Professional Documents
Culture Documents
EMMI ASTUTI
H31113306
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
PENGARUH ION LOGAM Cu(II) DAN Mg(II) TERHADAP AKTIVITAS
ANTIOKSIDAN ANTOSIANIN DARI EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH
RAMBUTAN (Nephelium lappaceum)
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Sains
Oleh
Emmi Astuti
H311 13 306
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
SKRIPSI
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena
penelitian dan penulisan skripsi ini sebagai tugas akhir dalam menempuh
pendidikan untuk memperoleh gelar Sarjana Kimia S1, Fakultas Matematika dan
Terkhusus kepada kedua orang tua penulis Asse dan Nursiah yang tak
yang penulis lakukan dapat berjalan dengan lancar karena doa mereka, serta
saudara saya pula yang selalu memberikan semangat, dan omelan dari adikku
kepada pembimbing saya ucapkan terima kasih, bapak Prof. Dr. Ahyar. Ahmad
waktunya untuk membimbing saya, serta kepada ibu Dr. Seniwati Dali, M.Si,
dengan rasa keibuannya seperti dibimbing oleh orang tua sendiri, penulis sangat
Tugas akhir ini dapat pula selesai dengan dukungan dari berbagai pihak
lain. Oleh karena itu, penulis menyampaikan dengan penuh rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Ibunda Dr. Indah Raya, M.Si selaku ketua jurusan kimia dan selaku
iv
2. Dosen-dosen kimia FMIPA unhas yang telah membimbing penulis melalui
3. Analis Laboratorium Kak Anti, Kak Fibhy, Kak Linda, Ibu Tini, Pak
Sugeng, dan Pak Iqbal. Terkhusus untuk Kak Anti terima kasih atas segala
Ody, Asrul, Rafsen, Ulfa, Samri, Kak Uni, Kak Amirah, Kak Destri, Kak
Maretrin, Kak Fani, Kak Ilham, Kak Khalil, Kak Hendra, dan Aulia.
bagi penulis untuk tetap ceria menjalani masa studi di departemen kimia,
FMIPA, Unhas.
7. Organisasi “HMK FMIPA Unhas” yang menjadi rumah kedua bagi penulis.
8. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis
v
ABSTRAK
Antosianin adalah salah satu pewarna alami yang banyak digunakan dalam
bahan pangan, karena warnanya yang dapat beragam mulai dari merah,biru dan
ungu. Penyimpanan antosianin dapat mengakibatkan antosianin terdegradasi, baik
adanya interaksi dengan suhu, cahaya, dan oksigen sehingga dapat mempengaruhi
stabilitas warna antosianin sendiri, bahkan dapat mengurangi kemampuan
antosianin sebagai antioksidan. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan
kopigmentasi, yaitu dengan mereaksikan antosianin dengan ion logam. Pada
penelitian ini logam yang digunakan adalah Cu2+ dan Mg2+. Hasil penelitian
memperlihatkan bahwa ekstrak etanol kulit buah rambutan diperoleh ekstrak
kental sebanyak 23,824 gram dengan kadar total antosianin 709,3866 mg/L
dengan aktivitas antioksidan 0,0046 µg/mL, ekstrak antosianin dengan
penambahan Cu2+ 50, 100 dan 150 ppm memiliki nilai IC50 berturut-turut sebesar
0,0055; 0,0065 dan 0,0078 µg/mL, sedangkan ekstrak antosianin dengan
penambahan Mg2+ 50, 100 dan 150 ppm memiliki nilai IC50 berturut-turut sebesar
0,0061; 0,0048 dan 0,0067 µg/mL. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan ion
logam Cu2+ dan Mg2+ memperlihatkan perbedaan aktivitas antioksidan antosianin
yang tidak jauh berbeda.
vi
ABSTRACT
vii
DAFTAR ISI
Halaman
PRAKATA .................................................................................................... iv
ABSTRAK .................................................................................................... vi
viii
2.4 Uji Aktivitas Antioksidan ...……………………...................... 14
5.1 Kesimpulan……........................................................................... 37
5.2 Saran............................................................................................. 37
D AFTAR PUSTAKA.................................................................................... 38
LAMPIRAN................................................................................................... 43
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
x
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
12. Nilai IC50 dan Tingkat Kekuatan Antioksidan Ekstrak Etanol Kulit
Buah Rambutan dan Ekstrak Logam-Antosianin serta Pembanding
(Kontrol Positif) ...................................................................................... 35
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
xii
DAFTAR SIMBOL DAN SINGKATAN
λ = panjang gelombang
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
terpusat pada pertanian dan perkebunan dengan hasil buminya yang melimpah.
Salah satunya adalah buah rambutan, dengan rata-rata produksi per tahunnya dari
asli berasal dari Indonesia, dan mulai menyebar ke negara tropis lainnya seperti
dapat diekstraksi dengan pelarut yang bersifat polar, seperti air, etanol, dan
metanol atau etanol yang diasamkan dengan HCl. Akan tetapi, karena sifat toksik
dari metanol, biasanya dalam sistem pangan digunakan etanol yang diasamkan
dkk. (2012), Hutapea dkk. (2014) dan Wulandari (2014) pelarut yang baik
1
mengalami kerusakan akibat adanya pengaruh lingkungan selama penyimpanan.
Salah satu cara agar dapat mengatasi masalah tersebut adalah melalui proses
(Brouillard, 1982).
antosianin ekstrak kulit kacang menurut penelitian yang dilakukan oleh Wang
dkk. (2013). Mazza dan Miniati (1993) telah melaporkan bahwa ion besi (Fe2+),
tembaga (Cu2+), dan aluminium (Al+3) dapat membentuk kompleks stabil dengan
kompleks antara Mg2+ dan antosianin menghasilkan kompleks pigmen yang lebih
stabil.
Tembaga (Cu) merupakan zat gizi mikro yang dibutuhkan tubuh sebagai
melalui transport elektron protein. Cu yang berada dalam sel darah merah
memproduksi 300 jenis enzim, pengiriman pesan melalui sistem syaraf, membuat
otot-otot tetap lentur dan rileks serta memelihara kekuatan tulang dan gigi
(Budiasih, 2009).
tentang pengaruh penambahan ion logam Cu(II) dan Mg(II) terhadap aktivitas
antosianin dari ekstrak etanol kulit buah rambutan, sehingga menambah nilai
2
Pada penelitian ini dilakukan ekstraksi antosianin dari kulit buah rambutan
1. berapa kadar total antosianin yang terdapat dalam kulit buah rambutan?,
senyawa pigmen antosianin dari kulit buah rambutan dan mengetahui aktivitas
antioksidannya serta pengaruh penambahan ion logam Cu(II) dan Mg(II) terhadap
potensi pigmen antosianin dari kulit buah rambutan guna menetralisir radikal
3
bebas. Serta penggunaan kulit buah rambutan untuk menambah nilai
ekonomisnya.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ke dalam famili Sapindaceae. Tanaman buah tropis ini dalam bahasa Inggris
disebut hairy fruit. Tanaman ini asli berasal dari Indonesia. Saat ini telah
menyebar luas ke daerah yang beriklim tropis seperti Filipina dan negara-negara
Amerika Latin serta ditemukan pula di daratan yang mempunyai iklim sub-tropis.
