Professional Documents
Culture Documents
Beranda ▼
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan nikmat, rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini,
namun hal ini tidak lepas dari bimbingan Bapak dan Ibu Dosen. Melalui makalah ini kami
menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak dan Ibu Dosen yang telah mencurahkan dan
membimbing kami dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari dengan sepenuh hati bahwa karya tulis ini jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, saran dan berbagai kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan guna untuk
menyempurnakan makalah kami.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................
KATA PENGANTAR...............................................................................................1
DAFTAR ISI..........................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................3
A. Latar Belakang...............................................................................................3
B. Rumusan Masalah..........................................................................................4
C. Tujuan ...........................................................................................................4
D. Sistematika....................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................5
A. Pengertian Alat Pelindung Diri (APD)............................................................5
B. Jenis Bahaya dan Kecelakaan Dalam Laboratorium.....................................10
C. Sumber-sumber Bahaya Dalam Laboratorium.............................................11
D. Penanganan Kecelakaan Kerja di Laboratorium Kimia (P3K)……………………14
E. Biological Safety Cabinetry..........................................................................16
BAB III PENUTUP................................................................................................18
A. Kesimpulan ...................................................................................................18
B. Saran..............................................................................................................18
C. Lampiran........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................20
BAB 1
PENDAHULUAN
Laboratorium kimia?
Masalah dan kecelakaan apa saja yang terjadi dalam laboratorium kimia saat praktikum?
Bagaimana upaya atau tindakan P3K untuk kecelakaan yang terjadi dalam praktikum di
laboratorium kimia?
C. Tujuan
Tujuan Khusus : Untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
semester I tahun 2014/2015.
Tujuan Umum :
a. Penulis ingin memperkenalkan apa itu APD dan bagaimana pentingnya.
b. Sebagai wawasan tambahan informasi serta memperbanyak ilmu pengetahuan
khususnya untuk Teori K3.
c. Untuk lebih memperdalam ilmu dalam Analis Kesehatan.
D. Sistematika
Penulis membuat sistematika laporan sebagai berikut :
Pada bab pertama adalah pendahuluan. Dalam bab ini diuraikan tenteng latar belakang, rumusan
manfaatnya.
Pada bab tiga penulis mengambil kesimpulan dan saran-saran yang mana merupakan akhir
BAB II
PEMBAHASAN
mengenai perencanaan dan pembuatan tempat kerja, pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan
dan gizi serta penyelenggaraan makanan ditempat kerja
Permenakertrans No.Per.03/Men/1986 Pasal 2 ayat (2) menyebutkan tenaga kerja yang
mengelola Pestisida harus memakai alat-alat pelindung diri yg berupa pakaian kerja, sepatu lars
tinggi, sarung tangan, kacamata pelindung atau pelindung muka dan pelindung pernafasan.
Proteksi mata dan wajah merupakan persyaratan yang mutlak yang harus dikenakan oleh
pemakai dikala bekerja dengan bahan kimia. Hal ini dimaksud untuk melindungi mata dan wajah
dari kecelakaan sebagai akibat dari tumpahan bahan kimia, uap kimia, dan radiasi. Secara umum
perlindungan mata terdiri dari Kacamata pelindung, Goggle,Pelindung wajah, Pelindung mata
special (goggle yang menyatu dengan masker khusus untuk melindungi mata dan wajah dari
radiasi dan bahaya laser).
Perlindungan Badan
Baju yang dikenakan selama bekerja di laboratorium, merupakan suatu perlengkapan yang
wajib dikenakan sebelum memasuki laboratorium. Jas laboratorium dikenal oleh masyarakat
pengguna bahan kimia ini terbuat dari katun dan bahan sintetik. Hal yang perlu diperhatikan ketika
menggunakan jas laboratorium yaitu kancing jas laboratorium tidak boleh dikenakan dalam
kondisi tidak terpasang dan ukuran dari jas laboratorium pas dengan ukuran badan pemakainya.
