Professional Documents
Culture Documents
Sejarawan Yahudi Ramal Israel Akan Hancur dengan Sendirinya Pada Tahun Ini
Home / Narasi Islam / Ekonomi / Cara Sederhana Supaya Kaya Berdasarkan Alquran
Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau
pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Banyak jalan yang dicoba manusia, mulai dari bekerja keras tidak
mengenal lelah, sampai bekerja keras tidak mengenal halal haram.
Banyak di antara kita yang takut tidak bisa makan sehingga rela
bekerja sampai meninggalkan shalat, bukankah itu artinya kita lebih
takut miskin daripada takut siksa neraka? Bukankah neraka itu jauh
lebih buruk dari pada hidup miskin? Atau jangan-jangan kita
menganggap bahwa neraka hanyalah dongeng
belaka. Astagfirullahal’adziim. ilustrasi, ujian dan fitnah (inet)
Saya setuju, hidup kaya itu penting, namun demikian, tidak semua orang yang kaya hidupnya bahagia. Ada orang kaya yang
masih merasa kurang kaya, tapi memang ada juga orang kaya yang benar-benar bahagia. Kaya-lah dengan cara yang benar
sehingga terwujud bahagia dunia dan akhirat.
Artikel ini kami persembahkan kepada sahabat yang hanya ingin kaya berdasarkan jalan yang benar yaitu jalan yang ditunjukkan
ALQURAN.
Sahabat ingin kaya? Tapi berdasarkan petunjuk yang benar, Alquran? Bacalah artikel ini dengan sabar, dan jangan terburu-buru.
1. Langkah Pertama,
LURUSKAN NIAT.
Apa maksudnya?
Jika sahabat diberi kekayaan, apa yang akan sahabat lakukan dengan kekayaan tersebut?
Jawaban dari pertanyaa ini penting dan terkait erat dengan apakah sahabat akan bisa kaya atau tidak bisa kaya.
Sahabat bayangkan, Allah SWT memberikan keuntungan berupa uang 1 milyar tunai dalam brangkas sahabat. Lalu, apa yang
akan sahabat lakukan dengan uang tersebut?
Jika sahabat belum memiliki rencana apapun untuk menggunakan uang tersebut, itulah mengapa sahabat sampai saat ini belum
kaya. Allah Maha Penyayang, Dia memberikan sesuatu sesuai takarannya. Jika sahabat menggunakan kelapangan rezki hanya
untuk bermegah-megahan, maka, miskin itu lebih baik untuk sahabat, karena sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepada
hamba-hamaNya. Allah SWT mengancam manusia yang bermegah-megahan dengan neraka, dijelaskan Allah SWT dalam Surah
At Takaatsur berikut ini:
Artinya: Bermegah-megahan telah melalaikan kamu. Sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan
mengetahui (akibat perbuatanmu itu), dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. Janganlah begitu, jika kamu
mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim, dan sesungguhnya kamu
benar-benar akan melihatnya dengan ‘ainul yaqin. Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang
kamu megah-megahkan di dunia itu). (QS. At Takaastur: 1-8)
Allah SWT mengancam manusia yang bermegah-megahan dengan NERAKA JAHIIM. Dan jika sahabat hanya ingin kaya untuk
bermegah-megahan tentu saja Allah SWT tidak mengabulkannya karena Allah SWT sayang kepada anda.
Artinya: Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman
yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah
dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan
disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang
berlebih-lebihan. (QS. Al An’aam: 141)
Niat yang benar adalah, gunakan harta kekayaan yang diberikan nantinya untuk memenuhi kebutuhan hidup dan ibadah diri
sahabat, orang-orang yang dalam tanggung jawab sahabat, dan bermanfaatlah kepada orang lain, DAN JANGAN BERLEBIHAN.
Seberapa banyak kekayaan yang akan Allah SWT akan berikan, berbanding lurus dengan seberapa banyak kebutuhan sahabat.
Kebutuhan yang benar dari sudut pandang Syariah.
