You are on page 1of 18

MAKALAH AGAMA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Agama


Bayu dwi cahyono, M.pd

Disusun Oleh :
Muhamad Amirulah Afghani 1811010031
Ega ristianti 1811010008
Nining Setiowati 1811010014
Abi wahyu saputra 1811010065
Irna Risnawati 1811010020

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN DIII


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH PURWOKERTO
2018
KATA PENGATAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Agama
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang pengertian, unsur unsur pokok,
kebutuhan manusia akan dan fungsi dari Agama ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.

Purwokerto, 2 Oktober 2018

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama adalah suatu kepercayaan yang diyakini seseorang untuk membuat
hidupnya lebih tentram dan mengantarkan seseorang itu dalam kebaikan hal tersebut
terbukti dengan berkembangnya zaman. Pada hakikatnya dulu manusia masih berada
dalam masa jahiliah yaitu masa kebodohan yang belum mengenal kasta dan agama,
dimana seseorang tersebut masih dalam tahap pencarian jati diri. Dengan keadaan
seperti itu manusia semakin dalam kebodohan dan merajalela sehingga Allah
menyampaikan wahyu kepada malaikat jibril untuk disampaikan kepada para
rasulnya, disitulah agama mulai disebar luaskan.
Pada makalah kali ini kami akan menjabarkan secara detail mengenai
pengertian agama, unsur-unsur pokok agama, kebutuhan manusia akan agama dan
fungsi agama.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Agama
2. Unsur-unsur Pokok Agama
3. Kebutuhan Manusia akan Agama
4. Fungsi Agama
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui Pengertian Agama
2. Untuk mengetahui unsur-unsur Agama
3. Untuk mengetahui Kebutuhan Manuisa akan Agama
4. Untuk mengetahui Fungsi Agama
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Agama

Menurut kamus besar bahasa indonesia, Agama adalah sistem yang mengatur tata
keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata
kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta
lingkungannya. Kata "Agama" berasal dari bahasa sansekerta agama (yang berarti
“tradisi” ). Kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal
dari bahasa latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti "mengikat
kembali".1 Maksudnya dengan bereligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.
Agama berasal dari bhasa Sansekerta dari dua kata yakni ”a“ yang berarti tidak dan “
gama “ yang berarti kacau . Sehingga bisa diartikan menjadi tidak kacau atau adanya
peraturan yang diberikan kepada manusia sehingga hidup nya menjadi teratur
.Menurut Filolog Max muller, akar kata bahasa Inggris "religion", yang dalam bahasa
Latin religio, awalnya digunakan untuk yang berarti hanya "takut akan Tuhan atau
dewa-dewa, merenungkan hati-hati tentang hal-hal ilahi, kesalehan" ( kemudian
selanjutnya Cicero menurunkan menjadi berarti " ketekunan " ). Max Müller menandai
banyak budaya lain di seluruh dunia, termasuk Mesir, Persia, dan India, sebagai bagian
yang memiliki struktur kekuasaan yang sama pada saat ini dalam sejarah. Apa yang
disebut agama kuno hari ini, mereka akan hanya disebut sebagai "hukum".

Banyak bahasa memiliki kata-kata yang dapat diterjemahkan sebagai "agama", tetapi
mereka mungkin menggunakannya dalam cara yang sangat berbeda, dan beberapa
tidak memiliki kata untuk mengungkapkan agama sama sekali. Sebagai contoh,
dharma kata Sanskerta, kadang-kadang diterjemahkan sebagai "agama", juga berarti
hukum. Di seluruh Asia Selatan klasik, studi hukum terdiri dari konsep-konsep seperti
penebusan dosa melalui kesalehan dan upacara serta tradisi praktis. Jepang pada
awalnya memiliki serikat serupa antara "hukum kekaisaran" dan universal atau
"hukum Buddha", tetapi ini kemudian menjadi sumber independen dari kekuasaan.

1 H. Endang Saifuddin Anshari,M.A.,ILMU FILSAFAT DAN AGAMA.hal 119


Tidak ada setara yang tepat dari "agama" dalam bahasa Ibrani, dan Yudaisme tidak
membedakan secara jelas antara, identitas keagamaan nasional, ras, atau etnis. Salah
satu konsep pusat adalah "Halakha" , kadang-kadang diterjemahkan sebagai "hukum"
",yang memandu praktik keagamaan dan keyakinan dan banyak aspek kehidupan
sehari-hari.

