You are on page 1of 139

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manajemen keperawatan merupakan suatu proses bekerja dalam
melibatkan anggota keperawatan dalam memberikan pelayanan asuhan
keperawatan profesional. Pemberian pelayanan keperawatan secara
profesional perawat diharapkan mampu menyelesaikan tugasnya dalam
memberikan asuhan keperawatan untuk meningkatkan derajat pasien menuju
kearah kesehatan yang optimal (Nursalam, 2016). Pelaksaaan asuhan
keperawatan profesional berkaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan
global bahwa setiap perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan
secara profesional dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi di
Indonesia.
Sebagaimana kita ketahui bahwa sistem pelayanan kesehatan
mengalami perubahan mendasar dalam memasuki abad 21. Perubahan
tersebut sebagai dampak dari perubahan sosial politik, kependudukan serta
perkembangan pengetahuan dan teknologi. Dari ketiga perubahan membawa
implikasi terhadap perubahan sistem pelayanan kesehatan atau perawatan
sebagai tantangan bagi tenaga keperawatan Indonesia dalam proses
profesionalisasi. Manajemen keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam
tatanan pelayanan nyata yaitu dirumah sakit dan komunikasi sebagai
perawatan perlu memahami konsep dan aplikasinya. Konsep yang harus
dikuasai adalah konsep tentang pengelolaan bahan, konsep manajemen
keperawatan, perencanaan, yang berupa rencana strategi melalui pendekatan,
pengumpulan data analisa SWOT dan penyusunan langkah perencanaan
secara operasional khususnya dalam pelaksanaan MAKP delegasi dan
melakukan pengawasan dan pengendalian (Nursalam, 2016).
Pelayanan keperawatan adalah pelayanan kesehatan yang didasarkan
pada ilmu dan kiat keperawatan, yang mencaakup bio,psiko,sosio, dan
spiritual yang komprehensif ditunjukkan pada individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat baik sehat maupun sakit, meliputi peningkatan derajat
kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan dan pemulihan kesehatan
2

dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Oleh karena itu,


perawat harus mampu melakukan upaya promotif, preventif, kuratif,
rehabilitative serta pemeliharaan kesehatan (PPNI, 20016).
Untuk dapat menjalankan peran dan fungsi tersebut, sesuai SK
menteri kesehatan No. 983/ASK/SK/XI/1992 tentang pedoman organisasi
rumah sakit umum, maka rumah sakit umum harus menjalankan beberapa
fungsi, satu diantaranya adalah fungsi pelayanan manajemen keperawatan,
sehingga untuk rumah sakit umum ditetapkan seorang wakil direktur
pelayanan medis dan keperawatan yang mempunyai tugas melakukan
bimbingan pelaksanaan asuhan/ pelayanan keperawatan, profesi keperawatan,
logistic keperawatan, serta etika dan mutu keperawatan (Sahar dan Junati,
2000).
Proses manajemen keperawatan dalam aplikasi dilapangan berada
sejajar dengan proses keperawatan sehingga keberadaan manajemen
keperawatan dimaksudkan untuk mempermudah proses keperawatan
(Arwani, 2005) sehingga dapat mengarahkan keperawatan menuju
profesionalisme. Salah satu sistem pelayanan keperawatan professional
adalah dengan melaksanakan suatu Model Asuhan Keperawatan Profesional
Campuran atau Modifikasi MAKP Tim dan Primer. MAKP Campura
merupakan kombinasi dari Model MAKP Tim dan Primer, menurut Sitorus,
2002 penetapan system model MAKP ini didasarkan pada beberapa alasan
yaitu: 1) Keperawatan primer tidak digunakan secara murni karena perawat
primer harus mempunyai latar belakang pendidikan S1 keperawatan atau
setara 2) keperawatan tim tidak digunakan secara murni, karena tanggung
jawab asuhan keperawatan pasien terfregmentasi pada berbagi tim. 3) melalui
kombinasi kedua model tersebut diharapkan komunitas asuhan keperawatan
dan akuntabilitas asuhan keperawatan terdapat pada primer, karena saat ini
perawat yang ada di RS sebagian besar adalah lulusan DIII bimbingan
tentang asuhan keperawatan diberikan oleh perawat primer atau ketua tim.

1.2 Visi, Misi, dan Motto


1.2.1 RSUP dr. Soedono Madiun
a. Visi
3

Menjadi Rumah Sakit pilihan utama seluruh lapisan masyarakat dan


rumah sakit pendidikan yang unggul.
b. Misi
1. Meningkatkan pelayanan kesehatan rujukan yang profesional dan
bermutu serta berorientasi pada kepuasan seluruh lapisan
masyarakat.
2. Menyelenggarakan Rumah Sakit Pendidikan dan
mengembangkan budaya ilmiah di bidang kedokteran dan
perumahsakitan
c. Motto
Kepuasanmu adalah senyumku.
1.2.2 Wijaya Kusuma C
a. Visi
Menjadi Rumah Sakit pilihan utama seluruh lapisan masyarakat dan
rumah sakit pendidikan yang unggul.
b. Misi
1. Meningkatkan pelayanan kesehatan rujukan yang profesional dan
bermutu serta berorientasi pada kepuasan seluruh lapisan
masyarakat.
2. Menyelenggarakan Rumah Sakit Pendidikan dan
mengembangkan budaya ilmiah di bidang kedokteran dan
perumahsakitan
c. Motto
Kepuasanmu adalah senyumku.

1.3 Rumusan Masalah

Bagaimanakah manajemen atau pengelolaan ruangan di IRNA Wijaya


Kusuma C RSUP dr. Soedono Madiun?

1.4 Tujuan

1.4.1 Tujuan Umum


Setelah melaksanakan praktik manajemen keperawatan, mahasiswa
diharapkan dapat menerapkan prinsip-prinsip manajemen keperawatan
dengan menggunakan Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)
dengan metode asuhan keperawatan primer (Primary Nursing).
1.4.2 Tujuan Khusus
4

Setelah melaksanakan praktik manajemen keperawatan,mahasiswa mampu :


1. Melaksanakan pengkajian data di IRNA Wijaya Kusuma C.
2. Melaksanakan analisis situasi berdasarkan analisa SWOT.
3. Menentukan prioritas masalah berdasarkan analisa yang telah dibuat.
4. Menyusun rencana strategi (renstra) operasional ruangan berdasarkan
hasil pengkajian, meliputi :
a. Sumber Daya Manusia (M1- Man)
b. Sarana dan Prasarana (M2 - Material)
c. Metode Asuhan Keperawatan (M3 – Method), meliputi
1) Penerapan MAKP
2) Penerimaan Pasien Baru
3) Sentralisasi obat
4) Supervisi
5) Timbang Terima.
6) Ronde Keperawatan
7) Discharge planning.
8) Dokumentasi Keperawatan.
9) Melaksanakan rencana strategi operasional ruangan
berdasarkan hasil pengkajian Model Asuhan Keperawatan
Profesional
10) Mengevaluasi pelaksanaan rencana strategi operasional
ruangan berdasarkan hasil pengkajian Model Asuhan
Keperawatan Profesional
d. Pembiayaan ( M3-Money)
1. Sumber dana
2. Tarif tindakan
3. Tarif akomodasi,adminitrasi dan visite dokter
e. Pemasaran ( M5- Market)
1. Sistem pemasaran
2. BOR (Bed Occupation Rate)
3. ALOS (Averrage long Of Stay)
f. Analisa SWOT
5

g. Identifikasi masalah
h . Prioritas Masalah

1.5 Manfaat

1. Bagi pasien dan Keluarga


a. Mendapatkan pelayanan yang optimal
b. Tercapainya kepuasan klien dan keluarga yang ada di IRNA Wijaya
Kusuma C secara optimal.
2. Bagi perawat
a. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal.
b. Terbinanya hubungan atau komunikasi yang adekuat antara perawat
dengan perawat, perawat dengan tim kesehatan yang lain dan perawat
dengan pasien serta keluarga.
c. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat.
3. Bagi rumah sakit
a. Mengetahui masalah-masalah yang ada di IRNA Wijaya Kusuma C
yang berkaitan dengan pelaksanaan asuhan keperawatan profesional.
b. Dapat menganalisa masalah yang ada dengan metode SWOT serta
menyusun rencana strategi.
c. Mempelajari penerapan Model Keperawatan Profesional (MAKP).
4. Bagi Mahasiswa
a. Mahasiswa dapat mengembangkan kemampuan kritis dalam
pengelolaan pelayanan keperawatan
b. Dapat memperoleh pengalaman nyata dalam pengelolaan perawatan
professional
c. Menerapkan model keperawatan professional MAKP
6

BAB 2
PENGUMPULAN DATA

Dalam bab ini akan disajikan tentang tahapan proses manajemen


keperawatan yang meliputi data, analisis SWOT, identifikasi masalah dan
perencanaan (rencana strategis/renstra).
2.1Sumber Daya Manusia (M1- Man)
2.1.1 Tenaga
2.1.1.1 Struktur organisasi
Ruang Wijaya Kusuma C dipimpin oleh seorang kepala ruangan dan
dibantu oleh dua orang perawat primer dan beberapa perawat pelaksana serta
dua orang housekeeper. Adapun struktur organisasi sebagai berikut :

DIREKTUR
dr.Bangun T.Purwaka,Sp.OG (K),M.Kes

WADIR YANMED DAN KEPERAWATAN


dr.M.Hafidin Ilham,Sp.An

Kepala IRNA wijaya Kusuma


dr. Vindrya Raharjanti, Sp.PD

Kepala Keperawatan IRNA Wijaya Kusuma


Titing Purwanti, S.Kep.,Ns

6
PA 2
Roni Yakob S, Amd.Kep
7

Kepala Ruangan Wijaya Kusuma C

Didik Suharyanto, S.Kep.,Ns.

Pp/Pj Interna Farmasi Pp/Pj Non Interna


Non Medis Rehab Medik GIZI
Ririn Kristiani, S.Kep.,Ns. Heri Yulianto, S.Kep.,Ns
Gendut
Sri Arthi’ Rahayu, Amd.Kep.
Ratna Yulia
Endah Wahyu
PA 1 Ayu Tri PA 1
Erna Mustika, Amd.Kep Dyah Novitasari, Amd.Kep

PA 2
Mahmuda, Amd.Kep

PA 3 PA 3
Ninik E, Amd.Kep Rusbianto, Amd.Kep

PA 4
Santoso, Amd.Kep

PA 5
Santoso, Amd.Kep

PA 6
Tri Mulyani, Amd.Kep
Gambar 2.1 Strktur Organisasi di IRNA Wijaya Kusuma C RSUP dr. Soedono Madiun bulan Februari 2018
8

Keterangan :
1. PP I : Bertanggung jawab mengelola pasien dengan kasus
interna membawahi 6 PA yang terbagi dalam 3 shift
2. PP II : Bertanggung jawab mengelola pasien dengan kasus non
interna membawahi 3 PA yang terbagi dalam 3 shift
a. PP 1: Bertanggung jawab memberikan asuhan keperawatan pada
pasien dengan kasus interna
b. PP 2 : Bertanggung jawab memberikan asuhan keperawatan
pada pasien dengan kasus non interna
3. Pelaksanaan tugas untuk setiap shift dikoordinir oleh seorang perawat
primer
4. Non medis bertugas membantu kelancaran pelayanan
Tugas kepala ruangan dalam perencanaan, pengorganisasian,
pengawasan dan pengarahan dibantu oleh perawat primer. Kegiatan yang
berhubungan dengan administrasi ruangan (misalnya pasien pulang), kepala
ruangan mendelegasikan tugas administrasi kepada staf adminstrasi.
Asuhan keperawatan yang dilaksanakan di ruangan dilaksanakan
secara berkesinambungan dengan mengatur daftar dinas, pagi, sore dan
malam. Pelaksanaan asuhan keperawatan klien pada pagi hari dibawah
tanggung jawab kepala ruangan. Kepala ruangan menunjuk perawat primer
yang bertanggung jawab atas kondisi klien. Perawat primer dalam pelaksanaan
tugasnya dibantu oleh perawat pelaksana beserta house keeper.
Rumah sakit Dr. Soedono sebagai rumah sakit pendidikan menerima
mahasiswa keperawatan dalam melaksanakan praktik klinik. Kepala ruangan
menunjuk seorang pembimbing dari ruangan yang bertindak sebagai
pembimbing mahasiswa (clinical instructure) yang melakukan praktik klinik
di ruang WijayaKusuma C.

1. Kepala Ruangan
Tugas kepala ruangan WK C dalam perencanaan, pengorganisasian,
pengawasan dan pengarahan dibantu oleh para perawat primer. Tugas pokok
Karu antara lain mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan
9

keperawatan di ruang rawat inap yang berada di wilayah tanggung jawabnya,


yaitu:
a. Melaksanakan fungsi perencanaan meliputi:
1) Merencanakan jumlah dan kategori tenaga perawatan serta tenaga lain
sesuai kebutuhan.
2) Merencanakan jumlah jenis peralatan perawatan yang diperlukan
sesuai kebutuhan.
3) Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan /asuhan keperawatan
yang akan diselenggarakan sesuai kebutuhan pasien
b. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan meliputi :
1) Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan ruang
rawat wijaya Kusuma C
2) Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga perawatan dan tenaga
lain sesuai kebutuhan dan ketentuan atau peraturan yang berlaku
3) Melaksanakan program orientasi kepada tenaga perawatan baru atau
tenaga lain yang akan bekerja di ruang rawat inap wijaya Kusuma C
4) Memberi pengarahan dan motivasi kepada tenaga perawatan untuk
melaksanakan askep sesuai ketentuan atau standart
5) Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada dengan cara
bekerjasama dengan berbagai pihak yang terlibat dalam pelayanan di
ruang rawat inap
6) Mengadakan pertemuan berkala dengan pelaksana perawatan, tenaga
lain yang berada di wilayah tanggung jawabnya
7) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang perawatan
antara lain melalui pertemuan ilmiah
8) Mengenal jenis dan kegunaan barang atau peralatan serta
mengusahakan pengadaan sesuai kebutuhan pasien agar tercapai
pelayanan yang optimal
9) Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan alat ,obat, dan bahan
lain yang diperlukan di dalam ruang rawat
10) Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan agar selalu
dalam keadaan siap pakai
10

11) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan inventarisasi peralatan


12) Melaksanakan program orientasi kepada pasien dan keluarganya,
meliputi penjelasan tentang peraturan rumah sakit, tata tertib ruangan
dan fasilitas yang ada cara penggunaan serta kegiatan rutin sehari-hari
di ruangan
13) Bertanggungjawab dalam kelancaran visite dokter, pemeriksaan
pasien dan mencatat program pengobatan, serta menyampaikan
kepada staff untuk melaksanakannya
14) Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatannya di ruang
rawat menurut tingkat kegawatannya, infeksi dan noninfeksi untuk
memudahkan pemberian askep
15) Mengadakan pendekatan kepada pasien yang dirawat untuk
mengetahui keadaannya dan menampung keluhan serta membantu
memecahkan masalah yang dihadapinya.
16) Menjaga perasaan pasien agar merasa aman dan terlindungi selama
pelaksanaan pelayanan perawatan berlangsung
17) Memberi penyuluhan kesehatan kepada pasien atau keluarga dalam
batas kewenangan.
18) Menjaga perasaan petugas agar merasa aman dan terlindungi selama
pelaksanaan pelayanan perawatan berlangsung.
19) Memelihara dan mengembangkan sistem pencatatan dan pelaporan
askep dan kegiatan lainnya yang dilakukan secara tepat dan benar
untuk tindakan perawatan selanjutnya.
20) Mengadakan kerjasama yang baik dengan kepala ruang yang lain
seluruh kepala bagian, kepala instalasi, kepala unitdan sektor yang
terkait.
21) Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antara petugas,
pasien, keluarganya sehingga memberi ketenangan
22) Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien ruangan
23) Memeriksa dan meneliti dan pengisian daftar permintaan makanan
berdasarkan macam dan jenis makanan pasien, kemudian memeriksa
dan meneliti ulang saat penyajian sesuai dengan diitnya.
11

24) Memelihara buku register dan berkas catatan medik


25) Membuat laporan harian dan bulanan mengenai pelaksanaan kegiatan
askep serta kegiatan lain di ruang rawat inap.
c. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian, dan penilaian meliputi:
1) Mengawasi dan menilai pelaksanaan askep yang telah ditentukan
2) Melaksanakan penilaian terhadap upaya peningkatan pengetahuan dan
keterampilan di bidang perawatan
3) Mengawasi dan mengenadalikan pendayagunaan peralatan, perawatan
serta obat-obatan secara efektif dan efisien
d. Mengawasi pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan kegiatan askep
serta mencatat kegiatan lain di ruang rawat inap.
2. Perawat Primer
a. Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan
pasien secara komprehensif.
b. Mmembuat tujuan dan rencana keperawatan.
c. Melaksanakan rencana yang telah di buat
selama praktek bila di perlukan.
d. Mengkomunikasikan da mengkoordinasikan
pelayanan yang di berikan oleh disiplin ilmu lain maupun perawat lain.
e. Mengevaluasi keberhasilan asuhan
keperawatan.
f. Melakukan rujukan kepada pekerja sosial,
kontak dengan lembaga sosial di masyarakat.
g. Membuat jadwal perjanjian klinik.
h. Mengadakan kunjungan bila perlu.
i. Menyiapkan penyuluhan untuk pulang.
j. Melakukan rujukan kepada pekarya sosial,
kontak dengan lembaga sosial di masyarakat.
3. Perawat Asosiate
a. Memberikan perawatan secara langsung
berdasarkan proses keperawatan.
12

1. Melaksanakan tindakan
perawatan yang telah di susun.
2. Mengavaluasi tindakan
keperawatan yang telah diberikan
3. Mencatat dan melaporkan
semua tindakan perawatan dan respons klien pada catatan
keperawatan.
b. Melaksanakan program medik dengsn penuh
tanggung jawab.
1. Memberian obat.
2. Pemeriksaan laboratorium.
3. Persiapan klien yang akan
dioperasi.
c. Memperhatikan keseimbangan kebutuhan
fisik,mental, dan sepiritual dari klien.
1. Memelihara kebersihan klien
dan lingkungan.
2. Mengurangi penderitaan
dengan memberi rasa aman, nyaman dan ketenangan.
3. Pendekatan dengan
komunikasi terapiutik.
d. Mempersiapkan klien secara fisik dan
mental untuk menghadapi tindakan perawatan dan pengobatan serta
diagnostik.
e. Melatih klien untuk menolong dirinya
sendiri sesuai kemampuannya.
f. Memberi pertolonga segera pada klien gawat
atau sakaratul maut.
g. Membantu kepala ruangan dalam
penatalaksanaanruangan secara administratif.
1. Menyiapkan data klien baru,
pulang atau meninggal.
13

2. Sensus harian dan formulir


h. Rujukan.
i. Mengatur menyiapkan alat-alat yang ada di
ruangan.
j. Menciptakan dan memelihara kebersihan,
keamanan, kenyamanan dan keindahan ruangan.
k. Melaksanakan tugas dinas pagi, sore, malam
secara bergantian.
l. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada
klien sehubungan dengan penyakit.
m. Melaporkan segala sesuatu mengenai
keadaan klien baik lisan maupun tertulis.
n. Membuat laporan harian.

2.1.1.2 Tenaga keperawatan

Tabel 2.1. Tenaga keperawatan Ruang Wijaya Kusuma C RSUP dr. Soedono
Madiun bulan Februari 2018
No Nama Jabatan Pendidikan Golongan
1. DIDIK SUHARYANTO Karu S1 Kep Ns III/d
2. RIRIN KRISTIANI Ketua Tim / PP S1 Kep,Ns III/c

3. HERI YULIANTO Ketua Tim / PP S1 Kep Ns III/c


4. SRI ATHI RAHAYU Ketua Tim / PP DIII Kep III/c
5. SANTOSO PA DIII Kep III/d
6. RUSBIANTO III/c
PJ Shift DIII Kep
7. TRI MULYANI PJ Shift DIII Kep III/c
8. AYUB KRISTANTO B. PJ Shift DIII Kep II/c
9. RONY YAKOB S. PA DIII Kep II/c
10. DYAH NOVITASARI PA DIII Kep II/c
11. NINIK ENDARWIYANI
PA DIII Kep
12. ERNA MUSTIKA R.
PA DIII Kep
13. SANDHITYAS A. H.
PA DIII Kep
14. MAHMUDAH
PA DIII Kep
15. DWI SURYANI
PA DIII Kep
14

16. PREMISILA YUNIAR


S. PA DIII Kep
17. PRAMA DHARMA R.
B. A. PA S1 Kep Ns
18. RATNA YULI A.
Non Medis SMA
19. ENDAH WAHYU
Non Medis SMA
20. AYU TRI HANDAYANI
Non Medis SMA
15

2.1.1.3 Tenaga Non Keperawatan

Table 2.2 Tenaga Non keperawatan Ruang Wijaya Kusuma C RSUP dr. Soedono
Madiun bulan Februari 2018
No Nama Jabatan Pendidikan Lama
Jabatan
1. RATNA YULI A. Pramubakti Non Medis
2. ENDAH WAHYU Pramubakti Non Medis
AYU TRI
3. Pramubakti
HANDAYANI Non Medis

2.1.1.5 Pembagian Dinas Perawat


Jadwal Dinas dalam 1 bulan
Tanggal 04 Maret – 10 Maret 2019 Pagi 12 orang
Tanggal 11 Maret – 24 Maret 2019 Pagi 3 orang
Siang 3 orang
Malam 3 Orang
Tanggal 25 Maret – 01 April 2019 Pagi 3 orang
Siang 3 orang
Malam 3 Orang
Jadwal dinas terlampir

2.1.1.6 Pengaturan Ketenagaan


di WK C pengaturan ketenagaan sebagai berikut:
Pagi : 1 KARU, 3 Perawat primer, 3 Perawat Assosiate
Sore : 1 Perawat Primer, 2 Perawat Assosiate
Malam : 1 Perawat Primer, 2 Perawat Assosiate
16

2.1.2 Pasien
2.1.2.1 Alur Pasien Masuk Ruangan

PASIEN

IRD IRJA UNIT/ RAWAT LAIN

ADMISI

WK C

Rujuk RS Lain KRS Pindah Ruang Lain Meninggal

Pasien sembuh (APS)

Gambar 2.2 pasien masuk Ruang Wijaya Kusuma C RSUP dr Soedono


Madiun bulan Maret 2019

a. Tata Tertib Pengunjung Pasien Di IRNA Wijaya Kusuma C


1. Jam Berkunjung :
a) Pagi jam : 11.00- 13.00 WIB
b) Sore jam : 17.00- 19.00 WIB
2. Setelah jam berkunjung habis semua keluarga pasien/ pengunjung
segera meninggalkan ruangan
3. Tidak boleh membawa anak kecil.
4. Tidak boleh memberikan makanan dan minuman apapun kepada
pasien kecuali atas izin perawat atau dokter.
5. Tidak boleh duduk/ tidur di tempat tidur pasien
6. Harus menjaga ketertiban, ketenangan, kebersihan dan membuang
sampah di tempat sampah yang telah disediakan.
17

7. Dilarang merokok di dalam maupun di luar ruangan perawatan


8. Dilarang membawa peralatan secara berlebihan
9. Dilarang membawa benda tajam.

2.1.2.2 Gambaran Kasus


TABEL 2.4. DAFTAR KASUS TERBANYAK DI RUANG WIJAYA KUSUMA C PADA
BULAN JANUARI – FEBRUARI 2019
Januari

No Penyakit Jumlah Pasien Presentase ( % )


1. CKD 66 29,2
2. Febris 32 14,15
3. Trombositopenia 28 12,38
4. DM 20 8,84
5. CVA 19 8,4
6. ALO 16 7,07
7. Colic Abdomen 15 6,63
8. Vomiting 12 5,3
9. Anemia 11 4,86
10. Azokemia 7 3
Jumlah 226 100
Februari

No Penyakit Jumlah Pasien Presentase ( % )


1 CKD 75 23,8
2 Febris 50 15,87
3 Anemia 47 14,92
4 Trombositopenia 43 13,65
5 CVA 23 7,3
6 ALO 21 6,66
7 DM 17 5,39
8 HT 15 4,76
9 Vomiting 13 4,12
10 Uremic Syndrom 11 3,49
Jumlah 315 100

2.1.2.3Tingkat Ketergantungan
18

Douglas membagi tingkat ketergantungan pasien menjadi 3


kategori yaitu, self care/ perawatan mandiri, intermediate care/ perawatan
sedang dan intensive care/ perawatan total.
Berdasarkan metode Need menurut Douglas tingkat ketergantungan
pasien pada ruang Wijaya Kusuma C, termasuk dalam kategori
intermediate Care/ perawatan sedang. Kegiatan kebutuhan sehari-hari
untuk makan dibantu, mengatur posisi waktu makan, eliminasi dan
kebutuhan diri juga dibantu atau menyiapkan alat untuk kekamar mandi.
Penampilan klien sakit sedang. Tindakan perawatan pada klien ini
memonitor tanda-tanda vital, periksa urine reduksi, fungsi fisiologis, status
emosional, kelancaran drainage dan infus. Klien memerlukan bantuan
pendidikan kesehatan untuk support emosi 5-10 menit/shif. Tindakan dan
pengobatan 20-30 menit atau 30-60 menit/shif untuk observasi side efek
obat atau reaksi alergi.

