You are on page 1of 9

PENGGUNAAN KURSI ERGONOMIS UNTUK MENGURANGI KELUHAN

NYERI OTOT RANGKA (MUSCULOSKELETAL DISORDERS)


PADA PEKERJA LAUNDRY DI WILAYAH KOTA YOGYAKARTA
Dian Sugesti Ningsih*, Lucky Herawati**, Agus Suwarni**
* JKL Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, Jl.Tatabumi 3, Banyuraden, Gamping, Sleman, DIY 55293
email: 11diansugesti@gmail.com
**JKL Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

Abstract

Musculokeletal disorders is a pain at parts of skeletal muscles felt by a person which is caused
by various factors, either internal or external. Musculoskeletal disorders is a common health pro-
blem found in industrial sectors, included in the informal ones, such as in laundry business. Iron-
ing process in laundry activities takes long duration and is a monotonous work. Many workers
experiencing pain in their skeletal muscle after ironing, of which ergonomic factor is considered
as one of the causes. Therefore, the research was intended to study about the application of er-
gonomic chair in reducing the musculoskeletal disorders among laundry workers in Yogyakarta
city by conducting a true experiment with pre-test post-test with control group design. As the
study subjects were 30 ironing workers taken from 30 laundry services selected as the sample.
They were then divided equally into two groups, i.e. 15 were allocated both in the treatment and
the control groups. Proportional cluster random technique was used in the sampling process.
The measurement of musculoskeletal pain employed a 15 item questionnaire based on the Nor-
dic Body Map questionnaire. The data then were analyzed by using Mann-Whytney test with
α=0,05 and obtained a p-value of 0,0001 which shows that the pain difference between the
control and the treatment groups was significant. In the treatment group, after using the ergo-
nomic chairs, the pain was felt decrease at waist, back, left hand and left foot; meanwhile in the
control group, the measurement results in pre-test and post-test were similar. Based on the
results, it is advised that coordination between the Licensing Office and laundry owners is need-
ed to provide ergonomic chairs for the workers to work comfortably and to avoid the muscular
skeletal disorders. For further studies it is recommended to consider nutritional status, psycho-
logical state and workload of the workers when applying the ergonomic chairs.

Keywords : ergonomic chair, skeletal muscle pain, laundry workers

Intisari

Gangguan musculoskeletal adalah keluhan pada bagian otot rangka yang dirasakan oleh sese-
orang yang disebabkan oleh berbagai faktor baik internal maupun eksternal. Keluhan nyeri otot
rangka merupakan masalah kesehatan yang sering terjadi di dunia industri, termasuk yang ber-
sifat informal seperti usaha laundry. Proses menyetrika di laundry membutuhkan waktu penger-
jaan yang panjang dan bersifat monoton. Banyak pekerja merasakan keluhan nyeri otot rangka
sesudah melakukan kegiatan ini, di mana faktor ergonomi merupakan salah satu penyebabnya.
Oleh karena itu, peneliti bermaksud untuk mengkaji tentang penggunaan kursi ergonomis terha-
dap penurunan keluhan nyeri otot rangka pada pekerja laundry di wilayah Kota Yogyakarta de-
ngan melakukan eksperimen sungguhan menggunakan rancangan pre-test post-test with control
group. Subyek penelitian adalah 30 pekerja penyetrika dari 30 usaha laundry di Kota Yogyakarta
yang terambil menjadi sampel. Subyek penelitian dibagi menjadi dua kelompok yaitu masing-
masing sebanyak 15 untuk kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Pengambilan sampel
me-makai teknik proporsional cluster random sampling. Pengukuran keluhan menggunakan
kuesio-ner yang terdiri dari 15 item pertanyaan yang diambil dari kuesioner Nordic Body Map.
Data di-analisis dengan Mann-Whitney test pada α=0,05 dan diperoleh nilai p = 0,0001 yang
menunjuk-kan bahwa ada perbedaan yang bermakna antara selisih keluhan pada kelompok
kontrol dan kelompok perlakuan. Pada kelompok perlakuan, setelah menggunakan kursi
ergonomis, penu-runan keluhan ditemui untuk pinggang, punggung, tangan kiri dan kaki kiri;
sedangkan pada ke-lompok kontrol, hampir semua keluhan pada pengukuran pre-test dan post-
test menunjukkan kesamaan. Berdasarkan hasil tersebut, diperlukan koordinasi antara Dinas
Perizinan dengan pa-ra pemilik usaha laundry untuk menyediakan kursi ergonomis agar pekerja
dapat beraktivitas de-ngan nyaman dan mencegah keluhan nyeri otot rangka. Adapun untuk
penelitian lanjutan disa-rankan untuk memperhatikan status gizi, keadaan psikologis dan beban
kerja dalam menerap-kan kursi ergonomis

