lereng (perkuatan lereng & pemantauan kemantapan
lereng).
Permasalahan Keputusan
6
h. Material yang tetap di tempat meliputi sebagian dari regolith (bahan induk
atau bahan utama dalam pembentukan tanah) &/ bedrock.
i. Not included frozen ground.
Talus Cone terbentuk akibat longsoran secara berkala (ex: Isfjord, Norwegia).
Faktor-faktor klasifikasi longsoran:
a. Jenis material.
b. Morfologi material.
c. Karakteristik geomekanik.
d. Kecepatan & lamanya gerakan.
e. Bentuk permukaan longsoran (bidang, baji, busur).
f. Volum.
g. Umur longsoran.
h. Penyebab longsoran.
i. Mekanisme longsoran.
Longsoran atau luncuran pada bidang rapuh ≥ 1 bidang luncuran
Gerakan rotasi / translasi.
Rotasi longsoran busur / lingkaran
Translasi longsoran bidang
Rotasi + Translasi Longsoran bidang + busur Ex: Desa Sukasari, Bogor
Timur (22-11-1992), korban 9 org; Desa Cikalong, Tasikmalaya (11-11-
1992), korban 56 org; Banjarnegara (Desember 2014), puluhan korban.
2. Runtuhan (Falling)
Gerakan ibarat jatuh bebas, seperti massa batuan pada dinding yang
curam (≈tegak) yang tiba-tiba jatuh.
Bidang diskontinuitas lereng relatif tegak
Bidang diskontinuitas rayapan lapisan lunak (ex: marl) or gulingan blok.
Ex: Pennington Pint (15-02-2009) dalam British Geological Survey, 2009.
7
3. Nendatan (Slump)
Massa tanah & batuan yang belum terlepas dari ikatannya, gerakan
tersendat-sendat, menuruni lereng dalam jarak pendek, bidang lengkung,
ekstrem lambat – agak cepat (moderate), seakan-akan gumpalan-gumpalan
besar.
>1 bidang longsor -------- sejajar atau searah 1 sama lain.
Ex: North Dakota, Amerika (Schwert, 1988)
4. Amblesan (Subsidence)
Penurunan muka tanah secara alami karena konsolidasi lapisan tanah
dangkal & lunak atau karena penurunan tekanan airtanah pada sistem
akuifer di bawahnya (keg. manusia & pengambilan airtanah). Permukaan
tanah & batuan tiba-tiba bergerak turun dengan kecepatan lambat sampai
agak cepat.
Ex: Ridgeway Mine, New South Wales; underground mining (Rolinator,
2006).
5. Rayapan (Creep)
Merupakan gerakan kontinu, relatif lambat, tidak jelas bidang
rayapannya. Gerakan massa tanah dan batuan secara perlahan-lahan.
Ex: Pangadegang, Cianjur Selatan, mencakup ±100 km; Ciamis Utara;
Banjarnegara dalam M.M. Purbo Hadiwidjoyo, 1992.
6. Aliran (Flow)
Gerakan massa tanah dan batuan yang sudah bercampur dengan air &
tertransportasi ke tempat lain, juga dipicu longsoran sebelumnya.
Kecepatan bisa sangat tinggi.
8
Pemicu dan Pemacu Gerakan Massa Tanah
Pemicu (KBBI, 2004) hal* yg menggerakkan sesuatu yg berakibat
membahayakan.
Pemacu (KBBI, 2004) hal* yg diberikan pd sesuatu sehingga menyebabkan
perubahan.
Pemicu Gempa bumi Contoh: Cianjur Selatan, Jabar (13 Desember 1924)
Pemicu Hujan Contoh: Jalan antara Sibolga & Medan (Januari, 1993).
Pemacu Contoh: pemotongan kaki lereng (toe) utk jalan atau perumahan.
Klasifikasi penyebab gerakan massa tanah & batuan (Terzaghi, 1967 & Brunsden
(1984).
No Penyebab Eksternal Penyebab Internal
1 Perubahan geometri lereng
Pemotongan kaki lereng. Longsoran progresif (mengikuti
Erosi. ekspansi lateral, perekahan
Perub. Sudut kemiringan. [fissuring], erosi).
