Professional Documents
Culture Documents
Abstraksi
Fluida lumpur mempunyai banyak jenis yang terdiri dari banyak campuran
material dimana ditunjukan sebagai fluida non-Newtonion atau fluida viscoelastic.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji sifat-sifat kekentalan aliran dan membuat
kurva aliran untuk lumpur dengan menggunakan pipa bulat. Diameter tabung adalah
12.7 mm. tegangan geser dan gradient kecepatan didapatkan dengan perhitungan, dari
data pengukuran variasi kecepatan aliran pada masing-masing gradient tekanannya.
Nilai power low eksponen di dapat untuk masing-masing perubahan konsentrasi
larutan lumpur. Hasil menunjukan kekentalan sesaat dari larutan lumpurtidak
proposional dengan tegangan geser dan gradient kecepatan tetapi berhubungan dengan
model power law.
1
fluida ini akan mengalami perubahan mula-mula benda itu akan
jika terjadi perubahan temperatur. berdeformasi (biasanya sangat kecil),
Mud Slurry (lumpur) tetapi tidak akan terus menerus
merupakan salah satu contoh fluida berdeformasi (mengalir). Namun,
Non-Newtonion fluida ini akan cairan seperti air, minyak, dan udara
mengental seiring dengan waktu. Pada memenuhi definisi dari sebuah fluida.
kasus lumpur slurry lumpur Secara umum fluida dibagi menjadi
bercampur dengan clay sehingga tidak dua, yaitu statika fluida dan dinamika
begitu mudah untuk dialirkan karena fluida. Statika fluida adalah fluida
lumpur ini akan cendrung mengendap yang tidak bergerak (diam), dinamika
sehingga membentuk padatan/sludge fluida adalah fluida yang bergerak.
yang tidak bisa dialirkan sama sekali. Dalam penerapannya, fluida tidak
Kondisi ini dipersulit dengan terlepas dari viskositas.
kandungan padatan yang lebih tinggi
pada material yang telah terakumulasi Macam-macam Aliran Fluida
dibanding dengan lumpur segar pada Mekanika fluida adalah ilmu
pusat semburan
yang mempelajari tentang tipe-tipe aliran
2
• Steady Flow lintasannya. Ini terjadi apabila
fluida yang terjadi besar dan arah gerakan relative antara lapisan.
fluida tersebut.
• du
Non Uniform Flow τ =µ
dy
Aliran ini terjadi jika besar dan
dimana :
arah vektor-vektor kecepatan
τ = tegangan geser
fluida selalu berubah terhadap
dialiri fluida (Pa)
3
µ = viskositas Dalam keadaan aliran turbulen
kerugian aliran.
Gambar 2.1
Distribusi kecepatan aliran laminar
pada pipa tertutup
• Aliran Turbulen
4
• Compressible flow, dimana di titik-titik yang bersesuaian
Persamaan kontinuitas
Bilangan Reynolds
menentukan bila dua situasi aliran yang V = kecepatan aliran fluida (m/s)
berbeda akan serupa secara dinamik bila Karena pada aliran incompressible tidak
5
Persamaan Bernoulli D = diameter pipa (m)
dimana : Le
= 0,06. Re Untuk
D
L = panjang pipa (m)
aliran laminar ....................... (2.16)
6
Le 1 plastik dan pipa fiber glass). Pada
= 4,4. Re 6 Untukaliranturbulen ...... (2.17)
D
pengilangan umumnya pipa bertekanan
Jenis pipa
rendah dan pipa dibawah 2” sajalah yang
Dari sekian banyak pembuatan
menggunakan sambungan lurus.
pipa secara umum dapat dikelompokan
7
dan temperatur T = 288.15 K dapat dinyatakan dalam bentuk Cw yang
untuk air adalah 1000 kg / m3 artinya persentase konsentrasi padatan
b. Berat spesifik yaitu perbandingan presentase antara
Berat spesifik adalah nilai padatan dengan air sebagai pelarut.
