Professional Documents
Culture Documents
Anggota Kelompok
i
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perancangan adalah penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau
pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan
berfungsi. Rancangan rekayasa (engineering design) adalah sutu proses penyusunan sebuah
sistem, komponen atau proses untuk memenuhi sebuah kebutuhan tertentu.
Kegiatan perancangan yang sederhana adalah pembuatan produk. Dalam merancang
suatu produk terdapat beberapa langkah yaitu :
1. Menentukan kebutuhan yang ingin dipenuhi
Penentuan kebutuhan dapat dianalisis dari permasalahan yang muncul dalam
masyarakat. Masalah-masalah ini dapat dijadikan peluang untuk memunculkan ide
suatu produk.
2. Menentukan alternatif produk sebagai solusi pemenuhan kebutuhan tersebut
Ide-ide yang diperoleh dari analisis masalah dalam masyarakat akan menimbulkan
solusi berupa produk untuk meyelesaikan masalah tersebut.
3. Menjabarkan potensi kelebihan kekurangan dari alternatif produk
Produk-produk alternatif perlu dianalisis kekurangan dan kelebihannya untuk
mengetahui kekuatan dan kelemahan produk tersebut.
4. Memilih produk serta menganalisis kendala dan batasan produk
Dari beberapa produk alternatif, dipilih satu produk yang akan dibuat. Dari produk
pilihan tersebut, dianalisis kendala untuk mematangkan rancangan.
5. Menentukan kriteria perancangan
Kriteria perancangan dilihat berdasarkan produk yang akan dibuat. Dianalisis apa saja
alat dan bahan yang diperlukan dan bagaimana cara pembuatan.
6. Menyiapkan rancangan/desain produk
Agar produk yang akan dibuat memiliki gambaran jelas, diperlukan desain atau
rancangan.
7. Mulai membuat produk
Pembuatan produk diawali dengan persiapan alat dan bahan yang diperlukan,
dilanjutkan proses perakitan produk.
8. Penyusunan laporan
Laporan digunakan sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap pembuatan produk.
1
B. Tujuan
1. Melatih sense of engineer dari mahasiswa.
2. Merancang suatu produk yang memiliki nilai guna lebih
3. Memanfaatkan kembali barang-barang yang sudah tidak terpakai.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tingkat kerusakan lingkungan menjadi salah satu faktor penting yang menentukan
tinggi rendahnya risiko bencana di suatu kawasan, terutama di negera-negara kepulauan
seperti Indonesia.
Kerusakan lingkungan yang terjadi di dominasi dengan sampah- sampah yang tidak
sepenuhnya dapat diolah oleh masyarakat Indonesia. Untuk itu perlu adanya kesadaran dari
masyarakat untuk mencegah peningkatan kerusakan lingkungan ini.
Penerapan sistem 3R (Reuse, Reduce, dan Recycle) menjadi salah satu solusi dalam
menjaga lingkungan di sekitar kita yang murah dan mudah untuk dilakukan di samping
mengolah sampah menjadi kompos atau meanfaatkan sampah menjadi sumber listrik
(Pembangkit Listrik Tenaga Sampah).
A. Reduce
Reduce berarti kita mengurangi penggunaan bahan-bahan yang bisa merusak
lingkungan. Reduce juga berarti mengurangi belanja barang-barang yang anda tidak
“terlalu” butuhkan seperti baju baru, aksesoris tambahan atau apa pun yang intinya adalah
pengurangan kebutuhan. Kurangi juga penggunaan kertas tissue dengan sapu tangan,
kurangi penggunaan kertas di kantor dengan print preview sebelum mencetak agar tidak
salah, baca koran online, dan lainnya. Contoh kegiatan reduce sehari-hari :
1. Memilih produk dengan kemasan yang dapat didaur ulang
2. Mengurangi penggunaan bahan sekali pakai
2
Gambar 1. Penggunaan botol
3. Hindari memakai dan membeli produk yang menghasilkan sampah dalam jumlah besar.
4. Menggunakan produk yang dapat diisi ulang (refill). Misalnya alat tulis yang bisa diisi
ulang kembali).
B. Reuse
Reuse sendiri berarti pemakaian kembali seperti contohnya memberikan baju-baju
bekas anda ke yatim piatu. Tapi yang paling dekat adalah memberikan baju yang kekecilan
pada adik atau saudara anda, selain itu baju-baju bayi yang hanya beberapa bulan dipakai
masih bagus dan bisa diberikan pada saudara yang membutuhkan. Contoh kegiatan reuse
sehari-hari:
1. Memilih wadah, kantong atau benda yang dapat digunakan beberapa kali atau berulang-
ulang. Misalnya, menggunakan sapu tangan dari pada menggunakan tissu,
menggunakan tas belanja dari kain dari pada menggunakan kantong plastik.
