You are on page 1of 21

THE EFFECTIVENESS OF PAPAYA LEAF EXTRACT GEL (Carica Papaya

L.) 75% AGAINTS WOUND HEALING MATERIALS DUE Bleaching (


VIEWED FROM
WOUNDS DIAMETER AND
TOTAL lymphocytes )

EFEKTIFITAS GEL EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica Papaya L.) 75%


TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA AKIBAT
BAHAN BLEACHING (DITINJAU DARI
DIAMETER LUKA DAN JUMLAH
SEL LIMFOSIT)

Peruca Dwi Lestari1 , Drg. Any Setyawati Sp. KG2

Mahasiswa PSPDG FKIK UMY1 , Dosen PSPDG FKIK UMY2

Abstract
Background:
Bleaching in dentistry usually directed at the materials that contain Hydrogen
Peroxide for teeth whitening . One side effect of the hydrogen peroxide is causing
inflammation of the gingiva . Cells contained in the phase of inflamation is
lymphocyte cells . The function of Lymphocyte is provides immunologic response
against a foreign agent with the phenomenon of specific humoral and cellular .
The Papaya leaves contains some active compound of saponin , tannins and
flavonoids . The active compound of the papaya leaves can be as an anti-
inflammatory substance and wound healing
Research Objectives : This research aims to determine the effectiveness of
papaya leaves extract gel towards amount of lymphocyte cells and wound
diameter in the process of wound healing causes by bleaching materials on male
rats.
Research methods : The research design was purely experimental in vivo. The
subject of this research was 33 male rats which were divided into three treatment
groups. The first group is (kenalog) as a positive control, the second group
(papaya leaves extract gel 75%), the third group is (Aquades) as a negative
control. The male rats were given injury with hydrogen peroxide using
microbrush , and was treated each group every day at the afternoon. The male
rats experience the cutting of their jaw on the first, third, five and seventh day.
Diameter wound observation and calculation of the number of lymphocytes .The
preparat of tool was colored by HE. Data analysis was using the Shapiro Wilk
normality test, and the it was tested by using the hypothesis One Way Anova, and
advanced testing with the Least Significant Differences.
Results : There are two results in this research which is wound diameter and the
amount of lymphocytes cells . The Shapiro Wilk normality test results ( p - value>
0.05 ), it indicates that the data has normal distribution of data . One Way Anova
test results significance value of 0.039 ( p - value < 0.05 ) , it means there is a

1
differences in the number of lymphocytes among the three groups , the test results
obtained Least Significant Differences lymphocyte cell counts significantly in
group II ( Gel papaya leaf extract 75 % )
Conclusion : The provision of papaya extract gel concentration of 75% effective
to decrease the number of lymphocytes and the diameter of the wound in the
process of wound healing causes by bleaching materials in male rats( p < 0.05 ) .

Keywords : papaya leaves extract gel ,lymphocyte cells, hydrogen peroxide

Abstrak
Latar Belakang : Bleaching dalam kedokteran gigi biasanya ditujukan pada
bahan-bahan yang mengandung Hidrogen Peroksida untuk pemutihan gigi. Salah
satu efek samping dari Hidrogen peroksida adalah menyebabkan inflamasi pada
gingiva. Sel yang terkandung pada saat fase inflamasi adalah sel limfosit.
Limfosit berfungsi memberikan respons imunologik untuk melawan agen asing
dengan fenomena humoral dan seluler spesifik. Daun Pepaya mengandung
senyawa aktif saponin, tanin, dan flavonoid. Kandungan senyawa aktif daun
pepaya dapat berperan sebagai antiinflamasi dan mempercepat penyembuhan
luka.
Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas gel
ekstrak daun pepaya terhadap penurunan jumlah sel limfosit dan diameter luka
pada proses penyembuhan luka akibat bahan bleaching.
Metode Penelitian : Desain penelitian ini adalah eksperimental murni in vivo.
Subjek pada penelitian ini menggunakan tikus jantan sebanyak 33 ekor. Dibagi
menjadi tiga kelompok perlakuan yaitu kelompok I (Kenalog) sebagai kontrol
positif, kelompok II (Gel ekstrak daun pepaya), kelompok III (Aquades) sebagai
kontrol negatif. Tikus diberi perlukaan hidrogen peroksida menggunakan
microbrush, dan diberi perlakuan sesuai kelompoknya setiap hari pada sore hari.
Tikus didekapitulasi rahang pada hari pertama, ketiga, kelima dan ketujuh.
Dilakukan pengamatan diameter luka dan perhitungan jumlah sel limfosit.
Pembuatan preparat dengan perwarnaan HE. Analisa data menggunakan uji
normalitas Shapiro Wilk, kemudian dilakukan uji hipotesis One Way Anova, dan
uji lanjutan dengan uji Least Significant Differences.
Hasil : Didapatkan 2 data yaitu Diameter luka dan jumlah sel limfosit. Hasil uji
normalitas Shapiro Wilk (p-value > 0,05), menunjukan distribusi data yang
normal. Hasil uji One Way Anova diperoleh nilai signifikansi 0,039 (p-value <
0,05), terdapat perbedaan jumlah sel limfosit diantara ketiga kelompok, hasil uji
Least Significant Differences diperoleh jumlah sel limfosit signifikan pada
kelompok II (Gel ekstrak daun pepaya 75%).
Kesimpulan : Pemberian gel ekstrak daun pepaya (Carica Papaya L.)
konsentrasi 75% efektif terhadap penurunan jumlah sel limfosit dan diameter luka
terhadap penyembuhan luka akibat bahan bleaching pada tikus (Sprague Dawley)
jantan (p<0,05).