Kata rambutan berasal dari bentuk buahnya yang mempunyai kulit menyerupai
sebagai berikut:
Kingdom : plantae
divisi : spermatopita
subdivisi : angiospermae
kelas : dicotyledonae
ordo : sapindales
genus : nephelium
5
Survei yang dilakukan oleh BAPPENAS (2000) menunjukkan beberapa
varietas yang digemari orang dan dibudidayakan dengan memilih nilai ekonomis
1. rambutan Rapiah dengan buah tidak terlalu lebat tetapi mutu buahnya
berambut agak jarang, daging buah manis dan agak kering, kenyal, dan
daging buahnya tebal, dengan daya tahan dapat mencapai 6 hari setelah
dipetik.
2. rambutan Aceh Lebak Bulus dengan pohon tinggi dan buah lebat
dengan hasil rata-rata 160-170 ikat per pohon, kulit buah berwarna
merah kuning, halus, rasanya segar manis-asam, banyak air, dan daya
merah tua, rambut kasar dan agak jarang, rasa manis, sedikit berair
sampai merah tua, rambut buah agak kasar dan jarang, rasanya manis
warna kulit buah merah tua sampai merah anggur, dengan rambut
6
2.1.2 Kandungan Kimia Buah Rambutan dan Manfaatnya
kandungan senyawa tanin dan saponin yang merupakan metabolit yang paling
golongan tanin, polifenol dan saponin. Bijinyapun mengandung tanin, fenol dan
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli (Fatisa, 2013). Ibrahim dkk. (2013)
Streptococcus sp. Ibrahim dkk. (2013) melaporkan kulit buah rambutan dapat
etanol dengan bahan aktif flavonoid. Selain itu juga mengandung pigmen yang
7
2.2 Tinjauan Tentang Antosianin
larut dalam pelarut polar seperti metanol, aseton, kloroform, dan air yang
diasamkan dengan asam klorida atau asam format. Antosianin memiliki warna
yang berbeda seperti merah, biru, dan ungu, mempunyai panjang gelombang
yaitu sianidin, dan semuanya terbentuk dari pigmen sianidin dengan penambahan
untuk bereaksi baik dengan asam maupun dengan basa. Dalam media asam
antosianin berwarna merah, dan pada media basa berubah menjadi ungu dan
R1
R2
+
HO O
R3
OH
OH
8
Tabel 1. Daftar antosianin dan subtituennya
Antosianin R1 R2 R3
Sianidin -OH -OH -H
Delphinidin -OH -OH -OH
Pelargonidin -H -OH -H
Malvidin -OCH3 -OH -OCH3
suhu, cahaya, dan oksigen (Basuki dkk., 2005). Menurut Clydesdale (1998) dan
Markakis (1982) pigmen antosinanin merupakan molekul yang tidak stabil jika
terjadi perubahan pada suhu, pH, oksigen, cahaya, dan gula. Faktor yang
b. Suhu
pangan harus dilakukan pada suhu 50-60 oC yang merupakan suhu yang stabil
c. Cahaya
berperan dalam laju degradasi warna antosianin, oleh karena itu antosianin harus
9
d. Oksigen
Stabilitas warna antosianin selama pemprosesan jus buah menjadi rusak akibat
ekstraksi dari jaringan tumbuhan tetapi juga selama proses dan penyimpanan
jaringan makanan.
dan kosmetik serta berperan penting dalam mempertahankan mutu produk pangan
(Putranti, 2013).
tubuh seperti kerusakan elemen vital sel tubuh. Keseimbangan oksidan dan
antioksidan sangat penting karena berkaitan dengan kerja fungsi sistem imunitas
tubuh, terutama untuk menjaga integritas dan berfungsinya membran lipid, protein
sel dan asam nukleat, serta mengontrol transduksi signal dan ekspresi gen dalam
sel imun. Produksi antioksidan di dalam tubuh manusia terjadi secara alami untuk
Radikal bebas adalah molekul yang mengandung satu atau lebih elektron
tidak berpasangan pada orbital terluarnya, radikal bebas sangat reaktif dan tidak
stabil, sebagai usaha untuk mencapai kestabilannya radikal bebas akan bereaksi
10
dengan atom atau molekul di sekitarnya untuk memperoleh pasangan elektron.
Reaksi ini berlangsung terus menerus dalam tubuh dan menimbulkan reaksi
berantai yang mampu merusak struktur sel, bila tidak dihentikan akan
1. Secara endogen
Secara endogen sumber radikal bebas yang berasal dari proses metabolik
anion superoksida,
b. sel darah putih seperti neutrofil secara khusus memproduksi radikal bebas
c. sejumlah obat yang memiliki efek oksidasi pada sel dan menyebabkan
jaringan tubuh dan cairan bertindak sebagai enzim yang terlibat dalam
f. olahraga dengan latihan yang lebih lama dan lebih intensif maka akan
11
2. Secara eksogen
diantaranya adalah polutan, berbagai macam makanan dan minuman, radiasi, ozon
dan pestisida. Bagi perokok menghisap radikal bebas dari asap rokok sehingga
mempunyai resiko yang tinggi mengidap berbagai macam penyakit. Begitu pula
dengan mereka yang bekerja dalam lingkungan bahan kimia yang bersifat volatil
seperti bensin, cairan pembersih atau lingkungan yaitu udara yang terkontaminasi
oleh asap kendaraan bermotor (sopir angkot, bus, truk, dan polisi lalu lintas).
membran plasma, lisosom, peroksisom, reticulum endoplasmit, dan inti sel. Tubuh
(SOD), katalase dan glutation peroksidase. Bila jumlah senyawa radikal bebas
melebihi jumlah antioksidan alami dalam tubuh maka radikal bebas akan
menyerang komponen lipid, protein dan DNA. Sehingga tubuh kita membutuhkan
asupan antioksidan yang mampu melindungi tubuh dari serangan radikal bebas
12
Antioksidan Peranan Ciri-ciri
Memutus
peroksidase
lipida Scavenger Vitamin yang larut
α-tokoferol
pada lipid dalam lemak
peroksidase, O2-
dan OH
Mengikat
Nonenzimatis Vitamin yang larut
β-karoten logam-logam
(eksogen) dalam lemak
transisi
Scavenger
langsung
terhadap O2- ,
OH dan H2O2 Vitamin yang larut
Asam askorbat
Berkontribusi dalam air
terhadap
degenerasi
vitamin E
menjadi lebih stabil. Contoh dari jenis antioksidan ini adalah enzim Superoksdia
berantai dari radikal bebas atau dengan cara menangkap radikal bebas
13
2.4 Uji Aktivitas Antioksidan
Free Radical Scavenging Assay. Golongan terakhir adalah metode lain seperti
antioksidan dari makanan, vitamin, suplemen nutrisi atau bahan kimia lainnya
terhadap radikal bebas. Uji ini dilakukan dengan menggunakan trolox (analog
vitamin E) sebagai standar untuk menentukan trolox ekuivalen (TE). Nilai ORAC
kemudian dihitung dari TE dan ditunjukkan sebagai satuan atau nilai ORAC.
