Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
Kelompok I
IDFAR
JUSMI
RIFAL
TAHAQ
MUH. ILHAM
NUR ALFIANTI
ERVINA SULFANA
NURMIANI SYAM
ALIF SATRIAN
RISAL ARISANDI
ANDI SRI NOVITASARI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tunggal atau campuran menjadi bahan pakan baru atau pakan olahan. Bahan pakan
Pakan merupakan setiap bahan yang dapat dimakan, disukai, dicerna dan
tidak membahayakan bagi kesehatran ternak. Agar bahan dapat disebut dengan
pakan maka harus memenuhi persyaratan tersebut. Pakan adalah bahan yang dapat
dimakan, dicerna dan diserap baik secara keseluruhan atau sebagian dan tidak
fisik atau mekanik, kimiawi, biologis dan kombinasinya. Perlakuan secara fisik
Mhas, crambel dan pellet merupakan bentuk bahan pakan yang dipadatkan
sedemikian rupa dari bahan konsentrat atau hijauan dengan tujuan untuk
Mash (tepung) adalah suatu bahan atau campuran bahan yang bentuknya
lebih lanjut dari bentuk pellet. Pellet (berbentuk bulat panjang) Bentuk ini
merupakan perkembangan dari bentuk tepung. Kelemahan dari bentuk ini adalah
2011).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara penyusunan ransum untuk pakan mash, crumble dan pellet?
pellet?
C. Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui cara penyusunan ransum untuk pakan mash, crumble dan
pellet.
dan pellet.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Mash
Mash (tepung) adalah suatu bahan atau campuran bahan yang bentuknya
tepung. Pembuatan tepung ini dilakukan secara mekanis yaitu dengan cara
Tepung ikan merupakan salah satu komponen pakan ternak yang sangat
Tepung ikan merupakan salah satu bahan baku pakan yang banyak
mengandung protein. Protein ikan dibutuhkan karena selain mudah dicerna, juga
mengandung asam amino dengan pola yang hampir sama dengan pola asam amino
yang terdapat dalam tubuh ternak. Pada umumnya, para peternak menambahkan
tepung ikan dalam formula pakan ternak untuk merangsang pertumbuhan daging
dibutuhkan oleh ikan, dimana umumnya mengandung Lysine yang relatif tinggi.
Asam amino tersebut antara lain, Arginine 4,10, Threonine 6,00, Leucine 5,40,
Iso-Leucine 3,39, Valine 3,81, Tryptophan 0,81, Histidine 1,73, Lysine 5,46.
Methionine 2,16, Phenylalanine 3,04. Tepung ikan mengandung beberapa vitamin
itu, tepung ikan juga mengandung mineral seperti kalsium dan fosfor, besi,
keragaman mutu ini disebabkan oleh perbedaan jenis dan kesegaran ikan yang
diolah, juga disebabkan oleh teknik dan cara-cara pengolahannya (Zalniati, 2015).
ditentukan berdasarkan ketersediaan bahan mentah yang akan diolah. Jika bahan
mentah yang akan diolah menjadi tepung ikan terdapat dalam jumlah yang besar
dan teratur pengadaanya, maka dapat dipilih cara konvensional yang lazim
digunakan dalam industri tepung ikan. Sebaliknya jika bahan mentah yang akan
diolah menjadi tepung ikan terdapat dalam jumlah yang kecil dan tidak teratur
pengadaanya, maka hasil tangkapan tersebut dapat diolah dalam skala kecil
tradisional dan konvensional. Selain metode tersebut tepung ikan juga dapat
B. Crumble
khususnya ayam, karena ukuranya yang dinilai cocok sesuai ukuran paruh ayam.
aspek yang menentukan baik tidaknya crumble. Karena dengan pengemasan yang
baik maka dihasilkan pula crumble yang berkualitas. Crumble merupakan tipe
ransum yang dihasilkan dari campuran bahan pakan pada mesin pellet dan
kemudian pellet tersebut dihancurkan dengan ukuran lebih kasar daripada mash.
campuran bahan pakan, termasuk bioaktif di dalam pakan lebih homogen. Dengan
demikian, bioaktif yang diberikan dalam pakan dapat dikonsumsi oleh ternak
seluruhnya. Ransum bentuk crumble memberi hasil yang lebih baik karena
(Retnani, 2011).
