You are on page 1of 11

perpustakaan.uns.ac.

id
JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI digilib.uns.ac.id
ISSN: XXXX-XXXX
Volume...,Nomor… Oktober 2014
Halaman …
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATERI SISTEM EKSKRESI
PADA SISWA KELAS XI IPA ICT SMAN KEBAKKRAMAT

IMPLEMENTATION OF GUIDED INQUIRY LEARNING MODEL TO INCREASE


THE CONCEPT UNDERSTANDING ON EXCRETORY SYSTEM
AT GRADE XI IPA ICT SMAN KEBAKKRAMAT

Qodarnisa Prehtiningsih a, Murni Ramlib, Nurmiyati c


a)
Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email: pqodarnisa@yahoo.com
b)
Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email: mramlimallibu@gmail.com
c)
Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email: nurmiyati_hartoyo@yahoo.co.id
Diterima… disetujui… 2014

ABSTRACT- The purposes of this action research are (1) to improve the concept understanding on
excretion system through the implementation of guided inqury learning model and (2) to know the level
of student understanding on excretory system concepts. This study is an action research (Classroom
Action Research) was carried out in three cycles. Each cycle consists of four stages: planning, action,
observation, and reflection. The subjects were students of class XI IPA ICT SMAN Kebakkramat in
academic year 2013/2014. Data were obtained through cognitive tests, observations, and interviews.
Data analysis techniques using qualitative descriptive analysis techniques. Data validation using
triangulation techniques. The results showed an increase in students' understanding of concepts for each
sub subject of Excretory System. The level of understanding of the concept increased by 33.7% in the
sub subject of skin excretory system, 8.93% in sub subject excretory system of the lungs, 22.62% in sub
subject of renal excretory system, 20.7% in the sub-principal discussion liver excretory system, 8.93%
in sub subject excretory system disorders, and 17.27% in sub subject of animal excretion system. Based
on the results of this study concluded that learning through Guided Inquiry models can enhance
students' understanding of the concept of excretory system grade XI IPA ICT SMAN Kebakkramat in
academic year 2013/2014.

Keywords : Guided Inquiry Learning Model, Understanding Concept

PENDAHULUAN Kebakkramat belum menunjukkan hasil yang


Hasil tes kognitif siswa-siswa kelas menggembirakan. Sebanyak 0% siswa lulus
XI IPA ICT SMAN Kebakkramat pada mata dalam ulangan harian pertama untuk materi
pelajaran Biologi menunjukkan kemungkinan Sel, 0% siswa lulus dalam ulangan harian
adanya tingkat pemahaman konsep yang kedua untuk materi Jaringan, serta 17,24%
rendah. Berdasarkan daftar nilai ulangan siswa lulus dalam ulangan ketiga untuk
commit materi
harian Biologi di Semester I, pembelajaran to user Sistem Gerak. Tipe soal yang
Biologi siswa kelas XI IPA ICT SMAN diberikan pada ulangan harian merupakan
Jurnal Pendidikan Biologi Vol…., No…, hal …
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

