You are on page 1of 18

1.

Asas Pacta Sunt Servanda juga memiliki dasar religi dalam Hukum Islam
yakni dalam Al-Qur'an yang pada intinya menyeru pada manusia untuk menepati
janji terhadap Tuhannya dan terhadap sesamanya. "Hai orang-orang yang
beriman, penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali
yang akan dibacakan kepadamu. (Yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan
berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan
hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya." (Q.S. Al-Mā'idah 5 : 1) "Dan
janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik
(bermanfaat) sampai ia dewasa dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti
diminta pertanggungan jawabnya." (Q.S. Al-Isrā' 17 : 34)

2. Asas kepribadian
Bogor , 21 November 2013, telah diadakan pewarisan rumah antara kedua belah
pihak sebagai berikut:
Nama : Mujiono
Alamat : Jl. Contoh Surat Perjanjian No. 214, Cibinong Bogor
Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil
No. KTP : 00124519774
Untuk selanjutnya dalam perjanjian ini dapat disebut Pihak Pertama.
Nama : Sulamun
Alamat : Jl. Contoh Surat Resmi No. 99, Cibinong Bogor
Pekerjaan : Wiraswasta
No. KTP : 05791024724
Untuk selanjutnya dalam perjanjian ini dapat disebut Pihak Kedua.
Atas sebuah obyek rumah tinggal yang terletak di Jl. Surat Kuasa No. 339,
Cibinong Bogor yang selanjutnya disebut sebagai tempat tinggal dengan kondisi
sebagai berikut :
• Pihak pertama memberikan rumah untuk dijadikan rumah tinggal kepada pihak
kedua sebagai hak waris rumah di mulai pada 21 November 2014
• Selanjutnya, pihak kedua akan menempati tersebut pada 23 November 2014.
• Pihak kedua akan membayar iuran lingkungan dan mematuhi peraturan
lingkungan sesuai dengan ketetapan yang berlaku di lingkungan.
• Pihak kedua diperkenankan merubah bentuk rumah tanpa ijin tertulis dari pihak
pertama.
• Pihak kedua diperkenankan untuk menjadikan rumah peninggalan sebagai
tempat usaha, perkumpulan organisasi, sarana peribadatan, atau pun menjadikan
obyek sewa.
• Pihak kedua akan membayar tagihan listrik dari PLN dan akan membayar
seluruh tagihan.

Saksi
Frid Hutagalung, Ferdinand

3. Asas Itikad Baik


SURAT PERJANJIAN NIKAH
Pada hari ini, Rabu, tanggal satu bulan dua tahun dua ribu sebelas (01-02-2012),
di kota Surabaya, telah dibuat perjanjian perkawinan oleh dan antara:
1.
Nama : ...............
Jabatan : ...............
Alamat : ...............
No KTP : ...............
2.
Bertindak untuk dan atas nama ....... dan beralamat di ...., selanjutnya disebut
sebagai Pihak Pertama.
3.
Nama : ...............
Jabatan : ...............
Alamat : ...............
No KTP : ...............
4.
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, selanjutnya disebut
sebagai Pihak Kedua.
Kedua belah pihak, berdasarkan itikad baik, sepakat untuk mengikatkan diri
dalam sebuah perkawinan resmi dan untuk itu bersepakat mengikatkan diri dan
tunduk pada perjanjian ini yang disepakati dengan ketentuan sebagai berikut:
Pasal 1
1. Kedua belah pihak memiliki hak, martabat dan kedudukan yang sama di depan
hukum.
2. Perjanjian berasaskan prinsip keadilan, kesetaraan, kedudukan, hukum, dan
penghormatan terhadap HAM.
3. Kedua belah pihak sepakat bahwa pada prinsipnya perkawinan ini hanya
tunduk pada perkawinan monogami.
Pasal 2
1. Dalam keadaan khusus, kedua belah pihak sepakat untuk mengabaikan prinsip
monogami.
2. Keadaan khusus tersebut adalah:
dalam jangka waktu 2 (dua) tahun setelah perkawinan disahkan oleh pejabat yang
berwenang, salah satu pihak berdasarkan surat keterangan dari rumah sakit yang
ditunjuk oleh perjanjian ini, dinyatakan tidak mempunyai kemampuan untuk
memperoleh keturunan. kedua belah pihak sepakat untuk tidak melakukan
pengangkatan anak (adopsi).
3. Rumah sakit yang ditunjuk oleh perjanjian ini adalah Rumah Sakit Ibu dan
Anak Pandeyan.
Pasal 3
Pengabaian prinsip monogami ini, selain harus memenuhi ketentuan terkait yang
diatur dalam perjanjian ini, harus berdasar pada ketentuan perundang-undangan
yang berlaku dan disertai dengan putusan pengadilan yang telah berkekuatan
hukum tetap.
Pasal 4
1. Harta kekayaan Pihak Pertama saat ini meliputi: xxx (sebutkan satu persatu).
2. Pengelolaan harta kekayaan Pihak Pertama merupakan hak dari Pihak Pertama.
3. Pihak Pertama berhak untuk melakukan tindakan hukum
yang patut terhadap harta kekayaan sebagaimana disebutkan dalam ayat 1. 4.
Tindakan hukum tersebut termasuk menjual, menggadaikan, dan menjaminkan
kepada pihak ketiga.
Pasal 5
1. Harta kekayaan Pihak Kedua saat ini meliputi: xxx (sebutkan satu persatu).
2. Pengelolaan harta kekayaan Pihak Kedua merupakan hak Pihak Kedua.
3. Pihak Kedua berhak untuk melakukan tindakan hukum terhadap harta kekayaan
sebagaimana disebutkan ayat 1.
4. Tindakan hukum tersebut termasuk menjual, menggadaikan, dan menjaminkan
kepada pihak ketiga.
Pasal 6
1. Harta kekayaan yang diperoleh oleh kedua belah pihak selama berlangsungnya
perkawinan adalah milik bersama.
2. Salah satu pihak tidak dibenarkan untuk melakukan tindakan hukum tanpa izin
terhadap harta bersama termasuk menjual, membeli, menggadaikan, dan
menjaminkan harta bersama kepada pihak ketiga
Pasal 7
Kedua belah pihak sepakat untuk tidak melakukan tindak pidana kekerasan
terhadap rumah tangga sebagaimana telah diatur dalam UU RI No 23 Tahun 2004
tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga.
Pasal 8
1. Kedua belah pihak sepakat untuk memberikan perhatian yang baik terhadap
tumbuh kembang anak.
2. Kedua belah pihak sepakat untuk memberikan waktu yang seimbang terhadap
anak
3. Kedua belah pihak sepakat untuk menerapkan prinsip-prinsip umum
sebagaimana diatur dalam ketentuan-ketentuan yang berlaku di Indonesia.
Pasal 9
Perubahan perjanjian hanya dapat dilakukan atas persetujuan kedua belah pihak
dan apabila mendapatkan pengesahan dari Pengadilan Negeri Surabaya Barat.
Pasal 10
Perubahan perjanjian hanya dimungkinkan terhadap ketentuan yang belum diatur
dalam perjanjian ini serta tidak bertentangan dengan hukum.
Pasal 11
1. Jika muncul perselisihan tentang isi dan penafsiran dan perjanjian ini, kedua
belah pihak sepakat untuk menyelesaikannya secara damai.
2. Jika penyelesaian seperti yang dimaksud dalam ayat (1) tersebut gagal, maka
kedua belah pihak sepakat untuk menunjuk satu atau lebih mediator.
3. Mediator berjumlah ganjil yang jumlahnya sekurang-kurangnya satu dan
sebanyak-banyaknya lima.
4. Pengaturan tentang mediasi dapat dilakukan pada waktu terjadinya perselisihan.
Pasal 12
Jika mediator gagal dalam menjalankan tugasnya dan/atau kedua belah pihak
tidak mencapai persetujuan terhadap hasil mediasi, kedua belah pihak sepakat
untuk menunjuk Pengadilan Negeri Surabaya Barat, sebagai tempat penyelesaian
perselisihan.
Pasal 13
Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua), bermaterai cukup,
ditandatangani oleh para pihak dalam keadaan sadar, sehat jasmani dan rohani dan
tanpa pakasan dari pihak manapun.
Pihak I Pihak II

