Professional Documents
Culture Documents
Abstrak: Obesitas merupakan suatu kondisi berat badan berlebihan akibat akumulasi
lemak berlebihan dalam tubuh. Prevalensi obesitas berumur ≥ 15 tahun pada tahun 2015
di Kota Bengkulu yaitu 308 orang (3,15%), prevalensi meningkat dibandingkan dengan
tahun sebelumnya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh konseling gizi
terhadap pengetahuan, asupan energi, asupan lemak, dan asupan serat pada remaja
obesitas di SMKN 01 Kota Bengkulu Tahun 2017. Penelitian ini merupakan penelitian
pra-eksperimen dengan design one-grup pretest-postest. Jumlah responden yang
diperoleh sebanyak 17 sampel dengan teknik Simple Random Sampling. Data
pengetahuan diperoleh dari kuisioner pernyataan, data asupan energi, asupan lemak dan
asupan serat, diperoleh dari form recall 24 jam. Data yang diperoleh dianalisis
menggunakan uji T-test dependen dan Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukan ada
pengaruh konseling gizi terhadap pengetahuan ada pengaruh konseling gizi terhadap
asupan energi dan ada pengaruh konseling gizi terhadap asupan lemak, sedangkan pada
asupan serat tidak ada pengaruh konseling gizi terhadap asupan serat, rata-rata sesudah
intervensi lebih rendah dibandingkan sebelum intervensi. Responden perlu
memperhatikan dan meningkatkan konsumsi makanan yang tinggi serat serta menurunkan
konsumsi makanan tinggi energi dan tinggi lemak serta meningkatkan aktivitas fisik.
Sebagai tindak lanjut dari kegiatan konseling gizi, sekolah diharapkan dapat menyediakan
sarana dan prasarana untuk remaja melakukan Konseling gizi.
Kata kunci : Konseling Gizi, Pengetahuan, Asupan Energi, Asupan Lemak, Asupan
Serat
Remaja adalah suatu tahap antara masa ini biasanya diawali pada usia 14 tahun
kanak-kanak dengan masa dewasa. Masa pada laki-laki dan 10 tahun pada
071
072 Jurnal Media Kesehatan, Volume 11 Nomor 1, Juni 2018, hlm. 071-101
perempuan (Ariani, 2017). Perubahan fisik tahun 2014 yaitu 0,4% (Dinas Kesehatan
karena pertumbuhan yang terjadi akan Provinsi Bengkulu, 2015). Prevalensi
mempengaruhi status kesehatan dan gizi obesitas berumur ≥ 15 tahun pada tahun
remaja (Hasdianah,dkk., 2014). 2015 di Kota Bengkulu yaitu 308 orang
Obesitas merupakan salah satu 3,15% (Dinas Kesehatan Kota Bengkulu,
masalah kesehatan yang banyak terjadi di 2015). Prevalensi obesitas pada remaja
zaman modern ini. Kegemukan (obesitas) cukup tinggi dan mengalami peningkatan
merupakan akibat dari konsumsi energi dari tahun-tahun sebelumnya. Asupan
yang berlebihan, dimana energi yang energi, asupan lemak, asupan serat dan
berlebihan tersebut disimpan di dalam pengetahuan merupakan faktor-faktor
tubuh sebagai lemak, sehingga akibatnya penyebab terjadinya obesitas pada remaja,
dari waktu ke waktu badan menjadi dan konseling gizi merupakan salah satu
bertambah berat (Muchtadi, 2001 dalam upaya untuk merubah pengetahuan,
Wahyuni, 2013). perilaku, dan sikap remaja obesitas. Tujuan
Pada anak sekolah, dan remaja penelitian ini untuk mengetahui pengaruh
kejadian kegemukan dan obesitas konseling gizi terhadap pengetahuan,
merupakan masalah yang serius karena asupan energi, asupan lemak, dan asupan
akan berlanjut hingga usia dewasa (Rosita serat pada remaja obesitas.
dalam Lestari, 2015). Faktor-faktor
penyebab terjadinya obesitas pada remaja BAHAN DAN CARA KERJA
yaitu ketidakseimbangan antara asupan Desain pada penelitian ini adalah Pra
energi dan pemakainan energi. Remaja Eksperimen dengan rancangan one group
cenderung menyukai makanan yang tinggi pre and posttest design. Tempat penelitian
lemak, peningkatan asupan lemak serta ini dilakukan di SMKN 01 Kota Bengkulu,
pengurangan aktivitas fisik adalah dua hal waktu penelitian ini adalah pada tanggal 1
yang menyebabkan perkembangan – 24 Mei 2017. Intervensi dilakukan
obesitas. Asupan serat yang rendah pada dengan memberikan konseling gizi
remaja juga merupakan salah satu faktor sebanyak 2 kali dalam seminggu (10-15
yang menyebabkan terjadinya obesitas menit) selama 3 minggu.