densitas massa dikalikan
dengan gravitasi, dapat 2. Viskositas
dirumuskan dengan Viskositas (kekentalan)
persamaan : adalah sifat fluida yang
mendasari diberikannya tahanan
γ = ρ .g ………………...(2.14) terhadap tegangan geser oleh
Satuan dari berat spesifik ini fluida tersebut. Hukum viskositas
N Newton menyatakan bahwa
adalah , dan dimensi dari
m3 untuk laju aliran maka viskositas
berat spesifik ini adalah ML- berbanding lurus dengan
3 -2
T dimana nilai γ air adalah tegangan geser ini berlaku pada
3 3
9.81 x 10 N/m . fluida Newtonian.
c. Densitas relatif Pada dasarnya viskositas
Densitas relatif disebut juga ini disebabkan karena kohesi dan
spesific grafity (s.g) yaitu pertukaran momentum molekuler
perbandingan antara densitas diantara lapisan layer fluida pada
massa dengan berat spesifik saat fluida tersebut
suatu zat terhadap densitas mengalir.viskositas fluida ini
massa atau berat spesifik dari dipengaruhi oleh banyak hal
suatu zat standar, dimana antara lain temperatur,
yang dianggap memiliki nilai konsentrasi larutan, bentuk
zat standar adalah air pada partikel dan sebagainya.
0
temperatur 4 C. densitas Viskositas dinyatakan dalam dua
relatif ini tidak memiliki bentuk, yakni :
satuan. 1. Viskositas dinamik (µ)
Pada fluida Non-Newtonian Viskositas dinamik adalah
khususnya slurry density dari fluida perbandingan tegangan geser
8
dengan laju perubahannya, kekentalan (viscosity) merupakan fungsi
besarnya nilai viskositas daripada waktu. Fluida Non-Newtonian
dinamik tergantung dari ini tidak mengikuti hukum Newton
faktor-faktor diatas tersebut, tentang aliran. Sebagai contoh dari fluida
untuk viskositas dinamik air Non-Newtonian ini antara lain : cat,
pada temperatur standar minyak pelumas, lumpur, darah, obat-
lingkungan (27oC) adalah 8.6 obatan cair, bubur kertas, dsb.
x 10 -4 kg/m.s
Berikut ini ada beberapa model
2. Viskositas kinematik pendekatan untuk fluida Non-Newtonian
Viskositas kinematik :
merupakan perbandingan a. Bingham plastic
viskositas dinamik terhadap Bingham plastic adalah suatu
kerapatan(density) massa model pendekatan fluida Non-Newtonian
jenis dari fluida tersebut. dimana viscositasnya akan sangat
Viskositas kinematik ini tergantung pada shear stress dari fluida
terdapat dalam beberapa tersebut, dimana semakin lama
penerapan antara lain dalam viscositasnya akan menjadi konstan.
bilangan Reynolds yang Persamaan untuk model Bingham
merupakan bilangan tak pastic ini ditunjukan oleh persamaan
berdimensi.nilai viskositas berikut ini:
kinematik air pada ∂u
τ =τ y + µp ………………….(2.2)
temperatur standar (27oC) ∂y
Fluida Non-Newtonian
9
Gambar 2.1. Distribusi Kecepatan
Bingham plastic fluid pada pipa
⎛ ∂u ⎞
n
ditunjukan sebagai berikut ini :
τ = K ⎜⎜ ⎟⎟ , n<…..............(2.3)
⎝ ∂y ⎠
n
⎛ ∂u ⎞
τ = K ⎜⎜ ⎟⎟ , n>1..............(2.4)
⎝ ∂y ⎠
10
Penggolongan lainnya untuk fluida Non-
Newtonnion adalah :
a. Thixotropic (Shear thining),
fluida dimana viscositasnya
seolah-olah semakin lama
semakin berkurang meskipun
laju gesernya tetap. Apabila Gambar.2.3 Kurva aliran hubungan
terdapat gaya yang bekerja antara shear stress dan gradien kecepatan
11
v Dimana :
:Q = ………………..(2.17)
t V = kecepatan rata-rata
Dimana Q adalah debit aliran aliran [m/s]
3
[m /s], v adalah volume aliran vc = kecepatan aliran pada