Kata Kunci : Gel ekstrak daun pepaya, sel limfosit, hidrogen peroksida

2
PENDAHULUAN ditunjukkan dari jumlah persentase

peroxide didalamnya 1.
Bleaching bukan hal yang

baru lagi dalam dunia kedokteran Salah satu zat kimia yang

gigi. Bleaching adalah upaya awal dapat menyebabkan cedera pada sel

untuk mencerahkan gigi dengan yang terkandung dalam bahan

bahan pemutih sudah berlangsung bleaching adalah hidrogen peroksida

lebih dari satu abad yang lalu. Bahan 35%. Bahan tersebut merupakan

pemutih dapat diaplikasikan bahan yang tajam dan dapat

langsung pada permukaan gigi, atau menyebabkan gingiva terbakar dan

diaplikasikan secara tidak langsung mengelupas 2 .

ke dalam gigi non vital1.


Adanya luka pada gingiva

Bleaching dalam kedokteran menyebabkan terganggunya

gigi biasanya ditujukan pada bahan- perlindungan gingiva terhadap

bahan yang mengandung Hidrogen infeksi maupun kerusakan mekanis

Peroksida untuk pemutihan gigi. akibat hilangnya kontinuitas jaringan

Peroxide merupakan bahan sehingga integritas jaringan tulang

bleaching yang paling sering yang berada dibawah gingiva dapat

digunakan untuk membutuhkan terancam3. Selain itu luka yang biasa

waktu singkat. Kemampuan disebabkan oleh zat kimia adalah

pemutihan gigi seringkali luka bakar 4.

3
Proses penyembuhan luka salep bethamethasone dipropionate

dibagi menjadi tiga fase, meliputi 0,05%

fase inflamasi, fase poliferatif, dan


Menurut Skidmore–Roth
3
fase remodelling . Dalam fase
(2014), triamcinolone acetonide
inflamasi terdapat sel limfosit yang
memiliki kontraindikasi terhadap
umumnya terdapat di dalam eksudat
infeksi jamur, virus, atau bakteri
dalam jumlah yang sangat sedikit
pada mulut dan tenggorokan. Hal
hingga waktu yang cukup lama, yaitu
tersebut perlu diperhatikan karena
sampai reaksi-reaksi peradangan
penggunaan kortikosteroid pada
menjadi kronis. Karena fungsi-fungsi
masa infeksi aktif dapat menekan
limfosit yang diketahui semuanya
sistem imun tubuh6 .Salah satu efek
berada dalam bidang imunologik 5 .
samping kortikosteroid topikal pada