Panjang.
2 Pembebasan beban
Erosi. Pelapukan.
Penggalian.
3 Pembebanan
Penambahan material.
Penambahan tinggi.
4 Shock & vibration (buatan, gempa,
Erosi seepage (solution, piping).
dll).
5 Penurunan muka air.
6 Perub. Kelakuan air (hujan, tekanan
pori, dll).
9
Penyebab utama longsoran lereng di daerah tropis
Air (tekanan air dalam rekahan, alterasi mineral).
Erosi dr lapisan lunak.
Pelapukan pd kekar.
10
Macam-macam metode analisis kestabilan lereng
Software & Metode prinsip-prinsip keunggulan & keterbatasan.
Pendekatan penyelesaian masalah geomekanika:
1. Tanah & batuan dianggap sebuah massa kontinu atau menerus (Metode
Kontinum) yg tdd:
Metode beda hingga (Finite-difference methode).
Metode elemen hingga (Fininte-element methode).
2. Tanah & batuan dianggap suatu benda tidak kontinu / tidak menerus
(Metode Diskontinu), ex: metode elemen diskret.
3. Metode campuran hybrid.
11
Analisis masalah yang mungkin terjadi
- Dilakukan setelah diambil keputusan desain / rancangan lereng.
- Identifikasi masalah identifikasi penyebab tindakan pencegahan.
12
Data subsurface kuantitas sama most unfavorable conditions
nilai.
Observasi penyimpangan melanjutkan / memperbarui rancangan.
Pengamatan kuantitas objek pengukuran kondisi aktual evaluasi.
Modif rancangan ≈ kondisi aktual.
Perutukan:
Runtuhan dalam waktu singkat.
Kemampuan memprediksi pelaksanaan konstruksi sipil.
ANALISIS AWAL
PENENTUAN KARAKTERISTIK
MATERIAL
Mekanik: Kekuatan, Modulus, Nisbah
Poison, Klasifikasi Batuan, Hidrolika
B A
13
B A
ANALISIS
DG 1 Tidak
METODE YG
SESUAI
Ya
PENENTUAN HUKUM PERILAKU
MATERIAL BILA MENGGUNAKAN
METODE NUMERIK
Elastis Linier, Elastoplastis, Viskoelastis
LERENG Ya
MANTAP
Tidak
Ya GEOMETRI
LERENG MASIH
DAPAT DIUBAH
Pemantauan
HASIL
Tidak PEMANTAUAN = /
MENDEKATI HASIL
PERHITUNGAN
Ya
HASIL ANALISIS
DITERIMA
14
Penyelidikan Lapangan
Pengumpulan data penyelidikan lapangan kondisi aktual massa tanah &
batuan
1. Pemetaan Topografi
Bahasa Yunani, topos tempat, graphi menggambar.
Peta topografi memetakan tempat2 di perm bumi yg berketinggian sama
(diukur dr perm laut) menjadi bentuk garis2 kontur, 1 grs kontur mewakili 1
ketinggian.
2 unsur utama ukuran relief (brdskrkn variasi elevasi axis)
ukuran perm. bidang datar
Informasi yg didapat:
Sudut kemiringan
Elevasi
DAS
Vegetasi scr umum
Pola urbanisasi
Scr umum, peta topo adlh peta ketinggian titik atau kawasan yg dinyatakan
dlm bntk angka ketinggian atau kontur ketinggian dr perm laut rata2.
Skala peta pertambangan Lampiran XIII-b Keputusan Menteri ESDM
No. 1453 K/29/MEM/2000 1:2000
Skala peta perencanaan tambang detail 1:1000
2. Pemetaan Geologi
Peta geologi bentuk ungkapan data & informasi geologi suatu daerah /
wilayah / kawasan dg tingkat kualitas yg bergantung pd skala peta.
Informasi sebaran, jenis, sifat batuan
umur
stratigrafi
struktur
tektonika
fisiografi
potensi sumber daya mineral & energi
15
Penyajian gambar & warna + simbol + corak (Keputusan ESDM No.