3
Gambar 3. Penggunaan tas belanja
2. Menggunakan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis kembali.
3. Menggunakan sisi kertas yang masih kosong untuk menulis.
C. Recycle
Recycle adalah mendaur ulang barang. Paling mudah adalah mendaur ulang sampah
organik di rumah anda, menggunakan bekas botol plastik air minum atau apapun sebagai
pot tanaman, sampai mendaur ulang kertas bekas untuk menjadi kertas kembali. Daur
ulang secara besar-besaran belum menjadi kebiasaan di Indonesia. Tempat sampah yang
membedakan antara organik dan non-organik saja tidak jalan. Malah akhirnya lebih
banyak gerilyawan lingkungan yang melakukan daur ulang secara kreatif dan
menularkannya pada banyak orang dibandingkan pemerintah. Contoh kegiatan recycle
sehari-hari:
1. Memilih produk dan kemasan yang dapat didaur ulang dan mudah terurai.
2. Mengolah sampah kertas menjadi kertas atau karton kembali.
3. Melakukan pengolahan sampah organik menjadi kompos.
Pemanfaatan barang bekas dapat dilalukan dengan membuat produk, antara lain :
4
A. Keset
Gambar 5. Keset
Keset adalah salah satu alat pembersih yang terdiri dari bagian serat atau serabut kaku
dan biasanya terpasang atau terikat menjadi satu bagian tipis.
Bentuk keset hampir selalu mengalami perubahan mulai dari bahan kain, bulu-bulu
halus, senar, kawat, hingga seikatan serat-serat alami. Pada mulanya, keset memiliki bentuk
persegi panjang, namun bentuk yang semula divariasikan menjadi beberapa bentuk dan
dipakai seperti biasanya untuk kaki. Keset dapat diikatkan dapat diberi bingkai seperti kayu
untuk dapat tahan lebih lama, baik yang terbuat dari karet, maupun dari atom.
B. Alarm
5
Gambar 7. Contoh rangkaian bel
Rangkaian Bel adalah rangkaian yang berguna sebagai isyarat pada saat ditekan.
Rangkaian bel memiliki banyak fungsi, salah satunya adalah bel yang sering dipasang pada
bagian pintu rumah, disekolah, kantor dan pabrik-pabrik besar. Bel yang sering di pasang
pada bagian pintu bertujuan untuk mengetahui adanya tamu, sedangkan bel yang terdapat
di sekolah bertujuan untuk penanda dimulainya jam pelajaran atau bisa sebagai penanda
kegiatan berakhir.
Perkembangan bel saat ini telah banyak mengalami peningkatan, tapi yang paling
sering digunakan ada dua, yaitu bel listrik dan bel digital. Cara menghubungkan rangkaian
bel listrik yaitu dengan metode elektromagnetik dengan menjadikan besi yang terdapat
dalam bel menjadi magnet sementara yang nantinya berguna sebagai pemukul berulang
kali secara cepat sehingga dapat menghasilkan bunyi yang keras. Bel listrik juga merupakan
bel yang paling sederhana di antara bel lainnya.
Sedangkan bel digital adalah bel yang sedikit mengalami perkembangan dari bel listrik
yang dibuat dengan chip berbentuk microchip yang dapat dimasukan sejumlah data. Namun
dalam bel digital, kita harus membutuhkan komponen tambahan, seperti speaker dan
amplifier yang digunakna untuk pengeras suara. Kelebihan dari penggunaan bel digital
adalah dapat mengeluarkan suara sesuai pengaturan yang kita buat, seperti suara binatang,
suara manusia hingga suara bel yang biasa digunakan.
6
C. Dinamo
Dinamo merupakan sebuah perangkat elektromagnetis yang mengubah energi listrik
menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk, misalnya, memutar
pompa, kipas angin atau blower, menggerakan kompresor, mengangkat bahan, dll.
Dinamo digunakan juga di rumah
(mixer, bor listrik, fan angin. Dinamo
juga kadangkala disebut “kuda kerja”.
Dasar prinsip kerjanya adalah arus
listrik dalam medan magnet akan
memberikan gaya, kemudian jika
kawat yang membawa arus
dibengkokkan menjadi sebuah
lingkaran, maka kedua sisi lingkaran,
yaitu pada sudut kanan medan magnet, akan mendapatkan gaya pada arah yang
berlawanan. Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar untuk memutar kumparan.
Perangkat-perangkat penggerak memiliki beberapa lingkaran pada dinamonya untuk
memberikan tenaga putaran yang lebih seragam dan medan magnetnya dihasilkan oleh
susunan elektromagnetik yang disebut kumparan medan.