Kata Kunci : kursi ergonomis, nyeri otot rangka, pekerja laundry


Sanitasi, Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol.8 No.1, Agustus 2016, Hal 1 – 8

PENDAHULUAN kecelakaan kerja yang dapat menim-


bulkan cacat tubuh hingga kematian 6).
Undang-undang Nomor 36 Tahun Berdasarkan hasil survei pendahulu-
2009 tentang Kesehatan, pada pasal an pada 12 hingga 16 Desember 2015
164 ayat 1 menyatakan bahwa upaya dengan menggunakan kuesioner Nordic
kesehatan kerja ditujukan untuk melin- Body Map terhadap 10 pekerja dari tu-
dungi pekerja agar hidup sehat dan ter- juh usaha laundry yang ada di Kelurahan
bebas dari gangguan kesehatan serta Nogotirto dan Banyuraden, diketahui
pengaruh buruk yang diakibatkan oleh bahwa 100 % pekerja di bagian penyetri-
pekerjaan1). Salah satu upaya kesehatan kaan mengalami keluhan musculoske-
kerja adalah penerapan syarat-syarat letal disorders setelah menjadi pekerja
kesehatan kerja, yang meliputi: kesehat- laundry. Keluhan terbanyak dirasakan
an pekerja, persyaratan bahan baku, pe- pada bagian bahu kanan dan betis ka-
ralatan dan proses kerja yang ergono- nan sebesar 50 %; lengan atas kanan,
mis, agar pekerjaan dapat berjalan de- pergelangan tangan kanan, betis kiri,
ngan optimal. dan pergelangan kaki kanan, masing-
Aspek-aspek ergonomi dalam suatu masing sebanyak 40 %, serta bagian le-
proses rancang bangun merupakan sa- her atas bawah, punggung, pinggang,
lah satu hal yang penting untuk menun- siku kanan, tangan kiri, dan pergelangan
jang produktivitas kerja dimana peranca- kaki kiri, masing-masing sebanyak 30 %.
ngan analisis ergonomi akan memberi- Kegiatan penyetrikaan merupakan
kan kenyamanan secara antropometri proses yang cukup lama dan tidak bisa
kepada pengguna 2). Penciptaan kondisi ditinggal atau dilakukan sambil menger-
tempat kerja yang ergonomis, bertujuan jakan pekerjaan yang lain. Selain itu, pa-
agar pekerja dapat bekerja secara aman da proses penyetrikaan, pekerja terpaku
dan nyaman, terhindar dari penyakit aki- hanya di satu pekerjaan dan satu tempat
bat kerja termasuk gangguan pada otot dengan gerakan otot yang berulang dan
seperti kesemutan, kelelahan dan nyeri. posisi kerja yang menetap, sehingga
Data Depkes RI pada tahun 2005 monoton, tidak ergonomis serta membu-
menunjukkan sebanyak 40,5 % pekerja tuhkan tenaga yang cukup banyak.
Indonesia memiliki keluhan gangguan Beberapa hal yang mungkin menjadi
kesehatan yang berhubungan dengan penyebab nyeri otot rangka yang dike-
pekerjaan, antara lain yaitu gangguan luhkan pekerja laundry, salah satunya
otot rangka sebanyak 16 % 3). Tampu- adalah kursi yang tidak ergonomis kare-
bolon 4) yang melakukan penelitian ten- na tanpa sandaran punggung. Hal terse-
tang keluhan musculoskeletal pada pe- but sesuai dengan pendapat Tarwaka 7),
kerja laundry di Kecamatan Denpasar bahwa: pelaksanaan pekerjaan yang ti-
Selatan, Kota Denpasar, Bali, memper- dak benar dan tidak sesuai dengan nor-
oleh informasi bahwa keluhan yang di- ma ergonomi dapat menyebabkan kele-
alami pekerja meliputi: bahu kanan 22 lahan dan gangguan nyeri otot rangka
orang (73,33 %), betis kiri dan betis ka- akibat kerja atau ”Gotrak”.
nan, masing-masing 17 orang (56,66 %), Kursi yang ergonomis akan mampu
serta pinggang dan bahu kiri masing-ma- memberikan postur dan sirkulasi darah
sing 16 orang (53,33 %). yang baik, sehingga membantu meng-
Musculoskeletal disorders merupa- hindari ketidak-nyamanan dan kelelah-
kan salah satu penyakit akibat dari posisi an 8). Selain itu, penggunaan kursi yang
atau sikap kerja yang salah 5). Postur didesain khusus dapat membuat pekerja
kerja yang tidak alami, seperti selalu ber- bekerja dengan sikap kerja yang dina-
diri, jongkok, membungkuk, mengangkat mis 9). Dengan penelitian ini, permasa-
dan mengangkut dalam waktu yang la- lahan keluhan nyeri otot rangka tersebut
ma dapat menyebabkan ketidak-nyama- dicoba untuk ditangani melalui pembuat-
nan dan nyeri pada salah satu anggota an kursi yang ergonomis untuk pekerja
tubuh. Kelelahan akibat kerja juga dapat laundry bagian penyetrikaan di wilayah
menimbulkan penyakit akibat kerja dan Kota Yogyakarta.
Ningsih, Herawati & Suwarni, Penggunaan Kursi Ergonomis …