1452 K/10/MEM/2000)
Peta Geologi SNI No. 13-4691-1998 simbol peta
istilah
keterangan peta
penyajian peta
penerbitan
spesifikasi
ukuran lembar peta
Istilah geologi dalam penggunaan peta geologi untuk studi inventarisasi
sumber daya mineral & batubara:
Skala peta
Perbandingan jarak pd peta dg jarak sebenarnya yg dinyatakan dg
angka, garis, atau gabungan keduanya.
Skala yg umum 1:10.000 (SNI 19-6502.1-2000)
Peta topografi
Peta ketinggian titik atau kawasan dlm bntk angka ketinggian atau
kontur ketinggian yg diukur trhdp ketinggian perm laut rata2.
Peta geologi sistematik
Peta yg menyajikan data geologi pada peta topografi atau batimetri dg
nama & nomor lembar peta, mengacu pd SK Ketua Bakosurtanal
No.019.2.2/1/1975 atau SK penggantinya.
Peta geologi tematik
Peta yg menyajikan informasi geologi dan/atau potensi sumber daya
mineral dan/atau energi utk 7an ttu.
Pemetaan gelogi
Pekerjaan atau kegiatan pengumpulan data geologi, baik di darat
maupun laut, dg berbagai metode.
Sumber daya geologi
Sumber daya mineral, energi, airtanah, bentangalam, kerawanan bencana
alam geologi.
16
Data geologi yg diperlukan dalam analisis kestabilan lereng tambang:
Sebaran batuan.
Tipe mineral pembentuk material lereng.
Bidang-bidang diskontinuitas & perlapisan pd lereng.
Kondisi geologi harus selalu diamati & dikaji selama pekerjaan
berlangsung.
Pertimbangan kemungkinan adanya perubahan (modifikasi) rancangan lereng
apabila kondisi aktual di lapangan berbeda dg kondisi geologi asumsi (data
awal)
3. Pengeboran Geoteknik
Dilakukan utk mengetahui strata atau perlapisan tanah dan batuan di bwh
perm bumi, jenis, serta kondisi tanah & batuan pd daerah yg akan diteliti.
Hasil pengeboran bor-log.
Informasi bor-log:
Elevasi permukaan tanah
Hitungan kedalaman mengambil contoh (sampel) tanah, SPT, MAT, dsb.
Kedalaman lubang bor
Mengetahui pergantian jenis tanah & batuan, posisi atau elevasi
pengambilan contoh tanah & batuan, SPT, mendeskripsikan anomali
geologi atau munculnya struktur geologi yg kompleks.
Deskripsi tanah & batuan
Dilakukan scr visual dr contoh (sampel). Akurasi professionalisme
Titik pengambilan contoh tanah & batuan
Dilakukan dg interval ttu. Diikat dg elevasi muka tanah titik bor.
Contoh yg diperoleh (core recovery)
Panjang contoh tanah & batuan yg diperoleh dg suatu metode yg teruji.
Panjang sample recovery tdk selalu = panjang tabung
Simbol tanah & batuan
Membedakan jenis tanah & batuan.
17
Penetrasi
Nilai SPT terkoreksi (N60) = jmlh pukulan utk menembus lapisan tanah /
batuan setebal 30 cm.
Mencerminkan tingkat kekerasan suatu lapisan tanah / batuan.
Faktor-faktor yg mempengaruhi pemilihan metode pengeboran:
Genesa endapan.
Contoh:
- Endapan alluvial, pengambilan contoh dg bor Bangka, diambil
menggunakan bailer (timah aluvial di Bangka, Billiton, Singkep).
- Endapan primer, pengeboran inti (diamond drilling), contoh yg
diperoleh berupa core dan sludge. UDS dlm core barrel, sludge dlm
sludge tank.
Kedalaman.
Tipe batuan.
18
Pengujian sifat fisik & mekanik tanah & batuan (International Society for
Rock Mechanics/ISRM, 1981):
Uji Sifat Fisik Dasar
Kepadatan atau densitas (asli, jenuh, kering)
Berat jenis (asli, semu)
Kadar air
Derajat kejenuhan
Porositas
Angka pori
Uji Kuat Tarik Langsung
Tensil strength scr tidak langsung
Uniaxial Compressive Strength Test
Kuat tekan batuan trhdp gaya aksial
Modulus Elastisitas
Nisbah Poisson
Uji Triaksial
Kuat tekan batuan dr 3 arah
Selubung kekuatan batuan
Kohesi
Sudut gesek dalam
Uji Geser Langsung
Kuat geser batuan trhdp gaya lateral
Kohesi
Sudut gesek dalam dr bidang pecah krn geseran
Uji Point Load Strength Index
Kekuatan batuan thdp beban terkonsentrasi
Uji Kecepatan Rambat Gelombang Ultrasonik
Kecepatan rambat gel.utrasonik (primer & sekunder).