.................... .....................
4. Asas Konsensualisme
SURAT PERJANJIAN JUAL-BELI MOBIL
Pada tanggal, ___________ 2015 telah di adakannya perjanjian jual – beli mobil
yang dimana Pihak pertama telah menjual kepada pihak kedua. Kami Yang
bertanda tangan dibawah ini.
Nama :
Jabatan :
Alamat :
Nomer KTP / SIM :
Telepon :
Dalam hal ini bertindak di atas sebagai penjual mobil, atau bisa di sebut sebagai
pihak pertama.
Nama :
Jabatan :
Alamat :
Nomer KTP / SIM :
Telepon :
Dalam hal ini bertindak di atas sebagai penjual mobil, atau bisa di sebut sebagai
pihak kedua.
Dengan surat ini Kedua belah pihak menerangkan bahwa Pihak Pertama ingen
menjual mobil kepada pihak kedua berupa 1 buah unit mobil, merek TOYOTA
YARIS G NEW.
Kedua belah pihak sepakat untuk mengikat diri dalam perjanjian dengan syarat-
syarat dan ketentuan sebagai berikut:
Pasal 1
Pihak Pertama Menjual 1 buah unit mobil, ____________kepada pihak dedua.
Dan Pihak kedua telah sepakat untuk membeli mobil tersebut dengan harga
sebesar Rp.200.000.000,-
Dengan spesifikasi sebagai berikut
Tahun Pembuatan : 2013
No Rangka : 393582BC59290
Warna : Hitam Metalik
Bahan Bakar : Bensin
No. Polisi : B 19 BOSS
lengkap dengan segala perlengkapannya.
Pasal 2
Kepindahan kepemilikan beserta surat suratnya akan di serahkan apa bila mobil
tersebut sudah dibayar dengan lunas. Segala keuntungan dan kerugian maupun
resiko atas mobil tersebut, mulai saat ini akan menjadi tanggung jawab pihak
kedua.
Pasal 3
Pihak pertama sangat menjamin bahwa mobil tersebut adalah miliknya dan tidak
sedang dijual kepada pihak lain ataupun tuduhan lainya. Untuk itu, mengenai
mobil tersebut, baik sekarang maupun di kemudian hari. pihak kedua tidak akan
mendapat tuntutan dan atau gugatan dari pihak lain.
Pasal 4
Jika Pihak kedua tidak mampu membayar kontan, pihak kedua boleh melakukan
pembayaran secara dua kali atau setengahnya dari harga yg sudah di tentukan.
Pikah Kedua akan dikenakan denda apa bila tidak segera membayar uang
pelunasan tersebut, dengan waktu yang di tentukan, dan Pihak Pertama berhak
membatalkan perjanjian jual-beli mobil ini.
Pasal 5
Semua beban pajak, maupun balik nama mobil, sepenuhnya akan ditanggung oleh
pihak kedua (pembeli). Serta biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan perjanjian
ini merupakan tanggungan yang harus dibayar oleh pihak kedua.