METODA yang disetrika dalam sehari adalah 34,7


kg. Distribusi frekuensi karakteristik res-
Jenis penelitian yang dilakukan ada- ponden dapat dilihat pada Tabel 1.
lah eksperimen sungguhan dengan ran-
Tabel 1.
cangan pre-test post-test with control Distribusi frekuensi responden
group. Rancangan ini dipilih karena ada- menurut umur, masa kerja dan posisi kerja
nya pengelompokan anggota menjadi
Variabel n %
kelompok kontrol dan kelompok ekspe-
rimen yang dilakukan secara acak 10). Umur
Populasi penelitian adalah usaha
30 tahun 5 16,67
laundry yang sudah berizin di wilayah
Kota Yogyakarta, yang menurut data da- 31 tahun 1 3,33

ri Dinas Perizinan ada 85 unit. Sampel 32 tahun 0 0,00


sebanyak 30 usaha laundry, yang diper- 33 tahun 1 3,33
oleh melalui teknik proporsional cluster
34 tahun 9 30,00
random sampling, dibagi menjadi dua
kelompok yaitu, 15 ke dalam kelompok 35 tahun 14 46,67
eksperimen dan 15 lainnya ke dalam ke- Jumlah 30 100,00
lompok kontrol. Responden yang diambil
dari masing-masing laundry terpilih se- Masa kerja

banyak satu orang pekerja pada bagian 1 tahun 13 43,33


penyetrikaan, yang memenuhi kriteria in-
2 tahun 8 26,67
klusi yang ditetapkan, yaitu: perempuan,
usia antara 30-35 tahun, masa kerja an- 3 tahun 9 30,00

tara 1-3 tahun, dan tidak mempunyai ri- Jumlah 30 100,00


wayat penyakit yang berkaitan dengan
Posisi kerja
otot rangka maupun tulang.
Pengukuran keluhan nyeri otot rang- Berdiri 6 20,00
ka dilakukan dua kali, yaitu sebelum dan Duduk tanpa senderan 18 60,00
sesudah perlakuan yang diobservasi se-
Duduk dengan kursi pendek 4 13,33
lama tujuh hari dengan menggunakan
kuesioner yang terdiri dari 15 item per- Duduk dengan sandaran 2 6,67

tanyaan berdasarkan kuesioner Nordic Jumlah 30 100,00


Body Map.
Dapat diketahui bahwa yang paling
HASIL banyak adalah responden yang berumur
35 tahun (14 orang atau 46,67 %), me-
Jumlah laundry di Kota Yogyakarta miliki masa kerja satu tahun (13 orang
yang sudah berizin berdasarkan data da- atau 43,33 %) dan posisi kerja pada saat
ri Dinas Perizinan, adalah: di Kecamatan menyetrika duduk dengan kursi tanpa
Mantrijeron 9 unit, Gondokusuman 6 u- sandaran (18 orang atau 60,00 %).
nit, Gondomanan 1 unit, Kraton dan Pa-
kualaman 2 unit, Ngampilan 2 unit, Kota Tingkat Keluhan Nyeri Otot Rangka
Gede 7 unit, Umbulharjo 38 unit, Mer- Pengukuran keluhan nyeri otot rang-
gangsan 5 unit, Wirobrajan 6 unit, Tegal- ka dilaksanakan tanggal 27 April hingga
rejo 2 unit, Danurejan dan Gedong Te- 17 Mei 2016. Jenis keluhan yang di-
ngen 3 unit serta Jetis 4 unit. rasakan responden tersebut tersaji pada
Tabel 2. yang memperlihatkan distribusi
Karakteristik Responden jumlah keluhan yang dirasakan oleh ma-
Responden bekerja kurang lebih se- sing-masing 15 orang responden yang
lama 8 jam per hari, dimulai dari pukul ada di dalam kelompok kontrol dan ke-
08.00 sampai dengan 16.00 WIB. Ada lompok perlakuan pada bagian-bagian
beberapa laundry yang menerapkan sis- tubuh yang berbeda, yang diperoleh dari
tem kerja shift. Rata-rata berat pakaian hasil pengukuran pre-test dan post-test.
Sanitasi, Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol.8 No.1, Agustus 2016, Hal 1 – 8