7
BAB III
METODOLOGI
8
BAB IV
PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN
A. Konsep Perancangan
Konsep yang digunakan untuk keset ini di buat dengan tujuan multi
fungsi,yaitu bukan hanya bermanfaat sebagai keset namun juga bermanfaat sebagai
bel.Bahan-bahan yang digunakan dalam proses pembuatan keset ini berasal dari
barang bekas seperti kaleng,tripleks,kain tidak terpakai,dan dinamo bekas yang
menjadi komponen utama.Selain itu juga dibutuhkan beberapa komponen pendukung
lainnya seperti kapas atau dakron untuk mengisi ruang didalam keset yang dibungkus
kain bekas.Hal ini bertujuan untuk menambah kenyamanan dalam menggunakan
keset.Namun dalam pelaksanaanya kami menggunakan kertas sebagai isian dalam
keset.Hal ini tentu sedikit berpengaruh terhadap hasil yang didapat seperti
kenyamanan keset yang tidak sesuai dengan ekspektasi awal dengan menggunakan
dakron.Kemudian berapa bahan tambahan lain seperti baterai dan kabel untuk
mengalirkan arus listrik.
1. Bahan
a. Dinamo alarm bekas
b. Kabel bekas
c. Styrofoam
d. Tripleks bekas
e. Baterai
f. Benang
g. Selotip
h. Kaleng besar ukuran besar
i. Kain bekas
j. Sakelar
k. kertas
2. Alat
a. Gunting
b. Lem tembak
c. Cutter
d. Jarum
3. Cara membuat
9
a. Siapkan alat dan bahan
b. Untuk perangkaian perangkat bel, sambungkan satu lubang dinamo ke baterai dan
lubang lainnya ke saklar masing-masing menggunakan kabel tembaga
c. Sambungkan sakelar ke baterai
d. Beri sambungan pada ujung dinamo dengan satu pemukul berupa lempengan
logam yang dapat berputar menyinggung kaleng untuk menghasilkan bunyi
10
Gambar 14. Sterofoam dengan saklar
i. Rangkaian bel terdiri dari triplek, styrofoam, lalu tripleks lengkung di lapisan
paling atas dan kertas yang dibundel agar padat sebagai pengisi keset
j. Bungkus rangkaian dengan kertas agar semua rangkaian tersebut rapi
k. Bungkus rangkaian bel menggunakan plastik agar tidak basah jika terkena air, lalu
masukkan ke dalam sarungnya
l. Untuk pemasangannya, letakkan pemukul sedemikian rupa hingga bersinggungan
dengan alas kaleng, sehingga saat berputar pemukul akan mengenai kaleng dan
berbunyi
4. Anggaran dana
No. Keterangan Harga
1. Triplek Rp 5.000,00
2. Sterofoam Rp 7.000,00
3. Benang untuk hiasan Rp 6.700,00
4. Jarum jahit Rp 2.900,00
5. Lilin lem tembak Rp 3.000,00
6. Selotip kertas Rp 5.500,00
7. Batu baterai Rp 5.000,00
8. Saklar Rp 2.800,00
Total Rp 37.900,00
Tabel 1. Anggaran dana
11
BAB 5
EVALUASI
1. Pada dasarnya hasil rancangan sudah baik, namun dalam pembuatannya banyak bahan
yang diganti akibat keterbatasan bahan sehingga hasil kurang memuaskan.
2. Dari hasil uji rangkaian, rangkaian sering gagal dikarenakan keterbatasan alat yang
digunakan sehingga uji ini perlu dilakukan berkali-kali untuk memastikan rangkaian
terus berjalan.
3. Proses uji rangkaian kurang efektif dikarenakan kurangnya alat pendukung uji.
4. Membuat dua lapis kain pada keset. Lapis pertama sebagai pembungkus komponen-
komponen kulonuwun doormat (bagian dari badan keset), dan lapis ke dua sebagai
sarung keset (cover) yang berfungsi untuk menambah nilai estetika kulonuwun
doormat.
5. Memberi pembungkus plastik pada badan keset. Hal ini bertujuan untuk mencegah
badan keset terkena air agar tidak terjadi konslet listrik pada komponen bel.
12
BAB 6
KESIMPULAN
BAB 7
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/document/336526525/Prinsip-Kerja-Motor-Listrik-KIPAS-ANGIN-
DAN-LAIN-LAIN
13
LAMPIRAN
14
15
B. Manual
1.Papan triplek 2. Pemberian lapisan styrofoam 3. Pelubangan dan penambahan sistem pencetan bel untuk
mengaktifkan baling-baling 4. Pemberian isian berupa gumpalan kertas
16
5. Pemberian papan triplek berukuran kecil tepat di atas sistem pencetan bel 6. Pengisian ruang yang
kosong dengan gumpalan kertas, 7. Pembungkusan triplek dan sistem pencetan bel dengan kain perca agar
membentuk doormat
17