Jakarta, ___________ 2012


Pihak Pertama Pihak Kedua

(____________) (_____________)
SAKSI-SAKSI SAKSI-SAKSI
Pihak Pertama Pihak Pertama
(____________) (____________)

5. Asas Kebebasan berkontrak


SURAT PERJANJIAN KERJA KARYAWAN HARIAN
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Mujiono
Alamat : Jl. Contoh Surat Perjanjian No. 214, Cibinong
Jabatan : Supervisor Kredit
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT. Sukasenang Jaya berkedudukan
di Jl. Surat Kuasa No. 339, Cibinong Bogor, selanjutnya disebut Pihak Pertama.
Nama : Sulamun
Alamat : Jl. Contoh Surat Resmi No. 99, Cibinong Bogor
Jabatan : Karyawan
Dalam hal ini bertindak dan atas namanya sendiri, yang selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pada hari kamis, 21 Juni 2012, dengan memilih dan mengambil tempat di PT.
Sukasenang Jaya, Pihak Pertama dan Pihak Kedua setuju dan sepakat untuk
mengikatkan diri dalam Perjanjian Kerja karyawan harian dengan syarat-syarat
dan ketentuan-ketentuan berikut:
Pasal 1 (PENGERTIAN PERJANJIAN HARIAN)
Yang dimaksud dengan Perjanjian Harian di sini adalah bahwa Pihak Pertama
menyerahkan suatu pekerjaan untuk dikerjakan oleh Pihak Kedua dan dalam
mengerjakan pekerjaan tersebut Pihak Kedua tunduk pada peraturan dan sistem
kerja yang berlaku pada perusahaan Pihak Pertama.
Pasal 2 (RUANG LINGKUP)
Pekerjaan yang akan diserahkan oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua adalah
pekerjaan Supervisor Kredit di PT. Sukasenang Jaya.
Pasal 3 (TATA TERTIB KERJA)
1. Dalam melaksanakan pekerjaan tersebut, maka Pihak Kedua harus tunduk pada
tata tertib kerja serta perintah langsung dan atau tidak langsung dari Pihak
Pertama atau wakil Pihak Pertama yang berlaku di perusahaan PT. Sukasenang
Jaya.
2. Apabila Pihak Kedua melakukan pelanggaran disiplin kerja yang berlaku pada
PT. Sukasenang Jaya maka Pihak Pertama berhak memberikan sanksi sesuai
tingkat kesalahan atau pelanggaran yang dilakukan oleh Pihak Kedua dengan
mendasarkan pada peraturan yang berlaku.
Pasal 4 (CARA KERJA)
1. Pengaturan mengenai cara kerja seperti tugas dan tanggung jawab Pihak Kedua
akan disampaikan dalam sebuah pengarahan langsung oleh Pihak Pertama atau
wakilnya sebelum Pihak Kedua memulai pekerjaannya.
2. Pihak Kedua hanya diperkenankan mengerjakan pekerjaan Supervisor Kredit
di PT. Sukasenang Jaya dan dengan demikian Pihak Kedua tidak diperkenankan
untuk mengerjakan pekerjaan lain kecuali atas persetujuan tertulis dari Pihak
Pertama.
Pasal 5 (JANGKA WAKTU)
1. Hubungan kerja antara Pihak Pertama dan Pihak Kedua berlaku selama 6 bulan
terhitung sejak perjanjian ini ditandatangani dan berakhir pada
tanggal 21 Desember 2012.
2. Apabila perkerjaan tersebut ternyata belum selesai, maka kedua belah pihak
dapat membuat pembaruan perjanjian atas kesepakatan tertulis dari Pihak Pertama
dan Pihak Kedua.
Pasal 6 (UPAH)
1. Pihak Pertama setuju dan bersedia memberikan upah kepada Pihak Kedua
sebesar Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) setiap hari kehadiran kerja Pihak
Kedua.
2. Apabila Pihak Kedua tidak hadir dengan alasan apapun maka berlaku asas No
Work No Pay.
Pasal 7 (SISTEM PEMBAYARAN)
Sistem Pembayaran upah oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua dilakukan
dengan cara transfer dalam rekening yakni pada setiap hari Sabtu di lokasi PT.
Sukasenang Jaya
Pasal 8 (WAKTU DAN JAM KERJA)
1. Hari kerja normal adalah 26 (dua puluh enam) hari kerja dalam 30 (tiga puluh
hari) hari kalender.
2. Jam kerja normal adalah 8 (delapan) jam kerja untuk 1 (satu) hari dan 48
(empat puluh delapan) jam kerja untuk 1 (satu) minggu dengan 6 (enam) hari
kerja dalam 30 (tiga puluh hari) hari kalender.
Pasal 9 (LEMBUR)
Apabila Pihak Pertama meminta Pihak Kedua untuk bekerja diluar jam kerja
sebagaimana disebut pasal 9, maka Pihak Kedua berhak mendapat upah lembur
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku tentang upah lembur.
Pasal 10 (PENGAKHIRAN HUBUNGAN KERJA)
Setiap waktu hubungan kerja antara pihak pertama dengan pihak kedua dapat
diakhiri bilamana pihak kedua melakukan pelanggaran berat seperti di bawah ini :
1. Melakukan pencurian, penggelapan dan atau perbuatan melawan hukukm
lainnya. Melakukan penganiayaan terhadap rekan kerja dan anggota keluarganya.
2. Berkelahi dengan sesama pekerja.
3. Merusak dengan sengaja atau karena kecerobohannya yang menimbulkan
kerugian bagi Pertama.
4. Memberikan keterangan palsu, atau melakukan perbuatan lain yang
menimbulkan kericuhan di lokasi perusahaan Pihak Pertama.
5. Mabuk, berjudi, menggunakan obat terlarang dilingkungan kerja.
6. Menghina dan atau mencemarkan nama baik Pihak Pertama dan atau mitra
bisnisnya dan atau pekerja lainnya beserta keluarganya.
7. Membantah dan atau menolak perintah atau instruksi dari Pihak Pertama.
8. Menyalahgunakan jabatannya yang dapat menimbulkan kerugian pada Pihak
Pertama.
9. Tidak masuk kerja selama 3 (tiga) hari berturut-turut tanpa keterangan tertulis
atau alasan yang dibenarkan oleh peraturan prundang-undangan yang berlaku.
10. Melakukan pelanggaran lainnya yang dapat dikategorikan sebagai pelanggaran
berat menurut peraturan yang berlaku di Republik Indonesia.
Pasal 11 (PENYELESAIAN PERSELISIHAN)
1. Perjanjian ini dan segala akibat hukumnya hanya tunduk pada hukum dan
ketentuan ketentuan yang berlaku di negara Republik Indonesia.
2. Apabila terjadi perselisihan atas penafsiran dan atau pelaksanaan atas perjanjian
kerja Harian Lepas ini, maka diselesaikan secara musyawarah.
3. Dalam hal musyawarah seperti yang tersebut dalam ayat (2) pasal 11 ini tidak
tercapai, maka Para Pihak sepakat untuk memilik domisili hukum yang tetap pada
Kantor Kepaniteraan Pengadilan Hubungan Industrial setempat untuk
menyelesaikan perselisihan sesuai dengan hukum yang berlaku.
PASAL 12 (PENUTUP)
Demikianlah perjanjian ini dibuat, disetujui, dan ditandatangani dalam rangkap
dua, asli dan tembusan bermaterei cukup dan berkekuatan hukum yang sama. Satu
dipegang oleh PIHAK PERTAMA dan lainnya untuk PIHAK KEDUA.
Dibuat di : Cibinong
Tanggal : 21 Juni 2012