Pada kelompok kontrol, banyaknya untuk setiap responden di kelompok


keluhan pada masing-masing bagian an- kontrol dan kelompok perlakuan dapat
tara pre-test dan post-test, secara umum dilihat pada Tabel 3.
hampir semua sama. Namun demikian,
untuk keluhan pada bagian kaki kiri, res- Tabel 3.
Selisih keluhan nyeri otot rangka
ponden yang merasa nyeri, jumlahnya setiap responden di ke dua kelompok penelitian
mengalami penurunan sebanyak satu
orang. Keluhan terbanyak ada pada ba- Jumlah keluhan
hu kanan dan tangan kanan, yaitu bertu- Klp kontrol Klp perlakuan
rut-turut sebanyak 14 dan 13 orang. No urut
responden

Post-test

Post-test
Pre-test

Pre-test
Selsiih

Selsiih
Tabel 2.
Distribusi jumlah keluhan responden
di ke dua kelompok penelitian
1 5 5 0 6 1 5
Jumlah keluhan
2 8 8 0 8 4 4
Klp kontrol Klp perlakuan
3 6 6 0 7 4 3
Jenis keluhan
Post-test

Post-test
Pre-test

Pre-test
Selsiih

Selsiih

4 10 11 1 11 5 6

5 5 6 1 8 4 4

Kaku leher bag atas 6 6 0 7 7 0 6 6 6 0 9 6 3

Kaku leher bag bwh 6 6 0 5 5 0 7 4 4 0 10 4 6

Nyeri bahu kanan 14 14 0 13 8 5 8 7 8 1 2 2 0

Nyeri bahu kiri 5 5 0 11 8 3 9 8 8 0 6 4 2

Nyeri punggung 8 9 1 7 1 6 10 10 10 0 6 4 2

Nyeri pinggang 9 10 1 10 2 8 11 6 6 0 7 4 3

Nyeri bokong 1 1 0 2 1 1 12 4 4 0 8 7 1

Nyeri tangan kanan 13 13 0 11 8 3 13 12 12 0 8 7 1

Nyeri tangan kiri 5 5 0 6 2 4 14 6 4 2 5 2 3

Nyeri lutut kanan 5 4 1 5 4 1 15 7 6 1 5 4 1

Nyeri lutut kiri 5 4 1 5 3 2 Jumlah 104 104 6 106 62 44

Nyeri kaki kanan 12 13 1 9 6 3 Rata-rata 6,93 6,93 0,4 7,06 4,13 2,9

Nyeri kaki kiri 11 10 1 9 5 4 SD 2,31 2,52 0,63 2,21 1,68 1,8

Nyeri paha kanan 1 1 0 2 1 1


Tabel di atas menunjukkan, bahwa
Nyeri paha kiri 1 1 0 3 1 2
rerata selisih keluhan nyeri otot rangka
pada kelompok kontrol sebesar 0,4 de-
Pada kelompok eksperimen, jumlah ngan Standard Deviation (SD) sebesar
keluhan terbanyak yang ditemui sebelum 0,63. Hampir semua jenis keluhan pada
digunakannya kursi ergonomis, adalah kelompok kontrol di awal dan akhir pene-
pada bagian bahu kanan, yaitu seba- litian sama, namun ada juga yang meng-
nyak 13 orang. Setelah penggunaan kur- alami penurunan, yaitu responden no-
si, keluhan terbanyak dirasakan pada mor 14 dengan dua keluhan; serta ada
bagian bahu kanan, bahu kiri dan tangan juga ada yang mengalami kenaikan yaitu
kanan, masing-masing oleh delapan pe- responden nomor 4 dan 5, dengan satu
kerja. Penurunan jumlah keluhan terbe- keluhan nyeri.
sar ditemui untuk bagian pinggang (8 o- Rata-rata selisih keluhan nyeri otot
rang) dan bagian punggung (6 orang) rangka pada kelompok perlakuan sebe-
Selanjutnya, rekapitulasi hasil peng- sar 2,9 dengan SD sebesar 1,8. 14 dari
ukuran jumlah keluhan nyeri otot rangka 15 responden di kelompok ini mengalami
Ningsih, Herawati & Suwarni, Penggunaan Kursi Ergonomis …