Menurut Savage dan mukosa oral adalah meningkatnya

McCullough, (2005) pengobatan pertumbuhan Candida sp. dalam

untuk penyembuhan luka pada rongga mulut yang dapat

mukosa mulut bisa menggunakan menyebabkan kandidiasis 7. Adanya

topikal kortikosteroid. Topikal kontraindikasi dan efek samping

kortikosteroid berfungsi sebagai agen yang tinggi akibat penggunaan obat

anti-inflamasi. Beberapa obat topikal antiinflamasi golongan steroid, maka

kortikosteroid adalah triamcinolone saat ini banyak dikembangkan

acetonide 0,1%, kenalog in orabase, pengobatan yang berasal dari bahan

salep hydrocortisone acetate 1% dan alami seperti suplemen dan obat

herbal sebagai pereda rasa nyeri dan

4
8
inflamasi .Daun pepaya memiliki Kenalog, Kelompok II adalah

kandungan senyawa aktif berupa perlakuan dengan ekstrak Daun

enzim papain dan flavonoid sebagai Pepaya, dan Kelompok III adalah

antiinflamasi. Ekstrak daun pepaya kontrol negatif Aquades.

mempunyai efek antiinflamasi


Sebagai kriteria inklusi
berupa penurunan jumlah sel
adalah tikus putih strain Sprague
9
makrofag . Menurut latar belakang
Dawley jantan yang berusia 3-4
diatas penting dilakukan penelitian
bulan dan memiliki berat badan 200-
untuk mengetahui ekstrak daun
250 gram. Dan Daun pepaya dengan
pepaya mampu menurunkan jumlah
keadaan baik yang berwarna hijau.
sel limfosit pada gingiva tikus dan
Adapun tikus yang sakit, cacat, tidak
dilakukan pengamatan pada
bergerak aktif dan mati sebelum
penurunan diameter luka.
penelitian berakhir, dan daun pepaya

METODE PENELITIAN yang busuk dikeluarkan dari sampel

Penelitian ini menggunakan penelitian. Sebagai Variabel

desain penelitian eksperimental pengaruh terdapat 2 perlakuan;

laboratoris in vivo pada tikus Perlakukan coba adalah Gel ekstrak

Sprague Dawley jantan. daun pepaya (Carica papaya)

Sampel yang diuji adalah tiga sedangkan perlakuan kontrol yaitu

puluh tiga ekor tikus strain Sprague mengaplikasikan Kenalog in orabase

Dawley dengan 11 ekor pada pada luka gingiva tikus (Sprague

masing-masing kelompok perlakuan. dawley) jantan untuk kontrol positif

Kelompok I adalah perlakuan serta perlakuan aquades untuk

5
kontrol negatif. Variabel terpengaruh Etanol 70%, untuk pelarut ekstrak,

adalah penurunan diameter ukuran Natrium CMC (CMC-Na) 5 gram,

luka dan jumlah sel limfosit. Aquades 100 ml steril, sebagai

Variabel terkendali yaitu jenis pembanding ke-2, Formalin 10%,

kelamin tikus, yaitu tikus (Sprague Kloroform, untuk dekapitulasi tulang

dawley) jantan, umur tikus sekitar ±3 rahang, Bahan pembuatan preparat

bulan, berat badan tikus 200-250 histologi dengan pewarnaan HE.

gram, makanan tikus mengunakan


Alat yang digunakan dalam
pellet broiler-11 dan air mineral, area
penelitian ini adalah microbrush
gingiva yang dilukai, alat pengolesan
untuk pengolesan dalam perlakuan,
hidrogen peroksida, konsentrasi gel
kapas, jangka sorong untuk
ekstrak, konsentrasi hidrogen
pengukuran diameter luka pada
peroksida. Variabel tidak terkendali
gingiva tikus, Mikroskop cahaya
adalah Infeksi bakteri, Penurunan
untuk pengamatan jumlah sel
berat badan tikus jantan, komplikasi
limfosit, kamera , sarung tangan,
pasca perlukaaan gingiva, imunitas
masker, dan kandang tikus diberi
tikus.
kode nomor.

Bahan yang digunakan dalam


Penelitian telah dilakukan di
peneitian ini adalah Daun pepaya
Laboratorium Hewan Uji UMY,
(Carica papaya), Kenalog in
Laboratorium PA UGM, dan
orabase, sebagai pembanding ke-1,
laboratorium Histologi UMY. Waktu
Hidrogen peroksida 35% Everbrite
penelitian dari bulan Desember 2015
Bleaching in Office Dentameric,
sampai Januari 2016.