(Katsilambros et al, 2014). Tingkat Populasi penelitian yaitu seluruh
pengetahuan gizi seseorang berpengaruh pelajar kelas X (sepuluh) yang kategori
terhadap sikap dan perilaku dalam status gizinya adalah obesitas di SMKN 01
pemilihan makanan yang pada akhirnya Kota Bengkulu dengan jumlah 25 orang.
akan berpengaruh pada keadaan gizi Dari 25 populasi diambil sampel sebanyak
individu yang bersangkutan, semakin 17 orang dengan menggunakan teknik
tinggi tingkat pengetahuan gizi seseorang pengambilan sampel simple random
diharapkan semakin baik pula keadaan sampling.
gizinya (Amelia, 2008). Obesitas pada Sumber data yang diperoleh
remaja dapat menimbulkan beberapa langsung meliputi identitas sampel dan
dampak, antara lain intoleransi glukosa, pengetahuan dikumpulkan melalui
dislipidemia, gangguan pernafasan dan pengisian kuesioner, data asupan serat,
dampak psikologis, diketahui prevalensi asupan energi dan lemak dikumpulkan
obesitas pada remaja umur 13-15 tahun dengan cara wawancara menggunakan
sama yaitu sebesar 2,5%, sedangkan Formulir Food Recall 24 jam, data berat
remaja umur 16 – 18 tahun riskesdas tahun badan dikumpulkan dengan menggunakan
2013 sebanyak 1,6%, dan tahun 2010 yaitu timbangan berat badan dan data tinggi
sebesar 1,4%. Prevalensi obesitas berumur badan dikumpulkan dengan menggunakan
≥ 15 tahun pada tahun 2015 di Provinsi mikrotois. Data sekunder yang diperoleh
Bengkulu yaitu sebesar 3%, dan pada yaitu data prevalensi obesitas Kota
Lestantina, dkk, Konseling Gizi Pada Remaja Obesitas… 073
Thasim, dkk (2013), juga sejalan diberi konseling, dilihat dari nilai rata-rata
menunjukan hasil bahwa terdapat pengaruh asupan serat sesudah diberikan konseling
edukasi dengan perubahan asupan lemak gizi yang lebih rendah dibandingkan
responden dengan penurunan jumlah dengan nilai rata-rata sebelum diberikan
responden yang memiliki asupan lemak konseling gizi. Berdasarkan uji statistik
berlebih dari 80% menjadi 49,1%. menunjukkan tidak terdapat perbedaan
Lemak merupakan penghasil kalori yang bermakna pada asupan serat
terbesar dibanding protein dan karbohidrat, responden sebelum dan sesudah konseling
dari satu gram lemak sama dengan gizi, ditunjukkan dengan nilai p 0,087
sembilan kalori. Pada saat yang bersamaan, (p>0,05). Hal ini menunjukkan tidak ada
asupan lemak lebih efisien dimetabolisme pengaruh konseling gizi terhadap asupan
dan disimpan di dalam tubuh daripada serat responden.
karbohidrat. Pada akhirnya, walaupun Terjadinya penurunan asupan serat
makanan yang sangat berlemak responden disebabkan oleh beberapa
menyediakan jumlah kalori yang cukup faktor, seperti sulit untuk merubah perilaku
tinggi, dalam kondisi bersamaan dengan konsumsi responden untuk meningkatkan
perasaan senang dan gembira yang terus- asupan tinggi serat, hal itu dikarenakan
menerus, makanan ini tidak memberikan sebagian besar responden tidak menyukai
perasaan kenyang. Hal ini yang sayuran karena rasa yang tidak enak,
menyebabkan makanan-makanan ini seperti pahit, asam, tidak memiliki rasa,
dikonsumsi secara berlebihan sehingga lunak, dan membosankan. Kecenderungan
meningkatkan asupan energi yang remaja lebih menyukai makanan yang
mengakibatkan obesitas dengan cara manis dan banyak mengandung garam
mempengaruhi keseimbangan total energi tinggi, seperti snack, kue kering, dan fast
tubuh (Katsilambros et al, 2014). food. Peran orang tua juga sangat
Pengaruh Konseling Gizi Terhadap Asupan berpengaruh terhadap asupan serat
Serat responden, karena responden
mengkonsumsi makanan yang disediakan
Makanan yang mengandung serat oleh orangtuanya. Sayur dan buah
terkadang dilupakan oleh para remaja. Pola membutuhkan persiapan sebelum
makan kebanyakan remaja sekarang ialah dikonsumsi, sementara itu remaja,
tinggi kalori namun rendah serat. Hal ini khususnya remaja laki-laki memiliki
ternyata dapat memicu terjadinya kejadian keterampilan yang terbatas untuk
status gizi lebih. Peranan serat dalam mempersiapkan dan mengolah makanan
mencegah gizi lebih antara lain melalui sumber serat, khususnya sayuran. Selain
waktu yang lebih lama dalam mencerna itu, ketersediaan makanan yang
dan perasaan kenyang yang ditimbulkan mengandung serat di kantin sekolah juga
lebih lama setelah mengonsumsinya. Hal sangat rendah (Santoso, 2011).
