You are on page 1of 8

Terakreditasi Dirjen Dikti SK No.

56/DIKTI/Kep/2005

Komunikasi Massa dan Sosialisasi

Manap Solihat

ABSTRACT

The research on media impact has already been numerous and some theories of media impact
overcome its doubt. Research on the media impact of socialization, however is rarely conducted
since it is difficult to determine the parameters. The socializations itself is a time consuming
process. The research is intended to describe behaviour pattern related to the programmes
in the media namely news programme, that is to find out the response, to describe students
behaviour in using the information from television, to know studens responses in waching news
programme through socialization, to find out involvement (impact) of gender variable toward
the habis in waching news programme. The research shows that: news programme plays a
role as complementer information source for student to know politic about government board,
like executive, legislative or yudicative board; students try to find information not only from one
channel but also from other private –owned channels as alternative to get information;
based on this research, parent friends and school environment will play important role
on the level of knowledge realization about credible politic. The analisys shows that gender
can influence response from students in waching news. Through students socialization, the
impact of news programme, impact more to men than women. Before probing this research
further, it should be noted that socialization values mentioned here are not a real political
participation (for example by participating in one of the political party). The socialization is
meant as an attempt to shape thought, attitude and behaviour orientations on certain values
which later develop as internalization process.

Kata kunci: komunikasi massa, sosialisasi, berita, dampak, siswa

Pendahuluan tidak bersifat mutlak statis melainkan bergeser ke


arah perkembangan masyarakat dan negara itu
Kehidupan sosial masyarakat merupakan sendiri. Dengan demikian, proses sosialisasi tidak
suatu sistem interaksi antara seseorang dengan pernah berhenti.
orang lain. Interaksi dapat berlangsung teratur dan Sosialisasi merupakan suatu proses yang
dinamis apabila terjadi proses memberi dan panjang, baik secara sengaja atau tidak, seseorang
menerima secara positif, dalam arti hubungan yang dalam kehidupannya mengadakan suatu proses
saling menguntungkan. Lembaga negara internalisasi. Nilai-nilai sosial yang ada
merupakan wadah yang mengatur terjadinya disosialisasikan oleh generasi tua kepada generasi
proses positif tersebut. Oleh karena itu, muda sebagai proses natural untuk menjaga kaidah
keberlangsungan negara perlu dipertahankan sistem sosial yang berlaku. Lembaga negara yang
dengan cara menyosialisasikan nilai-nilai yang bertindak sebagai agen sosialisasi yang menjaga
dianut oleh negara dan masyarakat. Nilai-nilai itu transmisi nilai-nilai, baik sosial maupun politik.