Kebutuhan Tenaga Perawat berdasarkan Hasil Observasi


Jumlah tenaga yang diperlukan tergantung dari jumlah pasien dan
tingkat ketergantungannya. Klasifikasi derajat ketergantungan pasien
dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:
a. Perawatan self care/ perawatan mandiri, memerlukan waktu 1
sampai 2 jam sehari.
b. Perawatan intermediate care/ perawatan sedang, memerlukan
waktu 3 sampai 4 jam sehari.
c. Perawatan intensive care/ perawatan total, memerlukan waktu 5
sampai 6 jam sehari.
Untuk menentukan tingkat ketergantungan pasien, kelompok
menggunakan klasifikasi dan kriteria tingkat ketergantungan pasien
berdasarkan Orem, yaitu teori Self Care Deficit. Sedangkan untuk
mengetahui jumlah tenaga yang dibutuhkan, kelompok menggunakan
perhitungan tenaga menurut Ratna Sitourus. Adapun rumus konsep
perhitungan tenanga berdasarkan Orem adalah sebagai berikut :
19

Tabel 2.5 RUMUS TABEL Konsep Penghitungan Tenaga berdasarkan


(Ratna Sitorus)
Jumlah Klasifikasi
Pasien Minimal Parsial Total
pagi Siang Malam Pagi Siang Malam Pagi Siang malam
1 0,17 0,14 0,10 0,27 0,15 0,07 0,36 0,30 0,20
2 0,34 0,28 0,20 0,54 0,30 0,14 0,72 0,60 0,40
3 0,51 0,42 0,30 0,81 0,45 0,21 1,08 0,90 0,60

1. Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan Tenaga Perawat di


IRNA WijayaKusuma C

Tanggal 03 Maret 2019

Table 2.6 tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan tenaga


perawat di Ruang WIJAYA KUSUMA C pada 03 Maret 2019

KLASIFIKASI JUMLAH KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT


PASIEN PASIEN Pagi Siang Malam
Self care 10 10 x 0,17 = 10 x 0,14= 10x 0,10= 1
1.7 1,4
intermediate 24 24 x 0,27= 24 x 0,15 = 24 x 0,07 =
care 6,48 3,6 1,68
Jumlah 34 8,18= 8 5 2, 68 = 3

Total tenaga perawat:


Pagi : 8 orang
Sore : 5 orang
Malam : 3 orang +
Total : 16 orang

Jumlah tenaga lepas dinas perhari :


16x65 =3,4 = 3 orang
300
Keterangan:
- 65 adalah jumlah hari libur atau lepas dinas dalam 1 tahun
- 300 adalah jumlah hari kerja efektif dalam 1 tahun

Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan : 16 orang + 1 orang struktural


(kepala ruangan) + 3 orang lepas dinas = 20 orang
20

Di ruang WK C sendiri untuk perawat dinas pagi sejumlah 7 orang


yang terdiri dari 1 kepala ruang, 3 perawat primer dan 3 perawat associate.
Pada shif siang perawat yang dinas sejumlah 3 orang yang terdiri 1 katim
dan 2 perawat associate. Pada shif malam terdapat 3 perawat terdiri dari 1
katim dan 2 perawat associate. Sedangkan perawat lepas dinas perhari di
WK C sebanyak 3 orang. Jumlah tenaga yang dibutuhkan dalam 1 hari
adalah 16, sedangkan di WK C hanya sejumlah 13 orang.

Tanggal 03 Maret 2019

Table 2.6 tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan tenaga


perawat di Ruang WIJAYA KUSUMA C2 pada 03 Maret 2019

KLASIFIKASI JUMLAH KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT


PASIEN PASIEN Pagi Siang Malam
Self care 7 7 x 0,17 = 7 x 0,14= 7x 0,10= 0.7
1,19 0.98
intermediate 4 4 x 0,27= 4 x 0,15 = 0,6 4 x 0,07 =
care 1.08 0.28
Jumlah 11 2.27= 2 1.58=2 0.98 = 1

Total tenaga perawat:


Pagi : 2 orang
Sore : 2 orang
Malam : 1 orang +
Total : 5 orang

Jumlah tenaga lepas dinas perhari :


5x65 =1.0 = 1 orang
300
Keterangan:
- 65 adalah jumlah hari libur atau lepas dinas dalam 1 tahun
- 300 adalah jumlah hari kerja efektif dalam 1 tahun

Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan : 5 orang + 1 orang struktural


(kepala ruangan) + 1 orang lepas dinas = 7 orang
21

2.1.2.4 Kepuasan Pasien


a. Kepuasan Pasien
Pelakasanaan evaluasi kami lakukan dengan menyebarkan questioner
yang berisi 5 kategori pertanyaan kepada pasien yang berbentuk pilihan.
Pertanyaan berisi, 1) Reliabilty (Keandalan), 2) Assurance (Jaminan), 3)
Tangibles (kenyataan),4) Empathy (Empati), 5) Responsiveness ( Tanggung
Jawab) menurut Nur Salam 2015.
Dengan scoring
Sangat Puas :4
Puas :3
Tidak Puas :2
Sangat Tidak Puas :1

Rekap Kepuasan Pasien


Table 2.12 Rekap Kepuasan pasien di Irna Wijaya Kusuma C
bulan Februari 2019
Sangat Sangat Jumlah
No Res Puas Puas Tidak Puas Tidak Puas (%)
1 28 54 0 0 82
2 12 66 0 0 78
3 4 42 14 3 63
4 28 42 8 0 78
5 52 36 0 0 88
6 0 75 0 0 75
7 100 0 0 0 100
8 16 48 10 0 74

Ket:
Sangat puas = 81 -100 %
Puas = 61 -80 %
Cukup Puas = 41 - 60%
Tidak Puas = 21- 40 %
Sangat Tidak Puas = <20 %
22

Dari data diatas tingkat kepuasan pasien di Ruang Wijaya Kusuma


C2 adalah 3 orang menyatakan sangat puas, dan 5 orang menyatakan
puas.
2.2 Sarana dan Prasarana (M2- Material)
Penerapan proses profesi manajemen keperawatan mahasiswa
Program Studi Profesi Ners STIKES PEMKAB JOMBANG, mengambil
tempat di IRNA Wijaya Kusuma C RSUP dr. Soedono Madiun. Pengkajian
data awal dilakukan pada tanggal 03 Maret sampai 04 Maret 2019. Adapun
data-data yang didapat adalah sebagai berikut:

2.2.1 Gambaran Umum Ruang Praktik


Ruang Wijaya Kusuma C merupakan bagian dari IRNA Wijaya
Kusuma dimana ketenagaan dan pengelolaannya tidak dapat dipisahkan.
Ruang Wijaya Kusuma C merupakan ruang medical bedah non infeksius
yang diperuntukkan pasien kelas 3, baik pasien laki-laki ataupun
perempuan. Kapasitas tempat tidur sejumlah 44 tempat tidur dengan
pembagian sebagai berikut :
Kapasitas tempat tidur
Ruang C1 : 13 tempat tidur
Ruang C2 : 11 tempat tidur
Ruang C3 : 12 tempat tidur
Ruang C4 : 4 tempat tidur
Ruang C5 : 3 tempat tidur
Jumlah perawat
Kepala Ruangan : 1 orang
Perawat Primer : 3 orang
Penanggung jawab Shif : 3 orang
Perawat pelaksana : 10 orang

A. Falsafah WijayaKusuma C
IRNA WijayaKusuma C merupakan salah satu ruangan yang
digunakan untuk pendidikan mahasiswa keperawatan dan kedokteran.
Mulai dari Diploma III Keperawatan, S1 Keperawatan, Profesi Ners,
23

dokter muda dan program pendidikan dokter spesialis, sehingga dalam


memberikan pelayanan keperawatan pasien selalu berkembang sesuai
dengan perkembangan ilmu.
IRNA WijayaKusuma C merupakan ruang perawatan medical
bedah non infeksius yang diperuntukkan pasien kelas 1 dan 2, baik pasien
laki-laki ataupun perempuan. Wijaya Kusuma C diperuntukkan untuk
kelas III yang terdiri dari CI berkapasitas 12 bed, C2 berkapasitas 11 bed,
C3 berkapasitas 12 bed, C4 berkapasitas 4 bed dan C5 berkapasitas 3 bed.

2.2.2 Lokasi/ Denah Ruangan


Ruang wijaya Kusuma C berada di gedung lantai 2 diatas ruang
wijaya kusuma A dan berada diantara ruang wijaya kusuma D dan High
Care.

2.2.3 Peralatan
2.2.3.1 Fasilitas Pasien
Table 2.13 Fasilitas pasien yang ada di ruang Wijaya Kusuma C
RSUP Dr. Soedono Madiun bulan Maret 2019

2.2.3.2 Fasilitas Petugas Kesehatan


Tabel 2.14 Fasilitas petugas kesehatan yang ada di di ruang Wijaya
Kusuma C RSUP dr. Soedono Madiun bulan Februari 2018
No Fasilitas Jumlah Kondisi
1. Kamar mandi 3 Baik
2. Televisi 1 Baik
3. Dapur mini 1 Baik
4. Kulkas 1 Baik
5. Ruang ber Ac 2 Baik
6. Telephone 2 Baik
7. Meja dan kursi 9 Baik
8. Lemari 6 Baik
9. AC 4 Baik
10. Wastafel 1 Baik
11. Papan Informasi 1 Baik

Fasilitas Petugas Kesehatan


1. Nurse Station berada di bagian tengah ruangan yang dilengkapi dengan
AC dan Televisi.
24

2. Ruang kepala ruangan berada disebelah barat nurse station


3. Kamar mandi perawat ada 2, 1 di depan ruang kepala ruangan dan 1 di
sebelah pintu masuk nurse station.
4. Ruang linen berada di depan pintu masuk nurse station
5. Mushola berada disebelah barat ruang kepala ruangan.

2.2.3.3 Ruang Penunjang


1. Spoel hoek
2. Ruang tunggu
3. Pantry
4. Mushola

2.2.3.4 Buku Protap dan Acuan

Tabel 2.15 Buku-buku protap dan acuan di ruang wijaya Kusuma C


RSUP dr Soedono Madiun bulan Februari 2018
NO Uraian Bagian
1. Surat pernyataan pengambilan jenazah + surat kematian
2. Lembar Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi
3. Lembar observasi
4. Persetujuan tindakan medis
5. Lembar pernyataan penolakan tindakan medis
6. Surat keterangan rawat inap
7. Persetujuan tindakan keperawatan
8. Penolakan tindakan keperawatan
9. Checklist pasien pre bedah
10. Lembar KPO dan KPAK
11. Lembar TTV
12. Formulir rujukan
13. Tempat hasil pemeriksaan penunjang
14. Lembar discharge planning
15. Surat KRS
16. Lembar konsul
17. Lembar assesment awal pasien rawat inap dewasa
18. Formulir pemberian edukasi
19. Lembar pelepasan informasi pasien
20. Lembar catatan perkembangan keperawatan
21. Lembar monitoring risiko pasien jatuh
25

Tabel 2.17 Fasilitas alat dan bahan Kesehatan di IRNA Wijaya Kusuma C RSUP
dr.Soedono Madiun bulan Februari 2018
No Nama Barang Jumlah Kondisi
1 Stetoskop 7 Baik
2 Manometer O2 dinding 14 Baik
3 Manometer O2 2 Baik
4 Senter 1 Baik
5 Bak injeksi 7 Baik
6 Bengkok 3 Baik
7 Dressing Troley 3 Baik
8 Tensimeter 3 Baik
9 Pinset anatomis 9 Baik
10 Pinset chirugis 6 Baik
11 Gunting verban 3 Baik
12 Gunting lancip tata 3 Baik
13 Gunting lancip tatu 3 Baik
14 Gunting bengkok 4 Baik
15 Gunting angkat jahitan 4 Baik
16 Gunting heacting 2 Baik
17 Gunting tumpul lurus 3 Baik
18 Korentang 2 Baik
19 Tempat korentang 2 Baik
20 Bak rawat luka 2 Baik
21 Bak injeksi 7 Baik
22 Timbangan berdiri 1 Baik
23 Timbangan badan 1 Baik
24 Cek gula darah 3 Baik
25 Suction 1 Baik
26 ECG 1 Baik
27 Oksimetri 2 Baik
28 Alat pemadam kebakaran 2 Baik
29 Emergency Trolly 2 Baik
30 Instrumen Trolly 2 Baik
31 Standart infuse 1 Baik
32 Ambu bag 1 Baik
33 Thermometer 1 Baik
35 Stick pan 4 Baik
No Nama Barang Jumlah Kondisi
36 Cover matras 44 Baik
37 Matras 41 Baik
38 Tabung O2 kecil 1 Baik
39 Papan informasi 1 Baik
40 Nebulizer 1 Baik
41 Syering pump 1 Baik
42 Lampu baca foto 1 Baik
43 Masker O2 non Rebreathing 3 Baik
44 Tourniquet 3 Baik
26

46 Oximetri 2 Baik

2.2.3.6 Persediaan Obat


Saat ini penyediaan obat menggunakan metode ODD ( One day
dose) dimana obat disentralisasi di pojok farmasi yang telah disediakan
oleh ruangan Wijaya Kusuma C. Di ruangan obat dikelompokkan menurut
nama pasien dan terapi yang ditentukan oleh dokter. Obat di siapkan oleh
petugas farmasi setiap akan diberikan sesuai dengan jadwal.

2.3 Model Asuhan Keperawatan Profesional (M3- Method)


2.3.1 Penerapan Pemberian MAKP
Model keperawatan profesional adalah suatu sistem (struktur,
proses dan nilai-nilai) yang memungkinkan perawat profesional mengatur
pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk menopang
pemberian asuhan tersebut (Hoffard dan Woods, 1996).
Dari hasil Pengkajian yang dilakukan oleh mahasiswa program
studi Profesi Ners STIKES Pemkab Jombang pada praktek manajemen
keperawatan pada tanggal 03 Maret 2019-04 Maret 2019 diketahui bahwa
Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) yang dilakukan di ruang
IRNA Wijaya Kusuma C saat ini adalah menerapkan model asuhan
keperawatan campuran.
MAKP model campuran atau disebut modifikasi MAKP tim dan
primer merupakan kombinasi dari model MAKP tim dan primer.
Penetapan model ini digunakan karena beberapa alasan yaitu pada
keperawatan primer tidak digunakan secara murni karena perawat primer
harus mempunyai latar belakang pendidikan S1 keperawatan atau setara
dan keperawatan tim tidak digunakan secara murni karena tanggung jawab
asuhan keperawatan pasien terfragmentasi pada berbagai tim dengan
kombinasi dari kedua model MAKP tersebut diharapkan komunitas asuhan
keperawatan dan akuntabilitas asuhan keperawatan terdapat pada primer,
karena perawat yang ada di rumah sakit sebagian besar adalah lulusan D3
27

bimbingan tentang asuhan keperawatan diberikan oleh perawat primer atau


ketua tim (Sitorus, 2002). Di Wijaya Kusuma C model MAKP yang
digunakan adalah campuran karena pendidikan yang menjadi halangan
dimana perawat dominan berpendidikan DIII keperawatan sedangkan
lulusan S1 perawat hanya 4 orang dan untuk penanganan pasien dilakukan
oleh semua perawat.
2.3.2Penerimaan Pasien Baru
Penerimaan pasien baru merupakan suatu cara ataupun pedoman
dalam menerima pasien baru masuk. Penerimaan pasien baru merupakan
suatu prosedur yang dilakukan oleh perawat ketika ada pasien baru datang
ke sebuah ruangan rawat inap.
Dari pengkajian yang telah dilakukan bahwa alur penerimaan pasien
baru pada pelayanan di ruang WK C yaitu perawat menerima pasien dari
IRJA, IRNA (Ruang rawat inap lainnya), IRD dan ROD. Lembar
persetujuan untuk dirawat di ruang wijaya Kusuma C yang telah disetujui
oleh pasien atau keluarga pasien. Perawat melakukan pemeriksaan fisik
dan pengkajian kepada pasien sesuai dengan SPO format pengkajian yang
ada di RSSM. Namun pemeriksaan fisik dan pengkajian ulang langsung ke
pasien jarang dilakukan. Setelah itu perawat yang ada pada saat itu yang
menjelaskan semua tata tertib yang ada di ruang Wijaya Kusuma C beserta
melengkapi inform consent, sesuai kebutuhan perawatan pasien.
Perkenalan terhadap dokter dan perawat yang bertugas dan merawat pasien
serta orientasi ruangan, sering dilakukan pada shift pagi, tetapi pada sift
siang dan malam jarang dilakukan. Perawat mendokumentasikan laporan
pasien baru, dengan membuat perencanaan sesuai dengan protap yang ada,
melakukan intervensi sesuai dengan alur yang berlaku di RSSM termasuk
dalam pemberian terapi dokter.

2.3.3 Timbang Terima


Prosedur timbang terima dilakukan disetiap pergantian shift.
Timbang terima dilakukan dengan menggunakan status pasien dan buku
bantu timbang terima yang dilakukan di nurse station. Cara penyampaian
28

dilakukan secara lisan dengan laporan timbang terima pasien sehingga


rencana tindakan yang belum dan sudah dilakukan dapat diketahui. Setelah
dilakukan timbang terima di nurse station semua petugas kesehatan
keliling ruangan untuk mengklarifikasi data serta menanyakan keadaan
pasien. Pelaksanaan timbang terima dipimpin oleh PA jaga malam yang
mengoperkan tugas kepada PA jaga pagi yang terlebih dahulu membaca
laporan timbang terima dengan disaksikan oleh kepala ruangan dan
penanggung jawab perkasus yang ada diruangan.
Untuk pelaporan timbang terima yang disampaikan meliputi nama
pasien, keadaan pasien, rencana tindakan yang sudah dilakukan, rencana
terapi yang sudah dan belum dilakukan ke pasien, dan jumlah pasien serta
pesan khusus lainnya untuk perawat yang shift berikutnya.
Timbang terima atau operan di WK C dilakukan 3 kali dalam
sehari, yaitu pergantian shift malam ke pagi (07.00), pagi ke sore (14.00),
dan sore ke malam (21.00). Berdasarkan observasi, tidak selalu setiap
timbang terima di hadiri kepala ruangan dan semua perawat. Dari hasil
wawancara 100% perawat melakukan timbang terima dengan fokus pada
masalah medik. Timbang terima di lakukan secara lisan dan tertulis
dengan menggunakan buku dan format timbang terima. Untuk hal-hal
yang perlu dipersiapkan dalam operan, semua perawat dapat menyebutkan
dengan benar dan menyiapkan hal-hal yang akan dibutuhkan dalam
operan, meliputi keadaan umum, terapi maupun acara-acara pasien.
Sementara untuk hal-hal yang perlu disampaikan selama operan, yang
dianggap privasi disampaikan dengan bahasa medis dan lain-lain. Akan
tetapi pelaksanaan timbang terima langsung ke pasien hanya dilakukan
pada shift pagi saja. Sedangkan pada shift siang dan shift malam di
lakukan di nurse station. Isi timbang terima mencakup nama, diagnose
medis, tindakan keperawatan yang belum dan sudah dilakukan namun
tidak semua yang dioperkan konsisten. Data fokus mengenai masalah
keperawatan belum tercantum. Pelaksanaan timbang terima pasien
dilakukan secara tertulis dan lisan sering tidak di validasi ke pasien.
29

2.3.4 Ronde Keperawatan


Ronde keperawatan merupakan suatu kegiatan dalam mengatasi
masalah keperawatan klien yang dilaksanakan di nurse station untuk
membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan pada kasus tertentu
yang dilakukan oleh perawat primer, kepala ruangan, perawat asosiet yang
melibatkan seluruh anggota tim, namun pelaksanaan ronde keperawatan di
ruang WK C tidak pernah dilakukan. Ronde keperawatan hanya dilakukan
ketika di praktek manajemen keperawatan di WK C. Klien merupakan
fokus kegiatan, PA atau PP dan konselor melakukan diskusi, konselor
memfasilitasi kreatifitas dan konselor membantu mengembangkan
kemampuan PA dan PP dalam meningkatkan kemampuan mengatasi
masalah.
Ronde keperawatan merupakan suatu kegiatan yang bertujuan
untuk mengatasi masalah keperawatan yang dilaksanakan oleh perawat,
disamping pasien dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan asuhan
keperawatan. Akan tetapi pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat
primer atau konselor, kepala ruangan, perawat asosiet yang perlu juga
melibatkan seluruh angota tim yang melibatkan ahli gizi, dokter,
fisioterapi.
Karakteristik ronde keperawatan adalah
1. Pasien merupakan fokus kegiatan
2. PA, PP dan konselor melakukan diskusi bersama
3. Konselor memfasilitasi kreatifitas
4. Konselor membantu mengembangan kemampuan PA tau PP dalam
meningkatkan dalam mengatasi masalah.

Kriteria pasien yang dibuat ronde keperawatan


1. Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun
sudah dilakukan tindakan keperawatan
2. Pasien dengan kasus baru atau langka
3. Metodenya yaitu dengan diskusi
4. Bukan pasien kritis

2.3.5 Superfisi Keperawatan


Superfisi adalah suatu poses kemudahan untuk menyelesaikan
tugas-tugas keperawatan (Swanbrug, 1999).
30

Superfisi adalah mengarahkan, merencanakan, membimbing,


mengajar, mengobservasi, mendorong, memperbaiki, mempercayai,
mengevaluasi secara terus-menerus pada setiap perawat dengan sabar, adil,
serta bijaksana (Kron, 1997).
Dari wawancara dan observasi yang dilakukan di ruang Wijaya
Kusuma C supervisi keperawatan sudah dilakukan oleh pengawas yang
telah ditunjuk rumah sakit secara langsung melalui pengamatan terhadap
pelaksanaan tugas perawat namun tidak semua pengawas mengamati
pekerjaan yang dilakukan perawat kemudian memberikan evaluasi kepada
perawat yang bersangkutan. Pengawas hanya melaksanakan supervisi
terhadap kehadiran perawat, mahasiswa praktek maupun tenaga non medis
yang jaga. Serta mengevaluasi adanya hambatan selama proses perawatan.

2.3.6 Discharge Planning


Discharge planning adalah proses sistematis yang diberikan kepada
pasien ketika akan meninggalkan tempat pelayanan kesehatan, baik pulang
kerumah maupun akan melakukan perawatan di rumah sakit lain (Taylor).
Discharge palnning (perencaan pulang) merupakan komponen
sistem perawatan berkelanjutan, pelayanan yang diperlukan klien secara
berkelanjutan dan bantuan untuk perawatan berlanjut pada klien dan
membantu keluarga menemukan jalan pemecahan masalah dengan baik,
pada saat tepat dan sumber yang tepat dengan harga yang terjangkau
(Doenges & Moor house, 2000).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa discharge planning adalah
komponen sistem perawatan berkelanjutkan sebagai perencanaan saat
pasien datang, saat perawatan dan saat pasien pulang atau KRS yang
diberikan informasi kepada pasien dan keluarganya yang dituliskan untuk
meninggalkan satu unit pelayanan kepada unit yang lain didalam atau
diluar suatu agen pelayanan kesehatan umum, sehingga pasien dan
keluarganya mengetahui tentang hal-hal yang perlu dihindari dan
dilakukan sehubungan dengan kondisi penyakitnya.
31

Dari hasil wawanacara dan observasi yang dilakukan, kami dapat


menyimpulkan bahwa discharge planning sudah dilakukan di ruang
Wijaya Kusuma C oleh semua perawat dan PPA (Profesional Pemberi
Asuhan) seperti dokter, ahli gizi, fisioterapi, dll. Discharge planning yang
dilakukan hanya memberikan penjelasan tanpa memberi leaflet.

2.3.7 Sentralisasi Obat


Kontrol terhadap penggunaan dan konsumsi obat, sebagai salah
satu peran perawat perlu diberlakukan dalam suatu pola/atur yang
sistematis sehingga penggunaan obat benar dapat dikontrol oleh perawat
sehingga kerugian baik secara materi maupun nonmaterial dapat di
eliminir. Upaya sistematik meliputi uraian terinci tentang pengelolaan obat
secara ketat oleh perawat di perlukan sebagai bentuk tanggung jawab
dalam menyelanggarakan keperawatan.
Teknik pengelolaan obat kontrol penuh sentralisasi adalah
pengelolaan obat dimana seluruh obat yang diberikan oleh pelayanan
diserahkan sepenuhnya oleh perawat. Pengeluaran dan pembagian obat
sepenuhnya dilakukan oleh perawat.
Di WK C, dokter menulis terapi pada lembar permintaan obat,
setelah itu terapi akan diproses oleh farmasi. Obat akan diserahkan ke
ruangan melalui perawat dengan menggunakan metode OOD (One Day
Dose) kemudian untuk pemberian ke pasien menggunakan metode UDD
(Unit Day Dose) yang sebelumnya telah diberikan surat persetujuan untuk
ditanda tangani oleh keluarga pasien sebagai persetujuan untuk
penyerahan obat ke perawat.