6
Pelaksanaannya diawali hanya diberi air putih dan pakan

dengan pembuatan ekstrak daun pellet.

pepaya. Daun Pepaya (Carica


Setelah tikus dapat
Papaya L.) dipetik dan dicuci sampai
beradaptasi dengan lingkungan
bersih di bawah air mengalir. Daun
laboratorium. Tikus diberi perlukaan
pepaya dikeringkan menggunakan
dengan megoleskan hidrogen
o
lemari pengering dengan suhu 50 C
peroksida 35% menggunakan
selama 48 jam. Setelah kering, daun
microbrush dan ditunggu hingga 24
pepaya dijadikan serbuk dengan
jam. Luka yang akan nampak berupa
menggunakan alat penyerbuk sampai
luka melepuh berwarna keputihan
halus. Pembuatan ekstrak daun
yang diakibatkan oleh zat kimia
pepaya menggunakan metode
tergolong sebagai luka bakar. Pada
maserasi. Selanjutnya ekstrak
hari ke-0, 33 ekor tikus (Sprague
dibentuk dalam aplikasi gel dengan
dawley) jantan diberi perlukaan
cara mencampur ekstrak kental
dengan mengoleskan hidrogen
dengan bahan CMC-Na sebanyak 5
peroksida 35% menggunakan
gram, dan ekstrak 100 gram dengan
microbrush, kemudian mulai diberi
aquades diaduk rata.
perlakuan pada hari ke-1 atau 24 jam

Selanjutnya dilakukan setelah pengolesan hidrogen

pemilihan tikus putih jantan yang peroksida 35% serta diukur diameter

sehat, kemudian dilakukan adaptasi lukanya menggunakan jangka

tikus selama 3 hari sebelum sorong.

perlakuan. Selama adaptasi tikus

7
Tikus yang sudah (pengambilan rahang) dengan

dikelompokkan dan diukur diameter anestesi menggunakan kloroform.

lukanya diberikan perlakuan sesuai


Organ rahang yang telah
dengan kelompoknya. Tikus pada
didekapitulasi kemudian dimasukkan
kelompok I diberi perlakuan kenalog
ke formalin 10% untuk disimpan dan
in orabase. Tikus pada kelompok II
selanjutnya dibuat preparat dengan
diberi perlakuan gel ekstrak daun
pengecatan HE di laboratorium
pepaya (Carica papaya) konsentrasi
Patologi Anatomi Fakultas
75%. Tikus pada kelompok III diberi
Kedokteran UGM. Setelah preparat
perlakuan aquades. Pemberian setiap
selesai, dilakukan pengamatan
perlakuan sebanyak 0,1 ml dan
jumlah sel limfosit menggunakan
pengolesannya menggunakan
mikroskop cahaya di laboratorium
microbrush. Pemberian perlakuan
Histologi FKIK UMY. Data
sebanyak 1 kali sehari, pada sore
didapatkan dengan cara menghitung
hari. Dilakukan pengamatan diameter
jumlah sel limfosit (perhitungan
luka pada hari ke-0, 1, 3, 5 dan 7
dengan 5 lapang pandang). Data
menggunakan jangka sorong.
dilakukan uji normalitas terlebih
Keadaan luka difoto dengan jarak
dahulu menggunakan uji Saphiro
kamera dan luka yang disamakan
Wilk (N<50) dan diuji homogenitas
setiap kali diamati. Setelah diukur
dengan Uji Levene. Penelitian ini
diameter lukanya, tiga ekor tikus dari
menggunakan uji ANOVA satu arah
masing-masing kelompok
( one way ANOVA) untuk
dikorbankan. Tikus didekapitulasi
mengetahui ada tidaknya perbedaan

8
efektifitas antara kelompok HASIL

perlakuan. Selanjutnya untuk


Pada penelitian ini didapatkan
mengetahui besar perbedaan
dua hasil: 1) hasil dari pengukuran
efektifitas dari setiap kelompok
diameter luka dan 2) perhitungan
perlakuan maka dilakukan uji Least
jumlah sel limfosit.
Significant Difference.

1. Pengamatan Diameter luka

Gambar 7 Gambar 8
Gambar 7, 8. Pengukuran diameter luka dengan sliding caliper (7). Diameter
Luka Pasca induksi luka setelah 1 hari dengan hidrogen peroksida pada tikus
spraguey dawley jantan (8).