Manap Solihat. Komunikasi Massa dan Sosialisasi 105


Keluarga adalah agen sosialisasi yang utama media massa berfungsi sebagai lembaga yang
bagi anak-anak. Proses ini menentukan dipercaya sebagai pengantar informasi dunia luar,
pembentukan orientasi berpikir seseorang, bahkan secara perlahan mampu mensosialisasikan nilai-
keluarga merupakan pusat pengaruh yang terbesar. nilai dalam masyarakat. Menurut Mc.Cron (1976),
Semakin seseorang tumbuh dewasa, makin banyak “media tidak bersifat pro-sosial dan tidak pula
berinteraksi. Pada fase ini, lembaga yang paling antisosial, tetapi cenderung mendukung nilai-nilai
berperan adalah sekolah dan perkumpulan dalam yang telah mapan dan mungkin kelas yang
masyarakat, juga media massa. berkuasa. Dengan demikian, teori yang
Dalam masyarakat yang relatif tradisional, menyatakan bahwa media menimbulkan dampak
agen sosialisasi terbatas pada keluarga, sekolah, sosialisasi, sukar diragukan. (McQuail, 1987:
teman sebaya, dan perkumpulan dalam masyarakat. 252).
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi Media massa televisi mempunyai keterbatasan
yang menandai masyarakat modern, media massa dalam penyelenggaraan siarannya, karena televisi
menjadi agen sosialisasi yang utama. Dalam hal mempunyai keterkaitan erat dengan kebijaksanaan
ini, bukan berarti keluarga dan lingkungan pemerintah. Hal ini bertujuan untuk mengontrol
masyarakat tidak berpengaruh lagi, tetapi media media yang menghubungkan tujuan nasional
massa mempunyai kekuatan besar untuk dengan aspirasi masyarakat Indonesia. Dalam
memberikan informasi yang mengarahkan pola rangka pembangunan bidang politik upaya yang
berpikir dan berperilaku seseorang. dilakukan pemerintah dalam perspektif software-
Kemajuan teknologi elektronik yang semakin nya, yaitu peningkatan kesadaran berpolitik dari
pesat menjadikan televisi sebagai media sumber warga negara, di antaranya; meningkatkan
informasi yang dapat dipercaya. Samuel L. Becker kesadaran politik rakyat akan kehidupan demokrasi
bahkan menyebutnya sebagai window on many yang bertanggung jawab dan kesadaran hidup
world, karena televisi menempatkan dirinya sebagai bernegara secara teratur berdasarakan konstitusi,
media kompleks yang dilengkapi dengan audio mengembangkan komunikasi timbal balik yang jujur
visual. Keberadaan televisi bagi pelajar sebagai antara masyarakat, antara masyarakat dengan
sumber informasi yang esensial. Apalagi televisi pemerintah dan lembaga-lembaga perwakilan
juga banyak menyajikan acara-acara hiburan yang rakyat, pembinaan generasi muda dalam rangka
diminati pelajar di Indonesia. Dengan demikian, perampungan proses regenerasi.
keberadaan televisi menjadi media yang penting Proses kesadaran politik bangsa Indonesia
sebagai sumber hiburan dan informasi bagi siswa merupakan hal yang penting dari pemerintah untuk
sekolah dan masyarakat pada umumnya. memberikan pandangan baru pada masyarakat luas.
Jika membicarakan media televisi maka hal Pandangan baru ini sehubungan dengan trauma
yang banyak menimbulkan masalah adalah dampak politik yang dialami Indonesia, baik pada waktu
pesan yang disiarkan. Ketika polemik pengaruh Orde Lama ke Orde Baru bahkan setelah reformasi
media massa berkembang, orang mulai mencari jatuhnya rezim Orde Baru. Pemerintah
kembali keberadaan media massa dalam kehidupan berkewajiban memberikan informasi dan
sehari-hari. Di satu saat, orang mengatakan media kebijaksanaan guna menjaga suatu stabilitas
tidak mampu menimbulkan efek psikologis––untuk politik.
mengerahkan emosi––terlebih lagi menimbulkan Dengan langkah lebih banyak
perilaku yang nyata (social movement). Media meninformasikan hasil kegiatan pembangunan dan
tidak lebih sebagai pemantap stabilitas tatanan kebijaksanaan, pemerintah melalui media televisi,
sosial, nilai-nilai sosial. Pada sisi lain, media sosialisasi politik dilakukan. Dalam hal ini, media
dianggap mampu menciptakan tatanan sosial baru televisi dipandang mampu memberikan image atau
dan mampu mengadakan perubahan sosial. makna pembangunan politik Indonesia, sehingga
Terlepas dari kedua pertentangan itu, yang pasti media televisi merupakan agen sosialisasi yang