3
[m ] dan t adalah satuan waktu titik pusat pipa [m/s]
[s] v = kecepata aliran dalam
2. Distribusi kecepatan jarak r atau y [m/s]
Distribusi kecepatan merupakan r = kecepatan aliran v dari
distribusi aliran dalam pipa titik pusat diameter dalam pipa [m]
terhadap jarak aliran terhadap y = jarak kecepatan aliran v
permukaan pipa. Distribusi aliran dari permukaan dalam pipa [m]
ini berbeda antara aliran laminer R = jari-jari pipa [m]
dan aliran turbulen. Distribusi Untuk aliran turbulen, maka berlaku
aliran digunakan untuk melihat persamaan :
profol aliran kecepatan dalam
pipa V 49
= …………………(2.20)
vc 60
m
v ⎛ y⎞
= ⎜ ⎟ ………..…….(2.21)
vc ⎝ R ⎠
Dimana :
V = kecepatan rata-rata
Gambar 2.6 Kecepatan aliran laminer[7] aliran [m/s]
vc = kecepatan aliran pada
titik pusat pipa [m/s]
Untuk aliran laminer maka kecepatan v = kecepata aliran dalam
berlaku : jarak r atau y [m/s]
12
1 melaui pipa uji dan perbedaan head (∆h)
m = untuk Re lebih kecil
7 akan terbaca pada manometer.
5
dari 10
ALAT PENGUJIAN
13
Valve
Untuk mengatur jumlah debit
yang akan mengalir maka digukanalah
valve, jenis valve yang digunakan adalah
close valve tujuannya agar dapat diatur
Gambar 3.3 Prinsip Kerja Pompa Slurry variasi pembukaan yang sangat banyak,
pada valve ini terdapat busur derajat
Manometer yang fungsinya untuk menentukan
Manometer berfungsi untuk berapa derajat pembukaan dari valve
mengukur perbedaan tekanan dalam tersebut
sebuah pipa jika terdapat fluida yang
mengalir di dalamnya.pada alat uji ini
manometer yang digunakan adalah
manometer jenis pipa kapiler tetapi
terdapat setting bottle. Tujuan
dipasangnya setting bottle karena fluida
Non-newtonion pada umumnya
memiliki sifat histerisis yaitu suatu sifat Gambar 3.5 Katup utama
14
bak penampung diaduk terlebih dahulu
tujuannya agar konsentrasi campuran TAHAP PENGUJIAN
antara air dan Lumpur bercampur. Pada Tahap pengujian dalam pengambilan
saat mulai pompa mulai dihidupkan data adalah sebagi berikut :
semua katup dibuka penuh tujuannya 1. Masukan fluida uji (Lumpur) ke
untuk mengindari tekanan yang terlalu dalam bak penampungan,
tinggi menuju ke pipa uji, jika tekanan pastikan seberapa besar volume
ini masuk ke pipa uji kemungkinan akan Lumpur tersebut
terjadi kerusakan pada pipa uji. 2. Tambahkan air sebagai pelarut
sesuai dengan konsentrasi yang
PROSEDUR PENGAMBILAN DATA dikehendaki
Fluida yang berupa slurry ditempatkan 3. Aduk rata campuran antara
pada tangki bawah kemudian Lumpur dan air sehingga
dipompakan menggunakan pompa konsentrasi anatara lumpur dan
khusus yaitu pompa slurry, sehingga air menjadi merata
fluida akan mengalir menuju papa 4. Menghidupkan pompa, dengan
dengan diameter 1 inch kemudian semua katup dalam keadaan
menuju ke pipa selanjutnya menuju pipa terbuka hal ini bertujuan untuk
bulat ( circular pipe ) dengan diameter ½ menstabilkan aliran pada saat
inch, dimana kedua manometer terdapat pengambilan data
pada pipa bulat ini dengan jarak 5. Menutup perlahan katup by-pass
1000mm anatara manometer pertama sehingga didapat aliran
dan manometer kedua. Manometer yang maksimum pada pipa uji dengan
digunakan harus dilengkapi dengan cara memperhatikan ketinggian
setting bottle hal ini disebabkan karena maksimum dari manometer.
