You are on page 1of 11

MAKALAH

TAFSIR SURAH AL-HADID AYAT 27

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah: TAFSIR TARBAWI

Dosen: H. Dede Suryana, S.Ag., M.SI

Disusun oleh:

 Zayin N Awalin Ramdani


17.0093.1
PAI 2B

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSITUT AGAMA ISLAM CIPASUNG TASIKMALAYA

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadrirat Allah SWT. Yang Maha
Kuasa, karena berkat inayah dan taufik-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah
ini. Shalawat dan salam semoga tetap dilimpahkan kepada Nabi akhir zaman,
Muhammad saw, keluarga, para sahabatnya dan seluruh pengikutnya sampai akhir
zaman.

Makalah ini membahas tentang tafsiran al-qur’an surah Al-Hadid ayat 27.
Isi makalah ini terbagi atas tiga bab. Bab I Pendahuluan, berisi uraian tentang latar
belakang masalah, permasalahan, tujuan penelitian. Bab II berisi pembahasan ;
Lafal dan terjemahan suroh Al-Hadid ayat 27 , makna kosa kata, tafsir mufrodat,
analisis nahwu dan shorof, kandungan ayat. Bab III penutup menyajikan simpulan
dari penulisan makalah.

Upaya yang dilakukan oleh penulis dalam melakukan penulisan ini rasanya
sudah optimal, meskipun demikian sudah pasti masih banyak kekurangan dan
kelemahan. Dengan segala kerendahan hati, penulis ajukan makalah sederhana ini
kepada Bapak Dosen untuk kiranya memperoleh masukan penyempurnaan dan
penilaian. Semoga hasil karya sederhana ini dengan segala keterbatasan dapat
bermanfaat bagi penulis dan semua pihak yang membutuhkan. Amiin.

Cipasung, Februari 2019

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1


A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 1
C. Tujuan ................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 2


A. Penjelasan Ayat ................................................................................... 2
B. Makna Kosa kata ................................................................................. 5
C. Analisis Nahwu Shorof ....................................................................... 6
D. Hikmah Dari Ayat Tersebut ................................................................ 6

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 7


A. Simpulan ............................................................................................. 7

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 8

2
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur`an adalah sumber dari segala sumber ajaran Islam. Kitab suci
menempati posisi sentral bukan saja dalam perkembangan dan pengembangan
ilmu-ilmu ke Islaman tetapi juga merupakan inspirator dan pemandu gerakan-
gerakan umat Islam sepanjang empat belas abad lebih sejarah pergerakan umat
ini.Al-Qur`an ibarat lautan yang amat luas, dalam dan tidak bertepi, penuh dengan
keajaiban dan keunikan tidak akan pernah sirna dan lekang di telan masa dan waktu.
Maka untuk mengetahui dan memahami betapa dalam isi kandungan al-Qur`an
diperlukan tafsir.

Penafsiran terhadap al-Qur`an mempunyai peranan yang sangat besar dan


penting bagi kemajuan dan perkembangan umat Islam. Oleh karena itu sangat besar
perhatian para ulama untuk menggali dan memahami makna-makna yang
terkandung dalam kitab suci ini. Sehingga lahirlah bermacam-macam tafsir dengan
corak dan metode penafsiran yang beraneka ragam pula, dan dalam penafsiran itu
nampak dengan jelas sebagai suatu cermin perkembangan penafsiran al-Qur`an
serta corak pemikiran para penafsirnya sendiri. Dalam makalah yang singkat ini
penulis berusaha membahas tentang pengertian tafsir, sejarah perkembangan tafsir,
bentuk metode corak tafsir, kitab-kitab tafsir berbahasa indonesia syarat-syarat
seorang mufassir

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas penulis dapat menemukan rumusan
masalahnya yaitu menyangkut bagaimana tafsiran surat Al-Hadid 27 tentang kitab
Injil

C. Tujuan
Dari rumusan masalah diatas maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah
mengetahui tafsiran surat Al-Hadid 27 tentang kitab Injil dalam Al-Quran.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penjelasan Ayat