106 M EDIATOR, Vol. 9 No.1 Juni 2008


Terakreditasi Dirjen Dikti SK No. 56/DIKTI/Kep/2005

penting bagi masyarakat, khususnya generasi karakeristik populasi atau bidang tertentu secara
muda untuk memperoleh nilai politik baru. faktual dan cermat.
Dalam bidang politik, faktor regenerasi atau Meratakan jalan untuk membuat rencana
kaderisasi merupakan suatu hal yang penting guna penelitian selanjutnya bahkan sampai ke
keberlangsungan negara. Oleh karena itu, dalam eksperimental (Rakhmat, 1989: 43).
proses sosialisasi politik melibatkan pemuda Dalam penelitian ini, pengumpulan data
sebagai aset utama, yaitu sebagai aset intelektual, dilakukan melalui penyebaran angket. Angket
pemikir, dan pembaru. Titik berat pelaksanan berupa daftar pertanyaan yang telah disusun
sosialisasi politik mengacu pada sistem politik In- sebelumnya dan dibagikan kepada responden.
donesia dewasa ini. Sesuai dengan metode yang digunakan, yaitu
Generasi muda memerlukan informasi sejarah metode deskriptif, maka teknik analisis data yang
dan perkembangan politik. Dengan demikian, digunakan adalah analisis deskriptif. Analisis
sebagai sumber daya manusia dalam pembangunan deskriptif dilakukan dengan cara data yang masuk
dapat berpartisipasi, sehingga keberlangsungan dari angket yang disebarkan kepada responden
negara dapat dpertahankan. dikumpulkan, disusun, dijelaskan, dan
Informasi mengenai pembangunan dan hal- diinterpretasikan. Analisis datanya adalah dengan
hal yang berkaitan dengan kebijaksanaan menggunakan tabel-tabel.
pemerintah disiarkan melalui televisi, salah satunya
dalam bentuk siaran berita telah diolah dan Hasil Penelitian
diseleksi, sehingga dapat ditampilkan sesuai Hasil penelitian ini akan menjelaskan paparan
dengan tujuan negara dalam pembangunan. Siaran mengenai tanggapan siswa terhadap acara siaran
berita pembuatannya dilakukan secara objektif berita SCTV, yang meliputi siaran “Liputan 6 Pagi,”
dengan ketentuan jurnalistik siaran. Begitu “Liputan 6 Siang” dan “Liputan 6 Petang.” Dengan
pentingnya penyiaran informasi ini banyak cara analisis deskriptif, yaitu meliputi tabulasi data
dilakukan oleh statsiun-stasiun televisi yang ada dengan menggunakan tabel-tabel, kemudian
di Indonesia. dipaparkan, digambarkan, dan dijelaskan.
Hasil penelitian mengenai tanggapan siswa
Metode Penelitian
menonton siaran berita dengan sosialisasi siswa
Prosedur penelitian terdiri dari beberapa hal, di Sekolah Menengah Umum Negeri I Bandung
yaitu: subjek penelitian, metodologi, adalah sebagai berikut:
operasionalisasi variabel, teknik pengumpulan Jika dilihat faktor jenis kelamin, ternyata siswa
data, dan teknik analisis data. perempuan lebih banyak berada pada indeks
Populasi yang menjadi sasaran penelitian prestasi di atas rata-rata kelasnya. Namun,
adalah siswa SMU Negeri I Kodya Bandung, ternyata bahwa siswa yang paling menonjol indeks
dengan metode pengambilan sampel melalui pur- prestasinya adalah siswa laki-laki dan rata-rata
posive sampling, karena populasinya relatif pekerjaan orang tua mengindikasikan kemampuan
homogen dan siswa dianggap homogen didasarkan ekonomi yang cukup, karena hanya 2 orang, or-
pada kelas dengan mengambil sampel kelas dua ang tua siswa yang bekerja sebagai petani dan
dan kelas tiga, dengan anggapan bahwa kelas dua buruh. Jadi, secara ekonomi siswa dianggap tidak
dan tiga dianggap telah dewasa dan segera mengalami kendala yang cukup berarti.
memasuki dunia pendidikan tinggi, sedangkan Dari indikator kedekatan siswa dengan
siswa kelas satu masih masa peralihan dari jenjang keluarganya menunjukkan juga bahwa mereka
pendidikan di SMP ke SMU. mempunyai kondisi psikologis dan sosial yang
Metode penelitian yang digunakan dalam menguntungkan bagi perkembangan jiwa siswa
penelitian ini adalah metode deskriptif yang yang bersangkutan dalam menempuh pendidikan
bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau maupun berinteraksi dengan lingkunganya, baik