soal-soal dalam pengetahuan konseptual yang setiap hari, dan 74% siswa hanya belajar
didominasi oleh soal-soal pada dimensi biologi pada saat ada tugas maupun ulangan.
mengingat (C1) dan memahami (C2). Siswa Siswa yang hanya mempelajari biologi pada
kelas XI IPA ICT SMAN Kebakkramat saat akan ulangan, hanya belajar selama
kurang memahami konsep-konsep biologi kurang dari satu jam. Siswa-siswi tersebut
dengan baik, karena pembelajaran yang sebenarnya telah memiliki modal awal dalam
dilakukan oleh guru belum dikondisikan memotivasi diri, yaitu kesenangan terhadap
sedemikian rupa sehingga belum Mata Pelajaran Biologi. Berdasarkan hasil
mengakomodasi kemampuan berpikir tingkat observasi diketahui bahwa 48% siswa
tinggi siswa. Hal ini menjadi perhatian untuk menyukai biologi dan 52% siswa cukup
diteliti, mengapa terjadi permasalahan menyukai biologi. Kesenangan terhadap
tersebut dan bagaimana mengatasinya. biologi dapat diarahkan dengan cara yang
Kurangnya pemahaman konsep sesuai dengan karakteristik siswa untuk
biologi siswa-siswi kelas XI IPA ICT juga meningkatkan motivasi belajar.
dibuktikan oleh pre-test tentang materi sistem Pembelajaran biologi di kelas XI IPA
ekskresi yang menunjukkan hasil yang ICT SMA Negeri Kebakkramat tahun
kurang memuaskan. Hasil dari pre-test di pelajaran 2013/2014 biasanya dilakukan
kelas XI IPA ICT menunjukkan bahwa melalui metode ceramah yang diiringi dengan
tingkat pemahaman konsep pada materi pemberian pertanyaan oleh guru kepada
Sistem Ekskresi hanya sebesar 5,49%. siswa secara individual.
Rendahnya pemahaman konsep siswa Berdasarkan hasil observasi diketahui
kelas XI IPA ICT disebabkan oleh beberapa bahwa 38% siswa menyukai kegiatan diskusi,
faktor yang berasal dari dalam (internal) 14% siswa menyukai pembelajaran melalui
maupun dari luar diri siswa (eksternal). kegiatan ceramah, dan 48% siswa menyukai
Motivasi belajar merupakan salah satu faktor kegiatan praktikum. Karena sebagian besar
internal yang berpengaruh terhadap siswa menyukai kegiatan praktikum, maka
pemahaman konsep siswa (Ward, 2010: 19). pembelajaran selama tindakan akan
Rendahnya motivasi belajar dapat dilihat dari dilaksanakan dengan mewadahi kegiatan
berapa lama waktu yang dipakai siswa untuk praktikum siswa, dengan harapan mampu
belajar biologi. Berdasarkan hasil observasi mendukung tercapainya pemahaman konsep
commit to user
diketahui bahwa 26% siswa belajar biologi siswa.
perpustakaan.uns.ac.id
Qodarnisa Prehtiningsih - Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry digilib.uns.ac.id
untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Materi Sistem Ekskresi pada Siswa Kelas XI IPA ICT SMAN Kebakkramat.

Berdasarkan permasalahan yang ada, inkuiri bertujuan supaya siswa tidak sekedar
maka perlu diadakan suatu upaya untuk menemukan organ-organ penyusun sistem
meningkatkan pemahaman konsep siswa ekskresi yang sebelumnya sudah diketahui
kelas XI IPA ICT SMAN Kebakkramat tahun siswa, tetapi juga memahami proses-proses
pelajaran 2013/2014 melalui pendekatan atau mekanisme ekskresi yang belum pernah
saintifik, salah satunya dengan menggunakan dipelajari sebelumnya.
model pembelajaran Guided Inquiry. Pembelajaran inkuiri belum pernah
Inkuiri terbimbing (Guided Inquiry) diterapkan di kelas XI IPA ICT sebelumnya,
direkomendasikan sebagai alternatif dalam sehingga dalam penelitian perlu dilakukan
perbaikan pembelajaran biologi di kelas XI secara terbimbing.
IPA ICT SMAN Kebakkramat, karena inkuiri
METODE PENELITIAN
merupakan model pembelajaran multifaceted,
Penelitian dilaksanakan di SMA
yang memfasilitasi berbagai kegiatan
Negeri Kebakkramat yang beralamat di Jalan
pembelajaran, seperti praktikum, dan
Nangsri, Kecamatan Kebakkramat,
investigasi. Pemilihan pembelajaran inkuiri
Kabupaten Karanganyar. Penelitian
terbimbing didasarkan pada pertimbangan
dilaksanakan pada Semester Genap Tahun
karakteristik materi yang diajarkan serta
Pelajaran 2013/2014.
karakter siswa secara umum.
Penelitian menggunakan metode
Sistem ekskresi merupakan cabang
classroom action research. Subjek penelitian
ilmu biologi yang mempelajari mengenai
adalah siswa-siswi kelas XI IPA ICT SMA
gejala hidup pada alat tubuh manusia,
Negeri Kebakkramat.
meliputi fungsi organ-organ tubuh beserta
Pengumpulan data dilakukan melalui
proses-proses yang terjadi di dalamnya.
tiga teknik, yaitu tes kognitif tertulis,
Produk dari sistem ekskresi pada tubuh
wawancara, dan observasi pelaksanaan
manusia dapat diamati dengan mudah,
pembelajaran. Soal tes kognitif tertulis
sehingga materi sistem ekskresi dirasa sangat
disusun dengan menggunakan teknik
efektif apabila diajarkan melalui serangkaian
Certainty Response Index (CRI) modifikasi
aktivitas penyelidikan oleh siswa, salah
oleh Hakim, dkk (2012).
satunya melalui kegiatan praktikum yang
Pemahaman konsep siswa dilihat
menunjukkan terjadinya proses-proses
commit peningkatannya
to user secara persiklus dan persub
ekskresi. Pemilihan model pembelajaran
pokok bahasan. Indikator capaian penelitian
Jurnal Pendidikan Biologi Vol…., No…, hal …
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

