You are on page 1of 10

BAB II

ANALISIS INTI BATUAN (CORE)

1. Definisi dan Kegunaan Inti Batuan (Core)


Pengertian core adalah sampel atau contoh batuan yang diambil dari bawah
permukaan dengan suatu metode tertentu. Core umumnya diambil pada
kedalaman tertentu yang prospektif oleh perusahaan minyak atau tambang
untuk keperluan lebih lanjut. Data core merupakan data yang paling baik untuk
mengetahui kondisi bawah permukaan, tapi karena panjangnya yang terbatas
maka dituntut untuk mengambil data-data yang ada secara maksimal.
Data yang diambil meliputi jenis batuan, tekstur (ukuran butir, pemilahan,
bentuk butir, kemas, matrik dan semen), struktur sedimen dan sifat fisik batuan
itu sendiri. Selain itu kita dapat mengetahui harga porositas, permeabilitas dan
saturasi fluida yang terkandung dalam batuan tersebut. Tekstur dan struktur
sedimen dapat menggambarkan sejarah transportasi pengendapan, energi
pembentuk batuan tersebut, genesa, arah arus, mekanisme transportasi dan
kecepatan sedimen tersebut diendapkan. Sehingga dari faktor-faktor tersebut
dapat ditentukan fasies sedimen dan lingkungan pengendapannya.
Core dibagi 2 (dua), yaitu:
1. Conventional Core, yaitu core yang diambil bersamaan dengan proses
pemboran.
2. Sidewall Core, yaitu core yang diambil pada saat melakukan wireline
logging.
Alasan utama dilakukan pengambilan core di lapangan adalah:
1. Keperluan stratigrafi, dimana perusahaan minyak akan mengambil data
formasi core pada daerah development well.
2. Keperluan analisis ada tidaknya kandungan hidrokarbon pada formasi
tersebut, dimana perusahaan minyak akan mengambil data core pada
daerah yang belum terbukti ada kenampakan hidrokarbonnya (wild cat atau
exploratory).
Adapun tujuan pengambilan data core secara primer adalah untuk
mendapatkan data, antara lain:
1. Data detil tentang reservoar (fasies, struktur sedimen, lingkungan
pengendapan, umur, tipe porositas, mineralogy, dsb).
Sedimentologi Analisis Inti Batuan (Core)

2. Data petrofisika dan kualitas batuan, seperti porositas, permeabilitas,


saturasi, tekanan kapiler, dll).
3. Kalibrasi log.
4. Studi Fracture dan Suture
Sedangkan secara sekunder adalah untuk:
1. Mengetahui Formation Boundary (batas formasi).
2. Skala besar struktur sedimen.

Gambar 1. Pengambilan conventinal core utuh dalam suatu pemboran

Gambar 2. Pengambilan Side Wall Core dengan menggunakan Gun

1
0
Sedimentologi Analisis Inti Batuan (Core)

3. Data paleontologi.
4. Mendapatkan data sampel analisis geokimia yang tidak terkontaminasi.
5. Pemetaan bawah permukaan zona prospek.

Gambar 3. Cara penamaan dan pembungkusan conventional core

1.1. Analisis Inti Batuan ditinjau dari Sedimentologi dan Geologi


Reservoar
Pada praktikum sedimentologi, analisis core lebih dititikberatkan pada
analisis sedimentologi dalam penentuan lingkungan pengendapan.
Deskripsi core dan analisis petrografi adalah pelengkap analisis core untuk
menentukan beberapa faktor seperti lingkungan pengendapan,
pengidentifikasian rekahan dan mineralogi dan pengaruhnya terhadap kualitas
batuan dan produksi. Analisis tersebut digunakan untuk menentukan:
1. Deskripsi detil batuan sedimen.
2. Hubungan dan konektivitas dari matrik dan porositas rekahan.
3. Tipe batuan dan karakteristik tekstur.
4. Mineralogi dan asal butiran.
5. Komposisi mineralogi daripada matrik dan semen.

11
Sedimentologi Analisis Inti Batuan (Core)

6. Hubungan antara butiran, semen, matrik dan porositas.


1.1. Deskripsi sedimentologi
Data sedimentologi detil dibutuhkan untuk pembuatan model geologi dan
lingkungan pengendapan dari reservoar serta kontrol terhadap fungsi
kedalaman. Deskripsi detil meliputi:
1. Ukuran butir.
2. Bioturbasi.
3. Perbandingan pasir-lempung.
4. Struktur sedimen.
5. Sementasi.
6. Kenampakan minyak.
7. Lingkungan pengendapan.
Lingkungan pengendapan sangat dipengaruhi oleh morfologi, arah pola dan
kemenerusan reservoar.