Manap Solihat. Komunikasi Massa dan Sosialisasi 107


lingkungan keluarga maupun lingkungan sekolah dikarenakan harus mengikuti kegiatan tambahan
dan lingkungan masyarakat. Siswa laki-laki juga di sekolah, yaitu mengikuti kursus, mengikuti
lebih banyak mencari sumber-sumber informasi lain kegiatan olahraga, dan mengikuti kegiatan
berkaitan dengan informasi politik melalui media ekstrakurikuler lainnya
massa elektronik maupun cetak. Siswa yang tidak pernah menonton berita
Siaran berita SCTV cukup diminati oleh petang lebih kecil daripada mereka yang tidak
penonton kalangan pelajar, walaupun sudah pernah menonton berita siang, dan alasannya
banyak juga televisi swasta melakukan dan adalah dikarenakan mereka sudah ada di rumah
menyelenggarakan siaran berita yang beragam. Ini dan relatif mempunyai waktu senggang yang
juga dapat menunjukkan bahwa kekuatan SCTV cukup. Biasanya pada jam tersebut dilakukan
dalam penyebaran informasi relatif lebih dapat siswa sambil berkumpul dengan anggota keluarga
menjangkau wilayah yang luas dibandingkan lainnya. Mereka juga menonton sambil
televisi-televisi swasta lainnya yang berada di mempersiapkan bahan-bahan pelajaran untuk esok
beberapa kota saja, dan bagaimanapun SCTV harinya.
masih dipandang cukup penting fungsinya Siswa laki-laki sangat sering menyaksikan
sebagai sumber informasi apalagi bagi masyarakat berita olah raga dan sering menonton berita-berita
yang belum terjangkau oleh televisi-televisi swasta sosial, dan kadang-kadang menyaksikan berita-
lainnya. berita ekonomi. Sesuai dengan minat siswa laki-
Siswa lebih banyak menonton berita pada laki bahwa mereka biasanya lebih banyak tertarik
petang hari, hal ini disebabkan biasanya segala dengan berita-beria olah raga, maka dari hasil
hal berkaitan dengan sekolah sudah dapat angket tersebut siswa laki-laki sangat sering
diselesaikan pada siang harinya dan pada petang menonton acara/berita olah raga.
hari mereka mempunyai waktu senggang yang Pada siswa perempuan, tingkat frekuensi
cukup sehingga dapat menonton siaran berita menonton jenis berita tertentu, yang dikategorikan
petang, sambil kumpul-kumpul dengan anggota sangat sering adalah sebanyak 20% pada jenis
keluarga lainnya. Siswa kadang-kadang menonton berita mengenai pemerintahan. Kemudian yang
berita siang jika sempat dan sudah sampai di rumah sering menonton isi berita tertentu adalah
atau tidak ada lagi kegiatan sekolah yang harus sebanyak 46% pada jenis berita ekonomi dan
diikuti seperti kegiatan olah raga dan kadang-kadang menonton adalah 49% jenis berita
ekstrakurikuler lainnya. olah raga, sedangkan mereka yang tidak pernah
Dilihat dari lamanya menonton, siswa lebih menonton jenis isi berita tertentu rata-rata di bawah
banyak menonton kurang dari 30 menit, karena 5%.
harus segera berangkat ke sekolah dan harus Keaktifan siswa di lingkungan tempat
berburu kendaraan di mana pagi-pagi kendaraan tinggalnya dapat meliputi mengikuti perkumpulan
relatif padat penumpang dan lagi kalau pagi-pagi remaja mesjid, ikut dalam kegiatan-kegiatan sosial
lebih tertuju pada kesibukan persiapan sekolah dan seperti kerja bakti membersihkan lingkungan
siswa lebih banyak menonton berita kadang- sekitar dan kegiatan olah raga. Mereka yang tidak
kadang saja, dikarenakan mereka baru saja selesai aktif mengikuti kegiatan OSIS (Organisasi Intra
dan tiba di rumah selepas sekolah dan itupun Sekolah) lebih kepada status keanggotaan sebagai
dilakukan jika tidak ada kegiatan lain di sekolah anggota biasa dari OSIS karena statusnya sebagai
atau pulang cepat karena tidak hadirnya guru pelajar. Kelompok ini, walaupun tidak aktif tetapi
pelajaran pada jam terakhir jadi mereka bisa pulang untuk acara-acara tertentu mereka tidak dapat
cepat. menghindarinya seperti olah raga atau mengikuti
Siswa yang tidak pernah menonton berita kegiatan belajar kelompok.
siang lebih kecil daripada mereka yang tidak pernah Siswa laki-laki dan perempuan yang kurang
menonton berita pagi dan alasannya adalah aktif dalam kegiatan ekstra kurikuler masing-masing

