Professional Documents
Culture Documents
MATERIAL TEKNIK
Disusun oleh:
2016
BAB IV
ANALISA STRUKTUR MIKRO
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
Untuk mempelajari pengaruh perlakuan panas ( heat treatment ) sebuah material terhadap
struktur mikro.
2. Waktu Praktikum
Sabtu, 8 Oktober 2016
3. Tempat Praktikum
Laboratorium Material, Fakultas Teknik, Universitas Mataram.
C. LANDASAN TEORI
Dari gambar di atas bahwa penyelidikan mikro struktur tersebut berkisar antara 10 -6 cm
-2
(batas kemampuan electron mikroskop hingga 10 cm batas-batas kemam puan mata
manusia). Meskipun daerah lingkup pengamatan metallography ini mencakup suatu daerah
yang luas (10 -6
– 10 -2
cm) namun demikian obyek pengamatan yang biasanya digunakan
yaitu 10 -5 cm atau order pembesaran 5000 – 30000 x untuk mikroskop electron dan 10 -3
cm atau order pembesaran 100 – 1000 x untuk mikroscop optis.
Pengamatan metalugrafi didasarkan pada perbedaan intensitas sinar pantul permukaan
logam yang masuk kedalam mikroskop sehingga terjadi gambar yang berbeda (gelap, agak
terang dan terang). Apabila terhadap permukaan logam yang telah dihaluskan (polish)
dicelupkan kedalam suatu media kimia (etsa), maka permukaan logam tersebut akan
dilarutkan Mikrostruktur yang berbeda akan dilarutkan dengan kecepatan yang berbeda
sehingga meninggalkan bekas permukaan dengan orientasi sudut yang berbeda pula. Dengan
demikian apabila seberkas sinar dikenakan pada permukaan logam yang telah di test maka
sinar tersebut akan dipantulkan sesuai dengan orientasi sudut permukaan bidang yang
terkena.
D. PROSEDUR PRAKTIKUM
A. Proses pemotongan
Siapkan bahan yang akan dipotong, panjang pemotongan = 5 mm
Cekam bahan pada ragum pemotong, tutup mesin pemotong dan tekan lampu
penerangan mesin.
Tekan tombol pompa dan tunggu air pendingin mengalir.
Tekan tombol motor dan tarik hadle berlawanan jarum jam secara perlahan-lahan
sampai bahan terpotong.
B. Proses Grinding dan polishing
Hidupkan mesin dengan menekan On/Off pada bagian belakang mesin.
Tekan tombol Power dan Water, pasang amplas sambil dibasahi dengan air di atas
piringan ( urutan amplas mulai dari grit size 120 – 1000 mm2).
Pilih arah putaran dengan menekan tanda dan pilih kecepatan putaran dengan
menekan tanda .
Tekan tombol Run/Stop untuk memutar dan menghentikan putaran, specimen siap di
amplas sesuai dengan urutan amplasnya.
Setelah urutan amplasnya selesai dilanjutkan dengan pemolesan dengan kain
sutra/beludru dan ditetesin alumina/autosol sampai permukaan specimen terlihat
seperti cermin tanpa goresan.
C. Proses Etsa
Lakukan Etsa dengan larutan zat kimia sesuai dengan jenis logam yang tertera pada
kolom etsa di bawah ini :
Tabel etsa
No Nama Komposisikimia Cara Penggunaan
Besi dan Baja (Micro)
1. Nital HNO3 : 1–5 ml Beberapadetik s/d 1 Baja Karbon
Alkohol 95 % : 100 menit
ml
2. Picral Picric acid: 4 gr Beberapadetik s/d 1 menit Baja
Alkohol 95 % : Karbon&
100 ml lowalloy hasil
heat
treathment
3. Aqua Regia HNO3 : 20 ml Beberapadetik Stainless
HCl : 60 ml Steel.
4. Hidrochlorid HCl : 50 ml) 1 – 60 menitpada Crack,
Acid H2O : 50 ml temperature 750 C porosity dan
depth of
hardness
5. Nitric Acid HNO3 : 0,5 – 1 % 30 – 60 Strukturlas -
dalam H2O detiksetelahdigrindingbaja. lasan
Al Alloy
1. Sodium hidroxide NaOH : 1 gr 10 detik Umum
H2O : 99 ml (micro)
Mounting Press.