Aquades

Hari ke 1 (Gambar 9) Hari ke 3 (Gambar 9)

9
Hari ke 5 (Gambar 9) Hari ke 7 (Gambar 9)
Gambar 9. Diameter Luka Pasca induksi luka menggunakan hidrogen peroksida
dengan menggunakan perlakuan aquades pada tikus
spraguey dawley jantan pada hari ke 1,3,5, dan 7

Ekstrak daun pepaya konsentrasi 75%

Hari ke 1 (Gambar 10) Hari ke 3 (Gambar 10)

Hari ke 5 (Gambar 10) Hari ke 7 (Gambar 10)

10
Gambar 10. Diameter Luka Pasca induksi luka menggunakan hidrogen peroksida
dengan menggunakan perlakuan Ekstrak daun pepaya konsentrasi 75% pada tikus
spraguey dawley jantan pada
hari ke 1,3,5, dan 7

Kenalog in orabase

Hari ke 1 (Gambar 11) Hari ke 3 (Gambar 11)

Hari ke 5 (Gambar 11) Hari ke 7 (Gambar 11)


Gambar 11. Diameter Luka Pasca induksi luka menggunakan hidrogen peroksida
dengan menggunakan perlakuan kenalog in orabase
pada tikus spraguey dawley jantan pada hari ke 1,3,5, dan 7

Berikut cara perhitungan rata-rata diameter luka :

Rata-rata diameter = dx(1)+dx(2)+dx(3)


3

Tabel 1. Hasil rata rata diameter luka


Hari ke-1 Hari ke-3 Hari ke-5 Hari ke-7
KELOMPOK
(mm) (mm) (mm) (mm)
I (KL) 1,00 0,50 0,10 0,00
II (EP) 1,20 0,80 0,10 0,00

11
III (AQ) 3,00 2,20 1,70 0,50
Keterangan:

Kelompok I : Kontrol positif (Kenalog)

Kelompok II : Kelompok Perlakuan Gel Ekstrak Daun Pepaya 75%

Kelompok III : Kontrol negatif (Aquades)

Berdasarkan hasil tabel terakhir terjadi penyembuhan

1, menunjukkan bahwa pada luka dilihat dari diameter

semua kelompok terjadi 0,00mm. Pada kelompok III

penurunan rata rata diameter pada hari ke-1 diameter luka

luka. Pada kelompok I pada adalah 3,00 mm, pada hari

hari ke-1 diameter luka ke-3 diameter luka menjadi

adalah 1,00 mm, pada hari 2,20 mm, dan hari ke-5

ke-3 diameter luka menjadi diameter luka menjadi1,70,

0,50 mm, dan hari ke-5 sedangkan pada hari terakhir

diameter luka menjadi 0,10, masih terdapat luka dengan

dan pada hari terakhir terjadi diameter 0,5 mm.

penyembuhan luka dilihat Dari uraian tabel diatas,

dari diameter 0,00 mm.Pada maka terlihat bahwa

kelompok II pada hari ke-1 perlakuan pemberian Ekstrak

diameter luka adalah 1,20 Daun Pepaya (Carica Papaya

mm, pada hari ke-3 diameter L.) dengan perlakuan

luka menjadi 0,80 mm, dan kenalog mampu mempercepat

hari ke-5 diameter luka proses penyembuhan luka

menjadi 0,10, dan pada hari dilihat dari parameter

12
diameter luka dibandingkan (Aquades).

dengan kontrol negatif

2) Perhitungan jumlah sel kenalog dan diberi aquades,

limfosit kelompok tikus yang diberi

Pada pengamatan perlukaan pada gingiva

mikroskopis sel limfosit mandibula dan diberi ekstrak

dengan pewarnaan HE daun pepaya ( kelompok

perbedaran 40x dan perlakuan 2), dan kelompok

pembacaan preparat dari 5 tikus yang diberi perlukaan

lapang pandang, rata rata pada gingiva mandibula dan

jumlah limfosit pada diberi kenalog (Kelompok

kelompok kontrol yaitu Perlakuan 1) dapat dilihat

kelompok tikus yang diberi pada tabel dan gambar

perlukaan pada gingiva berikut ini:

mandibula dan tidak diberi

ekstrak daun pepaya dan

Ekstrak daun pepaya konsentrasi 15%


Hari ke 1 Hari ke 3

(Gambar 12) (Gambar 12)

13
Hari ke 5 Hari ke 7

(Gambar 12) (Gambar 12)