108 M EDIATOR, Vol. 9 No.1 Juni 2008


Terakreditasi Dirjen Dikti SK No. 56/DIKTI/Kep/2005

berjumlah 39,5% dan 48%, yang tidak aktif sama baik-baik saja. Sedangkan permasalahan pokok
sekali mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di dari kesulitan bangsa ini lebih pada usaha-usaha
sekolahnya masing-masing adalah 11,4% siswa retorika seakan-akan segera dapat teratasi padahal
laki-laki, dan 18% siswa perempuan, adapun kenyataannya masih sangat jauh dari harapan.
kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang bisa diikuti
siswa di sekolahnya adalah kegiatan olah raga Televisi sebagai Agen Sosialisasi
seperti bola basket, volley ball, sepak bola, Jika terjadi suatu fenomena sosial (yang
bulutangkis, tenis meja, dan atletik, kegiatan minat bersifat negatif) yang berhubungan dengan
kesenian seperti seni musik, paduan suara, dan dampak media, maka khalayak dengan cepat
kepemimpinan seperti gerakan pramuka dan mengklaim bahwa media adalah penyebab
pecinta alam, kegiatan kerohanian seperti pengajian terjadinya ketidakseimbangan atau kegaduhan
dan kegiatan mesjid lainnya. dalam masyarakat tertentu.
Sumber otoritas politik bagi mereka, tidak saja Banyak asumsi yang menguatkan bahwa me-
didapat dari media televisi saja. Bahkan, pelajaran dia telah gagal memenuhi harapan khalayak,
sekolah dapat merupakan sumber informasi pertama sehingga lebih banyak menimbulkan frustrasi.
kalaupun mereka mendapatkan dari televisi Tetapi, sebagian kelompok masyarakat – yang
dianggap sebagai informasi pelengkap saja. Apalagi sebagian besar berstatus sosial tinggi –
jika dikaitkan dengan pelajaran tertentu yang ada mendapatkan dan merasakan manfaat media,
kaitannya dengan tugas sekolah, baru mereka sehingga dapat lebih bersifat optimis pada media.
mencari informasi dari televisi atau media lainnya. Media berbentuk suatu institusi yang berada
Secara keseluruhan, baik siswa laki-laki dalam suatu sistem sosial, sehingga media
maupun perempuan, berpendapat bahwa media merupakam alat bantu yang utama bagi interaksi
televisi sebagai sumber informasi tentang otoritas sosial. Terlebih lagi dalam suatu sistem masyarakat
politik lebih banyak dari masing-masing kategori modern.
adalah pada informasi-informasi tentang eksekutif, Dalam keberadaan tersebut media berkaitan
hal ini juga sangat berkaitan bahwa erat dengan struktural dalam masyarakat (struktur
kecenderungan dengan fungsi-fungsi lembaga pemerintah). Oleh karena itu, media selalu berfungsi
negara yang banyak menyoroti eksekutif. sebagai kontrol sosial dan juga alat bantu untuk
Siswa laki-laki maupun perempuan yang menstabilkan tatanan struktur, dalam arti membantu
menyatakan kurang setuju dan tidak setuju alasan memberikan informasi kebijaksanaan nilai-nilai
mereka bahwa selama ini yang diinformasikan oleh yang dianut struktur pemerintah maupun
televisi bersifat semu dan sepihak bahwa kenyataan masyarakat.
yang ada masih banyak hasil pembangunan yang Media dengan ketidakberdayaannya
tidak bermanfaat dan kurang memenuhi standar tergantung pada nilai sistem sosial yang dianut
mutu yang bagus, sehingga sebuah proyek baru oleh sistem pemerintahan. Dengan demikian, me-
berjalan beberapa saat sudah rusak kembali. Juga dia kurang memiliki kebebasan – dalam arti positif
tidak meratanya program pembangunan yang ada, – untuk menjalankan fungsi sebagai kontrol sosial.
mereka berpendapat selama ini informasi Teori dampak media, yaitu teori ketergantungan,
pembangunan dari Jawa lebih banyak dibanding banyak mengulas mengenai ketergantungan me-
daerah luar Jawa. dia pada sistem sosial tertentu dan mempunyai efek
Ketidaksetujuan siswa mengenai isi siaran tertentu pula. Dengan kata lain, dampak media
berita, mereka berpendapat bahwa berita-berita sangat berkaitan dengan sistem politik suatu
yang selama ini disiarkan lebih banyak meliput negara dan sistem nilai dalam suatu masyarakat.
tentang kegiatan-kegiatan seremonial belaka, Dari sekian banyak teori yang menjelaskan
menyangkut kegiatan para pejabat negara sehari- dampak media, maka teori sosialisasi yang
hari yang lebih didominasi oleh informasi yang mengasumsikan media sebagai agen sosialisasi