yang ditargetkan pada hasil antarsiklus dan pokok bahasan masing-masing disajikan pada
antarsub pokok bahasan masing-masing Gambar 1 dan Gambar 2.
ditunjukkan pada Tabel 1 dan Tabel 2: 40 34.38
24.05

Konsep (%)
19.05

Persentase
20

Paham
5.89
Tabel 1: Indikator Capaian Penelitian
0
Antarsiklus Pretest Siklus I Siklus II Siklus
Aspek yang Pratindakan Target III
Diukur Pascatindakan
Tingkat 5,89% 15% Gambar 1. Diagram Perbandingan Persentase
pemahaman Paham Konsep Setiap Siklus
konsep
37.34
40
Tabel 2: Indikator Capaian Penelitian

Persentase Paham
26.79
30 21.43 20.71 21.43 19.05
Antarsub Pokok Bahasan

Konsep (%)
20
Sub Pokok Tingkat Pemahaman Pretest
10
Bahasan Konsep (%) 0 Tindakan

Pra- Target
tindakan setelah
Tindakan Gambar 2. Diagram Perbandingan Persentase
Ekskresi Kulit 3,57 10 Paham Konsep Setiap Sub Pokok
Ekskresi Paru- 12,5 25 Bahasan Sistem Ekskresi
paru
Ekskresi Ginjal 4,17 10 Berdasarkan Gambar 1 dan Gambar
Ekskresi Hati 0 10
Kelainan Sistem 12,5 25 2 diketahui bahwa tingkat pemahaman
Ekskresi konsep pada Siklus I telah mencapai
Manusia
Sistem Ekskresi 1,78 10 indikator yang ditargetkan sebesar 15%. Ub
Hewan pokok bahasan yang diajarkan di Siklus I,
yaitu ekskresi kulit juga telah mencapai
HASIL DAN PEMBAHASAN
indikator yang ditargetkan sebesar 10%.
Hasil penelitian terhadap tingkat
Akan tetapi untuk sub pokok bahasan
pemahaman konsep antarsiklus menunjukkan
ekskresi paru-paru belum mencapai indikator
terjadinya penurunan yang cukup signifikan,
yang ditargetkan sebesar 25%, sehingga
tetapi menunjukkan adanya peningkatan yang
siklus diulang kembali.
berarti untuk setiap sub pokok bahasan sistem
Tingkat pemahaman konsep di
ekskresi.
Siklus II telah mencapai indikator yang
1. Tingkat Pemahaman Konsep
ditargetkan sebesar 15%. Sub pokok bahasan
Besarnya tingkat pemahaman
commit yang
to userdiajarkan di Siklus II, yaitu ekskresi
konsep pada setiap siklus dan setiap sub
perpustakaan.uns.ac.id
Qodarnisa Prehtiningsih - Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry digilib.uns.ac.id
untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Materi Sistem Ekskresi pada Siswa Kelas XI IPA ICT SMAN Kebakkramat.