Gambar 12. Gambaran mikroskopis dengan perbesaran 40x menggunakan
pewarnaan HE perlakuan Ekstrak daun pepaya konsentrasi 75% pada tikus
spraguey dawley jantan pada hari ke 1,3,5, dan 7

Kenalog in orabase
Hari ke 1 Hari ke 3

(Gambar 13) (Gambar 13)


Hari ke 5 Hari ke 7

(Gambar 13) (Gambar 13)


Gambar 13. Gambaran mikroskopis dengan perbesaran 40x menggunakan
pewarnaan HE perlakuan kenalog in orabase pada tikus spraguey dawley jantan
pada hari ke 1,3,5, dan 7

14
Aquades
Hari ke 1 Hari ke 3

(Gambar 14) (Gambar 14)


Hari ke 5 Hari ke 7

(Gambar 14) (Gambar 14)


Gambar 14. Gambaran mikroskopis dengan perbesaran 40x menggunakan
pewarnaan HE perlakuan Aquades pada tikus spraguey dawley jantan pada hari
ke 1,3,5, dan 7

Gambar 15. Salah satu contoh sel limfosit hari ke 1 pasca induksi luka dengan
Hidrogen Peroksida 35% dengan pewarnaan HE
perbesaran 40x

Tabel 6. Rata rata sel Limfosit Setiap Kelompok pada Proses


Penyembuhan Luka Gingiva tikus (Sprague Dawley) Jantan
Jumlah Limfosit
Rata-
Kelomp Hari Lapang Lapang Lapang Lapang Lapang
rata
ok perlakuan pandang pandang pandang pandang pandang
± SD
1 2 3 4 5
I (KL) 1 8 7 6 7 3 6,2
3 5 3 2 4 13 5,4
5 8 2 7 4 1 4,4

15
7 2 3 3 5 2 3
II (EP) 1 13 9 12 5 5 8,8
3 4 6 8 8 5 6,2
5 6 3 8 5 3 5
7 2 5 1 2 2 2,4*
III(AQ) 1 9 12 13 14 15 12,6*
3 9 9 11 11 12 10,4
5 7 8 9 9 11 8,8
7 7 10 5 4 5 6,2

Keterangan:

Kelompok I : Kontrol positif (Kenalog)

Kelompok II : Kelompok Perlakuan Gel Ekstrak Daun Pepaya 75%

Kelompok III : Kontrol negatif (Aquades)

Berdasarkan data dari pertama. Dan jumlah sel

Tabel 6, menunjukkan bahwa limfosit terendah pada

jumlah sel limfosit tertinggi kelompok II (kontrol ekstrak)

pada kelompok III Kontrol dengan rata-rata sebesar 2,4

negatif (Aquades) dengan pada hari ketujuh, pada

rata-rata sebesar 12,6 pada kelompok I (kontrol kenalog)

hari pertama, pada kelompok dengan rata-rata sebesar 3

II (kontrol perlakuan ekstrak) pada hari ketujuh, pada

dengan rata-rata sebesar 8,8 kelompok III (kontrol negatif

pada hari pertama, pada aquades) dengan rata-rata

kelompok I (kontrol sebesar 6,2 pada hari ketujuh.

perlakuan kenalog) dengan Secara umum dapat dikatakan

rata-rata sebesar 6,2 pada hari bahwa hari dekapitulasi hari

16
pertama pada ketiga bahwa jumlah sel limfosit akan

kelompok perlakuan tersebut meningkat pada fase peradangan

secara konsisten menjadi peradangan yang kronis.

menunjukkan jumlah sel Jumlah limfosit pada kelompok

limfosit tertinggi pada proses kontrol hari kelima mengalami

penyembuhan luka pasca penurunan dibandingkan dengan

perlukaan gingiva tikus jumlah sel limfosit pada hari pertama

(Sprague Dawley) jantan, dan hari ketiga. Hal ini disebabkan

sebaliknya pada hari ketujuh karena jaringan yang mengalami

secara konsisten keradangan mulai memasuki tahap

menunjukkan jumlah sel penyembuhan luka yang dimulai saat

limfosit terendah pada ketiga terjadinya luka dan hilangnya faktor

kelompok perlakuan. yang mempengaruhi lamanya proses

PEMBAHASAN peradangan yaitu kurang lebih 3-7

Hasil penelitian menunjukkan hari 10 .

