You are on page 1of 16

Belanda-sentris atau sering disebut Nerlandocentris

adalah proses penulisan sejarah yang sistematika


penulisan, tujuan, dan gunanya untuk kepentingan
Belanda.

Objektivitas dan Subjektivitas

Objektivitas dan subjektivitas sejarah merupakan suatu hal yang sering menjadi masalah yang
sering diperdebatkan oleh masyarakat. Objektivitas dan Subjektivitas berkaitan dengan apa-apa
yang ada di dalam dan diluar pikiran manusia. Dalam hal ini, objektivitas adalah hal-hal yang
bisa diukur yang ada di luar pikiran atau persepsi manusia. Subjektivitas adalah kesaksian atau
tafsiran yang merupakan gambaran hasil parasaan atau pikiran manusia.

Pandangan objektif akan cenderung bebas nilai sedangkan subjektif sebaliknya. Keduanya
memiliki kelebihan-kekurangannya. Dalam tradisi ilmu pengetahuan objektivitas akan
menghasilkan pengetahuan kuantitatif sedangkan subjektivitas akan menghasilkan
pengetahuan kualitatif. Misalnya : dalam pengukuran usia homo erectus yang terdapat di Jawa.
Fosil homo erectus yang ditemukan di Jawa hampir mirip dengan temuan fosil yang ada di Cina
yaitu homo pekinensis. Disini bila seorang sejarawan berfikir secara subjektif akan menafsirkan
bahwa usia kedua jenis fosil tersebut memiliki usia yang sama karena bentuk fosil keduanya
sama. Sedangkan bila secara objektif, seorang sejarawan akan meneliti lebih lanjut fosil yang
ditemukan baik melalui bentuk fosil yang mereka dapat dan membandingkannya dengan fosil
yang lain, maupun dengan melakukan tes labolatorium. Berikut pengertian lebih jelasnya
mengenai subjektifitas dan objektifitas dalam sejarah.

a.Subjektivitas

Subjektivitas adalah kesaksian atau tafsiran yang merupakan gambaran hasil parasaan atau
pikiran manusia. Jadi, subjektivitas adalah suatu sikap yang memihak dipengaruhi oleh
pendapat pribadi atau golongan, dan dipengaruhi oleh nilai-nilai yang melingkupinya. Dalam
sejarah sukyektifitas banyak terdapat dalam proses interpretasi. Sejarah, dalam
mengungkapkan faktanya membutuhkan interpretasi dan interpretasi melibatkan subyek.
Dalam subjektivisme, dimana objek tidak lagi dipandang sebagaimana seharusnya, tetapi
dipandang sebagai kreasi dan konstruksi akal budi. subjektif diperbolehkan selama tidak
mengandung subjektivistik yang diserahkan kepada kesewenang-wenangan subjek, dan
konsekuensinya tidak lagi real sebagai objektif.

Dalam suatu peninggalan sejarah, seorang sejarawan menggunakan analisis dan penafsirannya.
Di sinilah akan muncul subjektivitas dalam penulisan sejarah. Dia berusaha untuk menerangkan
mengapa, bagaimana peristiwa terjadi dan mengapa saling berhubungan dengan peristiwa lain
serta berupaya menceritakan apa, bilamana, dimana terjadi dan siapa yang ikut serta
didalamnya. Sehingga dalam penulisannya lebih bermakna.
Dalam merekonstruksi suatu peristiwa sejarah tidaklah akan untuk bagaimana peristiwa itu
terjadi dimasa lampau. Hal ini disebabkan karena banyaknya hal atau rangkaian peristiwa yang
hilang atau memang sengaja dihilangkan. Karena alasan itu juga, penafsiran dari seorang
sejarawan sangat diperlukan untuk menghubungkan suatu peristiwa dengan peristiwa yang
lain. Sehingga mendekati kebenaran. Dari sini dapat dilihat bahwa suatu penulisan peristiwa
sejarah itu tidak dapat lepas dari unsur subjektivitas. Karena dalam penulisan sejarah itu tidak
dapat objektif 100%. Dalam penulisan sejarah, seseorang tidak dapat melepaskan
subjektifitasnya. Terdapat 2 faktor utama yang dapat menjadikan suatu penulisan sejarah
bersifat subjektif, yaitu :

1. Pemihakan pribadi (personal bias) : Persoalan suka atau tidak suka pribadi terhadap
individu-individu atau golongan dari seseorang dapat mempengaruhi subjektivitas dari
penulisan sejarah.