Modulus Elastisitas dinamik
Nisbah Poisson dinamik
19
4. Pengukuran Bidang Diskontinu (Metode Scanline)
Jarak Antar Kekar
Jarak pisah antar bidang diskontinu jarak tegak lurus antar 2 bidang
diskontinu berurutan sepanjang sebuah garis pengamatan (scanline).
Dinyatakan sebagai intact length.
Scanline min 50 X jarak rata2 diskontinuiti yg hendak diukur.
Scanline min (ISRM, 1981) 10 X jarak rata2 diskontinuiti 7-an.
Muka Lereng 𝛼𝑓
𝛽𝑠 𝛽𝑓 Arah Penggalian
𝛼𝑠
20
Pengukuran jarak antar kekar menggunakan metode scanline
Trace Length
𝑑12 𝑑23 𝑑34 𝑑45 𝑑56 𝑑67
A 1 2 3 4 5 6 7 B
d1
𝜃2 𝜃 𝜃
A 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 B
J1
Tegangan
Regangan Regangan
21
Block Shear Test (Uji Geser)
Dilakukan di sepanjang perm.diskontinuitas.
Mendapatkan shear strength (kuat geser) & shear zone (deformasi daerah
geser).
Detailed design lereng alami, buatan & penggalian batuan di tambang.
𝜏 = 𝜎𝑛 . tan∅ + c
Ket:
𝜏 = kuat geser
𝜎𝑛 = tegangan normal di atas bidang geser
∅ = sudut gesek dalam
c = kohesi batuan
Rock Loading Test (Jacking Test)
FEM & DEM parameter deformasi (modulus deformasi) & parameter
kekuatan.
Modulus deformasi massa batuan Rock Loading Test.
Kekuatan massa batuan In-situ Triaxial Compression Test.
Deformability massa batuan in-situ mendongkrak batuan
Pengujian di bawah tanah di dalam sebuah lubang bukaan (test adit).
Jack menekan atap & lantai lubang.
Hasil pengujian deformasi atap & lantai diukur dg dial gauge &
extensometer.
5 kali pembebanan / 5 siklus kurva tegangan (MPa)-deformasi (cm)
1−𝑣 ∆𝐹
E=( ) (∆𝑑/𝑑)
2𝑟
Ket:
E = Modulus deformasi atau elastisitas
v = Poisson’s ratio
a = Jari-jari plat distribusi
∆F = Penambahan beban (increment of load)
∆d = Penambahan perpindahan (increment of displacement), jika
pengukuran dilakukan di tengah-tengah plat.
22
In-Situ Triaxial Compression Test
7an: mendapatkan karakteristik deformasi & kekuatan batuan kondisi
pembebanan triaksial pd lubang bukaan bawah tanah.
taken away = diambil
slit = celah
while lifting a core pack = sambil mengangkat paket inti
is conducted in the field = dilakukan di lapangan
hydraulic jack = dongkrak hidrolik
23
Penggunaan:
- Batuan dasar
- Struktur geologi
- Void in rock mass
- Shaft terpendam
Variasi medan gravitasi akibat variasi rapat massa batuan, 1 ttk ke ttk
lain.
Perb. rapat massa material thd lingk struktur bwh perm analisis
kemantapan perencanaan lereng tambang
Metode Magnetik
Variasi intensitas medan magnetik akibat variasi distribusi benda
termagnetisasi
Penyebab anomali:
- Distribusi mineral feromagnetik (tertarik kuat oleh magnet).
- Distribusi mineral paramagnetik (tertarik lemah oleh magnet).
- Distribusi mineral diamagnetik (tidak tertarik oleh magnet).
Metode Elektromagnetik
24