(Ikhlas, 2013).
Salah satu dari contoh Electron Transfer Methods (ET) adalah Ferric
klorida yang diukur pada panjang gelombang 700 nm. Peningkatan pada serapan
Salah satu metode yang paling umum digunakan untuk menguji aktivitas
14
picrylhydrazil (DPPH). Pengukuran antioksidan dengan metode DPPH adalah
banyak reagen seperti halnya metode lain (Sayuti dan Yenrina, 2015).
Aktivitas penangkal radikal DPPH (%) dapat dihitung dengan rumus pada
persamaan (I):
Pada metode ini, larutan DPPH berperan sebagai radikal bebas yang akan
menjadi warna merah muda atau kuning pucat dan bisa diamati dan dilihat
menjadi DPPH-H. Reaksi reduksi DPPH tersebut dapat dilihat pada Gambar 3:
N N
.
N. + RH N. + R
NO2 NO2
DPPH DPPH-H
15
Reduksi DPPH menjadi DPPH-H disebabkan adanya donor hidrogen dari
2.5 Kopigmentasi
dimana kopigmen merupakan bagian dari molekul antosianin itu sendiri. Gugus
asil yang berupa komponen aromatik berinteraksi dengan kation flavilium yang
reaktif pada C-2 dan C-4 dengan reaktan nukleofilik. Kopigmentasi model ini
diaplikasikan pada ekstrak black carrot yang banyak mengandung antosianin yang
antosianin adalah Sn, Cu, Fe, Al, Mg, dan K. Sianidin, delphinidin dan petunidin
(Brouillard, 1982).
M
O
O
+
HO O
OH
OH
Gambar 4. Kemungkinan pengikatan sianidin dengan logam
(Miguel, 2011)
Cu atau tembaga merupakan salah satu zat gizi mikro esensial yang
berfungsi sebagai bagian dari enzim dalam tubuh. Tembaga terlibat dalam
16
Tembaga yang berada dalam sel darah merah sebagian besar berbentuk
(Anderson, 2004).
kompleks jaringan kolagen di dalam kerangka tubuh dan pembuluh darah serta
pigmen dalam epidermis, urikase pada metabolisme asam urat di dalam hati dan
ginjal, lisis oksidase dalam kondensasi asam amino, amino oksidase pada plasma
dan jaringan ikat, serta tiol oksidase dalam pembentukan ikatan disulfida
(Garrow & James 1993). Orang dewasa mengandung tembaga sekitar 100 mg
tembaga yang aman dikonsumsi yang ditentukan oleh Amerika Serikat adalah
(BPOM RI 2005).
17
2.7 Logam Magnesium
ini dalam bentuk ion Mg2+, terutama melalui intersepsi akar (Arios, 2005).
diperlukan tubuh untuk memproduksi 300 jenis enzim, pengiriman pesan melalui
sistem syaraf, membuat otot-otot tetap lentur dan rileks serta memelihara kekuatan
setiap hari tersedia untuk orang dewasa adalah 0,25 mmol (6 mg)/kg berat badan
potasium dan kalsium yang melalui membran sel. Hubungannya dengan sistem
ritme jantung yang normal. Signaling sel membutuhkan MgATP untuk proses
sekresi hormon paratiroid (PTH). Kadar kalsium dan magnesium di dalam cairan
18
BAB III
METODE PENELITIAN
Universitas Hasanuddin, larutan KCl 0,2 N; larutan HCl 0,2 N; kalium asetat,
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pisau, blender, botol vial
FMIPA Unhas, magnetic stirrer, pipet mikro, Spektroskopi FTIR Shimadzu 820
Thermo Digital pada Laboratorium Biokimia FMIPA Unhas, dan alat-alat gelas
Hasanuddin, Makassar.
19
3.4 Metode Penelitian
dengan teknik maserasi menggunakan pelarut etanol 96% dan HCl 1% dengan
perbandingan volume etanol : HCl adalah 9:1 sebanyak 200 mL. Maserasi
sebanyak 1 mL selama ± 5 menit pada 100 oC. Hasil positif ditunjukkan dengan
warna merah.
tetes demi tetes. Hasil positif ditunjukkan warna merah berubah menjadi hijau
biru.
20
maksimum senyawa antosianin standar atau data yang ada.
fungsi yang diperoleh dari hasil analisis spektroskopi FTIR senyawa antosianin
i. Larutan pH 1,0
100 mL hingga tanda batas. Dipipet sebanyak 2,5 mL lalu ditambahkan larutan
100 mL hingga tanda batas. Dipipet sebanyak 2,5 mL lalu ditambahkan larutan
Dua larutan sampel disiapkan dari ekstrak kental, pada sampel pertama
digunakan larutan pH 1,0 dan untuk sampel kedua digunakan larutan pH 4,5.
menit sebelum diukur, sedangkan untuk sampel yang dilarutkan dengan larutan
21
pH 4,5 siap diukur setelah dibiarkan bercampur selama 5 menit. Absorbansi dari
setiap larutan pada panjang gelombang maksimum dan 700 nm diukur dengan
larutan pH 1 dan larutan pH 4,5 sebagai blankonya. Kadar total antosianin dapat
DF = faktor pengenceran
150 ppm, kemudian dipindahkan ke dalam botol vial gelap. Pengerjaan dilakukan
22
stirrer. Larutan dipipet sebanyak 10 mL ke dalam erlenmeyer berbeda yang
150 ppm, kemudian dipindahkan ke dalam botol vial gelap. Pengerjaan dilakukan
Larutan DPPH 0,4 mM dibuat dengan cara menimbang 7,9 mg DPPH dan
sehingga diperoleh konsentrasi 10 ppm sebagai larutan induk. Dari larutan induk
dibuat seri konsentrasi 0,002; 0,004; 0,006; 0,008 dan 0,01 ppm dengan memipet
1,45 ppm. Dari larutan induk dibuat seri konsentrasi 0,002; 0,004; 0,006; 0,008
23
dan 0,01 ppm dengan memipet larutan induk berturut-turut 0,068; 0,137; 0,21;
0,275 dan 0,344 mL. Larutan DPPH ditambahkan sebanyak 1,5 mL dan
vitamin C. Campuran tersebut dikocok dan dibiarkan selama 30 menit pada suhu
kamar dan pada ruangan yang terlindungi dari cahaya matahari. Absorbansi (A)
dibuat grafik hubungan antara persen inhibisi dan konsentrasi sampel melalui
Microsoft Excel dimana persen inhibisi terletak pada sumbu y dan konsentrasi
y = ax + b (V)
24
BAB IV
terbilang cukup banyak, dan menghasilkan kulit buah yang banyak pula, sehingga
Pada penelitian ini, hasil ekstraksi dari 120 gram sampel kulit buah
23,824 gram.