2. Prasangka kelompok (group prejudice) : Keanggotaan sejarawan dalam suatu kelompok


(ras, golongan, bangsa, agama) dapat membuat mereka memiliki pandangan yang bersifat
subjektif dalam mengamati suatu peristiwa sejarah.

b.Objektivitas

Objektivitas adalah hal-hal yang bisa diukur yang ada di luar pikiran atau persepsi manusia.
Sikap objektifitas tidak akan dipengaruhi oleh pendapat pribadi atau golongan didalam
mengambil keputusan. Jadi, objektivitas adalah usaha mendekatkan diri pada obyek atau
dengan kata lain berarti bertanggung jawab pada kebenaran objek. Seorang sejarawan dalam
merekonstruksi sejarah, harus mendekati objektivitas, karena akan didapat gambaran
rekonstruksi yang mendekati kebenaran.

Dalam merekonstruksi suatu peristiwa sejarah diperlukan bukti-bukti sejarah atau lebih
tepatnya fakta sejarah. Fakta atau peninggalan sejarah itu disebut objek, baik yang bersifat
artifak, dokumen tertulis, dan lain sebagainya. Sejarawan selalu dituntut supaya dengan sadar
dan jujur mengikatkan diri pada objek dan berfikir secara objektif. Seorang sejarawan dalam
penulisan atau rekonstruksi suatu peristiwa sejarah diharapkan untuk tidak memihak.
Maksudnya tidak terpaku secara subjektif 100% maupun objektif 100%. Kendati demikian,
sejarawan tetap tidak bisa objektif secara total. Hal ini diakibatkan keterbatasan sumber yang
ditemukan dan faktor lainnya.

Nilai karya sejarawan akan selalu tergantung pada nilai objektivitasnya. Suatu karya sejarah
akan jauh nilainya lebih baik apabila sejarawan dengan sengaja tidak objektif. Arti sederhana
dari kata objektifitas dalam sejarah objektif adalah sejarah dalam kenyataan, jadi kejadian itu
terlepas dari subjek.
Unsur yang harus ada dalam sejarah objektif adalah:

Kebenaran mutlak

Sesuai dengan kenyataan, termasuk juga yang tersembunyi.

Tidak memihak dan tidak terikat

Kondisi – kondisi yang harus lengkap untuk semua peristiwa

Seorang sejarawan asal Amerika Serikat, Garraghan mengatakan bahwa yang dimaksud dengan
objektivitas sejarah adalah:

Ø Objektivitas tidak berarti menuntut agar sejarawan bebas sepenuhnya dari kecurigaan-
kecurigaan awal yang bersifat sosial, politis, agama, atau lainnya.

Ø Objektivitas tidak berarti menuntut agar sejarawan mendekati tugasnya terlepas dari semua
perinsip, teori dan falsafah hidupnya.

Ø Obyektifitas tidak berarti menuntut agar sejarawan bebas dari simpati terhadap obyeknya.

Ø Objektivitas tidak berarti menuntut agar pembaca mengekang diri dari penilaian atau
penarikan konklusi.

Ø Objektivitas sejarawan tidak berarti bahwa semua situasi yang menimbulkan peristiwa
historis dicatat sesuai dengan kejadiannya.

c.Kesimpulan

Objektivitas dan subjektivitas merupakan dua kata yang seringkali salah difahami oleh sebagian
orang terutama dalam penulisan sejarah. Padahal kata objektif dalam penulisan sejarah
mengacu pada peristiwa yang sebenarnya terjadi dan tidak bisa terulang lagi. Sedangkan
sejarah yang subjektif merupakan gambaran dari peristiwa sejarah yang di tulis oleh seorang
sejarawan. Karena itu kedua-duanya merupakan bagian dari penulisan sejarah.

Diposting oleh fajar bahari di 00.00


CONTOH SOAL SEJARAH KELAS X SEMESTER 1 DAN JAWABANNYA

03.01 Pebby mohamad ikhsan saddam , Posted in Sejarah SMA , 11 Comments

Pilihan Ganda

1. Istilah sejarah berasal dari bahasa Arab, yaitu syajaratun yang artinya ….

a. tumbuhan

b. bunga

c. pohon

d. rantai

e. tanaman

2. Filsuf Romawi mengatakan bahwa “Sejarah adalah guru kehidupan” ialah ...

a. Aristoteles

b. Hipocrates

c. Cicero

d. Thales

e. herodotus

3. Secara praktis, kata sejarah sering dipahami dalam empat pengertian ruang lingkup, yaitu
sebagai

a. mitos, dongeng, kisah, dan kronik

b. cerita, legenda, dongeng, dan babad

c. kisah, ilmu, cerita rakyat, dan kronik

d. kenang-kenangan, kisah, ilmu dan seni

e. peristiwa, kisah, ilmu dan seni

4. Perhatikan informasi berikut :

1) Penafsiran ilmu sejarah bersifat objektif dalam arti dapat dibuktikan kebenarannya