Artinya: Dan jikalau Allah melapangkan rezki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi,
tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-
hamba-Nya lagi Maha Melihat. (QS. Asy Syuura: 27)
Jadi sekarang, jika memang sahabat menginginkan kekayaan dari Allah SWT, maka sampaikan kepada Allah SWT, untuk apa
sahabat ingin kaya. Berharaplah Allah SWT meridhai pengajuan sahabat tersebut.
2. Langkah Kedua,
MEMINTA.
Setelah sahabat memiliki rencana untuk apa kekayaan itu nantinya, maka langkah berikutnya adalah MEMINTA. Meminta kepada
siapa? Allah SWT, hanya kepada Allah SWT. Perhatikan ayat berikut ini:
Artinya: Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa Sesungguhnya Allah melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-
Nya dan Dia (pula) yang menyempitkan (rezki itu). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
(kekuasaan Allah) bagi kaum yang beriman. (QS. Ar Ruum: 37)
Jika ditanya, bagaimana supaya bisa kaya? Jawaban yang umum kita dengar adalah bekerja keras-lah. Namun, bukankah
banyak yang sudah bekerja bersungguh-sungguh dan bekerja keras tetapi tidak juga kaya? Bekerja keras sama sekali tidak
menjamin anda kaya.
Mengapa demikian?
Begini:
Sudah banyak kita melihat ada orang yang bekerja keras tapi tidak juga kaya. Lalu, Jika memang bekerja keras menjamin
seseorang bisa kaya, maka, mengapa ada orang yang sudah bekerja keras tapi belum juga kaya. Bahkan, ada yang bangkrut
dengan hutang yang cukup banyak, pada hal dia juga bekerja keras.
Ingatlah kalimat “sakti” ini: Orang yang bekerja keras itu kalah dengan orang yang beruntung.
Ini adalah kenyataan. Ada manusia yang beruntung, sehingga meskipun dia bekerja biasa saja tapi ternyata bisa kaya, lebih kaya
dari yang bekerja keras.
Siapakah yang membuat manusia itu beruntung? Ya, Allah. Hanya Allah SWT.
Jadi, kunci untuk kaya bukan pada jenis usaha anda, bukan banyak sedikitnya modal yang anda gunakan, seberapa banyak
karyawan yang anda miliki, tapi tergantung Allah SWT semata. Maksudnya, Seberapapun keras usaha anda, maka Allah-lah yang
menentukan hasilnya.
Jika hanya ditangan Allah SWT kunci rezki, maka memintalah kepadaNya. Itu yang diinginkan Allah SWT. Perhatikan ayat berikut:
Artinya: Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari
sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita
(pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. An Nisaa’: 32)
Ingatlah,
3. Langkah Ketiga,
TAWAKKAL.
Itu benar sekali, oleh sebab itu, bacalah artikel ini sampai habis. Sabar dan jangan terburu-buru.
Tawakkal bisa kita artikan berserah diri kepada Allah SWT. Berserah diri sangat berbeda dengan tidak berbuat apa-apa. Ini yang
harus kita luruskan.
Saat niat sahabat sudah benar, dan sahabat telah memanjatkan doa dengan cara yang juga benar, maka, selanjutnya perhatikan
apa yang diberikan Allah SWT kepada sahabat. Contoh:
1. Setelah sahabat berdoa, tiba-tiba sahabat dipecat sebagai karyawan di tempat sahabat bekerja, janganlah terburu-buru
berburuk sangka kepada Allah SWT, bisa jadi itu karena gaji yang anda terima tidak cukup lagi jika dihubungkan dengan
permintaan sahabat tadi. Allah SWT ingin memberikan jalan rezeki yang lain, mungkin sebagai pengusaha. Ingat! Bukankah
kita setuju bahwa Allah tidak mungkin menurunkan uang dari langit kepada kita.