Jas laboratorium merupakan pelindung badan dari tumpahan bahan kimia dan api sebelum
mengenai kulit pemakainya. Jika jas laboratorium terkontaminasi oleh tumpahan bahan kimia,
lepaslah jas secepatnya. Selain jas laboratorium, perlindungan badan lainnya adalah Apron dan
Jumpsuits. Apron digunakan untuk memproteksi diri dari cairan yang bersifat korosif dan
mengiritasi, yang berbentuk seperti celemek terbuat dari karet atau plastik.Untuk apron yang
terbuat dari plastik, bahwa tidak dikenakan pada area larutan yang mudah terbakar dan bahan-
bahan kimia yang dapat terbakar yang dipicu oleh elektrik statis, karena apron jenis ini dapat
mengakumulasi loncatan listrik statis. Jumpsuits atau dikenal dengan sebutan baju parasut ini
direkomendasikan untuk dipakai pada kondisi beresiko tinggi Bahan dari peralatan perlindungan
badan ini haruslah mampu memberi perlindungan kepada pekerja laboratorium dari percikan
bahan kimia, panas, dingin, uap lembab, dan radiasi.
Perlindungan Tangan
Kontak pada kulit tangan merupakan permasalahan yang sangat penting apabila terpapar
bahan kimia yang korosif dan beracun. Sarung tangan menjadi solusi tidak hanya melindungi
tangan terhadap karakteristik bahaya bahan kimia tersebut, sarung tangan juga dapat memberi
perlindungan dari peralatan gelas yang pecan atau rusak, permukaan benda yang kasar atau
tajam, dan material yang panas atau dingin. Sarung tangan harus secara periodik diganti
berdasarkan frekuensi pemakaian dan permeabilitas bahan kimia yang ditangani. Jenis sarung
tangan yang sering dipakai di laboratorium, diantaranya, terbuat dari bahan karet, kulit dan
pengisolasi (asbestos) untuk temperatur tinggi. Jenis karet yang digunakan pada sarung tangan,
diantaranya adalah karet butil atau alam, neoprene, nitril, dan PVC (Polivinil klorida). Semua jenis
sarung tangan tersebut dipilih berdasarkan bahan kimia yang akan ditangani.
APD tangan dikenal dengan Safety Glove dengan berbagai jenis penggunaanya. Berikut ini
adalah jenis-jenis sarung tangan dengan penggunaan yang tidak terbatas hanya untuk melindungi
dari bahan kimia. Jenis-Jenis Safety Glove antara lain : Sarung Tangan Metak Mesh, Sarung metal
mesh tahan terhadap ujung yang lancip dan menjaga terpotong, Sarung tangan Kulit, Sarung
tangan yang terbuat dari kulit ini akan Melindungi tangan dari permukaan kasar, Sarung tangan
Vinyl dan neoprene Melindungi tangan terhadap bahan kimia beracun, Sarung tangan Padded
Cloth Melindungi tangan dari ujung yang tajam, pecahan gelas, kotoran dan Vibrasi, Sarung tangan
Heat resistant Mencegah terkena panas dan api, Sarung tangan karet Melindungi saat bekerja
disekitar arus listrik karena karet merupakan isolator (bukan penghantar listrik), Sarung tangan
Latex disposable Melindungi tangan dari Germ dan bakteri, sarung tangan ini hanya untuk sekali
pakai,Sarung tangan lead lined Digunakan untuk melindungi tangan dari sumber radiasi.
Respirator
Ø Penutup muka yang buruk
Ø Sumbatan kerusakan/cacat pada filter
Ø Pemeliharaan yang tidak baik
Ø Tali pengikat longgar/lepas
Ø Tidak nyaman
Ø Psikologis dan kecemasan
Ø Meningkatkan beban kerja pada jantung dan hati
Ø Menghirup kembali udara yang dihembuskan
Ø Kesulitan komunikasi
Keracunan sebagai akibat penyerapan bahan-bahan kimia beracun atau toksik, seperti
ammonia, karbon monoksida, benzene, kloroform, dan sebagainya. Keracunan dapat berakibat
fatal ataupun gangguan kesehatan. Yang terakhir adalah yang lebih sering terjadi baik yang dapat
diketahui dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Pengaruh jangka panjang seperti pada
penyakit hati, kanker, dan asbestois, adalah akibat akumulasi penyerapan bahan kimia toksik
dalam jumlah kecil tetapi terus-menerus.