ginjal dan ekskresi hati juga telah mencapai dkk (2009: 97) menambahkan bahwa prinsip
indikator yang masing-masing ditargetkan dasar yang harus dipahami adalah bahwa
sebesar 10%. Akan tetapi tingkat pemahaman tidak semua konten dalam ranah kognitif
konsep pada sub pokok bahasan kelainan memiliki nilai yang sama, karena beberapa
sistem ekskresi belum mencapai indikator jenis konten memiliki nilai yang lebih
yang ditargetkan sebesar 25%, sehingga dibanding konten lain dalam hal
siklus perlu diulang kembali. pemahamannya. Siswa yang mampu
Tingkat pemahaman konsep pada memahami suatu konsep dengan baik, belum
Siklus III telah mencapai indikator yang tentu bisa memahami konsep yang lain
ditargetkan sebesar 15%. Tingkat dengan baik pula, tergantung pada tingkat
pemahaman konsep pada sub pokok bahasan kesulitan konsep.
sistem ekskresi hewan yang diajarkan pada Berdasarkan hasil wawancara,
Siklus III juga telah mencapai indikator yang sebanyak 68% siswa mengatakan bahwa
ditargetkan sebesar 10%, sehingga tindakan sistem ekskresi hewan merupakan materi
dihentikan di Siklus III. yang paling sulit. Kesulitan yang dialami
Konsep yang diajarkan untuk setiap siswa disebabkan sistem ekskresi hewan
siklus berbeda-beda. Siklus I membahas memiliki banyak istilah latin yang asing di
mengenai sistem ekskresi kulit dan paru-paru. telinga siswa, sulit dipahami dan
Siklus II membahas mengenai sistem ekskresi dibayangkan karena organ-organ pada sistem
ginjal, hati dan kelainan sistem ekskresi. ekskresi hewan tidak dimiliki oleh manusia.
Siklus III membahas mengenai sistem Sebanyak 26% siswa menganggap materi
ekskresi pada hewan. Tidak semua konsep sistem ekskresi ginjal dan hati merupakan
dapat dipelajari siswa dengan mudah, materi yang paling sulit lantaran banyaknya
terutama konsep-konsep yang kurang ada konsep yang harus dipelajari. Sisanya
relevansinya dengan kehidupan manusia sebanyak 11% siswa menganggap materi
sehari-hari. Timmerman, Strickland, dan ekskresi kulit dan paru-paru merupakan
Cartensen (2008) juga menyatakan bahwa materi yang paling sulit untuk dipahami.
beberapa konsep tertentu dapat lebih sulit Konsep kulit pernah sedikit
dipelajari oleh siswa. disinggung pada Pokok Bahasan Jaringan
Pemahaman konsep merupakan hasil Hewan yang dipelajari di semester I, yang
commit to user
dari proses kognitif pada diri siswa. Jacobsen membahas mengenai jaringan epidermis yang
Jurnal Pendidikan Biologi Vol…., No…, hal …
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