6. Asas Kebebasan Berkontrak


SURAT PERJANJIAN KERJA PARUH WAKTU
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Mujiono
Alamat : Jl. Contoh Surat Perjanjian No. 214, Cibinong
Jabatan : Supervisor Kredit
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT. Sukasenang Jaya berkedudukan
di Jl. Surat Kuasa No. 339, Cibinong Bogor, selanjutnya disebut Pihak Pertama.
Nama : Sulamun
Alamat : Jl. Contoh Surat Resmi No. 99, Cibinong Bogor
Jabatan : Karyawan
Dalam hal ini bertindak dan atas namanya sendiri, yang selanjutnya disebut Pihak
Kedua.
Pada hari ini Kamis, tanggal 21 Juni, tahun 2012, dengan memilih dan mengambil
tempat di PT. Sukasenang Jaya, Pihak Pertama dan Pihak Kedua setuju dan
sepakat untuk mengikatkan diri dalam Perjanjian Kerja paruh waktu dengan
syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan berikut:
Pasal 1 (PENGERTIAN PERJANJIAN PARUH WAKTU)
Yang dimaksud dengan Perjanjian Paruh waktu di sini adalah bahwa Pihak
Pertama menyerahkan suatu pekerjaan untuk dikerjakan oleh Pihak Kedua dengan
waktu kerja selama 8 (delapan) jam dimulai dari pukul 08.00 WIB sampai pukul
16.00 WIB dan dalam mengerjakan pekerjaan tersebut Pihak Kedua tunduk pada
peraturan dan sistem kerja yang berlaku pada perusahaan Pihak Pertama.
Pasal 2 (RUANG LINGKUP)
Pekerjaan yang akan diserahkan oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua adalah
pekerjaan sebagai karyawan PT. Sukasenang Jaya
Pasal 3 (TATA TERTIB KERJA)
1. Dalam melaksanakan pekerjaan tersebut, maka Pihak Kedua harus tunduk pada
tata tertib kerja serta perintah langsung dan atau tidak langsung dari Pihak
Pertama atau wakil Pihak Pertama yang berlaku di perusahaan PT. Sukasenang
Jaya.
2. Apabila Pihak Kedua melakukan pelanggaran disiplin kerja yang berlaku pada
PT. Sukasenang Jaya. maka Pihak Pertama berhak memberikan sanksi sesuai
tingkat kesalahan atau pelanggaran yang dilakukan oleh Pihak Kedua dengan
mendasarkan pada peraturan yang berlaku.
Pasal 4 (CARA KERJA)
1. Pengaturan mengenai cara kerja seperti tugas dan tanggung jawab Pihak Kedua
akan disampaikan dalam sebuah pengarahan langsung oleh Pihak Pertama atau
wakilnya sebelum Pihak Kedua memulai pekerjaannya.
2. Pihak Kedua hanya diperkenankan mengerjakan pekerjaan sebagai Karyawan
di PT. Sukasenang Jaya dan dengan demikian Pihak Kedua tidak diperkenankan
untuk mengerjakan pekerjaan lain kecuali atas persetujuan tertulis dari Pihak
Pertama.
Pasal 5. (JANGKA WAKTU)
1. Hubungan kerja antara Pihak Pertama dan Pihak Kedua berlaku selama 6
(enam) bulan terhitung sejak perjanjian ini ditandatangani dan berakhir pada
tanggal 21 bulan Desember tahun 2012.
2. Apabila perkerjaan tersebut ternyata belum selesai, maka kedua belah pihak
dapat membuat pembaruan perjanjian atas kesepakatan tertulis dari Pihak Pertama
dan Pihak Kedua.
Pasal 6 (UPAH)
1. Pihak Pertama setuju dan bersedia memberikan upah kepada Pihak Kedua
sebesar Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) setiap hari kehadiran kerja Pihak
Kedua.
2. Apabila Pihak Kedua tidak hadir dengan alasan apapun maka berlaku asas No
Work No Pay.
Pasal 7 (SISTEM PEMBAYARAN)
Sistem Pembayaran upah oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua dilakukan
dengan cara transfer dalam rekening yakni pada setiap hari sabtu di lokasi
PT. Sukasenang jaya.
Pasal 8 (WAKTU DAN JAM KERJA)
1. Hari kerja normal adalah 26 (dua puluh enam) hari kerja dalam 30 (tiga
puluh) hari kalender.
2. Jam kerja normal adalah 8 (delapan) jam kerja untuk 1 (satu) hari dan 48
(empat puluh delapan) jam kerja untuk 1 (satu) minggu dengan 26 (dua puluh
enam) hari kerja dalam 30 (tiga puluh) hari kalender.
Pasal 9 (LEMBUR)
Apabila Pihak Pertama meminta Pihak Kedua untuk bekerja di luar jam kerja
sebagaimana disebut pasal 9, maka Pihak Kedua berhak mendapat upah lembur
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku tentang upah lembur.
Pasal 10 (PENGAKHIRAN HUBUNGAN KERJA)
Setiap waktu hubungan kerja antara pihak pertama dengan pihak kedua dapat
diakhiri bilamana pihak kedua melakukan pelanggaran berat seperti di bawah ini :
1. Melakukan pencurian, penggelapan dan atau perbuatan melawan hukukm
lainnya. Melakukan penganiayaan terhadap rekan kerja dan anggota keluarganya.
2. Berkelahi dengan sesama pekerja.
3. Merusak dengan sengaja atau karena kecerobohannya yang menimbulkan
kerugian bagi Pertama.
4. Memberikan keterangan palsu, atau melakukan perbuatan lain yang
menimbulkan kericuhan di lokasi perusahaan Pihak Pertama.
5. Mabuk, berjudi, menggunakan obat terlarang dilingkungan kerja.
6. Menghina dan atau mencemarkan nama baik Pihak Pertama dan atau mitra
bisnisnya dan atau pekerja lainnya beserta keluarganya.
7. Membantah dan atau menolak perintah atau instruksi dari Pihak Pertama.
8. Menyalahgunakan jabatan yang menimbulkan kerugian pada Pihak Pertama.
9. Tidak masuk kerja selama 3 (tiga) hari berturut-turut tanpa keterangan tertulis
atau alasan yang dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku.