penurunan jumlah keluhan. Penurunan gunakan kursi bersandaran yang tepat


yang tertinggi dirasakan oleh responden menopang punggung, sehingga otot-otot
nomor 7 dan nomor 4 dengan enam ke- punggung terasa enak. Namun, pada ke-
luhan nyeri, serta responden nomor 1 nyataannya, duduk terlalu lama ketika
dengan lima keluhan. Adapun untuk res- menyetrika juga menimbulkan keluhan
ponden nomor 8 tidak merasakan keluh- pada pinggang dan tangan, sehingga
an, baik untuk pre-test maupun post-test. kedua posisi kerja tersebut perlu dilaku-
kan secara bergantian.
PEMBAHASAN Pekerja laundry biasanya lebih me-
milih berdiri ketika menyetrika. Menurut
Analisis Penggunaan Kursi mereka, dengan posisi tersebut, kecepa-
Ergonomis terhadap Keluhan Nyeri tan kerja menjadi lebih tinggi sehingga
Otot Rangka pakaian yang disetrika lebih banyak di-
Hasil analisis statistik dengan uji bandingkan posisi duduk.
Mann-Whitney memperoleh nilai p sebe- Ketika duduk menggunakan kursi
sar 0,0001, yang menunjukkan adanya tanpa sandaran, bagian punggung, ping-
perbedaan penurunan keluhan di antara gang dan tangan akan cepat lelah kare-
kedua kelompok penelitian. Ini berarti na tubuh dalam keadaan tegang. Seba-
bahwa penggunaan kursi ergonomis ber- liknya, berdiri dalam waktu yang lama,
pengaruh secara bermakna terhadap pe- bagian kaki, lutut dan bahu akan terasa
nurunan tingkat keluhan nyeri otot rang- kaku dan kesemutan, bahkan nyeri.
ka pekerja laundry bagian penyetrikaan. Menurut Kroemer yang dikutip oleh
Hal tersebut sesuai dengan penda- Susihono 14), ketika sikap duduk dilaku-
pat Iridiastadi 11), yaitu bahwa salah satu kan maka otot-otot bagian paha akan se-
faktor utama terjadinya gangguan pada makin tertarik dan bertentangan dengan
sistem otot rangka adalah tekanan yang bagian pinggul. Kondisi ini menyebabkan
disebabkan oleh posisi kerja. Selain itu, tulang pelvis akan ke belakang dan bagi-
faktor yang berpengaruh terhadap kese- an lumbal akan mengendor, sehingga
hatan kerja adalah yang berhubungan sisi depan invertebrate disk menjadi ter-
dengan aspek ergonomi atau sikap ker- tekan dan sekelilingnya menjadi melebar
ja, seperti pekerjaan yang berulang-u- sehingga mengakibatkan munculnya ra-
lang dan posisi kerja yang tidak ergono- sa nyeri pada punggung bagian bawah.
mis yang akan menyebabkan kelelahan, Salah satu faktor penyebab dari ke-
seperti timbulnya rasa nyeri pada otot 12). luhan nyeri otot rangka oleh pekerja se-
Hasil uji statistik tersebut juga seja- trika adalah ketidak-sesuaian antara u-
lan dengan temuan penelitian yang dila- kuran antropometri tubuh pekerja de-
kukan Asmari 13), bahwa penggunaan ngan ukuran kursi dan meja kerja. Untuk
kursi ergonomis, secara bermakna mem- itu, perlu dilakukan penyerasian.
pengaruhi tingkat kelelahan dan produk- Antropometri adalah ukuran karakte-
tivitas kerja di industri bulu mata palsu di ristik tubuh seseorang yang dijadikan da-
Desa Gading, Playen, Gunung Kidul. sar dalam merancang suatu peralatan
Posisi berdiri pada saat menyetrika atau sarana kerja agar sesuai dengan u-
sedapat mungkin harus dikurangi karena kuran tubuh pekerjanya, yaitu kursi yang
seluruh berat tubuh tertopang oleh ke- ergonomis berukuran tinggi 52 cm, pan-
dua kaki, dan kaki harus sejajar agar tu- jang 46 cm, tinggi sandaran punggung
buh tidak tergelincir 14), sehingga harus 60 cm dan lebar alas duduk 54 cm.
diganti dengan posisi duduk. Selain itu, Hasil penelitian yang menunjukkan
berdiri terlalu lama dapat menyebabkan bahwa 15 orang responden di kelompok
penggumpalan di pembuluh darah vena eksperimen mengalami penurunan kelu-
sehingga pergelangan kaki akan mem- han nyeri otot rangka setelah menggu-
bengkak karena aliran darah berlawanan nakan kursi ergonomis selama tujuh ha-
dengan gaya gravitasi. ri, disebabkan karena pekerja merasa
Menurut Susihono14), sikap duduk nyaman ketika menggunakan kursi de-
yang baik dapat dicapai dengan meng- ngan desain ergonomis tersebut. Selain
Sanitasi, Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol.8 No.1, Agustus 2016, Hal 1 – 8