fluida Non-Newtonian ini memeliki 6. Menutup katup utama sehingga
suatu sifat histeris maka setting bottle aliran dalam pipa uji menjadi
ini bertujuan menstabilkan sifat kosong
histerisis ini guna mendapatkan data 7. Mulai membuka katup utama
yang lebih akurat.variasi sebesar 30o dan membaca
perbedaan ketinggian pada
15
manometer pertama dan 11. Setelah semuanya selesai rapikan
manometer kedua, kemudian semua peralatan yang digunakan
pada pembuangan di pipa uji dan tutup semua katup agar tidak
diukur debit alirannya dengan ada padatan yang masuk ke
cara fluida yang keluar dari pipa dalam pipa penyalur hal ini dapar
uji ditampung dengan gelas ukur menyebabkan terjadinya
dengan jumlah volume tertentu pengendapan dalam pipa
dalam satuan waktu, kemudian penyalur dan apabila alat
timbang berat fuida tadi untuk disirkulasikan lagi dapat
mengetahui massa jenis dari menyebabkan pecahnya
fluida tersebut. sambungan pipa karena tekanan
8. Lakukan langkah ke 7 dengan yang besar dari pompa.
pembukaan katup utama
diperbesar 5o sampai dengan PENGOLAHAN DATA DAN
o
pembukaan penuh sebesar 90 . ANALISA DATA
dan cata semua hasil yang PERHITUNGAN DATA
didapat untuk melakukan Dari percobaan yang telah
pengolahan data serta analisa dilakukan, didapatkan data mentah
hasil. berupa perbedaan tekanan manometer
9. Setelah semua data di dapat (∆h), debit aliran dari variasi pembukaan
maka kita tambahkan air untuk katup utama dan konsentrasi campuran
membuat perbedaan konsentrasi antara padatan dengan pelarut. Massa
antara padatan dengan air. Dan jenis campuran diketahui dengan cara
lakukan langkah ke dua sampai mengukur berat dari fluida tesebut
langkah ke delapan berdasarkan jumlah volume dari fluida
10. Pengujian dilakukan berulang- tersebut, sedangkan kecepatan aliran
ulang untuk mendapatkan data didapat dari debit aliran di bagi dengan
yang benar dan berusaha agar luas penampang pipa, debit sendiri
penyimpangan data sekecil didapat dengan menampung fluida yang
mungkin. keluar dari pipa uji dengan gelas ukur
16
dibagi dengan waktu yang dibutuhkan
untuk memenuhi volume tertentu.
Sedangkan untuk mendapatkan
volumeLumpur
x100% ….(4.1) konsentrasi 45%, campuran yang
vol.lumpur + vol.air
dipergunakan adalah 30 liter Lumpur
percobaan pada penelitian ini
ditambahkan 35 liter air sebagai pelarut
menggunakan dua variasi padatan yaitu
maka dari perhitungan
pembukaan
valve h1 h2 ∆h t
30
[derajat] [mm] [mm] [mm] [s] x100% = 45%
40 35 24 11 12.4
30 + 35
45 46 32 14 8.2 Untuk konsentrasi 45% maka jumlah
50 54 36 18 8
55 63 42 21 7.5
lumpur yang digunakan agak banyak,
60 76 42 24 7.2 tujuannya agar volume campuran di bak
65 56 38 28 6.3
70 62 32 30 6.1
penampung melebihi saluran isap pompa
75 74 40 34 5.6
80 78 40 38 5.2
85 82 42 40 4.8
Konsentrasi Padatan 45%
20%dan 45% Penelitian selanjutnya dengan
untuk mendapatkan padatan 20%, konsentrasi padatan 45%, dimana
v A Q ∆P komposisi yang digunakan adalah 30
[m/s] [m^2] [m^3/s] [Pa]
liter Lumpur dan 35 liter pelarut, setelah
0.493923 0.000127 6.25369E-05 149.5206299
17
Pada data diatas terlihat debit aliran untuk mendapatkan hsil grafik yang
bertambah besar sesuai dengan lebih baik maka sebaiknya nilai gradient
pembukaan katup demikian juga dengan kecepatan pada grafik dimulai dari skala
kecepatan aliran, kerugian tekanan pada 300/s sampai dengan 1550 Pa.
