Professional Documents
Culture Documents
Artinya: “hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (lelaki dan wanita)
yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum balig di antara kamu, meminta izin
kepada kamu tiga kali (dalam satu hari) yaitu: sebelum sembahyang subuh, ketika kamu
menanggalkan pakaian (luar)mu di tengah hari dan sesudah sembahyang Isya’.(Itulah)
tiga ‘aurat bagi kamu. Tidak ada dosa atasmu dan tidak (pula) atas mereka selain dari
(tiga waktu) itu. Mereka melayani kamu, sebahagian kamu (ada keperluan) kepada
sebahagian (yang lain). Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat bagi kamu. Dan Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.(QS An Nur : 58)
Ketiga waktu tersebut dikatakan sebagai waktu aurat karena waktu-waktu itu biasanya
digunakan. Lazimnya, orang yang beristirahat hanya mengenakan pakaian yang sederhana
(karena panas misalnya) sehingga sebagian dari auratnya terbuka. Apabila budak dan anak-
anak kecil saja diharuskan meminta izin bila akan masuk ke kamar ayah dan ibunya, apalagi
orang lain yang bertamu. Bertamu pada waktu-waktu tersebut tidak mustahil justru akan
menyusahkan tuan rumah yang hendak istirahat, karena terpaksa harus berpakaian rapi
lagi untuk menerima kedatangan tamunya.
b. Contoh Bertamu
1. Berpakaian yang rapi dan pantas
Bertamu dengan memakai pakaian yang pantas berarti menghormati tuan rumah dan
dirinya sendiri. Tamu yang berpakaian rapi dan pantas akan lebih dihormati oleh tuan
rumah, demikian pula sebaliknya. Allah SWT berfirman :
Artinya: “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika
kamu berbuat jahat maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri.... ” (QS Al Isra : 7)
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan
rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang
demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat.” (QS An Nur : 27)
Diriwayatkan bahwa:
يص ُّ “ا َ ِل ُج” فَقَا َل النَّ ِب: ت فَقَا َل ٍ ي ص م َو ُه َو فِى بَ ْي َ َا َِّن َر ُجالً اِ ْستَأْذَن
ِِّ على النَّ ِب
َ علَ ْي ُك ْم ا
َ سالَ ُم َّ قُ ْل “ال: ُاال ْستِأْذَانَ فَقَ َل لَه ِ ُ ا ُ ْخ ُرجْ اِلَى َهذَا فَعَ ِلِّ ْمه: م ِل َجاد ِِم ِه
ي ص م قَ ْد ُّ علَ ْي ُك ْم ا َ اَ ْد ُخ ْل” فَاَذِنَ النَّ ِب َّ الر َج ْل فَقُ ْل “ال
َ سالَ ُم َ َاَ ْد ُخ ْل” ف
ِّ ِ ُس ِم َعه
َ دَ َخ
)ل (رواه ابو داود
6. Tamu lelaki dilarang masuk kedalam rumah apabila tuan rumah hanya seorang wanita
Dalam hal ini, perempuan yang berada di rumah sendirian hendaknya juga tidak memberi
izin masuk tamunya. Mempersilahkan tamu lelaki ke dalam rumah sedangkan ia hanya
seorang diri sama halnya mengundang bahaya bagi dirinya sendiri. Oleh sebab itu, tamu
cukup ditemui diluar saja.
9. Mulailah makan dengan membaca basmalah dan diakhiri dengan membaca hamdalah
Rasulullah bersabda dalam sebuah hadits yang artinya: “Jika seseorang diantara kamu
hendak makan maka sebutlah nama Allah, jika lupa menyebut nama Allah pada awalnya,
hendaklah membaca: Bismillahi awwaluhu waakhiruhu.” (HR Abu Daud dan Turmudzi)
10. Makanlah dengan tangan kanan, ambilah yang terdekat dan jangan memilih
Islam telah memberi tuntunan bahwa makan dan minum hendaknya dilakukan dengan
tangan kanan, tidak sopan dengan tangan kiri (kecuali tangan kanan berhalangan). Cara
seperti ini tidak hanya dilakukan saat bertamu saja. Melainkan dalam berbagai suasana,
baik di rumah sendiri maupun di rumah orang lain.
5. Lama waktu
Sesuai dengan hak tamu, kewajiban memuliakan tamu adalah tiga hari, termasuk hari
istimewanya. Selebihnya dari waktu itu adalah sedekah baginya. Sabda Rasulullah SAW:
Setiap manusia pasti pernah menerima tamu, baik yang kita suka mapun yang
kita tidak suka. Hal ini wajar saja, karena setiap manusia memiliki sifat-sifat
yang berbeda. tapi walau bagaimana pun, tamu kita tetap harus kita
muliakan,,, Seperti dalam sebuah Haidist..
Ok. dari hadist tersebut kita dapat menyimpulkan bahea kita harus menyambut
tam dengan baik.. (walaupun kita tidak suka). Ada beberapa hal adab
menerima tamu, yaitu:
Menjawab Salam
Sebagai tuan rumah kita wajib untuk menjawab salam dari tamu kita
sebagaimana ynag telah dikatakan Allah dalam surat An-Nisa 86.
“Hak seorang muslm terhadap muslim lainya ada lima, yaitu: menjawab salam,
menjenguk orang sakit, mengiringi jenazah, memeuhi undangan, dan
mendoakan orang bersin” (HR Bukhari dan muslim)
Nah oleh karena itu,, walaupun kita kurang suka dengan tamu yang datang
mengunjingi kita, kita tetap harus menjawab salam yang dia ucapkan kepada
kita
“Saya pernah berkunjung kepada Nabi SAW maka saya mengetuk pintu, Beliau
bertanya: “Siapa itu? ” saya menjawab: “Saya”, Beliau berkata: “Saya, Saya!”
seolah-olah beliau tidak suka” (Muttafaqalaihi)
Oleh karena itu, sebaiknya jika kita sedang bertamu ke rumah atau suatu
tempat biasakanlah jangan menjawab pertanyaan identitas dengan jawaban
“Saya”. tapi jawablah dengan nama dan identitas kita sendiri.
Nah untuk yang satu in ada beberapa hadist yang menguatkan bahwa kita
harus tersenyum ketika menyambut tamu yang mengunjungi kita. hal in jangan
pernah kita anggap remeh lho…. seperti hadist di bawah ini>>>
“Senyumlah….. senyumlah…..
Tidak hanya itu… Sebagai tuan rumah penampilan sang tuan rumah juga arus
rapi terlebih dahulu sebelum tamu datangberkunjung.
Memberi Hidangan
segera menghidangkannya
maendahulukan buah-buahan sebelum yang lain
menyajiakan semua hidangan yang ada
tidak segera mengambil hidangan sebelum tamu benar-benar
selesai
menghidangkan makanan secukpbya
Berikut ini akan coba kami hadirkan sebuah tulisan yang bersumber dari
Alquran serta Alhadits seputar memuliakan tamu. Ada 6 (enam) adab
dalam memuliakan tamu, baik seorang, maupun rombongan. Keenam
adab tersebut di antaranya, adalah sebagai berikut.
1) Mengucapkan selamat datang kepada tamu yang datang,
2) Menjawab salam ketika tamu berkunjung yang mengucapkan salam,
3) Berjabat tangan dengan tamu yang datang,
4) Menyambut tamu dengan penuh suka-cita,
5) Mempersilaka tamu untuk menganggap rumah seperti di rumah
mereka sendiri,
6) Menyuguhhkan hidangan dengan pelayanan yang cepat tanggap.