Menurut buku referensi .Agama adalah risalah yang disampaikan Tuhan kepada nabi
sebagai petunjuk bagi manusia dan hukum-hukum sempurna untuk dipergunakan
manusia dalam menyelenggarakan tata cara hidup yang nyata serta mengatur
hubungan dengan dan tanggung jawab kepada Allah, kepada masyarakat serta alam
sekitarnya.
Agama sebagai sumber sistem nilai, merupakan petunjuk, pedoman dan
pendorong bagi manusia untuk memecahkan berbagai masalah hidupnya seperti
dalam ilmu agama,politik,ekonomi, sosial budaya danmiliter, sehingga terbentuk pola
motivasi, tujuan hidup dan perilaku manusia yang menuju kepada keridhoan Allah
(akhlak).
Dengan demikian budaya itu dilahirkan dari agama islam, sehingga tidaklah
benar kalau agama dianggap sebagai bagian dari budaya.
Agama islam adalah agama Allah yang disampaikan kepada nabi muhammad
SAW, untuk diteruskan kepada seluruh umat manusia yang mengandung ketentuan-
ketentuan keimanan (akidah) dan ketentua-ketentuan ibadah dan mu’amalah syariah,
yang menentukan proses berpikir,merasa dan berbuat dan proes terbentuknya kata
hati.
Dalam bahasa arab,”agama” adalah ad-din, Al-qur’an menggunakan kata din
untuk menyebut semua jenis agama dan kepercayaan kepada Tuhan, secara bahasa ad-
din artinya taat,tuntuk dan berserah diri. 2Adapun secara istilah berarti sesuatu yang
dijadikan jalan oleh manusia dan diikuti (ditaati) baik berupa keyakinan,aturan,ibadah
dan yang semacamnya benar ataupun salah. Sebagaimana firman Allah SWT :
َ ‫لَ ُك ْم ِد ْينُ ُك ْم َو ل‬
‫ِي دِي‬
Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku’ (QS. Al-kafirun: 6)
ِ ْ ‫َو َم ْن َي ْبت َغِ َغي َْر‬
ُ‫اْل ْسالَ ِم ِديْنا ً فَالَ يُ ْق َب َل ِم ْنه‬ .
‘Barang siapa mencari agama selain (agama) islam, maka agama itu tidak akan diterima
darinya’ (QS. Ali Imran: 85)

2 H. Endang Saifuddin Anshari,M.A.,ILMU FILSAFAT DAN AGAMA.hal 121


ْ ‫ق ِلي‬
ِ ‫ُظ ِه َرهُ َعلَى‬
‫الدي ِْن ُك ِل ِه‬ ِ ‫س ْو لَهُ ِبا ْل ُهدى َو ِدي ِْن ْال َح‬ َ ‫ه َُو الَّذِى أ َ ْر‬
ُ ‫س َل َر‬

‘Dialah yang telah mengutus rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama Kebenaran
untuk Dia menangkan atas semua agama’ (QS. Al-fath: 28) . 3[2]
Pada ayat pertama dan kedua di atas dibicarakan tentang agama islam (agama orang-
orang mukmin) dan agama selain islam (agama orang-orang kafir) sebagaian dua agama yang
berbeda. Sedang pada ayat ketiga dibicarakan tentang keunggulan agama kebenaran (islam
yang dibawa Nabi Muhammad Saw.) atas semua agama baik agama islam yang dibawa oleh
nabi-nabi sebelumnya maupun agama dan kepercayaan yang sesat. Pada kesemuanya itu
digunakan istilah din.4
2. Unsur- unsur pokok agama
Dalam pranata agama juga dikenal dengan unsur-unsur agama. Beberapa unsur-unsur agama
bisa diketahui sebagai berikut:

a) Kepercayaan agama

Kepercayaan agama adalah suatu sikap atau bentuk rasa percaya diri pada prinsip yang
dijalani. Prinsip yang dijalani dengan kepercayaan tinggi dan tidak ragu-ragu. Dengan adanya
kepercayaan agama, akan lebih memudahkan untuk selalu taap terhadap apa yang telah
dijadikan sebagai prinsip. Prinsip tidak selalui tentang prinsip hidup, melainkan prinsip
beragama juga termasuk kedalamnya. Prinsip yang selalu dianggap benar dan dijalankan
tanpa adanya keragu-raguan dalam melaksanakannya.

Dengan memiliki kepercayaan agama yang tinggi akan membuat seseorang menjadi
istiqomah dan selalu menjalankan apa yang sesuai dengan prinsip yang dianutnya. Sehingga
dengan demikian, dengan adanya kepercayaan agama yang tinggi tidak boleh tercampur
dengan kepercayaan agama lainnya. Mengapa demikian? Karena bisa saja kepercayaan
seseorang akan tercampur dan bisa menyebabkan konflik baik dengan diri sendiri ataupun
dengan orang lain.