Iritasi
Iritasi sebagai akibat kontak bahan kimia korosif seperti asam sulfat, asamklorida, natrium
hidroksida, gas klor, dan sebagainya. Iritasi dapat berupa luka atau peradangan pada kulit, saluran
pernapasan dan mata.
Kebakaran dan Luka Bakar
Kebakaran dan luka bakar sebagai akibat kurang hati-hati dalam menangani pelarut-pelarut
organik yang mudah terbakar seperti eter, aseton, alcohol, dan sebagainya. Hal yang sama dapat
diakibatkan oleh peledakan bahan-bahan reaktif seperti peroksida dan perklorat.
Luka Kulit
Luka kulit sebagai akibat bekerja dengan gelas atau kaca. Luka sering terjadi pada tangan atau
mata karena pecahan kaca.
Bahaya lainnya
Seperti sengatan listrik, keterpaan pada radiasi sinar tertentu dan pencemaran lingkungan. Jadi
jelas bahwa laboratorium kimia mengandung banyak potensi bahaya, tetapi potensi bahaya
apapun sebenarnya dapat atau karena kecerobohan.
. Sumber – sumber Bahaya dalam Laboratorium
Secara garis besar, sumber-sumber bahaya dalam laboratorium dapat dikelompokkan menjadi
tiga, yakni :
Bahan-bahan kimia yang berbahaya yang perlu kita kenal jenis, sifat, cara penanganan, dan cara
penyimpanannya. Contohnya: bahan kimia beracun, mudah terbakar, eksplosif, karsinogenik, dan
sebagainya.
Teknik percobaan yang meliputi pencampuran bahan distilasi, ekstraksi, reaksi kimia, dan
sebagainya.
Sarana laboratorium yakni gas, listrik, air, dan sebagainya.
Ketiga sumber tersebut diatas saling berkaitan, tetapi praktis potensi bahaya terletak pada
keunikan sifat bahan kimia yang digunakan. Masing-masing sumber beserta keterkaitannya perlu
dipahami lebih detail agar dapat memperkirakan setiap kemungkinan bahaya yang mungkin terjadi
sehingga mampu mencegah atau menghindarinya. Selain itu, perlu pula dipahami tentang alat
pelindung diri serta cara penanggulangannya bila terjadi kecelakaan.
Logam
1. yang nempel segera diambil
Kulit
2. dicuci dengan air mengalir kira-kira selama 15-20 menit
Netralkan
3. dengan larutan 1% asam asetat
Dikeringkan
4. dan olesi dengan salep levertran atau luka ditutup dengan kapas steril atau kapas
yang telah dibasahi asam pikrat
Terkena bromin
Segera
1. dicuci dengan larutan amonia encer
Luka
2. tersebut ditutup dengan pasta Na2CO3.
Terkena phospor
Kulit
1. yang terkena segera dicuci dengan air sebanyak-banyaknya
Kemudian
2. cuci dengan larutan 3% CuSO4.
Diolesi
1. dengan salep minyak ikan atau levertran
Mencelupkan
2. ke dalam air es secepat mungkin atau dikompres sampai rasa nyeri agak
berkurang.
Luka pada mata
Terkena percikan larutan asam
Jika terkena percikan asam encer,
Mata dapat dicuci dengan air bersih kira-kira 15 menit terus-menerus
Keracunan
Keracunan zat melalui pernafasan
Akibat zat kimia karena menghirup Cl2, HCl, SO2, NO2, formaldehid, ammonia.
Menghindarkan korban dari lingkungan zat tersebut, kemudian pindahkan korban ke tempat yang
berudara segar.
Jika korban tidak bernafas, segera berikan pernafasan buatan dengan cara menekan bagian dada
Engineering/Water/Gas/Electrical
Dan hal yang tidak kalah penting dalam menangani kecelakaan di lab adalah mengetahui cara
penggunaan perlengkapan yang digunakan untuk perlindungan diri dan alat-alat laboratorium
dalam kasus darurat dan peristiwa yang tidak biasa. Setiap orang yang bekerja di lab harus
mengetahui bagaimana menggunakan semua perlengkapan keselamatan kerja di lab.