Manap Solihat. Komunikasi Massa dan Sosialisasi 109


tidak diragukan lagi. Walaupun sosialisasi terjadi mengenai dampak media pada sosialsasi. Karena,
dalam proses yang memerlukan jangka waktu yang ternyata media mampu menimbulkan dampak
panjang. Dengan cara sosialisasi inilah sosialisasi maka informasi yang disiarkan melalui
kelanggengan sistem dapat dijaga. siaran berita hendaknya hati-hati dan selektif. Besar
Dampak sosialisasi yang merujuk pada kemungkinannya bahwa dampak siaran berita
generasi yang lebih muda, dapat dijadikan suatu dapat menimbulkan kesadaran yang palsu bagi
pegangan oleh suatu negara untuk khalayak, sehingga komitmen yang ingin dicapai,
mempertahankan ideologi, Di Indonesia yaitu untuk berpartisipasi, tidak dapat terwujud.
sehubungan dengan trauma politik yang pernah Oleh sebab itu, keterlibatan struktur pemerintah
terjadi pada waktu pemerintahan Orde Lama, dan negara dalam pemeliharaan institusi media
sangat perlu menanamkan nilai-nilai baru tentang haruslah positif, dalam arti tidak hanya menyiarkan
ideologi negara pada generasi baru (setelah kepentingan elit negara, tetapi juga khalayak yang
angkatan 1966), sehingga generasi selanjutnya buta akan politik yang seringkali terjadi
dapat membentuk orientasi pengetahuan, sikap, pembodohan orientasi khalayak.
dan perilaku politik yang sesuai dengan tujuan Berdasarkan hasil analisis korelasi parsial
ideologi negara Pancasila. Akibat yang lebih jauh, pengaruh institusi lain cukup besar, orang tua dan
dapat terciptanya suatu komitmen dalam bentuk sekolah. Oleh karena itu, orang yang terlibat di dalam
parsipasi pembangunan. keluarga dan sekolah – orang tua, guru – seharusnya
Media yang paling dekat dengan generasi mendidik anak untuk berpikir kritis, kreatif, dan
muda – khususnya siswa sekolah – yaitu televisi sehat, guna menumbuhkan sosialisasi yang positif.
yang memiliki sifat-sifat lebih dibanding dengan Jika dampak suatu media diasumsikan kurang baik,
media lain, misalnya adanya audio dan video yang maka anak (generai muda) dapat mengantisipasi lebih
diolah dalam bentuk seni. Oleh karena itu, media awal. Paling tidak, kesadaran pengatahuan politik
televisi dapat menjadi agen sosialisasi yang efektif lebih baik ditumbuhkan pada lingkungan yang dapat
bagi siswa sekolah sebagai generasi penerus. dipercaya oleh anak. Dalam hal ini, orang tua dan
Dengan informasi melalui berita televisi, guru memegang peranan penting.
pemerintah atau negara dapat memberikan suatu Perkembangan masyarakat Indonesia pada
orientasi pengetahuan, sikap dan perilaku pilitik dasawarsa terakhir sedang menuju pada
yang sesuai dengan idiologi Pancasila. Informasi masyarakat modern. Dalam hal ini, keberadaan suatu
tersebut lebih banyak menyiarkan informasi media sangat penting. Jika tidak, akan tertinggal
pembangunan dan kegiatan pemerintahan oleh informasi luar dan akan terjadi
(ekskutif, legislatif, dan yudikatif). keterbelakangan dalam segala hal. Karena informasi
Dalam mengakaji dampak media massa sebagai mempunyai kekuatan dalam segala bidang
agen sosialisasi yang mampu memberikan nilai-nilai kehidupan. Dengan rendahnya terpaan informasi
pada khalayaknya, tidak dapat mengabaikan pada siswa (dari hasil penelitian) – yaitu frekuensi
pengaruh lembaga lain yang mempunyai interaksi menonton berita rendah, lamanya juga rendah –
lebih banyak dengan generasi muda (siswa menggambarkan kepada kita bahwa siswa harus
sekolah). Lembaga lain tersebut adalah keluarga, lebih banyak megikuti informasi atau berita dari
lingkungan sekolah dan teman sebaya. Karena media massa, baik cetak maupun elektronik.
waktu berinteraksi lebih banyak dengan keluarga, Dengan demikian dapat diharapkan mereka menjadi
sekolah, maupun teman sebaya dari pada generasi yang knowledgeable terhadap informasi
menonton televisi. Faktor pengaruh inilah yang luar, khususnya dalam hal informasi politik,
selama ini masih meragukan bahwa media massa sehingga dapat memengaruhi keputusan suatu
mampu menjadi agen sosialisasi bagi khalayaknya. struktur atau sistem sosial dan dapat menjadi
Dengan suatu metode penelitian ilmiah subjek penggerak perubahan sosial.
diharapkan dapat memperoleh kerangka pemikiran