2.3.8 Dokumentasi Keperawatan


Dokumentasi keperawatan merupakan unsur penting dalam sistem
pelayanan kesehatan karena adanya dokumentasi yang baik informasi
mengenai keadaan kesehatan pasien dapat diketahui secara
berkesinambungan. Disamping itu dokumentasi merupakan dokumen legal
tentang pemberian asuhan keperawatan. Secara lebih spesifik,
32

dokumentasi berfungsi sebagai sarana komunikasi antar profesi kesehatan,


sumber data untuk pemberian asuhan keperawatan, sumber data untuk
penilaian, sebagai bukti penanggungjawaban dan penanggung gugatan
asuhan keperawatan, dan saran untuk pemantauan asuhan keperawatan.
Dokumentasi dibuat berdasarkan, pemecahan masalah terdiri dari
format pengkajian, rencana keperawatan, catatan tindakan keperawatan,
dan catatan perkembangan pasien. Pada PKP (Praktek Keperawatan
Profesional) juga terdapat format dokumentasi seperti disebutkan diatas,
namun pada model ini dikembangkan standar rencana keperawatan
berdasarkan literatur. Penetapan standar rencana keperawatan ini
diharapkan dapat membuat efisiensi waktu bagi perawat.
Catatan tindakan keperawatan juga dibuat lebih spesifik untuk
memungkinkan pendokumentasian semua tindakan keperawatan. Catatan
perkembangan pasien juga dilakukan setiap hari yang bertujuan menilai
tingkat perkembangan pasien. Rencana keperawatan dan catatan tindakan
dilakukan oleh PP dan PA atau sesuai perannya masing-masing.
Dari pengkajian yang telah dilakukan, model dokumentasi
keperawatan yang dilakukan di ruang Wijaya Kusuma C meliputi
pengkajian, diagnosis keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi
sampai dengan evaluasi menggunakan SOAP.
Ruangan sudah memiliki SAK (Standar Asuhan Keperawatan) dan
SPO (Standar Prosedur Operasional) yang telah ditetapkan oleh direktur
rumah sakit sebagai penunjang pelaksanaan asuhan keperawatan. Format
pengkajian sudah ada sehingga dapat memudahkan perawat dalam
pengkajian dan pengisiannya. Sistem pendokumentasian masih dilakukan
secara manual ( belum ada komputerisasi ). System pendokumentasian di
Wijaya Kusuma C berdasarkan SOR (Source Orinted Record) yaitu suatu
system pendokumentasian yang berorientasi dari berbagai sumber tenaga
kesehatan misalnya dokter, perawat, ahli gizi dan lain-lain.
Pendokumentasian yang dilakukan sudah lengkap namun belum optimal
karena masih terlihat seolah-olah perawat hanya mendokumentasikan
instruksi dokter dan hal-hal yang lebih banyak berkaitan dengan medis
33

bukan keperawatan. Catatan keperawatan berisikan jawaban terhadap


perintah atau advis dokter, dan tindakan mandiri perawat, semua tindakan
yang telah di dokumentasikan. Evaluasi sudah dilakukan setiap harinya
pada pergantian shift dan pendokumentasannya menggunakan SOAP.

2.4 PEMBIAYAAN ( M4-Money)


Sistem pembiayaan yaitu pertukaran produk dan jasa antara petugas dan
pasien. Sistem pembiayaan pada ruang wijaya Kusuma C sesuai dengan tarif
yang ditentukan oleh rumah sakit, yaitu sebagai berikut :

Tabel 2.18 Sistem pembiayaan yang ada di ruang Wijaya Kusuma C RSUP
dr. Soedono Madiun bulan Februari 2018
NO KODE JENIS TINDAKAN KLAS III
1 IRN047 Angkat drain 27.500
5 IRN-005 ECG 18.000
6 IRN-006 Extubasi + hisap lendir/hari 18.000
7 IRN-007 Rawat ganggren kecil – 1 27.500
8 IRN-008 Hisap lendir/hari 18.000
10 IRN-010 Lavement 18.000
11 IRN-011 Memasang ransel perban 18.000
12 IRN-012 Drip obat dengan observasi 18.000
14 1RN-014 Mengambil darah vena 18.000
16 IRN-016 Merawat jenazah 18.000
18 IRN-018 Nebulizer/hari 18.000
19 IRN-019 Necrotomi 27.500
21 IRN-021 Pasang folley cateter 18.000
27 IRN-027 Pemb. Sitostatika/1 kali 27.500
29 IRN-029 Perawatan tracheostomi/hari 27.500
30 IRN-030 Perawatan WSD/hari 27.500
32 IRN-032 Rawat luka dekubitus 1 27.500
34 IRN-034 Rectal touchier 18.000
35 IRN-035 Resusitasi bayi 27.500
41 IRN-041 Aff WSD 27.500
46 IRN-046 Ambil darah arteri 27.500
34

47 IRN-047 Angkat drain > 10 cm 27.500


49 IRN-049 Angkat jahitan 6-10 27.500
50 IRN-050 Cateter blas (madrim) 27.500
51 IRN-051 Rawat ganggren kecil II 27.500
56 IRN-056 Merawat luka bakar I 27.500
59 IRN-059 Oksitosin drip/hari 83.500
64 IRN-064 Rawat luka sedang 27.500
65 IRN-065 Rawat luka dekubitus II 27.500
69 IRN-069 Merawat luka bakar II 27.500

Tabel 2.19 Tarif akomodasi, visite, dan makan Maret 2019


NO JENIS TARIF KELAS III
1 Visite dokter 15.000
2 Akomodasi 30.000
4 Makan 42.000

2.5 PEMASARAN (M5-Market)


2.5.1 Sistem Pemasaran
Rumah sakit dr. Soedono merupakan Rumah Sakit Umum Daerah
tipe B (pendidikan) yang sudah di akreditasi sebanyak 16 pelayanan dan
merupakan rumah sakit rujukan dari wilayah Jawa Timur bagian barat
(Magetan, Ngawi, Ponorogo, Pacitan, Caruban dan Bojonegoro) dengan
fasilitas sarana dan prasarana yang cukup menunjang. Rumah sakit
Soedono juga dijadikan sebagai lahan praktek mahasiswa kesehatan
dari berbagai institusi pendidikan mulai dari tingkat akademik sampai
sarjana. Dalam rangka meningkatkan minat masyarakat untuk
berkunjung ke RSUP dr. Soedono Madiun pihak rumah sakit tidak
memiliki tugas khusus sebagai tim marketing secara langsung untuk
mencari pelanggan dalam mencari pelayanan jasa kesehatan karena
RSUP dr. Soedono Madiun merupakan rumah sakit rujukan dari
berbagai daerah Jawa Timur bagian barat. Berdasarkan hasil wawancara
dengan perawat di ruang Wijaya Kusuma C diperoleh bahwa untuk
meningkatkan minat pelanggan bagian Humas memiliki akun social
media seperti Facebook maupun Website yang berisi informasi tentang
35

kesehatan dan perawatan medis terbaru yang dimiliki oleh rumah sakit,
selain itu juga dilakukan promosi melalui stasiun TV (JTV) yaitu
dengan dokter melakukan siaran langsung untuk memberikan informasi
tentang penyakit yang sedang mewabah dimasyarakat saat ini.

2.5.2 BOR ( Bed Occupation Rate )


Berdasarkan observasi tanggal 03 Maret 2019 di ruang
Wijaya Kusuma C2 didapatkan data sebagai berikut :
Tanggal 03 Maret 2019
2.20 Tabel BOR Ruang Wijaya Kusuma C RSUP Dr.Soedono Madiun 03 Maret
2019
JUMLAH
SIFT JUMLAH PASIEN BOR
TEMPAT TIDUR
PAGI 34 43 34/43x100%=79,06%

SIANG 34 43 34/43x100%= 79,06%

MALAM 34 43 34/43x100%= 79,06%

2.21 Tabel BOR Ruang Wijaya Kusuma C2 RSUP Dr.Soedono Madiun


05 Maret 2019

JUMLAH
SIFT JUMLAH PASIEN BOR
TEMPAT TIDUR
PAGI 11 11 11/11x100%= 100%

SIANG 11 11 11/11x100%= 100%

MALAM 11 11 11/11x100%= 100%

Jadi BOR rata-rata pada tanggal 03 Maret 2019 di WK C adalah 79,06%,


dan BOR rata-rata pada tanggal 03 Maret 2019 di WK C2 adalah 100%.

2.5.3 ALOS ( Average Long Off Stay )


Average length of stay yaitu rata-rata lama rawatan seseorang pasien.
Indicator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi juga dapat
memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis
36

tertentu yang dijadikan trecer (yang perlu pengamatan lebih lanjut), secara
umum LOS yang baik adalah 6 – 9 hari.
Rumus = Jumlah Hari Perawatan pasien keluar
Jumlah pasien keluar hidup atau mati

2.26 Tabel ALOS Bulan Desember 2018 – Februari 2019 Ruang Wijaya
Kusuma C RSUP Dr.Soedono Madiun

No Bulan ALOS = ∑ Lama Perawatan


∑ pasien keluar
1 Desember 966/216 = 4,47
2 Januari 866/273 = 3,17
3 Februari 841/267 = 3,14

ALOS di ruang Wijaya Kusuma C selama pengkajian dalam waktu 3


bulan terakhir adalah 3 hari. Pasien bisa pulang bila pasien dinyatakan sudah
membaik/ sembuh dan meninggal. Dapat disimpulkan bahwa perawatan di ruang
Wijaya Kusuma C sudah baik.

2.6 Analisa SWOT


Identifikasi Situasi Ruangan Berdasarkan Pendekatan Analisis SWOT.
Dari hasil pengkajian dilakukan analisis SWOT berdasarkan sub sistem dalam
MPKP yang meliputi : 1) Penerapan MPKP, 2) Sentralisasi obat, 3) Supervisi, 4)
Timbang terima, 5) Dokumentasi, 6) Discharge Planning, 7) Ronde Keperawatan,
8) Penerimaan Pasien Baru
37

2.27 Tabel SWOT Ruang Wijaya Kusuma C RSUP Dr.Soedono Madiun bulan Maret
2019
BOBOT X
NO ANALISIS SWOT BOBOT RATING
RATING
1 M1 dan M2 (Sarana Prasarana dan
Ketenagaan)
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH (Kekuatan)
1. IRNA Wijaya Kusuma C memiliki 0,05 4 0,2 S-W=
visi, misi dan motto sebagai acuan 3,25-
melaksanakan kegiatan pelayanan. 2,82
2. Mempunyai struktur organisasi 0,05 4 0,2 = 0,43
ruangan yang jelas
3. IRNA Wijaya Kusuma C 0,2 3 0,6
memberikan kesempatan untuk
meneruskan ke jenjang pendidikan
lebih tinggi.
4. Alur pelayanan pasien di IRNA 0,1 4 0,4
Wijaya Kusuma C sesuai SOP
5. IRNA Wijaya Kusuma C 0,1 3 0,3
mempunyai sarana dan prasarana
kesehatan untuk pasien dan tenaga
kesehatan
6. Fasilitas atau sarana di IRNA 0,2 3 0,6
Wijaya Kusuma C berfungsi
dengan baik.
7. Sarana dan prasarana di IRNA 0,05 3 0,15
Wijaya Kusuma C terpelihara
dengan baik.
8. Hasil wawancara menyatakan 0,15 4 0,6
bahwa perawat ruangan puas
terhadap kinerjanya di IRNA
Wijaya Kusuma C.
9. Adanya mahasiswa yang sedang 0,1 2 0,2
praktek di IRNA Wijaya Kusuma C

TOTAL
1 3,25
WEAKNESS (Kelemahan)
1. Belum terpakainya sarana dan
prasarana secara optimal di IRNA
Wijaya Kusuma C 0,16 3 0,48
2. Jumlah tempat sampah medis disetiap
ruangan di IRNA Wijaya Kusuma C
kurang memadai. 0,14 3 0,42
3. Jenis ketenagaan:
- S1 Keperawatan : 3 orang
- D3 keperawatan : 9 orang 0,17 3 0,51
38

- Staf Admin : 2 orang


- House keeper : 3 orang

4. Jumlah tenaga yang tidak seimbang


dengan jumlah pasien di IRNA
Wijaya Kusuma C
5. Kurangnya disiplin pegawai di IRNA 0,15 3 0,45
Wijaya Kusuma C
6. Beberapa fasilitas dan sarana ruangan
jumlahnya kurang memadai di IRNA 0,20 3 0,60
Wijaya Kusuma C
TOTAL 0,18 2 0,36

b. Eksternal Faktor (EFAS)


1 2,82
OPPORTUNITY (Peluang)
1. Adanya kemauan perawat IRNA
Wijaya Kusuma C untuk melanjutkan
ke pendidikan jenjang yang lebih
tinggi. 0,15 3 0,45 O-T
2. Adanya mahasiswa S1 yang sedang 3,2-
praktek managemen keperawatan di 2,55
IRNA Wijaya Kusuma C = 0,65
3. Adanya program akreditasi RS 0,14 3 0,42
terhadap IRNA Wijaya Kusuma C
dari pemerintah dimana MAKP
merupakan salah satu penilaian. 0,18 3 0,54
4. Adanya kebijakan pemerintah
tentang BPJS di Wijaya Kusuma C
5. Adanya kebijakan pemerintah
tentang profesionalisme perawat 0,20 4 0,80
IRNA Wijaya Kusuma C 0,17 3 0,51
6. Kepala ruangan memberikan
kesempatan untuk mengikuti
pelatihan bagi perawat ruangan rawat 0,16 3 0,48
inap IRNA Wijaya Kusuma C

TOTAL

THREATENED (Ancaman) 1 3,2


1. Makin tingginya kesadaran masyarakat
akan hukum
2. Makin tingginya tingkat 0,15 4 0,60
pengetahuan masyarakat akan mutu
pelayanan kesehatan di RS 0,20 3 0,60
3. Adanya Rumah Sakit lain yang ada
di sekitar RSUP dr. Soedono Madiun
4. Adanya balai pengobatan alternatif 0,40 4 1,60
39

modern diwilayah Madiun


TOTAL 0,25 3 0,75

1 2,55
2 M3- METODE (MAKP)
a. Internal Factor (IFAS)

STRENGTH
1. Sudah diterapkan model MAKP 0,15 3 0,45 S-W =
Primer yang digunakan dalam 3,65-
MAKP Primer di IRNA Wijaya 2,20
Kusuma C. = 1,45
2. Supervisi sudah dilakukan oleh 0,20 3 0,60
pengawas berupa penilaian kinerja
perawat dengan lisan.
3. Mempunyai SOP setiap tindakan 0,40 4 1,6
yang ada di IRNA Wijaya Kusuma
C.
4. Terlaksananya komunikasi 0,25 4 1,0
adekuat antara perawat dan tim
kesehatan di IRNA Wijaya Kusuma
C.
1 3,65
TOTAL
WEAKNESS
1. Sebagian pegawai belum 0,13 2 0,26
melaksanakan tugas sesuai job
descriptionnya.
2. Pelaksanaan MAKP primer 0,35 2 0,70
kurang optimal karena keterbatasan
tenaga di IRNA Wijaya Kusuma C.
3. Belum memenuhi dengan SAK. 0,08 3 0,24
4. Isi dari materi timbang terima 0,28 3 0,84
lebih fokus pada masalah diagnosa
medis 0,16 1 0,16
5. Pasien belum percaya saat
perawat melakukan tindakan tanpa
penjelasan
1 2,20
TOTAL

b. External Factor (EFAS)


OPPORTUNITY

1. Adanya mahasiswa S1 0,20 3 0,60 O-T =


keperawatan praktik manajemen 3,15–
keperawatan di IRNA Wijaya 3,30 =
40

Kusuma C. 0,15 3 0,45 -0,15


2. Ada kerja sama yang baik antara
mahasiswa dengan perawat ruangan di
IRNA Wijaya Kusuma C. 0,15 3 0,45
3. Kolaborasi yang maksimal
antara perawat ruangan dengan
mahasiswa S1 untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat akan 0,35 3 1,05
kesehatan.
4. Ada kebijakan pemerintah 0,15 4 0,60
tentang profesionalisasi perawat.
5. Makin tinggi kesadaran
masyarakat akan hukum. 1 3,15

TOTAL

THREATENED
1. Persaingan antar RS swasta yang 0,50 3 1,50
semakin ketat.
2. Makin tinggi kesadaran 0,30 4 1,20
masyarakat akan hukum.
3. Adanya tuntutan masyarakat 0,20 3 0,60
yang semakin tinggi terhadap
peningkatan pelayanan keperawatan
yang lebih profesional.

TOTAL 1 3,30

3. Dokumentasi keperawatan
a. Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. Semua tindakan medis sudah 0,20 3 0,60 S-W=
dilakukan sesuai dengan SOP. 3,65–
2. Adanya kemauan perawat untuk 0,15 3 0,45 3,30
melaksanakan pendokumentasian. = 0,35
3. Dokumentasi keperawatan 0,15 4 0,60
menggunakan status keperawatan
dimana pengkajian melalui 9 sistem.
4. Sudah ada sistem 0,35 4 1,40
pendokumentasian.
5. Tersedianya sarana dan prasarana 0,15 4 0,60
untuk tenaga kesehatan (sarana
ruang tindakan).

TOTAL 1 3,65
WEAKNESS
1. SAK belum dilakukan sepenuhnya 0,20 3 0,60
41

2. Dokumentasi keperawatan 0,30 4 1,20


menggunakan SOAP tetapi belum
optimal.
3. Pengawasan terhadap sistematika 0,15 3 0,45
pendokumentasian belum
dilaksanakan secara optimal oleh
kepala ruangan dan perawat primer.
4. Dokumentasi keperawatan di 0,35 3 1,05
ruangan hanya menggunakan lembar
observasi ada catatan perkembangan,
belum menggambarkan riil pasien
dan lebih sering menyalin dari hasil
SOAP shift sebelumnya.

TOTAL
1 3,30

b. External Factor (EFAS)


OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa praktik 0,20 3 0,60 O-T=
manajemen untuk mengembangkan 3,15 –3
sistem pendokumentasian =
keperawatan. 0,15
2. Peluang perawat untuk 0,15 4 0,60
meningkatkan pendidikan
(pengembangan SDM).
3. Adanya program pelatihan. 0,15 3 0,45
4. Kerjasama yang baik antara 0,35 3 1,05
perawat dan mahasiswa.
5. Model MAKP yang diterapkan 0,15 3 0,45
mahasiswa S1 Keperawatan.

TOTAL 1 3,15
TREATHENED
1. Tingkat kesadaran masyarakat 0,5 3 1,5
(pasien dan keluarga) akan tanggung
jawab dan tanggung gugat.
2. Akreditasi rumah sakit terhadap 0,5 3 1,5
system pendokumentasian.

TOTAL 1 3,00
4. Ronde Keperawatan
a. Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. SDM mempunyai 0,40 2 0,8 S-W=
pengalaman dalam bidang 2,6 –
keperawatan medical bedah. 3,15 =
2. Semua konsultan adalah 0,30 3 0,9 -0,55
42

dokter spesialis.
3. Setiap kasus pasien 0,30 3 0,9
ditangani dokter spesialis.

TOTAL 1 2,6
WEAKNESS
1. Belum pernah 0,15 4 0,60
dilaksanakannya ronde keperawatan
2. Belum optimalnya ronde 0,20 3 0,60
karena kurangnya kemauan.
3. Adanya kesulitan
menyesuaikan jadwal perawat 0,40 3 1,20
dengan tim kesehatan yang lain.
4. Belum adanya format
ronde keperawatan/dokumentasi. 0,25 4 0,75

TOTAL 1 3,15
b. External Factor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya pelatihan dan
seminar tentang majemen 0,50 2 1,0 O-T=
keperawatan. 2,3 -
2. Adanya kesempatan dari 1,8 =
Karu untuk mengadakan ronde 0,30 3 0,9 0,5
keperawatan pada mahasiswa
praktek.
3. Perawat ruangan 0,20 2 0,4
memahami pelaksanaan manajemen 1 2,3
ronde keperawatan.
TOTAL 0,5 1 0,5
TREATHENED
1. Tidak ada kemauan perawat dalam 0,4 2 0,8
melakukan ronde keperawatan
2. Persaingan antar IRNA Wijaya 0,5 1 0,5
Kusuma semakin kuat dalam
pemberian pelayanan.
3. Kurangnya tenaga ahli dalam
pelaksanaan ronde keperawatan. 1 1,8

TOTAL
43

5 Sentralisasi Obat
a. Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. Tersedianya sarana dan 0,170 4 0,68 S-W=
prasarana untuk pengelolaan 3,826 –
sentralisasi obat. 0,127 4 0,508 3,50=
2. Ruangan memberikan 0,326
tanggung jawab sentralisasi obat 0,412 4 1,648
pada farmasi.
3. Kegiatan sentralisasi obat 0,174 3 0,522
sudah dilaksanakan.
4. Adanya kemauan perawat 0,117 4 0,468
untuk melakukan sentralisasi obat.
5. Adanya buku injeksi dan
obat oral. 1 3,826

TOTAL
WEAKNESS
1. Belum ada serah terima 0,3 2 0,6
penyerahan obat antara perawat dan
keluarga pasien.
2. Belum ada pembagian 0,4 1 0,4
tugas dan tanggung jawab tentang
sentralisasi obat yang jelas.
3. Belum adanya format 0,1 1 0,1
sentralisasi obat.
4. Buku injeksi dan obat 0,12 1 0,12
oral dijadikan satu.
5. Tidak terbentuknya alur 0,08 2 0,6
dan tugas serta tanggung jawab
sentralisasi obat.

TOTAL 1 3,50
b. External Factor (EFAS)

OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa S1 0,813 3 2,439 O-T=
Keperawatan yang praktek 3–2
manajeman keperawatan. =1
2. Kerja sama yang baik 0,187 3 0,561
antara perawat dan mahasiswa.

TOTAL 1 3
44

TREATHENED
1. Adanya tuntutan pasien 0,3 2 0,6
untuk mendapatkan pelayanan yang
profesional.
2. Adanya ketidakpercayaan 0,4 1 0,8
pasien terhadap sentralisasi obat.
3. Pasien mengetahui obat 0,3 2 0,6
yang diberikan sudah benar.

TOTAL 1 2,0
6 Supervisi
a. Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. RSUD Dr Soedono 0,4 4 1,6 S-W =
merupakan RS Pendidikan tipe B 2,64 –
yang menjadi RS rujukan bagi 0,23=
wilayah Jawa timur bagian barat. 2,41
2. Ruangan WijayaKusuma 0,02 4 0,08
C merupakan ruangan yang
diperuntukkan untuk pasien kelas 1
dan 2.
3. Supervisi sudah 0,06 3 0,18
dilakukan secara lisan.
4. Adanya kemauan perawat 0,2 3 0,6
untuk berubah.
5. Jaga sore dan malam 0,02 3 0,06
dilakukan pengawasan oleh
pengawas dari RS. 0,3 4 0,12
6. Kepala ruangan
mendukung kegiatan supervisi demi
peningkatan mutu pelayanan
keperawatan. 1 2,64

TOTAL
WEAKNESS
1. Belum ada uraian yang 0,3 2 0,6
jelas tentang supervisi.
2. Tugas dan tanggung 0,3 3 0,9
jawab supervisi belum optimal.
3. Kurangnya program 0,1 2 0,2
pelatihan dan sosialisasi tentang
Supervisi. 0,3 2 0,6
4. Belum adanya format dan
dokumentasi supervisi.
1 0,23
TOTAL
45

b. External Factor (EFAS)


OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa S1 0, 50 3 1,5 O-T=
Keperawatan yang praktek 3,2 – 2
manajemen keperawatan. = 1,2
2. Adanya keterbukaan 0,30 3 0,9
pihak ruangan untuk menerima
supervisi dari praktik mahasiswa.
3. Adanya jadwal supervise 0,20 4 0,8
keperawatan oleh pengawas
perawatan setiap bulan.

TOTAL 1 3,2
THREATENED
1. Tuntutan pasien sebagai 1 2 2
konsumen untuk mendapatkan
pelayanan yang profesional dan
bermutu sesuai dengan peningkatan
biaya perawatan.

TOTAL 1 2
7. Timbang Terima
a. Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. Timbang terima sudah 0,15 2 0,30 S-W=
dilakukan pada setiap pergantian 2,4-
shift. 0,20 4 0,80 2,7=
2. Tersedianya Nurse 0,40 2 0,8 -0,3
Station.
3. Adanya buku laporan 0,25 2 0,5
untuk timbang terima.
4. Timbang terima sudah
merupakan kegiatan rutin yang telah 1 2,4
di lakukan.

TOTAL
46

WEAKNESS
1. Isi timbang terima belum 0,05 2 0,10
terfokus pada masalah keperawatan.
2. Penulisan timbang terima 0,05 2 0,1
belum terdokumentasikan secara
baik dan benar sesuai dokumentasi
keperawatan.
3. Dalam timbang terima 0,2 3 0,6
bahasan lebih banyak tentang
masalah medis 0,3 3 0,9
4. Belum adanya format
timbang terima. 0,2 3 0,6
5. Timbang terima
terkadang hanya di lakukan di nurse
station dan validasi ke pasien hanya 0,2 2 0,4
pada dinas pagi dan sore saja.
6. Tidak semua perawat
mengikuti timbang terima.
1 2,7
TOTAL
c. External Factor (EFAS)
OPPORTUNITY

1. Adanya mahasiswa S1 yang 0,5 4 2,0 O-T=


melakukan praktek manajemen 3,5 – 3
terhadap timbang terima. = 0,5
2. Adanya tuntutan yang lebih tinggi 0,5 3 1,5
dari masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan keperawatan yang
professional.
TOTA
L 1 3,5
THREATENED
1. Adanya tuntutan yang 0,5 3 1,5
lebih tinggi dari masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan
keperawatan yang profesional.
2. Meningkatnya kesadaran 0,5 3 1,5
masyarakat tentang tanggung jawab
dan tanggung gugat perawat sebagai
pemberi asuhan keperawatan.