2) Sejarah menceritakan peristiwa yang benar-benar terjadi


3) Sejarah menceritakan peristiwa-peristiwa masa lampau

4) Sejarah bertujuan memberi legitimasi kekuasaan kepada para pejabat

5) Semua peristiwa sejarah dapat menjadi panutan serta pedoman bagi pembacanya

Berdasarkan informasi tersebut, ciri-ciri sejarah sebagai ilmu adalah ….

a. 1), 2), dan 3).

b. 1), 2), dan 4).

c. 2), 3), dan 4)

d. 3), 4), dan 5).

e. 2), 4), dan 5),

5. Sejarah dapat dipandang sebagai karya seni. Maksudnya ….

a. mirip sekali dengan dongeng

b. tak berbeda dengan cerita fiksi

c. merupakan karya seniman

d. pengisahan sejarah bukan hal yang fiktif

e. penyimpulan dan penulisan suatu peristiwa sejarah erat dengan kaidah dan keindahan
bahasa

6. Seorang guru yang sedang menjelaskan peristiwa perang Padri di kelas bisa digolongkan
dalam proses sejarah sebagai

a. ilmu

b. peristiwa

c. seni

d. kisah

e. cermin

7. Pembuatan kronologi dilakukan dengan tujuan berikut, kecuali ....

a. dapat berurutan kejadiannya

b. tersusun secara baik sehingga mudah dipahami

c. memudahkan adanya hubungan sebab dan akibat


d. memenuhi pedoman penulisan sejarah

e. mempermudah pemahaman sejarah

8. Ilmu yang mempelajari benda-benda peninggalan sejarah disebut ….

a. arkeologi

b. geologi

c. tipologi

d. epigrafi

e. filologi

9. Sejarah memberikan pelajaran bagaimana hari ini dikelola dan bagaimana hari esok
dirancang agar tidak mengulangi kesalahan-kesalahan masa lalu. Dengan begitu sejarah
memiliki nilai guna ….

a. edukatif

b. inspiratif

c. rekreatif

d. manipulatif

e. persuasive

10. Membaca buku sejarah, melihat berbagai peninggalan sejarah yang unik dan menarik
dapat menggugah rasa estetika, kekaguman, dan keanehan terhadap kemampuan manusia
masa lampau beserta peradabannya. Sehubungan dengan itu sejarah memiliki nilai

a. Edukatif

b. Inspiratif

c. Rekreatif

d. Manipulatif

e. Persuasive

11. Berikut ini tidak termasuk kegunaan sejarah adalah ….

a. memberi nilai edukatif

b. memberi inspiratif

c. memberi kesenangan
d. menghafalkan tahun-tahun dalam sejarah diluar kepala

e. memberi pendidikan politik

12. Cara masyarakat Indonesia yang belum mengenal tulisan merekam dan mewariskan masa
lalunya adalah dengan

a. melalui ingatan kolektif dalam bentuk tradisi lisan

b. membangun prasasti

c. membangun tempat-tempat pemujaan

d. membuat lukisan-lukisan di dinding gua

e. melalui upacara-upacara ritual

13. Sebagai sebuah sumber sejarah, tradisi lisan memiliki fungsi penting bagi masyarakat,
kecuali …

a. melukiskan kondisi fakta mental masyarakat

b. menunjukan keturunannya yang berasal dari dewa-dewi

c. menunjukan simbol identitas masyarakat

d. merupakan simbol solidaritas masyarakat

e. alat legitimasi bagi keberadaan masyarakat

14. Yang tidak termasuk contoh praktik pewarisan masyarakat yang belum mengenal tulisan
yang masih berlangsung pada masa sekarang adalah …

a. tradisi bercocok tanam di sawah

b. tradisi bercocok tanam di ladang

c. tradisi mudik pada hari raya

d. tradisi membuat sesajen

e. tradisi berlayar

15. Cerita prosa rakyat yang dianggap benar-benar terjadi serta dianggap suci oleh yang
empunya cerita disebut ….

a. mite

b. dongeng

c. legenda
d. babad

e. hikayat

16. Legenda diantaranya meliputi, kecuali…

a. legenda keagamaan

b. legenda perorangan

c. legenda alam gaib

d. legenda setempat

e. legenda pemerintahan

17. Cerita yang termasuk legenda setempat/lokal adalah

a. Si Manis Jembatan Ancol

b. Sangkuriang

c. Si Pitung

d. Sunan Kalijaga

e. Lutung Kasarung

18. Cerita Si Pitung dari Betawi atau Lutung Kasarung dari Jawa Barat termasuk kedalam jenis
legenda ….

a. keagamaan

b. perseorangan

c. setempat

d. sosial

e. alam gaib

19. Penulisan sejarah yang menampilkan peran orang-orang besar adalah termasuk jenis
sejarah ....

a. sosial

b. politik

c. ekonomi

d. keluarga
e. militer

20. Dongeng binatang yang mengandung ajaran moral bagi manusia disebut …

a. Hikayat

b. Fabel

c. Wawangsalan

d. Tambo

e. Wawacan

21. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (1990) pengertian folklor adalah …