4 H. Endang Saifuddin Anshari,M.A.,ILMU FILSAFAT DAN AGAMA.hal 121


b.)Simbol agama

Simbol agama merupakan identitas yang bisa dilihat oleh orang lain. Dikatakan sebagai
simbol agama, karena dengan adanya pembeda antara satu agama dengan agama lainnya
menjadi lebih mudah untuk mengenalinya. Banyak macam agama yang ada di Indonesia, dan
banyak macam simbol masing-masing agama. Simbol agama menjadi ciri khas dan bentuk
nyata dari agama tersebut. Dengan adanya simbol agama, keberagaman agama bisa diliat
dengan jelas. Toleransi antar umat beragam juga akan semakin meningkat karena meskipun
banyak perbedaan tetap harus menjaga dan melindungi satu sama lain.

Dengan adanya simbol agama, kehidupan bermasyarakat akan lebih berwarna dan lebih
beragam. Simbol agama merupakan bentuk identitas dari masing-masing agama. Dengan
adanya bentuk simbol agama, menjadikan kehidupan bermasyarakat menjadi kehidupan yang
banyak memiliki rasa toleransi, tanggung jawab dan saling menolong. Oleh karena itu, sangat
penting dalam suatu agama memiliki simbol agama. Dan simbol agama merupakan salah satu
contoh nyata dalam unsur-unsur pranata agama.

c.) Praktik agama

Praktik agama adalah bentuk nyata bagaimana ritual keagamaan dalam suatu agama. Ritual
keagamaan setiap agama akan berbeda dengan agama lainnya. Perbedaan keyakinan dapat
menjadikan perbedaan ritual yang dilakukan. Dengan beragamnya berbagai cara untuk
melakukan ibadah, akan ada banyak cara dalam berbagai agama untuk melangsungkan
ibadahnya.

Dengan proses ibadah yang berbeda-beda antar agama, menjadikan rasa toleransi setiap
manusia akan meningkat karena saling menghargai antar agama satu dengan lainnya. Begitu
juga rasa tolong menolong akan terbentuk. Meskipun memiliki perbedaan agama, tidak akan
mengubah sesorang untuk menjadi tidak peduli dan acuh-tak-acuh dengan agama lainnya.
Sikap toleransi dan saling menolong akan tumbuh perlahan dan bisa menjadikan kuatnya tali
persaudaraan antar umat beragama.
d.) Umat agama

Umat agama adalah sesorang yang mengikuti paham masing-masing agama. Setiap orang
akan memiliki anutan agama yang sesuai dengan kepercayaannya. Dengan berbagai agama
yang tersebar luas di Indonesia, akan banyak dijumpai berbagai macam umat agama yang
berbeda dengan umat agama lainnya. Banyak perbedaan tidak akan menjadikan sebuah alasan
untuk saling tidak peduli. Dengan keberagaman yang banyak jenisnya akan menimbulkan
sikap toleransi yang tinggi dan kepedulian yang berarti.

Masing-masing umat agama akan mempercayai agama yang dianutnya, sehingga tidak ada
paksaan untuk seseorang menganut suatu agama. Kepercayaan terhadap agama dibuktikan
dengan tidak adanya rasa keterpaksaan untuk memilih sebuah agama karena pemilihan agama
sesuai dengan keyakinan masing-masing. oleh karena itu, meskipun ada banyak ragam umat
agama yang tersebar luas di seluruh Indonesia, tidak akan menyudutkan suatu agama tertentu
untuk melakukan ibadahnya. Karena rasa toleransi yang ditanamkan sangat tinggi.

Ajaran islam bersumber dari Al Quran dan hadist kedua sumber ini telah menjadi
pedoman hidup bagi umat islam sepanjang masa. Apapun faham atau aliran
keagamaan nya apakah seorang sunni atau bukan . Seseorang bermashab atau bukan.
Sufi atau bukan berpedomen pada kedua sumber tersebut memang sesuai dengan
amanah nabi Muhamad Saw menjelang akhir khayat nya. Agar umat islam selalu
berpegang teguh dengan Al Quran dan hadist. Demimenghindari kesehatan hidup
nya. Namundemikian kenyataan menunjukan bahwa perbedaan di kalanganumat
islam, baik dalam pemahaman dan penafsiran Al Quran dan hadist, maupun dalam
penghayatan dan pengalaman nya pada garis besar nya ajaran agama islam terdiri dari
3 unsur yakni 5
a. Akidah
Akidah yaitu kepercayaan yang wajib di yakini kebenaran nya oleh setiap muslim
yang dirumuskan dalam 6 ajaran rukun iman yakni :
 Iman kepada Allah
 Iman kepada malaikat