bahwa adanya penurunan rata-rata Saat terjadi peradangan kronis

jumlah limfosit kelompok perlakuan limfosit berperan dalam memberikan

daripada rata-rata jumlah limfosit respon imunologis seluler dan

pada kelompok kontrol. Kelompok humoral. Jenis limfosit yang

kontrol memiliki rata-rata jumlah berperan dalam peradangan adalah

limfosit yang lebih tinggi limfosit T dan limfosit B, limfosit T

dibandingkan kelompok perlakuan. apabila dirangsang dengan tepat akan

Price dan Wilson (2005) menyatakan mengeluarkan substansi yang larut

17
yang disebut limfokin. Limfokin luka pasca perlukaan gingiva tikus

inilah yang memiliki pengaruh (Sprague Dawley) jantan, sebaliknya

sangat penting pada sel-sel lain pada hari ketujuh secara konsisten

dalam tubuh. Beberapa contoh menunjukkan jumlah sel limfosit

limfokin tersebut diantaranya IL-1, terendah pada ketiga kelompok

INF α, TGF-β serta TGF-α yang perlakuan.

berperan dalam proses penyembuhan Hasil penelitian

luka. Limfokin ini berperan dalam tersebut didukung oleh sumber yang

menstimulasi dan mengaktifkan mengatakan bahwa Triamcinolone

makrofag untuk melakukan fungsi 0.1% adalah kandungan dari kenalog

fagositiknya. Seperti pada tabel 6, in orabase, yaitu kortikosteroid

Limfosit bermigrasi kedaerah topikal yang secara umum

peradangan setelah hari pertama dan mempunyai efek antiperadangan, anti

dapat mencapai jumlah maksimum gatal dan anti alergi. Istilah orabase

pada hari ketiga sampai hari keenam, adalah menunjukkan bahwa obat ini
12
kemudian selanjutnya akan menurun diaplikasikan ke dalam mulut .
11
. Kenalog in orabase digunakan untuk

Secara umum dapat dikatakan pengobatan lesi akut dan kronis dari

bahwa hari dekapitulasi hari pertama mukosa mulut, obat ini

pada ketiga kelompok perlakuan direkomendasikan untuk digunakan

tersebut secara konsisten pada stomatitis ulseratif, erosif lichen

menunjukkan jumlah sel limfosit planus, denture stomatitis, gingivitis

tertinggi pada proses penyembuhan deskuamatif dan stomatitis apthous.

18
Kenalog mengandung kortikosteroid kandungan senyawa aktif berupa

topikal yang sangat efektif dalam enzim papain dan flavonoid sebagai

ikatan adesif yang baru pada jaringan antiinflamasi.


13
lunak, dan memiliki anti-inflamasi Hasil penelitian tersebut

. Pada hasil pengamatan didapatkan didukung oleh sumber yang

jumlah limfosit pada hari kelima dan mengatakan bahwa flavonoid yang

ketujuh pada kelompok I kontrol berperan sebagai anti oksidan yang

positif perlakuan menggunakan mampu membatasi jumlah radikal

kenalog memiliki jumlah limfosit bebas. Pada fase inflamasi, flavonoid

terendah. berperan membatasi radikal bebas

Hasil penelitian menunjukkan seperti Reactive Oxygen Species

bahwa penelitian kelompok II (ROS) sehingga tidak terjadi

ekstrak daun pepaya 75% memiliki kerusakan jaringan yang berlebihan


14
jumlah limfosit yang lebih sedikit . Efek antiinflamasi yang didapat

dibandingkan dengan kelompok III dari flavonoid juga mampu

aquades sebagai kontrol negatif, menghambat pengeluaran enzim

dengan demikian ekstrak daun degradatif dari neutrofil yang dapat

pepaya 75% memiliki efektifitas menghambat pengikatan-silang


15
yang lebih baik daripada aquades kolagen .Flavonoid juga dapat

dalam proses penyembuhan luka meningkatkan ekspresi reseptor

yang diakibatkan oleh efek dari insulinlike growth factor-1 (IGF-1)

hidrogen peroksida sebagai bahan sebagai mediator proliferasi fibroblas

bleaching. Daun pepaya mempunyai dan sintesis kolagen 16 .