hasil yang sama, yaitu pada penambahan HCl menghasilkan warna merah
25
sedangkan dengan penambahan NaOH menghasilkan warna hijau kebiruan.
Sehingga ekstrak yang diperoleh mengandung antosianin. Salah satu faktor yang
mempengaruhi warna dari antosianin adalah kondisi asam dan basa. Sifat asam
maksimal yang dicapai antosianin adalah pada panjang gelombang 490-550 nm.
Sehingga hasil yang diperolah sesuai dengan ciri panjang gelombang maksimum
26
antosianin dan dapat dikatakan ekstrak kulit buah rambutan mengandung
antosianin.
antosianin jenis sianidin yang tidak jauh berbeda dengan hasil yang diperoleh
Hutapea dkk. (2014). Hal ini diperkuat oleh Schou dan Svend (1927) dalam
Hutapea dkk. (2014), yang menyatakan bahwa serapan maksimum yang diberikan
oleh antosianin jenis sianidin yakni pada panjang gelombang 510,5 nm.
gelombang 3427,51 cm-1 yang menandakan adanya gugus fungsi –OH yang
untuk gugus fungsi C-O alkohol. Muncul pula bilangan gelombang dengan nilai
1618,28 cm-1 dan 1517,98 cm-1 dengan serapan yang tajam, yang
adanya serapan pada bilangan gelombang 763,81 cm-1 untuk serapan ikatan C-H
27
aromatik serta pada serapan ikatan C=O ditunjukkan pada bilangan gelombang
Gambar 6. Gugus-gugus fungsi yang terdapat dalam ekstrak etanol kulit buah
rambutan
28
Tabel 5. Bilangan gelombang antosianin dengan analisis FTIR
Bilangan Gelombang (cm-1)
Gugus
No. Penelitian sebelumnya Pustaka
Penelitian Fungsi
(Maulina dkk., 2014) (Stuart, 2004)
1. 3427,51 3348,25 3500-3000 -OH
2. 1043,49 1044,35 1300-1000 C-O alkohol
-C=C-
3. 1618,28 1634,95 1650-1450
aromatik
4. 1708,93 1706,30 1700-1698 C=O
FTIR yang diperoleh masih muncul banyak serapan. Hal tersebut dikarenakan
ekstrak yang dianalisis adalah ekstrak kental tanpa memalui peroses pemurnian
terlebih dahulu, sehingga senyawa yang terdapat pada ekstrak tidak hanya
antosianin.
oxonium yang berwarna (Suzeri, 2010). Adapun kadar antosianin ekstrak etanol
29
Sampel diukur pada panjang gelombang maksimum dan panjang
mengoreksi endapan yang masih terdapat pada sampel, jika sampel jernih maka
memberikan nilai absorbansi sama dengan nol. Namun pada penelitian ini
memberikan nilai absorbansi tidak sama dengan nol, karena masih terdapat
sehingga diperoleh absorbansi kurang dari 1,2 atau pada spektrofotometer Uv-Vis
tidak mencapai limit deteksi. Faktor pengenceran yang diperoleh adalah 500 kali
pada lampiran 10, diperoleh kadar total antosianin sebesar 709,3866 mg/L.
Kadar antosianin total kulit buah rambutan yang diperoleh lebih besar bila
120,1601 mg/mL; oleh Hutapea dkk (2014) dengan konsentrasi 55,7659 mg/L;
dan oleh Lydia dkk (2001) dengan konsentrasi antosianin 4,1 x 10-3 mg/mL. Hal
100 ppm, namun lebih tinggi jika dibandingkan dengan penambahan logam Cu.
30
ekstrak dapat lebih bertahan lama (tidak memudar) jika dibandingkan dengan
warna pada ekstrak dari merah menjadi amber (jingga) sedangkan penambahan
logam Mg2+ memberikan perubahan warna dari merah mejadi olive (hijau zaitun),
Seperti yang dinyatakan oleh Wang dkk. (2013) bahwa penambahan logam Cu
0.12
0.1
Absorbansi
0.08
0.06
0.04 Cu
0.02 Mg
0
01 50 100 150
konsentrasi (ppm)
bilangan gelombang terutama pada gugus O-H dengan nilai bilangan gelombang
sebelum penambahan logam sebesar 3427,51 cm-1 dan setelah penambahan logam
31
120
Antosianin
1708,93
Cu-Antosianin
80 3427,51
364,55
1728,22
Mg-Antosianin
40
3392,79
364,55
3414,00 1730,15
0
3000 2000 1000
proses pengikatan ion logam dengan ekstrak antosianin kulit buah rambutan. Hal
tersebut sesuai dengan pernyataan Miguel (2011), bahwa antosianin dan logam
O O
Cu
HO O O OH
O O
OH HO
OH O O OH
Mg
HO O O OH
O O
OH HO
OH OH
Gambar 10. Perkiraan kompleks sianidin dengan logam (Ahmed dkk, 2013)
gugus karbonil sesudah penambahan ion logam Cu2+ dan Mg2+, hal tersebut
32
disebabkan dehidrogenasi pada gugus hidroksil setelah penambahan ion logam
Cu2+ dan Mg2+. Intensitas spektrum pada penambahan ion logam Mg2+ lebih
tinggi daripada Cu2+ disebabkan ion logam Mg2+ terikat lebih kuat pada gugus
karbonil. Hal ini dapat dijelaskan melalui teori Hard Soft Acid Base (HSAB),
dimana Mg2+ merupakan asam keras, Cu2+ merupakan asam intermedit, dan OH-
merupakan basa keras (Pearson, 1963). Sehingga Mg2+ akan berikatan baik
dengan gugus OH- dibandingkan dengan Cu2+ yang menghasilkan ikatan yang
lebih lemah apabila berikatan dengan gugus OH-. Selain itu adanya bilangan
gelombang pada 364,55 cm-1, baik pada penambahan ion logam Cu2+ dan Mg2+,
menangkal radikal bebas, dalam penelitian ini dilakukan terhadap ekstrak etanol
kulit buah rambutan sebelum dan sesudah penambahan logam Cu2+ dan Mg2+.