pipa uji juga mengalami pertambahan sedangakan untuk nilai tegangan geser
seiring dengan bertambah besarnya dimulai dar 0.5 pa sampai denga 2.5 Pa
pembukaan katup.selanjutnya dilakukan sehingga didapatkan grafik yang
perhitungan tegangan geser dalam pipa profosional.
uji dan gradient kecepatan pada pipa uji
du/dx log du/dx τ log τ
sesuai dengan persamaan yang terdapat [1/s] [Pa]
Nilai aliran untuk air terdapat pada tabel 1519.132 3.181596 2.21736 0.345836
2
shear stress [Pa]
newtonian
du/dx µ du/dx air µ air 1.5 air
18
kecepatan untuk air dan pada dasar teori. Factor gesekan
padatan 45%
mengikuti persamaan fanning.
Dari data diatas dapat dibuat grafik
hubungan antara apparent viscosity
dengan gradient kecepatan antara air Pembukaan h1 h2 ∆h t
dengan padatan 45% sebagai berikut : (30-90) [mm] [mm] [mm] [s]
30 78 66 12 14
0.0035
apparent viscosity vs shear rate
35 78 64 14 12.3
0.003
40 76 55 21 12.2
45 84 56 28 12
apparent viscosity[pa.s]
0.0025
0.002 50 76 42 34 11.7
0.0015 55 64 62 2 11.5
0.001 60 71 66 5 11.3
0.0005 air
65 76 66 10 11
0
padatan 45% 70 79 57 16 10.9
0 500 1000 1500 2000
shear rate[1/s] 75 84 64 20 10.8
80 80 56 24 10.7
Gambar 4.3 Hubungan antara apparent 85 82 50 32 9.6
viscosity dan shear rate 90 84 46 38 8.7
pada konsentrasi padatan 45%
19
padatan
Data tabel 4.5 Hubungan factor gesek
laminer Turbulent water 45%
Re f Re f Re f Re f
terhadap bilangan Reynolds pada
3
600 0.106 2000 0.0473 954.2633 0.06766 1550 0.06545 kurva aliran
2.5
2200 0.02908 30000 0.02404 1212.679 0.05612 1850 0.06543
4524.102 0.033
20000 0.0265
data pada konsentrasi 45% yaitu
perbedaan ketinggian head pada
manometer, debit aliran dan massa jenis
dari konsentrasi padatan 20 %.
Konsentrasi Padatan 20%
Data tabel 4.6 Hasil penelitian
Penelitian selanjutnya dengan
konsentrasi padatan 20%
konsentrasi padatan 20%, dimana
Setelah didapatkan data seperti
komposisi yang digunakan adalah 10
diatas maka dilakukan perhitngan
liter Lumpur dan 10 liter pelarut, setelah
kecepatan aliran, debit aliran, luas
komposisi yang dibuat tepat sirkulasikan
penampang pipa uji dan ∆P untuk
campuran tersebut sesuai dengan
konsentrasi padatan 20% sesuai dengan
prosedur pengujian.
persamaan yang ada.
20
jika nilai kemantapan aliran (power law
ANALISA DATA index) n = 1 maka fluida tersebut adalah
Dari beberapa kali percobaan Newtonian sedangkan jika diatas 1(n>1)
dengan berbagai konsentrasi padatan maka fluida tersebut digolongkan
maka didapatkan beberapa data beserta kedalam jenis dilatant, apabila nilai
grafik dengan analisa sebagai berikut : kemantapan aliran (power law index)n
Pada konsentrasi padatan 20% <1 maka fluida tersebut merupakan jenis
Kurva aliran mendekati garis Newton ini pseudoplastis. Jadi untuk konsentrasi
berarti bahwa dengan campuran pelarut kepadatan 20% fluida ini masih
sebanyak 80% sifat dari konsentrasi memiliki kecendrungan ke jenis
larutan lebih kepada fluida Newtonian, Newtonian akan tetapi dengan
hal ini menunjukan kekentalan pada konsentrasi 45% keatas fluida ini sudah
konsentrasi ini sangat dipengaruhi oleh tergolong jenis Non-Newtonian
pelarut dalam hal ini air sehingga pada Pseudoplastis.