10. Melakukan pelanggaran lainnya yang dapat dikategorikan sebagai pelanggaran
berat menurut peraturan yang berlaku di Republik Indonesia.
Pasal 11 (PENYELESAIAN PERSELISIHAN)
1. Perjanjian ini dan segala akibat hukumnya hanya tunduk pada hukum dan
ketentuan ketentuan yang berlaku di negara Republik Indonesia.
2. Apabila terjadi perselisihan atas penafsiran dan atau pelaksanaan atas perjanjian
kerja Paruh waktu ini, maka diselesaikan secara musyawarah.
3. Dalam hal musyawarah seperti yang tersebut dalam ayat (2) pasal 11 ini tidak
tercapai, maka Para Pihak sepakat untuk memilik domisili hukum yang tetap pada
Kantor Kepaniteraan Pengadilan Hubungan Industrial setempat untuk
menyelesaikan perselisihan sesuai dengan hukum yang berlaku.
PASAL 12 (PENUTUP)
Demikianlah perjanjian ini dibuat, disetujui, dan ditandatangani dalam rangkap
dua, asli dan tembusan bermaterei cukup dan berkekuatan hukum yang sama. Satu
dipegang oleh PIHAK PERTAMA dan lainnya untuk PIHAK KEDUA.
Dibuat di : Cibinong, Bogor
Tanggal : 21 Juni 2012
7. Asas kebebasan berkontrak
SURAT PERJANJIAN KERJA KONTRAK
No. 21/2314/2005/3372
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Mujiono
Jabatan : Direktur Utama
Alamat : Jl. Contoh Surat Resmi No. 99, Cibinong Bogor
Dalam hal ini bertindak atas nama direksi PT. Sukasenang Jaya yang
berkedudukan di Jl. Surat Kuasa No. 339, Cibinong Bogor dan selanjutnya
disebut PIHAK PERTAMA.
Nama : Sulamun
Tempat dan tanggal lahir : Magelang, 23 mei 1990
Pendidikan terakhir : SMK (Sekolah Menengah Kejuruan)
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Jl. Contoh Surat Perjanjian No. 214, Cibinong Bogor
No. KTP / SIM : 002238190939
Telepon : 0251-91249083
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri pribadi dan selanjutnya
disebut PIHAK KEDUA.
PASAL SATU PENGERTIAN KERJA KONTRAK
PIHAK PERTAMA menyatakan menerima PIHAK KEDUA sebagai karyawan
kontrak di perusahaan PT. Sukasenang Jaya yang berkedudukan di Jl. Surat Kuasa
No. 339, Cibinong Bogor dan PIHAK KEDUA dengan ini menyatakan
kesediaannya.
PASAL DUA PERJANJIAN KERJA
1. Perjanjian kerja ini berlaku untuk jangka waktu 6 (enam) bulan, terhitung sejak
tanggal 21 Juni 2012 dan berakhir pada tanggal 21 Desember 2012.
2. Selama jangka waktu tersebut masing-masing pihak dapat memutuskan
hubungan kerja dengan pemberitahuan secara tertulis minimal 5 (lima) hari kerja.
PASAL TIGA TATA TERTIB KERJA
1. PIHAK KEDUA menyatakan kesediaannya untuk mematuhi serta mentaati
seluruh peraturan tata tertib perusahaan yang telah ditetapkan PIHAK
PERTAMA.
2. Pelanggaran terhadap peraturan-peraturan tersebut di atas dapat
mengakibatkanPIHAK KEDUA dijatuhi:
3. Skorsing, atau
4. Pemutusan Hubungan Pekerjaan (PHK), atau
5. Hukuman dalam bentuk lain dengan merujuk kepada Peraturan Pemerintah
yang mengaturnya.
PASAL EMPAT WAKTU DAN JAM KERJA
1. Berdasarkan peraturan ketenagakerjaan yang berlaku, jam kerja efektif
perusahaan ditetapkan 48 (empat puluh delapan) jam setiap minggu dengan
jumlah hari kerja 6 (enam) hari setiap minggu.
2. Jam masuk adalah jam 08.00 WIB dan jam pulang adalah jam 16.00 WIB.
3. Waktu istirahat pada hari Senin hingga hari Jumat ditetapkan selama 1 (satu)
jam, yaitu pada pukul 12.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB.
4. Waktu istirahat pada hari Sabtu ditetapkan selama 2 (dua) jam, yaitu pada
pukul 12.00 WIB hingga pukul 14.00.
PASAL LIMA PENGERTIAN POSISI KERJA
1. PIHAK KEDUA akan bekerja sebagai Karyawan pada PT. Sukasenang Jaya.
2. PIHAK PERTAMA berhak menempatkan PIHAK KEDUA dalam
melaksanakan tugas dan pekerjaan lain yang oleh PIHAK PERTAMA dianggap
lebih cocok serta sesuai dengan keahlian yang dimiliki PIHAK KEDUA, dengan
syarat masih tetap berada di dalam lingkungan perusahaan PT. Sukasenang Jaya.
PASAL ENAM PENGERTIAN TUGAS
Tugas dan tanggung jawab PIHAK KEDUA adalah sebagai berikut:
1. Mengoperasikan Mesin Cetak
2. Melakukan Pengepakan
PASAL TUJUH PERJANJIAN KONTRAK
1. Setelah berakhirnya jangka waktu tersebut, perjanjian kerja ini dapat
diperpanjang jika PIHAK PERTAMA masih membutuhkan PIHAK
KEDUA dan PIHAK KEDUA juga menyatakan kesediaannya.
2. Jika setelah berakhirnya perjanjian kerja ke-2 ternyata PIHAK
PERTAMA masih membutuhkan PIHAK KEDUA, maka PIHAK
PERTAMA akan mengangkat PIHAK KEDUA sebagai karyawan tetap pada
perusahaan PT Sukasenang Jaya.
3. Jika setelah berakhirnya perjanjian kerja ke-2 ternyata PIHAK KEDUA tidak
diajukan untuk pengangkatan sebagai karyawan tetap oleh PIHAK PERTAMA,
maka perjanjian kerja kontrak akan berakhir bersamaan dengan berakhirnya waktu
perjanjian tersebut.
PASAL DELAPAN UPAH KERJA DAN TUNJANGAN
1. PIHAK PERTAMA harus memberikan gaji pokok kepada PIHAK
KEDUA sebesar Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah) setiap bulan yang harus
dibayarkan PIHAK PERTAMA pada tanggal terakhir setiap bulan setelah
dipotong pajak pendapatan sesuai peraturan perpajakan di Indonesia.