merupakan salah satu lapisan penyusun kulit. pertanyaan pada papan tulis untuk dijawab
Konsep paru-paru telah dipelajari di bab oleh siswa. Siswa yang bersedia menjawab
sebelumnya, yaitu pada pokok bahasan pertanyaan harus maju ke depan kelas tanpa
Sistem Pernapasan. Konsep ginjal dan membawa buku atau catatan dalam bentuk
kelainan sistem ekskresi hanya dipelajari apapun, dan menuliskan jawabannya pada
pada pokok bahasan sistem ekskresi. Konsep papan tulis. Siswa yang bersedia menjawab
hati pernah sedikit disinggung pada bab soal akan mendapatkan reward berupa nilai
sebelumnya, yaitu pada pokok bahasan tambahan.
Sistem Pencernaan Makanan, terkait peran Pemberian nilai tambahan pada setiap
hati dalam menghasilkan beberapa hormon soal yang diberikan oleh guru, diakui
yang berfungsi dalam pencernaan makanan. beberapa siswa dapat memotivasi untuk
Konsep sistem ekskresi hewan hanya belajar biologi, setidaknya membaca buku
dipelajari pada pokok bahasan sistem biologi barang sebentar. Tetapi pernyataan
ekskresi. Kurangnya intensitas siswa dalam beberapa siswa justru berkontradiksi dengan
mempelajari materi sistem ekskresi ginjal, fakta di lapangan terkait hasil belajar kognitif
hati, kelainan sistem ekskresi, dan sistem siswa. Berdasarkan hasil wawancara kepada
ekskresi hewan, kemungkinan menyebabkan guru pengampu mata pelajaran biologi di
pemahaman konsep siswa pada materi kelas XI IPA ICT, Ibu Sri Nur Handayani,
ekskresi kulit dan paru-paru lebih tinggi mengatakan bahwa siswa-siswi memang
daripada konsep-konsep ekskresi lainnya. terlihat antusias dan bersemangat pada saat
menjawab pertanyaan yang diberikan.
2. Dampak Positif Penerapan Model
Guided Inquiry dalam Proses Antusiasme yang ditunjukkan siswa pada saat
Pembelajaran menjawab pertanyaan juga diakui kurang
Berdasarkan hasil wawancara siswa
berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif,
kelas XI IPA ICT diketahui sebanyak 13
terbukti nilai ulangan siswa masih tetap
siswa memilih pembelajaran konvensional
tergolong rendah dan cenderung didominasi
yang biasanya dilakukan di dalam kelas dan 4
dengan nilai-nilai di bawah KKM.
siswa memilih pembelajaran guided inquiry.
Menanggapi tentang pembelajaran
Pembelajaran konvensional pada kelas XI
yang sebelumnya telah diterapkan di kelas,
IPA ICT dilakukan dengan cara penyampaian
seorang siswa mengatakan bahwa sistem
sedikit materi di awal pembelajaran,
commit to user
pembelajaran (konvensional) yang diterapkan
selanjutnya guru menuliskan beberapa
perpustakaan.uns.ac.id
Qodarnisa Prehtiningsih - Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry digilib.uns.ac.id
untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Materi Sistem Ekskresi pada Siswa Kelas XI IPA ICT SMAN Kebakkramat.

di kelas (sebelum tindakan) dirasa kurang XI IPA ICT dapat dimaklumi lantaran siswa
efektif. Siswa diberi kesempatan membaca belum terbiasa dengan pembelajaran Guided
materi lalu maju ke depan kelas tanpa Inquiry.
membawa buku untuk menjawab pertanyaan Walaupun sebagian besar siswa lebih
yang diberikan guru, sehingga diakuinya pula memilih pembelajaran konvensional,
bahwa mau tidak mau siswa dituntut untuk pembelajaran guided inquiry secara tidak
menghafal konsep dan bukan memahaminya. langsung diakui beberapa siswa telah
Penerimaan model pembelajaran memberikan dampak positif dalam proses
guided inquiry yang belum maksimal oleh pembelajaran, di antaranya:
siswa kelas XI IPA ICT SMA Negeri
Meningkatkan Kerjasama Antarsiswa melalui
Kebakkramat bukan merupakan suatu hal
Kerja Kelompok
yang mengejutkan, karena penerapan model
Sejumlah kecil siswa mengaku lebih
pembelajaran guided inquiry tergolong baru
memilih pembelajaran guided inquiry dengan
dalam pembelajaran di kelas XI IPA ICT.
alasan dapat bekerja sama dengan teman
Stone (2014) juga menyatakan bahwa
yang lain dalam kegiatan kelompok
seringkali sulit untuk dapat melihat dampak
praktikum dan diskusi.
dari penerapan strategi pembelajaran yang
Pembelajaran secara berkelompok
baru terhadap proses pembelajaran.
dipandang lebih baik dari pada pembelajaran
Perspektif lama yang menganggap bahwa
secara individual. Pembelajaran dalam
konten dan proses sains sebagai konstruksi
kelompok dapat meningkatkan keterampilan
yang terpisah, menjadi hambatan dalam
sosial siswa. Bekerja dengan siswa-siswa lain
keberhasilan pembelajaran berbasis inkuiri
dapat membantu mengembangkan
(Kim, et al. 2007), terutama di awal
kemampuan empatik siswa dengan
penerapannya. Joyce, Weil & Calhoun (2000:
memberikan kesempatan kepada masing-
173) menyatakan bahwa penelitian mengenai
masing siswa untuk melihat berbagai sudut
pembelajaran inkuiri biasanya dilakukan pada
pandang dari orang lain (Muijs & Reynolds,
sekolah-sekolah dengan kurikulum (terutama
2011: 82).
kurikulum yang berbasis konstruktivisme)
Ternyata belum semua siswa
yang telah menerapkan model pembelajaran
menyukai pembelajaran secara berkelompok.
inkuiri secara konsisten minimal selama satu
commit Beberapa
to user siswa mengaku bahwa seringnya
tahun. Ketidakcocokan beberapa siswa kelas
pembelajaran berkelompok menyebabkan
Jurnal Pendidikan Biologi Vol…., No…, hal …
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