2. Maksud dan Tujuan


Maksud dari praktikum analisis core ini adalah agar praktikan dapat
mendeskripsi batuan pada core seperti singkapan di lapangan dengan baik dan
teliti sehingga diharapkan praktikan dapat membuat measured section
(penampang stratigrafi terukur) dari data-data yang diperoleh. Sedangkan
tujuan praktikum analisis core ini adalah supaya praktikan dapat memahami
dan menentukan fasies sedimen serta lingkungan pengendapan dari hasil
analisis pemerian core tersebut.

3. Metode Analisis
3.1. Alat dan Bahan
Alat:
1. Lup
2. Penggaris panjang
3. Alat tulis
Bahan:
1. Core (conventional atau sidewall core)
2. HCl 0,1 N

1
2
Sedimentologi Analisis Inti Batuan (Core)

3.2. Cara Kerja


1. Buatlah pemerian core meliputi : warna, tekstur (ukuran butir, pemilahan,
bentuk butir, kemas, fragmen, matrik dan semen), komposisi, struktur
sedimen dan tebal lapisan pada tiap-tiap litologi yang anda jumpai.
2. Gambarkan hasil pemerian saudara pada kolom MS (penampang stratigrafi
terukur) dan tulis semua kenampakan yang anda jumpai pada core tersebut
antara lain:
Litologi (pemerian)
Struktur sedimen
Kenampakan lain, misal :
- Coal chips
- Rip-up clast
- Mud clast
- Sisipan
- Urat-urat (vein)
Kenampakan fosil, misal :
- Gastropoda
- Kayu (urat, akar, daun, dll)
- Lepidocyclina
- Gigi/tulang hiu, dll.
3. Dari hasil analisis MS (penampang stratigrafi terukur), tentukan fasies
sedimen dan lingkungan pengendapannya berdasarkan referensi yang ada.

1
3
Sedimentologi Analisis Inti Batuan (Core)

Gambar 4. Klasifikasi
bentuk butir menurut
Zingg (1959)

Gambar 5. Simbol batuan dan struktur sedimen


1
4
Sedimentologi Analisis Inti Batuan (Core)

Gambar 6. Tipe-tipe pemilahan dan pengaruh pemilahan terhadap porositas

Alur Pendeskripsian batuan sedimen:


Jenis batuan :
Warna :
Tekstur : - ukuran butir:
- derajat pembundaran:
- derajat pemilahan:
- kemas:
Komposisi : - Fragmen:
- Matriks:
- Semen:
Struktur sedimen:
Nama Batuan :

1
5
Sedimentologi Analisis Inti Batuan (Core)

Lithologies
G – gravel, S – sand, F – fines (mud), D – diamicton
Qualifiers
m – massive, p – planar cross-bedded, t – trough cross-bedded,
r – ripple cross-laminated, h – horizontal-
laminated, l – laminated, r – rootlets, p –
pedogenic, etc.
Prefixes
f – fine, m – medium, c – coarse
Lithologies
M – mudstone, W – wackestone, P – packstone,
G – grainstone, B – boundstone, R – rudstone,
F – floatstone, D – dolomite
Qualifiers
f – fenestral, s – stromatolitic, o – ooidal, p – peloidal,
b – bioclastic, cr – crinoidal, v – vuggy, etc.
Prefixes
f – fine, m – medium, c – coarse, cx – crystalline,
d–dolomitic, s–siliceous, etc.

Rumus penamaan lithofasies: Prefixes + Lithologies + Qualifiers

Contoh penamaan lithofasies :


Calcareous sandstone, grey, very fine sand (1/16 – 1/8mm), carbonate cement,
stratified
Penamaan : vfSs

1
6
Sedimentologi Analisis Inti Batuan (Core)

References
Wendy, K., 2003, Application of Core Analysis in Reservoir Description and
Characterization, Guest Lecture Material, Core Laboratories, Yogyakarta.
Thoha, Sofiyudin, 2001, Wellsite Geologist: Short Course Guideline, AAPG
UGM Student Chapter – Gulf Resources Indonesia, Yogyakarta.
Nugrahadi, Yordi, 2001, Introduction Wellsite Geologist, PT. Caltex Pacific
Indonesia, Duri Riau
Tucker, Maurice E, 1996. Sedimentary rocks in the field (third edition).
Department of geological sciences University of Durham. United kingdom.

1
7

You might also like