Aktivitas antioksidan kulit buah rambutan dapat dilihat pada Tabel 7, Tabel 8,
(Lampiran 13). Serta aktivitas antioksidan asam askorbat sebagai kontrol positif
33
Tabel 8. Aktivitas antioksidan kompleks Cu-antosianin
Konsentrasi % IC50
No. Sampel (ppm) Inhibisi (µg/mL)
0,002 17,989
0,004 37,566
Cu-antosianin
1. 0,006 56,966 0,0055
50 ppm
0,008 74,426
0,010 82,363
0,002 14,625
0,004 31,292
Cu-antosianin
2. 0,006 47,789 0,0065
100 ppm
0,008 61,564
0,010 75,17
0,002 9,499
0,004 23,316
Cu-antosianin
3. 0,006 39,551 0,0078
150 ppm
0,008 51,986
0,010 65,557
34
Tabel 10. Aktivitas antioksidan asam askorbat sebagai kontrol positif
Konsentrasi % IC50
Sampel
(ppm) Inhibisi (µg/mL)
0,002 1,3947
0,004 1,6734
Asam
0,006 1,9525 0,2349
Askorbat
0,008 2,5104
0,010 3,0683
menangkal radikal bebas bervariasi berdasarkan nilai IC50 senyawa tersebut yang
Tabel 12. Nilai IC50 dan tingkat kekuatan antioksidan ekstrak etanol kulit buah
rambutan dan ekstrak logam-antosianin serta pembanding
(Kontrol Positif)
Sampel/
Nilai IC50 Intensitas
pembanding
Sampel
Antosianin 0,0046 μg/mL Sangat Kuat
Cu-Antosianin
0,0055 μg/mL Sangat Kuat
50 ppm
Cu-Antosianin
0,0065 μg/mL Sangat Kuat
100 ppm
Cu-Antosianin
0,0078 μg/mL Sangat Kuat
150 ppm
Mg-Antosianin
0,0061 μg/mL Sangat Kuat
50 ppm
Mg-Antosianin
0,0048 μg/mL Sangat Kuat
100 ppm
Mg-Antosianin
0,0067 μg/mL Sangat Kuat
150 ppm
Pembanding (Kontrol Positif)
Asam Askorbat 0,2349 μg/mL Sangat Kuat
35
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa antosianin kulit buah
kontrol positif yaitu asam askorbat, yang umumnya banyak digunakan oleh
Nilai IC50 ekstrak kulit rambutan diperoleh 0,0046 μg/mL, nilai IC50
Cu-antosianin yang paling kuat adalah 50 ppm sedangkan untuk Mg adalah 100
ppm. Hasil ini diperoleh berdasarkan perhitungan regresi linear dari kurva
sampel dan pembanding dapat disajikan dalam Tabel 12. Berdasarkan Tabel 12
penambahan ion logam Cu2+ dan Mg2+ memiliki aktivitas antioksidan yang tidak
membuat antosianin makin stabil, senyawa yang stabil makin sulit untuk bereaksi
dengan sampel karena memiliki nilai IC50 yang lebih tinggi. Asam askorbat
vitamin ini mencegah senyawa lain agar tidak teroksidasi, sehingga akan
sampel yang digunakan masih dalam bentuk ekstrak kental, belum dalam tahap
pemurnian, sehingga masih ada senyawa lain yang membantu proses antioksidan.
36
BAB V
5.1 Kesimpulan
dalam ekstrak etanol kulit buah rambutan sebesar 709,3866 mg/L. Antosianin dari
ekstrak etanol kulit buah rambutan memiliki nilai IC50 sebesar 0,0046 µg/mL.
Ekstrak antosianin dengan penambahan ion logam Cu(II) memiliki aktivitas yang
paling besar pada konsentrasi 50 ppm sebesar 0,0055 µg/mL, sedangkan dengan
penambahan ion logam Mg(II) pada konsentrasi 100 ppm sebesar 0,0048 µg/mL.
Hal ini menunjukkan bahwa penambahan ion logam Cu(II) dan Mg(II)
berbeda.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah hasil isolasi
dilakukan analisis senyawa metabolit lain misalnya mineral dan asam amino
37
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, F., 2014, Karaterisasi, Uji Toksisitas dan Antioksidan Kompleks Logam
Cu(II), Zn(II) dan Co(II) Turunan Klorofil dari Ekstrak Fitoplankton,
Skripsi tidak diterbitkan, Jurusan Kimia, Fakultas MIPA, Universitas
Hasanuddin.
Adil, W. H., 2010, Karakteristik Plasma Nutfah Ubi Jalar Berdaging Umbi
Perdominan Ungu, Buletin Plasma Nutfah, 16(2): 85 – 89.
Ahmed, J. K., Salih, H. A. M., dan Hadi. H., 2013, anthocyanins in Red Beet
Juice Act as Scavengers for Heavy Metals Ions Such as Leed and
Cadmium, International Journal of Scince and Technology, 2(3): 256-
274.
Ahmed, A. A., dan BenGuzzi, S. A., 2008, Synthesis and Characterization of
Some Transition Complexes of Schif Base Derived From Benzidine and
Acetylacetone, Journal of Scince and Its Application, 2(1): 83-90.
Almatsier, S., 2009, Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Anderson, J. J. B., 2004, Krause’s Food, Nutrition,& Diet Theraphy, Philadelphia.
Arios, J. R., 2005, Pengaruh Pemberian Pupuk Magnesium (Mg) terhadap Kadar
Klorofil Total Daun, dan Serapan Hara Mg Tanaman Kacang Tanah
(Arachis hypogea L.) pada Podsolik Jasinga dan Latosol Darmaga, Skripsi
tidak diterbitkan, Fakultas Pertanian, IPB.
Azwar I. Y. T., Adiputra, Agus, S., dan Siti, H., 2013, Potensi Ekstrak Kulit Buah
dan Biji Rambutan (Nephelium lappaceum) Sebagai Senyawa Anti
Bakteri Patogen Pada Ikan. Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya
Perairan, 1(2): 135-144.
Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2005, Peraturan
Perundang-undangan dibidang Suplemen Makanan, Cetakan Pertama,
BPOM RI, Jakarta.
BAPPENAS, 2000, Rambutan (Nephelium sp), Deputi Menegristek Bidang
Pendayagunaan dan Permasyarakatan dan Teknologi, Jakarta.
Barbagallo, M., Dominguez, L. J., and Galioto, A., 2003, Role of magnesium in
insulin action, diabetes and cardio-metabolic syndrome X,Molecular
Aspects of Medicine, 24(1): 39-52.