5 H. Endang Saifuddin Anshari,M.A.,ILMU FILSAFAT DAN AGAMA.hal 122


 Iman kepada kitab
 Iman kepada rasul
 Iman kepada hari akhir
 Iman kepada Qadha dan Qadar

b. Ibadah

Ibadah yaitu aturan agama yang mengatur hubungan manusia dengan tuhan penciptanya
yang dirumuskan dengan 5 rukun islam yakni :

 Syahadatin
 Shalat
 Zakat
 Puasa
 Haji

c. Ikhsan
Ikhsan yaitu berakhlak serta melaksanakan ibadah kepada Allah dan
bermuamalah dengan sesama makhlukdengan penuh keikhlasan seakan-akan
disaksikan oleh Allah, meskipun dia tidak melihat Allah
Adapun muamalah yaitu aturan agama yang mengatur hubungan antar sesama
manusia baik yang sesama agama maupun yang berlainan agma, dan juga
mengatur hubungan manusia dengan lingkungan hidupnya serta alam semesta.
Muamalah bisa juga berarti aturan agama yang mengatur kehidupan manusia baik
kehidupan pribadi maupun kehidupan masyarakatnya.
Muamalah dengan sesama makhluk, terdiri dari :
1. Bermuamalah dengan manusia :
a. Hubungan dengan rasul
b. Menyantuni atau membina diri
c. Hubungan dengan keluarga
d. Hubungan dengan masyarakat
e. Hubungan dengan bangsa
f. Hubungan antar bangsa
2. Hubungan dengan tumbuh-tumbuhan
3. Hubungan dengan hewan
4. Hubungan dengan benda, baik organik maupun an organik.
Dengan demikian, oleh karena agama islam itu membaw peraturan-
peraturan Allah yang dipatuhi, maka orang islam itu bukan saja
menjauhkan diri dari kemungkaran dan selalu berbuat kebajikan,
melainkan juga mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran
itu.

3. Kebutuhan manusia akan agama


Secara naluri, manusia mengakui kekuatan dalam kehidupan di luar dirinya. Dapat
dilihat ketika manusia mengalami kesulitan hidup, musibah, dan berbagai bencana.
Manusia mengeluh dan meminta pertolongan kepada sesuatu yang serba maha, yang
dapat membebaskannya dari keadaan tersebut. Naluriah membuktikan manusia perlu
beragama dan membutuhkan Sang Khaliknya.
Beberapa ahli pakar ada yang berpendapat bahwa benih agama adalah rasa takut yang
kemudian melahirkan pemberian sesajen kepada yang diyakini yang memiliki
kekuatan menakutkan. Seperti yang ditulis oleh Yatimin bahwa pada masa primitif,
kekuatan itu menimbulkan kepercayaan animisme dan dinamisme. Ia memerinci
bentuk penghormatan itu berupa:

1. Sesajian pada pohon-pohon besar, batu, gunung, sungai-sungai, laut, dan benda
alam lainnya.
2. Pantangan (hal yang tabu), yaitu perbuatan-perbuatan ucapan-ucapan yang dianggap
dapat mengundang murka (kemarahan) kepada kekuatan itu.
3. Menjaga dan menghormati kemurkaan yang ditimbulkan akibat ulah manusia,
misalnya upacara persembahan, ruatan, dan mengorbankan sesuatu yang dianggap
berharga.

Rasa takut memang salah satu pendorong utama tumbuh suburnya rasa
keberagaman. Tetapi itu merupakan benih - benih yang ditolak oleh sebagian pakar
lain. Seperti yang dikatakan oleh Quraish Shihab bahwa terdapat hal lain yang
membuat manusia merasa harus beragama. Freud ahli jiwa berpendapat benih agama
dari kompleks oedipus. Mula-mula seorang anak merasakan dorongan seksual
terhadap ibunya kemudian membunuh ayahnya sendiri. Namun pembunuhan ini
menghasilkan penyesalan diri dalam jiwa sang anak sehingga lahirlah penyembahan
terhadap ruh sang ayah. Di sinilah bermula rasa agama dalam jiwa manusia.
Agama muncul dari rasa penyesalan seseorang. Namun bukan berarti benih agama
kemudian menjadi satu-satunya alasan bahwa manusia membutuhkan agama. Karena
kebutuhan manusia terhadap agama dapat disebabkan karena masalah prinsip dasar
kebutuhan manusia. Untuk menjelaskan perlunya manusia terhadap agama sebagai
kebutuhan.