19
KESIMPULAN sel radang dengan menggunakan

metode pewarnaan yang lebih


Pemberian gel ekstrak Daun
spesifik dari tiap sel tersebut. Dan
Pepaya (Carica Papaya L.)
diharapkan pada saat pemotongan
konsentrasi 75% mampu
organ dalam proses pembuatan
mempercepat proses penyembuhan
preparat dilakukan seakurat dan
luka ditinjau dari penurunan diameter
diperlukan kehati hatian karena
luka dan jumlah sel limfosit. Kedua
akan sangat mempengaruhi hasil
perlakuan tersebut mampu
pembacaan dari preparat tersebut
mempercepat proses penyembuhan
pada mikroskop.
luka secara signifikan dibandingkan

dengan kontrol negatif (Aquades).


DAFTAR PUSTAKA
Kenalog lebih efektif jika
1. Goldstein, Ronald. E.,
dibandingkan gel ekstrak Daun Garber, David. A. (1995).
Complete Dental Bleaching.
Pepaya (Carica Papaya L.) 75% dan Hongkong: Quintessence
Publishing Co,inc
aquades. (Walton dan Rotstein, 1998).

2. Abrams, G. D., 1994. Respon


SARAN
Tubuh terhadap Cedera
Peradangan dan Perbaikan
1. Perlu dilakukan penelitian ekstrak dalam Price S.A dan Wilson,
L.M. Patofisiologi Konsep
daun pepaya dengan konsentrasi Klinis Proses -
Proses Penyakit (4th ed., hal.
yang berbeda, untuk mengetahui 35–49). Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran
tingkat efektifitas tertinggi EGC.
3. Sjamsuhidajat, R., Warko, K.,
2. Perlu dilakukan penelitian lebih Theddeus, Reno, R. (2012).
Buku Ajar Ilmu Bedah
lanjut dari pewarnaan mengenai (3thed.). Jakarta: EGC.

20
4. Price, Sylvia A. dan Wilson, Manikandan L., 2009,
Lorraine M. 2006. Antimetastatic and
Patofisiologi Konsep Klinis Antiproliferative Activity of
proses-proses Penyakit Methanolic Fraction Of
(6thed.). Jakarta: EGC. Jatropha Curcas Againts
5. McGee, S. dan Hirschmann, B16F10 Melanoma Induced
J., 2008, Use of Lung Metasis in C57BL/6
Corticosteroids in Treating Mice, African Journal of
Infectious Diseases, Arch. Pharmacy and Pharmacology,
Intern. Med., 168(10): 1034– Vol. 3(11), 547-555.
46. 13. Rathi SK, D’Souza P.
6. Eisen, D. dan Lynch, D.P., Rational and ethical use of
2001, Selecting Topical and topical corticosteroids based
Systemic Agents for on safety and effi cacy.
Recurrent Aphtous Indian J Dermatol. 2012;
Stomatitis, Cutis, 68(3): 201– 57(4): 251-9.
6. 14. Middleton, Elliot Jr.,
7. Maroon, J.C., Bost, J.W., dan Kandaswami, Chithan dan
Maroon, A., 2010, Natural Theoharides C. T. 2000. The
Anti–inflammatory Agents Effects Of Plant Flavonoids
for Pain Relief, Surg. Neurol. On Mammalian Cells:
Int., 1: 80. Implications For
8. (Aldelina, dkk., 2013). Inflammation, Heart Disease,
9. Saraf, Sanjay. 2006. Text And Cancer.
Book Of Oral Pathology. Pharmacological Reviews.
First Edition. New Delhi, Vol 52 (4). Hal 673-714.
India : Jaypee Brother 15. Musthapa, I., Lia, D.,
Medical Publisher Ltd. Juliawati, Euis, H., Hakim,
10. Andreasen, J.O., Andreasen, Yana, Syamsul, A. M. 2009.
F.M., dan Andersson, L., Aktivitas Sitotoksik Senyawa
2007, Textbook and Color Turunan Flavanoid
Atlas of Traumatic Injuries to Terprenilasi Dari Beberapa
the Teeth, 4 th ed., John Spesies Tumbuhan
Wiley & Sons Inc., New Artocarpus Asal Indonesia.
Jersey (http://
11. Ganda, Kanchan. (2011). file.upi.edu/direktori/FP
Dentist's Guide to Medical MIPA/
Conditions and Jur_Pen_Kimia/19751223200
Complications. Hoboken : 1121-iqbal
John Wiley & Sons. musthapa/sititiksik_artocarpu
12. Balaji R., Rekha N., s_pdf)
Deecaraman M., and

21

You might also like