Basuki, N., Harijono, Kuswanto, dan Damanhuri, 2005, Studi Pewarisan
Antosianin pada Ubi Jalar. Agravita, 27(1): 63–68.
Brouillard, R., 1982, Chemical structure of anthrocyanins. Academic Press,
London.
Buttriss, J., and Hughes, J., 2000, An update on copper: contribution of MAFF-
funded research, Nutrition Bulletin, 25: 271-280.
38
Clydesdale, F. M., 1998, Food Storage Stability, CRC Press LCC, New York.
Fatisa, Y., 2013, Daya Antibakteri Ekstrak Kulit dan Biji Buah Pulasan
(Nephelium mutabile) terhadap Staphylococcus aeureus dan Escherichia
coli Secara In Vitro, Jurnal Peternakan, 10(1): 31-38.
Garrow, J. S., dan James, W. P. T., 1993, Human Nutrition and Dietetics,
Churchill Livingstone, Edinburgh.
Harborne, 2005, Encyclopedia of Food and Color Additives, CRC Press Inc, New
York.
Hutapea, E. R. F., Siahaan, L. O., dan Tambun, R., 2014, Ekstraksi Pigmen
Antosianin dari Kulit Rambutan (Nephelium lappaceum) dengan Pelarut
Metanol, Jurnal Teknik Kimia USU, 3(2): 34-40.
Ibrahim, A., Adiputra, Y. T., dan Siti, H., 2013, Potensi Ekstrak Kulit Buah dan
Biji Rambutan (Nephelium lappaceum) sebagai Senyawa Antibakteri
Patogen pada Ikan, Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan,
1(2): 135-144.
Ikhlas, N., 2013, Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Herba Kemangi (Ocimum
americanum Linn) dengan Metode DPPH (2,2-Dofenil-1-Pikrilhidrazil),
Skripsi tidak diterbitkan, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Inggrid, M., dan Santoso, H., 2014, Ekstraksi Antioksidan dan Senyawa Aktif dari
Buah Kiwi (Actinidia deliciosa), Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat, Univeritas Katolik Parahyangan.
Kondo, T., Yoshida, K., Nakagawa, A., Kawai, T., Tamura, H., dan Goto, T.,
1992, Structural basis of blue-color development in flower petals from
Commelina communis, Journal Nature, 358: 515-518.
Lestario, L. N., Rahayuni, E., dan Timotius, K. H., 2011, Kandungan Antosianin
dari Kulit Buah Jenitri (Elaeocarpus angutifolius Blume), Jurnal Agritek,
31(2): 93-101.
39
Lestario, L. N., Yoga, M. K. W. C., dan Kristijanto A. I., 2014, Stabilitas
Antosianin Jantung Pisang Kepok (Musa paradisiaca L.) Terhadap
Cahaya Sebagai Pewarna Agar-Agar, Agritek, 34(4): 374-381.
Lydia., Widjanarko, S. B., dan Susanto, T., 2001, Ekstraksi Pigmen dari Kulit
Buah Rambutan (Nephelium lappaceum) var Binjai, Jurnal Teknologi
Pangan dan Gizi, 2(1): 1-16.
Mahisworo, Kusno. S., dan Agustinus A., 1991, Bertanam Rambutan, Penebar
Swadaya, Jakarta.
Markakis, P., 1982, Anthocyanins as Food Additives, Academic Press, New York.
Maulina, A., Hardeli, dan Bahrizal, 2014, Preparasi DYE Sensitized Solar Cel
Mengggunakan Ekstrak Antosianin Kulit Buah Manggis (Gracinia
Mangostana L), Jurnal Saintek, 6(2): 158-167.
Mazza, G., and Miniati, E.,1993, Anthocyanins in fruits, vegetables, and grains.
CRC Press, Boca Raton, FL.
Moulana, R., Juanda, Syarifah, R., dan Ria, R., 2012, Efektifitas Penggunaan jenis
Pelarut dan Asam dalam Proses Ekstraksi Pigmen Antosianin Kelopak
Bunga Rosella (Hibiscus sabradiffa L), Jurnal Teknologi Industri
Pertanian Indonesia, 4(3): 20-25.
Padayatty, S. J., Katz, A., Wang, Y., Eck, P., Kwon, O., Lee, J. H., Chen, S.,
Corpe, C., Dutta, S. K., dan Levine, M., 2003, Vitamin C as an
antioxidant: evaluation of its role in disease prevention, Journal Am Coll
Nutr, 22(1): 18-35.
Pearson, R. G., 1963, Physical and Inorganic Chemistry, Hard and Soft Acids and
Base, Journal of The American Chemical Society, 85(22): 3533-3539.
40
Pratiwi, B. A., 2015. Isolasi Dan Skrining Fitokimia Bakteri Endofit Dari Daun
Rambutan (Nephelium lappaceum L.) yang Berpotensi Sebagai
Antibakteri. Skripsi tidak diterbitkan. Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan, Program Studi Farmasi, Jakarta.
Putranti, 2013, Skrining Fitokimia dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Rumput Laut
Sargassum duplicatum dan Turbinaria ornata dari Jepara, Tesis tidak
diterbitkan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas
Diponegoro, Semarang.
Putri, N. K., Gunawan, I. W., dan Suarsa, I. W., 2015, Aktivitas Antioksidan
Antosianin Dalam Ekstrak Etanol Kulit Buah Naga Super Merah
(Hylocereus costaricensis) Dan Analisis Kadar Totalnya, Jurnal Kimia,
9(2): 243-251.
Sayuti, M., dan Yenrina, R., 2015, Antioksidan Alami dan Sintetik, AU Press,
Padang.
Schou dan Svend Aage, 1927, Light absorption of several anthocyanins, Helv.
Chi. Acta, 10: 907-915.
41
Suzery, M., Lestari, S., dan Cahyono, B., 2010, Penentuan Total Antosianin Dari
Kelopak Bunga Rosela(Hibiscus sabdariffa L) dengan Metode Maserasi
dan Sokshletasi, Jurnal Sains dan Matematika, 18(1): 1-6.
Takeda, K., Yanagisawa, M., Kifune, T., Kinoshita, T., & Timberlake, C. F.,
1994, A blue pigment complex in flowers of Salvia patens,
Phytochemistry Journal, 35: 1167-1169.
Tamat, S. R., Wikanta, T., dan Maulina, L. S., 2007, Aktivitas Antioksidan dan
Toksisitas Senyawa Bioaktif dari Ekstrak Rumput Laut Hijau Ulva
reticulate Forsskal, Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia, 5(1): 31-36.
Topf, J. M., and Murray, P. T., 2003, Hypomagnesemia and hypermagnesemia, Rev.
Endo. Metab. Disord, 4:195-206.