Terdapat empat faktor yang menyebabkan manusia memerlukan agama. Yaitu:[6]


a) Faktor Kondisi Manusia
Kondisi manusia terdiri dari beberapa unsur, yaitu unsur jasmani dan unsur rohani.
Untuk menumbuhkan dan mengembangkan kedua unsur tersebut harus mendapat
perhatian khusus yang seimbang. Unsur jasmani membutuhkan pemenuhan yang
bersifat fisik jasmaniah. Kebutuhan tersebut adalah makan-minum, bekerja, istirahat
yang seimbang, berolahraga, dan segala aktivitas jasmani yang dibutuhkan. Unsur
rohani membutuhkan pemenuhan yang bersifat psikis (mental) rohaniah. Kebutuhan
tersebut adalah pendidikan agama, budi pekerti, kepuasan, kasih sayang, dan segala
aktivitas rohani yang seimbang.
b) Faktor Status Manusia
Status manusia adalah sebagai makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna. Apabila
dibanding dengan makhluk lain, Allah menciptakan manusia lengkap dengan berbagai
kesempurnaan, yaitu kesempurnaan akal dan pikiran, kemuliaan, dan berbagai
kelebihan lainnya. Dalam segi rohaniah manusia memiliki aspek rohaniah yang
kompleks. Manusia adalah satu-satunya yang mempunyai akal dan manusia pulalah
yang mempunyai kata hati. Sehingga dengan kelengkapan itu Allah menempatkan
mereka pada permukaan yang paling atas dalam garis horizontal sesama makhluk.
Dengan akalnya manusia mengakui adanya Allah. Dengan hati nuraninya manusia
menyadari dirinya tidak terlepas dari pengawasan dan ketentuan Allah. Dan dengan
agamalah manusia belajar mengenal Tuhan dan agama juga mengajarkan cara
berkomunikasi dengan sesamanya, dengan kehidupannya, dan lingkungannya.
c) Faktor Struktur Dasar Kepribadian
Dalam teori psikoanalisis Sigmun Freud membagi struktur kepribadian manusia
dengan tiga bagian. Yaitu:
1) Aspek Das es yaitu aspek biologis, merupakan sistem yang orisinal dalam
kepribadian manusia yang berkembang secara alami dan menjadi bagian yang
subjektif yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan dunia objektif.
2) Aspek das ich, yaitu aspek psikis yang timbul karena kebutuhan organisme untuk
hubungan baik dengan dunia nyata.
3) Aspek das uber ich, aspek sosiologis yang mewakili nilai-nilai tradisional serta cita-
cita masyarakat.

 Perlunya Manusia Terhadap Agama


Sekurang-kurangnya ada tiga alasan yang melatarbelakangi perlunya manusia terhadap
agama. Ketiga alasan tersebut secara singkat dapat dikemukakan sebagai berikut.6
1. Fitrah Manusia

6 ENCON DARSONO WIKATMA,Agama dan Kerukunan


Keinginan kepadahidup beragama adalah salah satu dari sifat-sifat yang asli
pada manusia. Itu dalah nalurinya,garizahnya,fitrahnya,kecenderungannya yang telah
menjadi pembawaannya, dan bukan sesuatu yang dibuat-buat, atau sesuatu keinginan
yangdatang kemudian, lantaran pengaruhnya dari luar. Sama halnya dengan
keinginannya kepada makan dan minum, berketurunan, memiliki harta
benda,berkuasa dan bergaul dengan sesama manusia.
Dengan demikian, maka manusia pada dasarnya memanglah makhluk yang
religius, yang sangat cenderungkepada hidup beragama itu adalah panggilan hati
nurananinya. Sebab itu, anadaikata tuhan tidak mengutus rasul-rasulnya untuk
penyampaian agamanya kepada manusia ini,namun mereka akan berusaha dengan
ikhtiarnya sendiri untuk mencari agama itu sebagaiman ia berikhtiar untuk mencari
makanan diwaktu ia merasa lapar dan memang secara kehidupan manusia telah
membuktikan, bahwa ,mereka denganikhtiar sendiri telah dapat menciptakan
agamanya, yaitu yang kita sebut agama-agama ardiyah.
inilah yang melatarbelakangi perlunya manusia pada agama. Oleh karenanya, ketika
datang wahyu Tuhan yang menyeru manusia agar beragama, maka seruan tersebut
memang sejalan dengan fitrahnya itu :