TOTAL 1 3
8. Discharge Planning
a. Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. Tersedianya resume 0,15 3 0,45
keperawatan untuk pasien pulang.
47

2. Adanya kemauan perawat 0,20 3 0,60


untuk memberikan pendidikan
kesehatan kepada pasien dan S-W=
keluarga. 0,40 3 1,2 3,00 –
3. Memberikan pendidikan 2,5 =
kesehatan kepada pasien atau 0,25 3 0,75 0,5
keluarga ketika mau pulang.
4. Sudah ada lembar pasien
untuk pulang yang meliputi
diagnosis medis, pengobatan, hasil
pemeriksaan penunjang, kontrol,
diet, obat-obatan yang dibawa
pulang, dll.
1 3,00
TOTAL
WEAKNESS
1. Kemauan dari perawat 0,3 2 0,60
untuk memberikan pendidikan
kesehatan kepada pasien atau
keluarga tidak menyeluruh.
2. Keterbatasan waktu 0,4 3 1,2
perawat dalam memberikan
pendidikan kesehatan. 0,1 1 0,1
3. Tidak tersedianya leaflet
pasien saat pulang. 0,12 3 0,36
4. Pemberian pendidikan
kesehatan dilakukan secara lisan
setiap/ keluarga. 0,08 3 0,24
5. Discharge planning
belum terdokumentasi dengan baik.
1 2,5
TOTAL
OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa S1 0,28 4 1,12 O-T=
Keperawatan yang melakukan 3,28 –3
praktik manajemen keperawatan. =
2. Adanya kerjasama yang 0,36 3 1,08 0,28
baik antara mahasiswa dengan
perawat klinik. 0,36 3 1,08
3. Kemauan pasien/keluarga
terhadap anjuran perawat.
1 3,28
TOTAL
48

TREATHENED
1. Adanya tuntutan 0,5 3 1,5
masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan keperawatan yang
profesional.
2. Makin tingginya 0,5 3 1,5
kesadaran pasien akan pentingnya
perawatan dan pendidikan kesehatan
setelah operasi. 1 3
TOTAL
9. PENERIMAAN PASIEN BARU
Internal factor (IFAS)
STRENGTH
1. Sudah sesuai dengan alur 0,15 2 0,3 S-W =
penerimaan pasien baru. 2,55–
2. Perawat menjelaskan hak pasien. 0,20 2 0,4 2,8=
3. Pengisian papan identitas pada 0,40 4 1,6 -0,25
tempat tidur pasien kurang lengkap.
4. Status pasien sudah di lengkapi saat 0,25 1 0,25
penerimaan pasien baru.

TOTAL 1 2,55

WEAKNESS
1. Keluarga pasien kurang antusias 0,50 2 1,00
menerima penjelasan tentang tata
tertib yang ada diruangan.
2. Perawat jarang memperkenalkan 0,30 4 1,20
diri pada pasien serta dokter yang
merawatnya.
3. Perawat jarang melakukan 0,20 3 0,60
pemeriksaan fisik ulang pada pasien
baru datang.

TOTAL 1 2,8
Eksternal Factor (EFAS)
OPORTUNITY
1. Adanya Mahasiswa S1 yang praktek 0,4 4 1,6 O-T =
Managemen Keperawatan. 3,2 -
2. Adanya kerja sama yang baik antara 0,3 3 0,9 3,28=
mahasiswa dengan perawat ruangan. -0,08
3. Adanya kemauan perawat untuk 0,3 3 0,9
berubah menjadi lebih baik.

TOTAL 1 3,2
49

THREATENED
1. Adanya tuntutan masyarakat untuk 0,28 4 1,12
mendapatkan pelayanan
keperawatan yang profesional.
2. Makin tingginya kesadaran 0,20 3 0,60
masyarakat akan pentingnya
kesehatan. 0,26 3 0,78
3. Persaingan antar Rumah Sakit
swasta yang semakin ketat. 0,26 3 0,78
4. Dari hasil survey hampir sebagian
mengatakan bahwa tidak
mengetahui tata tertib di ruangan.
TOTAL 1 3,28
50

S2.6.1Diagram Layang Analisa SWOT

Keterangan :
M1 M2 : Ketenagaan dan Sarana
Prasarana
MAKP : Model Asuhan Keperawatan
Profesional
DK : Dokumentasi
RK : Ronde Keperawatan
SO : Sentralisasi Obat
SV : SupervisI
TT : Timbang Terima
DP : Discharge planing
PPB : Penerimaan Pasien Baru
51

Keterangan:
1. Kuadran I (Mendukung Strategi Agresif)
a. Merupakan posisi yang sangan menguntungkan
b. Sebuah bidang yang mempunyai peluang dan kekuatan sehingga ia dapat
memanfaatkan peluang yang ada secara maksimal
c. Menerapkan strategi yang mendukung kebijakan pertumbuhan agresif
2. Kuadran II (Mendukung Strategi Diverifikasi)
a. Meskipun menghadapi berbagai ancaman instansi memiliki keunggunlan
sumber daya
b. Instansi pada posisi seperti ini dapat menggunakan kekuatannya untuk
memanfaatkan peluang jangka panjang
c. Dilakukan melalui penggunaan strategi diversifikasi
3. Kuadran III (Mendukung Strategi Turn Around)
a. Sebuah bidang menghadapi peluang yang besar tetapi sumber dayanya
lemah
b. Karena itu tidak dapat memanfaatkan peluang secara optimal
c. Focus strategi bidang pada posisi seperi ini ialah meminimalkan kendala
internal
4. Kuadran IV (Mendukung Strategi Defensif)
a. Merupakan kondisi yang serba tidak menguntungkan
b. Instansi meghadapi berbagai ancaman enksterna sementara sumber daya
yang dimiliki mempunyai banyak kelemahan
c. Strategi yang diambil: defensive, penciutan atau liquidasi

2.7 Identifikasi Masalah


Setelah dilakukan analisis situasi dengan menggunakan pendekatan analisa
SWOT maka kelompok dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Ronde keperawatan
Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat ruangan IRNA Wijaya
Kusuma C diperoleh informasi bahwa belum berjalan Ronde
keperawatan.
2. Timbang terima
Timbang terima tidak dihadiri oleh semua perawat baik pada shift
sebelumnya maupun pada shift berikutnya. Isi timbang terima mencakup
diagnosa medis, penatalaksanaan medis, implementasi keperawatan yang
belum dan sudah dilakukan dan belum konsisten, tindakan kolaborasi,
rencana umum dan persiapan lain, terkadang ditulis tidak lengkap. Data
fokus mengenai masalah keperawatan belum tercantum. Pelaksanaan
timbang terima dilakukan secara tertulis dan secara lisan sering tidak di
validasi ke pasien terutama pada dinas sore ke malam.
52

3. Penerimaan Pasien Baru


Penerimaan pasien baru belum dilakukan secara optimal, perkenalan
terhadap dokter dan perawat yang bertugas merawat dan orientasi
ruangan, yang dilakukan hanya pada shift pagi. Jarang dilakukan
pemeriksaan fisik ulang pada pasien baru datang. Kendala yang
dikatakan adalah keterbatasan tenaga dan waktu perawat untuk
melaksanakan penerimaan pasien baru.
4. Metode MAKP (M3)

Pelaksanaan MAKP primer sudah terlaksana namun kurangnya kualitas


tenaga menyebabkan kurang optimalnya penerapan model yang
digunakan.

5. Dokumentasi Keperawatan

Sistem pendokumentasian di IRNA Wijaya Kusuma E berdasrkan SOR


(Source Orinted Record) yaitu suatu sistem pendokumentasian yang
berorientasi dari berbagai sumber tenaga kesehatan misalnya, dokter,
perawat, ahli gizi dan lain-lain. Jumlah tenaga perawat masih kurang
dibandingkan dengan jumlah pasien. Pendokumentasian yang dilakukan
sudah lengkap namun belum optimal karena masih terlihat seolah-olah
perawat hanya mendokumentasikan intruksi dokter dan hal-hal yang
lebih banyak terkait dengan medis bukan keparawatan. Perawat juga
lebih sering menyalin SOAP dari dinas sebelumnya tanpa memvalidasi
ulang ke pasien.
6. Discharge Planning

Discharge planning sudah dilakukan di ruang Wijaya Kusuma C, namun


pelaksanaannya belum optimal. Ruang WijayaKusuma C sudah memiliki
format Discharge planning. Setiap pasien pulang diberikan health
education secara lisan tanpa disertai leaflet. Pasien keluar rumah sakit
selalu diberikan surat keterangan keluar rumah sakit yang memuat nama,
umur, alamat, tanggal mulai masuk rawat inap, tanggal keluar (dilengkapi
keterangan sembuh / belum sembuh/ rujuk), dokter yang merawat,
53

diagnose, terapi atau tindakan pemeriksaan penunjang terakhir, tanggal


kontrol, diet, obat –obatan dan lain-lain, serta dilengkapi paraf keluarga
dan petugas.
7. Sumber Daya Manusia (M1)

Jumlah tenaga perawat kurang, sebagian besar perawat masih berlatar


pendidikan D3 Keperawatan. Kekurangan jumlah tenaga berdasarkan
jumlah pendidikan, yaitu dengan rincian S2 Keperawatan 1 orang, S1
Keperawatan 3 orang, D3 keperawatan 9 orang.

8. Sarana dan prasaran (M2)

Sarana dan prasarana untuk tindakan keperawatan sudah tersedia namun


belum dapat digunakan secara maksimal.

9. Sentralisasi obat
Sentralisasi obat di ruang IRNA Wijaya Kusuma C sudah berjalan sesuai
dengan alurnya dan sudah memiliki blangko surat persetujuan sentralisasi
obat namun belum optimal. Dimana diteruskan kepada pasien atau
keluarga. Dokter memberikan resep kepada perawat. Kemudian resep
diserahkan ke petugas apoteker/farmasi Wijaya Kusuma. Selanjutnya
obat pasien akan diantar oleh petugas apotek wijaya kusuma ke ruangan
sentralisasi obat. Bagi pasien pulang yang jumlah obatnya masih sisa,
obat bisa dikembalikan. Untuk obat oral tidak semua disentralisasi di
ruang perawat.

10. Supervisi Ruang Keperawatan

Di ruang WijayaKusuma C supervise dilakukan oleh kepala ruangan


secara langsung melalui pengamatan terhadap pelaksanaan tugas
perawat. Tidak semua pengawas mengamati pekerjaan yang dilakukan
oleh perawat kemudian memberikan evaluasi kepada perawat yang
bersangkutan.
54

2.8 Prioritas Masalah


Berdasarkan analisa data di atas, prioritas masalah dapat disusun sebagai
berikut:
Tabel 2.28 Tabel Prioritas Masalah Ruang Wijaya Kusuma C Bulan
Desember 2018 - Februari 2019
SKOR ANALISIS
MASALAH SWOT JUMLAH KONDISI
IFAS EFAS
Ronde keperawatan -0,55 0,5 Pertama Turn Arround
Timbang Terima -0,3 0,5 Kedua Turn Arround
Penerimaan pasien baru -0,25 -0,08 Ketiga Defensif
MAKP 1,45 -0,15 Keempat Difersification
Dokumentasi Keperawatan 0,35 0,15 Kelima Agresive
Dischange planning 0,5 0,28 Keenam Agresive
Ketenagaan & Sarana 0,43 0,65 Ketujuh Agresive
Prasarana(M1 &M2)
Sentralisasi Obat 0,326 1 Kedelapan Agresive
Supervisi Keperawatan 2,41 1,2 Kesembilan Agresive
55
56

2.9 Plan of Action Berdasarkan Prioritas


2.29 Tabel Plan of Action Berdasarkan Prioritas bulan Februari 2018

Indicator Waktu Penanggung


No. Masalah Tujuan Kegiatan
Keberhasilan pelaksanaan jawab
1. Ronde
keperawatan
1. Ronde 1. Ronde 1. Ronde keperawatan 1. Pasien menyatakan 15-45 menit pada Poppy Khurnia I.
keperawatan keperawatan baiknya dilaksanakan kepuasannya dengan Minggu ke-2 P., S.Kep
belum dapat secara rutin dan telah pelayanan yang telah sampai minggu
dilaksanakan terlaksana ditetapkan jadwal diberikan oleh ke-3
2. Belum ada dengan tertentu agar ronde perawat dan dalam 1. 5 menit
jadwal dalam optimal dan lebih terjadwal dan hal mengatasi pra ronde
pelaksanaan rutin sesuai masalah yang terjadi masalah keperawatan 2. 30 menit
ronde dengan jadwal di ruangan dapat lebih yang dialami pasien pelaksanaan
3. Belum ada yang telah cepat teratasi 3. 10 menit
bukti ditetapkan 2. Ronde keperawatan pasca ronde
dokumentasi 2. Koordinasi dengan dapat terlaksana
pelaksanaan 2. Tim atau Karu dalam sesuai dengan jadwal
ronde perawat yang pembentukan Tim dan yang telah ditetapkan
keperawatan. terlibat dalam Pelaksanaannya. dan dipimpin oleh
4. Sulitnya ronde kepala ruangan.
menyesuaikan keperawatan
jadwal perawat mampu 3. Tim yang dibentuk
dengan tenaga menyelesaikan dalam pelaksanaan
dan mengatasi ronde keperawatan
masalah mampu mengatasi
keperawatan masalah keperawatan
60
57

Indicator Waktu Penanggung


No. Masalah Tujuan Kegiatan
Keberhasilan pelaksanaan jawab
kesehatan lainnya. sehingga yang terjadi dan
ronde membantu dalam
keperawatan pelaksanaan ronde
dapat keperawatan agar
terlaksana lebih optimal.
dengan baik.
2. Timbang terima

1. Timbang terima 1. Timbang 1. Melakukan timbang 1. Timbang terima dapat Minggu ke-2 dan Amanda Dewi
tidak dihadiri terima dapat terima secara terfokus terfokus. ke-3 S.Kep
oleh semua dihadiri semua pada masalah
perawat perawat keperawatan. 2. Format timbang
terima tersedia.
2. Isi timbang 2. Timbang 2. Mengusulkan
terima belum terima dapat tersedianya format 3. Timbang terima
focus pada terfokus pada timbang terima secara dilakukan secara
masalah masalah lengkap. langsung ke pasien.
keperawatan keperawatan.
3. Melakukan timbang 4. Timbang terima
3. Format timbang 3. Tersedianya terima secara terdokumentasi
terima belum format langsung ke pasien. dengan benar.
lengkap timbang
5. Timbang terima dapat
terima secara 4. Melakukan
4. Tehnik timbang pendokumentasian di laksanakan
lengkap.
terima belum timbang terima bersama-sama.
optimal karena dengan benar.

Indicator Waktu Penanggung


No. Masalah Tujuan Kegiatan
Keberhasilan pelaksanaan jawab 61
58

kadang tidak 4. Timbang 5. Melakukan timbang


dilakukan terima dapat terima secara
validasi pada dilakukan seimbang antara
pasien secara keperawatan dan
optimal. medis.
5. Isi timbang
terima belum 5. Timbang
terdokumentasi terima dapat
secara baik dan terdokumenta
benar si secara
benar.
6. Masih banyak
timbang terima 6. Fokus
tentang masalah timbang
medis dan belum terima dapat
terfokus dalam berjalan
masalah seimbang
keperawatan antara
pasien masalah
keperawatan
dan medis.

Indicator Waktu Penanggung


No. Masalah Tujuan Kegiatan
Keberhasilan pelaksanaan jawab 62
3. Penerimaan Pasien
59

Baru

1. Perkenalan Menerapkan 1. Menentukan Hasil penerimaan Minggu ke-2 dan Rezy Dwi
terhadap dokter sistem penanggung jawab pasien baru ke-3 Finanda, S.Kep
dan perawat penerimaan penerimaan pasien didokumentasikan
yang bertugas pasien baru baru dengan benar, pasien
merawat dan sesuai dengan 2. Menyiapkan mengetahui tentang
orientasi protap yang ada kelengkapan fasilitas ruangan,
ruangan hanya serta memberikan administrasi perawatan medis, serta
pada shift pagi. pelayanan yang 3. Menyiapkan format tata tertib ruangan.
2. Jarang optimal pada pasien baru dan
dilakukan pasien dan pengkajian sesuai
pemeriksaan keluarga pasien dengan kasus yang
fisik ulang WijayaKusuma C
pada pasien 4. Menyiapkan petunjuk
baru datang. teknis pengisian
format pengkajian
dan penerimaan
pasien baru
5. Melaksanakan
pendokumentasian
keperawatan
bersama-sama
dengan perawat
ruangan

Indicator Waktu Penanggung


No. Masalah Tujuan Kegiatan
Keberhasilan pelaksanaan jawab 63
60

4. Metode (M3)
Penerapan Model

1. Jumlah tenaga 1. Meningkatkan 1.a. Mendelegasikan 1. Perawat Minggu ke-2 dan Dyah Wahyu,
yang kurang kemampuan perawat ruangan ke menggunakan asuhan minggu ke-3 S.Kep
maka perawat sesuai pelatihan maupun keperawatan dengan
optimalisasi dengan model jenjang pendidikan baik dan benar hal ini
penerapan model primer yang yang lebih tinggi diobservasi dari
yang digunakan digunakan. b. Diadakan diskusi pernyataan dan
kurang. rutin antara Karu tindakan perawat akan
2. Semua dan anggotanya kemampuannya
perawat c. Adakan fasilitas
mengetahui penunjang seperti 2. Perawat memahami
kebutuhan buku maupun kebutuhan holistic
perawatan makalah tentang pasien dan pernyataan
yang pasien kasus-kasus yang yang dikemukaan dari
butuhkan ada di ruangan. pasien tentang
secara holistic kepuasannya
2.a. Diadakannya
evaluasi pemahaman 3. Adanya tambahan
perawat tentang tenaga keperawatan
kebutuhan pasien
secara holistic
b. Adanya
seminar/pelatihan 64
tentang kebutuhan
dasar perawatan
Indicator Waktu Penanggung
No. Masalah Tujuan Kegiatan
Keberhasilan pelaksanaan jawab
61

manusia yang diikuti


oleh perawat
ruangan yang belum
memahami hal
tersebut.
c. Sosialisasi model
yang saat ini
digunakan kepada
semua perawat
dengan pemahaman
KDM pasien yang
lebih diutamakan.
5. Dokumentasi
keperawatan
1.Jumlah tenaga 1. Ter 1. Mengusulkan 1. Tersedianya tenaga Minggu ke-2 dan Risky Amaliyah,
keperawatan tidak sedianya jumlah perekrutan tenaga keperawatan sesuai ke-3 S.Kep
seimbang dengan keperawatan. dengan kebutuhan.
jumlah pasien tenaga
2. Penyusunan
2.Pendokumentasia keperawatan 2. Melakukan dokumentasi dengan
n lebih banyak sesuai dengan pendokumentasian baik dan benar.
terkait dengan jumlah pasien. secara lengkap.
medis bukan
keperawatan. 2. Da 3. Menyusun sistem
3.Pengisian pat pendokumentasian
dokumentasi yang sederhana/tidak
melaksanakan
masih kurang banyak menulis
pengisian
dokumentasi
65
62

Indicator Waktu Penanggung


No. Masalah Tujuan Kegiatan
Keberhasilan pelaksanaan jawab
lengkap sering secara
ditemukan lengkap.
menyalin SOAP 3. Sistem
dari dinas pendukumenta
sebelumnya tanpa sian dapat
memvalidasi terkontrol
ulang ke pasien dengan baik.

6. Discharge
Planning
1. Perawat dapat 1. Protap pemberian 1. Tersedianya protap Minggu ke-2 dan Eva Widayanti
Setiap pasien meluangkan pendidikan kesehatan pendidikan kesehatan ke-3 S.Kep
pulang diberikan waktu dalam setiap pasien pulang. pasien pulang.
health education memberikan 2. Membuat jadwal tetap 2. Tersedia jadwal tetap
secara lisan tanpa pendidikan pada semua perawat perawat dalam
disertai leaflet. kesehatan. dalam pemberian discharge
2. Kegiatan memberikandischarge planing pasien
discharge planing. pulang.
Planing 3. Mengajukan usulan 3. Tersedianya leaflet
merupakan pengadaan atau pasien pulang sesuai
suatu tugas pembuatan leaflet dengan kebutuhan.
perawat secara berkala sesuai 4. Semua pasien pulang
kepada semua kebutuhan. terdokumentasikan.
pasien, 4. Mendokumentasikan
3. Terpenuhinya setiap kegiatan
leaflet sesuai
dengan

66
63

Indicator Waktu Penanggung


No. Masalah Tujuan Kegiatan
Keberhasilan pelaksanaan jawab
kebutuhan dishcarge planing
pasien dalam secara terus menerus
perawatan di dan
rumah berkesinambungan.
4. Pendokumenta
sian discarge
planing
dilaksanakan
secara
berkesinambu
ngan.
7. Supervisi

1. Belum ada 1. Meningkatkan 1. Melakukan supervisi 1. Supervisor dapat Minggu ke-2 dan Nasrul Mu’min
jadwal untuk kinerja secara menyeluruh mencakup segala ke-3 S.Kep
supervisi supervisor dalam masalah kegiatan keperawatan
dalam masalah keperawatan dan dan medis.
keperawatan medis. 2. Tersedianya format
dan medis. 2. Mengusulkan supervisi.
2. Tersedianya pengadaan format
format khusus khusus supervisi.
untuk supervisi.
8. M1-Man Elis Agustin,
Dengan jumlah S.Kep
1. Jumlah perawat perawat yang ada 1. Memanfaatkan tenaga 1. Pemenuhan Minggu ke-2 dan
masih belum maka pelayanan yang telah ada di kebutuhan dasar ke-3
sebanding dapat ruangan untuk pasien terpenuhi dan
tindakan non invasive pasien menyatakan
67
64

Indicator Waktu Penanggung


No. Masalah Tujuan Kegiatan
Keberhasilan pelaksanaan jawab
dengan jumlah dioptimalkaan misalnya house puas dengan
pasien keeper atau pelayanan yang ada.
mahasiswa yang
sedang praktek. 2. Beban kerja perawat
tidak terlalu tinggi
2. Mengatur jadual karena ada tenaga
perawat yang akan yang membantu.
mengambil cuti
kecuali ada urusan 3. Perawat menjalankan
mendadak, sehingga peran dan tanggung
tenaga yang ada di jawab sesuai job dis
ruangan mencukupi. masing-masing

4. Kinerja perawat baik


dan memuaskan
(pasien menyatakan
puas) akan pelayanan
yang diberikan.
9. M2-Material Sarana dan Mengusulkan : 1. Adanya perawatan Minggu ke-2 dan Deni Tri
Sarana dan prasarana untuk 1. Penambahan sarana dan prasarana ke-3 Laksana, S.Kep
Prasarana tindakan instrumen sesuai secara berkala.
perawatan dengan standart 2. Apabila ada kerusakan
tersedia dan dapat depkes RI alat segera ada
Sarana dan dimanfaatkan 2. Penataan gantinya
prasarana belum secara maksimal peralatan yang lebih 3. Keluarga pasien
dapat digunakan terorganisasi dan rapi menjaga fasilitas yang
secara maksimal 3. Perawatan sarana ada

68
65

dan

Indicator Waktu Penanggung


No. Masalah Tujuan Kegiatan
Keberhasilan pelaksanaan jawab
prasarana secara
berkala dan lebih
intensif.
4. Meningkatkan
proses inventarisasi.
5. Memberikan
motivasi pada
keluarga pasien baik
secara lisan maupun
tulisan untuk menjaga
fasilitas yang telah
disediakan

10. Sentralisasi obat

1. Masih ada 1. Semua obat 1. Menentukan 1. Ada prosedur tertulis Minggu ke-2 dan Sumaji, S.Kep
keluarga/pasien tersentralisasi penanggung jawab tentang sentralisasi ke-3
yang tidak setuju 2. Keluarga Sentralisasi obat. obat secara
dengan memahami 2. Membuat prosedur menyeluruh
sentralisasi obat terhadap dan
tujuan mengkoordinasikan 2. Seluruh keluarga
dilaksanakan dengan farmasi dalam pasien menyetujui
sentralisasi sentralisasi obat dilakukan sentralisasi
obat 3. Membuat format obat
3. fasilitas atau pencatatan sentralisasi
tempat obat yang baku.