2. Selain gaji pokok, PIHAK KEDUA juga berhak mendapatkan tunjangan-
tunjangan sebagai berikut:
3. Tunjangan Makan sebesar Rp. 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah)
4. Tunjangan Kesehatan sebesar Rp. 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah)
5. Tunjangan Tranportasi sebesar Rp. 200.000,- (dua ratus ribu rupiah)
6. Pembayaran tunjangan-tunjangan tersebut akan disatukan dengan pembayaran
gaji pokok yang akan diterima PIHAK KEDUA pada tanggal terakhir setiap
bulan.
PASAL SEMBILAN LEMBUR
1. PIHAK KEDUA diharuskan masuk kerja lembur jika tersedia pekerjaan yang
harus segera diselesaikan atau bersifat mendesak (urgent).
2. Sebagai imbalan kerja lembur sesuai ayat 1, PIHAK PERTAMA akan
membayar PIHAK KEDUA sebesar Rp. 30.000,- (tiga puluh ribu rupiah) setiap
jam lembur.
3. Pembayaran upah lembur akan disatukan dengan pembayaran gaji yang akan
diterima PIHAK PERTAMA pada tanggal terakhir setiap bulan.
PASAL SEPULUH HAK CUTI
1. Hak cuti timbul setelah PIHAK KEDUA mempunyai masa kerja selama 1
(satu) tahun.
2. Jika telah mempunyai masa kerja seperti ayat 1 tersebut di atas, maka PIHAK
KEDUA akan mendapatkan cuti selama 12 (dua belas) hari setiap tahun, yang
terdiri dari:
3. Cuti pribadi selama 9 (sembilan) hari kerja.
4. Cuti bersama selama 3 (tiga) hari.
5. Sebelum melaksanakan cuti, PIHAK KEDUA telah mengajukan permohonan
terlebih dahulu secara tertulis, selambat-lambatnya 5 (lima) hari dengan mendapat
pengesahan berupa tanda tangan dan izin dari atasan langsung yang bersangkutan.
PASAL SEBELAS TUJANGAN KESEHATAN
PIHAK PERTAMA wajib menanggung biaya pengobatan serta perawatan
jika PIHAK KEDUA sakit atau memerlukan perawatan kesehatannya sesuai
dengan syarat, peraturan, dan ketentuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
PASAL DUA BELAS KETENTUAN DAN SANKSI
1. Selama masa berlakunya ikatan perjanjian kerja ini PIHAK KEDUA tidak
dibenarkan melakukan kerja rangkap di perusahaan lain manapun juga dengan
mengemukakan dalih atau alasan apa pun juga.
2. Pelanggaran yang dilakukan PIHAK KEDUA akan dapat bagi PIHAK
PERTAMA untuk menjatuhkan sangsi sesuai PASAL TIGA ayat 2 perjanjian ini
terhadapnya.
PASAL TIGA BELAS PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
1. Dengan memerhatikan Undang-Undang dan Peraturan Ketena gakerjaan yang
berlaku,PIHAK PERTAMA dapat mengakhiri hubungan kerja dengan PIHAK
KEDUA karena pengingkaran perjanjian ini.
2. Jika terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), maka PIHAK
KEDUA diharuskan mengembalikan barang-barang yang selama itu dipercayakan
padanya, yaitu:
1. Seragam Karyawan
2. Helm Karyawan
3. Sepatu Karyawan
3. PIHAK KEDUA juga diharuskan menyelesaikan hal-hal yang berhubungan
dengan administrasi keuangan, seperti hutang atau pinjaman yang
dilakukan PIHAK KEDUA.
PASAL EMPAT BELAS PENGUNDURAN DIRI
1. Jika PIHAK KEDUA mengundurkan diri secara baik-baik, maka PIHAK
KEDUA berhak menerima uang gaji, tunjangan, dan lembur sesuai dengan jumlah
hari kerja yang telah dijalaninya.
2. Pengunduran diri secara baik-baik diperlihatkan dengan cara-cara sebagai
berikut:
3. PIHAK KEDUA telah mengajukan surat permohonan pengunduran diri sesuai
Pasal 1 ayat 3 perjanjian ini.
4. PIHAK KEDUA tetap melaksanakan tugas dan kewajibannya hingga batas
waktu pengunduran dirinya berlaku.
5. PIHAK KEDUA telah menyerahkan barang-barang yang dipercayakan
kepadanya dan juga telah menyelesaikan administrasi keuangan yang harus
diselesaikannya seperti yang tertulis dalam PASAL TIGA BELAS ayat 2 dan 3
Surat Perjanjian ini.
6. PIHAK PERTAMA dengan kebijakannya dapat meminta PIHAK
KEDUA untuk meninggalkan perusahaan lebih awal dengan pembayaran penuh
selama 30 (hari) hari tersebut.
PASAL LIMA BELAS PERJANJIAN BERAKHIR
Selain seperti yang tertulis dalam PASAL TUJUH ayat 3 perjanjian ini, perjanjian
kerja ini akan berakhir dengan sendirinya jika PIHAK KEDUA meninggal dunia.
PASAL ENAM BELAS PERJANJIAN BATAL
Perjanjian kerja ini batal dengan sendirinya jika karena keadaan atau situasi yang
memaksa, seperti: bencana alam, pemberontakan, perang, huru-hara, kerusuhan,
Peraturan Pemerintah atau apapun yang mengakibatkan perjanjian kerja ini tidak
mungkin lagi untuk diwujudkan.
PASAL TUJUH BELAS PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1. Apabila terjadi perselisihan antara kedua belah pihak, akan diselesaikan secara
musyawarah untuk mencapai mufakat.
2. Apabila dengan cara ayat 1 pasal ini tidak tercapai kata sepakat, maka kedua
belah pihak sepakat untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dilakukan
melalui prosedur hukum, dengan memilih kedudukan hukum di Pengadilan
Negeri Cibinong.
PASAL DELAPAN BELAS PENUTUP
Demikianlah perjanjian ini dibuat, disetujui, dan ditandatangani dalam rangkap
dua, asli dan tembusan bermaterei cukup dan berkekuatan hukum yang sama. Satu
dipegang oleh PIHAK PERTAMA dan lainnya untuk PIHAK KEDUA.
Dibuat di : Cibinong, Bogor
Tanggal : 21 Juni 2012