E. HASIL PENGUJIAN
Garis batas butir cementit (martensit)
A. Quenching
perlite ferrit
Dari spesimen Quencing yang di uji stuktur mikro pada permukaan spesimen tedapat
beberapa stuktur mikronya yaitu:
1. Ferrite ialah suatu komposisi logam yang mempunyai batas maksimum kelarutan
Carbon 0,025%C pada temperature 723 Derajat Celcius, struktur kristalnya BCC
(Body Center Cubic) dan pada temperature kamar mempunyai batas kelarutan
Carbon 0,008%C. Dan warnanya agak putih keabuan
2. Pearlite ialah campuran Eutectoid antara Ferrite dengan Cementid yang dibentuk
pada temperature 723 Derajat Celcius dengan kandungan Carbon 0,83%C. dan
warnanya agak kehitaman
3. Cementid ialah suatu senyawa yang terdiri dari unsur Fe dan C dengan perbandingan
tertentu (mempunyai rumus empiris) dan struktur kristalnya Orthombic
B. Annealing
perlite
Dari spesimen Annealing yang di uji stuktur mikro pada permukaan spesimen tedapat
beberapa stuktur mikronya yaitu:
1. Ferrite ialah suatu komposisi logam yang mempunyai batas maksimum kelarutan
Carbon 0,025%C pada temperature 723 Derajat Celcius, struktur kristalnya BCC
(Body Center Cubic) dan pada temperature kamar mempunyai batas kelarutan
Carbon 0,008%C. Dan warnanya agak putih keabuan
2. Pearlite ialah campuran Eutectoid antara Ferrite dengan Cementid yang dibentuk
pada temperature 723 Derajat Celcius dengan kandungan Carbon 0,83%C. dan
warnanya agak kehitaman
C. Normalizing
Dari spesimen Normalizing yang di uji stuktur mikro pada premukaan spesimen tedapat
beberapa stuktur mikronya yaitu:
1. Ferrite ialah suatu komposisi logam yang mempunyai batas maksimum kelarutan
Carbon 0,025%C pada temperature 723 Derajat Celcius, struktur kristalnya BCC
(Body Center Cubic) dan pada temperature kamar mempunyai batas kelarutan
Carbon 0,008%C. Dan warnanya agak putih keabuan
2. Pearlite ialah campuran Eutectoid antara Ferrite dengan Cementid yang dibentuk
pada temperature 723 Derajat Celcius dengan kandungan Carbon 0,83%C. dan
warnanya agak kehitaman
D. Tanpa Perlakuan perlite
Gambar 5.
ferrite garis batas butir
Dari spesimen Tanpa perlakuan yang di uji stuktur mikro pada premukaan spesimen
tedapat beberapa stuktur mikronya yaitu:
1. Ferrite ialah suatu komposisi logam yang mempunyai batas maksimum kelarutan
Carbon 0,025%C pada temperature 723 Derajat Celcius, struktur kristalnya BCC
(Body Center Cubic) dan pada temperature kamar mempunyai batas kelarutan
Carbon 0,008%C. Dan warnanya agak putih keabuan
2. Pearlite ialah campuran Eutectoid antara Ferrite dengan Cementid yang dibentuk
pada temperature 723 Derajat Celcius dengan kandungan Carbon 0,83%C. dan
warnanya agak kehitaman
F. PEMBAHASAN
Perbedaan fasa pendinginan akan menyebabkan jumlah ferrit dan perlite yang
merupakan hasil pertumbuhan dari austenit setelah menhalami proses pemanasan. Dari
ketiga jenis yang dilihat struktur mikronya . Hasil Foto yang terlihat pada mikroskop akan
terlihat jelas apa bila prosedur percobaan dilakukan dengan baik.
Pengujian yang telah dilakukan,didapatkan bahwa struktur mikro dari 3 jenis baja yang
sudah di heat treatment dan 1 baja tanpa perlakuan berbeda.Perbedaan yang dimiliki oleh
ketiga jenis baja yang di heat treatment itu disebabkan karena waktu pendingin dari setiap
spesimen yang berbeda yang menyebabkan struktur mikro dan sifat mekanik suatu bahan uji
(spesimen) berubah.
Quenching didapat bentuk strukturnya yang kecil dan agak kehitaman. Hal ini
disebabkan karena struktur itu tidak dapat tumbuh karena setelah baja di panaskan langsung
didinginkan kedalam air pendingin.
Hal ini berbeda dengan baja yang di Anneling setelah dipanaskan spesimen didiamkan
didalam oven pemanas mencapai suhu kamar. Sedangkan untuk Normalising setelah
dipanaskan kemudian spesimen tersebut dikeluarkan dalam oven dan didinginkan dengan
udara bebas (suhu ruangan). Hal ini menyebabkan struktur mikro yang terlihat pada
mikroskop terlihat lebih besar dari baja yang di Quenching.