kurangnya pemahaman siswa terhadap materi untuk dijadikan anggota kelompok. Anggota
pelajaran. Beberapa siswa mengatakan bahwa kelompok kemudian ditentukan guru dengan
kerja kelompok cenderung dibebankan pada mempertimbangkan pilihan dari siswa.
beberapa siswa tertentu. Tidak semua Berdasarkan hasil pengamatan,
anggota ikut berpartisipasi dalam kegiatan kelompok pada Siklus III
mengerjakan tugas kelompok. Beberapa berlangsung lebih baik dari kedua siklus
siswa cenderung mengobrol mengenai hal-hal sebelumnya. Jumlah anggota kelompok yang
di luar materi pelajaran, sehingga siswa-siswa lebih sedikit mengharuskan semua siswa
yang tidak aktif dalam kelompok cenderung untuk turut andil dalam mengerjakan tugas
kurang dapat memahami materi pelajaran kelompok yang diberikan oleh guru.
dengan baik. Pembagian kerja pada diskusi kelompok di
Sistem pembentukan kelompok pada Siklus III lebih merata dari kedua siklus
Siklus III sedikit diubah mengingat adanya sebelumnya. Satu siswa bertugas menuliskan
keluhan dari beberapa siswa terkait kegiatan hasil diskusi dan dua siswa yang lain bertugas
kelompok yang berjalan kurang maksimal. mencari literatur yang sesuai, baik dari
Anggota kelompok pada Siklus III hanya textbook maupun dari internet. Kegiatan
terdiri dari tiga orang, dari yang sebelumnya diskusi berjalan lebih efektif dengan anggota
berjumlah lima sampai enam orang pada kelompok yang baru berdasarkan pilihan
Siklus I dan Siklus II. Pemilihan anggota siswa dan yang lebih sedikit dari kedua siklus
kelompok pada Siklus I dan Siklus II sebelumnya.
ditentukan oleh guru, sedang pada Siklus III Paradigma konstruktivisme
siswa lebih dilibatkan dalam pemilihan menyatakan bahwa pengetahuan juga
anggota kelompok. Sistem pembentukkan diperoleh melalui kegiatan interaksi antar
kelompok dilaksanakan dengan cara individu maupun dengan lingkungan. Konsep
menyuruh siswa menuliskan dua nama yang terbentuk antara satu orang dengan yang
temannya yang ingin dijadikan anggota lain kemungkinan bisa berbeda. Kegiatan
kelompok pada selembar kertas yang diskusi kelompok yang diterapkan selama
disediakan oleh guru. Penulisan anggota tindakan bermaksud untuk menciptakan
kelompok oleh siswa dilaksanakan secara lingkungan belajar siswa yang mendukung
tertutup, sehingga antar siswa tidak terbentuknya kontradiksi-kontradiksi konsep
commit to user
mengetahui siapa yang dipilih oleh temannya dari masing-masing siswa. Berbagai
perpustakaan.uns.ac.id
Qodarnisa Prehtiningsih - Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry digilib.uns.ac.id
untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Materi Sistem Ekskresi pada Siswa Kelas XI IPA ICT SMAN Kebakkramat.