69
66

penyimpanan 4. Memberikan 3. Tempat obat dapat


pemahaman melalui difungsikan secara
penyuluhan kepada optimal
Indicator Waktu Penanggung
No. Masalah Tujuan Kegiatan
Keberhasilan pelaksanaan jawab
obat dapat keluarga tentang
difungsikan pentingnya
secara optimal sentralisasi obat
5. Mengajukan usulan
pengadaan tempat
penyimpanan obat
6. Mendokumentasikan
hasil pelaksanaaan
pengelolaan
sentralisasi obat

70
71

BAB 3

PERENCANAAN

3.1 Pengorganisasian

Untuk efektifitas pelaksanaan Model Asuhan Keperawatan Profesional


dalam menentukan kebijakan-kebijakan internal yang sifatnya umum, kelompok
menyusun struktur organisasi sebagai berikut :

Struktur organisasi

Ketua : Ahmad Firdaus Haqiqi S.Kep

Wakil ketua : Abed Nego Suryo Putro S.Kep

Sekretaris : Umi Kholipah S.Kep

Bendahara : Nur Wulandari S.Kep

Penanggung jawab Pokja

1. MAKP : Erivia Eka Puspitasari S.Kep

Siti Indah Nurhavivah S.Kep

2. Timbang Terima : Gatin Yulia S.Kep


3. Penerimaan pasien baru : Fitriyah Hanum S.Kep
4. Sentralisasi obat : Dina Oktaviana S.Kep
5. Supervisi : Ririn Dwi Ferianti S.Kep
6. Discharge Plaining : Radiktya Galih S.Kep
7. Ronde Keperawatan : Anggun Prasetiya S.Kep
8. Dokumentasi : Frendika Aji S S.Kep

3.2 Model Asuhan Keperawatan Profesional

a. Penanggung jawab

1) Erivia Eka Puspitasari S.Kep


2) Siti Indah Nurhavivah S.Kep

b. Tujuan

71
72

1) Tujuan umun

Mahasiswa dapat menerapkan Model Asuhan Keperawatan


Professional dengan model keperawatan primer di ruang Wijaya Kusuma C
RSUP dr. Soedono Madiun.

2) Tujuan Khusus

Setelah menerapkan MAKP primer mahasiswa mampu :

 Mengatur kebutuhan tenaga perawat


 Mengatur tugas dan kewenangan perawat dalam pemberian asuhan
keperawatan
 Melakukan system pendokumentasian
 Meningkatkan integritas menuju profesionalisme
 Meningkatkan komunikasi yang adekuat antara perawat dan nakes
lain.

c. Rencana Pelaksanaan

1. Rencana strategi
 Mendiskusikan bentuk dan penerapan model asuhan keperawatan
professional MAKP yang akan dilaksanakan yaitu model primer
 Melakukan deskripsi tugas dan tanggung jawab perawat
 Melakukan pembagian jadwal serta pembagian tenaga perawat
 Menerapkan model MAKP yang di rencanakan
2. Pelaksanaan

MAKP dilaksanakan sesuai dengan jadwal mulai 05 Maret – 18 Maret


2018.

d. Kriteria Evaluasi

1) Struktur
73

Model asuhan keperawatan professional sebelum dilaksanakan di


ruang Wijaya Kusuma C RSUP dr. Soedono Madiundikoordinasikan
dengan pembimbing dan atas persetujuan dari pembimbing.

2) Proses

Selama pelaksanaan model asuhan keperawatan professional di


ruangWijayaKusuma CRSUP dr. Soedono Madiun sesuai dengan rencana.

3) Hasil

Pemahaman mahasiswa dan perawat di RSUP dr. Soedono Madiun


tentang Model asuhan keperawatan professional meningkat.

3.3 Penerimaan Pasien Baru

Penanggung jawab :Fitriyah Hanum S.Kep

1. Tujuan
a. Menerima dan menyambut kedatangan pasien dengan hangat dan
b. Meningkatkan komunikasi antara perawat dan pasien
c. Mengetahui kondisi dan keadaan pasien secara umum
d. Menurunkan tingkat kecemasan pasien saat MRS

2. Tahap penerimaan Pasien Baru

a. Menyiapkan kelengkapan administrasi


b. Menyiapkan kelengkapan kamar sesuai pesanan
c. Menyiapkan format pasien baru
d. Menyiapkan pengkajian
e. Menyiapkan inform concent sentralisasi obat
f. Menyiapkan nursing kit
g. Menyiapkan lembar tata tertib pasien dan pengunjung ruangan

3. Tahap pelaksanaan penerimaan pasien baru

a. Pasien datang di ruangan di terima oleh kepala ruangan perawat primer


dan perawat associate
b. Perawat memperkenalkan diri kepada pasien dan keluarga
c. Perkenalkan pasien baru dengan pasien lama yang sekarang
74

d. Perawat menunjukkan kamar atau tempat tidur pasien dan mengantar ke


tempat yang telah di tetapkan
e. Perawat memindahkan pasien ke tempat tidur (apabila pasien datang
dengan brankar/kursi roda) dan berikan posisi yang nyaman
f. Perawat melakukan pengkajian terhadap pasien sesuai dengan format
g. Setelah pasien tenang dan situasi memungkinkan perwat memberikan
informasi kepada pasien dan keluarga tentang orientasi ruangan,
perawatan ( termasuk perawat yang bertanggung jawab dan sentralisasi
obat), medis (dokter yang bertanggung jawab ), dan tata tertib ruangan.
h. Perawat menayakan kembali tentang kejelasan informasi yang telah di
sampaikan
i. Apabila pasien atau kelurga sudah jelas , maka di minta untuk
menandatangani inform concent sentralisasi obat
j. Perawat menyerahkan kepada pasien lembar kuisioner tentang kepuasan
pasien

4. Hal hal yang perlu di perhatikan

a. Pelaksanaan secara efektif dan efisien dilakukan oleh kepala ruangan atau
perwat primer atau perawat associate yang telah di beri wewenang
b. Saat pelaksanaan tetap menjaga privasi pasien
c. Ajak pasien komunikasi dengan baik dan terapeutik

Alur penerimaan pasien baru

PASIEN MASUK PASIEN


KELUAR

WIJAYA
IRJA KUSUMA PINDAH
IRD RUANGAN
IRNA SEMBUH
KAMAR OPERASI MENINGGAL
RUJUK
75

Gambar. 3.1 Alur penerimaan pasien baru

 Kriteria evaluasi
1) Evaluasi struktur
 Sarana dan prasarana yang menunjang antara lain lembar penerimaan
pasien baru, inform concent, sentralisasi obat, pengkajian, nursing kit,
status, lembar kuisioner tingkat kepuasan pasien , lembar tata tertip
pasien dan penunjang
 Penerimaan pasien baru pada sift pagi dilakukan oleh karu, perawat
primer, dan perawat asociate sedangkan pada sift sore dilakukan oleh
perawat primer dan perawat associate
2) Evaluasi proses
 Pasien baru di sambut oleh karu, perawat primer , dan perawat associate
 Perawat primer melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik dengan di
bantu oleh perawat associate
 Pasien baru di beri penjelasan tentang orientasi ruangan, perawatan
(termasuk sentralisasi obat, medis, serta tata tertib ruangan)
 Perawat melakukan komunikasi terapeutik dengan pasien dan keluarga

3) Evaluasi Hasil
 Hasil penerimaan pasien baru didokumentasikan dengan benar
 Pasien mengetahui tentang fasilitas ruangan, perawatan medis, serta tata
tertib ruangan
 Pasien sudah menandatangani persetujuan sentralisasi obat

3.4. Sentralisasi Obat

Penanggung jawab : Dina Oktaviana S.Kep

a. Tujuan
1) Tujuan umum

Mengaplikasikan peran perawat primer dalam pengolaan sentralisasi


obat dan mendokumentasikan haasil pengelolaan sentralisasi obat.
76

2) Tujuan Khusus
 Mengelola obat pasien : pemberian obat secara tepat dan benar sesuai
dengan prinsip 6T+1W dan mendokumentasikan hasil pengelolaan.
 Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman perawat primer dan
perawat associate dalam penerapan prinsip 6T+1W
 Meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga atas asuhan
keperawatan yang diberikan
 Meningkatkan kepatuhan pasien terhadap program terapi
b. Teknik pengelolaan obat kontrol penuh (sentralisasi)

Teknik pengelolaan obat kontrol penuh (sentralisasi)adalah


pengelolaan obat dimana seluruh obat yang diberikan pada pasien diserahkan
sepenuhnya pada perawat. Pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya oleh
perawat.

c. Penerimaan obat
1) Obat yang telah diserapkan dan telah diambil oleh keluarga diserahkan
kepada perawatdengan menerima lembar serah terimaobat.
2) Perawat menuliskan nama pasien, register, jenis obat, jumlah dan
sediaandalam kartu kontrol dan diketahui oleh keluarga /klien dalam buku
masuk obat . keluarga atau klien selanjutnya mendapatkan penjelasan
kapan/bila mana obat tersebut akan habis.
3) klien atau keluarga untu selanjutnya mendapatkan salinan obat yang harus
diminum beserta sediaan obat.
4) Obat yang telah diserahkan selanjutnya disalin dalam buku daftar
pemberian obat
d. Pembagian obat
1) Obat yang diterima selanjutnya disalin dalam buku daftar pemberian obat
2) Obat obat yang telah disiapkan untuk selanjutnya diberikan oleh perawat
dengan memperhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar pemberian
obat, dengan terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi diintruksi dokter
dan kartu obat yang ada pada klien.
3) Pada saat pemberiaan obat, perawat menjelaskan macam obat, kegunaan
obat, jumlah obat dan efek samping.
4) Sediaan obat selanjutnya dicek setiap pagi oleh kepala ruangan/petugas
yang ditunjuk dan didokumentasikan dalam buku masuk obat. Obat yang
77

hampir habis diinformasikan pada keluarga dan kemudian diminta pada


dokter penanggung jawab pasien (nursalam, 2002).
e. Penambahan obat baru
1) Informasi ini akan dimasukkan dalam buku masuk obat sekaligus
dilakukan perubahan dalam kartu sediaan obat.
2) Obat yang bersifat tidak rutin maka dokumentasi hanya dilakukan buku
masuk obat dan selanjutnaya diinformasikan oleh keluarga dangan kartu
khusus obat
f. Obat khusus
1) Sediaan memiliki harga yang cukup mahal, menggunakan rute pemberian
obat yang cukup sulit, memiliki efek samping yang cukup besar.
2) Pemberian obat khusus menggunakan kartu khusus.
3) Informasi yang diberikan oleh keluarga / klien : nama obat, kegunaan,
waktu pemberian, efek samping, penanggung jawab obat, dan wadah
obat.Usahakan terdapat saksi dari saat pemberian obat.
g. Penerimaan dan pencatatan obat
1) Obat yang diambil keluarga diserahkan pada perawat.
2) Obat yang diserahkan dicatat dalam buku masuk obat.
3) Perawat menyerahkan kembali obat pada keluaga / pasien dan
menandatangani lembar penyuluhan.
h. Pembagian obat
1) Perawat melakukan kontroling terhadap pemberian obat
2) Dicek apakah ada efek samping, pengecekan setiap pagi hari untuk
menentukan obat bener bener diminum sesuai dosis
3) Obat yang tidak sesuai/ berkurang dengan perhitungan diklasifikasi
dengan keluarga.
i. Penambahan obat
1) Penambahan obat dicatat dalam buku masuk obat
2) Melakukan penyuluhan obat baru sebelum diserahkan kepada pasien
j. Obat khusus
1) Penyuluhan obat khusus diberikan oleh perawat primer.
2) Pemberian obat khusus sebaiknya oleh perawat.
k. Rencana pelaksanaan
1) rencana strategi
 Menyusun strategi pelaksanaan sentralisasi obat penderita
 Melakukan persiapan sarana yang dibutuhkan dalam sentralisasi obat
 Membuat petunjuk teknis penyelenggarakan sentralisasi obat
 Membuat petunjuk teknis siste pendokumentasian pelaksanaan
sentralisasi obat
78

 Melaksanakan sentralisasi obat penderita bersama sama perawat


ruangan
 Mendokumentasikan hasil pelaksanaan sentralisasi obat
2) Pelaksanaan

Dilakukan pada tanggal 05 Maret – 18 Maret 2018

a) Mekanisme/alur sentralisasi obat

Dokter

Farmasi

PP/ perawat yang


menerima

Pengaturan / pengelolaan oleh perawat

Gambar 3.2 Alur sentralisasi obat

b) Kriteria evaluasi
1) Struktur
− Pelaksanaan sentralisasi obat dilaksanakan di ruang WijayaKusuma C
− Persiapan lembar persetujuan dan PP yang memberikan inform consent
2) Proses
− Pelaksanaan sentralisasi obat dilakukan sesuai dengan ruangan yang
telah ditentukan dan pasien yang telah menyetujui informed consent
untuk dilakukan sentralisasi obat
− Pelaksanaan sentralisasi obat sesuai dengan alur yang telah ditentukan
3) Hasil
− Pasien puas dengan hasil pelaksanaan sentralisasi obat
− Obat dapat diberikan secara tepat dan benar 6T dan 1 W
− Perawat mudah mengontrol pemberian obat
− Pendokumentasian pemberian obat dapat dilakukan dengan benar

3.5 Supervisi Keperawatan


79

Penanggung jawab: Ririn Dwi Ferianti S.Kep

Supervisi keperawatan adalah suatu proses pemberian sumber-sumber yang


dibutuhkan perawat untuk menyelesaikan tugas dalam rangka mencapai tujuan
(Nursalam, 2007). Teknik supervisi antara lain:

1) Secara langsung

Supervisi dilakukan secara langsung pada kegiatan yang sedang


berlangsung, dimana supervisor dapat terlibat dalam kegiatan.

Proses supervisi meliputi:

 Perawat pelaksana melakukan secara mandiri suatu tindakan keperawatan


didampingi oleh supervisor.

 Selama proses, supervisor dapat memberi dukungan, reinforcement dan


petunjuk.

 Setelah selesai, supervisor dan perawat pelaksana melakukan diskusi yang


bertujuan untuk menguatkan yang telah sesuai dan memperbaiki yang
kurang. Reinforcement pada aspek yang positif sangat penting dilakukan
oleh supervisor.

2) Secara tidak langsung

Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan.


Supervisor tidak melihat langsung apa yang terjadi di lapangan, sehingga
mungkin terjadi kesenjangan fakta. Umpan balik dapat diberikan secara
tertulis.

Pengorganisasian Supervisi Tindakan Keperawatan

Supervisi keperawatan adalah suatu proses pemberian sumber-sumber


yang dibutuhkan perawat untuk menyelesaikan tugas dalam rangka mencapai
tujuan (Nursalam, 2007)

a. Tujuan
80

1) Tujuan Umum

Mahasiswa mampu mengaplikasikan peran supervisor dalam supervisi


keperawatan dan mendokumentasikan hasil pengolaan supervisi
keperawatan sehingga tercapai pemenuhan dan peningkatan pelayanan
pada pasien dan keluarga yang berfokus pada kebutuhan, keterampilan
dan kemampuan perawat dalam melaksanakan tugas.

2) Tujuan Khusus

 Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mahasiswa dalam


melaksanakan supervisi keperawatan.

 Meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga atas asuhan


keperawatan yang diberikan.

 Meningkatkan kinerja perawat dalam memberikan asuhan


keperawatan.

b. Rencana Pelaksanaan

1) Rencana Strategi

 Menyusun konsep keperawatan

 Menentukan supervisi keperawantan

 Menyiapkan format supervisi

 Melaksanakan supervisi bersama-sama kepala ruangan

 Mendokumentasikan hasil supervisi keperawatan


81

c. Alur Supervisi Keperawatan (Nursalam, 2007)

Ka. Bid Perawatan

Kasil Perawatan

Ka. Perawatan
IRNA
Menetapkan kegiatan dan
tujuan serta instrumen / Kepala Ruangan
alat ukur
Supervisi

Menilai kinerja Perawat PP 1 PP 2

Delegasi
 Fair
PA PA
 Feed Back
 Follow Up,
pemecahan
masalah, reward / Kualitas Pelayanan
reinforcement Meningkat

Gambar 3.3 Supervisi Keperawatan

Keterangan

Kegiatan supervisi

Delegasi dan supervisi

d. Kriteria Evaluasi

1) Struktur

 Menentukan penanggung jawab supervisi keperawatan.

 Menyusun konsep supervisi keperawatan.


82

 Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik.

 Menentukan materi supervisi.

 Persiapan alat dan pasien.

2) Proses

 Melaksanakan supervisi keperawatan oleh Karu kepada perawat


primer dan perawat pelaksana.

 Perawat primer dan perawat pelaksana melaksanakan tugas sesuai


dengan diskripsi tugas masing-masing.

 Mendokumentasikan hasil pelaksanaan supervisi keperawatan.

 Karu mengisi lembar penilaian sesuai petunjuk teknis pengisian.

3) Hasil

 Mahasiswa mampu melaksanakan supervisi secara optimal.

 Supervisi dilaksanakan sesuai rencana.

 Supervisor mengevakuasi hasil supervisi.

 Supervisor memnberikan reward/feed back pada perawat primer


dan perawat pelaksana.

3.6 Ronde Keperawatan

Penerapan Ronde Keperawatan

Penanggung jawab : Anggun Prasetiya ., S.Kep

a. Tujuan

1) Tujuan umum

Setelah dilakukan ronde keperawatan mahasiswa mampu menyelesaikan


masalah pasien melalui pendekatan diskusi dan berfikir kritis.
83

2) Tujuan khusus

Setelah dilaksanakan ronde keperawatan, mahasiswa mampu:

 Menumbuhkan cara berpikir kritis dan ilmiah.

 Meningkatkan kemampuan validasi data pasien.

 Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana


keperawatan.

 Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang sesuai


dengan masalah pasien.

 Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.

b. Rencana strategi

1) Rencana tindakan

 Menentukan penderita yang akan dijadikan subjek ronde


keperawatan.

 Menentukan strategi ronde keperawatan yang akan digunakan.

 Menentukan materi dalam pelaksanaan ronde keperawatan.

 Menyiapkan petunjuk teknis pelaksanaan ronde keperawatan


termasuk menghubungi pihak-pihak terkait dalam pelaksanaan ronde
keperawatan.

 Melaksanakan ronde keperawatan bersama-sama kepada ruangan dan


staf keperawatan.

 Mendokumentasikan hasil pelaksanaan ronde keperawatan,

2) Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan : 05 Maret – 18 Maret 2018


84

c. Alur ronde keperawatan

TAHAP PRA
PP
RONDE

PENETAPAN PROPOSAL

PERSIAPAN PASIEN :
− INFORM
CONCSENT
− HASIL

PENGKAJIAN  APA YANG MENJADI


MASALAH
 CROSS CEK DATA YANG
ADA
 APA YANG
MENYEBABKAN
MASALAH TERSEBUT
TAHAP RONDE PADA BED
PASIEN VALIDASI DATA

DISKUSI KARU, PP, PERAWAT


KONSELOR dan TIM
KESEHATAN LAIN
ANALISA DATA

APLIKASI HASIL
MASALAH TERATASI ANALISA& DISKUSI

Gambar 3.4 Alur Ronde Keperawatan


d. Kriteria Evaluasi
1) Evaluasi Struktus
85

 Ronde keperawatan dilaksanakan di IRNA Wijaya Kusuma C RSUD


dr. Soedono Madiun.
 Peserta ronde keperawatan hadir ditempat pelaksanaan ronde
keperawatan.

Persiapan dilakukan tiga hari sebelumnya.
 Penyusunan proposal ronde keperawatan.
 Penentuan pasien kasus ronde keperawatan.
 Informent consent dengan pasien dan keluarga.
2) Evaluasi Proses
 Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
 Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran
telah ditentukan.
3) Evaluasi Hasil
 Pasien puas dengan hasil kegiatan.
 Masalah pasien dapat teratasi.
 Perawat dapat:
 Menumbuhkan cara berfikir yang kritis.
 Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan.
 Berorientasi pada masalah pasien.
 Meningkatkan cara berfikir yang sistematis.
 Menningkatkan kemampuan validitas data pasien.
 Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosa keperawatan.
 Meningkatkan kemampuan justifikasi.
 Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan
keperawatan.

3.7 Discharge Planning

Pengorganisasian discharge planning

a. Penanggung Jawab : Radiktya Galih S.Kep

b. Tujuan

1. menyiapkan pasien dan keluarga secara fisik, psikososial dan social


2. meningkatkan kemandirian pasien dan keluarga
86

3. meningkatkan perawatan yang berkelanjutan pada pasien


4. membantu rujukan pasien pada system pelayanan
5. membantu pasien dan keluarga memiliki pengetahuan dan keterampilan
dalam memperbaiki sikap serta mempertahankan status pasien
6. melaksanakan tentang perawatan rumah sakit dan masyarakat

c. Rencana Strategi

1) Rencana tindakan

 Menentukan penanggung jawab discharge planning


 Menentukan materi discharge planning
 Menentukan pasien yang akan dijadikan subyek discharge planning
 Menentukan pelaksanaan discharge planning
 Pelaksanaan discharge planning

2) Pelaksanaan

 Pelaksanaan dilakukan pada Mnggu ke-2 dan ke-3

d. Kriteria Evaluasi

1) Struktur

 Persiapan pasien, peralatan, status, kartu, dan lingkungan


 Menyusun struktur pelaksanaan discharge planning

2) Proses

 Discharge planning dilaksanakan pada setiap pasien pulang


 Materi yang disampaikan sesuai kebutuhan pasien

3) Hasil

 Terdokumentasinya pelaksanaan pasien pulang


 Pasien dan keluarga dapat mengetahui perawatan dirumah tentang
 Aturan diet, obat yang harus diminum dirumah, aktivitas, yang harus
dibawa pulang rencana control, yang perlu dibawa saat control, jadwal
pesan khusus.

e. Alur discharge planning


87

Perencanaan Pulang PP dibantu PA

Kondisi pasien
1. Tentang penyakit pasien
2. Klinis dan pemeriksaan penunjang
3. Tingkat ketergantungan
4. Pengobatan pasien

Perencanaan Pulang

PROGRAM HEALT EDUCATION


1.kontrol dan obat atau perawat
2.Gizi
3.Aktivitas
4.perawatan diri

Persetujuan Pasien Pulang


( Discharge Planning )

Gambar 3.5 alur discharge planning

3.8 Timbang Terima

Penerapan timbang terima

a. Penanggung jawab : Gatin Yulia S.kep


b. Tujuan
1) Tujuan umum

Setelah dilaksanakan praktek –praktek klinik manajemen keperawatan


diharapkan ruang wijayaKusuma C menerapkan prosedur timbang terima
secara optimal.

2) Tujuan Khusus
 Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien.
 Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.
88

 Akan terjalin suatu hubungan kerjasama yang bertanggung jawab


antar anggota tim perawat
 Terlaksana asuhan keperawatan terhadap pasien yang
berkesinambungan.
c. Rencana strategi kegiatan
 Menyusun teknik timbang terima bersama – sama dengan staf perawat
 Menentukan materi timbang terima penderita
 Membuat format timbang terima penderita
 Melaksanankan timbang terima bersama-sama dengan kepala ruangan dan
staf keperawatan
 Mendokumentasikan hasil timbang terima penderita.

d. Alur timbang terima


PASIEN

DIAGNOSE MEDIS
DIAGNOSA
MASALAH
KOLABORATIF KEPERAWATAN

RENCANA
TINDAKAN

YANG TELAH DI YANG AKAN DILAKUKAN


LAKUKANDILAKUKAN

PERKEMBANGA
N KEADAAN
PASIEN

MASALAH:
TERATASI
BELUM
SEBAGIAN
BARU
89

Gambar 3.6 alur timbang terima

e. Kriteria evaluasi
1) Evaluasi struktur

Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia
antara lain :

 Catatan timabang terima


 Status pasien
 Kelompok shif timbang terima

Kepala ruangan selalu memimpin kegiatan timbang terimayang


dilaksanankan pada pergantian shif, yaitu malam ke pagi dan pagi ke sore.
Kegiatan timbang terima pada shif sore ke malam dipimpin oleh perawat
primer yang bertugas pada saat itu.

2) Evaluasi proses

Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan dan dilaksanakan


oleh semua perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti shift.
Perawat primer mengoperkan ke perawat primen berikutnya yang akan
mengganti shift, timbang terima pertama dilakukan di nurse station. Isi
dtimbang terima mencakup jumlah pasien, diagnosis keperawatan,
intervensi, yang belum atau sudah dilakukan. Waktu untuk setiap pasien
tidak lebih dari lima menit saat validasi.

3) Evaluasi Hasil

Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pengertian shif setiap


perawat dapat mengetahui perkembangan pasien, komunikasi antar
perawat berjalan dengan baik.
90

3.9 Dokumentasi Keperawatan

Dokumentasi adalah semua catatan otentik yang dapat di buktikan dan


dapat di jadikan bukti dalam persoalan hukum dokumentasi keperawatan adalah
keterangan tertulis dari seluruh pelayanan keperawatan yang diberikan kepada
pasien, baik pasien yang mengalami rawat inap ataupun rawat jalan.