110 M EDIATOR, Vol. 9 No.1 Juni 2008


Terakreditasi Dirjen Dikti SK No. 56/DIKTI/Kep/2005

Penutup Daftar Pustaka


Dengan suatu metode penelitian ilmiah
Alfian. 1991. Komunikasi Politik dan Sistem
diharapkan dapat memperoleh kerangka pemikiran
Politik Indonesia, Jakarta: Gramedia.
mengenai dampak media pada sosialisasi. Hasil
penelitian ini secara umum menjelaskan adanya Fisher, Aubrey, 1993, Teori – Teori Komunikasi,
pengaruh antara menonton siaran berita dengan diterjemahkan oleh Y.Ardi dan Gabriel, Jakarta:
sosialisasi (politik) siswa. Untuk lebih jelasnya, dapat Erlangga.
disimpulkan sebagai berikut: Kantaprawira, Rusadi, 1986, Sistem Politik Indo-
(1) Siaran berita SCTV berperan sebagai sumber nesia, Jakarta: Rajawali.
informasi komplementer bagi siswa sebagai
sumber informasi politik, baik pengetahuan McQuail, Dennis, Windahl Sven, 1985, Model –
mengenai lembaga-lembaga negara seperti Model Komunikasi, diterjemahkan oleh Agus
eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Dharma, Aminuddin, Jakarta: Erlangga.
(2) Siswa mencari informasi tidak hanya melalui satu ——————, 1987, Teori Komunikasi Massa,
media televisi saja, apalagi dengan banyaknya Jakarta: Uni Primas.
televisi-televisi swasta lainnya, menjadikannya
banyak pilihan dalam pencarian informasi. Nimmo, Dan, 1989, Komunikasi Politik, Jilid I,
(3) Peran dari orang tua, teman sebaya, dan Bandung: Remadja Karya.
lingkungan sekolah, akan sangat berperan Nimmo, Dan, 1989, Komunikasi Politik, Jilid II,
penting pada tarap kesadaran pengetahuan Bandung: Remadja Karya.
tentang politik yang terpercaya.
(4) Faktor jenis kelamin memengaruhi tanggapan Rakhmat, Jalaluddin, 1987, Psikologi
siswa dalam menonton siaran berita dengan Komunikasi, Bandung: Remadja Karya.
sosialisasi siswa. Pada jenis kelamin laki-laki, ————–––, 1989, Metode Penelitian
tingkat terpaan siaran berita lebih tinggi daripada Komunikasi, Bandung: Remadja Karya.
jenis kelamin perempuan.
Wright, Charles R., 1986, Sosiologi Komunikasi
Dengan demikian, pengaruh menonton siaran Massa, diterjemahkan oleh Lilawati dan
berita dengan sosalisasi politik siswa dapat dikatakan Jalaluddin, Bandung: Remajda Karya.
bersifat melengkapi karena masih banyak faktor lain.
Varma, S.P., 1990, Teori Politik Modern,
Variabel lain tersebut mewakili indikator suatu
diterjemahkan oleh Yohanes Kristiarto,
lembaga agen sosialisasi. Maka, jika kita mengatakan
Jakarta: Rajawali.
ada pengaruh antara menonton siaran berita dengan
sosialisasi politik siswa, tidak dapat mengabaikan www:// SCTVnews.com
begitu saja variabel luar yang mungkin berpengaruh
pada hubungan tersebut.

Manap Solihat. Komunikasi Massa dan Sosialisasi 111


112 M EDIATOR, Vol. 9 No.1 Juni 2008

You might also like