Professional Documents
Culture Documents
93
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 13, No. 2 Februari Tahun 2017
94
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 13, No. 2 Februari Tahun 2017
95
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 13, No. 2 Februari Tahun 2017
96
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 13, No. 2 Februari Tahun 2017
97
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 13, No. 2 Februari Tahun 2017
98
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 13, No. 2 Februari Tahun 2017
99
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 13, No. 2 Februari Tahun 2017
90 90
83,33
dibawah ini, terdapat hanya satu orang 80
70
80
66,67
50 50 50
46,67
53,33
60
30
40
30
27
24
responden ini dapat berada pada 20
10
15 15 14 16 16,6715
20
12
18 20
9
5 6 6,67
3,33 2 0 3,33
lapisan atas saat ini lebih dikarenakan 0 0 0 0 0 1 1
ak
ra
LP
LA
2 .0 0 0
00
D
en
wa
PT
g
D
cil
cil
mi
r
as
g
iri
sa
sa
an
u ra
tS
an
ta
tS
an
nd
an
.0
.0
Ke
Ke
Se
Din
tS
tS
se
Be
Be
n
en
o
tm
Tm
or
00
00
se
gs
sa
rm
Tm
Tm
ad
m
2
2 .0
an
lu
Pe
>
lk
Se
Td
Lu
M
<
Td
Rp
Rp
>
<
Frekuensi Persentase
100
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 13, No. 2 Februari Tahun 2017
60
62,86
74,29
60 60
frekuensi responden pada tingkat
40
35 35
45,71
40 partisipasi rendah dalam kegiatan
28,57
20
8,57 8,57
22 20
7
25,7126
9
25,71
9
21
14,2911,43
5
10
21
16 14,29
5
14 gotong royong.
3 3 4
0 0 0 0 0
00 0
B 0
a
Tm S D
gs s
ar
ar
M en i
T d > 2 ng
u LA
g
B l
or l
Tm LP
< 2.0 P T
an
Tm D
en
s e ra
m m
2. .00
00
w
rm k
an ina
ec
< Kec
ad oa n
Tabel 3
ir
tS
es
es
Pe an a
lk ta
Se Se
a
se
ur
an
tS
Lu t S
0.
nd
t
Rp sa n
Rp 00
D
tm
a
2
k
l
Td
Frekuensi Persentase
101
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 13, No. 2 Februari Tahun 2017
Dari tabel 4 dibawah telah dapat responden dengan tingkat umur yang
menunjukkan bahwa tingkat partisipasi sebesar tersebutlah yang dominan
responden lapisan atas terhadap berstatus haji, yang mengaku rutin
kegiatan wirid lebih tinggi dari pada mengikuti kegiatan wirid.
responden lapisan bawah. Hal tersebut
dapat terlihat pada tingkat persentase Selanjutnya terlihat pada tablel 5
responden lapisan atas pada tingkat dibawah, terlihat dengan jelas, baik
partisipasi yang tinggi, lebih dari 50% lapisan atas maupun lapisan bawah,
dari pada tingkat partisipasi yang terdapat persentase yang cukup besar
rendah. tingkat partisipasi masyarakat, dalam
kegiatan silaturahmi “rombongan” ini
Tabel 4
Frekuensi Responden Lapisan Atas dan Tabel 5
Lapisan Bawah menurut Tingkat Frekuensi Responden Lapisan Atas dan
Partisipasi Dalam Kegiatan Wirid Lapisan Bawah Menurut Tingkat
Kelurahan Kota Bengkalis Partisipasi Dalam Kegiatan Silaturahmi
“Rombongan” Kelurahan Kota
Lapisan
Sosial
Lapisan Sosial Atas Lapisan Sosial Bawah
Bengkalis
Tingkat
Partisipasi Lapisan
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Sosial
Tinggi 18 60,00 17 48,57 Lapisan Sosial Atas Lapisan Sosial Bawah
Rendah 12 40,00 18 51,43 Tingkat
Jumlah 30 100,00 35 100,00 Partisipasi
Sumber : Data Lapangan, 2016
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
Tinggi 30 100.00 34 97.14
Rendah 0 0 1 2.86
Sekitar 18 orang responden Jumlah 30 100.00 35 100,00
Sumber : Data Lapangan, 2016
lapisan atas yang tingkat partisipasinya
tinggi, responden lapisan atas yang Hubungan tingkat pendapatan
mengaku secara rutin mengikuti dengan status merupakan suatu
kegiatan wirid yang diadakan di surau variable yang menurut beberapa teori
atau mesjid terdekat, bila dilihat dari merupakan variable yang saling
tingkat umurnya, rata-rata berada berhubungan satu sama lainnya.