1. Penanggung jawab : Frendika Aji S, S.Kep


2. Tujuan

a. Tujuan umum

Mahasiswa mampu menerapkan system dokumentasi keperawatan


dengan benar di ruang Wijaya Kusuma C di RSUD dr. Soedono Madiun.

b. Tujuan khusus

Mendokumentasikan asuhan keperawatan :

1) Mendokumentasikan pengkajian keperawatan


2) Mendokumentasikan diagnosis keperawatan
3) Mendokumentasikan perencanaan keperawatan
4) Mendokumentasikan pelaksanaan keperawatan
5) Mendokumentasikan evaluasi keperawatan
6) Mendokumentasikan pengelolaan logistic dan obat
7) Mendokumentasikan HE (health education) melalui kegiatan
perencanan pulang
8) Mendokumentasikan timbang terima
9) Mendokumentasikan kegiatan supervise
3. Rencana Strategi
a. Menyusun format pengkajian model ROS ( Review Of System )
b. Mendiskusikan format pengkajian dan pendokumentasian yang telah
dibuat sesuai demham diagnose keperawatan yang sering di ruang
WijayaKusuma C RSUD dr. Soedono Madiun
c. Menyiapkan petunjuk teknis pengisian format dokumentasi keperawatan
d. Melaksanakan pendokumentasian bersama dengan perawat ruangan
91

e. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan dokumentasi keperawatan.


4. Metode

Melakukan pendokumentasian asuha keperawatan yang terdiri dari :

a. Lembar penerimaan pasien baru


b. Lembar format pengkajian menggunakan ROS (Review Of System)
c. Lembar advice dokter
d. Analisa data (disesuaikan berdasarkan prioritas)
e. Asuhan keperawatan (diagnose, intervensi keperawatan, implementasi
keperawatan, evaluasi )
f. Lembar observasi
g. Discharge planning
h. Resume keperawatan
i. Surat persetujuan sentralisasi obat (informed concent)
j. Lembar serah terima obat
k. Daftar pemberian obat
l. Surat persetujuan tindakan medis
m. Surat permintaan konsultasi
5. Media
a. Lembar penerimaan pasien baru
b. Lembar format pengkajian menggunakan ROS (Review Of System)
c. Lembar advice dokter
d. Lembar analisa data (disesuaikan berdasarkan prioritas)
e. Lembar standart asuhan keperawatan (diagnose, intervensi keperawatan,
implementasi keperawatan, evaluasi)
f. Lembar observasi
g. Lembar discharge planning
h. Lembar resume keperawatan
i. Lembar surat persetujuan sentralisasi obat (informed concent)
j. Lembar serah terima obat
k. Lembar daftar pemberian obat
l. Lembar surat persetujuan tindakan medis
m. Lembar surat penolakan tindakan medis
n. Lembar surat permintaan konsultasi
6. Evaluasi

a. Evaluasi Struktur

Sarana dan prasarana yang menunjang antara lain lembar


penerimaan pasien baru, lembar pengkajian keperawatan, lembar advice
dokter, analisa data (disesuaikan berdasarkan prioritas). Asuhan
92

keperawatan (diagnose, intervensi keperawatan, implementasi


keperawatan, evaluasi), lembar observasi discharge planning, resume
keperawatan, surat persetujuan sentralisasi obat, lembar serah terima
medis, surat penolakan tindakan medis dan surat permintaan konsultasi.

b. Evaluasi proses

1. Perawat primer melakukan pengkajian, menentukan problem dan


intervensi sesuai SAK
2. Perawat primer mendelegasikan penulisan implementasi kepada
perawat asosiate
3. Perawat primer melakukan evaluasi setiap diagnose keperawatan yang
dilakukan setiap shif.

c. Evaluasi Hasil

1. Format dokumentasi didokumentasikan dengan lengkap, akurat,


relevan dan baru.
2. Job description yang jelas antara perawat primer dan perawat
associate.

d. Alur Dokumentasi Keperawatan

Pasien Baru PP dibantu PA

Penulisan Status Pasien Secara


Menyeluruh

Dokumentasi Hingga Pasien


Pulang

Gambar 3.7 Dokumentasi Keperawatan


93

BAB 4
PELAKSANAAN

Pada bab ini akan diuraikan aplikasi Model Asuhan Keperawatan Profesional

(MAKP) yang dilaksanakan dalam praktek manajemen keperawatan di IRNA

WijayaKusuma C pada tanggal 05 s/d 18 Maret 2018. Pelaksanaan MAKP ditekankan

pada komponen utama yaitu: (1) Penetapan tenaga keperawatan,(2) Sarana prasarana

(3) Sistem MAKP, (4) Penerimaan Pasien Baru, (5) Sentralisasi obat, (6) Timbang

Terima, (7) Discharge Planning, (8) Supervisi, (9) Ronde Keperawatan dan (10)

Dokumentasi Keperawatan.

4.1 Penataan Ketenagaan Keperawatan

4.1.1 Persiapan

Pada tahap persiapan yang dilakukan kelompok adalah sebagai berikut:

a. Menyiapkan lembar pencatatan jumlah penderita setiap hari serta

tingkat ketergantungannya.

b. Menyiapkan konsep perhitungan kebutuhan tenaga perawat

berdasarkan tingkat ketergantungan klien.

4.1.2 Pelaksanaan

a. Mengumpulkan data mengenai jumlah klien serta tingkat

ketergantungannya pada pagi, siang, malam mulai minggu kedua

sampai minggu ketiga.

b. Melakukan tabulasi data dan melaksanakan perhitungan jumlah

kebutuhan tenaga berdasarkan tingkat ketergantungan klien

95
94

c. Melakukan penghitungan jumlah tenaga yang bertugas dalam sehari

pada shift pagi, sore dan malam.

Kepala Ruangan = 1 orang

Perawat Primer = 2 orang

Perawat Associete = 8 orang

Libur = 2 orang

Jumlah = 13 orang

4.1.3 Hambatan

Kelompok tidak menemui hambatan dalam pelaksanaan perhitungan

tenaga selama praktek manajemen berlangsung.

4.1.4 Dukungan

Kepala ruangan, pembimbing ruangan perawat dan ahli gizi

memfasilitasi kebutuhan yang diperlukan serta memberi masukan, saran

yang bersifat positif pada mahasiswa saat melakukan praktek manajemen

keperawatan dan pemberian asuhan keperawatan.

4.2 Sarana dan Prasarana

4.2.1 Persiapan

Pada tahap persiapan yang dilakukan kelompok adalah sebagai berikut:

1. Menyiapkan peralatan yang difasilitasi oleh pihak Rumah Sakit

2. Menyiapkan peralatan yang difasilitasi oleh pihak kampus

3. Pengadaan inventarisasi APD dengan pendanaan mandiri


95

4.2.2 Pelaksanaan

1. Memanfaatkan peralatan yang telah tersedia dengan baik

2. Merawat sarana dan prasarana dengan baik

4.2.3 Hambatan

Kelompok tidak menemui hambatan dalam pemanfaatan sarana dan

prasarana selama praktek manajemen berlangsung. Mahasiswa menyiapkan

almari untuk tempat alat kesehatan di ruang kelolaan WK E dimana dalam

almari tersebut mahasiswa menyediakan 1 baki, 2 bak injeksi, 2 set

peralatan rawat luka, 3 bengkok, 2 kom yang berisi tupres, 1 stetoskop, 1

manset, 1 termometer, 1 reflek hammer, 3 box handscoon, 1 box masker, 4

kotak yang berisi tupres, hipafik, kasa.

4.2.4 Dukungan

Kepala ruangan, pembimbing ruangan, perawat, dan ahli gizi

memfasilitasi sarana dan prasarana diperlukan saat melakukan praktek

manajemen keperawatan, lebih utamanya untuk mensterilkan alat- alat

yang mana mahasiswa tidak mempunyai alat penyeteril.

4.3 Model Pemberian Asuhan Keperawatan

4.3.1 Persiapan

Berdasarkan hasil pengkajian, kelompok menerapkan model asuhan

keperawatan primer. Adapun bagan struktur organisasi ruangan kelolaan

mahasiswa adalah sebagai berikut :


96

TIM MEDIS KEPALA RUANGAN SARANA RS

PERAWAT PERAWAT
PRIMER 1 PRIMER 1
PA 1
PA 1 PA 2
PA 2

PASIEN PASIEN

Gambar 4.1 Bagan Pengembangan MAKP : Keperawatan Primer


(Nursalam, 2009)

4.3.2 Pelaksanaan

Uji coba penerapan model asuhan keperawatan profesional

dilaksanakan pada minggu pertama pada tanggal 03 s/d 04 Maret 2018.

Dalam uji coba masing- masing anggota kelompok berperan sebagai kepala

ruangan, perawat primer dan perawat associate dengan jadwal dinas pagi

semua.

Pelaksanaan tahap pertama minggu ke-2 dan ke-3 mulai tanggal 05

s/d 18 Maret 2018 dengan pembagian peran seperti uji coba dengan jadwal

dinas pagi, sore, dan malam.

Pada minggu ke-4 dilakukan evaluasi terhadap pelayanan MAKP

dengan hasil klien kelolaan menyatakan puas terhadap pelayanan yang

diberikan.

4.3.3 Hambatan

Kelompok tidak menemui hambatan dalam pelaksanaan MAKP

Primary Nursing di IRNA WijayaKusuma C dan untuk saat ini model


97

MAKP yang sesuai di IRNA WijayaKusuma C adalah MAKP primer yang

mana disesuaikan dengan ketenagaan perawat di IRNA WijayaKusuma C.

4.3.4 Dukungan

Adanya kerjasama dan kesempatan yang seluas-luasnya antara pihak

perawat ruangan dengan mahasiswa sebagai pelaksana. Pihak perawat

ruangan tetap memantau tindakan asuhan keperawatan mahasiswa yang

dilakukan kepada pasien WK E.

4.4 Penerimaan Pasien baru

4.4.1 Persiapan

Penerimaan klien baru sebenarnya bagian dari discharge planning,

penerimaan klien baru ini merupakan kegiatan tambahan. Persiapan

penerimaan klien baru meliputi :

1. Menunjuk penanggung jawab kegiatan penerimaan klien baru.

2. Menyusun proposal kegiatan


3. Menyiapkan kelengkapan kamar sesuai pesanan
4. Menyiapkan lembar penerimaan pasien baru, lembar serah terima

pasien baru dari ruangan lain (obat, alkes dan data pemeriksaan

penunjang yang dibawa), lembar tata tertib pasien dan pengunjung

ruangan, lembar pernyataan rawat inap, lembar persetujuan sentralisasi

obat dan format pengkajian.


5. Menyiapkan peralatan medis (Nurse Kit) yang dibutuhkan.

4.4.2 Pelaksanaan
98

Penerimaan klien baru dilaksanakan mulai tanggal 05 s/d 18 Maret

2018 penerimaan klien baru dilaksanakan pada setiap klien yang masuk

kelolaan kelompok, yaitu di IRNA WijayaKusuma C, penerimaan semua

pasien baru telah didokumentasikan oleh kelompok. Role play penerimaan

pasien baru dilaksanakan oleh PP setelah diberi infomasi oleh kepala

ruangan dan dilakukan pada Ny. M kelas I bed 2 dengan diagnosa medis

CKD stage V + Anemia pada hari Rabu, 07 Maret 2018 jam 11.00-11.30

WIB. Kepala ruangan, PP dan PA kemudian menuju ke kamar klien. Karu

memperkenalkan diri, PP, dan PA kepada klien. PP memberikan penjelasan

tentang: identitas perawat yang bertanggung jawab, penjelasan tentang

penyakit yang diderita, tindakan-tindakan yang akan diberikan, dokter

penanggung jawab dan tenaga non keperawatan (ahli gizi), hak dan

kewajiban klien, tata tertib di ruangan, orientasi sarana yang ada di

ruangan, perkenalkan klien baru dengan klien lain sekamar, penjelasan

tentang sentralisasi obat.

Pelaksanaan penerimaan pasien baru di IRNA WijayaKusuma C belum

dilakukan secara optimal, belum ada penjelasan tentang dokter yang

merawat, orientasi ruangan, serta belum ada buku penerimaan pasien baru.

4.4.3 Hambatan
99

Kelompok tidak menemui hambatan dalam pelaksanaan MAKP di

IRNA WijayaKusuma C dimana media untuk menunjukkan nurse station,

ruang dokter dan tempat-tempat lainnya mudah dicapai serta adanya

keluarga yang selalu menemani pasien. Kurangnya latihan sebelum

pelaksanaan role play, pada saat role play terlalu cepat dalam komunikasi

terhadap pasien, sikap caring perlu ditingkatkan, dan keluarga pasien

kurang kooperatif sebelum mahasiswa menjelaskan maksud dan tujuan

penerimaan pasien baru.

4.4.4 Dukungan

1. Pengorganisasian acara penerimaan pasien baru yang terstruktur.

2. Proses bimbingan pelaksanaan penerimaan pasien baru oleh

pembimbing akademik dan ruangan.

3. Adanya kerjasama dan kesempatan yang seluas-luasnya antara pihak

perawat ruangan dengan mahasiswa sebagai pelaksana.

4. Hubungan saling percaya yang terjalin antara keluarga klien dengan

pelaksana penerimaan pasien barusetelah pelaksana menjelaskan

maksud dan tujuannya.

4.5 Timbang Terima Keperawatan


100

4.5.1 Persiapan

Persiapan timbang terima mulai dilaksanakan pada minggu ke-2.

Persiapan yang dilakukan antara lain :

1. Setelah penanggung jawab timbang terima

ditunjuk, disusun proposal kegiatan.

2. Menyusun format timbang terima klien serta

petunjuk teknis pengisiannya.

3. Menyiapkan kasus kelolaan yang akan dilakukan

timbang terima keperawatan.

4. Menyiapkan pelaksanaan timbang terima.

4.5.2 Pelaksanaan

Pelaksanaan secara penuh dilaksanakan pada minggu ke-2 dan ke-3.

Pelaksanaan peran timbang terima dilaksanakan hari Rabu, 07 Maret

2018 jam 12.00 dari dinas pagi ke dinas sore, dengan jumlah 5 orang

dimana pasien Self Care dan 3 pasien Intermediate Care.

Timbang terima diawali di nurse station dengan berdoa. Timbang

terima dilakukan dengan menyampaikan : identitas klien, diagnosis

medis, keluhan klien, masalah keperawatan, data subyektif, data

obyektif, intervensi yang sudah dan belum dilaksanakan, diit dan pesan

khusus. Setelah semua klien ditimbang terimakan, perawat melakukan

validasi data dengan mendatangi klien satu persatu. Setelah validasi data

selesai perawat kembali ke nurse station dan melakukan klarifikasi.


101

Setelah itu PP, PA dan kepala ruangan menandatangani lembar timbang

terima.

Secara umum pelaksanaan timbang terima telah baik dan berjalan

dengan sesuai alur. Klarifikasi sudah dilakukan setelah validasi ke pasien.

Pelaksanaan timbang terima di IRNA WijayaKusuma C informasi

yang disampaikan paling banyak pada masalahan medis sedangkan

masalah keperawatan sering tidak dimunculkan.Timbang terima tidak

dihadiri oleh seluruh perawat yang bertugas baik shif sebelum atau shif

selanjutnya.Timbang terima dilakukan di nurse station, jarang dilakukan

validasi ke pasien.

4.5.3 Hambatan

Selama pelaksanaan tidak terdapat hambatan yang berarti karena

kerjasama yang baik antara anggota kelompok. Pelaksanaan Role Play

Timbang terima sudah bagus. Tetapi, untuk PP yang jaga pagi terlalu

cepat dalam melakukan timbang terima kepada yang perawat yang jaga

sore. Saat pelaksanaan timbang terima PA sudah besikap care pada

pasien. Tetapi, dalam pelaksanaan timbang terima masih banyak

pengunjung pasien karena Role Play dilakukan saat jam kunjung.


102

4.5.4 Dukungan

1. Proses bimbingan pelaksanaan timbang terima oleh pembimbing

klinik dan akademik.


2. Adanya kerjasama dan kesempatan yang seluas-luasnya antara pihak

perawat ruangan dengan mahasiswa sebagai pelaksana.


3. Adanya kerjasama antara teman sejawat saat melakukan timbang

terima.
4. Tersedianya fasilitas pendukung untuk kelancaran proses timbang

terima yang baik di IRNA WijayaKusuma C.

5. Klien sangat kooperatif sehingga mempermudah kelompok dalam

proses timbang terima.

4.6 Ronde Keperawatan

4.6.1 Persiapan yang dilakukan antara lain:

1. Menentukan penanggung jawab ronde keperawatan.

2. Menyusun proposal kegiatan ronde keperawatan dengan

menetapkan klien yang akan dirondekan.

3. Menyiapkan informed consent untuk pasien yang dirondekan

4.6.2 Pelaksanaan

Ronde keperawatan dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 15

Maret 2018 jam 11.00 WIB - Selesai. Ronde keperawatan dilaksanakan

pada klien “Tn.S” dengan diagnosa medis Ikterus Obstruktif +

Kolesistitis Akut (Tanpa Batu) dengan masalah keperawatan yang belum

dapat diatasi adalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan


103

tubuh dan Cemas tentang penyakitnya. Ronde keperawatan

menghadirkan dokter, Apoteker dan ahli gizi WK E.

4.6.3 Hambatan

Pasien sudah memenuhi syarat sebagai pasien yang akan di

rondekan. Akan tetapi, pada saat pelaksanaan Role Play ada beberapa

anggota tim yang tidak bisa hadir karena jadwal Role Play Ronde

Keperawatan berbenturan dengan tugas yang tidak bisa ditinggalkan.

Saat role play mendapat masukan dari Ahli Gizi dan Apoteker. Ronde

Keperawatan idealnya dilakukan di nurse station dan tidak dilaksanakan

pada jam- jam sibuk. Seperti : jam kunjung,visite, tindakan keperawatan

dan lain-lain. Namun, saat pelaksanaan Role Play Ronde Keperawatan

dilakukan pada jam kunjung, sehingga konsentrasi anggota tim ronde

kurang terpusat.

4.6.4 Dukungan

a. Ahli gizi antusias dalam mengikuti acara ronde keperawatan


b. Pasien dan keluarga bersedia dijadikan subyek dalam ronde

keperawatan
c. Pembimbing lahan selalu memperhatikan dan memberi masukan

pandangan sebelum role play dilakukan.

4.7 Sentralisasi Obat


104

4.7.1 Persiapan

1. KARU memberitahukan kepada PP pada pasien baru

akan dilakukan penjelasan tentang sentralisasi obat yang dilakukan di

wijaya Kusuma C7.


2. PP Melakukan persiapan sentralisasi obat meliputi

informed consent, format serah terima obat dan format pemberian

obat oral/ injeksi.


3. PP Melaksanakan sentralisasi obat berkolaborasi

dengan dokter dan bagian farmasi.


4. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan pengelolaan

sentralisasi obat.

4.7.2 Pelaksanaan

Pelaksanaan sentralisasi obat dilaksanakan pada minggu ke-2 dan ke-

3 dan dilaksanakan sepenuhnya oleh kelompok, mulai dari informed

concent, pengelolaan hingga pembagian obat. Kegiatan role play

sentralisasi obat dilakukan pada hari Rabu tanggal 07 Maret 2018 pukul

11.30-selesai. Kegiatan dilakukan setelah PP menyampaikan kepada

kepala ruangan bahwa akan dilakukan sentralisasi obat “Ny.M” dengan

diagnosa CKD stage V + Anemia. Kepala ruangan dan PP mendatangi

klien kemudian kepala ruangan membuka kegiatan dilanjutkan dengan PP

memberikan penjelasan kepada klien tentang pelaksanaan sentralisasi

obat termasuk penjelasan tentang dosis sehari yang diterima klien, setelah

keluarga klien mengerti dan memahami, keluarga klien menandatangani

persetujuan sentralisasi obat.


105

4.7.3 Hambatan

Pelaksanaan sentralisasi obat tidak mengalami kendala yang berarti,

karena sentralisasi yang dilakukan sesuai dengan konsep ODD (One Day

Dose) yang lebih tepatnya mengelola penerimaan dan pembagian obat

kepada klien, sehingga tidak ada obat yang kelebihan maupun

kekurangan.Pasien yang dilakukan sentralisasi obat yaitu pasien kelolaan.

4.7.4 Dukungan

1. Proses bimbingan pelaksanaan sentralisasi obat oleh pembimbing

akademik dan klinik.


2. Adanya kerjasama dan kesempatan yang seluas-luasnya antara

pihak perawat ruangan dengan mahasiswa sebagai pelaksana.


3. Hubungan saling percaya yang terjalin antara keluarga klien

dengan pelaksanaan sentralisasi obat.


4. Tersedianya fasilitas pendukung untuk kelancaran proses

sentralisasi obat yang baik di IRNA WijayaKusuma C.

4.8 Supervisi Keperawatan

4.8.1 Persiapan

1. Menentukan penanggung jawab supervisi keperawatan

2. Menyusun proposal kegiatan supervisi dengan menetapkan supervisi

tindakan keperawatan injeksi intravena.

3. Menyusun instrumen supervisi dan format lainnya.

4. Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik

4.8.2 Pelaksanaan
106

Kegiatan supervisi keperawatan yang dihadiri oleh pembimbing

akademik dan ruangan dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 13Maret

2018 jam 12.30-Selesai. Supervisi diawali pada saat PA sedang

melaksanakan kegiatan Pemberian Obat Melalui Intravena. Pelaksanaan

didelegasikan PP kepada PA, pendokumentasian kegiatan dan

penyampaian hasil supervisi oleh kepala ruangan.

Di IRNA WijayaKusuma C sudah dilakukan supervisi oleh kepala

ruangan yang dilaksakan.

4.8.3 Hambatan

Saat pelaksanaan Role Play supervisi keperawatan, Pasien yang

dilakukan tindakan bukan pasien kelolaan kelompok, karena pada saat

role play supervisi (injeksi) pasien kelolaan sudah di mendapatkan terapi

(ijeksi) saat pagi jam 08.00 WIB.

4.8.4 Dukungan

1. Proses bimbingan pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh

pembimbing ruangan dan akademik berjalan lancar sebelum

dilakukan kegiatan.
2. Adanya kerjasama dan kesempatan yang seluas-luasnya antara pihak

perawat ruangan dengan mahasiswa sebagai pelaksana.


3. Tersedianya fasilitas pendukung untuk kelancaran proses supervisi

yang baik di IRNA WijayaKusuma C.

4.9 DischargePlanning

4.9.1 Persiapan yang dilakukan antara lain :


107

1. Ditunjuk penanggung jawab discharge planning

2. Penanggung jawab menyusun proposal dan menyiapkan format

discharge planning yang dibuat mahasiswa

3. Penanggung jawab membuat leaflet sesuai dengan kasus.

4. Menyiapkan pasien kelolaan yang akan dilakukan discharge

planning

5. Mengadakan pendekatan dengan klien dan keluarga mengenai

discharge planning.

6. Mengadakan pendekatan dengan tim kesehatan lain untuk persiapan

discharge planning.

4.9.2 Pelaksanaan

Pelaksanaan discharge planning pada hari Selasa, tanggal 13 Maret

2018 yang dilakukan oleh PP, antara lain:

1. PP memberikan HE (Health Education) pada klien mulai klien

datang, selama perawatan dan saat akan pulang atau yang

direncanakan pulang meliputi : diet, obat, aktivitas, istirahat, tempat

dan waktu kontrol, apa saja yang dibawa pulang dan yang dibawa

kontrol serta hal-hal yang harus diperhatikan.

2. Saat ada rencana klien pulang, PP memberikan penjelasan, kartu

perencanaan pulang dan leaflet kepada keluarga.

3. Setelah klien mendapatkan discharge planning, maka keluarga klien

menandatangani format discharge planning.


108

4. Kegiatan role play discharge planning yang dihadiri oleh

pembimbing klinik dan akademik berlangsung pada hari Selasa

tanggal 13 Maret 2018 jam 12.00 WIB. Discharge planning

diberikan kepada keluarga klien “Tn.W” dengan diagnosis “Efusi

Pleura+ Susp TB+DM”.

4.9.3 Hambatan

Idealnya discharge planning dilakukan dengan pemberian informasi

baik secara lisan maupun menggunakan leaflet. Didalam pelaksanaan

discharge planning yang dilakukan di ruang WK E pemberian informasi

dilakukan secara lisan, ahli gizi tidak memberikan leaflet tentang diit

penyakit yang harus dijalani. Dan saat discharge planning perawat

memberikan kartu kontrol dan menjelaskan jadwal kontrol saja.


Pada saat role play discharge planning pasien yang di gunakan adalah

pasien dari ruang E4 yang memang pada saat itu sudah ada rencana untuk

pulang. Pemberian informasi atau health Education Pada pasien sudah

dilakukan, dalam pelaksanaannya PP dan PA kurang percaya diri dalam

menyampaian informasi mengenai penyakit yang diderita pasien.

4.9.4 Dukungan

1. Proses bimbingan pelaksanaan Discharge Planning oleh pembimbing

akademik dan klinik.

2. Adanya kerjasama dan kesempatan yang seluas-luasnya antara pihak

perawat ruangan dengan mahasiswa sebagai pelaksana.


3. Adanya kerjasama antara teman sejawat saat melakukan Discharge

Planning.
109

4. Tersedianya fasilitas pendukung untuk kelancaran proses Discharge

Planningyang baik di IRNA WijayaKusuma C.