َ َّ ‫ّللا ِ ال َّ ت ِ ي ف َ طَ َر ال ن‬
‫اس عَ ل َ يْ َه ا ۚ َل‬ َّ ‫ت‬ َ ‫ط َر‬ ْ ِ ‫ك لِ لدِ ي ِن َح ن ِ ي ف ًا ۚ ف‬ َ ‫ف َأ َق ِ ْم َو ْج َه‬
ِ َّ ‫الد ي ُن الْ ق َ ي ِ مُ َو َٰل َ ِك َّن أ َ ْك ث َ َر ال ن‬
‫اس َل ي َعْ ل َ ُم و َن‬ ِ ‫ك‬ َ ِ‫ّللا ِ ۚ َٰذ َ ل‬
َّ ‫ق‬ِ ْ‫ت َبْ ِد ي َل لِ َخ ل‬

Artinya : Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah
Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada fitrah Allah.
(Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,

2. Faktor lainnya yang melatarbelakangi manusia memerlukan agama adalah karena


disamping manusia memiliki berbagai kesempurnaan juga memiliki kekurangan. Dengan
kekurangan dan kelemahan yang terdapat di dalam dirinya sehingga manusia dengan
fitrahnya merasakan kelemahan dirinya dan kebutuhan kepada Tuhan agar menolongnya,
menjaga dan memeliharanya dan memberinya taufik.
Allah menciptakan manusia dan berfirman “bahwa manusia telah diciptakan-Nya
dengan batas-batas tertentu dan dalam keadaan lemah. Firman ALLAH SWT, dalam QS.Al-
Qomar:49,

ْ َ‫ب ِ ق َ د َر َخ ل َ قْ ن َا ه ُ ش‬
‫ي ء كُ َّل إ ِ ن َّ ا‬
Artinya : Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.

Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dirinya dan keluar dari kegagalan-kegagalan


tersebut tidak ada jalan lain kecuali dengan jalan wahyu akan agama tantangan manusia

3. Tantangan Manusia

Faktor lain yang menyebabkan manusia memerlukan agama adalah karena manusia
dalam kehidupannya senantiasa menghadapi berbagai tantangan, baik yang datang dari dalam
maupun dari luar. Tantangan dari dalam dapat berupa dorongan hawa nafsu dan bisikan
setan.
Sedangkan tantangan dari luar dapat berupa rekayasa dan upaya-upaya yang
dilakukan manusia yang secara sengaja berupaya ingin memalingkan manusia dari Tuhan.
Sebagaimana firman Allah Swt Dalam surat Al-Anfal ayat 36 yang berbunyi:

‫ص د وا أ َ ْم َو ا ل َ ُه ْم ي ُنْ فِ ق ُو َن كَ ف َ ُر وا ال َّ ِذ ي َن إ ِ َّن‬
ُ َ ‫عَ ْن لِ ي‬ ‫ّللا ِ سَ ب ِ ي ِل‬ َّ ۚ ‫ف َ سَ ي ُنْ فِ ق ُو ن َ َه ا‬
َّ‫س َر ة عَ ل َ يْ ِه ْم ت َكُ و ُن ث ُم‬ ْ ‫كَ ف َ ُر وا َو ال َّ ِذ ي َن ۗ ي ُغْ ل َ ب ُو َن ث ُمَّ َح‬ ‫ََ ي ُ ْح ش َُر ون َج َه ن َّ َم إ ِ ل َ ى‬

Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk


menghalangi (orang) dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi
sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam Jahannamlah orang-orang yang
kafir itu dikumpulkan,

Mereka dengan rela mengeluarkan biaya, tenaga, dan pikiran yang


dimanifestasikan dalam berbagai bentuk kebudayaan yanag didalamnya mengandung misi
menjauhkan manusia dari Tuhan. Orang-orang kafir dengan sengaja mengeluarkan biaya
yang tidak sedikit untuk mereka gunakan agar orang mengikuti keinginannya. Berbagai
bentuk budaya, hiburan, obat-obat terlarang dan lain sebagainya dibuat dengan sengaja.
Untuk itu, upaya mengatasi dan membentengi manusia adalah dengan mengajar mereka agar
taat menjalankan agama. Godaan dan tantangan hidup yang demikian saat ini semakin
meningkat, sehingga upaya mengagamakan masyarakat menjadi penting.
4. Fungsi agama
Agama islam ataupun agama lain merupakan tongkat untuk penunjuk jalan bagi
orang orang yang yang buta akan nilai nilai moral dan norma norma agama yang
berlaju dimasyarakat. Dengan memiliki agama seseorang akan selalu berada pada jalan
kebaikan dan kebenaran yang dapat menguntungkan diri sendiri ataupun orang lain di
dalam hidup bermasyarakatnya. Agama adalah segalanya bagi kehidupan manusia,
karena agama adalah tiang dari segala tiang didunia yang jika tiang itu runtuh maka
manusia berada pada kerugian.
Berikut adalah beberapa fungsi agama dalam kehidupan 7:

1. Sebagai sarana pendididikan

Agama dapat berfungsi sebagai sarana terbaik untuk mengajarkan hal hal yang
baik yang dapat menguntungkan banyaak pihak sesuai dengan perintah atau
larangan yang harus dijalankan dan dipatuhi , agar seseorang bisa menjadi pribadi
yang lebih baik daan selalu berada padaa jalan kebenaran dan kebaikan menurut
ajaran dan kepercayaan masing masing.

2. Sebagai sarana untuk keselamatan

Agama berfungsi sebagai jalan teebaik bagi penganutnya berhubungan dengan


tuhannya agar dapat memohon dan mengharapkan keselamatan dari kejahatan yang
terlihat maupun yang tiudak nyata serta keselamatan dari ancaman api neraka akibat
dosa dosa dimasa lalu. Seseorang yang memiliki agama maka dirinya memiliki tuhan
untuk tempat berdoa, mengeluarkan uneg uneg dan memohon keselatan dunia akhirat.
dengan begitu hati bisa terasa lebih tenang dan mendekatkan diri kepada sang pencipta
merupakan cara agar hati tenang.

3. Sebagai jembatan perdamian dunia

Karena ajaran agama yang selalu mengutamakan untuk selalu hidup berprilaku baik
, saling menghormati dan menyayangi dengan orang yang beragama berbeda dapat
mewujudkan persatuan dan kesatuan dan sebagai alat untuk menuju perdamaian dunia.
didunia memiliki tarusan negara dengan ideologi dan agama yang berbeda beda,
tetapi semua negara dilandasi rasa saling menghormati hak asasi manusia , saling
menghargai, mengutamakan persamaan derajat tapi tidak saling merugikan satu sama
lainnya, menjauhi penghinaan atau penghujatan terhadap orang lain dan tidak saling
merasa benar , maka perdamian dunia akan selalu tercipta hingga akhir jaman.

5. Sebagai alat untuk social

Dengan beragama manusia akan lebih peka, lebih cerdas dan lebih tanggap dalam
menyikapi dan menghadapi masalah masalah sosial dimasyarakat, misalnya adanya
kemiskinan, keadilaan, kesejahteraan rakyat, tentang hak asasi manusia ataau tentang
aktifitas yang berjalan pada jalan kemaksiatan agar segera ditertibkan dan dimusnakan

7 H. Endang Saifuddin Anshari,M.A.,ILMU FILSAFAT DAN AGAMA.hal 123


agar prilaku tersebut tidak menodai wilayah sekitarnya dan tidak lagi menjerat prilaku
generasi berikutnya kearah yang penuh dosa.
Kepekaan tersebut dapat merangsang dan menyemangati orang orang agar tidak hanya
berdiam diri saja menyaksikan hal hal yang tidak baik antara lain tentang ketidakadilan
ditengah masyarakat, tentang prilaku menyimpang atau tentang kezoliman yang
berkembang pada sistem kehidupan dimasyarakat. masyarakat yang memiliki agama (
walaupun berbeda beda) maka akan memiliki jiwa yang lebih peka dan cerdas untuk
menolak semua peristiwa yang berbau ketidakadilan tersebut.

6. Sebagai jenjang hidup yang baru

Ajaran agama selalu mengajarkan haal hal yang baik dan melaarang manusia untuk
berbuat sesuatu yang merugikan orang lain apapun bentuknya. ajaran agama mampu
memperbaiki kualitas kehidupan seseorang dalam bergaul dan berinteraksi ditengah
masyarakat. bahkan mampu mengubah pribadi seseorang atau kelompok menjadi
memiliki jenjang kehidupan yaang baru yaitu kehidupan yang lebih baik dan mencapai
spiritualnya masing masing.