diatas 40 tahun dan juga lebih banyak Tingkat pendapatan dari responden
yang berstatus haji. Dan mereka lapisan atas maupun lapisan bawah
mengikuti kegiatan wirid ini karena didapatlah suatu analisa yang
kebutuhan akan temannya dan sebagai dihubungkan dengan status sosial,
medianya adalah kegiatan wirid berikut adalah hasil penelitian:
Apakah tingkat umur mempengaruhi
tingkat partisipasi seseorang terhadap Tabel 6
kegiata wirid ini, tampaknya perlu Hubungan Tingkat Pendapatan Dengan
penelitian lebih dalam lagi. Namun Penentuan Kelas Sosial Seseorang
demikian, di dalam penelitian ini, para Di Kelurahan Kota Bengkalis
102
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 13, No. 2 Februari Tahun 2017
Kelas
kriteria pendidikan dalarn menentukan Sosial
Kelas atas
Tinggi rendah Tinggi rendah Tinggi rendah
10 20 18 12 30 0 90
status sosial seseorang. Dari penelitian Kelas bawah 11
21
24
44
17
35
18
30
34
64
1
1
105
195
Sumber : Data Lapangan, 2016
terdapat data diatas.
103
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 13, No. 2 Februari Tahun 2017
Pada tabel diatas terlihat bahwa hasil Mobilitas sosial oleh Ransford,
uji chi kuadrat (X2 = 1,743) lebih kecil (dalam Jeff ies dan Ranrford,ed.
dari harga kritik atau X2 tabel = 11,1. ,1980:491) diartikan sebagai sosial
Dengan demikian, maka hasilnya dapat mobility refers to the movement of
dikatakan tidak signifikan, berarti individuals or group-up or down within
hipotesis nol (Ho) yang menyatakan a sosial hierarcy
tidak ada hubungan yang signifikan (Kamanto:1993;108) atau oleh Hunt
antara tingkat partisipasi dalam dan Horton (2000:36) diartikan
lembaga masyarakat dengan status sebagai suatu gerak perpindahan dari
sosial seseorang, diterima. Sedangkan suatu kelas sosial ke kelas sosial
hipotesis alternatid (H i ) yang lainnya.
menyatakan ada hubungan yang
signifikan anntara tingkat partisipasi Dalam penelitian ini didapat
dalam lembaga masyarakat dengan responden dari 65 responden yang
status sosial seseorang, ditolak. mengalami mobilitas sosial sebut saja
responden X memiliki tingkat
Jadi apa yang telah dikemukakan pendidikan dapat dikatakan lebih
oleh Hunt dan Horton (2000:20) tinggi dari pada tingkat pendidikan
bahwa semakin rendah kelas sosial ayahnya, karena responden X memiliki
seseorang semakin sedikit pula tingkat pendidikan yang tinggi yaitu
perkumpulan hubungan sosialnya, lulusan Perguruan tinggi di salah satu
tidaklah terbukti dalam penelitian ini, universitas di Riau dibandingkan
dimana perbedaan kelas sosial dalam dengan ayahnya yang hanya tamatan
masyarakat kelurahan Kota Bengkalis dari SLA.
tidaklah menjadi ukuran dalam melihat
tingkat kepartisipasian seseorang Perbedaan tingkat pendidikan
dalam sebuah lembaga masyarakat tersebut tentulah dapat menunjukkan
perbedaan pula di dalam memperoleh
Masyarakat kelurahan Kota pekerjaan yang menuntut adanya
Bengkalis merupakan masyarakat kemampuan ataupun skill dari
perkotaan yang memiliki sifat pelapisan inteligensia yang dimiliki seseorang
sosial yang terbuka, dimana setiap sehingga peluang untuk terjadinya
orang atau warga memiliki peluang mobilitas sosial ke atas saja diantara
yang sama untuk berpindah status, baik responden X dan ayahnya juga telah
keatas (sosial climbing) ataupun berbeda, karena pendidikan
kebawah (sosial sinking) dalam merupakan salah satu aspek yang
struktur kelas sosial. Perpindahan dapat mendukung terjadinya mobilitas
status ini disebut dengan mobilitas sosial ke atas yang lebih cenderung
sosial (sosial mobility). sebagai alat bagi masyarakat
104
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 13, No. 2 Februari Tahun 2017
106
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 13, No. 2 Februari Tahun 2017
107
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 13, No. 2 Februari Tahun 2017
108
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 13, No. 2 Februari Tahun 2017
109
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 13, No. 2 Februari Tahun 2017
110