8. Asas Konsensualisme
SURAT PERJANJIAN SEWA RUMAH KONTRAKAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, selanjutnya disebut pihak Penyewa:
Nama : Mujiono
Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil
No. identitas (KTP/SIM/Pasport)* : 002314578
Alamat : Jl. Contoh Surat Perjanjian No. 214, Cibinong Bogor
Telp/HP yang dapat dihubungi : 0251-1234567
Tujuan sewa kontrakan : Untuk Membuka Usaha
Bersamaan dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Bersedia membayar lunas biaya tersebut di atas paling lambat pada saat
menerima kunci, apabila pemakaian melebihi jangka waktu sewa, maka dikenakan
biaya tambahan dan dibayarkan pada saat pengembalian kunci.
2. Bersedia merawat serta menjaga dengan baik rumah yang saya sewa.
3. Tidak tidak akan menggunakan rumah sebagai tempat usaha, pertemuan pribadi
atau yang tidak diijinkan dalam peraturan kontrakan.
4. Jika terjadi kerusakan rumah kontrakan pada saat masa sewa, maka saya akan
bertanggung jawab penuh atas kerusakan tersebut.
5. Pada saat masa sewa rumah habis, kondisi rumah dan seisinya masih sama pada
posisi awal pemakaian. Dan apabila tidak sesuai maka tanggung jawab
dibebankan kepada penyewa.
6. Apabila pada masa sewa telah habis dan belum mengosongkannya, maka
dikenakan biaya sebesar Rp. 50.000,-(lima puluh ribu) per hari
Demikian surat perjanjian ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