1. Setelah sahabat berdoa, ternyata Allah SWT menggerakkan teman sahabat untuk menghubungi sahabat dan menawarkan
bisnis yang sekilas biasa saja. Jika sahabat bertawakkal, maka terimalah pekerjaan itu. Jika sahabat menolak, maka itu artinya
sahabat tidak bertawakkal. Allah SWT ingin mengabulkan doa sahabat melalui teman tadi, tapi kita yang menolaknya, maka,
siapa yang harus disalahkan selain diri kita sendiri. Mengapa sahabat menolaknya, apakah sahabat menginginkan Allah SWT
langsung memberikan kepada anda uang jatuh dari langit, bukankah sekali lagi kita setuju, bahwa Allah tidak mungkin
menurunkan uang dari langit langsung kepada kita.
Jika Allah SWT memberikan pekerjaan setelah sahabat berdoa, maka, bekerjalah, karena itu adalah rencana Allah SWT untuk
mengabulkan doa sahabat.
Sahabat boleh menolak tawaran yang masuk jika satu hal, yaitu, DIHARAMKAN Allah SWT. contohnya, berjualan barang haram,
bisa jadi itu ujian dari Allah SWT untuk melihat kebersihan hati sahabat.
Ada diantara kita manusia, yang mengatakan bertawakkal, tapi dia berdusta. Mengaku bertawakkal namun melakukan hal-hal
sebagai berikut:
2. Hanya mau bekerja sesuai yang disukai saja, dan mengabaikan tawaran lain yang masuk.
Itulah beberapa contoh tindakan yang menggambarkan kita tidak bertawakkal. Namun, secara lisan, tetap mengaku bertawakkal.
Tawakkal adalah mengandalkan Allah SWT semata, jadi jangan memaksa suatu keadaan, jangan memaksa saat Allah SWT tidak
memberikan sesuai harapan kita.
Ingat!
Allah SWT mengetahui yang terbaik untuk kita, meskipun terkadang kita tidak menyukainya, maka, ikutilah rencana Allah SWT
untuk kita maka sahabat akan dapati doa sahabat telah dikabulkan.
Beri Nilai:
(2 votes, average: 3,00 out of 5)
Tentang Dwi Agus Wahyudi
Anak kedua dari tujuh bersaudara. Lulus dari jurusan Akuntansi Universitas Islam Malang pada tahun 2005.
Menjadi santri di beberapa pondok pesantren di Jawa Tengah sejak tahun 1994 sampai tahun 2000. Bekerja di
beberapa perusahaan swasta sejak tahun 2005. Memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai General Manager
pada tahun 2012 dan berwiraswasta sampai sekarang. saat ini menjadi ketua Yayasan Baitul Mal Nabawi dan juga
ketua Paguyuban Hapus Riba area Jogja
Topik KEKAYAAN
127K+ 24K+
PBB Desak UEA Bebaskan Tahanan Penderita Kanker Payudara Stadium Akhir
27/02/19 | 20:19
Bertentangan dengan Kepentingan Negara, Presiden Iran Tolak Pengunduran Diri Menlunya
27/02/19 | 14:55
dakwatuna.com
Ikuti
Kontributor (Random)
Jakarta Islamic Yudi Rohim Dhezun Devi Putri Achmad Taufik Ahmad Risani Syauqi El- Taufik Ismail Puti Halimah
School Pratama Marzuki Abdullah, SSi. Akrom
FITUR: Al-Quran | Data | Subscribe ke dakwatuna.com | Materi Tarbiyah | Tokoh | Organisasi | Android Apps | Nokia Apps | RSS feeds | XML
Sitemap
MANAJEMEN: Redaksi | Kontributor | Kirim Tulisan | Kontak | Info Iklan | Donasi Dakwah | Laporkan Iklan | Terms of Use | Privacy Policy |
Pedoman Pemberitaan Media Siber
dakwatuna.com | 2007 - 2018 | Right to copy | Tidak dilarang untuk mengcopy dan menyebarkan artikel pada situs ini dengan menyebutkan URL
sumbernya. Powered by Wordpress.