4.10 Dokumentasi Asuhan Keperawatan

4.10.1 Persiapan

Pendokumentasian asuhan keperawatan dilakukan pada tanggal

05-18 Maret 2018. Format asuhan keperawatan yang disediakan terdiri

dari lembar penerimaan pasien baru, lembar serah terima pasien

baru,tata tertib WK E, . Format asuhan keperawatan yang disediakan

terdiri dari lembar penerimaan pasien baru, lembar pernyataan umum

saat masuk RS, lembar persetujuan tindakan, lembar penolakan

tindakan, lembar persetujuan sentralisasi obat, lembar serah terima

obat, format pengkajian, lembar monitoring resiko pasien jatuh, lembar

observasi cairan, lembar observasi vital sign, lembar jadwal pemberian

obat injeksi dan oral, lembar cacatan perkembangan pasien

Terintegrasi (CPPT), lembar laporan hasil laboratorium, lembar catatan

perkembangan keperawatan, lembar asuhan keperawatan, lembar

SAK, lembar discharge planning dan resume keperawatan.

4.10.2 Pelaksanaan
110

Proses pelaksanaan pengisian dokumen mulai tahap pengisian

format lembar penerimaan pasien baru (DK1), lembar pernyataan

umum saat masuk RS (DK2), lembar persetujuan tindakan (DK3),

lembar penolakan tindakan (DK4), lembar persetujuan sentralisasi

obat (DK5), lembar serah terima obat (DK6), format pengkajian

(DK7), lembar monitoring resiko pasien jatuh (DK8), lembar

observasi cairan (DK9), lembar observasi vital sign (DK10), lembar

jadwal pemberian obat injeksi dan oral (DK11), lembar cacatan

perkembangan pasien Terintegrasi (CPPT) (DK12), lembar laporan

hasil laboratorium (DK13), lembar catatan perkembangan

keperawatan (DK14), lembar asuhan keperawatan (DK15), lembar

SAK (DK16), lembar discharge planning (DK17) dan resume

keperawatan (DK18).

PP dalam pengisian dokumen juga dibantu oleh PA terutama

jika PP sedang melaksanakan tugas lain atau jika intensitas kesibukan

tinggi misalnya jumlah klien baru yang banyak. Jumlah dokumentasi

yang berhasil kami lengkapi sebanyak 20 klien mulai tanggal 05-18

Maret 2018 dengan rata-rata hari rawat inap < 6 hari.

4.10.3 Hambatan
111

Hambatan yang dialami dalam pelaksanaan adalah sebagai berikut:

1. Pada awal pelaksanaan MAKP terdapat beberapa perubahan

format dan susunan dokumentasi.

2. Kesulitan mengisi format dokumentasi keperawatan karena ada

beberapa format yang mengakibatkan duplikasi penulisan

3. Karena kesibukan dan kegiatan role play yang lain dalam proses

pendokumentasian kurang maksimal

4.10.4 Dukungan

Kepala ruangan dan Perawat ruangan memberikan dukungan

terhadap pelaksanaan manajemen dengan tidak memberi beban

tambahan kepada mahasiswa dan pembimbing memberikan saran

yang memudahkan kelompok melaksanakan proses dokumentasi

keperawatan

4.11 Money (M4)

4.11.1 Persiapan

Biaya perawatan diperoleh dari biaya operasional rutin dari RS

dan dari pihak klien melalui BPJS PBI dan non PBI ,serta umum.

4.11.2 Pelaksanaan

Biaya digunakan untuk memfasilitasi perawatan klien serta

perawatan sarana dan prasarana penunjang.

4.11.3 Hambatan
112

Tidak ada hambatan dari segi pembiayaan dalam pelaksanaan

MAKP primer ini.

4.11.4 Dukungan

Kelas pelayanan kliendi IRNA WijayaKusuma C adalah kelas 1

dan 2 sehingga dengan penjamin BPJS PBI dan non PBI ,serta umum

sehingga pembayaran dilakukan tepat waktu dan jelas.

4.12 Marketing (M5)

4.12.1 Persiapan

Membuat leaflet yang menarik, SAP untuk PKRS dan menyiapkan

kuesioner penilaian kepuasan klien.

4.12.2 Pelaksanaan

Melakukan PKRS dan mengevaluasi kepuasan klien terhadap

pelayanan yang diberikan.

4.12.3 Hambatan

Tidak ada hambatan dari segi marketing.

4.12.4 Dukungan

Partipasi keluarga klien yang antusias terhadap PKRS dan

dukungan dari perawat ruangan untuk bimbingan PKRS.

BAB 5
EVALUASI
5.1 Evaluasi Ketenagaan Keperawatan
113

5.1.1 Evaluasi Struktur Penataan Ketenagaan Keperawatan

Dalam penataan ketenagaan keperawatan mempersiapkan format

yang diisi oleh karu berisi tentang jumlah pasien hari ini (BOR) dan tingkat

ketergntungan pasien dengan mempertimbangkan konsep pembagian

pasien pada MAKP primer (pada pasien kelolaan mahasiswa, seorang PP

pagi memberikan asuhan keperawatan pada 8 pasien selama 8 jam/hari

pada shift pagi, kemudian 7 jam berikutnya PP pagi mengoperkan pada PP

sore untuk melakukan asuhan keperawatan yang di delegasikan kepada PA

yang bertugas pada shift sore begitu juga selanjutnya pada shift malam,10

jam berikutnya PP sore mengoperkan pada PP malam untuk melakukan

asuhan keperawatan yang di delegasikan kepada PA yang bertugas pada

shift malam.

5.1.2 Evaluasi Proses Penataan Ketenagaan Keperawatan

Pada pelaksanaan penataan ketenagaan, kelompok tidak mengalami

hambatan yang berarti karena semua format sudah dipersiapkan sebelum

pelaksanaan dan adanya acuan untuk penghitungan tenaga. kelompok

dalam jumlah ketenagaan cukup karena jumlah mahasiswa yang praktek

di Wijaya Kusuma C berjumlah 13 orang dan mengelola 8 pasien

berdasarkan teori angka ketergantungan Douglas yang disesuaikan dalam

MAKP Primer yaitu seorang perawat primer memberikan asuhan

115
keperawatan pada 5-6 orang pasien.

Tabel 5.1 : Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan tenaga keperawatan


pada pasien kelolaan di ruang Wijaya Kusuma C perhari tanggal 05 – 18 Maret
114

2018

Tingkat Ketergantungan
Jumlah kebutuhan
Intermediate Intensive Perawat
Tanggal Self Care
Care Care
P S M P S M P S M P S M
05 – 3 – 2018 4 4 4 3 3 3 0 0 0 2,3 1,01 0,58
06 – 3 – 2018 5 5 5 3 3 3 0 0 0 2,47 1,15 0,58
07 – 3 – 2018 5 5 5 3 3 3 0 0 0 2,47 1,15 0,58
08 – 3 – 2018 5 6 6 2 2 2 0 0 0 1,93 1,14 0,62
09 – 3 – 2018 5 5 5 3 3 3 0 0 0 2,47 1,15 0,58
10 – 3 – 2018 6 6 6 2 2 2 0 0 0 1,93 1,14 0,62
11 – 3 – 2018 6 6 6 2 2 2 0 0 0 1,93 1,14 0,62
12 – 3 – 2018 5 5 5 3 3 3 0 0 0 2,47 1,15 0,58
13 – 3 – 2018 5 5 5 3 3 3 0 0 0 2,47 1,15 0,58
14 – 3 – 2018 6 6 6 2 2 2 0 0 0 1,93 1,14 0,62
15 – 3 – 2018 6 6 6 2 2 2 0 0 0 1,93 1,14 0,62
16 – 3 – 2018 6 6 6 2 1 1 0 0 0 1,93 1,01 0,52
17 – 3 – 2018 5 6 6 1 2 2 0 0 0 1,39 1,14 0,62
18 – 3 – 2018 6 6 6 2 2 2 0 0 0 1,93 1,14 0,62
1,93 1,12 0,59
Rata-rata kebutuhan tenaga perawat
=2 =1 =1

Total tenaga perawat :

Pagi : 2 orang
Sore : 1 orang
Malam : 1 orang
Total : 4 orang

Jumlah tenaga yang lepas dinas per hari:


4 x 65 = = 0,86 = 1orang
300

Keterangan:

- 65 adalah jumlah hari libur atau lepas dinas dalam 1tahun


- 300 adalah jumlah hari kerja efektif dalam 1 tahun
115

Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas setiap hari diruang
Wijaya Kusuma C adalah 4 orang + 1 orang struktural (kepala ruangan) + 1
orang lepas dinas = 6 orang.

5.1.3 Evaluasi Hasil Penataan Ketenagaan Keperawatan

Kebutuhan tenaga rata-rata per hari selama pelaksanaan praktek


manajemen keperawatan dapat terpenuhi sesuai dengan tingkat
ketergantungan klien.
5.1.4 Evaluasi tingkat kepuasan klien

Tingkat keberhasilan pelaksanaan penerapan metode Primary

Nursing di IRNA WijayaKusuma C di ketahui dari hasil kuesioner tingkat

kepuasan klien post perawatan.

Kriteria klien yang diberikan kuesioner adalah sebagai berikut:

a. Lama perawatan di WK E lebih dari 24 jam walaupun itu pindahan

dari ruang lain

b. Klien yang dirawat mulai tanggal 05-18 Maret 2018

Kuesioner tingkat kepuasan klien di isi oleh klien/keluarga klien

dengan menyebarkan kuesioner yang berisi 5 kategori dengan 25

pertanyaan kepada pasien yang berbentuk pilihan. Pertanyaan berisi,

1)Reliabilty (Keandalan), 2) Assurance (Jaminan), 3) Tangibles

(kenyataan),4) Empathy (Empati), 5) Responsiveness ( Tanggung Jawab)

menurut Nursalam 2015. Pertanyaan tertutup berupa: Sangat Tidak Puas,

Tidak Puas, Puas, Sangat Puas. Pada tabulasi data, untuk pilihan Sangat

Tidak Puas : 1, Tidak Puas : 2, Puas : 3, Sangat Puas : 4

Tabel 5.2 Rekap Kepuasan Pasien


116

NO RES. SP P TP STP JUMLAH


(%)
1 36 48 0 0 84
2 76 15 0 0 91
3 8 69 0 0 77
4 28 48 2 1 79
5 20 48 8 0 76
6 16 63 0 0 79
7 28 54 0 0 82
8 24 54 2 0 80
9 0 54 14 0 68
10 8 63 4 0 75
11 0 75 0 0 75
12 0 57 12 0 69
13 0 51 16 0 67
14 0 51 16 0 67
15 28 51 2 0 81
16 20 54 4 0 78
17 64 27 0 0 91
18 48 39 0 0 87
19 68 24 0 0 92
20 12 45 14 0 71
21 20 36 16 0 72
22 76 18 0 0 94
23 20 57 2 0 79
24 20 57 2 0 79
25 16 57 4 0 77
Ket:
Sangat puas = 81 -100 %
Puas = 61 -80 %
Cukup Puas = 41 - 60%
Tidak Puas = 21- 40 %
Sangat Tidak Puas = <20 %

Dari data diatas tingkat kepuasan pasien di Ruang Wijaya Kusuma C


adalah 8 orang menyatakan sangat puas, dan 17 orang menyatakan puas.
Dari 27 pasien yang tidak diberi kuesioner ada 2 pasien yaitu pasien yang
meninggal.
117

5.1.5 Distribusi tingkat ketergantungan klien kelolaan

Gambar 5.1 Diagram Jumlah pasien yang dirawat di IRNA WijayaKusuma C


tanggal 05-18 Maret 2018

5.1.6 Distribusi kasus klien kelolaan

Distribusi kasus klien kelolaan pada tanggal 05-18 Maret 2018 di IRNA

WijayaKusuma C RSUP dr.Soedono Madiun adalah sebagai berikut:


118

Tabel 5.3 Distribusi kasus klien kelolaan pada tanggal 05-18 Maret 2018
di IRNA WijayaKusuma C RSUP dr.Soedono Madiun
JENIS PENYAKIT JUMLAH PROSENTASE
CKD 4 15%
Anemia 4 15%
CVA 3 11%
Fraktur 3 11%
PJK 2 7%
Febris 2 7%
Cholic Abdomen 2 7%
Ileus Paralitik 1 4%
Efusi Pleura 1 4%
Azotemia 1 4%
Finger Thumb 1 4%
ITP 1 4%
Decomp Cordis 1 4%
Lower Ektsremity 1 4%
Jumlah 27 100%

Berdasarkan tabel diatas sepuluh kasus besar pasien kelolaan pada tanggal 05-18

Maret 2018 di IRNA Wijaya Kusuma C RSUP dr.Soedono Madiun adalah

penyakit CKD dan Anemia dengan prosentase 15%.

5.1.7 Evaluasi BOR Pasien Kelolaan


Tabel 5.4 Evaluasi BOR pasien kelolaan pada tanggal 05-18 Maret 2018 di
IRNA WijayaKusuma C RSUD dr.Soedono Madiun
No Tanggal Shift JUMLAH TEMPAT TIDUR BOR
1 5 Maret 2018 Pagi 8 bed (0 bed kosong) 8/8x100%=100%
Siang 8 bed (0 bed kosong) 8/8x100%=100%
Malam 8 bed (1 bed kosong) 7/8x100%=87,5%
119

2 6 Maret 2018 pagi 8 bed (0 bed kosong) 8/8x100%=100%


Siang 8 bed (0 bed kosong) 8/8x100%=100%
Malam 8 bed (0 bed kosong) 8/8x100%=100%
3 7 Maret 2018 Pagi 8 bed (0 bed kosong) 8/8x100%=100%
Siang 8 bed (0 bed kosong) 8/8x100%=100%
Malam 8 bed (0 bed kosong) 8/8x100%=100%
4 8 Maret 2018 Pagi 8 bed (1 bed kosong) 7/8x100%=87,5%
Siang 8 bed (0 bed kosong) 8/8x100%=100%
Malam 8 bed (0 bed kosong) 8/8x100%=100%
5 9 Maret 2018 Pagi 8 bed (2 bed kosong) 6/8x100%=75%
Siang 8 bed (0 bed kosong) 8/8x100%=100%
Malam 8 bed (0 bed kosong) 8/8x100%=100%
6 10 Maret 2018 Pagi 8 bed (1 bed kosong) 7/8x100%=87,5%
Siang 8 bed (0 bed kosong) 8/8x100%=100%
Malam 8 bed (0 bed kosong) 8/8x100%=100%
7 11 Maret 2018 Pagi 8 bed (1 bed kosong) 7/8x100%=87,5%
Siang 8 bed (0 bed kosong) 8/8x100%=100%
Malam 8 bed (0 bed kosong) 8/8x100%=100%
8 12 Maret 2018 Pagi 8 bed (2 bed kosong) 6/8x100%=75%
Siang 8 bed (0 bed kosong) 8/8x100%=100%
Malam 8 bed (0 bed kosong) 8/8x100%=100%
9 13 Maret 2018 Pagi 8 bed (0 bed kosong) 8/8x100%=100%
Siang 8 bed (2 bed kosong) 6/8x100%=75%
Malam 8 bed (0 bed kosong) 8/8x100%=100%
10 14 Maret 2018 Pagi 8 bed (0 bed kosong) 8/8x100%=100%
Siang 8 bed (0 bed kosong) 8/8x100%=100%
Malam 8 bed (0 bed kosong) 8/8x100%=100%
11 15 Maret 2018 Pagi 8 bed (0 bed kosong) 8/8x100%=100%
Siang 8 bed (0 bed kosong) 8/8x100%=100%
Malam 8 bed (0 bed kosong) 8/8x100%=100%
12 16 Maret 2018 Pagi 8 bed (0 bed kosong) 8/8x100%=100%
Siang 8 bed (1 bed kosong) 7/8x100%=87,5%
Malam 8 bed (1 bed kosong) 7/8x100%=87,5%
13 17 Maret 2018 Pagi 8 bed (2 bed kosong) 6/8x100%=75%
Siang 8 bed (0 bed kosong) 8/8x100%=100%
Malam 8 bed (0 bed kosong) 8/8x100%=100%
14 18 Maret 2018 Pagi 8 bed (0 bed kosong) 8/8x100%=100%
Siang 8 bed (0 bed kosong) 8/8x100%=100%
Malam 8 bed (0 bed kosong) 8/8x100%=100%
Rata- Rata BOR 98,21 %

Berdasarkan tabel diatas BOR rata-rata pasien kelolaan mahasiswa pada tanggal 05-

5.1.818Evaluasi ALOS
Maret 2018 di IRNA Wijaya Kusuma C adalah 98,21%

Lama waktu perawatan pada klien kelolaan sebagai berikut:

Tabel 5.5 Evaluasi ALOS pasien kelolaan pada tanggal 05-18 Maret
2018 di IRNA WijayaKusuma C RSUD dr.Soedono Madiun
No ALOS Jumlah Klien
120

1 < 6 hari 15
2 6-9 hari 11
`3 >9 hari 1

Selama periode tanggal 05- 18 Maret 2018 didapatkan rata – rata ALOS
klien kelolaan adalah < 6 hari.
5.2 Resume Ronde Keperawatan

5.2.1 Pelaksanaan

Penanggung Jawab : Anggun Prasetiya, S.Kep

Topik : Ronde keperawatan

Hari/Tanggal : Kamis, 15 Maret 2018

Waktu : 11.00 – selesai

Tempat : Ruang WK E RSUD dr. Soedono Madiun

5.2.2 Pengorganisasian

KARU : Umi Kholipah,S.Kep

PP1 : Siti Indah Nurhafifah, S.Kep

PA1 : Ahmad Firdaus Haqiqi,S.Kep

Apoteker : Anggun Prasetiya, S.Kep

Konselor : Ahli gizi WK E

Pembimbing akademik : Iswanto Karso,M.Sc.,RN

Pembimbing Klinik : Sri Suhartiningsih,S.Kep.,Ns.,M.Kes

5.2.3 Hasil Evaluasi

a. Evaluasi Stuktur
Persiapan dilakukan selama 2 hari mulai dari pembuatan proposal,

undangan, berlatih role play sampai kegiatan ronde keperawatan


121

dilakukan. Pasien yang dilakukan ronde keperawatan adalah pasien

yang mempunyai masalah keperawatan yang perlu dilakukan diskusi

untuk mencapai intervensi yang lebih tepat sesuai kelolaan dengan

kasus interna di ruang Wijaya Kusuma C RSUD dr. Soedono Madiun.

Acara dihadiri oleh:

1. Pembimbing ruangan 1 orang

2. Pembimbing akademik 1 orang

3. Ahli Gizi 1 Orang

4. Mahasiswa STIKES Pemkab Jombang sebanyak 13 orang

b. Evaluasi Proses

NO WAKTU KEGIATAN
1 11.00 Perawat Primer 1 (PP1) menghampiri Karu dan
mengatakan bahwa pasien Tn.’S’ kamar E1 mempunyai
masalah keperawatan yang belum dapat diselesaikan,
untuk itu PP1 mengajukan pada Karu untuk
diadakannya ronde keperawatan. PP1 segera
mempersiapkan apa saja yang dibutuhkan untuk ronde
keperawatan. Karu mengecek semua persiapan ronde
keperawatan dan mempersilahkan PP1 untuk melakukan
ronde keperawatan.
2 11.10 PP1 mengundang semua anggota/ tim ronde
keperawatan untuk memasuki ruang pertemuan.
3 11.20 Karu, PP1, PA1, Apoteker, supervisor, ahli gizi
berkumpul di ruang pertemuan, duduk dalam satu meja.
1. Karu membuka acara untuk ronde
keperawatan pada pasien Tn.’S’ memperkenalkan
tim dan menyampaikan tujuan diadakannya ronde
keperawatan.
2. Karu memberikan kesempatan pada PP1
untuk menjelaskan kasus/ masalah keperawatan
yang ingin di diskusikan secara singkat dan jelas.
3. PP1 menjelaskan kondisi pasien yakni
Tn.’S’, mencakup keluhan utama saat ini, riwayat
penyakit sekarang, hasil observasi terakhir, masalah
122

keperawatan yang belum dapat diselesaikan serta


intervensi yang sudah maupun yang belum
dilaksanakan.
4. Karu mempersilahkan pada anggota tim
ronde yang lain untuk mengajukan pertanyaan/
mengklarifikasi terhadap penjelasan yang telah
disampaikan oleh PP1.
5. Konselor mengajukan beberapa
pertanyaan dan kemudian dijawab oleh PP1.
6. Karu memastikan bahwa sudah tidak ada
yang perlu diklarifikasi lagi kemudian Karu
memimpin tim ronde untuk memvalidasi data ke bed
pasien.
7. Seluruh tim ronde menuju ke bed pasien
8. Karu, PP1, PA1 memvalidasi keadaan
pasien.
9. Karu memimpin tim ronde untuk kembali
ke ruang pertemuan setelah validasi data selesai
guna mendiskusikan lebih lanjut masalah pasien.
10. Karu mempersilahkan pada PP1 dan
PA1, Konselor,
11. pembimbing akademik, ahli gizi untuk
menyampaikan saran/ masukannya.
12. Karu mempersilakan PP1 untuk
menanggapi masukan atau saran yang telah
disampaikan oleh PP2, Konselor Karu, Supervisor,
perawat senior, pembimbing akademik.
13. Karu mempersilakan mendiskusikan dan
intervensi apa yang tepat dalam menyelesaikan
masalah pasien yang akan dilaksanakan.
14. Karu menyimpulkan hasil diskusi.
15. Karu menyampaikan kesimpulan dari
diskusi yang telah dilaksanakan.
1). Ahli Gizi Memberikan Diit Rendah
lemak untuk penyaki yang diderita klien.
2). PA1 menyarankan agar memberikan
motivasi kepada klien untuk menghabiskan porsi
makan..
3). Memberikan health education tentang
Makan sedikit tetapi sering.
4). Penenuhan gizi pasien harus
diperhatikan.
16. Karu mendelegasikan pada PP1 untuk
melaksanakan/ menerapkan hasil diskusi yang telah
123

diperoleh.
17. Karu menutup ronde keperawatan.
4 12.00 Diskusi dengan pembimbing Klinik dan akademik :.
1. Sri Suhartiningsih,S. Kep.,Ns.,M.Kes
Pelaksanaan ronde keperawatan sudah cukup
baik.
2. Iswanto Karso,M.Sc.,RN
Pelaksanaan proses ronde keperawatan Sudah
baik dan perlu ditingkatkan lagi. Peran Karu,
PP1, dan PA1 sudah dapat dilaksanakan dengan
baik.
5 12.15 Kegiatan ronde keperawatan berakhir

c. Evaluasi Hasil
1. Kegiatan dihadiri oleh 1 pembimbing akademik dan 1 pembimbing

ruangan,ahli gizi
2. Selama kegiatan, masing-masing mahasiswa bekerja sesuai dengan

peran masing-masing tetapi belum maksimal


3. Kegiatan berjalan lancar dan tujuan mahasiswa tercapai dengan

baik tetapi kurang memuaskan.

5.2.4 Hambatan

Pasien sudah memenuhi syarat sebagai pasien yang akan di rondekan.

Akan tetapi, pada saat pelaksanaan Role Play ada beberapa anggota tim

yang tidak bisa hadir karena jadwal Role Play Ronde Keperawatan

berbenturan dengan tugas yang tidak bisa ditinggalkan. Saat role play

mendapat masukan dari Ahli Gizi dan Apoteker. Ronde Keperawatan

idealnya dilakukan di nurse station dan tidak dilaksanakan pada jam- jam

sibuk. Seperti : jam kunjung,visite, tindakan keperawatan dan lain-lain.

Namun, saat pelaksanaan Role Play Ronde Keperawatan dilakukan pada

jam kunjung, sehingga konsentrasi anggota tim ronde kurang terpusat.


124

5.2.5 Dukungan

a. Ahli gizi antusias dalam mengikuti acara ronde keperawatan


b. Pasien dan keluarga bersedia dijadikan subyek dalam ronde
keperawatan
c. Pembimbing lahan selalu memperhatikan dan memberi masukan

pandangan sebelum role play dilakukan.

5.3 Resume Supervisi Keperawatan

5.3.1 Pelaksanaan

Penanggung Jawab : Ririn Dwi Ferianti, S.Kep

Topik : Supervisi Pemberian Obat Melalui Intravena

Hari/Tanggal : Rabu, 13 Maret 2018

Waktu : 12.30 – Selesai

Tempat : Ruang Wijaya Kusuma C RSUD dr.Soedono


Madiun
5.3.2 Pengorganisasian

KARU : Abed Nego.S,S.Kep

PP1 : Nur Wulandari, S.Kep

PA1 : Dina Oktaviana,S.Kep

Pembimbing akademik : Dr. Sestu Retno DA,S.Kp.,M.Kes

Pembimbing Klinik : Sri Suhartiningsih,S.Kep.,Ns.,M.Kes

5.3.3 Hasil evaluasi:


a. Evaluasi struktur
Persiapan dilakukan selama 3 hari mulai dari pembuatan proposal,

berlatih role play sampai kegiatan supervisi injeksi dilakukan. Acara


125

tepat waktu sesuai jadwal pada Gannt Chart. Supervisi dilakukan oleh

kepala ruangan kepada perawat primer dan perawat associate.