itu, kondisi kursi yang digunakan sebe- sebesar 1/3 hingga 1/2 kali lebih tinggi
lumnya tidak memiliki sandaran pung- dibanding posisi berdiri. Berdasarkan pe-
gung dan pekerja biasanya menumpuk nelitian Koesyanto 17), sikap kerja duduk
kursi agar tingginya sesuai dengan meja yang membungkuk dan didukung oleh
kerja yang digunakan. desain kursi yang buruk, berisiko me-
Dalam hal ini, untuk responden yang munculkan penyakit akibat kerja berupa
tidak mengalami perubahan keluhan, bi- gangguan musculoskeletal yang dapat
sa jadi disebabkan karena pekerja ter- menimbulkan kekakuan dan kesakitan
sebut sudah terbiasa dengan keluhan pada punggung.
yang muncul, sementara bagian tubuh
yang dirasakan antara sebelum dan se- Penggunaan Kursi Ergonomis dengan
sudah menggunakan kursi ergonomis Keluhan pada Pinggang
adalah sama. Selain itu, diketahui bahwa Hasil penelitian menunjukkan bah-
beban kerja yang diterima setiap hari o- wa keluhan sakit pinggang pada kelom-
leh responden ini ternyata lebih banyak pok perlakuan mengalami penurunan
dibanding lainnya, yaitu lebih dari 50 kg. dari 10 menjadi hanya 2 orang. Hal ter-
Hasil penelitian ini juga sejalan de- sebut karena dibuatnya sandaran ping-
ngan temuan Purnomo 15), yaitu terjadi- gang pada kursi ergonomis yang sesuai
nya 87,8 % penurunan keluhan dengan ukuran pekerja yaitu bagian atas
musculo-skeletal pada pekerja di industri sandaran tersebut tidak melebihi tepi ba-
gerabah Kasongan Bantul dengan wah ujung tulang belikat, dan bagian ba-
pendekatan ergonomi total pada sistem wah setinggi garis pinggul.
kerja. Pada bagian pinggang pekerja se-
Pada kelompok eksperimen, keluh- ring merasa nyeri dan kesemutan akibat
an terbanyak sebelum penggunaan kursi adanya siksa paksa dari penggunaan
ergonomis adalah bahu kanan, yaitu se- sarana kerja yang terlalu pendek atau
banyak 13 orang. Hal tersebut disebab- tinggi 18). Dengan adanya sandaran ping-
kan karena kursi yang digunakan tidak gang yang ditambahkan pada kursi ergo-
sesuai dengan ukuran meja dan tubuh nomis yang dibuat, membuat pinggang
pekerja, sehingga tangan tidak terto- menjadi dapat ditopang, sehingga otot-
pang oleh meja dengan baik dan bahu ototnya dapat diregangkan sesekali keti-
terasa nyeri. Menurut Pheasant dalam ka pekerja istirahat dan bersandar.
Siswiyanti 16), permukaan bidang kerja
yang terlalu tinggi akan menyebabkan Keluhan Nyeri Otot Rangka Pekerja
postur tubuh pemakai menjadi tidak nya- Laundry Bagian Penyetrikaan
man dan dapat melemahkan tubuh bagi- Pekerja laundry bagian penyetrikaan
an atas atau membebani otot-otot bahu. banyak yang mengeluh bagian tangan
dan kakinya tiba-tiba merasa kesemutan
Penggunaan Kursi Ergonomis dengan dan leher terasa kaku jika terlalu banyak
Penurunan Keluhan pada Punggung pakaian yang disetrika. Setelah penggu-
Keluhan pada punggung sebelum naan kursi ergonomis ini, masih ada dua
digunakannya kursi ergonomis dirasakan responden yang mengeluh kesemutan
oleh tujuh responden, dan setelah peng- pada bagian kaki. Hal tersebut terjadi
gunaan turun menjadi satu orang saja. karena kursi belum dilengkapi dengan
Ini menunjukkan adanya penurunan jum- pijakan kaki, demikian pula dengan meja
lah keluhan pada punggung. yang digunakan, sehingga kaki mereka
Hal tersebut terjadi karena dibuat- sedikit menggantung.
nya sandaran punggung pada kursi yang Menurut Helmi 19), kekakuan locking
dipakai sehingga pekerja lebih nyaman merupakan penyakit kekakuan sendi
karena bisa menyandarkan punggung- yang terjadi secara tiba-tiba akibat blok
nya ke kursi. Menurut Kroemer dalam secara mekanis pada sendi oleh tulang
Susihono 14), posisi kerja duduk menggu- rawan. Apabila kelainan yang ada meng-
nakan kursi tanpa sandaran, akan me- akibatkan ketidak-stabilan sendi maka
naikkan tekanan pada invertebrate disk penyebabnya dapat berupa kelelahan
Ningsih, Herawati & Suwarni, Penggunaan Kursi Ergonomis …