9. Asas Konsensualisme
SURAT PERJANJIAN SEWA – MENYEWA RUMAH UNTUK USAHA
Pada hari ini, Kamis 21 November 2013, telah diadakan perjanjian sewa –
menyewa antara kedua belah pihak sebagai berikut:
Nama : Mujiono
Alamat : Jl. Contoh Surat Perjanjian No. 214, Cibinong Bogor
Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil
No.KTP : 002718947
Selanjutnya dalam perjanjian ini dapat disebut Pihak Pertama.
Nama : Sulamun
Alamat : Jl. Contoh Surat Resmi No. 99, Cibinong Bogor
Pekerjaan : Wiraswasta
No.KTP : 714209721
Selanjutnya dalam perjanjian ini dapat disebut Pihak Kedua.
Atas sebuah obyek RUMAH yang terletak di Jl. Surat Kuasa No. 339, Cibinong
Bogor yang selanjutnya disebut sebagai obyek sewa dengan kondisi sebagai
berikut :
• Pihak pertama meminjamkan obyek sewa untuk dijadikan tempat usaha kepada
pihak kedua selama 2 (dua) tahun terhitung sejak tanggal 21 November 2013 s/d
21 November 2015.
• Pihak pertama akan menerima uang sewa sebesar Rp. 15.000.000,-(lima belas
juta rupiah) per-tahun yang dibayarkan di muka untuk 1 (satu) tahun oleh pihak
kedua.
• Kemudian, pihak kedua akan menempati sementara obyek tersebut selama 1
(satu) tahun.
• Pihak kedua akan membayar iuran lingkungan dan mematuhi peraturan
lingkungan sesuai dengan ketetapan yang berlaku di lingkungan.
• Pihak kedua tidak diperkenankan merubah bentuk bangunan rumah tanpa ijin
tertulis dari pihak pertama.
• Pihak kedua tidak diperkenankan untuk menjadikan obyek sewa sebagai
perkumpulan organisasi ataupun menjadikan obyek sewa sebagai sarana
peribadatan.
• Pihak kedua akan membayar tagihan listrik dari PLN dan akan membayar
seluruh tagihan sampai bulan terakhir masa sewa.
• Bukti pembayaran tagihan harus diserahkan pihak kedua kepada pihak pertama
selambat-lambatnya 30 hari sejak tanggal jatuh tempo pembayaran bulan tersebut.
• Pihak kedua tidak berhak menyerahkan hak untuk menempati obyek sewa
kepada pihak lain kecuali atas persetujuan pihak pertama.
• Apabila pihak kedua lalai dalam pembayaran tagihan selama 3 (tiga) bulan
berturut-turut atau menyerahkan hak untuk menempati obyek sewa pada pihak
lain maka pihak pertama akan menarik hak penggunaan rumah sewa dari pihak
kedua tanpa kompensasi apapun.
• Apabila dalam kondisi terpaksa pihak pertama harus membatalkan perjanjian ini
secara sepihak maka pihak kedua berhak untuk memperoleh penggantian uang
sewa sebesar Rp. 2.000.000,-(dua juta rupiah) untuk setiap bulan yang belum
digunakan.
• Begitu pula jika pihak kedua masih menempati obyek sewa setelah masa
perjanjian berakhir maka pihak pertama berhak untuk memperoleh penggantian
uang sewa sebesar Rp. 2.000.000,-(dua juta rupiah) setiap bulannya ditambah
deposit biaya listrik yang dihitung rata-rata selama 12 bulan terakhir.
• Pihak kedua harus memberikan pernyataan tertulis ketika akan mengosongkan
obyek sewa setidaknya 30 hari sebelum rencana pengosongan obyek sewa.
• Surat perjanjian ini dibuat dua rangkap. Pihak pertama dan pihak kedua masing-
masing memiliki surat perjanjian yang telah ditanda tangani bersama diatas
materai.
Demikian surat perjanjian ini dibuat, agar dapat dipatuhi dan digunakan
sebagaimana mestinya.

Saksi
Mulyono, Gunawan

10. Asas Pacta Sunt Servanda


Perjanjian Hudaibiyah adalah perjanjian antara kaum Muslimin Madinah dengan
kaum musyrikin Mekah. Perjanjian yang ditandatangani di lembah Hudaibiyah,
pinggiran Mekah, ini terjadi pada tahun ke-6 setelah Rasulullah hijrah dari Mekah
ke Madinah. Pada saat itu rombongan kaum Muslimin yang dipimpin langsung
oleh Nabi Muhammad SAW hendak melakukan ibadah haji. Namun mereka
dihalang- halangi masuk ke Mekah oleh kaum musyrik Quraisy warga Mekah.
Rasulullah pun mengajak mereka bernegosiasi sampai akhirnya kedua belah pihak
sepakat untuk mengadakan perjanjian damai.
Inti isi Perjanjian Hudaibiyah adalah sebagai berikut:
1.Gencatan senjata antara Mekah dengan Madinah selama 10 tahun.
2.Warga Mekah yang menyeberang ke Madinah tanpa izin walinya harus
dikembalikan ke Mekah.
3.Warga Madinah yang menyeberang ke Mekah tidak boleh kembali ke Madinah.
4.Warga selain Mekah dan Madinah, dibebaskan memilih untuk berpihak ke
Mekah atau Madinah.
5.Pada saat itu, Nabi Muhammad SAW dan pengikutnya harus meninggalkan
Mekah, namun diperbolehkan kembali lagi ke Mekah setahun setelah perjanjian
itu, dan akan dipersilahkan tinggal selama 3 hari dengan syarat hanya membawa
pedang dalam sarungnya (maksudnya membawa pedang hanya untuk berjaga-
jaga, bukan digunakan untuk menyerang). Dalam masa 3 hari itu kaum Quraisy
(Mekah) akan menyingkir keluar dari Mekah.

You might also like