a. adat istiadat tradisional yang memiliki cerita rakyat yang diwariskan secara turun
temurun, tetapi tidak dibukukan

b. adat-istiadat tradisional dan cerita rakyat yang diwariskan secara turun-temurun, yang
dibukukan

c. ahasil abstraksi dari pengalaman sosial suatu masyarakat

d. seluruh kebudayaan yang diwariskan secara turun temurun secara lisan atau contoh

e. sekelompok orang yang memiliki persamaan ciri-ciri pengenal fisik, sosial dan budaya.

22. Antropolog yang digolongkan folklor kedalam tiga kelompok besar berdasarkan tipenya
yaitu lisan, sebagaian lisan dan bukan lisan adalah

a. Selo Sumarjan

b. Taufik Abdullah

c. J. Harold Brunvard

d. Koentjaraningrat

e. James Danandjaya

23. Yang termasuk folklor lisan diantaranya, kecuali…

a. bahasa rakyat seperti logat atau dialek

b. ungkapan tradisional seperti ungkapan atau pepatah

c. pertanyaan tradisional seperti teka teki

d. nyanyian rakyat (folksong)

e. permainan rakyat (folkgames)


24. Tradisi sejarah tertua masyarakat Indonesia yang sudah mengenal tulisan dapat diketahui
dari prasasti ....

a. Tugu

b. Canggal

c. Tuk Mas

d. Kutai

e. Kedukan bukit

25. Salah satu bentuk karya sastra zaman Islam yang seringkali berisi dongeng belaka, tetapi
seringkali juga berisi cerita sejarah adalah ….

a. Hikayat,

b. Serat

c. Babad

d. Tambo

e. Suluk

26. Penulisan sejarah tradisional menekankan pada konsep.....

a. Loyalitas pada raja

b. pembelaan terhadap rakyat

c. pengabdian kepada Tuhan

d. pembebasan penderitaan rakyat

e. kesetiaan terhadap negara kebangsaan

27. Untuk memperoleh legitimasi (keabsahan) kekuasaannya, seorang penguasa tradisional


menyusun historiografi dengan ciri sebagai berikut .

a. etnosentris, sosiologis

b. istanasentris, religi-magis

c. rajasentris, sosiologis

d. mitologis, religius

e. religius, jawasentris
28. Perlawanan terhadap penguasa asing dianggap sebagai pemberontakan. Hal ini terjadi
pada penulisan sejarah masa ....

a. Hindu-Budha

b. Prasejarah

c. Kolonial

d. pergerakan Nasional

e. Kemerdekaan

29. Seorang pakar yang mendapat gelar Mpu Sejarawan Indonesia ialah ….

a. Soekmono

b. Kuntjaraningrat

c. Sartono Kartodirdjo

d. Husein Djayadiningrat

e. Nugroho Notosusanto

30. Didalam sejarah apa yang terjadi pada saat ini tidak terlepas dari apa yang terjadi
sebelumnya. Hal ini menunjukan bahwa didalam sejarah ada proses ….

a. kontinuitas

b. diskontinuitas

c. heuristik

d. verifikasi

e. historiologi

31. Urutan langkah dalam penelitian sejarah yang benar adalah ....

a. Heuristik, verifikasi, interpretasi, pemilihan topik, historiografi.

b. Verifikasi, heuristik, interpretasi, pemilihan topik, historiografi.

c. Pemilihan topik, heuristik, verifikasi, interpretasi, historiografi.

d. Pemilihan topik, heuristik, interpretasi, verifikasi, historiografi.

e. Historiografi, heuristik, verifikasi, interpretasi, pemilihan topik,.