berikut:
daripada ransum bentuk mash dan pellet pada broiler komersil selama umur 21-56
hari, selain itu ransum dalam bentuk crumble dan pellet juga lebih efisien dari
pada ransum mash ukuran partikel bahan baku akan menyebabkan crumble
semakin kuat karena semakin halus partikel tersebut maka akan semakin luas
permukaan kontak antar partikel, sehingga ikatan antar partikel kuat. Serat kasar
yang tinggi pada bahan dapat menjadikan crumble menjadi kurang kokoh dan
dari bentuk ini adalah memungkinkan terjadinya kanibalisme, kurang cocok untuk
anak ayam.
a. Pengeringan ( Drying)
kadar air sehingga dalam proses penggilingan diperoleh tepung yang baik.
Pada umumnya pengeringan dilakukan hingga memperoleh kadar air sampai
20%
b. Penggilingan (Milling)
butiran, yaitu jagung, bungkil kelapa dan bungkil kacang kedelai untuk diolah
menjadi tepung halus. Sebelum digiling bahan disaring dengan scanner yang
c. Pencampuran (Mixing)
d. Pembutiran (Pelleting)
panas bersuhu 980 yang dialirkan ke dalam chamber pellet sehingga bentuk
bahan tersebut menajadi bubur panas. Bubur panas ini kemudian dialirkan
menuju hygieneseryang suhunya 920 dan bertujuan untuk menghigieniskan
pisau-pisau yang bergerak secara otomatis. Hasil dari proses ini berbentuk
e. Pendinginan (Cooler)
pellet. Karena pellet yang masih panas dan mengandung kadar air tinggi akan
f. Penghancuran (Crumbling)
Pellet adalah bentuk masa bahan atau pakan yang dibentuk dengan cara
merupakan salah satu metode pengolahan pakan secara mekanik yang banyak
yang bersifat selektif terhadap pakan, yaitu cenderung memilih bahan pakan yang
dari bahan konsentrat atau hijauan dengan tujuan untuk mengurangi sifat
keambaan pakan. Keambaan pakan yang diolah menjadi pellet berkurang karena
konsumsi pakan dan mengurangi pakan yang tercecer, serta mencegah de-
Kualitas pellet merupakan aspek yang penting baik bagi produsen pakan
(Hardness) dan ukuran. Kualitas pellet yang baik membutuhkan konsekuensi bagi
produsen pakan, yaitu berupa tingginya biaya produksi, tingginya energi dan
modal yang dibutuhkan. Bagi peternak unggas, kualitas pellet yang baik akan
menghasilkan konversi pakan yang rendah, pertambahan bobot badan yang tinggi,
dan meminimalkan pakan yang terbuang. Faktor-faktor yang mempengaruhi
ukuran partikel (20%), spesifikasi Die (cetakan) dari mesin pellet (15%), dan
penyusun ransum, lebih sedikit energi untuk mencerna pakan, serta peningkatan
secara manual dan atau dengan menggunakan mesin (Feedmill). Pembuatan pakan
yang dipergunakan adalah sekop (Paddle) atau drum yang dirancang dengan
mengunakan prinsip kerja mixer. Cara yang kedua dengan menggunakan mesin.
Mesin pembuat pakan ini terdiri atas mesin-mesin penggiling (Hammer mill),
mesin pencampur (Mixer), dan mesin pembuat pellet. Untuk pembuatan pellet
menggunakan alat blower, boiler, mash bin, cooler, die, screw conveyor, mixer,
a. Proses pendahuluan
bahan-bahan pencemar atau kotoran dari bahan yang akan digunakan. Setelah
seluruh bahan baku disiapkan, tahap selanjutnya adalah menggiling bahan baku
atau penghalus yang bisa digerakkan motor listrik atau motor bakar yang bahan
bakarnya bisa berupa bensin atau solar. Alat ini dikenal dengan nama disk
tipe vertikal, tipe horisontal, drum mixer dan mixer yang biasa digunakan
untuk mengaduk beton atau beton molen. Pencampuran bahan – bahan baku
pakan bisa juga digunakan secara manual dengan menggunakan cangkul atau
tahap awal meliputi vitamin, mineral, kalsium karbonat, asam amino kristal,
ketelitian tinggi.
bakucair, sebaiknya alat yang digunakan berupa beton molen. Beton molen ini
umumnya mempunyai dua kapasitas volume. Ini berbeda halnya dengan mixer
b. Pembuatan pellet
pendinginan (cooling).
tinggi dalam waktu yang lama akan merusak atau setidaknya mengurangi
kandungan beberapa nutrisi dalam pakan, khususnya vitamin dan asam amino.