otot. Kondisi tersebut terjadi karena pe- si ergonomis digunakan, reratanya turun
kerja setrika melakukan aktivitas yang menjadi 4,13 dengan SD 1,68
berulang-ulang dan monoton sehingga Setelah menggunakan kursi ergono-
kontraksi otot akan terjadi dan menim- mis, distribusi keluhan pada responden
bulkan rasa nyeri. mengalami penurunan jumlah yaitu pada
Menurut Guyton dan Hall dalam Su- bagian pinggang, punggung, tangan kiri
setyo 20), pada saat kontraksi otot dibu- dan kaki kiri.
tuhkan ATP (Adenosin Tri Phospate), Penggunaan kursi ergonomis yang
yang ketersediaannya tergantung pada dilakukan pada penelitian ini berpenga-
ketersediaan oksigen dan zat makanan ruh secara bermakna (p-value 0,0001)
yang dihantarkan oleh sirkulasi intramas- terhadap penurunan keluhan nyeri otot
kular. Kontraksi otot yang terjadi secara rangka pada pekerja laundry di wilayah
kontinyu dan monoton akan menyebab- Kota Yogyakarta.
kan okulasi intramaskular yang mengu-
rangi produksi ATP sehingga terbentuk- SARAN
lah asam laktat. Penurunan energi dan
akumulasi asam laktat tersebut lalu me- Dinas Perizinan Kota Yogyakarta
nimbulkan rasa nyeri dan lelah. perlu berkoordinasi dengan para pemilik
Selain faktor ergonomi, status gizi, laundry untuk menyediakan kursi ergo-
psikologis dan beban kerja juga merupa- nomis, yaitu yang menggunakan sandar-
kan faktor bagi timbulnya rasa lelah dan an punggung, agar pekerja merasa nya-
nyeri 12). Faktor-faktor tersebut dalam pe- man ketika bekerja sehingga mengura-
nelitian ini belum dapat digambarkan ka- ngi munculnya keluhan nyeri otot rangka
rena tidak dikendalikan akibat keterba- yang disebabkan oleh posisi kerja yang
tasan waktu. kurang baik.
Status gizi yang baik akan menye- Untuk melanjutkan penelitian ini, di-
babkan kapasitas kerja dan ketahanan sarankan perlu memperhatikan kondisi
tubuh juga lebih baik, dan demikian pula status gizi, keadaan psikologis dan be-
sebaliknya. Keadaan psikologis seseo- ban kerja pekerja, ketika menerapkan
rang juga mempengaruhi munculnya ke- penggunaan kursi ergonomis ini untuk
luhan. Ketika kondisi jiwa sedang tidak mengurangi keluhan nyeri otot rangka.
stabil, atau mempunyai masalah dengan
lingkungan kerja, maka kondisi fisik pe- DAFTAR PUSTAKA
kerja akan terpengaruh sehingga bekerja
tidak nyaman dan cepat merasa lelah. 1. Undang-Undang No 36 tahun 2009
Sementara itu, untuk beban kerja, tentang Kesehatan, 2009. (http://
Selama dilakukannya pengamatan pe- idn91185.pdf
nelitian, hanya diketahui berat rata-rata 2. Restantin, N. Y., Ushada, M., Ainuri
pakaian yang disetrika, yaitu pada ke- M., 2012, Desain prototipe meja dan
lompok perlakuan sebesar 34,7 kg dan kursi pantai portabel dengan inte-
pada kelompok kontrol sebesar 35 kg. grasi pendekatan ergonomi, Value
Tingginya beban kerja dan diperberat o- Engineering dan Kansei Engineer-
leh kondisi sarana kerja yang tidak ergo- ing, 14(1).
nomis merupakan faktor dominan ter- 3. Departemen Kesehatan RI, 2006.
hadap penurunan produktivitas kerja dan Profil Kesehatan Indonesia 2005
munculnya keluhan pada otot rangka 18). (http://resources/download/pusdatin/
profil-kesehatan-indonesia/profil-ke-
KESIMPULAN sehatan-indonesia-2005.pdf, diak-
ses 12 Januari 2016).
Rerata jumlah keluhan nyeri otot 4. Tampubolon, J. S., dan Adiatmika, I.
rangka pada pekerja laundry sebelum P. G., 2014. Keluhan muskuloskele-
penggunaan kursi ergonomis adalah se- tal pada pekerja laundry di Kecama-
besar 7,06 dengan SD 2,21. Setelah kur- tan Denpasar Selatan, Bali, e-Jurnal
Medika Udayana, hal. 1–9 (http://
Sanitasi, Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol.8 No.1, Agustus 2016, Hal 1 – 8

ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/ dap Tingkat Kelelahan dan Produk-


view/8862, diakses 4 Desember tivitas Kerja pada Industri Pembuat-
2015). an Bulu Mata Palsu Desa Gading
5. Ulfah, N. Harwanti, S. Nurcahyo, P. Playen Gunung Kidul, Jurusan Ke-
J., 2014. Sikap kerja dan risiko mus- sehatan Lingkungan Poltekkes Ke-
culoskeletal disorders pada pekerja menkes Yogyakarta.
laundry, Jurnal Kesehatan Masyara- 14. Susihono, W., Prasetyo, W., 2012.
kat, hal. 313–318 (http:// Jurnalkes- Perbaikan postur kerja untuk me-
mas.ui.ac.id/index.php/kesmas/ arti- ngurangi keluhan musculoskeletal
cle /view /371). dengan pendekatan Metode Owas,
6. Wibowo, H., 2013. Studi Ergonomi Jurnal Teknik Industri, hal.1-13 (http:
tenang Keluhan-Keluhan Fisik yang //journal.uad.ac.id, diakses 4 De-
Dialami Karyawan di Unit Perpusta- sember 2015.
kaan Fakultas Kedokteran Univer- 15. Purnomo, H., Manuaba, A., Adiputra
sitas Gadjah Mada Yogyakarta, N., 2007. Sistem kerja dengan pen-
Program Ilmu Perpustakaan dan Fa- dekatan ergonomi total mengurangi
kultas Adab dan Ilmu Budaya Uni- keluhan muskuloskeletal, kelelahan
versitas Islam Negeri Sunan Kali- dan beban kerja serta meningkatkan
jaga ( http://diglib.uin.saka.ac.id/ide- produktivitas pekerja industri gera-
print/8889.downdload.portalgaruda. bah di Kasongan, Bantul, Indone-
org/article. php?article=131645 sian Journal Biomedical of Science,
7. Tarwaka. 2011. Ergonomi Industri, hal.1-12 (http://ojs.unud.ac.id /index/
Dasar-dasar Pengetahuan Ergono- php/ijbs/article /view/3659, diakses 7
mi dan Implementasi K3 di Tempat Januari 2016).
Kerja, Harapan Press, Surakarta. 16. Siswiyanti., Perancangan meja kursi
8. Astutik, S. S., 2015. Hubungan an- ergonomis pada pembatik tulis di
tara desain kursi kerja dengan ke- Kelurahan Kalinyamat Wetan Kota
luhan nyeri punggung bawah pada Tegal, Jurnal Ilmiah Teknik Industri
pekerja bagian penenun di CV Pirsa Universitas Pancasakti Tegal, hal.
Art Pekalongan, Unnes Journal Of 179-191 (http://journals.ums.ac.id/in-
Public Health, hal. 61–68 (http:// dex.php/jiti/article/view/6442013, di-
journal. unnes. ac.id/sju/index.php/ akses 10 Desember 2015).
ujph, diakses 21 Januari 2016). 17. Koesyanto, H., 2013. Masa kerja dan
9. Dinata, K. I. M., Adiputra, N, dan Adi sikap kerja duduk terhadap nyeri
atmaka, I. P. G., 2015. Alternating punggung, Jurnal Kesehatan Ma-
sitting-standing posture decrease syarakat, hal. 9-14 (http://journal.un-
fatigue, musculoskeletal complaint nes.ac.id/ nju/index.php/kesmas).
and increase productivity of ironing 18. Rahmawati, Y. 2011. Sikap kerja du-
women worker in household, The duk terhadap cummulative trauma
Indonesian Journal of Ergonomic, disorders, Jurnal Kesehatan Masya-
hal.30-40 (http://ojs. unud.ac.id/in- rakat, hal. 7-13.
dex.php/jei/article/view/120262015, 19. Helmi, Z. N., 2013. Bahan Ajar
diakses 10 Desember 2015). Gangguan Musculoskeletal, Pener-
10. Notoatmodjo, S., 2010. Metodologi bit Salemba, Bandung.
Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta 20. Susetyo, J., Oes, T. I., Indonesiani,
Jakarta. S. H., 2008. Prevalensi keluhan su-
11. Iridiastadi, H., 2014. Ergonomi Su- byektif atau kelelahan karena sikap
atu Pengantar, PT. Remaja Rosda- kerja yang tidak ergonomis pada
karya, Bandung. pengrajin perak, Jurnal Teknik In-
12. Suma’mur, 2009. Hygiene Perusa- dustri IST AKPRIND, hal. 141-149
haan dan Kesehatan Kerja (Hiper- (http:// jurtek.akprind.ac.id/sites/de-
kes), CV. Sagung Seto, Jakarta. fault/files/141_149_joko_s.pdf, diak-
13. Asmari, T. N., 2014. Pengaruh Pe- ses 9 Juni 2016).
nggunaan Kursi Ergonomis terha-
Sanitasi, Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol.8 No.1, Agustus 2016, Hal 1 – 8

You might also like