Wang, J., Shen, X., and Chen, Y., 2013, Effect of pH, temperature and iron on
the stability of anthocyanins from black-skinned peanuts (Arachis
hypogaea L.), African Journal Agricultural Research, 8(18): 2044-2047.
Winarsi, H., 2007, Antioksidan Alami & Radikal Bebas: Potensi dan Aplikasinya
dalam Kesehatan, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Wulandari, E., 2016, Efek Kulit Buah Rambutan terhadap Kadar MDA dan SOD
Tikus ynag Diasapi Asap Rokok, Skripsi tidak Diterbitkan, Jurusan
Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Negeri Semarang, Semarang.
Wulandari, L., 2014, Isolasi Senyawa Antosianin dari Bunga Mawar Merah (Rosa
hybrida I Hort)sebagai Sensitizer pad Dye Snsitized Solar Cell (DSSC,
Skripsi tidak diterbitkan, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Yuda, A. A. G. P., Rolan, R., dan Arsyik, I., 2015, Kandungan Metabolit
Sekunder dan Efek Penurunan Glukosa Darah Ekstrak Biji Rambutan
(Nephelium lappaceum L.) pada Mencit (Mus musculus), Jurnal Sains
dan Kesehatan, 1(3): 120-125.
42
Lampiran 1. Bagan Kerja Ekstraksi Sampel
120 g Sampel
Maserat
Hasil
- Ditimbang beratnya
Ekstrak kental
43
Lampiran 2. Bagan Kerja Pembuatan Ekstrak Ion Logam Cu-antosianin
1.
40 mL Ekstrak Sampel
- Dimasukkan ke dalam gelas kimia
- Ditambahkan HCl 1 N sampai pH menjadi 3 sambil diaduk dengan
menggunakan magnetic stirrer
- Dipipet sebanyak 10 mL ke dalam erlenmeyer berbeda yang
mengandung Cu asetat masing-masing 0 ppm, 50 ppm, 100 ppm
dan 150 ppm.
- Pengerjaan dilakukan di tempat yang terlindung dari cahaya
matahari.
Kompleks
Cu-Antosianin
44
Lampiran 3. Bagan Kerja Pembuatan Ekstrak Ion Logam Mg-Antosianin
40 mL Ekstrak Sampel
Kompleks
Mg-Antosianin
45
Lampiaran 4. Bagan Kerja Pengukuran dan Perhitungan Konsentrasi Total
Antosianin
2 Sampel Ekstrak
- Sampel pertama digunakan larutan pH 1,0 dan untuk sampel kedua
digunakan larutan pH 4,5.
- Masing-masing sampel dilarutkan dengan larutan buffer
berdasarkan DF (Dilution Factor).
- Sampel yang dilarutkan menggunakan buffer pH 1 dibiarkan selama
15 menit sebelum diukur,
- Sampel yang dilarutkan dengan buffer pH 4,5siap diukur setelah
dibiarkan bercampur selama 5 menit.
- Absorbansi dari setiap larutan pada panjang gelombang maksimum
dan 700 nm diukur dengan buffer pH 1 dan buffer pH 4,5 sebagai
blankonya.
Hasil
46
Lampiran 5. Bagan Kerja Pengujian Aktivitas Antioksidan
Sebagai pembanding
digunakan asam askorbat
(vitamin C) dengan seri
Blanko dibuat dari 5 mL
konsentrasi 0,002; 0,004;
metanol teknis
0,006; 0,008 dan 0,01ppm
Data Absorbansi
- Dihitung persentase hambatan radikal
Data IC50
47
Lampiran 6. Panjang Gelombang Maksimum (λmaks) Ekstrak Etanol Kulit Buah
Rambutan
48
Lampiran 7. Gugus-gugus Fungsi yang Terdapat dalam Ekstrak Etanol Kulit
Buah Rambutan
49
Lampiran 8. Gugus-gugus Fungsi yang Terdapat dalam Cu-antosianin Ekstrak
Etanol Kulit Buah Rambutan
50
Lampiran 9. Gugus-gugus Fungsi yang Terdapat dalam Mg-antosianin Ekstrak
Etanol Kulit Buah Rambutan
51
Lampiran 10. Perhitungan Kadar Antosianin
A = 0,085
A x BM x FP x 1000
Kadar Antosianin (mg/L) =
εx1
52
Lampiran 11. Perhitungan Pembuatan Ekstrak Ion Logam-Antosianin
mg Ar Cu
50 ppm = x
volume Mr (CH3COO)2Cu.H2O
mg 63,5
50 ppm = x
0,01 199,5
mg = 0,0016 gram
mg Ar Cu
100 ppm = x
volume Mr (CH3COO)2Cu.H2O
mg 63,5
100 ppm = x
0,01 199,5
mg = 0,0031 gram
mg Ar Cu
150 ppm = x
volume Mr (CH3COO)2Cu.H2O
mg 63,5
150 ppm = x
0,01 199,5
mg = 0,0047 gram
mg Ar Mg
50 ppm = x
volume Mr (CH3 COO)2 Mg.4H2 O
mg 24,3
50 ppm = x
0,01 214,46
mg = 0,0044 gram
53
b. Konsentrasi 100 ppm
mg Ar Mg
100 ppm = x
volume Mr (CH3 COO)2 Mg.4H2 O
mg 24,3
100 ppm = x
0,01 214,46
mg = 0,0088 gram
mg Ar Mg
150 ppm = x
volume Mr (CH3 COO)2 Mg.4H2 O
mg 24,3
150 ppm = x
0,01 214,46
mg = 0,0132 gram
54
Lampiran 12. Panjang Gelombang Kompleks Cu-antosianin
1. 50 ppm
2. 100 ppm
55
3. 150 ppm
56
Lampiran 13. Panjang Gelombang Kompleks Mg-antosianin
1. 50 ppm
2. 100 ppm
57
3. 150 ppm
58
Lampiran 14. Perhitungan Absorbansi Antosianin
a. Ekstrak kental
A = 0,085
b. Ekstrak + Cu 50 ppm
A = 0,085
A = 0,086
59
A = (0,152 – 0,006 ) – (0,056 – 0,004)
A = 0,094
e. Ekstrak + Mg 50 ppm
A = 0,085
A = 0,097
A = 0,111
60
Lampiran 15. Panjang Gelombang Maksimum (λmaks) DPPH