grafik hubungan antara apparent apparent viscosity
0.0035
[pa.s]
water
viscosity dengan gradient kecepatan 0.003
padatan 20%
0.0025
padatan 45%
air. 0.0015
0.001
alirannya berada diatas garis Newton hal Gambar 4.7 Kurva apparent viscosity
ini membuktikan bahwa pada dan shear rate
Pada berbagai variasi konsentrasi
konsentrasi ini campuran antara air dan padatan
Lumpur merupakan jenis fluida Non-
Newtonian dengan sifat Pseudoplastis Hubungan antara apparent
atau plastis semu. Dilihat dari kurva viscosity (kekentalan sesaat) dengan
aliran dalam skala log-log maka pada shear rate (gradient kecepatan) pada
(power law index) berdada antara 0.91 sesaatnya hampir mendekati air akan
21
berimpit dengan air dan kemungkinan 1
hubungan koef.gesek terhadap bilangan
Reynold laminer (f=64/Re0
0.1
padatan 20% masih mendekati sifat Gambar 4.8 Kurva friction factor dan
bilangan Reynolds
Newtonian tetapi pada saan konsentrasi Pada berbagai variasi konsentrasi
padatan diatas 45% fluida ini memiliki padatan
22
2. Pada umumnya lumpur memiliki 1. Energi yang digunakan pada
sifat pseudoplastis atau plastis penelitian seluruhnya merupakan
semu dan shear thining daya yang dihasilkan oleh
(thixotropic) dimana fluida ini pompa, dalam hal ini aliran
akan mengalami penurunan merupakan aliran paksa. Untuk
kekentalan seiring bertambahnya mendapatkan hasil yang lebih
kecepatan akurat sebaiknya digunakan juga
3. Nilai koefisien gesek lumpur aliran alami yaitu fluida dialirkan
lebih tinggi daripada koefisien dari penampungan yang
gesek pelarut air murni hali ini diletakan diatas dan dialirkan
terlihat jelas pada konsentrasi secara gravitasi
padatan diatas 45% dibandingkan 2. Penambahan additif pada aliran
dengan padatan dibawah 20%. juga sangat berpengaruh pada
Hal ini juga menunjukan bahwa viscositas, data yang dihasilkan
konsentari campuran (pada akan jauh lebih baik jika
padatan 20%) faktor pelarut jauh penambahan berbagai macam
lebih dominan dibandingkan additif dapat dilakukan.
dengan lumpur. 3. Alat uji ini mampu untuk
4. Lumpur sangatlah susah untuk menguji jenis fluida Newtonian
dialirkan dengan sistem open maupun Non-Newtonian, oleh
duct (parit) oleh karena itu untuk karena itu sebaiknya selain
mengalirkan lumpur ini harus lumpur dilakukan penelitian
menggunakan pipa atau sistem fluida lain pada alat ini
close duct
DAFTAR PUSTAKA
SARAN
Dari penelitian ini ada beberapa
1. Reuben M. Olson & Steven J.
saran yang dapat digunakan untuk
Wright, Dasar - Dasar Mekanika
penelitian selanjutnya, antara lain adalah
Fluida Teknik, Jakarta: Gramedia
sebagai berikut :
Pustaka Utama. 1993.
23
2. Victor L. Streeter & E. Benjamin
Wylie. Mekanika Fluida, Jakarta:
Erlangga. 1993.
3. Bruce R. Munson & Donald F.
young Mekanika Fluida, Jilid 1,
Jakarta: Erlangga 2005.
4. Bruce R. Munson & Donald F.
young Mekanika Fluida, Jilid 2,
Jakarta: Erlangga 2005.
5. Raswani, Perencanaan dan
Penggambaran Sistem Perpipaan,
Universitas Indonesia. Jakarta, 1987.
6. http://www.petra.ac.id/~puslit/journa
ls/articles.php?PublishedID=MES06
080206
24