Dalam proses pembuatan pakan ayam ras pedaging, penguapan tidak mutlak
kering sampai 20% akibat peningkatan kadar air bahan dan menguapnya
sebagian bahan organik. Proses kondisioning akan optimal bila kadar air
bahan campuran pakan di dalam sebuah tabung besi atau baja dengan
keluar dari cetakan tersebut dalam bentuk pellet. Kelemahan sistem ini adalah
menjadi lunak, sehingga bisa keluar melalui cetakan. Jika dipaksakan tanpa
dalam pakan menjadi kurang dari 14%, sesuai dengan syarat mutu pakan
hilang, sehingga pellet menjadi kering dan tidak mudah berubah kembali ke
bentuk tepung.
cuaca, higienitas atau kebersihan pakan harus dijaga dengan baik, jangan
sampai tercemar debu atau kotoran dan gangguan hewan atau unggas yang
pengering, tentu akan memerlukan biaya investasi dan biaya operasional yang
cukup tinggi.
c. Perlakuan akhir
METODE PRAKTIKUM
dilaksanakan pada hari Sabtu dan Selasa 18 dan 21 Juni 2016, bertempat di
1. Mash
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan mash atau
a. Alat
b. Bahan
berikut :
a. Alat
Ayakan untuk Crumble, kompor, mesin cetak (pelting) untuk pembuatan pellet,
Bahan yang digunakan dalam pembuatan crumble dan pellet yaitu: Air
kanji.
C. Prosedur Kerja
1. Mash
25-30%
A. Hasil Pengamatan
1. Pembuatan Mash
Mash adalah bahan pakan atau campuran bahan berbentuk tepung. Bahan
yang digunakan dalam pembuatan mash yaitu ikan kering yang terlebih dahulu
krem, rasa asin, beraroma amis serta tekstur yang lembut. Warna krem ini
tergantung dari lama proses pengeringan ikan, selain itu rasa asin dari tepung ikan
dipengaruhi oleh lama perendaman dalam air garam pada saat proses pengasinan,
aroma amis tepung ikan tergantung dari jumlah garam yang digunakan pada saat
2013), yang menyatakan bahwa pengolahan dengan cara pemberian garam akan
meningkatkan rasa serta aroma pada produk yang dihasilkan. Selama proses
pengolahan akan terjadi proses hidrolisa protein menjadi asam-asam amino dan
peptida, kemudian asam-asam amino akan terurai lebih lanjut menjadi komponen-
2. Pembuatan Crumble
Crumble adalah pakan berbentuk butiran halus yang ukurannya lebih kecil
dari pellet dan merupakan campuran dari beberapa bahan pakan bentuk mash.