32. Yang dimaksud interpretasi dalam metode penulisan sejarah adalah.....


a. kegiatan penafsiran sumber-sumber sejarah yang telah diseleksi untuk disusun sebagai
fakta

b. menentukan kebenaran suatu peristiwa dengan mengumpulkan sumber-sumber sejarah

c. kegiatan menyeleksi sumber-sumber sejarah

d. kegiatan merangkai fakta-fakta sejarah melalui laporan sejarah

e. kegiatan mengumpulkan informasi berbagai bentuk sebagai sumber sejarah

33. Kegiatan menilai keaslian dan keabsahan suatu sumber sejarah dinamakan .....

a. heuristik

b. verifikasi

c. interpretasi

d. historiografi

e. korespondensi

34. Peristiwa berikut yang bukan merupakan langkah-langkah penulisan sejarah yaitu ...

a. mencari sumber sejarah

b. menilai sumber sejarah

c. menyeleksi sumber sejarah

d. mempublikasikan sumber sejarah

e. mendeskripsikan sumber sejarah

35. Jasmine berkunjung ke perpustakaan daerah. Ia sedang mengumpulkan sumber-sumber


sejarah tentang seputar peralihan kekuasaan dari pemerintah Orde Baru ke pemerintahan
Reformasi. Kegiatan Jasmine tersebut dalam tahap penelitian sejarah disebut …

a. Heuristic d. historiografi

b. ekskavasi e. verifikasi

c. interpretasi

36. Ketika melakukan kritik ektern sumber sejarah, muncul pertanyaan; apakah sumber itu
masih utuh atau sudah diubah-ubah. Persoalan ini menyangkut ….

a. Autentisitas d. reliabilitas

b. Kredibilitas e. orisinalitas
c. integritas

37. Seorang sejarawan menguji kesesuaian tanggal pembuatan dokumen dengan isi dokumen.
Hal ini dilakukan untuk melihat

a. otentisitas sumber

b. kredibilitas sumber

c. kesalahan narasi

d. kesalahan interpretasi

e. kesalahan heuristik

38. Cara penentuan usia suatu benda peninggalan budaya berdasarkan lapisan tanah disebut
….

a. tipologi

b. geologi

c. stratigrafi

d. pateografi

e. heraldik

39. Dalam teknik penulisan sejarah diperlukan bantuan beberapa ilmu lain diantaranya
epigrafi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang ….

a. peninggalan purbakala

b. prasasti

c. fosil

d. mata uang kuno

e. aksara kuno

40. Keterangan lisan yang langsung didapat dari pelaku ataupun saksi peristiwa yang terjadi
dimasa lalu merupakan …

a. sumber tertulis

b. artefak

c. sumber lisan

d. sumber primer
e. sumber sekunder

Uraian.

41. Mengapa bangsa Arab mengkiaskan sejarah sebagai pohon kehidupan, jelaskan !

42. Sejarah memiliki 4 ruang lingkup. Sebutkan dan berikan cirinya masing-masing !

43. Berikan masing-masing contoh bahwa sejarah memiliki nilai edukatif, inspiratif, dan
rekreatif !

44. Tuliskan perkembangan historiografi di Indonesia beserta ciri-cirinya !

45. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kritik intern dan kritik ekstern ketika akan melakukan
verifikasi dalam penelitian sejarah !

ULANGAN UMUM SEJARAH

SEMESTER GANJIL

Kunci Jawaban

Pilihan Ganda

A
B

C
E

Uraian :

Karena pohon dapat menggambarkan tiga dimensi waktu, yaitu:

akar = dimensi masa lalu

batang = dimensi masa kini

dahan = dimensi yang akan datang

masing masing saling keterkaitan dan adanya kontinuitas

Sejarah sebagai peristiwa cirinya unik dan einmaligh

Sejarah sebagai kisah cirinya diceritakan kembali

Sejarah sebagai seni cirinya mengandung inspirasi, imajinasi, emosi dan kaisdah bahasa yang
indah

Sejarah sebagai ilmu cirinya empiris, objektif, dan generalisasi

43. 1) Badu akan belajar lebih rajin agar nilainya lebih bagus dari ulangan kemarin. (edukatif)

2) Seorang anak karena melihat kegagahan Jenderal Soedirman ingin menjadi tentara.
( Inspiratif)

3) Dengan berkunjung ke Museum atau situs sejarah sekaligus kita mendapat hiburan
(rekreatif)

44. 1) Historiografi Tradisional bersifat istanasentris, Jawasentris, dan etnosentris

2) Historiografi Kolonial bersifat Neerlandosentris, contohnya sejarah Belanda di Indonesia

3) Historiografi Nasional bersifat membangun rasa nasionalisme

Kritik intern dilakukan untuk membuktikan bahwa suatu sumber sejarah dapat dipercaya
(credible), atau diandalkan (reliable). Sedangkan kritik ekstern dilakukan untuk memastikan
bahwa sumber tersebut asli, bukan tiruan, dan masih utuh.

You might also like