‫اْل ْن ِجي َل َو َجعَ ْلنَا ِفي‬ ِ ْ ُ‫سى اب ِْن َم ْريَ َم َوآتَ ْينَاه‬ َ ‫س ِلنَا َوقَفَّ ْينَا ِب ِعي‬ ِ َ ‫علَ ٰى آث‬
ُ ‫ار ِه ْم بِ ُر‬ َ ‫ث ُ َّم قَفَّ ْينَا‬
‫علَ ْي ِه ْم ِإ ََّّل ا ْبتِغَا َء‬
َ ‫عوهَا َما َكت َ ْبنَاهَا‬ ُ َ‫ب الَّذِينَ ات َّ َبعُوهُ َرأْفَةً َو َر ْح َمةً َو َر ْهبَانِيَّةً ا ْبتَد‬ ِ ‫قُلُو‬
‫عا َيتِ َها ۖ فَآت َ ْينَا الَّذِينَ آ َمنُوا ِم ْن ُه ْم أ َ ْج َر ُه ْم ۖ َو َك ِثير‬ َ ‫َّللا فَ َما َر َع ْوهَا َح َّق ِر‬ ِ َّ ‫ان‬ِ ‫ض َو‬ ْ ‫ِر‬
َ‫ِم ْن ُه ْم فَا ِسقُون‬
Terjemah Arti:

“Kemudian Kami iringi di belakang mereka dengan rasul-rasul Kami dan Kami
iringi (pula) dengan Isa putra Maryam; dan Kami berikan kepadanya Injil dan Kami
jadikan dalam hati orang-orang yang mengikutinya rasa santun dan kasih sayang.
Dan mereka mengada-adakan rahbaniyyah padahal kami tidak mewajibkannya
kepada mereka tetapi (mereka sendirilah yang mengada-adakannya) untuk mencari
keridhaan Allah, lalu mereka tidak memeliharanya dengan pemeliharaan yang
semestinya. Maka Kami berikan kepada orang-orang yang beriman di antara
mereka pahalanya dan banyak di antara mereka orang-orang fasik”.

TAFSIR AYAT

27. Kemudian Kami mengutus sesudah Nuh dan Ibrahim para utusan Kami yang
Kami mengutus mereka dengan keterangan-keterangan yang nyata. Dan Kami
susulkan juga Isa putra Maryam dan memberinya Injil. Kami menjadikan hati
orang-orang yang mengikuti agamanya lunak dan mengasihi, mereka saling
mengasihi di antara mereka, lalu mereka membuat kerahiban dengan bersikap
ghuluw dalam beribadah yang tidak Kami wajibkan kepada mereka, sebaliknya
merekalah yang merekayasanya sendiri, maksud mereka adalah meraih ridha Allah,
tetapi mereka tidak menegakannya dengan benar, maka Kami memberi orang-orang
yang beriman kepada Allah dan para RasulNya dari mereka pahala mereka menurut
iman mereka, dan kebanyakan dari mereka keluar dari ketaatan kepada Allah, juga
mendustakan Rasulullah, Muhammad.

2
Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

27.Kemudian kami ikutkan atas anak cucu mereka, yaitu di jalan yang mereka
lewati itu rasul-rasul kami yang diutus untuk menunjukkan mereka kepada
kebenaran mereka. Kami sertakan kepada mereka Isa bin Maryam, yaitu cucu
Ibrahim yang lahir dari Ibunya. Kami beri dia Injil. Dan kami berikan kebahagiaan
dan kasih sayang dalam hati orang-orang yang beriman kepada riaslahnya dan
mengikuti agamanya, yaitu Al-Hawariyun dan pengikut-pengikutnya. Yaitu
mereka yang mengikuti hukum-hukum agama, batasan-batasan, dan hukum
muamalah. Mereka mengadakan Rahbaniyyah, yaitu Ibadah yang berlebih dan
diikuti dengan pengasingan diri. Kami tidak mewajibkan mereka melakukan itu,
namun mereka melakukan dan mengadakan hal itu untuk diri mereka sendiri
dengan maksud agar diridhai Allah. Mereka tidak memeliharanya dengan tepat,
bahkan mereka melalaikan dan menyimpang dari hal itu. Lalu kami berikan kepada
orang-orang yang beriman di antara mereka pahala yang layak, yaitu orang-orang
yang ikhlas dalam keimanan mereka. Kebanyakan dari biarawan itu tidak
mengikuti perintah-perintah Allah SWT. Ar-Ra’fatu adalah mencegah kejahatan
dengan ketamahan dan kelembutan. Ar-Rahmah adalah memberikan kebaikan dan
cinta dengan cara yang baik.;