7. Sebagai tempat untuk berinteaksi

Pada dasarnya Ajaran kebaikan dan kebenaran ada pada semua agama apapun
didunia. agama mengajarkan manusia untuk saling bersosialisasi atau berinteraksi
dengan orang lain (agama Lain). Semua ajaran agama memiliki aturan yang
membolehkan segala bentuk usaha yang mempunyai sifat duniawi dan sekaligus
agamawi selama usaha yang dilakukan tidak bertentangan dengan ajaran agama dan
sesuai dengan norma norma yang ada dalam masyarakat .

8. Sebagai semangat kreatifitas

Ajaran agama untuk memberi semangat kemandirian dan kreatifitas seseorang agar
lebih baik dan terarah tanpa disusupi oleh kecurangan atau kejahatan kejahatan yang
merugikan orang lain. semangat kreatifitas dapat mengajak seluruh manusia didunia
untuk saling bekerja sama dalam berkarya, bekerja daan memanfaatkan keterampilan ,
minat dan bakat untuk kemajuan bangsa dan negara.

9. Sebagai identitas diri

Agama apapun didunia adalah sebagai identitas seseorang sebagai umat yang
beragama dan tidak atheisme (Tidak beragama). identitas tersebut bisa terdapaa pada
kartu tanda penduduk, paspor dan surat surat penting lain. hal itu menunjukkan bahwa
kita harus menghormati agama orang lain yang sebenarnya telah diakui sebagai agama
yang sah didunia.

10. Agama juga bisa disebut sebagai ajaran teoritis

yaitu yang mengajarkan tentang cara bagaimana berprilaku yang baik yang sesuai
norma, moral dan aturan aturan , perintah serta larangan larangan yang berhubungan
dengahn etika bermasyarakat. yang bertujuan agar mudah tercipta krukunaan , saling
menghormati dan hidup saling berdampingan tanpa mengenal perbedaan agama
ataupun tradisi.

11. Agama juga bisa disebut sebagai benteng kekuatan

Yaitu sebagai benteng kekuatan yang tidak mengenal ruang dan waktu karena
berperan besar dalam mempengaruhi prilaku dan sikap manusia secara individu
ataupun secara sosial, kalimat ini pernah dinyatakan oleh seorang pakar ahli sosiologi
yang bernama Emile Durkhien.

12. Agama juga bisa disebut sebagai kebanggaan

Yaitu memiliki agama berarti memiliki kebangaan karena mempunyai tuhan tempat
kita berserah diri, memohon bantuan dan sarana untuk beribadah agar menjadi
manusia bisa lebih dekat dengan yang maha kuasa dan menjadi pribadi yang lebih
baik. agama sebagai kebanggaan diri secara pribadi tetapi bukan untuk dipertunjukan
dalam bentuk keangkuhan, pamer atau kesombongan. karena keangkuhan hanya akan
membuat jarak kita dengan orang lain menjadi menpunyai dinding batas untuk saling
berinteraksi. hal ini disebabkan pada dasarnya manusia tidak menyukai seseorang yang
pamer dan bangga dengan tujuan untuk menyombongkan diri.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dapat di tarik kesimpulan bahwa :
1. Pengertian agama berasal dari bahasa sansekerta, yaitu dari “a“ berarti tidak,
dan “gama” berarti kacau. Jadi agama berarti kacau atau teratur
Menurut al quran dan hadist nabi, agama di sebut dengan kata din yang berarti
pembalasan , adat kebiasaan, peraturan, atau hari pembalasan atau hari kiamat.
2. -Unsur agama : umat beragama, ritual agama, kepercayaan agama, simbol
agama, dan pengalaman agama
-unsur agama islam : aqidah, ibadah, muamalah
3. Kebutuhan manusia akan agama

- fitrah manusia ( QS. Ar-rum:30)

- kelemahan dan kekurangan manusia ( QS. Al- Qomar:49)

- Tantangan manusia ( Al- Anfal ayat 36 )

4. fungsi agama

Sebagai sarana pendididikan, . Sebagai sarana untuk keselamatan, sebagai


sarana perdamaian, sebagai alat untuk sosial. Sebagai sarana hidup yang baru, dan
sebagai semangat kreatifitas.

B. Saran

Dalam kehidupan beragama harus ditanamkan sikap saling menghormati dan menghargai
satu sama lain. Karena sesama muslim atau manusia adalah bersaudara. Dan Agama Islam
sangat cinta perdamaian.
DAFTAR PUSTAKA

Anshari, Endang saifuddin Anshari 1987. ILMU FILSAFAT DAN AGAMA

ECON DARSONO WIKATMA- Agama dan Kerukunan, Bandung 1997

You might also like