Berikut beberapa peralatan darurat yang diperlukan pada saat kecelakaan dengan
mengutamakan kecepatan yaitu :
Alarm Kebakaran (fire alarm)
Kotak yang berisi obat-obatan dan perlengkapan pertolongan pertama seperti : Kain kasa, kapas,
plester, gunting, betadine, alkohol.
Fire extinguisher digunakan untuk memadamkan api jika terjadi kebakaran. Fire extinguisher ini
ada 4 macam berdasarkan zat yang ada di dalamnya dimana penggunaannya didasarkan pada
material penyebab kebakaran.
Pancuran Keselamatan (shower)
Shower digunakan untuk mandi jika badan terkena tumpahan zat berbahaya.
Pencuci mata (eye wash)
Pintu darurat digunakan untuk evakuasi cepat dan aman menuju tempat aman atau ke luar
laboratorium jika terjadi kebakaran atau kecelakaan lainnya.
Selimut Kebakaran
Selimut kebakaran merupakan selimut yang terbuat dari bahan yang tahan terhadap api. Selimut
ini digunakan apabila kita terjebak dalam kebakaran.
Bagaimana pun canggih dan hebatnya cara pertolongan pertama pada kecelakaan di
laboratorium, tetap saja pencegahannya lebih baik. Pencegahan kecelakaan harus dilakukan
sedini mungkin karena lebih mudah dan murah dibandingkan dengan perbaikan dan penggantian
akibat kecelakaan yang sudah terjadi apalagi kerugian akibat kebakaran dan kematian.
Pada dasarnya ada tiga prinsip untuk membuat suatu laboratorium bebas dan aman dari
kecelakaan (accident free operation), yaitu:
Semua kecelakaan sekecil apapun yang mungkin terjadi, harus dapat dicegah sedini mungkin.
Lingkungan kerja termasuk bangunan, alat, sistem, dan sarana laboratorium harus diatur
sedemikian rupa sehingga tidak akan menimbulkan bahaya kecelakaan.
Setiap personal yang bekerja di laboratorium harus dilatih agar membiasakan diri bekerja secara
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya dapat dibuat kesimpulan sebabai berikut.
Keamanan kerja di Laboratorium Kesehatan bertujuan agar petugas, masyarakat dan lingkungan
laboratorium kesehatan saat bekerja selalu dalam keadaan sehat, nyaman, aman, selamat, dan
produktif. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, perlu kemauan, kemampuan dan kerjasama yang
baik dari semua pihak. Penanggung jawab laboratorium, stake holder laboratorium yang lain
seperti pemilik, karyawan yang bekerja didalamnya dan bahkan pelanggan harus mempunyai sikap
yang sama dalam pelaksanaan keamanan kerja di laboratorium kesehatan. Untuk menjamin
keselamatan diri di laboratorium, salah satu persyaratan adalah pada pemakaian alat pelindung
diri berupa sarung tangan, jas laboratorium dan masker. Selain itu aspek prilaku petugas sendiri
terhadap disiplin pemakaian alat pelindung diri (APD) dan higiene petugas sehabis penanganan
sampel berupa pencucian tangan tidak boleh diabaikan.
B. Saran
Petugas Kesehatan dan non kesehatan sebaiknya disiplin terhadap pemakaian alat pelindung diri
(APD) dan higiene petugas sehabis penanganan sampel berupa pencucian tangan tidak boleh
diabaikan.
Dalam penanganan spesimen perlu diperhatikan cara pemeliharaan/mempertahankan kualitas
kerja (perfomance) pada setiap taraf/langkah dalam keseluruhan rantai prosesnya, agar nantinya
tidak terjadinya kecelakaan kerja.
Penyuluhan tentang APD kepada semua masyarakat agar dapat mengurangi angka kecelakaan
pada saat bekerja dan Penggunaan APD sebaiknya sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja.
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
http://hernichemistry.wordpress.com/2013/04/03/tindakan-p3k-dalam-kecelakaan-labor/
http://liayuliasitirohmah.blogspot.com/2012/12/alat-pelindung-diri-apd-di-laboratorium.html
Berbagi
Posting Komentar
Beranda ›
Lihat versi web
Mengenai Saya
Wiwit Roaeni
Ikuti 0