kontradiksi yang muncul akan memacu inkuiri lebih mudah dipahami oleh siswa.
timbulnya interaksi antar siswa untuk Kegiatan praktikum yang dipilih disesuaikan
mencapai pemahaman konsep yang seragam. dengan kegiatan yang ada relevansinya
Kegiatan interaksi antar siswa juga menuntut dengan kehidupan nyata, sehingga
keaktifan siswa terutama dalam diharapkan dapat menarik minat siswa untuk
berkomunikasi. Keterampilan berkomunikasi melakukan kegiatan praktikum.
sangat berpengaruh terhadap partisipasi siswa Kegiatan praktikum terbagi menjadi
dalam kerja berkelompok. Ketidakmampuan dua macam, yaitu kegiatan praktikum di
siswa dalam menyampaikan ide-ide yang sekolah dan kegiatan praktikum di rumah
dimilikinya dapat menjadi penyebab kurang sebagai penunjang dari kegiatan praktikum di
berfungsinya siswa dalam kelompok (Muijs sekolah. Kegiatan praktikum yang
& Reynolds, 2008: 83). Kerja kelompok akan dilaksanakan di sekolah, yaitu praktikum
berjalan dengan baik dan lancar apabila ekskresi kulit, uji kandungan urin, dan
masing-masing anggota kelompok menyadari praktikum pembedahan cacing tanah.
bahwa dirinya memiliki tanggung jawab yang Kegiatan praktikum yang dilakukan di
sama terhadap keberhasilan kelompok. rumah, yaitu praktikum perbedaan warna,
jumlah, dan bau urin.
Memperluas Pengetahuan Siswa melalui
Pembahasan hasil praktikum tidak
Banyaknya Sumber Belajar
hanya secara teoritis, tetapi juga secara
Beberapa siswa mengakui bahwa
kontekstual yang sesuai dengan kenyataan,
penggunaan banyaknya sumber belajar lebih
sehingga lebih menarik dan memudahkan
memperluas pengetahuan dan pemahaman
siswa dalam memahami konsep.
siswa, salah satunya melalui penggunaan
torso. Penggunaan beberapa torso organ Meningkatkan Keingintahuan Siswa
manusia dalam pembelajaran diakui siswa Peningkatan rasa ingin tahu siswa
dapat memperluas wawasan, sehingga terlihat dari meningkatnya jumlah siswa yang
sumber belajarnya tidak hanya dari buku saja. bertanya dari Siklus I ke Siklus III yang
termuat dari hasil observasi anecdotal record.
Mudah dalam Memahami Kegiatan
Siswa diberi kesempatan bertanya di awal
Praktikum
sebelum pembelajaran berlangsung.
Beberapa siswa mengakui bahwa
commit Pertanyaan-pertanyaan
to user yang disampaikan
kegiatan praktikum dalam pembelajaran
siswa kemudian dijadikan sebagai salah satu
Jurnal Pendidikan Biologi Vol…., No…, hal …
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

permasalahan untuk dibahas dan dipecahkan konvensional (Prince & Felder, 2006).
sendiri oleh siswa dengan bimbingan guru. Guided Inquiry merupakan model
Pertanyaan yang disampaikan siswa sebagian pembelajaran yang berbasis konstruktivisme
besar seputar permasalahan sistem ekskresi di yang menganggap bahwa pengetahuan
kehidupan sehari-hari. Banyaknya pertanyaan diperoleh melalui konstruksi siswa sendiri.
kontekstual yang diajukan siswa Konstruksi konsep siswa ditunjang melalui
menunjukkan bahwa siswa sangat tertarik pembelajaran dengan pengalaman nyata yang
untuk mempelajari materi yang ada menguji pemikiran siswa dan memaksa siswa
relevansinya dengan kehidupan, sehingga untuk menyusun ulang keyakinan-keyakinan
sangat cocok apabila pembelajaran dilakukan mereka (Schunk, 2012: 334).
dengan berbasis konstruktivis.
Meningkatnya Hasil Belajar Afektif
Membantu Siswa dalam Memahami Hasil belajar afektif merupakan
Kehidupan produk terhadap penilaian afektif atau sikap
Sejumlah kecil siswa mengakui siswa selama kegiatan pembelajaran
bahwa pembelajaran guided inquiry lebih berlangsung. Penilaian afektif siswa
menyenangkan karena banyak membahas dilakukan untuk menilai sikap siswa selama
permasalahan yang terkait dengan kehidupan proses pembelajaran, yaitu sikap siswa
sehari-hari. Pertanyaan-pertanyaan yang selama kegiatan praktikum dan diskusi
disampaikan sangat kontekstual, menyangkut kelompok.
kehidupan yang dialami sehari-hari, dan Nilai rata-rata kelas untuk hasil
diakui beberapa siswa dapat membuat siswa belajar afektif pada Siklus I, Siklus II, dan
lebih bersemangat untuk belajar. Siklus III secara berturut-turut sebesar 73, 81,
Model pembelajaran Guided Inquiry dan 82. Tingginya hasil belajar afektif pada
tergolong ke dalam metode pembelajaran Siklus III terjadi karena meningkatnya
induktif. Pembelajaran melalui metode keaktifan siswa dalam diskusi lantaran
induktif diawali dengan sesuatu yang bersifat jumlah anggota kelompok yang lebih sedikit
spesifik, salah satunya melalui masalah dari kedua siklus sebelumnya. Sedikitnya
dalam kehidupan nyata yang harus anggota kelompok belajar pada Siklus III
dipecahkan. Penerapan metode induktif memaksa siswa untuk turut berpartisipasi
commit aktif
dalam kegiatan belajar mengajar terbukti dalam kegiatan kelompok.
to user
lebih baik dibandingkan pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id
Qodarnisa Prehtiningsih - Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry digilib.uns.ac.id
untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Materi Sistem Ekskresi pada Siswa Kelas XI IPA ICT SMAN Kebakkramat.