Acara dihadiri oleh:

1. Pembimbing ruangan 1 orang

2. Pembimbing akademik 1 orang

3. Mahasiswa STIKES Pemkab Jombang sebanyak 13 orang

b. Evaluasi proses
No Waktu Kegiatan
1 12.30 KARU memanggil Perawat Primer untuk datang
keruangan dalam hal pemberitahuan tentang
kegiatan supervisi.
2 12.35 Perawat primer memberitahu kepada perawat
associate untuk menyiapkan dokumentasi yang
akan di supervisi .
3 12.40 Melakukan supervisi tidak langsung karu melihat
dokumentasi di ruang karu setelah dilihat karu
mengoreksi dan meyuruh PP untuk melaporkan
dokumentasinya kemudian KARU memberikan
pertanyaan ke PP apa yang kurang, kemudian
karu memberikan masukan atas kekurangannya.
4 12.55 Diskusi dengan dan pembimbing.
Dr. Sestu Retno D.A, S.Kp.,M.Kes
- Seharusnya Karu harus sudah menguasai
dokumentasi keperawatan yang akan
disupervisi.
- PP lebih pasif karena tidak menjelaskan
dengan detail tentang dokumentasi yang
dilaksanakan
- PA sudah aktif.
5 13.15 Kegiatan supervisi berakhir.
c. Evaluasi Hasil
1. Kegiatan dihadiri oleh 1 pembimbing ruangan dan 1 orang
pembimbing akademik.
2. Selama kegiatan, masing-masing mahasiswa bekerja sesuai dengan
peran masing-masing.
126

3.Kegiatan berjalan lancar dan tujuan mahasiswa tercapai dengan baik.

5.3.4 Hambatan
Saat pelaksanaan Role Play supervisi keperawatan, Pasien yang

dilakukan tindakan bukan pasien kelolaan kelompok, karena pada saat role

play supervisi (injeksi) pasien kelolaan sudah di mendapatkan terapi

(ijeksi) saat pagi jam 08.00 WIB.

5.3.5 Dukungan

1. Proses bimbingan pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh

pembimbing ruangan dan akademik berjalan lancar sebelum dilakukan

kegiatan.
2. Adanya kerjasama dan kesempatan yang seluas-luasnya antara pihak

perawat ruangan dengan mahasiswa sebagai pelaksana.


3. Tersedianya fasilitas pendukung untuk kelancaran proses supervisi

yang baik di IRNA WijayaKusuma C.

5.4 Resume Timbang Terima

5.4.1 Pelaksanaan

Penanggung Jawab : Gatin Yulia, S.Kep

Topik : Timbang Terima

Hari / tanggal : Rabu, 07 Maret 2018

Pukul : 12.00- selesai

Pelaksana : Dari PP Pagi ke PP sore, diikuti PA dan

Karu sebagai fasilitator

Tempat : Nurse Station, ruang Wijaya Kusuma C


127

5.4.2 Pengorganisasian

Kepala Ruangan : Gatin Yulia, S.Kep

Perawat Primer Pagi : Anggun Prasetiya, S.Kep

Perawat Associate Sore : Ririn Dwi Ferianti,S.Kep

Pembimbing Akademik : Iswanto Karso,M.Sc.,RN

Pembimbing Klinik : Sri Suhartiningsih,S.Kep.,Ns.,M.Kes

5.4.3 Hasil Evaluasi

a. Evaluasi Stuktur

1. Persiapan dilakukan selama 3 hari mulai dari

pembuatan proposal, berlatih role play sampai dengan kegiatan

timbang terima dilakukan.

2. Acara dilakukan tepat waktu sesuai dengan jadwal pada

Gann Chart

3. Pada saat timbang terima, sarana dan prasarana yang

menunjang harus dibawa antara lain : Buku catatan timbang

terima, status klien, buku laporan, barang-barang inventaris dan

buku catatan khusus serta kelompok shift timbang terima.

Acara dihadiri oleh:

1. Pembimbing ruangan 1 orang

2. Pembimbing akademik 1 orang

3. Mahasiswa STIKES Pemkab Jombang sebanyak 13 orang

b. Evaluasi Proses
NO. WAKTU KEGIATAN
128

1. 12.00 – 12.10 Melakukan timbang terima di Nurse Station.


2. 12.10 – 12.25 Melaksanakan validasi data di bed pasien
sesuai dengan perannya di ruangan pasien
3. 12.25 – 12.35 Melaksanakan diskusi pasca validasi sesuai
dengan perannya di ruangan pasien
4. 12.35– 13.00 Masukan dan saran dari supervisor:
1. Pembimbing pendidikan
 Persiapan sudah cukup baik
 Kepala ruangan sudah cukup bagus
 PP pagi terlalu cepat
menyampaikan masalah dan
tindakan yang sudah atau belum
dilakukan oleh PP pagi.
 PA siang kurang bertanya tindakan
yang belum diberikan saat ini
2. Pembimbing klinik
 Kepala ruangan sudah cukup bagus
 PP pagi terlalu cepat
menyampaikan masalah dan
tindakan yang sudah atau belum
dilakukan oleh PP pagi PP pagi
kurang jelas dalam operan dosis
obat yang diberikan
 PA siang kurang bertanya tindakan
yang belum diberikan saat ini
 PA siang sudah bersikap Care
dengan pasien
 Kurang tanda tangan bersama di
lembar timbang terima
3. Alur timbang terima cukup sesuai,
dibuka oleh kepala ruang, masing-
masing menyiapkan alat tulis untuk
mencatat keadaan pasien, dilanjutkan PP
pagi sebelumnya melaporkan ke PA sore
sampai selesai dilanjutkan validasi data
ke pasien dan kembali ke ners station
untuk klarifikasi kemudian dilanjutkan
penutupan oleh kepala ruang, tetapi
kurang tanda tangan bersama.
4. Format timbang terima diisi lengkap
sesuai jumlah pasien kelolaan.
c. Evaluasi Hasil
129

1. Masing-masing mahasiswa bekerja sesuai dengan tugas masing-

masing meskipun masih ada kekurangan.

2. Kegiatan berjalan lancar dan tujuan mahasiswa tercapai dengan

baik.

5.4.4 Hambatan

Selama pelaksanaan tidak terdapat hambatan yang berarti karena

kerjasama yang baik antara anggota kelompok. Pelaksanaan Role Play

Timbang terima sudah bagus. Tetapi, untuk PP yang jaga pagi terlalu

cepat dalam melakukan timbang terima kepada yang perawat yang jaga

sore. Saat pelaksanaan timbang terima PA sudah besikap care pada

pasien. Tetapi, dalam pelaksanaan timbang terima masih banyak

pengunjung pasien karena Role Play dilakukan saat jam kunjung.

5.4.5 Dukungan

6. Proses bimbingan pelaksanaan timbang terima oleh pembimbing klinik

dan akademik.
7. Adanya kerjasama dan kesempatan yang seluas-luasnya antara pihak

perawat ruangan dengan mahasiswa sebagai pelaksana.


8. Adanya kerjasama antara teman sejawat saat melakukan timbang

terima.
9. Tersedianya fasilitas pendukung untuk kelancaran proses timbang

terima yang baik di IRNA WijayaKusuma C.

10. Klien sangat kooperatif sehingga mempermudah kelompok dalam

proses timbang terima.


130

5.5 Resume Sentralisasi Obat

5.5.1 Pelaksanaan

Penanggung Jawab : Dina Oktaviana, S.Kep

Topik : Sentralisasi Obat

Hari / tanggal : Rabu/ 07 Maret 2018

Waktu : 11.30-selesai

Tempat : Nurse Station, Ruang WK E RSUD dr.

Soedono Madiun

5.5.2 Pengorganisasian

Kepala Ruangan : Erivia Eka Puspitasari,S.Kep

PP : Fitriyah Hanum,S.Kep

PA : Frendika Aji. S ,S.Kep

Pembimbing ruangan : Sri Suhartiningsih,S.Kep.,Ns.,M.Kes

Pembimbing akademi : Iswanto Karso,M.Sc.,RN

5.5.3 Hasil Evaluasi

a. Evaluasi Stuktur
Pada sentralisasi obat, sarana dan prasarana yang menunjang telah

tersedia antara lain : catatan sentralisasi obat, status klien, buku


131

laporan dan format inform consent. Kepala ruangan selalu memimpin

kegiatan sentralisasi obat dan PP menjelaskan sentralisasi obat.

Acara dihadiri oleh:

1. Pembimbing ruangan 1 orang

2. Pembimbing akademik 1 orang

3. Mahasiswa STIKES Pemkab Jombang sebanyak 13 orang

b. Evaluasi Proses

NO WAKTU KEGIATAN
1. 11.30 - Pelaksanaan Roleplay sedang berlangsung
- Proses sentralisasi obat di pimpin oleh kepala
12.00
ruangan dan dilaksanakan oleh perawat primer
WIB dan perawat associate yang bertugas.
- Isi sentralisasi obat mencakup jumlah obat, jenis
obat dan dosis obat yang akan diberikan pada
pasien.
2. 12.00 - Diskusi pelaksaaan role play penerimaan pasien baru :
Sri Suhartiningsih, S.Kep.,Ns.,M.Kes
12.45
PP sudah cukup bagus dalam menjelaskan tentang
WIB
tujuan sentralisasi obat dan manfaat sentralisasi obat
Iswanto Karso, M.Sc.,RN
Sudah cukup bagus

c. Evaluasi Hasil

Setiap perawat dapat mengetahui seluruh obat klien. Komunikasi

antar perawat berjalan dengan baik. Karu dan kedua PP


132

menandatangani laporan sentralisasi obat. Klien dapat mempercayakan

pengaturan dan pemberian obat kepada petugas, mampu mengelola

obat klien dengan tepat dan benar, meningkatkan kepatuhan klien

terhadap program terapi, klien dan keluarga merasa puas dengan

pengelolaan sentralisasi obat.

5.5.4 Hambatan

Pelaksanaan sentralisasi obat tidak mengalami kendala yang berarti,

karena sentralisasi yang dilakukan sesuai dengan konsep ODD (One Day

Dose) yang lebih tepatnya mengelola penerimaan dan pembagian obat

kepada klien, sehingga tidak ada obat yang kelebihan maupun

kekurangan.Pasien yang dilakukan sentralisasi obat yaitu pasien kelolaan.

5.5.5 Dukungan

1. Proses bimbingan pelaksanaan sentralisasi obat oleh pembimbing

akademik dan klinik.


2. Adanya kerjasama dan kesempatan yang seluas-luasnya antara pihak

perawat ruangan dengan mahasiswa sebagai pelaksana.


3. Hubungan saling percaya yang terjalin antara keluarga klien dengan

pelaksanaan sentralisasi obat.


4. Tersedianya fasilitas pendukung untuk kelancaran proses sentralisasi

obat yang baik di IRNA WijayaKusuma C.

5.6 Resume Discarge Planning

5.6.1 Pelaksanaan

Penanggung Jawab : Radiktya Galih,S.Kep


Hari/tanggal : Selasa, 13 Maret 2018
Jam : 12.00 – selesai
133

Tempat : IRNA WijayaKusuma C RSUD dr.Soedono


Madiun
Acara : Discharge Planning pada pasien Tn “ W”
dengan diagnose medis “Efusi Pleura+
Susp TB+DM”.

5.6.2 Pengorganisasian
Kepala Ruangan : Ririn Dwi Ferianti,S.Kep.

Perawat Primer : Ahmad Firdaus Haqiqi, S.Kep

Perawat Assosiate : Radiktya Galih, S.Kep

Pembimbing Akademik : Dr.Sestu Retno,DA.S.Kp.,M.Kes

Pembimbing Ruangan :Sri Suhartiningsih,S.Kep.,Ns.,M.Kes

5.6.3 Hasil Evaluasi

a. Evaluasi Struktur
Persiapan dilaksanakan 1 hari sebelum acara dimulai dari

pembuatan proposal, undangan dan berlatih role play. Perawat

primer yang akan memberikan discharge planning dibantu oleh

perawat associate serta kepala ruangan sebagai fasilitator

pelaksanaan discharge planning.

Acara dihadiri oleh:

1. Pembimbing ruangan 1 orang

2. Pembimbing akademik 1 orang

3. Mahasiswa STIKES Pemkab Jombang sebanyak 13 orang


134

b. Evaluasi Proses

NO. WAKTU KEGIATAN


1. 12.00 – 12.10 Melakukan persiapan di Nurse Station.
2. 12.15 – 12.45 Melaksanakan discharge planning di bed
pasien sesuai dengan perannya di ruangan
pasien
3. 12.50 – 12.55 Melakukan dokumentasi discharge planning
di nurse station
4. 13.00 – 13.30 Masukan dan saran dari pembimbing:
1. Secara keseluruhan pelaksanaan
discharge planning sudah baik.
2. Pada saat sebelum role play, PP
menjelaskan pada kepala ruangan hal
yang akan di-discharge planning-kan
ke pasien dan keluarga.
3. PA masih keragu-raguan dalam
memberikan pengarahan pada
pasien.

c. Evaluasi Hasil

1) Kegiatan dihadiri undangan pembimbing akademik 1 orang dan

1 pembimbing ruangan.

2) Kepala ruangan, PP, dan PA telah menjalankan tugas sesuai

dengan peran masing-masing.


3) Keluarga diberikan leaflet sebagai bahan tambahan

pengetahuan keluarga dan klien.


4) Keluarga Pasien kooperatif.
5) Discharge planning berjalan sesuai dengan alur, tidak terdapat

hambatan berarti. Keluarga merasa senang dan berterima kasih

karena mendapatkan informasi yang jelas tentang perawatan


135

klien selama di rumah sambil menunggu jadwal kontrol

berikutnya.

5.6.4 Hambatan
Idealnya discharge planning dilakukan dengan pemberian informasi

baik secara lisan maupun menggunakan leaflet. Didalam pelaksanaan

discharge planning yang dilakukan di ruang WK E pemberian informasi

dilakukan secara lisan, ahli gizi tidak memberikan leaflet tentang diit

penyakit yang harus dijalani. Dan saat discharge planning perawat

memberikan kartu kontrol dan menjelaskan jadwal kontrol saja.


Pada saat role play discharge planning pasien yang di gunakan adalah

pasien dari ruang E4 yang memang pada saat itu sudah ada rencana untuk

pulang. Pemberian informasi atau health Education Pada pasien sudah

dilakukan, dalam pelaksanaannya PP dan PA kurang percaya diri dalam

menyampaian informasi mengenai penyakit yang diderita pasien.

5.6.5 Dukungan

1. Proses bimbingan pelaksanaan Discharge Planning oleh pembimbing

akademik dan klinik.

2. Adanya kerjasama dan kesempatan yang seluas-luasnya antara pihak

perawat ruangan dengan mahasiswa sebagai pelaksana.


3. Adanya kerjasama antara teman sejawat saat melakukan Discharge

Planning.
4. Tersedianya fasilitas pendukung untuk kelancaran proses Discharge

Planningyang baik di IRNA WijayaKusuma C.

5.7 Resume Penerimaan Pasien Baru


136

5.7.1 Pelaksanaan

Penanggung Jawab : Fitriyah Hanum, S.Kep

Topik : Aplikasi peran, pelaksanaan penerimaan

pasien baru

Hari/Tanggal : Rabu, 07 Maret 2018

Waktu : 11.00-Selesai

Tempat : Ruang WK E7 RSUD dr. Soedono Madiun

5.7.2 Pengorganisasian

Kepala Ruangan : Erivia Eka Puspitasari, S.Kep

Perawat Primer : Fitriyah Hanum, S.Kep

Perawat Associate : Frendika Aji S. S.Kep

Pasien : Pasien baru di WK E7

Pembimbing ruangan : Sri Suhartiningsih, S.Kep.,Ns.,M.Kes

Pembimbing Akademik : Iswanto Karso,M.Sc.,RN

5.7.3 Hasil Evaluasi

a. Evaluasi Stuktur

Persiapan dilakukan selama 3 hari mulai dari pembuatan

proposal, berlatih role play sampai kegiatan penerimaan pasien baru


137

dilakukan. Pasien yang dilakukan penerimaan pasien baru adalah

pasien yang baru masuk dalam ruangan kelolaan dengan kasus interna

di ruang Wijaya Kusuma C RSUD dr. Soedono Madiun.

Acara dihadiri oleh:

1. Pembimbing ruangan 1 orang

2. Pembimbing akademik 1 orang

3. Mahasiswa STIKES Pemkab Jombang sebanyak 13 orang

b. Evaluasi Proses

No Waktu Kegiatan
1 11.00 Kepala Ruangan memberitahu Perawat Primer
bahwa ada pasien baru yang belum diberi
penjelasan tentang ruangan.
2 11.05 Kepala Ruangan meminta Perawat Primer
untuk menyiapkan penerimaan pasien baru.
3 11.05 Perawat Primer meminta Perawat Associete
untuk membantu mempersiapkan form
peneriamaan pasien baru, stetoskope,
tensimeter, termometer dan lembar pengkajian.
4 11.10 Perawat Primer memberitahu pada Kepala
Ruangan bahwa semua sudah siap
5 11.15 Kepala Ruangan bersama Perawat Primer dan
Perawat Associete menemui pasien. Kepala
Ruangan menyapa pasien, memperkenalkan
diri dan perawat yang bersamanya. Kepala
Ruangan meminta Perawat Primer
melaksanakan penerimaan pasien baru.
5 11.20 Perawat Primer meminta Perawat Associate
untuk mengobservasi klien kemudian memberi
penjelasan tentang penerimaan pasien baru,
memperkenalkan perawat yang bertanggung
jawab, dokter yang merawat, tata tertib,
orientasi ruangan, orientasi teman sesama
penderita, sentralisasi obat, menanyakan
kembali pada klien tentang penjelasan perawat.
5 11.30 Perawat Primer melapor pada Kepala Ruangan
bahwa penerimaan pasien baru telah selesai
138

5 11.35 Diskusi pelaksaaan role play penerimaan


pasien baru :
Sri Suhartiningsih, S. Kep., Ns
PA sudah melakukan pengkajian terhadap
pasien, dan hasilnya harus disampaikan kepada
PP
Iswanto Karso, M.Sc.,RN
Secara keseluruhan sudah lebih baik tapi
sebaiknya mengulang agar lebih terbiasa.
PP dalam komunikasi terhadap pasien jangan
terlalu cepat

c. Evaluasi Hasil

1.1 Kegiatan dihadiri oleh 1 pembimbing akademik dan 1

pembimbing ruangan dan 11 mahasiswa

1.2 Selama kegiatan, masing-masing mahasiswa bekerja sesuai

dengan peran masing-masing.

1.3 Kegiatan berjalan kurang lancar dan tujuan mahasiswa belum

tercapai dengan baik.

5.7.4 Hambatan

Kelompok tidak menemui hambatan dalam pelaksanaan MAKP di

IRNA WijayaKusuma C dimana media untuk menunjukkan nurse station,

ruang dokter dan tempat-tempat lainnya mudah dicapai serta adanya

keluarga yang selalu menemani pasien. Kurangnya latihan sebelum

pelaksanaan role play, pada saat role play terlalu cepat dalam komunikasi

terhadap pasien, sikap caring perlu ditingkatkan, dan keluarga pasien

kurang kooperatif sebelum mahasiswa menjelaskan maksud dan tujuan

penerimaan pasien baru.


139

5.7.5 Dukungan

1. Pengorganisasian acara penerimaan pasien baru yang terstruktur.

2. Proses bimbingan pelaksanaan penerimaan pasien baru oleh

pembimbing akademik dan ruangan.

3. Adanya kerjasama dan kesempatan yang seluas-luasnya antara pihak

perawat ruangan dengan mahasiswa sebagai pelaksana.

4. Hubungan saling percaya yang terjalin antara keluarga klien dengan

pelaksana penerimaan pasien barusetelah pelaksana menjelaskan

maksud dan tujuannya.

BAB 6
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
1) MAKP yang diterapkan oleh mahasiswa berjalan dengan baik dan mampu
meningkatkan mutu pelayanan dengan hasil evaluasi tingkat kepuasan adalah
140

8 orang menyatakan sangat puas, dan 17 orang menyatakan puas. ALOS


perawatan < 6 hari. BOR rata-rata adalah 98,21%
2) Selama praktik manajemen di ruang WK E RSUP dr. Soedono Madiun,
mahasiswa menggunakan MAKP Primary nursing, di ruangan juga
menggunakan MAKP Primary nursing
3) Pelaksanaan MAKP pada pasien kelolaan di ruang WK E RSUP dr Soedono
Madiun sudah dilaksanakan sesuai dengan peran masing-masing.
a. Pelaksanaan supervisi yang dilakukan mahasiswa berjalan dengan baik
dan perlu ditingkatkan lagi
b. Pelaksanaan sentralisasi obat pasien di ruang WK E RSUP dr. Soedono
Madiun telah dilakukan dengan sistem one day dose
c. Pelaksanaan Penerimaan Pasien Baru (PPB) sudah dilakukan dengan baik
sesuai dengan lembar penerimaan pasien baru.
d. Discharge Planing dilakukan oleh mahasiswa setiap ada pasien pulang,
dengan memberikan leaflet, kartu DP, dan HE yang dibuat oleh
mahasiswa.
e. Timbang Terima pasien yang dilakukan mahasiwa sudah berjalan dengan
baik meliputi identitas, diagnosa medis, data-data pasien, masalah
keperawatan, intervensi yang sudah dan akan dilakukan akan tetapi tidak
di cantumkan tentang diit pasien.
f. Ronde keperawatan belum dilaksanakan secara maksimal oleh mahasiswa.
Selama proses pelaksanaan inti dari ronde keperawatan belum menonjol,
seperti menganalisa data sampai pemecahan masalah keperawatan klien.
g. Pendokumentasikan pengkajian pasien dilakukan selama 2 minggu sesuai
dengan format yang dibuat 143
oleh mahasiswa.
4) Indikator jaminan mutu pada pasien kelolaan mahasiswa meliputi :
a. Kejadian dekubitus pada pasien kelolaan mahasiswa 100 % tidak
mengalami dekubitus
b. Kejadian kesalahan dalam pemberian obat tidak ada kesalahan pemberian
obat selama praktik manajemen.
141

c. Kejadian plebitis ada


d. Kejadian jatuh 100 % pasien tidak pernah mengalami jatuh selama
perawatan oleh mahasiswa praktik manajemen.
e. Selama perawatan mahasiswa melibatkan partisipasi dari keluarga pasien
sehingga semua kebutuhan perawatan diri terpenuhi dengan baik.
f. Sebagian besar pasien puas karena telah mendapatkan informasi mengenai
fasilitas yang tersedia, cara penggunaan dan tata tertib yang berlaku,
mahasiswa bersedia menawarkan bantuan kepada pasien, membantu
pasien memperoleh obat, memberi perhatian terhadap keluhan yang
dirasakan pasien, memberikan informasi tentang tindakan yang akan
dilakukan dan menjawab pertanyaan pasien atau keluarga tentang tindakan
yang dilakukan kepada pasien.

6.2 Saran
6.2.1 Untuk Ruang WK E
a. Untuk kondisi saat ini model primer merupakan alternatif terbaik
dilakukan di WK E, mengingat jumlah perawat yang tidak seimbang
dengan jumlah pasien.
b. Pelaksanaan discharge planning lebih bisa dioptimalkan dengan
melengkapi leaflet terutama untuk kasus 10 besar.
c. Pelaksanaan ronde keperawatan sebaiknya dibuat program sehingga
masalah pasien lebih cepat teratasi
d. Dokumentasi keperawatan dilakukan oleh semua perawat, diisi lengkap di
status pasien
e. Supervisi sebaiknya dilakukan rutin baik supervisi ketenagaan maupun
kelengkapan dokumentasi pasien serta sarana dan prasarana.

6.2.2 Untuk Mahasiswa


1. Untuk proses pelaksanaan asuhan keperawatan kepada pasien kelolaan
harus diterapkan pelayanan prima dengan layanan sepenuh hati.
142

2. Lebih dioptimalkan penerapkan keperawatan secara holistik yang


mencakup kebutuhan Bio-Psiko-Sosio-Spiritual.

6.2.3 Untuk Institusi


1. Komunikasi yang lancar antara mahasiswa dan dosen dapat meminimalisir
kesalahan dalam interpretasi penugasan.
2. Pemberian bimbingan dan reward dari dosen pembimbing akan
meningkatkan kinerja mahasiswa dan motivasi belajar.
3. Bimbingan dari institusi sebaiknya sesuai jadwal sebelum role play
supaya lebih terarah sebelum pelaksanaan

DAFTAR PUSTAKA

Nursalam, 2002. Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Jakarta : Salemba Medika.

Nursalam, 2007. Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.
143

Gillies, 19VIII9. Managemen Keperawatan Suatu pendekatan Sistem, Edisi


Terjemahan. Alih Bahasa Dika Sukmana dkk. Jakarta.

PSIK, 2009. Buku Panduan Manajemen Keperawatan : Program Pendidikan Ners.


Surabaya.

Nursalam, 2011. Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan


Profesional.Edisi:3.Jakarta : Salemba Medika.

Nursalam, 2015. Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Edisi:5.Jakarta : Salemba Medika.

Gillies, 19VIII9. Managemen Keperawatan Suatu pendekatan Sistem, Edisi


Terjemahan. Alih Bahasa Dika Sukmana dkk. Jakarta.

You might also like