Tafsir Al-Wajiz / Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili

Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengkhususkan Nabi Isa ‘alaihis salam, karena


susunan ayat ini berkenaan dengan orang-orang Nasrani yang mengaku mengikuti
Nabi Isa ‘alaihis salam. Yang termasuk di antara kitab-kitab Allah yang utama.
Oleh karena itulah orang-orang Nasrani lebih lunak hatinya daripada yang lain
ketika mereka berada di atas syariat Nabi Isa ‘alaihis salam. Yang dimaksud dengan
Rahbaniyah ialah tidak beristri atau tidak bersuami dan mengurung diri dalam biara.
Allah Subhaanahu wa Ta'aala tidak mewajibkan hal itu kepada mereka, bahkan
merekalah yang mewajibkannya dari diri mereka sendiri dengan maksud mencari
keridhaan Allah Subhaanahu wa Ta'aala. Yakni mereka tidak melakukannya dan
memenuhi hak-haknya, sehingga mereka melakukan dua kesalahan; berbuat bid’ah
dan tidak melakukan apa yang mereka wajibkan terhadap diri mereka. Keadaan

3
inilah yang dilakukan mereka pada umumnya. Kepada Nabi Muhammad
shallallahu 'alaihi wa sallam setelah beriman kepada Nabi Isa ‘alaihis salam, maka
masing-masing mendapatkan pahala sesuai keimanannya.

Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Sesudah nabi nuh dan ibrahim, kemudian kami susulkan rasul-rasul kami untuk
mengikuti jejak mereka, yaitu dengan mengajak umatnya beriman dan mentaati
perintah-Nya, dan kami susulkan pula isa putra maryam, dan kami berikan injil
kepadanya sebagai pedoman bagi umatnya, dan kami jadikan rasa santun dan kasih
sayang kepada sesama manusia dalam hati orang-orang yang mengikutinya.
Sebagian dari mereka mengada-adakan rahb'niyyah, yaitu hidup membujang dan
mengurung diri dalam biara, padahal kami tidak mewajibkannya kepada mereka.
Ka-mi hanya mewajibkan mereka untuk mencari keridaan Allah, tetapi tuntunan itu
tidak mereka pelihara dengan semestinya. Maka, kepada orang-orang yang beriman
di antara mereka dan berbuat kebajikan, kami berikan pahalanya. Dan banyak di
antara mereka yang fasik dengan mengingkari atau mengubah ajaran itu. 28. Allah
menerangkan keingkaran ahli kitab pada kenabian Muhammad. Wahai orang-orang
yang beriman! bertakwalah kepada Allah. Laksanakan semua perintah-Nya dan
jauhilah semua larangan-Nya, dan berimanlah kepada rasul-Nya, yaitu nabi
Muhammad yang diutus untuk melengkapi dan meluruskan syariat terdahulul. Jika
kamu melaksanakannya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua
bagian, yaitu kebahagiaan di dunia dan kemuliaan di akhirat, dan menjadikan
cahaya terang untukmu yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dengan tenang
tanpa takut tersesat, serta dia akan mengampuni semua dosa kamu bila kamu
bertobat dengan sungguh-sungguh. Dan Allah maha pengampun atas dosamu dan
dosa seluruh manusia yang bertobat, maha penyayang kepada semua makhluk-Nya.

4
B. Makna Kosa kata

Kata Arti Kata Kata Arti Kata

‫ث ُ َّم قَفَّ ْينَا‬ Dan kami iringi ً‫َو َر ْح َمة‬ Dan kasih sayang

ِ َ ‫علَ ٰى آث‬
‫ار ِه ْم‬ َ Dari beakang ً‫َو َر ْهبَانِيَّة‬ Rahbaniyyah
mereka

‫س ِلنَا‬
ُ ‫ِب ُر‬ Dengan rasul ً‫َو َر ْه َبا ِنيَّة‬ Mereka mengada-
kami adakannya