Peningkatan sikap siswa juga terlihat Joyce, B., Weil, M., dan Calhoun, E. (2000).
Models of Teaching: Sixth Edition.
dari catatan anecdotal record yang secara
United States: Allyn dan Bacon.
umum menunjukkan hasil yang positif.
Kim, M., C., Hannafin, M., J., dan Bryan, L.,
Aktivitas negatif siswa selama pembelajaran, A. (2007). Technology-Enhanced
seperti tidur, bermain game, on line di luar Inquiry Tools in Science Education:
An Emerging Pedagogical Framework
materi, berteriak memanggil teman, memukul for Classroom Practice. Science
teman, serta tidak melakukan perintah guru, Education, 91 (6), 1010-1030.

cenderung berkurang.Aktivitas positif siswa Muijs, D., dan Reynolds, D. (2008). Effective
Teaching. Terj. H. P. Soetjipto dan S.
seperti bertanya kepada guru, menjawab
M. Soetjipto. Yogyakarta: Pustaka
pertanyaan guru, serta menjawab pertanyaan Pelajar.
guru secara umum mengalami peningkatan. Prince, M.J., Felder, R.M. (2006). Inductive
Teaching and Learning Methods:
Definition, Comparisons and
SIMPULAN Research Bases. Engr Education
1. Penggunaan model pembelajaran Guided Journal. 92(2): 123-138.

Inquiry dapat meningkatkan pemahaman Schunk, D., H. (2012). Teori-Teori


Pembelajaran. Terj. Eva Hamdiah
konsep biologi siswa kelas XI IPA ICT dan Rahmat Fajar. Yogyakarta:
SMAN Kebakkramat Tahun Ajaran Pustaka Pelajar.
2013/2014, khususnya pada pokok Stone, E., M. (2013). Guiding Students to
bahasan Sistem Ekskresi. Develop an Understanding of
Scientific Inquiry: A Science Skills
2. Besarnya tingkat pemahaman konsep Approach to Instruction and
siswa pada setiap siklus telah mencapai Assessment. Life Sciences Education,
13, 90-101.
indikator yang ditargetkan. Tingkat
Timmerman, B., E., Strickland, D., dan
pemahaman konsep juga meningkat pada Carstensen, S. (2008). Curricular
sub pokok bahasan sistem ekskresi kulit, Reform and Inquiry Teaching in
Biology: Where Are Our Efforts Most
ekskresi ginjal, ekskresi hati dan sistem Fruitfully Invested?. Integrative and
ekskresi hewan. Comparative Biology, 48 (2), 226-
240.
Ward, Hellen. (2010). Pengajaran Sains
DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan Cara Kerja Otak.
Jacobsen, D., A., Eggen, P., dan Kauchak, D. Jakarta: Indeks.
(2009). Methods for Teaching. Terj.
Achmad Fawaid dan Khoirul Anam. commit to user
Yogyakarta: Pustaka Pelajar

You might also like