61
Lampiran 16. Perhitungan % Inhibisi dan Nilai IC50 Sampel
0,369 – 0,291
0,002 ppm = x 100% = 21,138 %
0,369
0,369 – 0,2
0,004 ppm = x 100% = 45,799 %
0,369
0,369 – 0,12
0,006 ppm = x 100% = 67,479 %
0,369
0,369 – 0,053
0,008 ppm = x 100% = 85,636 %
0,369
0,369 – 0,029
0,01 ppm = x 100% = 92,14 %
0,369
80
60
40
20
0
0 0.002 0.004 0.006 0.008 0.01 0.012
Konsentrasi (ppm)
62
Perhitungan nilai IC50:
y = ax + b
y = 9092x + 7,886
50 = 9092x + 7,886
50 – 7,886
x=
9092
x = 0,0046
0,567 – 0,465
0,002 ppm = x 100% = 17,989 %
0,567
0,567 – 0,354
0,004 ppm = x 100% = 37,566 %
0,567
0,567 – 0,244
0,006 ppm = x 100% = 56,966 %
0,567
0,567 – 0,145
0,008 ppm = x 100% = 74,426 %
0,567
0,567 – 0,1
0,01 ppm = x 100% = 82,363 %
0,567
63
Kurva Konsentrasi vs % Inhibisi
100
90 y = 8280.x + 4.179
80 R² = 0.980
70
% Inhibisi
60
50
40
30
20
10
0
0 0.002 0.004 0.006 0.008 0.01 0.012
Konsentrasi (ppm)
y = ax + b
y = 8280x + 4,179
50 = 8280x + 4,179
50 – 7,886
x=
8280
x = 0,0055
0,588 – 0,502
0,002 ppm = x 100% = 14,625 %
0,588
64
0,588 – 0,404
0,004 ppm = x 100% = 31,292 %
0,588
0,588 – 0,307
0,006 ppm = x 100% = 47,789 %
0,588
0,588 – 0,226
0,008 ppm = x 100% = 61,564 %
0,588
0,588 – 0,146
0,01 ppm = x 100% = 75,17 %
0,588
80 y = 7568x + 0.680
R² = 0.997
% Inhibisi
60
40
20
0
0 0.002 0.004 0.006 0.008 0.01 0.012
Konsentrasi (ppm)
y = ax + b
y = 7568x + 0,680
50 = 7568x + 0,680
50 – 0,68
x=
7568
x = 0,0065
65
d. Hasil Analisis Aktivitas Antioksidan Kompleks Logam Cu-Antosianin
150 ppm
Konsentrasi (ppm) Absorbansi Absorbansi Blanko
0,002 0,524 0,579
0,004 0,444 0,579
0,006 0,35 0,579
0,008 0,278 0,579
0,01 0,211 0,579
0,579 – 0,524
0,002 ppm = x 100% = 9,499 %
0,579
0,579 – 0,444
0,004 ppm = x 100% = 23,316 %
0,579
0,579 – 0,35
0,006 ppm = x 100% = 39,55 %
0,579
0,579 – 0,278
0,008 ppm = x 100% = 51,986 %
0,579
0,579 – 0,211
0,01 ppm = x 100% = 63,557 %
0,579
40
30
20
10
0
0 0.002 0.004 0.006 0.008 0.01 0.012
Konsentrasi (ppm)
66
Perhitungan nilai IC50:
y = ax + b
y = 6839.x – 3,454
50 = 6839.x – 3,454
50 + 3,454
x=
6839
x = 0,0078
0,58 – 0,492
0,002 ppm = x 100% = 15,172 %
0,58
0,58 – 0,382
0,004 ppm = x 100% = 34,137 %
0,58
0,58 – 0,283
0,006 ppm = x 100% = 51,206 %
0,58
0,58 – 0,207
0,008 ppm = x 100% = 64,31 %
0,58
0,58 – 0,121
0,01 ppm = x 100% = 79,137 %
0,58
67
Kurva Konsentrasi vs % Inhibisi
100
y = 7905.2x + 1.3621
80 R² = 0.994
% Inhibisi
60
40
20
0
0 0.002 0.004 0.006 0.008 0.01 0.012
konsentrasi (ppm)
y = ax + b
y = 7905,2x + 1,3621
50 = 7905,2x + 1,3621
50 – 1,3621
x=
7905,2
x = 0,0061
68
0,584 – 0,446
0,002 ppm = x 100% = 23,63 %
0,584
0,584 – 0,339
0,004 ppm = x 100% = 41,952%
0,584
0,584 – 0,201
0,006 ppm = x 100% =65,582 %
0,584
0,584 – 0,118
0,008 ppm = x 100% = 79,794 %
0,584
0,584 – 0,04
0,01 ppm = x 100% = 93,15%
0,584
80
60
40
20
0
0 0.002 0.004 0.006 0.008 0.01 0.012
konsentrasi (ppm)
y = ax + b
y = 8844.x + 7,756
50 = 8844.x + 7,756
50 – 7,756
x=
8844
x = 0,0047
69
g. Hasil Analisis Aktivitas Antioksidan Kompleks Logam Mg-Antosianin
150 ppm
Konsentrasi (ppm) Absorbansi Absorbansi Blanko
0,002 0,443 0,543
0,004 0,377 0,543
0,006 0,301 0,543
0,008 0,225 0,543
0,01 0,155 0,543
0,543 – 0,443
0,002 ppm = x 100% = 18,41%
0,543
0,543 – 0,377
0,004 ppm = x 100% = 30,57%
0,543
0,543 – 0,301
0,006 ppm = x 100% = 44,567 %
0,543
0,543 -0,225
0,008 ppm = x 100% = 58,563 %
0,543
0,543 – 0,155
0,01 ppm = x 100% = 71,454%
0,543
50
40
30
20
10
0
0 0.002 0.004 0.006 0.008 0.01 0.012
konsentrasi (ppm)
70
Perhitungan nilai IC50:
y = ax + b
y = 6703.x + 4,493
50 = 6703.x + 4,493
50 – 4,493
x=
6703
x = 0,0067
0,717 – 0,707
0,002 ppm = x 100% = 1,3947%
0,717
0,717 – 0,705
0,004 ppm = x 100% = 1,6736%
0,717
0,717 – 0,703
0,006 ppm = x 100% = 1,9525%
0,717
0,717 – 0,699
0,008 ppm = x 100% = 2,5104%
0,717
0,717 – 0,695
0,010 ppm = x 100% = 3,0683%
0,717
71
kurva Konsentrasi vs % Inhibisi
3.5
3 y = 209.2x + 0.864
R² = 0.969
2.5
% Inhibisi
2
1.5
1
0.5
0
0 0.002 0.004 0.006 0.008 0.01 0.012
konsentrasi (ppm)
y = ax + b
y = 209,2x + 0,864
50 = 209,2x + 0,864
50 – 0,864
x =
209,2
x = 0,2349
72
Lampiran 17. Foto Kegiatan Penelitian
Sampel + HCl
Sampel + NaOH
73
h. Cu-antosianin (dari kiri ke kanan 0, 50, 100, dan 150 ppm)
k. Pengukuran Aktivitas
Antioksidan Sampel
74