ini akan membuat seseorang tidak Penelitian ini sejalan dengan
banyak mengonsumsi makanan sehingga penelitian Lestari (2015), menunjukan
berat badan terkontrol namun pencernaan hasil bahwa sebelum diberikan intervensi
tetap lancar. Makanan yang banyak berupa konseling gizi sebaya, asupan serat
mengandung serat diantaranya adalah seluruh penelitian tidak memiliki beda
sayuran, buah-buahan, serealia, dan agar- (p>0,05). Hasil penelitian Nurmasyita, dkk
agar. Pada remaja ketidaksukaan akan (2014), menunjukan hasil bahwa
sayuran dan buah merupakan faktor utama persentase asupan serat sebelum dan
rendahnya asupan serat (Brown, 2005 sesudah intervensi pendidikan gizi 3 bulan
dalam Rahayuningtiyas, 2012). pada kelompok perlakuan mengalami
Hasil penelitian menunjukan bahwa peningkatan sebesar 1,04 gr tetapi uji
asupan serat responden menurun sesudah
Lestantina, dkk, Konseling Gizi Pada Remaja Obesitas … 077
statistik diperoleh nilai p = 0,243 ini berarti konseling, ada pengaruh konseling gizi
tidak terdapat perbedaan yang bermakna terhadap pengetahuan pada remaja obesitas
sebelum dan sesudah pendidikan gizi. (p=0,000), ada pengaruh konseling gizi
Penelitian Thasim, dkk (2013), terhadap asupan energi pada remaja
menunjukan hasil yang sama bahwa obesitas (p=0,000), ada pengaruh
asupan serat responden sebelum dan konseling gizi terhadap asupan lemak pada
sesudah pemberian edukasi gizi terlihat ada remaja obesitas (p=0,042), dan tidak ada
kenaikan asupan serat sebanyak 0,66 gram, pengaruh konseling gizi terhadap asupan
namun hasil uji statistik menunjukkan serat pada remaja obesitas (p=0,087).
bahwa tidak ada pengaruh antara edukasi Remaja obesitas sangat perlu
gizi dengan perubahan asupan serat memperhatikan dan meningkatkan
responden (p>0,05). Namun tidak sejalan konsumsi makanan yang tinggi serat serta
dengan penelitian Yulianto, dkk (2007), menurunkan konsumsi makanan tinggi
hasil uji statistik menunjukan bahwa nilai energi dan tinggi lemak, dan juga harus
delta rerata asupan serat pada kedua meningkatkan aktivitas fisik seperti
kelompok terdapat perbedaan yang melakukan olahraga secara rutin. Sekolah
bermakna (p<0,05). Hal ini juga diharapkan dapat menyediakan sarana
menggambarkan bahwa intervensi yang dan prasarana untuk remaja melakukan
dilakukan memberikan efek terhadap konseling gizi, dan motivasi dari guru
peningkatan asupan serat pada responden. kepada siswa untuk selektif dalam memilih
makanan, serta perlu juga ada perbaikan
KESIMPULAN menu pada kantin sekolah untuk
Rata-rata pengetahuan pada remaja menyediakan menu dan jajanan yang kaya
obesitas meningkat setelah diberi serat seperti puding, rujak buah dan
konseling, sedangkan asupan energi, sebagainya sehingga mendukung
asupan lemak dan asupan serat menurun pencegahan terhadap kejadian obesitas.
dibandingkan dengan sebelum diberikan
Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu. 2014. Profil
DAFTAR RUJUKAN Dinas Kesehatan provinsi Bengkulu tahun
Amelia, Friska. 2008. Konsumsi Pangan, 2014. Bengkulu.