giling 413 gram, dedak padi 517 gram, tepung tapioka dan mineral sebanyak 7,7
gram. Alat yang digunakan berupa timbangan, panci, kompor, baskom, pengaduk,
hambar dan setelah dikeringkan juga memiliki rasa hambar. Aroma dari crumble
sebelum dikeringkan yaitu khas dedak dan setelah dikeringkan memiliki aroma
khas pakan, perubahan aroma terjadi karena pada saat pengeringan menggunakan
oven aroma khas dedak yang terdapat pada crumble ikut menguap bersama
dengan uap air. Tekstur dari crumble sebelum dan sesudah dikeringkan yaitu
kasar. Hal ini sesuai dengan pendapat Supriyono (2003), yang menyatakan bahwa
kandungan air dalam bahan pangan merupakan salah satu faktor yang
3. Pembuatan Pellet
memanjang dan merupakan campuran dari beberapa bahan pakan bentuk mash.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan pada proses pembuatan pellet bahan
yang digunakan yaitu konsentrat berupa tepung ikan 150 gram, jagung giling 413
gram, dedak padi 517 gram, tepung tapioka dan mineral sebanyak 7,7 gram. Alat
berwarna coklat kekuningan. Rasa dari pellet sebelum dikeringkan yaitu hambar
dan setelah dikeringkan juga memiliki rasa hambar. Aroma dari pellet sebelum
dikeringkan yaitu khas dedak dan setelah dikeringkan memiliki aroma khas pellet,
adanya perubahan aroma ini karena selama proses pengeringan dalam oven terjadi
penguapan kadar air yang menyebabkan perubahan aroma pellet yang tadinya
khas dedak menjadi khas pellet. Tekstur dari pellet sebelum dan sesudah
dikeringkan yaitu kasar. Hal ini sesuai dengan pendapat Hasibun (2005), yang
tekstur dan aroma bahan pangan. Pada umumnya bahan pangan yang dikeringkan
enzimatik.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Cara penyusunan ransum untuk pembuatan pakan mash, crumble dan pellet
metode bujur sangkar dimana PK tepung ikan 55%, PK jagung 10%, PK dedak
12%, sehingga diperoleh hasil yaitu jagung giling sebanyak 413,6 gram, dedak
halus 517 gram, tepung ikan 54 gram, tepung tapioka 7,7 gram dan mineral 7,7
gram.
2. Pembuatan pakan ternak dalam bentuk mash yaitu dengan cara menimbang
bahan sampai halus menggunakan blender. Pembuatan pakan ternak dalam bentuk
crumble dan pellet yaitu dengan cara menimbang bahan yang akan digunakan
diangkat dan siap dicetak. Khusus crumble cukup diayak menggunakan ayakan
crumble dan pellet tadi menggunakan oven bersuhu 60°C selama 72 jam.
B. Saran
untuk melengkapi apabila terdapat kekurangan zat nutrisi (gizi) dari salah satu
yang dibutuhkan dalam pembuatan crumble dan pellet yaitu 20% untuk 1 kg.
Bahan yang digunakan yaitu tepung ikan (konsentrat), tepung jagung, dedak
halus, mineral dan tepung tapioka (PK jagung 10%, PK dedak 12%, PK tepung
Diketahui :
Campuran A
Jagung 10 8
20
Dedak 12 10 +
18%
Tepung Ikan
Campuran A 18 35
20
Tepung ikan 55 2 +
37%
8 35
Jagung = x x 100 = 41, 36
18 37
10 35
Dedak = x x 100 = 51,70
18 37
2
Tepung ikan = x 100 = 5,40 +
37
98, 46%
sebanyak 0,77%.
Untuk pembuatan 1 kg pakan maka bahan-bahan yang dibutuhkan yaitu:
41,36
Jagung = x 1000 = 413,6 gram
100
51,70
Dedak = x 1000 = 517 gram
100
5,40
Tepung ikan = x 1000 = 54 gram
100
0,77
Tepung tapioka = x 1000 = 7,7 gram
100
0,77
Mineral = x 1000 = 7,7 gram +
100
Amrullah, I.K, 2011. Nutrisi Ayam Broiler. Ed ke-1. Bogor. Lembaga Satu Gunung
Budi.
Bian, Arbian. 2013. Teknik Pengendalian KEAMANAN Bahan Baku dan Pakan
di PT. Charoen Pokphan Indonesia. Balaraja Feed Mill Co. Ltd. Laporan
Magang. Jurusan ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan
Intitut Pertanian Bogor. (Tanggal 21 Juni 2016).
Hidayat, D. dan Ningrum, S. 2013. Kualitas Dan Kuantitas Tepung Ikan Dalam
Ransum Ikan.Prosiding Rapat Teknis Tepung Ikan No. 6/RTTI/1985 hal
85.(Tanggal 20 Juni 2016).
Mulki. 2014. Pemilihan Teknologi Tepung Ikan. Mimbar Ilmiah No. 2/15/2014.
(Tanggal 20 Juni 2014)
Syamsu, Jasmal. 2014. Karakteristik Fisik Pakan Itik Bentuk Pellet Yang Diberi
Bahan Perekat Berbeda Dan LamaPenyimpanan Yang Berbeda.Jurnal
Ilmu Ternak, vol 7 no.2, 128-134.(Tanggal 20 Juni 2014).