‫سى اب ِْن َم ْريَ َم‬


َ ‫بِ ِعي‬ Kepada isa bin ‫َما َكت َ ْبنَاهَا‬ Kami tidak
maryam mewajibkannya

ُ‫َوآت َ ْينَاه‬ Dan kami berikan ‫علَ ْي ِه ْم‬


َ Kepada mereka
kepadanya

ِْ
‫اْل ْن ِجي َل‬ Kitab injil ‫إِ ََّّل ا ْب ِتغَا َء‬ Tetapi mereka
sendiri

‫َو َج َع ْلنَا‬ Dan kami jadikan َّ ‫ان‬


ِ‫َّللا‬ ِ ‫ِرض َْو‬ Untuk mencari
ridla Allah

ِ ‫فِي قُلُو‬
‫ب‬ Didalam hati َ ‫فَ َما َر‬
‫ع ْوهَا‬ Mereka tidak
merawatnya

ُ‫الَّذِينَ اتَّبَعُوه‬ Orang yang َ ‫َح َّق ِر‬


‫عا َيتِ َها‬ Dengan
mengikutinya perawatan
ً‫َرأْفَة‬ Rasa santun

5
C. Analisis Nahwu Shorof

Kata Tarkiban Kata Tarkiban

‫ث ُ َّم قَفَّ ْينَا‬ Ataf dari kata ً‫َو َر ْح َمة‬ Maful tsani
sebelumnya
ِ َ ‫علَ ٰى آث‬
‫ار ِه ْم‬ َ Jar majrur ً‫َو َر ْهبَانِيَّة‬ Maf’ul
muqaddam
‫س ِلنَا‬
ُ ‫بِ ُر‬ Jar majrur

‫سى اب ِْن َم ْريَ َم‬


َ ‫ِب ِعي‬ Jar najrur ‫َما َكت َ ْبنَاهَا‬ Fiil dan fail yg
diakhirkan
ُ‫َوآت َ ْينَاه‬ Wau isti’naf ‫علَ ْي ِه ْم‬
َ Maf’ul bih

‫اْل ْن ِجي َل‬ ِْ Maf’ul dari ‫إِ ََّّل ا ْب ِتغَا َء‬ Mustasna dari
“ataina” “maa katabna”
‫َو َجعَ ْلنَا‬ Athf nasaq dari َّ ‫ان‬
ِ‫َّللا‬ ِ ‫ِرض َْو‬ Maful dari “illa
wa ataina ibtigha’a”
ِ ‫فِي قُلُو‬
‫ب‬ Jar majrur َ ‫فَ َما َر‬
‫ع ْوهَا‬ Fa fasihah dan fiil
fail
ُ‫الَّذِينَ اتَّبَعُوه‬ Shilah dan mausul َ ‫َح َّق ِر‬
‫عا َيتِ َها‬ Mashdar taukid
ً‫َرأْفَة‬ Maf’ul dari
“ja’alna”

D. Hikmah Dari Ayat Tersebut

Dari pembahasan yang telah dijelaskan maka mengandung hikmah bagi


pembaca khusunya bagi penulis sendiri, yakni

1. Kitab Injil adalah sala satu kitab yang di wahyukan Allah kepada Nabi Isa
a.s
2. Isi dari Kitab Injil ada kesamaan dalam dalam Al-Quran, perintah untuk
menyembah kepada Allah
3. Harus meyakini bahwa Injil adalah salah satu kitab Allah yang wajib kita
Imani keadaannya.

6
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
1. Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengkhususkan Nabi Isa ‘alaihis salam,
karena susunan ayat ini berkenaan dengan orang-orang Nasrani yang
mengaku mengikuti Nabi Isa ‘alaihis salam. Yang termasuk di antara kitab-
kitab Allah yang utama. Oleh karena itulah orang-orang Nasrani lebih lunak
hatinya daripada yang lain ketika mereka berada di atas syariat Nabi Isa
‘alaihis salam. Yang dimaksud dengan Rahbaniyah ialah tidak beristri atau
tidak bersuami dan mengurung diri dalam biara. Allah Subhaanahu wa
Ta'aala tidak mewajibkan hal itu kepada mereka, bahkan merekalah yang
mewajibkannya dari diri mereka sendiri dengan maksud mencari keridhaan
Allah Subhaanahu wa Ta'aala. Yakni mereka tidak melakukannya dan
memenuhi hak-haknya, sehingga mereka melakukan dua kesalahan; berbuat
bid’ah dan tidak melakukan apa yang mereka wajibkan terhadap diri
mereka. Keadaan inilah yang dilakukan mereka pada umumnya. Kepada
Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam setelah beriman kepada Nabi
Isa ‘alaihis salam, maka masing-masing mendapatkan pahala sesuai
keimanannya.

7
DAFTAR PUSTAKA

1. Internet
Referensi: https://tafsirweb.com/10723-surat-al-hadid-ayat-27.html
diakses pada hari Senin 25 Februari 2018
2. Rujukan kitab
-Tafsir jalalain
-Tafsir Al-Muyassar
-Tafsir Al-Mujiz

You might also like