Pengetahuan Gizi, Aktivitas Fisik Dan Hasdianah, H.R, H. Sandu Siyoto dan Yuly
Status Gizi Pada Remaja Di Kota Sungai Peristyowati. 2014. Pemanfaatan Gizi, Diet,
Penuh Kabupaten Kerinci Propinsi Jambi. dan Obesitas. Yogyakarta: Nuha Medika.
Skripsi. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Katsilambros, Nikolaos, Charilaos
Bogor. Bogor. Dimosthenopoulus, Meropi Kontogianni,
Ariani, Ayu Putri. 2017. Ilmu Gizi. Yogyakarta: Evangelia Manglara, dan Kalliopi Anna
Nuha Medika. Poulia. 2010. Clinical nutritation in pratice.
Balitbang Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Blackwell Publishing Ltd. Terjemahan dr.
Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan Aryandhito Widhi Nugroho. 2014. Asuhan
Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI. Gizi Clinik. Jakarta: EGC.
Balitbang Kemenkes RI. 2010. Riset Kesehatan Kusharto, Clara M, I Dewa Nyoman Supariasa.
Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan 2014. Survei Konsumsi Gizi.Yogyakarta.
Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI. Graha Ilmu
Dahlan, Muhamad Sopiyudin. 2012. Statistik untuk Lestari, Eni. 2015. Pengaruh Konseling Gizi
Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Sebaya Terhadap Asupan Serat dan Lemak
Salemba Medika. Jenuh Pada Remaja Obesitas di Semarang.
Dinas Kesehatan Kota Bengkulu. 2015. Profil Program Studi Ilmu Gizi Fakultas
Dinas Kesehatan Kota Bengkulu tahun Kedokteran Universitas Diponegoro.
2015. Bengkulu. Mahdali, Mohamad Ikbal, Rahayu Indriasari dan
Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu. 2015. Profil Ridwan Thaha. 2013. Efek Edukasi Gizi
Dinas Kesehatan provinsi Bengkulu tahun Terhadap Pengetahuan, Sikap Serta
2015. Bengkulu. Perubahan Perilaku Remaja Obesitas di
Kota Gorontalo.
078 Jurnal Media Kesehatan, Volume 11 Nomor 1, Juni 2018, hlm. 071-101
Notoatmodjo S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Terhadap Perubahan Pengetahuan Dan
Perilaku. Jakarta: PT Rieneka Cipta. Asupan Zat Gizi Pada Anak Gizi Lebih Di
Nurmasyita, Bagoes Widjanarko dan Ani SDN Sudirman I Makassar Tahun 2013.
Margawati. 2014. Pengaruh intervensi Wahyuni, Sri. 2013. Hubungan Konsumsi Fast
pendidikan gizi terhadap peningkatan Food Dengan Obesitas Pada Remajad di
pengetahuan gizi, perubahan asupan zat gizi Akademi Kebidanan Muhammadiyah Banda
dan indeks massa tubuh remaja kelebihan Aceh. Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu
berat badan. Jurnal Gizi Indonesia (ISBN : Kesehatan U’budiyah Program Studi
1858-4942). Diploma IV kebidanan. Banda Aceh.
Rahayuningtiyas F. 2012. Hubungan antara Widhayati, Retno Endah. 2009. Efek Pendidikan
Asupan Serat dan Faktor Lainnya dengan Gizi Terhadap Perubahan Konsumsi Energi
Statis Gizi Lebih pada Siswa SMPN 115 dan Indeks Massa Tubuh Pada Remaja
Jakarta Selatan Tahun 2012. Skripsi. Kelebihan Berat Badan. Tesis. Universitas
Universitas Indonesia. Depok. Diponegoro. Semarang.
Santoso, AMP. 2011. Serat Pangan (Dietry Fiber) Yulianto, Hamam Hadi dan R. Dwi Budiningsari.
dan Manfaatnya bagi Kesehatan. Fakultas 2007. Pengaruh Penyuluhan Manfaat Sayur
Teknologi Pertanian. Unwidha Klaten. Dan Buah Terhadap Asupan Zat Gizi
Mastra No.75 Th XXIII Maret 35. ISSN Remaja Obesitas Siswa/Siswi SLTP Di Kota
0215-9511 Palembang. Jurnal Gizi Klinik Indonesia.
Thasim, Sukmawati, Aminuddin Syam dan Ulfah Vol.4. no.2
Najamuddin. 2013. Pengaruh Edukasi Gizi